[Review] ASUS ExpertBook BR1100, Laptop 2-in-1 Tangguh untuk Belajar Online Anak

Sektor pendidikan merupakan salah satu yang paling terkena dampak dari pandemi covid-19, anak-anak masih tidak dapat pergi sekolah dan pembelajaran lebih banyak terjadi di rumah. Teknologi berperan penting untuk mendukung perubahan itu dan menjadi penghubung yang dibutuhkan oleh siswa, guru, dan orang tua untuk memungkinkannya pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Pembelajaran di luar sekolah fisik ini menghadirkan tantangan baru, satu di antaranya adalah keterbatasan sarana dan prasarana termasuk perangkat yang digunakan. Dalam hal ini, smartphone telah membantu banyak siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran jarak jauh, namun ponsel pintar bukanlah perangkat yang paling ideal untuk belajar online.

Review-ASUS-ExpertBook-BR1100-2

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ASUS merancang laptop khusus untuk belajar bernama ExpertBook BR1100. Lebih spesifik, perangkat ini diperuntukan untuk siswa di K-12 (SD, SMP, SMA) yang sekaligus dapat membantu para guru memperluas kapasitas pengajaran mereka.

ExpertBook BR1100 sendiri adalah laptop Windows 10 berlayar 11,6 inci dengan desain convertible 2-in-1, yang berarti bisa digunakan dalam bentuk clamshell dan dapat bertransformasi menjadi tablet. ASUS mendesain ExpertBook BR1100 dengan bodi yang tangguh berstandar military-grade, sehingga dapat bertahan dalam penggunaan aktif sehari-hari. Lebih jelas, simak review ASUS ExpertBook BR1100 Education Series berikut ini.

Desain Tangguh

Ditujukan untuk anak-anak di K-12 atau dari jenjang pendidikan TK hingga kelas 12, daya tahan tinggi menjadi keutamaan dari ExpertBook BR1100. Mengingat sebagian anak-anak pada usia tersebut cenderung masih sembrono.

Laptop ini memiliki kerangka baja dengan desain “all-round rubber bumper“, yang mana di sekiling sisi dan sudut-sudutnya dilindungi oleh bumper karet. Tujuannya agar dapat mengurangi dampak guncangan fisik dan memastikan komponen penting di dalamnya tetap aman.

Permukaan cover depan dan belakangnya memiliki tekstur 3D berlapis anti gores. Serta, dilengkapi rubber safety grip di bagian belakang yang tak hanya berfungsi sebagai penyangga tetapi juga membuatnya lebih mudah digenggam saat dibawa.

Review-ASUS-ExpertBook-BR1100-4

Selain itu, ExpertBook BR1100 mengadopsi konstruksi modular sehingga maintenance-nya mudah dilakukan. Komponen utama seperti keyboard, baterai, modul termal, dan port I/O dapat diganti dengan mudah menggunakan alat sederhana. Bagian bawahnya diamankan dengan desain sekrup anti jatuh untuk mencegah kehilangan bagian-bagian kecil saat menservis.

Keyboard-nya sudah spill-resistant yang dapat menangani tumpahan air hingga sebanyak 330cc. Dengan celah minimal antara tepi keycaps agar tombol tidak gampang dicongkel, lifespan keystroke hingga 10 juta kali, serta punya micro-dimpled finish yang mampu menghilangkan sidik jari dan goresan kecil.

Ketangguhannya pun dibuktikan dengan sertifikasi standar militer MIL-STD-810H yakni telah lulus serangkaian uji ketahanan dalam konteks penggunaan sehari-hari yang dirancang oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (DOD). Ditambah lulus uji kualitas dari ASUS dan diklaim dapat bertahan ketika jatuh dari ketinggian hingga 120cm yang mana lebih tinggi dari meja standar.

Hadir dengan ukuran layar 11,6 inci, bentuk laptop ini tergolong sangat ringkas dan ukurannya dapat ditangani dengan mudah oleh anak-anak. Dimensinya 294,6×204,9×19,95 mm dengan bobot di angka 1,4 kg, sehingga bisa masuk ke dalam tas sekolah berukuran sedang, mudah dibawa dan dioperasikan.

Untuk menjaga ExpertBook BR1100 tetap higienis dan mengurangi penyebaran bakteri berbahaya melalui kontak. Permukaan pada keyboard, touchpad, dan palm rest telah dilindungi dengan perawatan antibakteri ASUS BacGuard, yang terbukti secara ilmiah dapat menghambat pertumbuhan bakteri hingga lebih dari 99% selama periode 24 jam.

Multi-touch Display

Sebagai laptop yang dirancang untuk pendidikan, ExpertBook BR1100 dibekali fitur-fitur yang diharapkan dapat membantu meningkatkan pengalaman kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu, ASUS menggunakan desain convertible 2-in-1 yang menawarkan fleksibilitas, dengan multi-touch display dan dukungan stylus (opsional).

Berkat engsel 360 derajat, kita dapat mengubah cara penggunaan ExpertBook BR1100 dengan memutar engsel sesuai skenario pemakaian. Mulai dari bentuk clamshell atau laptop tradisional yang powerful untuk mengerjakan berbagai tugas, tetapi juga mode tablet untuk berkreasi dengan stylus, serta tent dan display yang cocok untuk mempresentasikan tugas atau menonton video pembelajaran.

Layar sentuh 11,6 incinya menggunakan panel LED-backlit ditopang resolusi sebatas HD (1366×768 piksel). Meski begitu, layarnya memiliki sudut pandang lebar 178 derajat dan mengantongi sertifikasi TÜV Rheinland untuk Eye Care. Dengan mode low blue light dan teknologi anti-flicker yang dapat mengurangi efek berbahaya dari cahaya biru dan layar berkedip.

Di balik layar, tepatnya di pojok kanan atas – ASUS menyematkan ExpertBook BR1100 dengan indikator LED berukuran cukup besar dan cerah. Fitur ini memungkinkan guru atau orang tua untuk mengetahui status laptop dengan cepat. Kalau indikator nyala terus, berarti laptop beroperasi secara normal. Namun bila berkedip pelan, baterai laptop kurang dari 20% dan bila berkedip cepat artinya koneksi internet bermasalah.

Konferensi video telah menjadi kegiatan rutin, karena itu ExpertBook BR1100 dilengkapi HD camera dengan mekanisme pelindung webcam. Berpadu teknologi 3D noise-reduction yang dapat menghilangkan hingga 94% random noise, terutama dalam kondisi minim cahaya untuk meningkatkan kualitas video secara signifikan.

Kualitas audio juga tak kalah penting, agar percakapan terdengar jelas – ASUS mengandalkan teknologi AI noise cancelling yang dapat menyaring noise di latar belakang. Di aplikasi MyASUS, tersedia empat mode yang bisa dipilih yakni normal, balance, single presenter, dan multi-presenter.

Bila memilih mode single presenter, semua noise di sekitar kecuali suara manusia dengan jarak terdekat akan difilter. Sementara, pada mode multi-presenter memungkinkan sistem menormalkan suara individu dari posisi atau jarak yang berbeda sehingga semua suara disampaikan pada volume yang sama.

Hal yang unik lainnya adalah ExpertBook BR1100 tak cuma dibekali satu kamera, tepat di atas keyboard ada satu kamera lagi 1,3MP. Dengan demikian, memungkinkan kita mengambil foto atau merekam video saat ExpertBook BR1100 digunakan dalam mode tablet.

Soal konektivitas, ExpertBook BR1100 memiliki port yang cukup lengkap. Di sisi kanan terdapat port RJ-45 Gigabit Ethernet, USB 2.0, microSD card reader dan NANO SIM combo (opsional untuk model LTE), audio jack 3.5mm, serta di sebelahnya ada tombol power dan volume.

Kemudian di sisi kiri, terdapat slot Kenington lock, port DC-in, USB 3.2 Gen 2 Type-C (mendukung charging), USB 3.2 Gen 1 Type-A, HDMI 1.4, dan slot untuk stylus (opsional). Untuk konektivitas nirkabelnya tersedia hingga WiFi 6 (802.11ax), Bluetooth 5.0 (dual band), dan opsi jaringan 4G LTE.

Hardware

Review-ASUS-ExpertBook-BR1100-18

ASUS ExpertBook BR1100 menjalankan sistem operasi Windows 10 Home dan unit yang saya review ditenagai prosesor Intel Celeron N4500 Jasper Lake @1.1 GHz (hingga 2.8GHz) generasi terbaru yang irit daya. Dengan konfigurasi 2 core, 2 thread, TDP 6W, dan integrated graphics Intel UHD.

Kinerjanya disokong RAM 4GB DDR4 2400MHz dan penyimpanan SSD eMMC 5.1 berkapasitas 128GB yang membantu laptop ini melakukan booting dalam hitungan detik. Bila kapasitas 128GB dirasa terlalu kecil, tersedia slot PCIe 3.0 M.2 SSD untuk memperluas penyimpanan hingga 1TB.

