Imoo Pembuat Watch Phone untuk Anak Resmi Bergabung dengan Olike Indonesia

Smartwatch merupakan perangkat wearable yang menjadi pendamping sempurna untuk smartphone. Umumnya jam tangan pintar ini didesain untuk mendukung gaya hidup sehat, tetapi ada juga perangkat khusus yang ditujukan untuk anak-anak.

Salah satunya dari imoo dengan produk watch phone yang mementingkan dua hal, yaitu komunikasi dan keamanan. imoo sendiri menjual produk jam tangan yang bisa bertelepon khusus untuk anak berumur 3-12 tahun sejak tahun 2019.

Kini imoo resmi bergabung dengan Olike Indonesia, PT. OASE Teknologi Asia yang menaungi Olike Indonesia resmi bekerja sama dan menjadi distributor utama dari produk imoo. “Kami berbahagia dengan bergabungnya imoo ke dalam keluarga besar kami. Produk yang sangat digemari dengan fitur canggihnya yang membuat anak dan orang tua merasa aman dan nyaman,” Ungkap Anthoni Roderick P. selaku Public Relations Olike Indonesia.

Sejauh ini imoo telah merilis empat watch phone dengan mengedepankan dua hal penting tersebut. Berawal dari imoo Y1 yang merupakan watch phone pertama yang bisa melakukan panggilan telepon dan pesan suara bagi anak. Kemudian ada Z2 bisa melakukan panggilan video, Z5 dilengkapi konektivitas 4G dengan chipset Qualcomm Snapdragon Wear 2100, hingga yang terbaru Z6 dengan dual flip camera.

Berbagai fitur canggih juga dimiliki semua tipe watch phone imoo. Sebut saja, swimming waterproof IPX8 yang membuatnya bisa dipakai berenang hingga kedalaman 20 meter, long standby battery berkapasitas 680 mAh yang mampu bertahan hampir 7 hari dalam sekali charge, dan GPS yang membuat lokasi semakin akurat.

imoo juga menyediakan fitur untuk mendukung tumbuh kembang anak seperti pada Z6 yaitu adanya fitur AI Scanner untuk memberitahu apa saja yang ada di sekitar anak. Fitur ini di gunakan dengan cara memotret hewan maupun tumbuhan, lalu sistem akan membaca gambar dan memberikan informasi terkait gambarnya. Selain itu ada pula fitur hitung langkah, class mode, hingga beragam aplikasi edukatif yang di kemas dengan menyenangkan untuk belajar berhitung dan berbahasa inggris.

Jam tangan pintar imoo sendiri tahun ini mengalami peningkatan penjualan sebesar 28% dibandingkan tahun 2020 di Indonesia. Di penghujung tahun ini, imoo juga menghadirkan beragam promo spesial di e-commerce official imoo dan imoo official shop.

realme Watch 2 Pro Bawa Layar Lebih Besar, GPS, dan Baterai 14 Hari

Selain perangkat smartphone, realme merupakan perusahaan teknologi yang rajin mengeluarkan produk AIoT seperti smartwatch. Mulai dari realme Watch, Watch S, Watch S Pro, realme Watch 2, dan yang terbaru adalah realme Watch 2 Pro.

Bila dibandingkan dengan realme Watch 2, versi Pro-nya ini menawarkan layar 56% lebih besar yakni 1,75 inci. Bentuknya kotak ditopang resolusi 385×320 piksel dengan refresh rate 30Hz dan punya kecerahan layar maksimum 600 nits. Bodinya sudah dust and water resistance dengan sertifikasi IP68. Dimensinya 255,2×38,9×12,65mm tanpa strap dengan bobot 40 gram.

Seperti Watch 2, versi Pro-nya juga memiliki lebih dari 100 watchface, termasuk live watch dan watchface pada Watch S Master Edition yang dirancang oleh artis asal Korea Selatan Grafflex. Perbedaan utama lain terletak pada baterai, Watch 2 dengan 315 mAh dapat bertahan 12 hari, sedangkan Watch 2 Pro dengan 390 mAh sanggup bertahan hingga 14 hari.

Selain itu, bila Watch 2 mengandalkan smartphone yang terhubung untuk route tracking, model Pro sudah memiliki GPS dual-satellite sendiri sehingga tak lagi bergantung pada smartphone. Fitur-fiturnya meliputi sleep tracking, heart rate monitoring, blood oxygen level measurement, sedentary reminder, drink reminder, dan meditation breathing.

Watch 2 Pro juga dilengkapi dengan kontrol musik dan kamera, phone finder, weather, dan IoT control. Jam tangan pintar ini juga dapat menampilkan notifikasi panggilan masuk, namun terdapat opsi untuk menolak panggilan karena Watch 2 Pro tidak memiliki mikrofom dan speaker.

Saat ini, terdapat 16 mode latihan pada Watch 2 Pro. Namun realme menjanjikan dukungan untuk 90 mode olahraga lewat pembaruan firmware OTA di masa depan. Sekarang ini realme Watch 2 Pro tersedia di Malaysia dengan harga RM 299 atau sekitar Rp1 jutaan dalam opsi warna Space Grey dan Metallic Silver.

Sumber: GSMArena

[Review] Mi Watch Lite: Smartwatch Murah dengan Fungsi Dasar dan GPS

Seperti yang kita ketahui, Xiaomi tidak hanya menelurkan produk smartphone saja. Sudah banyak produk AIoT yang datang dari Xiaomi dan memang memiliki harga yang terjangkau. Kali ini, Xiaomi pertama kalinya meluncurkan smartwatch di Indonesia. Perangkat tersebut adalah Mi Watch Lite.

Mi Watch Lite

Mi Watch Lite yang datang ke meja pengujian DailySocial memiliki warna hitam. Perangkat wearable ini masih memiliki model kotak. Berbeda dengan seri yang pro, seri yang satu ini hanya memiliki fungsi dasar dari sebuah smartwatch yang ada saat ini. Hal tersebut berarti Mi Watch Lite belum menyediakan fungsi SpO2. Namun apakah nantinya Xiaomi akan menambahkannya melalui OTA, belum ada informasinya.

Jam tangan pintar Mi Watch Lite memiliki spesifikasi sebagai berikut

Layar TFT 1,4 inci 320 x 320 pixel
Baterai 230 mAh
Konektivitas Bluetooth 5.0
Sensor GPS/GLONASS, Detak jantung, Barometer, accelerometer, gyroscope, kompas
Dimensi 41 x 35 x 10.9 mm
Bobot 35 gram, 21 gram tanpa strap

Untungnya, daya tahan baterai yang ditawarkan oleh Xiaomi pada jam tangan pintar ini berbeda dengan smartwatch pada umumnya. Xiaomi menjanjikan Mi Watch Lite untuk dapat dipakai selama 9 hari. Saat ini masih banyak perangkat wearables yang hanya bisa bertahan dua hari saja.

Unboxing: Isinya hanya charger

Yup, paket penjualan dari Mi Watch Lite hanya berisikan sebuah desktop charger saja. Charger ini sendiri memiliki dimensi yang cukup besar, sehingga (seharusnya) bisa dengan mudah ditemukan saat terselip. Berikut bentuk dari pengisi dayanya:

Mi Watch Lite - Charger

Desain

Bentuk kotak saat ini kembali menjadi sebuah tren semenjak Apple mengeluarkan jam tangan pintarnya. Xiaomi sepertinya mengambil kesempatan untuk kembali menghadirkan model kotak ini pada Mi Watch Lite. Bentuknya membuat orang yang menggunakannya seperti bergaya techie.

