[Review] Cordless Vacuum Cleaner Dyson Digital Slim DC62 Up Top

Beberapa model vacuum cleaner cordless menjadi produk yang Dyson jajakan saat mereka meresmikan flagship store pertama di Asia Tenggara. Di antara perangkat-perangkat itu, Digital Slim DC62 Up Top menjadi salah satu andalan Dyson. Device ini didesain dengan fokus pada fleksibilitas dan kinerja, kabarnya mampu menandingi efektivitas vacuum cleaner biasa.

Dyson mendeskripsikan DC62 Digital Slim sebagai vacuum cleaner tanpa kabel paling kuat, memanfaatkan kombinasi motor digital V6, sistem siklon Tier Radial dan floor tool dengan filamen serat karbon. Produsen asal Inggris itu juga merancang agar distribusi bobot vacuum cleaner cordless merata dan seimbang, ‘berpatokan’ pada prinsip Archimedes.

Dan selama beberapa minggu, saya diberi kesempatan untuk menjajal Digital Slim DC62 Up Top dan mencari tahu apakah cordless vacuum cleaner itu memang secanggih klaim Dyson atau tidak. Silakan simak ulasannya di bawah.

Packaging

Boksnya yang besar ternyata mempunyai bobot cukup ringan. Selain floor tool bermotor, DC62 dilengkapi crevice tool, penyapu debu dan wall mount. Memasang dan melepas komponen-komponennya sangat simpel, bahkan penjelasan di buku panduannya terbilang minim. Semua pernak-pernik ini tersambung dengan kokoh tanpa ada bagian yang perlu diputar atau dibaut.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 01

Design

Sebelum komponen utama disambungkan ke tool, bobot Digital Slim DC62 kurang lebih hanya dua kilogram. Ia menyimpan motor, struktur siklon, dan tempat penampungan debu/kotoran sementara (0,4-liter). Sekilas wujudnya menyerupai pistol robot di film kartun, apalagi jika crevice tool terpasang. Supaya tidak dijadikan mainan, saya menyarankan agar Anda menjaganya dari jangkauan anak-anak, segera menyimpan DC62 begitu selesai dipakai.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 14

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 02

Vacuum cleaner cordless ini mempunyai rancangan ergonomis. Tubuh berwarna abu-abu dan metaliknya terbuat dari bahan plastik. Tombol power diposisikan layaknya pemicu dan di area bawah punggung pegangan, Anda bisa menemukan port untuk mengisi ulang baterai. Untuk membuka dustbin, Anda cukup menarik switch berwarna merah ke bawah. Dan di dekat sambungan modul, terdapat tombol buat membuka kunci.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 07

Lokasi baterai berada di bawah handle, dan Dyson tak lupa membubuhkan lampu indikator berwarna biru, akan menyala saat DC62 Digital Slim sedang aktif atau ketika di-charge. Seandainya ia mulai berkedip, artinya baterai segera habis (dibahas lebih lengkap di bawah).

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 22

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 21

Kepala pembersih lantai mempunyai lebar 25,4-sentimeter dan tinggi 4,3cm. Artinya, zona pembersihan DC62 Digital Slim tidak begitu lebar, namun cukup ramping untuk mencapai area-area sempit, dibantu engsel dua poros yang bisa bergerak 90 derajat.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 10

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 09

Build quality

Seperti yang sebelumnya dibahas, DC62 Digital Slim mengusung material plastik (kecuali pipa berwarna ungu, terbuat dari aluminium), dan beberapa zona tidak sekuat penampilannya. Ia mengeluarkan bunyi sewaktu diangkat atau diputar; memang tidak di luar batas kewajaran, tapi seolah-olah mengingatkan kita untuk tidak sembarangan saat menggunakannya – alasan lain mengapa ia tak boleh dijadikan mainan.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 03

Usability

Digital Slim DC62 Up Top dan floor tool-nya sangat mudah dikendalikan berkat bobot yang ringan serta kehadiran engsel bola. Karena beban diposisikan di tangan, DC62 mudah didorong atau digerakkan. Lantai sudah beres? Anda dapat memanfaatkan crevice atau penyapu debu untuk mulai membersihkan benda-benda lain di rumah. Saya ingat tim Dyson pernah menyampaikan, cordless vacuum cleaner sebetulnya lebih pas digunakan oleh para penghuni apartemen dibanding pemilik rumah biasa.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 15

Dyson menggunakan tipe tombol power berupa pemicu, bukan switch. Digital Slim DC62 hanya akan menyala sewaktu Anda menekan tombolnya. Bagian tersebut sangat responsif, pastikan saja Anda menekannya dengan mantap sebab ia tidak aktif jika cuma ditekan setengah. Pendekatan itu sepertinya diambil supaya pemakaian baterai lebih hemat dan efektif: vacuum cleaner baru menyala ketika Anda ingin menyedot debu/kotoran.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 05

Berbicara soal baterai, Dyson membekali DC62 dengan baterai li-ionfade-free‘ nikel-mangan-kobalt. Teknologi ini katanya memastikan performa motornya stabil, baik saat vacuum cleaner baru diisi ulang maupun sewaktu baterainya hampir habis, sanggup aktif selama 20 menit dalam sekali charge. Sayangnya karena lampu indikator berada di tempat yang kurang gampang terlihat, ia sering terabaikan dan beberapa kali Digital Slim DC62 mati tiba-tiba.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 16

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 17

20 menit adalah kapabilitas baterai secara teori. Prakteknya lebih singkat dari itu, tergantung dari tool yang Anda pakai serta temperatur. Untuk proses bersih-bersih lebih tuntas, Anda dipersilakan menggunakan boost mode, dengan menekan tombol Max yang ada di atas gagang. Tentu saja ia akan menguras baterai lebih cepat, kira-kira enam menit dari kondisi penuh.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 08

Kendala kecil yang saya temukan ialah suara. Digital Slim DC62 cukup bising, apalagi seandainya Anda menggunakan boost mode. Kemudian udara hasil penyedotan dibuang ke samping-belakang, seringkali mengenai tubuh. Jika vacuum cleaner dipakai cukup lama, suhu jadi meningkat dan memengaruhi tiupan angin. Udara panas itu mungkin akan membuat Anda merasa tidak nyaman.

Performance

Berkat topangan baterai nikel-mangan-kobalt, motor digital DC62 bisa berputar hingga 110 ribu kali dalam semenit. Berdasarkan perhitungan Dyson, device menghasilkan 28-airwatt. Motor V6 diramu untuk membersihkan perabotan rumah, tapi bukan buat karpet tebal. Di kelasnya, daya hisap cordless vacuum cleaner ini tergolong mumpuni, namun peranan bagian sapu berserat karbon tak kalah esensial.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 04

Debu halus, remah-remahan, dan tepung sanggup ditangani Digital Slim DC62 dengan mudah, namun puing-puing berukuran sedang bisa jadi problem, terutama jika bagian bawah kepala pembersih tidak dapat menghisapnya. Rambut dan benang juga menjadi tantangan besar. Seringkali material-material ini tersangkut di sapu dan tidak terbawa ke dustbin.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 12

Maintenance

Berdasarkan buku panduan, Digital Slim DC62 harus dibersihkan setidaknya sebulan sekali. Hal ini termasuk membuang kotoran dan membersihkan bagian dalam penampungan debu, serta mencuci filter dengan air dingin – dijemur selama 24 jam sebelum dimasukkan kembali ke vacuum cleaner. Anda sama sekali tidak memerlukan obeng, semua komponennya dapat mudah dilepas.

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 19

Dyson DC62 Digital Slim Up Top 23

Verdict

Pertanyaan terbesarnya: Apakah DC62 bermanfaat buat Anda? Dyson Digital Slim DC62 mungkin bukanlah perangkat pembersih ideal bagi Anda yang memiliki rumah berukuran besar, tapi pemakaiannya sangat ringkas dan produk akan sangat berguna jika Anda tinggal di rumah minimalis atau apartemen.

Dari sisi kinerja, DC62 Up Top merupakan cordless vacuum cleaner paling bertenaga, mempunyai daya hisap mumpuni untuk kebutuhan bersih-bersih sehari-hari.

Sudah pasti ada sejumlah aspek yang sedikit memberatkan calon konsumen. Baterai berdaya tahan 20 menit mungkin terbilang belum cukup memuaskan, dan harganya memang jauh dari kata murah. Berdasarkan info dari flagship store Dyson, saat ini Digital Slim DC62 Up Top dibanderol seharga Rp 8,6 juta.

Sudah Siap Menghadapi Dark Souls III? Simak Dulu Rangkuman Review-nya

Dark Souls III akan dirilis secara global minggu depan, namun gamer Jepang dan media-media video game terkemuka sudah mulai menikmatinya sejak tanggal 24 Maret silam. Director Hidetaka Miyazaki kembali memimpin pengembangannya, dan tak sulit ditebak, segala hal yang Anda sukai (atau benci) mengenai Dark Souls kembali hadir di permainan terbarunya.

Action-RPG ini kembali menyuguhkan formula serupa sang pendahulu, mengusung gameplay super-sulit, menuntut Anda untuk menerima kekalahan dan ‘merangkul’ kematian. Sisi positif dari perbedaan waktu rilis ialah kita diberikan kesempatan buat mencari tahu apakah Dark Souls III layak dimainkan atau tidak berdasarkan review-review yang telah dipublikasi. Dan fans Souls dapat bernafas lega karena Dark Souls III memperoleh respons sangat positif.

Dark Souls III Review Round-up 03

Dalam ulasan tanpa skor, Adam Smith via Rock Paper Shotgun menuliskan, jika Dark Souls III merupakan game terakhir di franchise tersebut, maka ia dengan bahagia mengucapkan selamat jalan. Meski bukan game Dark Souls terbaik, Dark Souls III menyempurnakan permainan sebelumnya, dan bahkan dapat dinikmati oleh mereka yang sama sekali belum pernah menyentuh Dark Souls.

