Setelah Bandung, Layanan Bike-Sharing oBike akan Hadir di Bali dan Jakarta

Layanan bike-sharing oBike belum lama ini memulai layanannya di Bandung. Di fase awal ini, sebanyak 650 sepeda oBike akan didistribusikan melalui beberapa hotel untuk bisa dinikmati penggunanya. Ke depan, lokasinya akan diperbanyak, menyasar sekolah, tempat ibadah, dan taman-taman di Kota Bandung. Berpusat di Singapura, oBike disebutkan sudah tersedia di 13 negara.

Dungkapkan tim oBike Indonesia kepada DailySocial, Bandung menjadi awal ekspansi oBike di Indonesia. Ditargetkan dalam waktu dekat oBike akan hadir juga di Bali dan Jakarta. Mereka menjelaskan mengapa Bandung yang pertama, karena pihak Dishub di Kota Bandung cukup responsif untuk menjalankan insiatif ini, terlebih sebelumnya pemerintah setempat juga sudah memiliki inisiatif sama berjuluk Boseh (Bike on the Street Everybody Happy).

Untuk menggunakan layanan bike-sharing ini, pengguna cukup memasang aplikasi oBike dan mengisi saldo untuk transaksi. Selanjutnya melalui aplikasi tersebut pengguna dapat membuka kunci sepeda untuk digunakan. Untuk tarifnya sendiri saat ini didasarkan waktu penggunaan, yakni Rp4.000 per 30 menit. Seusai menggunakan, pengguna dapat memarkirkan kembali sepeda di tempat terdekat yang sudah disediakan.

Sepeda oBike telah dilengkapi dengan GPS, sehingga setiap aktivitas yang dilakukan dengan sepda akan terekam. Ini juga untuk mencegah terjadinya pencurian yang mungkin saja terjadi dalam penggunaan sepeda. oBike sendiri sudah beroperasi di 12 negara, khususnya negara maju, termasuk di Singapura, Inggris, Jerman, hingga Belanda.

Terkait dengan budaya bike-sharing yang masih cukup baru di Indonesia pihak oBike menanggapi dengan cukup optimis. Menurut pemaparan tim oBike, sejauh ini respons yang diterima dari masyarakat cukup baik. Pihaknya juga mengaku tengah bekerja keras untuk menjalin kerja sama dengan mitra lokal untuk memperkenalkan oBike secara luas. Turut disadari bahwa ini bukan pekerjaan mudah, karena sepeda tidak teralu populer di sini, orang lebih suka berkendara dengan sepeda motor sebagai moda transportasi utama.

Application Information Will Show Up Here

Belajar Mengembangkan Produk Digital Menggunakan React JS dan React Native

Startup dikenal sebagai “term” yang mengisyaratkan proses inisiasi bisnis menggunakan teknologi digital. Peran teknologi di sini menjadi krusial, pasalnya mampu memberikan efisiensi dalam segala proses pengembangan yang dilakukan, baik di sisi produk ataupun pangsa pasar. Hal tersebut karena didukung oleh adopsi digital yang mulai merata di kalangan masyarakat, seperti penggunaan internet dan smartphone.

Bagi startup, produk digital menjadi sebuah DNA yang patut dipikirkan dengan sangat baik dari fase inisiasi, oleh karenanya dibutuhkan sebuah strategi yang ideal dalam pengembangannya. Terkait proses pengembangan tersebut, Product Design Sprint menjadi salah satu yang paling populer di kalangan startup saat ini. Jake Knapp mendefinisikan Product Design Sprint sebagai sebuah proses daur pengembangan produk digital yang juga menerapkan agile di dalamnya. Product Design Sprint diadopsi oleh banyak startup karena prosesnya yang relatif singkat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penting mengenai bisnis melalui desain, prototyping, dan pengujian ide produk ke pasar.

