Turnamen Esports Terpopuler Bulan Juni 2021

Daftar turnamen esports pada Juni 2021 terdiri dari kompetisi untuk berbagai game, mulai dari kompetisi mobile game untuk regional sampai kompetisi game PC di tingkat global. Tren ini sama seperti pada Mei 2021. Ketika itu, daftar turnamen esports terpopuler juga berisi kompetisi dari beragam game. Selain kompetisi esports, bulan lalu juga diramaikan oleh E3 2021. Beberapa event dalam E3 2021 — seperti Nintendo Direct 2021 dan Xbox & Bethesda Games Showcase 2021 — berhasil menarik perhatian banyak penonton.

Berikut daftar turnamen esports paling populer pada Juni 2021, menurut data dari Esports Charts.

5. Twitch Rivals x Call of Duty World Series of Warzone NA #1

Berbeda dengan kebanyakan turnamen esports, Twitch Rivals hanya mempertemukan para streamers. Kali ini, Twitch menggelar kompetisi Call of Duty untuk kawasan Amerika Utara. Twitch Rivals x Call of Duty World Series of Warzone NA #1 digelar pada 23-24 Juni 2021, dengan total hadiah sebesar US$300 ribu. Turnamen tersebut disiarkan selama 6 jam dan mendapatkan jumlah penonton rata-rata sebanyak 349 ribu. Secara keseluruhan, hours watched dari turnamen tersebut mencapai 1,9 juta jam. Sementara jumlah peak viewers dari Twitch Rivals kali ini mencapai 441 ribu orang.

Data penonton dari turnamen Twitch Rivals. | Sumber: Esports Charts

Karena digelar oleh Twitch, turnamen Twitch Rivals hanya disiarkan di platform tersebut. Secara total, ada 89 channels yang menyiarkan kompetisi tersebut dengan total views mencapai 2,5 juta views dan total follows mencapai 103,7 ribu follows. Turnamen Twitch Rivals disiarkan dalam lebih dari enam bahasa, termasuk Inggris, Prancis, Italia, Spanyol, Jerman, dan Rusia. Siaran berbahasa Inggris menjadi siaran yang paling populer, dengan total view mencapai 407,6 ribu views. Sementara bahasa terpopuler kedua adalah Prancis dengan 16 ribu views, diikuti oleh Italia, dengan 11 ribu views.

4. Arena of Valor World Cup 2021

Arena of Valor World Cup menjadi turnamen esports terpopuler ke-4 pada Juni 2021, dengan jumlah peak viewers sebanyak 550 ribu orang. Pertandingan yang berhasil menarik perhatian paling banyak penonton adalah babak yang mempertemukan MAD Team asal Taiwan dengan Team Flash asal Filipina. Kedua tim tersebut bertemu pada hari ketiga dari Arena of Valor World Cup.

Turnamen Arena of Valor World Cup disiarkan selama 118 jam dan berhasil mendapatkan 17,3 juta hours watched dengan jumlah penonton rata-rata sebanyak 147 ribu orang. Team Flash dari Filipina merupakan tim yang paling populer. Total hours watched dari tim esports tersebut mencapai 2,29 juta jam dengan jumlah penonton rata-rata sebanyak 247,1 ribu orang. Tim terpopuler kedua adalah Buriram United Esports dari Thailand. Tim itu memiliki jumlah penonton rata-rata sebanyak 191,3 ribu orang dan total hours watched sebanyak 3,48 juta jam.

Tim dan pertandingan terpopuler di Arena of Valor World Cup. | Sumber: Esports Charts

Di YouTube, siaran Arena of Valor World Cup berhasil mendapatkan 64,1 juta views dan 405 ribu likes. Siaran dari turnamen tersebut disiarkan dalam enam bahasa, yaitu bahasa Inggris, Indonesia, Spanyol, Mandarin, Thailand, dan Vietnam. Dari keenam bahasa tersebut, siaran dengan bahasa Vietnam menjadi yang paling populer, dengan peak viewers mencapai 412,8 ribu orang. Bahasa paling populer kedua adalah Thailand — dengan 149,5 ribu peak viewers — diikuti dengan Mandarin, dengan 52,3 ribu peak viewers.

3. WePlay AniMajor

Dengan jumlah peak viewers mencapai 645 ribu orang, WePlay AniMajor duduk di peringkat tiga dalam daftar turnamen esports paling populer pada Juni 2021. AniMajor juga merupakan turnamen Major Dota 2 terakhir sebelum The International. Dan turnamen tersebut berhasil menjadi turnamen non-TI terpopuler, dengan jumlah hours watched sebanyak 37,3 juta jam. Lama siaran dari WePlay AniMajor adalah 127 jam dan jumlah penonton rata-rata dari kompetisi itu mencapai 272,8 ribu orang.

Tim dan pertandingan yang populer di WePlay AniMajor. | Sumber: Esports Charts

Babak semifinal antara Evil Geniuses dan T1 menjadi pertandingan dengan jumlah penonton terbanyak. Sementara pertandingan terpopuler kedua adalah pertandingan yang mempertemukan EG dengan TNC Predator pada hari ke-3  dari babak playoff. Pertandingan final antara EG dengan PSG.LGD justru hanya menjadi pertandingan terpopuler ke-5, dengan jumlah peak viewers mencapai 445,8 ribu orang.

Di WePlay AniMajor, tim yang mendapatkan penonton paling banyak adalah Virtus.Pro, dengan jumlah penonton rata-rata sebanyak 318,06 ribu orang. Sementara tim terpopuler kedua adalah Alliance — yang mendapatkan jumlah penonton rata-rata sebanyak 309,62 ribu orang — diikuti oleh T1, dengan jumlah penonton rata-rata sebanyak 293,56 ribu orang.

2. LCK Summer 2021

Turnamen dari League of Legends kembali masuk dalam daftar turnamen esports terpopuler pada Juni 2021. Pada Mei 2021, League of Legends Champions Korea (LCK) Spring 2021 menjadi turnamen esports terpopuler ke-3. Pada Juni 2021, LCK Summer 2021 duduk di peringkat dua. Menawarkan total hadiah sebesar US$336 ribu, LCK Summer 2021 dimulai pada 9 Juni dan akan berakhir pada 15 Agustus 2021.

Saat ini, jumlah peak viewers dari LCK Summer 2021 mencapai 720 ribu orang. Pertandingan terpopuler dari LCK Summer 2021 adalah pertandingan yang mempertemukan T1 dengan Damwon KIA. Tidak aneh jika pertandingan tersebut menarik banyak penonton, mengingat T1 dan Damwon KIA merupakan dua tim terpopuler di LCK Summer 2021. Dengan jumlah penonton rata-rata sebanyak 298,87 ribu orang, T1 menjadi tim terpopuler di liga LOL Korea. Sementara Damwon KIA menjadi tim terpopuler kedua, dengan jumlah penonton rata-rata sebanyak 237,71 ribu orang.

Data penonton dari LCK Summer 2021 di Twitch dan YouTube. } Sumber: Esports Charts

Sejauh ini, total air time dari LCK mencapai 154 jam, dengan jumlah hours watched sebanyak 28,5 juta jam dan jumlah penonton rata-rata sebanyak 185,4 ribu orang. Di YoutTube, siaran LCK Summer 2021 mendapatkan 7,7 juta views dengan 75,7 ribu likes. Siaran dalam bahasa Korea menjadi siaran yang paling populer, dengan jumlah peak viewers sebanyak 405,4 ribu orang, diikuti dengan siaran dalam bahasa Inggris dan Vietnam.

1. MLBB Southeast Asia Cup 2021

Gelar turnamen esports terpopuler pada Juni 2021 jatuh pada kompetisi Mobile Legends: Bang Bang. Dengan jumlah peak viewers mencapai 2,3 juta orang, MLBB Southeast Asia Cup 2021 berhasil menjadi turnamen esports terpopuler pada Juni 2021. Grand final menjadi babak yang paling populer. Dalam pertandingan tersebut, EVOS Esports bertemu dengan tim Execration dari Filipina. Tampaknya, pertandingan antara kedua tim itu memang selalu menarik perhatian. massa. Pasalnya, pertandingan terpopuler kedua juga merupakan pertandingan antara EVOS dan Execration, yaitu ketika mereka bertemu di babak playoff pada hari pertama. Pada pertandingan itu, jumlah peak viewers mencapai 1,9 juta orang.

Pertandingan dan tim terpopuler di MLBB Southeast Asia Cup. | Sumber: Esports Charts

Dari segi jumlah penonton rata-rata, EVOS unggul dari Execration dengan jumlah penonton rata-rata sebanyak 986,3 ribu orang. Namun, dari segi hours watched, Execration justru lebih unggul, dengan jumlah hours watched sebanyak 14,32 juta jam. Moonton menyiarkan Southeast Asia Cup 2021 di empat platform streaming, yaitu YouTube, Facebook, TikTok, dan NimoTV. YouTube menjadi platform paling populer, dengan jumlah peak viewers mencapai 1,2 juta orang. Namun, Facebook dan NimoTV juga berhasil menarik banyak penonton. Jumlah peak viewers di Facebook mencapai 710 ribu orang dan NimoTV 699 ribu orang.

*Disclosure: Esports Charts adalah Partner dari Hybrid.co.id.

