Hal yang Dibutuhkan untuk Jadi Entrepreneur Perempuan

Berapa banyak entrepreneur teknologi perempuan yang sudah dikenal saat ini? bisa dibilang jumlahnya masih kalah banyak dengan para entrepreneur laki-laki yang notabene mendominasi dunia entrepreneur teknologi di Indonesia. Namun demikian sebagai writer perempuan, saya pun lebih bersemangat ketika seorang CEO atau Founder perempuan muncul ke permukaan, menawarkan produk, strategi, ide serta visi dan misi yang dibanggakan.

Unik, approachable dan relatable, itulah yang saya lihat semua ide yang dicoba untuk diusung oleh entrepreneur perempuan di Indonesia. Semua berusaha bersentuhan dengan teknologi, meskipun masih banyak pemikiran yang menyebutkan perempuan masih takut mempelajari dan mengenal lebih jauh dunia teknologi. Co-Founder Girls in Tech Indonesia Anantya menegaskan:

“Padahal sebenarnya tidak demikian, saya mengalami sendiri bahwa banyak sekali perempuan di sekeliling saya yang sangat fasih menggunakan teknologi dalam kehidupan keseharian mereka dan juga dalam mendukung aktivitas pekerjaan/bisnis yang mereka lakukan. Yang dibutuhkan hanyalah kesempatan untuk mencoba dan juga keterbukaan akses terhadap informasi/pengetahuan”.

Saya melihat tidak ada salahnya para perempuan untuk mulai terjun ke dunia startup tanpa dibekali dengan latar belakang pendidikan engineer atau IT buktinya sudah banyak para entrepreneur sukses baik perempuan maupun laki-laki yang tidak cukup menguasai bagaimana membuat aplikasi yang berfungsi dengan baik hingga melakukan pemrograman yang sempurna, namun tetap bisa tampil menawarkan produk yang bersentuhan dengan teknologi.

Just do it!

Bukannya ingin mengutip tagline populer yang dimiliki oleh Nike, namun tagline tersebut memang lebih dari sekedar ajang promosi produk olahraga tersebut. Kata-kata sederhana yang memiliki arti mendalam menantang Anda perempuan Indonesia yang ingin menjadi pelaku startup menawarkan produk yang ada.

Lihat saja Cynthia Tenggara, yang bukan berasal dari latar belakang IT namun berhasil mengembangkan perusahaan katering online Berrykitchen hingga saat ini. Eksistensi Cynthia ternyata juga telah banyak dibicarakan oleh kalangan investor hingga venture capital. Cynthia dinilai bukan hanya piawai menjalankan bisnis, namun juga bisa melakukan manuver cantik dan inovasi yang relevan untuk kemajuan usahanya, seperti diungkapkan David Tjokro dari Sovereign’s Capital, VC yang akhirnya memberikan kucuran dana kepada Berrykitchen:

“Bukan hanya cerdas tapi selama ini Cynthia dikenal memiliki reputasi yang sangat baik dikalangan investor dan venture capital, setiap kali ada pertemuan atau acara umum saya selalu ditawarkan untuk bertemu dengan Cynthia dan menginvestasikan bisnis yang dimilikinya.”

Apa yang telah dilakukan Cynthia nampaknya sedikit membuktikan jika jiwa bisnis sudah dimiliki dan langsung mencoba tentunya didukung oleh kalangan sekitar, bisa jadi posisi Anda sebagai perempuan tampil lebih menonjol dan langsung di perhatikan oleh pihak-pihak terkait.

Bukan cuma jiwa bisnis, namun kesukaan atau kecintaan juga dapat membawa Anda menjadi entrepreneur perempuan yang sukses dan tentunya dikenal. Sebut saja Aulia Halimatussadiah atau yang lebih dikenal dengan Ollie, penulis buku dan juga Co-Founder Nulisbuku ini, telah menyelami dunia startup sejak tahun 2007. Hingga kini sudah banyak prestasi serta peran serta Ollie di dunia teknologi.

Latar belakang pendidikan, kecintaan, dan pengalamannya telah membawa Ollie kepada dunia teknologi, bertemu dengan tokoh penting di dunia teknologi lokal hingga mancanegara dan bahkan berusaha tampil menginspirasi perempuan-perempuan Indonesia yang ingin menjadi entrepreneur melalui Girls in Tech Indonesia.

Lain Ollie, lain pula dengan CEO HijUp Diajeng Lestari. Dengan model bisnisnya yang sederhana namun terbukti dibutuhkan oleh konsumen perempuan Indonesia, Diajeng tampil lebih stand out sebagai entrepreneur perempuan yang mencoba memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan usahanya.

Memahami apa yang dilakukan

Angel investor dan pendiri sejumlah startup di bidang kesehatan Grace Tahir, yang sangat mendukung kehadiran perempuan di sektor teknologi, mengatakan:

“Ide mengembangkan usaha atau startup bisa saja dimulai dari hobi, namun jika ingin sukses entrepreneur perempuan tentunya harus bisa lebih serius mengembangkan usaha sehingga bisa menjadi lebih besar dan tahan lama.”

Merangkum apa yang disampaikan Grace, yang bisa saya simpulkan adalah kurangnya informasi atau pengetahuan tentang teknologi oleh entrepreneur perempuan, ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap kemampuan mereka menjalankan usaha, selama didukung oleh pihak-pihak yang tepat dan tentunya relevan untuk bisnis.

Kemudian aspek lainnya adalah model bisnis yang dibuat “oleh perempuan dan untuk perempuan”, yang nampaknya memang lebih mudah untuk dijual dan ditawarkan kepada konsumen, apalagi jika produk tersebut memang terbukti dibutuhkan dan cocok dengan gaya hidup perempuan Indonesia saat ini.

Yang terakhir adalah bagaimana kelihaian para entrepreneur perempuan Indonesia bisa mengatasi semua barrier, hambatan dan tantangan yang ada menjadi sebuah trigger atau pemicu untuk menciptakan peluang baru dan tampil lebih di antara kalangan entrepreneur lainnya, baik perempuan maupun laki-laki.

Diperlukan keberanian yang cukup besar untuk memulai suatu usaha, bukan hanya untuk laki-laki namun perempuan yang harus bisa membuktikan kepiawaian dan bertarung dalam dunia bisnis yang sarat dengan persaingan yang sengit. Ketika semua orang memperhatikan gerak-gerik, strategi dan langkah yang Anda ambil, pastikan untuk tetap siaga menghadapi kompetitor yang ada.

Cynthia Tenggara, menanggapi kompetisi yang ada, mengungkapkan:

“Ketika kita menawarkan sebuah produk yang juga dicoba oleh pemain lainnya, janganlah terlalu fokus kepada bagaimana bisa menggungguli mereka, namun fokuskan bagaimana usaha yang Anda jalankan bisa memberikan layanan lebih kepada pelanggan.”