ExpertBook BR1100 juga tersedia pada konfiguasi prosesor Intel Celeron N5100 @1.1 (hingga 2.8GHz) dengan 4 core dan 4 thread. Serta, hingga Intel Pentium Silver N6000 @1.1 (hingga 3.3GHz) dengan 4 core dan 4 thread, serta RAM mencapai 16GB DDR4 2400MHz.

Dengan spesifikasi di atas, performa yang dikeluarkan laptop ini memang tidak begitu kencang. Namun masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar dan kegiatan belajar, akses Microsoft Office, aplikasi konferensi video, dan browsing berjalan cukup lancar.

Berkat prosesor yang irit daya, kapasitas baterai 42W mampu menyuguhkan masa pakai hingga 10 jam sekali isi ulang. Ya, hampir sepanjang hari sehingga selama sesi belajar berlangsung, anak-anak dapat fokus pada kegiatannya tanpa direpotkan dengan kabel.

Verdict

Sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) menghadirkan tantangan besar bagi para siswa, orang tua, maupun guru. Keberadaan perangkat khusus untuk belajar seperti ExpertBook BR1100 juga memiliki perannya tersendiri dalam membantu meningkatkan kualitas PJJ dan pembelajaran hybrid.

Tak perlu diragukan, ExpertBook BR1100 sangat ideal untuk menunjang kegiatan belajar anak, terutama yang masih duduk di bangku SD dan SMP. Ketangguhan bodinya dapat bertahan dalam penggunaan aktif sehari-hari, dimensi ringkas dengan desain convertible 2-in-1 menawarkan fleksibilitas dalam proses belajarnya, dan terdapat sejumlah fitur opsional yang bisa dipilih.

Namun untuk anak SMA, saya pikir ExpertBook BR1100 bakal kurang cocok mengingat kebutuhannya sudah berbeda. Mereka harusnya sudah dapat merawat perangkat dengan baik dan justru lebih membutuhkan performa yang lebih powerful untuk menjalankan aplikasi kreatif seperti buatan Adobe.

Saya dapat kabar, rencananya ASUS akan memperkenalkan ExpertBook BR1100 secara resmi di Indonesia pada tanggal 10 Juni mendatang. Harga belum diketahui, nanti akan saya update, tetapi di luar dibanderol cukup terjangkau yakni mulai dari US$399 atau sekitar Rp5,7 jutaan.

Sebagai catatan, lini ExpertBook merupakan produk bisnis. Artinya, proses pemesanannya berdasarkan tender/project dan terdapat minimum order. Calon pembeli dapat menyesuaikan fitur opsional yang diinginkan, fitur seperti stylus, konektivitas 4G LTE, hingga software office full version.

Sparks

  • Laptop tangguh berstandar militer, sudutnya dilindungi bumper karet
  • Desain convertible 2-in-1, menawarkan fleksibilitas dalam belajar
  • Kontruksi modular, untuk perbaikan lebih mudah dan cepat
  • Tersedia sejumlah fitur opsional seperti stylus, WiFi 6, 4G LTE, dll

Slacks

  • Kapasitas penyimpanan kecil 128GB, perlu upgrade sendiri
  • Kekuatan prosesor hanya cukup saja untuk memenuhi kebutuhan belajar dan komputasi sehari-hari

 

[Review] ASUS ZenBook 14 (UX435EG), Laptop Serba Bisa Buat Kerja Di manapun

Pada akhir bulan Maret lalu, ASUS memperkenalkan tiga laptop ZenBook Classic terbaru yaitu ZenBook Duo 14 (UX482), ZenBook 14 (UX435EG), dan ZenBook 14 Ultralight (UX435EAL). Ketiganya merupakan laptop premium ASUS yang memiliki bodi ringkas, namun menawarkan performa powerful yang dirancang untuk menunjang produktivitas lewat multitasking.

DailySocial Gadget telah kedatangan ZenBook 14 (UX435EG) yang membawa keistimewaan berupa ScreenPad 2.0, touchpad sekaligus berfungsi sebagai monitor sekunder seukuran layar smartphone. Sebagai pengguna ZenBook 13 (UX334) yang merupakan pendahulunya, mari mulai dengan membahas peningkatan apa saja yang dibawa oleh penerusnya. Berikut review ASUS ZenBook 14 (UX435EG) selengkapnya.

Apa yang Baru?

Review-ASUS-ZenBook-14-3

Sebagai bagian dari lini ZenBook Classic, ZenBook 14 (UX435EG) merupakan base model dari jajaran laptop premium ASUS ZenBook dan masuk dalam kategori thin and light. Dirancang sebagai laptop serba bisa untuk semua kalangan, mulai dari pelajar hingga profesional.

Jadi, tak seperti trio laptop ZenBook yang dirilis pada bulan Februari lalu, meliputi ZenBook S (UX393), ZenBook Flip S (UX371), dan ZenBook Flip 13 (UX363). ZenBook 14 (UX435EG) tidak mengantongi sertifikasi Intel EVO Platform dan belum mengadopsi panel AMOLED. Ada tiga varian yang tersedia di Indonesia, detailnya sebagai berikut:

  • Intel Core i5-1135G7/MX450/8G/512GB PCIe/IPS FHD – Rp16.799.000
  • Intel Core i7-1165G7/MX450/16G/1T PCIe/IPS FHD – Rp20.299.000
  • Intel Core i7-1165G7/MX450/16G/1T PCIe/TOUCH IPS FHD – Rp22.999.000

Bila dibandingkan dengan ZenBook Classic 13/14/15 generasi sebelumnya, ZenBook 14 (UX435EG) tidak mengalami perubahan yang besar dan masih hadir dengan ScreenPad versi 2.0. Meski begitu, ASUS telah memperbarui ScreenPad dengan antarmuka yang lebih intuitif seperti smartphone sehingga lebih mudah digunakan.

Review-ASUS-ZenBook-14-4

ScreenPad 2.0 merupakan pusat kontrol untuk berbagai fitur di dalamnya dan telah terintegrasi dengan berbagai aplikasi seperti Microsoft Office. Layar kedua tersebut menggunakan panel IPS-level beresolusi FHD+ (2160×1080 piksel). Fitur-fiturnya meliputi task group, handwriting, quick key, slide xpert, doc expert, sheet xpert, dan lainnya.

Sementara, layar utamanya berukuran 14 inci dengan aspek rasio klasik 16:9. Menggunakan panel IPS dengan resolusi FHD (1920×1080 piksel) yang dikemas dalam desain NanoEdge Display dan memiliki screen-to-body ratio sekitar 91%.

Layarnya mampu menghasilkan warna hingga 100% pada color space sRGB, sehingga ideal untuk kegiatan content creation. Ditambah tingkat kecerahan maksimum 300 nits, mendukung fitur touchscreen untuk varian tertinggi, serta telah mengantongi sertifikasi Low Blue Light dan Anti-Flicker dari TÜV Rheinland dengan cahaya biru yang lebih rendah sehingga layar laptop yang tidak mudah membuat mata lelah.

Desain Elegan

Review-ASUS-ZenBook-14-5

Dari segi desain, ZenBook 14 (UX435EG) menganut gaya penampilan baru, tampil lebih simpel namun tetap elegan dalam warna Pine Grey. Cover depannya memiliki pola ikonik Concentric Circle dengan Spun Metal Finish, mirip seperti yang ditemukan pada ZenBook Flip 13 (UX363) dan ZenBook 14 (UX425) yang sudah pernah saya review.

Kunci dari pengalaman menyenangkan yang ditawarkan oleh ZenBook 14 (UX435EG) salah satunya berkat ukuran bodi yang ringkas. Dimensinya 319x199mm dengan ketebalan di angka 16,9mm dan bobotnya cukup ringan 1,29kg, sangat praktis saat dibawa bepergian.

Tak lupa, ZenBook 14 (UX435EG) memiliki engsel ErgoLift Design yang membuat bodi utama laptop terangkat saat dibuka sehingga memberi posisi mengetik yang lebih nyaman. Seperti rangkaian laptop ZenBook yang lain, perangkat ini juga telah mengantongi sertifikasi lolos uji ketahanan berstandar militer AS (MIL-STD 810H).

Sayangnya, keyboard yang digunakan belum mengadopsi desain edge-to-edge. Namun ASUS melindunginya dengan BacGuard, perawatan antibakteri baru yang membantu mengurangi penyebaran bakteri berbahaya melalui kontak. ASUS BacGuard diterapkan pada area keyboard model Lilac Mist dan telah terbukti secara ilmiah dapat menghambat pertumbuhan bakteri hingga lebih dari 99% selama 24 jam, membantu menjaga permukaan laptop tetap bersih.

