Microsoft Diam-Diam Sudah Menyetop Produksi Semua Model Xbox One Sejak Akhir 2020

Berbeda dari smartphone, konsol generasi baru tidak datang setiap tahun. Alhasil, konsol generasi lama tidak otomatis langsung berhenti diproduksi ketika suksesornya telah tersedia di pasaran. Masa transisi dari konsol lama ke baru itu akan selalu ada, akan tetapi lamanya berbeda-beda tergantung kondisi dan kebijakan masing-masing perusahaan.

Di kubu Microsoft, masa transisi dari Xbox One ke Xbox Series X/S rupanya sudah rampung sejak lama. Kepada The Verge, Microsoft mengonfirmasi bahwa mereka sebenarnya sudah berhenti memproduksi semua model Xbox One pada akhir 2020 lalu. Sebelumnya, tepatnya di bulan Juli 2020, Microsoft sempat bilang bahwa mereka sudah menyetop produksi Xbox One X dan Xbox One S Digital Edition, tapi tidak untuk Xbox One S versi standar.

Sekarang kita tahu bahwa rencana tersebut ternyata cuma bertahan beberapa bulan saja, sebab Microsoft secara diam-diam juga sudah berhenti memproduksi Xbox One S versi standar di akhir tahun 2020. Dengan kata lain, Microsoft sebenarnya sudah sepenuhnya berfokus pada Xbox Series X dan Series S mulai 2021 kemarin.

Ini sangat kontras dengan strategi yang dijalankan oleh Sony. Baru-baru ini, beredar laporan bahwa Sony akan menggenjot produksi PlayStation 4 di tahun 2022 ini demi mengisi kekosongan yang diakibatkan oleh krisis stok PlayStation 5. Sony bahkan sempat bilang bahwa mereka dari awal memang belum pernah berniat untuk menghentikan produksi PS4.

Tidak seperti Sony, Microsoft menawarkan dua tipe konsol generasi baru yang berbeda / Microsoft

Baik Sony ataupun Microsoft sebenarnya sama-sama kesulitan memenuhi permintaan tinggi konsumen akan konsol next-gen bikinan masing-masing. Namun yang agak berbeda adalah, di saat Sony hanya menawarkan satu tipe konsol saja (PS5), Microsoft menawarkan dua tipe yang berbeda (Xbox Series X dan Series S). PS5 memang ada yang versi Digital Edition, akan tetapi versi tersebut tidak mempunyai perbedaan performa sama sekali.

Xbox Series S di sisi lain memiliki performa yang lebih inferior ketimbang Series X. Secara fisik, ukuran chipset yang menenagai masing-masing konsol bahkan berbeda. Sebelum ini, Phil Spencer selaku bos besar Xbox juga sempat menjelaskan bahwa mereka sebenarnya bisa memproduksi lebih banyak chip milik Series S ketimbang chip milik Series X dalam satu penampang yang sama.

Jadi meski kesulitan memenuhi demand Series X, Microsoft masih bisa sedikit menutupinya dengan memperbanyak stok Series S. Sony di sisi lain harus bergantung pada konsol lamanya untuk menyiasati krisis stok PS5.

Sumber: The Verge. Gambar header: Louis-Philippe Poitras via Unsplash.

Gucci Rilis Xbox Series X Senilai US$10 Ribu, Twitch Kini Tersedia di Nintendo Switch

Ada beberapa berita menarik di dunia game pada minggu lalu. Salah satunya, Gucci merilis versi khusus dari Xbox Series X. Gucci melakukan hal tersebut sebagai bagian dari perayaan ulang tahun Xbox yang ke-20. Selain itu, para pemilik Nintendo Switch akhirnya bisa mengunduh aplikasi Twitch di konsol mereka. Dan Ubisoft mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan Rainbow Six Extraction pada Januari 2022. Sementara Tencent dikabarkan akan membeli 90% saham dari Wake Up Interactive, perusahaan induk Soleil, kreator dari Ninjala.

Gucci dan Microsoft Kerja Sama untuk Rilis Xbox Series X Khusus, Bernilai US$10 Ribu

Untuk merayakan ulang tahun Xbox yang ke-20, Gucci berkolaborasi dengan Microsoft untuk meluncurkan versi khusus dari Xbox Series X. Versi khusus tersebut akan diluncurkan dalam jumlah terbatas, yaitu 100 unit. Xbox Series X hasil kerja sama Gucci dan Microsoft akan dibanderol dengan harga US$10 ribu. Selain konsol Xbox Series X, Anda juga akan mendapatkan dua controllers nirkabel, tas khusus, dan Xbox Game Pass Ultimate, menurut laporan Engadget.

Satu hal yang membuat Xbox Series X ini unik dari konsol lainnya adalah motif dari ikon Gucci yang terpatri ke bodi dari konsol itu. Ikon dari Gucci melambangkan nama dari pendiri brand tersebut: Guccio Gucci. Namun, kali ini, Gucci menyebutkan, ikon yang tersemat pada Xbox Series X versi khusus juga bisa diartikan sebagai “Good Game”.

Tencent Dikabarkan Bakal Beli Saham Perusahaan Induk dari Developer Ninjala

Tencent dikabarkan akan mengakuisisi 90% saham dari Wake Up Interactive, perusahaan induk dari studio Soleil. Hal ini dilaporkan oleh Bloomberg, yang mendapatkan informasi ini dari orang-orang yang mengetahui detail rencana Tencent, tapi tak mau disebutkan namanya.

Soleil merupakan developer dari Ninjala, game yang diluncurkan secara eksklusif untuk Nintendo Switch. Selain Ninjala, studio berumur 13 tahun itu juga telah meluncurkan beberapa game lain, seperti Travis Strikes Again: No More Heroes, Naruto to Boruto: Shinobi Striker, dan Devil’s Third. Dikutip dari GamesIndustry, Tencent membayar lebih dari CNY5 miliar (sekitar Rp11 triliun) untuk mendapatkan 90% saham dari Wake Up.

