Isu Penjualan Saham Operator Telekomunikasi dan OTT di Indonesia

Bulan ini setidaknya ada dua informasi, atau juga boleh dibilang gosip, mengenai rencana dijualnya dua perusahaan telekomunikasi Indonesia. Yang pertama adalah XL milik Axiata dan Indosat milik Ooredoo. Kedua perusahaan tersebut dikabarkan akan dilepas karena pasar Indonesia yang sudah tak lagi menguntungkan. Saham XL Axiata rontok akibat berhembusnya kabar akan dilepasnya XL oleh Axiata, sementara Ooredoo langsung segera membantah isu ini dan menegaskan Indosat masih menjadi salah satu bisnis Ooredoo yang menjanjikan.

Kabar ingin dilepasnya XL oleh Axiata langsung disambut dengan spekulasi masuknya Grup Djarum sebagai salah satu kandidat kuat yang selanjutnya menjadi tempat berlabuh XL. Spekulasi ini langsung menghiasi banyak pemberitaan selepas rumor akan dilepasnya XL.

Sedikit berbeda dengan XL Axiata, kabar Indosat yang rencananya akan dilepas Ooredoo langsung direspon dengan cepat. Dikabarkan melalui laman resmi perusahaan Ooredoo langsung tegas membantah tidak akan menjual Indosat karena menurut mereka Indosat masih menjadi bagian strategis dalam rencana bisnis yang telah disiapkan Ooredoo.

“Ooredoo dengan ini mengkonfirmasi bahwa tidak ada niat untuk menjual kepemilikan bisnisnya,” tulis pihak Ooredoo.

Awan mendung di dunia telekomunikasi?

Yang menarik perhatian adalah apakah ini tanda-tanda awan mendung sedang menggelayuti industri telekomunikasi tanah air? Jika ditarik sedikit ke belakang sebelum isu tarif interkoneksi dan network sharing yang menjadi perbincangan di industri tanah air isu OTT (Over The Top) menjadi isu yang sangat populer. Kala itu para operator telekomunikasi menilai hadirnya OTT asing secara bebas di Indonesia tidak memberikan keuntungan bagi pihak operator. Operator banyak yang mengeluh karena mereka yang membangun infrastruktur tapi OTT yang menikmati hasilnya.

OTT memang sekarang memiliki banyak pilihan layanan, termasuk beberapa layanan yang disediakan operator telekomunikasi seperti berkirim pesan atau melakukan panggilan. Salah satu yang dikhawatirkan juga mengenai Project Loon milik Google dan juga Facebook yang terus berinovasi yang bukan tidak mungkin nantinya masuk ke bisnis operator. Sebuah peringatan bagi operator telekomunikasi.

Sebenarnya para operator di Indonesia tidak tinggal diam menyikapi dominasi OTT asing di Indonesia. Banyak dari mereka mulai mendirikan, berinvestasi, atau menjadi inkubator yang diharapkan bisa melahirkan OTT lokal yang berkualitas dan juga banyak diminati masyarakat Indonesia. Seperti XL Axiata dengan Elevenia, Yonder, dan Tribe, atau Indosat Ooredoo dengan Ideabox, Cipika, hingga aplikasi Obrol. Termasuk juga kerja sama dengan beberapa OTT asing yang ingin masuk ke pasar Indonesia.

Selain sempat diprotes operator telekomunikasi lokal seperti kita ketahui bersama OTT asing yang beroperasi di Indonesia juga tengah “dikejar-kejar” oleh pemerintah karena dianggap belum mematui aturan yang mengharuskan mereka membayar pajak. Sama seperti yang operator telekomunikasi harapkan, kontribusi bagi Indonesia yang potensi pasarnya dieksploitasi.

Permasalahan operator telekomunikasi ini sebenarnya sudah ditawarkan jalan keluarnya, yang paling sering diberitakan adalah regulasi. OTT diharapkan bisa membangun sinergi dengan operator untuk bisa memberikan solusi yang terbaik bagi semua pihak, dan bisa berimbas pada berlanjutnya pembangunan dan peningkatan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia. Salah satu hal lain yang diupayakan adalah mendorong hadirnya OTT lokal yang bisa menggantikan kehadiran OTT global.

Telco dan E-commerce, Definisi Baru Telecommerce di Indonesia

Sebagai negara mobile-first dengan jumlah pengguna koneksi mobile lebih banyak dibanding penduduknya, 326 juta pengguna vs. 255 juta penduduk, para penyedia telekomunikasi Indonesia sedang berada di posisi terbaik untuk membentuk masa depan e-commerce dan mobile commerce di Indonesia.