Tali jam tangan yang terpasang pada Mi Watch Lite sudah menggunakan bahan karet. Bahan ini tentu saja lebih cocok untuk mereka yang gemar berolah raga. Namun, tali jam tangan ini sepertinya memiliki model tersendiri. Hal ini membuat para penggunanya harus langsung membeli melalui Xiaomi sendiri jika ingin menggantinya.

Mi Watch Lite - Tombol Kanan

Menurut data yang ada pada website Xiaomi Indonesia, Mi Watch Lite menggunakan layar dengan jenis TFT. Namun, view angle dari layarnya tidak terbatas seperti kebanyakan layar TFT. Bisa jadi, memang jam tangan pintar yang satu ini menggunakan layar dengan jenis IPS dan memiliki feature sentuh. Layarnya juga tidak memiliki pelindung sehingga sangat disarankan untuk menempelkan lapisan anti gores.

Seluruh badan dari Mi Watch Lite terbuat dari bahan plastik. Namun, Xiaomi membuat perangkat yang satu ini bisa bertahan pada kedalaman air 50 meter berkat sertifikasi 5 ATM yang dimilikinya. Saat saya pegang, Mi Watch Lite juga terasa sangat kokoh dan tidak terasa kopong. Namun, saya belum tahu bagaimana kekuatannya saat terbentur dengan keras saat berolah raga.

Mi Watch Lite - Sensors

Mi Watch Lite hanya memiliki sebuah tombol pada bagian sisi kanannya. Tombol ini berfungsi untuk membuka tutup menu atau app drawer yang dimiliki. Sedangkan pada bagian bawahnya terdapat sensor pemindai detak jantung.

Jam tangan pintar ini juga sudah dilengkapi dengan GPS, gyroscopeaccelerometer, sensor cahaya, dan barometer. Perangkat ini sendiri memiliki 11 mode olah raga yang bisa diukur. Selain itu, Mi Watch Lite juga bisa mengukur tidur dan juga bisa membantu untuk latihan pernapasan.

Mi Watch Lite - Strap Off

Perangkat ini menggunakan aplikasi Xiaomi Wear untuk menyimpan segala data yang diukur dari Mi Watch Lite. Selain itu, aplikasi ini juga akan memeriksa apakah ada firmware baru atau tidak. Anda juga bisa melakukan pengaturan untuk notifikasi yang bisa diterima oleh jam tangan pintar ini pada Xiaomi Wear. Ingat ya, aplikasinya bukan Mi Fit!

Pengalaman Menggunakan: Minimalis

Tepat seminggu sebelum artikel ini diluncurkan, saya membuka paket penjualan dari Mi Watch Lite. Oleh karena ingin mencoba menggunakan semaksimal mungkin, saya langsung melakukan pengisian ulang hingga 100%. Saya juga melakukan instalasi aplikasi Xiaomi Wear saat melakukan pengisian ulang. Hasilnya: aplikasi ini mendeteksi adanya firmware baru…. nice!

Firmware baru memang sangat saya tunggu pada setiap perangkat AIoT. Sebagai konsumen, tentunya saya menginginkan sebuah perangkat yang dibeli tanpa hadirnya bug dan gangguan software lainnya. Selain itu, tidak jarang sebuah firmware menawarkan sebuah fungsi baru. Mungkin saja (semoga) Xiaomi bisa menghadirkan deteksi SpO2 pada perangkat yang satu ini.

Mi Watch Lite - On Hand

Melihat dari charger yang digunakan, sepertinya hanya dibuat khusus untuk Mi Watch Lite saja. Bisa jadi nantinya (atau sebelumnya) ada perangkat yang memiliki dimensi yang sama sehingga bisa digunakan pula untuk mengisi baterai. Untuk sumber dayanya, charger ini menggunakan interface USB, sehingga bisa langsung dihubungkan ke kepala charger smartphone atau slot USB pada laptop.

Oleh karena pada saat membuka paket penjualannya saya mendapatkan baterai sekitar 48%, pengisian ke 100% memakan waktu sekitar 1 jam. Xiaomi sendiri menjanjikan baterai akan penuh dari benar-benar kosong hingga 100% dalam waktu 2 jam saja. Masa hidup dari jam tangan pintar ini dijanjikan 9 hari jika digunakan. Namun nyatanya setelah 7 hari, jam tangan ini masih memiliki baterai sekitar 30%.

Masalah yang saya temukan pada jam tangan pintar ini adalah pada sisi notifikasi. Jam tangan pintar ini sering kali gagal menampilkan notifikasi dan pesan dari Whatsapp dan Telegram. Padahal, semua persyaratan yang dijabarkan oleh Xiaomi Wear sudah dilaksanakan. Notifikasi pesan bisa didapat pada saat jam tangan ini mematikan layarnya.

Panggilan suara melalui seluler akan membuat jam tangan ini bergetar. Namun, panggilan suara melalui Whatsapp dan Telegram tidak pernah bisa saya dapatkan. Hanya pesan bahwa ada missed call dari aplikasi Whatsapp yang saya dapatkan. Hal ini tentu saja menjadi sebuat PR bagi Xiaomi dalam membenahi notifikasinya.

Jam tangan pintar ini memiliki 11 macam jenis olah raga yang bisa dipantau. Semua itu meliputi lari outdoor, treadmill, sepeda outdoor, sepeda indoor, latihan bebas, jalan kaki, trekking, lari lintas alam, renang di kolam, renang di perairan terbuka, dan kriket. Jam tangan ini juga mendukung penyelaman hingga 50 meter, namun ada baiknya tidak digunakan pada air asin.

Mi Watch Lite - On Charger

Jam tangan ini juga memiliki fungsi yang diantaranya adalah pemantauan detak jantung, pemantauan tidur, pernapasan, notifikasi, cuaca, jam, alarm, senter, dan kontrol musik. Tentunya, fitur-fitur ini sudah umum ditemukan pada hampir setiap jam tangan pintar yang sudah beredar di pasaran. Sayangnya, kita tidak menemukan fitur remote shutter kamera, SpO2, dan lain sebagainya.

Kontrol musik yang ada pada jam tangan ini lebih kepada remote saja. Fitur ini bisa digunakan di beberapa aplikasi yang meliputi aplikasi musik serta Spotify yang ada di smartphone yang terhubung. Jadi saat berolah raga dan ingin sambil mendengarkan musik, Anda juga harus membawa smartphone yang terhubung dengan jam tangan pintar ini.

Hadirnya kompas pada smartwatch yang satu inilah yang membuatnya berbeda dari jam tangan dengan harga terjangkau lainnya yang ada di pasaran. Hal ini akan sangat membantu mereka yang berolah raga dan mengetahui jalur mana yang telah dilalui. Semua itu bakal terekam dan disajikan pada aplikasi Xiaomi Wear. Dan jika (amit-amit) kita tersesat di hutan, kompas bisa membantu kita menentukan arah jalan.

Mi Watch Lite - Xiaomi Wear Watch Face

Pada Mi Watch Lite, pengguna juga bisa mengganti watch face sehingga tidak membosankan. Xiaomi juga sudah menyediakan beberapa watch face yang bisa langsung di download melalui aplikasi Xiaomi Wear. Akan tetapi, saat ini kita belum bisa menggunakan watch face buatan sendiri.

