Warung Pintar Umumkan Akuisisinya Terhadap Bizzy

Startup new retail Warung Pintar resmi mengumumkan akuisisinya terhadap Bizzy, startup logistik dan distribusi supply chain B2B. Nilai akuisisi mencapai $45 juta atau sekitar Rp633 miliar.

Melalui akuisisi ini, Warung Pintar ingin memperkuat posisinya di pasar e-commerce B2B dengan pertumbuhan yang diprediksi mencapai tiga kali lipat dari pasar B2C.

“[Akuisisi] Bizzy secara keseluruhan, bukan unit bisnis tertentu saja,” ujar Co-Founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca dalam pesan singkat kepada DailySocial.

Sebelumnya Bizzy adalah platform e-commerce B2B yang telah pivot menjadi bisnis logistik dan distribusi. Bizzy Logistics dikenal sebagai PT Bina Sinar Amity, sebuah perusahaan penyedia jasa logistik, ekspor, dan impor terintegrasi. Sementara Bizzy Distribution secara legal berada di bawah PT Sinarmas Distribusi Nusantara.

Selain terafiliasi grup Sinarmas, Bizzy juga merupakan portofolio dari East Ventures. Sinarmas sendiri melalui unit modal venturanya, SMDV, juga menjadi bagian EV Growth.

Bersiap pada momentum pertumbuhan e-commerce B2B

Mengutip berbagai sumber data, saat ini pendapatan e-commerce B2B di Indonesia menyumbang tak sampai setengah dari total pendapatan e-commerce keseluruhan di 2020. Sebagai gambaran, pendapatan e-commerce B2B di India berkontribusi sebesar 93% terhadap total pendapatan e-commerce di sana dan 72% di Tiongkok.

Co-Founder & CEO Warung Pintar Agung Bezharie mengatakan, kedua perusahaan ingin mewujudkan misi yang sama, yakni mentransformasikan peritel tradisional dan meningkatkan efisiensinya terhadap rantai pasokan yang saat ini dinilai masih terpecah-pecah dengan dua sisi pendekatan yang berbeda.

Maka itu, Agung berharap dapat mengubah pendekatan distribusi berbasis digital yang sejak dulu kebanyakan didorong oleh promosi dan diskon besar-besaran demi meraup pelanggan.

“Bergabungnya Bizzy ke dalam ekosistem Warung Pintar memungkinkan perusahaan untuk menjamin ketersediaan produk dan harga yang wajar dengan para mitranya,” ujar Agung dalam keterangan pers yang diterima DailySocial.

Lebih lanjut, CEO Bizzy Andrew Mawikere menambahkan pasca-akuisisi nanti, Bizzy tetap menjadi entitas yang akan fokus dalam menjembatani sinergi kedua perusahaan dengan brand dan distributor, serta memungkinkan mereka untuk menjadi ekosistem pengecer digital.

Artinya, sinergi akan tetap terjalin, Warung Pintar dapat lebih fokus pada upaya digitalisasi para retailer-nya, sedangkan Bizzy fokus dalam melayani para mitra brand dan distributor.

“Setelah masuknya Bizzy sebagai bagian dari Warung Pintar, nantinya tidak akan ada pemain lain terintegrasi ke dalam rantai pasokan kami. Dengan begitu, kami dapat melayani brand dan distributor dengan value added yang belum pernah ada sebelumnya serta strategi berbasis data dalam skala besar,” tutur Andrew.

Berdiri di 2017, Warung Pintar menawarkan solusi masalah dihadapi pelaku usaha mikro yang selama ini menjadi fondasi perekonomian Indonesia dengan kontribusi sebesar 70% terhadap total transaksi ritel di Indonesia. Adapun, akuisisi ini akan menggabungkan dua perusahaan yang telah bekerja sama dengan 600 merek dan melayani 230 ribu retailer di 65 kota seluruh Indonesia.