At the end of the day, sebagai entrepreneur perempuan, Anda akan dituntut menjadi seorang pengusaha yang cerdas, berani dan harus mampu bersaing dengan pemain lainnya. Di sisi lain, entrepreneur perempuan mempunyai nilai lebih ketika pada akhirnya bisa membawa usaha dan bisnis Anda sukses dan menjanjikan, karena Anda adalah seorang perempuan!

Grab Siap Uji KIR, Tawarkan Dua Opsi Pajak, dan Kerja Sama dengan Koperasi PPRI

Setelah sebelumnya resmi bekerja sama dengan Koperasi Jasa Perkumpulan Pengusaha Rental Indonesia (PPRI), Grab Indonesia menyatakan kesiapannya untuk melakukan uji KIR untuk armada GrabCar. Nantinya seluruh mitra yang bergabung bersama aplikasi Grab bisa melakukan uji KIR, sesuai dengan permintaan dari pemerintah DKI Jakarta terkait dengan penetapan wajib pajak terhadap GrabCar sebagai penyedia aplikasi transportasi.

“Setelah ada pengesahan koperasi ini, kami siap uji KIR sesuai arahan Dinas Perhubungan. Kami juga sudah menyiapkan mekanisme pembayaran pajak. Ada dua opsi yang kami siapkan,” ujar Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata kepada Beritasatu.

Opsi pembayaran pajak yang direkomendasikan Grab terbagi menjadi dua kategori. Kategori pertama yaitu dengan pembayaran uang tunai, nantinya semua pajak akan dibayarkan oleh pihak koperasi dalam hal ini Koperasi Jasa Perkumpulan Pengusaha Rental Indonesia (PPRI).

Opsi kedua adalah pembayaran dengan menggunakan kartu kredit, semua transaksi dari pengguna yang menggunakan kartu kredit akan dibayarkan secara otomatis oleh Grab. Terkait dengan pembahasan tarif, pihak Grab menyebutkan tidak akan sama dengan mekanisme perhitungan dengan Gubernur seperti yang selama ini dilakukan oleh taksi pada umumnya, Grab mengklaim sebagai angkutan sewa seluruh perhitungan tarif ditentukan sesuai dengan mekanisme pasar.

Peranan koperasi untuk akuntabilitas Grab

Kerjasama yang telah dilakukan oleh Grab selaku perusahaan penyedia aplikasi merupakan langkah positif yang diambil oleh Grab untuk bisa tetap eksis dalam menjalankan usahanya. Diharapkan dengan kemitraan ini, beberapa keluhan serta permintaan yang ada terkait dengan kehadiran Grab yang tidak memiliki badan hukum, bisa terjawab.

“Dengan berkoperasi, artinya kita sudah memiliki wadah secara resmi untuk menjalankan usaha sewa mobil, termasuk yang menggunakan aplikasi teknologi. Kita disatukan dalam satu wadah koperasi,” kata Ketua Koperasi Jasa PRRI Ponco Seno kepada Beritasatu.

Banyak kelebihan serta manfaat yang nantinya akan diberikan oleh PRRI kepada para pengemudi atau mitra dari Grab, di antaranya adalah mengadakan program untuk kesejahteraan anggota koperasi dan keluarganya.

“Beberapa manfaatnya adalah kita menyiapkan asuransi jiwa untuk para pengemudi. Koperasi juga sudah memiliki pool bengkel untuk sekitar 300 unit mobil. Bahkan, nantinya, koperasi akan bekerja sama dengan bengkel lain dan ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) dalam hal perawatan mobil para anggota koperasi,” kata Ponco.

Kemitraan dengan PRRI dianggap telah memenuhi peraturan pemerintah untuk menjalankan bisnis transportasi di Indonesia, sesuai dengan ketentuan UU Nomor 22/2009 tentang angkutan umum.

Application Information Will Show Up Here

IDA, Bekraf, dan Baidu Rilis Studi Konsumsi Media Online di Indonesia

Indonesian Digital Association (IDA), Baidu, dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) hari ini meluncurkan riset “Studi Konsumsi Media Online” di kantor Kaskus Jakarta. Acara yang turut dihadiri oleh Ketua IDA Edi Taslim, Kepala Bekraf Triawan Munaf, dan Country Director Baidu Bao Jianlei mengupas semua tren serta tingkat konsumsi berita melalui smartphone yang ternyata merupakan perangkat tertinggi di perkotaan Indonesia.

“Saat ini masih kurang riset yang dikeluarkan terkait dengan konsumsi media terhadap pemberitaan secara online, tentunya dengan diluncurkannya hasil studi ini dapat membantu angoota IDA secara khsusus dalam hal memberikan konten yang menarik dan bermanfaat untuk publik,” kata Edi.

Sementara itu Bekraf menyambut baik adanya riset yang dikeluarkan khusus untuk memantau aktifitas yang terjadi oleh konsumen terkait pemberitaan di smartphone, dengan demikian Bekraf selaku lembaga yang menaungi banyak insan periklanan dan lainnya dapat menerapkan hasil riset ini dengan baik dan tentunya tepat sasaran.

“Kami mengajak para kreator untuk terus berkreasi dan pintar dalam memanfaatkan teknologi. Hal ini sejalan dengan rencana pemerintah menjadikan Indonesia sebagai kekuatan baru ekonomi digital di Asia,” kata Triawan Munaf.

Indonesia sebagai negara di Asia Tenggara yang dikenal sebagai Mobile-First Country, memiliki kebiasaan yang cukup unik dan tentunya berbeda dengan negara lainnya di Asia Tenggara. GfK selaku perusahaan market research terkemuka di Indonesia, melakukan riset di 5 kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Bodetabek, Surabaya, Bandung dan Semarang di penghujung tahun 2015 dan mencakup 1521 panelis serta 775 responden yang dilakukan wawancara langsung.

Mengupas potensi media dan pemasaran berdasarkan panel digital media

Keberadaan smartphone saat ini sudah banyak merubah kebiasaan masyarakat memanfaatkan informasi, mengkonsumsi barang dan lainnya. Semua hal tersebut biasa dilakukan secara multitask oleh sebagian besar pengguna smartphone di Indonesia.

Dengan makin banyaknya konten yang ada di dunia digital saat ini, tentunya menjadikan tantangan untuk advertiser dan agency untuk menilai konten seperti apa yang sesuai, dimana lokasi, device apa yang ingin ditarget dan masih banyak lagi. Itulah perubahan yang dihasilkan berdasarkan makin maraknya konten digital saat ini.

