User Experience (UX): Pengertian, Fungsi dan Pentingnya Penerapan dalam Bisnis

Pernahkah kamu mendengar istilah user experience? Umumnya, user experience digunakan dalam berbagai produk digital, seperti website, aplikasi, software komputer, dan lain sebagainya.

User experience tergolong sebagai salah satu aspek penting yang dapat berpengaruh terhadap kepuasan pengguna saat mereka menggunakan produk tersebut. Maka dari itu, pembuatan sebuah produk digital harus memperhatikan dan memberikan user experience yang baik bagi penggunanya.

Lalu, apa yang sebenarnya dimaksud dengan user experience dan kenapa hal tersebut penting untuk diperhatikan? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini.

Pengertian User Experience

Secara umum, user experience (UX) adalah pengalaman pengguna saat berinteraksi atau menggunakan sebuah produk digital. Dikutip dari situs Usability, user experience fokus pada pemahaman yang mendalam terhadap pengguna, meliputi hal-hal yang dibutuhkan dan dihargai pengguna, serta kemampuan dan batasannya.

Tujuan user experience adalah untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna saat menggunakan produk digital. User experience yang baik akan memudahkan pengguna untuk mencapai tujuan mereka. Maka dari itu, user experience dianggap sebagai aspek penting dalam pengembangan produk digital, karena sangat berkaitan dengan tingkat kepuasan dan loyalitas penggunanya.

Untuk itu, penerapan user experience harus memerhatikan value yang ada pada suatu produk. Mengutip dari Semantic Studios, ada tujuh value dari user experience yang bisa ditawarkan kepada pengguna menurut Peter Morville. Ketujuh value tersebut meliputi:

  • Useful, yakni produk yang kamu hasilkan harus original dan mampu memenuhi kebutuhan pengguna.
  • Usable, yakni kamu harus bisa memberikan kemudahan bagi pengguna saat menggunakan produkmu.
  • Desireable, yakni perhatikan hal-hal seperti identitas, brand, imej yang ingin ditampilkan dan elemen desain lainnya untuk membangkitkan emosi dan apresiasi dari pengguna.
  • Findable, yakni produkmu harus mudah ditemukan baik secara onsite maupun offsite.
  • Accessible, yakni produkmu harus dapat diakses oleh semua kalangan secara inklusif.
  • Credible, yakni kamu harus dapat meyakinkan pengguna untuk mempercayai dan menggunakan produkmu.

Fungsi User Experience

Pada dasarnya, user experience yang baik berfungsi untuk memudahkan pengguna saat menggunakan produk yang kamu tawarkan. Semakin banyak penilaian positif pada user experience yang kamu tawarkan, maka semakin banyak juga pengguna yang tertarik untuk menggunakan produkmu.

Berikut adalah beberapa fungsi lain user experience yang perlu kamu ketahui.

Meningkatkan Conversion Rate

Conversion rate adalah presentase pengunjung website, yang meliputi tindakan apa saja yang mereka lakukan dan apakah tindakan tersebut menghasilkan transaksi penjualan atau tidak. User experience yang baik akan berpengaruh dalam meningkatkan jumlah pengguna, di mana hal ini akan memberikan potensi lebih untuk melakukan transaksi dalam pembelian produk yang kamu tawarkan.

Meningkatkan Value Produk

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, user experience memiliki beberapa value yang ditawarkan kepada pengguna. Berbagai value tersebut tentu berdampak positif bagi produk yang kamu tawarkan.

Meningkatkan Loyalitas Pengguna

Ketika pengguna sudah merasakan value dari produk yang kamu tawarkan tanpa ada masalah, kemungkinan besar mereka akan terus menggunakan produkmu, meski banyak kompetitor yang serupa denganmu. Hal tersebut dikarenakan pengguna telah mempercayai produk yang kamu tawarkan

Efisiensi Sumber Daya

User experience juga berfungsi sebagai efisiensi sumber daya karena hemat waktu dan biaya. Sebab, user experience yang dikembangkan dengan baik sejak awal akan meminimalisir risiko pengerjaan ulang.