Pro dan Kontra Twitch: Membantu Penyandang Disabilitas vs Konten Seronok

Sama seperti internet — dan semua inovasi baru — platform streaming game seperti Twitch punya dampak positif dan negatif pada masyarakat. Dalam artikel ini, dampak positif yang akan saya bahas secara spesifik adalah bagaimana Twitch membantu penyandang disabilitas untuk bisa mandiri secara finansial dan menemukan komunitas. Sementara itu, dampak negatif yang akan saya bahas adalah bagaimana Twitch justru mendukung tren kontroversial, yaitu hot tub meta.

Pro: Membantu Penyandang Disabilitas

Travis Arthofer adalah seorang veteran Amerika Serikat yang kesulitan untuk bergerak karena tulang punggungnya cedera akibat kecelakaan. Selain itu, dia juga terus merasakan rasa sakit pada bagian kanan dari tubuhnya. Dua hal ini membuatnya merasa kehilangan tujuan hidup. Untungnya, dia menemukan hobi baru: menyiarkan pertandingan FIFA kompetitif di Twitch. Dalam seminggu, pria berumur 52 tahun itu bisa melakukan siaran hingga 5 kali. Arthofer mengaku, hobi barunya ini membantunya untuk kembali menemukan tujuan hidup dan menjadi bagian dari komunitas. Sekarang, sebagai streamer dengan disabilitas, dia ingin bisa membantu penyandang disabilitas lain yang tertarik untuk masuk ke dunia esports.

“Sejujurnya, saya mungkin tidak akan ada di sini jika saya tidak menemukan hobi streaming ini,” kata Arthofer pada Goal. “Ketika para penonton menanti siaran saya, hal itu sangat berarti untuk saya. Dan bagi saya, satu-satunya alasan mengapa saya ingin sukses sebagai streamer adalah karena saya ingin bisa membantu komunitas. Pada akhirnya, tujuan saya adalah untuk menyediakan bantuan pada para veteran, khususnya veteran dengan disabilitas. Karena, orang-orang dengan disabilitas, pikiran mereka mash baik-baik saja. Hanya saja, mereka jadi punya beberapa keterbatasan. Dan mereka harus beradaptasi dengan hal itu.”

Travis Arthofer menjadi streamer dari FIFA. | Sumber: Goal

Arthofer bukan satu-satunya penyandang disabilitas yang menjadi streamer di Twitch. Contoh streamer dengan disabilitas lainnya adalah Carlos “Obsrattlehead” Vasquez. Walau dia adalah seorang tuna netra, dia tetap bisa bermain fighting game dengan apik. Dia mengaku, pada awalnya, dia membuat siaran di Twitch hanya untuk menunjukkan kemampuannya dalam bermain fighting game. Namun, lama-kelamaan, channel-nya berubah menjadi tempat berkumpul bagi fans fighting game, baik yang memiliki disabilitas maupun tidak. Menariknya, para penonton Obsrattlehead akhirnya saling berinteraksi dan belajar dari satu sama lain.

“Sekarang, saya melakukan siaran dengan tujuan untuk memberikan wadah bagi gamers tanpa disabilitas untuk mengenal komunitas disabilitas lebih dalam,” kata Vasquez pada Wired. “Walau kecil, komunitas kami sangat akrab. Dan mereka akan memastikan orang-orang yang menonton siaran saya akan menjadi lebih paham akan pentingnya fitur aksesibilitas.”

Setelah menjadi advokat bagi komunitas gamers dengan disabilitas, Vasquez mendapatkan kesempatan untuk tampil di berbagai event global, termasuk EVO pada 2013 dan Combo Breaker pada 2019. Di Combo Breaker, dia bahkan punya kesempatan untuk berkenalan dengan para developer dari NetherRealm Studio, kreator di balik game Mortal Kombat dan Injustice. Kemudian, Vasquez membantu NetherRealm untuk mengembangkan fitur-fitur aksesibilitas di game-game mereka, seperti suara yang menjadi tanda ketika pemain berada di dekat dengan objek interaktif. Pada awalnya, fitur tersebut hanya ada di game Injustice pertama. Namun, sekarang, fitur tersebut telah ditanamkan di semua game bautan NetherRealm.

Tak hanya menemukan komunitas, Twitch juga bisa membantu para penyandang disabilitas untuk mendapatkan uang dan menjadi mandiri secara finansial. Ialah Mackenzie alias Mackenseize, seorang streamer perempuan yang mengidap epilepsi. Ketika dia berumur 22 tahun, dia mengalami kejang parah yang memaksanya untuk bolos dari dua tempatnya bekerja. Karena dia tinggal sendiri, dia juga tidak sempat menghubungi restoran dan gym tempatnya bekerja. Dan walau kedua perusahaan tahu bahwa Mackenzie punya epilepsi, mereka tetap memecatnya. Tak hanya itu, reputasi Mackenzie pun tercoreng karena dia pernah mangkir kerja tanpa kabar. Hal ini membuatnya semakin kesulitan untuk mencari pekerjaan.

Di tengah kesulitan untuk mencari pekerjaan, Mackenzie mulai menonton siaran di Twitch. Dia tahu, para streamers di Twitch bisa menghasilkan uang. Dia pun lalu mencoba untuk membuat channel di Twitch dan melakukan siaran. Karena dia memang ingin menjadikan streamer sebagai karir, dia langsung memasang tombol donasi sejak awal. Dia mengaku, pada awalnya, dia bingung akan apa yang harus dia lakukan. Dari menonton streamers lain, dia belajar bahwa para streamers biasanya mengobrol tentang strategi atau tips dan trik dari game yang mereka mainkan. Selain itu, mereka juga terkadang membahas tentang kehidupan sehari-hari mereka.

Mackenzie pada 2015. | Sumber: Twitter

Mackenzie serius membangun karirnya sebagai streamers. Di awal karirnya, dia melakukan siaran selama 60 jam setiap minggu, menurut laporan The Guardian. Dia mengaku, dia pernah melakukan siaran sejak jam 11 pagi sampai 11 malam. Kerja kerasnya berbuah manis. Enam bulan setelah dia memulai karirnya sebagai streamer, dia mendapatkan tawaran untuk bekerja sama dengan Twitch. Hal ini memungkinkan Mackenzie untuk menambahkan fitur berlangganan di channel-nya.

Dalam waktu satu tahun, jumlah penonton dari siaran Mackenzie mencapai 350 orang. Dan sekarang, jumlah followers-nya telah mencapai 36,5 ribu orang. Dia bercerita, pemasukan yang dia dapatkan di awal karirnya tidak menentu. Terkadang, dia bisa mendapatkan pemasukan yang cukup besar, tapi lain kali, donasi yang dia dapat kecil. Meskipun begitu, uang yang dia dapatkan dari pekerjaannya sebagai streamer tetap lebih besar dari gajinya ketika dia bekerja di dua perusahaan dengan upah minimum.

Kontra: Konten Kontroversial

Sejatinya, Twitch dikenal sebagai platform streaming game. Namun, beberapa tahun belakangan, mereka mulai melebarkan sayap dan membuat kategori selain game, mulai dari Just Chatting sampai olahraga tradisional. Faktanya, kategori Just Chatting — yang biasanya hanya menampilkan streamer mengobrol dengan para penonton — merupakan salah satu kategori paling populer di Twitch.

Beberapa bulan lalu, muncul tren baru di Twitch, yaitu hot tub meta. Yang dimaksud dengan hot tub meta adalah ketika para streamers — yang kebanyakan perempuan — melakukan siaran dari kolam karet sambil mengenakan bikini. Sama seperti platform lain, Twitch punya kebijakan ketat soal konten seksual. Para streamers dilarang untuk mengenakan pakaian yang tidak senonoh ketika melakukan streaming. Hanya saja, ada loophole dalam peraturan tersebut. Streamers boleh mengenakan pakaian renang atau bahkan bikini selama mereka memang berada di pantai atau kolam renang. Karena itu, munculah ide untuk mengadakan siaran di kolam karet dengan mengenakan bikini.

Tren hot tub meta memunculkan kontroversi di komunitas Twitch. Karena, pada awalnya, para hot tub streamers biasanya masuk dalam kategori Just Chatting. Hal ini membuat streamers Just Chatting yang tidak mengikuti tren khawatir. Pasalnya, keberadaan hot tub streamers bisa membuat perusahaan-perusahaan enggan untuk memasang iklan di channel Just Chatting karena tidak ingin brand mereka dikaitkan dengan para hot tub streamres. Jika hal ini terjadi, maka pemasukan semua streamers Just Chatting akan turun. Kabar baiknya, Twitch menyadari masalah tersebut. Untuk menyelesaikannya, mereka memutuskan untuk membuat kategori baru, yaitu Pools, Hot Tubs, dan Beaches. Sesuai namanya, kategori itu ditujukan untuk para hot tub streamers.

Meskipun begitu, kontroversi masih berlanjut. Tidak semua streamers puas dengan keputusan Twitch untuk membuat kategori baru bagi para hot tub stremers. Contohnya adalah Félix “xQc” Lengyel, yang merupakan salah satu streamers paling populer di Twitch. Secara terbuka, dia memprotes akan munculnya tren hot tub meta di Twitter, seperti yang disebutkan oleh CNET.

