Terapkan AI dan Deep Learning, Lyke Hadirkan Fitur Image Search

Setelah mendapatkan pendanaan Seri A beberapa waktu lalu, aplikasi mobile fashion Lyke menghadirkan inovasi baru memanfaatkan Artificial intelligence (AI) dan Deeep Learning bernama Image Search. Fitur yang tampak serupa dengan milik Pinterest ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan produk fesyen, aksesoris dan beauty product hanya dengan mengunggah foto atau screen capture dari smartphone ke aplikasi Lyke.

Sesuai dengan visi dan komitmen dari Lyke yaitu mengedepankan teknologi, inovasi ini bukan hanya mempermudah pengguna mendapatkan barang yang diinginkan secara cepat dan hampir serupa, namun juga membuka kesempatan untuk penjual memperluas layanannya.

“Sebagai satu-satunya aplikasi yang menghadirkan produk fesyen berkualitas, Lyke berharap dengan fitur terbaru ini, bisa membuat kegiatan belanja online lebih menyenangkan dan sesuai dengan harapan pengguna,” kata CEO Lyke Bastian Purrer.

Teknologi yang sepenuhnya memanfaatkan AI dan deep learning tersebut, mampu melakukan automatic object recognition hanya dalam waktu 10 detik, gambar yang diunggah oleh pengguna selanjutnya akan memberikan rekomendasi produk yang hampir serupa dengan yang diinginkan oleh pengguna. Bukan hanya untuk produk lokal, namun pencarian gambar tersebut juga bisa dilakukan untuk produk mancanegara.

“Meskipun rekomendasi gambar tersebut tidak 100% sama, namun Lyke mampu memberikan rekomendasi produk lokal yang hampir mirip secara cepat dengan harga istimewa,” kata Bastian.

Saat ini Lyke telah memiliki 300 toko pilihan yang tersebar di Indonesia mengombinasikan inventori produk berjumlah lebih dari 150 ribu jenis produk yang dapat langsung dibeli melalui aplikasi. Bukan hanya Jabodetabek saja, namun layanan Lyke saat ini juga sudah bisa dinikmati di seluruh Indonesia.

“Saat ini aplikasi Lyke telah diunduh oleh 2 juta orang, sementara untuk pemesanan Lyke sudah menerima 2 ribu order per harinya,” kata Bastian.

Fitur personalisasi Lyke

Inovasi lain yang saat ini sudah bisa dinikmati oleh pengguna Lyke adalah fitur personalisasi tampilan di halaman depan aplikasi Lyke. Tersedia tiga kategori yang bisa dipilih sesuai selera, yaitu Premium, Affordable dan Pretty Cheap. Fitur personalisasi ini bisa dimanfaatkan untuk pengguna yang hanya ingin mendapatkan produk premium dan enggan untuk melihat pilihan produk di luar dari kategori yang diinginkan.

“Dengan demikian pengguna bisa memilih sesuai dengan selera yang relevan. Untuk soal harga bisa dipastikan harga yang ditawarkan oleh Lyke jauh lebih murah dari harga toko sebenarnya,” kata Bastian.

Saat ini Lyke telah menjalin kemitraan dengan berbagai brand fesyen lokal hingga asing juga layanan e-commerce dan marketplace di Indonesia. Disinggung tentang strategi agar bisa tampil lebih unggul dengan layanan serupa, Bastian menyebutkan perbedaan bisnis model yang dimiliki serta fokus Lyke yang mengedepankan teknologi, merupakan keunggulan dari aplikasi Lyke.

“Sebagai platform fesyen dan kecantikan yang memanfaatkan teknologi, ke depannya Lyke berharap bisa tampil seperti GO-JEK dan UBER. Dari sisi teknologi kami akan terus melakukan inovasi menghadirkan fitur terkini dan layanan lebih untuk pengguna.”

Application Information Will Show Up Here

Microsoft Uji Pencarian Berbasis AI pada Aplikasi Photos Bawaan Windows 10

Aplikasi Photos bawaan Windows 10 bakal jadi lebih mirip dengan Google Photos ke depannya. Bukan dari segi tampilan atau cara kerjanya, tapi dari segi mekanisme pencarian pintar yang mengandalkan bantuan artificial intelligence (AI).