Namun meski sektor telekomunikasi menyumbang 3,14% dari total GDP di Indonesia pada tahun 2014, menempatkan pasar mobile di Indonesia sebagai yang terbesar keempat dan masuk ke dalam 10 besar pasar 3G, bagaimanakah posisi raksasa telekomunikasi  di tengah maraknya belanja online di kawasan ini?

Kondisi masyarakat digital Indonesia 2016
Kondisi masyarakat digital Indonesia 2016

Dari telekomunikasi ke ‘telecommerce’

Secara tradisional, perusahaan telco dulunya adalah satu dari sedikit pihak yang memiliki akses langsung ke pelanggan. Namun seiring dengan booming-nya e-commerce, hal ini perlahan berubah. Sektor telekomunikasi di Indonesia didominasi oleh tiga pemain besar; Telkom, Indosat Ooredoo dan XL Axiata, yang meraup 80% dari total market share di Indonesia.

Tiga perusahaan ini pun tidak melewatkan kesempatan untuk membantu membangun sektor e-commerce di nusantara, baik melalui investasi ataupun strategic partnership. Di bawah ini adalah snapshot landscape perusahaan telco di Indonesia dan partisipasi mereka dalam membangun perusahaan telecommerce.

Telkom x eBay: Blanja.com

Dimiliki negara sebesar 52.6%, Telkom memiliki jaringan dan merupakan penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Telkomsel, subsidiary untuk penyedia layanan mobile, memiliki kontrol sebesar 46% dari total market share di Indonesia dengan lebih dari 152 juta pengguna.

Sejak tahun 2009, perusahaan ini telah menjelajah ke ruang e-commerce lokal dengan menginvestasikan $5 juta di sebuah perusahaan e-commerce bernama Plasa.com. Plasa.com kemudian berubah menjadi proyek di bawah MetraPlasa dan merger dengan Blanja.com, sebuah usaha bersama dari Telkom dan eBay yang diluncurkan pada tahun 2012.

Setelah kerjasama terjalin, eBay menyuntikkan dana sebesar $9.2 juta ke marketplace ini, memberikan eBay kepemilikan sebesar 49% dan 51% untuk Telkom. Sebagai tambahan, partnership ini juga mengizinkan merchant di Blanja bisa dengan mudah memasarkan produk mereka dalam skala global dan dengan harga yang lebih murah melalui koneksi eBay.

Sebagai tanda dari komitmen mereka untuk berpartisipasi di industri ini, bulan April lalu Telkom melalui subsidiary-nya, TelkomMetra, dan eBay menginvestasikan dana segar  sebesar $25 juta ke Blanja. Pendanaan ini akan dipimpin oleh Telkom yang akan berkontribusi sebesar 60% atau sekitar $15 juta. Blanja telah mencatatkan nilai transaksi sebesar $35 juta pada tahun 2015 dan saat ini ada di peringkat #198 untuk web traffic di Indonesia berdasarkan data dari SimilarWeb. Blanja saat ini dipimpin oleh CEO Aulio Marinto.

Namun demikian, bahkan dengan segala sumber daya tersebut di jangkauan mereka, pertumbuhan situs marketplace ini masih tertinggal jika dibandingkan dengan kompetitornya seperti Tokopedia dan Lazada. Hal ini diperkirakan juga disebabkan oleh pembatasan yang ditetapkan untuk para vendornya seperti keharusan memiliki izin resmi pemerintah untuk mendaftar di website dan larangan menjual barang second-hand.

Indosat Ooredoo: Cipika Store

Perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia ini memiliki 69.8 juta pengguna dalam database nya. Berdiri sebagai perusahaan milik negara, Indosat diakuisisi oleh perusahaan telekomunikasi asal Qatar, Ooredoo Group, pada tahun 2009 dan kemudian berubah nama menjadi Indosat Ooredoo pada tahun 2015. Saat ini pemerintah hanya memegang 14.29% saham di Indosat. Awal tahun ini, perusahaan ini juga mengumumkan kemitraan dengan IBM untuk mengembangkan dan memberikan solusi pada platform IBM, Bluemix.

Melalui anak perusahaannya, IM2, Indosat pernah meluncurkan sebuah marketplace yang disebut TokoOn pada tahun 2012. Di tahun 2014, marketplace ini kemudian berpindah ke sebuah platform e-commerce dengan nama baru, Cipika Store, yang menjual kuliner dan kerajinan lokal Indonesia. Sejak itu, beberapa kategori baru juga telah ditambahkan di marketplace ini; gaya hidup, gadget, rumah dan hiburan, buku, dan permainan. Platform ini juga memungkinkan orang untuk membeli produk grosir dengan harga lebih murah.

