Yummy Corp Bags Additional Series B Funding from BRI Ventures

After securing $12 million in Series B funding led by Softbank Ventures Asia in October 2020, Yummy Corp’s cloud kitchen platform has secured additional series B funding from BRI Ventures’ Sembrani Nusantara. There is no further detais on the investment value. The company will use the funds to continue the Yummykitchen expansion in more than 50 new locations until the end of 2021.

“We expect that our expansion will not only help business players, but will also be able to open up many new jobs and help the national economy to bounce back,” Yummy Corp’s CEO, Mario Suntanu said.

Yummykitchen, Yummy Corp’s cloud kitchen business unit which was established in 2019, is growing rapidly and is sought after by food and beverage business players in Indonesia to help expand quickly and affordably during the pandemic. Cloud kitchen also become the solution as the restriction for malls opening and closing and dine in are still strictly enforced by the government.

To date, Yummy Corp runs more than 70 shared kitchens across Jadetabek, Medan, and Bandung; in collaboration with more than 50 food and beverage brands such as Dailybox, Gaaram, Kyochon, Sei Sapi Lamalera, and others. Various types of food are offered by Yummykitchen in order to provide diverse choices for consumers to enjoy the experience of buying their favorite food brands in one place.

“Now is the right time for us to encourage MSMEs platform growth through funding in new retail sector. Yummy Corp has helped MSMEs to survive the pandemic crisis and can continue to expand their business opportunities,” BRI Ventures’ CEO, Nicko Widjaja said.

Nicko continued, “BRI Ventures through the Sembrani Nusantara Venture Fund is committed to continue accelerating Indonesia’s MSMEs through the technology startup ecosystem. In addition, the new retail sector is also one of the industries with significant growth in recent years and this sector will continue to grow in the future.”

This year, Yummy Corp also announced new innovation by building a foodcourt management business unit that is integrated with online sales. This includes launching Yummyshop, an application that aims to help MSMEs sell food online, therefore, they can make orders and easy payment links.

“By the end of 2021, our target is to recruit employees and improve the quality of existing human resources as well as develop technological innovations, to help F&B players and also MSMEs in Indonesia to rise along during the pandemic,” Mario told DailySocial.

Cloud kitchen’s growth in Indonesia

According to a report released by Savills, the cloud kitchen market in Indonesia is gaining its momentum, especially in Jakarta, a vibrant economic hub and home to more than 10 million people. During the pandemic the growth is rapid, not only cloud kitchens but also a new concept, ghost kitchens.

“During the pandemic, the number of Yummykitchen transactions grew significantly up to 7 times compared to March 2020. This growth validates our belief in the great potential of online food delivery, which seems to have boomed early due to the pandemic,” Mario said.

Cloud kitchen is not a new concept in Indonesia. The previous model of cloud kitchen – one kitchen managed and operated by a brand that focused solely on delivery and takeout, has been adopted by fast food chains such as Domino’s Pizza and PHD. Instead of one building for a single brand, the cloud kitchen model is similar to the coworking space concept, accommodating several of the same brand or different owners operating in the same place.

In a report released by DailySocial, the majority of cloud kitchen operators are targeting F&B businesses in SME scale. Meanwhile, restaurant chains prefer traditional outlets as many of them sell not only food, but also atmosphere and dining experience to their customers. There are currently at least 15 cloud kitchen operators operating in Indonesia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Yummy Corp Dapat Tambahan Pendanaan Seri B dari BRI Ventures

Setelah mendapatkan pendanaan seri B yang dipimpin Softbank Ventures Asia sebesar $12 juta pada Oktober 2020, platform cloud kitchen Yummy Corp kembali mengantongi pendanaan lanjutan seri B dari Sembrani Nusantara milik BRI Ventures. Tidak disebutkan nilai investasi yang diterima. Selanjutnya dana akan dimanfaatkan oleh perusahaan untuk melanjutkan ekspansi Yummykitchen di lebih dari 50 lokasi baru hingga akhir tahun 2021.

“Harapannya ekspansi yang kami lakukan tidak hanya membantu para pelaku usaha, namun juga mampu membuka banyak lapangan kerja baru dan membantu perputaran ekonomi nasional,” kata CEO Yummy Corp Mario Suntanu.

Yummykitchen, unit bisnis cloud kitchen dari Yummy Corp yang berdiri sejak 2019, berkembang pesat dan dicari para pelaku bisnis makanan dan minuman di Indonesia untuk membantu ekspansi dengan cepat dan terjangkau di kala pandemi. Cloud kitchen juga menjadi solusi favorit di kala peraturan buka-tutup mall dan pelarangan makan di tempat masih diberlakukan secara ketat oleh pemerintah.

Sejauh ini Yummy Corp telah mengoperasikan lebih dari 70 dapur bersama yang tersebar di Jadetabek, Medan, dan Bandung; bekerja sama dengan lebih dari 50 brand makanan dan minuman seperti Dailybox, Gaaram, Kyochon, Sei Sapi Lamalera, dan lain-lain. Beragam jenis makanan dihadirkan Yummykitchen guna untuk memberikan pilihan yang beragam untuk para konsumen menikmati pengalaman membeli brand makanan favorit mereka di satu tempat.

