Cost of Gold Sale (Cogs): Pengertian, Tujuan, Rumus Perhitungan dan Penjelasannya

Untuk bisa menjalankan sebuah usaha maka pebisnis harus memperhitungkan segala biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk hingga sampai pada konsumen. Salah satu hal yang sangat penting dan wajib dilakukan adalah menentukan harga biaya produksi sehingga bisnis tersebut dapat menentukan laba penjualannya.

Berikut penjelasan mengenai cost of gold sale sebagai harga pokok penjualan yang dapat membantu kamu menghitung biaya produk yang harus dijual kepada konsumen hingga mencapai laba atau keuntungan.

Pengertian Cogs (Cost of Gold Sale )

Cost of gold sale adalah istilah bahasa inggris dari kata Harga Pokok Penjualan (HPP). COGS atau HPP dianggap juga sebagai perhitungan  modal dalam menjalankan usaha bisnis untuk mengetahui besaran keuntungan yang ingin dicapai dari penjualan per produk. 

Cost of gold sale (COGS) adalah perhitungan mengenai biaya yang dikeluarkan dalam proses pengolahan bahan baku menjadi produk yang layak dijual dan didistribusikan kepada konsumen.  COGS  merupakan pengeluaran yang dilakukan perusahaan atau usaha bisnis untuk memproduksi suatu produk, penetapan harga ini melibatkan harga dasar dari bahan baku yang digunakan, biaya tenaga kerja dan harga jual yang akan ditetapkan.

Biaya bahan baku dalam COGS merupakan bahan yang digunakan secara keseluruhan dalam proses produksi, biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk usaha fisik dan mental yang dikeluarkan pekerja atau karyawan dalam memproduksi suatu produk.

Biaya tenaga kerja ini bisa juga diartikan sebagai bentuk upah atau gaji atas tenaga dan usaha yang dilakukan pekerja dalam memproduksi bahan baku menjadi produk jadi. Dilain sisi harga jual yang ditetapkan adalah persentase yang dihasilkan setelah mengetahui COGS yang dimiliki suatu bisnis atau perusahaan.

Tujuan Cogs (Cost of Gold Sale )

COGS memiliki berbagai tujuan dalam usaha bisnis perusahaan, melalui COGS maka keuangan dan biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dipahami secara jelas. Berikut beberapa tujuan dari implementasi COGS dalam bisnis sebagai berikut:

  • Menentukan harga jual produk, melalui cost of gold sale (COGS) perusahaan dapat lebih jelas memahami bagaimana menentukan kisaran harga jual produk dalam bisnis.
  • Menentukan kebutuhan biaya produksi yang dikeluarkan, pebisnis dapat mengetahui sampai berapa besar biaya yang dibutuhkannya untuk dapat melakukan produksi hingga menjadi bahan jadi.
  • Menghitung laba atau keuntungan maupun kerugian yang dapat dihasilkan melalui penjualan produk, melalui cost of gold sale (COGS) suatu bisnis akan lebih mudah menentukan perhitungan apakah bisnis yang dijalankan mendapatkan keuntungan atau kerugian.
  • Mengatur jumlah biaya dalam laporan keuangan untuk memudahkan tujuan penggunaan dana anggaran dalam usaha, cost of gold sale (COGS) juga bertujuan untuk memudahkan pebisnis dalam mengatur penggunaan dana anggaran mengenai kemana biaya tersebut akan dialokasikan dalam bisnis yang saat ini sedang berjalan, apa saja yang dapat dibeli melalui anggaran tersebut dan lain sebagainya.
  • Memudahkan pembuatan laporan keuangan bisnis untuk menentukan keputusan dan strategi penjualan produk, melalui COGS suatu usaha bisnis memiliki kesempatan untuk melakukan analisis lebih mendalam dan kritis untuk menentukan keputusan dan strategi yang dapat mendatangkan laba dalam bisnis.

Rumus Perhitungan Cogs (Cost of Gold Sale ) dan Penjelasannya

Perlu diketahui bahwa untuk menentukan harga pokok penjualan, maka kita perlu mengetahui bagaimana rumus perhitungan COGS yang benar. Berikut rumus perhitungan yang dapat kamu gunakan dalam menentukan biaya pokok penjualan dengan metode full costing dalam bisnis:

Biaya bahan baku =  xxx

Biaya tenaga kerja langsung = xxx

Biaya overhead pabrik variabel = xxx

Biaya overhead pabrik tetap = xxx

Total biaya produksi = xxxx

COGS atau HPP = Total biaya produksi : Jumlah unit yang dihasilkan

Berdasarkan metode full costing dalam perhitungan COGS terdapat komponen pokok yang terdiri atas, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, overhead pabrik (biaya tetap) dan overhead pabrik (biaya variabel). Melalui metode ini maka biaya produksi akan dilimpahkan pada produk, hal ini disebabkan overhead pabrik baik biaya tetap atau biaya variabel akan tetap menjadi bagian dari perhitungan COGS dan baru akan dianggap sebagai unsur biaya COGS saat produk telah berhasil dijual.

Metode perhitungan ini digunakan sebagai pertimbangan atas produk yang belum laku terjual sehingga overhead pabrik akan digunakan untuk mengurangi atau menambahkan harga pokok produksi pada persediaan produk (baik bahan baku atau bahan jadi).

Demikian penjelasan mengenai COGS yang dapat kamu gunakan sebagai dasar perhitungan harga pokok penjualan produk, melalui COGS harga jual produk akan terlihat lebih jelas. COGS dapat membantu menjelaskan dan mendeskripsikan penyusunan strategi bisnis yang efisien dan efektif.

Sekian informasi mengenai pengertian COGS hingga bagaimana metode perhitungan yang dapat digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan produk, semoga penjelasan tersebut dapat kamu pahami dan diimplementasikan.

Rekonsiliasi Bank: Pengertian, Tujuan dan Tahapan Prosesnya

Perusahaan melewati beberapa proses dalam menyusun laporan perencanaan perusahaan, salah satunya dengan menggunakan tahapan proses rekonsiliasi bank. Tahapan ini dalam proses penyusunan laporan perencanaan dilakukan agar hasil laporan dapat dipertanggungjawabkan dan hasil laporan akan lebih akurat.

Rekonsiliasi bank memiliki beberapa tujuan hingga tahapan dalam prosesnya. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai apa itu rekonsiliasi bank, mari kita simak lebih lanjut mengenai apa itu rekonsiliasi bank hingga pada tahapan prosesnya.

Pengertian Rekonsiliasi Bank

Apa itu Rekonsiliasi Bank? Rekonsiliasi bank adalah kegiatan yang melibatkan mekanisme pencocokan saldo dalam catatan akuntansi perusahaan dan disesuaikan dengan laporan bank atau rekening koran. Rekonsiliasi bank dilakukan untuk melakukan pengecekan kembali apakah telah terjadi kesalahan dalam pencatatan laporan keuangan milik perusahaan.

Kegiatan rekonsiliasi bank akan menghasilkan jurnal penyesuaian, dimana jurnal ini akan menunjukan mengenai saldo-saldo akun yang sebenarnya sebelum dilakukan laporan keuangan. Rekonsiliasi bank juga dapat digunakan untuk meminimalisir terjadinya tindak penipuan dalam alur kas, karena rekonsiliasi bank akan melakukan pengecekan dan kontrol pada arus penerimaan dan pembayaran kas.