Willson juga melihat adanya peluang sinergi dan efisiensi yang bakal tercipta dengan bergabungnya kedua perusahaan ini. “Warung Pintar adalah platform dari sisi permintaan, sedangkan Bizzy dari sisi suplai. Jika digabungkan, mereka dapat melayani konsumen, pengecer, dan merek dengan cara yang paling efektif. Ini benar-benar 1+1=3,” tuturnya dalam keterangan resmi.

DStour #84: Berkunjung ke Kantor Warung Pintar

Di sesi DStour kali, kami mengunjungi kantor Warung Pintar yang berada di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kantor yang terdiri dari tiga lantai ini mencoba mengurangi kesan formal dan mendekatkan diri dengan mitranya, para pengusaha warung.  Menampung sekitar 200 orang yang kebanyakan diisi pegawai berusia muda, kantor ini memiliki townhall dan rooftop untuk mendukung proses pembelajaran dan diskusi.

Dipandu Co-Founder dan CEO Agung Bezharie, ini liputan DStour di kantor Warung Pintar selengkapnya.

Cerita Transisi Profesional Pemodal Ventura Menjadi CEO Startup

Menjadi seorang CEO dan mendirikan startup sejak awal tidak mudah. Sudah banyak pengalaman seorang founder yang membangun bisnisnya sejak awal hingga sukses atau harus berakhir gagal karena rapuhnya startup. Salah satu CEO startup yang mengalami proses tersebut adalah Agung Bezharie Hadinegoro, Co-Founder dan CEO Warung Pintar.

Berangkat dari pengalamannya sebagai CGI Program Officer di Global Enterpreneurship Program Indonesia (GEPI) hingga terakhir Special Project Associate di East Ventures, banyak pengalaman menarik yang didapat Agung.

Tidak mudah untuk melakukan transisi dari seorang profesional yang bertanggung jawab melakukan analisis bisnis startup yang ingin didanai menjadi seorang CEO yang harus cerdas mengelola perusahaan dan orang-orang di dalamnya.

Menurut Agung, meskipun saat ini sudah mulai terbiasa setelah menjalaninya selama dua tahun terakhir, proses tersebut tidak selalu berjalan dengan mudah.

“Perbedaan dengan pekerjaan saya sebelumnya di venture capital dan saat ini sebagai CEO lebih kepada pandangan saja sebenarnya. Jika dulu hanya bekerja dengan segelintir orang saja, ketika masuk dalam jajaran manajamen di startup saya harus bisa berinteraksi sekaligus mengelola tim yang jumlahnya jauh lebih banyak. Belum lagi tanggung jawab ke partner, shareholder, hingga media yang semua memiliki ekspektasi masing-masing.”

Untuk bisa memahami benar peranan seorang CEO startup, Agung memberikan beberapa poin menarik yang wajib untuk diketahui mereka yang berencana untuk mendirikan startup atau para founder yang sudah menjalankannya dan kerap menemui kendala.

Pentingnya mengelola talenta

Berawal dari uji coba yang dilakukannya saat bekerja sebagai Associate dan Special Project Associate di East Ventures, Agung dan rekan-rekan lainnya menemukan ide menarik untuk mengembangkan Warung Pintar. Atas kepercayaan East Ventures, sejak bulan Oktober 2017 Agung menjadi CEO Warung Pintar.

Salah satu poin menarik adalah bagaimana talenta yang berada dalam ekosistem perusahan memiliki peranan penting untuk kemajuan perusahaan itu sendiri. Agung banyak menemui kendala untuk memahami masing-masing individu yang jumlahnya selalu bertambah. Untuk itu penting bagi seorang founder mencari tahu cara tepat agar selalu melakukan pendekatan secara personal.

“Idealnya sebuah startup dituntut untuk bisa bekerja dengan cepat, namun terkadang hal tersebut tidak selalu didukung dengan talenta yang ada. Untuk itu penting bagi Founder atau CEO untuk bisa memahami masing-masing skill dan kemampuan tim yang ada sekaligus memahami mereka secara lebih dekat dan personal.”