“Saat ini merupakan waktu yang sangat tepat bagi kami untuk mendorong pertumbuhan platform bagi UMKM melalui pendanaan kepada sektor new retail. Yummy Corp telah membantu UMKM agar dapat bertahan di krisis pandemi dan bisa terus memperluas peluang usahanya,” kata CEO BRI Ventures Nicko Widjaja.

Nicko melanjutkan, “BRI Ventures melalui Dana Ventura Sembrani Nusantara berkomitmen untuk terus mengakselerasi UMKM di Indonesia melalui ekosistem startup teknologi. Selain itu, sektor new retail juga merupakan salah satu industri yang mendapatkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir ini dan kami melihat bahwa sektor ini akan semakin bertumbuh ke depannya.”

Tahun ini Yummy Corp juga menggulirkan inovasi dengan membangun unit bisnis manajemen foodcourt yang terintegrasi dengan penjualan secara online. Termasuk meluncurkan Yummyshop, aplikasi yang bertujuan membantu UMKM yang berjualan makanan secara online sehingga dapat membuat pesanan serta tautan pembayaran yang mudah.

“Target kami di akhir 2021 ingin merekrut karyawan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sudah ada serta mengembangkan inovasi teknologi, guna membantu pemain F&B dan juga UMKM di Indonesia untuk bangkit bersama selama masa pandemi,” imbuh Mario kepada DailySocial.

Pertumbuhan cloud kitchen di Indonesia

Menurut laporan yang dirilis Savills, pasar cloud kitchen di Indonesia mendapatkan momentum khususnya di Jakarta, pusat ekonomi yang dinamis dan rumah bagi lebih dari 10 juta orang. Selama pandemi pertumbuhannya semakin meningkat, bukan hanya cloud kitchen namun juga konsep baru yaitu ghost kitchen.

“Selama pandemi terjadi, jumlah transaksi Yummykitchen tumbuh secara signifikan hingga 7 kali lipat dibandingkan Maret 2020. Pertumbuhan ini memvalidasi keyakinan kami akan potensi besar online food delivery yang tampaknya booming lebih awal karena adanya pandemi,” kata Mario.

Cloud kitchen bukanlah konsep baru di Indonesia. Model sebelumnya dari cloud kitchen – satu dapur dikelola dan dioperasikan oleh satu brand yang hanya berfokus pada pengiriman dan takeout, telah diadopsi oleh makanan cepat saji seperti seperti Domino’s Pizza dan PHD. Alih-alih satu bangunan untuk satu brand tunggal, model cloud kitchen yang serupa dengan konsep coworking space, mengakomodasi beberapa brand yang sama atau pemilik berbeda yang beroperasi di tempat yang sama.

Dalam laporan yang dirilis oleh DailySocial terungkap, mayoritas operator cloud kitchen ini menyasar pada pebisnis F&B yang masih berskala UKM. Sementara, jaringan restoran cenderung memilih gerai tradisional karena banyak dari mereka tidak hanya menjual makanan, tetapi juga suasana dan pengalaman bersantap kepada para pelanggannya. Setidaknya ada 15 operator cloud kitchen yang beroperasi di Indonesia sejauh ini.

Application Information Will Show Up Here

Kejora-SBI Orbit Fund Berinvestasi ke Pengembang Baterai Sepeda Motor Listrik

Bertujuan untuk mendorong pertumbuhan pengguna motor listrik di tanah air, PT SWAP Energi Indonesia meluncurkan inovasi “SWAP Battery System”. Didirikan tahun 2019 lalu, SWAP Smart System mencoba untuk menjawab kebutuhan para pengendara motor bermobilitas tinggi yang ingin beralih ke motor listrik namun enggan menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencas baterai motornya.

Secara khusus SWAP Battery System menawarkan inovasi 9 detik tukar-baterai (battery-swapping) yang sudah tersebar di ratusan titik strategis di Jakarta. Para Pengguna tidak perlu lagi mengalami proses antre seperti pengisian bensin di SPBU; cukup membuka aplikasi SWAP (dengan klaim penghematan sekitar 25% daripada bensin) dan langsung melakukan tukar baterai di SWAPPoin terdekat. Adapun teknologi ini sudah diadaptasi oleh PT Smoot Motor Indonesia lewat keluaran motor listrik pintar terbarunya bernama SMOOT Tempur.

“Dengan beralih ke SMOOT motor yang ramah lingkungan dan terintegrasi dengan SWAP Battery System, para pengendara tidak perlu khawatir saat harus bepergian jauh dengan motor listrik; Mereka dapat menikmati penghematan biaya transportasi sehari-hari sekaligus memberikan kontribusi positif lewat pengurangan polusi udara,” kata pendiri dan CEO PT Smoot Motor Indonesia, Irwan Tjahaja.

