Terkait Rumor PlayStation 4.5, Microsoft: Tak Ada Xbox ‘1.5’

Setelah berita dari Kotaku, laporan Digital Foundry dan Wall Street Journal kembali menguatkan rumor soal keberadaan PlayStation 4.5, sebuah console yang kabarnya diramu untuk menangani VR dan 4K. Sony memang sama sekali belum berkomentar, tapi perhatian mulai tertuju pada Microsoft: jika kabar itu benar, apa langkah sang pencipta Xbox sebagai rival utamanya?

Selepas acara Build 2016 di San Francisco yang dilangsungkan Microsoft minggu lalu, beberapa jurnalis berkesempatan mewawancarai Phil Spencer selaku head of Xbox. Mereka mencoba menggali informasi lebih lanjut mengenai HoloLens serta mencari tahu apa respons Microsoft terkait rumor PlayStation ‘4.5’. Apakah Microsoft akan mengikuti langkah Sony dan mencoba menyainginya dengan meramu Xbox 1.5?

Spencer mengekspresikan keraguannya. Sang bos Xbox itu bilang, ia ‘bukanlah penggemar angka satu setengah’. Ia berkata, “Jika saya melangkah ke depan, saya ingin bergerak secara besar-besaran.”

Meski demikian, Spencer turut menyampaikan bahwa ia sama sekali tidak tahu-menahu soal rumor yang sedang beredar tersebut. Jika benar, Spencer memahami motivasi di belakang strategi itu dan alasan mengapa Sony melakukannya. Bagi Microsoft, Xbox One masih sangat sukses. Penjualannya signifikan, console dapat diandalkan, dan layanannya terus berjalan. Jika mereka harus melangkah maju, Spencer ingin timnya memberikan suatu perubahan besar.

Menariknya lagi, Microsoft juga terlihat tidak terlalu heboh dengan virtual reality. Berdasarkan laporan narasumber anonim, VR merupakan salah satu aspek yang mendorong Sony meramu PS4.5. Raksasa gaming asal Jepang itu rencananya akan meluncurkan PlayStation VR di bulan Oktober 2016, dan sampai saat ini Microsoft belum mengumumkan perangkat baru buat menandinginya. Mereka hanya punya headset HoloLens.

Walaupun sempat didemonstrasikan untuk menjalan beberapa game seperti Fragments, Young Conker serta Minecraft versi mixed-reality, buat sekarang HoloLens belum dianggap sebagai platform hiburan sejati. Permainan-permainan ‘demo’ itu memang dibundel dalam development kit, tapi Anda perlu memerlukan dana sebesar US$ 3.000 buat memiliki satu unit HoloLens.

“Sebagai platform game – takaran idealnya adalah harga beberapa ratus dolar. Kisaran inilah yang bisa diterima oleh konsumen, tidak dimulai dari angka US$ 3.000,” tutur Spencer. “[HoloLens] ialah sebuah teknologi awal. Augmented reality dan hologram akan menjadi platform permainan, namun saat ini masih terlalu dini. Saya tidak akan mencoba menggembar-gemborkannya dan bilang bahwa semua orang sebaiknya memainkan game-game HoloLens.

Sumber: Venture Beat.

Game Fable Legends Dibatalkan, Lionhead Studios Juga Ditutup?

Diungkap hampir tiga tahun lalu lewat trailer yang dinarasikan oleh aktor Michael Gambon, Fable Legends merupakan permainan role-playing penerus franchise populer Microsoft, mengambil latar belakang ratusan tahun sebelum trilogi dimulai. Game dijadwalkan untuk dirilis tahun ini, diawali dengan open beta. Tapi tampaknya Fable Legends tak akan pernah sampai ke tangan kita.

Lewat Xbox Wire, general manager Microsoft Studios Europe Hanno Lemke mengumumkan rencana penghentian pengembangan permainan Fable Legends, dan sedang berdiskusi dengan para staf mengenai penutupan Lionhead Studios. Tak hanya itu, sang publisher juga segera menutup Press Play Studios asal Denmark dan proyek yang sedang digarap, Knoxville. Microsoft bilang, mereka tidak menganggap enteng keputusan ini.