Review IGN juga selaras dengan Rock Paper Shotgun. Mereka memuji gerakan-gerakan baru dalam permainan yang memperkaya sistem pertempuran, serta segi visual dari lokasi-lokasi di kerajaan Lothric – tempat Anda bertualang dan menghadapi lawan-lawan mematikan. Beberapa aspek memang butuh polesan, namun IGN setuju bahwa Dark Souls III layak jadi penerus seri ini.

Dark Souls III Review Round-up 02

Mike Mahardy dari GameSpot sendiri melihat sejumlah kesalahan arah dalam desain, contohnya cuma ada satu solusi spesifik untuk mengalahkan bos, ditambah pola permainan repetitif saat menghadapi musuh tangguh. Terlepas dari itu, GameSpot mengapresiasi banyak hal dalam Dark Souls III: desain level yang apik, pertempuran menegangkan, serta setting game yang cantik.

Salah satu ulasan dengan nilai paling rendah dipublikasi oleh Polygon, hanya 70. Reviewer Philip Kollar menyampaikan, Dark Souls 3 tetap menjadi sebuah pengalaman menakjubkan, namun di game teranyar itu, kelemahannya lebih terlihat. Ia kecewa karena game hanya menyimpan sedikit kejutan. Menakar dari desain, penyajian momentum, serta teknologi penopang permainan, Dark Souls III gagal memuaskan penggemar terberatnya.

Dark Souls III Review Round-up 04

Bertolak belakang dari Polygon, PC Gamer memuji sisi desain, pertempuran, serta penyampaian ceritanya. James Davenport bilang, “Dark Souls III adalah game Dark Souls terbaik, menetapkan sebuah standar baru bagi genre action RPG secara keseluruhan.”

Berikut skor sementara  berdasarkan situs agregator:

Dark Souls III akan meluncur pada tanggal 12 April nanti di PC, PlayStation 4 dan Xbox One.

[Review] Microsoft Lumia 950

Merupakan salah satu smartphone pertama yang berjalan di Windows 10 Mobile, Microsoft Lumia 950 dilepas pada bulan November silam. Dalam penyajiannya, pendekatan Microsoft sangat menarik: Lumia 950 ditargetkan pada kelas high-end dan melalui device ini, terlihat upaya keras Microsoft mengembalikan bisnis perangkat bergerak mereka ke masa kejayaannya.

Lumia 950 sengaja diracik sebagai penerus Lumia 930, dan sejumlah elemen sang pendahulu hadir kembali di handset flagship tersebut. Namun tentu saja platform baru menyimpan segala macam kecanggihan baru pula. Anda dapat log-in melalui Windows Hello (iris scanner), lalu Continuum memungkinkan handset beradaptasi sesuai kebutuhan Anda.

Lumia 950 menawarkan beragam fitur layaknya smartphone high-end. Tapi bukannya Android, Anda diberikan ekosistem Windows 10. Windows memang memiliki keunggulannya sendiri, namun pada akhirnya ia harus berhadapan dengan lawan-lawan tangguh dari produsen lain, plus platform yang dipenuhi jutaan aplikasi. Apakah Lumia 950 mempunyai peluang untuk menang, atau Lumia 950 hanya cocok bagi penggemar berat Microsoft saja?

Review Microsoft Lumia 950 17

Bundle

Untuk mengeluarkan seluruh potensi Lumia 950, Anda membutuhkan beberapa aksesori pendukung. Unit review yang kami coba ini dibundel bersama Display Dock buat menyambungkan smartphone ke layar, keyboard dan mouse layaknya PC; serta Microsoft Foldable Keyboard.

Review Microsoft Lumia 950 32

Design

Berbeda dari 930 atau 1520 yang memberikan cita rasa distingtif, Lumia 950 tampak seperti smartphone Android umum. Rancangannya terasa hambar dan sulit menemukan kesan premium di sana: back cover terbuat dari plastik bertekstur matte – dapat mudah dibuka untuk mengakses baterai, slot SIM dan microSD. Layar dibingkai frame plastik glossy, lalu modul kamera terlihat menyembul di belakang, ditandai ring bundar perak. Ia ditemani triple-LED flash serta lubang speaker.

Review Microsoft Lumia 950 19

Review Microsoft Lumia 950 39

Review Microsoft Lumia 950 24

Lumia 950 juga bukanlah smarphone teringan dan tertipis – dengan layar 5,2-inci di tubuh berdimensi 145×73,2×8,25mm dan berat 150-gram. Di sisi positifnya, ukuran tersebut mendukung pemakaian satu tangan. Walaupun desainnya mengotak dan tidak ergonomis, handset terasa nyaman dalam genggaman. Berkat ketebalan 8,25mm plus bingkai, peluang jari tak sengaja menyentuh touchscreen jadi lebih kecil.

Review Microsoft Lumia 950 27

Review Microsoft Lumia 950 23

Seluruh tombol fisik berada di area kanan Lumia 950; volume, power, maupun shutter. Dengan menekan tombol shutter ini, Anda dibawa langsung ke aplikasi kamera. Selain itu, port audio 3,5mm berlokasi di atas, dan di bawah tengah terdapat port USB type-C berkemampuan fast charging.

Review Microsoft Lumia 950 22

Review Microsoft Lumia 950 28

Jika terbiasa menggunakan perangkat Android, Anda harus beradaptasi dengan ketiadaan fitur double-tap buat mengaktifkan layar. Tiga tombol navigasi utama dipadukan ke dalam layar, yaitu back, home dan shortcut search Bing.

Display

Kekurangan pada rancangan untungnya terbayarkan oleh kualitas layar Lumia 950. Display AMOLED ClearBlack 5,2-inci 16:9 mempunyai level warna gelap dan tingkat kontras yang tinggi. Ketika terkena sinar, ia memantulkan warna biru gelap. Anda disuguhkan resolusi 2.560×1.440-pixel dengan kepadatan 564ppi. Di atas kertas, ia lebih tajam dari iPhone 6S dan 6S Plus, walaupun tingkat kecerahan masih belum menyamai handset-handset Apple tersebut.

Review Microsoft Lumia 950 20

Review Microsoft Lumia 950 21

Meski demikian, display Lumia 950 tetap sanggup berhadapan dengan teriknya sinar matahari siang, serta mempunyai viewing angle yang luas. Microsoft tak lupa menyematkan lapisan Corning Gorilla Glass 3 buat memproteksi panel dari baretan serta benturan.

Camera

Review Microsoft Lumia 950 38

Lumia 950 mewarisi teknologi PureView, artinya Anda tak perlu cemas soal kesanggupan fotografi mobile. Di kamera utama, Microsoft memampatkan sensor 20-megapixel 1/2,5-inci dipadu optic Carl Zeiss, fitur optical image stabilization, dengan apterture f/.1.9. Sensor yang relatif besar memastikan kamera dapat mengumpulkan cahaya lebih banyak. Lebih banyak cahaya berarti hasil jepretan juga berpeluang jadi lebih baik.

Review Microsoft Lumia 950 25

Fleksibel ialah kata yang saya gunakan buat mendeskripsikan performa kamera Lumia 950. Baik di waktu mendung, pagi hari, atau di dalam ruang, Microsoft meramu kamera Lumia 950 dengan jitu. Bagi saya, kombinasi fokus touch dan tombol fisik sangat intuitif. Kemudian berkat app Microsoft Camera, akses ke setting manual (white balance, ISO, shutter speed, brightness) jadi mudah, tidak disekat-sekat oleh menu.

Review Microsoft Lumia 950 40

Bahkan di kondisi kurang cahaya, Lumia 950 bisa mengabadikan momen dengan sangat memuaskan. Hasilnya bersih serta tajam. Dan jika keadaan terlalu gelap, flash tiga warna yang bertenaga dapat Anda pergunakan.

Untuk pembuatan video, Lumia 950 mampu merekam di resolusi 4K di 30fps. Mutunya sangat baik, dan shutter speed tetap dijaga tinggi supaya video tidak kabur, kemudian transisi dari gelap ke terang juga terbilang mulus. Anda bisa menyesuaikan fokus dan white balance, akan tetapi ISO dan exposure-nya terkunci.

Sampel foto still bisa Anda lihat di bawah:

Review Microsoft Lumia 950 12

Review Microsoft Lumia 950 11

Review Microsoft Lumia 950 13

Review Microsoft Lumia 950 09

Review Microsoft Lumia 950 10

Review Microsoft Lumia 950 14

Continuum

Contunuum adalah fitur unggulan di Lumia 950 yang Microsoft bangga-banggakan. Ia memungkinkan kita mengoneksikan handset ke monitor terpisah a la mini PC, bisa secara wireless maupun dengan bantuan Display Dock. Port-port fisik memperkaya segi konektivitas smartphone. Keyboard ialah kewajiban, sedangkan mouse tergolong opsional karena display Lumia 950 dapat dipakai sebagai touchpad.

Review Microsoft Lumia 950 31

Secara dasar, Continuum bekerja seperti visi Microsoft, agar Anda meninggalkan laptop di kantor. Tapi kendalanya, kinerja device jauh di bawah desktop. Continuum terasa lamban, dan sebetulnya, ada lebih banyak hal yang dapat dilakukan di mode normal dibanding Continuum. Problem terletak pada belum matangnya ekosistem app universal Windows.

Review Microsoft Lumia 950 18

Dengan Contiuum, Anda dipersilakan meng-edit dokumen-dokumen Word sampai Excel, menjelajahi web dan Facebook lewat monitor, lalu audio bisa tersuguh melalui speaker televisi. Keunikan ini membuatnya ideal bagi para profesional dalam perjalanan bisnis, meskipun ia bukanlah pengganti notebook. Kekurangan lainnya ialah, Anda tidak dapat menginstal software desktop Windows biasa. Aplikasi yang bisa digunakan alias kompatibel adalah Universal Windows App.