Microsoft saat ini tengah menguji fitur tersebut melalui versi preview terbaru Windows 10 yang dikirim ke para Insider. Dari segi tampilan perubahannya tidak banyak, hanya ada kotak pencarian kecil di ujung kanan atas.

Kendati demikian, fitur pencarian yang ditawarkan jauh dari kata biasa, dimana Anda cuma bisa mencari gambar berdasarkan nama file-nya. Di sini AI yang ditugaskan akan lebih dulu mengidentifikasi dan mengelompokkan koleksi foto yang tersimpan di OneDrive berdasarkan kategori, warna, waktu pengambilan atau bahkan wajah seseorang yang tertangkap kamera.

Setelahnya, Anda tinggal mengetikkan kata kunci pencarian, seperti misalnya “smartphone”, “dance”, “art gallery”, atau mungkin warna maupun bulan tertentu, dan Photos akan menampilkan deretan gambar yang relevan.

Windows 10 Photos AI Search

Menurut pengalaman Windows Central yang sudah mencoba fitur ini, kinerjanya sangatlah cepat. Kemungkinan besar karena semua data indexing yang dikumpulkan disimpan di dalam perangkat dan bukan di cloud. Ini juga yang menjelaskan mengapa proses indexing-nya bisa berlangsung cukup lama andaikata koleksi foto Anda mencapai ribuan.

Microsoft sejauh ini belum memaparkan informasi apapun soal sistem pencarian berbasis AI untuk Photos ini, namun kalau melihat waktu pengujiannya sekarang, kemungkinan fitur ini akan tersedia secara luas bersama Windows 10 Fall Creators Update nanti.

Sumber: Windows Central.

Xiaomi Luncurkan Mi AI Speaker

Xiaomi baru saja mengungkap Mi 5X dan MIUI 9 secara resmi. Namun selain smartphone berkamera ganda tersebut, perusahaan yang kerap digelari Apple-nya Tiongkok itu turut memperkenalkan sebuah smart speaker ala Amazon Echo dan Google Home.

Dijuluki Mi AI Speaker, perangkat ini ditenagai oleh, seperti yang sudah bisa Anda duga, artificial intelligence-nya sendiri. Selain tentu saja bertugas memutar musik, Mi AI Speaker juga didesain untuk menjadi pusat kendali sederet perangkat smart home besutan Xiaomi lainnya.

Untuk bisa memahami perintah suara dari pengguna secara jelas, Mi AI Speaker telah dibekali total enam buah mikrofon agar dapat mendengar dari segala sudut. Seperti halnya Apple HomePod, speaker ini juga berperan sebagai asisten pribadi pengguna, menyuguhkan informasi-informasi seperti prakiraan cuaca, kondisi lalu lintas serta agenda harian.

Mi AI Speaker

Desainnya memang banyak terinspirasi oleh Amazon Echo, tapi saya pribadi melihat aura yang lebih elegan di sini. Semua tombol kontrolnya terpampang di atas, dikitari oleh LED yang akan menyala ketika perangkat sedang mendengarkan instruksi dari pengguna.

Tidak mengejutkan dari Xiaomi, harga adalah atribut paling menariknya. Mi AI Speaker dibanderol cuma 299 yuan, atau sekitar 600 ribu rupiah. Perangkat ini bakal dipasarkan di Tiongkok mulai Agustus mendatang, siap bersaing dengan produk serupa dari Alibaba.

Sumber: TechCrunch dan The Verge.

Microsoft HoloLens 2 Bakal Dibekali Prosesor Khusus untuk Artificial Intelligence

Sampai detik ini, HoloLens memang belum merambah konsumen secara umum, namun Microsoft rupanya sudah menyiapkan ide-ide jitu untuk menyempurnakan headset mixed reality tersebut lewat versi keduanya nanti. Microsoft baru-baru ini buka omongan mengenai pembaruan yang bakal diusung HoloLens 2, salah satunya adalah artificial intelligence (AI) terintegrasi.

Integrasi ini dimungkinkan berkat kehadiran AI coprocessor yang bakal mendampingi prosesor utama HoloLens. Tugasnya adalah menganalisa data secara lokal, tanpa perlu melibatkan komunikasi dengan jaringan cloud seperti yang ada pada versi pertama HoloLens sekarang.