Lemke menyampaikan, hal tersebut bukan disebabkan oleh performa tim developer. Microsoft mengucapkan apresiasinya pada kreativitas, bakat dan kesungguhan tiap talenta di sana. Perubahan itu ialah pilihan Microsoft Studios untuk ‘memfokuskan investasi dan pengembangan pada permainan-permainan serta franchise yang paling populer dan dinanti’. Lionhead adalah pencipta seri Fable, sedangkan Press Play ialah developer dari Kalimba dan Max & the Magic Maker.

“Saya berbicara selaku perwakilan Xbox dan terlepas dari kabar ini, kami akan terus berkomitmen untuk memajukan komunitas di Inggris Raya dan Eropa,” ujar Lemke secara tertulis. “Xbox selalu mendukung IP-IP baru serta orisinalitas dalam game di platform kami, apakah itu blockbuster AAA semisal Quantum Break, franchise baru seperti Sea of Thives dari Rare, atau kreasi unik dari pengembang independen contohnya Ori [and the Blind Forest].”

Mengakhiri pengumuman itu, Hanno Lemke mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada anggota Lionhead dan Press Play atas kontribusi mereka terhadap Xbox dan gaming. Microsoft berjanji untuk ‘bekerja erat dengan mereka yang terpengaruh ketetapan tersebut buat menemukan kesempatan baru di Xbox, atau bermitra bersama developer demi membantu staf mendapatkan pekerjaan lain di industri game.’

Bagi gamer yang sudah mengeluarkan uang di sesi beta Fable Legends, Lionhead akan mengembalikannya secara penuh. Studio tidak lagi menerima pemain baru, lalu in-game bank segera dinonaktifkan. Masa uji coba ini sendiri berlangsung sampai hari Rabu tanggal 13 April 2016.

Tadinya, Fable Legends akan menjadi permainan free-to-play pertama Lionhead, mengombinasikan MOBA dan strategi tower defense yang juga didukung fitur cross-platform antara PC dan Xbox One. Sebelum pengembangannya dihentikan, peluncurannya ditunda dari 2015 ke 2016.

Sumber tambahan: FableLegends.com.

Microsoft Memiliki Rencana Untuk Meleburkan Xbox One Dengan PC

Beberapa tahun memasuki era console ke-8, Microsoft terlihat mengambil langkah berbeda. Kini banyak judul-judul eksklusif Xbox mulai mereka sajikan di platform PC, dan belum lama kita tahu CEO Satya Nadella mengonfirmasi kedatangan Universal Windows Applications di Xbox One. Ternyata upaya raksasa asal Redmond itu lebih serius dari perkiraan banyak orang.

Dalam acara pers minggu lalu di San Franchisco, head of Xbox Phil Spencer menyampaikan bahwa Universal Windows Platform akan menjadi fokus strategi gaming mereka selanjutnya. Singkatnya, UWP adalah wadah pengembangan konten, memungkinkan aplikasi berjalan di PC, console dan perangkat bergerak. Artinya Microsoft mencoba meleburkan software di PC berbasis Windows dan Xbox. Ke depan, Anda tidak memerlukan console untuk memainkan game-game Xbox terbaru.

Dengan memindahkan model pengembangan ke Universal Windows Platform, aplikasi dapat dioperasikan di sistem yang kompatibel. Hal ini secara drastis mengubah ekosistem console. Sebelumnya, konsumen terdorong membeli console supaya mereka bisa menikmati sejumlah permainan eksklusif. Arahan baru tersebut bukan hanya berpeluang mendongkrak penjualan PC, namun berpotensi mengakhiri sejarah console game tradisional.

Dalam pernyataannya, Spencer mengakui kelemahan terbesar console. Sisi hardware serta software dari platform khusus gaming ini terkunci sejak awal, meminta gamer tetap setia hingga ia tutup usia sementara ekosistem menjadi semakin baik. Kemudian user akan menunggu sistem generasi selanjutnya. Tapi jika perkembangan berjalan sesuai visi Spencer, console akan kian menyerupai PC.