Dalam hal ini, GfK melakukan pendekatan dengan cara multi approach untuk mendapatkan hasil studi yang relevan. Riset dikategorikan dalam 3 bagian, yaitu device behaviour, media behaviour (TV, radio, print, majalah) dan other data set (purchase data, demographic, lifestyle data)

Hasil studi menghasilkan bahwa pembaca berita online cenderung didominasi oleh kelompok usia 33-42 tahun dan lebih banyak dari kalangan pria daripada wanita. 60% di antaranya membaca berita secara rutin tiap minggu sementara 24% lainnya membaca berita setiap hari. Dari segi status sosial ekonomi lebih banyak didominasi oleh SES A dan B.

Konten yang paling banyak dibaca di smartphone di antaranya adalah berita hiburan, musik, dan film, disusul dengan isu sosial masing-masing mencapai 73% dan 70%. Sementara itu Detik merupakan portal berita favorit yang dipilih oleh responden disusul dengan BABE. Yang perlu diperhatikan oleh media online yang ada, terkait dengan pembuatan konten idealnya adalah buatlah konten yang bisa disesuaikan dengan target pasar yang ada, mulai dari kalangan millenial, pekerja hingga orang tua.

Sementara itu pembaca Indonesia lebih menyukai berkunjung ke situs yang menyuguhkan berbagai tipe konten sebanyak 83% dan sebanyak 17% lebih memilih untuk membaca di situs yang spesifik membahas kategori konten tertentu. Hal ini juga berhubungan dengan lanskap pemain lokal yang pada umumnya memang lebih banyak didominasi oleh situs berita umum. Sebagian besar responden menemukan berita melalui mesin pencari dengan persentase 31%, kanal di situs 28%, dan melalui media sosial sebanyak 24%, sementara hanya 10% saja yang langsung membuka dari halaman muka situs.

Snapchat, BBM, OLX, dan GO-JEK aplikasi favorit

GfK juga mencatat durasi pemakaian smartphone setiap harinya rata-rata sebanyak 5,5 jam, dan sebanyak 44 kali aplikasi dibuka oleh pengguna setiap harinya. Untuk platform chat messaging BBM dan WhatsApp masih mendominasi dan merupakan chat platform favorit di Indonesia. Sementara untuk media sosial, Facebook mengalami jumlah penurunan dan kenaikan yang kerap berubah sementara Instagram terus merangkak naik, mulai dari jumlah pengguna hingga engagement.

Untuk platform mobile, Android di Indonesia masih mendominasi dengan besar persentase 96%. Untuk aplikasi yang paling banyak diunduh oleh pengguna dalam smartphone adalah games/permainan, disusul dengan chat/messaging dan tentunya media sosial. Clash of Titans merupakan games paling banyak diunduh, Snapchat merupakan layanan pesan foto yang paling digemari, OLX menjadi aplikasi terkait e-commerce yang paling populer, dan GO-JEK merupakan aplikasi transportasi yang paling banyak diunduh oleh pengguna Android di Indonesia.

Yang menarik dalam hasil studi tersebut turut dibahas consumer behavior mengenai alasan konsumen mengunduh aplikasi, menghapus dan menjadikan aplikasi tersebut useful dan useless.

Secara keseluruhan hasil riset terbilang cukup lengkap dan tentunya rekevan dengan industri terkait, namun demikian hasil studi yang diluncurkan oleh IDA, Bekraf dan Baidu ini belum bisa dikonsumsi untuk publik dan hanya untuk kalangan terbatas. Seperti yang dijanjikan oleh Baidu, dalam waktu dekat Baidu juga akan merilis hasil studi penggunaan aplikasi mobile di Indonesia.

“Baidu sepenuhnya mendukung pengembangan ekosistem digital di Indonesia, pengadaan riset menjadi penting karena industri digital perlu didukung data industri untuk bisa berkembang. Kami berharap riset ini menjadi salah satu acuan bagi pemain digital di Indonesia dan mempelajari kebiasaan netizen di Indonesia,” ungkap Country Director Baidu Bao Jianlei.

BookMyShow Indonesia Ingin Jadi yang Terlengkap Menemani Tayangan Film di Bioskop

BookMyShow, perusahaan teknologi yang telah berdiri selama lebih dari 15 tahun di negara asalnya India, kini hadir di Indonesia. Sejak awal berdirinya, BookMyShow mencoba menjadi technology provider kepada semua bioskop dengan menyediakan software dan hardware yang mendukung keperluan rutin bioskop. BookMyShow juga menyediakan data analytic kepada pengelola bioskop agar bisa lebih engage kepada pelanggan.

“BookMyShow memberikan analytic terkait dengan kebiasaan pengguna dalam hal membeli tiket bioskop, jenis film apa yang digemari, dan lainnya,” kata Co-Founder BookMyShow Indonesia Sudhir Syal kepada DailySocial.

Meski fokus terbesarnya adalah soal tiket film bioskop, BookMyShow juga menawarkan pilihan pemesanan dan pembelian tiket untuk acara musik, olahraga, seni, dan lainnya yang bisa dibeli melalui situs dan nantinya aplikasi. Untuk pasar Indonesia, aplikasi mobile BookMyShow bakal tersedia April mendatang.

Melancarkan layanan di Indonesia dengan aplikasi yang terkustomisasi

Pada akhir tahun 2015, BookMyShow mulai melakukan ekspansi pertamanya di Asia Tenggara dan Indonesia merupakan negara pertama yang dipilih dengan alasan klasik, yaitu tingginya penetrasi internet dan smartphone, kebiasaan masyarakat yang sudah sering melakukan transaksi secara online, serta makin maraknya e-commerce.

Dengan menerapkan sistem dan user experience yang hampir serupa dengan negara asalnya, BookMyShow mengklaim akan melakukan kustomisasi dan pelokalan di aplikasi hingga di situs. Hal ini penting dilakukan demi menyesuaikan kebiasaan masyarakat Indonesia dalam hal menikmati film di bioskop.

Propose value yang ditawarkan oleh BookMyShow dan bioskop jauh berbeda, karena biasanya bioskop hanya menjual tiket film saja. Di BookMyShow kami mencoba untuk melakukan aggregate kepada film-film yang ada di semua bioskop, seperti yang dilakukan oleh Traveloka kepada layanan airlines dan hotel di Indonesia,” kata Sudhir.

Dengan mengedepankan layanan terpadu dalam hal menikmati film di bioskop, BookMyShow ingin menjadi IMDB di Indonesia, yang bukan hanya menawarkan pemesanan dan pembayaran secara online namun juga menghadirkan konten-konten menarik, trailer dengan  tampilan yang jernih dan seamless serta biodata aktor dan aktris yang bisa langsung dibuka di tautan yang ada di aplikasi dan situs.

