Sun SEA Capital Siap Berinvestasi di Startup Asia Tenggara

Perusahaan konglomerasi Malaysia Sunway Berhad mengumumkan kolaborasinya dengan pendiri KK Fund untuk mendirikan Sun SEA Capital. Diharapkan bisa mengumpulkan dana kelolaan $50 juta (lebih dari 700 miliar Rupiah), dana yang tersedia akan dialokasikan untuk berinvestasi tahap Seri A untuk startup-startup Asia Tenggara dan Hong Kong. Sunway sendiri menanamkan modal awal $5 juta.

Startup yang disasar khususnya yang berkecimpung di bidang online-to-offline convergence, enterprise solutions, logistics, digital media/entertainment, financial technology (fintech), dan digital health (healthtech). Investasi yang diberikan per startup berkisar di nominal $1-2 juta.

Pembentukan modal ventura ini akan memungkinkan Sunway Group untuk mempercepat transformasi digital melalui investasi ke dalam sinergi startup digital.

“Penandatanganan ini merupakan pembuktian bagi Sunway Group untuk mengakselerasi langkah digital kami sebagai bagian dari perluasan regional. Selanjutnya diharapkan Sun SEA Capital bisa menarik talenta baru di seluruh kawasan, agar bisa tumbuh bersama kami,” kata President of Sunway Group Dato’ Chew Chee Kin.

Didukung investor berpengalaman

Sebagai salah satu inisiator yang bertanggung jawab memimpin Sun SEA Capital, Koichi Saito (pernah bergabung dengan IMJ Investment, kini dikenal dengan Spiral Ventures) dan Kuan Hsu (pernah bersama GREE Ventures), mendirikan VC berbasis di Singapura yang bernama KK Fund pada tahun 2015. Di Indonesia KK Fund berinvestasi ke layanan furnitur online Fabelio.

“Sun SEA Capital akan membantu Sunway Group untuk menciptakan inovasi baru dengan berinvestasi k teknologi, seperti IoT, AI dan blockchain agar bisa membangun bisnis yang stabil,” kata Koichi.

Sun SEA Capital juga akan menyediakan skenario plug-and-play kepada startup terpilih dengan memasukan startup tersebut dalam ekosistem yang telah dimiliki Sunway Group.

“Kami telah memiliki pengalaman cukup lama di Asia Tenggara. Kami akan menggabungkan sumber daya yang dimiliki Sunway Group dengan pengalaman kami selama bekerja sebagai investor di Asia Tenggara,” tutup Koichi.

Tri Indonesia Discontinues E-Money Development

Following the submission of an application for e-money license to Bank Indonesia, Tri Indonesia decides to stop pursuing its development. The decision is corroborated by Dolly Susanto, Tri Indonesia’s Chief Commercial Officer, in the grand launching of “Keep On” internet plan in Jakarta.

“Previously, we’ve prepared to launch e-money service, but since the issuance of Bank Indonesia’s new regulation three weeks ago which requires 51% license owned by the local company, the plan should be discontinued.”

Tri is majority owned (65%) by Hutchison Whampoa and the rest belongs to PT Tiga Telekomunikasi as the local investor.

The e-money platform that was going to be developed by Tri is part of business expansion to enhance &Co marketplace and Bima+ platform. Using e-money based scheme, Tri expects to develop that payment option.

“Although the plan is discontinued, it’s still possible for Tri to collaborate with relevant partners and, of course, already owned a license,” he said.

Carrier billing

Tri also announces partnerships with a popular music and video streaming app in Indonesia. They are JOOX, Spotify, Viu, HOOQ, Mobile Legends, Deezer, and Google Play. As additional options for users, Tri also provides carrier billing.

“Indeed, we previously announce partnerships with Keep On (internet plan) of Tri. All those options are [still] all available for Tri users,” he added.

According to the data compilation, 70% of Tri’s internet consumption are for video streaming, and 30% are for music streaming.

“We also record the increase of mobile games using Tri’s network. Aside from using Bima+, users can also buy games directly from Google Play,” Susanto mentioned.