Jam tangan pintar ini akan sangat cocok digunakan untuk para wanita. Untuk pria berbadan besar seperti saya, jam tangan ini juga tidak terlalu terlihat kecil di tangan. Bentuknya yang minimalis juga membuat cocok untuk digunakan di segala kegiatan. Jadi, jam tangan ini tidak hanya pas untuk berolah raga saja tetapi juga bagus untuk bergaya.

Verdict

Pada akhirnya, Xiaomi mengeluarkan jam tangan pintar di Indonesia. Salah satu yang menjadi perhatian adalah Mi Watch Lite karena memiliki harga yang terjangkau. Selain itu, Mi Watch Lite juga menawarkan beberapa fungsi-fungsi yang tentunya tidak ada saat menggunakan jam biasa.

Kinerja dari jam tangan ini memang cukup baik. Walaupun Xiaomi tidak memberikan informasi mengenai SoC dan prosesor yang digunakan, namun jam tangan ini memang cukup responsif saat dioperasikan. Fungsi-fungsinya sendiri juga dengan mudah bisa diakses serta memiliki antar muka yang tidak rumit.

Notifikasi menjadi sebuah turn off dari jam tangan pintar ini. Pada saat layarnya mati, semua notifikasi pesan dari aplikasi pihak ketiga bakal masuk. Sayangnya, notifikasi panggilan suara dan video sepertinya gagal muncul pada jam tangan ini. Padahal, notifikasi saat ini menjadi sebuah fungsi penting karena semua kegiatan termasuk pekerjaan dan hubungan dengan rekan (pacar) harus cepat ditanggapi.

Xiaomi menjual Mi Watch Lite dengan harga Rp. 899.000 saja. Dengan harga tersebut, pengguna sudah mendapatkan sebuah alat bantu olah raga serta bergaya yang memiliki GPS, kompas, serta pemindai detak jantung. Jam tangan ini sangat cocok untuk mereka yang ingin melakukan upgrade dari Mi Band.

Sparks

  • Daya tahan baterai lebih dari seminggu
  • Desain terasa kokoh
  • 5 ATM
  • Antar muka yang cukup responsif
  • Harganya cukup terjangkau
  • Memiliki GPS dan kompas

Slacks

  • Notifikasi panggilan suara dan video pihak ketiga yang gagal masuk
  • Tali jam tangan tidak umum, sehingga harus membeli langsung dari Xiaomi

[Review] Huawei Watch GT 2 Pro: Desain Lebih Premium, Fitur Bertambah, Namun Tambah Mahal

Mungkin para pembaca sudah sering mendengar tentang jam tangan pintar buatan Huawei yang bernama Watch GT 2. Jam tangan yang penjualannya meningkat 200% di tahun 2019 tersebut ternyata memiliki sebuah keluarga baru. Huawei belum lama ini meluncurkan Watch GT 2 Pro yang memiliki fitur lebih dari generasi sebelumnya.

Huawei Watch GT2 Pro

Huawei Watch GT 2 Pro kembali membawa daya tahan yang sama dengan GT 2, yaitu ketahanan selama dua minggu. Spesifikasi yang dibawa juga sama dengan GT 2, yaitu menggunakan HiSilicon Kirin A1. Namun, pada GT 2 Pro ada penambahan berupa sensor yang bisa mendeteksi untuk swing yang berfungsi untuk memberikan informasi pada olah raga Golf dan Ski.

Spesifikasi lengkap dari Watch GT 2 Pro adalah sebagai berikut

SoC HiSilicon Kirin A1 + STL4R9
CPU ARM Cortex M7 200 MHz
RAM 32 MB
Internal 4 GB
Layar 1.39 inci OLED 454×454
Baterai 455 mAh
Sistem Operasi Huawei Lite OS
Konektivitas Bluetooth 5.1 + BLE, GPS + GLONASS
Dimensi 46.7 x 46.7 x 11.4 mm
Bobot 52 gram

Perbedaan yang terlihat pada sisi spesifikasi hanyalah ada pada dimensi dan bobotnya saja. Selain itu, saya sama sekali tidak melihat adanya perbedaan. Baterainya yang berkapasitas 455 mAh juga sama-sama mampu bertahan selama dua minggu. Oh ya, yang saya bandingkan adalah GT 2 versi 46 inci, ya…

Unboxing

Didalam paket penjualannya, terdapat perlengkapan seperti berikut ini

Huawei Watch GT2 Pro - Unboxing

Desain

Huawei mengubah desain depan dari jam tangan pintar dengan bentuk bundar ini. Jika pada GT 2 desainnya seperti jam tangan olah raga, maka pada GT 2 Pro desainnya disamakan dengan jam tangan premium. Hal itu berarti bahwa lingkarannya hanya memiliki 12 garis yang menunjukkan jam saja tanpa menit.

Huawei Watch GT2 Pro - Tombol

Huawei menyertakan dua buah tali jam tangan pada paket penjualan Watch GT 2 Pro. Secara default, tali jam tangan yang terpasang adalah yang terbuat dari kulit. Jika ingin berolah raga, gunakan saja yang terbuat dari bahan karet silikon, karena kulit asli sering kali bau saat terkena keringat. Untuk menggantinya pun mudah, hanya dengan menggeser pin yang ada dan langsung terbuka.

Sama seperti Watch GT 2, jam tangan pintar yang satu ini juga menggunakan layar dengan jenis OLED. Dimensi layarnya sebesar 1.39 inci dengan resolusi 454×454. Layarnya sendiri juga sudah menggunakan Sapphire Glass yang kuat terhadap goresan dan benturan. Materialnya sendiri terbuat dari titanium.

Huawei Watch GT2 Pro - Bawah

Pada sisi sebelah kanan dari Huawei Watch GT 2 Pro, terdapat dua buah tombol. Yang bagian atas digunakan untuk menampilkan fungsi-fungsi yang sudah ada untuk jam ini. Tombol yang bawah dibuat khusus untuk fungsi-fungsi olah raga. Saat digeser layarnya dari bagian atas ke bawah, akan muncul quick setting seperti perangkat Android.

Di bawah kedua tombol tersebut, terdapat sebuah speaker mono yang suaranya cukup keras. Di sebelahnya juga terdapat sebuah microphone membuat jam tangan pintar ini dapat dipakai untuk menerima panggilan. Di bagian bawahnya terdapat sensor untuk mendeteksi detak jantung. Jam tangan pintar ini juga sudah dilengkapi dengan GPS, gyroscopeaccelerometer, sensor tekanan udara, swing, dan cahaya.

Huawei Watch GT2 Pro - GT2

Masih sama dengan semua wearables buatan Huawei, sangat disayangkan bahwa tidak ada aplikasi pihak ketiga yang bisa terpasang pada jam tangan pintar ini. Nantinya, penambahan feature akan datang melalui update firmware. Hal ini juga pernah terjadi pada Huawei Watch GT 2 saat menambahkan fungsi SpO2.

Kurang lebih sama dengan GT 2, tetapi lebih elegan

Terus terang, seperti yang sudah sering saya beritahukan sebelumnya, saya sangat menyukai jam tangan pintar dengan dimensi bundar. Hal tersebut karena pada umumnya memang sebuah jam tangan memiliki desain tersebut. Walaupun memang cukup banyak juga yang menggunakan model kotak. Tetapi, semua itu memang menjadi pilihan masing-masing penggunanya.