Lalu apa manfaat yang bisa dirasakan konsumen dari integrasi AI ini? Yang paling utama adalah kinerja perangkat yang lebih cepat, sebab semua data akan diolah langsung di perangkat. Manfaat lain adalah peningkatan mobilitas karena perangkat jadi tidak harus online terus-menerus, plus privasi pengguna yang lebih terjaga sebab tidak ada data yang meninggalkan perangkat.

Untuk bisa mewujudkannya, Microsoft sendiri yang akan merancang AI coprocessor ini. Mereka rela menginvestasikan dana dan waktunya karena mereka percaya bahwa ini merupakan cara terbaik untuk memaksimalkan potensi augmented reality dan mixed reality.

Tentu saja integrasi AI baru satu dari sederet pembaruan yang sudah disiapkan untuk HoloLens 2. Hal lain yang perlu dibenahi pastinya melibatkan display, dimana untuk sekarang banyak pihak yang menganggap ini sebagai kelemahan utama HoloLens, sebab sudut pandang konten yang ditampilkan tergolong sempit.

Sumber: TechCrunch dan Microsoft.

Cukup Tunjuk Suatu Objek, Orcam MyEye Akan Mendeskripsikannya Kepada Anda

Belum lama ini, Microsoft meluncurkan aplikasi unik bernama Seeing AI, yang berperan sebagai narator untuk pengguna yang memiliki gangguan penglihatan. Cara kerjanya sederhana sekali: cukup buka app di ponsel, arahkan kamera, maka ia akan mendeskripsikan apapun yang ada di hadapannya.

Kalau itu masih kurang simpel, maka solusinya bukan lagi sebatas software, melainkan dengan hardware seperti OrCam MyEye ini. Ia merupakan sebuah perangkat kecil yang bisa dipasangkan ke tangkai kacamata, dan fungsinya kurang lebih sama seperti Seeing AI, yakni mengidentifikasi objek sekaligus membacakannya ke pengguna.

Orcam MyEye

Cara menggunakannya bahkan lebih sederhana lagi, dimana pengguna hanya diminta untuk menunjuk ke arah objek yang ingin dibacakan. Bisa teks di buku menu, teks di kaleng minuman, kartu nama, dan masih banyak lagi. Andai Anda memegang kaleng atau objek lainnya dalam posisi terbalik, MyEye bakal meminta Anda untuk membaliknya.

Seperti Seeing AI, MyEye juga dapat mendeteksi uang dan membacakan jumlahnya kepada pengguna. Kalau teks yang dibaca ternyata dalam bahasa asing, MyEye akan langsung menerjemahkannya selama bahasa tersebut didukung. Facial recognition juga tersedia, dimana perangkat bisa mengingat nama dan mengenali wajah seseorang yang sudah pernah Anda temui sebelumnya.

Orcam MyEye / Orcam

Namun fitur MyEye yang paling istimewa sejatinya adalah bagaimana ia sangat menghargai privasi penggunanya, sebab semua data akan diolah langsung di perangkat, tanpa tersambung ponsel atau server apapun. Hal ini juga berarti MyEye bisa digunakan di mana saja, dan ia sama sekali tidak bergantung pada koneksi internet.

Pengembangnya yang bermarkas di Israel sebenarnya sudah cukup lama memasarkan Orcam MyEye dengan banderol harga $3.500, akan tetapi mereka sedang mengerjakan versi baru yang lebih sempurna. Lebih sempurna karena versi barunya ini tidak perlu lagi tersambung ke perangkat tambahan seukuran ponsel yang bertindak sebagai processing unit-nya.

Lenovo Pamerkan Standalone AR Headset dan Sejumlah Produk Konsep yang Sangat Menarik

Dalam acara tahunan Lenovo Tech World kali ini, ketimbang sekadar memamerkan laptop baru dengan perubahan inkremental, raksasa teknologi asal Tiongkok tersebut rupanya juga mencoba mencuri perhatian lewat lima produk konsep yang menarik.

Produk yang pertama adalah Lenovo daystAR. Dari nama dan wujudnya sudah sangat kelihatan kalau perangkat ini merupakan sebuah AR headset. Namun jelas bukan sembarang AR headset, sebab ia dapat beroperasi secara mandiri tanpa perlu tersambung ke PC atau diselipi smartphone.

Berbekal vision processing unit-nya sendiri, daystAR mampu menampilkan konten AR dengan sudut pandang seluas 40 derajat. Perangkat ini terintegrasi dengan berbagai layanan. Salah satu yang menarik adalah 3D Content Manager, yang memungkinkan pengguna untuk memindai, mengunggah, lalu mengedit konten 3D.