Streamer lain yang juga tidak mendukung tren hot tub meta adalah Imane “Pokimane” Anys. Dia menganggap, keberadaan hot tub streamers layaknya bom waktu yang bisa mengacaukan masa depan Twitch sebagai platform streaming game. Dalam siarannya, dia mengatakan, jika Twitch tidak membuat peraturan yang tegas terkait konten seksual yang menyerempet konten porno, maka para streamers akan terus memanfaatkan loophole yang ada di peraturan Twitch, menurut laporan Clutch Points.

Sementara itu, Doron Nir, Co-founder dari StreamElement menganggap, keputusan Twitch membuat kategori baru untuk para hot tub streamers adalah keputusan yang berani. Alasannya, hal itu merupakan validasi Twitch akan keberadaan para hot tub streamers. Tak hanya itu, jika Twitch rela menyediakan wadah untuk para hot tub streamers — yang siarannya sudah jauh dari inti Twitch, yaitu gaming — maka, tidak tertutup kemungkinan, mereka juga akan rela menampung konten non-gaming lainnya.

Sumber header: Microsoft

CEO ByteDance Bakal Mundur, Fortnite Kerja Sama dengan NBA

Minggu lalu, CEO ByteDance, perusahaan induk dari TikTok, mengumumkan bahwa dia akan mengundurkan diri. Alasannya adalah karena dia ingin fokus pada strategi perusahaan dalam jangka panjang. Sementara Epic Games mengumumkan kerja samanya dengan NBA untuk membuat konten dan turnamen dari game battle royale tersebut.

Fortnite Gandeng NBA untuk Buat Konten Baru

Epic Games baru saja menandatangani kerja sama dengan National Basketball Association (NBA). Dengan ini, mereka akan bisa memasukkan 30 tim NBA ke dalam game Fortnite. Konten NBA dalam game akan muncul dalam bentuk jersey tim dan aksesori yang bisa dikenakan oleh para pemain. Kerja sama ini mulai 21 Mei 2021. Selain itu, Donovan Mitchell dari Utah Jazz dan Trae Young dari Atlanta Hawks juga akan mempromosikan bundle khusus — berisi aksesori yang mereka pilih sendiri — yang dinamai Locker Bundles.

Epic Games baru saja mengajak kerja sama NBA.

Sebagai bagian dari Fortnite x NBA: The Crossover, Epic Games dan NBA juga akan mengadakan kompetisi Fortnite x NBA Team Battles, yang berlangsung selama lima hari. Di kompetisi ini, para pemain akan bisa mewakili tim basket favorit mereka. Di pertandingan tersebut, para pemain juga akan bisa mendapatkan V Bucks, mata uang dalam game Fortnite, lapor The Esports Observer.

CEO ByteDance Bakal Mundur

Zhang Yiming, CEO dari ByteDance, perusahaan induk TikTok, mengumumkan bahwa dia akan mengundurkan diri dari jabatannya pada akhir tahun ini. Co-founder dan HR Head, Liang Rubo akan menggantikan Yiming sebagai CEO. Yiming menjelaskan, tanggung jawabnya sebagai CEO membuatnya harus fokus pada rencana jangka pendek perusahaan. Sementara itu, dia ingin bisa lebih fokus pada strategi jangka panjang perusahaan. Jadi, dia memutuskan untuk mundur dari posisinya sebagai CEO dan beralih ke jabatan yang memungkinkannya untuk fokus pada strategi jangka panjang perusahaan.

ByteDance dikenal sebagai perusahaan induk TikTok. Namun, mereka juga telah menjajaki industri game. Mereka telah mengakuisisi beberapa studio game, seperti Ohayoo, Nuverse, dan PixDance. Tahun lalu, mereka juga membuat publisher game di Tiongkok, Pixamin, serta meluncurkan platform game kasual, Danjuan Games, lapor GamesIndustry. Sementara tahun ini, mereka telah mengakuisisi C4 Games dan Moonton Technology.

Snapchat Games Mendapatkan Lebih dari 200 Juta Pemain

Snap berkata, games di Snapchat telah memiliki lebih dari 200 juta pemain, naik dari 100 juta pada tahun lalu. Dan sekitar 30 juta pengguna Snapchat memainkan Snap Games setiap bulannya. Secara keseluruhan, Snapchat memiliki lebih dari 500 juta pengguna aktif bulanan. Snap mengklaim, aplikasi mereka digunakan oleh 50% pengguna smartphone di Amerika Serikat. Sementara sekitar 40% dari pengguna Snap ada di luar Amerika Utara dan Eropa. Pengguna aktif harian Snapchat di India India telah naik 100% dalam waktu 5 kuartal terakhir.

Snap bekerja sama dengan Unity untuk membuat avatar Bitmoji. | Sumber: VentureBeat

Dalam dua tahun terakhir, ada lebih dari 30 game yang diluncurkan di Snapchat, menurut laporan VentureBeat. Rekan Snap, Voodoo, berencana untuk meluncurkan lima game baru di Snapchat pada tahun 2021. Sebelum ini, mereka telah merilis game Hole.io dan Crowd City. Mereka juga telah meluncurkan Aquapark IO pada musim gugur tahun lalu. Sekarang, game itu telah mendapatkan 45 juta pemain di Snapchat.

Twitch Turunkan Biaya Berlangganan

Twitch mengumumkan, mereka akan menurunkan biaya berlangganan. Tujuannya adalah untuk tidak membebani fans di luar Amerika Serikat. Pada saat yang sama, mereka juga akan menjamin bahwa pemasukan para streamers tidak akan turun. Sebelum ini, Twitch memasang biaya berlangganan sebesar US$5 untuk semua orang, tak peduli dari negara mana seseorang berasal. Namun, mereka merasa, harga tersebut mungkin tidak sesuai untuk orang-orang di sejumlah negara. Karena itu, Twitch akan menyesuaikan biaya berlangganan sesuai dengan biaya hidup di sebuah negara.

“Kami yakin, biaya berlangganan yang lebih murah akan mendorong pertumbuhan dan pemasukan kreator dalam jangka panjang,” kata Twitch, seperti dikutip dari Pymnts, “Tapi, kami juga sadar bahwa kami harus memperhitungkan kemungkinan turunnya pemasukan kreator dalam periode penyesuaian. Untuk memastikan para kreator tidak mendapatkan dampak negatif dari penurunan harga berlangganan ini, kami meluncurkan program 12 bulan untuk menjamin pemasukan kreator.”

Platform Game Blockchain, Forte Dapat Kucuran Dana US$185 Juta

Forte, perusahaan penyedia platform game blockchain, baru saja mendapatkan investasi sebesar US$185 juta. Ronde pendanaan kali ini dipimpin oleh Griffin Gaming Partners. Dengan ini, valuasi Forte menembus US$1 miliar, menjadikannya sebagai unicorn terbaru dalam pasar blockchain gaming, menurut laporan VentureBeat.

Forte adalah perusahaan asal San Francisco, Amerika Serikat, yang menyediakan infrastruktur menggunakan teknologi blockchain. Produk Forte memungkinkan game blockchain untuk menggunakan dompet cryptocurrency demi menyimpan token para pemain. Dompet ini tidak hanya harus aman, tapi bisa digunakan untuk bertransaksi dengan berbagai cryptocurrency, seperti Bitcoin dan Ethereum. Tak hanya itu, uang yang ada di dompet itu juga harus bisa ditukar ke mata uang standar, seperti dollar.

League of Legends Worlds Bakal Digelar di Shenzhen, Twitch akan Siarkan Konten Olimpiade

Minggu lalu, NBC mengumumkan, mereka menggandeng Twitch untuk menyiarkan konten terkait Olimpiade Tokyo. Selain itu, merek e.l.f. Cosmetics mengungkap bahwa mereka juga telah membuat channel Twitch resmi. Mereka juga membuat inisiatif untuk mendukung para gamers perempuan.

Twitch Bekerja Sama dengan NBC untuk Siarkan Konten Olimpiade

Stasiun televisi asal Amerika Serikat, NBC, bekerja sama dengan Twitch untuk membuat channel baru yang akan menampilkan konten Tokyo Olimpiade. Menurut The Esports Observer, Twitch akan membuat konten live menjelang dan selama pertandingan berlangsung. Konten tersebut akan mencakup wawancara dengan para atlet dan juga kompetisi gaming bertema Olimpiade.

Tak hanya itu, konten Olimpiade yang disiarkan di Twitch ini juga akan dilengkapi dengan fitur interaktif. Misalnya, sebelum acara pembukaan, para streamers dan penonton bisa mempertahankan nyala api obor virtual dari engagement. Keputusan Twitch untuk menyiarkan konten Olimpiade tidak aneh. Memang, dalam beberapa tahun belakangan, Twitch telah membuat beberapa channel baru yang tidak ada kaitannya dengan game. Pada 2020, mereka meluncurkan kategori khusus untuk olahraga tradisional.

League of Legends World Bakal Digelar Offline di Tiongkok

League of Legends World Championship 2021 bakal digelar secara offline pada 6 November 2021, di Shenzhen, Tiongkok. Shenzhen Universiade Sports Centre, yang memiliki kapasitas penonton hingga lebih dari 60 ribu orang, dipilih sebagai stadium untuk mengadakan Worlds, menurut laporan Clutch Points. Tahun ini merupakan kali ketiga Tiongkok menjadi tuan rumah dari League of Legends World Championships. Pada 2017, Worlds diadakan di Beijing, dan pada 2020, kompetisi itu digelar di Shanghai.