Fitur WFH dan WFA

Review-ASUS-ZenBook-14-8

Sebagai laptop ZenBook model 2021, ASUS membekali ZenBook 14 (UX435EG) dengan fitur produktivitas untuk menunjang WFH maupun WFA. Termasuk peningkatan kualitas webcam dengan array microphone yang didukung oleh teknologi AI Noise-Cancelling untuk mikrofon dan speaker yang dapat mengurangi kebisingan latar belakang guna membantu memperlancar komunikasi saat meeting virtual.

Kamera infra merah depan (IR) tersebut memiliki lensa 4 elemen dan dapat mengenali wajah pengguna dalam hitungan detik, untuk login dengan praktis dengan Windows Hello bahkan di lingkungan yang gelap. Namun mengingat kondisi pandemi, saat bekerja di luar rumah maka sebaiknya jangan melepas masker menggunakan kata sandi atau PIN untuk masuk.

ZenBook 14 (UX435EG) dibekali dengan konektivitas yang sangat lengkap. Di samping port Thunderbolt 4 berkecepatan tinggi yang menggunakan USB Type-C, masih terdapat USB Type-A dan HDMI, dua port modern yang masih banyak digunakan hingga saat ini. Bersama Intel WiFi 6 Gig+ (802.11ax) dan Bluetooth 5.0 (Dual band) untuk konektivitas nirkabelnya.

Review-ASUS-ZenBook-14-9

Pada bagian kanan terdapat satu port USB 3.2 Gen 1 Type-A, 3,5mm combo audio jack, dan microSD card reader. Sedangkan di sisi kirinya ada satu port HDMI 2.0b dan dua port Thunderbolt 4 yang mendukung display dan teknologi USB Power Delivery. Thunderbolt 4 memiliki kecepatan maksimum mencapai 40 Gbps dan mendukung dua monitor 4K atau satu monitor 8K. Pengisian dayanya pun melalui port USB Type-C dan memungkinkan menggunakan power bank.

Hardware & Performa

Laptop bersistem operasi Windows 10 Home dengan aplikasi Office Home & Student 2019 pre-installed ini telah ditenagai prosesor Intel Core generasi ke-11 Tiger Lake. Unit ZenBook 14 (UX435EG) yang saya review merupakan varian tertinggi dengan Intel Core i7-1165G7 yang memiliki konfigurasi 4 core dan 8 thread, thermal design power 28 Watt, cache 12MB, dan memiliki boost clock dari 2,8GHz menjadi hingga 3,9GHz.

Kemampuan olah grafisnya juga lebih bertenaga, berkat integrated graphics Intel Iris Xe dan ditambah discrete graphics NVIDIA GeForce MX450. Selain itu, performanya disokong RAM sebesar 16GB LPDDR4X dan storage SSD berkapasitas 1TB M.2 NVMe PCIe 3.0.

Meski tidak mengantongi sertifikasi Intel EVO Platform, pengalaman pengguna premium yang gesit dan responsif tetap berhasil disodorkan dengan sangat baik oleh ZenBook 14 (UX435EG). Masa pakai baterainya juga panjang, dengan kapasitas 63W membuatnya dapat bertahan hingga 12 jam.

Berbagai aplikasi dapat dijalankan dengan lancar dan saya juga melakukan edit video review ZenBook 14 (UX435EG) menggunakan laptop ini. Pada resolusi 1080p, eksekusi footage 1080p berjalan dengan baik tetapi masih ada jeda yang mengganggu ketika memproses video 4K.

Verdict

Review-ASUS-ZenBook-14-22

Dari perspektif pengguna ZenBook 13 (UX334), ZenBook 14 (UX435EG) berfokus pada penyempurnaan pengalaman klasik dengan layar sekunder yang dirancang untuk multitasking. Kini dengan prosesor Intel Core generasi ke-11 Tiger Lake, konektivitas lebih cepat dengan Thunderbolt 4, dan juga dilengkapi beberapa fitur WFH baru.

Kebutuhan saya terhadap laptop cukup kompleks, termasuk pembuatan konten dan tuntutan kerja mobile. Di sisi lain, kondisi bekerja dari rumah juga penuh tantangan, terkadang ada acara keluarga dan urusan yang harus ditangani. Namun berkat ukuran portabel ZenBook 14 (UX435EG) dan performa yang mumpuni, saya dapat dengan mudah membawanya kemana-mana dan memungkinkan saya bekerja di manapun dan kapanpun.

Sparks

  • Layar sekunder ScreenPad 2.0
  • Prosesor Intel Core generasi ke-11
  • Dimensi ringkas, desain elegan, dan bodi tangguh

Slacks

  • Belum menggunakan panel OLED
  • Tanpa label Intel Evo Platfrom

 

3 Cara Reset Password Windows 10, Laptop Jadi Lebih Aman

Password menjadi hal penting yang dibutuhkan guna memberikan proteksi terhadap sesuatu. Termasuk password Windows 10. Lalu, bagaimana jika password tersebut justru sudah diketahui orang atau Anda merasa ada gejala mengkhawatirkan setelah laptop dipinjam oleh seseorang?

Continue reading 3 Cara Reset Password Windows 10, Laptop Jadi Lebih Aman

ASUS Resmi Hadirkan Laptop ZenBook Duo 14, ZenBook 14, dan 14 Ultralight

ASUS telah mengumumkan tiga laptop ZenBook Classic terbaru, yaitu ZenBook Duo 14 (UX482), ZenBook 14 (UX435EG), dan ZenBook 14 Ultralight (UX435EAL). Ketiganya merupakan laptop premium yang dirancang menunjang produktivitas dengan desain elegan, ringkas, dan powerful untuk multitasking berkat penggunaan prosesor Intel Core generasi ke-11 Tiger Lake.

Menjadi insan produktif tidak selalu harus mengesampingkan style. Memiliki laptop yang powerful untuk multitasking, mudah dibawa bepergian, dan punya desain stylish serta elegan kini bukanlah hal yang tidak mungkin. Jajaran ZenBook Classic terbaru adalah laptop yang hadir untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut,” ujar Jimmy Lin, ASUS Regional Director Southeast Asia.

ZenBook-Pro-Duo_UX482_Screenpad_04

Ketiganya memiliki keunggulan yang ditujukan untuk pengguna yang berbeda. ZenBook Duo 14 (UX482) dilengkapi dengan ScreenPad Plus menawarkan kemudahan multitasking pada sebuah laptop. ScreenPad Plus yang merupakan layar kedua memungkinkan pengguna menampilkan banyak aplikasi secara bersamaan, bahkan menggunakannya sebagai alat kontrol khusus pada aplikasi kreatif Adobe.

Sementara, ZenBook 14 (UX435EG) hadir dengan ScreenPad 2.0 yang merupakan pusat kontrol untuk berbagai fitur di dalamnya. Kemudian ZenBook 14 Ultralight (UX435EAL) hadir sebagai laptop yang ringan dan ringkas. Dengan bobot hanya 980 gram dan ketebalan hanya 14,9mm membuatnya menjadi laptop ZenBook paling ringan hingga saat ini.

Meski begitu, tiga laptop ZenBook Classic terbaru kali ini telah mengantongi sertifikasi lolos uji ketahanan berstandar militer AS (MIL-STD 810H) sehingga durabilitasnya tidak perlu diragukan lagi. Soal konektivitas, ketiganya tetap dibekali dengan USB Type-A dan HDMI, dua port modern yang masih banyak digunakan hingga saat ini. Serta, Intel WiFi 6 (Gig+) (802.11ax) dan Bluetooth 5.0 (dual band) untuk nirkabelnya.

Juga terdapat microSD card reader, 3.5mm combo audio jack, serta port Thunderbolt 4 menggunakan USB Type-C dan mendukung teknologi USB Power Delivery yang memungkinkan pengisian daya melalui port USB Type-C. Serta, memungkinkan untuk mengisi ulang daya menggunakan power bank.

ASUS ZenBook Duo 14 (UX482)

Harga ZenBook Duo 14 (UX482) dimulai dari Rp19.299.000 dengan warna Celestial Blue untuk konfigurasi prosesor Intel Core i5-1135G7, Iris Xe, RAM 8GB, dan penyimpanan SSD 512GB. Lalu, Rp21.999.000 dengan tambahan kartu grafis NVIDIA GeForce MX450. Sementara, untuk konfigurasi Intel Core i7-1165G7, NVIDIA GeForce MX450, RAM 16GB, dan penyimpanan SSD 512GB Rp24.999.000 dan Rp26.999.000 dengan penyimpanan SSD 1TB.

Keunggulan ZenBook Duo 14 (UX482) ialah ScreenPad Plus, yaitu layar kedua dengan ukuran yang lebih besar dari ScreenPad 2.0. ScreenPad Plus memiliki layar 12,65 inci beresolusi 1920×515 piksel, menawarkan pengalaman menggunakan layar ganda pada sebuah laptop portabel dan fitur ini sangat cocok untuk yang gemar melakukan multitasking.

Selain dapat digunakan untuk menampilkan baragam aplikasi, ScreenPad Plus juga hadir dengan fitur khusus serta integrasi dengan aplikasi kreatif Adobe. Integrasi tersebut memunculkan panel kontrol khusus yang membuat pengguna dapat berkreasi secara lebih intuitif menggunakan aplikasi kreatif Adobe.