Lenovo SmartCast+

Produk yang kedua adalah Lenovo SmartCast+, sebuah smart speaker ala Amazon Echo yang juga merupakan proyektor augmented reality. Ya, selain berinteraksi dengan pengguna, perangkat ini juga bisa memproyeksikan gambar ke tembok atau layar, dan Lenovo juga berencana menambatkan kemampuan untuk mengenali suara maupun objek.

Lenovo CAVA

Bicara soal smart speaker tentunya tidak luput dari asisten virtual. Di sini Lenovo juga sudah menyiapkan asisten virtual-nya sendiri yang diberi nama CAVA, singkatan dari Context Aware Virtual Assistant. Sesuai namanya, ia dirancang untuk memahami konteks dengan memaksimalkan teknologi deep learning.

Tak hanya mengenali suara pengguna, CAVA juga dilengkapi kemampuan mengenali wajah sehingga ia dapat memberikan rekomendasi yang sangat personal kepada setiap pengguna. Contoh yang paling sederhana, CAVA dapat menyarankan waktu yang tepat untuk berangkat menuju tempat ketemuan dengan menganalisa kondisi lalu lintas dan cuaca.

Lenovo SmartVest

Dua yang terakhir adalah SmartVest dan Xiaole. SmartVest sepintas kelihatan seperti baju biasa, padahal ia sebenarnya merupakan electrocardiogram (ECG), yang siap memonitor selama 24 jam nonstop dan mendeteksi kondisi-kondisi yang tidak biasanya.

Lenovo Xiaole

Xiaole di sisi lain merupakan platform layanan pelanggan berbasis AI, dimana semua percakapan dengan konsumen akan dipelajari demi memberikan layanan yang lebih baik dan personal.

Sumber: Engadget dan Lenovo.

App Buatan Microsoft Ini Narasikan Apa yang Terjadi di Sekitar Pengguna Tuna Netra

Tim Microsoft Research tidak henti-hentinya bereksperimen dengan artificial intelligence (AI). Karya terbaru mereka adalah sebuah aplikasi iOS yang sangat keren sekaligus fungsional, terutama apabila Anda memiliki gangguan indera penglihatan atau bahkan merupakan seorang tuna netra.

Dinamai Seeing AI, aplikasi ini memang mengemas sistem kecerdasan buatan yang mampu melihat dan mengenali beragam objek di sekitarnya, kemudian menarasikannya kepada pengguna dengan suaranya. Seandainya satu meter di depan Anda ada seseorang yang sedang menangis, Seeing AI bakal mendeskripsikannya secara akurat.

Microsoft Seeing AI

Selain mengenali wajah orang sekaligus ekspresinya, Seeing AI juga bisa membacakan teks pendek yang misalnya terpampang di amplop secara instan, atau bahkan satu dokumen penuh dengan cara memotretnya terlebih dulu. Tak hanya itu, nantinya Seeing AI bahkan bisa mengenali uang tunai yang ada di hadapan pengguna dan membacakan jumlahnya.

Tidak kalah menarik adalah kemampuan Seeing AI mengenali berbagai produk di supermarket dengan memindai barcode-nya. Kalau Anda kesulitan melihat, bagaimana Anda bisa menemukan barcode-nya? Well, selagi Anda mengarahkan kamera ponsel, Seeing AI akan membunyikan indikator suara untuk membantu Anda menemukan barcode di suatu kaleng daging kornet misalnya.

Microsoft Seeing AI

Menggunakan Seeing AI bisa diibaratkan memiliki narator yang selalu berada bersama Anda, menceritakan apa saja yang terjadi di sekitar Anda. Microsoft bahkan sedang menguji fitur eksperimental yang memungkinkan Seeing AI untuk mengenali suatu peristiwa atau kejadian di sekitar, jadi bukan cuma benda-benda mati saja.

Seeing AI saat ini sudah tersedia secara cuma-cuma di App Store, tapi sayang baru di Amerika Serikat, Kanada, India, Hong Kong, Selandia Baru dan Singapura. Microsoft berencana untuk merilisnya di negara-negara lain, tapi saya belum menemukan indikasi kalau versi Android-nya sedang digodok. Bahasa yang didukung sejauh ini juga baru bahasa Inggris.