Shenzhen Universiade Sports Centre akan menjadi tempat digelarnya League of Legends World Championship 2021.

“Kami tidak sabar untuk menciptakan inovasi baru yang menembus batas di dunia olahraga dan hiburan dengan Worlds 2021 dan mendefinisikan era berikutnya dari LoL Esports selama 10 tahun ke depan,” kata John Needham, Global Head of Esports, Riot Games, dikutip dari Esportz Network. “Shenzhen adalah kota paling kompetitif dan inovatif di Tiongkok. Di sana, ada ribuan startup teknologi. Kami merasa, Shenzhen merupakan kota yang sangat tepat untuk menggelar turnamen Worlds.”

Merek e.l.f. Cosmetics Buat Channel Twitch Resmi

Merek e.l.f. Cosmetics telah meluncurkan channel resmi Twitch. Mereka juga mengadakan program baru berjudul “e.l.f. You” yang bertujuan untuk mendukung dan memberdayakan gamers perempuan. Untuk merayakan peresmian channel barunya, e.l.f Cosmetics akan mengadakan acara khusus dan mengundang sejumlah streamers, seperti Autumn Rhodes, Kathleen “Loserfruit” Belsten, dan Fasffy dari Team Liquid. Acara itu juga akan dihadiri oleh Global Makeup Artist dari e.l.f. Cosmetics, Anna Bynum, lapor The Esports Observer.

Fokus dari event tersebut adalah untuk mempromosikan program e.l.f You.  Salah satu acara yang menjadi bagian dari program tersebut adalah kontesn “Game Up”. Di kontes yang diadakan di TikTok pada 9 Mei-6 Juni 2021 itu, para peserta akan diminta untuk menunjukkan makeup yang mereka gunakan ketika mereka menyiapkan diri untuk melakukan streaming. Tujuh orang peserta akan keluar sebagai pemenang. Mereka akan mendapatkan berbagai peralatan streaming, seperti webcam 4K, mikrofon dan produk e.l.f.

Metafy Dapat Pendanaan US$5,5 Juta

Minggu lalu, Metafy mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan investasi US$5,5 juta. Kucuran dana ini merupakan bagian dari pendanaan tahap awal dari Metafy. Sebelum ini, mereka juga telah mendapatkan pendanaan tahap awal sebesar US$3,15 juta. CEO Metafy, Josh Fabian, mengungkap, hanya dalam waktu sekitar 9 bulan, gross merchandise value (GMV) dari Metafy telah menembus US$76 ribu.

Pertumbuhan Metafy selama 9 bulan terakhir. | Sumber: TechCrunch

Metafy adalah platform marketplace yang akan menghubungkan para gamers dengan pelatih. Menariknya, mereka justru lebih fokus untuk menggaet para pelatih ke platform mereka. Hal ini memungkinkan Metafy untuk memotong biaya marketing mereka. Pasalnya, para pelatih yang mereka ajak kerja sama biasanya sudah punya audiens sendiri, menurut laporan TechCrunch.

Pemasukan CD Projekt di 2020 Cetak Rekor Baru, Krafton Bakal IPO

Minggu lalu, ada beberapa berita menarik di dunia gaming. Salah satunya, Krafton, perusahaan induk PUBG Corp. berencana untuk melakukan IPO. Sementara CD Projekt mengungkap bahwa pemasukan mereka pada 2020 memecahkan rekor berkat peluncuran Cyberpunk 2077.

Codemasters dan EA Rilis FIFA 2021 untuk PlayStation 5 dan Xbox Series X

Codemasters dan Electronic Arts akan meluncurkan F1 2021 untuk PlayStation 5 dan Xbox Series X/S pada 16 Juli 2021. Game itu akan menjadi game pertama dari yang diluncurkan oleh Codemasters dan EA sejak EA mengakuisisi Codemasters senilai US$1,2 miliar. Game F1 2021 akan dilengkapi dengan story mode baru serta career mode yang lebih panjang. Game tersebut juga bisa dimainkan oleh dua pemain. Setelah diluncurkan, para pemain F1 2021 juga akan mendapatkan tiga sirkuit baru, yaitu Portimão, Imola, dan Jeddah. Ketiganya akan bisa didapatkan dengan gratis, menurut laporan VentureBeat.

Overwatch League Bakal Gunakan AI untuk Tentukan Pemain Terbaik

Blizzard Entertainment bekerja sama dengan IBM untuk membuat sistem berbasis AI yang berfungsi untuk menganalisa performa dari para pemain Overwatch profesional. Dengan begitu, Overwatch League akan bisa membuat daftar pemain terbaik yang memang didasarkan pada data. IBM menyebutkan, sistem yang mereka buat — dinamai Overwatch Power Rankings — akan  menilai performa seorang pemain berdasarkan pada 360 faktor, seperti damage per second, healing, keakuratan, dan lain sebagainya. Semua data ini dikumpulkan, dirapikan, lalu dianalisa untuk menentukan korelasi antara aksi pemain dalam game dengan hasil akhir pertandingan, menurut laporan Tech Radar.

Activision Blizzard menggandeng IBM untuk membuat sistem berbasis AI demi menentukan pemain terbaik di OWL.

Perusahaan Induk Krafton Bakal IPO

Perusahaan induk PUBG Corp., Krafton tengah mempersiapkan diri untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO) di Korea Selatan. Menurut Reuters, Krafton telah mendaftarkan diri di Korea Exchange. Krafton mengungkap, pada 2020, pemasukan mereka mencapai 1,67 triliun won (sekitar Rp21,82 triliun), sementara keuntungan mereka mencapai 774 miliar won (sekitar Rp10,1 triliun). Para analis asal Seoul memperkirakan, nilai Krafton sebagai perusahaan mencapai 20 triliun won (sekitar Rp261 triliun). Perkiraan ini lebih rendah dari perkiraan valuasi dari Bloomberg pada Januari 2021, yang mencapai 30 triliun won (sekitar Rp392 triliun), lapor GamesIndustry.

Berkat Cyberpunk 2077, Pemasukan CD Projekt Pecahkan Rekor Baru

Pemasukan CD Projekt pada 2020 memecahkan rekor baru. Mereka berhasil mendapatkan pencapaian tersebut berkat Cyberpunk 2077, yang diluncurkan pada Desember 2020. Pemasukan CD Projekt pada 2020 mencapai US$562 juta, lebih dari dua kali lipat dari pemasukan mereka pada 2015, tahun ketika The Witcher: Wild Hunt dirilis, menurut laporan GamesIndustry. Jika dibandingkan dengan pemasukan pada 2019, pemasukan CD Projekt pada 2020 naik hingga empat kali lipat.

Sementara itu, keuntungan bersih CD Projekt menembus US$303 juta, naik tiga kali lipat dari rekor mereka pada 2015, lapor Eurogamer. Hal ini menunjukkan bahwa Cyberpunk 2077 memang game dengan hype yang sangat tinggi dan sukses mendorong pemasukan CD Projekt. Meskipun begitu, Cyberpunk 2077 juga menuai kontroversi dan bahkan dianggap sebagai game gagal oleh sebagian orang.

RSG dari Singapura Dapat Investasi Rp14,6 Miliar, Twitch Bantu Universitas Kembangkan Jurusan Esports

Minggu lalu, ada beberapa pelaku esports yang menjalin kerja sama baru. Salah satunya adalah kerja sama Twitch dengan University of Chichester. Twitch akan mendukung University of Chichester membuat jurusan esports. Sementara itu, di Asia Tenggara, RSG baru saja mendapatkan kucuran dana dari FrontSight Capital Fund. Di kawasan Amerika Utara, Levi’s telah menandatangani kontrak kerja sama dengan NRG Esports.

RSG dari Singapura Dapat Investasi Rp14,6 Miliar

RSG, organisasi esports asal Singapura, mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan investasi sebesar US$1 juta (sekitar Rp14,6 miliar) dari FrontSight Capital Fund. Dana investasi ini akan RSG gunakan untuk merealisasikan misi mereka, yaitu menjaring audiens muda melalui konten game dan esports serta mendukung talenta-talenta esports di Asia Tenggara. Tak hanya itu, mereka juga berencana untuk melakukan ekspansi, lapor The Esports Observer. Sementara itu, FrontSight mengungkap bahwa di masa depan, mereka berencana untuk menanamkan 10 investasi lain ke tim dan perusahaan esports di Asia Tenggara. Masing-masing investasi tersebut akan bernilai sekitar US$1-2 juta.

FACEIT dan Ubisoft Gelar FPL di Brasil

Platform esports FACEIT dan developer Ubisoft akan membawa turnamen Rainbow Six Siege FPL (FACEIT Pro League) ke Brasil. FPL Brasil akan mengadu para pemain dari Brasileirão, liga nasional Rainbox Six yang digelar oleh Ubisoft, Circuito Feminino, kompetisi yang ditujukan untuk pemain Rainbow Six perempuan, dan sejumlah pemain profesional serta brand ambassador ternama, lapor Esports Insider.