Di skenario tersebut, tidak ada ‘Xbox Two’ karena Xbox One tidak akan ketinggalan zaman. Platform software terpisah dari hardware, sehingga console bisa diperbarui dari waktu-kewaktu, misalnya membubuhkan prosesor maupun kartu grafis. Backward compatibility menjadi makin umum, hardware baru tetap sanggup menjalankan permainan-permainan lawas.

Kemudian karena produsen bisa lebih memfokuskan upaya pada inovasi hardware, maka gamer juga akan mendapatkan banyak terobosan-terobosan baru di console dibanding sebelumnya. Spencer menjelaskan, “Hal tersebut mirip yang kita sering lihat di PC, di mana saya masih dapat menikmati game-game Quake dan Doom lawas, tapi tetap bisa memainkan judul terkini di resolusi 4K.”

Sangat menarik, namun strategi tim Xbox memunculkan banyak pertanyaan, contohnya: Bagaimana upgrade sistem diimplementasikan? Bolehkah kita meng-upgrade-nya sendiri? Lalu bagaimana cara Microsoft menentukan harga sistem yang sudah mempunyai komponen baru? Dan lain sebagainya…

Via CNET. Sumber: The Guardian & Forbes.

Akan Dapatkan Windows 10 Universal Apps, Xbox One Semakin Mirip PC

Tidak salah jika Microsoft menyebut New Xbox One Experience sebagai update terbesar di sepanjang sejarah console. Pembaruan membawa fitur-fitur unik pada platform Microsoft itu, beberapa contohnya ialah backward compatibility sehingga user bisa menikmati game Xbox 360, serta terbukanya kemungkinan bagi Xbox One buat mengoperasikan app Windows.

Kemampuan tersebut memang merupakan kabar gembira bagi para pemilik console, dan tampaknya Microsoft juga serius dalam proses implementasinya. Setelah Cortana sempat dimunculkan di Xbox One, chief executive officer Satya Nadella membenarkan bahwa sebentar lagi Windows 10 Universal Apps akan mendarat di platform gaming itu, bersumber pada laporan Windows Central. Lewat langkah ini, Xbox One semakin mirip dengan PC.

Konfirmasi tersebut diucapkan sang CEO di depan ribuan developer di Madrid dotNet Conference. Sayangnya ia belum memberikan penjelasan lebih rinci – mengenai kapan atau aplikasi apa saja yang tersedia. Lalu, apakah artinya console current-gen Microsoft itu akan mendapatkan versi penuh dari Windows 10 Store atau kontennya disaring terlebih dulu?

Tentu kehadiran Windows 10 Universal Apps tak hanya menjadi berita menyenangkan untuk gamer. Developer independen juga bisa berkreasi lebih leluasa, karena sejauh ini mereka tidak bisa menghidangkan karya-karya tersebut ke Xbox One. Selain aplikasi-aplikasi third-party favorit, terbuka pula kesempatan bagi user buat mengakses Office Mobile serta software olah data ringan lain berbekal console.

Melengkapi informasi ini, belum lama Phil Spencer selaku head of Xbox menyampaikan bahwa dukungan keyboard dan mouse akan tiba di Xbox One, berdasarkan jawabannya atas pertanyaan seorang penggemar di Twitter. Permintaan kompatibilitas periferal kontrol ala PC tersebut belakangan meningkat mendekati peluncuran game-game cross-platform semisal Fable Legends serta permainan RTS Halo Wars 2.

Xbox One dapat membaca keyboard USB begitu Anda menyambungkannya dan dapat dipakai untuk memasukkan teks. Namun buat sekarang, mouse dan keyboard belum bisa dimanfaatkan di dalam permainan. Menerapkan update agar periferal PC dapat menjadi alternatif Xbox One controller sebetulnya sederhana, tapi sebelumnya Microsoft perlu menyeimbangkan sistem supaya gamer ber-gamepad tidak tersingkir, terutama dimultiplayer.

Setelah backward compatibility, dukungan Windows 10 Universal Apps pada sistem akan sangat membantu Xbox One dalam berkompetisi dengan rival terbesarnya, PlayStation 4. Dari data finansial terkini, console game Sony itu terjual sebanyak 37,7 juta unit lebih.

Via GameSpot.