Tri claims currently has 33 million users, 80% of those are millennials.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Operator Seluler Tri Hentikan Pengembangan E-money

Setelah sebelumnya sempat mengajukan izin lisensi uang elektronik (e-money) ke Bank Indonesia, operator seluler Tri Indonesia (Tri) menghentikan upaya mereka untuk pengembangan layanan tersebut. Keputusan ini ditegaskan oleh Chief Commercial Officer Tri Indonesia Dolly Susanto saat acara peluncuran paket data “Keep On” hari ini di Jakarta.

“Sebelumnya memang kami sudah menyiapkan diri untuk meluncurkan layanan e-money, namun setelah terbitnya peraturan baru dari BI sekitar tiga minggu lalu yang menyebutkan bahwa 51% lisensi harus dimiliki oleh perusahaan lokal, rencana tersebut harus kami hentikan.”

Tri sendiri saat ini dimiliki oleh Hutchison Whampoa dengan komposisi saham 65%, sedangkan sisanya dimiliki oleh Tiga Telekomunikasi sebagai investor lokal.

Awalnya e-money yang rencananya bakal dikembangkan oleh Tri merupakan bagian dari perluasan bisnis menyasar marketplace &Co dan Bima+. Dengan skema pembayaran berbasis e-money, Tri berharap bisa mengembangkan pilihan pembayaran tersebut.

“Meskipun rencana tersebut dihentikan, tidak menutup kemungkinan Tri nantinya akan menjalin kolaborasi dengan mitra yang relevan dan tentunya telah memiliki izin tersebut,” kata Dolly.

Menambah jumlah kemitraan

Dalam kesempatan tersebut Tri juga meresmikan kemitraan dengan aplikasi streaming video dan musik populer di Indonesia. Aplikasi yang kini bekerja sama di antaranya JOOX, Spotify, Viu, HOOQ, Mobile Legends, Deezer dan Google Play. Untuk memberikan pilihan lebih kepada pengguna, Tri juga menyediakan pembelian potong pulsa (carrier billing) penggunaan aplikasi tersebut.

“Memang sebelumnya kami sudah mengumumkan kerja sama dengan aplikasi yang ada saat ini, namun dengan paket data Keep On dari Tri, semua pilihan tersebut sudah disematkan langsung khusus kepada pengguna Tri,” kata Dolly.

Saat ini Tri mengklaim mengalami peningkatan penggunaan kuota internet. Dari data yang dirangkum, sebanyak 70% penggunaan internet lebih kepada video streaming, sementara 30% adalah music streaming.

“Kami juga mencatat peningkatan penggunaan mobile games memanfaatkan kuota internet Tri. Selain memanfaatkan Bima+, pengguna juga bisa membeli permainan langsung dari Google Play,” kata Dolly.

Saat in Tri mengklaim telah memiliki sekitar 33 juta pengguna. Sebanyak 80% di antaranya adalah kalangan millenial. Dengan pilihan baru tersebut diharapkan pengguna yang ada bisa lebih banyak memanfaatkan layanan pembayaran potong pulsa dari Tri.

Application Information Will Show Up Here

Katering Online Homade Manfaatkan Mitra Masyarakat, Siapkan Makanan “Ready to Cook”

Besarnya potensi bisnis kuliner juga dimanfaatkan sejumlah startup untuk mengembangkan berbagai layanan. Layanan yang dilirik startup adalah katering online berbahan ready to cook dengan memanfaatkan mitra masyarakat umum. Startup yang mencoba menyasar layanan tersebut adalah Homade.

Didirikan pada tahun 2017 lalu, Homade sudah menjual rata-rata lebih dari 7 ribu order per bulannya. Layanan ini sudah tersedia di Jakarta, Bekasi, dan Pekalongan dengan mitra ibu-ibu rumah tangga yang berjumlah lebih dari 300 orang. Kepada DailySocial, CEO dan Founder Homade Munsi Liano mengungkapkan, Homade dibangun dengan konsep sociopreneur. Homade mengklaim tidak hanya mencari keuntungan, tetapi juga menyejahterakan masyarakat.

“Homade bergerak di dalam industri makanan (katering) yang memiliki standar kesehatan, rasa, kualitas yang tinggi, namun harganya sangat terjangkau. Homade menghilangkan biaya terbesar dalam bisnis kuliner, yaitu tempat dapur dan koki masak.”