Learning by doing

COO Warung Pintar Harya Putra dan CEO Warung Pintar Agung Bezharie Hadinegoro saat acara di Banyuwangi
COO Warung Pintar Harya Putra dan CEO Warung Pintar Agung Bezharie Hadinegoro saat acara di Banyuwangi

Hal menarik lainnya yang ditemui Agung saat menduduki posisi manajemen adalah tantangan baru banyak ditemui seiring makin bertambahnya jumlah tim dan makin berkembangnya perusahaan. Penting bagi pemimpin startup untuk terus beradaptasi dan terus belajar.

Ketika bekerja dengan sudut pandang investor, poin yang selalu dipegang Agung adalah lebih kepada situasi makro. Ketika menjadi seorang CEO, aspek yang wajib diperhatikan lebih besar lagi.

“Belajar dari pengalaman sendiri, saya melihat pada akhirnya memang lebih ideal untuk berinvestasi ke pendiri startup jika startup ingin sukses dan terus berkembang,” kata Agung.

Salah satu kegiatan yang wajib untuk dilakukan adalah untuk selalu mencari informasi dan belajar dari buku-buku yang relevan. Biasanya seorang CEO atau pemimpin di startup akan selalu merasa kurang dan haus akan informasi. Untuk bisa memenuhi semua keinginan tersebut, buku bisa menjadi sumber yang paling tepat.

“Sekarang saya juga jadi lebih mengerti kenapa banyak yang menyebutkan sangat baik untuk membaca buku 12 jam sehari. Tujuannya adalah untuk bisa memenuhi semua rasa ingin tahu dari rasa kekurangan yang kerap menghampiri pikiran seorang Founder dan CEO di startup,” kata Agung.

Kesehatan mental

Menjadi seorang CEO dan pemimpin startup pada umumnya sangat melelahkan. Dengan semua beban dan tanggung jawab tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga tim yang ada di perusahaan, biasanya mereka kerap kehilangan motivasi.

Penting bagi CEO atau Founder untuk selalu bisa memikirkan ide atau solusi setiap harinya, agar startup yang sifatnya rapuh bisa terus berjalan dan tumbuh. Tekanan tersebut biasanya akan berpengaruh kepada kesehatan mental mereka. Untuk itu, menurut Agung, sah-sah saja bagi seorang CEO atau founder untuk berbagi pengalaman atau tantangan dengan sesama atau dengan rekan di luar pekerjaan.

Di Amerika Serikat sendiri, persoalan ini sudah banyak dibicarakan. Para Founder harus jatuh bangun mendirikan startup dan mengorbankan kesehatan mental mereka. Colin Kroll (Co-Founder Vine), Austen Heinz (Founder Cambrian Genomics), dan Jody Sherman (Founder Ecomum) adalah contoh pemimpin bisnis yang sukses, tetapi perjalanan mereka harus berhenti tiba-tiba dan berakhir dengan kematian.

Kesehatan mental memainkan peran penting di dalamnya. Meski di Indonesia belum terlalu ekstrem kondisinya, kesehatan mental menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.

Agung menyebut ada Founder startup lokal sukses yang pernah berbagi tentang pengalaman kesehatan mental yang diderita dan berhasil dilaluinya.

“Penting bagi mereka untuk memikirkan kesehatan mental. Karena hal ini masih belum banyak dibicarakan yang faktanya banyak dialami oleh CEO atau Founder startup,” tutup Agung.

Warung Pintar Improves Partnership, Collaborates With OVO, Go-Pay, and Flock

Entering the first year, Warung Pintar announces the realization of 1000 stores in Jabodetabek. It’s claimed as an achievement for startups which commitment is to improve income and quality of traditional shops in Indonesia.

In providing more benefits to traditional shop owners, Warung Pintar also partners with OVO and Go-Pay for non-cash payment. To get a brand that intends to have marketing activities using their outlets in Jabodetabek, Warung Pintar partnered up with Flock, a creative agency.