FPL akan diekspansi ke Brasil dan Amerika Latin. | Sumber: Esports Insider

Setiap musim, FPL akan menawarkan total hadiah sebesar US$2 ribu (sekitar Rp29 juta). Sementara itu, leaderboards dari FPL akan direset setiap bulan. Untuk bisa berlaga di FPL Brasil, seseorang bisa mendaftarkan diri di Division 2 dari Official Ubisoft Esports Hub. Pada akhir bulan, lima pemain terbaik dari divisi dua akan bisa maju ke Division 1. Namun, pemain dengan rank Platinum III bisa langsung mencoba untuk berlaga di divisi pertama. Setiap bulan, dua pemain terbaik dari Division 1 akan diundang untuk bertanding di FPL.

Twitch Kerja Sama dengan University of Chichester untuk Kembangkan Jurusan Esports

Twitch mengumumkan bahwa mereka telah menjalin kerja sama dengan University of Chichester yang terletak di Inggris. Keduanya akan berkolaborasi terkait pengadaan jurusan esports. Dengan adanya jurusan esports ini, Twitch dan University of Chichester berharap, akan ada semakin banyak orang yang tertarik untuk bekerja di industri gaming.

University of Chichester meluncurkan jurusan esports pada 2019. Sejak saat itu, jurusan esports menjadi jurusan dengan pertumbuhan paling cepat di University of Chichester. Murid yang masuk dalam jurusan ini akan belajar tentang dampak psikologis dan fisik dari esports. Tak hanya itu, mereka juga akan belajar tentang nutrisi, strategi, dan bagaimana cara menjadi seorang pelatih.

“Kami bangga bisa bekerja sama dengan University of Chicester untuk menyediakan pendidikan yang relevan di bidang media digital baru melalui game dan esports,” kata Mark “Garvey” Candella, Director of Student and Education Programs, Twitch, seperti dikutip dari Planet Radio. “Kami tidak sabar untuk bekerja sama dengan para fakultasi, para pendidik, dan badan mahasiswa yang ada.”

Misfits Gaming Group Buat Program Advokasi Perempuan

Minggu lalu, Misfits Gaming Group, organisasi esports asal Amerika Serikat, memperkenalkan Women of Misfits, program advokasi untuk perempuan. Program itu akan fokus pada empat hal, yaitu mentorship, pengembangan karir, membangun jaringan, dan advokasi. Setiap bulan, Misfits akan mengundang seorang pembicara tamu untuk memberikan edukasi dan berbagi pengalaman mereka. Program ini akan dipimpin oleh para eksekutif perempuan di Misfits.

Lima pembicara yang sudah dikonfirmasi oleh Misfits. | Sumber: The Esports Observer

Misfits telah mengonfirmasi lima pembicara yang akan mereka undang. Kelima orang itu antara lain Chris Evert, pemain tennis legendaris yang memenangkan Grand Slam 18 kali, GloZell Green, YouTuber dan komedian, Bianca Smith, perempuan berkulit hitam pertama yang berhasil menjadi pelatih tim baseball profesional, Angela Ruggiero, CEO dan Co-founder dari Sports Innovation Lab dan pemenang medali emas di Olimpiade untuk cabang olahraga hoki, serta Maya Enista Smith, Executive Director dari Born This Way Foundation, menurut laporan The Esports Observer.

Levi’s Bekerja Sama dengan NRG Esports

Levi’s resmi memasuki ranah esports dengan menandatangani kontrak kerja sama dengan NRG Esports. Melalui kolaborasi ini, para pemain dan streamers dari NRG akan mengenakan pakaian dari Levi’s. Tak hanya itu, Levi’s dan NRG juga akan membuat konten bersama. Serial konten ini akan menampilkan kehidupan sehari-hari dari para influencers dari NRG. Konten tersebut akan disiarkan di kanal Twitch dan YouTube NRG, menurut laporan The Esports Observer. Selain itu, Levi’s juga akan punya lounge di markas NRG, Hot Pockets Castle, yang terletak di Los Angeles. Di longue tersebut, para pengunjung akan bisa menyesuaikan pakaian yang mereka kenakan.

Gamers Club dan Riot Games Selenggarakan Turnamen Valorant untuk Perempuan

Gamers Club, platform gaming milik Immortals Gaming Club bekerja sama dengan Riot Games melalui inisiatif Game Changers untuk menyelenggarakan Gamers Club Circuit: Gêneses Protocol, turnamen Valorant untuk perempuan di Brasil dan Amerika Latin. Kompetisi itu terbagi ke dalam empat split. Dari sekumpulan turnamen tersebut, satu tim akan terpilih untuk berlaga di Valorant Game Changers Series.

Masing-masing split akan menawarkan hadiah sebesar sekitar US$3,6 ribu (sekitar Rp52 juta). Jadi, secara total, turnamen-turnamen ini akan menyediakan hadiah sebesar US$14,3 ribu (sekitar Rp208 juta). Sekumpulan turnamen Valorant ini terbuka untuk umum. Pasalnya, program Game Changers dari Riot memang dibuat untuk memberikan kesempatan bagi pemain perempuan untuk memulai karir di dunia esports. Beberapa tim yang akan terjun dalam turnamen ini antara lain Gamelanders, INTZ, dan Vivo Keyd, seperti disebutkan oleh The Esports Observer.

Sumber header: Esports Talk

Lesunya Twitch di Indonesia: Harga Paket Data Tentukan Segalanya

Sekarang, bermain game tidak lagi menjadi hobi bagi segelintir orang. Faktanya, orang-orang tak hanya suka bermain game, tapi juga menonton orang lain bermain game. Karena itulah, industri esports dan game streaming bisa tumbuh pesat. Hal ini menarik banyak perusahaan untuk masuk ke industri game streaming. Namun, pasar game streaming tetap dikuasai beberapa pemain besar, seperti Twitch, YouTube, dan Facebook.

Di level global, Twitch masih menjadi platform game streaming nomor satu. Hanya saja, platform game streaming milik Amazon itu justru tidak terlalu dikenal di Indonesia. Riset dari DSResearch pada akhir 2019 menunjukkan, Twitch justru menjadi platform game streaming paling tidak populer di Tanah Air. Di Indonesia, YouTube merupakan platform game streaming terpopuler, diikuti oleh Facebook dan NimoTV.

Lalu, kenapa Twitch tidak populer di Indonesia?

 

Keadaan Industri Game Streaming 

Selama pandemi, industri game menjadi salah satu industri yang justru mengalami pertumbuhan. Pasalnya, orang-orang yang tidak bisa pergi keluar rumah menghabiskan banyak waktunya bermain game atau menonton konten game. Pada 2020, jumlah penonton live streaming konten game naik dua kali lipat jia dibandingkan dengan pada 2019. Sepanjang 2020, total hours watched dari konten game adalah 12 miliar, sementara total hours streamed mencapai 916 juta jam, menurut data StreamLab.

Total hours watched dari Twitch, Facebook Gaming, dan YouTube Gaming. | Sumber: StreamLab
Total hours watched dari Twitch, Facebook Gaming, dan YouTube Gaming. | Sumber: StreamLab

Pada Q2 2020, Twitch memecahkan rekor total hours watched. Untuk pertama kalinya, total hours watched mereka mencapai 5 miliar juta jam. Pada Q4 2020, mereka kembali memecahkan rekor ini. Di kuartal akhir 2020, total hours watched Twitch mencapai 5,44 miliar jam. Hal ini berarti, Twitch memberikan kontribusi 65,8% dari total hours watched di industri game streaming. Sebagai perbandingan, YouTube menyumbangkan 23,3% atau sekitar 1,9 miliar jam dan Facebook memberikan 901,1 juta jam atau sekitar 10,9%.

Selain total hours watched, Twitch juga unggul dari segi hours streamed (total durasi konten yang disiarkan oleh para streamers). Pada Q4 2020, semua streamers di Twitch menyiarkan 230,5 juta jam konten. Sementara di Facebook, angka ini hanya mencapai 14,5 juta jam dan di YouTube Gaming, hanya 10,4 juta jam. Hal ini tidak aneh, mengingat fungsi utama Twitch memang sebagai platform game streaming. Sementara Facebook merupakan media sosial yang juga menawarkan fitur game streaming dan YouTube lebih fokus pada konten yang tidak live.

Jumlah streamers di Twitch dari 2018 sampai 2021. | Sumber: Statista
Jumlah streamers di Twitch dari 2018 sampai 2021. | Sumber: Statista

Pada tahun lalu, jumlah streamers di Twitch juga naik drastis, seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas. Pada puncaknya, jumlah streamers di Twitch mencapai 9,89 juta orang, menurut data dari Statista. Namun, pada Februari 2021, jumlah streamers di Twitch sempat turun menjadi 9,52 juta orang. Kabar baiknya, data dari Twitch Tracker menunjukkan bahwa jumlah streamers di Twitch kembali naik pada Maret 2021, menjadi 9,6 juta orang. Dalam seminggu terakhir, Just Chatting masih menjadi kategori paling populer. Posisi kedua diduduki oleh Grand Theft Auto V, diikuti oleh League of Legends, Fortnite, dan Call of Duty: Warzone.