Mengklaim memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan penyedia layanan serupa lainnya, SMOOT disebut sebagai motor listrik “pintar” karena mulai dari motor, baterai, tempat penukaran baterai (SWAPPoin); semuanya terkoneksi di dalam sebuah aplikasi SWAP. Para pengguna SMOOT dapat selalu memantau status baterai terakhir dan juga titik lokasi motornya. Tidak kalah penting, demi kenyamanan dan keamanan pengguna, SMOOT dilengkapi dengan sistem anti-pencurian yang juga dapat diakses melalui aplikasi ketika kendaraan hilang atau dicuri.

Pemesanan penukaran baterai dapat dilakukan melalui aplikasi / SWAP

Terima pendanaan dari Kejora-SBI Orbit Fund

SWAP telah menerima pendanaan awal dari Kejora-SBI Orbit Fund, yang merupakan kolaborasi pendanaan modal ventura antara Kejora Capital dan SBI Holdings. Secara khusus sejak awal diluncurkan, Kejora-SBI Orbit Fund hadir untuk berinvestasi kepada startup yang berfokus pada pasar Indonesia. Dalam debutnya Kejora-SBI Orbit Fund berkomitmen untuk menggelontorkan dana $30 juta.

Kepada DailySocial Executive VP of Kejora-SBI Orbit Richie Wirjan mengungkapkan, ke depannya SWAP ini bukan hanya meyediakan solusti untuk baterai, namun juga sebagai energy distribution company.

“Kita melihat electric vehicle yang digunakan saat ini baru salah satu use case saja, kemudian kita juga akan lihat logistic related hingga edukasi dan UMKM. Jadi kita lihat SWAP ini lebih dari sekedar baterai untuk motor. Ini akan menjadi percobaan pertama untuk electric vehicle, ke depannya kita akan lihat use case-nya di beberapa perusahaan logistik lainnya,” kata Richie.

Electric vehicle adalah salah satu use case SWAP, yang kedepannya akan terus berkembang ke sektor lain seperti logistik, pendidikan dan juga dukungan ke pelaku UMKM,” kata Richie.

Ekspektasinya dengan inovasi ini, pemain EV roda dua tidak harus menciptakan infrastruktur lain. Mereka cukup mengadopsi sistem 9 detik tukar baterai dari SWAP sehingga bisa tercapai sharing economy antar sesama pemain EV di dalam ekosistem ini.

Saat ini pun SWAP terus berkomunikasi dengan beberapa perusahaan logistik terkemuka di Indonesia, dengan harapan dapat terus menggencarkan adopsi motor listrik pintar SMOOT pada kuartal 4 mendatang.

Potensi pertumbuhan motor listrik

Meskipun masih banyak pengguna sepeda motor di Indonesia yang memilih motor bensin dibandingkan dengan motor listrik, namun diprediksi motor listrik memiliki pertumbuhan positif ke depannya. Tercatat menurut data BPS tahun 2019, sekitar 112,000,000 motor telah menjadikan Indonesia sebagai pasar motor terbesar ke-3 dunia, dan secara langsung menyumbang tingginya tingkat polusi udara serta dampaknya pada kesehatan masyarakat.

Data statistik BPS pengguna sepda motor / Sumber : BPS
Data statistik BPS pengguna sepda motor / Sumber : BPS

Walaupun terus bermunculan merek-merek motor listrik yang baru, namun dikarenakan kapasitas baterainya yang masih tergolong kecil dan minim performa sehingga mengakibatkan jarak tempuh yang lebih singkat.

Konsep tukar- baterai 9 detik yang ditawarkan oleh SWAP Energy menjadikan para pengendara selalu menggunakan baterai dengan performa terbaik tanpa perlu menunggu cas baterai berjam-jam seperti baterai listrik lainnya. PT Swap Energi Indonesia telah melakukan penelitian yang mendalam untuk pengembangan teknologi baterai dan motor listrik sejak tahun 2019.

Application Information Will Show Up Here

OttoPoint Introduces Coalition Loyalty Platform

Was founded in 2019, OttoPoint aims to help business owners increase customer loyalty while attracting new customers. The platform offers a variety of loyalty program services aimed at companies in improving marketing programs.

OttoPoint and OttoPay are part of the fintech division under OttoDigital Group.

OttoPoint CEO James Hamdani revealed to DailySocial, in Indonesia, loyalty programs is rapidly growing. In the past few years, many brands started to offer discounts to keep consumers using their products or services.

“However, companies have started to apply various forms of other loyalty programs, such as cashback, points, stamps, gamification, etc. This means that business competition is getting tougher to attract consumers in Indonesia,” James said.

To begin with, OttoPoint focused on coalition-based customer loyalty programs by cooperating with various brands and companies to be in a more efficient and profitable ecosystem.

This program is applied in the form of points and reward catalogs. It provides brands with advantage, as they don’t have to build a loyalty system from scratch. You don’t even need to acquire partners one by one to bring rewards to consumers.

“For approximately a year in Indonesia, on average, our issuer partners have succeeded in increasing transaction frequency by 25% and transaction volume by 35% within three months. In addition, more than 300 thousand users have experienced the benefits of OttoPoint until June 2021,” James added.

Leading features

One of the loyalty programs that is considered to be the right type for the brand is coalition. Several brands join the same loyalty ecosystem. Business players can make integration and no longer have to bother building a system from scratch.