“Kami ingin para pengguna bisa mendapatkan layanan lengkap, mulai dari awal memilih film yang diinginkan, melakukan proses pemesanan dan tahap akhir pilihan pembayaran, semua bisa dilakukan dalam satu aplikasi BookMyShow,” kata Co-Founder BookMyShow Indonesia yang lain, Karan Khetan. Karan sebelumnya kita kenal sebagai salah satu Managing Director Lamudi Indonesia saat pertama kali hadir di Indonesia.

Metode pembayaran bervariasi

Untuk memberikan pilihan yang beragam, BookMyShow menawarkan metode pembayaran untuk pengguna, mulai dari kartu kredit, transfer bank hingga fitur istimewa yaitu Unpaid. Sekilas layanan ini mirip dengan Cash On Delivery (COD) yang ditawarkan oleh e-commerce, dengan Unpaid pengguna bisa memesan terlebih dahulu film yang ingin ditonton, kemudian ketika sudah sampai di bioskop pembayaran bisa dilakukan langsung ke kasir bioskop hanya dengan menunjukkan kode khusus di aplikasi BookMyShow.

“Kami menargetkan pengguna yang masih belum ada keputusan ingin menonton film apa, dengan fitur Unpaid yaitu pesan dulu (booking) dan kemudian bayar langsung di bioskop satu jam sebelumnya. Namun jika pemesananan telah dibatalkan, tiket tersebut bisa dijual kepada pelanggan yang datang langsung ke bioskop,” kata Karan.

Saat ini di Indonesia sedikitnya ada empat jaringan bioskop ternama, yaitu 21Cineplex, CGV Blitz, Cinemaxx, dan Platinum. Sebagai pilot project, dalam minggu ini BookMyShow akan melakukan screening di bioskop lokal di Semarang dan akhir Maret nanti di bioskop Platinum.

“Saat ini kami masih melakukan tahap pembicaraan kepada bioskop besar di Indonesia, jika sudah final negosiasi tersebut akan kita sampaikan informasi lengkapnya kepada rekan-rekan media,” kata Sudhir.

Strategi pemasaran online dan offline

Meskipun saat ini BookMyShow belum secara resmi diluncurkan namun Sudhir menegaskan telah menyiapkan strategi pemasaran kepada masyarakat di Indonesia. Di antaranya adalah melakukan kerja sama dengan bioskop untuk kegiatan offline hingga melancarkan SEO, media sosial, konten blog dan lainnya.

BookMyShow sendiri telah menyiapkan konten yang menarik kepada pengguna terkait dengan informasi terkini tentang film, trailer dan biodata aktor dan aktris. Penerapan content strategy sengaja disiapkan khusus untuk masyarakat di Indonesia.

“Untuk Indonesia kami ingin aplikasi tersebut lebih terkustomisasi dan lokalisasi kami menyadari pasarnya berbeda kami ingin meluncurkan aplikasi yang lebih banyak berisikan konten film,” kata Sudhir.

Rencananya pada bulan April mendatang BookMyShow akan mengadakan acara grand launching yang secara serentak, mulai dari situs hingga aplikasi di platform iOS dan Android di Indonesia. Mengklaim sebagai aplikasi pertama yang menawarkan layanan terlengkap seputar film di Indonesia, BookMyShow siap dengan kompetisi yang bakal muncul di segmen ini.

“Saat ini kami tidak punya pesaing artinya belum ada pemain asing dan lokal yang mencoba untuk menghadirkan layanan menyeluruh seperti kami, namun kami yakin usai diluncurkannya aplikasi kami pasti akan banyak pemain baru yang mencoba untuk memberikan layanan yang serupa seperti kami,” tutup Karan.

Istilah Finansial Yang Wajib Dicermati Pelaku Startup

Yang perlu diperhatikan ketika Anda terjun ke dunia startup, khususnya e-commerce, adalah mengerti dengan jelas apa itu pengertian Revenue, Gross Merchandise Value, Gross Transaction Value dan lainnya. Hal ini penting agar Anda bisa mengetahui dengan jelas perbedaan tersebut dan mengerti sepenuhnya metrik yang relevan untuk startup. Tips DailySocial kali ini akan mengurai dengan lengkap poin-poin penting yang perlu dicermati terkait dengan istilah finansial yang biasa digunakan secara rutin oleh venture capital, pelaku startup, dan pihak terkait lainnya.

GMV / GTV

Pengertian pendapatan (Revenue) adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan jumlah uang yang diterima oleh perusahaan. Jumlah ini adalah jumlah kotor, atau sering dikenal sebagai omzet penjualan. Adalah menjadi tidak benar ketika Anda, seorang Founder dan CEO startup, masih belum bisa memilah dengan baik apa itu pengertian pendapatan (Revenue) yang sebenarnya dan mengkategorikan sebagai semua pemasukan yang dimiliki oleh perusahaan. Semua platform yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan pendapatan bukanlah masuk dalam kategori  pendapatan (Revenue). Meskipun  uang tersebut berasal dari pelanggan Anda namun bukan berarti pendapatan tersebut milik perusahaan.

Pengertian yang benar adalah ketika keseluruhan total penjualan serta volume transaksi melalui platform yang dimiliki perusahaan atau yang dikenal dengan istilah Gross Merchandise Value (GMV) atau Gross Transaction Value (GTV). Pada dasarnya adalah kumpulan uang yang dikeluarkan oleh pengguna dalam waktu-waktu tertentu.

Contoh sederhana adalah bisnis yang dijalankan oleh Airbnb. GMV yang didapatkan oleh Airbnb berasal dari harga booking pengguna, sementara pendapatan (Revenue) yang dihasilkan oleh Airbnb berasal dari komisi di setiap transaksi.

MRR & ARR

Definisi yang satu ini ternyata metrik yang cukup menarik dan disukai oleh pasar finansial karena melibatkan keakuratan serta sifat yang melekat. Pendapatan (Revenue) yang berulang dan selalu ada adalah model bisnis yang melibatkan melakukan kegiatan penjualan kepada seseorang untuk sebuah akses atau produk secara rutin.

Monthly Recurring Revenue (MRR) adalah adalah total pendapatan (Revenue) selama satu bulan, sementara Annual Recurring Revenue (ARR) adalah total MRR dikalikan 12. Namun demikian yang perlu diperhatikan adalah tidak semua perusahaan memiliki pendapatan yang berulang (Recurring Revenue), di antara perusahaan tersebut lebih banyak mendapatkan “penjualan bulanan”.

Contoh sederhana adalah UBER. Pendapatan (Revenue) yang didapatkan oleh UBER bukanlah Monthly Recurring Revenue (MRR), karena setiap perjalanan yang digunakan oleh pengguna tidak bersifat setiap hari (berulang). Perusahaan yang baik bisa dibangun dengan menggunakan pendapatan yang berulang atau tidak berulang. Intinya adalah jangan langsung menetapkan bahwa pendapatan setiap bulan yang perusahaan Anda dapatkan adalah MRR, kecuali bisnis yang Anda jalankan sesuai dengan model bisnis tersebut.

