FintechSPACE is Ready to Support Indonesia’s Fintech Startups

After launching its service in early 2018, UnionSpace coworking operator (previously Cre8) marked its presence by establishing FintechSPACE at Satrio Tower, Jakarta.

Consistent with the main mission, to provide a place for idea exchange on fintech policies and to implement new innovations and concept in fintech industry, FintechSPACE partners with fintech startups also financial institutions, such as DBS Bank, Midtrans, and Kejora VC, Gan Kapital, and Fenox.

The rapid growth of digital financial services along with massive interest from related parties leading fintech startups to have a unique landscape in Indonesia. Albert Goh, UnionSPACE’s CEO, mentioned that fintech startup has become an aggressive digital economy energy of Indonesia which capable to make a faster and easier transaction.

“The contribution is high, in addition, fintech has various innovations and technologies. Starts with peer-to-peer lending, payment system, cashless, Software as a Service (SaaS) and many more. This is a moment to continue acceleration and expansion of fintech business.”

Connecting startups with related parties

Aside from the coworking space in Satrio Tower, UnionSPACE has four other branches in Jakarta, includes the space in PIK Avenue, Metropolitan Tower, Barito Pacific Guesthouse, and also Harton Tower, with some other places in Bangkok, Manila, and Kuala Lumpur.

Some of the facilities are providing comprehensive business services, such as coworking space, private office, virtual office, corporate establishing, and many more. Currently, FintechSPACE occupies 3 floors and 55 suits that soon to be increased to 200 suites.

In supporting the startup community which targets are fintech services, FintechSPACE will hold some activities to support startup and fintech key players to develop, by connecting them with official partners as FintechSPACE commitment to make a contribution for Indonesia’s fintech development.

“FintechSPACE’s focus is to invite and serve some financial-based companies in Indonesia, to gather and facilitate the collaboration, also supporting Indonesia’s economy,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

GO-FIX dan HP Indonesia Hadirkan Layanan Tinta Printer “On-Demand”

Layanan GO-FIX dari GO-LIFE, yang meluncur sejak bulan Juni 2018 lalu, menambah fitur layanan kepada pengguna. Menggandeng HP Indonesia, GO-FIX menyediakan layanan pembelian tinta printer milik asli HP Indonesia, memanfaatkan tenaga runner (mitra GO-FIX) untuk mencari produk di ritel terdekat dan kemudian mengantar sekaligus memasangkan tinta tersebut di printer milik pengguna.

Berbeda dengan pembelian di layanan e-commerce dan marketplace yang membutuhkan waktu hingga 3 sampai 6 jam menunggu barang tiba di rumah pembeli, kerja sama strategis ini memungkinkan GO-FIX menyediakan tinta printer hanya dalam waktu satu jam, dari pembelian hingga pengantaran.

“Secara khusus GO-FIX memiliki visi dan misi yang sama dengan HP Indonesia, yaitu menyediakan solusi pengiriman cepat kepada pengguna GO-FIX,” kata Head of GO-LIFE Dayu Dara Permata.

Untuk memudahkan pembeli menggunakan tinta printer yang sudah dibeli di GO-FIX, runner sudah diberikan pelatihan untuk memasangkan tinta tersebut.

“Kami ingin memberikan kemudahan kepada pembeli dengan menjual tinta asli dari HP Indonesia memanfaatkan runner dari GO-FIX,” kata Presiden Direktur HP Indonesia David Tan.

Segera terintegrasi dengan GO-PAY

Setelah berjalan selama satu tahun lebih, saat ini aplikasi GO-LIFE telah diunduh oleh sekitar 5,5 juta orang. Layanan GO-LIFE sendiri saat ini sudah hadir di sekitar 56 kota di Indonesia. Untuk saat ini, layanan GO-FIX pembelian tinta printer HP untuk saat ini hanya tersedia di Jakarta saja. Rencananya area layanan akan diperluas di kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Untuk urusan pembayaran, GO-FIX masih menyediakan pilihan pembayaran tunai. Masih dalam proses “staging“, nantinya pembayaran dengan menggunakan GO-PAY juga akan tersedia di aplikasi GO-LIFE.