Saat dikeluarkan dari kotak paket penjualannya, ada satu hal yang cukup mengganggu. Huawei mengubah cara pengisian baterainya menjadi wireless charging. Hal ini membuat mereka yang memiliki Watch GT 2 tidak lagi dapat menggunakan charger yang sama dengan Watch GT 2 Pro. Untungnya, Watch GT 2 Pro mendukung power bank yang memiliki fungsi wireless charging.

Huawei Watch GT2 Pro - Wireless Charger

Setelah melakukan pengisian ulang sampai penuh, jam tangan pintar ini pun mulai saya gunakan setiap hari. Sayangnya, pada masa pandemi seperti ini membuat kegiatan sangat terbatas. Selama 14 hari pun saya tidak pernah keluar rumah untuk berjalan-jalan mau pun berolah raga. Akan tetapi, saya tetap menggunakan jam tangan ini untuk mengetahui informasi mengenai detak jantung serta oksigen dalam darah.

Berbicara mengenai jumlah oksigen dalam darah, pada firmware terbaru yang saya unduh (versi 10.1.2.36), Huawei memperkenalkan pemindaian SpO2 secara berkesinambungan. Kadar oksigen dalam darah sendiri sering digunakan untuk melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan gejala COVID-19. Untungnya, kadar oksigen dalam darah saya selalu di atas 97. Jika Anda terdeteksi di bawah 90, ada baiknya Anda langsung menghubungi dokter atau rumah sakit.

Huawei Watch GT2 Pro - Menu-Heart Rate

Pada jam tangan ini terdapat sebuah speaker dan microphone. Oleh karena itu, saya bisa menerima panggilan dan berbicara langsung pada jam tangan ini seperti seorang mata-mata :). Namun sayangnya, sampai saat ini Huawei belum membuat perangkat ini untuk bisa menerima panggilan suara dari aplikasi messenger seperti Whatsapp, FB Messenger, atau Telegram.

Menggunakan sistem operasi buatan Huawei sendiri membuat jam tangan pintar ini tidak dapat ditambahkan aplikasi. Tidak seperti jam tangan pintar yang menggunakan Android Wear, Huawei OS Lite ini hanya akan mendapatkan fitur baru jika Huawei memasukkannya dalam firmware barunya. Cukup sayang memang, makna “pintar” pada jam tangan ini menjadi sedikit berkurang. Mungkin hal ini pula yang membantu perangkat ini bisa mencapai 14 hari masa penggunaannya.

Anda juga bisa mendengarkan musik langsung pada jam tangan ini. Suara yang dikeluarkan dari speaker yang ada pada bagian bawahnya ternyata cukup kencang. Selain melalui speaker tersebut, saya juga bisa membuat perangkat ini untuk terhubung dengan TWS melalui bluetooth. Saat berolah raga, hal ini tentu membuat bawaan lebih ringan karena tidak memerlukan smartphone lagi.

Huawei Watch GT2 Pro - New Sports

Pengalaman saya dalam menggunakan Huawei Watch GT 2 Pro memang hampir tidak berbeda dengan Watch GT 2. Hal yang membedakan dari sisi visual hanyalah desain dari Watch GT 2 Pro memang lebih elegan dari sang pendahulunya. Namun secara fungsi, tidak ada perbedaan mendasar antara keduanya dan saya juga tidak bermain ski atau pun Golf. Keduanya benar-benar mengesankan.

Verdict

Huawei sekali lagi mengeluarkan sebuah jam tangan pintar dengan desain yang apik. Desain tersebut pun masih diikuti dengan ketahanan baterai yang sangat panjang untuk sebuah jam tangan pintar. Selain itu, fungi-fungsi yang ada pada sebuah jam tangan juga dirasa cukup lengkap pada smartwatch yang bernama Huawei Watch GT 2 Pro ini.

Kinerja dari Huawei Watch GT 2 Pro memang cukup mengesankan. Dalam pemakaiannya, tidak ada lag yang saya temukan atau kesulitan sensor dalam membaca informasi seperti detak jantung dan SpO2. Namun dengan menggunakan sistem operasi tersendiri, membuat pengguna tidak bisa menambahkan aplikasi pada jam tangan ini.

Kapasitas baterai yang digunakan termasuk cukup besar pada kelasnya, yaitu 455 mAh. Tanpa menggunakan sistem operasi Android Wear, membuat baterainya mampu bertahan hingga 14 hari. Baterai ini sendiri juga bisa diisi dengan menggunakan charger apa pun yang mendukung wireless charging. Hal ini menambah kenyamanan dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Huawei menjual jam tangan elegan yang satu ini pada harga Rp. 4.299.000. Harga ini memang tergolong cukup jauh jika dibandingkan dengan non Pro-nya. Namun, memang target market yang dituju cukup berbeda, sehingga harga tersebut memang masih tergolong lebih rendah dibandingkan dengan para pesaingnya. Jika harga tersebut terasa mahal, Anda bisa membeli versi non Pro yang terlihat lebih murah dari Watch GT 2 Pro.

Sparks

  • Daya tahan baterai dua minggu
  • Responsif saat bernavigasi
  • Desain elegan
  • Feature bawaan cukup lengkap, seperti SpO2 dan heart rate
  • 5 ATM
  • Mendukung wireless charging
  • Bonus strap karet pada paket penjualannya

Slacks

  • Tidak ada aplikasi pihak ketiga
  • Harga lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya
  • Tidak bisa digunakan untuk menerima panggilan VOIP Messenger seperti Whatsapp Call

Realme X3 SuperZoom, Narzo, Watch, dan Buds Air Neo Ramaikan Pasar Indonesia Bulan ini

Hampir setiap bulannya, realme mengadakan acara peluncuran produk terbarunya. Untuk kali ini, ada empat produk yang mereka keluarkan, yaitu Realme X3 SuperZoom, Narzo, Smartwatch, dan Buds Air Neo. Peluncurannya sendiri diadakan pada tanggal 16 Juni 2020 yang lalu melalui kanal video streaming, Youtube.

Foto Bersama Peluncuran realme X3 SuperZoom, realme Narzo, realme Watch, realme Buds Air

Realme X3 SuperZoom merupakan flagship terbaru yang menggantikan sang pendahulunya, Realme X2 Pro. Pada realme X3 SuperZoom, produsen asal Tiongkok ini memasangkan fasilitas baru pada sisi kameranya, yaitu Periscope Zoom yang mampu melakukan zoom hingga 60x. Realme juga mengganti jenis layar pada X3 menjadi IPS, namun masih memiliki refresh rate 120 Hz. Oleh karena itu pula, sensor sidik jarinya dipindah dari in-display menjadi side fingerprint.

realme X3 SuperZoom - Arctic White & Glacier Blue (1)

Selanjutnya adalah realme Narzo. Realme Narzo sendiri merupakan lini smartphone yang hanya dijual dengan cara online. Pada seri ini, realme mengatakan bahwa mereka akan memberikan kinerja yang tinggi pada segmen harganya. Yang unik, spesifikasi yang diusung cukup mirip dengan realme 6 yang baru saja diluncurkan bulan lalu.

realme Narzo 1

Spesifikasi kedua perangkat smartphone realme adalah sebagai berikut:

Realme X3 SuperZoom Realme Narzo
SoC Snapdragon 855+ Mediatek G90T
CPU 1×2.96 GHz Kryo 485 + 3×2.42 GHz Kryo 485 + 4×1.78 GHz Kryo 485 2×2.05 GHz Cortex-A76 + 6×2.0 GHz Cortex-A55
RAM 12 GB 4 GB
Internal 256 GB 128 GB
Layar 6.6 inci 2400×1080 120 HZ 6.5 inci 2400×1080 90 HZ
Dimensi 163.8 x 75.8 x 8.9 mm 164.4 x 75.4 x 9 mm
Bobot 202 gram 199 gram
Baterai 4200 mAh 4300 mAh

Realme juga pernah menjanjikan setelah meluncurkan realme Band, mereka akan mengeluarkan sebuah smartwatch. Kali ini, realme juga memperkenalkan realme Watch yang selain mampu membaca detak jantung, juga bisa mengukur kadar oksigen dalam darah. Selain itu, pengguna bisa mengatur setting lainnya langsung melalui aplikasi realme Link.

realme Watch 2

Realme Watch juga sudah memiliki sertifikasi IP68 yang tahan air serta debu. Kaca dari jam pintar ini juga sudah dilapisi dengan Gorilla Glass 3, sehingga lebih tahan terhadap goresan. Dan bagi yang suka bosan dengan tampilan yang itu-itu saja, realme pun berjanji akan mengeluarkan 100 watch face secara OTA.

Terakhir, realme memperkenalkan versi terbaru dari perangkat Audio-nya. Realme Buds Air Neo saat ini diluncurkan dengan bentuk yang sama dengan generasi sebelumnya. Realme Buds Air Neo sudah menggunakan driver 13 mm yang mampu mengeluarkan suara bass yang lebih baik. Earphone ini juga masih menggunakan fungsi sentuh yang bisa diatur melalui realme Link.

realme Buds Air Neo - white

Realme menjual smartphone X3 dengan harga Rp. 7.999.000. Untuk Narzo, realme menjualnya pada harga Rp. 2.799.000 dari harga Rp. 2.999.000. Realme Watch dilepas dengan harga flash sale Rp. 799.000 dari harga normalnya Rp. 999.000. Terakhir, realme Buds Air Neo ada pada harga flash sale Rp. 499.000 dari harga normalnya, Rp. 699.000

Spesifikasinya mirip, lalu apa bedanya?

Setidaknya tiga perangkat yang diluncurkan oleh realme kali ini memiliki persamaan spesifikasi dibandingkan dengan perangkat sebelumnya. Seperti misalnya realme X3 SuperZoom dan X2 Pro yang sama-sama menggunakan Snapdragon 855+, Narzo dan realme 6 yang menggunakan Mediatek Helio G90T, serta realme Buds Air dan Neo yang masih menggunakan realme R1 Chip hasil kerjasama dengan anak perusahaan Mediatek.

Felix Christian selaku Product Manager realme Indonesia pun menjawab, “Dari segi kamera dan layar tentunya berbeda, tentunya sidik jari pun berbeda. Tapi pastinya lebih nyaman dalam membuka kunci. Soal lainnya juga dari Cooling System yang lebih powerful. Dari segi layar, realme X3 SuperZoom sudah membawa 120Hz Ultra Smooth Display.”

“Di realme X3 SuperZoom kami buat berdasarkan hasil uji dari lab kami dan survey internal. Hasilnya adalah banyak anak muda yang minat dengan kemampuan kameranya. Makanya kami hadirkan lensa periskop yang bisa zoom hingga 60x. kami tambahkan Starry Mode juga berdasarkan masukan dari R&D kami dimana mereka menemukan bahwa anak muda saat ini suka mengeksplor fitur kamera di smartphone nya. Maka kami gabungkan semua menjadi realme X3 SuperZoom.” lanjutnya.

realme X3 SuperZoom

Lalu saat ditanyakan mengenai perbedaan antara realme 6 dengan Narzo, Felix mengatakan bahwa dari segi spesifikasi, bisa dibilang spesifikasinya hampir mirip. Namun realme Narzo lebih fokus online. Ponsel Narzo menjawab kebutuhan yang menginginkan performa dan desain yang menarik. Dari desain belakang sama namun warian warna yang berbeda. Layar dan charging pun berbeda.

Realme Narzo memiliki segmen pasar yang berbeda dan fokus ke anak muda. Karena menurut survei, banyak dari mereka yang menginginkan spek bagus yang mampu menunjang entertainment. Itulah alasan realme Narzo tercipta.

Maka realme benar-benar memperhatikan chipset, G90T yang dikenal gahar. Spek Narzo yang diluncurkan di Indonesia juga sangat berbeda dengan India di mana Narzo versi Indonesia juga lebih baik daripada seri di India. Sebagai informasi, versi India menggunakan Helio G80 dan G70.

Untuk realme Buds Air Neo lebih bagus dari sang pendahulu, dengan bass driver 13 mm. Apalagi dengan harga yang lebih terjangkau namun spek yang lebih ditingkatkan. Dari segi strategi, perangkat ini juga lebih affordable untuk anak muda yang sedang mencari TWS

Smartwatch Huawei Watch GT 2e Hadir, Punya 100 Deteksi Olah Raga

Huawei kembali mengeluarkan sebuah perangkat smartwatch yang termasuk ke dalam keluarga Watch GT 2. Kali ini dengan nama Watch GT 2e, total keluarga dari jam tangan pintar generasi kedua dari Huawei tersebut menjadi tiga buat, yaitu GT 2 46 mm, GT 2 42 mm, serta GT 2e. Apa yang menjadi keunggulan dari jam tangan pintar yang satu ini?

Huawei Watch GT 2e mendukung sampai 100 jenis olah raga yang dilakukan oleh orang-orang. Hal tersebut meliputi 15 mode latihan dengan aplikasi seperti pelatih virtual. Selanjutnya, ada sekitar 85 mode olah raga lagi yang dapat dideteksi oleh jam tangan yang satu ini. Aktivitas yang dapat dideteksi seperti treet dance hingga parkour, panjat tebing hingga yoga, dan balet hingga tinju. Ketika pengguna menikmati olahraga favorit mereka, HUAWEI WATCH GT 2e akan merekam data utama seperti durasi, kalori yang terbakar, interval detak jantung, kemajuan olahraga, waktu pemulihan, dan masih banyak lagi.

WATCH GT 2e family image_ 4 colour

Sama seperti generasi sebelumnya, Huawei Watch GT 2e juga membawa spesifikasi yang mirip. Namun yang membedakan adalah tidak adanya microphone dan speaker pada jam tangan ini. Sebagai gantinya, pengguna bisa melakukan pairing dengan perangkat bluetooth.

HUAWEI WATCH GT 2e mendukung pemantauan tingkat saturasi oksigen darah (SpO2) secara global. Dalam satu menit, pengguna dapat dengan mudah menguji level SpO2 mereka dan menilai kondisi tubuh mereka kapan saja.

“Karena produk teknologi selalu terhubung dengan kehidupan konsumen, Huawei akan terus mendorong kemajuan teknologi, meningkatkan ekosistem perangkat lunak dan perangkat keras, dan berinovasi dalam perangkat yang dapat dikenakan untuk menghadirkan pengalaman kebugaran yang dan pengalaman manajemen kesehatan lebih cerdas dengan didorong oleh teknologi. Upaya ini diharapkan akan membantu meningkatkan kualitas hidup konsumen kami, ”tutup Khing Seng.