Aplikasi Twitch Kini Bisa Diunduh di Nintendo Switch

Minggu lalu, Nintendo mengumumkan bahwa aplikasi Twitch kini sudah tersedia untuk Switch dan bisa diunduh secara gratis melalui eShop. Untuk masuk ke akun Twitch di Switch, Anda bisa menggunakan QR code atau tautan khusus. Melalui aplikasi itu, Anda bisa menonton dan mencari channel favorit Anda. Hanya saja, Anda tidak bisa ikut memberikan komentar atau melakukan siaran melalui Switch. Menurut laporan VentureBeat, Twitch menjadi aplikasi hiburan terbaru yang hadir untuk Switch. Sebelum ini, konsol Nintendo itu telah mendapatkan aplikasi YouTube dan Hulu.

Ubisoft Bakal Luncurkan Rainbow Six Extraction Pada Januari 2021

Ubisoft baru saja mengumumkan tanggal peluncuran untuk game shooter baru mereka, Rainbow Six Extraction. Pada awalnya, game itu akan dirilis pada September 2021. Namun, Ubisoft memutuskan untuk menunda peluncurannya ke 20 Januari 2021. Extraction adalah game co-op PvE, menurut laporan VentureBeat. Di game itu, para pemain akan bisa memainkan karakter-karakter yang pernah tampil dalam game-game Rainbow Six lain. Musuh para pemain dalam game itu adalah pasukan alien yang hendak  menginvasi Bumi.

Rainbow Six Extraction bakal dirilis pada Januari 2022.

App Annie: Total Spending Aplikasi Metaverse di 2022 Capai US$3 Miliar

App Annie meluncurkan laporan 2022 Mobile Forecast pada minggu lalu. Dalam laporan tersebut, App Annie memperkirakan, total belanja dari aplikasi-aplikasi metaverse akan mencapai lebih dari US$3 miliar pada tahun depan. Menurut App Annie, aplikasi yang masuk dalam kategori metaverse adalah aplikasi yang menawarkan avatar life simulator dan creative sandbox. Dua contoh game yang masuk dalam kategori itu antara lain Minecraft dan Roblox.

“Secara umum, aplikasi Metaverse adalah aplikasi yang menawarkan lingkungan yang immersive. Di sana, Anda akan bisa menciptakan dunia Anda sendiri dan berinteraksi dengan teman-teman Anda,” ungkap App Annie, seperti dikutip dari GamesIndustry. Fortnite menjadi contoh lain dari aplikasi metaverse menurut App Annie.

Animal Crossing: New Horizons Bakal Dapat Update Gratis, Valve Blokir Game dengan Cryptocurrency dan NFT

Nintendo mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan update gratis untuk Animal Crossing: New Horizons. Sementara itu, BioWare mengungkap bahwa mereka akan meluncurkan Dragon Age 4 untuk konsol next-gen dan PC, tapi tidak untuk konsol generasi sebelumnya. Pada minggu lalu, Valve juga memutuskan untuk memblokir game-game yang menggunakan NFT dan cryptocurrency dari Steam.

Final Fantasy 14 Jadi Game Final Fantasy Paling Menguntungkan

Saat ini, jumlah pemain Final Fantasy 14 mencapai 24 juta orang. Dengan begitu, game tersebut menjadi game Final Fantasy dengan keuntungan paling besar. Informasi ini diungkap oleh Game Director Naoki Yoshida. Final Fantasy 14 diluncurkan pada 2010. Pada 2015, jumlah pemain dari game itu mencapai 5 juta. Angka itu naik menjadi 10 juta orang pada 2017, menurut laporan IGN.

“Kita semua tahu, ketika Final Fantasy 14 diluncurkan, game ini mendapat sambutan yang kurang baik,” ujar Yoshida, seperti dikutip dari GamesIndustry. “Sejak saat itu, kami berhasil mengubah game tersebut sehingga ia menjadi game yang memberikan kontribusi besar pada keuntungan perusahaan.”

Nintendo Bakal Luncurkan Update Gratis untuk Animal Crossing: New Horizons

Nintendo mengumumkan bahwa Animal Crossing: New Horizons akan mendapatkan update gratis pada 5 November 2021. Melalui update ini, New Horizons akan mendapatkan sejumlah fitur baru, termasuk lokasi, karakter, dan aktivitas baru. Salah satu lokasi baru yang bisa pemain kunjungi adalah Roost, yang diurus oleh Brewster. Para pemain akan bisa mengundang pemain lain ke pulau mereka untuk menikmati kopi di Roost.

Selain itu, pemain juga akan bertemu karakter baru bernama Kapp’n, yang bisa membawa pemain ke pulau-pulau terpencil. Selain update gratis, New Horizons juga akan mendapatkan ekspansi berbayar berjudul Happy Home Paradise. Ekspansi itu juga akan diluncurkan pada 5 November 2021, lapor VentureBeat.

Valve Blokir Game dengan Cryptocurrency dan NFT di Steam

Valve memutuskan untuk memblokir semua game yang menggunakan cryptocurrency atau NFT dari Steam. Mereka juga memperingatkan, ke depan, mereka akan melarang keberadaan game-game yang menggunakan cryptocurrency serta NFT. Memang, dalam satu tahun belakangan, game-game yang menggunakan cryptocurrency dan NFT menjadi semakin marak.

Keputusan Valve untuk memblokir game-game tersebut di Steam memang tidak akan menghentikan para developer untuk membuat game dengan cryptocurrency dan NFT. Namun, mengingat Steam adalah platform toko game digital terbesar, maka keputusan Valve untuk memblokir game dengan cryptocurrency dan NFT akan membatasi cakupan dari game-game itu, seperti yang disebutkan oleh ClutchPoints.

