Agresif Ekspansi dan Transformasi Jaringan, Hutchison 3 Indonesia Bersiap Gelar 5G

Di paparan studi ITB tahun lalu, layanan 5G diperkirakan komersial secara penuh paling cepat pada akhir 2021. Salah satu operator memang telah meluncurkan layanan 5G baru-baru ini, tetapi penggunaannya masih terbatas pada cakupan kota dan perangkat tertentu.

Pemerintah juga sebetulnya masih memiliki banyak PR untuk mengakomodasi kebutuhan operator telekomunikasi dalam menggelar 5G. Sembari menanti hal ini terealisasi, operator sudah mulai mempersiapkan infrastruktur jaringannya untuk menyambut teknologi telekomunikasi generasi kelima tersebut.

Di antaranya adalah PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) yang tengah mentransformasikan jaringannya selama beberapa tahun terakhir. Chief Technical Officer H3I Desmond Cheung memamparkan rencana ekspansi jaringan dan pandangan lebih dalam terkait 5G secara eksklusif dengan DailySocial.

Ekspansi jaringan berkelanjutan

Meski telah komersial sejak 2014, penetrasi 4G baru mencapai 73% pada 2019 sebagaimana dilaporkan Katadata. Kondisi geografis Indonesia masih menjadi salah satu tantangan terbesar. Namun, operator telekomunikasi harus dapat memenuhi kebutuhan jaringan seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna smartphone. Kemkominfo mencatat penetrasi smartphone mencapai 89% atau 167 juta dari total populasi Indonesia.

Desmond mengungkapkan, sejak 2019 pihaknya telah menambah jaringan 4G hingga dua kali lipat. Penambahan ini sudah termasuk perluasan cakupan jaringan ke wilayah luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tengah. Bahkan baru-baru ini, H3I juga menambah lebih dari 200 hotspot di Jabodetabek, Jawa Barat, Bali, dan Nusa Tenggara.

Awal tahun ini, ungkapnya, H3I telah mengomersialisasikan jaringan seluler di Sulawesi Tengah yang disebut dapat menjangkau sebanyak 1,5 juta populasi di lima kota dan kabupaten, seperti Palu, Sigi, Donggala, Parigi, Moutong, dan Poso. Saat ini, pihaknya tengah fokus menyelesaikan rollout jaringan 4G di 70 desa pada akhir Oktober.

H3I telah menjangkau sebanyak 80% dari total populasi Indonesia. Per Desember 2020, H3I tercatat sudah membangun lebih dari 44.000 BTS 4G di seluruh Indonesia. Sementara, per Maret 2021 H3I telah memiliki sebanyak 39,8 juta pengguna.

“Kami terus mengembangkan BTS 4G untuk menyediakan konektivitas broadband di daerah terpencil dan kepulauan Indonesia. Ini adalah salah satu komitmen kami mendukung program pemerintah untuk mengakselerasi transformasi digital di daerah 3T. Kami akan terus memperkuat kapasitas jaringan kami di daerah dense dan yang memiliki trafik tinggi,” jelasnya.

Transformasi jaringan untuk kesiapan 5G

Meski belum ada ketok palu mengenai penetapan frekuensi 5G dan aturan turunannya, operator sudah mulai melakukan mentransformasikan infrastruktur jaringannya. Desmond mengungkap bahwa H3I juga telah melakukan transformasi besar-besaran sembari menanti komersialisasi 5G secara serentak.

“Kami melakukan peningkatan jaringan pada Core, lalu mentransformasikan jaringan PS Core ke Control and User Plane Separation (CUPS) pada arsitektur jaringan terdistribusi kami. Transformasi ini dilakukan untuk lebih jauh memperpendek latensi 5G,” jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga melakukan transformasi pada jaringan Transport dengan Segment Routing IPv6. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan jaringan protokol, mengotomatisasi ketersediaan layanan, hingga meningkatkan konsistensi jaringan sehingga dapat memenuhi permintaan kapasitas tinggi di 5G sebagai Ultra-Reliable Low Latency Services (URLLC).

Menurut Desmond, pihaknya berupaya secara efisien untuk melayani permintaan layanan data dengan ketersediaan spektrum saat ini. Pihaknya mengoptimalkan spektrum yang ada untuk meningkatkan kapasitas jaringan. Desmond mengklaim H3I sebagai operator seluler yang memiliki tingkat efisiensi penggunaan spektrum tertinggi dibanding operator seluler lainnya di Indonesia.

Hanya saja, spektrum yang ada belum cukup untuk menggelar 5G. Untuk dapat memberikan kecepatan data 5G, teknologi ini membutuhkan bandwith lebih besar dari spektrum baru. Maka itu, ketersediaan spektrum 5G baru, terutama di 3.500MHz yang dipilih sebagai frekuensi emas, sangat penting untuk mempercepat pengembangan 5G di Indonesia

“Sebelum frekuensi emas ini mendapatkan lisensi resmi untuk 5G, kami akan terus mentransformasikan jaringan kami untuk kesiapan 5G sehingga nantinya akan menjadi salah satu operator yang lebih dulu memimpin penyelenggaraan 5G,” papar Desmond.

Dukungan pemerintah pada penyelenggaraan 5G

Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan, 5G diyakini dapat mentransformasikan berbagai aspek kehidupan, mulai dari kegiatan sehari-hari, bisnis, hingga cara industri beroperasi. Hal ini karena teknologi 5G mampu menghubungkan jutaan perangkat dengan kecepatan tinggi dan latensi rendah yang dimilikinya.