“Saat ini kami mencatat layanan service home appliance hingga gadget paling digemari oleh pengguna. Melalui kerja sama ini kami ingin memberikan kemudahan dan layanan baru kepada pengguna GO-LIFE,” tutup Dayu.

Application Information Will Show Up Here

Raditya Dika Bergabung Sebagai Chief Creative Officer Penulis.ID

Makin masifnya penerapan content marketing untuk kegiatan pemasaran menjadi peluang tersendiri untuk startup yang ingin menyasar sektor tersebut. Salah satunya adalah Penulis.ID yang merupakan startup content agency yang menyediakan jasa pemasaran konten, mulai dari pembuatan artikel, rilis pers, manajemen media sosial, hingga konten video.

Untuk memperkuat tim dan mempercepat pertumbuhan perusahaan, Penulis.ID menggandeng selebritis Raditya Dika. Bergabungnya Raditya Dika sebagai Chief Creative Officer akan fokus membantu meningkatkan kualitas tim media sosial, video, dan konten perusahaan.

“Dengan bergabungnya Raditya Dika di tim Penulis.ID, kita memiliki target dalam dua tahun ke depan bisa tumbuh 5 kali lipat dari sekarang. Pengalaman yang dimiliki oleh Raditya Dika di dua channel ini yang menurut kita berharga,” kata CEO Penulis.ID Adhika Dwi Pramudita kepada DailySocial.

Hingga kini Penulis.ID mengklaim telah memiliki puluhan klien perusahaan besar yang membutuhkan bantuan untuk memperbaiki strategi konten agar bisa menarik audiens yang lebih luas.

“Tren marketing ke depan itu lebih ke konten ya. Tanpa konten yang bagus, brand bakal susah menjangkau audiens. Market bisnis konten ini sangat besar. Jadi saya yakin bisa membantu Penulis.ID berkembang jadi perusahaan yang besar juga,” kata Raditya.

Belum ada rencana galang dana baru

Untuk memudahkan startup dan brand memanfaatkan layanan yang dimiliki, Penulis.ID menyediakan tiga paket dengan harga yang bervariasi. Dengan kisaran harga Rp2,4 juta hingga Rp11 juta, perusahaan bisa mendapatkan layanan lengkap yang dianggap cukup terjangkau.

“Pasar content marketing sedang berkembang pesat. Kebetulan kami memang sedang melayani beberapa klien merek-merek besar di Indonesia, termasuk salah satunya startup unicorn,” kata Adhika.

Setelah melakukan penggalangan dana pada tahun 2014 lalu, hingga kini Penulis.ID belum memiliki rencana untuk melakukan fundraising. Mengklaim telah memiliki cashflow yang cukup positif tahun 2017 lalu, target Penulis.ID selanjutnya adalah melakukan ekspansi ke negara lainnya di Asia Tenggara.

“Dengan bergabungnya Raditya Dika kami cukup optimis. Kemungkinan kalau kita bisa achieve target, penggalangan dana dan ekspansi ke Asia Tenggara baru kita lakukan. Hal tersebut tentunya baru bisa dilakukan 1-2 tahun ke depan,” tutup Adhika.

FintechSPACE Siap Bantu Startup Fintech Indonesia

Setelah mengumumkan kehadirannya awal tahun 2018, operator coworking space UnionSpace (sebelumnya bernama Cre8) meresmikan kehadirannya di Indonesia dengan mendirikan FintechSPACE di Satrio Tower, Jakarta.

Masih konsisten dengan misi utamanya, yaitu menyediakan wadah untuk bertukar pikiran merumuskan kebijakan-kebijakan fintech serta menerapkan gagasan dan konsep baru di bidang fintech, FintechSPACE menjalin kemitraan dengan startup layanan fintech hingga institusi keuangan seperti DBS Bank, Midtrans, serta venture capital Kejora VC, Gan Kapital dan Fenox.