Situs ini berada di peringkat #4166 di Indonesia berdasarkan data SimilarWeb, tertinggal jauh dengan dua perusahaan “telecommerce” lainnya. Meskipun tidak menjual produk yang sama persis, situs ini menghadapi persaingan dari Qlapa dan KedaiKuka dalam kategori produk lokal Indonesia dan pemain seperti Lazada dan Tokopedia dalam kategori lain.

XL Axiata x SK Planet: Elevenia

XL adalah perusahaan swasta pertama di Indonesia yang menyediakan layanan telepon seluler yang awalnya merupakan sebuah perusahaan perdagangan dan jasa umum. Pada tahun 2009 perusahaan ini dibeli oleh Axiata Group dan sejak saat itu berganti nama dan logo menjadi XL Axiata. Per Maret 2016 XL Axiata memiliki 42.5 juta pengguna, turun 19% dari 52.1 juta pengguna pada Maret 2015.

Pada tahun 2013, Elevenia diluncurkan sebagai perusahaan patungan antara XL Axiata dan SK Planet, operator telekomunikasi Korea. Investasi awal yang dilakukan adalah $18.3 juta, dengan kedua perusahaan berbagi kepemilikan fifty-fifty. Dipimpin oleh James Lee sebagai CEO, total investasi yang telah dikantongi oleh marketplace ini sampai saat ini adalah $110 juta, menempatkannya sebagai salah satu dari lima startups paling didanai di Indonesia.

Sejak awal keberadaannya hampir tiga tahun yang lalu, Elevenia telah berusaha untuk membedakan dirinya dari marketplace yang lain dengan sistem poin dan rewards untuk penjual dan pembelinya. Penjual dapat menggunakan poin yang dikumpulkan untuk meningkatkan penjualan mereka dengan hal-hal seperti penempatan iklan dan memberikan diskon untuk pembeli. Elevenia juga menyediakan fasilitas edukasi untuk penjual di seksi ‘Seller Zone’ mereka.

Dibandingkan dengan perusahaan “telecommerce” yang disebutkan di atas, Elevenia memiliki kinerja terbaik sejauh ini dengan pendapatan sebesar $95 juta (1.3 triliun IDR) di tahun 2015. Situs ini ada di peringkat #21 di Indonesia dan mereka memproyeksikan potensi pertumbuhan penjualan lima kali lipat di tahun 2016.

Statistik perusahaan telecommerce di Indonesia
Statistik perusahaan telecommerce di Indonesia

Membangun ekosistem

Masuk ke ranah e-commerce hanyalah satu cara bagi para perusahaan telekomunikasi ini untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya yang ada di ujung jari mereka. Terbukti bahwa memiliki akses langsung ke pengguna tidak cukup untuk memastikan keberhasilan mereka dalam dunia ritel online.

Telco perlu memanfaatkan jaringan mereka lebih lagi untuk meningkatkan keberhasilan bisnis e-commerce mereka. Kabar terbaru tentang partisipasi MDI, modal ventura milik Telkom, dalam pendanaan terbaru bagi e-commerce-enabler aCommerce adalah salah satu cara membangun ekosistem e-commerce yang berkelanjutan.

Masih banyak perubahan yang perlu dilaksanakan agar peralihan ke  ‘telecommerce’ dapat berhasil. Mengingat pasar yang ditargetkan Cipika Store adalah niche, akan sulit untuk memperbesar bisnis (scale up) tanpa menghabiskan banyak uang untuk mendapatkan lebih banyak pengguna. Pembatasan yang dilakukan karena asosiasinya dengan pihak pemerintah menjadi salah satu alasan pertumbuhan Blanja tidak optimal, meskipun Telkom memiliki lebih dari tiga kali lipat pengguna dibanding XL Axiata. XL Axiata sementara itu memiliki portofolio e-commerce yang paling sukses dari tiga e-commerce di atas, kemungkinan karena nilai unik yang ditawarkan marketplace ini kepada para penjual maupun pelanggannya.

E-commerce di Indonesia masih berada pada tahap awal dari sebuah “lomba marathon” yang panjang, dan meskipun sekarang berposisi di belakang pemain besar seperti Lazada dan Tokopedia, masih banyak putaran selanjutnya bagi perusahaan-perusahaan ini untuk meningkatkan posisi mereka sebelum mencapai garis finish.