Layar utamanya 14 inci menggunakan panel IPS touchscreen beresolusi Full HD (1920×1080 piksel) dengan desain NanoEdge display dan punya screen-to-body ratio 93%. Tingkat kecerahan maksimumnya 400 nit, 100% sRGB, serta sudah mengantongi sertifikasi PANTONE Validated display dan TÜV Rheinland eye-care untuk Low Blue Light dan Anti-Flicker.

ASUS ZenBook 14 (UX435EG)

Beralih ke ZenBook 14 (UX435EG), perangkat ini dibanderol Rp22.999.000 dalam warna Pine Grey untuk konfigurasi prosesor Intel Core i7-1165G7, NVIDIA GeForce MX450, RAM 16GB, dan penyimpanan SSD 1TB. ZenBook 14 (UX435EG) mengusung layar 14 inci dengan panel IPS dengan resolusi FHD (1920×1080 piksel), dengan kecerahan 300 nit, 100% sRGB, dan mengantongi TÜV Rheinland eye-care certified display.

Perangkat ini dilengkapi dengan ScreenPad 2.0 yang telah diperbarui dengan sistem antarmuka yang lebih intuitif layaknya smartphone. ScreenPad 2.0 ialah layar ganda yang dapat berfungsi sekaligus touchpad. Tidak hanya sekadar menampilkan aplikasi layaknya layar kedua, ScreenPad 2.0 juga dilengkapi berbagai fitur khusus serta integrasi dengan aplikasi seperti Microsoft Office.

ASUS ZenBook 14 Ultralight (UX435EAL)

Terakhir ZenBook 14 Ultralight (UX435EAL) dibanderol Rp18.299.000 dalam warna Pine Grey untuk konfigurasi prosesor Intel Core i5-1135G7, Intel Iris Xe, RAM 8GB, dan penyimpanan SSD 1TB. Khusus ZenBook 14 Ultralight (UX435EAL) sudah berlabel Intel Evo Platform.

Berbeda dengan saudaranya, ZenBook 14 Ultralight (UX435EAL) tidak memiliki layar kedua agar bobotnya tetap ringan. Sebagai gantinya, fitur NumberPad 2.0 pun dihadirkan yang memungkinkan touchpad untuk dapat dialihfungsikan sebagai numberpad virtual. Cukup tekan satu tombol yang ada di touchpad dan angka pada numberpad akan muncul sehingga langsung bisa digunakan.

Agar dapat digunakan sebagai penunjang para content creator, layar tiga laptop ZenBook Classic terbaru kali ini telah mampu menghasilkan warna hingga 100% pada color space sRGB. Serta, khusus sertifikasi PANTONE Validated Display khusus ZenBook Duo 14 (UX482).

[Review] Dell Inspiron 14 7400: Laptop Cantik dengan Intel Tiger Lake dan GeForce

Bagi Anda yang belum tahu, Dell memiliki beberapa lini laptop yang ditawarkan untuk para konsumennya. Yang paling premium adalah Dell XPS yang berdesain tipis. Di bawah kelas tersebut merupakan Dell Inspiron yang juga berdesain premium. Laptop dari kelas Inspiron ini yang mampir ke Dailysocial untuk diuji.

Laptop yang dimaksud adalah Dell Inspiron 14 7000 dengan seri 7400 yang sudah menggunakan prosesor Intel Core i generasi ke 11 atau Tiger Lake. Laptop ini juga dipadukan dengan kartu grafis dari NVIDIA yang diluncurkan pada Februari 2020 lalu. Tentunya, Intel Iris Xe yang merupakan grafis terintegrasi juga tidak kalah pentingnya. Layarnya sendiri juga sudah menggunakan resolusi yang tinggi sehingga nyaman untuk dipandang.

Dell Inspiron 14 7000

Dell juga membuat waktu pakai dari laptop ini menjadi lebih panjang. Dengan kapasitas yang tinggi, membuat Dell Inspiron 14 7000 bisa digunakan seharian tanpa harus khawatir mencari colokan listrik. Badannya yang terbuat dari metal juga membuatnya terlihat cantik serta kokoh.

Spesifikasi lengkap dari Dell Inspiron 14 7000 seri 7400 yang saya dapatkan adalah sebagai berikut

Prosesor Intel Core i7 1165G7 (4C8T) 2,8 GHz, Turbo 4,7 GHz
GPU Intel Iris Xe + NVIDIA GeForce MX350
RAM 16 GB LPDDR4 4267 MHz
Storage M.2 NVMe PCI-e 512 GB
Layar IPS Anti Glare 14,5 inci 2560×1600
WiFi 802.11 ax atau WiFi 6
Bobot 1,259 kg
Sistem operasi Windows 10 64 Bit
Dimensi 321,69 x 224,53 x 16,75 mm
Baterai 4 cell 52 Wh

Spesifikasi dari CPU-Z dan GPU-Z bisa dilihat dari gambar berikut ini:

Dapat dilihat bahwa 1165G7 membawa grafis terintegrasi Intel Iris Xe dengan 96 Execution Unit. Unit grafis ini sendiri sebenarnya sudah kencang dan bahkan pada beberapa kasus lebih kencang dari NVIDIA GeForce MX350. Mungkin ada beberapa kasus di mana penggunaan MX350 lebih kencang dibandingkan dengan Iris Xe.

Spesifikasi seperti ini tentu saja cocok untuk digunakan oleh para pebisnis dan juga pembuat konten. Dengan kinerja yang kencang, pelaku bisnis UMKM juga bisa menggunakannya untuk berbagai kegiatan yang bisa meningkatkan kinerja usahanya. Lalu sekencang apa laptop yang satu ini?

Desain

Sepertinya warna abu-abu atau silver sudah menjadi standar untuk laptop saat ini. Hal tersebut memang cukup menandakan bahwa laptop tersebut menggunakan bahan aluminium sebagai casing-nya. Hal tersebut juga membuat sebuah laptop terasa kokoh. Hal inilah yang saya rasakan saat memegang Dell Inspiron 14 7400 untuk pertama kalinya.

Dell Inspiron 14 7400 - Tampak Depan

Layar yang digunakan pada Dell Inspiron 14 7400 adalah jenis IPS dengan lapisan anti glare. Resolusinya adalah 2580×1600 dengan dimensi 14,5 inci dengan kecerahan 300 nits. Layarnya sendiri sangat nyaman digunakan untuk menonton video dengan resolusi full HD dan tidak akan membuat mata silau akibat pantulan cahaya. Bingkai tipis pada bagian atas, kanan dan kirinya juga membuat laptop yang satu ini menjadi lebih cantik.

Lid-nya sendiri tidak hanya berfungsi sebagai penutup laptop saja. Pada bagian belakangnya saat penutup laptop ini dibuka, penutup ini juga berfungsi sebagai penyangga bagian belakang dari laptop. Hal tersebut membuat bagian belakangnya sedikit terangkat yang bakal membuat kisi-kisi udara bagian bawahnya terbuka. Selain itu, mengangkat bagian belakangnya juga membuat pengetikan menjadi lebih nyaman.

Dell Inspiron 14 7000 - Sisi Kiri

Saat membuka lid-nya, laptop ini secara otomatis akan langsung menyala dari keadaan mati dan bukan sleep. Saat membukanya, laptop ini akan langsung masuk ke dalam Windows 10 tidak lebih dari 5 detik. Dell menamakan fitur ini dengan nama Power On Lid Open yang bisa diaktifkan dan di non aktifkan dari BIOS-nya.

Keyboard yang ada pada laptop ini memang cukup nyaman saat ditekan. Untuk jari saya yang cukup besar, tidak ada masalah saat mengetik artikel yang satu ini. Akan tetapi pada malam hari, LED backlit-nya terasa kurang terang sehingga cukup sulit untuk melihatnya. Apalagi, cahaya dari layar yang cukup terang bisa menghalau seseorang untuk melihat huruf yang ada pada setiap tombol pada keyboard.

Dell Inspiron 14 7000 - Kanan

Touchpad yang terletak di bawah dari keyboard bisa dioperasikan dengan cukup nyaman. Tingkat sensitivitasnya memang cukup tinggi. Namun, Dell sepertinya mendesain touchpad yang satu ini cukup lebar, sehingga sedikit mengganggu pada saat mengetik dengan kecepatan tinggi.

Laptop ini memiliki sebuah kamera pada bagian atasnya. Kamera ini biasa digunakan untuk melakukan panggilan video atau web conference seperti pada masa pandemi seperti ini. Kamera ini memiliki slider untuk menutupnya agar privasi dapat terjaga. Namun sayang, gambar yang dihasilkan kurang tajam dan warna yang dihasilkan juga cukup pudar.