Review Microsoft Lumia 950 33

Review Microsoft Lumia 950 34

Specification

  • System-on-chip Qualcomm Snapdragon 808, prosesor dual-core Cortex-A57 1,82GHz & Cortex-A53 quad-core 1,44GHz, GPU Adreno 418
  • Memori RAM 3GB
  • Penyimpanan internal 32GB, bisa diekspansi hingga 200GB via microSD
  • Baterai 3.000mAh removable
  • Konektivitas USB 3.1 type-C, Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac dual-band, Bluetooth 4.1, GPS, NFC, rangkaian sensor (accelerometer, gyro, proximity, kompas, barometer) ditambah pemindai iris
  • Sistem operasi Microsoft Windows 10

Performance & experience

Komposisi hardware mumpuni di atas memungkinkan Lumia menjalankan lebih banyak aplikasi secara bersamaan. Windows 10 di Lumia 950 berjalan cukup mulus, walaupun terdapat sejumlah keterlambatan respons di menu. Ironis karena hal ini jarang sekali terjadi di Windows Phone.

Review Microsoft Lumia 950 36

Karena jarang sekali menggunakan Windows Phone, saya membutuhkan sedikit adaptasi. Meski demikian, interface tersaji simple, tidak menyulitkan user awam. Microsoft juga tidak mencoba mengunci sistem file sehingga tak membelenggu para pecinta utak-atik.

Review Microsoft Lumia 950 02

Store (toko aplikasi Windows)tidak banyak menyediakan software benchmark yang dapat diandalkan, dan akhirnya saya menggunakan AnTuTu 6.0.4 UWP Beta. Lewat beberapa kali sesi tes, saya memperoleh skor tertinggi di 48909. Berdasarkan kolom ranking, Lumia 950 seharusnya dapat mencapai 70605 – satu peringkat di bawah Nexus 6 dan di atas LG G4.

Review Microsoft Lumia 950 01

Untuk permainan mobile, saya tidak menemukan banyak aspek negatif. Saya menjajal dua game, yaitu Modern Combat 5: Blackout dan Sniper Fury. Keduanya terhidang memuaskan, cukup wajar karena sudah seharusnya smartphone mempunyai performa hardware di atas rata-rata.

Review Microsoft Lumia 950 06

Review Microsoft Lumia 950 07

Review Microsoft Lumia 950 04

Review Microsoft Lumia 950 05

Kendala terbesar yang memengaruhi pengalaman penggunaan adalah cepat naiknya temperatur. Hal ini bukan cuma ketika saya bermain game atau membuka kamera, namun juga dalam pemakaian normal sewaktu display harus aktif dalam durasi lama. Lumia 950 tidak mempunyai sistem ‘liquid cooling‘ seperti pada versi Lumia 950 XL, dan iklim panas Indonesia memperparah temperaturnya.

Windows 10 Mobile tampaknya cukup memeras daya, untung saja baterai 3.000mAh mampu menjaga smartphone tetap aktif selama seharian. Dari penuh, baterai berkurang sekitar 30 persen saat dipakai menonton video HD berdurasi satu setengah jam. Baterai sangat terbantu fitur fast-charging – memerlukan 1,5 jam untuk mengisi penuh dari kondisi kosong.

Dalam skenario perjalanan, Lumia 950 dan perlengkapannya tidak sepraktis yang Microsoft inginkan. Dongle Display Dock cukup berat, dan Anda juga disarankan membawa keyboard Bluetooth. Dan seandainya tidak menemukan monitor/layar, Anda terpaksa melihat konten dari panel 5-incinya.

Review Microsoft Lumia 950 37

Verdict

Untuk fans beratnya, Lumia 950 mungkin merupakan perangkat yang mereka nanti-nanti. Ia menyimpan beragam fitur unik dan kemampuan canggih, mendongkraknya satu kelas di atas smartphone high-end lain. Ia bisa mendampingi laptop atau PC hybrid berbasis Windows 10 yang Anda miliki, jika berkenan mentolerir desain ‘standarnya’.

Tapi saya tidak mencoba merekomendasikan Lumia 950 pada pemilik iPhone atau Android. Dari perspektif fungsi, ia belum bisa dianggap sebagai kombinasi ideal antara laptop dan smartphone. Microsoft masih harus mematangkan serta menyempurnakan lagi ekosistemnya, dan itu membutuhkan waktu yang tidak singkat. Lumia 950 memang sebuah langkah penting bagi Microsoft buat menarik perhatian developer, tapi mereka belum menumpahkan visi tersebut secara maksimal.

Di Indonesia, handset dijajakan mulai dari Rp 9 juta.

[Review] Activity Tracker Runtastic Moment Elite

Dibandingkan nama-nama seperti Fitbit dan Jawbone, Runtastic mungkin merupakan brand kesekian yang Anda pertimbangkan saat mencari activity tracker. Tapi sejak diperkenalkan, Runtastic pelan-pelan memupuk reputasi dengan app, hardware, serta layanan analisis data. Setelah merilis Orbit, produsen asal Austria ini mengusung konsep baru dalam produk terbarunya.

Di akhir triwulan ketiga 2015, Runtastic resmi menyingkap Moment, wearable device kedua mereka. Keluarga Moment terdiri atas tiga model, yaitu Basic, Classic serta Elite. Dan saya diberi kesempatan buat menguji model terakhir itu. Berdasarkan deskripsi tim desainernya, Moment Elite diperuntukkan bagi konsumen yang peduli terhadap fashion.

Berwujud arloji analog, Moment menyimpan teknologi Orbit di dalam. Ia dapat memonitor aktivitas kita; menghitung langkah, jarak, jumlah kalori yang terbakar, dan lama waktu tidur. Runtastic turut menjanjikan desain atraktif serta nyaman dikenakan.

Artikel ulasan ini sengaja dibuat untuk mengulik apakah klaim tersebut benar adanya, atau masih banyak hal yang perlu Runtastic perbaiki.

Bundle

Bundel Moment Elite cukup sederhana. Selain unit fitness tracker, terdapat buku petunjuk, obeng, dan empat baut ekstra. Runstastic menyediakan panduan untuk mengganti baterai coin-cell-nya, sanggup bertahan selama enam bulan.

Runtastic Moment Elite 23

Runtastic Moment Elite 22

Runtastic Moment Elite 21

Starting up

Untuk mulai menggunakan Moment Elite, Anda perlu mengunduh aplikasi Runtastic Me di smartphone dan jangan lupa mengaktifkan Bluetooth. Runtastic telah menciptakan banyak app di Android dan iOS, tetapi untuk setup, Moment membutuhkan Runtastic Me. Langkah-langkah di sana cukup jelas, dan saya memutuskan buat log-in via Facebook. Ketika proses sinkronisasi berlangsung, Anda diminta menekan tombol selama tiga detik.

Runtastic Moment Elite 01

Ketika tracker dan smartphone tersambung, jarum jam serta menit secara otomatis segera bergerak menyesuaikan dengan waktu di handset.

Design

Bagi saya, Runtastic Moment Elite adalah fitness tracker untuk konsumen yang belum bisa berpisah dengan jam tangan tradisional. Segala aspek (positif dan negatif) sebuah arloji ada semua di sana. Penampilannya ‘adaptif’, orang lain tak akan mengira Anda sedang menggunakan wearable. Rancangannya tidak terlalu mewah buat dipakai sehari-hari, namun cukup elok saat Anda membawanya ke acara-acara resmi.

Runtastic Moment Elite 07

Runtastic Moment Elite 13

Moment Elite didominasi warna hitam, pada tubuh maupun strap. Saya menyukai perpaduan kesan simpel dan sporty-nya. Produsen mengombinasikan case stainless steel, kaca mineral anti-baret dan strap kain berlapis kulit di sisi dalam. Bagian free loop/ring mengsung material kain serupa, sayangnya serat-serta di sana terlihat berbulu dan terurai. Akan lebih rapi (dan lebih kuat) seandainya ia diganti kulit.

Runtastic Moment Elite 15

Runtastic Moment Elite 10

Runtastic Moment Elite 09

Tak seperti smartband/activity tracker bertubuh karet, Moment Elite terasa berat dan besar. Case baja anti-karatnya mempunyai diameter 46mm dan berketebalan hampir 15mm di area tertinggi. Dengan memanfaatkan timbangan saku, bobot Moment Elite mendekati 80-gram (79,6g). Jangan khawatir buat memakainya saat mandi atau berenang di kolam, Moment tahan air hingga kedalaman 100-meter.

Runtastic Moment Elite 17

Runtastic Moment Elite 11

Runtastic Moment Elite 16

Terdapat angka-angka dan lingkaran petunjuk di dial utama. Di sisi teratas, ada tulisan MI dan KM berwarna merah. Saat Anda memulai aktivitas di app (Runstastic Pro, dibahas lebih rinci di segmen aplikasi) jarum akan berputar untuk menunjukkan jarak. Dial lebih kecil dengan sebuah jarum berada di bawah, menunjukkan angka 0 sampai 100. Ia adalah indikator target harian Anda. Agar memudahkan kita melihatnya, semua jarum dibekali lapisan glow in the dark.

Runtastic Moment Elite 06

Runtastic Moment Elite 25

Comfortable?

Sayang sekali, penampilan menyerupai penunjuk waktu timeless berdampak pada faktor kenyamanan fitness tracker. Anda mungkin bisa mentolerir berat dan ukuran Moment Elite, namun saya melihat masalah pada strap. Bagian terdekat dari engsel sangat tebal, dan sangat sulit tertekuk secara alami. Asumsi saya, ia lebih pas dikenakan oleh orang-orang berpergelangan tangan besar. Di tangan kecil saya, Moment Elite selalu timpang ke satu sisi.

Runtastic Moment Elite 19

Awalnya saya kira strap akan melemas jika Moment Elite dipakai terus-menerus, tapi hingga sekarang ia masih saja kaku.