Tak Lagi ‘Eksklusif’, Quantum Break Akan Dirilis di Xbox One dan Juga PC

Setelah Rise of the Tomb Raider, ada satu lagi game Microsoft yang akan kehilangan status ‘eksklusifnya’. Kabar berawal dari info di website rating Brazil pada bulan Januari silam, menyebutkan bahkan permainan Xbox One berjudul Quantum Break juga dijadwalkan untuk meluncur di PC. Ternyata informasi tersebut benar adanya, berdasarkan konfirmasi tim Xbox sendiri.

Microsoft mengumumkan bahwa Quantum Break dijadwalkan untuk meluncur di console Xbox One dan Windows PC pada tanggal 5 April 2016. Diperkenalkan tiga tahun silam, Quantum Break diramu oleh para pencipta Max Payne dan Alan Wake, dinahkodai creative director Sam Lake. Penantian yang cukup lama ditambah premis menjanjikan dari karya digital anyar Remedy Entertainment ini membuatnya sangat diantisipasi gamer.

Quantum Break memiliki ciri khas game Remedy sebelumnya. Ia adalah permainan action berperspektif orang ketiga, menyuguhkan elemen gameplay unik di dalamnya. Anda bermain sebagai Jack Joyce (diperankan oleh Shawn Ashmore), seorang pemuda yang dapat menghentikan waktu. Kemampuan itu bisa membantunya mengalahkan atau melarikan diri dari lawan.

Quantum Break PC & Xbox One 01

Permainan mengambil latar belakang sebuah kampus fiksi di Amerika Serikat, Riverport University. Di sana, sebuah eksperimen ilmuwan untuk manipulasi waktu berjalan tidak semestinya. Insiden itu menyebabkan alur waktu jadi berantakan, serta memberi efek berbeda pada dua tokoh utama: Joyce bisa menghentikan waktu, sedangkan karakter antagonis Paul Serene (Aidan Gillen) dapat melihat masa depan dan menghadirkannya ke masa kini.

Mekanisme manipulasi waktu ini tidak cuma diimplementasikan ke sistem pertempuran, tapi juga diterapkan pada penyajian puzzle. Waktu yang rusak menyebabkan objek-objek terjebak di siklus putaran dan jadi sangat berbahaya.

Permainan terbagi dalam beberapa segmen, dan di sana Remedy membubuhkan satu lagi formula unik: live-action in-game show, tersuguh saat Anda menyelesaikan satu bagian. Ketika game mengisahkan petualangan Joyce, live-action diramu agar pemain memahami motivasi para tokoh jahat.

Quantum Break PC & Xbox One 02

Bersamaan dengan informasi tanggal peluncuran Quantum Break, Microsoft juga membuka gerbang pre-order dan sudah menyiapkan penawaran menarik. Bagi mereka yang membeli Quantum Break di Xbox One, Remedy membagi-bagikan game Alan Wake beserta add-on American Nightmare secara gratis, tersedia melalui fitur backward compatibility.

Kemudian jika melakukan pre-order versi Xbox One, Anda berhak memperoleh versi PC-nya tanpa perlu mengeluarkan uang sepeserpun.

Siapkah PC Anda menangani Quantum Break? Ini dia daftar kebutuhan hardware-nya. Pastikan saja sistem Anda beroperasi di Windows 10.

Sumber: Xbox Wire & QuantumBreak.com.

The Witcher 2: Assassins of Kings Bisa Dinikmati Gratis Oleh Pemilik Xbox One

Berbeda dari The Witcher 3, setidaknya ada dua faktor yang menghalangi The Witcher 2: Assassins of Kings mendominasi penghargaan Game of the Year 2011. Pertama, game indie (saat itu) tersebut dijegal The Elder Scrolls V: Skyrim. Kemudian di awal peluncurannya, The Witcher 2 hanya tersedia untuk PC hingga CD Projekt Red melepasnya sembilan bulan kemudian di Xbox 360.