Pentingnya Penerapan User Experience dalam Bisnis

User experience sangat penting untuk diperhatikan karena memiliki berbagai fungsi yang bermanfaat bagi bisnis. Berikut ini adalah penjelasan mengenai pentingnya penerapan user experience dalam bisnis.

Loyalitas User

Salah satu hal yang menjadi alasan penting penerapan user experience adalah mengenai loyalitas user. User experience yang baik berdampak positif bagi kepuasan pengguna, sehingga mereka menjadi loyal dan percaya terhadap produk yang kamu tawarkan.

Kepuasan Pengguna

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, user experience sangat berkaitan dengan kepuasan pengguna. Pengguna yang merasa puas tentu akan bertahan dalam menggunakan produkmu, bahkan mereka dengan mudah akan merekomendasikannya kepada orang lain.

Produktivitas dan Efisiensi

User experience yang baik sangat berkaitan dengan produktivitas dan efisiensi. Bagi pengguna, kedua hal ini sangat penting dipertimbangkan dalam memutuskan penggunaan sebuah produk, apalagi jika produk yang kamu tawarkan berkaitan dengan layanan transaksi online, seperti perbankan atau e-commerce.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai user experience yang telah Daily Social rangkumkan untukmu. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa user experience memiliki fungsi yang sangat penting untuk diperhatikan dalam bisnis, terutama bisnis digital.

Laporan DailySocial: Survei “User Experience” untuk Aplikasi Mobile 2018

Dalam pengembangan aplikasi mobile ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan developer, salah satunya mendesain User Experience (UX). Keluaran desain UX ialah mengarahkan aktivitas saat berselancar di aplikasi, mulai dari proses pendaftaran, penggunaan fungsionalitas sistem, hingga mengakses informasi bantuan.

Pada tahun 2018 ini, konsumen smartphone di Indonesia tidak lagi di tahap adopsi awal. Mereka sudah makin terbiasa dengan layanan berbasis aplikasi. Ketika berbicara tentang UX akan muncul pertanyaan, seperti apa kebiasaan pengguna saat mengakses aplikasi saat ini? Menjawab pertanyaan tersebut, DailySocial bekerja sama dengan JakPat Mobile Survey Platform mengadakan sebuah survei bertajuk “Mobile App User Experience Survey 2018”.

Survei tersebut melibatkan 2092 responden pengguna smartphone di seluruh Indonesia. Beberapa temuan menarik di antaranya:

  • 35,71 persen dari total responden masih nyaman dengan proses pendaftaran aplikasi secara manual menggunakan email.
  • 95,22 persen dari total responden menganggap verifikasi email saat pendaftaran aplikasi penting dilakukan untuk keamanan.
  • 77,06 persen dari total responden menggunakan dan mengharapkan ketersediaan Bahasa Indonesia untuk penggunaan aplikasi sehari-hari.

Selain temuan data di atas, masih ada pembahasan lain yang dirangkum dalam hasil survei, termasuk preferensi penggunaan layar, perbandingan penggunaan antara mobile web dan mobile app, kebiasaan saat ingin menemukan informasi di aplikasi, hingga model bantuan yang paling diminati.

Untuk selengkapnya, silakan unduh laporan gratis Mobile App User Experience Survey 2018.

Eksplorasi Perancangan Digital Modern Berbasis Kebutuhan Manusia di CHIuXiD 2018

Di era digital seperti saat ini, banyak investasi masuk baik dari internasional maupun lokal untuk dapat menjajaki pasar melalui berbagai cara. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi. Khususnya di Indonesia, masyarakat Indonesia yang semakin akrab dengan gadget dan internet dinilai menjadi peluang besar bagi investor untuk menciptakan inovasi bisnis. Bisnis baru dengan pemanfaatan teknologi atau yang dikenal dengan startup tentu saja tidak pernah lepas dari bidang User Experience (UX) dan Human-Computer Interaction (HCI).

UX dan HCI merupakan bidang ilmu perancangan sebuah produk dan layanan digital, manusia sebagai seorang pengguna ditempatkan di posisi utama dari sebuah alur perancangan sehingga dapat menciptakan pengalaman yang menyenangkan bagi penggunanya. Bidang ilmu UX dan HCI terus berkembang karena dapat digunakan untuk mengoptimalkan nilai dari suatu bisnis, contohnya kemudahan seseorang menggunakan suatu aplikasi cenderung membuat pengguna tersebut dapat berinteraksi dan mempengaruhi keputusan dari pengguna, misalnya pembelian sesuatu.