Besarnya pertumbuhan layanan finansial keuangan digital serta minat yang cukup masif dari pihak terkait, menjadikan startup fintech memiliki lanskap yang terbilang unik di Indonesia. Menurut CEO UnionSPACE Albert Goh, perusahaan startup fintech disebut menjadi penggerak ekonomi digital Indonesia yang cukup agresif karena dapat mempercepat dan mempermudah transaksi.

“Kontribusinya tinggi, ditambah lagi, fintech itu punya inovasi dan teknologi yang beragam. Mulai dari peer-to-peer lending, payment system, cashless, Software as a Service (SaaS) dan masih banyak lagi. Ini jadi momentum untuk bisa terus mengakselerasi dan memperluas bisnis fintech.”

Menghubungkan startup dan pihak terkait

Selain coworking space yang terletak di Satrio Tower, UnionSPACE juga memiliki empat cabang lain di Jakarta, seperti di PIK Avenue, Metropolitan Tower, Wisma Barito Pacific, dan juga Harton Tower serta beberapa lokasi lain di Bangkok, Manila dan Kuala Lumpur.

Fasilitas yang disediakan di antaranya adalah, memberikan layanan bisnis menyeluruh seperti coworking space, ruang kantor pribadi, virtual office, pendirian PT dan masih banyak lagi. Saat ini total space yang dimiliki FintechSPACE sebesar 3 lantai dan tersedia 55 ruangan suites yang akan bertambah lagi menjadi 200 ruangan suites.

Untuk mendukung komunitas startup yang menyasar layanan fintech, nantinya FintechSPACE juga akan menggelar kegiatan-kegiatan yang mendukung para pelaku startup dan fintech key players untuk berkembang, dengan mendekatkan mereka bersama mitra resmi, sesuai dengan komitmen FintechSPACE memberikan kontribusi untuk kemajuan fintech di Indonesia.

“Fokus FintechSPACE ingin terus mengajak dan melayani beberapa pelopor perusahaan berbasis keuangan di Indonesia, agar bersama dapat membantu mempermudah kolaborasi dan turut membangun perekonomian Indonesia,” kata Albert.

E-commerce Enabler “Egogohub” Introduces Service in Indonesia

After launching its service in Hong Kong, Taiwan, and Singapore, Egogohub, a brand company and e-commerce enabler, introducing its service in Indonesia. Making growth hacking as its main concept, Egogohub intends to provide end-to-end (E2E) solutions to online shop owners and e-commerce merchants in Indonesia. Next, they plan to expand into Vietnam.

“Located in three countries allows local business players to market their products regionally. Also for non-local companies expecting to penetrate in Indonesia,” Benny Tanadi, Egogohub Indonesia’s President Director said.

Growth hacking as the main strategy

Founded in 2017, Egogohub focused on helping online players for product marketing and business development using 50 expert teams. Egogohub specifically targeting the SMEs and large brands.

“Based on Facebook’s survey, Indonesia is a country with the highest conversion in global. In addition, it’s more accessible to establish a business. Unlike China, which getting more competitive in business,” Kevin So, Egogo’s Group CEO, said.

Not only having warehouse, packaging, and 3PL system connections which delivery can be monitored in real time, Egogohub also has customer service officers which can be used by online stores to respond faster to potential buyers. Egogohub also has other services, such as social media, SEO, digital design, content marketing, e-mail marketing, website design, and Pay-Per-Click (PPC).

With variant services, Egogohub is able to help business owners to develop better business significantly. It’s not only focused on brand awareness but also on how to gain more income.

“Unlike the other services which only have certain parts in its solution offers, Egogohub provides E2E solutions with growth hacking method,” he added.

Partners with top-tier e-commerce services

Aside from targeting business owners selling products through social media or offline businesses, Egogohub has established partnerships with some leading marketplaces in Indonesia, including Tokopedia, Lazada, Bukalapak, Shopee, Blibli, and JD.id.

Every merchant in the service can directly work with the experts in Egogohub. In Indonesia, they will compete with other e-commerce enabler companies, such as aCommerce and 8commerce.