Disclosure: Tulisan ini dibuat oleh Rara Kinasih setelah melalui penyuntingan. Artikel aslinya bisa diakses di sini.

Artikel ini adalah hasil kerja sama DailySocial dan eCommerceIQ.

XL Boyong Duplikasi Server Facebook ke Indonesia

XL Axiata baru-baru ini telah menjalin kerja sama dengan Facebook untuk memboyong duplikasi server Facebook dari Singapura ke data center yang dimiliki XL di Indonesia. Hadirnya server di Indonesia ini dinilai akan mengakselerasi kecepatan, dari sebelumnya akses ke server Facebook rata-rata delay 200ms, kini bisa lebih cepat hanya dengan delay kurang dari 8ms. XL juga percaya bahwa inisiatif ini akan memberikan manfaat untuk efisiensi bisnis.

Guna mematangkan langkah ini, XL mengalokasikan ruang data center di Jakarta dan Surabaya dengan total kapasitas 60G yang diperuntukkan khusus hanya untuk duplikasi server Facebook tersebut.

Pengguna Facebook di Indonesia memang masih menjadi salah satu yang terbesar, berbagai lembaga riset masih menempatkan populasi pengguna Facebook di Indonesia masuk dalam lima besar. Terakhir diungkapkan oleh Business Group Head Facebook Reynold D’Silva pada kesempatan April lalu, kuartal keempat 2015 ada sekitar 82 juta pengguna aktif Facebook di Indonesia setiap bulannya. Hal tersebut turut meyakinkan XL bahwa apa yang dilakukan akan menjadi tindakan yang menguntungkan.

Seperti diungkapkan Direktur/Chief Service Management Officer XL Yessie D. Yosetya dalam sambutannya:

“Facebook adalah media sosial yang paling popluer dan salah satu yang paling intens diakses oleh pelanggan XL. Dengan mempertimbangkan tren ke depan, di mana konten-konten video akan lebih banyak diakses, termasuk melalui Facebook, maka perlu bagi XL untuk meningkatkan kualitas pengalaman pelanggan.”

Yessie turut memaparkan bahwa proyek bersama Facebook ini adalah yang pertama di Indonesia, dan juga belum banyak dilakukan di seluruh dunia. Facebook menjadi salah satu konten digital atau aplikasi yang paling sering diakses oleh pelanggan XL. Trafik akses ke media sosial tersebut mencapai 30-40 persen dari total trafik data. Saat ini, terus semakin banyak pelanggan yang mengakses video, baik mengunduh atau mengunggah, melalui Facebook, yang tentunya membutuhkan dukungan kualitas akses yang memadai.

Dengan adanya server di Indonesia, perbedaan kualitas akan lebih terasa terutama pada saat pelanggan mengakses video di Facebook. Dengan akses video menjadi jauh lebih baik, pelanggan dan masyarakat bisa memanfaatkan fitur Facebook secara lebih maksimal. Misalnya untuk mendukung bisnis atau kegiatan lainnya dengan memanfaatkan fitur video.

XL Tunai Kini Bisa Digunakan untuk Bayar Iuran BPJS Kesehatan

XL Axiata mencoba terus memperluas cakupan platform mobile wallet-ya, XL Tunai. Selain kemudahan untuk pembelian barang melalui sejumlah layanan e-commerce, mulai tanggal 24 Mei ini XL Tunai bisa digunakan untuk membayar iuran BPJS Kesehatan, salah satu program jaminan kesehatan yang makin luas digunakan masyarakat.

VP Digital Services Business XL Rafael Jeffry A. Sani dalam siaran persnya mengatakan, “Dengan e-money XL Tunai kami ingin ikut serta memberikan kemudahan kepada pelanggan dan masyarakat yang memerlukan sarana pembayaran iuran BPJS Kesehatan. Karena layanan XL Tunai bisa diakses melalui ponsel, maka pelanggan menjadi semakin mudah jika membayar iuran BPJS. Pembayaran bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja sebelum jatuh tempo.”

Pelanggan XL Tunai bisa mengakses menu *123*120#, kemudian di menu pembayaran nomor 3, pilih menu Asuransi & BPJS Kesehatan nomor 6, selanjutnya isi dengan nomor Kartu BPJS, lalu pilih jumlah bulan pembayaran dan konfirmasi dengan PIN XL Tunai. Setiap transaksi pembayaran akan disertai SMS Notifikasi dari nomor 120 sebagai bukti pembayaran.