Jika Anda sangat menikmati Wild Hunt dan kebetulan belum sempat memainkan Assassins of Kings, sekarang adalah saat yang tepat. Permainan kedua di trilogi fantasi ciptaan penulis Andrzej Sapkowski itu bisa dimiliki secara gratis khusus gamer Xbox One. Bukan berarti The Witcher 2 dirilis tiba-tiba di console current-gen Microsoft. Kehadirannya di sana merupakan kontribusi dari fitur backward compatibility.

Tentu saja Anda ditawarkan versi ‘definitif’, diberi titel Enhanced Edition oleh sang developer, dengan jumlah konten tambahan gratis sebesar 10GB – berisi berjam-jam petualangan baru, mode arena, mode tutorial, serta 36 menit video sinematik ciptaan studio spesialis animasi CGI, Platige Image. Kedermawanan CD Projekt membuahkan hasil memuaskan, versi PC dan Xbox 360 The Witcher 2 mendapatkan respons yang sangat positif.

Berdasarkan laporan The Verge, penawaran spesial ini hanya bisa dinikmati konsumen di Amerika, Kanada, Perancis, Jerman dan Inggris. Namun dari update di Xbox Wire, The Witcher 2: Assassins of Kings dapat diakses semua region kecuali Jepang via Xbox Marketplace. Program telah dimulai sejak tanggal 21 Januari kemarin dan akan berakhir 5 Februari nanti (pukul 00:00 UTC).

Selain The Witcher 2, tim Xbox juga mengumumkan update list backward compatibility, meliputi:

  • Sam & Max Save the World
  • Aegis Wing
  • Counter-Strike: GO
  • Age of Booty
  • Space Giraffe
  • Soulcalibur
  • Skullgirls
  • Jeremy McGrath’s Offroad
  • Small Arms

“Selain menambah judul-judul baru ke daftar backward compatibility, kami juga akan mulai meluncurkan game begitu rampung, bukan lagi menyajikannya per bulan.” ujar Larry ‘Major Nelson’ Hyrb lewat situs resminya. “Artinya Anda tidak lagi harus menunggu, karena kami segera melepas permainan ketika mereka siap; atau tepatnya saat mereka sudah memperoleh persetujuan dari publisher dan tim teknisi.”

Anda bisa melihat daftar lengkap permainan backward compatibility Xbox One di sini. Dan Anda dapat membantu memperluas koleksi game-nya melalui voting di Xbox Uservoice.

Gambar: Steam.

Akan Ditandingkan di X Games Aspen, Halo 5 Dianggap Sebagai ‘Olahraga Ekstrem’

Dengan mulai beralihnya perhatian organisasi olahraga internasional ke esport, ranah ini menjadi semakin mainstream. Kita tahu Activison mengakuisisi MLG demi membangun ‘ESPN-nya esport‘. Sayang mereka didahului oleh ESPN sendiri, yang kurang lebih minggu lalu meluncurkan portal video gaming profesional; sejauh ini fokus ke LoL, Dota 2 dan Hearthstone.

Pertanyaan berikutnya tentang ESPN Esports adalah, permainan apa yang akan jadi perhatian mereka selanjutnya? ESPN Esports memang membahas turnamen StarCraft II, Heroes of the Storm dan Smash Bros. Namun ada satu lagi kabar besar dari pengelola channel spesialis olahraga itu. Mereka mengumumkan agenda untuk menyelenggarakan Halo World Championship Tour: X Games Aspen Invitational, mempertandingkan Halo 5: Guardians.

X Games ialah event tahunan yang menitikberatkan jenis-jenis kompetisi ekstrem: skateboarding, motocross, ski, BMX dan lain-lain. Artinya, kita boleh bilang bahwa Halo 5 masuk dalam kategori ‘olahraga berbahaya’. Acara merupakan kerjasama antara ESPN X Games dengan Xbox, dan delapan tim sudah dikonfirmasi – enam berasal dari Amerika Utara sedangkan dua lagi adalah tim internasional. Daftarnya sebagai berikut:

  • Epsilon eSports (Inggris)
  • PENTA Sports (Jerman)
  • Team Allegiance
  • CLG
  • Evil Geniuses
  • Leftovers
  • Dream Team
  • Team Liquid

Kedelapan tim akan mengadu kemampuan mereka demi memperebutkan medali dan uang sebesar US$ 30.000. Halo World Championship Tour mengusung sistem bracket eliminasi, langsung dilaksanakan di X Games Aspen Invitational. Turnamen diliput dan ditayangkan oleh ESPN, layaknya olahraga biasa.