Cara kerja Homade

Untuk memastikan produk yang dimiliki memiliki kualitas dan harga yang terbaik, Homade menerapkan tiga langkah saat menyiapkan produk makanannya, diawali dengan pre-preparation. Pada tahapan ini, tim menyiapkan bahan makanan dan bumbu dalam bentuk RTC (Ready to Cook) dengan panduan rasa, kualitas, dan kebersihan yang tinggi.

Proses berikutnya adalah food assembly. Di proses ini tim produksi menyimpan bahan RTC, mengontrol kualitas makanan yang sudah siap kemas, dan mengemas makanan siap jadi ke konsumen.

Ibu-ibu rumah tangga yang sudah dapat info order akan mengambil bahan RTC dan mengolahnya menjadi makanan di dapur pribadi mereka yang sudah diawasi dan dikontrol tim Homade sesuai standar yang dipilih.

Home chef lalu mengantarkan makanan yang telah dimasak kembali ke lokasi food assembly. Di sana dilakukan pengujian makanan, mengambil sample makanan untuk diperiksa, menjamin kebersihan makanan yang dikemas, dan memastikan aman dan bebas dari debu sebelum semua paket dikirim kepada konsumen.

“Kemudian food assembly melakukan perakitan dan pengemasan makanan dengan standar yang tinggi sebelum dikirim ke pelanggan. Ini adalah tahapan terakhir kami,” kata Musni.

Perluasan wilayah layanan

Disinggung tentang apa yang membedakan layanan Homade dengan layanan serupa yang sudah banyak tersedia di Jakarta (Berrykitchen, Gorry Gourmet, Kulina), Musni menegaskan Homade memberikan harga yang terjangkau dan ideal untuk berbagai kalangan, baikkalangan menengah ke bawah maupun perusahaan yang membutuhkan layanan katering makanan dalam jumlah besar.

“Dengan harga tersebut pelanggan sudah bisa mendapatkan menu lengkap yang bisa dipesan menggunakan aplikasi Homade,” kata Musni.

Terkait strategi monetisasi, Homade mendapatkan keuntungan dari penjualan makanan dengan net profit 12% di tahun 2018. Melihat perkembangan yang ada, tahun depan Homade akan menerapkan 23% komisi dari mitra. Masih fokus ke pengembangan produk, Homade menjadi salah satu startup yang masuk dalam program GnB Accelerator batch keempat.

“Rencana kami sampai Juni 2019 adalah membuka 35 cabang di 5 kota besar dengan target penjualan kami mencapai 40 ribu order per bulannya,” tutup Musni.

Application Information Will Show Up Here

Layanan Pertukaran Cryptocurrency LINE ‘BITBOX’ Bakal Tersedia di Indonesia

Setelah mengumumkan dirilisnya layanan pertukaran cryptocurrency BITBOX di seluruh dunia saat acara LINE Conference 2018, kepada DailySocial LINE Indonesia memberikan konfirmasi bahwa layanan tersebut juga bakal tersedia di Indonesia.

Layanan BITBOX bisa diakses di situs khusus mulai bulan Juli 2018 mendatang dan akan menyediakan lebih dari 30 cryptocurrency populer untuk pengguna di seluruh dunia (kecuali Jepang dan Amerika Serikat).

“Dengan BITBOX, pengguna LINE akan bisa mengakses cryptocurrency dengan mudah, namun juga dilindungi dengan sistem keamanan terkini untuk melindungi aset mereka,” kata CEO LINE Corporation Takeshi Idezawa.

Nantinya BITBOX akan memperdagangkan koin yang populer seperti Bitcoin, Ethereum, Bitcoin Cash, dan Litecoin, dan menawarkan biaya pertukaran rendah 0.1%. Koin yang tersedia telah melalui hasil penyeleksian yang ketat dari tim BITBOX, dipilih oleh panitia internal untuk menawarkan pertukaran cryptocurrency yang terpercaya dan aman untuk para pengguna. Sesuai dengan komitmennya untuk melindungi data penggunanya, LINE membawa sistem keamanannya yang terpercaya untuk pertukaran cryptocurrency.

“Sebagai bagian inti dari layanan financial LINE yang baru, BITBOX berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan yang tinggi akan pilihan layanan finansial yang beragam,” kata Idezawa.