Dragon Age 4 Dirilis untuk PS5, Xbox Series X, dan PC

Dragon Age 4 bakal diluncurkan untuk PlayStation 5, Xbox Series X/S, dan PC. Namun, game itu tidak akan tersedia untuk PlayStation 4 dan Xbox One. Hal ini menunjukkan, para developers game — seperti BioWare — telah siap untuk meninggalkan konsol generasi sebelumnya.

Dragon Age 4 bakal diluncurkan untuk PlayStation 5, Xbox Series X, dan PC.

Membuat game untuk konsol terbaru adalah keputusan yang masuk akal untuk para developer game. Namun, sebagian developer tampaknya enggan untuk melakukan itu. Pada Mei 2021, BioWare merilis Mass Effect: Legendary Edition. Namun, game itu tidak diluncurkan untuk PS5 dan Xbox Series X. Menurut laporan VentureBeat, EA dan BioWare justru meluncurkan game tersebut untuk PS4 dan Xbox One. Pemilik PS5 dan Xbox Series X/S yang ingin memainkan game itu dapat menggunakan fitur backward compatibility di konsol mereka.

Activision Perkenalkan Sistem Anti-Curang untuk Call of Duty

Activision memperkenalkan sistem anti-curang untuk Call of Duty, yang disebut Ricochet. Demi mengurangi jumlah orang yang bermain curang, Ricochet dilengkapi dengan beberapa fitur, seperti dari alat untuk memonitor kecurangan, proses penyelidikan untuk mengidentifikasi cheaters, update untuk memperkuat keamanan akun pemain, dan lain sebagainya. Dengan ini, Activision berharap, mereka bisa mengatasi masalah kecurangan yang membuat banyak pemain Call of Duty frustasi. Ricochet akan diluncurkan bersamaan dengan Call of Duty: Vanguard, yaitu pada 5 November 2021, menurut laporan VentureBeat.

Kelangkaan Komponen Konsol Disebut akan Berlangsung hingga 2023

Harapan para gamer untuk dapat mencicipi konsol next gen seperti PlayStation 5 dan Xbox Series X|S memang masih sebatas angan-angan hingga sekarang. Terhambatnya proses produksi karena adanya pandemi sekaligus kelangkaan komponen memang membuat suplai mesin gaming menjadi sangat terbatas di seluruh dunia.

Berita buruknya, kelangkaan komponen ini kelihatannya akan berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan. Hal ini merujuk pada pernyataan yang dikeluarkan oleh Toshiba kepada Bloomberg. Toshiba memang menjadi salah satu produsen chipset power-regulator yang digunakan di hampir semua perangkat mulai elektronik hingga kendaraan.

Toshiba mengabarkan bahwa suplai chipset yang dapat mereka distribusikan akan tetap sangat terbatas setidaknya hingga bulan September tahun depan. Dan bahkan beberapa konsumen mereka tidak akan mendapat pasokan hingga 2023.

Credit: Toshiba

Direktur dari Toshiba, Takeshi Kamebuchi menjelaskan bahwa penyebabnya adalah kelangkaan material serta tingginya permintaan dari berbagai pabrikan telah melebihi kapasitas yang dapat ditangani Toshiba. Pihak Toshiba juga meminta maaf kepada para konsumennya yang mungkin merasa frustasi karena pasokan komponennya yang tidak bisa maksimal.

“Kami mempertimbangkan pelanggan mana yang menghadapi situasi lebih buruk, seperti risiko terhentinya lini produksi ataupun bisnis yang terancam karena suplai chipset yang terhambat,” ujar Kamebuchi.

Pabrikan produsen konsol game disebut sebagai salah satu pelanggan yang mengajukan permohonan pasokan yang paling kuat.

Beberapa konsol yang terdampak dari kelangkaan chipset dari Toshiba ini antara lain adalah PlayStation 5, Xbox Series X|S, dan juga Nintendo Switch. Padahal konsol-konsol ini juga memiliki rencana untuk menggenjot produksi konsolnya untuk mengejar ketertinggalan produksi dan menstabilkan pasokan konsol mereka ke berbagai negara.

Para produsen konsol ini disebut menghubungi pemasok komponennya setiap hari untuk memastikan bahwa suku cadang yang mereka butuhkan dapat tiba sesuai perjanjian. Bahkan beberapa pelanggan dikatakan mengambil langkah yang cukup ekstrim dengan mengubah desain papan sirkuit atau PCB mereka untuk mengurangi komponen-komponen yang langka.

Toshiba juga memiliki rencana untuk memperluas produksi semikonduktornya di tahun-tahun mendatang dengan harapan mengurangi kemungkinan munculnya bottleneck produksi. Toshiba merencanakan investasi sebesar 60 miliar Yen atau sekitar Rp 7,7 triliun hingga Maret 2024 mendatang.

Total Pemasukan Pokemon Go Capai US$5 Miliar, The Witcher III: Wild Hunt Bakal Rilis di PS5 Tahun Ini

Pada minggu lalu, Sensor Tower merilis laporan terbaru terkait total pemasukan Pokemon Go selama lima tahun terakhir. Sementara Sony mengungkap, game-game terpopuler di PlayStation 4, PlayStation 5, dan PSVR pada Juni 2021. Dan CD Projekt Red mengumumkan bahwa versi next-gen dari The Witcher III: Wild Hunt akan dirilis pada tahun ini.

Total Pemasukan Pokemon Go Mencapai US$5 Miliar

Sejak diluncurkan pada lima tahun lalu, total pemasukan Pokemon Go telah mencapai US$5 miliar. Menurut laporan terbaru dari Sensor Tower, game buatan Niantic tersebut memiliki pendapatan rata-rata sebesar US$1 miliar per tahun. Tahun 2020 merupakan tahun terbaik untuk Pokemon Go. Ketika itu, total pemasukan Pokemon Go mencapai US$1,3 miliar, naik 41% dari tahun sebelumnya, lapor GamesIndustry.