Tahapan-tahapan Product Design Sprint sendiri meliputi lima aspek utama, yakni:

  • Understand – tahapan ini merupakan identifikasi peluang bisnis, penentuan pangsa pasar, mempelajari kompetitor dan bagaimana jalannya persaingan bisnis, penentuan nilai jual produk dibandingkan dengan kompetitor, dan menentukan kriteria sukses.
  • Diverge – tahapan ini merupakan eksplorasi dan pengembangan cara-cara kreatif untuk menangkap peluang bisnis dan dilakukan secara berulang untuk mendapatkan hasil yang optimal.
  • Converge – setelah solusi-solusi kreatif teridentifikasi, maka tahapan selanjutnya adalah pengembangan storyboard yang berfungsi menyampaikan ide atau solusi secara berurutan yang akan diuji pada tahapan akhir.
  • Prototype – tujuan dari tahapan ini adalah membuat versi prototype dari storyboard yang telah dikembangkan sebelumnya. Dari hasil prototype pengujian dapat dilakukan terhadap calon pengguna secara sampling. Banyak software yang dapat digunakan untuk prototyping.
  • Test – tahapan terakhir adalah pengujian guna mendapatkan feedback dari pengguna.

Setelah keluaran dari Product Design Sprint dinyatakan final, barulah proses coding dilakukan untuk merealisasikan konsep tersebut. Di fase ini salah satu cara efektif untuk mempersingkat waktu pengembangan ialah dengan memilih teknologi yang efisien, sesuai dengan metode yang telah dipilih sebelumnya. Di fase ini, pengembangan di sisi antarmuka atau front-end menjadi salah satu langkah krusial, untuk segera menghadirkan MVP terbaik ke pasar. Banyak teknologi yang bisa dipilih, salah satunya React JS dan React Native dari Facebook.

Ada beberapa alasan mengapa React JS dan React Native layak untuk dipilih dalam proses pengembangan produk, di antaranya:

  • Startup Friendly. Dengan sekali pengembangan dapat berjalan pada semua platform meliputi web, Android, dan iOS.
  • Cepat dan Responsif. Dapat menangani banyak pembaruan data dan masih terasa ringan dan cepat.
  • Mudah dipelajari. Jika sudah memiliki pengalaman dengan JavaScript maka akan sangat mempermudah untuk menguasainya.
  • Modular. Alih-alih menulis berkas kode yang besar dan padat, dengan React JS bisa membagi penulisan kode ke dalam banyak berkas yang lebih kecil dan masing-masing berkas dapat digunakan kembali sewaktu-waktu. Modularisasi React ini bisa menjadi solusi bagus untuk masalah pemeliharaan JavaScript.
  • Terukur. Sangat cocok bagi program besar yang menampilkan banyak perubahan data.
  • Tren Pasar. Saat ini semakin banyak perusahaan yang beralih ke React dan membutuhkan banyak tenaga ahli dalam bidang tersebut, sehingga memiliki keahlian tentang React JS maupun React Native akan memberikan nilai tambah.
  • Komunitas Pengguna. Komunitas pengguna yang besar dan aneka tools mempermudah dalam mempelajarinya. React JS dan React Native digunakan untuk pengembangan beberapa aplikasi terkenal seperti Facebook, Whatsapp, Airbnb, Pinterest, Twitter, dan Instagram. Untuk Indonesia telah digunakan pada aplikasi Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan lainnya.
  • Fleksibel. React berkembang dengan sangat cepat. Begitu banyak ruang untuk dijelajahi.

Guna mempelajari tentang React JS dan React Native, Rocketutors akan mengadakan rangkaian training intensif membahas hal-hal esensial terkait teknologi tersebut. Acara akan diselenggarakan pada 14 dan 15 Maret 2018 mendatang di Jakarta, dipandu langsung Simon Sturmer yang pernah menjadi Front-End Engineer Facebook. Untuk pendaftaran dan informasi lebih lanjut, kunjungi laman resminya melalui tautan: http://goo.gl/4N9Gc7.

Artikel Banner-01


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Rocketutors untuk acara React JS dan React Native

Awali Ekspansi di Luar Jawa, Platform Pembiayaan Khusus Mahasiswa “Cicil” Hadir di Bali

Setelah sebelumnya ke Yogyakarta, startup teknologi finansial penyedia fasilitas pembiayaan lunak tanpa kartu kredit khusus mahasiswa Cicil mengumumkan ekspansinya ke Bali. Ekspansi ini menjadi titik awal untuk perluasan wilayah operasional di luar Jawa. Sebelumnya Cicil telah mematangkan kehadirannya di Jawa dengan menjangkau kota-kota dengan populasi mahasiswa yang besar, mencakup Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Malang dan Yogyakarta.