Desmond menilai operator seluler punya peluang untuk menghadirkan Enhanced Mobile Broadband (eMBB) untuk pasar consumer. Bentuk pemanfaatannya, misalnya, adalah layanan VR/AR dan video streaming 8K. Dengan berbagai use case ini, operator dapat menghasilkan sumber pendapatan baru dari segmen pasar baru, yaitu korporat dan industrial.

“5G akan menjadi enabler bagi sektor manufaktur, kesehatan, agrikultur, atau pendidikan. Tak hanya itu, 5G dapat dimanfaatkan untuk mengadopsi smart city di ranah transportasi, keamanan publik, dan pelayanan publik. Bagi negara kepulauan seperti Indonesia, jarak menjadi tantangan besar dan 5G bisa mengatasi tantangan itu,” jelasnya.

Kendati demikian, dari segala asas manfaat yang diberikan, tak dimungkiri implementasi 5G membutuhkan banyak pertimbangan. Pertama, soal besarnya investasi yang dikeluarkan. Menurutnya, banyak infrastruktur jaringan yang harus dibangun dan beberapa elemen jaringan harus di-upgrade. Maka itu, menurunkan elemen pada biaya pembangunan akan membantu operator telekomunikasi untuk mengakselerasi pembangunan 5G.

“Pemerintah punya peran besar untuk mengatasi isu ini. Melalui UU Cipta Kerja, dan ini adalah regulasi turunan, pemerintah telah memberikan dukungan untuk menciptakan efisiensi di industri telekomunikasi. Regulasi ini dapat mengizinkan berbagi jaringan di antara operator seluler, termasuk berbagi infrastruktur pasif dan aktif, serta transfer spektrum,” ujar Desmond.

Selain UU Cipta Kerja, Desmond juga menilai bahwa pemerintah sebetulnya dapat membantu lebih banyak memfasilitasi operator seluler dan industri dalam memahami kebutuhan pasar 5G. Menurutnya, upaya ini akan sangat dibutuhkan alih-alih cenderung banyak mempromosikan 5G dengan berbagai use case bermanfaat, seperti telemedicine atau smart farming.

“Demi membantu industri seluler melakukan kick start di 5G, pemerintah mungkin dapat mempertimbangkan untuk menurunkan biaya spektrum 5G. Hal ini terutama pada tahap awal selama beberapa tahun ke depan ketika demand 5G belum besar. 5G akan membutuhkan peningkatan signifikan pada kapasitas transport dan aspek infrastruktur jaringan lainnya. Artinya, license fee mungkin dapat diubah tanpa membebankan industri,” tambahnya.

Belum lagi bicara kesiapan kesiapan ekosistem yang menjadi kunci utama untuk membuat 5G lebih accessible untuk siapapun, baik consumer maupun enterprise. Ekosistem 5G akan selalu dikaitkan pada ketersediaan perangkat dan aplikasi untuk penggunaan berbagai macam use case. Desmond menekankan pentingnya kerja sama dari para pemangku kepentingan di berbagai level dan lintas industri untuk mengawal pengembangan ekosistem 5G dari awal.

“Tak cuma operator dan dukungan pemerintah, pengembangan 5G butuh kerja sama yang melibatkan banyak pihak, mulai dari pabrik manufaktur perangkat, pengembang software, hingga penyedia konten. Pemerintah sudah meletakkan pondasi yang bagus untuk mengakselerasi pengembangan infrastruktur broadband. Kami yakin ini dapat menekan gap digital dan konektivitas di Indonesia.”

Realme Gelar 5G Summit, Bakal Meluncurkan smartphone 5G Murah

Realme baru-baru ini mengadakan sebuah acara yang bertemakan layanan 5G dengan nama realme 5G Summit. Melalui tema “Most Affordable 5G for Everyone”, realme mempertemukan para pemimpin industri dari penyedia jaringan, lembaga penelitian, dan vendor komponen, serta produsen perangkat untuk berbagi wawasan mereka mengenai beberapa topik terkait 5G. Di antaranya mengenai kesiapan pasar Indonesia menyambut era 5G, bagaimana prediksi pertumbuhan 5G di Indonesia, pertumbuhan bisnis dan market share 5G, realisasi dan implementasi 5G di Indonesia, serta bagaimana 5G mampu diserap oleh seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.

Berdasarkan data Google yang dipaparkan dalam gelaran realme 5G Summit Indonesia, Penggunaan layanan digital di Indonesia berkembang pesat dari sebelum dan sesudah merebaknya pandemi Covid-19. Sebelum pandemi, konsumen baru untuk layanan Internet atau ekonomi digital sekitar 37% dengan rata-rata 3,6 jam waktu yang dihabiskan per hari berdasarkan penggunaan pribadi. Namun, sejak pandemi hingga saat ini, angka ini terus tumbuh hingga 93% dengan rata-rata 4,7 jam waktu yang dihabiskan per hari berdasarkan penggunaan pribadi. Persentase ini diprediksi masih akan ada di angka yang tinggi bahkan pada masa pasca-Covid, dan pastinya lebih tinggi dari sebelum masa pandemi. Pertumbuhan ini akhirnya didukung oleh berita positif tentang pengumuman 5G pada Januari 2021, di mana 5G resmi diluncurkan di Indonesia.

