4 Tantangan Developer Mobile di Tahun 2018 dan Cara Google Mengatasinya

Pasar mobile di tahun 2018 adalah pasar yang masih terus bertumbuh. Demikian pernyataan yang dilontarkan oleh Google pada awal acara konferensi Google Playtime 2018 Singapore, 29 November lalu. Di Asia Tenggara saja, ekonomi digital/internet telah mencapai angka perputaran uang US$72 miliar di akhir tahun 2018. Sementara di tahun 2025, angka ini diperkirakan akan tumbuh hingga lebih dari tiga kali lipatnya, yaitu sekitar US$240 miliar.

Nilai ekonomi sebesar itu tercapai, salah satunya berkat banyaknya jumlah perangkat mobile yang beredar dan aktif digunakan di seluruh dunia. Google memperkirakan bahwa saat ini ada lebih dari dua miliar mobile device aktif di 215 negara. Dari sedemikian banyak perangkat, lebih dari 250 juta aplikasi diunduh setiap harinya. Ini berarti banyak pengguna perangkat mobile yang selalu aktif mencari dan mengunduh aplikasi baru.

Mobile game tentu merupakan bagian besar dari ekonomi tersebut. Dan Google sebagai penyedia platform punya kewajiban untuk mengidentifikasi serta menciptakan solusi atas tantangan-tantangan yang muncul di dalamnya. Setidaknya ada empat tantangan besar yang dihadapi oleh dunia mobile game di tahun 2018. Berikut masalah-masalah tersebut dan cara Google menghadapinya.

Google Playtime 2018 - Hosts
Tian Lim, Purnima Kochikar, dan Kunal Soni di Google Playtime 2018 Singapore | Sumber: Dokumentasi Hybrid

Ukuran instalasi

Sejak tahun 2012, ukuran sebuah mobile game telah semakin membengkak. Rata-rata ukuran APK game Android di tahun 2018 mencapai lima kali lipat dari sejak enam tahun yang lalu. Ini memunculkan masalah tersendiri, terutama di pasar negara berkembang. Semakin besar ukuran instalasi sebuah game, semakin tinggi kemungkinan terjadi gagal unduh atau gagal install.

“Di Indonesia misalnya, lebih dari 40% perangkat mobile yang beredar hanya memiliki kurang dari 1 GB storage,” kata Tian Lim, VP of UX and Product di Google Play. Padahal pasar potensial wilayah ini sangat besar. Sayang sekali bila ada developer yang tak bisa memanfaatkannya karena kendala storage.

Menghadapi hal ini, Google Play telah mengubah cara instalasi di platform tersebut. Para developer kini bisa mengakses fitur bernama Android App Bundle yang memungkinkan penciptaan APK dalam ukuran jauh lebih kecil dari biasanya. Fitur ini tersedia dalam Android Studio versi 3.2 yang baru saja dirilis bulan September lalu.

Kualitas aplikasi

Seperti yang dikatakan oleh Kunal Soni, Director of Business Development Google Play SEA & India saat konferensi Indie Games Accelerator 2018, di tengah banyaknya mobile game yang beredar, tidak ada ruang bagi game berkualitas rendah. Google memahami hal ini, karena itulah mereka terus berinovasi demi memastikan semua game di Google Play memenuhi standar tertentu.

Google meluncurkan program baru yang bernama Android Vitals. Program ini memungkinkan developer untuk mengakses sebuah dashboard yang menunjukkan berbagai macam statistik tentang stabilitas aplikasi. Mulai dari waktu startup/loading, penggunaan baterai, masalah permission, crash rate, dan sebagainya. Seluruh statistik tersebut membentuk suatu daftar yang disebut “core vitals”. Dengan memastikan seluruh core vitals tercapai, developer dapat merilis aplikasi tanpa perlu khawatir akan crash atau bug yang merepotkan.

Selain itu, Google Play kini juga memiliki fitur Early Access dan Pre-Registration. Dengan menawarkan berbagai imbalan serta kesempatan mencicipi game lebih awal, mereka berharap akan meningkatkan jumlah aplikasi yang terinstalasi di hari peluncurannya.