Penambahan fasilitas ini seharusnya membuat XL Tunai semakin bermanfaat bagi masyarakat kebanyakan, yang mungkin tidak sehari-hari melakukan transaksi di berbagai layanan e-commerce. Sebelumnya XL Tunai secara regional bisa digunakan untuk membayar PBB di Yogyakarta dan membayar pajak kendaraan bermotor di Nusa Tenggara Barat.

XL Tunai yang sudah beroperasi sejak tahun 2012 kini mengklaim telah memiliki 1,7 juta pelanggan. Dengan penetrasi pengguna jaringan seluler lebih besar ketimbang pengguna bank, XL dan beberapa layanan seluler mencoba menjadi alternatif sarana pembayaran yang memudahkan masyarakat membayar berbagai kebutuhannya.

NOVI dari XL Axiata Mungkinkan Pengguna Miliki Beberapa Nomor dalam Satu SIM Card

PT XL Axiata Tbk (XL) hari ini dikabarkan telah menjalin kerja sama dengan BlackBerry Limited untuk meluncurkan layanan baru yang diberi nama “NOVI”. Sebuah layanan multi-nomor yang memungkinkan pelanggan XL untuk menggunakan beberapa nomor ponsel pada satu perangkat.

Disampaikan Chief Brand Ana Customer Experience Office XL Nicanor V. Santiago III peluncuran layanan baru ini merupakan salah satu cara CL untuk memberikan layanan terbaik dan memenuhi kebutuhan pelanggannya.

“Salah satu cara kami memberikan layanan terbaik bagi pelanggan adalah dengan menyuguhkan layanan-layanan baru yang inovatif. Tentu saja, layanan tersebut tidak sekadar inovatif, namun juga yang memang dibutuhkan. NOVI merupakan layanan yang menjawab kebutuhan pelanggan untuk bisa menggunakan dan  memiliki nomor lebih dari satu namun dapat dioperasikan pada satu ponsel saja. Ini adalah keinginan pelanggan yang sudah lama kami dengar,” ujarnya.

XL dalam rilisnya mengklaim bahwa layanan NOVI adalah layanan mobile multi-nomor pertama yang tersedia di Indonesia dan kawasan Asia Pasifik. Layanan NOVI menawarkan kepada pelanggan XL kemampuan untuk secara aman menjaga sampai tiga nomor ponsel pada satu perangkat. Sehingga pelanggan bisa memanfaatkan masing-masing nomor tersebut sesuai dengan keperluannya masing-masing. Misal nomor untuk keluarga, bisnis atau untuk nomor transaksi layanan online.

“Indonesia telah lama menjadi pasar yang penting bagi BlackBerry, dan kami sebagai penyedia teknologi di balik layanan inovatif ‘NOVI’, sangat senang dapat bermitra dengan XL. Peluncuran ini menunjukkan betapa luasnya kemampuan software cross-platform dari kami dalam menciptakan nilai bagi para mitra melalui solusi mobilitas terpercaya yang membantu konsumen dan mitra bisnis mampu beroperasi secara produktif, ” kata President Global Sales BlackBerry Carl Wiese.

Dengan layanan NOVI pelanggan cukup menggunakan satu buah SIM Card fisik untuk mendapatkan beberapa nomor. Nomor SIM Card tersebut nantinya digunakan untuk memusatkan dana agar nomor tambahan lainnya bisa digunakan sesuai kebutuhan. Identitas nomor tambahan akan disesuaikan dengan data yang terdaftar di SIM Card fisik.

Nantinya untuk bisa menggunakan layanan NOVI pengguna XL bisa langsung men-download aplikasi di Google Play atau pun di App Store. Atau juga bisa melakukan aktivasi dengan menghubungi *909#.

XL Axiata Gandeng Yonder Music Luncurkan Aplikasi Streaming Musik

Setelah meluncurkan layanan streaming video Tribe, XL Axiata (XL) dan Yonder Music meluncurkan layanan streaming musik khusus untuk pengguna XL di seluruh Indonesia. Yonder Music ingin merubah gaya masyarakat menikmati musik dan mendukung industri musik di Indonesia. Yonder Music akan bersaing dengan Spotify, Apple Music, Joox, Deezer, Guvera, dan LangitMusik/MelOn yang lebih dulu hadir.

“Secara adil Yonder Music ingin memberikan keuntungan lebih kepada musisi dengan persentase sebesar 75%. Dengan ini kami harapkan dapat menarik minat musisi lokal lebih banyak lagi bergabung dengan Yonder Music,” kata CEO Yonder Music Adam Kidron saat jumpa pers di Hotel Mulia Jakarta.