Biasanya kegiatan rekonsiliasi bank dilakukan setiap akhir bulan, dimana pihak bank akan mengirimkan laporan terkait saldo kas awal, alur transaksi, dan saldo kas akhir pada perusahaan yang dituju.

Istilah-Istilah dalam Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi bank memiliki sejumlah istilah yang dapat kamu gunakan sebagai kata kunci untuk memahami lebih dalam mengenai apa itu rekonsiliasi bank. Berikut ini istilah-istilah dalam rekonsiliasi bank:

  • Deposit in transit adalah istilah berupa uang tunai yang diterima dan dicatat oleh badan lain selain bank tempat penyimpanan dana tersebut. Situasi ini dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan pencatatan arus kas dalam bank sehingga dana tersebut tidak akan tercatat dalam laporan bank.
  • Outstanding check adalah istilah berupaya pembayaran secara tunai yang dicatat oleh suatu badan penerbit, tetapi belum mengalami pengurangan kas atau pencairan di rekening bank tersebut.
  • NSF Check adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan dana yang tidak mencukupi, biasanya cek tidak diterima oleh pihak bank yang mengeluarkan cek tersebut dengan menggunakan alasan bahwa rekening bank tidak memiliki dana yang cukup.

Tujuan Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi bank memiliki beberapa tujuan dalam kegunaannya pada laporan keuangan milik perusahaan. Beberapa diantaranya tujuan rekonsiliasi bank berkaitan dengan perannya sebagai tools dalam laporan keuangan, berikut ini beberapa tujuan rekonsiliasi bank yang perlu kamu ketahui:

  • Memastikan perbedaan antara catatan saldo akuntansi dan laporan bank, rekonsiliasi bank digunakan dengan tujuan mencari perbedaan antara catatan saldo dengan laporan bank. Jika terjadi perbedaan maka harus dilakukan verifikasi ulang terkait catatan saldo milik perusahaan.
  • Memastikan bahwa perubahan dalam pembukuan catatan akuntansi telah sesuai, rekonsiliasi bank juga bertujuan untuk memastikan bahwa pencatatan arus kas dalam catatan akuntansi perusahaan sudah sesuai dan diperbaiki jika memang ada yang salah.
  • Memastikan laporan keuangan yang akurat, kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan. Rekonsiliasi bank juga bertujuan sebagai  bagian dari double checking atas pencatatan akuntansi yang dilakukan perusahaan.
  • Berperan sebagai alat kontrol dalam manajemen kas perusahaan, rekonsiliasi bank juga bertujuan sebagai tools manajemen kas perusahaan.
  • Berperan sebagai alat verifikasi informasi catatan kas perusahaan, rekonsiliasi bank bertujuan sebagai tools verifikasi atas informasi yang tercantum dalam catatan kas milik perusahaan.

Tahapan Proses Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi bank memiliki tahapan proses yang perlu dilakukan sebelum dibuatnya laporan keuangan milik perusahaan. Beberapa tahapan tersebut berkaitan dengan komponen yang menjadi bagian dari perhitungan laporan keuangan, berikut ini tahapan proses rekonsiliasi bank:

1.Melaksanakan perbandingan antara saldo kas perusahaan dan rekening koran dari bank

Tahapan proses ini dilakukan dengan melakukan perbandingan antara saldo kas dengan rekening koran untuk melihat apakah hasil pencatatan ada yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan pencatatan yang dilakukan pihak perusahaan maupun pihak bank.

2.Melakukan pencatatan mengenai transaksi yang dicantumkan pada bank

Tahapan proses ini dilakukan untuk menyesuaikan pencatatan antara pihak perusahaan dengan pihak bank. Tahapan proses ini dilakukan agar jika ditemukan perbedaan hasil pencatatan maka, pihak perusahaan dapat mengambil langkah selanjutnya untuk mencari sumber kesalahan tersebut.

3.Melakukan pengecekan terhadap status cek

Pengecekan status cek milik perusahaan juga menjadi dari tahapan proses rekonsiliasi bank. Proses ini dilakukan untuk memastikan apakah kesalahan dalam pencatatan terjadi karena adanya keterlambatan pelaporan atau faktor lainnya.

4.Menyediakan lembar kerja untuk menghitung selisih kas

Lembar kerja digunakan dalam proses rekonsiliasi bank untuk lebih menjelaskan perhitungan selisih antara pencatatan kas perusahaan dan rekening koran dari bank. Jika pada saat lembar kerja digunakan masih terdapat selisih yang maka harus dipastikan kembali bahwa perhitungan sudah dilakukan dengan teliti tanpa kesalahan.

5.Pencarian dan verifikasi ulang pada pencatatan arus kas 

Tahapan proses terakhir dalam rekonsiliasi bank adalah pencarian dan verifikasi, dimana pada tahap ini perusahaan melakukan pencarian terakhir untuk memastikan kembali bahwa hasil pencatatan saat ini sudah benar. Verifikasi dilakukan sebagai bentuk pembuktian bahwa memang perusahaan telah melakukan pencatatan dengan dengan hasil yang kredibel dan terverifikasi.

Demikian penjelasan mengenai apa itu rekonsiliasi bank, pada intinya rekonsiliasi bank merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencocokan hasil pencatatan kas milik perusahaan dengan laporan pihak bank.

Hal ini dilakukan untuk dapat mengetahui dan melakukan verifikasi bahwa pencatatan keuangan dalam perusahaan sudah benar, alur kas yang dilaporkan juga dapat dipertanggungjawabkan. Semoga informasi ini dapat membantu kamu untuk memahami apa itu rekonsiliasi bank secara lebih dalam.

Leasing : Definisi, Jenis-Jenis, Persyaratannya dan Tahapan Proses

Leasing adalah usaha sewa guna dengan berbagai persyaratan yang menentukan apakah sewa-menyewa tersebut dapat dilakukan. Leasing berbeda dengan sewa-menyewa pada umumnya, leasing memberikan kemampuan bagi peminjam untuk memiliki hak pakai atas barang jasa dengan jangka waktu yang telah ditentukan.

Definisi Leasing

Leasing adalah kegiatan sewa guna usaha yang tadi dengan melibatkan kontrak antara lessor dan lessee terkait penyewaan suatu barang. Leasing juga didefinisikan sebagai pemberian biaya dalam bentuk ketersedian barang modal agar dapat digunakan oleh penyewa dalam jangka waktu yang telah ditentukan bersama melalui persyaratan perjanjian.

Menurut Rose (1996) leasing adalah kontrak dimana kedua pihak yaitu pemilik dan peminjam sepakat dalam hak penggunaan barang pada pihak peminjam sebagai bentuk penyewaan yang akan dibayar sesuai periode yang yang ditentukan.

Dari sejumlah pengertian tersebut maka kita dapat mengetahui bahwa, leasing berkaitan dengan usaha sewa guna yang dilakukan antara lessor (pemilik) dan lesseee (penyewa) berdasarkan persyaratan yang telah disepakati oleh keduanya.