Resmi meluncur Juli 2018

Disinggung apakah nantinya layanan terbaru tersebut akan terintegrasi dengan produk dari LINE, secara khusus layanan baru tersebut memiliki komitmen untuk memenuhi kebutuhan yang tinggi akan pilihan layanan keuangan yang beragam. Nantinya BITBOX tidak hanya menyediakan akses yang mudah bagi pengguna LINE terhadap cryptocurrency, tetapi juga menyediakan sistem keamanan terbaru agar bisa melindungi aset mereka. Layanan yang dihadirkan sepenuhnya hanya fokus kepada pertukaran cryptocurrency ke cryptocurrency dan tidak menyediakan pertukaran flat currency.

Sebelumnya di acara yang sama. LINE Corp juga mengumumkan bakal merilis LINE Travel, yang merupakan layanan terpadu untuk mencari, membandingkan, dan memesan perjalanan domestik. Pengguna dapat mencari penawaran terbaik lebih dari 250 situs perjalanan populer. Fitur yang akan diluncurkan secara bertahap, dimulai dengan pemesanan akomodasi, diikuti oleh penerbangan dan paket wisata domestik dan internasional pada akhir tahun 2018.

Application Information Will Show Up Here

GnB Accelerator Hadirkan Tujuh Startup Terpilih di Batch Keempat

Untuk keempat kalinya program GnB Accelerator memilih tujuh startup yang berhak mendapatkan pelatihan dan mentoring hingga pendanaan sebesar $50 ribu (sekitar Rp 710 juta) untuk investasi awal. Program Manager GnB Accelerator Kentaro Hasimoto mengungkapkan, ketujuh startup tersebut terpilih dari sekitar 150 startup yang mendaftarkan diri untuk batch keempat. Nantinya, selama tiga bulan, tujuh startup yang terpilih akan dibina mitra dan mentor dari GnB Accelerator.

“Program ini kami rancang secara konsisten juga untuk memberikan world-class accelerator program. Tidak saja melalui pendanaan, tapi juga menawarkan mentorship, support, dan training dari para expert dari dalam dan luar negeri yang telah berpengalaman di bidangnya.”

Sebelum menyaring tujuh startup terpilih, program akselerator GnB telah melakukan road show selama dua hari di kota-kota seperti Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Medan, dan Jakarta. Road show ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi para pelaku startup di luar kota, baik untuk akses ke pendanaan, mentor, maupun jaringan internasional.

Program yang diinisiasi Fenox Venture Capital yang berbasis di Silicon Valley dan perusahaan IT Jepang, Infocom Corporatio tersebut hingga kini telah melahirkan sekitar 25 startup lulusan.

“Untuk Fenox sendiri kami saat ini sudah memberikan investasi kepada lebih dari 30 startup yang memiliki potensi dan model bisnis yang menarik,” kata SEA Regional Manager Fenox VC Retno Dewati.

Program yang sudah mulai berlangsung sejak tahun 2016 ini diklaim memperkuat posisi GnB sebagai wadah akselerator terbaik di Indonesia yang secara konsisten mendukung perkembangan startup lokal potensial.

Berbagai layanan

Dari tujuh startup yang dilirik program GnB Accelerator, terdapat layanan yang sudah familiar, di antaranya adalah katering rumahan online, teknologi untuk melakukan riset secara terpadu, hingga platform untuk calon mahasiswa menentukan jurusan terbaik di universitas.

Berikut adalah tujuh startup yang mendapatkan kesempatan mengikuti program dengan dukungan dan training di gelombang keempat:

Infra Digital. InfraDigital merupakan layanan keuangan digital untuk bisnis tradisional untuk mengotomasi proses penagihan dengan memanfaatkan channel fintech dalam mengumpulkan dan menyalurkan pembayaran.

Matakota. Matakota adalah media sosial dengan konsep smart citizen yang menghubungkan masyarakat dan stakeholder untuk berinteraksi secara kolaboratif pada enam sektor utama, yaitu sosial, lalu lintas, kriminal, kebakaran, bencana dan perlindungan anak.

Populix. Populix merupakan startup yang membangun database responden di seluruh Indonesia. Database ini digunakan oleh perusahaan, lembaga masyarakat, pemerintah, akademisi, ataupun institusi lainnya untuk keperluan riset, marketing, dan pengujian produk, sehingga bisa dimanfaatkan untuk penentuan keputusan dan strategi yang lebih tepat bagi setiap penggunanya.