Perusahaan yang berbasis di New York Amerika Serikat ini memiliki aplikasi yang menyediakan layanan musik dengan ragam fitur terkini dan mengedepankan aspek sosial. Setelah peluncuran di Malaysia, bersama Celcom, pada tahun 2015 silam, Yonder Music telah berhasil mengumpulkan 200 ribu pengguna dalam waktu 3 bulan. Indonesia merupakan negara kedua di Asia Tenggara yang disambangi Yonder Music.

Saat ini Yonder Music mengklaim telah memiliki lebih dari 20 juta lagu dari musisi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dengan menggandeng sekitar 48 label musik di Indonesia, Yonder Music berkomitmen untuk menghadirkan konten lokal terlengkap.

Penawaran khusus untuk pengguna operator XL dan Axis

Saat ini layanan musik streaming Yonder Music hanya tersedia untuk pengguna operator XL dan Axis saja. Perjanjian eksklusif antara Yonder Music dengan XL ini akan dilakukan selama 2 tahun sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.

“Kami melihat saat ini Yonder Music merupakan platform yang paling tepat untuk XL memberikan layanan streaming musik dengan pengguna setia, dengan demikian perjanjian tersebut kami tetapkan antara XL dengan Yonder Music,” kata Presiden Direktur XL Dian Siswarini.

Saat ini pengguna XL bisa mengakses layanan musik cukup dengan berlangganan paket data XL HotRod atau Combo Xtra senilai lebih dari Rp 100 ribu, semua layanan bisa dinikmati secara gratis. Sementara bagi pelanggan yang tidak berlangganan data lebih dari Rp 100 ribu akan dikenakan biaya berlangganan Rp 35 ribu/bulan.

“Sejak diluncurkannya Yonder Music semua pengguna XL bisa menikmati secara gratis hingga 30 Juni 2016 mendatang, untuk menikmati promo ini pengguna tidak perlu melakukan registrasi apapun,” kata Dian.

Dengan kehadiran Yonder Music XL menargetkan sekurangnya 1,2 juta pelanggan akan menggunakan layanan musik ini di tahun pertama. Dengan mengedepankan layanan 4G LTE khusus untuk semua pengguna XL di seluruh Indonesia.

Ragam fitur Yonder Music

Sebagai aplikasi musik streaming Yonder Music menghadirkan berbagai fitur yang cukup menarik dan tentunya unik untuk pengguna. Di antaranya adalah Song Stream pilihan lagu yang bisa dipersonalisasi sesuai dengan selera pengguna, kemudian fitur Magic Library yang berfungsi untuk mengunduh secara otomatis semua lagi yang telah didengarkan atau auto download. Pengguna juga bisa mendengarkan musik secara offline dan membagikannya kepada pengguna lainnya.

Fitur lainnya adalah Deep Yonder berupa rekomendasi artis yang memiliki kesamaan jenis musik atau kategori dengan artis yang disukai pengguna, Heavy Hitter merupakan fitur sosial yang memungkinkan semua pengguna melihat siapa saja musisi yang disukai dan paling sering didengarkan. Authorities menawarkan pengguna untuk melihat rekomendasi musik-musik terkini dari tangga lagu atau chart internasional seperti Billboard, Grammy dan tangga lagu di berbagai radio yang ada di Indonesia.

“Fitur Authorities merupakan fitur unik yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna untuk mencari rekomendasi berdasarkan tangga lagu terkini. Nantinya Yonder Music juga akan bermitra dengan radio-radio yang ada di Indonesia untuk berbagi tangga lagu yang sedang populer,” kata Country Manager Yonder Music Indonesia Zico Kemala Batin. Zico sendiri sebelumnya adalah Head of Business Development MNC Tencent yang mengurusi JOOX.

Saat ini Yonder Music sudah bisa diunduh di aplikasi mobile platform Android dan iOS, namun hanya bisa digunakan oleh pengguna XL.

Application Information Will Show Up Here

Gandeng Cisco, XL Axiata Berikan 4G LTE dengan Klaim Kecepatan Capai 100 Mbps

XL Axiata baru saja mengumumkan kerja sama dengan salah satu raksasa teknologi, Cisco, untuk meluncurkan jaringan 4G LTE dengan Virtualized Packet Core yang diklaim menjadi yang pertama di Indonesia. Dengan teknologi tersebut kecepatan jaringan 4G LTE bisa mencapai 100 Mbps dan menjadi salah satu yang 4G LTE tercepat di Indonesia.