Jenis-Jenis Leasing

Aktivitas leasing dibedakan berdasarkan dua jenis kegiatan, yaitu:

1.Leasing Finansial

Merupakan jenis leasing yang terjadi pada lembaga keuangan, dimana penyewa membutuhkan suatu barang modal dengan menentukan bagaimana spesifikasi barang yang dibutuhkan tersebut. Jenis leasing ini memungkinkan penyewa melakukan penawaran pada terkait harga, persyaratan, jumlah barang dan lain sebagainya kepada supplier atau pemilik barang (lessor).

Secara lebih jelas dalam jenis leasing finansial, pihak pemilik barang (lessor) memiliki hak untuk mendapat keuntungan secara ekonomis atas penyediaan barang miliknya, sedangkan penyewa (lessee) memiliki hak untuk memiliki barang tersebut serta pemilik barang (lessor) memiliki hak untuk membeli nilai sisa dari barang yang telah disewakan

2.Leasing Operative

Jenis leasing operative adalah leasing dimana pemilik barang (lessor) membeli suatu barang dan akan meminjamkan barang tersebut pada penyewa (lessee) dengan periode waktu tertentu. Leasing operative tidak menentukan adanya nilai sisa pada barang yang telah disewakan, hal ini tergantung pada pilihan pemilik barang (lessor) setelah perjanjian telah berakhir. Pada jenis leasing ini penyewa (lessee) tidak menghitung berapa banyak yang telah dikeluarkan oleh pemilik barang.

Persyaratan Leasing

Untuk melakukan leasing maka perlu disetujui dan dipenuhi perjanjian persyaratan yang terjadi antara pihak pemilik barang/penyedia barang (lessor) dan penyewa barang (lessee). Berikut persyaratan yang harus ada untuk melakukan kegiatan leasing:

  1. Objek Leasing, merupakan barang yang dijadikan modal dalam perjanjian leasing. 
  2. Pembayaran sewa, merupakan pembayaran yang dilakukan penyewa (lessee) terhadap pemilik barang (lessor) sesuai dengan periode waktu yang telah disepakati bersama. Tidak ada periode waktu pembayaran leasing yang tetap, hal ini tergantung pada kesepakatan kedua pihak untuk menentukan periode waktu pembayaran.
  3. Nilai sisa barang, merupakan penentuan yang tercantum dalam perjanjian leasing untuk menentukan nilai sisa yang ada pada barang sewaan. Dimana barang yang disewakan tersebut akan mengalami pengurangan dari harga awal peminjaman, hal ini dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama pada saat perjanjian leasing dibuat.
  4. Hak opsi, merupakan persyaratan leasing yang memberikan alternatif pilihan pada penyewa (lessee) untuk menentukan apakah jadi melakukan pembelian pada barang yang telah disewakan sesuai dengan nilai sisa barang tersebut atau barang hanya akan dikembalikan pada pemilik barang (lessor).
  5. Lessor dan lessee, merupakan pihak yang terlibat secara langsung dalam kegiatan leasing dan membuat perjanjian yang telah disepakati atas barang yang disewakan tersebut.

Tahapan Proses Leasing

Kegiatan leasing pada umumnya memiliki beberapa tahapan yang ingin dicapai. Berikut ini tahapan-tahapan yang dapat dilakukan dengan kegiatan leasing:

  1. Terjadinya negosiasi antara pihak pemilik barang (lessor) dan penyewa (lessee) mengenai modal barang yang dibutuhkan. Negosiasi ini biasanya terkait perbincangan mengenai jenis barang yang dibutuhkan, periode waktu penyewaan, harga, tipe barang secara spesifik dan lain halnya.
  2. Pihak pemilik barang (lessor) memiliki barang yang dibutuhkan dengan menginformasikan hal tersebut pada penyewa (lessee), disini akan terjadi kesepakatan mengenai persyaratan dan surat pesanan atas barang modal tersebut.
  3. Persetujuan leasing melalui surat pemesanan sesuai dengan kesepakatan terkait spesifikasi barang modal yang dibutuhkan oleh penyewa (lessee). Pada tahapan ini, maka leasing sudah mencapai kesepakatan jual beli terkait kepemilikan barang.
  4. Pemindahan barang modal dari pemilik barang (lessor) pada penyewa (lessee), setelah barang telah diserahkan maka itu menjadi tanggung jawab dari pihak penyewa untuk dapat merawat barang tersebut sesuai dengan perjanjian leasing yang telah disepakati.
  5. Pembuatan perjanjian antara pemilik barang (lessor) dengan penyewa (lessee) melengkapi perjanjian yang akan disepakati oleh kedua pihak.
  6. Menentukan besaran harga barang modal yang akan dibayarkan oleh pemilik barang (lessor) kepada supplier atas penyediaan modal yang dibutuhkan oleh penyewa (lessee)
  7. Menentukan periode waktu pembayaran barang modal sesuai kesepakatan, hal ini bisa bervariasi tergantung pada hasil kesepakatan. Terkadang ada leasing yang sepakat untuk membayar setiap tiga bulan, enam bulan dan lainnya. Biasanya periode waktu ini berbeda disebabkan fungsi dan manfaat dari barang modal yang digunakan, hal yang menjadi pertimbangan untuk menentukan waktu pembayaran adalah masa manfaat barang, lokasi penempatan barang serta kondisi arus kas milik penyewa (lessee).
  8. Menentukan nilai sisa barang pada saat perjanjian leasing dibuat, hal ini juga sebagai penjelas pada saat akhir kesepakatan telah selesai. Biasanya penentuan nilai sisa barang modal berada pada kisaran minimal 10% dari harga barang, penyewa (lessee) juga akan diberikan hak opsi apakah akan membeli barang atau mengembalikannya.

Demikian tahapan proses yang terjadi dalam usaha leasing, usaha sewa guna tersebut ditentukan atas kesepakatan yang terjadi antara pemilik barang (lessor) dan penyewa (lessee) yang membutuhkan barang modal. 

Meskipun leasing berkaitan dengan praktik sewa-menyewa barang, tetapi prosedur pelaksanaannya berbeda dengan aktivitas sewa pada umumnya. Sekian informasi mengenai leasing yang dapat kamu pelajari dari rumah, semoga bermanfaat!

Kartel Adalah: Pengertian, Jenis-Jenis, Karakteristik dan Dampaknya bagi Bisnis

Kartel adalah salah satu praktik dalam bisnis dengan bentuk perjanjian antara para pelaku bisnis dalam konteks persaingan. praktik ini dapat memberikan dampak positif maupun negatif tergantung pada perspektif dan pihak yang terlibat maupun tidak terlibat dalam perjanjian tersebut.

Melalui perjanjian ini para pelaku usaha dapat menentukan pengaturan bisnis yang sekiranya akan memberikan keuntungan bagi para pihak yang terlibat dalam perjanjian. Berikut informasi mengenai kartel yang harus kamu ketahui jika ingin masuk dalam lingkup dunia bisnis.

Pengertian Kartel

Kartel adalah suatu perjanjian yang dilakukan para pelaku usaha dalam konteks persaingan untuk menghilangkan persaingan antar pihak. Kartel dipahami juga sebagai bentuk perjanjian yang digunakan untuk meningkatkan keuntungan dalam bisnis yang dijalankan oleh perusahaan.