Mengawali layanannya di Pulau Dewata, Cicil membuka akses untuk mahasiswa di tiga universitas di Bali, yakni Universitas Udayana, Universitas Warmadewa, dan Universitas Pendidikan Nasional. Menurut Marketing Lead Cicil Yuppie Wietanto, dari hasil survei yang dilakukan pihak internal Bali memiliki potensi pasar yang cukup signifikan. Di samping itu, perluasan jangkauan ini sejalan dengan roadmap Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mendorong inklusi akses pembiayaan khususnya bagi masyarakat di wilayah luar Jawa.

Sistem pembiayaan yang disuguhkan oleh Cicil ialah untuk membantu mahasiswa memenuhi kebutuhan penunjang produktivitasnya. Mahasiswa yang sudah mendaftar dan terverifikasi dapat mengajukan barang yang diinginkan dari situs e-commerce populer yang telah menjadi mitra Cicil. Kemudian platform Cicil akan melakukan kalkulasi untuk menyesuaikan DP (Down Payment) minimal yang harus dibayarkan berdasarkan jangka waktu angsuran cicilan.

“Skema cicilan masih tetap menggunakan DP sebagai komitmen mahasiswa untuk membeli produk tersebut bersama-sama dengan CICIL, dengan jangka waktu pelunasan cicilan yang bisa diatur dari  1 bulan hingga 24 bulan sesuai dengan budget mahasiswa,” jelas Yuppie.

Yuppie juga menyampaikan sejauh ini Cicil sudah membuka layanan cicilan mahasiswa di lebih dari  50 perguruan tinggi yang tersebar di tujuh kota. “Target kami pada tahun ini membuka akses bagi 100 perguruan tinggi di Indonesia  dan Bali menjadi pilot project Cicil.co.id di luar Jawa, selanjutnya Cicil akan membuka akses untuk mahasiswa yang ada di Pulau Sumatra,” pungkasnya.

Untuk memperkuat penetrasinya di pasar, baru-baru ini Cicil juga meluncurkan aplikasi mobile untuk platform Android. Dan sebagai manuver strategi menjangkau kalangan mahasiswa secara lebih luas, Cicil turut menghadirkan program Ambassadors yang dapat diikuti oleh mahasiswa. Fokusnya ialah mengajak mahasiswa terlibat membantu Cicil dalam pemasaran, sebagai fasilitator cicilan dan pengembangan strategi di lingkungan kampus.

Application Information Will Show Up Here

IDEC Akan Selenggarakan Seminar Bertajuk Big Data dan Artificial Intelligence

Setelah pada Januari lalu mengadakan acara bertajuk “Expert Dating” dan seminar bertema “Blockchain”, bulan ini Indonesia Entrepreneur Center (IDEC) akan kembali mengadakan acara untuk meningkatkan pemahaman para pengusaha tentang tren teknologi terkini. Kali ini tema yang ingin diangkat adalah seputar big data dan artificial intelligence.

Acara pertama akan mengundang Christian Angkasa (Head of Advanced Analytic KUDO) dan Heryanto Lee (Lead Data Engineer KUDO). Keduanya akan membagikan materi seputar bagaimana cara menggunakan big data dalam berbisnis di sesi seminar “How to Use Big Data for Your Business”. Materi yang akan disampaikan mulai dari pemaparan apa itu big data dan bagaimana cara menggunakannya dalam berbisnis serta manfaatnya. Seminar ini akan digelar pada Selasa, 13 Februari 2018, 14.00 WIB, Metropolitan Tower, Lt.13, Cilandak, Jakarta Selatan.