New, Expansion, Downgrades & Cancelled MRR

Definisi finansial berikut ini penting untuk dicermati bagi Anda yang menjalankan startup dengan pendapatan yang berulang. Pisahkan masing-masing kategori berdasarkan definisi yang sesuai. Kategorikan semua MRR yang telah terkumpul berdasarkan 4 golongan, di antaranya adalah New, Expansion, Downgrades & Cancelled MRR.

New MRR adalah MRR tambahan dari klien baru yang pertama kali menggunakan produk yang Anda ciptakan. Expansion MRR adalah MRR tambahan yang berasal dari pelanggan tetap dan biasanya dipicu dari adanya pembaruan aplikasi, fitur (upgrades) yang ada di produk Anda. Downgrade MRR adalah total jumlah MRR yang mulai berkurang dari pelanggan dibandingkan bulan sebelumnya, kebalikan dari Expansion MRR. Yang terakhir adalah Cancelled MRR yaitu pembatalan dari pelanggan tetap yang berhenti menggunakan layanan produk Anda dalam satu bulan.

Contract Value (TCV & ACV)

Pada umumnya setiap transaksi memiliki Total Contract Value (TCV), artinya adalah jumlah uang secara keseluruhan yang dikeluarkan oleh klien untuk perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Sementara Annual Contract value (AVC) adalah ukuran dari keseluruhan uang yang dikeluarkan oleh klien kepada perusahaan dalam jangkan waktu 12 bulan, dalam hal ini aktivitas yang diharapkan dari klien adalah lebih dari 12 bulan.

Yang perlu diperhatikan adalah jika perusahaan Anda akan menutup penjualan dan pada bulan yang sama telah mengumpulkan TVC, jangan terlalu tergesa mengkategorikan semua adalah pendapatan (Revenue) dalam waktu satu bulan. Secara keseluruhan Contract Value dan uang yang terkumpulkan bukanlah pendapatan (Revenue).

Net Revenue & Gross Margin

Agar bisa melihat sejauh mana bisnis Anda berjalan dengan baik, tidak melulu harus melihat pendapatan (Revenue). Net Revenue & Gross Margin juga bisa menjadi penentu kesehatan dari finansial perusahaan Anda. Net Revenue adalah uang sebenarnya yang didapatkan setelah mengurangi biaya penjualan barang dari (Gross) Revenue. Kegiatan ini biasanya banyak diterapkan di e-commerce, ketika nilai Net Revenue biasanya melibatkan pengurangan biaya termasuk didalamnya diskon dan pengembalian.

Gross Margin merupakan analisa pendapatan untuk menghitung total pendapatan dari jumlah produksi yang dihasilkan dan penyesuainnya dengan harga barang yang dihasilkan per satuan dikurangi dengan biaya-biaya variabel atau dapat juga dikatakan keuntungan kotor. Semakin tinggi persentasenya artinya adalah semakin besar jumlah uang yang bisa dipertahankan oleh perusahaan. Kegiatan seperti ini biasanya banyak terjadi pada bisnis software yang kerap mengalami Gross Margin yang tinggi sekitar 70-90%.

Perusahaan e-commerce biasanya secara signifikan kerap mengalami Gross Margin yang rendah, sekitar 20-40%, akibat rendahnya margin yang didapatkan dari barang yang dijual.

Kesimpulannya adalah bagi Anda pelaku startup penting untuk mengetahui perbedaan yang ada. Jika diterapkan dengan benar bisnis yang dijalankan, Anda sebagai CEO dan Founder startup tidak perlu direpotkan dengan kegiatan penggalangan dana, kuncinya adalah mendapatkan pendapatan (Revenue).

Microsoft Umumkan Sembilan Finalis Imagine Cup 2016 Tingkat Nasional

Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mencetak lebih banyak developer muda Indonesia oleh Microsoft adalah Imagine Cup. Tahun 2016 ini Microsoft kembali melakukan rangkaian kegiatan tersebut dan setelah melalui proses seleksi yang cukup panjang terpilih 9 peserta yang berhasil maju ke babak final yang akan diadakan pada tanggal 6 April 2016 mendatang.

Nantinya tiga tim yang menjadi pemenang babak final tingkat nasional Imagine Cup 2016, di tiga kategori yang berbeda, berhak mewakili Indonesia di tahap world semifinal dan memperebutkan tiket ke Seattle untuk mengikuti tahap world final.

Ajang inovasi teknologi Imagine Cup 2016 adalah sebuah kompetisi teknologi berskala global yang ditujukan kepada para pelajar dan mahasiswa di seluruh dunia, melalui pengembangan berbagai aplikasi inovatif yang terbagi menjadi tiga kategori, yaitu World Citizenship, Innovation dan Games.

Tahun ini Imagine Cup mengklaim memperoleh angka video submission terbesar sejak tahun 2013. Secara keseluruhan sebanyak 118 video terkumpul pada tahap seleksi awal tingkat nasional, dengan 46 proyek mewakili kategori Games, 29 proyek mewakili kategori Innovation dan 43 proyek mewakili kategori World Citizenship.

Sebelumnya putaran semifinal Imagine Cup 2016 telah dilakukan di kantor Microsoft Indonesia dengan menggunakan Skype untuk pertama kalinya sebagai fasilitas presentasi peserta yang salah satunya berasal dari Inggris. 18 tim yang menjadi semifinalis berasal dari berbagai daerah, dari Madura hingga Manado.

Sembilan tim telah berhasil maju ke babak final adalah:

Kategori World Citizenship

    1. Tim Garuda45 (King’s College London, University College London, University of Edinburgh) dengan proyek TB DeCare
    2. Tim Proclub studio (Telkom University – Bandung) dengan proyek Mobile Posyandu
    3. Tim TaniHub (BINUS Internasional – Jakarta) dengan proyek TaniHub

Kategori Innovation

  1. Tim BatuBuah (Telkom University – Bandung) dengan proyek EZMarker
  2. Tim Hoome Studio (Institut Teknologi Bandung, Telkom University – Bandung) dengan proyek Hoome
  3. Tim IMS (Universitas Komputer Indonesia – Bandung) dengan proyek IMS+ (Infusion Monitoring System)

Kategori Games

  1. Tim None Developers (Universitas Trunojoyo Madura – Bangkalan) dengan game Froggy and the Pesticide
  2. Tim Reversi (Institut Teknologi Sepuluh Nopember – Surabaya) dengan game MonsterMath
  3. Tim Rubic Studio (Universitas Trunojoyo Madura – Bangkalan) dengan game Flip the Cat

Bukalapak dan eFishery Lolos Seleksi Ketat Endeavor Entrepreneur International Selection Panel

Setelah melalui seleksi yang cukup ketat selama kurun waktu 6-12 bulan dilakukan oleh Endeavor Indonesia yang fokus kepada pengembangan high impact entrepreneurship, akhirnya terpilih wirausahawan muda asal Indonesia yang terbukti telah berhasil menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Empat wirausahawan tersebut adalah Achmad Zaky dan Fajrin Rasyid dari Bukalapak, Gibran Huzaifah dari Cybreed, serta Aaron Fishman dari East Bali Cashews.