Kartel dalam praktiknya juga berpotensi menimbulkan monopoli perdagangan atas suatu produk atau jasa yang ditawarkan. Hal ini karena kartel berfokus pada perjanjian untuk menghilangkan persaingan antar pelaku usaha, sehingga kartel pun dapat berpotensi untuk melakukan persaingan usaha tidak sehat secara menyeluruh.

Dalam praktiknya kartel memiliki dua sisi nilai yang berbeda, yaitu positif dan negatif. Hal ini dapat disebabkan kegiatan kartel tidak hanya melibatkan para pelaku bisnis tetapi juga konsumen yang menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.

Jenis-Jenis Kartel

Kartel dibagi menjadi beberapa jenis dalam praktiknya. Hal ini dilakukan guna mempermudah identifikasi perilaku kartel yang dilakukan oleh para pelaku bisnis, berikut jenis-jenis kartel:

1.Penetapan harga 

Dalam praktiknya kartel dapat digunakan untuk dapat mengatur penetapan harga atas suatu produk atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan perjanjian antara para anggota bisnis. Penetapan harga ini bertujuan untuk menentukan sampai batas mana pebisnis dapat menentukan minimal harga penjualan sehingga pelaku bisnis lainnya merasa setara dengan harga yang ditawarkan.

2.Saham

Merupakan praktik bisnis kartel yang memanfaatkan perluasan wilayah bisnis dengan menempatkan saham pada suatu bisnis. Para anggota yang bergabung dalam perjanjian kartel akan memastikan bahwa arus pendapatan yang dimiliki setiap pelaku usaha sama, dalam artian bahwa pelaku usaha akan diberikan batasan maupun privilege untuk menjual produknya di luar wilayah bisnis miliknya atau tidak.

3.Ketentuan pengiriman

Melalui praktik kartel maka para anggota juga menyetujui dan sepakat untuk membuat persyaratan terkait ketentuan pengiriman produk atau jasa. Hal ini meliputi dengan lokasi, waktu pengiriman, jumlah pembayaran dan lain sebagainya.

4.Hasil dan produksi

Salah satu jenis kartel adalah hasil dan produksi atas produk atau jasa yang ditawarkan dalam pasar bisnis. Melalui perjanjian kartel jenis ini, maka para anggota yang terlibat dituntut untuk dapat menuruti persyaratan dan perjanjian yang telah dibuat, hal ini menyangkut dengan tren pasar mengenai produk atau jasa hingga pada tinggi rendahnya produksi.

Karakteristik Kartel

Bisnis yang melibatkan perjanjian kartel dapat dilihat dari sejumlah karakteristik yang dimilikinya. Berikut ini karakteristik suatu bisnis yang terlibat dalam kartel:

  • Para pelaku usaha bisnis terlibat dalam konspirasi atas praktik bisnis yang dijalankannya
  • Keterlibatan para petinggi atau senior eksekutif suatu perusahaan
  • Melibatkan peran suatu asosiasi sebagai backing-an untuk menutupi praktik kartel dalam bisnisnya
  • Melakukan penetapan harga di pasar agar tidak dicurigai melakukan kartel
  • Pemberlakuan hukuman berupa sanksi yang telah disepakati oleh seluruh anggota yang terlibat, jika perjanjian yang telah disepakat tersebut dilanggar
  • Memiliki pihak yang mampu menyebarkan informasi pada setiap anggota bisnis agar tidak diketahui khalayak umum.

Dampak Kartel bagi Bisnis

Kartel tentu dalam praktiknya memberikan dampak terhadap berjalannya suatu bisnis, terutama bagi para konsumen yang menggunakan produk atau jasa tersebut. Kartel dipandang memiliki dampak positif maupun negatif yang menuai pro dan juga kontra, hal ini akan bergantung pada penggunaan perspektif dalam melihat praktik  kartel.

Dampak Positif

Bagi para pengusaha bisnis yang terlibat dalam kartel, mereka diuntungkan oleh jumlah penghasilan dan kekuatan yang dapat diraih melalui monopoli pasar persaingan tersebut. Margin yang digunakan untuk menjual produk atau jasa juga dapat dibuat lebih tinggi sebagai upaya memaksimalkan laba, di sisi lain kartel memungkinkan para pelakunya dalam mencapai skala ekonomi. Pada intinya kartel dapat memberikan sejumlah keuntungan bagi para anggota yang masuk di dalamnya.

Dampak Negatif

Berbeda dengan dampak positif yang dapat dirasakan oleh para anggota kartel, maka konsumen dan negara akan merasakan dampak negatif dari hadirnya kartel. Hal ini disebabkan oleh potensi manipulasi dan monopoli pasar yang dilakukan oleh sejumlah pelaku bisnis sehingga produk atau jasa yang ditawarkan dapat mengikuti sesuai keinginan pelaku tersebut. Kartel juga memberikan dampak negatif bagi para pengusaha kecil lainnya, karena dengan adanya kartel pertumbuhan usaha bisnis kecil akan sulit untuk dikembangkan.

Kartel juga dapat menyebabkan suatu negara mengalami perekonomian yang tidak kondusif dan berkurangnya rasa kompetitif yang dimiliki para pebisnis, dibandingkan dengan kualitas bisnis di negara lainnya. Praktik kartel juga dapat menyebabkan kemampuan suatu negara untuk dapat melakukan penemuan dan perkembangan baru menjadi lebih terhambat karena tidak adanya persaingan yang dirasakan tersebut.

Berdasarkan penjelasan yang telah disebutkan sebelumnya maka kita dapat memahami bahwa praktik kartel memang memberikan keuntungan bagi para anggotanya, tetapi juga memberikan dampak negatif bagi negara dan konsumen yang terlibat. Pada dasarnya aktivitas kartel dalam bisnis juga dapat mengancam para pelaku bisnis yang terlibat dalam praktek kartel, hal ini karena akan menimbulkan berbagai ancaman dan larangan tegas dari konsumen maupun pemerintah atas kerugian yang terjadi pada mereka.

Demikian penjelasan mengenai kartel yang dapat kamu pahami jika ingin memulai suatu bisnis. Semoga bermanfaat.

East Ventures Beri Pendanaan ke Pengembang Alat Monitoring Kesehatan Aevice Health

Startup pengembang alat kesehatan Aevice Health mengumumkan telah meraih pendanaan dengan nominal dirahasiakan dari East Ventures. Dana tersebut akan digunakan untuk memperluas akses produk perusahaan untuk jutaan pasien di Asia Tenggara.

Aevice Health merupakan penyedia alat monitor kesehatan (remote respiratory) yang didirikan pada 2018 oleh Adrian Ang, Rex Tan, dan Ser Wee. Salah satu produk yang dikembangkan adalah AeviceMD Monitoring System, platform manajemen pasien komprehensif yang ditargetkan untuk manajemen penyakit pernapasan kronis.

Dengan algoritma yang canggih, platform tersebut memantau biomarker pasien yang diperoleh dari stetoskop pintar yang dapat dikenakan dengan mudah (wearable stethoscope). Pasien yang berisiko mengalami perbukuran gejala pernapasan akut dapat diidentifikasi secara dini untuk mencegah rawat inap atau rujukan ke unit gawat darurat, sehingga mereka dapat menerima perawatan yang dipersonalisasi dari kenyamanan rumah mereka.