Perkembangan ilmu UX dan HCI cukup pesat di Indonesia, dikarenakan manfaatnya serta kebutuhannya di pasar semakin tinggi. Maka dari itu, terbentuklah Indonesia ACM SIGCHI Chapter, sebuah Chapter profesional di Indonesia yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat, Asosiasi Mesin Komputasi dengan Kelompok Kepentingan Khusus di bidang Interaksi Manusia Komputer pada tahun 2014 yang kemudian berkembang menjadi berbadan hukum di Indonesia: Perkumpulan Interaksi Desain Indonesia (PIDI).

Organisasi ini selalu menyelenggarakan acara konferensi CHIuXiD (Computer Human Interaction and User Experience Indonesia) sejak 2015. CHIuXiD merupakan suatu acara konferensi internasional rutin tahunan di bawah ACM SIGCHI yang diadakan pertama kali di tahun 2015 di Bandung untuk para akademisi, profesional, dan para pengembang HCI dan UX lainnya. Tahun 2016 dan 2017, konferensi CHIuXiD diadakan di Jakarta. Tidak hanya itu, acara yang pernah mendatangkan pembicara dari perusahaan berbasis ternama, seperti Google, eBay, Intel, Salestock, Blibli juga menyelipkan beberapa kegiatan menarik lainnya seperti workshop, business stories, student design challenge, community outreach, serta academic presentation

Dengan berhasilnya acara-acara tersebut, pada tahun 2018 ini PIDI kembali menggelar acara CHIuXiD 2018 dengan tema Designing for Intelligence. Banyak sekali area fokus mengenai desain intelijen tersebut yang akan dibahas pada konferensi ini. Salah satunya adalah penggunaan cryptocurrency, cloud computing, smart technologies dan sebagainya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

Menariknya, tahun ini acara CHIuXiD 2018 akan diselenggarakan di tiga kota selama 8 hari, yaitu Yogyakarta, Jakarta, dan Malang pada tanggal 23-29 Maret 2018. Perbedaannya, pada tahun ini, program student design challenge dikembangkan menjadi hacksprint yang dibuka untuk setiap kalangan, tidak hanya mahasiswa tetapi juga pelajar SMA. Tahun ini, CHIuXiD mendatangkan 10 pembicara dari berbagai negara dan berbagai latar belakang, baik akademisi, maupun praktisi.

Program acara baru yang akan dipresentasikan pada acara tahun ini adalah outreach workshop dan UX Clinic. Sebagai pembicara utama dari acara ini di antaranya Dr Daria Loi yang merupakan Senior Principal Engineer Intel, Prof Geraldine Fitzpatrick (TU Wien, Austria), Dr Dharani Perera-Schulz (Design Lead, Grab), Prof Janet Read (University of Central Lancashire, United Kingdom), dan masih banyak lagi.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi situs resminya: http://2018.chiuxid.org.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner CHIuXiD 2018

Antikode, Tawarkan Jasa Konsultasi UI dan UX untuk Perusahaan

Membuat UI (User Interface) dan UX (User Experience) itu bukan perkara mudah, perlu orang ahli. Sebab banyak faktor yang perlu diperhatikan agar pesan yang diinginkan bisa tersampaikan dengan sempurna ke calon pengguna. Apalagi di era saat ini, kebutuhan perusahaan terhadap expertise di bidang UI/UX makin besar, baik untuk desain ataupun development.

Nick Yudha punya pengalaman buruk dua kali ditipu tanpa hasil saat dia merintis layanan e-commerce, Monstore. Pengalaman tersebut kemudian menginspirasi dirinya untuk mengembangkan jasa konsultasi UI/UX, dengan nama Antikode pada tahun 2012.

“Dengan harapan, Antikode bisa menjadi solusi untuk bisnis-bisnis yang membutuhkan website atau aplikasi mobile tanpa perlu pusing, sehingga mereka bisa fokus ke core business-nya,” terang Nick kepada DailySocial.