Acara kedua bertajuk artificial intelligence akan menghadirkan Reynir Fauzan (Co-Founder dan CMO Kata.ai) dan Yugie Nugraha (Project Lead Rinna-Microsoft AI & Research). Tema seminar yang diangkat adalah “Welcoming the Future: AI in Your Business”.  Kedua pakar akan membicarakan tentang bagaimana AI dapat bekerja untuk sebuah perusahaan. Seminar akan dilaksanakan pada Selasa, 20 Februari 2018, 14.00 WIB, di Centennial Tower, Lt.29, Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Dengan acara ini, IDEC mengharapkan pengusaha di Indonesia dapat memperdalam pengetahuan dalam bidang teknologi dan peran teknologi dalam dunia bisnis. Pada akhirnya, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kewirausahaan Indonesia dan juga kualitas wirausahawan di Indonesia.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran untuk seminar sesi pertama dapat menggunakan tautan berikut ini: klik di sini. Dan untuk seminar sesi kedua dapat menggunakan tautan berikut ini: klik di sini.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Indonesia Entrepreneur Center

Arkavidia 4.0 ITB Akan Fokus Bahas Perkembangan Startup

Arkavidia akan diadakan untuk kali keempat oleh Himpunan Mahasiswa Informatika Institut Teknologi Bandung (HMIF ITB). Arkavidia 4.0 merupakan sebuah festival IT yang akan diselenggarakan pada tanggal 9-10 Februari 2018. Tujuan utama dari acara ini adalah untuk mengajak masyarakat lebih mengenal dunia IT, khususnya startup yang sekarang ini sedang memasuki masa keemasannya. Selain itu, Arkavidia juga difokuskan untuk mengembangkan softskill serta potensi inovasi dari mahasiswa. Untuk memenuhi tujuan tersebut, maka Arkavidia menyelenggarakan 4 acara, yaitu pre-event, lomba, seminar, dan expo.

Di pre-event Arkavidia 4.0 akan diselenggarakan “Global Game Jam”, yakni sebuah workshop membuat game secara berkelompok dalam waktu 2×24 jam. Acara ini berlangsung pada tanggal 26-28 Januari 2018. Untuk mengadakan acara ini, Arkavidia bekerja sama dengan GameDev Bandung dan Agate Studio. Acara ini diikuti oleh berbagai kalangan, baik mahasiswa ataupun sekelompok orang yang sudah mahir dalam game development. Pada acara ini, peserta juga mendapat ilmu dari pembicara yang merupakan developer game berpengalaman.

Acara lomba diselenggarakan pada tanggal 9 dan 10 Februari 2018. Lomba yang dimulai pada tanggal 9 Februari 2018 adalah Hackavidia, yaitu perlombaan sprint dimana developer akan bersaing untuk menciptakan terobosan baru yang dilakukan secara kontinu dalam 24 jam. Hackavidia terbuka untuk umum. Selain Hackavidia, terdapat lomba Capture The Flag, Competitive Programming, dan Technovation yang diadakan pada tanggal 10 Februari 2018 dan terbuka untuk mahasiswa se-Indonesia.

Capture The Flag adalah kompetisi yang bertema keamanan informasi. Peserta akan diminta untuk menguji keamanan dari sebuah sistem dengan cara mengumpulkan flag tersembunyi dari soal-soal yang diberikan. Competitive Programming merupakan lomba pemrograman yang bertujuan untuk menguji kemampuan berpikir logis dan komputasional. Peserta dituntut untuk menggunakan algoritma atau struktur data yang tepat untuk menyelesaikan setiap persoalan. Technovation adalah kompetisi pengembangan ide perangkat lunak yang bertujuan agar pesertanya memiliki wadah untuk menuangkan ide-ide kreatif yang dapat diimplementasikan secara riil dan dapat mendukung perkembangan IT dan startup di Indonesia agar Indonesia menjadi lebih mandiri.

Seminar yang akan diselenggarakan pada tanggal 10 Februari terbagi menjadi 2, yaitu Startup 101 Stage dan Technolgy Stage. Pada seminar kali ini, Arkavidia mengundang banyak tokoh yang berperan penting dalam perkembangan startup di Indonesia. Untuk Startup 101 Stage, tokoh-tokoh yang diundang adalah Rama Mamuaya (CEO DailySocial), Aaron Mashano (Chairman at Leaders of Tomorrow Group Ltd), Chrisna Aditya (CTO E-Fishery), Yoel Sumitro (Uber UX Senior Researcher), dan Tushar Bhatia (Head of Growth, Bukalapak). Sedangkan, untuk Technology Stage tokoh-tokoh yang diundang adalah On Lee (CTO GDP Venture), Adi Purwanto Sujarwadi (Go-Life Product Management Lead), Andri Yadi (CEO Dycodex), Budi Rahardjo (Dosen ITB, Founder and CTO Indo CSC), dan Aditya Dwiperdana (Co-founder, Agate Studio).