Pemasukan Pokemon Go pada semester pertama dari tahun ke tahun. | Sumber: Sensor Tower

Sementara itu, pada semester pertama 2021, Pokemon Go berhasil mendapatkan pemasukan sebesar US$641,6 juta, naik 34% jika dibandingkan dengan semester pertama 2020 dan naik 130% dari semester pertama 2017. Amerika Serikat masih menjadi negara dengan jumlah spending terbesar. Selama lima tahun, gamers di AS mengeluarkan US$1,9 miliar untuk Pokemon Go atau sekitar 36,6% dari total pemasukan game AR tersebut. Negara dengan kontribusi terbesar kedua pada pemasukan Pokemon Go adalah Jepang, dengan kontribusi sebesar 32% dan Jerman ada di posisi ketiga dengan kontribusi sebesar 5,4%.

The Witcher III: Wild Hunt Bakal Dirilis untuk PS5 dan Xbox Series X/S Tahun Ini

CD Projekt Red mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan The Witcher III: Wild Hunt untuk PlayStation 5 dan Xbox Series X/S pada tahun ini. The Witcher III pertama kali dirilis pada 2015. Meskipun begitu, sampai saat ini, masih banyak fans dan kritikus game yang menganggap The Witcher III sebagai menjadi RPG terbaik. Pasalnya, game tersebut memang punya lore yang menarik dan karakter yang unik. Versi Complete Edition dari The Witcher III untuk konsol next-gen akan menyertakan semua DLC yang ada, termasuk konten baru yang terinspirasi dari seri TV Netflix, menurut laporan VentureBeat.

Buku Resep Berdasar Final Fantasy 14 Bakal Rilis Tahun Ini

Buku resep yang didasarkan pada masakan di Final Fantasy 14 akan diluncurkan pada 9 November 2021. Memang, Square Enix belum angkat bicara soal peluncuran buku tersebut. Namun, Wario64 telah menemukan buku berjudul The Ultimate Final Fantasy 14 Cookbook di situs Simon & Schuster. Dia juga memastikan bahwa buku itu tersedia di Amazon. The Ultimate Final Fantasy 14 Cookbook berisi cara membuat sejumlah makanan khas di Final Fantasy 14, lengkap beserta foto makanan itu. Buku setebal 192 halaman ini akan memuat 70 resep, lapor EuroGamer.

Cyberpunk 2077 Jadi Game Terpopuler di PS4 Pada Juni 2021

Minggu lalu, PlayStation mengungkap game-game yang paling banyak diunduh di PS4, PS5, PSVR sepanjang bulan Juni 2021. Ratchet & Clank: Rift Apart menjadi game terpopuler di PS5. Sementara itu, game paling populer di PS4 pada Juni 2021 adalah Cyberpunk 2077. Lucunya, Sony secara gamblang memberikan peringatan bahwa mereka tidak merekomendasikan game tersebut untuk pemilik PS4. Alasannya, ketika diluncurkan pada Desember 2020, game tersebut penuh dengan bugs. Game itu bahkan sempat ditarik dari PlayStation Store.

Pada 21 Juni 2021, CD Projekt Red kembali meluncurkan Cyberpunk 2077 di PlayStation Store. Hal itu berarti, Cyberpunk 2077 sukses menjadi game yang paling banyak diunduh di PS4 dalam waktu yang sangat singkat, seperti  yang disebutkan oleh Kotaku. Fakta bahwa ada banyak pemilik PS4 yang mengunduh Cyberpunk 2077 juga menjadi bukti bahwa ketertarikan pemilik PS4 akan game itu tetap tinggi, walau game tersebut sempat bermasalah.

Tencent Rilis Teknologi Pengenalan Wajah untuk Cegah Anak-Anak Main Game di Malam Hari

Game Tencent kini dilengkapi dengan teknologi pengenalan wajah. Teknologi tersebut Tencent pasang dengan tujuan untuk mencegah gamers di bawah umur di Tiongkok bermain game pada malam hari, yaitu sejak 10 malam hingga 8 pagi, menurut laporan BBC. Di Tiongkok, pemerintah memang menetapkan larangan bagi anak di bawah umur untuk bermain hingga larut malam. Salah satu hal yang Tencent lakukan untuk mencegah pemain di bawah umur bermain di luar jam malam adalah menghubungkan ID pemain dengan database nasional. Hanya saja, selama ini, para pemain di bawah umur sering mengakali peraturan tersebut dengan menggunakan ID orang dewasa. Dengan menanamkan fitur yang dinamai Midnight Paatrol ini, Tencent akan bisa memastikan bahwa pemain yang bermain di malam hari memang bukan anak di bawah umur.

“Semua orang yang menolak atau gagal melakukan verifikasi wajah akan diperlakukan layaknya anak di bawah umur,” kata Tencent, dikutip dari Games Industry. “Sesuai dengan peraturan yang tertulis dalam regulasi anti-kecanduan dalam sistem game health milik Tencent, para pemain di bawah umur akan secara otomatis dikeluarkan dari game.”

App Annie & IDC: A Year after the Pandemic Started, Gamers Still Love Spending Money

The COVID-19 pandemic has highly benefited the growth of the gaming industry. In addition to the boost in sales of games, consoles, and gaming hardware, the pandemic has also increased the average playing time of most gamers. Although citizens of some countries have been freed from the COVID-19 calamity and went back to living life normally, the trends that emerged due to the pandemic — such as playing more games and watching more gaming streams — are surprisingly persisting.

The Driving Force of the Game Industry’s Growth: Mobile Gaming

Currently, mobile gaming seems to have the largest contribution in terms of consumer spending growth in digital games. According to the report published by App Annie and IDC, the total expenditure of mobile gamers around the world was over $120 billion USD, 2.9 times as much as the total spending of PC gamers, which only reached $41 billion USD. Console and handheld console players, on the other hand, had a total expenditure of $39 billion USD and $4 billion USD, respectively.