“In general, all types of business definitely need consumers to support the continuity of its company. Of the various types of consumers, the most potential and profitable type for companies is loyal consumers. It is not only because they will regularly contribute to sales. However, as they also the ones who will potentially recommend the company’s brand to their closest circle,” James said.

As a one-stop solution for loyalty program service providers in Indonesia, OttoPoint claims to have a significant difference with other platforms. Other providers will usually focus on only one type of service, such as reward points or stamps only. OttoPoint provides a variety of service solutions, ranging from coalition loyalty programs, OttoStamp, to OttoGifts.

“In addition, OttoPoint also provides a choice of loyalty program services that can be customized (white label). For large corporate groups who want to implement a loyalty program and align it with the specific needs of the various brands in the group. This service can be the best answer to help companies to apply point rewards with a close-loop,” James explained.

Loyalty program

As a form of marketing strategy that is sustainable and long-term oriented, it is predicted that loyalty programs will grow even more in the future. One of the reasons is that, as long as there is a commercial business going on, they will need a loyalty program to build loyal customer base that are profitable for the company. On the other hand, through the loyalty program, the company can also find out more in-depth customer insights.

In a research released by Wirecard revealed, 75% of customers finally decide to make a repurchase, after getting a reward from a certain brand. For James, it indicates that the potential for rewards from the loyalty program is highly effective.

“Especially in the current pandemic situation and with regulations to reduce the number of consumers who can come to the store. In order for the business to continue, companies must maximize their loyal customer database to support the company’s income,” James said.

The research also revealed that the rewards will trigger them to make more purchases. Almost all respondents said that after having a good loyalty program experience, they are more willing to receive offers and notifications from the brand. They are also willing to follow the brand’s social media accounts, after receiving positive rewards from the brand.

An interesting note found in the research is that most customers use apps and web apps for incentives, and many say that apps can help simplify the way they manage rewards. It is crucial, indeed, for the platform to have tools that function well and work seamlessly, therefore, customers can manage and monitor reward points.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Aplikasi Pencatat Keuangan “Moni” Debut, Didukung Achmad Zaky sebagai Investor

Memanfaatkan sumber data yang relevan, platform pencatatan keuangan gaya hidup “Moni” resmi meluncur. Didirikan oleh Ahmad Faiz Nasshor, alumni University of Manchester sekaligus ex-Product Manager Bukalapak, beserta dengan beberapa rekan yang mempunyai pengalaman bekerja di perusahaan unicorn, aplikasi tersebut ingin memberikan kemudahan masyarakat untuk mengelola keuangan.

Versi awal Moni memanfaatkan data dari notifikasi aplikasi dan email — terkait transaksi keuangan. Misalnya pengguna melakukan transaksi di Tokopedia, beli makanan di GrabFood, dan transfer uang melalui Bank Jago, Moni akan mencatat semua transaksi tersebut secara otomatis. Saat ini Moni telah terintegrasi dengan lebih dari 15 produk aplikasi; di akhir tahun nanti targetnya bisa mencapai hingga minimal 25 produk.

“Berbagai macam sumber data yang tersedia diharapkan bisa membantu mencapai visi Moni untuk menjadikan pengelolaan keuangan pribadi menjadi hal yang mudah dan menyenangkan. Ke depannya, Moni bisa menjadi one-stop solution untuk segala topik terkait dengan pengelolaan keuangan pribadi dan pencatatan otomatis merupakan fondasi untuk mencapai impian tersebut,” kata Faiz.

Setelah menerima pendanaan dari angel investor Achmad Zaky, ke depannya Moni juga memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana tahap lanjutan. Saat ini perusahaan masih melakukan penjajakan dengan beberapa investor.

“Ada banyak sekali rencana yang ingin kami capai pada tahun ini, namun secara umum target kami adalah membuat proses pencatatan otomatis Moni menjadi lebih akurat dan mendukung lebih banyak produk,” kata Faiz.

Keunggulan fitur

Untuk saat ini Moni belum melancarkan strategi monetisasi dalam platform. Fokus mereka adalah membuat produk untuk menyelesaikan permasalahan yang dimiliki oleh 60 juta milenial dan middle-class di Indonesia dalam hal pengelolaan keuangan pribadi.

“Ke depannya perusahaan telah mengidentifikasi beberapa potential revenue stream. Salah satunya adalah adanya premium member yang akan memberikan benefit khusus untuk pengguna Moni dalam hal fitur ataupun program lainnya,” kata Faiz.

Berbeda dengan platform serupa lainya, Moni fokus pada pencatatan otomatis gratis. Sebagian besar aplikasi pencatatan keuangan yang tersedia saat ini tidak menyediakan pencatatan secara otomatis.

Moni juga mengedepankan cita rasa lokal. Dari aplikasi yang menyediakan pencatatan otomatis, hanya sedikit sekali integrasi dengan produk lokal. Padahal saat ini di Indonesia telah memiliki banyak sekali produk keuangan baru seperti GoPay dan OVO.