Bisnis model Antikode, perusahaan bertindak sebagai konsultan untuk bisnis yang memerlukan jasa UI/UX. Mulai dari tahap riset, desain, sampai pengembangan lanjutan di website, aplikasi mobile, atau platform lainnya.

Perusahaan juga membantu klien untuk memastikan bahwa produknya bisa dipakai dengan baik oleh pengguna. Caranya dengan melakukan usability testing dan beberapa teknik UX research lainnya. Beberapa klien yang pernah menggunakan jasa Antikode di antaranya Bank Mandiri untuk proyek Mandiri Online, Bekraf untuk BIIMA Mobile App, Brightspot Market untuk situsnya, Polytron untuk Fira OS, dan lainnya.

Dalam monetisasinya, Nick menjelaskan bahwa klien bisa menyewa jasa Antikode per proyek atau retainer. Namun secara jasa dan biaya cukup fleksibel tergantung kebutuhan klien yang biasanya kami taksir per masing-masing proyek.

Dari setiap proyek yang dikerjakan, sebagian besar perolehan keuntungan selalu diputar oleh Antikode untuk eksplorasi servis baru dan produk lain yang diharapkan bisa menjadi nilai tambah untuk klien perusahaan.

“Sejauh ini, Antikode kebetulan masih highly profitable dan menggunakan dana sendiri untuk operasional, ekspansi, maupun investasi ke bisnis lain.”

Investasi ini penting, sebab menurut Nick, bagi perusahaan yang bergerak secara khusus di UI/UX, tantangan utamanya adalah memastikan bahwa sebuah produk itu tidak hanya terlihat bagus secara visual. Tapi juga tepat sasaran ke pengguna dan pastinya bisa digunakan dengan baik.

Untuk rencana jangka pendek, bersama dengan Antikode, Nick ingin meningkatkan awareness masyarakat mengenai pentingnya UI/UX dan brand Antikode itu sendiri. Secara jangka panjang, dia ingin memperluas brand/servis/produk yang kami buat tidak hanya di Indonesia, tapi juga di mancanegara.

Konferensi CHIuXID Ke-4 Kembali Digelar, Pertemukan Akademisi & Praktisi Global Bidang HCI

Kemajuan pesat teknologi komputer menjadi suatu keniscayaan. Teknologi telah menjadi bagian dari kebutuhan primer yang dapat merangkul semua aspek kehidupan manusia. Rasa ketergantungan manusia terhadap teknologi pun akhirnya jadi tidak bisa dipisahkan.

Atas latar belakang tersebut, para akademisi dan praktisi di bidang Human Computer Interaction (HCI) yang bernaung ke dalam CHI UX Indonesia kembali menggelar konferensi skala global, CHIuXID 2017. Acara ini menjadi wadah bagi para peserta untuk saling belajar, mendalami permasalahan, dan mencari solusinya.

Tema konferensi yang dipilih untuk tahun ini adalah “Experience Design for All”. Alasannya, pihak penyelenggara ingin memperluas penggunaan HCI dan UX demi membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat, bagaimana cara menghasilkan user experience yang baik dalam hubungan interaksi antara manusia dengan komputer.

Rangkaian acara CHIuXID 2017 diisi dengan workshop, business stories, design challenges, dan presentasi. Pihak penyelenggara menghadirkan berbagai pembicara dari lokal maupun internasional untuk berbagi mengenai HCI dan UX, di antaranya Henky Prihatna (Google Indonesia), Vishnu K Mahmud (Ogilvy Public Relations Indonesia), Allison Druin (US National Park Service), Sophian Jones (Google), Youn Kyoung Lim (KAIST), dan lainnya.

“Tema kami sesuaikan dengan perkembangan, saat ini banyak yang mengira hubungan UX itu hanya UI saja. Padahal tidak demikian, UX itu ada hubungannya dengan HCI. Dengan UX yang tepat, maka produk yang dibuat industri kreatif bisa tepat sasaran sesuai target konsumen mereka. Penggunaan UX juga tidak eksklusif, semua orang bisa mengembangkannya. Makanya kami usung tema Experience Designs for All,” terang CEO dan Founder UX Indonesia Eunice Sari, Kamis (13/4).