Metode pembayaran lokal

Kunal Soni mengatakan dalam acara Google Playtime 2018, “Salah satu tantangan terbesar yang unik di Asia Tenggara adalah masalah pembayaran. Developer butuh jalur pembayaran yang mudah dan tepat agar mereka bisa mendapat pemasukan.” Asia Tenggara memang termasuk negara berkembang di mana penggunaan kartu kredit masih relatif rendah. Pengguna ingin jalur-jalur pembayaran alternatif yang lebih mudah dan familier.

Google berinvestasi di dua jalur pembayaran lokal. Pertama yaitu dalam wujud gift card (alias voucer Google Play) dan kode digital. Metode ini diterapkan di negara-negara seperti Thailand, Indonesia, Singapura, dan India. Saat ini ada lebih dari 42.000 gerai ritel Asia Tenggara dan India yang menjual voucer Google Play.

Metode kedua adalah pembayaran via pulsa. Google Play telah menjalin lebih dari 25 ikatan kerja sama DCB (Direct Carrier Billing) dengan perusahaan telekomunikasi berbagai negara. Termasuk di antaranya Vietnam, Singapura, Malaysia, Filipina, India, serta tentu saja Indonesia. Pembayaran via pulsa bisa dilakukan secara prabayar atau pascabayar, dan terbukti sangat populer di negara-negara berkembang.

Google juga mengizinkan para developer game untuk mematok banderol harga berbeda-beda di tiap negara. Di Indonesia misalnya, game dapat dijual bahkan dengan harga kurang dari Rp10.000, sementara di India developer dapat memasang harga semurah 10 Rupee. Praktik “sub-dollar price” ini sangat efektif meningkatkan minat pasar terhadap berbagai game yang ada di Google Play. Salah satu contoh suksesnya adalah Niji Games dengan game berjudul Jones: Jomblo is Happiness. Dijual dengan harga Rp9.000 saja, game ini laku keras, bahkan sempat nangkring di peringkat 6 Top Paid Games Google Play.

Jones: Jomblo is Happiness - Price
Salah satu contoh praktik sub-dollar price yang sukses | Sumber: Google Play

Keamanan

Kemanan dan kepercayaan adalah masalah penting. Bila sebuah platform banyak mengandung aplikasi jahat, malware, atau sejenisnya, pengguna lambat laun akan kehilangan kepercayaan dan pergi meninggalkan platform tersebut.

Google Play sangat serius menggarap masalah ini. Di tahun 2017 saja, mereka telah menghapus kurang lebih 700.000 aplikasi bermasalah dari Google Play. Mereka juga menerapkan proses approval yang lebih ketat, serta menciptakan tools untuk memindai aplikasi-aplikasi Google Play secara otomatis untuk menemukan potensi malware. Menurut Tian Lim, setiap harinya Google Play melakukan pemindaian 50 miliar aplikasi untuk menjaga keamanan.

Itulah empat tantangan utama developer mobile di tahun 2018. Google melalui platform Google Play tak henti-henti melakukan perbaikan demi menciptakan ekosistem mobile yang baik, terutama di wilayah Asia Pasifik. Mereka juga mendorong pertumbuhan developer lokal, misalnya melalui program Indie Games Accelerator dan Start on Android. Harapannya Google Play dapat menjadi platform yang sehat, aman, dan terus tumbuh di masa depan.

BCTN 1.0 Summit Segera Digelar di Yogyakarta, Ulas Manfaat Blockchain untuk Masyarakat

Menyikapi perkembangan digital yang terus berkembang pesat, Hacklab.rocks! berkolaborasi dengan Nakka akan menyelenggarakan summit bertajuk Blockchain and Cryptocurrency Talks and Networking (BCTN). Acara tersebut akan berlangsung di Yogyakarta, tepatnya di Sahid Jaya Hotel and Conference pada tanggal 7 Desember 2018 mendatang.

BCTN memiliki tujuan untuk memperkenalkan teknologi dan aktor-aktor penggiat blockchain yang telah berhasil mengubah hidup banyak orang. BCTN akan menghadirkan pemain nasional dan internasional dari industri blockchain dan cryptocurrency dalam bentuk seminar, diskusi panel, pameran, dan networking.