Para wirausahawan tersebut telah berhasil lolos seleksi International Selection Panel (ISP) Endeavor ke-63 di Dubai dan secara resmi menjadi Endeavor Entrepreneur. Sejumlah nama besar dalam network Endeavor antara lain pimpinan tertinggi di perusahaan sekelas LinkedIn, Omidyar (yang didirikan oleh pemilik eBay), Amazon.com, Microsoft, Google dan masih banyak lagi.

“Lolosnya Zaky dan Fajrin, serta Gibran sangat membanggakan. Dengan menjadi Endeavor Entrepreneur, mereka mendapatkan exposure ke mentor, network, talent, learning events, serta bisa bertemu investor dan Endeavor Entrepreneur lain dari seluruh dunia,” ujar Managing Director Endeavor Indonesia Sati Rasuanto.

[Baca juga: Masuki Usia Keenam, Bukalapak Ingin Rangkul Dua Juta UKM]

Selama tiga hari para pemimpin bisnis global dari Network Endeavor telah melakukan proses wawancara kepada para kandidat melalui tahap akhir ISP. Salah satu alasan terpilihnya empat wirausaha asal Indonesia tersebut adalah kemampuan mereka membangun usaha serta memberikan inspirasi kepada entrepreneur muda lainnya.

Prestasi Bukalapak dan eFishery

Selama ini eksistensi dan prestasi yang telah diberikan oleh Bukalapak memang sudah tidak diragukan lagi. Marketplace yang dibangun untuk membantu lebih banyak peluang bisnis kepada UMKM berhasil menjadi high impact enterprise di Indonesia. Bukalapak sendiri mengklaim pada tahun 2015 sekitar 500 ribu UMKM bergabung dengan Bukalapak dengan pendapatan rata-rata per UKM mencapai Rp 5 juta per bulan dan pertumbuhan dua kali lipat tiap tahunnya.

[Baca juga: Di Atas Kertas, eFishery Layak Disebut Startup Ideal, Tetapi Masih Banyak yang Harus Dibuktikan]

“Sejak didirikan enam tahun lalu, pertumbuhan kami konsisten dan eksponensial. Kami berambisi untuk membantu memberdayakan UKM di seluruh Indonesia dengan memanfaatkan aplikasi jual-beli berbasis internet. Melalui aplikasi Bukalapak kami berharap dapat membantu menyediakan akses ke pasar yang lebih luas dan meningkatkan pendapatan mereka,” kata CEO Bukalapak Achmad Zaky.

Sementara itu kontribusi yang telah diberikan oleh Cybreed melalui teknologi eFishery juga telah terbukti membantu sektor agrikultur dan pangan menjadi lebih efisien. Dengan menghadirkan produk yang berfungsi sebagai alat pemberi pakan ikan dengan sensor yang dapat dikontrol melalui smartphone. Dengan 40% populasi Indonesia bergantung pada agrikultur, bisnis yang didirikan oleh Gibran Huzaifah berpotensi memberikan dampak besar.

Pemprov DKI dan Startup Formalisasi Kolaborasi #KAKI5JKT Memajukan PKL Jakarta

Secara resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, melalui pembinaan Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan (KUMKMP), berhasil mengumpulkan 400 pedagang kaki lima (PKL) yang informasi lengkapnya bisa diakses melalui Zomato dan dapat dipesan melalui GO-FOOD (di dalam aplikasi GO-JEK) dan Porter. Semua pedagang kaki lima yang telah tergabung telah mendapatkan sertifikasi oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

“Kami mau minta masyarakat Jakarta kalau jajan di PKL, jangan beli di PKL yang tidak ada sertifikat BPOM-nya. Jadi ini akan bantu kami, buat pedagang yang masih buat makanan dengan bahan kimia, lambat laun pasti dagangannya tidak laku dan dia akan terpaksa jual makanan dengan bahan yang baik,” tegas Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur Provinsi DKI Jakarta saat formalisasi kolaborasi ini.

Warga Jakarta yang memiliki informasi lengkap dan akurat terkait rekomendasi PKL bersih dan terbaik di masing-masing wilayah bisa juga berbagi informasi dengan memanfaatkan Twitter. Para pengguna yang ingin memanfaatkan situs #Kaki5Jakarta bisa mengabadikan rekomendasinya di smartphone, mengaktifkan GEOTAG di aplikasi Twitter, kemudian men-tweet warung kaki lima tersebut dengan format nama tempat, alamat, masakan yang disajikan, dan dilengkapi dengan tagar #KAKI5JKT.

Proses pemetaan potensi lokasi binaan (lokbin) ataupun lokasi sementara (loksem) melalui analisis heatmap, dilakukan oleh Pulse Lab Jakarta (PLJ) dan Twitter Indonesia.

Aktivitas yang telah dilakukan sejak Agustus 2015 ini telah mengumpulkan 2546 tweet dan 800 titik data yang unik meliputi 244 jajanan kaki lima di Jakarta.

“Kolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari startup hingga komunitas seperti yang dilakukan pada aktivitas ini tentunya sangat membantu untuk memaksimalkan pemanfaatan teknologi demi menciptakan Jakarta yang lebih efisien dan informatif bagi masyarakat,” kata pihak pengelola UP Jakarta Smart City.

Peran serta startup membantu misi Jakarta Smart City

Tdak diragukan lagi peran serta dan dukungan yang diberikan oleh startup Indonesia untuk membantu pemerintah DKI Jakarta melalui program KAKI5JKT merupakan potensi yang bisa dimanfaatkan untuk memperluas promosi dan pengetahuan serta edukasi kepada warga Jakarta. Ke depannya program ini ditargetkan Pemprov DKI Jakarta sebagai wadah bagi semua PKL di Provinsi DKI Jakarta dan menjadi contoh bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lainnya agar dapat memaksimalkan penggunaan teknologi dan kolaborasi melalui dukungan UP Jakarta Smart City.