Sebagai perbandingan, YouTube mengungkap bahwa pada 2020, jumlah active gaming channels di platform mereka mencapai 40 juta channels. Sementara total hours watched dari konten game di YouTube mencapai 100 miliar jam dan total hours watched dari live streaming konten game naik menjadi 10 miliar jam. Menariknya, game-game yang populer di YouTube agak berbeda dari game yang populer di Twitch.

Berikut daftar 5 game yang populer di YouTube:

  • Minecraft – 201 miliar views
  • Roblox – 75 miliar views
  • Free Fire – 72 miliar views
  • Grand Theft Auto V – 70 miliar views
  • Fortnite – 67 miliar views

Apa Kata Para Streamers?

Untuk mengetahui pendapat para streamers/kreator konten akan Twitch dan industri game streaming secara umum, Hybrid mewawancara beberapa orang. Salah satunya adalah Cindy “Cimon” Monika, yang mulai melakukan streaming karena tugasnya sebagai brand ambassador. Perempuan yang akrab dipanggil Cimon ini memilih YouTube sebagai platform utamanya. Dia menjelaskan, alasannya memilih YouTube adalah karena dia merasa, YouTube memang platform yang dibuat sebagai wadah konten video, termasuk konten gaming. Selain itu, dia percaya, audiens game streaming di YouTube lebih besar dari platform streaming lainnya.

“Dan YouTube sudah umum, Anda tidak perlu download aplikasi atau pergi ke link tertentu untuk menonton,” ujar Cimon saat dihubungi oleh Hybrid melalui pesan singkat. “Karena biasanya, orang cukup malas ya untuk download aplikasi baru untuk menonton.” Dia bercerita, dia sempat menggunakan Twitch, walau tidak lama. Dia merasa, Twitch adalah platform yang cocok untuk digunakan bagi streamers yang memang menargetkan penonton dari negara-negara Barat. “Twitch juga punya ‘hiasan’, yang membuat streamer layaknya sebuah ‘profesi’, seperti overlay dan lain-lain,” ujarnya. Meskipun begitu, saat ini, fitur seperti overlay juga sudah bisa ditemukan di platform streaming lain, termasuk YouTube.

Lain halnya dengan Clara Vauxhall alias Iris, yang lebih memilih untuk melakukan streaming di Twitch. Dia bahkan sudah masuk ke dalam program Twitch Affiliate. Pada dasarnya, seseorang yang sudah menjadi Twitch Affiliate dapat memonetisasi channel-nya dengan menawarkan langganan, Bits, dan penjualan game atau item dalam game. Ketika dihubungi oleh Hybrid, Clara mengungkap, alasannya untuk melakukan streaming di Twitch adalah karena dia memang menargetkan audiens di luar Indonesia.

“Saya memilih Twitch karena penontonnya lebih didominasi oleh orang luar negeri, yang membuat saya lebih nyaman dibandingkan dengan penonton dalam negeri,” ujar Clara. “Viewers YouTube biasanya didominasi oleh orang dalam negeri, sering lebih keras kepala dan kurang lenient jika dibandingkan dengan penonton Twitch.”

Selain itu, Clara memutuskan untuk tidak mengincar audiens lokal karena tidak ingin terlibat konflik internal dalam komunitas, yang bisa memicu drama. Meskipun begitu, hal itu bukan berarti dia mengacuhkan audiens lokal sama sekali. “Kalau saya prbadi, saya mencoba untuk menyeimbangkan penonton dari dalam dan luar negeri, meski penonton yang dari dalam negeri lebih sedikit jika dibandingkan dengan yang luar negeri,” katanya.

Clara bercerita, alasan lain dia memilih Twitch adalah karena desain tampilannya yang sesuai dengan seleranya. Dia juga cukup senang dengan keberadaan sistem Channel Points, yang mendorong audiens untuk menonton lebih lama. Pada dasarnya, dengan sistem Channel Points, seorang penonton akan mendapatkan poin berdasarkan pada durasi dia menonton. Poin ini bisa digunakan oleh penonton untuk meminta sang streamer melakukan sesuatu, seperti menyanyi. “Tapi, permintaan yang bisa diminta oleh penonton juga tergantung masing-masing streamer. Para streamers sendiri yang menentukan apa saja yang bisa di-redeem,” ujarnya. “Menurutku, hal ini bisa mendorong interaksi audiens dengan sang streamer.”

Contoh sistem Channel Points di Twitch.
Contoh sistem Channel Points di Twitch.

Tentu saja, selama melakukan streaming di Twitch, Clara juga menemui masalah. Salah satunya adalah Terms of Service yang lebih ketat. “Kata-kata yang sebenarnya tidak mengandung SARA, seperti simp dan virgin, tidak boleh digunakan di Twitch,” katanya. Masalah lain yang kerap dia hadapi adalah ping yang besar ketika dia berkolaborasi dengan streamer lain dari luar Indonesia. “Ketika hendak melakukan kolaborasi dengan streamer lain, karena target audiensnya luar negeri, ada beberapa masalah vital, seperti latensi ping, zona waktu, dan lain sebagainya,” ungkapnya. “Dalam hal ini, memiliki audiens dalam negeri lebih menguntungkan.”

Platform game streaming tidak hanya digunakan oleh para individu yang ingin beken di kalangan para gamers, tapi juga perusahaan yang berkutat di bidang game dan esports. Salah satunya adalah RevivalTV. Sama seperti Cimon, YouTube menjadi platform pilihan RevivalTV. Hanya saja, mereka juga aktif di Nimo TV, merek di bawah HUYA, platform game streaming asal Tiongkok. Chief Growth Officer, RevivalTV, Irliansyah Wijanarko Saputra menjelaskan alasan utama mengapa RevivalTV memilih kedua platform ini adalah karena komunitas gaming dan esports memang sudah tumbuh besar di kedua platform tersebut.

The community is there and we’re part of it,” ujar Irli sambil tersenyum. Dia menyebutkan, dua game yang komunitasnya besar di YouTube dan Nimo TV adalah Mobile Legends dan PUBG Mobile. Dia mengungkap, YouTube dan Nimo TV merupakan tempat berkumpul bagi komunitas game dan esports, petinggi perusahaan esports, serta Key Opinion Leaders (KOL). Hal ini menjadi salah satu kelebihan dari kedua platform tersebut

Ketika ditanya tentang faktor yang menentukan sukses atau tidaknya sebuah platform streaming game di Indonesia, dia menjawab, “Tongkrongan/komunitas/main sama siapa. Benefits ke streamer-nya apa dan kedekatan dengan streamer mereka.” Lebih lanjut, dia menjelaskan kenapa Nimo TV lebih diterima daripada Twitch.

“Twitch itu produk barat dan Nimo produk timur. Approach orang-orang di belakang Twitch dan Nimo juga berbeda jauh,” ujar Irli. “Twitch pasif. Mereka tidak berikan benefit lain selain fakta bahwa platform mereka memang sudah bagus. Produk timur, termasuk Nimo, mereka turun ke grassroot, growing bareng komunitasnya. Selain itu, Twitch juga terlambat untuk beradaptasi. Pada 2016-2017, mereka tidak punya saingan, tapi mereka tidak buka server di SEA, sehingga nge-lag. Their loss.”

 

Biaya Menonton Twitch vs YouTube Secara Live

Lag menjadi salah satu kekhawatiran netizen Indonesia saat hendak menonton Twitch. Untuk mengetahui apakah kekhawatiran ini nyata, saya mencatat kecepatan data downstream saat menonton Twitch di laptop. Setelah itu, saya membandingkannya dengan kecepatan downstream saat menonton YouTube. Ketika saya menonton video 720p secara live di Twitch, kecepatan download ada di kisaran 1,1 Mbps sampai 3,2 Mbps, dengan kecepatan rata-rata 2,5 Mbps.

Jika dibandingkan, keceptan downstream saat saya menonton video dengan resolusi yang sama di YouTube jauh lebih fluktuatif. Kecepatan terendah ada di 8 kbps sementara kecepatan tertinggi mencapai di 16,4 Mbps. Sementara kecepatan data downstream rata-rata adalah 3,4 Mbps. Hal ini menunjukkan, Anda tidak memerlukan koneksi yang lebih cepat untuk bisa menonton Twitch.

Selain di laptop, saya juga melakukan pengujian yang sama di smartphone. Saat menonton video 720p di Twitch, kecepatan terendah ada di 360 kbps dan kecepatan tertinggi pada 1,1 Mbps. Sementara kecepatan data downstream rata-rata adalah 790 kbps. Sebagai perbandingan, saat saya menonton YouTube, kecepatan terendah ada di 133 kbps dan kecepatan tertinggi 367 kbps, dengan kecepatan download rata-rata 307 kbps. Artinya, di mobile, YouTube memerlukan kecepatan yang lebih rendah daripada Twitch.

Masing-masing operator biasanya punya paket khusus untuk media sosial dan YouTube.
Masing-masing operator biasanya punya paket khusus untuk media sosial dan YouTube.

Saat membahas soal sumber pemasukan streamers, saya juga pernah bertanya pada Fandra “Octoramonth” Octo alasan mengapa Twitch tidak populer di Indonesia. Menurutnya, tidak adanya paket khusus untuk menonton Twitch menjadi salah satu alasannya mengapa Twitch kurang populer di Indonesia. Dan memang, saat saya memeriksa daftar paket internet yang ditawarkan oleh Telkomsel, saya menemukan “paket ketengan” untuk YouTube, Facebook, dan bahkan Instagram, tapi tidak ada paket khusus untuk Twitch.