Runtastic Moment Elite 12

Faktor ini perlu diperhatikan jika Runtastic ingin pengguna memakai Moment tiap saat. Dan bukan cuma tak nyaman dan keras sewaktu dikenakan tidur (opini diperkuat keluhan istri), device seringkali mengganggu aktivitas kerja, apalagi saya harus mengetik seharian. Akhirnya, saya terpaksa menggeletakkannya di atas meja.

Functionality

Walaupun mempunyai fitur-fitur yang telah disebutkan sebelumnya, Moment Elite masih beberapa level di bawah smartwatch. Ia hanya berperan sebagai activity tracker, tidak menyalurkan notifikasi dari smartphone. Jantung dari kapabilitas Moment terletak pada accelerometer build-in. Ia melacak gerakan berdasarkan gerakan tangan, namun tanpa GPS, Moment lebih mengandalkan perhitungan matematis.

(EDIT: Setelah dicek lebih jauh, fitur notifikasi tersembunyi di menu Wearable dan harus mendapatkan persetujuan akses dari pemilik handset. Missed call, WhatsApp dan Line bisa bekerja; namun beberapa notifikasi memang tidak muncul, contohnya Facebook Messenger dan SMS.)

Runtastic Moment Elite 02

Cuma ada satu tombol fisik pada tracker, umumnya Anda gunakan saat ingin tidur serta bangun. Metodenya manual, sekedar berbaring tetap terhitung tidur; padahal Fitbit, Jawbone dan Misfit sudah beralih ke sistem deteksi otomatis. Hampir seluruh fungsinya diakses dengan menggunakan app Runtastic Me: dari mulai setting berat dan tinggi badan, sampai menyetel silent alarm buat membangunkan atau mengingatkan Anda untuk bergerak (disertai LED merah di area angka 9).

Runtastic Moment Elite 14

Proses sinkronisasi data (download serta kalkulasi) dari Moment Elite ke handset berjalan sedikit lambat. Kadang kala, saya harus menutup app dan mematikan Bluetooth agar aplikasi segera me-refresh info.

Application

Runtastic Me adalah basis dari Moment Elite. Interface-nya sederhana dan mudah dimengerti oleh mereka yang belum pernah sekalipun mengoperasikannya. Di sana Anda dapat langsung melihat jumlah langkah, durasi aktivitas, total pembakaran kalori, jarak tempuh dan lama waktu tidur. Aplikasi juga bisa tersambung ke Apple Health dan Google Fit, jadi data tetap tercatat seandainya Anda lupa membawa Moment.

Runtastic Moment Elite 24

Di sisi aplikasi, keluhan terbesar saya tujukan pada Premium Membership. Di versi gratisnya, fitur-fitur terbaik app Runtastic terkunci; misalnya advanced goals, analisis, dan penyimpanan data tak terbatas. Untuk membukanya, Anda harus mengeluarkan uang sebesar Rp 120 ribu per bulan atau paket Rp 600 ribu selama setahun. Padahal activity tracker lain menyuguhkan fungsi serupa tanpa menuntut biaya tambahan.

Ingat fitur ‘memulai aktivitas’ yang saya sampaikan sebelumnya? Ia cuma bisa diakses dengan memanfaatkan app Runtastic Pro (dijual Rp 50 ribu). Penyajian ini, ditambah lagi Premium Membership Runtastic Me memang membingungkan.

Verdict

Agar bisa unggul di ranah kompetisi activity tracker, Runtastic perlu menyempurnakan banyak hal dalam Moment Elite. Idealnya, produk seelok ini harus didukung teknologi baru tanpa mengorbankan faktor kenyamanan. Meskipun kita boleh bilang penampilan dan desain merupakan masalah selera, namun kendala utamanya ialah app serta fungsi yang terasa tersegmentasi.

Terlepas dari itu saya melihat bahwa Moment ditargetkan pada jenis konsumen baru; bukan para pelari atau atlet kawakan, melainkan mereka yang ingin lebih aktif dan hidup sehat, tapi tetap tampil gaya ketika berolahraga. Singkat kata, Moment Elite ialah arloji berfitur activity tracker, bukan kombinasi seimbang antara keduanya.

Tentu saja, tak seperti fitness tracker ‘standar’, Runtastic Moment Elite bukanlah device yang murah. Sudah tersedia di Indonesia, Moment Elite dijajakan di kisaran harga Rp 2,9 juta.

Runtastic Moment Elite 05

Dengan Adanya ‘Layanan Berbayar’, Apakah Review User Steam Bisa Dipercaya?

Bagi publisher game, opini profesional merupakan hal esensial. Dan tidak jarang kita mendengar rumor perusahaan-perusahaan ternama membayar media besar agar produk mereka memperoleh nilai tinggi. Skenario itu juga terjadi di skala lebih kecil, misalnya anggota tim developer/publisher menulis review positif di website distribusi digital semisal Steam.

Namun yang lebih menggelisahkan lagi, eksperimen oleh PCGamesN menunjukkan bahwa dengan mengeluarkan sedikit uang – hanya US$ 5 – game-game di Steam bisa mendapatkan skor positif. ‘Layanan’ tersebut dapat mudah dijumpai di website marketplace Fiverr, Anda bisa menemukannya secara gamblang, cukup menuliskan keyword ‘Steam’ di kolom search.

Phil Iwaniuk dari PCGamesN memulainya dengan membuat akun buat menghubungi tiap penjaja jasa review Steam. Umumnya mereka meminta kode permainan, dan Iwaniuk secara terbuka menyampaikan game bukanlah karya buatannya. Phil tidak mencoba menutupi identitas, alamat email, serta tempat ia bekerja. Tiap seller segera merespons, dan langsung mengontak Iwaniuk via Steam. Melalui cara ini, ia bisa mengetahui game-game apa saja yang mendapatkan ulasan berbayar.

Steam user reviews can be bought for $5

Iwaniuk menemukan 20 permainan yang muncul lebih dari dua kali dalam daftar penyedia jasa review Steam, dan meskipun Counter-Strike serta Super Hexagon ada di sana, sisanya merupakan judul-judul yang jarang sekali kita dengar: Apocalyse Hotel, Blood of Magic, Cat Simulator, D3DGear, Gods Vs Humans sampai Home Design 3D.

Di deskripsi awal, memang tidak ada penjual yang mengaku terang-terangan ulasannya akan positif. Tetapi setelah mengirim email serupa pada 13 seller, sebagian besar mengonfirmasinya, menjawab: ‘Tidak perlu disebutkan, tapi iya’; ‘Tidak bisa memberi garansi, namun semua review saya positif’; bahkan seseorang menjaminnya dan menyediakan link ke profile Steam sebagai portfolio.

Dari 13 penjual review, hanya satu yang enggan menjamin thumbs-up/nilai positif. Ia menjelaskan bahwa ulasan darinya bersifat apa adanya, “Jika Anda sedang mencari ulasan-ulasan palsu, ada banyak penjaja di Fiverr yang menawarkan layanan tersebut. Saya menyarankan Anda agar berhati-hati karena walaupun di waktu dekat cara ini membuat produk terlihat bagus, tapi akan berdampak buruk di waktu ke depan.”

Terlepas dari pemaparan di atas, sebaiknya kita tidak mencoba menggeneralisasi atau buru-buru mengambil kesimpulan. Laporan itu belum membuktikan pada kita bahwa publisher atau developer video game terlibat, namun ada satu fakta penting di sini: siapapun bisa menggunakan jasa paid review.

[Review] Notebook Gaming MSI GS40 6QE Phantom

Untuk memperoleh pengalaman gaming maksimal, hanya ada satu device yang langsung terbersit di benak para gamer PC puritan: komputer dekstop tower. Para produsen ternama mencoba mengubah pendapat mereka melalui beragam laptop berperforma tinggi, memastikan konsumen tidak kehabisan pilihan. Dan buat saya, MSI GS40 6QE Phantom bisa mengubah persepsi banyak orang.

GS40 6QE Phantom merupakan evolusi dari GS30 2M, dengan konsep desain yang jauh lebih matang. Dalam uji coba selama beberapa minggu ini, sejumlah kendala pada produk notebook gaming memang masih muncul di sana. Akan tetapi, saya juga melihat banyak aspek unggulan yang membuat perangkat patut dipertimbangkan oleh kalangan gamer hardcore – terutama jika Anda sering bepergian.

Tak banyak laptop berlayar 15,4-inci ke bawah yang sanggup menangani permainan-permainan bergrafis berat, dan mungkin inilah alasannya mengapa kepopularitasan sistem gaming berdesain padat belakangan meningkat. Dan fakta bahwa sang produsen Taiwan menyediakan notebook high-end 14-inci menguatkan dugaan tersebut. Dalam tubuh kecilnya, MSI memampatkan segala macam hardware bertenaga.

Silakan simak ulasan lengkapnya:

Design

Di ranah notebook gaming, warna hitam berbumbu merah tampaknya sudah menjadi ciri khas. Meski demikian, dengan berpegang pada kiblat desain sang produsen, GS40 6QE Phantom memiliki rancangan menawan. Bagi saya ia ideal: tidak terlalu menarik perhatian namun tetap merepresentasikan tema gaming. Tubuh GS40 6QE memanfaatkan material plastik dan logam.

Review MSI GS40 6QE Phantom 42

Di belakang layar, tekstur brushsed metal vertikal dipadu bersama dua pasang lekukan yang menyerupai kap mobil muscle. Dan garis merah pembatas antara logam dan plastik memperkuat imajinasi tersebut. Di bawah logo MSI, ada branding tameng naga Gaming G-Series, menyala ketika laptop dinyalakan. Kesan simpel pada penampilan juga terjaga sewaktu lid Anda buka.

Review MSI GS40 6QE Phantom 40

Review MSI GS40 6QE Phantom 39

Frame hitam plastik mengelilingi layar 14-inci, dan logo MSI perak kembali hadir di sana. Area papan ketik menggunakan brushed metal hitam yang sama seperti punggung. Di pojok kiri atas terdapat tombol power segi tiga asimetris. Keyboard backlight SteelSeries-nya hanya bisa menyala merah, tapi tentu faktor kosmetik ini tidak memengaruhi kinerjanya.