Masing-masing pembicara akan berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang produk atau proyek blockchain yang sedang mereka kerjakan. Tema untuk BCTN 1.0 ini adalah “akar” yang berarti pertama sekaligus memiliki manfaat terhadap grassroot. Diharapkan masyarakat semakin terbuka dalam menghadapi perkembangan teknologi cukup ada.

Saga Iqranegara selaku ketua panitia acara ini menyampaikan, “Blockchain dan cryptocurrency adalah teknologi baru yang akan mengubah wajah dunia di masa depan. Namun banyak pihak yang belum memahami manfaatnya. Dan juga banyaknya informasi negatif yang beredar dalam beberapa waktu terakhir turut memberi citra negatif pada teknologi ini. Kami merasa perlu memberikan wawasan dan membangun komunitas yang antusias dengan teknologi ini.”

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari ADITIF selaku asosiasi industri kreatif di Yogyakarta dan beberapa komunitas blockchain. Untuk informasi lebih lanjut mengenai acara ini, kunjungi laman resminya melalui tautan http://bit.ly/BCTN1-Dailysocial.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner BCTN 1.0

Republic of IoT 2018 Kembali Diadakan, Pamerkan Inovasi Pengembang Lokal

Republic of IoT 2018 (RIoT) kembali diadakan hari ini (24/11) hingga esok, menampilkan berbagai inovasi teknologi berbasis Internet of Things (IoT). Sebanyak 30 tim terpilih dengan solusinya masing-masing meramaikan pameran dalam acara yang diadakan di Hall Lantai 2 Senayan City tersebut. RIoT diselenggarakan oleh Makestro dan Infia Pariwara, berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, didukung oleh XL Business Solutions.

Visi RIoT 2018 ingin menjadi perhelatan bagi makers, komunitas, dan pemangku kepentingan IoT lokal berkumpul untuk bersinergi dan berkolaborasi demi memajukan langkah ekosistem Internet of Things di Indonesia. Republic of IoT mendapat dukungan penuh dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, BEKRAF, XL Axiata, Nodeflux, Global Research Cloud, serta u-Blox, sebagai rekanan acara.

“Dengan mempertemukan pelaku industri dan komunitas IoT dengan pemerintah Indonesia di tempat yang sama, saya berharap RIoT 2018 dapat menjadi penghubung pelaku IoT dengan pemerintah agar industri IoT di Indonesia bisa maju dengan adanya regulasi-regulasi yang adil bagi seluruh pelaku Internet of Things lokal,” ujar Andri Yadi, CEO DycodeX.

Sebanyak 30 tim yang terpilih di RIoT 2018 akan dinilai oleh tim penjurian yang akan memilih 3 tim yang akan dinobatkan sebagai juara dan tim favorit. Demi memberikan pengalaman yang menarik dan menyenangkan bagi pengunjung yang hadir, RIoT 2018 menyediakan rangkaian aktivitas yang meliputi:

  • Breakout Class, yang terdiri dari workshop, hardware hands-on, dan un-conference; yaitu panggung yang terbuka bagi seluruh pengunjung untuk bebas berbicara soal topik pilihannya.
  • Makerspace, tempat para pengunjung dapat memulai mengenal IoT dan bereksperimen dengan potensi IoT dengan tangan sendiri.

Di samping aktivitas tersebut, RIoT 2018 juga menjadi panggung sesi keynote. Tahun ini, sesi keynote akan dibawakan oleh Kiril Mankovski, Chief Enterprise Officer PT XL Axiata Tbk; Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia; dan Andri Yadi, CEO DycodeX. RIoT 2018 juga akan membawa pembicara-pembicara dari latar belakang Internet of Things yang beragam, meliputi pelaku industri, pemilik startup, pelaku hobi, serta komunitas.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Republic of IoT 2018

Finhacks 2018 #DataChallenge Berakhir, Hasilkan 14 Tim Jagoan Data Science

Gelaran Finhacks 2018 #DataChallenge telah mencapai puncaknya, yakni tahap final Demo Day. Di ajang ini para finalis mempresentasikan hasil karya mereka di depan para dewan juri serta hadirin yang datang. Acara puncak ini dilaksanakan di Soehanna Hall, Jakarta pada tanggal 14 November, mulai pukul 09.00 pagi hingga pukul 18.00.