Dell Inspiron 14 7000 - Tipis

Pada bagian kiri ditemukan port USB-C, USB 3.2, HDMI 2.0, dan serta untuk pengisian daya. Pada bagian kanannya ditemukan slot microSD, port audio 3,5 mm, serta USB 3.2. Ventilasi untuk mengeluarkan udaranya terletak di bagian atas keyboard. Sayangnya hal ini membuat bagian bawah dari layar laptop menjadi cukup kotor.

Pengujian

Terus terang, ini adalah pengalaman saya dalam menggunakan prosesor Intel Core i7-1165G7 yang memiliki grafis terintegrasi Intel Iris Xe. Iris Xe yang digunakan pada Core i7-1165G7 ini sendiri memiliki 96 Execution Unit yang membuatnya kencang. Prosesornya sendiri memiliki 4 core dengan 8 threads dengan kecepatan 2,8 GHz yang beroperasi pada TDP 12 watt hingga 28 watt. Tiger Lake sendiri sudah menggunakan litografi 10 nm SuperFin.

Selain GPU terintegrasi Intel Iris Xe, pada laptop ini juga hadir NVIDIA GeForce MX 350. NVIDIA mengklaim bahwa GPU ini mampu mengungguli Intel Iris Plus pada Core i7-1065G7 hingga 2,5 kali lipat. Akan tetapi, hal yang berbeda cukup terasa dengan Intel Iris Xe yang ada pada Core i7-1165G7. Pada beberapa pengujian, ternyata MX350 tidak lebih kencang dari Iris Xe.

Game

Besar kemungkinan bahwa laptop Dell Inspiron 14 7400 ini sehari-hari tidak digunakan untuk bermain game. Walaupun begitu, dengan kemampuan untuk menjalankan game rasanya tidak pas jika saya tidak menguji laptop ini untuk bermain game. Hal tersebut dikarenakan Dell memasangkan GeForce MX 350 pada laptop ini. Selain itu, Intel Iris Xe juga memiliki kinerja yang mampu menjalankan beberapa game kelas atas.

Pada dasarnya, kedua GPU yang ada pada laptop ini mampu menjalankan game pada resolusi 1366×768 dengan baik. Setelah mencoba berkali-kali, ternyata Intel Iris Xe mampu mengungguli MX 350 walau hanya sekitar 2 frame per second saja. Mengingat penggunaan IGP lebih menghemat baterai, saya sangat menyarankan untuk menggunakan Iris Xe jika ingin bermain game.

Berikut adalah dua game yang saya uji serta 3DMark

Produktivitas dengan Sintetis

Untuk membuat sebuah konten, tentu saja sebuah laptop dengan kinerja prosesor dan kartu grafis yang tinggi dibutuhkan. Selain itu, tentu saja laptop juga selalu dipakai untuk kebutuhan hiburan serta pekerjaan. Untuk menguji hal tersebut, saya menggunakan beberapa software benchmark yang dapat mewakili kinerjanya di dunia nyata.

Pengujian laptop ini memang memakan waktu yang cukup lama. Hal tersebut dikarenakan saya cukup kaget dengan kinerja dari Intel Iris Xe. Pada beberapa pengujian sintetis, ternyata kinerjanya melampaui penggunaan GeForce Mx 350. Oleh karena keterbatasan waktu, saya hanya menguji kemampuan rendering 3D dari kartu grafis yang ada menggunakan CineBench R15 saja. Hasilnya cukup membuktikan bahwa kinerja dengan akselerasi GPU MX350 masih lebih baik dari Xe.

Semua pengujian menggunakan mode Optimized pada software Dell Power Manager. Pengujian saya lakukan dengan menggunakan Iris Xe dan MX 350, agar terlihat seberapa baik kinerjanya.

Kinerja keduanya memang terlihat kencang. Hal ini cukup membuktikan bahwa Dell Inspiron 14 7400 cocok untuk digunakan dalam bekerja menggunakan software Office mau pun membuat konten video. Bagi pelaku UMKM pun juga bisa menggunakan laptop ini untuk meningkatkan kinerja usahanya.

Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p dengan container file MP4. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop.

Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata bisa bertahan selama 14 jam 16 menit. Tentu saja saat digunakan dalam menggunakan Office ringan, hasilnya bisa jadi lebih lama. Tetapi jika digunakan untuk melakukan rendering video dan bermain game, sepertinya akan lebih cepat habis.

Verdict

Saat ini semakin banyak pilihan bagi para pebisnis, pelaku UMKM, dan pembuat konten untuk membeli sebuah laptop. Apalagi, saat ini sebagian laptop yang ditujukan pada pangsa pasar tersebut memiliki dimensi yang cukup ramping. Salah satu yang bisa dipilih oleh mereka yang masuk dalam kelas ini adalah Dell Inspiron 14 7400.

Laptop ini menggunakan Intel Core i7-1165G7 terbaru yang memiliki kinerja tinggi. Walaupun masih menggunakan proses pabrikasi 10 nm, namun panas yang dihasilkan tidak mengganggu. Saya merasa nyaman pada saat menggunakannya untuk bermain game serta melakukan editing video dengan cepat. Editing foto serta menggunakan Office juga menjadi  nyaman saat menggunakan laptop ini.

Kinerja baterainya yang membuat daya hidup laptop ini menjadi lebih panjang memang membuat saya menjadi lebih aman dan tidak perlu mencari-cari stop kontak untuk mengisi baterai. Laptop ini juga memiliki body yang kuat sehingga tidak perlu khawatir saat terbentur dan bahkan terjatuh. Menggunakan SSD membuatnya lebih aman terhadap guncangan.

Dell menjual laptop Inspiron 14 7400 yang menggunakan prosesor Intel Core i7-1165G7 dan GeForce MX 350 dengan harga Rp. 22.499.000. Harga tersebut tergolong cukup standar mengingat dimensi, desain, kinerja, serta daya tahannya yang sangat baik. Dengan bobot yang ringan pula, membuat penggunanya tidak perlu kesulitan saat membawanya.

Sparks

  • Kinerja kencang dengan Intel Core i7-1165G7
  • Daya tahan baterai yang panjang hingga 14 jam
  • Bobot ringan
  • Casing aluminium yang membuatnya terasa kokoh
  • Power on saat lid dibuka

Slacks

  • Kinerja MX 350 yang tidak sekencang Iris Xe
  • LED Backlit keyboard yang kurang terang
  • Kualitas kamera web kurang bagus

Aplikasi Windows Your Phone Kini Mendukung Fitur Multiple Apps untuk Smartphone Tertentu

Dewasa ini, bekerja menggunakan laptop dan smartphone sekaligus sudah menjadi hal yang biasa sehari-harinya, terlepas dari fakta bahwa skenario seperti ini terbilang jauh dari kata ideal. Tidak jarang konsentrasi bisa buyar karena fokus kita harus terbagi ke dua layar yang berbeda.

Seandainya dua layar itu bisa disatukan, semuanya akan terasa lebih mudah. Kira-kira seperti itu premis di balik lahirnya fitur Your Phone pada Windows 10. Sejauh ini, Your Phone memang cuma terbatas untuk pengguna perangkat Samsung saja, dan khusus untuk model tertentu, pengalaman yang didapat justru lebih istimewa lagi.

Pengalaman istimewa yang saya maksud adalah membuka beberapa aplikasi smartphone sekaligus di layar PC (multiple apps), sama seperti bagaimana kita biasanya membuka lebih dari satu aplikasi Windows dalam satu kesempatan yang sama. Sebelum ini, kita cuma bisa membuka satu aplikasi saja menggunakan Your Phone, dan itu jelas tidak efektif bagi yang terbiasa multitasking.

Untuk bisa membuka beberapa aplikasi sekaligus di Your Phone, Anda wajib menggunakan salah satu dari perangkat berikut (yang semuanya menjalankan sistem operasi Android 11):

  • Samsung Galaxy S20 Series, termasuk halnya S20 FE
  • Samsung Galaxy Note20 Series
  • Samsung Galaxy Fold dan Z Fold2
  • Samsung Galaxy Z Flip

Syarat berikutnya tentu saja adalah PC atau laptop yang menjalankan sistem operasi Windows 10, minimal yang telah menerima update versi May 2020 dan memiliki setidaknya RAM berkapasitas 8 GB. Kalau semua syarat itu terpenuhi, maka Anda bisa langsung mengakses lebih dari satu aplikasi smartphone di PC di saat yang bersamaan.

Satu hal yang saya penasaran dan belum sempat mencoba (karena tidak ada device-nya) adalah apakah drag-and-drop konten/file antar aplikasi Android juga didukung. Kalau drag-and-drop antar aplikasi Android dan Windows jelas sudah bisa, seperti yang bisa kita lihat pada video ilustrasinya di atas.

Terlepas dari itu, fitur multiple apps ini pastinya bisa semakin memudahkan aktivitas bekerja atau belajar menggunakan laptop dan smartphone sekaligus. Harapan ke depannya tentu adalah supaya fitur ini juga dapat dinikmati oleh pengguna smartphone dari brand lain.