“Variasi sumber data yang digunakan akan membuat data yang dapat disediakan oleh Moni menjadi semakin lengkap. Ke depannya kami akan terus mencari sumber data baru yang digunakan untuk membuat pencatatan otomatis yang dimiliki oleh Moni menjadi semakin akurat,” kata Faiz.

Hingga saat ini sudah ada ribuan pengguna yang terdaftar di Moni dengan growth yang diklaim cukup tinggi. Setelah meluncurkan fitur integrasi dengan email pada akhir Mei 2021, jumlah pengguna baru yang terdaftar naik hingga 3x per bulannya dengan peningkatan jumlah transaksi yang tercatat lebih dari 10x. Hal ini karena dengan adanya integrasi email, Moni bisa mencatat transaksi otomatis dari lebih dari 15 produk yang biasa digunakan pengguna, mulai dari e-commerce hingga ojek online.

“Saat ini Moni baru tersedia dalam versi Android, namun kami sudah memiliki rencana untuk mengembangkan versi iOS. Moni saat ini sudah tersedia di Play Store dan bisa di-download secara bebas,” kata Faiz.

Pandemi dorong pertumbuhan transaksi online

Pandemi memiliki dampak yang signifikan terhadap bisnis Moni. Salah satunya adalah, semakin banyak orang yang mengalihkan transaksinya dari offline menjadi online, termasuk pergeseran mode pembayaran dari tunai menjadi QRIS yang semakin meningkat. Bank Indonesia mencatat tahun 2020 lalu, pertumbuhan penggunaannya semakin meningkat.

Pertumbuhan penggunaan QRIS tahun 2020 / Sumber : Bank Indonesia
Nilai Transaksi Uang Elektronik / Sumber : Katadata

Data dari BI juga mencatatkan kenaikan transaksi digital yang mencapai 201 triliun Rupiah di tahun 2020, naik 38,62% dari 192 triliun Rupiah pada tahun 2019. Perubahan behaviour dari masyarakat tersebut berdampak positif terhadap platform seperti Moni, karena pencatatan otomatis hanya bisa dilakukan dari transaksi yang dilakukan secara digital.

Tercatat juga dengan penggunaan uang elektronik yang jumlah transaksinya mencapai 24 triliun Rupiah selama Juni 2021, naik 60% dibandingkan periode yang sama di tahun 2020.

“Fakta-fakta tersebut menunjukkan bahwa penggunaan Moni sebagai aplikasi pengelolaan keuangan pribadi saat ini menjadi semakin relevan seiring dengan meningkatnya kebutuhan dari masyarakat,” kata Faiz.

Kenaikan adopsi pembayaran digital Indonesia / Sumber : The Asian Banker

Meningkatnya transaksi pembayaran digital mencerminkan perkembangan literasi keuangan digital penduduk Indonesia. Hal ini juga menunjukkan meningkatnya penerimaan layanan fintech dan e-commerce di tanah air. BI memperkirakan bahwa penyerapan transaksi digital akan berlanjut dengan e-commerce dan pembayaran elektronik masing-masing tumbuh 33,2% dan 32,3% pada tahun 2021.

Application Information Will Show Up Here

OttoPoint Suguhkan Platform “Coalition Loyalty”

Didirikan sejak tahun 2019, OttoPoint bertujuan membantu pemilik usaha meningkatkan kesetiaan pelanggan sekaligus menjaring konsumen baru. Platform tersebut menawarkan beragam layanan program loyalitas yang ditujukan untuk perusahaan dalam meningkatkan program pemasaran.

OttoPoint dan OttoPay merupakan bagian dari divisi fintech di bawah naungan OttoDigital Group.

Kepada DailySocial, CEO OttoPoint James Hamdani mengungkapkan, di Indonesia pertumbuhan program loyalitas bisa dibilang cukup pesat. Bisa dilihat, beberapa tahun silam kebanyakan brand mengaplikasikan bentuk potongan harga atau diskon untuk menjaga konsumen tetap menggunakan produk atau jasanya.

“Tetapi beberapa waktu terakhir, perusahaan sudah mulai mengaplikasikan beragam bentuk program loyalitas lainnya, seperti cashback, point, stamp, gamification. dan lain sebagainya. Ini berarti persaingan bisnis semakin ketat untuk bisa menjaring konsumen yang ada di Indonesia,” kata James.

Di awal pendiriannya, OttoPoint berfokus pada program loyalitas pelanggan berbasis koalisi dengan menggandeng beragam brand maupun perusahaan untuk berada di satu ekosistem yang lebih efisien dan menguntungkan.

Program ini diaplikasikan dalam bentuk point dan katalog reward. Hal ini memberikan keuntungan untuk brand, karena mereka tidak perlu membangun sistem loyalitas dari nol. Bahkan tidak perlu mengakuisisi rekanan satu per satu untuk menghadirkan reward ke konsumen.

“Selama kurang lebih satu tahun ada di Indonesia, rata-rata mitra issuer kami telah berhasil menaikkan frekuensi transaksi sebanyak 25% dan volume transaksi 35% dalam waktu kurang lebih tiga bulan. Selain itu, lebih dari 300 ribu pengguna telah merasakan manfaat OttoPoint hingga periode Juni 2021,” kata James.