Finhacks 2018 #DataChallenge merupakan inisiatif PT Bank Central Asia Tbk (BCA) sebagai bank terbaik di Indonesia dan Asia, untuk berperan serta dalam mengembangkan ekosistem data science di Indonesia, dengan didukung oleh DailySocial.id dan Algoritma dalam penyelenggaraannya.

Di bawah ini merupakan hasil perolehan tim terbaik pada Finhacks 2018 #DataChallenge – Demo Day.

Kategori Credit Scoring

finhacks 2018 data challenge demo day
Tim Terbaik Kategori Credit Scoring

Terbaik 1 – Tim 4.5 Namun Tetap Keren, mendapatkan Rp 80 juta

Dalam presentasinya, Tim 4.5 Namun Tetap Keren menjelaskan bahwa model machine learning yang diciptakan mampu mempermudah pelaksanaan credit scoring dengan akurasi 86,6%. Model dibuat dengan teknik stacking di mana Random Forest sebagai base estimator dan di-boosting dengan Adaptive Boosting (AdaBoost). Dari preprocessing data, cleansing, hingga pemodelan, semua tahapan dapat dilakukan dengan cara yang relatif mudah serta kemampuan komputasi yang sefisien mungkin untuk industri perbankan.

Terbaik 2 – Tim yangmana, mendapatkan Rp 50 juta

Dalam presentasinya, Tim yangmana menjelaskan bahwa model yang mereka rancang merupakan kreativitas mereka dalam menciptakan fitur baru atau biasa disebut feature engineering, dengan didukung machine learning algorithm XGBoost, yang dikenal luas menjuarai kompetisi predictive modelling. Selain itu, mereka juga mampu menjelaskan apa yang terjadi pada model yang mereka buat menggunakan SHAP scoring, di mana umumnya model itu sulit dijelaskan karena black box dan kompleks.

Kedua finalis lainnya dalam kategori Credit Scoring adalah Tim FullKeju dan growingtaiba. Kedua tim ini berhak mendapatkan hadiah senilai Rp 10 juta. Satu tim lainnya, s1mple terpaksa didiskualifikasi karena tidak hadir ke acara Demo Day sesuai syarat dan ketentuan kompetisi.

Kategori Fraud Detection

finhacks 2018 data challenge demo day
Tim Terbaik Kategori Fraud Detection

Terbaik 1 – Tim exB202, mendapatkan Rp 80 juta

Dalam presentasinya, Tim exB202 menjelaskan bahwa model yang mereka desain sangat sederhana namun performanya sangat tinggi, serta tidak memerlukan komputer dengan kemampuan komputasi yang tinggi untuk mengimplementasikannya. Algoritma utama yang mereka pakai adalah Gradient Boosting Decision Trees (GBDT), dengan implementasi XGBoost. Mereka mendesain fitur tambahan yang dibuat khusus untuk meningkatkan performa GBDT.

Pada awalnya, model tanpa fitur bantuan apapun dihasilkan, kemudian diamati strukturnya. Hasil analisa struktur pohon dipadukan dengan analisis interaksi antar variabel mampu menghasilkan sebuah fitur tambahan yang mendongkrak performa model. Fitur ini mereka beri nama “Durasi”. Pada ahirnya model mereka tersusun atas data mentah dan hanya satu buah fitur tambahan yakni “durasi” yang kemudian dimasukkan ke dalam XGBoost.

Terbaik 2 – Tim Pemula, mendapatkan Rp 50 juta

Dalam presentasinya, Tim Pemula menjelaskan bahwa solusi mereka menggunakan ensemble method yang dinamakan stacking. Intinya adalah dengan menggunakan prediksi dari 10 model machine learning yang berbeda. Model machine learning yang kedua juga dilatih dengan mempelajari kesalahan-kesalahan dari model machine learning sebelumnya. Lalu digunakan juga XGBoost yang hyperparameters-nya di-fine-tune dengan Bayesian Optimization. Final predictions-nya adalah dengan mengambil rata-rata dari model XGBoost dan stacked models untuk mengurangi variance dari model-model dan mencegah overfitting.

Ketiga finalis lainnya dalam kategori Fraud Detection adalah Tim 3M, NRGO, dan theDoctor. Ketiga tim ini berhak mendapatkan hadiah senilai Rp 10 juta.