Konsumen Indonesia dapat melakukan pre-order HUAWEI WATCH GT 2e dengan harga IDR 2.199.000 mulai dari hari Jumat, 24 April pukul 00:00 hingga 4 Mei 2020. Harga tersebut tentu saja lebih murah dibandingkan dengan Huawei Watch GT 2.

100 olah raga? Bagaimana dengan Watch GT 2?

Deteksi kalori yang dilakukan pada 100 jenis olah raga memang sangat menarik. Namun hal tersebut hanya diperkenalkan pada Watch GT 2e. Lalu apakah Watch GT 2 bisa mendeteksi 100 olah raga?

WATCH GT 2e_Mint Green

Menurut Training Director Huawei Indonesia Eddy Supartono, apa yang ada pada Watch GT 2e ada juga di Watch GT 2. 100 jenis olah raga yang dapat dideteksi oleh jam tangan ini adalah pada bagian kalori yang terurai pada saat gerakan terjadi. Hal ini mencakup banyak jenis gerakan yang dilakukan oleh penggunanya.

Watch GT 2 juga sudah akan update firmware di mana akan ada shutter camera langsung pada jam tangan pintar tersebut. Hal ini juga mencakup SpO2 yang saat ini sudah ada pada GT 2. Jadi, kedua jam tangan ini memiliki kelengkapan yang sama, namun memang kelas GT 2 ada di atas GT 2e.

[Review] Huawei Watch GT2: Smartwatch dengan Daya Tahan Baterai yang Lama!

Smartwatch saat ini masih menjadi sebuah pilihan bagi mereka yang gemar melakukan kegiatan seperti berolah raga atau bekerja. Namun, kebanyakan yang beredar di pasaran memiliki daya tahan baterai yang cukup cepat. Huawei Watch GT2 pun memberikan jawaban untuk mereka yang gemar berolah raga namun memiliki daya tahan baterai yang luar biasa: dua minggu!

Huawei Watch GT2

Huawei Watch GT2 pun datang ke meja pengujian tim DailySocial. Smartwatch yang baru diluncurkan bulan Oktober 2019 lalu ini menggunakan cip buatan dapur Huawei sendiri, yaitu HiSilicon Kirin A1. Cip yang sama pula digunakan pada beberapa perangkat Huawei seperti Freebuds 3.

Huawei Watch GT2 memiliki spesifikasi sebagai berikut

SoC HiSilicon Kirin A1
CPU ARM Cortex M7 200 MHz
RAM 32 MB
Internal 4 GB
Layar 1.39 inci OLED 454×454
Baterai 455 mAh
Sistem Operasi Huawei Lite OS
Konektivitas Bluetooth 5 + BLE, GPS + GLONASS
Dimensi 45.9 x 45.9 x 10.7 mm
Bobot 41 gram

Dengan kapasitas baterai yang hanya 455 mAh, ternyata smartwatch ini dijanjikan oleh Huawei bisa memiliki daya tahan hingga 14 hari. Tentunya, daya tahan tersebut hanya dimiliki oleh beberapa smartband saja.

Huawei Watch GT2 yang saya dapatkan memiliki diameter 46mm. Huawei juga memiliki Watch GT2 yang menggunakan diameter 42mm. Keduanya juga memiliki sertifikasi 5 ATM.

Huawei Watch GT2 - Charger

Sayangnya, Huawei Watch GT2 yang datang ke meja pengujian kami hanyalah perangkatnya dan charger-nya saja. Oleh karena itu, saya tidak menyajikan segmen unboxing pada artikel kali ini.

Desain

Sayangnya, saya selalu menyukai desain jam pintar yang memiliki bentuk bundar. Jadi, saat melihat Huawei Watch GT2, saya langsung tertarik untuk menggunakannya. Huawei Watch GT2 memang memiliki desain yang cukup stylish.

Huawei Watch GT2 - Tombol

Tali jam bawaannya sudah terbuat dari bahan karet, sehingga aman digunakan untuk berolah raga dan aktifitas di luar ruangan. Tali jam tangan pintar ini juga dapat diganti dengan yang umum ada di pasaran. Hal tersebut tinggal menggeser kunci kecil yang tersedia di kedua belah sisi tali jam tangan tersebut.

Huawei Watch GT2 - Menu

Layar dari Huawei Watch GT2 menggunakan tipe OLED. Dimensi layarnya sebesar 1.39 inci dengan resolusi 454×454. Layarnya sendiri juga sudah menggunakan Gorilla Glass, namun tidak ada informasi mengenai versi mana yang digunakan.

Seperti yang bisa dilihat, Huawei membuat jam tangan ini tanpa bingkai atau bezelless. Huawei menggunakan model kaca 3D yang membuat sisi-sisinya lebih pendek dari permukaan tengahnya.

Pada sisi sebelah kanan dari Huawei Watch GT2, terdapat dua buah tombol. Yang bagian atas digunakan untuk menampilkan fungsi-fungsi yang sudah ada untuk jam ini. Tombol yang bawah dibuat khusus untuk fungsi-fungsi olah raga. Saat digeser layarnya dari bagian atas ke bawah, akan muncul quick setting seperti perangkat Android.

Huawei Watch GT2 - Sensor

Di bawah kedua tombol tersebut, terdapat sebuah speaker mono yang suaranya cukup keras. Di sebelahnya juga terdapat sebuah microphone. Di bagian bawahnya terdapat sensor untuk mendeteksi detak jantung. Jam tangan pintar ini juga sudah dilengkapi dengan GPS, gyroscope, accelerometer, sensor tekanan udara dan cahaya.

Satu hal yang disayangkan adalah tidak adanya aplikasi pihak ketiga yang dapat diinstalasikan ke dalam jam tangan pintar ini. Pihak Huawei Indonesia mengatakan hal tersebut dirasa tidak perlu mengingat mereka sudah menanamkan beberapa feature seperti daya tahan yang lama serta mode tutorial ke dalam jam tangan ini.

Pengalaman menggunakan

Saya menggunakan jam tangan pintar ini selama dua minggu penuh. Oleh karena baterai smartphone saya sudah lemah, fungsi bluetooth pun mau tidak mau harus dimatikan. Ternyata, tanpa terkoneksi ke perangkat smartphone, jam tangan pintar ini bisa bertahan lebih dari 15 hari! Pada hari ke 15 pun, jam tangan ini masih memiliki sisa baterai sekitar 5%.

Huawei Watch GT2 - Music Player

Hal ini tentu saja masuk ke dalam janji dari Huawei. Selama tidak menggunakan GPS atau sensor lain untuk berolah raga secara terus-menerus, baterai jam tangan ini sangat irit untuk digunakan. Bayangkan dengan beberapa jam tangan pintar yang ada di pasaran yang memiliki daya tahan baterai yang maksimal 2-4 hari saja.

Charger yang dimiliki oleh jam tangan pintar ini sangat kecil. Oleh karena itu, saya sangat menyarankan pengguna untuk berhati-hati karena sangat mudah hilang. Mengisi jam tangan pintar ini akan penuh dalam waktu kurang dari dua jam dalam keadaan menyala.

Huawei Watch GT2 - Isi Baterai

Mendengarkan musik dengan menggunakan jam tangan ini melalui speaker yang ada juga cukup keras. Akan tetapi, saya sangat menyarankan untuk menggunakan bluetooth earphone yang tentu akan lebih baik lagi suaranya. Pada firmware yang baru, jam tangan ini akan dengan mudah melakukan pairing dengan Huawei Freebuds 3.