Fitur pilihan

Salah satu jenis program loyalitas yang dinilai dapat menjadi yang tepat bagi brand adalah coalition loyalty. Di sini beberapa brand bergabung pada satu ekosistem loyalitas yang sama. Pebisnis tinggal melakukan integrasi sistem dan tidak harus repot membangun sistem dari nol.

“Secara umum, semua jenis bisnis pasti membutuhkan konsumen untuk mendukung kelangsungan perusahaannya. Dari beragam jenis konsumen, tipe yang paling potensial dan menguntungkan bagi perusahaan adalah kategori konsumen loyal. Hal ini bukan hanya karena mereka yang akan secara berkala berkontribusi untuk penjualan. Tetapi karena mereka jugalah yang akan secara potensial merekomendasikan brand perusahaan tersebut ke circle terdekat mereka,” kata James.

Sebagai one-stop solution untuk penyedia layanan program loyalitas di Indonesia, OttoPoint mengklaim memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan platform lainnya. Penyedia yang lain biasanya akan terfokus pada satu jenis layanan saja, misalnya point reward saja atau stamp saja. OttoPoint memberikan solusi layanan yang beragam, mulai dari coalition loyalty program, OttoStamp, hingga OttoGifts.

“Yang tidak kalah menarik, OttoPoint juga memberikan pilihan layanan program loyalitas yang bisa disesuaikan (white label). Bagi grup perusahaan besar yang ingin mengimplementasikan loyalty program dan diselaraskan dengan kebutuhan spesifik dari beragam brand di grup tersebut. Layanan ini bisa menjadi jawaban terbaik untuk membantu perusahaan yang ingin mengaplikasikan point rewards dengan close-loop,” kata James.

Pertumbuhan loyalty program

Sebagai salah satu bentuk strategi pemasaran yang berkelanjutan dan berorientasi jangka panjang, ke depannya diprediksi program loyalitas akan semakin bersinar. Salah satu alasannya adalah, selama ada bisnis komersial yang berjalan, mereka akan membutuhkan program loyalitas untuk menggaet pelanggan setia yang memberikan keuntungan bagi perusahaan. Di lain sisi, melalui program loyalitas perusahaan dapat mengetahui juga customer insight yang lebih mendalam.

Dalam sebuah riset yang dirilis oleh wirecard terungkap, 75% pelanggan akhirnya memutuskan untuk melakukan pembelian kembali, setelah mendapatkan reward dari brand tertentu. Menurut James hal ini mengindikasikan, berarti potensi reward dari program loyalitas itu tinggi untuk diterapkan.

“Apalagi sekarang ini pandemi dan terdapat regulasi pengurangan jumlah konsumen yang bisa datang ke toko. Supaya bisnis tetap berjalan, perusahaan harus memaksimalkan database pelanggan setia mereka untuk menyokong pemasukan perusahaan,” kata James.

Dalam riset tersebut juga terungkap, reward yang telah diterima, memicu mereka untuk kemudian melakukan pembelian lebih banyak lagi. Hampir semua responden mengatakan bahwa setelah mendapatkan pengalaman program loyalitas yang baik, mereka lebih bersedia untuk menerima penawaran dan notifikasi dari brand tersebut. Mereka juga selanjutnya bersedia untuk mengikuti akun media sosial brand, usai mendapatkan reward yang positif dari brand tersebut.

Catatan menarik yang juga terungkap dalam riset tersebut adalah, sebagian besar pelanggan menggunakan aplikasi dan aplikasi web untuk insentif, dan banyak yang menyatakan bahwa aplikasi dapat membantu menyederhanakan cara mereka mengelola reward. Menjadi krusial tentunya untuk platform memiliki tools yang berfungsi dengan baik dan bekerja secara seamless agar pelanggan dapat mengelola dan memonitor point reward.

Teknologi Mendekatkan Interaksi

Kondisi pandemi membuktikan teknologi tidak hanya mempermudah kehidupan sehari-hari, tetapi juga telah menjadikan interaksi semakin dekat. Meskipun telah terisolasi karena pandemi, teknologi telah menawarkan solusi paling ideal yang telah membantu banyak orang memperkuat hubungan dan melancarkan komunikasi bisnis dan kegiatan pendidikan.

Technology is best when it brings people together

– Matt Mullenweg, Pendiri Automattic

Kegiatan bekerja dan belajar di rumah telah menjadi momen pembuktian bahwa dengan menggunakan teknologi yang tepat, produktivitas tetap terjaga dan relasi antara rekan kerja hingga santar siswa dan guru tetap bisa dijalin.

Meskipun teknologi tidak dapat menggantikan pertemuan berkualitas secara offline, namun tanpa inovasi yang mempermudah orang melakukan komunikasi, akan menjadi sulit bagi kita berinteraksi dengan orang yang dicintai.

Teknologi telah membantu untuk memperkuat hubungan, komunikasi bisnis, dan bahkan pendidikan selama satu tahun terakhir. Jika pada akhirnya kondisi bisa kembali normal, paduan komunikasi secara langsung dan virtual diprediksikan akan menjadi norma baru.