Kategori ATM Cash Optimization

finhacks 2018 demo day
Tim Terbaik Kategori ATM Cash Optimization

Terbaik 1 – Tim dilan, mendapatkan Rp 80 juta

Dalam presentasinya, Tim dilan menjelaskan model machine learning yang mereka kembangkan merupakan model gabungan terbaik yang dipilih dari 4 model XGBoost dengan skenario variabel tanggal gajian yang bermacam-macam dan 1 model Naive (150 ATM).

Variabel yang paling penting untuk memprediksi penarikan uang pada periode tersebut adalah variabel tanggal gajian, dengan asumsi umum bahwa tanggal gajian di akhir bulan yang jatuh di hari libur akan dipindahkan di hari sebelumnya yang bukan hari libur. Hasil prediksi dari model yang digunakan mendapatkan hasil prediksi terbaik dari 124 model yang dikirimkan.

Terbaik 2 – Tim Resistance, mendapatkan Rp 50 juta

Dalam presentasinya, Tim Resistance menjelaskan bahwa mereka memprediksi jumlah penarikan uang (withdrawals) ATM pada waktu tertentu dengan memanfaatkan data historis yang tersedia. Saat mengeksplorasi data, mereka menemukan bahwa pada umumnya jumlah penarikan pada hari Minggu dan hari libur lebih rendah daripada hari lain, sedangkan penarikan para akhir bulan (dekat tanggal penerimaan gaji) cenderung meningkat. Mereka juga mencoba mengelompokkan ATM dan menemukan adanya sejumlah ATM yang tampaknya terletak di perkantoran dan pusat perbelanjaan.

Model Gradient Boosting Decision Tree yang mereka buat dilatih dengan menggunakan pola penarikan uang masing-masing ATM terhadap rata-ratanya. Misal, ATM K1 memiliki penarikan lebih rendah pada hari Minggu, karena jumlah penarikannya hanya 0.6*mean. Berdasarkan hasil pengujian pada validation set, model ini mampu menangkap pola kenaikan dan penurunan withdrawals dengan cukup baik – jika dibandingkan dengan model time series yang mereka buat sebelumnya.

Ketiga finalis lainnya dalam kategori ATM Cash Optimization adalah Tim Nasi Kuning, Talam, Stat-Ion. Ketiga tim ini berhak mendapatkan hadiah senilai Rp 10 juta.

Melalui Finhacks 2018 #DataChallenge, kami meyakini bakat terbaik dari para data scientist di Tanah Air dapat terjaring sehingga para talenta terbaik ini mampu berkreasi secara maksimal dengan data dan mengeksekusinya hingga menjadi rumusan solusi di bidang perbankan,” jelas Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA.

Kelimabelas tim terpilih tersebut merupakan hasil dari kompetisi yang dilakukan secara online di website resmi https://finhacks.id/. Dimulai sejak tanggal 8 Agustus 2018, para peserta ditantang untuk mengembangkan model machine learning di tiga kategori, yaitu Credit Scoring, Fraud Detection, dan ATM Cash Optimization. Lewat gelaran Finhacks 2018 #DataChallenge, berhasil terkumpul sebanyak 4.162 peserta yang melakukan registrasi di website resmi.

Tidak hanya kompetisi, gelaran Finhacks 2018 #DataChallenge juga telah menyelenggarakan tiga workshop di Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung yang diikuti oleh sebanyak 330 peserta di semua kota. Ajang workshop ini menghadirkan beberapa narasumber dari berbagai perusahaan teknologi di Indonesia. Mulai dari Traveloka, Microsoft, DCI Indonesia, Algoritma, Tirto.id, Media Kernels Indonesia, dan tentunya BCA.

Peserta yang telah melakukan registrasi juga wajib mengikuti online pre-assessment test, sebagai syarat untuk dapat mengikuti tahap online data challenge. Lewat kedua tahap ini, terjaring sebanyak 750 peserta yang lulus dan bergabung ke dalam 222 tim, serta menghasilkan sebanyak 605 model machine learning yang dilombakan. Setelah tahap ini ditutup pada tanggal 13 Oktober 2018 dan melewati proses penilaian dari penyelenggara, terpilih 15 tim yang berhak mengikuti tahap Demo Day di Jakarta dan memperebutkan hadiah senilai total Rp 480 juta.