Advertising platform for FMCG brand

The partnership with Flock is introduced intentionally to give another opportunity for brands, especially FMCG, to have marketing activities using relevant target market. The shop owners will also get additional income through Warung Pintar platform.

“Using the current technology, all data can be tracked in and out by brands easily. Ads can be targeted and customized by brands in accordance with the demand,” Agung Bezharie Hadinegoro, Warung Pintar’s Co-Founder and CEO, said.

Later, the displaying ads in each store will be adjusted to the location, weather, and current trends. Television will be the media. The plan is for ads to live in all Warung Pintar partners soon.

“There will be around 30 brands ready to put ads on Warung Pintar. Most of those are FMCG companies intended to acquire new users,” Ian Hady Wibowo, Flock’s CEO, said.

Focus to be supply chain for traditional shops

As a technology company, Warung Pintar is getting focused on providing what partners demand, in this case, traditional shop owners. It is to be used by Warung Pintar as supply chain by building warehouses with a function to accommodate ordered items.

“Currently, Warung Pintar has started to target supply chains due to shop owners demand who often have difficulty in buying products. By having relevant partners, we aim to answer all the demand,” he added.

Warung Pintar has been recorded to increase revenue from its partners up to 37%. With 34 existing principal partners, Warung Pintar provides around 370 products. Moreover, there are four thousand traditional shops registered as partners throughout Indonesia, 70% of those are from Jabodetabek.

“We still have plans to expand outside Jabodetabek, in fact, we choose the fast-growing locations with an entrepreneur network approach with enthusiasm to success,” Hadinegoro concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Warung Pintar Tingkatkan Kemitraan, Gandeng OVO, Go-Pay, dan Flock

Memasuki usia satu tahun, Warung Pintar mengumumkan pencapaian 1000 kios di area Jabodetabek. Pertumbuhan tersebut diklaim sebagai prestasi bagi startup yang berkomitmen meningkatkan pendapatan dan kualitas warung tradisional di Indonesia.

Untuk memberikan keuntungan lebih kepada pemilik warung tradisional, Warung Pintar menambah kemitraan dengan OVO dan Go-Pay untuk pembayaran non-tunai. Sementara untuk menggandeng brand yang ingin melakukan kegiatan pemasaran memanfaatkan gerai warung pintar di Jabodetabek, Warung Pintar bermitra dengan Flock, sebuah layanan creative agency.

Platform beriklan untuk brand FMCG

Kemitraan dengan Flock sengaja dihadirkan Warung Pintar untuk memberikan kesempatan kepada brand, khususnya FMCG, melakukan kegiatan pemasaran dengan target pasar yang relevan. Bagi pemilik warung, kemitraan ini akan menambah pendapatan melalui platform Warung Pintar.

“Dengan teknologi yang kita miliki, semua data bisa di-track in dan track out oleh brand dengan mudah. Iklan pun bisa lebih targeted dan bisa dikustomisasi oleh brand sesuai dengan kebutuhan,” kata Co-Founder & CEO Warung Pintar Agung Bezharie Hadinegoro.

Nantinya iklan yang tayang di masing-masing warung akan disesuaikan dengan lokasi, cuaca, hingga tren yang ada. Media yang digunakan nantinya adalah televisi. Rencananya media iklan di seluruh mitra Warung Pintar akan bisa live dalam waktu dekat.

“Rencananya akan ada sekitar 30 lebih brand yang siap untuk beriklan di Warung Pintar. Sebagian besar adalah perusahaan FMCG yang ingin merangkul lebih banyak lagi target pengguna,” kata CEO Flock Ivan Hady Wibowo.

Fokus sebagai supply chain pemilik warung tradisional

Sebagai perusahaan teknologi, Warung Pintar semakin fokus untuk memberikan kebutuhan yang diinginkan mitra, dalam hal ini pemilik warung tradisional. Kebutuhan tersebut kemudian dimanfaatkan Warung Pintar sebagai supply chain dengan mendirikan gudang yang berfungsi menampung barang yang dipesan pemilik warung.