Review MSI GS40 6QE Phantom 33

Memiliki tubuh setebal 21,8-22,8mm serta rasio panjang dan lebar 345x245mm, GS40 6QE belum dapat dimasukkan di kategori ultra-thin. Walaupun begitu, notebook sangat portable, dengan bobot hanya 1,6-kilogram. Tidak sulit menyelipkan unit ini (beserta adapter) ke tas. Dan karena MSI tidak bersikeras mengusung konsep ultrabook, konstruksinya terasa mantap.

Review MSI GS40 6QE Phantom 22

Review MSI GS40 6QE Phantom 24

Saran saya ialah, selalu bersihkan notebook setelah dipakai: minyak dan lemak mudah menempel pada area-area logam yang sering disentuh, terutama palm rest dan layar.

Build quality

Seperti tradisi Micro-Star International, build quality-nya tidak meragukan. Ia memang bukan produk rugged, tapi struktur kokoh GS40 6QE sanggup menjaganya dari kerusakan dalam pemakaian normal, terutama ketika laptop tertindih. Gap sambungan antar bagiannya sangat tipis dan konsisten, LCD tidak terdistorsi sewaku belakang layar ditekan, dan tubuh bawah baru benar-benar bergerak jika saya menekannya dengan tenaga.

Review MSI GS40 6QE Phantom 41

Review MSI GS40 6QE Phantom 38

Lid-nya tipis, walaupun Anda tidak perlu cemas sewaktu mengangkatnya dengan satu tangan. Sayangnya layar tidak bisa dibuka hingga sejajar body. Ketika didorong ke posisi paling ujung, ia akan memantul, mengindikasikan potensi titik kelemahan.

Display

MSI membekali GS40 dengan panel IPS 14-inci full-HD premium besutan LG Philips. Komponen ini adalah salah satu elemen andalannya. MSI tidak repot-repot mencoba menjejalkan 4K (apa gunanya UHD di layar14-15-inci?), alih-alih, mereka memaksimalkan apa yang ada. Display tersebut cerah, sanggup menghasilkan warna-warni cemerlang, dan mempunyai viewing angle luas. Ia dilapisi finish matte anti-glare buat melawan terjangan sinar matahari.

Review MSI GS40 6QE Phantom 18

Review MSI GS40 6QE Phantom 25

Dari sedikit riset di internet, panel mempunyai jangkauan sRGB 86 persen, cukup baik; sayangnya AdobeRGB hanya 56 persen. Artinya, GS40 memang diramu buat gaming, bukan untuk kalangan profesional. Setting display dan setup window/icon dapat dikonfigurasi sesuai keinginan lewat app Dragon Gaming Center serta MSI Sizing Options.

Keyboard, touchpad & palm rest

Review MSI GS40 6QE Phantom 29

Presentasi papan ketik GS40 6QE tidak semewah notebook gaming atau desktop replacement top-end MSI dengan warna-warni LED, namun SteelSeries membuatnya sangat nyaman digunakan bermain. Kombinasi tuts huruf berukuran kurang lebih 14,5x15mm dan gap hampir 4mm memberikan ruang lapang bagi jari saya untuk menari lincah di atasnya. Keyboard-nya reponsif, lalu key travel-nya sangat memanjakan mereka yang gemar mengetik.

Review MSI GS40 6QE Phantom 28

Dua tombol utama mouse tersembunyi di area bawah touchpad persegi panjang berdimensi kira-kira 15×7-cm. Tekstur halus di bagian ini menjaga kendali kursor mouse tetap mulus dan akurat. Di ‘momen-momen darurat’, touchpad seringkali saya pakai buat menikmati XCOM 2, dan saya tidak menemui kendala. Tentu saja Anda memerlukan mouse sungguhan ketika memainkan game shooter atau MOBA.

Review MSI GS40 6QE Phantom 30

Touchpad diletakkan tepat di tengah-tengah tombol spasi, sedikit menyerong ke kiri dari zona palm rest, namun masih berada di area tengah. Terdapat ruang yang lebar di palm rest sebelah kiri sehingga pangkal jempol Anda tidak mengganggu.

Connectivity

Perlu diketahui, dengan membeli GS40 6QE, Anda harus sepenuh hati menerima metode distribusi game digital. Tim desainer notebook telah meninggalkan optical disk drive di masa lalu, dan mencoba mengamankan masa depannya dengan kehadiran sebuah port USB 3.1 Type-C Thunderbolt 3. Selain itu terdapat dua USB 3.0 di masing-masing sisi, HDMI 1.4, card reader SD, mini-DisplayPort, port LAN, dan sepasang colokan audio in/out 3,5mm standar.

Review MSI GS40 6QE Phantom 21

Review MSI GS40 6QE Phantom 23

Gaming experience

Untuk notebook gaming di kelasnya, kinerja MSI GS40 6QE Phantom berada di atas rata-rata. Saya menginstal Rise of the Tomb Raider, Fallout 4, dan XCOM 2; semua berjalan lancar di 1080p dengan sedikit kustomisasi opsi grafis – dibahas lebih lengkap di segmen gaming performance di bawah.

Problem yang saya temui dalam pemakaian terkait pada audio dan temperatur, keduanya secara tidak langsung saling berhubungan.

Review MSI GS40 6QE Phantom 32

Review MSI GS40 6QE Phantom 34

Walaupun bidang penyajian suara ditopang oleh speaker Dynaudio dan software Nahimic, output terdengar kurang lantang, apalagi sewaktu Anda membawa GS40 buat bermain atau menonton video di tempat ramai. Masalah tersebut jadi lebih buruk saat notebook mengolah app bergrafis berat semisal video game, karena menyebabkan kipas pendingin berputar lebih kencang. Dengungannya meng-interferensi speaker.

Review MSI GS40 6QE Phantom 36

Dan sayangnya lagi, fan tersebut belum mampu membuat notebook tetap sejuk. Temperatur permukaan kadang mencapai tingkatan mengkhawatirkan, terutama wilayah atas dekat dengan monitor. Suhu tinggi juga menjalar ke keyboard, untungnya panas tidak mencapai palm rest.

Semua fitur krusial MSI bundel dalam aplikasi Dragon Gaming Center. Di sana Anda bisa memonitor sistem (pemakaian CPU, GPU, memori, baterai, penyimpanan, kecepatan fan) dan mengkases mode (green, comfort dan sport), mengatur software utility (GeForce Experience serta Xsplit Gamecaster), serta meng-kustomisasi instant play.

Hardware

Via Speccy, ini dia daftar spesifikasi hardware dan sistem operasinya.

Review MSI GS40 6QE Phantom 01

Review MSI GS40 6QE Phantom 03

Review MSI GS40 6QE Phantom 02

Benchmark

Berikut ialah hasil benchmark dengan menggunakan Unigine Valley 1.0, Heaven 4.0, 3DMark Fire Strike dan Final Fantasy IV Heavensward.

Di Valley dan Heaven, saya memanfaatkan setting custom di resolusi full-HD. Selain opsi multi-monitor dan 3D, semua pilihan saya set di tingkat paling tinggi dengan API DirectX 11. Di bawah ini skor terbaiknya.

Review MSI GS40 6QE Phantom 06

Review MSI GS40 6QE Phantom 07

Ini nilai 3DMark Fire Strike:

Review MSI GS40 6QE Phantom 04

Review MSI GS40 6QE Phantom 05

Dan ini hasil uji coba benchmark Final Fantasy IV Heavensward benchmark di 1920×1080.

Review MSI GS40 6QE Phantom 08

Gaming performance

Mayoritas waktu review, saya habiskan untuk menjajal Rise of the Tomb Raider. Setting default permainan berada di high (paling tinggi adalah very high), dan game berjalan sangat fantastis di full-DH. Bahkan dengan efek bloom, vignette dan motion blur, lens flare, film grain dan teknologi Purehair menyala; frame rate terjaga stabil di 45-an, hanya sesekali turun ke 40. Di GS40 6QE, tak sulit mengatakan bahwa Rise of the Tomb Raider merupakan salah satu game bergrafis terbaik saat ini.

Anda akan lebih mengerti kecanggihan hardware dengan menikmati screenshot-screenshot di bawah.

Review MSI GS40 6QE Phantom 12

Review MSI GS40 6QE Phantom 16

Review MSI GS40 6QE Phantom 13

Review MSI GS40 6QE Phantom 49

Review MSI GS40 6QE Phantom 11

Review MSI GS40 6QE Phantom 14

Review MSI GS40 6QE Phantom 15

Review MSI GS40 6QE Phantom 09

XCOM 2 sendiri berjalan sedikit lebih berat karena sepertinya terdapat problem performa pada game. Terlepas dari itu, GS40 6QE sanggup menyikatnya di opsi grafis high (satu level di bawah maximum): full-HD, anisotropic filtering 8x, anti-aliasing FXAA, ambient occlusion SSAO, depth of field bokeh, sampai bloom. Di pertempuran, frame rate tersuguh antara 39 sampai 47, namun tidak banyak memengaruhi gameplay mengingat XCOM 2 adalah permainan turn-based.

Review MSI GS40 6QE Phantom 48

Review MSI GS40 6QE Phantom 46

Review MSI GS40 6QE Phantom 47

Kinerja dalam Fallout 4 setara dengan notebook berkartu grafis GeForce GTX 970M. Di resolusi 1920×1080 di tingkatan ultra, anisotropic filtering 16x, anti-aliasing TAA, depth of field bokeh, ambient occlusion SSAO, serta screen space reflection aktif; GS40 6QE mampu menyajikan frame rate minimal 40, stabil di kisaran 42-45. Ini beberapa sampel screenshot-nya:

Review MSI GS40 6QE Phantom 45

Review MSI GS40 6QE Phantom 43

Review MSI GS40 6QE Phantom 44

Walaupun GS40 6QE belum mampu mengejar notebook gaming berspesifikasi monster, ‘keterbatasannya’ terbayarkan oleh portabilitas tinggi. Cukup sulit mencari alternatif laptop gaming 14-inci semumpuni GS40 tanpa mengorbankan faktor desain ataupun build quality.