Khusus dalam acara Finhacks 2018 #DataChallenge Demo Day, tidak hanya diisi dengan presentasi peserta. Ada pula sesi diskusi panel bertajuk “Building a Great Data Culture” yang dihadiri oleh Armand Wahyudi Hartono selaku Wakil Presiden Direktur BCA, Crystal Widjaja selaku SVP Business Intelligence and Growth GO-JEK Indonesia, dan Tushar Bhatia selaku Head of Growth & Data Science Bukalapak, dengan moderator Rama Mamuaya selaku CEO DailySocial.id.

Acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan dari Dance of HaloBCA, Voice of HaloBCA, serta penampilan spesial dari Cak Lontong, yang berhasil mengundang gemuruh gelak tawa seluruh hadirin di Soehanna Hall, Jakarta lewat sajian stand-up comedy yang cerdas.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial untuk rangkaian acara Finhacks 2018 #DataChallenge yang didukung oleh BCA.

Startup Station Siap Akselerasi Startup dengan Strategi “Data-Driven”

Startup Station di Singapura – besutan Facebook—bersama Infocomm Media Development Authority of Singapore dan Reinmaking membuka pendaftaran untuk program startup, fokusnya pada inovasi berbasis data. Sebelumnya mereka juga telah melakukan roadshow di lima tempat, termasuk di Jakarta pada 8 November lalu.

Fokus acara ini adalah memberikan pemahaman tenang model bisnis yang sesuai dan menjadikan startup menjalankan bisnis secara data-driven. Program ini juga dirancang untuk menghubungkan startup di kawasan Asia Tenggara dengan para mentor dan pakar di bidang industri, termasuk dari Facebook.

Startup yang terpilih nantinya dapat berpartisipasi dalam kursus enam bulan. Kursus tersebut diadakan bersama Rainmaing, program akselerator global yang mendidik startup dalam inovasi dan pengembangan bisnis. Selain itu peserta akan diberikan akses ke sumber daya premium dan kolaborasi dengan pemangku di industri.

Bagi startup yang tertarik, dapat mendaftarkan diri ke program Strartup Station dengan mengunjungi laman resminya di sini: https://startupstationsingapore.splashthat.com.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Startup Station

BlockBali 2018 Akan Hadirkan Regulator, Bahas Peluang dan Aturan Blockchain di Indonesia

BlockBali 2018 sebagai rangkaian konferensi mengenai blockchain dan aset kripto akan diselenggarakan oleh Indodax pada 17 November 2018 mendatang di Bali. Acara ini ditujukan untuk menghadirkan titik terang bagi para pelaku industri blockchain di Indonesia. BlockBali 2018 akan menghubungkan pakar blockchain dunia, pelaku industri, dan pemerintah.

Ada beberapa perwakilan pemerintah Indonesia yang akan turut andil dalam konferensi ini, di antaranya Alvin Taulu (OJK) dan Nyoman Sastra (PPATK). Mereka akan membahas lebih dalam mengenai peluang dan tantangan industri blockchain dan cryptoasset di Indonesia, serta regulasi terkait penetapan cryptoasset sebagai suatu komoditas di Indonesia secara lebih luas.

“Perwakilan pejabat senior pemerintah dalam BlockBali 2018 ini akan menjadi daya tarik tersendiri khususnya bagi pelaku industri blockchain di Indonesia. Peran strategis mereka sebagai regulator terkait teknologi blockchain dapat menjadi titik terang bagi para penggiat blockchain dan cryptoasset,” ujar Oscar Darmawan, CEO Indodax dan pelopor BlockBali 2018.

BlockBali 2018 merupakan seri lanjutan dari konferensi mengenai blockchain dan cryptoasset yang sebelumnya pernah diselenggarakan di Jakarta dan Bali sejak tahun 2017. Konferensi yang akan digelar di The Trans Resort Bali ini dipelopori oleh Indodax, sebuah marketplace digital assets terbesar di Indonesia yang telah melayani lebih dari 1,4 juta member dalam jual beli aset kripto.