Sumber: The Next Web.

Beberapa Inovasi Startup Menarik yang Menggunakan Pemrosesan Pintar

Kecerdasan buatan menjadi salah satu tren teknologi yang saat ini sedang sangat bertumbuh, termasuk di lanskap startup di Asia Tenggara. Pada praktiknya memang banyak peluang yang dapat dijadikan peluang produk berbasis kecerdasan buatan. Dalam sebuah sesi Create Stage Echelon Asia Summit 2017 di Singapura beberapa waktu lalu, secara khusus dikompetisikan startup di bidang deeptech, startup dengan produk berbasis kecerdasan buatan.

Sebagai inspirasi sekaligus menelisik tren ke depan seputar teknologi, DailySocial mencoba menyajikan apa saja startup yang berhasil masuk lolos kualifikasi dalam bidang deeptech dan apa inovasi yang dibuat.

AiChat – Chatbot untuk Bisnis

Dalam vertikal produk berbasis kecerdasan buatan, chatbot menjadi salah satu yang paling populer saat ini. AiChat sendiri secara spesifik mencoba membantu bisnis untuk mengotomatiskan beberapa proses, seperti Customer Services, Marketing, E-Commerce Transaction, hingga Data Analytics.

01 Potensi chatbot dari presentasi tim AiChat DailySocial - Randi Eka

Melalui chatbot modern (saat ini disematkan melalui Facebook Messenger), AiChat berusaha menyelesaikan tiga permasalahan utama yang ada di korporasi. Pertama terkait dengan integrasi kanal komunikasi, selama ini cenderung terfragmentasi sehingga sulit untuk dikelola, terutama dari sisi masukan data.

Kemudian hal tersebut dilanjutkan kepada permasalahan kedua yang ingin dipecahkan, yakni untuk membawa korporasi pada tren insight-driven. Salah satu pembeda yang ingin dihadirkan AiChat ialah dukungan bahasa di negara Asia Tenggara dalam mendesain bot komunikasi.

Saat ini AiChat dipasarkan melalui dua cara, yakni Strategic Partnership dan Licensing dengan jangka waktu per 6 dan 12 bulan.

AiCar – Solusi Efisiensi Sumber Daya Mobil

Dikembangkan oleh Aidentify Inc., AiCar merupakan sebuah terobosan solusi pintar untuk diterapkan pada mobil. Sedikit berbeda, tatkala para pemain di kecerdasan buatan mengembangkan Self-Driving Car atau Connected Car, karena AiCar mencoba mengembangkan solusi Self Diagnostic Technology modern yang membantu pengguna untuk mendapatkan informasi kesehatan mobil secara keseluruhan.

02 AiCar solusi pintar untuk pengelolaan sumber daya mobil DialySocial - Randi Eka

Apa yang dikerjakan AiCar ialah menempelkan sebuah perangkat pintar untuk menjadi mekanik di mobil. Proses kerjanya ialah mendeteksi sinyal yang tidak normal dan memberikan analisis informasi kepada pengguna secara cepat melalui perangkat ponsel dan lainnya.

Flax Scanner – Meringkas Proses Digitalisasi

Startup ini mencoba memadukan dua algoritma pintar untuk layanannya, yakni Image-based Deep Learning dan Language-based Deep Learning. Sehingga memungkinkan proses Scan & OCR (Optical Character Recognition) untuk dokumen kertas. Tidak hanya itu, solusi yang dihadirkan juga mampu melakukan analisis layout, klasifikasi semantik dan koreksi.

03 Flax Scanner hadirkan solusi andal untuk digitalisasi paperworks DailySocial - Randi Eka

CryoWerx – Kotak Makan Pintar

Latar belakang pengembangan solusi ini adalah untuk memaksimalkan penjualan produk makanan, terutama di jam-jam ketika para konsumen sulit untuk melakukan mobilitas ke luar untuk membeli makanan. Kontak makan pintar yang dihadirkan hampir mirip dengan almari es atau pendingin makanan/minuman yang biasa ditemui saat ini. Perbedaannya akses untuk mendapatkan makanan di dalamnya ialah menggunakan proses transaksi melalui aplikasi mobile.