Palson Yi, Marketing Director realme Indonesiamengungkapkan bahwa realme menargetkan 1 juta pengguna 5G di Indonesia. Realme yakin target ini mampu tercapai mengingat keberhasilan realme dalam 2,5 tahun yang mampu melampui target pengguna 4G secara global. Di Indonesia sendiri, sejak kehadirannya di pasar Indonesia pada tahun 2018, realme telah berhasil mencapai 10 juta pengguna hingga tahun 2021.

“Kita lihat dari data yang juga divalidasi oleh tren pencarian menurut Google Indonesia, pasar Indonesia berkeinginan mencari smartphone 5G yang terjangkau. Pada titik ini realme berusaha untuk menjawab permintaan masyarakat di Indonesia dengan berkomitmen membawa perangkat 5G yang lebih terjangkau dalam waktu dekat,” ujar Palson.

Realme sendiri bakal meluncurkan perangkat 5G mereka yang memiliki harga terjangkau. Smartphone yang nantinya akan bernama realme 8 5G ini akan menggunakan SoC buatan Mediatek dengan Dimensity 700. Dalam menguji perangkat 5G-nya, realme bekerja sama dengan Smartfren yang sebentar lagi juga bakal meluncurkan jaringan 5G.

“Smartfren akan bekerja sama dengan realme guna melakukan pengujian terhadap setiap produk 5G realme yang akan datang. Bersama-sama, kami bertujuan untuk mewujudkan ekosistem 5G yang memberikan dampak besar pada msayarakat da industri, termasuk mewujudkan layanan 5G yang terjangkau bagi semua orang dalam jajaran perangkat realme,” ungkap Sukaca Purwokardjono, Deputy CEO Mobility, PT Smartfren Telecom Tbk.

Seperti yang kita ketahui, Smartfren sendiri mendapatkan tambahan 10 MHz pada jaringan 2300 MHz. Tambahan blok ini nantinya juga bakal dipakai oleh Smartfren dalam menggelar jaringan 5G yang bersamaan dengan 4G mereka yang ada saat ini. Oleh karena bekerja sama dengan realme, bisa jadi nantinya smartphone pertama yang bisa terkoneksi dengan jaringan 5G dari Smartfren adalah realme 8 5G.

Realme 8 5G sendiri sudah mendapatkan tanggal peluncurannya. Oleh janji realme mengenai peluncuran perangkat 5G terjangkau, sepertinya perangkat ini akan berada di kisaran 2-3 jutaan. Sayangnya, kita harus menunggu terlebih dahulu sampai realme benar-benar meluncurkannya dalam waktu dekat, yaitu pada tanggal 16 Juni 2021. So, stay tuned!

Teknologi Ekspansi Memori Hadir pada OPPO A74 5G dan Reno 5F

Bagi Anda pengguna OPPO A74 5G dan Reno5 F yang merasa kekurangan RAM tampaknya segera terbebas dari rasa khawatir. Pasalnya, setelah meluncurkan fitur yang bernama Memory Expansion pada perangkat A74 4G dan disusul perangkat Reno5 dan Reno5 5G, kali ini OPPO Kembali membawa teknologi ini untuk perangkat A74 5G dan Reno5 F. Tentunya, teknologi ini akan membuat sebuah smartphone tidak lagi kekurangan memori (RAM) saat sedang digunakan.

“Kami telah menerima tanggapan yang luar biasa semenjak peluncuran awal fitur ini sehinggaa membuat sangat antusias untuk membawa teknologi ekspansi memori inovatif kami ke perangkat OPPO yang lebih luas,” kata Aryo Meidianto A, PR Manager OPPO Indonesia. “OPPO berupaya untuk memberikan penigkatan kinerja yang kompetitif dan pengalaman baru yang berpusat pada pengguna kepada pengguna kami, maka dari itu kami membawa teknologi ekspansi memori pada dua perangkat lainnya, A74 5G dan Reno5 F.”

Teknologi memory expansion pada OPPO akan membuat ruang kosong pada penyimpanan internal menjadi virtual RAM. Teknologi ini sendiri sebenarnya juga sudah hadir pada sistem operasi Windows di PC dan saat ini diterapkan oleh OPPO pada smartphone mereka yang terbaru. OPPO juga memberikan kebebasan untuk menyesuaikan besar volume RAM virtual yang nantinya akan digunakan dengan pilihan mulai dari 2 GB, 3GB, dan 5GB.

Teknologi ini sendiri nantinya juga akan meningkatkan kinerja smartphone OPPO saat digunakan sehari-hari. Hal utama yang akan terasa lebih lancar dengan hadirnya memory expansion adalah multitasking. Selain itu, mereka yang suka mengambil konten video juga bakal mendapatkan keuntungan karena saat melakukan editing membutuhkan ruang memori yang besar. Bermain game berat juga nantinya akan terasa lebih ringan karena smartphone akan lebih bisa menyimpan data grafis sementara dengan lebih banyak.

Mengaktifkan fitur memory expansion juga cukup mudah dimana Anda tinggal masuk ke Setting perangkat OPPO yang Anda gunakan, setelah itu klik bagian About Phone. Lalu pada layar tersebut, klik pada bagian RAM. Pada layar tersebut, Anda bisa dengan leluasa mengaktifkan dan memilih besar volume RAM virtual yang diinginkan. Semakin besar volume yang dipilih, semakin banyak pula aplikasi yang dapat dijalankan di background.

