Acer Luncurkan Segudang Produk Baru, Tapi Mana Smartphone Gaming Predator?

Melalui sebuah livestream berjudul Next@Acer 2020 yang disiarkan pada tanggal 21 Oktober kemarin, Acer menyingkap sederet perangkat baru yang sangat menarik. Dari lini laptop ConceptD misalnya, selain memperbarui spesifikasi ConceptD 7 dan ConceptD 7 Pro, Acer turut mengungkap PC desktop ConceptD 300 yang sangat mencuri perhatian berkat desainnya yang elegan sekaligus timeless.

Lalu di segmen Chromebook, Acer memperkenalkan Chromebook Spin 513 yang ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 7c. Juga menarik adalah kolaborasi perdana antara Acer dan Porsche Design, yakni sebuah laptop premium dengan desain yang terinspirasi mobil sport, lengkap beserta sejumlah aksesori yang tak kalah mewah.

Beralih ke sektor gaming, tidak tanggung-tanggung, Acer meluncurkan enam monitor gaming baru sekaligus, termasuk salah satunya yang benar-benar dirancang secara spesifik agar tidak mudah membuat mata lelah, yang sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Eyesafe.

Acer juga membahas lebih jauh mengenai Planet9, sebuah platform esports yang mereka perkenalkan pertama kali pada bulan September lalu. Satu bagian paling menarik dari Planet9 adalah SigridWave, sebuah sistem penerjemah berbasis AI yang diciptakan untuk menjembatani komunikasi antar gamer tanpa harus terbendung perbedaan bahasa.

Sejauh ini sudah mendukung bahasa Inggris dan Mandarin, SigridWave dilatih agar benar-benar memahami terminologi gaming. Jadi ketimbang menerjemahkan kata “camper” sebagai “orang yang sedang berkemah”, SigridWave tahu yang dimaksud adalah “pemain yang berdiam di satu posisi dan menunggu musuh datang”.

AcerPure Cool / Acer
AcerPure Cool / Acer

Dalam kesempatan yang sama, Acer bahkan turut memperkenalkan lini produk baru bernama AcerPure yang berfokus di bidang lifestyle. Produk pertama dari lini tersebut adalah AcerPure Cool, kombinasi antara pembersih sekaligus penyejuk udara yang sangat relevan terhadap situasi pandemi.

Bersama sejumlah media lain, saya berkesempatan untuk mewawancarai lima eksekutif dari Acer guna menanyakan mengenai sejumlah hal terkait produk-produk baru Acer tadi. Kelima eksekutif tersebut adalah:

  • Tiffany Huang – Co-COO dan President of Corporate Marketing, Business Planning and Operations
  • Andrew Chuang – General Manager of Esports Service and Rugged Computing
  • Andrew Hou – President of Pan-Asia Pacific Operations
  • James K Lin – General Manager of Notebook Products Business
  • Jerry Kao – Co-COO and President of IT Products

Tanpa berlama-lama, pembicaraan kami langsung mengarah ke AcerPure, cukup wajar mengingat ini merupakan bidang baru yang belum pernah Acer geluti sebelumnya. Tiffany sendiri membenarkan bahwa ini merupakan upaya Acer untuk memperluas lineup produk mereka di luar bisnis utamanya, dan pembersih udara dipilih berkat relevansinya terhadap situasi pandemi.

Namun yang menarik adalah, seperti yang dijelaskan oleh James, Acer sebenarnya sudah mulai menggarap kategori ini sejak tahun lalu, tapi kala itu fokusnya hanya untuk ranah komersial. Barulah di awal 2020 ini, Acer melihat adanya peluang lini produk baru AcerPure ini untuk segmen konsumen umum.

Ke depannya dipastikan bakal ada kategori produk lainnya, tapi untuk sekarang, prioritas Acer adalah AcerPure Cool itu tadi. Kabar baiknya, Acer sudah berencana untuk menghadirkannya ke Indonesia mulai awal tahun 2021.

Saya sendiri lebih tertarik dengan sektor gaming, dan pertanyaan pertama yang saya lontarkan adalah, “Kapan Acer bakal membuat smartphone gaming Predator?” Tiffany pun tertawa, lalu lanjut menjelaskan bahwa mereka selalu terbuka terhadap peluang. Beliau bahkan sempat menyinggung sendiri terkait kegagalan Acer di industri smartphone beberapa tahun lalu, dan yang saya tangkap, itu bukan berarti Acer sudah menyerah.

Kalau tren smartphone gaming terus ramai ke depannya, bukan tidak mungkin kita akan melihat penawaran serupa dari Acer. Pun demikian, supaya tidak ada kesalahpahaman, Jerry menambahkan bahwa untuk sekarang Acer belum punya keinginan sama sekali soal itu.

Lalu ketika mulai membahas esports, saya langsung menanyakan tentang teknologi penerjemah berbasis AI SigridWave itu tadi. Jujur saya penasaran apakah Acer berniat untuk melisensikannya ke platform lain, atau mungkin ke layanan seperti Discord atau TeamSpeak. Andrew Chuang dengan tegas menjawab tidak, setidaknya untuk sekarang.

Terkait monetisasi Planet9, Andrew menjabarkan bahwa ke depannya mereka bakal mengeksplorasi sejumlah cara. Bisa dengan memberikan coaching, iklan, atau berjualan in-game item. Opsi lain yang tak kalah menarik adalah, Planet9 sebagai pusat data profil pemain-pemain profesional, yang kemudian mungkin bisa dijual ke para stakeholder esports.

Acer Chromebook Spin 513 / Acer
Acer Chromebook Spin 513 / Acer

Terakhir, kami juga sempat berbicara banyak mengenai Chromebook. Dalam penjelasannya, Andrew Hou memaparkan satu fakta yang sangat menarik: sampai kuartal ketiga kemarin, penjualan Chromebook yang dicatatkan Acer di Indonesia naik sebesar 2.601%. Ya, saya bukan salah ketik, tapi memang angka penjualannya naik 26 kali lipat dari tahun sebelumnya.

Rupanya, peningkatan sangat drastis ini datang dari keberhasilan Acer memenangkan sejumlah tender pendidikan dari pemerintah, dan hal yang sama juga terjadi di negara-negara lain seperti Jepang atau Filipina. Di Indonesia sendiri, Acer sekarang memimpin pangsa pasar Chromebook dengan 80%.

Oh ya, saya juga sempat meminta pendapat Acer mengenai tren laptop foldable. Soal itu, James menjelaskan bahwa Acer sebenarnya sudah mengeksplorasi laptop foldable selama beberapa tahun, namun mereka masih belum menemukan cara terbaik untuk menyajikan user experience yang paling optimal dari form factor tersebut.

Kalau melihat obsesi Acer terhadap laptop yang tipis dan ringan, sekaligus yang terkadang punya desain tidak umum, saya yakin di pusat R&D-nya sudah ada beberapa prototipe laptop foldable. Namun kalau bicara soal user experience, tentu saja kita juga harus menyinggung soal Microsoft sebagai penyedia sistem operasinya, dan sejauh ini mereka memang belum punya versi Windows 10 yang benar-benar matang untuk perangkat foldable.

Acer Day 2020 Digelar Sekaligus Luncurkan 4 Laptop Baru

Acara yang mungkin ditunggu-tunggu oleh mereka yang ingin membeli laptop sudah datang. Acer kembali menggelar Acer Day di tahun 2020 ini, sebuah acara yang memberikan banyak diskon dan hadiah pada saat membeli produk Acer. Selain memberikan hadiah, Acer juga menawarkan program lainnya mulai dari cashback hingga Rp2.000.000, free GoPay Credit, free gaming gearsfree preinstalled Office & Home Student 2019 dan juga tambahan garansi resmi hingga tiga tahun.

Foto 2 - Herbet Ang dengan Swift 3 Air 2

Acer ingin terus bisa menjadi bagian dari upaya pelanggan untuk tetap produktif di masa pandemi ini. Acer Day 2020 yang mengusung tema Bisa Produktif Terus, adalah kesempatan yang sengaja kami persiapkan bersama dengan mitra kerja kami di seluruh Indonesia, untuk bisa menawarkan program-program dan inovasi paling baik kepada pelanggan kami semua. Kami berharap, Acer Day 2020 dapat menjadi kesempatan terbaik untuk memiliki produk-produk unggulan kami, terus produktif dan disertai kesehatan untuk dapat berkarya,” kata Herbet Ang, President Director Acer Indonesia.