Tanpa tersambung ke sumber listrik, untuk sebuah laptop gaming GS40 cukup irit dalam pemakaian daya, sekitar empat sampai lima jam untuk pemakaian standar. Namun jangan heran jika Anda melihat indikator baterai tidak penuh ketika bermain game, padahal notebook terus menerus tercolok. Itu disebabkan karena GS40 mengonsumsi lebih dari 150-watt, melewati output nominal adaptor.

Review MSI GS40 6QE Phantom 27

Seandainya hanya memakai baterai, kinerja GPU juga akan berkurang, bahkan dengan profile high performance. GTX 970M hanya bekerja di beberapa ratus MHz saja, kira-kira separuh dari performa aslinya.

Verdict

Meski menawarkan banyak poin-poin positif, sudah pasti tidak sedikit gamer menampik ide notebook gaming, secanggih apapun perangkatnya. Tidak masalah, tapi untuk saya MSI GS40 6QE Phantom merupakan device terbaik di kelasnya. Alasannya: MSI berhasil menyuguhkan keseimbangan antara mobilitas sejatinya sebuah laptop dengan performa maksimal. Bukankah hal ini ialah inti dari laptop gaming?

Tetapi desain portable dan performa tinggi tentu menuntut harga yang tidak ekonomis. Dan saya mengerti mengapa tak semua orang menyukai laptop gaming. MSI juga belum bisa menyingkirkan kekurangan terbesar dari produk sejenis: kendala pada konsumsi tenaga, audio, tingginya temperatur saat full-load, dan khususnya di GS40, ketiadaan optical drive.

MSI GS40 6QE Phantom dibanderol seharga Rp 26 juta.

Akan Dirilis Sebentar Lagi, Apakah Street Fighter V Sesuai Harapan Anda?

Meskipun berhasil menghimpun banyak fans, permainan fighting belakangan kurang mendapatkan perhatian dibanding judul-judul kompetitif lain. Padahal boleh dibilang, genre tersebut merupakan pionir penting di esport, terutama seri Street Fighter. Karena alasan inilah publisher Capcom mengubah strategi mereka dalam penyajian permainan terbarunya.

Masih ada beberapa jam lagi hingga peluncuran global Street Figter V, namun media international telah mulai mem-posting berbagai ulasan dan opini mereka. Berdasarkan skor dan konklusi, fans tidak perlu cemas, Street Fighter V memperoleh respons yang baik. Dari sekitar 30 ulasan, game berhasil mengamankan nilai 80-an. Namun tampaknya sejumlah reviewer merasa Street Fighter V belum menyuguhkan seluruh potensinya.

Street Fighter V Review Round-Up 01

GamesBeat adalah satu dari banyak media yang memberikan penilaian tinggi. Stephen Kleckner mengomparasinya dengan Street Fighter IV dan bilang bahwa menakar desain dasarnya, Street Fighter V jauh lebih superior. Capcom menyempurnakan banyak aspek desain dari game terdahulu. Menurut GamesBeat, masalah-masalah itu menyebabkan tumbuhnya kebiasaan buruk dalam bermain. Di sini, Capcom membuat franchise jadi lebih dewasa.

Berdasarkan versi PlayStation 4, David Houghton dari GamesRadar+ mengungkap beberapa poin positif dari Street Fighter V: permainan tersebut inklusif, tidak sulit dipelajari oleh para pendatang baru tapi tetap memuaskan penggemar veteran dengan kompleks-nya gamplay; kemudian game sangat mengasikkan, baik di mode lokal maupun multiplayer. Baik GamesRadar+ dan GamesBeat menyodorkan angka yang sama: 90.

Street Fighter V Review Round-Up 04

IGN sendiri mengatakan, sulit untuk mengkritisi Street Fighter V, apalagi game didesain sedemikian rupa untuk gamer-gamer kompetitif. Dinilai dari fitur dan mekanisme, Street Fighter V sulit ditandingi oleh permainan sejenis – baik dari segi variasi karakter, dukungan online serta grafis. Tetapi ia melihat hanya ada sedikit hal baru yang diberikan Street Fighter V pada mayoritas penikmat permainan fighting.

Via Rock Paper Shotgun, Andi Hamilton menyampaikan harapan di akhir review-nya: semoga peluncuran yang kurang sempurna di versi Windows PC tidak membuat gamer berhenti bermain, karena bersama dengan Street Fighter V, franchise Capcom itu berada di momen terbaiknya; ia mendorong Anda untuk belajar, memperbaiki teknik, bertanding dan menang. Hanya ada sedikit game seperti ini.

Street Fighter V Review Round-Up 02

Salah satu skor terburuk dikeluarkan oleh Examiner, hanya 60. Reviewer Joe McAllister menyayangkan minimnya mode dan challenge, narasi yang terpotong-potong, serta mempertanyakan praktek penyajian currency in-game. Examiner bilang, Anda tidak disarankan buru-buru membeli Street Fighter V di saat peluncurannya nanti.

Skor rata-rata sementara:

Gambar: StreetFighter.com.

[Review] Asus ZenPad 7.0 Z370CG

Hanya beberapa tahun lalu, semua orang mengira tablet akan ‘membunuh’ PC. Nyatanya, naiknya kepopularitasan phablet menyebabkan permintaan produk tersebut jadi menurun. Tapi sejumlah produsen berpengalaman seperti Asus menolak untuk menyerah. Di Computex tahun lalu mereka memperkenalkan deretan tablet 7- sampai 8-inci, dan ditawarkan di harga terjangkau.

Salah satu dari mereka adalah Asus ZenPad 7.0 Z370CG. Melihat spesifikasi dan bundel penyajiannya, perangkat ini didesain sebagai alternatif lebih ekonomis dari Samsung Galaxy Tab A 8.0. Menariknya, sejumlah aspek di ZenPad 7.0 malah terbilang lebih canggih dibanding rivalnya itu – misalnya pada resolusi layar dan output suara. Di bagian dalam, tablet memanfaatkan Intel SoFIA, chip low-cost berbasis CPU Atom, GPU ARM dan modem 3G.

Asus ZenPad 7.0 meluncur perdana di India bulan Agustus silam, dan akhirnya saya berkesempatan untuk menguji cobanya secara langsung. Dari perspektif penggunaan multimedia, tablet ini menyimpan banyak potensi. Tapi dengan segala fitur yang ada di sana, apakah ZenPad 7.0 memang merupakan produk yang Anda cari? Simak ulasan lengkapnya.

Packaging

Bungkus tablet cukup besar, dan saat dibuka, terdapat dua kotak lagi di dalam: satu berisi ZenPad 7.0 dan satu lagi menyimpan Audio Cover CA71 dari Asus Collection. Kelengkapan lainnya terbilang standar, meliputi adaptor dan kabel, charging dongle untuk Audio Cover, serta lembaran-lebaran panduan serta kartu garansi.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 29

Design & build quality

Asus mengklaim bahwa rancangan Asus ZenPad 7.0 Z370CG mengadopsi tema adibusana, dan mereka mencoba mengangkat kesan premium. Layar 7-inci dibingkai frame berwarna putih, lalu ada garis perak menyambung, membatasi sisi depan dan area belakang. Logo Asus ditempatkan di bawah, dan tombol navigasi utama (back, home dan menu) diintegrasikan ke display. Ini solusi Asus buat menjaga rasio display ke body tetap besar.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 20

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 17

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 28

Strukturnya tergolong unibody meskipun back cover bisa dilepas. Melalui cara ini, Anda dapat mengakses slot kartu SIM dan microSD, serta menukar cover standar dengan Audio Cover. Cover unit review ini berwarna perak, berteksur menyerupai kulit. Dipadu bingkai putih dan layarnya yang cerah saat menyala, ZenPad 7.0 tampil stylish. Tanpa aksesori tambahan, ZenPad 7.0 mempunyai dimensi 189×110,9x,7mm dan bobot 272-gram.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 22

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 14

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 33

Kesan tersebut juga tidak hilang ketika Audio Cover putih-nya terpasang. Aksesori ini terbuat dari kulit sintetis yang lentur. Sewaktu dipasangkan, Anda disarankan untuk menjaga kebersihannya karena ia mudah kotor dan kusam. Port microUSB, audio, tombol power dan volume di tempatkan di wilayah kanan supaya mudah diakses saat lagi dipakai dalam ‘tent mode‘.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 35

Saya menemui sedikit kendala sewaktu menukar tutup belakang. Karena berbahan plastik lentur, cover belakang memang mudah dibongkar. Namun hal itu berkebalikan dengan Audio Cover-nya. Pastikan Anda membukanya pelan-pelan walaupun prosesnya menyusahkan, jangan menggunakan benda-benda keras buat mendongkraknya, sebab bahan plastik tablet ini mudah rusak. Ingat: mencantumkan Audio Cover akan membuat ZenPad 7.0 jadi lebih berat.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 15

Aspek build-quality yang perlu Asus perbaiki bukan cuma itu. Seringkali, garis perak terlihat terangkat dari body dan saya harus menekannya untuk mengembalikan bagian ini pada posisi semula.

Display

Asus ZenPad 7.0 Z370CG menyuguhkan layar IPS 7-inci 1280×800-pixel berkepadatan 216ppi. Setting ini terasa biasa saja, namun rangkaian teknologi VisualMaster sangat mendongkrak kualitasnya. Berkat teknik TruVivid, kaca penutup dan panel sentuh digabungkan, sehingga kejernihan optiknya sangat tinggi. Dipadu Tru2Life, hasil gambarnya jelas serta cerah, dan panel juga sanggup melawan terjangan sinar matahari.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 18

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 23

Layar tersebut mempunyai rasio screen-to-body sebesar 72 persen, cukup tinggi untuk tablet 7-inci. Viewing-angle mencapai 178 derajat, memastikannya optimal buat menikmati video. Panel diproteksi layer Corning Gorilla Glass serta dilapisi coating anti-sidik jari, jadi Anda sebetulnya tidak perlu lagi membubuhkan tempered-glass.