“Dengan bergabung di GO-FOOD, para PKL diharapkan akan dapat meningkatkan usahanya seiring dengan meningkatnya angka penjualan. Sebagai gambaran, total penjualan Bakso Pak Kumis BLOK S meningkat dua kali lipat dari sebelumnya melayani 100 porsi perhari, menjadi 200 porsi sehari semenjak terdaftar di GO-FOOD. Selain itu, GO-FOOD juga membantu pemerintah dalam menentukan UMKM mana yang layak mendapat pinjaman kredit untuk pembinaan,” kata CEO GO-JEK Indonesia Nadiem Makarim.

Sementara itu, Zomato, sebagai situs dan aplikasi restoran listing favorit di Jakarta, menyambut baik gerakan yang dilancarkan oleh Pemprov DKI sebagai bagian dari Jakarta Smart City, seperti yang ditegaskan oleh Country Manager Zomato Indonesia Karthik Shetty.

“Zomato adalah pilihan yang tepat bagi foodies Jakarta untuk mencari informasi mengenai tempat makan di sekitar mereka. Dengan mempertunjukkan Kaki Lima di koleksi spesial, kami menyadari bahwa para Kaki Lima mendapatkan lebih banyak page view dari pada kebanyakan restoran di area dimana mereka berada. Visibilitas ini akan membantu bisnis mereka. Setelah melihat informasi di Zomato, para pelanggan dapat memilih jika mereka ingin datang dan makan di tempat tersebut, lalu mengunggah foto dan ulasan berdasarkan pengalaman mereka, dan membuat pengguna lain juga ingin mencobanya,” jelas Karthik.

Bagi Porter, pengguna dapat mencari dan memesan makanan dari mana saja tanpa harus mengetahui terlebih dahulu PKL mana yang menjual menu tersebut. Fitur ini sangat berguna bagi PKL yang belum dikenal dan membantu pembeli mencari makanan favoritnya. Saat ini Porter memberikan diskon Rp 10.000 untuk pembelian semua PKL berlogo BPOM.

“Dengan program #KAKI5JKT, bukan hanya pedagang telah dikenal saja yang dapat meraup keuntungan lebih. Platform Porter memiliki fitur pencarian agar masyarakat dapat mencari makanan kesukaan mereka dengan mudah. Bahkan, masyakarat bisa dengan nyaman melihat langsung foto setiap makanan. Hal tersebut sejalan dengan tujuan kami, yaitu mewujudkan keinginan pecinta kuliner dan membantu pelaku usaha UKM untuk berkembang,” kata CEO Porter Richard Cahyanto.

Yogrt Hadirkan Konsep Baru Targetkan Kalangan Millenials Indonesia

Salah satu strategi bisnis yang secara umum sudah sering dilakukan oleh startup adalah mengubah model bisnis atau lebih dikenal dengan pivoting. Pivoting sendiri dilakukan setelah melihat adanya perubahan kebiasaan dari konsumen, melihat potensi baru hingga mengadopsi tren yang ada. Yogrt yang pada awalnya merupakan aplikasi jejaring sosial yang mengunggulkan game untuk menghubungkan pengguna saat ini telah mengubah layanan, fitur hingga sistemnya menjadi aplikasi sosial dengan mengedepankan location base dan merilis versi baru mengusung tagline baru “Always Fun Nearby”.

Berdiri pada bulan Oktober 2014, Yogrt mengklaim telah memiliki lebih dari 80 juta orang produktif berusia 18-25 tahun di Indonesia. Saat ini basis pengguna Yogrt di Indonesia tersebar mulai dari Lhokseumawe di ujung Barat Indonesia hingga Jayapura di titik Timur Indonesia, dengan total meliputi 86 kota.

“Dengan menargetkan kalangan millenials Yogrt ingin menjadi jejaring sosial lokal yang bukan hanya berfungsi sebagai media sosial yang sarat dengan informasi dan fitur menarik, namun juga ingin membuka wawasan dan jaringan baru pengguna dengan pilihan teman berbeda di setiap lokasi,” kata Co-Founder Yogrt Roby Muhammad saat acara temu media Selasa (08/03) di Jakarta.

Konsep baru “0” Friend

Konsep baru “0 Friend” diperkenalkan oleh Yogrt setelah dilakukan percobaan dan uji coba kepada kalangan mahasiswa. Berbeda dengan media sosial lainnya sepeti Path, Facebook, Instagram yang pada umumnya memindahkan jumlah teman yang sudah ada melalui email dan akun media sosial yang sudah terdaftar, di Yogrt versi terbaru pengguna diberikan pilihan untuk mengikuti teman-teman baru berdasarkan lokasi yang berbeda. Nantinya di timeline yang ada, pengguna bisa melihat informasi yang relevan sesuai dengan lokasi, interest dan pilihan personal lainnya berasal dari teman-teman baru.

“Yogrt adalah open platform dengan location base service berbeda dengan media sosial lainnya, Yogrt tidak menawarkan opsi import your friend, timeline Yogrt di drive berdasarkan lokasi, jadi secara otomatis akan memiliki teman sesuai lokasi,” kata Roby.

Hingga kini Yogrt telah mencapai satu juta pengguna di Indonesia dengan tingkat rasio interaksi yang tinggi yakni 2 dari 3 pengguna terlibat di dalam posting, berkomentar, chatting dan bermain.

Terdapat tiga keuntungan lebih yang ditawarkan oleh Yogrt, di antaranya adalah open social media, yang termasuk di dalamnya adalah bisa melihat posting-an dari pengguna lain di luar social circle, semua pengguna bisa bergabung yang tentunya dapat memperluas wawasan dan networking.

Sementara itu keuntungan lebih yang ditawarkan melalui location base di antaranya adalah bisa melihat timeline hingga pengguna di kawasan sekitar (nearby), bisa mencari apa yang Anda sukai dan bersifat lebih engaging, pada akhirnya lokasi akan menentukan konten timeline pengguna.

Konsep “0 Friend” juga memudahkan pengguna untuk memulai tanpa harus khawatir dengan belum adanya teman baru di akun dan tidak harus memindahkan teman yang ada di akun media sosial lainnya, bisa melihat langsung pengguna baru, memberi apresiasi dan respon serta mendapatkan informasi yang lebih relevan tanpa adanya batasan sosial karena semua berdasarkan lokasi.

“Konsep “0 friend” tepat bagi karakter orang Indonesia yang umumnya terbuka dan ramah. Terutama saat berbicara mengenai segmen usia 18-25 tahun yang memerlukan rekanan dalam menavigasi hidup dan kehidupan sosialnya. Tidak seperti aplikasi sosial media yang tersedia saat ini, seperti Facebook atau Path yang lebih ditujukan untuk lingkaran pertemanan tertutup, atau Twitter dan Snapchat, yang memerlukan pengikut agar pikiran atau komentar Anda ada yang mendengarkan, Yogrt akan melengkapi pengalaman bermedia sosial pengguna di mana pengguna dengan jumlah teman nol masih dapat berbagi dan mendapat informasi melalui konsep aplikasi pertemanan berbasis lokasi dan terbuka,” kata Roby.