Fungsi Teknologi Sebagai Bagian Rutinitas

Fungsi teknologi secara keseluruhan adalah memudahkan hidup orang banyak. Tentunya akan menjadi istimewa jika ternyata teknologi bisa digunakan sehari-hari dan menjadi bagian dari rutinitas.

Contoh teknologi yang terbukti telah memudahkan proses adalah layanan finansial digital. Uang elektronik, virtual account, dan transfer antar bank menjadi salah satu kemudahan di saat pandemi seperti saat ini.

The advance of technology is based on making it fit in so that you don’t really even notice it, so it’s part of everyday life.”
Bill Gates, Co-Founder Microsoft

Kata-kata Bill Gates, Pendiri Microsoft tersebut menyiratkan bahwa kecanggihan teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari, sehingga kita bahkan hampir tidak menyadari saat menggunakannya.

Teknologi juga telah memudahkan proses belajar dan meng-online-kan semua pertemuan yang sebelumnya dilakukan secara offline. Inovasi lainnya yang dilahirkan dari teknologi adalah media sosial. Kekuatan internet telah memungkinkan komunitas global untuk membentuk dan berbagi ide dan sumber daya dengan lebih mudah.

Mereka yang terbuka terhadap teknologi baru kemungkinan besar akan mendapat manfaat darinya. Tetaplah berpikiran terbuka ketika teknologi baru hadir atau saat teknologi terus berkembang.

LinkAja Dorong Pelaku UMKM di Kota Tier 2 dan Tier 3 Mengakses Layanan Keuangan Digital

Sejak awal diluncurkan, LinkAja fokus pada penyediaan layanan keuangan digital untuk kelas menengah/aspiran dan para pelaku UMKM. Inilah yang diklaim membedakan LinkAja dengan platform sejenis.

Selain didukung sejumlah perusahaan plat merah, perusahaan juga telah menerima investasi dari Gojek dan Grab.

Kepada DailySocial, CEO LinkAja Haryati Lawidjaja, mengungkapkan strategi mereka memperkuat layanan dan produk. Prioritas LinkAja berikutnya akan fokus ke kota Tier 2 dan Tier 3 dan memperluas kolaborasi dan potensi akuisisi dengan platform yang memiliki visi dan misi yang sama.

Kolaborasi dan investasi

LinkAja Akuisisi iGrow
Co-Founder & CEO iGrow Andreas Sanjaya bersama CEO LinkAja Haryati Lawidjaja dalam acara pengumuman aksi korporasi ke publik / LinkAja

Dengan dukungan dari berbagai investor, kerja sama yang dilakukan LinkAja dengan seluruh pemegang saham dan mitra memiliki satu tujuan, yaitu menjadi uang elektronik nasional yang dapat mendukung pemerintah meningkatkan inklusi keuangan dan ekonomi melalui kemudahan akses layanan keuangan digital kepada seluruh masyarakat Indonesia.

“Baik Grab maupun Gojek berkomitmen bersama dengan LinkAja untuk mendukung Pemerintah dalam mendorong inklusi keuangan di Indonesia,” kata Haryati.

Dalam setahun terakhir, LinkAja telah mengakuisisi iGrow, startup p2p lending yang fokus pada pembiayaan produktif di bidang pertanian. Langkah ini dilakukan perusahaan untuk memperluas lini bisnis ke pembiayaan online, terutama untuk sektor produktif UMKM.

“Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kemandirian ekonomi. Kami memilih iGrow – karena adanya kesamaan purpose, visi, dan misi untuk memberdayakan segment mass to aspirant untuk dapat memiliki kemandirian ekonomi,” kata Haryati.

Di sesi webinar DS Launchpad Ultra 2021 beberapa waktu lalu, Haryati menyebutkan kolaborasi yang telah dilakukan bersama dengan parent company dan perusahaan BUMN lainnya telah mendorong pertumbuhan bisnis perusahaan.

Tercatat hingga saat ini LinkAja telah bekerja sama dengan lebih dari 1,1 juta UMKM atau naik 104% dibandingkan tahun sebelumnya. UMKM tersebut mayoritas bergerak di pasar super ultra mikro di kota lapis dua dan tiga, sesuai dengan area fokus perusahaan. Mereka juga bermitra dengan lebih dari 100 industri keuangan yang menyediakan berbagai solusi finansial digital baik untuk konsumen dan bisnis.

Untuk keperluan belanja online, mereka telah bermitra dengan lebih dari 7.500 online marketplace, 400 ribu merchant nasional, dan 750 pasar tradisional.

Kolaborasi terbaru LinkAja adalah dengan Tokko, platform pembuatan toko online. Perusahaan ini didirikan bulan Desember 2019 oleh Krishnan Menon dan Lorenzo Peracchione, yang berada dalam naungan PT Beegroup Financial Indonesia (satu grup dengan BukuKas).

Kerja sama Tokko dan LinkAja ini  bertujuan mendukung mitra UMKM Tokko agar dapat menjangkau pengguna LinkAja melalui special banner yang akan ditampilkan pada aplikasi LinkAja. Inisiatif ini juga diharapkan dapat membantu merchant LinkAja mentransformasi bisnis mereka dari offline ke online.