Camera

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 16

Unit ZenPad 7.0 ini menyimpan spesifikasi kamera lebih kecil dari informasi di website. Hanya ada sensor 5-megapixel pada kamera utama dan 2-megapixel untuk keperluan video chatting. Tidak ada yang bisa dikeluhkan dari kualitas jepretan untuk dokumentasi dadakan. Asalkan cukup cahaya, kamera sanggup menghasilkan foto-foto tajam. Sampelnya bisa Anda lihat di bawah:

Jpeg

Jpeg

Jpeg

Yang cukup mengejutkan, mutunya terbilang memuaskan saat saya mengambil foto di kondisi mendung plus bantuan bohlam putih. Namun efek seperti cat air muncul di beberapa area:

Jpeg

Specs

  • System-on-chip Intel Atom x3-C3230 ‘SoFIA’, dengan CPU quad-core 416-900MHz dan GPU ARM Mali-450
  • RAM 2GB
  • Penyimpanan internal 16GB, bisa diekspansi sampai 128GB lewat microSD
  • Baterai non-removable Li-Ion 13Wh dengan talk-time sampai delapan jam
  • Konektivitas jaringan 3G, Wi-Fi, 802.11 b/g/n, BlueTooth 4.0
  • OS Android 5.0.2 Lollipop

Multimedia experience

Berdasarkan pengujian ekstensif, ZenPad 7.0 Z370CG merupakan tablet kelas hiburan ringan – cocok untuk menikmati video. Kehadiran fitur Splendid melengkapi kapabilitas layar VisualMaster. Melaluinya, Anda bisa memilih profile warna contohnya vivid, balance, mengaktifkan filter Bluelight, atau mengkustomisasi sendiri. Bluelight Filter membuat visual jadi lebih kuning, namun menjaga mata dari kelelahan ketika Anda menyaksikan film atau browsing dalam durasi lama.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 34

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 37

Aspek penyajian film juga sangat terbantu berkat Audio Cover. Dengannya, ZenPad 7.0 adalah salah satu tablet ber-output suara terbaik. Ketika dipasang dan didirikan, speaker DTS-HD 5.1 berada tepat di depan layar. Alhasil, audio terdengar optimal dan merata – walaupun memang tidak sebaik produk speaker dedicated. Problem yang terkadang saya temui adalah, speaker tidak mengeluarkan suara. Solusinya adalah mematikan tablet dan menyalakannya kembali.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 31

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 36

Buat pemakaian sehari-hari, sayangnya ZenPad 7.0 terasa lamban. Ada jeda signifikan ketika saya men-tap icon sampai app terbuka, terjadi pula sewaktu browsing via Chrome, dan kadang efeknya ialah keterlambatan respons keyboard.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 24

ZenPad 7.0 Z370CG juga kurang mahir untuk menangani game mobile bergrafis berat. Saya mengujinya dengan Real Racing 3 serta Marvel Future Fight, dan keduanya membebani tablet. RealRacing 3 tersendat-sendat, tapi efek ‘penting’ semisal pantulan cermin masih bisa disuguhkan.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 07

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 08

Pengalaman bermain Marvel Future Fight juga kurang memuaskan dan di bawah ekspektasi saya. Game Netmarble ini berjalan lancar, hingga sewaktu para karakter memenuhi layar dan saling berbaku hantam. Di momen itu, frame rate turun drastis. Padahal setting grafis saya set di ‘medium’.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 10

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 11

Baterai hanya sanggup menjaga tablet aktif selama tujuh sampai delapan jam melalui pemakaian semi-intensif – browsing, diselingi menyimak video YouTube, bermain game sejenak, lalu menonton film offline.

Performance

Untuk lebih rinci lagi, Anda bisa melihat skor benchmark berbekal software AnTuTu, 3DMark Ice Storm Extreme dan PCMark di bawah. Saya mengambil nilai terbaik dari beberapa kali tes. Hasilnya di bawah ini:

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 06

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 05

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 09

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 12

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 13

Verdict

Secara umum, Asus ZenPad 7.0 masuk dalam kategori tablet Android standar; tapi berkat teknologi pendukung layar plus aksesori unik yang meningkatkan output suara, ia bisa menjadi medium andalan para penikmat video mobile. Buat fungsi tersebut, tentu saja level performa hardware dan baterai harus Anda takar matang-matang. Tidak semua aplikasi hiburan bisa berjalan lancar di sana, dan daya tahan baterainya juga mungkin tidak sesuai dengan harapan Anda.

Terlepas dari itu, tak sulit untuk menjagokan Asus ZenPad 7.0 Z370CG ketimbang Galaxy Tab A 8.0. Buat semua fitur-fitur menarik di atas, Anda cukup mengeluarkan uang sebesar Rp 2,4 juta saja.

Review Asus ZenPad 7.0 Z370CG 25

[Review] Notebook HP Pavilion Star Wars Special Edition

Ada banyak sekali pernak-pernik Star Wars, dan mereka ini menjadi objek incaran para penggemar beratnya mendekati atau bertepatan dengan pelepasan film serta video game terbaru. Dan di tengah-tengah antisipasi The Force Awakens, HP memanfaatkan momen tersebut untuk menghidangkan sebuah produk tie-in unik: notebook Pavilion edisi spesial Star Wars.

Jutaan orang sudah menyaksikan Star Wars Episode VII, dan film ini sudah diturunkan dari sinema-sinema, namun euforia masih belum berakhir. Beberapa bulan setelah pengumuman perdananya, akhirnya saya mendapatkan kesempatan untuk menjajal laptop atraktif ini. Aspek unggulan dari HP Pavilion Star Wars adalah presentasi produknya yang apik tidak menuntut harga terlalu tinggi.

Nama Pavilion sendiri mengindikasikan bahwa unit ini merupakan bagian dari jajaran produk Home dan Home Office. Dengan begitu, ia bukanlah mesin gaming ataupun laptop workstation, terlepas dari wujudnya yang ‘buas’. Di artikel ini, saya akan membantu Anda menjawab satu pertanyaan: apakah The Force memang betul-betul menyertai HP Pavilion Star Wars, atau ia malah menjadi Jar Jar Binks-nya produk bertema Star Wars?

Design

Begitu dikeluarkan dari packaging, saya langsung tahu HP Pavilion Star Wars Special Edition AN010TX adalah persembahan manis bagi pecinta franchise sci-fi ciptaan George Lucas itu.

HP mengambil pendekatan sisi gelap dari Force. Notebook didominasi warna hitam, kelabu dan merah. Dengan ilustrasi mirip baretan-baretan, laptop seolah-olah ialah benda peninggalan bekas konflik luar angkasa. Logo HP glossy gelap yang tersemat di lid juga tampak serasi.

Review HP Star Wars 22

Review HP Star Wars 15

Saya sangat menyukai detail yang HP bubuhkan pada notebook: gambar Stormtrooper, Darth Vader, Death Star, potongan logo Galactic Empire, tulisan Aurebesh, serta touchpad bergambar HUD X-Wing ketika Luke Skywalker berusaha meledakkan Death Star. Primadona dari aspek penampilan HP Pavilion Star Wars ialah keyboard ber-backlight LED merah.

Review HP Star Wars 29

Namun sebagai perangkat tie-in The Force Awakens, Hewlett-Packard terlihat ‘bermain aman’ di sisi desain. Satu-satunya keterkaitan antara notebook dan film Star Wars paling baru itu hanyalah background desktop Kylo Ren, sisanya mengacu pada trilogi orisinil. Bahkan ilustrasi Stormtrooper di sana adalah versi lama, bukan First Order.

Review HP Star Wars 27

Review HP Star Wars 26

HP Pavilion Star Wars memiliki dimensi 2,51×38,45×26,11-sentimeter dengan bobot 2,3-kilogram, menyuguhkan layar seluas 15,6-inci. Terdapat ruang lapang bagi HP untuk menyematkan set keyboard lengkap. Saat LED merah dinyalakan, lampu naik ke sisi samping tuts. Sayangnya ada ketidakrataan penyebaran warna di sejumlah area, menyebabkan beberapa tombol terlihat lebih gelap.

Review HP Star Wars 18

Review HP Star Wars 17

Build quality & hardware accessibility

Notebook didominasi material plastik – layar, frame, area papan ketik serta chasis bawah. Dan ini alasannya mengapa HP Pavilion Star Wars tidak terlalu berat. Strukturnya cukup kokoh, tapi sejumlah zona terasa ’empuk’. Untung saja bagian lid sangup menjaga layar dari tekanan eksternal sehingga LCD tidak terdistorsi. Lalu sewaktu membuka layar dari posisi tertutup tanpa memegang bagian bawah, body kadang sedikit terangkat.

Review HP Star Wars 14

Unit baterai bisa dilepas melalui dua switch, dan saya berasumsi hardware juga bisa diakses dengan melepas baut-baut di bawah.

Review HP Star Wars 13

Display

Sebagai portal mengakses konten, Hewlett-Packard menyediakan panel BrightView IPS WLED 15,6-inci dengan resolusi native 1920×1080 – lebih tinggi dari standar laptop HP Pavilion biasa (1366×768). Di kelas produk multimedia, performanya cukup memuaskan. Lapisan matte membantu output mengurangi pantulan, namun akibatnya, warna jadi kurang tersaji sempurna.

Review HP Star Wars 21

Review HP Star Wars 19

Review HP Star Wars 20

Display HP Pavilion Star Wars tampak mati-matian melawan sinar matahari karena tingkat brightness yang rendah. Dan untuk sebuah laptop mid-range, viewing angle-nya tergolong luas.