Dilengkapi dengan fitur games beragam

Saat ini Yogrt mengklaim telah masuk dalam jajaran Top 5 Free Social Apps di Google Play Store dan telah menembus 1 juta pengguna di Android. Yogrt juga sudah bisa diakses di 86 kota besar di Indonesia dengan jumlah pengguna paling aktif di pulau Jawa, dan sudah bisa digunakan di 154 negara termasuk Indonesia.

“Dengan lonjakan pertumbuhan pengguna, kami menargetkan meraih 5 juta pengguna dalam 6 bulan ke depan dan terus mengembangkan fitur dengan selera lokal seperti posting-an audio dan video pada timeline,” kata CEO dan Founder Yogrt Jason Lim.

Untuk menambah pilihan kepada pengguna, Yogrt juga dilengkapi dengan pilihan games yang menarik dan ringan untuk pengguna, mulai dari mini games, games berbasis HTML 5 untuk menghilangkan kebosanan, dan beragam kuis kepribadian.

Sejumlah fitur baru siap diluncurkan Yogrt, di antaranya sistem yang lebih cerdas untuk menemukan kecocokan ketertarikan pengguna, perbaikan pada fitur foto dan kemampuan berbagi konten audio dan video di timeline yang menjadi tren digital saat ini.

“Karena melihat perubahan dan makin banyaknya social apps yang ada seperti Tinder, Path dan lainnya, membuat Yogrt bertransformasi dan mengubah konsep yang ada. Secara teknologi bukan sesuatu yang baru, namun bedanya Yogrt memanfaatkan location base untuk menambah teman dan menemukan teman baru. Target kami tahun 2016 ini tentunya menambah jumlah pengguna Yogrt dengan menawarkan open concept kepada kalangan millenials di Indonesia,” tuntas Jason.

Masih Soal Laundry On-Demand, Kini Ada KliknKlin

Satu lagi layanan on-demand laundry buatan anak muda Indonesia hadir di tanah air. Sebagai salah satu startup Indonesia yang lahir dari tren serta demand yang ada dari konsumen, KliknKlin menawarkan ragam fitur dan layanan untuk warga ibukota.

KliknKlin didirikan oleh Raka Destama yang kini menjabat sebagai CEO dan juga dibantu oleh Erza Radifan dan Irfan Fadhila sebagai CTO dan CIO. Adanya permintaan yang tinggi dari pelanggan laundry untuk jasa antar jemput merupakan hal yang melatarbelakangi Raka untuk mendirikan KliknKlin. Dasar ini makin diperkuat lagi dengan hasil riset yang dilakukan Raka pada hampir secara keseluruhan usaha laundy dengan menunjukkan fakta bahwa sebagian besar jasa laundry yang ada mengalami kendala yang sama untuk memenuhi permintaan pelanggan dalam layanan jasa antar jemput laundry.

“Para pemilik laundry ini memang diketahui tidak memiliki tenaga lebih dari SDM yang ada untuk melayani permintaan layanan tersebut. Dari sinilah kami semakin yakin untuk kemudian mendirikan KliknKlin,” kata CEO KliknKlin Raka Destama kepada DailySocial.

Dengan mengakses KlinnKlin, pengguna dapat memanfaatkan layanan laundry kiloan dalam waktu pengerjaan 48 Jam kerja. Nantinya pelanggan sudah bisa mendapatkan pakaian bersih kembali. Untuk meningkatkan pelayanan dan pilihan kepada pelanggan dalam waktu dekat KliknKlin akan menambahkan fitur-fitur laundry satuan khusus seperti karpet, boneka, tas, helm maupun sofa, sesuai dengan misi KliknKlin menyediakan semua jasa laundry dalam 1 aplikasi.

Sistem Kerja KliknKlin

Cara kerja KliknKlin sendiri sebenarnya tak jauh berbeda dengan sistem pemesanan layanan jasa laundry online lainnya. Untuk mendapatkan jasa layanan laundry dari KliknKlin konsumen diharuskan melakukan pemesanan dari aplikasi KliknKlin di smartphone. Pada aplikasi tersebut pengguna diharuskan mengisi beberapa data seperti alamat, waktu dan data lainnya. Saat ini KliknKlin baru bisa diunduh di platform Android dan bakal tersedia untuk iOS dalam waktu dekat.

“Setelah melakukan pemesanan melalui aplikasi, petugas KliknKlin akan mendatangi alamat pengguna untuk mengambil order laundry. Order yang dipesan pengguna nanti akan dibawa petugas KliknKlin ke lokasi mitra terdekat,” kata Raka.

Setelah pemesanan dikerjakan maka petugas atau kurir KliknKlin akan kembali datang ke pengguna untuk menyerahkan pakaian yang telah dicuci. Saat ini kliknklin baru melayani wilayah Jakarta, namun demikian KliknKlin menjanjikan dalam  beberapa bulan kedepan, layanan ini akan bisa dinikmati di berbagai kota disekitar Jakarta.

Masih menjalankan bisnisnya secara bootstrapping, KliknKlin telah bermitra dengan puluhan jasa laundry di Jakarta yang telah melalui proses verifikasi ketat guna menjaga kualitas.

“Saat ini KliknKlin memiliki sumber pendanaan dari para founder karena masih mencukupi dana yang dibutuhkan namun kedepan mungkin kami akan mencari pendaanaan untuk memperluas wilayah pasar dan jaringan kliknklin,” kata Raka.

Untuk menghadirkan layanan yang terbaik, saat ini KliknKlin berfokus kepada bagaimana membuat konsumen bukan hanya mudah melakukan booking order tetapi juga cepat dalam memberikan layanan yang tersedia. Untuk demikian strategi pemasaran yang dijalankan belum sepenuhnya dilancarkan hingga produk dan aplikasi dapat bekerja dengan sempurna.

“KliknKlin berfokus pada hanya layanan laundry, bisa melakukan pickup dan delivery ditempat yang berbeda tanpa dikenakan biaya tambahan, dalam 30 menit setelah order layanan kurir akan sampai dilokasi konsumen, itulah fokus serta visi dan misi kami saat ini,” kata Raka.

Kehadiran KliknKlin tentunya bisa menjadi alternatif bagi warga Jakarta saat ini yang sedang menggemari layanan on-demand laundry seperti Taptopick, Waz8, Ahlijasa dan Crazyclean. Tentunya akan menjadi menarik melihat persaingan yang ada diantara pemain layanan laundry on-demand, menawarkan ragam keuntungan yang ada di aplikasi, desktop dan mobile site.

Application Information Will Show Up Here