Dengan informasi yang dapat digunakan dan respons pengobatan yang mudah dimonitor, para profesional kesehatan dapat melakukan perawatan yang tepat waktu untuk hasil optimal bagi pasien. Misi perusahaan adalah meningkatkan aksesibilitas perawatan kesehatan, memberdayakan pasien, dan mengurangi biaya perawatan kesehatan.

“Dengan dukungan kuat dan jaringan yang luas dari East Ventures, kami siap untuk menghadirkan solusi transformatif dalam mengatasi permasalah ini di wilayah Asia Tenggara,” ucap CEO Aevice Health Adrian Ang dalam keterangan resmi, Senin (24/7).

Pasien yang menderita chronic respiratory disease dengan asma dan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) diperkirakan mencapai 7% populasi di Asia Tenggara atau sekitar 485 juta orang. Kedua penyakit ini merupakan penyakit pernapasan kronis yang paling umum ditemukan.

Di Indonesia sendiri, lebih dari 4,5% populasinya atau sekitar 11,2 juta orang menderita asma dan 4,8 juta orang menderita PPOK. Lembaga-lembaga yang berwenang telah mengantisipasi terjadinya penyakit pernapasan yang lebih buruk selama periode kabut asap atau kebakaran hutan.

“Penyakit pernapasan kronis merupakan area signifikan yang belum banyak dimanfaatkan peluangnya oleh penyedia layanan kesehatan di pasar Asia Tenggara,” tambahnya.

AeviceMD / Aevice Health

Dalam mengatasi isu tersebut, lanjutnya, banyak negara di Asia Tenggara mengambil tindakan proaktif dalam menangani penyakit kronis. Misalnya, Indonesia telah menginisiasi program percobaan yang membekali para pengguna dengan perangkat yang dapat dikenakan untuk memantau kesehatan mereka dan mendapatkan hasil yang lebih baik.

“Visi AeviceMD adalah untuk menjadi termometer klinis pada umumnya, tetapi dengan fokus pada kesehatan pernapasan. Misi perusahaan Aevice Health adalah menjadikan platform AeviceMD sebagai solusi yang terjangkau dan mudah diakses untuk pasien dari segala usia, serta memungkinkan pengelolaan kondisi pernapasan yang lancar dari kenyamanan rumah mereka.”

Sebelum pengumuman pendanaan ini, perusahaan baru-baru ini mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menjadi perangkat medis Kelas II. Pada Maret lalu, Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura (HSA) memberikan izin edar pertama untuk AeviceMD di Singapura. Izin tersebut memungkinkan perusahaan untuk memasarkan dan menyediakan platform pemantauan pernapasan di pasar-pasar utama.

“Kami senang menyambut Aevice Health ke dalam ekosistem East Ventures. Dengan keahlian dan teknologi mutakhir yang mereka miliki, kami yakin Aevice Health memiliki potensi untuk mengembangkan pelayanan kesehatan pernapasan secara global. Kami berharap kita dapat bersama-sama mentranformasikan perawatan kesehatan dan memberikan perawatan yang dapat dipersonalisasi dan efektif untuk pasien di seluruh dunia,” kata Co-founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

Cara Daftar Looyal, Aplikasi POS Inovatif untuk Pengelolaan Bisnis yang Efektif!

Di dunia bisnis yang begitu cepat, mengelola dan mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bisa menjadi tugas yang menantang. Namun, dengan Looyal,  pengelolaan bisnismu akan menjadi lebih mudah.

Apa itu Looyal? Bagaimana cara mendaftar di Looyal? Simak penjelasannya di artikel berikut!

Mengenal Looyal

Looyal merupakan super selling platform yang dilengkapi dengan sistem Customer Relationship Management (CRM). Aplikasi ini menyediakan solusi lengkap untuk memudahkan pengelolaan bisnis online dan offline dalam satu aplikasi yang terintegrasi.

Sistem bisnis yang ditawarkan berupa aplikasi yang terdiri dari empat modul: Point of Sales (POS), Toko Online, CRM Online, dan Integrasi Pembayaran Digital.

  • Point of Sales (POS): Modul ini berfungsi sebagai sistem kasir dengan berbagai fitur untuk mencatat penjualan dan menghasilkan laporan penjualan secara otomatis.
  • Toko Online Otomatis: Buat toko online atau menu QR dengan mudah dan sepenuhnya terintegrasi dengan aplikasi kasir.
  • Integrasi Pembayaran Digital: Permudah transaksi Anda dengan QRIS Looyal yang menerima semua jenis pembayaran digital.
  • CRM Online: Tingkatkan loyalitas pelanggan dan dorong pembelian ulang dengan memberikan pengalaman yang lancar dan personal.

Looyal dirancang sebagai aplikasi yang cocok untuk segala jenis usaha. Mulai dari bisnis kuliner, laundry, fashion, retail, konser musik, hingga jasa dan tenaga profesional. Selain itu, semua laporan terkait bisnis Anda akan tercatat dengan baik, sehingga Anda bisa mengunduh dan menggunakannya sebagai dasar pengambilan strategi pengembangan bisnis masa depan.

Looyal menyediakan berbagai pilihan paket  yang dapat dipilih oleh penggunanya. Setiap paket menawarkan layanan dan fasilitas yang berbeda. Oleh karena itu, pastikan Anda memilih paket yang paling tepat dan sesuai dengan kebutuhan bisnis. Per tanggal 18 Juli 2023, beberapa paket yang ditawarkan oleh Looyal antara lain:

  • Woogigs POS by Looyal: Harga Rp299.000/bulan atau Rp3.000.000/tahun.
  • WooBlazz: Harga Rp600.000/bulan atau Rp7.200.000/tahun.
  • CRM Platform: Harga Rp2.500.000/bulan atau Rp30.000.000/tahun.

Untuk paket Woogigs POS by Looyal dan WooBlazz, Anda dapat mencobanya secara gratis terlebih dahulu untuk menjelajah fitur dan manfaat yang disediakan.

Cara Mendaftar di Aplikasi Woogigs CRM Tools by Looyal

  • Unduh aplikasi Woogigs CRM Tools by Looyal

  • Buka aplikais yang sudah terunduh, klik Register

  • Lengkapi data pemilik usaha dan data bisnis Anda, seperti nama lengkap, nomor telepon, email, kata sandi, kategori bisnis, ID bisnis, nama bisnis, dan kode referral (jika ada). Pastikan untuk memberikan tanda centang pada kotak persetujuan syarat dan kebijakan privasi penggunaan aplikasi, lalu klik Daftar.

  • Anda akan mendapatkan notifikasi pendaftaran berhasil dan perintah untuk membuka email guna pengaktifan akun, lalu klik Ok.

  • Buka email yang dicantumkan dalam pendaftaran, lalu klik Activation Link.

  • Anda akan diarahkan ke back office Woogigs, silakan login dengan memasukkan ID bisnis, email dan kata sandi akun Looyal Anda.

  • Silakan lengkapi data lokasi bisnis Anda dan akun Looyal sudah bisa digunakan.