Fitur yang satu ini nantinya akan dihadirkan melalui update over the air atau OTA. Pengguna tinggal melakukan update langsung dari smartphone tersebut dan tidak perlu datang ke pusat servis OPPO. Untuk Reno 5 (4G, 5G, dan F) akan mendapatkan pembaruan firmware pada bulan Juni 2021. Untuk OPPO A74 4G dan 5G, ternyata pembaruan firmware-nya sudah tersedia saat ini.

Kehadiran Teknologi 5G Diyakini Mempercepat Transformasi Digital Indonesia

Kehadiran dukungan jaringan 5G beberapa hari yang lalu menjadi kabar gembira bagi pengguna smartphone yang memang sejak awal support jaringan tersebut. Hal senada dirilis oleh Ericsson ConsumerLab yang melaporkan bahwa pengguna smartphone di Indonesia khususnya yang sudah mendukung jaringan 5G menilai teknologi generasi kelima ini akan 10 kali lebih cepat ketimbang 4G.

Continue reading Kehadiran Teknologi 5G Diyakini Mempercepat Transformasi Digital Indonesia

Telkomsel Luncurkan Layanan 5G, ini Area dan Perangkat yang Didukung

Telkomsel menunjukkan keseriusannya dalam memberikan layanan internet terbaik di Indonesia. Tak lama setelah mendapatkan lampu hijau dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo RI), Telkomsel secara resmi meluncurkan layanan Telkomsel 5G dengan mengusung tema “5G: Unlock the Future”.

Continue reading Telkomsel Luncurkan Layanan 5G, ini Area dan Perangkat yang Didukung

5G Segera Hadir Secara Resmi di Indonesia, Apa Saja Manfaatnya?

Setelah sekian lama dinantikan, jaringan 5G akan resmi beroperasi di Indonesia pada tanggal 27 Mei 2021, diawali dengan enam lokasi residensial di Jabodetabek oleh Telkomsel. Itu artinya sekarang adalah saat yang tepat untuk membeli smartphone 5G, terutama jika Anda ingin segera menikmati keuntungan-keuntungan yang dibawa oleh teknologi jaringan seluler generasi terbaru tersebut.

Namun buat sebagian orang, semua ini mungkin terasa berlalu kelewat cepat. Mereka yang masih merasa nyaman dengan jaringan 4G mungkin bertanya-tanya dalam hati, “Buat apa 5G? 4G kan sudah cepat.” Kalau kita ingat-ingat, sentimen serupa sebenarnya juga muncul ketika kita melalui masa transisi dari 3G ke 4G.

Pada kenyataannya, 4G benar-benar tidak ada apa-apanya dibanding 5G kalau soal kecepatan. Dengan 5G, streaming video dapat dilakukan bukan lagi di resolusi 1080p, melainkan di resolusi 4K atau malah 8K.

Hal yang sama juga berlaku untuk mengunggah video. Semakin cepat koneksinya, berarti semakin singkat pula waktu yang dibutuhkan untuk mengunggah video, dan ini krusial apabila ponselnya memang mendukung perekaman video dalam resolusi 4K, macam OPPO Reno5 5G misalnya, salah satu smartphone 5G yang sudah dijual secara resmi di tanah air.

Bukan cuma lebih cepat, 5G juga punya latensi yang jauh lebih rendah daripada 4G. Artinya, 5G jauh lebih bisa diandalkan untuk gaming, sebab latensi yang rendah berarti nyaris tidak ada jeda antara pergerakan di dalam game dengan input dari pemain. Itulah mengapa pada akhirnya pabrikan tidak lupa membekali smartphone 5G dengan kinerja yang mumpuni.

5G bakal membawa banyak dampak positif terhadap gaming / OPPO

Ambil Reno5 5G lagi sebagai contoh. Berbekal chipset Snapdragon 765G dan layar AMOLED 90 Hz — plus koneksi 5G tentu saja — ponsel ini siap menyuguhkan pengalaman yang sangat optimal bagi kalangan gamer kompetitif. Bukan cuma di kelas menengah ke atas, di segmen yang lebih terjangkau pun 5G juga tetap bisa diasosiasikan dengan performa yang mumpuni. Contohnya OPPO A74 5G yang mengandalkan chipset Snapdragon 480, yang kinerjanya terbukti setara dengan Snapdragon 600-series.

Kombinasi kecepatan tinggi dan latensi rendah juga berarti 5G sangat ideal untuk layanan cloud gaming macam Google Stadia atau Xbox Game Pass (xCloud). Menggunakan layanan-layanan ini, kinerja ponsel bisa dibilang sudah tidak lagi relevan karena yang diandalkan sepenuhnya adalah kecepatan sekaligus kestabilan koneksi, dan yang dimainkan juga deretan game kelas console next-gen sekaligus PC.

Selain untuk kebutuhan hiburan, 5G juga bakal berdampak positif dalam dunia kerja. Panggilan video dipastikan bakal berlangsung jauh lebih mulus ketimbang menggunakan 4G. Dengan 5G, tidak ada lagi kejadian di mana video berjalan putus-putus atau gambarnya kelihatan seperti lukisan cat air karena koneksinya tidak stabil.

Kalau boleh menyimpulkan, 5G bakal mengubah cara kita bekerja sekaligus menikmati hiburan, kurang lebih sama seperti ketika kita berpindah dari 3G ke 4G.