Pertanyaannya, apa ketiadaan paket khusus untuk Twitch memberikan dampak besar? Mari kita menghitung berapa banyak uang yang harus Anda keluarkan untuk menonton konten di YouTube menggunakan paket khusus dan di Twitch tanpa paket apapun.

Untuk menonton video 720p selama 1 jam, Anda membutuhkan sekitar 1,6GB data. Mengingat Twitch tidak punya paket data khusus, saya akan menggunakan harga paket data biasa dari Telkomsel. Salah satu paket yang Telkomsel sediakan adalah paket OMG. Dengan paket ini, Anda bisa mendapatkan 27GB selama sebulan dengan harga Rp152 ribu. Hal itu berarti, 1GB dihargai Rp4,7 ribu. Dan jika Anda menonton video 720p selama 1 jam, berarti Anda akan mengeluarkan biaya sekitar Rp7,5 ribu.

Sekarang, mari beralih ke biaya yang diperlukan untuk menonton YouTube dengan paket khusus. Telkomsel menyediakan “paket ketengan YouTube”. Anda bisa menonton YouTube sepuasnya selama seminggu hanya dengan Rp15,2 ribu. Dengan asumsi Anda harus bekerja atau mengerjakan tugas sekolah kuliah, Anda hanya bisa menyisihkan waktu sekitar 4 jam setiap hari untuk menonton YouTube — yang berarti Anda bisa menonton 28 jam konten selama seminggu. Jadi, biaya yang harus Anda keluarkan untuk menonton video YouTube selama 1 jam adalah Rp15,2 ribu dibagi 28 jam, yaitu Rp542.

Jika Anda adalah orang yang sibuk dan hanya bisa menonton video di YouTube selama 2 jam setiap hari, berarti uang yang harus Anda keluarkan untuk menonton 1 jam konten adalah Rp1,1 ribu. Ilustrasi di atas membuktikan, tanpa paket khusus, biaya untuk menonton Twitch memang jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan biaya untuk menonton YouTube.

 

Kesimpulan

Sekilas, Twitch, YouTube Gaming, dan Facebook Gaming menawarkan hal yang sama, yaitu platform streaming untuk para kreator konten game. Meskipun begitu, ketiganya sebenarnya punya produk utama yang berbeda-beda. Pada awalnya, YouTube dibuat sebagai wadah untuk mengunggah video yang sudah direkam. Sementara Facebook sejatinya merupakan media sosial. Dan Twitch, sejak awal, platform ini memang dibuat sebagai platform game streaming.

Sebagai salah satu pioneer di ranah game streaming, tidak heran jika Twitch mendominasi. Sampai saat ini, Twitch juga masih menjadi platform game streaming nomor satu secara global. Salah satu keunggulan Twitch adalah ia kaya akan fitur. Contohnya, fitur Channel Points. Selain itu, Twitch juga mendukung fitur khusus untuk game-game populer, seperti Live Tracker untuk League of Legends. Sayangnya, fitur khusus tersebut biasanya hanya tersedia untuk game PC. Sementara di Indonesia dan Asia Tenggara, mobile game justru jadi populer. Jadi, tidak heran jika tidak banyak streamers Indonesia yang tertarik untuk menggunakan Twitch.

Alasan lain mengapa Twitch kurang populer adalah karena mereka cenderung pasif. Sejauh ini, mereka tidak menjalin kerja sama apapun dengan operator telekomunikasi. Jadi, tidak ada paket khusus untuk menonton Twitch, yang bisa menekan biaya data yang digunakan para penonton. Di Tanah Air Tercinta, yang orang-orangnya masih sering berbagi berita tanpa membaca isinya karena keterbatasan kuota, saya rasa, besar kuota yang diperlukan untuk menonton sebuah konten adalah masalah penting.

Penonton Esports Akan Mencapai 474 Juta Orang di 2021

Pandemi virus corona pada 2020 memberi dampak positif dan negatif pada industri esports. Di satu sisi, jumlah penonton konten esports bertambah dan esports menjadi lebih dikenal oleh masyarakat luas. Pasalnya, banyak kompetisi olahraga tradisional yang diganti dengan turnamen esports, mulai dari sepak bola sampai balapan. Di sisi lain, pandemi membuat turnamen esports tidak bisa diselenggarakan secara offline. Hal ini berdampak pada beberapa sumber pemasukan pelaku esports, seperti penjualan tiket pertandingan langsung serta penjualan merchandise.

Belum lama ini, Newzoo kembali merilis laporan terbaru terkait keadaan industri esports. Di laporan itu, Newzoo membahas tentang prediksi pemasukan industri esports untuk tahun ini. Selain itu, mereka juga membahas tentang industri game streaming, yang masih punya kaitan erat dengan dunia esports. Berikut ulasannya.

 

Pemasukan Industri Esports

Pemasukan industri esports pada 2021 diperkirakan akan mencapai US$1,084 miliar. Angka itu naik 14,75% jika dibandingkan dengan pemasukan industri esports pada tahun lalu, yang hanya mencapai US$947,1 juta. Memang, pada awal tahun 2020, nilai industri esports sebenarnya diperkirakan akan menembus US$1 miliar pada tahun itu. Namun, pandemi virus corona menyebabkan beberapa masalah pada para pelaku industri esports. Alhasil, Newzoo memutuskan untuk menyesuaikan perkiraan pemasukan industri esports pada tahun lalu.

Faktanya, dampak negatif pandemi masih akan dirasakan oleh pelaku industri esports pada tahun ini. Dua sumber pemasukan yang masih terdampak adalah penjualan tiket dan merchandise. Keduanya diperkirakan masih akan mengalami penurunan pada tahun ini. Memang, walau dunia mulai pulih, belum banyak kompetisi esports yang akan diselenggarakan secara offline. Kabar baiknya, pemasukan industri esports dari segmen lain — seperti hak siar media dan sponsorship — diperkirakan tidak akan mengalami penurunan.

Sumber pemasukan indusstrii esports. | Sumber: Newzoo
Sumber pemasukan indusstrii esports. | Sumber: Newzoo

Saat ini, sponsorship masih menjadi sumber pemasukan utama bagi para pelaku industri esports. Pada 2021, total pemasukan dari hak siar media dan sponsorship mencapai US$833,6 juta atau lebih dari 75% dari total pemasukan esports global. Meskipun begitu, jumlah kontrak sponsorship baru pada 2020 lebih sedikit daripada tahun 2019.

Pada 2019, ada 454 kontrak sponsorship baru yang ditandatangani. Sementara pada 2020, angka itu turun menjadi 358 kontrak. Salah satu alasannya adalah karena ketidakpastian di industri esports selama pandemi. Alasan lainnya adalah karena beberapa perusahaan lebih memilih untuk membuat kontrak sponsorship yang berjalan selama lebih dari satu tahun. Jadi, mereka tidak perlu memperbarui kontrak setiap tahun.

Tiongkok masih menjadi negara dengan pasar esports terbesar. Secara keseluruhan, Tiongkok memberikan kontribusi US$360,1 juta pada total pemasukan industri esports global. Pemasukan industri esports di Tiongkok naik 14% dari US$315 juta pada tahun lalu. Pasar esports terbesar kedua adalah Amerika Utara, dengan pemasukan sebesar US$243 juta, diikuti oleh Eropa Barat, yang memiliki pemasukan sebesar US$205,8 juta.

Jumlah penonton esports dari tahun ke tahun. | Sumber: Newzoo
Jumlah penonton esports dari tahun ke tahun. | Sumber: Newzoo

Pada 2021, tidak hanya pemasukan industri esports yang diperkirakan akan naik, tapi juga jumlah penonton esports. Tahun ini, audiens esports diperkirakan akan mencapai 474 juta orang, naik 8,7% dari tahun lalu. Dari ratusan juta penonton itu, sekitar 234 juta orang merupakan esports enthusiasts, yaitu orang-orang yang menonton konten esports lebih dari satu kali dalam sebulan. Sisanya masuk dalam kategori occasional viewers alias orang-orang yang menonton konten esports kurang dari satu kali dalam sebulan.

Tiongkok juga menjadi negara dengan jumlah esports enthusiasts terbanyak. Di Negara Tirai Bambu itu, diperkirakan ada 92,8 juta esports enthusiasts. Dua negara lain dengan jumlah esports enthusiasts terbanyak adalah Amerika Serikat dan Brasil. Sementara itu, pemasukan per esports enthusiast pada 2021 sedikit naik menjadi US$4,53 dari US$4,4 pada 2020. Hanya saja, angka ini masih lebih rendah pada pemasukan per esports enthusiast pada 2019, yang mencapai US$4,86. Kabar baiknya, pada 2022, setelah kompetisi esports offline kembali digelar, pemasukan per esports enthusiast diduga akan naik menjadi US$5,25.