Mulailah digitalisasi bisnis Anda guna mengoptimalkan operasional bisnis, meningkatkan loyalitas pelanggan, dan menuju kesuksesan yang lebih besar. Ada begitu banyak pilihan aplikasi yang dapat membantu pengelolaan bisnis Anda secara digital. Jadi, selamat mencoba!

Boost Indonesia Incar Penambahan UMKM Peroleh Akses Pembiayaan

Boost Indonesia, bisnis fintech dari Axiata Group, mengumumkan komitmennya untuk mendukung UMKM Indonesia yang belum terlayani secara finansial di seluruh negeri. Sektor ini berkontribusi lebih dari 60% terhadap PDB Indonesia, namun sebanyak 77,6% UMKM belum menerima kredit perbankan.

“Sejak awal, tujuan dan misi kami adalah untuk melayani yang kurang terlayani, dengan mendukung para peminjam atau merchant kami secara digital dalam mencapai tujuan mereka di negara tempat kami beroperasi, termasuk Indonesia. Dengan lanskap digital yang terus berkembang, sangat penting bagi mereka untuk mendapatkan akses ke alat dan solusi tepat, yang diperlukan untuk merangkul digitalisasi,” terang Group CEO Boost Sheyantha Abeykoon dalam keterangan resmi, Senin (24/7).

Perusahaan yang berkantor pusat di Malaysia ini, sudah hadir di Indonesia sejak 2017. Produk yang ditawarkan adalah layanan pembiayaan melalui p2p lending, yaitu invoice financing dan supply chain financing.

Peminjam (disebut Boost Merchant) dapat mengajukan pinjaman hingga Rp2 miliar dalam waktu tiga bulan. Layanan tersebut memungkinkan UMKM gunakan untuk kegiatan usaha, memperluas toko, membayar gaji karyawan, dan mewujudkan impian usaha mereka.

Boost Merchant juga mendapat keuntungan dari Boost Kedai, sebuah platform digital yang dirancang untuk menyederhanakan proses rantai pasok bagi UMKM di era ekonomi digital. Platform tersebut menghubungkan Boost Merchant dengan pemasok dan menawarkan metode pembayaran yang nyaman melalui Boost Tempo untuk manajemen arus kas.

“[..] Saat ini, kami bermitra dengan pelaku ekosistem untuk melihat bagaimana kami dapat mengubah model fintech lending kami yang terkini menjadi solusi dan produk usaha yang bernilai bagi UMKM di Indonesia agar tumbuh tak terbatas,” tambah CEO Boost Indonesia Stefanus Warsito.

Menurutnya, lebih dari 40% nasabah Boost di Malaysia dan Indonesia belum pernah menerima kredit dari penyedia jasa keuangan lain sebelumnya. Kondisi tersebut jadi faktor pemicu perusahaan untuk menjangkau lebih banyak UMKM.

Diklaim, sejak awal berdiri hingga tahun ini, perusahaan telah menyalurkan pinjaman hampir Rp9 triliun di Malaysia dan Indonesia, dengan lebih dari 40% atau sekitar Rp3 triliun dari nominal tersebut dicairkan di Indonesia.

Kepercayaan peminjam disebutkan menunjukkan tren positif, terlihat dari repeat rate atau pengajuan pinjaman kembali mencapai 90% untuk pembiayaan mikro jangka pendek. Penyaluran ini tumbuh lebih dari 13% per tahunnya dengan pencairan rata-rata per bulan sebesar Rp208 miliar. Diklaim, pencapaian tersebut membawa Boost berada di posisi sebagai salah satu pemain fintech teratas di Indonesia.

Perkembangan Boost

Pada awal perusahaan beroperasi di Indonesia, hadir sebagai mobile wallet yang memungkinkan pengguna untuk membayar transaksi di merchant dengan memindai kode QR. Selain pembayaran, aplikasi tersebut juga dilengkapi dengan program loyalitas dan gamifikasi.

Pengembangan bisnis berikutnya terjadi di 2020, saat itu perusahaan memperluas suplai produk, melalui kemitraan dengan perusahaan lainnya, untuk melengkapi produk yang dapat dijual kembali oleh merchant. Juga, mulai membuka akses pendanaan untuk merchant.

Keputusan untuk mantap beralih sebagai p2p lending, perusahaan mengumumkan akuisisi 68,75% saham PT Creative Mobile Adventures (KIMO) pada Mei 2021. KIMO adalah perusahaan p2p lending yang memfokuskan diri pada pembiayaan supply chain telekomunikasi.

Di kantor pusatnya, solusi yang ditawarkan Boost lebih beragam yang beroperasi di bawah lima entitas berbeda. Yakni, Boost Life, Boost Biz, Boost Credit, Boost Connect, dan Boost Indonesia. Solusi tersebut bergerak di jasa keuangan, mulai dari pembayaran, pinjaman, solusi merchant, dan remitansi.

Bahkan, sudah masuk ke bank digital berkat kongsinya dengan RHB Banking Group (RHB). Lisensinya sudah dikantongi dari otoritas setempat pada April 2022. Secara pendanaan, Boost mengantongi pendanaan senilai $70 juta dari Great Eastern pada 2020.

Rekening Koran Adalah: Pengertian, Fungsi dan Cara Membacanya

meski tak selalu dibutuhkan setiap hari, sebagai nasabah kita juga harus tahu bahwa kita dapat mengetahui riwayat transaksi kita secara lengkap. riwayat lengkap transaksi itu bisa kamu dapatkan dalam bentuk rekening koran.

dahulu rekening koran hanya bisa di dapatkan jika kita datang dan meminta ke bank. tapi sekarang rekening koran sudah lebih mudah di dapatkan, seperti bisa diambil memalui aplikasi m-banking.

Pengertian Rekening Koran

Rekening koran adalah laporan riwayat berupa aktivitas transaksi keuangan secara menyeluruh  mulai dari transaksi debit, kredit, tanggal dan pesan pesan pada setiap transaksi berlangsung.

Pada intinya rekening koran berisi mengenai segala informasi terkait transaksi yang dilakukan bank terhadap rekening beserta laporan kas. Proses audit keuangan juga dilakukan dengan menggunakan rekening koran sebagai pertanggung jawaban atas transaksi yang terjadi di dalam rekening perusahaan maupun pribadi.

Fungsi Rekening Koran

Berikut beberapa fungsi penggunaan rekening koran bagi perorangan maupun perusahaan:

  1. Mengetahui Ringkasan Transaksi Rekening

Rekening koran berfungsi untuk mengetahui secara ringkas arus transaksi yang terjadi melalui rekening. Informasi yang disajikan pun lengkap mengenai riwayat tanggal transaksi. jenis debit dan kredit, serta melakukan pemeriksaan keseluruhan proses transaksi keuangan.

  1. Audit Keuangan

Perusahaan biasanya menggunakan rekening koran untuk melakukan audit keuangan perusahaan. Kegiatan audit ini dilakukan untuk menciptakan laporan keuangan yang objektif, mengenai efisiensi yang didapatkan perusahaan melalui dana alokasi.

  1. Pengajuan Kredit

Rekening koran dapat digunakan juga untuk melakukan pengajuan kredit, karena melalui rekening koran kreditur dapat mengetahui secara ringkas bagaimana pola transaksi orang tersebut apakah mampu untuk melunasi pinjaman atau tidak. Selanjutnya pengajuan akan dipertimangkan untuk diterima atau ditolak.