Dalam rilisnya XL Axiata menyebutkan bahwa dengan peluncuran ini akan mampu membantu pemerintah dalam membangun mobile broadband yang bisa diakses di seluruh wilayah perkotaan dan 50% daerah pedesaan pada akhir dekade dengan menyediakan kapasitas yang dibutuhkan untuk Indonesia yang diprediksikan akan mengalami pertumbuhan trafik mobile data mencapai 12 kali lipat pada tahun 2020 mendatang.

Untuk mendukung lonjakan trafik mobile data ini lah XL Axiata menjalin kerja sama dengan Cisco, yang disebut sebagai satu-satunya perusahaan di Indonesia yang dapat menawarkan solusi packet core dengan Network Functions Virtualization (NFV).

“Teknologi pada saat ini sedang berkembang pesat dan terus mendorong kami di era digital global. Sebagai salah satu penyedia layanan selular terbesar di Indonesia yang menawarkan pesan suara, SMS, data, dan layanan telekomunikasi selular lainnya dengan jaringan luas di seluruh Indonesia, pelanggan kami mengandalkan XL untuk memberikan layanan telekomunikasi mobile dengan kualitas tinggi dimanapun dan kapanpun mereka butuhkan. Solusi Cisco Virtualized Packet Core memberikan fleksibilitas yang dibutuhkan untuk mengaktifkan layanan baru dengan cepat bagi para pelanggan kami,” ungkap Direktur XL Axiata Yessie D. Yosetya.

Teknologi dari Cisco akan memberikan kemampuan pada jaringan XL untuk menangani pertumbuhan trafik data dalam jumlah besar dengan cepat. Solusi berbasis software ini juga memungkinkan XL Axiata mengatur dan memperkenalkan layanan dengan mudah  dan cepat bahkan tanpa hitungan minggu maupun hari.

“Ini adalah satu langkah yang menarik menuju digitalisasi di Indonesia. Negara ini telah siap membuka jalan untuk layanan mobile yang lebih baik bagi para warganya dan pebisnis serta mempercepat pengembangan smart technology. Hal ini membawa janji pemerintah untuk menciptakan layanan broadband bagi semua semakin lebih dekat untuk diwujudkan,” terang Cisco MD for ASEAN Service Provider Business, Dharmesh Malhotra.

XL Axiata Masih Bukukan Kondisi Keuangan Positif di Q1 2016

PT XL Axiata Tbk (XL) hari ini secara resmi mengumumkan audit kinerja keuangan perusahaan untuk periode kuartal pertama tahun 2016. Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa XL berhasil meraih pertumbuhan pendapatan sebesar 2% YoY selama kuartal pertama tahun 2016. Dalam laporan tersebut juga diketahui bahwa banyaknya pengguna smartphone berhasil mendongkrak mendongkrak penetrasi layanan data perusahaan yang dipimpin Dian Siswarini tersebut.

Dalam rilisnya Dian menyatakan bahwa XL telah membuat pencapaian awal yang menjanjikan melalui peningkatan dalam berbagai kegiatan operasional yang berdampak positif pada kinerja keuangan perusahaan. Ia juga berharap pencapaian ini menjadi momentum untuk XL untuk terus melanjutkan agenda transformasi perusahaan.

Mulai banyaknya smartphone yang mendukung jaringan 4G LTE dan juga jangkauan jaringan yang mulai meluas berimbas pada peningkatan trafik layanan data di XL. Tercatat trafik layanan data tumbuh hingga 94% YoY dengan total penggunaan layanan data mencapai 22.8 juta atau 54% dari total jumlah pelanggan XL.

XL juga mencatat pengguna smartphone mengalami pertumbuhan sebesar 19% YoY atau mencapai 20,5 juta pengguna. Perumbuhan pengguna smartphone juga memiliki pengaruh pada presentasi pertumbuhan layanan XL data yang mencapai 48% dari total presentasi.

Untuk laba periode kuartal pertama 2016 XL mencatat laba bersih sebesar Rp 20 miliar dengan adanya penguatan nilai Rupiah terhadap US Dollar. XL juga disebutkan telah berhasil untuk meneruskan rangkaian program inisiatif “Balance Sheet Management” (Pengelolaan Neraca Keuangan) guna mengurangi dampak fluktuasi nilai mata uang asing (Forex).

Tahun ini merupakan tahun kedua bagi XL melakukan Transformasi “3R – Revamp, Rise & Reinvent”, agenda yang sudah dilakukan sejak awal tahun 2015.  Agenda Transformasi tersebut terdiri dari: Revamp (Mengubah) –mengubah model bisnis pencapaian pelanggan (dari ‘volume’ menjadi ‘value’) disertai strategi distribusi serta perbaikan portofolio produk untuk meningkatkan pendapatan. Rise (Meningkatkan) – meningkatkan nilai brand XL dan menggunakan strategi dual-brand dengan AXIS untuk menyasar berbagai segmen pasar yang berbeda. Reinvent (Menemukan kembali) – menumbuhkan berbagai inovasi bisnis melampaui model bisnis yang digunakan saat ini.