Pada acara yang sama, Acer juga memperkenalkan 4 buah laptop. Ke empat perangkat tersebut adalah Acer Aspire 5 Magical Color, Swift 3 Air 2, Swift 3 Ryzen 4000, dan laptop gaming Nitro 5 Ryzen 4000.

Aspire-5-Baru

Aspire 5 (A514-53) Magical Color merupakan laptop dengan warna yang unik. Baterai yang dipasang pada laptop ini memiliki daya tahan hingga 14 jam. Selain itu, Acer juga menanamkan Intel SSD Optane pada perangkat ini, yang akan meningkatkan kinerja HDD yang terpasang didalamnya. Lalu, pada laptop ini juga ditanamkan teknologi bernama Exo Amp Anenna yang memperkuat penerimaan WiFi sampai dengan 360 derajat.

Swift-3-SF313-52

Laptop selanjutnya adalah Swift 3 Air 2 (SF313-52) yang merupakan lini tipis dari Acer yang ditujukan untuk pengguna dengan gaya hidup dan bobot ringan. Laptop ini menghadirkan layar 2K dengan rasio 3:2 yang menghasilkan 18% view vertical yang lebih luas. Baterai yang terpasang mampu bertahan hingga 17 jam. Untuk kartu grafisnya, digunakan Intel Iris Plus dengan prosesor Core i5-1035G4. Terakhir laptop ini juga memiliki port Thunderbolt yang memiliki interface yang sama dengan USB-C.

Swift-3-SF314-42

Selain versi Intel, Acer juga memiliki Swift 3 Ryzen 4000 (SF314-42) yang menggunakan prosesor AMD Ryzen 5 4500U. Laptop yang satu ini memiliki fitur fast charging yang bakal mengisi baterai dengan cepat, 30 menit untuk 4-12 jam. Bobotnya yang hanya 1,2 kg ini membuat penggunanya tidak akan terkena sakit pinggang saat membawanya kemana-mana. Laptop ini juga sudah mendukung teknologi WiFi 6 sehingga akan mudah melakukan koneksi pada router yang mendukung.

Nitro-5-AN-55

Laptop terakhir adalah Nitro 5 Ryzen 4000 Series (AN515-44) yang masuk dalam lini gaming dan ditujukan untuk casual gamer. Pendinginan pada laptop yang satu ini pun memakai desain yang baru, di mana Acer meletakkan dua kipas secara terpisah pada sisi kiri dan kanannya dengan heatsink yang lebih tebal serta 4 buah lubang pembuangan panas pada sisi kanan, kiri, dan belakangnya. Kpias ini sendiri juga bisa ditingkatkan rotasinya dengan teknologi Acer CoolBoost, sehingga panasnya akan lebih cepat terbuang.

Storage laptop ini dapat di-upgrade sampai dengan 2TB SSD + 2TB HDD dengan dual slot SSD NVMe yang tersedia. Keyboard-nya memiliki desain warna warni RGB 4 zones. Layar dari laptop gaming ini mendukung refresh rate 144 Hz sehingga bisa menghadirkan frame rate tinggi tanpa tearing. 

Selama Acer Day 2020, konsumen akan mendapatkan penawaran cashback hingga Rp1.500.000. Pada laptopnya juga telah tersedia free Office & Home Student 2019 senilai Rp1.799.000juga garansi resmi tambahan hingga total tiga tahun. Acer Day 2020 sendiri dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus hingga 30 September 2020.

Review Acer Nitro N50-110: Performa Tangguh Dengan Fitur yang Terlampau Sederhana

Selama masa pandemi, banyak perusahaan menerapkan protokol kerja dari rumah sebagai sarana mendukung usaha pemerintah untuk menanggulangi wabah COVID-19. Maka dari itu tak heran, jika kebutuhan akan komputer jadi meningkat, entah sebagai alat produktivitas maupun sebagai sarana hiburan untuk bermain game.

Saya melihat sendiri bagaimana kebanyakan teman-teman saya, yang juga gamers dan pekerja digital, belakangan terlihat menunjukkan baru saja berbelanja PC terbaru; yang tentunya bikin saya jadi iri melihatnya… Huhuhu. Jika Anda seperti saya, yang sedang terpikirkan untuk membeli PC baru untuk kebutuhan “produktivitas”, dan tidak mau kerepotan merakit, mungkin Anda bisa mempertimbangkan memilih pre-built desktop Acer Nitro N50-110.

Namun, agar Anda lebih yakin, simak dulu review Pre-built Desktop Acer Nitro N50-110 berikut ini. Oh iya, di sisi lain, jika Anda lebih butuh monitor gaming, Anda bisa membaca review BenQ Zowie XL2746s.

Performa

Ketika membeli sebuah perangkat PC, entah itu laptop maupun desktop, performa sepertinya menjadi pertanyaan pertama yang harus dijawab. Apalagi para gamers, yang mungkin akan serta-merta bertanya, “Bang, PC atau laptop spek dengan sekian-sekian-sekian kuat nggak ya untuk main game ini dan itu?”

Maka dari itu, saya sengaja meletakkan pembahasan soal performa di bagian paling depan, agar Anda tidak perlu scroll terlalu jauh untuk mengetahui seberapa tangguh Acer Nitro N50-110. Namun sebelum menuju pembahasan soal performa, mari kita lihat dulu spesifikasi hardware dari pre-built desktop Acer Nitro N50-110 ini:

Sumber: Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Hybrid – Akbar Priono
  • AMD Ryzen™ 7 3700X
  • 2x8GB DDR4 2666 MHz
  • X570 Chipset
  • NVIDIA® GeForce® GTX 1660Ti 6GB GDDR6
  • 512GB SSD NVMe + 1 TB HDD

Untuk menguji performa dari pre-built desktop Acer Nitro N50-110 ini saya menggunakan dua metode. Pertama adalah dengan synthetic benchmark dengan menggunakan dua program, ada 3D Mark FireStrike Ultra dan Uningine Superposition untuk menguji kemampuan pre-built desktop ini dalam memproses grafis 3d yang intensif. Lalu untuk menguji performa CPU, saya menggunakan Cinebench R20, dan menjalankan uji kemampuan CPU multi-core dan single-core.

Untuk FireStrike Ultra, konfigurasi dari pre-built desktop Acer Nitro N50-110 ini mendapatkan skor sebesar 3359. Skor tersebut bisa dibilang cukup normal untuk GeForce seri GTX 1660 Ti. Anda bisa melihat perbandingannya sendiri dengan pengujian terhadap seri 1660 Ti yang dilakukan oleh reviewer lainnya seperti guru3d atau kitguru. Lalu untuk pengujian dengan Uningine Superposition skor yang dihasilkan adalah sebesar 3260. Hasil ini juga masuk akal untuk GeForce GTX 1660 Ti jika dibandingkan dengan hasil benchmark dari legitreviews dan guru3d.

Lalu bagaimana dengan performa CPU? AMD lewat seri Ryzen memang terkenal sebagai salah satu CPU dengan performa yang baik. Bahkan seri prosesor AMD ini kerap kali dianggap sebagai “Intel Killer” karena performanya. Bagaimana dengan performa Ryzen 7 3700X yang memiliki base clock speed 3,6GHz yang bisa TurboBoost 1 core hingga 4,4 GHz, dan memiliki konfigurasi 8 core 16 threads ini?

Menggunakan Cinebench R20, skor yang didapatkan untuk performa multi-core processor ini adalah sebesar 4512. Hasil ini memang memuaskan mengingat performa procie lain yang ada di atas 3700X memang sudah sekelas workstation atau server. Lalu untuk performa single-core, Ryzen 7 3700X berhasil mendapatkan skor 478. Kali ini berhasil sedikit membalap skor Intel i7-7700K yang punya base clock speed lebih besar, yaitu 4,2GHz.