In the case of mobile gaming, Asia Pacific is still the region with the largest contribution to gamer’s total spendings, 50% to be exact. Interestingly, this figure actually plateaued throughout the pandemic. Instead, gamers in other regions, like NA and Western Europe, experienced an increase in gaming expenditure. Although the Asia Pacific region had massive spending in mobile games, expenses from PC/Mac gamers in the region declined marginally by 4%. This trend can be explained perhaps by the unfortunate closing of many internet cafes in the pandemic.

Gamers’ Spending in each platform. | Source: App Annie

On the other hand, the total worldwide expenditure in the realm of console gaming is expected to rise due to the launch of PlayStation 5 and Xbox Series X/S at the end of 2020. App Annie and IDC also mentioned that the console gaming audience has the potential to grow exponentially in the Asia Pacific region. With the recent launch of Xbox Series X in China on June 10, 2021, and PlayStation 5 on May 15, 2021, we should expect to see a surge in the console player population in Asia. In terms of handheld consoles, Nintendo Switch Lite is currently the only console that incentivizes consumption growth. As of September 2020, Nintendo has discontinued the production of the 3DS. Fortunately, the e-shop of the 3DS is still accessible.

In the United States, console sales increased rapidly in April 2020 after the US government announced the country’s lockdown. As console sales increase, more and more people subsequently download companion apps — such as Steam, PlayStation App, Nintendo Switch, and Xbox — that allow their PC/console game accounts to be accessible through their smartphones. Additionally, these companion apps also has chatting features so users can interact with their friends. Some apps also offer cloud gaming features that allows gamers to play their console games via smartphones.

Cross-Platform Games

One of the gaming trends that persisted after the COVID-19 pandemic is the rate of mobile game downloads. In the first quarter of 2021, there were over 1 billion mobile game downloads globally. This figure is 30% greater compared to Q4 of 2019. Expenditures on mobile games also increased in the same period. In Q1 2021, the total spending of mobile gamers around the world reached $1.7 billion USD per week, an astounding increase of 40% from the pre-pandemic period. Many game publishers, as a result, began placing their interest in launching games on the mobile platform.

Global weekly game downloads and consumer spendings. | Source: App Annie

Just like the mobile game segment, PC gaming also experienced some degree of growth during the pandemic. We can find this trend in the rise of Steam’s concurrent users and players. From October 2019 to April 2020, the number of daily concurrent users on Steam increased by 46% to a staggering 24.5 million users. Steam’s daily concurrent players also surged by 61% to 8.2 million. However, if we extend the period to March 2021, Steam’s daily users and player numbers reached 26.85 million (46% increase) and 7.4 million (60% increase), respectively. As we see from the statistics above, Steam’s player and user count did not decline but, instead, persisted after the pandemic.

What makes games so popular in the pandemic? According to App Annie and IDC, online real-time features — such as PvP — are highly common in today’s popular games, regardless of the gaming platform. In other words, most gamers want to play and interact with each other. After all, games can help cope with the loneliness of the pandemic isolation by providing a medium to connect with friends. Another feature that is rising in popularity is cross-play: a feature that allows gamers to play one game on multiple platforms. For example, players can start a game on PC and continue playing it on mobile or vice versa.

Steam’s daily concurrent users and players. | Source: IDC

An example of a game that, by far, has implemented the best cross-play feature is Genshin Impact. Since its launch in September 2020, miHoYo (the game dev of Genshin Impact) immediately released the game on several platforms at once: PC, console, and mobile. miHoYo’s decision to prioritize cross-play features — such as cross-save and co-op modes across platforms — is one of the reasons why Genshin Impact has successfully become a phenomenon in the gaming world.

Another popular cross-platform game is Among Us. In the span of just a few months in 2020, the player count of Among Us skyrocketed. In January 2020, the number of concurrent players in Among Us was less than a thousand. However, in September 2020, over 400 thousand people around the world were playing the game. Among Us is also incredibly popular on the mobile platform. At some point, Among Us download numbers in mobile were able to peak in the US, UK, and South Korea.

Gaming Stream Watch Times

The pandemic has also increased the amount of time people spend watching gaming content broadcasts. Up until April 2021, user engagement rates from Twitch and Discord continue to rise. In China, the watch times of game streaming platforms such as bilibili, Huya, and DouyuTV, have also gone up. The largest increase, uncoincidentally, occurred in the first half of 2020, which is when the COVID-19 pandemic started to emerge and forced people into quarantining in their homes.

 

The average time users spend watching gaming streams per month in different streaming platforms. | Source: App Annie

Viewers also become less hesitant in spending money on these platforms as they become more invested in them. Recently, there has been a steady rise in the total expenditure of Twitch and Discord users. In Q4 2020, Twitch managed to enter the list of 10 non-gaming applications with the largest total revenue. Twitch even climbed to 8th place on the list during the first quarter of 2021.

Featured Image: Unsplash. Translated by: Ananto Joyoadikusumo.

PlayStation 5 Kalahkan Xbox Series X, Switch Dominasi Penjualan 2021

Pertarungan konsol next-gen sudah dimulai sejak keduanya dirilis pada akhir tahun kemarin. Memasuki tahun 2021, ternyata PlayStation 5 jauh mengungguli XboX Series X/S hingga dua kali lipat. Namun penjualan keduanya ternyata masih kalah jauh bila dibandingkan dengan Nintendo Switch.

Laporan tersebut dikeluarkan oleh Ampere Analysis yang menampilkan bahwa, pada kuartal awal 2021 ini, sudah sebanyak 2,83 juta PS5 berhasil terjual. Lebih dari dua kali lipat dari jumlah konsol Series X yang terjual sebanyak 1,31 juta unit di kurun waktu yang sama.