Walaupun layarnya sudah terlindungi dengan Gorilla Glass, ada baiknya Anda juga menggunakan lapisan anti gores yang sudah mudah ditemukan di pasaran. Hal ini dikarenakan tidak adanya bumper yang bisa melindungi kaca dari benturan. Tentunya, pengguna tidak ingin kaca dari jam tangan pintar ini baret di kemudian hari.

Verdict

Memiliki sebuah jam tangan pintar juga berarti harus memikirkan untuk melakukan isi ulang baterai secara berkala. Selain itu, menggunakan jam tangan pintar juga harus memiliki fungsi lengkap untuk menjaga kesehatan. Jam tangan pintar juga harus bisa membantu penggunanya dalam memudahkan mendapatkan informasi. Semua hal ini yang disatukan oleh Huawei dengan Watch GT2-nya.

Menggunakan cip HiSilicon Kirin A1 ternyata sudah cukup membuat jam tangan pintar ini menjadi responsif dan irit. Tanpa menggunakan sistem operasi Android Wear pun, Huawei Watch GT2 sudah memiliki fungsi-fungsi yang cukup lengkap. Dan yang pasti, saya tidak menemukan lag pada saat menggunakan jam tangan ini.

Baterai menjadi salah satu hal menarik pada jam tangan ini. Jika jam tangan lain mengharuskan pengisian baterai setiap 1-4 hari, Huawei Watch GT2 hanya diisi setiap setengah bulan saja. Hal ini biasanya hanya bisa diperoleh dengan menggunakan smartband yang kecil.

Satu hal yang disayangkan adalah tidak adanya penambahan aplikasi pada jam tangan pintar ini. Pengguna harus menunggu adanya firmware baru yang berisikan fungsi-fungsi baru, yang itu pun juga jika Huawei ingin menambahkan feature baru pula.

Harga dari jam tangan pintar ini ternyata juga tidak semahal para pesaingnya. Huawei menjualnya dengan harga Rp. 2.799.000 saja. Walaupun begitu, harga jam ini memang sudah tergolong premium. Akan tetapi, jika Anda gemar berolah raga, tentunya harga tersebut tidak terasa sangat mahal.

Sparks

  • Daya tahan baterai dua minggu
  • Responsif
  • Desain bagus
  • Feature bawaan cukup lengkap
  • Harga lebih terjangkau dari pesaingnya
  • 5 ATM

Slacks

  • Tidak ada aplikasi pihak ketiga
  • Tanpa dukungan Wireless Charging
  • Edisi di luar Tiongkok tanpa NFC

Huawei Watch GT 2 Diluncurkan: Lengkap dengan GPS dan Menyala sampai 2 Minggu!

Jika diperhatikan, ternyata persaingan pada kelas wearables masih cukup sengit. Selama ini, vendor asal Korea saja yang terlihat banyak mengeluarkan perangkat tersebut. Akan tetapi, Huawei ternyata masih belum menyerah pada pasar ini dengan mengeluarkan Huawei Watch GT 2.

Pada acara yang diselenggarakan di D’Labs tanggal 10 Oktober 2019 lalu, Huawei memperkenalkan jam pintar terbarunya. Jam pintar yang diluncurkan kali ini memiliki dua varian, yaitu seri sporty dan classic. Untuk seri sporty, Huawei menggunakan strap Fluoroelastomer yang diklaim lebih lembut, ringan, serta tipis.

Huawei Watch GT 2 - Launch

Huawei juga mengklaim bahwa jam pintarnya memiliki daya tahan baterai yang lebih lama dibandingkan dengan smartwatch lain yang ada dipasaran. Dengan pemakaian biasa, Huawei Watch GT 2 mampu bertahan hingga 14 hari. Hal tersebut didapat dalam keadaan tersambung dengan smartphone melalui koneksi bluetooth.

Edy Supartono, Training Director Huawei CBG Indonesia, mengatakan bahwa daya tahan baterai yang dimiliki oleh Watch GT2 tidak lain karena memiliki baterai sebesar  455 mAh. Selain itu, Huawei Watch GT 2 menggunakan SoC Kirin A1 yang memiliki prosesor khusus wearable, ARM Cortex-M7. Selain itu, Edy juga mengatakan bahwa jangkauan koneksi GT 2 dua kali lebih jauh dari Apple Watch S4.

Huawei Watch GT 2 - Auf

Pada jam pintar ini juga sudah memiliki GPS tersendiri. Saat berolah raga, tentu saja kita ingin melakukan tracking kemana saja perginya. Edy mengatakan jika dengan menggunakan GPS, GT 2 akan dapat bertahan selama 36 jam. GT 2 juga memiliki sertifikasi 5 ATM yang dapat terbenam dalam air tawar selama 10 menit di kedalaman 50 meter.

Huawei juga menyematkan beberapa feature seperti TruSeen 3.5 yang memonitor detak jantung selama 24 jam, mode olah raga indoor dan outdoor, TruSleep 2.0 yang mendiagnosa masalah tidur, dan TruRelax yang memonitor tingkat stres. GT 2 juga sudah terdapat speaker dan mikrofon yang tertanam yang dapat melakukan panggilan langsung dengan jarak 150 meter dari telepon. Hal tersebut juga berarti bahwa jam tangan ini mampu memainkan musik secara langsung.

Huawei Watch GT 2 - Belakang

Huawei Watch GT 2 dijual dengan harga Rp. 2.799.000 untuk versi sporty. Sedangkan untuk versi classic, Huawei menjualnya pada harga yang lebih tinggi, Rp. 2.999.000. Perangkat ini sudah mulai bisa di pre-order dari tanggal 10 hingga 22 Oktober 2019 di jaringan toko Erajaya.

Huawei Band 4

Tidak hanya Huawei Watch GT 2 saja yang diperkenalkan pada ajang kali ini. Huawei juga mengenalkan Huawei Band 4, sebuah gelang pintar yang memiliki dimensi lebih kecil. Dengan dimensi yang kecil tersebut, membuatnya memiliki bobot yang hanya 20 gram saja dengan layar berwarna berdimensi 0,96 inci.

Untuk melakukan pengisian baterai, gelang pintar ini hanya perlu dicabut dari strap-nya dan langsung dicolok pada charger dengan standar USB. Untuk fitur bawaannya, Huawei Band 4 juga memiliki hal yang sama dengan GT 2, yaitu Mode olah raga, TruSleep, dan TruSeen. Huawei Band 4 juga memiliki sertifikasi 5 ATM pula.

Hal lain yang dimiliki oleh Huawei Band 4 adalah kemampuannya untuk menjadi remote control kamera. Tentunya hal tersebut banyak dicari oleh pengguna yang ingin mengambil gambar dari jarak yang jauh. Baterainya pun juga diklaim lebih lama, yaitu bertahan 7 hari jika dipakai dalam penggunaan standar.

Sayangnya, Huawei belum menentukan berapa harganya. Mereka mengatakan bahwa akan memberitahukan berapa nilainya di kemudian hari.

Bukan HarmonyOS

Saat diembargo oleh pemerintah Amerika Serikat, Huawei tidak lagi memiliki lisensi untuk menggunakan Google Mobile Service pada perangkat Android-nya. Oleh karena itu, mereka langsung menggenjot untuk membuat sistem operasi yang ternyata sudah digagas dari tahun 2017 lalu. HarmonyOS, begitu namanya, akan dapat diinstalasikan dari perangkat dengan penyimpanan internal kecil hingga besar.