Setelah melalui synthetic benchmark dengan menggunakan beberapa tools di atas, bagian benchmark yang satu ini mungkin akan lebih menarik, terutama untuk Anda para gamers. Untuk metode kedua, saya melakukan real-world benchmark dengan menggunakan game. Saya membagi real-world benchmark ke dalam dua bagian. Bagian pertama adalah real-world benchmark menggunakan game AAA dengan menggunakan fitur in-game benchmark. Lalu pada bagian kedua saya melakukan real-world benchmark pada game multiplayer.

Untuk game AAA saya menggunakan Far Cry 5 (2018) dan Shadow of The Tomb Raider (2018). Jika melihat konfigurasi yang disajikan pre-built desktop Acer Nitro N50-110, harusnya pengaturan rata kanan dengan resolusi 1080p tidak menjadi masalah bagi kedua game tersebut. Benar saja, untuk Far Cry 5 hasil frame per second yang didapatkan adalah 78 min FPS, 108 max FPS, dengan 88 average FPS. Walau awalnya terlihat meyakinan, namun Far Cry ternyata bisa membuat Acer Nitro N50-110 ini jadi keteteran. Jika Anda mengatur Resolution Scale di dalam game menjadi 2 (default 1), maka torehan FPS yang didapatkan akan turun setengah jadi 29 min FPS, 40 max FPS, dengan 33 average FPS.

Sementara itu untuk Shadow of The Tomb Raider Anda juga bisa mendapatkan FPS yang terbaik dengan menggunakan pengaturan rata kanan dan resolusi 1080p. Pada game tersebut, Anda bisa mendapatkan 86 min FPS, 164 max FPS, dan 120 avg FPS. Mengingat dua game tersebut terbilang sebagai dua game yang cukup berat, bahkan sampai sekarang, maka bisa dibilang kita tidak perlu terlalu khawatir jika ingin memainkan game AAA lainnya dengan menggunakan pada Acer Nitro N50-110 ini.

Untuk skenario kedua saya menggunakan game multiplayer alat uji. Saya menggunakan dua game yang terbilang paling berat dan cukup populer belakangan ini, yaitu PlayerUnkown’s Battleground dan Apex Legends. Untuk melakukan pengujian, saya memainkan 3 kali sesi permainan, lalu merekam FPS yang didapatkan dengan menggunakan MSI Afterburner. Hasil FPS yang didapatkan (min, max, dan average) dijumlahkan, dan dibagi 3 untuk mendapatkan angka rata-rata FPS keseluruhan.

Seperti pada game AAA, dua game tersebut juga tidak memberi banyak masalah kepada Acer Nitro N50-110. Dengan menggunakan penghitungan tersebut, pengaturan rata kanan, dan resolusi 1080p, PUBG berhasil mendapatkan 61 min FPS, 95 max FPS, dengan 80 average FPS.

Rata-rata game PUBG sebenarnya masih bisa mempertahankan 60an min FPS. Tetapi sempat pada satu sesi saya mendapatkan 54 min FPS. Catatan tersebut saya dapatkan pada saat saya bermain di map Vikendi, dan berhasil mencapai peringkat 3 dengan torehan 8 kill (maaf pamer… Hehe). Mengingat pertarungan cukup intens ketika itu, mungkin banyaknya efek ledakan, serta bom asap yang dilemparkan pemain lain, jadi alasan kenapa min FPS yang saya dapatkan turun ke angka di bawah 60.

Lalu untuk Apex Legends, masih dengan pengaturan rata kanan dan resolusi 1080p, saya mendapatkan 42 min FPS, 145 max FPS, dengan 96 average FPS. Untuk min FPS, angka yang rendah tersebut saya dapatkan sepertinya karena terjadi sedikit anomali pada sesi ketiga permainan saya. Saat itu, Apex Legends mencatatkan 17 min FPS. Mungkin ini terjadi karena lag koneksi yang terjadi pada saat saya bermain di sesi ketiga. Tetapi secara keseluruhan, torehan min FPS Apex Legends memang selalu di bawah 60.

Saya sendiri sebenarnya kurang tahu apa penyebabnya. Bisa jadi karena konfigurasi Acer Nitro N50-110 yang memang kurang tangguh untuk memainkan Apex Legends, atau bisa jadi juga game tersebut yang masih kurang optimal. Namun secara keseluruhan average FPS yang didapatkan sudah lebih dari rata-rata, yang membuat pengalaman bermain jadi sangat menyenangkan.

Tampilan, Desain, dan Fitur Tambahan

Setelah kita kupas tuntas soal performa jeroan Acer Nitro N50-110, sekarang mari kita beralih ke kulit luar. Walau punya performa dan jeroan yang sangar, tampilan luar Acer Nitro N50-110 ini malah terbilang terlalu sederhana. Tidak ada kesan gamer yang berlebihan, selain warna hitam doff dengan motif brushed alumunium, ditambah aksen merah tua yang membuatnya terlihat sporty namun tetap elegan.

Anda juga tidak bisa mengharapkan lampu RGB kelap-kelip yang biasanya menjadi ciri khas bagi gaming PC. LED Backlit pada Acer Nitro N50-110 hanya ada satu, berwarna merah dan berbentuk huruf V di bagian depan casing, yang akan menyala (tapi kurang terang) pada saat PC dinyalakan.

Sumber: Hybrid - Akbar Priono
Sumber: Hybrid – Akbar Priono

Secara ukuran, casing Acer Nitro N50-110 terbilang cukup compact dibanding dari kebanyakan PC. Menurut saya design compact sebenarnya bisa berarti menguntungkan atau merugikan. Pada satu sisi PC ini akan mudah dibawa-bawa jika Anda harus pindah rumah dan memberi kesan minimalis serta sleek. Namun pada sisi lain design compact akan memberikan kekhawatiran tersendiri dari sisi air flow.

Terlebih dari apa yang saya lihat hanya ada dua lubang air flow dan dua fan tersedia untuk sebuah PC yang punya performa tinggi ini. Jadi, apakah design compact pada Acer Nitro N50-110 ini diterapkan dengan tanpa mengorbankan performa thermal-nya? Agak sulit sebenarnya untuk menjawab ini, sebagai gambaran Anda bisa melihat penjelasan saya saja seputar performa thermal pre-built desktop ini.

Pada saat melakukan benchmark dengan Superposition dan Cinebench, suhu maksimum CPU mencapai angka 79 derajat celsius, sementara suhu maksimum GPU mencapai angka 85 derajat celsius. Sementara itu pada saat saya menggunakan pre-built desktop ini untuk kebutuhan sehari-hari, suhu CPU-nya bisa mencapai suhu maksimum 68 derajat celsius. Untuk melakukan pekerjaan sehari-hari saya sebagai penulis, saya tidak banyak melibatkan GPU, sehingga suhunya aman di kisaran 40an. Sebagai catatan juga, suhu tersebut saya dapatkan saat melakukan pengujian di dalam kamar kos saya, tanpa menggunakan AC. Lebih detil, Anda bisa lihat sendiri galeri di bawah ini yang berisikan bentuk bagian dalam Acer Nitro N50-110, beserta catatan performa thermal yang saya dapatkan.

Seperti Anda lihat di atas, bagian dalam Nitro N50-110 ini tidak bisa dibilang bagus. Jika hanya melihat bagian casing luar, skor-nya mungkin 70/100, tapi saat melihat ke dalam saya jadi terpaksa memberi skor 40/100. Bagian dalam Acer Nitro N50-110 ini terlihat sempit. Hal ini berarti Anda akan memiliki banyak sekali keterbatasan jika ingin mengupgrade desktop ini satu hari ini, misalnya seperti menggunakan kartu grafis yang berbadan bongsor.

Konsisten seperti bagian luar, bagian dalam juga minim dekorasi. Manajemen kabel juga tidak sepenuhnya bagus, karena kabel masih menggeliat ke bagian luar, dan terlihat tidak ditata dengan rapih. Untungnya casing ini tidak transparan, yang membuat jeroan Acer Nitro N50-110 jadi bisa disembunyikan.