Expo yang diselenggarakan oleh Arkavidia adalah pameran startup dan wahana interaktif yang terkait dengan bidang informatika dan teknologi informasi. Acara ini terbagi menjadi 3 bagian exhibition, yaitu startup, wahana, dan sponsor. Di sini, pengunjung dapat mengenal secara langsung para penggiat digital startup beserta produknya, serta bermain dengan wahana-wahana teknologi terkini yang menarik dan mengasyikkan.

Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs resminya melalui tautan: https://arkavidia.id.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Arkavidia 4.0 ITB

Aplikasi Helopt Mudahkan Pengelolaan Berkas Rekam Medis

Lanskap healthtech kembali kedatangan pemain baru. Kali ini solusi diinisiasi Gorry Holdings, sebuah perusahaan yang fokus pada pengembangan layanan kesehatan berbasis analisis data, machine learning, dan big data. Di debut perdananya, mereka meluncurkan sebuah layanan aplikasi bernama Helopt (Health Optimized) di platform Android. Aplikasi ini berperan membantu masyarakat untuk mendokumentasikan dan mengevaluasi riwayat kesehatan mereka. Helopt menyajikan teknologi e-filing, membantu pasien dan tenaga medis membaca rekam medis yang telah tersimpan dalam bentuk digital.

“Helopt merupakan salah satu produk kami yang mengusung konsep one stop e-wellness solution. Kami mengembangkan aplikasi ini sebagai solusi untuk memudahkan pengguna dalam menyimpan riwayat data kesehatan dalam jangka panjang,” ujar Founder & CEO Gorry Holdings William Susilo.

William menerangkan, pengguna hanya perlu mengunggah foto hasil pemeriksaan medis, resep dokter, pengeluaran rawat jalan dan inap serta dokumen lain yang terkait dengan riwayat kesehatan. Setelah diunggah, foto tersebut akan diterjemahkan ke dalam tabulasi data yang terbaca di dalam resume medis dan mudah diekstrak secara online. Apabila nanti dibutuhkan saat pemeriksaan, Helopt dengan mudah menunjukkan seluruh data berikut resume medis pasien per kasus penyakit atau kejadian melalui mobile apps tanpa harus repot mencari berkas fisiknya.

“Banyak orang yang tidak disiplin menyimpan hasil medisnya. Kalau pun sudah terdokumentasi dengan rapi, dari sisi kepraktisan cukup merepotkan apabila membawa setumpuk berkas untuk dibawa saat pemeriksaan,” imbuh William.

Data-data yang sudah diunggah akan disimpan ke dalam sistem Helopt sehingga pengguna cukup melakukan beberapa langkah praktis saat menunjukkan jejak medisnya ke dokter. Teknologi ini dinilai dapat meminimalkan risiko kehilangan dokumen penting seperti hasil laboratorium, resep obat, rontgen dan sebagainya. Terkait privasi, dalam laman Ketentuan Pengguna di situs Helopt disampaikan bahwa pihaknya memiliki sistem keamanan fisik, elektronik, dan prosedur manajerial sehingga memastikan informasi tidak disalahgunakan.

Dalam dunia kesehatan, rekam medis memiliki banyak nilai manfaat, seperti manfaat administratif, legal, finansial, riset dan juga pendidikan seperti dasar perincian biaya pelayanan kesehatan yang harus dibayar, penilaian risiko kesehatan pengguna di masa depan dan pemberian rekomendasi yang tepat sasaran untuk kualitas hidup yang lebih sehat.

Aplikasi Helopt dapat menghasilkan resume medis untuk keperluan second opinion yang dapat diekstrak berdasarkan kasus penyakit. Resume ini memuat pemakaian obat dan dosisnya, diagnosa dokter, riwayat rawat jalan atau inap, hasil pemeriksaan lab, bahkan riwayat imunisasi.