  1. Mengajukan Visa

Rekening koran untuk pengajuan visa perjalanan ke luar negeri. Hal ini dibutuhkan untuk proses persetujuan mengenai dana yang dimiliki orang lain, apakah mencukupi, apakah ada transaksi yang aneh dan lain sebagainya.

  1. Bukti Hukum yang Sah

Rekening koran juga dapat menjadi bukti hukum yang sah apabila terkena masalah terkait suatu transaksi.

Cara Membaca Rekening Koran

Cara membaca rekening koran cukup mudah, karena ringkasan yang dibuat sudah mencantumkan informasi secara lengkap. Meskipun demikian bagi para pemula yang masih merasa kebingungan untuk membaca rekening koran, perlu simak beberapa informasi yang ada di dalam rekening koran berikut.

Pada bagian awal rekening koran biasanya terdapat informasi mengenai nama bank yang mengeluarkan dokumen rekening koran, informasi ini lengkap dengan alamat cabang bank terdekat dan nomor yang dapat dihubungi.

Selanjutnya tercantum informasi mengenai identitas pemilik rekening koran dan biasanya juga tercantum nomor yang dapat dihubungi, identitas diri jelas perlu dicantumkan sebagai bukti valid bahwa rekening koran itu milik kamu.

Informasi selanjutnya pada rekening koran berisi periode tanggal dokumen terbit untuk membuktikan bahwa rekening koran yang dibuat memang baru. Ringkasan akun berisi saldo awal akan dibandingkan dengan saldo akhir juga tercantum sebagai informasi di rekening koran, biasanya ringkasan akun akan berada di paling bawah untuk mempermudah pemilik dokumen melakukan pengecekan.

Ringkasan transaksi adalah bagian paling mendasar dari rekening koran, bentuk aktivitas transaksi akan tercatat dengan jelas mulai dari tanggal, jumlah nominal, bank asal atau bank tujuan hingga pada jenis debit atau kredit transaksi akan dicantumkan.

Sekian penjelasan mengenai rekening koran hingga cara membacanya, semoga informasi tersebut bermanfaat!

Impor Adalah: Pengertian, Tujuan, Jenis dan Dampaknya Bagi Indonesia

Impor merupakan kegiatan yang melibatkan proses pengiriman komoditas dalam perdagangan internasional. Impor biasa dilakukan antar negara untuk mengirimkan produk atau barang sesuai dengan kebutuhan para konsumen. 

Kegiatan impor menjadi salah satu aktivitas perdagangan yang menjanjikan bagi sejumlah orang, karena biasanya produk yang diimpor akan dijual dengan harga yang lebih murah dibandingkan pada saat konsumen memberinya secara langsung. Berikut pengertian lebih lanjut mengenai kegiatan impor!

Pengertian Impor

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online, impor adalah kegiatan pemasukan barang dan sebagainya dari luar negeri. Kegiatan impor dipahami sebagai aktivitas dimana barang dari suatu negara masuk ke dalam wilayah negara lain sehingga, mengacu pada keterlibatan dua negara atau lebih dalam bentuk kerja sama.

Produk yang diimpor biasanya memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan harga asli ketika membeli di negara asal, ini disebabkan oleh biaya pengiriman serta perizinan yang dimiliki tiap negara untuk memasukan produk asing.

Tujuan Kegiatan Impor

Terdapat hal-hal yang mendasari kegiatan berlangsung, hal ini disebabkan oleh beberapa tujuan yang mungkin akan berbeda.

  1. Produk yang diimpor tidak dimiliki oleh suatu negara, seperti bahan baku untuk mengelola produk atau bahkan tempat untuk memproduksi barang impor tersebut.
  2. Biaya untuk memproduksi barang yang diimpor jauh lebih mahal dibandingkan saat negara membeli barang secara impor, ini juga menjadi masalah karena harga jual akan melambung lebih tinggi.
  3. Mempermudah kuantitas produksi agar target permintaan dapat tercapai, ini disebabkan permintaan lebih besar dibandingkan penawaran yang bisa diberikan oleh negara.
  4. Sebagai supplier jasa barang impor bagi konsumen yang tidak memiliki akses belanja barang impor secara langsung.

Jenis-Jenis Impor

Barang impor bisa dibedakan ke dalam beberapa jenis, Direktorat Jenderal Bea Cukai membagi barang impor sebagai berikut:

  1. Impor untuk dipakai, merupakan kegiatan memasukan barang ke dalam negara dengan tujuan untuk dipakai, dimiliki dan dikuasai oleh orang yang berdomisili Indonesia.
  2. Impor sementara, kegiatan memasukan barang ke dalam negara dengan tujuan untuk diekspor kembali dengan batas waktu paling lama 3 tahun.
  3. Impor angkut lanjut/terus, kegiatan memasukan barang melalui sarana pengakutan tanpa adanya proses pembongkaran lebih dulu. 
  4. Impor untuk ditimbun, merupakan kegiatan memasukan barang ke dalam negara dengan adanya proses pembongkaran terlebih dahulu. 
  5. Impor untuk Re-ekspor, kegiatan memasukan barang impor untuk dikirimkan kembali ke luar negeri karena kondisi barang impor yang tidak sesuai seperti, salah kirim, tidak memenuhi syarat atau terjadi perubahan aturan.

Dampak Impor Bagi Indonesia

Impor merupakan kegiatan yang melibatkan perdagangan internasional sehingga, wajar jika setiap negara bekerja sama untuk saling menjalin kerjasama dan memenuhi kebutuhan negaranya. Meskipun demikian, impor juga memiliki beberapa dampak baik itu positif maupun negatif.

Di Indonesia sendiri impor menjadi perdagangan internasional yang cukup sering dilakukan, tidak hanya oleh masyarakat secara pribadi tetapi juga untuk kepentingan negara dan bangsa. 

Impor memiliki dampak positif karena mampu memenuhi kebutuhan konsumen atas permintaan barang yang tidak tersedia di negaranya, meskipun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa impor yang berlebih juga akan memberi dampak buruk bagi negara.

Kegiatan impor yang terlalu berlebih dapat memberikan ketergantungan pada suatu negara untuk memenuhi kebutuhannya pada negara lain, hal ini akan memicu perekonomian negara mengalami defisiensi (kekurangan/kegagalan).

Terutama penggunaan barang impor di kalangan anak muda, jika pemilihan barang impor lebih banyak dibandingkan barang lokal maka dikhawatirkan akan terjadi penurunan tingkat pendapatan di negara, hilangnya identitas budaya dan pandangan sebelah mata terhadap produk lokal.

Berdasarkan pengertian impor dan dampaknya bagi Indonesia, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa impor menjadi salah satu komponen penting bagi kemajuan perekonomian suatu negara.

Untuk itulah perlu tindakan yang bijaksana agar keseimbangan antara penggunaan barang impor maupun lokal dapat berjalan dengan seimbang. Semoga informasi yang telah disampaikan tersebut dapat menambah pemahaman mu mengenai impor.