Vishnu K Mahmud dari Ogilvy Public Relations Indonesia menambahkan, “Saya bersemangat menjadi mentor dalam acara ini karena menampilkan specialist UX dan UI untuk Indonesia di masa mendatang. Lewat upaya dari multi industri akan mendorong munculnya generasi UX berikutnya yang lebih spesialis menguasai bisnis, mengembangkan, dan menciptakan solusi kelas dunia.”

Youn Kyoung Lim dari KAIST, Korea Selatan juga sependapat. Menurut Lim, dirinya akan belajar dengan para peserta lokal untuk mendalami permasalahan yang mereka hadapi. Dia berharap informasi mengenai teknologi pemanfaatan UX yang sudah diterapkan di Korea Selatan dapat memicu timbulnya ide baru untuk masyarakat Indonesia.

Talenta Indonesia kreatif namun takut gagal

Direktur dan Co-Founder UX Indonesia Adi Tedjasaputra menambahkan bila membandingkan kualitas UX yang dibuat talenta lokal dengan luar negeri rupanya tidak memiliki perbedaan jauh. Keduanya sama-sama memiliki keahlian yang mumpuni dan cukup kreatif untuk dipekerjakan.

Hanya saja, dari sisi pola pikirnya, talenta lokal cenderung lebih senang cari aman dan bergerak secara linear. Sedangkan, talenta luar negeri senang eksperimen tanpa takut mengalami kegagalan.

“Pola kerja seperti ini harus diubah, manusia itu boleh gagal dan belajar dari kesalahannya tersebut. Kejadian seperti ini tidak hanya terjadi di tingkat pelajar saja, tapi juga di profesional. Banyak dari mereka yang takut gagal karena tingkat persaingan yang ketat,” ucap Adi.

Adi berharap, dengan turut bergabungnya peserta dari berbagai kalangan dalam acara konferensi ini dapat menjadi bahan latihan agar mereka dapat lebih menerima kegagalan dan belajar dari kesalahan. Kegiatan ini dihadirkan dalam salah satu acara dalam CHIuXID, yakni design challenge.

Design challenge memberi kesempatan bagi peserta untuk unjuk gigi dalam keterampilan desain HCI dan UX, dengan menciptakan prototipe dan memberi simulasi untuk setiap masalah yang telah ditetapkan.

“Dari kegiatan tersebut, kami berharap peserta bisa mempelajari bahwa setiap hal itu ada proses belajarnya, tidak selalu harus benar, ada kesalahan yang bisa dipelajari. Dengan demikian, talenta lokal dapat lebih berkualitas dalam setiap pekerjaan yang dilakukan,” pungkas Adi.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Konferensi CHIuXID ke-4

5 Tren UX untuk Situs Startup dan UKM

Untuk sebagian orang awam, istilah desain UX mungkin masih terdengar sangat asing. Desain memang identik dengan seni, warna dan keindahan, namun jika kita gali lebih dalam lagi, pengertian desain secara umum dapat diartikan sebagai perancangan untuk membangun suatu obyek.

Bagaimana Dengan Desain UX?

Desain UX (User Experience) bukan hanya berbicara tentang desain dan keindahan. UX berbicara tentang bagaimana kita membuat suatu produk yang bermanfaat, mudah dan nyaman digunakan.

Dengan teknologi smartphone dan tablet yang sudah mendominasi eksistensi desktop, desain website dan UX pun juga harus mampu menyusul perkembangan tersebut. Mulai dari klik sebuah tombol, masuk ke dalam sebuah halaman sampai proses sebuah fungsi yang dibuat terasa flow-nya agar membuat user merasa terikat dengan produk kita.

Tren Desain UX

Apabila Anda memiliki website yang terintegrasi dengan UX yang baik, maka otomatis akan banyak pengunjung yang berpotensi menjadi pelanggan. Terlebih lagi jika pelanggan tersebut puas dengan produk atau jasa yang Anda tawarkan, besar kemungkinan mereka akan merekomendasikannya kepada orang banyak.