“Saat ini Warung Pintar sudah mulai menyasar supply chain karena kebutuhan dari pemilik warung yang kerap mengalami kesulitan membeli produk yang dibutuhkan. Dengan menggandeng partner yang relevan, kami berupaya untuk memenuhi semua kebutuhan warung tersebut,” kata Agung.

Warung Pintar mencatat selama ini mampu meningkatkan revenue dari mitra Warung Pintar hingga 37%. Dengan 34 principal partner yang ada, Warung Pintar menyediakan sekitar 370 produk. Sementara itu terdapat empat ribu warung tradisional yang melakukan pendaftaran untuk menjadi mitra di seluruh Indonesia. 70% permintaan berasal dari kawasan Jabodetabek.

“Kami masih memiliki rencana untuk melakukan ekspansi di luar Jabodetabek. tentunya kami memilih lokasi yang fast growing dengan pendekatan entrepreneur network yang memiliki keinginan untuk maju,” kata Agung.

Warung Pintar Sudah Miliki 700 Kios Mitra di Jabodetabek

Sejak diluncurkan awal tahun 2018 lalu, Warung Pintar, platform warung yang didesain untuk memungkinkan digitalisasi menyasar tingkat masyarakat paling mendasar, telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari jumlah merchant hingga partner yang sudah menjalin kolaborasi.

Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Warung Pintar Agung Bezharie Hadinegoro menyebutkan, hingga saat ini Warung Pintar telah memiliki sekitar 700 kios mitra. Setiap bulannya diklaim terdapat empat ribuan mitra yang melakukan pendaftaran untuk menjadi merchant dari seluruh Indonesia. 70% permintaan berasal dari kawasan Jabodetabek.

“Pada dasarnya kita ingin cover semua kota besar hingga kota-kota kecil di Indonesia. Selama mereka memiliki warung, maka kemitraan dengan Warung Pintar pastinya bisa dilakukan,” kata Agung.

Masih fokus ke layanan untuk pemilik warung, kebanyakan aktivitas pembeli yang dilakukan di Warung Pintar adalah membeli makanan dan minuman. Selebihnya adalah penggunaan Wi-Fi gratis, pembelian pulsa, dan transaksi digital lainnya.

Main product Warung Pintar adalah memudahkan usaha dari pemilik warung, misalnya mereka tidak perlu repot lagi melakukan pembelian secara langsung. Memanfaatkan partner yang ada, layanan yang disediakan dari warung pintar semua bisa dilakukan. Mulai dari pembelian, pembayaran, hingga track penjualan,” kata Agung.

Segera hadirkan fitur baru untuk konsumen

Tahun 2019 mendatang Warung Pintar berencana untuk meluncurkan fitur baru, yang belum disebutkan namanya, yang bisa dimanfaatkan konsumen. Masih berbasis digital, fitur baru ini diklaim kerap dilakukan konsumen saat mengunjungi warung.

“Jika selama ini kita lebih fokus untuk meningkatkan usaha pemilik warung, dengan fitur baru ini bisa dimanfaatkan lebih baik oleh konsumen,” kata Agung.

Setelah mendapatkan pendanaan Seri A senilai 57 miliar Rupiah pada bulan Agustus 2018 lalu, saat ini Warung Pintar kembali melakukan penggalangan dana untuk tahapan selanjutnya. Target lain yang ingin dicapai Warung Pintar adalah melakukan ekspansi di Pulau Jawa dan kota-kota lainnya di Indonesia.

“Dengan posisi East Ventures sebagai shareholder memudahkan kami untuk memanfaatkan ekosistem East Ventures. Tentunya fokus kepada pertumbuhan bisnis, solve problem, dan cara kita melakukan eksekusi,” tutup Agung.