Untuk port colokan, bisa dibilang semua hampir semua colokan tersedia di dalam Acer Nitro N50-110. Pada bagian belakang ada 2x USB 3.1 Gen 1 Type A, 2x USB 3.1 Gen 2 Type A, 2x USB 2.0 Type A, 1x LAN Port, 1x HDMI, 1x DVI Port, 1x DisplayPort dan audio port. Sementara pada bagian depan ada optical drive, 1x USB 3.0 Type A, 1x USB 3.1 Gen 1 Type C, SD Card reader, dan audio port.

Pada bagian ini, satu yang cukup saya sayangkan mungkin adalah jumlah port USB bagian depan yang hanya satu buah saja. Selain itu, kehadiran optical drive terbilang cukup membingungkan, mengingat perangkat ini yang sudah semakin ditinggal seiring zaman. Namun optical drive yang diletakkan secara vertikal ini patut diapresiasi, membuat Acer Nitro N50-110 ini jadi terlihat sleek dan modern (walau saya tetap bingung mau digunakan untuk apa… Haha).

Selain dari port tersebut, Acer Nitro ini juga dilengkapi dengan Wi-Fi card serta Bluetooth. Jadi jika Anda adalah penganut setup wireless, tidak perlu lagi membeli dongle tambahan entah Wi-Fi atau Bluetooth. Tambahan lainnya yang ada pada bagian atas PC berupa penampang Qi Wireless Charging. Walau sebenarnya bagus, mungkin ini akan kurang berguna bagi para pengguna entry (seperti saya). Tetapi mengingat MSRP Acer Nitro N50-110 ini adalah Rp22.999.000, maka kemungkinan besar pemilik pre-built desktop ini sudah menggunakan smartphone kelas atas yang punya kemampuan wireless charging, sehingga fitur ini jadi sangat handy untuk kebutuhan produktivitas sehari-hari.

Lalu bagaimana dengan paket penjualan? Paket penjualan Acer Nitro N50-110 sendiri terbilang terlalu sederhana, namun sudah cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Acer menyertakan mouse dan keyboard standar untuk penggunaan sehari-hari di dalam paket penjualan — bukan gaming seperti Razer Basilisk V2 atau SteelSeries Apex 7. Acer Nitro N50-110 ini juga sudah menyertakan Windows 10 Home 64-bit. Jadi Anda cukup menyediakan sebuah monitor saja, dan Acer Nitro N50-110 ini sudah siap digunakan.

Kesimpulan

Sebenarnya saya agak sedikit bingung, pasar apa yang sebenarnya ingin dikejar oleh Acer Nitro N50-110 ini. Tampilannya terlalu sederhana untuk kalangan gamers, tapi juga lumayan flashy untuk kalangan pengguna profesional.

Terlebih, dari jeroan dan konfigurasi yang disajikan, Acer Nitro N50-110 seharusnya bisa menyasar gamers atau para profesional multimedia lewat paket penjualan yang lebih menarik. Padahal jika Acer Nitro N50-110 ini menyertakan bonus berupa gaming gear, para gamers mungkin jadi lebih tertarik. Atau bisa juga menyertakan bonus software multimedia, sehingga pre-built desktop ini jadi lebih menawan bagi para profesional bidang multimedia.

Dengan MSRP seharga Rp22.999.000, Acer Nitro N50-110 terbilang terlalu sederhana dan minimalis. PC ini cuma bisa menawarkan performa yang baik di kelas mid-low, belum sampai ke high-end. Dengan jumlah uang yang dikeluarkan dan apa yang didapatkan, saya cenderung masih berpikir lebih baik sedikit repot merakit PC sendiri karena bisa dapat spesifikasi serupa dengan harga yang lebih murah. Lalu sisa uangnya bisa dialihkan untuk membeli game AAA terbaru atau software multimedia untuk kebutuhan kerja.

Jadi melihat ini, bisa jadi pre-built PC ini ditujukan untuk profesional multimedia yang suka main game di waktu luang, namun tidak mau banyak repot. Mengingat spesifikasinya yang mumpuni, software multimedia kemungkinan besar bisa dilahap juga dengan Acer Nitro N50-110. Port colokan yang lengkap, Windows Home 64-bit, serta mouse dan keyboard dalam paket penjualan, juga membuat PC ini jadi sudah serba berkecukupan. Seperti yang saya bilang tadi, Anda cukup menyediakan sebuah monitor dan Acer Nitro N50-110 sudah siap digunakan.

Acer Umumkan Laptop Gaming Predator Helios 700 Dengan Intel Core i9-10980HK dan GPU RTX 2080 Super

Acer telah memperbarui lini laptop gaming Predator Helios dan Triton series mereka dengan prosesor Intel Core generasi ke-10, serta chip grafis Nvidia RTX 2070 dan 2080 Super Max-Q. Meliputi Predator Helios 700, Helios 300, dan Triton 300.

Predator Helios 700 merupakan laptop gaming flagship Acer yang mengusung desain inovatif dengan keyboard yang bisa digeser. Saat keyboard ditarik ke depan, tidak hanya membuat aktivitas mengetik lebih nyaman tapi juga akan membuka ventilasi di atas body-nya untuk sistem pendinginan yang lebih baik.

acer-umumkan-laptop-gaming-predator-helios-700-dengan-intel-core-i9-10980hk-dan-gpu-rtx-2080-super-5

Laptop gaming premium sebagai desktop-replacement ini dibanderol mulai dari US$2.399 atau sekitar Rp33,9 jutaan. Predator Helios 700 telah ditenagai prosesor Intel Core i7-10875H atau i9-10980HK generasi ke-10 yang keduanya dapat di-overclock.

Bersama chip grafis Nvidia GeForce 2080 Super Max-Q atau atau RTX 2070 SUPER. Serta, RAM DDR4 hingga 64GB 2933 Hz yang lebih kencang dan storage SSD PCIe NVMe dengan RAID O. Kombinasi hardware yang sangat powerful tersebut tentu butuh sistem pendingin yang canggih, Acer pun menghadirkan solusi termal barunya yang disebut PowerGem. Menggunakan bahan khusus dengan konduktivitas panas vertikal yang diklaim 3,83 kali lebih efisien dibanding tembaga.

acer-umumkan-laptop-gaming-predator-helios-700-dengan-intel-core-i9-10980hk-dan-gpu-rtx-2080-super-6

Perlu dicatat, PowerGem hanya tersedia pada model dengan prosesor Intel Core i9-10980HK. Varian selain itu mengandalkan tiga pipa tembaga, dengan teknologi Acer CoolBoost, vapor chamber, dan dua kipas AeroBlade 3D 4th gen. Soal konektivitas, Acer menambah port Thunderbolt 3 kedua dan Killer DoubleShot Pro (Wi-Fi 6 AX1650i).

Layar Predator Helios 700 berukuruan 17,3 inci menggunakan panel IPS beresolusi Full HD dengan refresh rate 144Hz dan mendukung NVIDIA G-Sync. Para gamer akan disuguhkan keyboard HyperDrift berhias lampu RGB di setiap tombolnya dengan fitur anti-ghosting. Keyboard-nya menggunakan switch mekanikal dari MagTek khusus untuk tombol navigasi WASD. Namun pengguna masih bisa mengganti tombol WASD standar tersebut sesuai dengan gaya bermain dengan tombol MagForce atau tombol khusus game racing.

Sementara, Predator Helios 300 dibanderol dengan harga US$1.199 atau sekitar Rp17 juta dan Triton 300 US$$ 1.299 atau Rp18,4 jutaan. Keduanya mengusung layar IPS 15,6 inci beresolusi FHD dengan refresh rate 240Hz. Bertenaga prosesor Intel Core i7-10750H generasi ke-10 dengan chip grafis RTX 2070 Max-Q dan RAM mencapai 32GB.

Sumber: The Verge

5 Laptop Tipis Powerful dengan Prosesor AMD Ryzen 7

Saat pandemi ini, kebutuhan akan laptop yang bertenaga semakin meningkat untuk mengerjakan berbagai macam tugas kantor dan membuat konten di rumah saja. Namun, banyaknya pilihan laptop juga membuat kita bingung memilih laptop yang tepat dan sebanding dengan harganya.