Sumber: SlashGear.

Review EaseUS MobiMover, Software Transfer Data iPhone yang Sangat Praktis dan Fleksibel

Sebagai pengguna iPhone sejak 2013, sampai detik ini saya masih benci dengan yang namanya iTunes. Interface-nya membingungkan, mekanismenya agak sulit dipahami, dan secara keseluruhan menurut saya kurang user friendly.

Terlepas dari itu, di PC Windows 10 saya tetap ada iTunes ter-install, sebab saya membutuhkannya untuk backup seluruh isi iPhone – saya sengaja tidak menggunakan iCloud Backup karena masalah storage dan kecepatan upload yang lambat. Di luar kepentingan backup, iTunes sama sekali tidak saya gunakan untuk hal lain.

Untuk memanajemen konten di dalam iPhone, saya lebih memilih solusi pihak ketiga yang sering kali lebih mudah digunakan daripada iTunes. Salah satu alternatif yang berhasil mencuri perhatian saya belum lama ini adalah EaseUS MobiMover. EaseUS sendiri saya tahu sejak lama sebagai pengembang software data recovery dan partition manager yang cukup berpengalaman.

Sebelum saya membahas kelebihan dan kekurangan aplikasi ini, saya akan menjabarkan terlebih dulu fitur-fiturnya secara singkat.

Fitur-fitur EaseUS MobiMover

EaseUS MobiMover

Fitur yang pertama adalah Content Management. Sesuai namanya, fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengatur beragam jenis konten pada iPhone. Ada sembilan macam konten yang didukung: audio, gambar, video, podcast, pesan teks, kontak, catatan, e-book, dan aplikasi. Semuanya diakses dari satu tampilan yang intuitif.

Untuk memindahkan pesan teks dari iPhone caranya cukup mudah, Anda tinggal mengkoneksikan iPhone dengan Mac, buka aplikasi EaseUS MobiMover. Pindahkan pesan teks ke Mac, setelah pesan dipindahkan (export) ke perangkat Mac, maka Anda bisa dengan mudah mencetaknya.

Selanjutnya, ada fitur Data Transfer. Fitur ini dibagi menjadi tiga: Phone to PC, PC to Phone, dan Phone to Phone. Fungsinya sebenarnya cukup mirip seperti Content Management, hanya saja di sini prosesnya lebih dipermudah karena Anda bisa langsung memindah banyak data sekaligus tanpa harus memilihnya satu per satu. Seperti fitur hanya dengan 1 klik saja untuk meng-export kontak dari iPhone.

Fitur yang ketiga adalah Backup & Restore. Yang bisa di-backup di sini meliputi kontak, message sekaligus attachment-nya, note sekaligus attachment-nya, voicemail, foto, musik, video, dan voice memo. Anda juga dapat melihat riwayat sesi backup sebelum-sebelumnya dengan mudah.

Masih seputar backup dan restore, MobiMover turut menawarkan fitur backup dan restore khusus untuk WhatsApp. Tentunya ini dapat menjadi alternatif yang lebih praktis bagi yang selama ini kesusahan karena kecepatan upload-nya lambat.

Terakhir, ada fitur Video Downloader yang memungkinkan pengguna untuk mengunduh video dari platform seperti YouTube, Vimeo, atau Instagram, sebelum akhirnya ditransfer ke iPhone.

Harga EaseUS MobiMover

EaseUS MobiMover

Seperti kebanyakan software serupa lainnya, EaseUS MobiMover dapat digunakan secara cuma-cuma, hanya saja ada batasan transfer sebanyak 20 file per harinya. Di versi gratisannya, fitur backup dan restore WhatsApp juga absen.

Untuk menikmati seluruh fiturnya, Anda punya tiga opsi:

  • Membayar $19,95 setiap bulan
  • Membayar $29,95 setiap tahun
  • Membayar $69,95 satu kali di muka untuk mendapatkan akses lifetime

Satu license EaseUS MobiMover dapat digunakan di tiga komputer yang berbeda. Aplikasi ini juga tersedia di macOS, akan tetapi fitur-fiturnya jauh lebih lengkap di versi Windows-nya (yang saya gunakan).

Kelebihan dan kekurangan EaseUS MobiMover

Saat pertama saya buka aplikasinya, saya langsung terpikat oleh tampilannya yang simpel dan mudah sekali dinavigasikan. Semua fiturnya diletakkan di sebelah kiri, dan masing-masing dilengkapi penjelasan singkat terkait fungsi-fungsinya. Interface-nya juga semakin manis berkat opsi Dark Mode.

Yang paling saya suka dari MobiMover adalah betapa mudahnya saya bisa memasukkan foto, lagu, maupun video ke iPhone, demikian pula sebaliknya. Saat mentransfer dari iPhone ke PC, otomatis akan dibuatkan folder dengan informasi tanggal pada namanya sehingga lebih mudah untuk dipantau.

Di menu pengaturannya, terdapat opsi transcode yang dapat diaktifkan ketika mentransfer gambar, audio atau video. Anda bebas memilih apakah file yang hendak di-transfer akan dikonversi terlebih dulu sehingga ukurannya lebih kecil, atau tetap sesuai kualitas dan ukuran aslinya.

Baik menggunakan Content Management maupun Data Transfer, langkah yang dibutuhkan sama-sama simpel dan prosesnya juga berlangsung cepat. Ini akan memangkas waktu cukup signifikan ketika kita memindahkan (transfer) video dari iPhone ke PC.

Satu kekurangan minor yang saya temui adalah, saat mentransfer musik dari PC ke iPhone, metadata track number-nya hilang sehingga urutan lagu dalam suatu album menjadi acak di iPhone. Sebuah kompromi yang sangat bisa saya terima daripada dipusingkan dengan proses sync iTunes.

Kekurangan lainnya adalah, saat hendak mentransfer kategori messages, proses loading isinya berlangsung agak lama, dan ternyata yang dapat dibaca cuma SMS biasa, bukan iMessage. Well, lagi-lagi tidak terlalu masalah mengingat iMessage hanya saya pakai untuk berkomunikasi dengan istri saya, persisnya untuk saling mengirimi foto atau video dalam resolusi asli, yang berarti isinya sudah pasti foto atau video yang telah kami simpan di galeri.

Bicara soal video, fitur Video Downloader milik MobiMover berfungsi sebagaimana mestinya. Video dari YouTube maupun IGTV dapat saya unduh hanya dengan menyalin dan mencantumkan link-nya. Bahkan video dari Facebook pun juga bisa, semuanya dengan resolusi maksimum 720p.

Dari pengalaman saya mencoba, yang tidak bisa adalah mengunduh video yang dipotong-potong menjadi banyak bagian pada sebuah post standar Instagram, seperti misalnya yang diunggah oleh akun Instagram Cyberpunk 2077 berikut ini. MobiMover juga mempunyai built-in video player yang berguna untuk mengecek apakah video yang diunduh sudah tepat atau belum. Sesudahnya, video tinggal ditransfer ke iPhone via fitur Content Management maupun Data Transfer.

Untuk fitur Backup & Restore, saya tidak menjumpai satu pun problem. Prosesnya berlangsung cukup cepat dan tidak terlalu jauh berbeda jika dibandingkan dengan iTunes. Ke depannya, sepertinya EaseUS berniat untuk menambahkan fitur preview agar pengguna dapat melihat seluruh isi dari suatu file backup.

Namun yang paling saya suka adalah fitur backup khusus WhatsApp. Saya bisa melihat mengapa EaseUS sengaja membuat satu fitur ini saja yang berbayar, sebab kenyataannya memang fitur ini sangat-sangat membantu. Seringkali, problem yang saya jumpai saat hendak mem-backup chat WhatsApp adalah kecepatan upload yang terlalu lambat, atau kapasitas penyimpanan iPhone yang kelewat penuh.

Bagi yang kecepatan upload-nya kencang, mungkin proses backup menggunakan MobiMover bakal terasa lebih lama. Terlepas dari itu, menurut saya tidak ada ruginya memiliki satu solusi backup tambahan, terutama bagi yang isi WhatsApp-nya mungkin banyak sekali yang berhubung dengan pekerjaan. Fitur ini pun juga berguna seandainya pengguna membeli iPhone baru, sebab mereka dapat mentransfer seluruh isi WhatsApp dari satu perangkat ke yang lain, menggunakan PC sebagai perantaranya.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, saya suka dengan software ini, dan saya berniat untuk menjadikannya sebagai pengganti iTunes secara keseluruhan. Highlight-nya tentu saja adalah kemudahan mentransfer file multimedia dari dan ke iPhone, serta fitur untuk mem-backup seluruh isi WhatsApp itu tadi.

Semua itu memang tidak gratis, tapi menurut saya harganya masih cukup rasional. Opsi terbaiknya tentu adalah membeli license lifetime, tapi seandainya $70 terkesan terlalu mahal, license tahunan yang dipatok $30 semestinya bisa menjadi alternatif yang tak kalah menarik.