“Kami akan terus menyempurnakan Helopt ke depannya. Apa yang sudah dinikmati pengguna di bulan Februari ini nantinya masih akan dikembangkan lagi. Dan belajar dari pengalaman pribadi saat ayah saya meninggal karena komplikasi stroke, diabetes dan sejumlah gangguan organ setelah perawatan intens di tahun 2017 yang lalu, saya berharap publik bisa memetik manfaat dari keberadaan Helopt ini,” pungkas William.

Application Information Will Show Up Here

GoWork dan Rework Merger, Lahirkan Go-Rework

Hari ini (07/2) dua coworking space GoWork dan Rework mengumumkan penyatuan bisnis (merger). Penyatuan tersebut menghadirkan brand coworking space baru “Go-Rework“. Ditargetkan Go-Rework mampu bertumbuh hingga 7 kali lipat dari kapasitas yang saat ini ada. Tahun ini direncanakan akan melakukan penambahan ruang kerja di 50 lokasi dan memperluas total area hingga 20.000 m2 di seluruh Indonesia.

Setelah merger ini, seluruh anggota GoWork dan Rework dapat menikmati akses fleksibilitas kerja di seluruh lokasi Go-Rework, antara lain di Thamrin, Setiabudi, Cityloft dan FX Sudirman.

Menurut pernyataan yang kami terima, ke depannya perusahaan tetap akan mempertahankan brand GoWork dan Rework. GoWork akan berfokus pada menara perkantoran premium untuk perusahaan kecil dan menengah atau bagi perusahaan multinasional dalam lingkup regional, sedangkan ReWork akan menciptakan konsep mall dan retail yang menggabungkan work and play untuk memenuhi kebutuhan pengusaha dan profesional millennial.

Dari sisi operasional bisnis, Vanessa Hendriadi ditunjuk sebagai CEO, sebelumnya ia adalah Founder & CEO untuk Rework. Sedangkan Richard Lim ditunjuk sebagai CFO & Chief of Real Estate, dan Donny Tandianus ditunjuk sebagai CTO. Richard dan Donny adalah Co-Founder dari GoWork. Untuk mengakselerasi pertumbuhan Go-Rework juga akan didukung oleh pengusaha kondang dengan latar belakang industri yang cukup kuat, termasuk Mao Da Qing, pendiri Ucommune, coworking space kedua terbesar di dunia, dan Christian Rijanto, Co-Founder Ismaya Group.

“Misi kami adalah membangun suatu platform untuk menggugah komunitas bisnis dengan menciptakan dampak positif bagi pelaku ekonomi kreatif di Indonesia. Go-Rework merealisasikan ini dengan merevolusi cara kerja melalui workspace dengan desain yang modern dan fungsional, mobile technology, layanan dan akses serta koneksi bisnis yang bisa memberikan kontribusi bermakna bagi pengusaha dan profesional bisnis,” sambut CEO Go-Rework Vanessa Hendriadi.

Optimasi layanan melalui aplikasi mobile

Melalui aplikasi mobile yang tengah dirampungkan, Go-Rework juga ingin memberikan kepada member pengalaman yang lebih dari sekedar coworking space. Aplikasi tersebut didesain sebagai wadah digital bagi komunitas bisnis untuk saling terhubung, berbagi dan berkolaborasi serta juga sebagai marketplace untuk berbagai layanan bisnis. Aplikasi tersebut juga akan menyediakan fitur untuk pemesanan ruang kerja, pemesanan tiket acara tertentu, serta pembayaran cukup dengan menekan tombol pada aplikasi.

“Aplikasi ini didesain untuk memudahkan kebutuhan sehari-hari seperti menemukan ruangan rapat, tetapi di sisi lain juga mampu mendukung member kami dengan pengetahuan dan networking melalui halaman utamanya d imana terdapat informasi tentang member lain, kegiatan yang akan diadakan dan pelayanan yang tersedia,” ujar CTO Go-Rework Donny Tandianus.

Ruang kerja di Go-Rework didesain menggunakan konsep terbuka dan modern untuk menghadirkan ruangan kolaboratif secara alami yang mampu mendorong proses bekerja serta berkolaborasi di antara para anggotanya tanpa mengurangi privasi bisnis. Sebagai benefit untuk pengguna, di seluruh lokasi Go-Rework secara reguler akan diadakan berbagai macam acara dalam tajuk workshop dan aktivitas networking yang diselenggarakan secara rutin dengan pembicara yang kompeten dan berpengalaman di bidangnya.