Warung Pintar Umumkan Perolehan Pendanaan Awal Sebesar 55 Miliar Rupiah

Warung Pintar, startup yang mengusung konsep warung masa depan dengan dukungan East Ventures, mengumumkan perolehan pendanaan awal senilai $4 juta atau 55 miliar Rupiah dari konsorsium investor yang terdiri dari  SMDV, Digital Garage, East Ventures, Triputra Group, dan beberapa angel investor. Dana yang diperoleh akan difokuskan untuk mengembangkan mengembangkan prototipe menjadi produksi massal dengan target beberapa ratus buah Warung Pintar di area Jabodetabek tahun ini.

Berawal dari proyek CSV (Creative Shared Value) East Ventures, konsep warung dipilih karena dinilai telah menjadi kultur kehidupan masyarakat di Indonesia. Warung Pintar ingin memberdayakan segmen masyarakat yang belum banyak terpapar dunia digital. Warung Pintar sendiri berupa kios rakitan pabrik yang mengintegrasikan teknologi dengan warung tradisional.

Saat ini Warung Pintar mengimplementasikan sejumlah portofolio East Ventures dalam operasinya. Kasir Warung Pintar menggunakan sistem MokaPOS, sementara pencatatan keuangan dan akuntansi menggunakan sistem Jurnal. Pelanggan juga dapat mengisi ulang pulsa serta membeli tiket dan barang-barang lainnya melalui Kudo. Pengadaan produk dan sistem distribusi last mile disediakan oleh Do-cart. Sistem distribusi gudang yang dikelola Waresix. Selain itu, seluruh warung juga selalu siap untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan co-working space EV Hive.

CEO Warung Pintar Agung Bezharie mengatakan, “Kami melihat Warung Pintar sebagai pusat teknologi yang dapat menghubungkan beragam kesempatan bagi mitra kami dan tentunya masih banyak peluang yang dapat digali lebih jauh. Oleh karenanya, kami sangat menyambut siapapun yang ingin bergabung menjadi mitra Warung Pintar, baik dari perusahaan teknologi maupun non-teknologi. Selain itu, melalui pendanaan ini, kami berencana untuk membuka ratusan warung baru tahun ini”.

Kepada DailySocial, Agung menyebutkan, “Kami akan bertujuan untuk dapat menjangkau seluruh indonesia. Untuk tahun ini kami menggunakan sistem clustering sehingga penyebarannya lebih terfokus dimulai dari Jabodetabek kemudian menyebar ke daerah sekitarnya. Kami menargetkan beberapa ratus [buah Warung Pintar] di tahun ini dengan berbagai varian model, ukuran, dan jenis yang berbeda.”

Ada 3 jenis warung yang ditawarkan Warung Pintar. Mereka adalah Normal, Kecil, dan Kios. Tentang strategi mengakuisisi mitra, termasuk membantu pendanaan bagi mereka yang ingin memiliki unit Warung Pintar, Agung mengatakan, “Kita punya beberapa jenis produk dengan modal awal yang berbeda-beda, dengan range harga 38-54 juta Rupiah. Kami [juga] terus men-develop produk sesuai dengan kebutuhan user kami. Di samping itu kami juga menawarkan [program] financing yang bekerja sama dengan beberapa financial institution untuk dapat membantu solusi permodalan user kami.”

Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menambahkan, “Nilai tambah dari produk ini sudah terlihat jelas sejak dari hanya ide di dalam diskusi internal
East Ventures sampai berdirinya Warung Pintar pertama di Jalan Satrio. Dana ini akan digunakan untuk memperbaiki pengembangan produk (termasuk R&D di are IoT, big data, dan blockchain) dan menjangkau pasar yang lebih luas serta menemukan model bisnis yang tepat.”

East Ventures Introduces “Warung Pintar”, Integrates Startup Partner’s Retail Technology Product

East Ventures announces a second project after successful with EV Hive co-working space. This time by developing “Warung Pintar”, a warung (shop) designed to enable digitalization targeting basic-level society. Through data management and analysis, its vision seeks to open new opportunities in term of financial inclusion, social security, behavior analysis, interaction with community and social influences monitoring.