Sejarah Uang, Kemunculan Uang Sebagai Transaksi Pembayaran dan Perkembangan Saat Ini

Uang merupakan alat bayar yang saat ini digunakan untuk melakukan transaksi secara legal atau sah. Uang dinilai sebagai komoditas yang mempunyai tingkat suku bunga dan instrumen ekonomi yang penting.

Pada awalnya manusia melakukan transaksi tidak dengan uang tetapi melalui pertukaran antar barang atau jasa yang disebut juga sebagai barter, proses transaksi ini masih belum menentukan besaran nilai dari tiap barang atau jasa yang ditawarkan.

Saat ini uang digunakan sebagai alat pembayaran untuk memenuhi perlengkapan dan kebutuhan hidup manusia melalui sistem pembayaran. Berdasarkan sejarahnya uang dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu, uang giral, uang kertas dan uang barang. Berikut sejarah uang berdasarkan jenisnya.

Sejarah Uang Barang

Manusia pada awalnya belum mengenai transaksi perdagangan dan memenuhi kebutuhannya dengan menukarkan barang. Uang barang adalah metode pembayaran yang pertama kali dilakukan dengan cara menukarkan barang atau jasa atas barang yang kita inginkan.

Pada masa ini belum ditetapkannya nilai suatu barang, sehingga setiap orang tidak memiliki penilaian pasti mengenai pertukaran produk atau jasa tersebut.

Penggunaan uang barang sebagai alat pembayaran memiliki sejumlah kekurangan diantaranya, sulitnya menentukan nilai suatu barang yang menyebabkan penolakan atas pertukaran barang atau jasa, sulit menentukan muatan nilai barang karena perbedaan barang yang akan ditukarkan dan sulit menemukan orang dengan kepentingan dan kebutuhan yang sama dengan barang atau jasa yang kita miliki.

Dalam proses pertukarang barang atas jasa dengan uang benda ini, tidak semua barang akan diterima atau dapat ditukarkan. Harus ada syarat yang menentukan apakah barang tersebut layak untuk ditukarkan seperti, benda yang ditukarkan sifatnya langka atau jarang ditemukan, memiliki nilai atau kegunaan yang tinggi, dan daya tahan atau masa penggunaan benda berada pada jangka waktu yang lama.

Hal lainnya yang menjadi pertimbangan adalah bagaimana barang tersebut akan disimpan, karena setiap jenis barang memiliki volume dan ukuran yang berbeda-beda. Pada mulanya masyarakat juga mengakali uang barang dengan logam-logam mulia seperti emas atau perak, karena dinilai lebih mudah untuk disimpan, langka dan daya tahan yang lebih lama. 

Semakin padatnya perkembangan dan kreativitas manusia maka metode transaksi pembayaran pun semakin berkembang, terutama ketika manusia memiliki kebutuhan yang lebih kompleks. Uang mengalami evolusi dalam hal nilai untuk memenuhi kebutuhan manusia dan beralih pada bentuk uang kertas dan uang giral.

Sejarah Uang Kertas

Uang kertas adalah alat transaksi pembayaran yang menandakan bahwa manusia mengalami perkembangan dalam memenuhi kebutuhannya. Hadirnya uang kertas menjadi bukti bahwa, alat transaksi pembayaran mulai digunakan oleh manusia untuk menentukan nilai pasti atas suatu barang atau jasa.

Uang kertas adalah alat transaksi berupa kertas yang memiliki nilai terhadap suatu barang atau jasa dan dianggap legal atau sah dalam masyarakat. Uang kertas digunakan salah satunya karena memiliki biaya pembuatan yang rendah, pengiriman atau transaksi dengan uang kertas juga lebih mudah karena ukuran dan volumenya, jumlah pada nilai uang kertas juga mempermudah proses perhitungan harga pada suatu barang atau jasa.

Penggunaan uang kertas sebagai alat transaksi pembayaran semakin digunakan ketika harga emas dan perak mengalami penurunan saat Perang Dunia I berlangsung, dimana perekonomian terguncang dan setiap negara mengalami dampaknya.

Uang kertas yang digunakan juga sebagai pengganti emas dan perak dianggap lebih aman untuk dibawa dibandingkan dengan logam-logam mulia. Semakin berkembangan peradaban manusia begitu juga dengan efektifitas dan nilai praktis dalam proses pembayaran di masyarakat.

Meskipun demikian, uang kertas juga memiliki kerentanan dan mudah rusak jika terkena air. Uang kerta pun mengalami perkembangan karena menanggapi sistem keamanan yang harus ditanggung oleh pemilik atas risiko pencurian atau kehilangan, sehingga muncul sistem pembayaran menggunakan uang giral.

Sejarah Uang Giral

Berdasarkan sejarah dan perkembangannya uang giral hadir untuk mengatasi masalah keamanan atas penyimpanan uang kerta dengan jumlah dan nominal yang cukup tinggi. Uang giral digunakan sebagai alat pembayaran atau alat tukar yang praktis, aman dan mudah. Uang giral adalah uang yang secara resmi dikeluarkan oleh pihak penanggung jawab seperti bank komersial dengan pengeluaran cek dan alat pembayaran giro. 

Uang giral dapat digunakan ketika seseorang menjadi nasabah suatu bank dan mengambil uang yang telah disimpannya dengan tujuan melakukan pembayaran. Secara umum penggunaan uang giral dibutuhkan ketika nasabah suatu bank akan melakukan transaksi pembayaran dengan nominal harga yang cukup besar.

Uang giral digunakan karena meningkatkan keamanan penyimpanan nilai mata uang, maksudnya adalah uang giral hanya dapat digunakan oleh pihak yang berhak atas uang tersebut sehingga jika terjadi kehilangan uang giral masih dapat dilacak kembali, uang giral dapat diberikan pada orang lain dengan biaya yang lebih rendah dan uang giral dapat menuliskan nominal dengan lebih efisien karena nasabah hanya perlu menuliskan jumlah nominal transaksi.

Berbagai uang giral yang dapat ditemui memiliki beberapa bentuk seperti, cek, giro dan telegraphic transfer. Bentuk ini adalah wujud dari uang giral yang digunakan di masyarakat. 

Sejarah uang yang telah dijelaskan sebelumnya telah mengalami berbagai perkembangan dan pembaruan atas metode pembayaran yang dilakukan manusia. Saat ini alat pembayaran pada proses transaksi pertukaran barang atau jasa juga dilakukan dengan metode digital seperti QRIS. 

QRIS sebagai metode pembayaran digital digunakan untuk mengirimkan nominal uang yang tersimpan dalam bank atau aplikasi penunjang lainnya seperti OVO, Dana, Gopay dan lainnya kepada akun pemilik lainnya. Metode pembayaran digital saat ini juga berfungsi untuk mempermudah proses pembayaran.

Konsumen atau masyarakat hanya perlu memindai barcode yang telah disiapkan oleh pihak penjual atau penyedia barang dan jasa pada akun pembayaran miliknya, setelahnya masukan nominal dan kata sandi untuk memverifikasi pengiriman uang.

Demikian sejarah uang yang mengalami perkembangan hingga saat ini, hadirnya kreativitas dan kebutuhan masyarakat menjadi salah satu pendorong sistem pembayaran juga mengalami perubahan. Berbagai jenis alat pembayaran yang telah dijelaskan diatas juga dapat digunakan oleh kamu loh.