Kolase Hadirkan Platform “Crowdfunding” untuk Bantu Musisi Wujudkan Karyanya

Transformasi digital dinilai mampu menjadi solusi yang efisien untuk berbagai permasalahan, termasuk di industri musik tanah air. PT Kirai Adiwarna Nusantara (KAWAN) mencoba menginisiasi sebuah platform berbasis crowdfunding untuk industri musik bernama Kolase.

Melalui Kolase, musisi dapat membuat sebuah kampanye penggalangan dana untuk perampungan proyek musik atau album. Lalu masyarakat umum dapat menyumbangkan dana untuk nantinya dikembalikan dalam bentuk karya yang dikerjakan tersebut. Konsepnya mirip dengan sistem crowdfunding yang sudah ada, misalnya Kickstarter.

Di peluncuran perdananya, Kolase langsung mendapatkan kucuran pendanaan awal senilai $750 ribu (atau senilai lebih dari Rp10 miliar). Dana tersebut didapat dari PT Global Basket Mulia Investama.

Pengembangan platform ini ditengarai adanya permasalahan klasik yang terjadi saat ini, yakni pembajakan. Musisi harus mengeluarkan biaya tidak sedikit untuk melakukan produksi dan merekam hasil karyanya. Tak sedikit dari mereka yang harus menanggung rugi lantaran penjualan tidak maksimal akibat dari sebaran musik bajakan di berbagai media.

Menjelaskan tentang visinya, CEO Kolase Raden Maulana menjelaskan dalam sebuah keterangan pers, “Bagaimana caranya agar musisi bisa tetap fokus berkarya tanpa harus lelah memikirkan biaya produksi di awal dan risiko yang bisa mereka hadapi jika ternyata karya mereka tidak laku di pasaran. Akhirnya saya memutuskan untuk mendirikan Kolase.”

Pemilihan platform crowdfunding lantaran saat ini pertumbuhannya cukup baik, dan diyakini penerapannya di musik dapat menjadi sebuah inovasi revolusioner. Namun Raden cukup menyadari, transisi dari kultur tradisional akan banyak menyita energi, baik dari sisi konsumen maupun pelaku di industri. Oleh karenanya proses edukasi akan menjadi salah satu yang paling ditekankan.

Beberapa kampaye yang sedang berjalan di Kolase
Beberapa kampaye yang sedang berjalan di Kolase

Selain menjadi platform penggalangan dana untuk musisi Indonesia, Kolase juga diperuntukkan membantu musisi dalam menjalankan kampanye digital untuk karya yang sedang dikerjakan. Tidak hanya dalam bentuk karya album musik, namun juga dapat berbentuk karya pendukung lainnya yang berujung memajukan industri seperti acara live konser, amal, video musik, buku, brand extension dan juga tur.

“Di awal tahun 2018 ini, Kolase.com akan fokus pada peningkatan traffic dan mengedukasi masyarakat seputar crowdfunding, serta manfaatnya bagi industri musik Indonesia,” pungkas Raden.

Under New Management, Here’s Deezer Strategy in Indonesia

Deezer has announced a strategic partnership with Tri Indonesia in January. This is following several other collaboration between on-demand music service and telco providers, like Spotify with Indosat Ooredoo, JOOX and Telkomsel, or Yonder Music with XL Axiata.

Deezer was first to set foot in Indonesia in 2012 and debuted in 2014. Unfortunately, the France-based music provider is not having a significant penetration. However, under the new management, Deezer is convinced to compete with the existing players and has prepared various strategies to be applied in Indonesia.

“New management, new approach. Indonesia has many music lovers with unique taste. The new management has seen the successful expansion of Deezer’s local approach in Latin America and wanted to follow its step in Asia Pacific. Indonesia is the first attempt in Asia Pacific using local approach strategy with Jakarta-based staffs,” Deezer Indonesia’s Business Development Manager Salman Aditya said to DailySocial.

To attract user’s attention, Salman explained that the new Deezer comes with unique selling point like FLOW feature. It is a combination of Human Curated Playlist and Machine Learning Mechanism that allows users to enjoy Deezer with layback experience fit to their favorite genre. With just one click, users will get music recommendation matching their favorite genres.