Bookslife. Bookslife adalah platform penerbitan digital. Dengan pendekatan yang mudah, murah dan personal. Bookslife memberikan solusi bagi para penulis, pembaca dan penerbit menggunakan sistem part untuk menggerakkan dan menciptakan atmosfir yang lebih positif dalam industri konten penerbitan.

Playable Kids. Playable Kids merupakan aplikasi yang menyediakan konten digital yang aman, edukatif dan menghibur bagi anak serta orang tua. Konten digital yang disediakan berupa educations games, interactive learning video. Playable Kids juga menyediakan fitur school management system dan parental control untuk membantu orang tua memonitor perkembangan anak di sekolah.

Homade. Homade adalah sebuah startup yang bergerak didalam industri makanan jadi (catering) yang memiliki standar kesehatan, rasa dan berkualitas dengan harga ekonomis. Keunggulan Homade adalah memberdayakan ibu rumah tangga untuk memasak, menggunakan makanan serta bumbu yang terjaga kualitasnya serta harga yang ekonomis dengan kemudahan memesan melalui aplikasi.

Ikigai. Ikigai adalah portal rekrutmen mahasiswa. Menghubungkan mahasiswa ASEAN dengan universitas di seluruh dunia dengan misi untuk memberdayakan siswa dalam memilih pendidikan, melalui pilihan studi yang transparan, interaktif dan cocok dengan psikologi siswa.

Natali Ardianto Resmi Bergabung sebagai CTO EmasDigi

Setelah hengkang dari posisi terdahulu sebagai salah satu Pendiri dan CTO Tiket.com, Natali Ardianto hari ini resmi menempati posisi baru sebagai CTO EmasDigi, sebuah startup yang fokus pada layanan jual beli emas secara online.

Kepada DailySocial, perwakilan EmasDigi membenarkan kabar tersebut dan menyebutkan hari ini (25/06) Natali Ardianto sudah mulai bekerja. DailySocial juga telah mengirimkan pertanyaan langsung ke Natali terkait dengan posisi barunya dan belum mendapatkan jawaban.

Saat ini posisi Natali Ardianto di Tiket telah digantikan Daniel Armanto.

Sebelum ikut mendirikan Tiket.com, Natali juga sempat membangun dua startup, yaitu Golfnesia dan Urbanesia.

Application Information Will Show Up Here

GO-DAILY, GO-FIX, dan GO-LAUNDRY Melengkapi Layanan GO-LIFE

Setelah hadir dengan layanan GO-MASSAGE, GO-CLEAN, GO-AUTO dan GO-GLAM, aplikasi GO-LIFE dari GO-JEK Indonesia kembali meluncurkan tiga fitur terbaru untuk pengguna. Tiga fitur terbaru tersebut adalah GO-DAILY, GO-FIX dan GO-LAUNDRY. Kepada DailySocial, VP Marketing GO-LIFE Yuanita Agata mengungkapkan, hadirnya tiga layanan terbaru dari GO-LIFE sengaja diluncurkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pengguna.

Tidak berbeda dengan layanan jasa on-demand serupa, GO-LAUNDRY menawarkan layanan laundry professional on-demand dengan jasa antar jemput gratis tanpa minimum pemesanan. Sementara itu untuk GO-DAILY fokus kepada layanan jasa pemesanan & pengantaran berbagai kebutuhan harian seperti air minum, gas, dan beras. Sementara yang terakhir layanan GO-FIX mencoba untuk hadir dengan pilihan baru bagi warga ibukota yang membutuhkan layanan on-demand perawatan, reparasi, dan bongkar pasang AC yang mudah dan praktis.

Masih tersedia di wilayah terbatas, yaitu kawasan Jakarta Selatan saja, ketiga layanan ini sudah bisa diakses di aplikasi GO-LIFE. Selanjutnya GO-LIFE memiliki rencana untuk memperluas wilayah layanan ke kota lainnya.

Cara kerja mudah

Serupa dengan layanan dari GO-LIFE lainnya, ketiga fitur terbaru tersebut juga menjalin kemitraan dengan penyedia jasa terkait. Menyesuaikan dengan kebutuhan dan lokasi berada, layanan on-demand terbaru dari GO-LIFE sudah bisa dinikmati oleh pengguna.