Kalau budget yang Anda alokasi sekitar Rp10 – 15 juta, maka laptop bertenaga prosesor AMD Ryzen 7 adalah alternatifnya. Berintegrasi dengan GPU Radeon RX Vega, sudah terbukti mampu menyajikan performa yang powerful dan hemat daya.

Prosesor AMD Ryzen 7 ini sudah dirancang dengan fabrikasi 14nm, sehingga banyak ditemukan pada laptop berdimensi ringkas dan tipis. Berikut adalah rekomendasi lima laptop ringkas bertenaga prosesor AMD Ryzen 7.

1. Huawei MateBook D14 – Rp11,5 Juta

Huawei-MateBook-D14

Ya, Huawei yang kita kenal sebagai pabrikan smartphone belum lama ini menghadirkan laptop dengan prosesor AMD Ryzen 7 3700U bernama MateBook D14. Guna menyokong performanya agar optimal, Huawei membenamkan RAM 8GB DDR4 dalam arsitektur dual-channel dan menawarkan penyimpanan berbasis PCIe SSD berkapasitas 512GB.

Sesuai namanya, Huawei MateBook D14 mengusung layar IPS 14 inci beresolusi 1920×1080 piksel dengan bezel samping layar yang tipis hanya 4,8mm dan layarnya menawarkan sudut pandang 178 derajat. Desainnya sendiri terlihat milik ‘MacBook-nya Apple’ yang ramping dan premium dengan bobot 1,38 kg serta ketebalan 15,9mm.

Meski begitu, engsel MateBook D14 ini bisa didorong hingga 180 derajat sehingga memudahkan berkoloborasi. Keunikan lainnya kamera webcam-nya tersembunyi di papan ketik dan punya pembaca sidik jari untuk masuk ke sistem dengan praktis dan aman hanya dengan satu tekanan.

2. HP Envy 13 x360 – Rp14,8 Juta

HP-Envy-13-x360

HP Envy 13 x360 ialah laptop convertible ultra-thin dari HP yang punya desain sangat premium. Ia menyajikan layar sentuh IPS seluas 13,3 inci beresolusi 1920×1080 piksel dengan bezel kanan, kiri, dan atas yang tipis.

Keistimewaan laptop ini ialah engselnya bisa diputar sejauh 360 derajat dan sudah dibekali stylus. Sehingga mendukung setidaknya empat mode penggunaan, dari mode laptop, tablet, reverse, dan tent.

Prosesor yang digunakan adalah AMD Ryzen 7 2700U dengan AMD Radeon RX Vega 10. Kinerjanya didukung oleh RAM 8GB DDR4 dual-channel dan penyimpanan berbasis PCIe SSD 512GB yang menyajikan pengalaman bekerja yang smooth.

3. Lenovo Yoga 530 – Rp12 Juta

Lenovo Yoga 530

Sama seperti HP Envy 13 x360, Lenovo Yoga 530 juga merupakan laptop convertible dengan desain yang tak kalah menarik. Paduan layar sentuh 14 inci beresolusi 1920×1080 piksel, engsel yang dapat ditekuk hingga 360 derajat, dan pena digital menjadikannya laptop yang menyenangkan bagi fotografer maupun desainer.

Stylus tersebut bernama Lenovo Active Pen 2 yang memberikan fungsi tambahan pada saat menggambar dengan berbagai tekanan. Hal ini membuat Yoga 530 lebih natural pada saat digunakan untuk menggambar, membuat ilustrasi, hingga editing foto.

Dapur pacu Lenovo Yoga 530 ini menggunakan prosesor AMD Ryzen 7 2700U dengan GPU terintegrasi AMD Radeon RX Vega 10. Bersamanya ada RAM 8GB DDR4 dual-channel dan penyimpanan PCIe SSD 512GB yang memastikan input dari pengguna dijalankan dengan lancar.

4. ASUS VivoBook Ultra A412DA – Rp9.499.000

ASUS-VivoBook-Ultra-A412DA

Selain datang dengan prosesor Intel, ASUS juga punya varian VivoBook Ultra A412 dengan prosesor Ryzen 7 3700U bersama grafis AMD Radeon RX Vega 10. Dalam menangani tugas sehari-hari, laptop ini ditopang oleh RAM 8GB DDR4 dan penyimpanan berbasis PCIe SSD 512GB.

Layarnya berukuran 14-inci beresolusi 1920×1080 piksel berstandar output NTSC 45 persen, disertai lapisan anti-glare demi meminimalkan gangguan akibat pantulan. Selain VivoBook Ultra A412DA, saya juga sangat merekomendasikan ASUS ZenBook UM431 dan ZenBook Flip UM462 yang juga ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen Mobile – sayang saya tidak bisa menemukan kedua laptop tersebut di pasaran.

5. Acer Swift 3 – Rp9.499.000

Acer-Swift-3

Daftar terakhir ada Acer Swift 3 (SF315 41 R9D8) yang mengusung layar IPS seluas 15,6 inci beresolusi 1920×1080 piksel. Bertenaga prosesor AMD Ryzen 7 2700U bersama integrasi AMD Radeon RX Vega 10, RAM 8GB DDR4, dan penyimpanan HDD 1TB + SSD 128GB untuk mengakomodasi kebutuhan kerja maupun hiburan.

Selain berbekal performa yang kencang, teknologi AMD Ryzen di dalamnya juga dapat menghemat konsumsi daya. Acer pun mengklaim bahwa laptop ini mampu dipakai terus-menerus tanpa henti hingga 10 jam dalam sekali charge. Laptop ini juga dilengkapi dengan teknologi fingerprint yang terletak di bagian kanan, untuk menambah sisi keamanan penggunanya.

Acer Luncurkan Monitor Gaming dengan Panel Layar IPS dan Refresh Rate 240 Hz

Refresh rate 240 Hz dan tipe panel IPS masih merupakan kombinasi yang cukup langka di ranah monitor gaming. Rata-rata monitor 240 Hz menggunakan panel TN, akan tetapi belakangan mulai banyak pabrikan yang memproduksi monitor 240 Hz dengan panel IPS.

Acer adalah salah satunya. Di Jepang, mereka baru meluncurkan Predator XB3. Hadir dalam dua ukuran – 24,5 inci dan 27 inci – Predator XB3 mengunggulkan panel layar bertipe Fast IPS dengan refresh rate 240 Hz dan dukungan Nvidia G-Sync.

Mengapa harus IPS? Dibandingkan panel bertipe TN, IPS lebih unggul soal kekayaan warna dan viewing angle (sampai seluas 178°). Dua monitor ini menawarkan rasio kontras 1000:1 dan mendukung 99% spektrum warna sRGB. Keduanya juga sudah mengantongi sertifikasi Display HDR400.

Satu kelemahannya adalah resolusi; keduanya sama-sama mengusung resolusi 1080p. 1080p di layar 24,5 inci mungkin masih terlihat wajar. Di 27 inci, saya pribadi lebih memilih resolusi 1440p. Kendati demikian, kita juga tak boleh lupa bahwa resolusi 1440p menuntut spesifikasi PC yang jauh lebih mumpuni lagi.

Perihal konektivitas, dua monitor ini sama-sama menawarkan satu port DisplayPort 1.2a, sepasang port HDMI 2.0b, empat port USB 3.0, dan headphone jack. Stand-nya cukup fleksibel soal pengaturan posisi (tinggi, tilt, dan swivel), dan monitor ini pun dapat digunakan dalam orientasi portrait andai diperlukan.

Di Jepang, Acer memasarkan Predator XB3 24,5 inci seharga 46.000 yen (± Rp 6,4 juta) dan 27 inci seharga 55.000 yen (± Rp 7,6 juta). Sayang belum ada informasi terkait pemasarannya di negara-negara lain.

Sumber: AnandTech.

[Review] Acer Swift 7: Kinerja Tinggi pada Laptop yang Tipis Banget!

Perlombaan untuk membuat perangkat laptop menjadi lebih tipis sepertinya belum selesai. Dengan semakin tipis sebuah laptop, tentu desainnya menjadi lebih cantik dan juga stylish. Akan tetapi, biasanya hal tersebut mengorbankan beberapa aspek, seperti kinerja dan juga panas yang dihasilkan.