This is a further attempt of East Ventures’ commitment to be more active in technology projects for public, a commitment made since the establishment of Unit Creating Shared Value (CSV). The selection of “warung” concept is considered as it becomes a culture of Indonesians. Warung Pintar wants to empower a segment in society that has not been exposed to the digital world. In the early phase, there are 8 Warung Pintar points throughout Jabodetabek.

“Warung, as a form of traditional micro-enterprise, has been present since the 19th century and closely engaged in local culture. Therefore, by the fact that technology should be accessible by everyone, warung becomes a medium for all Indonesians to take part in the digital economy,” said Agung Bezharie, Warung Pintar’s CEO who previously working as East Ventures’ Investment Associate.

c534ee38-fec0-48b8-a5f5-c868099906e1

Using IoT, big data analytics and blockchain technology

Technology implementation for Warung Pintar is available in 3 pillars, IoT (Internet of Things), big data analytics and blockchain. IoT implementation aims to improve the accuracy of retail data entry. Big data analytics will be used for better understanding of customer behavior, as well as blockchain to create transparency and trust of the shop owners. To smoothen its development, two business technology experts, namely Sofian Hadiwijaya and Pandu Kartika Putra, were hired.

Hadiwijaya is responsible as technical team leader. His experience as a tech community builder and board members in Kudo, Pinjam.co.id and Go-Jek is valued to be impactful for the growth of Warung Pintar. Putra on the other hand is East Ventures’ Associate of Civic Project. He previously was a technology specialist for general affair and involved in several activities such as Code for Bandung and Code4Nation.

“Although the digital platform implementation by consumers and merchants becomes high momentum in Indonesia, we are aware of some groups who against it due to the lack of exposure to the whole digital world. Warung Pintar takes a different approach to serve these segment by providing not only digital platform, but also building physical platform for them. We build an end-to-end solution starts from land discovery, funding, promotion to marketing. Warung Pintar is the answer for a new retailer,” said Willson Cuaca, East Ventures’ Managing Partner.

Cooperation and integration mechanism with East Ventures’ partners

Cuaca explained, Warung Pintar offers partnership in the term of cooperation with shop owners. They only have to give commitment, honesty and time to fix the place once needed. The project is actually in contrary to the current e-commerce economic unit, with an average of purchasing percentage smaller, non-repetitive buyers and relatively smaller profits. Nevertheless, Warung Pintar is a sign for East Ventures’ portfolio integration, given the enormous application of company’s technology solution, a result of East Ventures’ investment in this project.

Warung Pintar uses MokaPOS system for the cashier. Financial record and accounting will be using Journal. Customers can reload credit, purchase tickets and other items through Kudo services. Product procurement and last-mile distribution system provided by Do-cart. Warehouse distribution system managed by Waresix. In addition, all shops will be ready to fullfil EV Hive co-working space customer’s needs.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

East Ventures Luncurkan “Warung Pintar”, Integrasikan Produk Teknologi Ritel Startup Mitra

East Ventures kembali mengumumkan proyek kedua mereka setelah sukses dengan co-working space EV Hive. Kali ini mereka mendirikan “Warung Pintar”, yakni sebuah warung yang didesain untuk memungkinkan digitalisasi menyasar tingkat masyarakat paling mendasar. Melalui pengelolaan data serta analisis, visinya berusaha membuka kesempatan baru dalam hal inklusi finansial, keamanan sosial, analisis perilaku, interaksi dengan komunitas serta pemantauan pengaruh sosial.

Upaya ini sendiri merupakan kelanjutan dari komitmen East Ventures untuk aktif dalam proyek teknologi untuk kepentingan umum, komitmen yang dimulai sejak pembentukan Unit Creating Shared Value (CSV). Dipilihnya konsep warung karena dinilai telah menjadi kultur kehidupan masyarakat di Indonesia. Warung Pintar ingin memberdayakan segmen masyarakat yang belum banyak terpapar dunia digital. Di fase awal ini, sudah ada 8 Warung Pintar yang tersebar di wilayah Jabodetabek.