“Cara kerja layanan ini sama dengan layanan GO-LIFE lainnya dengan dukungan dari mitra-mitra baru dan juga para partner penyedia layanan, ketiga layanan tersebut merupakan layanan on-demand yang bisa dipesan kapan saja dan dimana saja melalui aplikasi GO-LIFE,” kata Yuanita.

Saat ini GO-LIFE mengklaim telah memiliki sekitar 30 ribu pengguna yang sudah mengunduh aplikasi GO-LIFE. Secara keseluruhan GO-LIFE saat ini sudah hadir di 24 kota di Indonesia.

Selain memperluas wilayah layanan, GO-LIFE juga berencana untuk melakukan pengambangan dan inovasi dari layanan tersebut. Untuk memastikan produk bisa berfungsi dengan baik oleh pengguna, proses pengembangan layanan disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan dari pengguna dan juga kesiapan dari produk tersebut.

“Ke depannya kami harap dapat lebih banyak menghadirkan layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat,” kata Yuanita.

Sebelumnya GO-LIFE telah memperbarui tampilan dengan menyematkan fitur GO-POINTS dan GO-PAY dalam aplikasi. Pengguna dapat memesan tanpa harus membayar dengan uang tunai sementara mitra dimudahkan karena tidak perlu menyiapkan uang kembalian.

Application Information Will Show Up Here

Sukan Makmuri Resmi Bergabung Sebagai CTO UangTeman

Setelah sebelumnya menjabat sebagai CTO Kudo, Sukan Makmuri saat ini resmi menempati posisi baru sebagai CTO di layanan fintech UangTeman. Dalam rilis yang diterima oleh DailySocial disebutkan masuknya Sukan dalam jajaran C-Level di UangTeman merupakan bagian dari rencana ekspansi di Indonesia dan Asia Tenggara, serta proses finalisasi pendanaan Seri B.

“UangTeman secara konsisten sudah menentukan standar untuk industri agar bisa menerapkan transparansi dan bertanggungjawab terkait dengan online microlending di Indonesia. Saya sangat menyambut baik kesempatan untuk bisa bekerja sama dengan Aidil dan tim di UangTeman, agar bisa meningkatkan dan melakukan standard scale-up di seluruh Asia Tenggara, sesuai dengan visi dan tujuan dari UangTeman untuk mendukung kawasan underbanked yang aman, transparan dan kemudahan akses untuk layanan keuangan,” kata Sukan.

Nantinya Sukan akan bertanggungjawab untuk mengembangkan teknologi untuk layanan keuangan UangTeman, di antaranya adalah credit underwriting, disbursement, dan collections. Sukan juga akan memimpin 40 tim engineer dan produk di UangTeman.

Fokus ekspansi UangTeman

Sebelum menempati posisi CTO di Kudo, Sukan juga pernah menjabat sebagai CEO Kaskus, konsultan di berbagai perusahaan ternama, juga menjabat sebagai Vice President of Internet Banking Technology di Bank of America. Latar belakang pendidikan dan pengalaman sebagai seorang profesional selama 20 tahun lebih dianggap sangat sesuai dengan visi dan misi UangTeman saat ini.

“Sukan merupakan pemimpin yang sudah melahirkan dua startup sukses Indonesia. Prestasi yang diraihnya membuktikan pemahaman serta ambisi dari Sukan untuk bisa menjadi pemandu talenta baru agar bisa bertahan dan mengalami pertumbuhan yang cepat. Dengan beroperasinya UangTeman di 13 kota di seluruh Indonesia dan rencana untuk melakukan ekspansi di Asia Tenggara, UangTeman bisa mendapatkan keuntungan lebih dari pengalaman yang dimiliki oleh Sukan,” kata CEO & Founder UangTeman Aidil Zulkifli.

Berdiri sejak tahun 2015, UangTeman mengklaim telah mengalami pertumbuhan yang cukup stabil dengan lebih dari $18 juta pinjaman mikro yang tercatat secara digital. UangTeman juga mengalami pertumbuhan hingga 300% di tahun 2016, dan jumlah tersebut meningkat hingga 400% di tahun 2017. Pada akhir tahun 2017 lalu, UangTeman telah mengumumkan pivot secara penuh menjadi perusahaan p2p lending. Pengalihan ini dilakukan Uang Teman seiring telah dikantonginya surat tanda terdaftar di OJK sesuai POJK No 77/2016.