Acer Swift 7 -

Akan tetapi, hal tersebut sepertinya sudah dipikirkan masak-masak oleh Acer dengan mengeluarkan seri terbaru dari Acer Swift 7 di tahun 2019 ini. Dengan ketebalan yang hanya 9.95 mm saja, Acer Swift 7 2019 ini disematkan spesifikasi yang sangat mumpuni untuk dipakai dalam bekerja.

Spesifikasi lengkapnya adalah sebagai berikut

Prosesor Intel Core i7 8500Y (2C4T @ 1.5 GHz, Turbo 4.2 GHz)
GPU Intel UHD 615
RAM 16 GB LPDDR3
Storage SSD 512 GB
Layar 14 inci 1920×1080 IPS
OS Windows 10
Bobot 890 gram
Dimensi 317.5 x 190.5 x 9.95 mm
Baterai 3 cell 36 Wh 2770 mAh

Satu yang cukup disayangkan pada spesifikasi yang diberikan adalah pemasangan RAM dengan mode single channel. Hal ini tentu saja mengurangi kinerja keseluruhan dari laptop Swift 7 ini. Tentunya, hal tersebut memang harus dilakukan mengingat dimensi dari laptop ini yang sangat tipis, sehingga tidak dapat menempatkan slot memori kedua.

Spesifikasi menurut CPU-Z dan GPU-Z adalah sebagai berikut

Unboxing

Di dalam kotak paket penjualannya, akan ditemukan perlengkapan sebagai berikut

Acer swift 7 - Unboxing

Acer Swift 7 - Case Unbox

Desain

Pertama kali membuka paket penjualannya yang terlihat cukup premium, saya tidak percaya dengan apa yang saya lihat. Sebuah Ultrabook dengan dimensi yang sangat tipis. Namun saat mengeluarkannya, terasa bahan plastik karbonat yang menyelimuti sekujur tubuh Swift 7 ini. Walaupun begitu, body dari Acer Swift 7 tidak terasa ringkih, justru cukup kokoh karena memiliki rangka aluminium.

Acer Swift 7 - Tipis

Saat saya mengangkat Acer Swift 7 pun juga seperti mengangkat sebuah amplop yang berisikan kertas A4. Yup, seringan itu. Bobotnya tidak mencapai 1 kg, sehingga sangat nyaman untuk dibawa ke mana saja. Bahkan dengan form factor 13 inci, Acer berhasil membuat Swift 7 memiliki layar dengan dimensi yang lebih tinggi.

Layar tersebut memiliki dimensi 14 inci karena Acer mengecilkan bingkai yang ada pada bagian samping dan atas-bawahnya dengan ukuran hanya 2,57 mm. Layarnya sendiri memiliki resolusi 1920×1080 dengan jenis IPS dan bisa dioperasikan dengan menyentuhnya. Untuk lebih tahan terhadap goresan, Swift 7 sudah dilindungi dengan Gorilla Glass 6.

Acer Swift 7 - Sisi Kiri

Oleh karena bingkai yang kecil, tentu saja kameranya harus diletakkan pada tempat yang berbeda. Acer pun menaruhnya pada ruang di atas keyboard, yang sayangnya akan membuat orang seperti sedang mendongak ke atas saat melakukan panggilan video. Namun hal ini tentu saja cukup unik karena Acer tidak mengurangi feature yang ada pada sebuah laptop.

Keyboard yang ada pada Acer Swift 7 juga terasa cukup nyaman untuk digunakan. Acer mendesain setiap tuts sedikit lebih besar dari keyboard pada umumnya. Feedback dari keyboard-nya sendiri juga terasa responsif sehingga nyaman digunakan untuk mengetik secara cepat.

Acer Swift 7 - Webcam

Dengan desain yang tipis ini, tentu saja tidak ada ruang untuk menaruh kipas. Menggunakan prosesor seri Y memang membuat pendinginnya tidak memerlukan hembusan angin dari kipas. Jadi, tidak akan ada suara berisik yang datang dari dalam laptopnya.

Pada sisi kiri laptop ini hanya terdapat sebuah port audio 3,5 mm beserta dengan dua buah LED untuk notifikasi baterai dan penunjuk bahwa perangkat ini sedang menyala. Pada bagian kanan terdapat dua port Thunderbolt 3 yang secara standar sama dan kompatibel dengan dan USB-C.

Acer Swift 7 - Sisi Kanan

Pengujian

Acer Swift 7 2019 menggunakan prosesor Intel Core i7 8500Y yang khusus dibuat oleh Intel agar dapat berjalan tanpa kipas. Dengan kecepatan 1,5 GHz, prosesor dua inti dan empat thread ini bisa berjalan di kecepatan 4,2 GHz dalam kondisi tertentu. TDP-nya sendiri di-rating pada 7 watt.

Dengan menggunakan Intel UHD 615, Acer Swift 7 sudah dapat menjalankan berbagai game lama dan ringan. Namun, jangan berharap menjalankan game AAA yang baru saja keluar. Untuk menjalankan software yang membutuhkan hardware acceleration, tentu saja iGP yang dimiliki sudah mumpuni.

Untuk memperlihatkan kinerjanya, saya kembali menghadirkan Ryzen 3300U. Tentu saja bukan karena ingin membuat sebuah perbandingan yang tidak seimbang, hanya untuk menunjukkan seberapa baik kinerja dari prosesor yang dipasang saat dipakai untuk bekerja. Berikut adalah perbandingannya

Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop. Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata hanya bisa bertahan selama 2 jam 54 menit. Tentu saja saat digunakan dalam menggunakan Office ringan, hasilnya bisa jadi lebih lama. Tetapi jika digunakan untuk melakukan rendering video, sepertinya akan lebih cepat habis.

Verdict

Desain Ultrabook memang mengharuskan sebuah perangkat harus tipis. Oleh karena itu, dimensinya semakin tipis dari pertama kali Intel mengumumkan standarisasinya. Dan saat ini, Acer pun berhasil membuat laptop yang lebih tipis lagi lewat Swift 7.

Kinerja yang ditawarkan oleh Acer Swift 7 2019 ini memang sangat mumpuni untuk digunakan bekerja maupun melakukan editing gambar ringan. Hal tersebut tanpa harus khawatir laptopnya akan menjadi panas, karena menggunakan Intel seri Y. Game-game ringan juga dapat dimainkan pada laptop ini.

Acer melabel Swift 7 dengan harga Rp. 29.999.000. Harganya memang lebih tinggi dibandingkan yang dijual di luar negeri. Namun untuk para pecinta mode dan style, harga tersebut tentunya tidak terlihat mahal.

Sparks

  • Tipis!
  • Tanpa kipas
  • Bezel tipis
  • Kinerja cukup baik
  • Responsif
  • Ringan

Slacks

  • Harus membeli converter tambahan untuk USB-A, SD Card, dan lainnya
  • Tentunya, desain tersebut harus dibayar dengan harga yang cukup tinggi
  • Tombol Del yang terlalu dekat dengan Backspace

Acer Umumkan Sederet Laptop Swift dan Desktop All-in-One Aspire

Hari ini Acer telah mengumumkan beberapa produk teranyar mereka di Indonesia. Terdiri dari dua laptop Swift series yakni Swift 5 dan Swift 3. Satu laptop Aspire 5 Force, serta dua desktop all-in-one Aspire C series yaitu Aspire C24 dan Aspire C22.

Nah yang cukup mengejutkan adalah kelima produk yang dirilis sudah ditenagai prosesor Intel Core generasi ke-10 dan dilengkapi dengan Office Home and Students 2019.

Prosesor Intel terbaru ini setidaknya punya tiga aspek unggulan, dari performa yang tidak hanya lebih cepat, tapi juga lebih pintar berkat instruksi AI bawaan. Konektivitas dengan integrasi teknologi Intel Wi-Fi 6 dan Thunderbolt 3. Serta, arsitektur grafis baru Iris Plus. Mari kita bahas satu per satu produknya.

Acer Swift Series

Masuk dalam kategori laptop thin and light premium dari Acer, Swift 5 dan Swift 3 memiliki dimensi compact dan bobot yang ringan. Dirancang untuk para profesional yang selalu mobile atau mereka yang kerap bepergian.