Hal ini tentunya sangat baik untuk impresi user saat menggunakan website dan keuntungan bisnis yang sedang Anda jalankan. Sebelum Anda mulai mendesain, sebagai designer ataupun pebisnis yang ingin memberikan pengalaman terbaik kepada pengunjung website, 5 trend desain UX berikut ini wajib untuk diketahui dan dijadikan referensi.

1. Infinite scrolling layout
Seperti yang sudah kita ketahui, generasi millennial sangat mendominasi angka pengguna internet, oleh karena itu kita juga harus mengetahui perilaku mereka saat mengunjungi sebuah website.

Mereka lebih suka mencari scrollbar yang biasa terdapat di sisi kanan layar dan tidak akan sungkan untuk tetap scrolling sampai halaman paling bawah hanya demi mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.

Dengan begitu pengunjung akan mendapatkan informasi lebih cepat dan secara tidak langsung Anda juga sudah mendapatkan engagement mereka.

Contoh desain bertipe infinite scrolling
Contoh desain bertipe infinite scrolling [speckyboy]
Website yang menggunakan tampilan infinite scrolling juga memiliki keuntungan teknis. User dapat dengan mudah mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan tanpa harus berpindah-pindah halaman, yang biasanya memakan banyak waktu untuk loading.

Beberapa contoh website yang menggunakan infinite scrolling layout: tumblr, 9gag, flickr, dan behance.

2. Ubah tampilan slider/carousel menjadi hero shot
Pernah melihat gambar bergerak dan berubah-ubah seperti animasi atau flash saat mengunjungi sebuah website? Itulah slider/carousel. Meskipun terlihat bagus, menarik dan cool, studi dari ConversionXL menunjukkan bahwa fitur tersebut mengganggu kenyamanan pengunjung bahkan berdampak buruk untuk SEO.

Daripada memperberat loading website dengan slider, akan lebih baik jika Anda menggunakan hero shot. Mungkin banyak dari Anda yang belum familiar dengan istilah ini. Hero shot adalah sebuah gambar yang membantu pengunjung website untuk membayangkan hasil dari produk yang Anda tawarkan.

Seperti gambar wanita cantik dengan rambut indah dan bergelombang pada website Luxury Hair berikut.

Contoh tampilan hero shot
Contoh tampilan hero shot [Klientboost]
Secara otomatis pengunjung website tersebut bisa dengan mudah mengerti manfaat dari produk yang ditawarkan.

Sudah banyak website yang menggunakan tampilan ini karena terbukti tidak memperlambat browser seperti slider/carousel.

3. Jangan berfokus pada gambar wajah (lihat buktinya dengan studi eye-tracking)
Dalam mendesain UX, tentunya kita diharuskan untuk fokus dalam menganalisa apa yang ada di dalam pikiran pengguna agar menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Dengan begitu strategi dalam mendapatkan engagement dari mereka akan berjalan dengan mudah.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan meminta live feedback dari pengguna website yang aktif melalui studi eye-tracking. Anda bisa menggunakan heat maps dengan SumoMe atau CrazyEgg untuk mengetahui di mana letak pengguna banyak menghabiskan waktunya di halaman website Anda.

Eye-tracking dapat menunjukkan kita seberapa efisien fitur dan konten yang di dalam sebuah website.

Sebagai gambaran, Anda bisa melihat studi kasus di bawah ini.

Bagaimana orang melihat suatu tampilan situs
Bagaimana orang melihat suatu tampilan situs [StartupBisnis]
Studi tersebut menunjukkan kepada kita bahwa pengguna website lebih suka melihat teks headline atau search bar dibandingkan gambar wajah yang mencolok.

Anda boleh saja menggunakan wajah seseorang untuk menarik perhatian user, namun yang terpenting adalah memiliki headline yang dapat memikat hati mereka untuk menggunakan produk atau jasa Anda.