“We realize that there are some companies still having difficulty to develop company while maintaining a relationship with customers, Egogohub wants to provide integrated solutions for companies to accelerate their business growth,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Bareksa dan Jagartha Advisors Luncurkan Bareksa Prioritas, Targetkan Nasabah Premium

Besarnya minat kalangan menengah ke atas untuk berinvestasi di reksa dana menjadi alasan marketplace reksa dana Bareksa meluncurkan layanan terbaru bernama Bareksa Prioritas. Menggandeng konsultan finansial Jagartha Advisors, layanan ini secara khusus menargetkan nasabah High Net Worth (HNW) yang diklaim semakin bertambah jumlahnya di Indonesia. Bareksa juga ingin mendukung rencana OJK untuk mengajak lebih banyak lagi kalangan individual untuk berinvestasi melalui reksa dana.

“Dengan teknologi dan data yang kami miliki selanjutnya bisa memberikan kemudahan akses untuk analisis bagi konsultan finansial, seperti Jagartha Advisors, untuk memberikan rekomendasi dan edukasi kepada nasabah yang memiliki aset finansial minimal $1 juta [sekitar Rp 14,3 miliar],” kata Co-Founder Bareksa Karaniya Dharmasaputra.

Karaniya menambahkan, nasabah yang masuk dalam kategori HNW, biasanya membutuhkan bantuan dalam hal edukasi, informasi, dan rekomendasi dari konsultan finansial. Dengan membuka akun dan mendaftarkan diri menjadi nasabah Bareksa Prioritas, nasabah secara langsung akan mendapatkan bantuan dari konsultan keuangan secara online maupun offline.

“Memanfaatkan data dan teknologi yang dimiliki oleh Bareksa, kami dari Jagartha Advisors bisa langsung memberikan rekomendasi secara online. Dan jika diperlukan kami juga menyediakan kesempatan untuk nasabah melakukan pertemuan langsung,” kata Co-founder dan Chairman Jagartha Advisors Ari Adil.

Bareksa sebelumnya telah bermitra dengan Bukalapak untuk BukaReksa dan Tokopedia Reksadana.

Platform berbeda untuk nasabah dan konsultan keuangan

Secara khusus Bareksa menyediakan dua platform yang berbeda untuk nasabah dan konsultan keuangan Jagartha Advisors. Mulai dari dashboard khusus untuk nasabah yang bisa digunakan untuk memonitor investasi secara langsung, juga platform khusus untuk konsultan keuangan melakukan analisis dan memberikan rekomendasi investasi reksa dana kepada nasabah.

Meskipun Bareksa Prioritas terbuka untuk kalangan individu dan korporasi, secara khusus Bareksa dan Jagartha Advisors ingin merangkul lebih banyak kalangan individu untuk melakukan investasi di reksa dana. Untuk tahap awal, Bareksa dan Jagartha Advisors ingin memberikan edukasi dan memasarkan produk terlebih dahulu dan belum bisa menargetkan berapa banyak jumlah nasabah yang akan diakuisisi.

“Saat ini memang belum ada nasabah HNW di Bareksa, namun dengan investor ritel yang Bareksa kumpulkan selama ini dan berjumlah sekitar 500 ribu lebih, bisa juga naik kelas untuk kemudian menjadi nasabah HNW,” kata Karaniya.

Tingginya kebutuhan tenaga konsultan keuangan untuk kalangan HNW disebutkan telah mencapai sekitar 66.9% pada tahun 2016 berdasarkan data dari Capgemini. Di wilayah Asia Pasifik, nasabah HNW Indonesia secara khusus memiliki permintaan tertinggi akan perangkat digital dalam berinvestasi.

“Kami dari Jagartha memastikan akan menyiapkan tenaga profesional yang bisa membantu nasabah Bareksa Prioritas berinvestasi secara tepat dan tentunya mendapatkan keuntungan dari reksa dana,” kata Ari.

Application Information Will Show Up Here

Layanan “E-commerce Enabler” Egogohub Resmi Beroperasi di Indonesia

Setelah meluncurkan layanan di Hong Kong, Taiwan, dan Singapura, Egogohub, sebuah perusahaan brand and e-commerce enabler, meresmikan kehadirannya di Indonesia. Mengedepankan konsep growth hacking, Egogohub ingin memberikan jasa solusi end-to-end (E2E) kepada pemilik online shop dan merchant layanan e-commerce di Indonesia. Setelah Indonesia, Egogohub berencana melakukan ekspansi ke Vietnam.