Laptop Swift 5 memiliki ketebalan body 14,95 mm dan bobotnya hanya 990 gram. Acer pun mengklaim Swift 5 menjadi ‘laptop 14 inci dengan dedicated graphic teringan di dunia’.

Ya, dengan dedicated graphic NVIDIA GeForce MX250 dan juga terintegrasi dengan Intel Iris Pro. Berpadu bersama prosesor Intel Core i7-1065G7 generasi ke-10 (untuk varian tertinggi), penyimpanan berbasis SSD, dan besaran RAM 16GB LPDDR4X. Harga Acer Swift 5 dibanderol mulai dari Rp15.999.000.

Panel IPS touchscreen 14 incinya beresolusi Full HD dengan tiga sisi bezel layar tipis dan punya screen-to-body ratio 86.4 persen. Daya tahan baterainya mencapai 12,5 jam dan mendukung pengisian cepat. Di mana mampu memberikan 4,5 jam penggunaan hanya dalam waktu 30 menit pengisian baterai.

Beralih ke Swift 3, laptop 14 inci Full HD ini dibanderol mulai Rp8.999.000. Spesifikasi dan fitur-fiturnya tidak berbeda jauh dengan Swift 5. Dengan prosesor Intel Core i7-1065G7 generasi ke-10 dan dedicated graphic NVIDIA GeForce MX250. Bedanya, ketebalan body-nya 15,95 mm dan bobotnya 1,19 kg.

Acer Aspire 5

 

Kalau yang Anda butuhkan adalah sebuah mesin yang powerful, misalnya untuk editing foto maupun video, atau desain – Acer Aspire 5 mungkin pilihan ideal buat Anda. Sebab, laptop ini dibekali teknologi layar yang mumpuni – menggunakan panel real IPS yang mendukung color gamut hingga 100 persen sRGB lengkap dengan teknologi Acer ExaColor.

Besaran RAM juga bisa di-upgrade hingga 20GB sehingga cocok buat tugas-tugas berat. Bertenaga prosesor Intel Core generasi ke-10, dedicated graphic NVIDIA GeForce MX250 25 watt, dan daya tahan baterainya mencapai 14 jam.

Ukuran laptop Aspire 5 ini memang seperti laptop mainstream, ketebalannya 17,9 dengan bobot 1,5 kg. Adapun untuk harganya dibanderol mulai dari Rp10.499.000.

Acer Aspire C Series

Meskipun laptop thin and light semakin diminati, namun peminat pasar desktop all-in-one juga masih banyak terutama untuk bekerja dan hiburan di rumah. Desainnya makin ringkas, dengan bezel setipis 3,7mm dan screen-to-body ratio 92 persen yang cocok digunakan di rumah atau apartemen dengan tipe minimalis.

Aspire C22 mengusung layar 22 inci dan dibanderol mulai Rp7.049.000. Sementara, Aspire C24 berlayar 24 inci dan dijual mulai Rp7.249.000. Keduanya hadir dengan opsi layar IPS Full HD, lengkap dengan Acer Vision Care, serangkaian teknologi seperti Acer Bluelight shield dan Flickerless.

Dirancang Untuk Para Kreator, Lini ConceptD Resmi Diperkenalkan di Acer Day 2019

Sejak 2017, program Acer Day dilangsungkan sebagai wujud apreasiasi sang perusahaan PC asal Taiwan itu pada para konsumen di Indonesia. Ajang ketiganya kembali dimeriahkan oleh potongan harga, point reward hingga hadiah berupa paket wisata ke Korea Selatan. Untuk berpartisipasi, yang perlu Anda lakukan hanyalah membeli produk Acer atau bermain game selama program berlangsung.

Digelar pada tanggal 18 Juli hingga 30 September 2019, hal istimewa dari pelaksanaan Acer Day 2019 ialah momennya bersamaan dengan ulang tahun Acer Indonesia ke-20. Dalam presentasinya, presiden direktur Herbet Ang menyampaikan bahwa mereka sudah menyiapkan tidak kurang dari 2.222 hadiah buat konsumen. Acer juga tidak lupa membahas sejumlah perangkat yang jadi andalan mereka, di antaranya ialah Nitro 7 dan 5, Swift 3, serta Swift 7 (2019) yang saat ini memegang rekor sebagai laptop 14-inci tertipis di dunia.

Acer 1

Selain nama-nama familier, Acer menggunakan kesempatan Acer Day 2019 untuk memperkenalkan lini laptop baru di Indonesia. Setelah melakukan debutnya di Acer@Next New York pada bulan April 2019 silam, sang produsen akhirnya mulai membawa keluarga ConceptD ke tanah air. ConceptD adalah deretan produk yang dirancang khusus bagi para kreator konten, terdiri dari PC desktop, laptop, monitor serta head-mounted display virtual reality.

Acer 4

 

ConceptD

Kreator merupakan sebuah istilah luas yang menjangkau beragam jenis pekerja kreatif. Acer sendiri membaginya dalam tiga kategori: 2D (fotografer, desainer grafis, streamer), 3D (developer game, studio komersial TV, studio visualisasi arsitektur), dan engineering (insinyur, desain arsitektur, desain produk). Itu artinya, ConceptD harus menawarkan keseimbangan yang baik antara fungsi, presisi, performa dan desain.

Acer 6

Sebagai langkah awal kiprah ConceptD di Indonesia, Acer menyuguhkan kita dua varian, yaitu ConceptD 7 dan 5. Karena ditujukan untuk mengedepankan kinerja, dua model PC ini semuanya dibekali kartu grafis discrete dan prosesor high-end. ConceptD 5 dipersenjatai Intel Core i7-8705G plus Radeon RX Vega M GL, sedangkan ConceptD 7 menyuguhkan Intel Core i7-9750H dan GPU Nvidia GeForce RTX 2080 Max-Q.

Acer 9

Satu aspek istimewa dari ConceptD terletak pada layarnya. Acer memahami pentingnya keakuratan reproduksi warna bagi sejumlah ranah pekerjaan, misalnya fotografer dan desainer. Itu sebabnya mereka ingin memastikan konsumen mendapatkan layar berkualitas tinggi. Kedua model ini menyajikan panel seluas 15,6-inci beresolusi UHD 4K yang tersertifikasi Pantone, dengan color gamut Adobe RGB 100 persen serta Delta E kurang dari 1,5.

Acer 7

Delta E atau dE ialah sebuah cara untuk menghitung perbedaan atau kesalahan warna secara matematis. Metode ini berguna buat memilah dan membedakan warna-warna yang mirip atau ‘berdekatan’, sangat krusial di bidang komersial dan pengendalian mutu. Semakin kecil angka Delta E, maka kian baik juga kemampuan panel mereproduksi warna. Jika angka dE mencapai 0, maka dua warna yang dikomparasi betul-betul sama.

Acer 10

Acer ConceptD 5 mempunyai penampilan lebih ramping dibanding ConceptD 7, dengan rasio layar ke tubuh 80 persen, dan turut dilengkapi sensor pemindai sidik jari. Namun berkat volume yang sedikit lebih besar, ConceptD 7 mampu menyajikan spesifikasi hardware yang lebih tinggi (RAM mencapai 32GB dan memanfaatkan penyimpanan berbasis SSD NVME PCIe) serta sistem pendingin custom berbekal kipas 3D Aeroblade generasi keempat demi memastikan suaranya tidak pernah melampaui 40db ketika sedang bekerja keras.

Acer 12

Kedua laptop ConceptD mengusung chassis berbahan aluminium dengan permukaan tubuh warna putih. Perlu diingat bahwa putih bukanlah ‘warna identitas’ dari lini ConceptD karena beberapa varian seperti Desktop, Notebook dan monitor dibalut hitam.

Acer 13

Menariknya lagi, tim Acer Indonesia juga sempat menyebutkan bahwa ConceptD turut menawarkan opsi prosesor hingga Intel Xeon. Hal ini mengindikasikan bahwa ConceptD bukan hanya disiapkan khusus bagi para kreator, tapi dapat berfungsi pula sebagai workstation. Selain itu, kehadiran kartu grafis kelas GeForce RTX menegaskan kesanggupannya menangani permainan-permainan blockbuster terbaru.