Layanan unggulan

LinkAja syariah sudah digulirkan di aplikasi; jalin kerja sama dengan institusi keuangan syariah / LinkAja

Saat ini 73% pengguna LinkAja berada di kota tier 2 dan 3. Use case yang menjadi unggulan perusahaan adalah sebagai alat pembayaran terlengkap untuk berbagai moda transportasi darat, termasuk kereta api, bus, ride-hailing, dan taksi.

“Kami juga menghadirkan berbagai use cases lainnya yang relevan dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat di setiap daerah. LinkAja fokus di kota tier 2 dan 3 di mana kami bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk dapat mendorong UMKM lokal juga masyarakat lokal dalam inklusi keuangan,” kata Haryati.

Untuk layanan syariah, LinkAja mengklaim menjadi platform uang elektronik satu-satunya yang memiliki sertifikat syariah dari DSN MUI dan Bank Indonesia. Haryati menyebutkan, alasan diluncurkannya layanan syariah oleh LinkAja adalah besarnya populasi umat muslim di tanah air. Sebelumnya belum ada platform uang elektronik yang relevan untuk syariah.

LinkAja juga membuka peluang dengan menyediakan pembiayaan berbasis syariah untuk membantu UMKM. Perusahaan berupaya untuk membina mereka, termasuk membantu mendapatkan sertifikasi halal. Tercatat layanan syariah LinkAja telah memiliki lebih dari 3,5 juta pengguna.

Fokus saat ini

LinkAja memiliki lebih dari 61 juta orang atau tumbuh 65% yoy, sebanyak 73% diantaranya adalah pengguna yang berada di area lapis dua dan tiga
Perluas Ekosistem bersama Pemegang Saham, LinkAja Berambisi Teruskan Capaian Positif / LinkAja

LinkAja berupaya untuk mendapatkan keseimbangan antara agility dan governance. Penting bagi mereka untuk bisa menghasilkan inovasi yang cepat namun tetap relevan dan tentunya bisa di-scale-up.

Hal lain yang juga menjadi fokus perusahaan ke depannya adalah layanan fintech yang semakin terintegrasi ke dalam semua sendi perekonomian di Indonesia.

Perusahaan mengungkap telah memproses 1,4 miliar transaksi sepanjang satu tahun terakhir. Tidak hanya fokus dengan pasar consumer dan UMKM untuk solusi keuangan digital, tetapi juga bermain di ranah enterprise untuk berbagai solusi, seperti cash collection (cash handling risk, real-time reporting, dan pembayaran non tunai), incentive disbursement (pencairan real-time, pelaporan terintegrasi, dan flexible use case), dan cross sell & advertisement (memaksimalkan jangkauan produk menggunakan platform yang sesuai).

“Semua pihak baik pemerintah maupun para pihak di industri fintech dan ekosistem terkait [..] berkolaborasi lebih erat secara terbuka dengan semua pemangku kepentingan agar benefit dari layanan fintech dapat semakin terasa manfaatnya bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia, [misalnya] dalam hal infrastruktur untuk konektivitas digital,” tutup Haryati.

Application Information Will Show Up Here

Steve Jobs Percaya Membangun Teknologi Membutuhkan Talenta Terbaik

Salah satu fondasi kesuksesan perusahaan teknologi Apple adalah kepercayaan merekrut talenta yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Berdasarkan data yang dikompilasi  Statista, jumlah pegawai Apple secara global hingga tahun 2020 ada sekitar 147 ribu pegawai.

Kepercayaan Steve Jobs, Co-Founder Apple, terhadap manusia untuk menciptakan teknologi terbaik telah melahirkan produk unggulan yang long lasting. Produk hardware unggulan Apple antara lain adalah iPhone, iPad, iMac, Mac Pro, AirPods, Apple Watch, Apple TV HD hingga Home Pod Mini.

“It’s not a faith in technology. It’s faith in people.”
Steve Jobs. Co-Founder Apple

Dalam perjalanan kariernya, Jobs telah mengalami pasang surut Apple. Bersama Steve Wozniak, ia membangun perusahaan sejak tahun 1970-an dengan impian untuk memberikan kemudahan akses teknologi melalui komputer. Tentu tidak semuanya berlangsung mulus.

Jobs pernah diturunkan dan dari posisi CEO dan akhirnya keluar dari perusahaan yang didirikannya itu pada tahun 1985. Sempet membangun NeXT dan terlibat dengan Pixar, Apple kembali melirik Jobs untuk menahkodai perusahaan.

Di medio 1990-an, Apple mengalami kerugian yang besar. Pada tahun 1997, Jobs kembali ke perusahaan. Apple kembali inovatif dan menjadi yang terdepan di segmen teknologi.

Sepeninggal Jobs di tahun 2011, Apple, dengan talenta-talenta terbaik yang dimilikinya terus melaju. Apple menjadi perusahaan pertama yang menembus batas kapitalisasi pasar $1 triliun dan $2 triliun untuk perusahaan terbuka di dunia.

Steve Jobs, Ed Catmull dan John Lasseter dari PIXAR / Depositphotos