“Lokasi yang sudah tersebar di tiga negara memungkinkan untuk pemilik bisnis lokal memasarkan produk mereka secara regional. Demikian juga dengan perusahaan asing yang ingin masuk ke Indonesia,” kata Presiden Direktur Egogohub Indonesia Benny Tanadi.

Mengedepankan strategi growth hacking

Didirikan sejak tahun 2017, fokus Egogohub adalah membantu pemilik bisnis untuk memasarkan produk dan mengembangkan bisnis memanfaatkan 50 tim ahli di Egogohub. Secara khusus Egogohub menargetkan para pemilik bisnis, mulai dari UKM hingga brand besar.

“Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Facebook, Indonesia merupakan negara yang memiliki konversi tertinggi secara global. Selain itu Indonesia juga lebih aksesibel untuk mendirikan sebuah bisnis. Berbeda dengan Tiongkok yang semakin ketat persaingan bisnisnya,” kata CEO Egogo Group Kevin So.

Selain memiliki gudang, pengemasan, dan 3PL system connection yang bisa dimonitor secara real time pengirimannya, Egogohub juga memiliki tenaga layanan pelanggan yang bisa dimanfaatkan pemilik toko online untuk mempercepat respon kepada calon pembeli. Egogohub juga memiliki layanan lainnya seperti, media sosial, layanan SEO, digital design, content marketing, e-mail marketing, website design dan Pay-Per-Click (PPC).

Dengan varian layanan tersebut, Egogohub mampu membantu pemilik bisnis meningkatkan pertumbuhan bisnis secara nyata. Tidak lagi hanya fokus tentang brand awareness, tetapi bagaimana mendapatkan pendapatan yang lebih baik.

“Berbeda dengan layanan lainnya yang hanya memiliki bagian tertentu saja dalam menawarkan solusinya, Egogohub hadir menawarkan solusi E2E dengan metode kerja growth hacking,” kata Benny.

Bermitra dengan layanan e-commerce besar

Selain menargetkan pemilik bisnis yang berjualan melalui media sosial atau masih menjalankan bisnis secara offline, Egogohub telah menjalin kemitraan dengan sejumlah marketplace terkemuka di Indonesia, termasuk Tokopedia, Lazada, Bukalapak, Shopee, Blibli dan JD.id.

Setiap merchant di layanan tersebut bisa langsung memanfaatkan tenaga ahli yang dimiliki Egogohub. Di Indonesia sendiri mereka akan berkompetisi dengan layanan e-commerce enabler lain yang telah lebih dulu hadir, seperti aCommerce dan 8commerce.

“Kami menyadari saat ini masih banyak perusahaan yang kesulitan untuk mengembangkan perusahaan sekaligus membina relasi dengan pelanggan, Egogohub ingin memberikan solusi terpadu untuk perusahaan mempercepat pertumbuhan bisnis mereka,” kata Benny.

SpotQoe Hadirkan Layanan Pemesanan Ruang untuk Berbagai Kebutuhan

Memanfaatkan ruang lebih yang dimiliki oleh restoran, hotel, dan coworking space, SpotQoe resmi meluncur sebagai online marketplace yang fokus pada penyewaan ruangan. Layanan yang dimiliki oleh PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI) ini mulai beroperasi sejak November 2017, kini telah memiliki 400 merchant yang menyediakan lebih dari 2500 ruangan di berbagai wilayah.

Bukan hanya menawarkan ruang kerja berbasis coworking space saja, SpotQoe juga menyediakan ruangan pertemuan hingga ruangan untuk acara berskala besar. Platform SpotQoe dilengkapi dengan informasi harga dan fitur pemesanan secara langsung. Hingga akhir tahun 2018, SpotQoe menargetkan akuisisi merchant hingga 3000 – 5000 ruangan.