“[Video] gaming memainkan peranan penting dalam budaya kaum muda,” kata Tim Reed dari ESPN via Digital Trends. “Halo World Championship Tour: X Games Aspen Invitational melengkapi kompetisi olahraga action kelas dunia dan elemen musik dalam X Games.”

Halo 5 X Games Aspen 02

Perlu Anda ketahui, Halo World Championship Tour: X Games Aspen Invitational merupakan acara terpisah dari Halo World Championship (final jatuh pada bulan Maret 2016 nanti). Delapan tim di atas memang akan berpartisipasi di Halo World Championship, tetapi kemenangan (atau kekalahan) di X Games Aspen tidak mempengaruhi poin ataupun posisi.

Halo World Championship Tour akan diadakan selama tiga hari dari tanggal 28 sampai 31 Januari 2016. Acara berlokasi di The Gaming Shack, di X Games Aspen.

Ingin menyaksikannya tapi tidak sempat berkunjung ke sana? Tak usah khawatir, event dapat disaksikan secara live-streaming melalui Watch ESPN, Twitch, dan MLG TV.

Sumber: Xbox Wire & ESPN.

Microsoft Update Daftar Game di Fitur Backward Compatibility Xbox One

Disajikan melalui update New Xbox One Experience bulan November lalu, kapabilitas backward compatibility di console anyar Microsoft direspons dengan sangat positif oleh khalayak. Semenjak tersedia, gamer menghabiskan lebih dari sembilan juta jam menikmati permainan Xbox 360 di Xbox One. Dan sesuai janji sang produsen, mereka terus memperbanyak jumlahnya.

Pada tanggal 17 Desember silam, Microsoft mengabarkan bahwa perbendaharaan game backward compatibility Xbox One telah di-update. Sebelumnya ada lebih dari 100 judul sudah dikonfirmasi, namun pengumuman ini terbilang spesial karena bersamanya, Microsoft membawa sejumlah game andalan Xbox 360 ke platform new-gen. Microsoft juga mengingatkan kita untuk mengecek daftar lengkapnya, siapa tahu Anda melewatkan permainan yang dinanti-nanti.

Terdapat 16 judul lagi yang masuk dalam list, mereka adalah:

  • Braid
  • Deus Ex: Human Revolution
  • Doritos Crash Course
  • Fable III
  • Halo: Reach
  • Hydro Thunder
  • Iron Brigade
  • Kane & Lynch 2
  • Motocross Madness
  • MS.PAC-MAN
  • Peggle
  • Portal: Still Alive
  • Spelunky
  • Splosion Man
  • Ticket to Ride
  • Zuma’s Revenge!

Kemunculan Halo: Reach memang disengaja. Halo 5: Guardians belum lama dirilis lalu babak kualifikasi live turnamen Halo World Championship segera dimulai tanggal 19 Desember besok sampai akhir Januari 2016. Fans yang ingin mendalami jagat Halo lebih dalam pasti sangat mengapresiasinya. Permainan-permainan lain yang menarik meliputi Braid, Deus Ex: Human Revolution, Fable III, Portal, dan Spelunky.

Bagi gamer Xbox One yang berniat membeli Deux Ex: Mankind Divided, Human Revolution sangat pas buat mengisi waktu hingga sekuelnya dilepas. Kemudian khusus para penggemar permainan puzzle dan platformer; Portal, Braid dan Spelunky harus dicoba (Braid ialah salah satu permainan indie terbaik di Xbox 360).

Microsoft turut menyingkap beberapa game backward compatibility Xbox One terpopuler berdasarkan jumlah pemain, yaitu: Fallout 3 (kemungkinan besar karena Fallout 4 juga baru diluncurkan), Gears of War 3, Just Cause 2, Assassin’s Creed II dan DiRT 3. Jika menginginkan judul spesifik hadir di daftar itu, Anda dipersilakan melakukan voting di Xbox User Voice.