4. Ask (and answer) questions
Mengerti maksud dari pengguna saat mengunjungi website Anda sangatlah penting ketika mendesain UX. Setelah mengetahui prospek-prospek apa saja yang membawa mereka mengunjungi website Anda, langkah selanjutnya adalah memberikan teks headline dalam bentuk pertanyaan (sekaligus jawabannya) pada homepage website, seperti yang dilakukan perusahaan agency Interactive Strategies ini:

Tampilan berbasis ide dan jawaban
Tampilan berbasis ide dan jawaban [Wordstream]
Dalam teks tersebut, agency Interactive Strategies paham betul pertanyaan paling umum yang dilontarkan para pengunjung websitenya, yakni “Apa yang membedakan agency ini dengan agency lainnya?”.  Itulah sebabnya mereka menanyakan hal tersebut di halaman homepage sekaligus memberikan jawaban yang terbaik.

Dengan mengetahui persoalan yang ada di dalam pikiran user, website Anda akan memiliki connection yang kuat dengan pengunjung sehingga potensi visitor to be customer pun akan terealisasi.

5. Implementasi AI (Artificial Intelligence)
Hidup pada era big data yang melaju pesat seperti sekarang ini sangat mempermudah kita untuk mengetahui behavior masing-masing pengunjung website. Jika Anda tidak mengambil data tersebut, Anda akan menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan engagement mereka.

Sebagai contoh, Anda bisa kunjungi website Netflix. Salah satu cara mereka mendapatkan engagement yang sangat baik kepada user adalah dengan mengoptimalkan sistem AI untuk mengumpulkan data mengenai masing-masing user.

Tiap kali user menonton sebuah film, otomatis film tersebut masuk ke dalam database dan film dengan judul terkait akan muncul pada halaman berikutnya.

Tampilan Netflix yang berbasiskan implementasi AI
Tampilan Netflix yang berbasiskan implementasi AI [filmtrooper]
Goals Netflix adalah memastikan user untuk selalu memiliki film-film yang cocok dengan interest mereka.

Kesimpulan

Jika Anda ingin tim lain ikut terlibat dalam project pembuatan desain website (copywriter dan marketer), pastikan terlebih dahulu desain yang akan dihasilkan sesuai dengan kesepakatan awal bersama designer dan ambilah data valid dari pengunjung serta user. Dengan begitu pembuatan desain website akan berjalan lancar dan Anda akan mendapatkan banyak happy clients.


Disclosure: Artikel tamu ini adalah hasil kerja sama DailySocial dan Sribulancer

Anda bisa memanfaatkan agensi yang sudah berpengalaman atau jasa pembuatan website dan marketing online yang ditawarkan oleh ratusan freelancer profesional di Sribulancer.

Tips Menciptakan User Experience yang Baik

/ Shutterstock

Mengembangkan platform tidaklah semudah membalikan telapak tangan, ada elemen-elemen penting di dalamnya yang selalu butuh perhatian lebih, seperti User Experience (UX) misalnya. Bagi seorang UX designer, menciptakan sebuah pengalaman yang baik adalah tentang bagaimana mereka dapat memahami cerita dari pengguna.

Continue reading Tips Menciptakan User Experience yang Baik

Richard Fang: Desain Apik dan Cantik Saja Tidak Cukup

Saat Anda tertarik untuk masuk ke dalam sebuah toko, resto, tak bisa dipungkiri hal pertama yang Anda lihat adalah etalasenya. Bila menarik hati, kemungkinan besar untuk masuk, cari tahu lebih banyak, akan lebih besar. Begitu pun dengan produk berbasis teknologi yang akan diluncurkan atau diperkenalkan kepada pasar. Pertama kali, tampilan dan desain akan menjadi sebuah magnet tersendiri untuk pertama kali mencoba dan ingin tahu.

Continue reading Richard Fang: Desain Apik dan Cantik Saja Tidak Cukup

The Engineers in UX

User Experience (UX) is a term that is misunderstood too many times. It’s okay, because UX is a new term, easily turned into a hype. However, UX is not new. It has already existed since the earliest of human civilization. For instance, the UX of cooking our food 2000 years ago is different from the UX of cooking our food today. Consequently, the way we look at UX should be independent of technology. Compare firewood and microwave oven, for instance. They are actually the same products, but they are different because of the underlying technology. The users are the same (people who cook) and have the same goal (getting their food cooked).

Continue reading The Engineers in UX