Huawei Watch GT 2 - QnA

Pihak Huawei juga pernah mengatakan bahwa mereka bakal meluncurkan sebuah jam pintar dengan menggunakan HarmonyOS. Dan saat ini, Huawei Watch GT 2 pun sudah diluncurkan. Apakah GT 2 sudah menggunakan HarmonyOS?

Deputy Country Director Huawei Device Indonesia, Lo Khing Seng, secara tegas mengatakan bahwa Huawei GT 2 belum menggunakan sistem operasi HarmonyOS. Namun, dia mengatakan bahwa GT 2 berjalan didalam ekosistem yang mereka jalankan saat ini. Jam tangan pintar ini juga tidak menggunakan sistem operasi Android Wear.

Pengalaman Singkat dengan Jam Pintar Terbaru Samsung, Samsung Galaxy Watch

Selain ingin memperkenalkan Samsung Galaxy Note 9 kepada para jurnalis yang diundang, Samsung juga ingin memperkenalkan jam pintar terbaru mereka yang bernama Galaxy Watch. Jam pintar ini juga bersamaan diluncurkan dengan Samsung Galaxy Note 9.

Galaxy Note 9 Bintan Launching

Jam pintar yang satu ini mungkin cukup berbeda dengan produk sejenis yang ada dipasaran. Samsung Galaxy Watch memiliki sebuah dial atau pemutar pada bagian atasnya. Dial tersebut bisa digunakan untuk melakukan pilihan yang ada dilayarnya. Tentu saja, karena sebuah jari akan terlalu besar dalam menekan icon yang ada didalamnya.

Sistem operasi yang digunakan pada jam pintar ini adalah Tizen, OS buatan dapur Samsung sendiri. Bagi Anda yang mencari jam dengan sistem operasi selain Android Wear OS, ada baiknya untuk melirik jam yang satu ini. Walaupun bukan menggunakan Wear OS, tetapi fungsi dan feature yang ditawarkan cukup lengkap.

Samsung Galaxy Watch - Sand

Samsung menjual Galaxy Watch dengan dua jenis dimensi, yaitu dengan diameter 42 mm dan 46 mm. Sang penerus Galaxy Gear S3 ini khusus dibuat dengan dua dimensi karena versi 46 mm akan terasa besar untuk digunakan oleh perempuan.

Samsung juga mengatakan bahwa baterai dari yang versi 42 mm akan bertahan selama 5 hari dan yang 46 mm akan bertahan selama 7 hari. Itu pun menggunakan GPS 24 jam. Akan tetapi, perangkat yang kami gunakan pada saat workshop hanya bertahan sekitar dua hari saja.

 

Samsung Galaxy Watch - Wood

Seperti kebanyakan jam pintar yang ada dipasaran, Samsung Galaxy Watch juga mampu memberikan pengingat kepada para penggunanya mengenai aktivitas yang akan dilakukan. Fungsi kalender pun juga telah disematkan pada jam pintar ini, sehingga ada fungsi pengingat setiap hari yang bakal muncul di setiap pagi.

Untuk yang senang berolah raga, smartwatch ini juga mampu melakukan 39 rekam jejak latihan olah raga. Jadi pada saat berolah raga, kita mampu mengetahui seberapa banyak kalori yang keluar dari masing-masing latihan yang kita lakukan.

Samsung Galaxy Watch - Auto HR

Yang lebih unik dari jam pintar ini adalah kemampuan untuk mengukur tingkat stres sang penggunanya. Saat detak jantung tinggi, jam pintar ini pun akan meminta sang pengguna untuk bernafas secara teratur. Sayangnya, karena saya tidak stres pada saat workshop, notifikasi tersebut tidak muncul. Bisa jadi karena memang saya orangnya santai. 😀

Selain itu, seperti kebanyakan jam pintar yang beredar di pasaran, Galaxy Watch mampu mengambil data detak jantung penggunanya. Galaxy Watch akan mengambil data detak jantung secara otomatis sehingga penggunanya tidak perlu melakukannya secara manual.

Samsung Galaxy Watch - Stress measurement

Workshop pun berpindah ke sebuah kolam renang terbesar se-Asia Tenggara. Kolam renang tersebut pun menggunakan air asin yang menyerupai air laut, sehingga cukup berbahaya untuk jam-jam yang ada di pasaran. Akan tetapi, tidak untuk Samsung Galaxy Watch.

Sertifikasi Samsung Galaxy Watch sudah ditingkatkan dari IP68 ke 5 ATM. Standar 5 ATM merupakan standar militer yang mengharuskan sebuah perangkat untuk dapat bertahan di kedalaman 50 meter selama 90 menit pada air asin, yang berarti air laut.

Samsung Galaxy Watch - Desk

Pihak Samsung mengatakan bahwa jam pintar tersebut hanya boleh digunakan untuk melakukan snorkling saja. Jangan digunakan untuk melakukan diving karena tekanannya bisa merusak smartwatch tersebut. Dan setelah menyelam di air asin, cucilah dengan air biasa agar tidak menimbulkan korosi.

Samsung Galaxy Watch tidak memiliki port di seluruh bagian badannya. Jadi, tidak ada ruang terbuka yang mampu dimasukkan air. Untuk melakukan pengisian baterai, charger-nya pun merupakan sebuah pengisi nirkabel yang juga bisa digunakan untuk mengisi Samsung Galaxy Note 9.

Samsung Galaxy Watch - Boy Girl

Yang cukup membingungkan dari Samsung Galaxy Watch memang tampilan menunya. Untuk mengoperasikan dengan benar, kita harus benar-benar mengenali icon yang ada. Pada pertama kali menggunakannya, tidak sedikit peserta yang kesulitan menemukan menu Samsung Health pada Galaxy Watch.

Kaca dari jam pintar ini sudah menggunakan Gorilla Glass DX yang memang khusus digunakan untuk perangkat wearable. Akan tetapi, sisi-sisi dari smartwatch ini cukup rentan terhadap benturan. Perangkat beberapa peserta memiliki cacat karena jam pintar tersebut terbentur dengan tembok.

 

Samsung Galaxy Watch - Grass

Di Indonesia, Samsung Galaxy Watch yang dijual adalah yang versi bluetooth saja. Versi LTE belum akan dijual di Indonesia karena keterbatasan dari operator di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan Samsung Galaxy Watch versi LTE hanya mendukung eSIM dan operator di Indonesia belum mendukung SIM versi terbaru ini.

Samsung Galaxy Watch sudah dipasarkan semenjak tanggal 7-15 September 2018 yang lalu dan sudah tersedia di seluruh gerai Samsung semenjak tanggal 16 September 2018. Tentunya, produk demonya pun juga sudah hadir disana.

Benarkah Ini Prototype Smartwatch E-Paper Buatan Sony?

Minggu lalu ada cerita menarik yang melibatkan Sony, dimana perusahaan asal Jepang tersebut disebut-sebut sedang mempersiapkan perangkat smartwatch yang menghadirkan teknologi e-paper pada tampilannyaKabar teranyar menyebutkan bahwa purnarupa smartwatch tersebut sudah menampakkan diri.

Continue reading Benarkah Ini Prototype Smartwatch E-Paper Buatan Sony?