04 CryoWerx mencoba maksimalkan penjualan makanan dengan kotak makan pintar DailySocial - Randi Eka

Semua proses pemesanan dan sebagainya diproses saat pengguna melakukan transaksi melalui aplikasi. Setelah selesai hingga proses pembayaran dan lain sebagainya, pengguna tersebut dapat mengunjungi ke kotak makan pintar dan melakukan scanning kode khusus yang dibuat melalui aplikasi ke dalam kotak pintar tersebut. Sistem analisis juga disematkan ke dalam sistem penjualan yang dimiliki oleh restoran atau tempat penjualan makanan.

Igloohome – Kunci Pintu Pintar untuk Bisnis Properti

Pada layanan penyewaan properti seperti Airbnb, ada sebuah permasalahan mendasar, namun sering diabaikan, padahal permasalahan tersebut mengikis efisiensi proses transaksi yang ada, yakni proses pengambilan dan pengembalian kunci. Hal ini membuat sebuah inovasi bernama Igloohome muncul, menghadirkan sebuah perangkat engsel pintu pintar yang terintegrasi.

05 Igloohome untuk solusi pintu pintar DailySocial Randi Eka

Cara kerjanya, ketika seseorang telah menyelesaikan transaksi untuk penginapan, maka akan di-generate sebuah kode satu kali pakai untuk masuk ke dalam rumah/kamar tersebut melalui kanal admin. Kemudian pengguna dapat menggunakan kode tersebut untuk membuka pintu. Menyadari kondisi lapangan, kunci pintu yang dibuat tidak menggunakan konektivitas internet, namun menggunakan sistem yang mirip dengan konsep token internet banking.

Untuk mengakselerasi bisnis, Igloohome menjalin kerja sama khusus dengan bisnis seperti Airbnb, HomeAway dan lainnya di Asia Tenggara.

SmartPeep – Video Analisis untuk Keamanan Rumah

Pada umumnya rumah saat ini sudah dilengkapi dengan CCTV untuk memantau kondisi sehari-hari. Namun adanya CCTV umumnya sebatas merekam aktivitas yang terjadi, belum sampai pada proses antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya kejahatan. Untuk menyempurnakan sistem tersebut, SmartPeep dihadirkan.

06 SmartPeep mampu analisis gerak-gerik mencurigakan dari tangkapan CCTV DailySocial - Randi Eka

Cara kerjanya dengan melakukan analisis dari hasil tangkapan video kamera CCTV. Deteksi termasuk pada aktivitas orang di gerbang (melompat), aktivitas orang di sekitar rumah dan juga aktivitas pintu gerbang. Dengan analisis ini, SmartPeep mencoba memberikan notifikasi untuk antisipasi kepada pemilik rumah.

Baidu Gandeng Nvidia Maksimalkan Peran AI untuk Mobil Tanpa Sopir dan Cloud Computing

Nvidia yang kita kenal sekarang bukan lagi sekadar produsen kartu grafis. Perusahaan yang bermarkas di Santa Clara tersebut juga serius mengembangkan artificial intelligence (AI), yang salah satu implementasinya berupa sistem kemudi otomatis Drive PX. Dua tahun sejak Drive PX pertama diumumkan, rupanya sudah ada pihak yang tertarik dengan potensinya.

Tidak main-main, yang tertarik dengan teknologi Nvidia ini adalah raksasa internet asal Tiongkok, Baidu. Kedua perusahaan baru-baru ini mengumumkan rencana mereka untuk bekerja sama dalam memaksimalkan peran AI pada ranah mobil tanpa sopir, cloud computing serta home assistant.

Salah satu bentuk kerja samanya adalah penggunaan Drive PX 2 pada platform mobil tanpa sopir Baidu, Apollo, plus rencana untuk mengembangkan mobil kemudi otomatis bersama sejumlah pabrikan otomotif besar di Tiongkok. Baidu sendiri sangat serius dalam hal pengembangan sistem kemudi otomatis sampai-sampai co-founder-nya, Robin Li, memberanikan diri untuk datang ke sebuah event dengan menunggangi mobil tanpa sopir meskipun hal ini melanggar hukum setempat.

Di ranah cloud computing, platform Baidu Cloud nantinya akan ditenagai oleh GPU Nvidia Volta, yang memang dirancang secara spesifik untuk implementasi AI. Selain itu, Volta juga akan membantu optimalisasi PaddlePaddle, framework deep learning besutan Baidu yang open-source, sehingga akses untuk para akademisi dan peneliti pun bisa diperluas lagi.