Ongki Kurniawan Mengundurkan Diri dari XL Axiata

PT XL Abiata Tbk (XL) hari ini resmi mengumumkan pengunduran diri Ongki Kurniawan sebagai Direktur / Chief Digital Service Officer (CDSO). Menurut rilis yang kami diterima, Ongki mengundurkan diri dengan alasan pribadi. Ongki telah berkarier profesional bersama XL selama rentang 7 tahun.

Pertama kali masuk XL, Ongki disibukkan dengan jabatan sebagai Corporate Strategy and Business Development. Kemudian sempat juga menjadi SPV Services Management dan membawakan prestasi Asia Pacific’s Best Contact Center untuk XL. Sejak menjabat sebagai Director/Chief Service Management Officer (CTO/CIO) per tahun 2011 lalu Ongki juga sempat meraih prestasi Indonesia’s Most Innovative CIO 2014. Dan terakhir, hingga hari ini, Ongki menjabat sebagai Director/Chief Digital Services Officer (CDSO) di XL.

Presiden Direktur XL Dian Siswarini menanggapi permohonan pengunduran diri Ongki mengatakan:

“Pergantian direksi dan manajemen adalah suatu hal yang wajar di dunia bisnis yang mengedepankan profesionalisme. Kami mengucapkan terima kasih kepada beliau atas kontribusi selama ini bagi XL.”

Untuk selanjutnya tugas Direktur/Chief Digital Service akan diambil alih Dian Siswarini, sementara seluruh kegiatan operasional sehari-hari tetap dilaksanakan oleh Senior Leaders di Digital Services.

Salah satu “peninggalan” Ongki yang yang saat ini sedang gencar dipromosikan XL adalah program Xmart City dan layanan INFINET broadband 4G/LTE untuk UKM. Inovasi produk ini pun dilandasi dari profesional Ongki di bidang pengembangan wilayah dan dibuktikan pada perolehan reward Global 1st Prize Winner Urban Improvement pada akhir tahun 2014 lalu.

XL Luncurkan INFINET, Layanan Broadband Berbasis 4G/LTE yang Menyasar UMKM

XL Axiata kembali menghadirkan sebuah produk yang menyasar sektor Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM). Layanan yang diperkenalkan dengan nama XL INFINET ini merupakan layanan broadband 4G/LTE yang dipaketkan dengan domain, website, email korporat, dan beragam aplikasi untuk keperluan bisnis.

Chief Digital Service Office XL Ongki Kurniawan dalam keterangan persnya mengatakan layanan INFINET ini merupakan salah satu bentuk komitmen XL untuk dapat membantu kebutuhan para pelaku bisnis UKM dalam mengembangkan bisnisnya melalui ketersediaan akses internet mobile bekercepatan tinggi (4G/LTE) dengan kuota yang melimpah.

“Akses Internet cepat mobile yang dapat digunakan secara bersama-sama di kantor atau di suatu lokasi tertentu dan disertai dengan kuota yang besar, dan harga terjangkau tentunya sangat dibutuhkan para pelaku bisnis UMKM, karena dapat meningkatkan efisiensi bisnis yang dilakukan. Dan dengan efisiensi pula, maka bisnisnya bisa lebih berpeluang untuk semakin berkembang,” terang Ongki.

Ongki lebih lanjut juga menjelaskan bahwa INFINET ini merupakan solusi yang melengkapi solusi yang khusus dipersiapkan untuk UKM yang sebelumnya sudah dibangun melalu platform Digibiz. Untuk tahap awal XL akan mencoba untuk memperkenalkan layanan INFINET ini secara terbatas dan membuka pemesanan (pre-order). Ongki juga yakin bahwa INFINET ini akan mendapatkan respon positif dari pelaku bisnis.

Selain paket internet broadband 4G/LTE layanan ini juga dipaketkan dengan layanan penunjang bisnis lainnya seperti domain, website, email korporat dan aplikasi bisnis lainnya.

“Jadi, dengan membeli layanan ini, pelanggan akan mendapatkan paket solusi yang di dalamnya sudah termasuk mendapatkan domain di internet, website yang didesain sesuai kebutuhan usaha pelanggan, juga email perusahaan dan aplikasi bisnis yang diperlukan,” ungkap Ongki.