 

Pemasukan Industri Game Streaming

Sepanjang 2020, viewership dari berbagai platform game streaming terus naik. Tren ini tampaknya masih akan berlanjut hingga 2021. Menurut perkiraan Newzoo, jumlah penonton live-streaming konten gaming akan mencapai 728,8 juta orang pada 2021, naik 10% dari tahun lalu. Sementara tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun (CAGR) dari penonton game streaming mencapai 9,2%. Hal itu berarti, pada 2024, jumlah audiens game streaming diperkirakan akan mencapai 920,3 juta orang.

Pandemi memang menjadi salah satu faktor mengapa jumlah penonton game streaming pada 2020 naik pesat. Lockdown mengharuskan orang-orang untuk tetap di rumah. Jadi, banyak orang yang akhirnya menghabiskan lebih banyak waktunya di dunia online, baik dengan bermain game maupun menonton siaran langsung dari streamer favorit mereka. Meskipun begitu, setelah pandemi teratasi, Newzoo memperkirakan, pertumbuhan jumlah penonton game streaming akan kembali normal.

Newzoo memperkirakan, hingga 2024, angka CAGR di negara-negara berkembang akan mencapai lebih dari 10%. Misalnya, pertumbuhan rata-rata jumlah penonton game streaming per tahun di Asia Tenggara dan Asia Tengah Selatan adalah 14,8%, sementara CAGR di Timur Tengah dan Afrika mencapai 15,1% dan di Amerika Latin 14%. Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu alasan mengapa jumlah audiens game streaming di negara-negara berkembang terus tumbuh. Alasan lainnya adalah semakin populernya mobile esports. Faktanya, di negara-negara seperti India dan Brasil, keberadaan mobile esports jadi salah satu pendorong pertumbuhan jumlah penonton game streaming.

Jumlah penonton konten game streaming. | Sumber: Newzoo
Jumlah penonton konten game streaming. | Sumber: Newzoo

Melihat betapa populernya konten gaming, tidak heran jika ada banyak perusahaan yang membuat atau mengakuisisi platform game streaming. Saat ini, Twitch dari Amazon masih mendominasi pasar game streaming global. Namun, di beberapa negara, termasuk Indonesia, Twitch justru kalah populer. Misalnya, di Asia Tenggara, platform game streaming yang paling populer adalah Facebook Gaming, diikuti oleh YouTube Gaming. Begitu juga di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.

Sementara di Amerika Latin, YouTube Gaming jadi platform game streaming nomor satu, diikuti oleh Twitch dan Facebook Gaming. Di Jepang, YouTube Gaming juga jadi platform game streaming paling populer. Twitch sukses menjadi platform game streaming nomor satu di kawasan Amerika Utara, Oceania, dan Eropa. Sementara di Tiongkok, platform game streaming yang populer adalah platform lokal, seperti Huya dan DouYu. Pada awalnya, keduanya merupakan rival. Namun, pada Oktober 2020, dua perusahaan Tiongkok itu mengumumkan rencana mereka untuk merger.

Sumber: VentureBeat, The Esports Observer

FIBA Hadir di Twitch, RRQ Rilis Divisi Streamers dan MSI Creator Awards 2021 Dibuka

Pertandingan FIBA akan Tersedia di Twitch

Twitch-FIBA

Federasi bola basket internasional (FIBA) mengikat kerja sama dengan Twitch. Dengan kesepakatan ini, akan ada 600 jam lebih pertandaingan live yang akan disiarkan di Twitch tiap taun.

Selain siaran pengguna Twitch juga akan bisa mengakses footage resmi jika mereka ingin membuat konten. Menurut EsportsObserver, kerja sama ini adalah kerja sama pertama antara Twitch dengan liga olah raga internasional.

Pendaftaran MSI Creator Awards Telah Dibuka

MSI

Untuk Anda para kreator, ada ajang yang diadakan oleh brand laptop untuk Anda ikuti. MSI Creator Awards 2021 telah membuka pendaftaran untuk Anda para desainer grafis, film dan animasi 3D untuk menampilkan karya mereka. Acara berhadiah total 491 juta dalam bentuk perangkat MSI.

Ajang ini merupakan lanjutan dari acara serupa tahun lalu, MSI membawa tema Technolology meets Aesthetic untuk ajang tahun ini. Panel juri yang akan menilai karya-karya peserta adalah mereka yang praktisi ahli di bidangnya. Ada 3 kategori yang bisa diikuti yaitu desain grafis, kreasi 3D dan film.

Info lengkap di sini: https://www.msi.com/Landing/creator-awards/en

RRQ Rilis Divisi RRQ Streamers

RRQ Streamers

Setelah merilis membership, RRQ kembali mengumumkan langkah baru untuk organisasi mereka yaitu divisi RRQ Streamers. Divisi baru ini adalah niat RRQ untuk menaungi para streamer independen yang marak muncul.

Seperti dikutip dari rilis, RRQ Streamers ini merupakan wadah untuk talenta muda yang ingin mengembangkan potensi individu dan membangun karier profesional di bidang live streaming. CEO Team RRQ, Andrian Pauline menjelaskan bahwa salah satu tujuan RRQ Streamers adalah untuk mempersiapkan masa depan para atlet esports.

Update: Ada perubahan isi artikel. Satu berita kami hapus karena sudah dimuat di artikel ini

Twitch Blokir Akun Donald Trump, Epic Games Akuisisi Rad Game Tools

Minggu lalu, perusahaan-perusahaan di industri game dan esports membuat berbagai pengumuman, mulai dari investasi yang mereka dapatkan sampai akuisisi yang mereka lakukan. Misalnya, Epic Games mengungkap, mereka telah membeli Rad Game Tools. Sementara itu, Juked menyebutkan, mereka mendapatkan US$1,07 juta dari kampanye crowdfunding mereka.

Twitch Blokir Akun Presiden AS Donald Trump

Twitch memblokir akun Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk sementara. Kali ini adalah kedua kalinya Twitch melakukan hal itu. Twitch bukan satu-satunya platform yang memblokir akun Trump. Pada Rabu, 6 Januari 2021, Twitter memblokir akun Trump, sementara Facebook dan Instagram melakukan hal yang sama pada Kamis, 7 Januari 2021, menurut laporan Games Industry.

Alasan Twitch dan berbagai perusahaan media sosial memblokir Trump sama. Mereka khawatir, retorika Trump akan membuat para pendukungnya semakin panas. Pasalnya, pada minggu lalu, pendukung Trump berbondong-bondong ke Washington DC dan menduduki Gedung Capitol saat anggota Kongres akan mengesahkan hasil pemilu.

Dapat Investasi, Roblox akan Lakukan Direct Listing

Dalam ronde pendanaan terbarunya, Roblox berhasil mengumpulkan investasi sebesar US$520 juta. Mereka juga mengungkap, mereka tetap berencana untuk menjadi perusahaan publik. Hanya saja, mereka tidak akan melakukan penawaran saham perdana (IPO). Sebagai gantinya, mereka akan menjual saham secara langsung via direct listing.

Roblox akan melakukan direct listing dan bukannya IPO.
Roblox akan melakukan direct listing dan bukannya IPO.

Ketika perusahaan melakukan IPO, mereka harus menggunakan jasa makelar alias underwriters. Tugas underwriters adalah menetapakn harga saham perusahaan yang melakukan IPO. Sementara itu, direct listing memungkinkan perusahaan untuk langsung menjual sahamnya.

Seperti yang disebutkan oleh VentureBeat, salah satu keuntungan direct listing jika dibandingkan dengan IPO adalah biaya yang lebih kecil. Sayangnya, Roblox belum mengungkap kapan mereka akan melakukan direct listing.

Epic Games Akuisisi Rad Game Tools

Minggu lalu, Epic Games mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi Rad Game Tools. Bermarkas di Washington, Amerika Serikat, Rad Game Tools membuat berbagai program untuk developer game, seperti video codec Bink, kompresi data Oodle, dan visualisasi performa Telemetry. Epic mengungkap, tim Rad akan bekerja sama dengan tim Epic yang bertanggung jawab atas animasi, audio, rendering, dan juga insight.

“Kerja sama antara tim Rad dan Epic akan memudahkan developer untuk mendapatkan akses ke berbagai program yang membuat proses download dan loading dari game mereka menjadi lebih cepat,” kata Epic, seperti dikutip dari Games Industry. “Tak hanya itu, program-program yang kami tawarkan juga akan membantu developer untuk membuat game dengan gameplay dan kualitas video yang lebih baik.”

Juked Dapatkan US$1,07 Juta dari Kampanye Crowdfunding

Portal konten esports online, Juked.gg, mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan US$1,07 juta dari kampanye crowdfunding yang mereka buka pada September 2020. Untuk melakukan kampanye crowdfunding ini, mereka menggunakan platform investasi Republic dari OpenDeal. Secara keseluruhan, ada 2,5 ribu orang yang ikut dalam kampanye crowdfunding dari Juked.gg.

Juked.gg telah menutup kampanye crowdfunding mereka. | Sumber: The Esports Observer
Juked.gg telah menutup kampanye crowdfunding mereka. | Sumber: The Esports Observer

Juked mengungkap, mereka akan menggunakan dana yang mereka dapatkan untuk menambah staf mereka. Saat ini, mereka hanya memiliki enam pekerja. Dengan menambah jumlah pegawai mereka, Juked berharap mereka akan bisa mempercepat proses pengembangan produk mereka, mulai dari situs, aplikasi, sampai konten orisinal, menurut laporan The Esports Observer.