Mengacu pada BlockBali yang diselenggarakan tahun lalu, tercatat partisipasi sebanyak lebih dari 300 delegasi yang berasal dari 26 negara. Untuk itu, BlockBali 2018 ini diproyeksikan akan mendatangkan lebih dari 500 delegasi dari pelaku industri blockchain dunia, lebih dari 20 pakar blockchain sebagai narasumber, dan eksibisi dari 20 perusahaan blockchain kelas dunia.

BlockBali 2018 akan turut menghadirkan Exhibit Spaces, yakni sebuah kesempatan untuk bertatap muka dan mendengar pandangan para pakar blockchain dunia secara langsung dalam eksibisi yang akan menghadirkan kumpulan pelaku industri blockchain terbaik dunia.

Konferensi ini juga menawarkan kesempatan bagi pelaku industri blockchain yang hadir untuk memperluas networking dan berdiskusi mengenai strategi mendalam bersama para pakar blockchain melalui Pre-Conference Networking yang akan digelar sehari sebelum konferensi dimulai.

Sebagai penutup rangkaian konferensi yang berlokasi di jantung pariwisata Indonesia ini, peserta akan disuguhkan kemeriahan suasana Bali dalam After-Conference Party, serta keindahan panorama sunset di pantai Bali dan keragaman budaya Bali melalui Sunset Dinner Cruise.

Untuk informasi registrasi konferensi ini, silakan kunjungi: https://www.blackarrowconferences.com/blockbali.html.

Disclosure: DailySocial adalah media partner BlockBali 2018

MailTarget Selenggarakan Digitalk, Bahas Pemasaran Digital Industri Keuangan

Pemasaran digital menjadi salah satu strategi terdepan yang perlu dirumuskan oleh pebisnis. Tak terkecuali di sektor keuangan, disrupsi fintech membuat inovasi harus diimbangi dengan penyampaian ke pasar secara tepat sasaran. Tentu kita memahami, bahwa setiap unit bisnis memiliki cara yang berbeda-beda dalam melakukan pemasaran digital (digital marketing).

Ada yang mulai dengan mencari leads, membangun engagement, sampai mengelola retention; cara tersebut didesain agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Khusus untuk industri keuangan tantangannya memang unik, pendekatan pemasaran digital yang baik dapat mengakselerasi bisnis secara berkesinambungan.

Ada beberapa kanal yang sangat potensial dalam pemasaran digital industri keuangan. Salah satu yang cukup relevan adalah email marketing. Tujuan tipe pemasaran email adalah untuk melakukan engagement ke pengguna secara lebih personal. Namun email marketing saja tetap tidak cukup, masih banyak kanal yang bisa digunakan untuk optimasi jangkauan pengguna.

Tapi di balik kanal pemasaran itu, ada konsep automation yang menjadi kunci agar proses menjadi lebih efektif dan efisien. Banyak penghematan sumber daya pemasaran yang bisa didapat perusahaan dengan automation. Salah satunya dari sisi biaya dan SDM, karena perusahaan keuangan identik dengan telemarketing. Ini bisa jadi cara baru untuk mendapatkan konsumen melalui konten yang di kirimkan dengan email marketing.

Untuk membahas lebih lanjut tentang email marketing dan automation, sesi MailTarget DigiTalk Vol. 9 secara khusus akan membawakan pembahasan “Digital Marketing for Financial Industry”. Acara ini berkolaborasi Lembaga Manajemen Indonesia Banking School. Tiga pemateri yang akan dihadirkan adalah Yopie Suryadi (Founder MailTarget.co), kemudian Dr. Whony Rofianto, S.T., M.Si (dosen Indonesia Banking School), dan Egi Andriadi (Owner Markit Indonesia).

Acara tersebut akan diadakan pada Sabtu, 03 November 2018 mulai pukul 14.00 – 16.00 WIB di Auditorium Indonesia Banking School. Jl. Kemang Raya No. 35, Jakarta Selatan. Acara ini gratis tapi tempat terbatas, bagi yang berminat silakan mendaftar melalui tautan http://bit.ly/mtdigitalk9.

Digital Marketing for Financial Industry

Disclosure: DailySocial adalah media partner MailTarget DigiTalk