“SpotQoe diluncurkan guna menjadi solusi atas tantangan bisnis. Hasil market research kami menemukan isu dalam industri pemesanan ruangan secara online, baik dari penyedia ruangan maupun dari segi konsumen,” kata Head of Business R&D SpotQoe, Hari Ananto.

Mudahkan pemilik usaha memasarkan ruangan

Dengan tiga fitur yaitu: Search, Order dan Use it, semua proses penemuan ruangan dapat dilakukan dengan mudah. Nantinya untuk penyewa ruangan akan mendapatkan booking code untuk setiap pemesanan. Tidak menyediakan metode pembayaran, SpotQoe akan mengarahkan kepada pengguna untuk melakukan pembayaran langsung ditempat yang disewa.

Selain memudahkan pengguna untuk memilih ruangan yang sesuai, SpotQoe juga memberikan kesempatan untuk pemilik gedung memasarkan ruangan mereka melalui marketplace. Termasuk menyesuaikan ketersediaan, harga, hingga kapasitas ruangan yang dimiliki. Kepada merchant yang bergabung dengan SpotQoe, akah dihadirkan fitur-fitur yang dijual dalam bentuk premium, misalnya fitur analitik.

Saat ini SpotQoe mengklaim lebih fokus terhadap traffic dan opportunity untuk bisnis lain di AXI. Secara khusus SpotQoe tidak mengenakan komisi kepada merchant atau pemilik tempat yang menyewakan ruangan / space nya.

“SpotQoe berkomitmen untuk menjadi penyedia solusi bagi para pemilik tempat dan pelaku bisnis agar semakin mudah berkolaborasi. Layanan kami juga memiliki customer service yang responsif serta penawaran harga yang lebih menarik dari corporate rate,” kata Hari.

Sebagai informasi, selain SpotQoe, PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI) juga memiliki unit bisnis lainnya seperti: AXIQoe layanan e-commerce B2B dan B2G, PrintQoe layanan online printing, dan CourierQoe platform online distribusi dan logistik.

Application Information Will Show Up Here

BPS Masih Berjuang Kumpulkan Data E-Commerce di Indonesia

Bertujuan merangkum data-data e-commerce informal di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) meminta bantuan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian dalam waktu dekat. Menurut Kepala BPS Suhariyanto, pendataan ini menjadi krusial untuk dilakukan demi merumuskan kebijakan mengenai potensi ekonomi di masa depan.

Selama ini, selain layanan e-commerce besar yang hadir di Indonesia, banyak juga penjual yang memasarkan produk mereka memanfaatkan media sosial. Menurut BPS, makin bertambahnya penjualan barang melalui media sosial, cukup membuat BPS kesulitan mengumpulkan data yang ada. BPS sendiri sebelumnya memiliki rencana untuk mengumpulkan data layanan e-commerce pada minggu pertama atau minggu kedua bulan Januari 2018 lalu. Data tersebut mencakup transaksi, omzet, teknologi, investasi luar dan dalam negeri, serta metode pembayaran.

Secara khusus BPS menetapkan sembilan kategori layanan e-commerce, termasuk marketplace, transportasi, logistik, pembayaran, dan perusahaan investasi. Sejauh ini data diperoleh dari idEA mencakup 320 pelaku usaha.

Perlu dukungan penuh

BPS menyebutkan masih belum bisa memperoleh data yang akurat dari layanan e-commerce besar di Indonesia. Data yang berhasil dikumpulkan BPS saat ini masih seputar data jumlah pegawai dan jenis komoditas dengan pergantian arus barang (turnover) yang terbilang cepat. Data tersebut masih belum dilengkapi dengan data omzet yang berhasil dikumpulkan layanan e-commerce selama ini.

Meskipun target dirilisnya informasi tersebut sudah lewat (rencananya Februari 2018) namun BPS masih memiliki rencana untuk mengumpulkan data yang lebih lengkap. BPS belum bisa memberikan target penyelesaian proses tersebut, karena kerja sama dengan Kemenko Perekonomian baru pertama kali dilakukan.