Bagi yang tertarik mencoba, Anda bisa langsung mengunduh EaseUS MobiMover di situsnya. Kalau memang tidak membutuhkan fitur backup WhatsApp, Anda tetap bisa menggunakannya tanpa mengeluarkan uang sedikit pun, dengan catatan Anda tidak mentransfer lebih dari 20 file setiap harinya. Jempol ekstra turut saya acungkan buat versi gratisnya yang sama sekali tidak dibanjiri iklan.

Sebagai tambahan informasi, berikut tautan dari beberapa fitur di EaseUS:
Untuk memindahkan (export) kontak dari iPhone https://www.easeus.com/iphone-data-transfer/3-ways-export-all-contacts-from-iphone.html
Transfer video dari iPhone ke PC https://www.easeus.com/iphone-data-transfer/transfer-videos-from-iphone-to-pc.html
Cara untuk mencetak pesan teks dari iPhone https://www.easeus.com/iphone-data-transfer/three-simple-ways-to-print-out-text-messages-from-iphone.html

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh EaseUS.

ASUS Umumkan Ketersediaan ZenBook 13 (UX325) dengan Prosesor 11th Gen Intel Core

ASUS telah mengumumkan ketersediaan ZenBook 13 (UX325) versi terbaru di pasar Indonesia yang kali ini telah ditenagai oleh prosesor 11th Gen Intel Core. Sebelumnya saat dirilis pertama kali pada pertengahan bulan September lalu, laptop premium ini masih mengandalkan prosesor 10th Gen Intel Core “Ice Lake”.

Selain perbedaan prosesor, ZenBook 13 (UX325) versi terbaru tetap mengedepankan berbagai fitur andalannya seperti bodi ringkas, port yang cukup lengkap, dan daya tahan baterai panjang. Harganya hanya naik Rp500.000, untuk varian Intel Core i5-1135G7 dibanderol Rp14.799.000 dan Rp17.799.000 dengan Intel Core i7-1165G7.

ASUS ZenBook 13 (UX325) merupakan laptop pertama di Indonesia yang menggunakan prosesor 11th Gen Intel Core. Tujuan utama kami adalah menghadirkan teknologi yang dapat memberikan pengalaman terbaik kepada masyarakat Indonesia dan ZenBook 13 (UX325) adalah jawaban kami. Prosesor 11th Gen Intel Core memberikan peningkatan performa signifikan sekaligus tampil dengan berbagai teknologi mutakhir. Semua keunggulan prosesor terbaru tersebut ada pada ZenBook 13 (UX325),” ujar Jimmy Lin, Regional Director ASUS Southeast Asia.

Prosesor 11th Gen Intel Core

ZenBook-13_UX325_ICL_Product-photo_2G_Pine-Grey_11

ASUS ZenBook 13 (UX325) ditenagai oleh prosesor hingga 11th Gen Intel Core i7-1165G7 “Tiger Lake” yang memiliki konfigurasi hingga 4 core dan 8 thread. Serta memiliki boost clock hingga 4,7GHz, performanya yang kencang namun tetap hemat daya. Berpadu penyimpanan NVMe PCIe 3.0 x2 SSD berkapasitas 512GB dan modul RAM LPDDR4X berkapasitas hingga 16GB.

Salah satu keunggulan prosesor Intel Core i7-1165G7 yang ada di ZenBook 13 (UX325) adalah GPU terintegrasi terbaru, Intel Iris Xe Graphics. Berbeda dengan GPU Intel HD Graphics, Intel Iris Xe Graphics memiliki performa yang lebih tinggi bahkan dapat menyaingi performa discrete graphics yang ada di laptop sekelas ZenBook 13 (UX325).

Kombinasi keduanya sudah powerful untuk memenuhi kebutuhan komputasi sehari-hari. Dengan kapasitas baterai mencapai 67Whr, ZenBook 13 (UX325) pun dapat bertahan hingga 16 jam.

Fitur unggulan lain, laptop 13,3 inci dengan dimensi 304x203x13,9 mm dan bobot 1,11 kg ini memiliki konektivitas yang cukup lengkap. Di mana tetap dilengkapi dengan port USB Type-A dan HDMI yang masih banyak digunakan.

Juga dilengkapi dengan port USB Type-C dan telah mendukung teknologi USB Power Delivery. Artinya, ia dapat diisi dayanya melalui port USB Type-C menggunakan adapter atau power bank. Port USB Type-C di ZenBook 13 (UX325) juga merupakan port Thunderbolt 4 yang dapat dimanfaatkan untuk menghubungkan berbagai perangkat seperti media penyimpanan data berkecepatan tinggi hingga monitor beresolusi tinggi.

Untuk konektivitas nirkabelnya, ZenBook 13 (UX325) menggunakan WiFi 6 (802.11ax). WiFi generasi terbaru tersebut memiliki kecepatan transfer data yang lebih tinggi dan latency yang lebih rendah. Serta, Bluetooth 5.0 yang dapat digunakan untuk menghubungkan berbagai aksesori mulai dari headphone hingga mouse.

Untuk build quality, bodi ZenBook 13 (UX325) dibuat dari bahan aluminium alloy dan dibentuk dengan desain diamond-cut dan desain “Zen” yang melingkar pada bagian belakang layarnya. Bodinya telah mendapatkan sertifikasi lolos uji standar militer AS (MIL-STD 810G).

Proses buka kunci laptop ini mengandalkan 3D IR HD camera yang sudah mendukung fitur Windows Hello. Kamera tersebut dipasang pada bezel atas layar berteknologi NanoEdge Display yang memungkinkan laptop tampil dengan bezel tipis dan memiliki screen-to-body ratio hingga 90%.

Salah satu fitur favorit saya ialah edge-to-edge keyboard, luber hingga ke dua sisi bodinya. Dengan format keyboard lebih luas dan tombol yang lebih besar, ditambah engsel ErgoLift yang membuat aktivitas mengetik menjadi lebih nyaman.

Microsoft Rencanakan Update Besar di 2021: Windows 10X dan Bakal Bisa Jalankan Aplikasi Android?

Di bawah kepemimpinan Satya Nadella, Microsoft sepertinya lebih terbuka terhadap platform lain selain Windows. Hal ini sudah terbukti bahwa saat ini sistem operasi Windows bisa menjalankan binari dari Linux secara native. Hal ini tentu saja belum pernah terjadi di masa lampau. Lalu apa lagi yang baru?

Ternyata, saat ini Microsoft berencana untuk bisa menjalankan aplikasi yang khusus dibuat untuk sistem operasi Android. Hal ini sedang menjadi pembicaraan secara internal dari Microsoft untuk menambahkan runtime Android pada sistem operasi Windows 10. Laporan ini pertama kali disebut oleh Windows Central. Aplikasi tersebut nantinya bakal tersedia melalui Windows Store yang sudah ada pada setiap Windows 10.

Windows 10x

Jika hal ini terjadi, bayangkan saja berapa banyak aplikasi gratis yang bisa dijalankan pada sebuah PC. Selama ini, kita hanya bisa menjalankan aplikasi Android melalui sebuah emulator, seperti Bluestack atau NOX. Bahkan beberapa game Android juga sudah memiliki emulatornya tersendiri, seperti untuk PUBG Mobile dan Call of Duty Mobile. Namun belum diketahui apakah nantinya Microsoft akan bekerja sama dengan Google untuk menghadirkan Google Play ke Windows 10.

Microsoft juga nantinya bakal menghadirkan emulasi untuk aplikasi x86 64 bit pada Windows 10 ARM. Saat ini, masalah terbesar pada sistem operasi Windows 10 untuk ARM adalah minimnya aplikasi yang ada. Nantinya, sebagian besar software yang dapat berjalan di Windows 10 bakal bisa dijalankan pada Windows 10 ARM. Perangkat seperti Surface Pro X yang menggunakan Windows 10 ARM nantinya akan bisa menjalankan berbagai macam software x86.

Microsoft juga akan menghadirkan Windows 10X, sebuah sistem operasi yang akan menandingi ChromeOS. Windows 10X nantinya akan menjadi OS yang ringan, bisa membuat daya tahan baterai yang lebih panjang, serta dapat menjalankan aplikasi Windows 32 bit. Perangkat dengan sistem operasi ini nantinya bakal ada pada musim semi tahun 2021.

lenovo-yoga-720-15-subseries-feature-1-windows-10

 

 

Microsoft juga akan menghadirkan layanan baru yang disebut dengan Cloud PC. Layanan ini merupakan sebuah sistem operasi Windows yang berjalan pada Cloud di mana pengguna bisa melakukan instalasi aplikasi ke dalamnya dan dapat dijalankan dari perangkat mana pun. Hal ini pula yang bakal membuat Windows 10X bisa diinstalasikan software Windows 32 bit. Cloud PC nantinya akan terintegrasi dengan Microsoft 365 dan akan muncul pada menu Start dari sistem operasi Windows 10.