Meskipun secara angka tertinggal jauh dari Sony, namun Microsoft sendiri melaporkan bahwa keuntungan hardware mereka sendiri naik hingga 232% dari tahun kemarin. Apalagi Microsoft juga tidak hanya bergantung pada penjualan konsolnya saja, namun juga pada layanan Xbox Game Pass mereka.

Baik Sony dan Microsoft sendiri masih diterpa dengan permasalahan produksi dan kesulitan untuk memenuhi permintaan di seluruh dunia. Kondisi ini sendiri diprediksi akan terus berlanjut selama 2021 ini. Sehingga para gamer pun kelihatannya masih akan kesulitan untuk menemukan konsol next-gen dengan harga sesuai dengan yang dikeluarkan oleh Sony maupun Microsoft.

Di sisi lain, kombinasi angka penjualan duna konsol next-gen ini ternyata masih jauh tertinggal oleh konsol hybrid Nintendo Switch. Yang pada kuartal pertama 2021 ini saja berhasil menjual hingga 5,86 juta unit. Angka tersebut sendiri membuat Switch telah total terjual 84 juta unit sejak dirilis pada 2017 lalu. Dan Nintendo sendiri masih memiliki rencana untuk meningkatkan produksi Nintendo Switch hingga 30 juta unit.

Image credit: Nintendo

Nintendo Switch sendiri mendapat peningkatan pamor yang sangat signifikan sejak pandemi terjadi dan banyak orang yang mencari hiburan untuk di rumah. Ditambah dengan meledaknya peluncuran Animal Crossing: New Horizon pada Maret tahun lalu yang membuat harga dari konsol ini sempat melonjak hingga dua kali lipat.

Baik Sony maupun Nintendo juga dikabarkan tengah bersiap-siap untuk merilis pembaruan untuk konsol mereka. Nintendo Switch akan mendapat penyegaran hardware setelah 4 tahun demi performa yang tentunya lebih baik, sedangkan Sony dirumorkan akan menggunakan arsitektur baru AMD 6nm pada PS5 2022 mendatang.

Lima Prediksi Tren Gaming 2021

Berkat pandemi, pemasukan industri game naik pada 2020. Tren ini diperkirakan akan terus bertahan pada tahun depan. Sayangnya, pandemi juga menyebabkan masalah untuk sebagian pelaku industri game, seperti Sony dan Microsoft, yang baru saja meluncurkan konsol baru mereka. Pandemi membuat kedua perusahaan kesulitan untuk memenuhi permintaan konsumen akan PlayStation 5 dan Xbox Series X. Pada 2021, masalah ini tampaknya masih akan bertahan.

Berikut tren di dunia gaming pada 2021.

1. Pemasukan Industri Game Masih akan Terus Naik

Tak bisa dipungkiri, pandemi virus corona menguntungkan para kreator game. Lockdown membuat banyak orang bermain game lebih lama, yang berarti, mereka bersedia untuk menghabiskan uang lebih banyak demi game. Newzoo memperkirakan, tren ini masih akan bertahan bahkan setelah pandemi usai. Hanya saja, tingkat pertumbuhan industri game pada 2021 diduga tidak akan sepesat pertumbuhan pada 2020.

Mobile menjadi platform game yang mendapatkan untung paling besar. Jika dibandingkan dengan PC dan konsol, mobile memang merupakan platform dengan barrier-to-entry yang paling rendah. Jadi, tidak heran jika jumlah pemain mobile game jauh lebih banyak daripada pemain PC atau konsol. Hanya saja, para mobile gamer adalah tipe yang mudah datang, mudah pergi. Pada 2021, salah satu tantangan yang akan dihadapi oleh developer mobile game adalah mempertahankan para pemain baru yang mereka dapatkan pada tahun ini.

2. Keterbatasan Suplai PlayStation 5 dan Xbox Series X

Pandemi mungkin menguntungkan para developer dan publisher game, tapi, pandemi juga menyebabkan masalah bagi perusahaan pembuat konsol, seperti Sony dan Microsoft. Kedua perusahaan itu bersikukuh untuk meluncurkan konsol baru pada 2020. Meskipun peluncuran itu sukses, baik Sony maupun Microsoft kesulitan untuk memenuhi permintaan konsumen. Dan tren ini akan terbawa hingga awal 2021. Sony dan Microsoft akan memerlukan waktu untuk menggenjot produksi konsol baru mereka agar mereka bisa memenuhi tingginya permintaan konsumen.

Tahun depan, masalah lain yang akan muncul di industri game adalah tertundanya sejumlah peluncuran game AAA. Pasalnya, para developer kesulitan untuk menyesuaikan ritme kerja mereka dengan perubahan yang muncul selama pandemi.

Horizon Forbidden West jadi salah satu game yang paling ditunggu tahun depan.
Horizon Forbidden West jadi salah satu game yang paling ditunggu tahun depan.

Kabar baiknya, sejumlah game yang ditunggu-tunggu, seperti Horizon Forbidden West, akan dapat dimainkan di konsol baru dan konsol lama, yaitu PlayStation 4 dan Xbox One. Jika digabung, jumlah pengguna PS4 dan Xbox One mencapai lebih dari 200 juta orang. Dan para pemilik PS5 serta Xbox One ini masih aktif untuk bermain dan berbelanja. Semua ini akan mendorong pemasukan industri game konsol pada tahun depan. Hal lain yang akan menaikkan pemasukan industri game konsol adalah keberadaan game free-to-play, yang memiliki sumber pemasukan tetap dari pembelian in-game.

3. Cloud Gaming akan Semakin Populer

Tahun 2020 merupakan tahun penting bagi industri cloud gaming. Di tahun ini, beberapa penyedia layanan cloud gaming — seperti Amazon, Google, Microsoft, dan Tencent — meluncurkan layanan mereka. Tak hanya itu, ada platform gaming yang sudah bisa diakses melalui iOS, seperti Stadia yang memiliki aplikasi berbasis Safari. Sementara itu, Microsoft akan meluncurkan aplikasi xCloud di PC dan iOS pada musim semi tahun depan. Bos Xbox, Phil Spencer juga mengungkap, aplikasi itu akan bisa digunakan di smart TV.