Smartphone 5G yang sudah bisa dibeli sekarang

OPPO Find X3 Pro / OPPO

Dibanding pabrikan-pabrikan lain, OPPO secara konsisten menghadirkan smartphone 5G bahkan jauh sebelum jaringannya tersedia. Semuanya berawal ketika mereka merilis Find X2 dan Find X2 Pro di bulan Maret 2020, duo flagship yang sama-sama mengunggulkan chipset Snapdragon 865, yang sendirinya sudah 5G-ready. Kalau Anda punya salah satunya, bersiaplah menunggu pembaruan perangkat lunak yang akan membuka dukungan jaringan 5G.

Dalam waktu dekat, OPPO juga bakal mendatangkan Find X3 Pro ke Indonesia. Tak hanya menjanjikan performa flagship dengan chipset Snapdragon 888, ponsel tersebut juga mengunggulkan layar OLED istimewa yang mampu menampilkan lebih dari satu miliar warna, tidak ketinggalan pula dua kamera utama sekaligus.

OPPO Reno5 5G / OPPO

Di segmen menengah, OPPO punya Reno5 5G yang tak hanya menawarkan kinerja beserta layar yang mumpuni tadi, tapi juga baterai 4.300 mAh dengan dukungan fast charging 65 W, yang mampu mengisi penuh baterai perangkat dalam waktu 35 menit saja. Reno5 5G saat ini bisa dibeli di harga Rp5.999.000.

OPPO A74 5G / OPPO

Di bawahnya lagi, konsumen bisa melirik OPPO A74 5G. Sampai artikel ini ditulis, ponsel ini merupakan ponsel 5G termurah yang tersedia secara resmi di Indonesia, dengan banderol hanya Rp3.799.000. Selain chipset dan layarnya tadi, keunggulannya turut mencakup NFC, baterai 5.000 mAh yang mendukung fast charging 18 W, serta empat kamera belakang dengan kamera utama 48 megapixel dan kamera ultra-wide 8 megapixel.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Vivo V21 Diperkenalkan di Indonesia: Pertama dengan OIS pada Kamera Depan

Seri V dari Vivo kembali mendapatkan sang penerus. Kali ini, Vivo V21 5G merupakan smartphone yang diperkenalkan oleh salah satu anak perusahaan BBK Group tersebut. Acara peluncurannya sendiri diadakan secara live pada tanggal 24 Mei 2021 pada saluran media sosial resmi dari Vivo Indonesia.

Vivo V21 5G merupakan smartphone pertama di Indonesia yang memiliki Dual OIS. Kamera utama dan depan merupakan dua kamera yang memiliki kemampuan untuk membuat foto dan video menjadi stabil. Kamera depannya sendiri memiliki resolusi 44 MP yang ditemani dengan dua flash light yang diklaim bakal membuat selfie di malam hari serta saat streaming menjadi lebih baik . Pada bagian belakangnya, Vivo V21 5G dibekali dengan 3 modul kamera, yaitu kamera dengan sensor 64MP yang memiliki teknologi ISOCELL 2.0, 8MP Super-Wide Angle, dan Bokeh Effect serta 2MP Macro Camera.

Vivo V21 5G juga memiliki teknologi virtual memory dengan nama Extended RAM. Fitur ini mampu menambah RAM menjadi 11 GB dari 8 GB dengan mengambil kapasitas penyimpanan internal sebesar 3 GB. Vivo mengklaim bahwa dengan menggunakan Extended RAM, smartphone ini akan dapat membuka 20 aplikasi di latar belakang secara bersamaan. Ruang yang diambil tentu saja yang sedang tidak terpakai untuk data maupun instalasi aplikasi lainnya.

Perangkat ini juga yang pertama menggunakan SoC Mediatek Dimensity 800U, dengan prosesor dual core 2.4 GHz Cortex-A76 dan 6 inti 2.0 GHz Cortex-A55. Mali-G57 MC3 adalah GPU yang digunakan pada perangkat ini. Penyimpanan internalnya memiliki kapasitas 128 GB dengan teknologi UFS 2.2. Terakhir, baterai yang ditanamkan berkapasitas 4000 mAh, yang juga membuat Vivo V21 5G menjadi lebih ramping.

“Lewat seri terbaru vivo V21 5G, kami ingin membawa kembali kesuksesan V-Series sebelumnya dengan berbagai peningkatan baru, seperti teknologi Dual OIS Night Camera di kamera depan dan belakang, tampilan desain yang ramping dan stylish, serta performa tangguh, yang akan mendukung pengguna agar selalu selalu stand-out ketika berbagi momen terbaik mereka,” pungkas Ricky Bunardi, Senior Product Manager vivo Indonesia.

Selain smartphone, Vivo juga memperkenalkan sebuah wireless earphone terbaru mereka. Perangkat yang bernama Vivo Wireless Sport Lite ini memiliki Moving Coil 11,2mm dari Daikoku Jepang dengan polimer tinggi, menghasilkan suara frekuensi rendah atau bas yang kuat. Vivo Wireless Sport Lite memiliki  latensi serendah 80ms, membuatnya cocok untuk digunakan bermain game. Selain itu, fitur Active Noise Cancelationjuga hadir pada perangkat yang satu ini.

Vivo V21 5G dipasarkan dengan hargaRp 5.799.000 dan vivo Wireless Sport Lite dengan harga Rp 399.000. Penjualan pun dilakukan pertama kali dengan cara pre order dari tanggal 24 Mei hingga 29 Mei 2021. Penjualannya juga dilakukan secara online mau pun offline.