Sumber dan gambar: Windows Central

[Review] ASUS VivoBook Ultra 14 (K413), Lebih Hemat untuk Gen Z

Pada akhir bulan September lalu, ASUS meluncurkan VivoBook Ultra 14 (K413). Laptop berlayar 14 inci ini dirancang untuk anak muda, terutama Gen Z. Hadir dengan tiga pilihan warna kece, bodi ringkas, performa cukup powerful dengan prosesor Intel Core generasi ke-10, dan dibanderol dengan harga terjangkau.

Mulai dari Rp8.599.000 untuk varian prosesor Intel Core i3-10110U, Rp10.799.000 dengan Intel Core i5-10210U, dan Rp12.799.000 dengan Intel Core i7-10510U. Meja redaksi Dailysocial telah kedatangan ASUS VivoBook Ultra 14 (K413) dengan konfigurasi prosesor Intel Core i5-10210U.

Menurut saya ini versi paling aman, karena bila memilih model dasar performanya terbatas  dan selisih harganya lumayan bila memilih model paling top. Langsung saja, berikut review ASUS VivoBook Ultra 14 (K413) selengkapnya.

Desain

Review-ASUS-VivoBook-Ultra-14-K413-3

Tiga warna kece yang ditawarkan di VivoBook Ultra 14 (K413) yang pertama transparent silver, warna ini bakal cocok untuk mereka yang menyukai desain elegan. Lalu, ada indie black yang merupakan varian warna yang mencerminkan jiwa tangguh dan hearty gold untuk yang lebih suka dengan nuansa lembut.

Unit yang saya review berwarna transparent silver, desain laptop ini sangat mirip seperti VivoBook S14 series yang tampil simpel dan minimalis. Cover-nya juga mengusung desain negative space, dengan tulisan ‘ASUS VivoBook’ kecil berwarna senada. ASUS menyertakan beberapa stiker eksklusif di paket penjualan yang bisa ditempelkan ke area kosong tersebut.

Review-ASUS-VivoBook-Ultra-14-K413-4

Dimensi bodinya ringkas 324x215x17,9 mm dengan bobot 1,4 kg, sangat mudah untuk ditenteng dan praktis diajak buat bepergian setiap hari. Meski mirip, berbeda dengan VivoBook S14 yang memiliki kerangka dari aluminium alloy dengan diamond cut di bagian tepinya, build quality VivoBook Ultra 14 (K413) mengalami sedikit penyesuian karena sebagian besar bodi laptop ini terbuat dari material plastik polikarbonat.

Sebagai laptop kekinian untuk anak muda yang hidup di era digital, VivoBook Ultra 14 (K413) sudah dilengkapi konektivitas cepat WiFi 6 (802.11ax) dengan fitur dual-band yang mendukung koneksi dengan frekuensi 2,4GHz dan 5GHz. Serta, Bluetooth 5.0 yang memungkinkan berbagai aksesori nirkabel seperti mouse dan headphone untuk terhubung ke VivoBook Ultra 14 (K413).

Sementara untuk konektivitas kabelnya, di sebelah kanan laptop terdapat microSD card reader dan dua port USB 2.0. Sedangkan di sebelah kiri terdapat port DC-in, HDMI, USB 3.1 Type-A, USB 3.0 Type-C (USB 3.1 Gen 1) yang memberikan kecepatan transfer data secara cepat, dan combo audio jack.

Layar

Review-ASUS-VivoBook-Ultra-14-K413-7

Layar VivoBook Ultra 14 (K413) membentang seluas 14 inci, ukuran yang ideal untuk mengerjakan berbagai tugas dengan nyaman, dari belajar online, virtual meeting, dan pekerjaan lainnya. Layarnya dikemas dalam desain NanoEdge Display, di mana bezel samping kanan dan kiri layarnya cukup tipis, meski dagu dan dahinya masih sedikit lebih tebal. Area sekeliling bezel layarnya menggunakan plastik dan memiliki screen-to-body ratio sekitar 84%.

ASUS menggunakan panel LED backlit beresolusi Full HD (1920×1080 piksel), kualitas layarnya cukup baik saat laptop ini digunakan di dalam ruangan. Dengan cakupan warna 45% NTSC yang siap mengakomodir kebutuhan para content creator awal guna membantu pembuatan konten kreatif seperti editing foto maupun video.

Namun meski layarnya sudah anti-glare, VivoBook Ultra 14 (K413) kurang nyaman saat dipakai di luar ruangan (siang hari). Tingkat kecerahannya tidak terlalu tinggi dan di sudut tertentu layarnya terlihat abu-abu atau kurang jelas akibat pantulan.

Ke bagian bawah layar, terpampang chiclet keyboard dilengkapi backlit berwarna putih dan masih membawa ciri khas dari VivoBook S14 yaitu punya tombol enter yang unik dengan tepian color-blocking. Keyboard-nya memiliki key travel 1,4mm, aktivitas mengetik cepat dapat dilakukan dengan lancar.

Di pojok kanan atas touchpad, ada sensor fingerprint yang terintegrasi dengan fitur Windows Hello. Fitur keamanan biometrik dari Microsoft di Windows 10 ini memberikan cara praktis untuk masuk ke sistem tanpa perlu repot-repot mengetikkan kata sandi.

Bagi penikmat musik dan suka nonton film series Netflix atau streaming video YouTube di laptop, laptop ini memiliki speaker bersertifikasi Harman/Kardon. Keluaran suaranya tidak terlalu lantang, tetapi lumayan enak didengar.

Hardware

Review-ASUS-VivoBook-Ultra-14-K413-10

Selain ingin laptop dengan desain stylish, para anak muda ‘zaman now‘ juga sangat memperhatikan aspek performa. Maklum kebutuhan mereka untuk pembuatan konten kreatif di era digital saat ini terbilang tinggi, kabar baiknya VivoBook Ultra 14 (K413) ini sudah ditenagai oleh prosesor Intel Core generasi ke-10.

Seperti yang saya bilang di awal, laptop ini memiliki tiga varian yaitu dimulai dari prosesor Intel Core i3-10110U. Namun rekomendasi saya setidaknya pilih varian i5-10210U atau i7-10510U, karena sudah dilengkapi kartu grafis NVIDIA GeForce MX350 dengan dedicated video memory (VRAM) sebesar 2GB yang membuat VivoBook Ultra 14 (K413) lebih powerful dalam hal pemrosesan grafis. Berikut spesifikasi menurut CPU Z dan GPU Z:

Unit saya review menggunakan Intel Core i5-10210U yang memiliki konfigurasi 4 core 1,6 GHz dan 8 thread, dengan Turbo Boost hingga 4,2GHz, cache 6MB, dan thermal design power 15 Watt. Serta ditopang RAM 8 GB DDR4 dual channel, penyimpanan berbasis PCIe SSD berkapasitas 512GB, dan baterai 42Whrs.

Sebagai gambaran untuk menilai kemampuan performanya, VivoBook Ultra 14 (K413) meraih skor multi-core 2.965 dan 1.079 untuk single-core pada software benchmark Geekbench 5. Sementara, untuk Cinebench R15 mendapatkan skor CPU 612 cb dan 1.138 pts untuk Cinebench R20, serta di PCMark 10 mendapat nilai 3.820 poin.

No Pengujian Skor
1 GeekBench 4 Single Core 1079
2 GeekBench 4 Multi Core 2965
3 PCMark 10 3820
4 Cinebench R15 612
5 Cinebench R20 1138
6 3DMark Sky Diver 11334
7 3DMark Cloud Gate 13733
8 3DMark Fire Strike 3589
9 3DMark Ice Storm Extreme 72373

Verdict

Review-ASUS-VivoBook-Ultra-14-K413-11

ASUS VivoBook Ultra 14 (K413) merupakan versi hemat dari VivoBook S14 series. Keduanya sama-sama menyasar kalangan muda dengan desain stylish dan performa CPU yang cukup mumpuni bisa diajak ngebut sesekali untuk tugas berat, serta memiliki pemrosesan grafis yang cukup baik untuk memenuhi kebutuhan pembuatan konten kreatif seperti edit foto dan video 1080p.

Mengingat harganya lebih terjangkau, dibanding VivoBook S14 series ada beberapa penyesuaian yang terjadi. Seperti build quality yang tak sepremium saudaranya, karena sebagian besar bodinya dari material plastik polikarbonat dan keterbacaan layar yang sulit bila digunakan di tempat terang. Walaupun dua kelehaman tersebut, ditutupi dengan banyaknya kelebihan yang ditawarkan oleh VivoBook Ultra 14 (K413).

Sparks

  • Desain stylish & bodi ringkas
  • Ditenagai prosesor Intel Core generasi ke-10
  • Didukung kartu grafis NVIDIA GeForce MX350
  • Harga relatif terjangkau

Slacks

  • Sebagian besar bagian bodinya dari plastik
  • Keterbacaan layar sulit bila digunakan di luar ruangan (siang hari)