Acer 15

 

Ketersediaan

Di Indonesia, Acer menjajakan ConceptD 5 dan 7 masing-masing seharga Rp 30 juta dan Rp 50 juta. Di Acer Day 2019, sepertinya hanya mereka berdua yang tidak mendapatkan potongan harga. Ketersediaannya juga kemungkinan sedikit lebih lambat dibanding model lain. Dari sesi bincang-bincang terpisah, seorang representasi Acer menyebutkan bahwa ConceptD baru betul-betul tiba di nusantara kurang lebih sebulan lagi.

Acer 2

Kembali ke Acer Day 2019, ada banyak program cashback serta hadiah langsung yang dapat Anda nikmati. Dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 6,5 juta, Anda bisa memiliki Swift 3 plus printer Canon Pixma. Potongan harga juga diterapkan pada seluruh varian Swift 3 lain, baik Acer Day Edition, Air maupun Infinity; lalu Nitro 5 (khususnya model berprosesor Ryzen) bisa dimiliki seharga mulai dari Rp 9,8 juta saja.

Acer 5

Acer 16

Laptop 14-Inci Tertipis di Dunia, Acer Swift 7 (2019), Tiba di Indonesia

Salah satu tujuan utama penciptaan PC laptop adalah untuk menyajikan perangkat komputasi berdesain ringkas dan portable pada pengguna. Konsep ini terus diusung oleh para produsen hardware sampai sekarang, dan kian canggihnya teknologi memungkinkan mereka menciptakan produk-produk super-tipis yang beberapa tahun silam mungkin tak pernah kita bayangkan.

Di segmen tersebut, sebuah terobosan diajukan oleh Acer. Di CES 2019, Acer memperkenalkan inkarnasi terkini dari lini Swift 7 dengan desain yang memecahkan sejumlah rekor. Swift merupakan perangkat kelas premium yang menawarkan tingkat ketipisan dan portabilitas maksimal. Model terbarunya, berkode SF714-52T, diklaim sebagai notebook paling ramping di planet Bumi saat ini.

Swift 7 4

Kurang lebih lima bulan setelah pengungkapan itu, Acer akhirnya resmi menghadirkan Swift 7 varian 2019 di Indonesia. Presiden direktur Herbet Ang menjelaskan bagaimana ketersediaan perangkat ini menunjukkan kepemimpinan Acer di lini laptop ultra-tipis. Ia turut mengungkapkan sejumlah penghargaan bergengsi yang sudah diterima Swift 7 2019, di antaranya IF Design Award 2019, Reddot Award, lalu produk juga menjadi Honoree CES 2019 Innovation Award.

Swift 7 14

 

Desain tipis inovatif

Ada banyak hal harus dilakukan kompetitor untuk melampaui standar yang telah Swift 7 2019 tetapkan. Ia merupakan laptop berlayar 14-inci yang menyuguhkan form-factor 12-inci, memiliki ketebalan hanya 9,95-milimeter dan berat 890-gram. Di acara pers kemarin, Acer mencoba menunjukkan ringannya Switch 7 SF714-52T dengan mengangkatnya menggunakan balon helium.

Swift 7 13

Tubuh laptop ultra-thin ini dibangun dari kombinasi logam magnesium, aluminium dan lithium. Perpaduan material-material premium ini dipercaya memastikan Swift 7 memiliki daya tahan lebih tinggi terhadap benturan serta tekanan. Dalam presentasinya, pre-sales manager Dimas Setyo sempat mengangkat laptop ini memakai kedua jari di bagian layar, menunjukkan bahwa notebook tersebut tak hanya enteng, namun juga punya struktur yang tangguh.

Swift 7 6

Notebook mempunyai rasio panjang dan lebar 317×191-milimeter, yang Acer klaim 40 persen lebih kecil dari rata-rata perangkat 14-inci. Dan salah satu bagian terbaik di aspek desain Switch 7 2019 terletak pada display. Dari spesifikasi layar, laptop memang belum menyajikan suatu terobosan besar. Namun panel sentuh full-HD di sana diproteksi oleh lapisan Corning Gorilla Glass 6 serta dibingkai oleh bezel yang sangat tipis, cuma setebal 2,57-milimeter.

Swift 7 7

Desain Swift 7 2019 sendiri boleh dikatakan konservatif. Notebook ultra-thin ini mengusung engsel standar, layarnya tidak bisa diratakan dengan tubuh, apalagi diputar 360 derajat. Papan ketiknya lengkap dan lapang, menggunakan layout tenkeyless serta dibekali backlight LED putih dan touchpad yang luas .Di Indonesia, Acer menyediakan dua pilihan warna, yaitu hitam dan putih ‘mutiara’.

Swift 7 8

Mungkin efek samping dari begitu tipisnya Swift 7 adalah berkurangnya jumlah konektivitas fisik. Tapi meski Acer tidak bisa mencantumkan rangkaian port secara lengkap, mereka tak mau mengecewakan konsumen. Sebagai kompensasinya, tim desainer membubuhkan dua port USB type-C dengan teknologi Thunderbolt 3.0 plus port audio 3,5mm. Koneksi nirkabelnya juga cukup mutakhir. Ada Wi-Fi 802.11 ax serta Bluetooth 5.0.

Swift 7 5

Aspek terunik dari Swift 7 2019 ialah penempatan webcam HDR. Ketika umumnya produsen menaruh webcam di atas atau bawah layar, kamera laptop ini diposisikan pada body, di dekat tombol angka ‘1’, dapat dikeluarkan dari slot dengan menekannya.

Swift 7 9

 

Hardware di dalam

Dalam menangani tugas sehari-hari – baik untuk bekerja maupun menghidangkan konten hiburan – Swift 7 2019 bersandar pada prosesor Intel Core i7-8500Y dengan GPU terintegrasi  HD Graphics 615, dibantu RAM 16GB dan penyimpanan berbasis solid-state drive berkapasitas 512GB. Baterainya sendiri diklaim mampu bertahan hingga 12 jam pemakaian – cukup lama, tapi bukan durasi terpanjang di segmen laptop ultra-thin saat ini.

Swift 7 10

Perlu diketahui bahwa prosesor Intel Core Y-series dipilih karena komponen ini mengonsumsi tenaga lebih kecil dibanding U-series dengan sedikit kompensasi pada performa. Dan walaupun tim Acer belum mengonfirmasinya, saya menduga Swift 7 2019 memanfaatkan sistem pendingin pasif, mengingat ukuran notebook yang begitu ramping.

Swift 7 2

Dengan begini, saya mendapatkan kesan bahwa Swift 7 2019 lebih dirancang sebagai produk lifestyle ketimbang alat kreasi konten atau pengolahan tugas berat. Tentu saja Anda tetap bisa menggunakannya untuk bekerja, menonton video, atau bermain game-game ringan (Stardew Valley, Terraria, Shovel Knight atau Hyper Light Drifter), namun ia mungkin bukanlah perangkat paling ideal buat desain grafis kelas berat serta menjalankan permainan-permainan blockbuster.

Swift 7 3

Lalu untuk siapa sebetulnya Swift 7 2019 ditujukan, apalagi ia bukanlah produk yang murah? Saya pribadi membayangkan bagaimana laptop digunakan oleh para CEO, petinggi perusahaan (Swift 7 dimiliki secara pribadi oleh presiden direktur Acer Indonesia Herbet Ang), atau siapapun  yang membutuhkan perangkat komputasi cukup mumpuni dengan berdesain stylish.

Swift 7 15

 

Harga, ketersediaan dan opsi alternatif

Acer Swift 7 SF714-52T sudah mulai dipasarkan di Indonesia, dan bisa Anda miliki dengan mengeluarkan uang sebesar mulai dari Rp 30 juta. Desain tipis dan build quality kelas atas memang membuat harganya membengkak, tapi Acer juga telah menyiapkan opsi yang lebih terjangkau, di antaranya Swift 5 (mulai Rp 15,2 juta), Swift 3 Acer Day Edition (mulai Rp 9,5), Swift 3 (mulai Rp 8,7 juta), dan Swift Infinity (mulai Rp 12 juta).