“Deezer as an old newcomer in Indonesia needs distinction from similar competitors. Besides the above feature, Deezer also has music library with the best quality and access to 44 million songs. In addition, Deezer also partners with FC Barcelona and Manchester United allowing users to enjoy playlist of the match or the players’,” Salman said.

Another feature differs Deezer from others is SongCatcher and will be fully integrated in this year’s first quarter. For the sound quality, Deezer claims to be the only player having tier quality equal to CD in FLAC Lossless Quality format with packaging called Deezer HiFi.

“Deezer Indonesia is keen to develop Indonesia’s local content globally. The team is currently on the move to put more of local content on the platform. Any local content we have in mind is still off the record due to the agreement finishing,” Aditya said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Strategi Deezer di Indonesia dengan Manajemen Baru

Akhir Januari lalu Deezer mengumumkan kemitraan strategisnya dengan Tri Indonesia. Kerja sama seperti ini bukan hal baru. Penyedia layanan musik on-demand dengan provider telekomunikasi lain terlebih dulu melakukan debut tersebut, seperti Spotify dengan Indosat Ooredoo, JOOX dengan Telkomsel, atau Yonder Music dengan XL Axiata.

Sebenarnya Deezer sendiri sudah lama menginjakkan kaki di Indonesia, tepatnya sejak tahun 2012 lalu dan meresmikan debutnya di tahun 2014. Sayangnya, penetrasi layanan musik asal Prancis tersebut hingga kini belum signifikan. Kendati demikian, dengan manajemen baru saat ini, pihak Deezer yakin dapat bersaing dengan pemain yang sudah ada dan tengah menyiapkan beragam strategi untuk diaplikasikan di Indonesia.

“Manajemen baru, pendekatan yang baru pula. Indonesia memiliki masyarakat penikmat musik yang unik dengan jumlah yang sangat besar. Manajemen baru melihat kesuksesan ekspansi pendekatan lokal Deezer di Amerika Latin dan ingin mereplikasi kesuksesan ini di Asia Pasifik. Indonesia adalah pintu pertama di kawasan Asia Pasifik dengan strategi pendekatan lokal menggunakan tenaga tim lokal yang berbasis di Jakarta,” ujar Business Development Manager Deezer Indonesia Salman Aditya kepada DailySocial.

Untuk mendapatkan perhatian konsumen, Salman menjelaskan bahwa Deezer yang baru hadir dengan sebuah unique selling point, yakni berupa fitur FLOW. Fitur ini adalah gabungan Human Curated Playlist dan Machine Learning Mechanism yang memungkinkan pengguna menikmati Deezer dengan lay back experience, sesuai dengan genre kesukaan mereka. Hanya dengan satu kali klik, pengguna akan mendapatkan rekomendasi musik sesuai dengan genre kesukaan mereka.

“Deezer sebagai pemain lama tapi baru di Indonesia tentunya perlu memiliki diferensiasi dari aplikasi kompetitor sejenis di Indonesia. Selain fitur tadi, Deezer juga memiliki library musik dengan kualitas terbaik dan terbesar dibanding kompetitor yaitu sejumlah 44 juta lagu. Selain itu Deezer memiliki kerja sama dengan FC Barcelona dan Manchester United yang memungkinkan user menikmati playlist pertandingan dan playlist dari para pemain FC Barcelona dan Manchester United,” imbuh Salman.

Diferensiasi lainnya, fitur SongCatcher akan terintegrasi secara penuh dengan Deezer pada akhir kuartal pertama tahun ini. Dari segi kualitas suara, Deezer juga mengklaim menjadi satu-satunya pemain di Indonesia yang memiliki produk tier kualitas setara CD dengan format FLAC Lossless Quality dengan packaging bernama Deezer HiFi.

“Tim Deezer Indonesia juga berkeinginan untuk mengembangkan konten lokal Indonesia ke dunia internasional. Saat ini tim Deezer di Indonesia sedang bergerak untuk mendapatkan lebih banyak konten lokal untuk dapat dinikmati di platform Deezer. Konten lokal seperti apa yang kami maksud? Masih off the record karena sedang tahap finalisasi agreement,” pungkas Salman.

Application Information Will Show Up Here