Pada 2020, jumlah pengguna cloud gaming juga terus naik berkat lockdown. Selain itu, sepanjang 2020, semakin banyak developer yang menggunakan cloud gaming untuk mendemonstrasikan game buatannya. Contohnya, Ubisoft yang memamerkan Immortals Fenyx Rising melalui Stadia. Ke depan, tampaknya tren ini masih akan berlanjut.

Berkat semakin populernya cloud gaming, pemasukan industri cloud gaming diperkirakan akan mencapai US$1 miliar untuk pertama kalinya pada tahun 2021. Selain itu, jumlah konsumen yang bisa ditarget oleh para penyedia cloud gaming juga diperkirakan akan naik.

4. Berkembangnya Tren Game Sebagai Tempat Hangout

Game kini juga menjadi tempat virtual bagi para pemain untuk berkumpul. Tren ini sudah muncul sejak lebih dari 10 tahun lalu. Namun, lockdown membuat tren tersebut menjadi semakin populer. Dalam beberapa tahun ke depan, tren ini akan memberikan dampak besar pada industri game.

Seiring dengan perkembangan teknologi, grafik game juga menjadi semakin realistis. Tak hanya itu, dunia game kini juga bisa dijadikan sebagai tempat virtual untuk menggelar berbagai kegiatan, mulai dari konser musik hingga fashion show. Salah satu musisi yang pernah melakukan konser virtual adalah Travis Scott. Konser yang diadakan di Fortnite itu dihadiri oleh 12 juta orang. Sementara videonya di YouTube telah ditonton lebih dari 140 juta kali. Untuk tampil di Fortnite, Scott mendapatkan bayaran sekitar US$20 juta.

Konser virtual Travis Scott di Fortnite.
Konser virtual Travis Scott di Fortnite.

Game tak hanya dimanfaatkan oleh musisi atau selebitas. Faktanya, banyak orang yang menggelar pernikahan, pesta kelulusan, atau bahkan pemakaman virtual di Animal Crossing pada tahun ini. Tren ini akan mendorong non-gamer untuk ikut bermain game, yang akan memudahkan publisher untuk mengakuisisi pemain baru.

5. Industri Game akan Semakin Inklusif

Budaya toxic merupakan salah satu masalah di industri game. Namun, ke depan, para pelaku industri game tampaknya akan semakin serius dalam menangani masalah itu. Belum lama ini, Sony, Nintendo, dan Microsoft mengumumkan kerja sama mereka dalam menghadapi masalah budaya toxic di dunia game. Selain itu, Riot juga menyiapkan langkah untuk meminimalisir pemain toxic di Valorant ketika mereka baru meluncurkan game itu.

Selain itu, pada 2021, para developer juga akan semakin peduli pada penyandang disabilitas. Tahun ini, ada sejumlah game yang dibuat agar ramah pada orang-orang yang memiliki disabilitas, seperti The Last of Us Part 2, Apex Legends, dan Tell Me Why. Pada tahun depan, tren ini akan terus berlanjut.

Sumber: Newzoo

FIFA 21 Versi Console Next-Gen Hadirkan Sederet Upgrade yang Sangat Menarik

Industri game saat ini sedang berada dalam masa transisi. Kehadiran PlayStation 5 dan Xbox Series X menuntut sejumlah developer untuk memikirkan bagaimana cara untuk memaksimalkan kapabilitas masing-masing console next-gen, sehingga pada akhirnya mereka dapat menyajikan pengalaman bermain yang lebih baik lagi.

Berkat dukungan backwards compatibility yang ditawarkan masing-masing console, developer sebenarnya tidak perlu melakukan apa-apa agar permainannya dapat dinikmati di PS5 maupun Xbox Series X. Di saat yang sama, mereka juga punya opsi untuk memperbarui game-nya agar bisa lebih impresif lagi ketika dimainkan di console next-gen.

FIFA 21 adalah salah satu contoh dari opsi yang kedua ini. Game tersebut memang sudah tersedia di PS4, Xbox One maupun PC, dan secara keseluruhan sudah terkesan fresh dari segi desain maupun gameplay. Pun begitu, versi next-gen FIFA 21 yang dijadwalkan hadir pada tanggal 4 Desember mendatang menjanjikan penyempurnaan yang lebih banyak lagi.

FIFA 21 next-gen

Kita mulai dari yang paling simpel, yakni perkara waktu loading. Di PS5 dan Xbox Series X, waktu loading FIFA 21 jelas akan berlangsung jauh lebih singkat berkat penggunaan SSD NVMe pada masing-masing console. Kalau menurut EA sendiri, dari menu utama ke pertandingan hanya butuh beberapa detik saja.

Selanjutnya adalah perihal visual atau grafis. Selain bisa berjalan pada resolusi 4K 60 fps, FIFA 21 versi next-gen juga mampu menyajikan tekstur yang lebih realistis – termasuk halnya pada pemain – berkat penerapan teknik deferred rendering dan runtime lighting. Berdasarkan laporan Eurogamer yang melihat langsung demonstrasinya, kita bahkan bisa melihat secara jelas setiap helai rambut pada sejumlah pemain top.

Sebagian dari upgrade visual ini memang tidak akan terlalu kelihatan selama pertandingan berlangsung, tapi sangat kentara ketika replay diputar. Contoh spesifik lainnya adalah bagaimana otot kaki Paul Pogba tampak jauh lebih realistis pada FIFA 21 versi next-gen ketimbang current-gen.