“Warung, sebagai bentuk usaha mikro tradisional, telah hadir sejak abad ke-19 dan telah erat bersatu dengan budaya lokal. Dan dengan kenyataan bahwa teknologi seharusnya dapat diakses olah siapa saja, maka Warung menjadi wadah yang tepat bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk mengambil peran dalam ekonomi digital,” sambut CEO Warung Pintar Agung Bezharie. Sebelumnya Agung menjabat sebagai Investment Associate di East Ventures.

c534ee38-fec0-48b8-a5f5-c868099906e1

Manfaatkan teknologi IoT, big data analytics dan blockchain

Implementasi teknologi untuk Warung Pintar hadir dalam 3 pilar, yakni IoT (Internet of Things), big data analytics dan blockchain . Penerapan IoT bertujuan untuk meningkatkan akurasi pemasukan data ritel. Big data analytics akan digunakan untuk memahami perilaku para pelanggan dengan lebih baik, serta blockchain untuk menciptakan transparansi dan kepercayaan kepada pemilik warung. Untuk memuluskan perkembangannya, dua orang ahli teknologi bisnis yakni Sofian Hadiwijaya dan Pandu Kartika Putra direkrut.

Sofian bertanggung jawab sebagai pemimpin untuk tim teknis. Pengalamannya sebagai pembina komunitas teknologi dan petinggi di Kudo, Pinjam.co.id dan Go-Jek dinilai akan memberikan dampak pertumbuhan bagi Warung Pintar. Sedangkan Pandu adalah Associate of Civic Project untuk East Ventures. Sebelumnya, ia menjadi spesialis teknologi untuk kepentingan umum dan pernah terlibat dalam beberapa kegiatan seperti Code for Bandung dan Code4Nation.

“Meskipun penerapan platform digital oleh konsumen dan pedagang memiliki momentum yang tinggi di Indonesia, kami menyadari adanya kelompok masyarakat yang tidak dapat menikmatinya dikarenakan kurangnya paparan mereka terhadap dunia digital secara keseluruhan. Warung Pintar mengambil pendekatan yang berbeda untuk melayani segmen tersebut dengan tidak hanya menyediakan platform digital, tetapi juga membangun platform fisik untuk mereka. Kami membangun solusi end-to-end mulai dari pencarian lahan, pendanaan, promosi, hingga pemasaran. Warung Pintar merupakan jawaban dari new retailer,” ujar Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

Mekanisme kerja sama dan integrasi dengan mitra East Ventures

Dijelaskan Willson, Warung Pintar menawarkan bentuk kerja sama berupa kemitraan dengan pemilik warung. Pemilik warung hanya perlu memberikan komitmen, kejujuran serta waktu mereka untuk memperbaiki warung sewaktu-waktu dibutuhkan. Proyek ini sendiri bertolak belakangan dengan unit ekonomi e-commerce yang ada saat ini dengan rata-rata jumlah pembelian yang lebih kecil, pembeli non-repetitif dan keuntungan yang relatif lebih kecil. Kendati demikian, Warung Pintar merupakan lambang dari integrasi portofolio East Ventures, mengingat besarnya aplikasi solusi teknologi perusahaan hasil investasi East Ventures di proyek ini.

Kasir Warung Pintar menggunakan sistem MokaPOS. Pencatatan keuangan dan akuntansi menggunakan sistem Jurnal. Pelanggan juga dapat mengisi ulang pulsa serta membeli tiket dan barang-barang lainnya melalui layanan dari Kudo di sini. Pengadaan produk dan sistem distribusi last-mile disediakan oleh Do-cart. Sistem distribusi gudang yang dikelola oleh Waresix. Selain itu, seluruh warung juga selalu siap untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan EV Hive co-working space.