Keyboard, touchpad & palm rest

Selama kurang lebih 10 hari menjajal unit review ini, secara garis besar notebook ini adalah ‘rekan’ kerja yang handal. Tuts keyboard chiclet 10x10mm-nya diposisikan dengan gap 3-milimeter. Bagi saya, jarak ini terbilang nyaman buat kegiatan mengetik sehari-hari. Terdapat gap lebih luas (4,5mm) untuk memisahkan zona numpad.

Review HP Star Wars 36

Saya menyayangkan tombol kursor arah. HP tampak sangat irit tempat, menyatukan tuts atas dan bawah di satu lubang. Jika sering menggunakan kursor buat menjelajahi laman website atau mengedit dokumen, persentase salah tekan jadi lebih besar. Padahal zona palm rest kanan masih luas dan tidak ada salahnya HP memundurkan posisi kursor.

Review HP Star Wars 31

Touchpad berilustrasi HUD X-wing ditempatkan sedikit ke bagian kiri palm rest, tapi tidak benar-benar sejajar dengan spasi. Ia mempunyai luas sekitar 6,5x11cm. Tidak ada tombol fisik, namun secara naluriah pengguna laptop paling awam pun pasti bisa menebak di mana fungsi klik kanan dan kiri bersembunyi. Saya sendiri beropini, navigasi sebenarnya akan lebih memuaskan andai touchpad diperlebar.

Review HP Star Wars 33

Palm rest memiliki material serupa area di sekitar keyboard. Ia semi-glossy dan mudah dibersihkan. Kemudian, meski laptop pasti akan jadi lebih hangat saat dinyalakan dalam waktu lama, temperatur palm rest tetap terjaga di batasan yang wajar.

Review HP Star Wars 34

Connectivity

Notebook menyajikan konektivitas fisik berupa sepasang port USB 3.0, satu USB 2.0, port HDMI, sebuah port LAN, jack audio combo 3,5mm, multi-format card reader, dan optical drive SuperMulti DVD burner. Kemudian tentu saja ada Wi-Fi 802.11ac dan Bluetooth.

Review HP Star Wars 16

Experience

Dengan memakainya di tempat publik, HP Pavilion Star Wars Special Edition adalah laptop sempurna jika Anda ingin mencuri perhatian orang – sekalipun mereka bukan fans Star Wars; sekali lagi berkat eksekusi apik pada desain. Bagi saya, berat 2,3 kilogram tergolong ringan untuk dibawa-bawa.

Dari perspektif hiburan multimedia, komponen optical drive sangat berguna seandainya Anda masih mempunyai koleksi DVD film. Kualitas layarnya cukup memuaskan buat menonton film (di kamar atau ruang tertutup lain), dan Anda tidak perlu menambahkan speaker eksternal karena HP sudah membekali laptop dengan speaker build-in Bang & Olufsen Play. Bass memang ‘standar notebook‘, namun setidaknya output audio terdengar lantang.

Review HP Star Wars 30

Edisi spesial Star Wars HP Pavilion ini dibundel bersama app Command Center. Di sana Anda bisa mengkustomisasi theme, memilih wallpaper, serta menjelajahi koleksi gambar di bagian galeri.

Hardware & performance

Susunan hardware bisa Anda lihat langsung lewat screenshot Speccy.

Review HP Star Wars 01

Ketiadaan SSD terbukti sangat memengaruhi waktu loading dan booting. Dalam sejumlah skenario, keterlambatan respons cukup terlihat saat Anda membuka aplikasi. Meski demikian, hard drive Hitachi S50GB 5.400rpm berkapasitas 1TB memberikan medium penyimpanan data yang lapang.

GPU Nvidia GeForce 940M membatasi pengguna dalam menikmati permainan-permainan baru di resolusi full-HD. GTX 960M ialah kartu grafis yang dianjurkan buat gamer mainstream. Dengan menggunakan software 3DMark Fire Strike 1.1, HP Pavilion Star Wars meraih skor 1402 – angkanya di bawah rata-rata notebook modern. Di PCMark, nilai casual gaming mencetak 18,88fps dengan hasil total 2318.

Review HP Star Wars 02

Review HP Star Wars 05

Saya juga memanfaatkan software Unigine Heaven 4.0 dan Valley untuk menguji performa grafis notebook ini. Setup-nya sendiri custom, saya memilih DirectX 11, tingkat quality high, menonaktifkan anti-aliasing, full-screen, dan mengunakan resolusi 1920×1080. Hasil terbaiknya ialah sebagai berikut:

Review HP Star Wars 06

Review HP Star Wars 07

Untuk tes gaming langsung, saya cuma menginstal satu permainan saja: The Witness, sebagai representasi judul casual, dibantu Fraps. Di level high, awalnya The Witness menampilkan 25fps. Seiring bertambahnya objek, frame rate turun perlahan-lahan. Berdasarkan pengamatan saya, frame rate terendah terdeteksi di 14, sedangkan paling tinggi terpantau di 37 – tidak pernah melewati 40. Tapi kendala tersebut tidak menghalangi saya memperoleh screenshot-screenshot cantik ini:

Review HP Star Wars 08

Review HP Star Wars 11

Review HP Star Wars 09

Review HP Star Wars 12

Review HP Star Wars 10

The Force juga sepertinya tidak terlalu kuat pada unit baterai HP Pavilion Star Wars. Untuk menyajikan video offline tanpa henti, bertahan hampir enam jam. Lalu untuk menjalankan streaming video, durasi baterai turun lagi sampai hanya empat jam 40 menitan. Daya tahan yang ideal adalah minimal enam jam.

Verdict

HP Pavilion Star Wars Special Edition AN010TX merupakan pemandangan mengesankan bagi mereka yang pertama kali berkenalan dengannya. Tetapi ketika menilik lebih jauh, konsumen yang kritis akan sadar bahwa Hewlett-Packard sebetulnya hanya mengadopsi laptop di keluarga Pavilion, kemudian memberinya kosmetik bertema Star Wars baik pada rancangan di luar serta konten digital di dalam.

Jika HP benar-benar ingin notebook Star Wars itu lebih terasa prestisius dan premium, mengapa tidak sekalian mengusung body logam, desain lebih tipis, serta komposisi harware yang lebih mutakhir? Ingin fans berteriak girang? Bundel saja produk bersama Star Wars Battlefront.

Terlepas dari itu semua, harga (mulai dari) US$ 700 bukanlah jumah uang yang terlalu besar untuk memiliki notebook multimedia unik tersebut. Berpatokan dari website-nya, HP Pavilion Star Wars versi review ini (dengan GPU GeForce 940) sendiri dibanderol US$ 1.000.

Review HP Star Wars 37

Rangkuman Review XCOM 2: Salah Satu Kandidat Game Terbaik di 2016

Di era multiplatform ini, game blockbuster eksklusif PC ialah pemandangan langka. Biasanya arahan tersebut diambil karena developer menyadari permainan kurang cocok disajikan di console, terutama game-game ber-genre strategi yang kompleks. Dan untuk beberapa saat, gamer komputer boleh merasa bangga karena XCOM 2 baru tersedia di platform kesayangan mereka saja.

XCOM 2 adalah sekuel dari XCOM: Enemy Unknown yang merupakan reboot dari game klasik berjudul sama. Ia masuk di daftar permainan paling ditunggu di 2016 versi DailySocial, dan tak terasa akan segera dirilis sebentar lagi. Tepatnya tadi malam, media-media game terkemuka mulai mempublikasi artikel-artikel review mereka. Secara garis besar, XCOM 2 mendapatkan respons sangat positif, tampil sebagai salah satu kandidat Game of the Year 2016. Ini dia rangkumannya:

XCOM 2 01

Dari banyak ulasan, situs EGM memberikan skor paling rendah yaitu 75. Contributing editor Nick Pleassas mengeluhkan tingkat kesultan permainan tinggi, di mana game sulit diprediksi. Namun ia mengakui, XCOM 2 menyuguhkan pengalaman unik dibanding judul lain. Hal ini mungkin bisa kita terjemahkan sebagai pengingat, bahwa seperti sebelumnya, XCOM 2 bukanlah permainan yang mudah ditaklukkan.

Tapi selain EGM, kalangan kritik tampak sangat mengapresiasi karya terbaru dari Firaxis itu. GameSpot menyebutkan, XCOM 2 adalah permainan ‘matematis, emosional dan detail’. Mike Mahardy bilang, kegagalan dan kekalahan bukan cuma sebuah kemungkinan, tapi keharusan. XCOM 2 ialah game langka yang lebih fokus pada konsekuensi ketimbang menawarkan pilihan. Dengannya, gamer dituntut buat bermain lebih baik lagi. XCOM 2 memperoleh nilai 90 dari GameSpot.

XCOM 2

PC Gamer turut memasukkan XCOM 2 ke deretan game berskor tinggi: 94. Tom Senior hampir tidak menemukan hal yang dapat dikritisi selain aspek teknis. Konten permainan sangat luas dan penuh kejutan. Misi dihidangkan secara procedural (acak dan tak bisa diprediksi), sehingga lebih sedikit waktu buat menyusun rencana, memaksa pemain bereaksi sebaik mungkin demi menjaga pasukan pemberantas alien mereka tetap hidup. PC Gamer bilang, XCOM 2 wajib dimainkan berulang-ulang.

Antusiasme Game Informer tidak kalah besar, mereka menyodorkan angka 95. Ben Reeves menyampaikan, desain XCOM 2 akan membut pemain meragukan strategi dan pilihan mereka sendiri, sembari bertanya-tanya apakah mereka telah melakukan keputusan yang tepat atau malah keliru. Dengan begini, satu kemenangan kecil terasa sangat memuaskan.

XCOM 2 03

Berdasarkan skor sementara di website agregasi, XCOM 2 sangat direkomendasikan:

  • OpenCritic: 91
  • Metacritic: 90
  • Game Rankings: 89,77%

XCOM 2 bisa Anda beli di Steam seharga Rp 590 ribu, dan game dapat dimainkan pada tanggal 5 Februari besok.