Animasi juga mendapat perhatian ekstra pada FIFA 21 versi next-gen. EA bilang bahwa mereka telah menambahkan sejumlah animasi pada pemain saat sedang tidak membawa bola. Beberapa contohnya mencakup animasi membenarkan posisi ban kapten, mengepaskan pelindung lutut, maupun animasi menunjuk ke suatu titik seakan memberi sinyal ke kawannya untuk mengoper bola.

Menariknya, penyempurnaan animasi ini terkadang juga bisa berdampak pada kemulusan gameplay. Satu contoh adalah animasi saat pemain menerima umpan lambung menggunakan dadanya, yang terasa lebih responsif di FIFA 21 versi next-gen karena bolanya bersentuhan dengan sang pemain lebih banyak dari biasanya.

Aspek-aspek sinematik pada FIFA 21 versi next-gen juga dibuat lebih dramatis, baik dari segi visual maupun audio. Contoh yang paling mudah adalah ketika gol terjadi di menit-menit terakhir, di mana ekspresi tim pemenang terlihat lebih gereget dan terkadang manajernya bisa lompat masuk ke lapangan, tidak ketinggalan juga komentator yang terdengar lebih bersemangat.

PC tidak kebagian upgrade next-gen

FIFA 21 next-gen

Kalau kita akumulasikan penyempurnaan-penyempurnaan tadi, FIFA 21 semestinya bakal terkesan jauh lebih fresh lagi di console next-gen. Saya juga belum menyinggung soal fitur yang spesifik untuk tiap console, seperti misalnya di PS5, di mana tombol trigger pada controller DualSense bakal terasa semakin berat seiring menurunnya stamina pemain.

Satu hal yang mungkin bakal sangat disayangkan oleh penggemar FIFA 21 adalah absennya fitur cross-gen play, yang berarti pemain FIFA 21 di PS5 hanya dapat berjumpa dengan pemain lain yang juga menggunakan PS5, dan pemain PS4 juga hanya bisa bertanding bersama atau melawan pemain PS4 lainnya.

Juga mungkin bakal terdengar mengecewakan adalah keputusan EA untuk tidak menghadirkan sederet upgrade next-gen ini ke FIFA 21 versi PC, dengan alasan supaya tuntutan spesifikasi minimumnya tidak jadi ketinggian. Dengan kata lain, cara terbaik untuk menikmati FIFA 21 nantinya hanyalah dengan membeli PS5 atau Xbox Series X.

Kabar baiknya, EA tidak menarik biaya tambahan apabila Anda sudah terlanjur membeli FIFA 21 di platform current-gen. Jadi kalau Anda sudah punya FIFA 21 di PS4, versi next-gen-nya nanti dapat langsung Anda mainkan begitu kiriman PS5 Anda datang pada tanggal 22 Januari 2021. Hal ini juga berarti Anda tidak perlu menunda membeli FIFA 21 di platform current-gen selagi masih menunggu kedatangan console next-gen.

Juga melegakan adalah fakta bahwa progres yang sudah kita catatkan pada mode VOLTA maupun FUT bisa ditransfer ke FIFA 21 versi next-gen, sehingga Anda tidak perlu lagi menguji keberuntungan Anda kembali di PS5 nanti.

Sumber: Eurogamer.

Headset Wireless Razer Kaira Pro Diciptakan untuk Xbox Sekaligus Perangkat Mobile

Menjelang kedatangan console next-gen tidak lama lagi, produsen periferal seperti Razer langsung tanggap merilis sejumlah produk baru. Kali ini, mereka memperkenalkan dua headset gaming wireless baru yang didedikasikan buat para konsumen Xbox Series X dan Series S, yaitu Razer Kaira dan Razer Kaira Pro.

Kedua headset ini tentu saja mengandalkan konektivitas Xbox Wireless sehingga dapat disambungkan ke console Xbox secara nirkabel tanpa bantuan dongle, atau ke PC dengan bantuan dongle Xbox Wireless Adapter. Namun khusus untuk Kaira Pro, tersedia pula opsi untuk menghubungkannya ke berbagai perangkat via Bluetooth 5.0.

Juga unik buat Kaira Pro adalah, mikrofonnya dapat dilepas-pasang, dan ketika dilepas, ada mikrofon internal yang mengambil alih secara otomatis sehingga ia dapat berfungsi layaknya headphone Bluetooth pada umumnya.

Belakangan ini memang semakin banyak headset gaming yang turut menawarkan konektivitas Bluetooth. Idenya adalah, konsumen hanya memerlukan satu headset saja untuk menemani sesi gaming sekaligus rutinitasnya yang lain (kecuali mungkin saat berolahraga), dan Kaira Pro sejatinya merupakan jawaban Razer terhadap tren tersebut.

Dalam sekali pengisian, baterai milik Kaira Pro diyakini mampu bertahan hingga 15 jam, atau sampai 20 jam kalau pencahayaan RGB-nya dimatikan. Kaira di sisi lain tidak punya lampu warna-warni sama sekali.

Di luar konektivitas, mikrofon dan pencahayaan RGB, Kaira dan Kaira Pro ibarat pinang dibelah dua. Keduanya sama-sama mengemas rangka berbahan stainless steel dan dilengkapi sederet tombol pengoperasian di earcup sebelah kiri sekaligus kanannya. Masing-masing earcup-nya yang dapat berputar juga dibekali bantalan memory foam yang dilapisi kain breathable demi mencegah telinga kepanasan meski perangkat dipakai cukup lama.

Terkait kualitas suaranya, Kaira dan Kaira Pro mengunggulkan driver TriForce Titanium berdiameter 50 mm yang sama persis seperti milik Razer BlackShark V2. Satu hal yang mungkin agak disayangkan adalah absennya active noise cancellation (ANC), termasuk pada Kaira Pro, meskipun ia sebenarnya cukup ideal untuk konteks mobile.

Di Amerika Serikat, Razer Kaira dan Kaira Pro saat ini sudah dipasarkan masing-masing dengan harga $100 dan $150.

Sumber: Razer.