Extended RAM: Virtual Memori seperti pada Windows?

Teknologi Extended RAM juga hadir pada Vivo V21 5G, di mana diklaim mampu menambah kapasitas RAM pada sebuah smartphone. Tidak tanggung-tanggung, Vivo menjanjikan penggunaan yang lebih mulus dan mampu menjalankan 20 aplikasi di latar belakang tanpa cela. Sebenarnya, seperti apa teknologi dari Extended RAM tersebut?

Ricky mengatakan bahwa teknologi ini akan mengubah kapasitas 3 GB ROM yang idle atau tidak terpakai menjadi RAM saat dibutuhkan. Proses seperti ini sudah diterapkan pada PC, seperti Virtual Memory. Jadi, sebenarnya extended RAM ini bukanlah sebuah teknologi baru, namun baru diterapkan pada smartphone saja. Vivo hanya memindahkan teknologi yang sudah ada pada sebuah laptop ke smartphone.

Dengan teknologi ini, seorang pengguna dapat merasakan total RAM menjadi 11 GB. Saat sudah tidak dibutuhkan lagi, nantinya isi dari RAM yang ada pada ROM tersebut akan dilepas. Jadi bagi yang sedang suka terhadap game-game yang membutuhkan resource yang besar, akan terasa perbedaan saat menggunakan fitur yang satu ini.

Frekuensi 5G yang didukung sudah mencakup operator Indonesia?

Saat tulisan ini dimuat, sudah ada operator yang sedang menggelar uji coba jaringan 5G. Dua channel yang diketahui sedang digunakan adalah n40 pada 2300 MHz dan n3 pada 1800 MHz. Beberapa perangkat 5G yang sudah beredar di pasar Indonesia ternyata belum mendukung salah satu band yang digunakan tersebut. Bagaimana dengan Vivo V21 5G?

Ricky mengatakan bahwa nantinya Vivo V21 5G bakal mendukung semua band yang ada di Indonesia. Vivo V21 5G sendiri sudah mendukung band n1, n3, n7, n8, n28, n40, n41, dan n78. Akan tetapi, Vivo juga akan mengikuti perkembangan mengenai band mana yang nantinya bakal digunakan di Indonesia. Jika band yang diresmikan nantinya berbeda, Vivo akan mencoba untuk meng-upgrade dukungan jaringan 5G-nya.

OPPO dan Upayanya Membantu Mendorong Percepatan Komersialisasi Jaringan 5G di Indonesia

Smartphone 5G terus menjadi topik pembicaraan hangat dalam beberapa bulan terakhir ini, terutama setelah satu demi satu pabrikan mulai meluncurkan smartphone 5G di tanah air. Namun tahukah Anda kalau smartphone 5G sebenarnya sudah eksis di Indonesia sejak tahun lalu?

Ambil contoh OPPO Find X2 dan Find X2 Pro, dua ponsel flagship yang dirilis secara resmi di Indonesia pada bulan Maret 2020. Keduanya sama-sama mengunggulkan chipset Qualcomm Snapdragon 865, yang sendirinya sudah mengusung modem 5G terintegrasi. Namun berhubung jaringan 5G memang belum tersedia di Indonesia, OPPO pun masih mengunci dukungan 5G pada kedua perangkat tersebut.

Masuk tahun 2021, belum ada kabar menjanjikan mengenai komersialisasi 5G di Indonesia. Namun hal tersebut rupanya tidak mencegah OPPO untuk merilis ponsel 5G lain. Pada tanggal 22 Januari 2021, OPPO resmi memperkenalkan Reno5 5G di pasar Indonesia. Padahal, beberapa hari sebelumnya mereka sudah merilis Reno5 standar yang hanya mendukung jaringan 4G.

Kesannya memang agak aneh; kenapa OPPO harus merilis smartphone 5G tatkala jaringannya belum tersedia sama sekali? OPPO sebenarnya bisa saja hanya merilis Reno5 standar, dan konsumen tanah air tidak akan dirugikan sama sekali. Namun OPPO berpendapat berbeda. Mereka merasa perlu mengambil langkah nyata untuk membantu mendorong percepatan komersialisasi 5G.

Tidak lama setelah perilisan Reno5 5G, tepatnya pada tanggal 4 Februari 2021, OPPO Indonesia menggelar event OPPO 5G Academy, mengundang petinggi Smartfren dan Qualcomm sebagai narasumbernya. Selain untuk mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat Indonesia mengenai teknologi jaringan 5G, acara tersebut sebenarnya juga sekaligus menjadi bukti kepada pemerintah Indonesia bahwa pihak penyedia device (OPPO), penyedia jaringan (Smartfren), dan penyedia teknologi (Qualcomm) sudah 100% siap menyambut tren 5G di Indonesia.

Smartphone 5G-ready untuk berbagai kalangan

OPPO A74 dan A74 5G / OPPO

5G sama sekali bukan teknologi yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan berduit saja, dan OPPO 100% setuju dengan pendapat tersebut. Di Indonesia, OPPO sejauh ini sudah menjual smartphone 5G untuk tiga kalangan yang berbeda: Find X2 dan Find X2 Pro untuk kalangan penikmati perangkat flagship, Reno5 5G untuk kalangan menengah ke atas, dan yang terbaru, A74 5G untuk kalangan menengah ke bawah.