Application Information Will Show Up Here

Adopsi Konsep Peer-to-Peer, Bookabuku Mudahkan Peminjaman Buku Secara Online

Konsep peer-to-peer (P2P) saat ini bukan hanya diaplikasikan oleh layanan fintech saja. Kemudahan yang ditawarkan juga bisa diterapkan di layanan lainnya, salah satunya untuk peminjaman buku. Seperti yang diakomodasi oleh platform Bookabuku.

Didirikan oleh Givari Rizky (CEO), Rayhan Yuzar (CTO), Thomas Djara (COO) dan Rani Siti Khodijah (CBDO), konsep dari Bookabuku memudahkan pengguna untuk meminjam buku dengan pilihan beragam dari sesama pengguna.

Kepada DailySocial, Givari Rizky mengungkapkan rendahnya kultur literasi di kalangan masyarakat menempatkan Indonesia pada peringkat dua terbawah. Menurut data UNESCO Secara keseluruhan hanya 1 dari 1000 orang Indonesia membaca.

“Kami melakukan riset mendalam selama satu tahun dan menemukan bahwa permasalahan tersebut dikarenakan harga buku berkualitas yang relatif mahal dan akses yang sulit. Kami juga menemukan bahwa terdapat 101 juta lebih buku tersebar tiap tahun sejak 2015,” kata Givary.

Untuk mengatasi kendala tersebut, Bookabuku hadir memberikan solusi dengan menciptakan platform pinjam-meminjam buku fisik secara online pertama di Indonesia.

“Bookabuku memiliki visi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan misi untuk membuat sumber pengetahuan berkualitas menjadi lebih affordable dan accessible,” kata Givary.

Cara kerja Bookabuku

Bookabuku menyediakan pilihan biaya berlangganan. Setelah mendaftar, peminjam bisa melakukan peminjaman maksimal dua buku dalam dalam satu periode, yaitu 30 hari terhitung buku diterima. Namun buku tersebut juga bisa ditukar di periode waktu yang sama.

“Jadi misalnya peminjam melakukan pinjaman dua buku hari ini, seminggu ke depan dua buku tersebut bisa ditukar dengan judul lainnya. Peminjaman bisa dilakukan berkali-kali selama 30 hari periode peminjaman itu. Jika peminjam ingin mengembalikan buku nanti akan ada kurir rekanan kami yang datang menjemput buku tanpa biaya tambahan jadi tidak merepotkan,” kata Givary.

Sementara untuk pengguna yang ingin meminjamkan buku, bisa mendaftar dan langsung memasukkan ISBN buku dan mengunggah foto sampul buku melalui situs. Jika ada permintaan dari peminjam, mitra kurir dari Bookabuku akan mengambil buku tersebut langsung ke rumah pemilik buku. Pada akhir periode peminjaman, peminjam akan mendapatkan pendapatan pasif sebesar Rp10.000 per buku yang telah dipinjam.

Saat ini Bookabuku telah bermitra dengan logistik pihak ketiga seperti JetExpress, PopBox, dan Etobee. Bookabuku juga menjalin kerja sama dengan organisasi pemuda internasional terbesar yaitu AIESEC in Indonesia, lebih dari 30 komunitas dan kerap melakukan kegiatan bersama.

Rencana penggalangan dana Bookabuku

Saat ini Bookabuku mengklaim telah memiliki sekitar 3 ribu pengguna di Indonesia. Bookabuku juga sudah dapat melayani pembaca buku dari seluruh Indonesia dan menyedikan layanan free pick-up di 9 provinsi dan 25 kota. Sementara jumlah buku yang tersedia di platform saat ini sekitar 5 ribu koleksi.

Terkait dengan strategi monetasi Bookabuku datang dari subscription atau biaya berlangganan pengguna. Masih menjalankan bisnisnya secara bootstraping, Bookabuku juga berencana untuk melakukan penggalangan dana.

“Tahun 2018 ini akan menjadi tahun Bookabuku akan semakin berkembang dan rencananya akan merilis beberapa fitur lainnya untuk terus bekerja mencapai visi dan misi kami,” tutup Givary.