Nantinya perhitungan tersebut juga bisa dipakai sebagai referensi roadmap e-commerce nasional, dan rujukan untuk menghitung inflasi. Hal ini akan membantu mengetahui kondisi dan porsi sebenarnya dari industri terkait, serapan tenaga kerja, hingga perilaku konsumen.

BlockLab Indonesia Berikan Edukasi Blockchain ke Pelaku UKM dan Startup

Bertujuan membantu pelaku UMKM dan perusahaan rintisan yang belum memahami benar apa itu teknologi blockchain, BlockLab Indonesia, sebuah komunitas yang fokus kepada edukasi dan penyebaran informasi blockchain kepada masyarakat umum, hadir dengan serangkaian kegiatan online dan offline.

Kepada DailySocial, Community Offline Manager BlockLab Indonesia Singgih Akbar Prakoso menyebutkan fokus utama BlockLab saat ini adalah membuat sebuah ekosistem baru dalam bentuk komunitas. Blockchain diharapkan menjadi informasi yang dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja dan di mana saja.

“Sebenarnya, kami tidak hanya akan membatasi informasi hanya untuk teknologi blockchain. Kami juga ingin memberikan informasi terkait teknologi baru yang dapat membantu masyarakat dalam menciptakan dan mengembangkan bisnis usaha sehingga dapat bersaing dalam percepatan pembangunan Indonesia secara lebih luas,” kata Singgih.

Kegiatan BlockClinic untuk anggota

Kegiatan yang dijalankan BlockLab Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu online dan offline. Kegiatan offline, dilaksanakan di kantor Ralali, disebut dengan BlockClinic. BlockClinic merupakan sebuah kegiatan offline dengan mengundang beberapa ahli yang akan menjadi pembicara.

BlockLab Indonesia juga memiliki kegiatan online dalam bentuk diskusi di grup WhatsApp yang berisikan para anggota dan ahli. Para anggota BlockLab diperbolehkan untuk memberi pertanyaan atau bahkan informasi seputar blockchain untuk dibahas bersama.

“Dengan adanya kegiatan pertama kami yang diselenggarakan di kantor Ralali, menambah jumlah anggota BlockLab mencapai 50 orang. Semoga untuk selanjutnya, akan ada semakin banyak masyarakat Indonesia yang mendapatkan manfaat dari keberadaan BlockLab,” kata Singgih.

Dalam kegiatan BlockClinic pertama, dihadirkan Business Development NEM Mutia Rachmi dan Business Partner Ralali Peter Wijaya. Dalam kesempatan tersebut, kedua narasumber menyampaikan manfaat dan informasi paling dasar soal blockchain.

Memahami keuntungan dan ekosistem blockchain

Sifat blockchain yang transparan, akurat, dan aman diklaim sangat ideal untuk semua bisnis. Blockchain dianggap mampu meningkatkan kepercayaan dengan proses rekam jejak yang terpercaya.

Blockchain disebut bisa menghindari risiko keamanan, karena sifatnya yang transparan dan sulit untuk diganggu hacker, penipuan, hingga cyber crime. Blockchain juga mampu mengurangi pengeluaran dengan sifatnya yang otomatis tanpa melibatkan perantara atau pihak ketiga dalam prosesnya.

“Konsep ini menurut saya sudah sangat cocok dengan startup yang banyak menghadirkan solusi cepat dan menjembatani kebutuhan pengguna. Namun demikian agar teknologi blockchain bisa berjalan dengan baik, harus bersandingan dengan teknologi lainnya seperti Internet of Things (IoT) dan artificial intelligence (AI),” kata Mutia.

Ketika perusahaan berusaha memahami dan tertarik mengimplementasikan teknologi blockchain, ada baiknya mereka memahami lebih lanjut ekosistem tersebut. Sifat blockchain adalah decentralized, trustless dan efficient.

Perlu juga dipahami tentang infrastruktur blockchain, apakah bersifat publik, privat, dan lainnya.

“Bagi kami di NEM kami lebih fokus kepada consensus algoritma Proof of Importance. Terdapat juga Proof of work (miners) dan Proof of stake,” kata Mutia.