Dibanderol Rp3.799.000, OPPO A74 5G merupakan salah satu smartphone 5G termurah yang bisa dibeli di Indonesia saat ini. Perangkat mengunggulkan chipset Snapdragon 480 sebagai otaknya, lengkap beserta layar 90 Hz untuk semakin memulus pengalaman penggunaan. Ponsel ini pada dasarnya dirancang untuk konsumen yang ingin bisa segera menikmati kelebihan 5G tidak lama setelah jaringannya beroperasi secara resmi, tapi di saat yang sama tidak memiliki budget terlalu besar.

OPPO Reno5 5G / OPPO

Buat yang memiliki budget lebih besar, persisnya Rp5.999.000, mereka bisa melirik Reno5 5G. Selain unggul perihal teknologi jaringan, perangkat ini juga menawarkan kinerja yang lebih baik daripada Reno5 versi standar. Perpaduan chipset Snapdragon 765G dan layar AMOLED 90 Hz tentu berdampak sangat positif terhadap pengalaman penggunaan, dan semuanya kian disempurnakan oleh dukungan fast charging 65 W yang mampu memangkas waktu pengisian ulang baterai secara sangat signifikan.

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, OPPO juga punya Find X2 dan Find X2 Pro untuk segmen flagship. Namun dalam waktu dekat, OPPO juga bakal segera memboyong perangkat flagship terbarunya ke tanah air, yakni Find X3 Pro. Ponsel berotakkan Snapdragon 888 itu pun sudah pasti juga telah mendukung jaringan 5G, dan OPPO tidak lupa menyematkan inovasi-inovasi yang sangat menarik di sektor layar beserta kameranya.

Komersialisasi 5G sudah tinggal selangkah lagi

OPPO Find X3 Pro / OPPO

Kembali ke gagasan di awal; perangkatnya sudah siap sejak lama, lalu bagaimana dengan jaringannya sendiri? Seberapa lama lagi kita harus menunggu komersialisasi jaringan 5G di Indonesia? Kalau melihat perkembangan terkini, sepertinya tidak akan terlalu lama lagi.

Baru-baru ini, Telkomsel baru saja rampung melaksanakan Uji Laik Operasi (ULO) sebagai salah satu syarat utama untuk mengimplementasikan jaringan 5G. Setelahnya, sebagai tahap awal Telkomsel bakal mulai mengomersialkan jaringan 5G di enam lokasi residensial di ibukota dan sekitarnya: Kelapa Gading, Pondok Indah, Pantai Indah Kapuk (PIK), Bumi Serpong Damai (BSD), Widya Chandra, dan Alam Sutera.

Menyusul ke depannya adalah kota-kota besar lain seperti Batam, Medan, Solo, Bandung, Surabaya, Makassar, Denpasar, dan Balikpapan. Sebelum ini, pihak Kominfo sendiri juga sudah merilis beleid yang menyebutkan bahwa tahap awal komersialisasi jaringan 5G bakal diadakan di enam ibukota provinsi di Pulau Jawa, yakni Bandung, Jakarta, Banten, Surabaya, Yogyakarta, dan Semarang.

Selanjutnya, implementasi 5G juga akan dilakukan pada lima destinasi wisata super-prioritas yang meliput Labuan Bajo (NTT), Mandalika (NTB), Danau Toba (Sumatera Utara), Likupang (Sulawesi Utara), dan Borobudur (Jawa Tengah).

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Samsung Punya Galaxy F52 5G, Smartphone 5G Bertenaga Snapdragon 750G & Layar 120Hz

Samsung pertama kali memperkenalkan lini baru smartphone Galaxy F series pada Oktober tahun lalu, yaitu Galaxy F41 di India. Bila dilihat dari spesifikasinya, Galaxy F41 seperti jelmaan Galaxy M31 dengan baterai besar 6.000 mAh dan ditenagai chipset Exynos 9611.

Kemudian pada bulan Februari, Samsung mengumumkan Galaxy F62 dan diikuti oleh Galaxy F02s, Galaxy F12, dan yang baru saja dirilis adalah Galaxy F52 5G. Perangkat ini ditenagai oleh chipset 5G dari Qualcomm yakni Snapdragon 750G 5G Mobile Platform.

SoC ini dibangun pada proses fabrikasi 8nm, dengan modem 5G Snapdragon X52, dan didukung AI Engine generasi ke-5. Di dalamnya terdiri dari CPU octa-core Kryo 570 yang berjalan hingga 2,2GHz dan GPU Adreno 619.

Kinerja smartphone Android 11 dengan One UI 3.1 di atasnya ini disokong RAM 8GB dan penyimpanan internal 128GB yang dapat ditambah hingga 1TB lewat microSD. Sumber dayanya mengandalkan baterai 4.500 mAh yang didukung fast charging 25W.

Untuk layar dan kamera, Galaxy F52 5G mengemas layar 6,6 inci beresolusi FHD+. Panel yang digunakan masih berjenis TFT, tetapi menawarkan refresh rate 120Hz dan punya punch hole di pojok kanan atas untuk kamera depan 16MP.

Ada empat unit kamera di bagian belakang, kamera utamanya beresolusi 64 MP f/1.8 yang artinya dapat menghasilkan foto optimal 16MP dengan piksel besar 1.6µm. Ditemani kamera dengan lensa ultrawide 8MP f/2.2, sisanya 2MP untuk macro, dan 2MP depth.