Terakhir, kolaborasi ini juga akan membuahkan integrasi asisten virtual DuerOS kepunyaan Baidu pada perangkat Nvidia Shield TV untuk pasar Tiongkok, mengubahnya menjadi semacam home assistant ala Amazon Echo, atau yang baru saja diluncurkan untuk pasar Tiongkok oleh Alibaba, Tmall Genie.

Sumber: Engadget dan Nvidia.

Memulai Pemanfaatan Data dalam Bisnis untuk Menyambut Tren Otomatisasi

Tidak ada yang menyangkal bahwa teknologi membawa perubahan besar bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya, atau bagi orang memulai bisnis. Teknologi dalam hal ini tidak hanya bisa membantu bisnis berinovasi ke luar (produk, pemasaran, dan lain-lain) tetapi juga membantu bisnis memperkuat kemampuan mereka mengelola. Salah satu yang mulai naik daun di kalangan bisnis adalah pengelolaan data. Teknologi berpengaruh untuk bagaimana bisnis bisa mengambil sesuatu yang lebih dari data yang semakin beragam dan mudah didapatkan berkat teknologi yang ada.

Data sekarang lebih dinamis. Baik dari segi cara pengumpulan dan jenis datanya. Data konsumen misalnya, data ini lebih akurat sejak para konsumen mulai menenteng perangkat mobile mereka. Ini merupakan keuntungan tersendiri bagi bisnis. Mereka bisa langsung terhubung dengan para konsumen, baik itu melalui email atau sarana live chat yang ada. Masalah selanjutnya yang muncul, bagaimana perusahaan bisa mengoptimalkan data, bukan hanya mengonsumsinya tetapi juga bisa membuatnya berevolusi.

Mengumpulkan data sebanyak-banyaknya untuk menjadi bahan pertimbangan inovasi selanjutnya dari bisnis adalah sebuah kewajiban. Mengelolanya dan membuat sesuatu yang lebih canggih dari sana adalah tugas selanjutnya.

Otomatisasi proses dasar

Untuk bisa mencapai tahap selanjutnya dari pemanfaatan data bisnis yang mengelola data bisa dimulai dari melakukan optimalisasi pengumpulan data. Misalnya, kita sebagai bisnis sering memantau harga dari para pesaing untuk menentukan harga terbaik yang bisa ditawarkan. Jika dilihat lebih dekat, proses ini merupakan proses berulang. Sangat potensial untuk dibuat otomatisasi. Jadi kita bisa lebih intens memantau perubahan harga tersebut. Hal ini juga bisa diterapkan pada saat kita memantau tren yang ada. Baik itu tren produk yang sedang diminati di masyarakat atau tren penurunan pembelian.

Analisis yang terstruktur

Melimpahnya data dan perkembangan teknologi pengolahan data membawa dampak positif pada perkembangan analisis yang di dapat. Data yang melimpah dan data yang tervalidasi adalah dua komponen penting menghasilkan sebuah hasil analisis yang baik.

Tugas dari manajer selanjutnya adalah menyusun data sedemikian rupa untuk menjadi sebuah sumber data tepercaya kemudian membuat analisis yang lengkap dan terstruktur. Sebagai contoh, bisnis bisa dengan mudah memunculkan produk apa yang sedang ramai di pasaran, termasuk produk alternatif yang digemari konsumen. Dengan informasi semacam itu manajer bisa dengan mudah mendapatkan gambaran seperti apa sebenarnya produk yang diinginkan.

Otomatisasi dan data menjadi jembatan untuk teknologi AI

Setelah melihat berhasil menerapkan otomatisasi dalam mendapatkan data dan membuat sebuah skema analisis terstruktur salah satu inovasi yang bisa diterapkan untuk mengoptimalkan kembali proses data dan analisis adalah penerapan teknologi AI (Artificial Intelegence).

Dengan menggunakan teknik machine learning data bisa lebih optimal diolah. Data-data tersbeut akan menghasilkan beberapa keputusan-keputusan yang berkaitan. Misalnya soal barang yang paling sering dilihat. Dengan menggunakan teknik ini bisnis bisa menghadirkan sebuah barang yang bisa dijadikan alternatif bagi konsumen. Tentu ini akan menjadi pengalaman tersendiri bagai konsumen.