“Ini hanyalah permulaan,” kata tim Xbox. “Kami akan terus bekerja dengan para rekan publisher untuk memperluas koleksi backward compatibility. Kami akan menambahkan jumlahnya secara berkala, jadi jangan lupa kembali mengunjungi Xbox Wire buat memperoleh informasi terkini mengenai game-game Xbox 360 apa saja yang dapat dimainkan di Xbox One.”

Sumber: Xbox Wire.

[Rumor] PlayStation ‘5’ dan Xbox ‘Two’ Hadir Lebih Cepat Dari Dugaan Kita?

Masalah terbesar yang ada pada penyajian hardware home console adalah ketiadaan fitur upgrade. Dengan begitu cepatnya laju perkembangan teknologi grafis seperti sekarang, kekurangan ini akan selalu menghantui platform current-gen. Jika generasi terdahulu saja hanya mampu bertahan 6-8 tahun, siklus hidup PlayStation 4 dan Xbox One diprediksi lebih singkat lagi.

Berkenaan dengannya, Christopher Morris dari Value Walk percaya bahwa penerus PS4 dan Xbox One diperkirakan meluncur lebih cepat dari dugaan kita. Selain perhitungan kasar di atas, teknologi console diprediksi akan ketinggalan zaman di tahun 2020, ‘memaksa’ baik Sony dan Microsoft buat melakukan pengumuman hardware baru lebih dini sebelum waktu itu tiba. Dan petunjuk kuat berikutnya datang dari sang penyedia chip sendiri.

Setelah sukses menopang platform game current-gen dengan system-on-chip ber-mikroarsitektur Jaguar, AMD belum lama mengungkap agenda untuk merilis APU (accelerated processing unit) anyar yang sanggup menyuguhkan performa lima kali lebih tinggi dibanding varian saat ini. Rencananya, proses penyediaan akan dilaksanakan pada tahun 2018 ke para produsen console – menjadi aspek esensial dari PlayStation ‘5’ dan Xbox ‘Two’.

Tentu saja tidak ada jaminan bagi Sony dan Micrsoft untuk kembali menggandeng AMD, namun kenaikan kinerja lima kali sangatlah menggoda. WCCF Tech juga menjelaskan bagaimana virtual reality merupakan fokus AMD selanjutnya, apalagi dengan pengembangan LiquidVR yang diintegrasikan bersama API Mantle. Seandainya proses pengerjaan berjalan lancar, arsitektur Graphics Core Next bisa mentenagai headset VR di 2018, memastikan APU AMD jadi pilihan terbaik bagi pencipta console.

Dari perhitungan kasar, kita butuh sekitar tiga kali kekuatan hardware PlayStation 4 (dan lebih buat Xbox One) untuk menopang Oculus Rift secara optimal di resolusi 2160×1200 90fps. Selain VR yang kian mantap, tidak salah jika kita berharap resolusi 4K akhirnya menjadi standard platform next-gen. Dahulu sempat ada teori yang menyatakan bahwa Xbox One dan PlayStation 4 sanggup membawa pengguna ke sana, namun prakteknya ternyata bertolak belakang.

Lewat chip baru AMD, backward compatibility akan lebih mudah disajikan. Karena console game modern telah pindah ke arsitektur x86, dan kemungkinan besar tetap mengusungnya, hal tersebut memastikan permainan-permainan PS4 dan Xbox One tetap dapat dinikmati di platform anyar.

Satu lagi: Sony dikabarkan sempat membuka lowongan pekerjaan di Sony Computer Entertainment of America, dan banyak orang berasumsi ini ada kaitannya dengan pengembangan PlayStation 5.

Bulan Depan, Update New Xbox One Experience Bawa Fitur Backward Compatibility

Di kancah persaingan console, Microsoft akhirnya berhasil menyalip Sony dengan fitur backward compatibility Xbox One yang diungkap di E3 2015. Fungsinya sederhana, memungkinkan gamer menikmati permainan Xbox 360 di platform anyar, berpotensi merevolusi ekosistem gaming di Xbox. Tak lama setelah diumumkan, peserta program Xbox Preview dapat menjajalnya. Continue reading Bulan Depan, Update New Xbox One Experience Bawa Fitur Backward Compatibility