Saat ini, Samsung Galaxy F52 5G tersedia di pasar Tiongkok dan belum diketahui ketersediaan untuk wilayah lain. Harganya dibanderol CNY 1.999 atau sekitar Rp4,4 jutaan dengan pilihan warna hitam dan putih.

Sumber: GSMArena

Telkomsel Uji Laik Operasi 5G, Siapkan Ekosistem Layanan Menyeluruh

PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) mulai melaksanakan Uji Laik Operasi (ULO) untuk implementasi teknologi 5G. Telkomsel menyebut sebagai operator telekomunikasi pertama yang melakukan ULO 5G di Indonesia.

Dalam keterangan tertulisnya, Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi secara intensif dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terkait ULO tersebut.

“Kami ingin memastikan agar implementasi 5G tidak hanya dapat dilakukan dalam waktu dekat, tetapi juga dapat dilakukan sesuai regulasi dan memberikan manfaat optimal bagi semua lapisan masyarakat,” ujar Setyanto.

Sebagaimana diketahui, ULO merupakan salah satu persyaratan yang dipenuhi untuk mengimplementasi teknologi baru. Persyaratan telah diatur dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi.

ULO dilaksanakan dalam rangka menguji seluruh sarana dan prasarana yang telah selesai dibangun. Tujuannya adalah memastikan bahwa perangkat dan semua aspek layanan (produk, kualitas, tarif, hingga pra dan purna jual) siap dioperasikan serta tidak merugikan konsumen ke depan.

Mengutip Kompas.com, Menkominfo Johnny G. Plate mengungkap, Telkomsel akan mengomersialisasikan 5G di enam lokasi residensial di Jakarta dan sekitarnya untuk tahap awal. Keenam lokasi ini antara lain Kelapa Gading, Pondok Indah, PIK, BSD, Widya Chandra, dan Alam Sutera.

Menyiapkan ekosistem menyeluruh

Lebih lanjut, Setyanto menyebutkan pihaknya telah mempersiapkan komersialisasi 5G selama empat tahun terakhir, mulai dari membangun pengetahuan tentang 5G, mengembangkan talenta, dan menyiapkan rencana komprehensif untuk menghadirkan 5G ke Indonesia.

Menurutnya, hal ini perlu dipersiapkan secara matang mengingat komersialisasi 5G bergantung pada ekosistem menyeluruh. Telkomsel menyebut telah berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan mulai dari mitra penyedia infrastruktur dan teknologi, penyedia perangkat, platform aplikasi, dan pemerintah selaku pemegang otoritas dari ketersediaan frekuensi.

Salah satu kolaborasi besar yang tengah dipersiapkan Telkomsel adalah melalui investasinya ke Gojek senilai $150 juta atau setara Rp2,1 triliun pada akhir 2020. Aksi korporasi ini kembali berlanjut di mana Telkomsel kembali menambah investasi kedua dengan nilai yang lebih besar, yaitu $300 juta atau Rp4,3 triliun pada awal Mei ini.

Upaya ini menjadi strategi kunci Telkomsel untuk memperkuat trifecta bisnis digital perusahaan, yaitu Digital Connectivity, Digital Platform, dan Digital Services. Dengan ekosistem besar milik Gojek Group, kedua perusahaan sepakat untuk memperkuat layanan digital dan mendorong inovasi dan produk baru.

“Nantinya, layanan 5G kami tidak hanya untuk segmen consumer, tetapi juga untuk B2B dan UMKM. Kami harap 5G dapat memberdayakan segmen consumer untuk mengubah cara kerja, hidup, dan menikmati hiburan berbasis digital,” paparnya.

Di segmen B2B, Telkomsel akan menghadirkan layanan 5G untuk mengubah bisnis lewat teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Mixed Reality (MR). Setyanto menambahkan bahwa 5G akan meningkatkan produktivitas yang lebih tinggi dan inovasi lebih besar.

Menang lelang frekuensi

Di saat bersamaan, Telkomsel juga mengumumkan secara resmi tentang penetapannya sebagai pemenang seleksi spektrum 2,3GHz. Penetapan ini sesuai dengan Keputusan Kemkominfo untuk Keperluan Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler Tahun 2021.

Telkomsel mendapatkan tambahan pita frekuensi selebar 20MHz di spektrum tersebut. Dengan demikian, komposisi lisensi frekuensi yang dimiliki Telkomsel antara lain total 50MHz di spektrum 2,3GHz (30MHz untuk alokasi penggunaan nasional dan 20MHz untuk alokasi per zona/bukan nasional), sebesar 15MHz di 2,1GHz, lalu 22,5MHz di 1,8GHz, dan 15MHz di spektrum 800/900MHz.

Kendati demikian, beberapa pihak sempat mempertanyakan ULO ini mengingat pemerintah belum menerbitkan payung hukum tentang penyelenggaraan 5G. Adapun, Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam studinya memperkirakan jaringan 5G di Indonesia baru dapat dirilis secara komersial paling cepat pada akhir 2021.

Konsultan PT LAPI ITB Ivan Samuels mengatakan, perkiraan ini berdasarkan dua skenario, yakni (1) skenario dasar dengan asumsi spektrum kunci 5G dapat dirilis dari 2021-2023; dan (2) skenario agresif dengan asumsi seluruh spektrum 5G dapat tersedia di akhir 2021.

Application Information Will Show Up Here