airasia Super App Indonesia Resmi Diluncurkan, Hadirkan Layanan “Ride-Hailing” di Bali

Setelah sebelumnya mengumumkan beberapa layanan baru, airasia Super App Indonesia akhirnya resmi meluncur di tanah air pada 2 November 2022 kemarin. Pertama kali hadir di Malaysia pada 2020, Indonesia menjadi negara ketiga setelah Thailand dan Filipina untuk ekspansi regional airasia Super App.

Sejak pandemi memukul bisnis perjalanan dan pariwisata, Capital A (sebelumnya AirAsia Group) diketahui secara aktif menghadirkan layanan baru sebagai upaya menumbuhkan pendapatan non-maskapainya. Dengan kehadiran superapp ini, pengguna diharapkan bisa merasakan pengalaman liburan yang lengkap melalui satu aplikasi.

Dalam peresmian yang berlangsung di Bali ini, turut hadir secara virtual CEO airasia Super App Amanda Woo. Ia mengaku sangat optimis dan menyebut Indonesia memiliki potensi pertumbuhan yang sangat kuat. Meskipun persaingan superapp lokal telah didominasi sejumlah pemain utama, ia yakin dengan diferensiasi dan pendekatan berbeda yang dilakukan perusahaan.

“Kami percaya tidak ada superapp lain di luar sana yang benar-benar dapat menyatakan diri sebagai travel super app dan mampu memberikan pengalaman secara menyeluruh kepada penggunanya dengan menggabungkan segmen perjalanan dan gaya hidup dalam satu platform,” ujarnya.

Faktanya, airasia Super App merupakan satu-satunya travel superapp yang memiliki maskapai sendiri. Posisi ini memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan database pengguna yang luas serta memperkuat segmen perjalanan. Secara keseluruhan, AirAsia sudah melayani lebih dari 51 juta penumpang dengan lebih dari 128 destinasi di 21 negara.

Dengan platform Online Travel Agent (OTA) yang terintegrasi, pengguna airasia Super App dapat melakukan pemesanan tiket pesawat dengan lebih dari 700 maskapai global dan memiliki pilihan akomodasi di lebih dari 700.000 inventori hotel seluruh dunia. Hingga saat ini, jumlah pengguna aktif harian airasia Super App disinyalir ada sekitar 1,25 juta orang.

Sebenarnya upaya menjadi travel superapp juga didengungkan unicorn lokal Traveloka. Konsepnya serupa, menggabungkan layanan akomodasi, pengalaman liburan, sampai dengan keuangan di dalam satu aplikasi.

airasia ride

Di kesempatan yang sama, airasia Super App sekaligus meluncurkan layanan transportasi ride-hailing roda empat, airasia ride. Sebelumnya, layanan airasia money dan food delivery sudah lebih dulu meluncur di Indonesia. Saat ini jangkauan layanan airasia ride baru sebatas Bali saja, namun pihaknya optimis bisa menjangkau pasar yang lebih luas.

Sebelumnya, airasia sempat mencuri perhatian dengan menawarkan kesempatan bagi pengemudi airasia ride untuk menjadi karyawan tetap dengan gaji bulanan lebih dari Rp10 juta di Malaysia. Ketika disinggung terkait benefit para pengemudi di Indonesia, pihaknya masih enggan memberi komentar. Layanan airasia ride sendiri sudah membuka pendaftaran untuk posisi driver sejak Oktober 2022.

“Kami akan terus mengupayakan bahwa tarif yang diterima pengemudi dipastikan adil. Hal ini merujuk pada salah satu nilai yang kami tawarkan yaitu Super Value, dengan berkomitmen memberikan tarif terbaik tidak hanya bagi para pengguna, tetapi juga pengemudi,” ujar Country Head of E-Commerce airasia Super App Arbi Wienandar.

Untuk bisa menikmati layanan ini, pengguna dapat mengunduh aplikasi airasia Super App, lalu geser ke kategori Delivery dan pilih menu ride. Kemudian, pilih titik tujuan yang diinginkan dan metode pembayaran sebelum memesan. Untuk saat ini, pilihan pembayaran yang tersedia hanyalah tunai atau kartu kredit/debit online.

Ketika disinggung mengenai target, pihaknya belum mau menjelaskan secara detail. Namun, perusahaan mengungkapkan fokus utamanya adalah untuk mengembangkan destinasi wisata utama dengan menyasar turis mancanegara, dimulai dari Bali. “Kami ingin mengoptimalkan layanan ini di Bali terlebih dulu,” tegas Arbi.

Di Indonesia sendiri, pemain ride-hailing masih didominasi duo hijau Grab dan Gojek. Bukan hanya itu, di Bali, airasia ride di Bali juga memiliki kompetitor lain, yaitu Maxim dan InDriver. Nama terakhir yang disebut memiliki pendekatan yang cukup berbeda dengan memungkinkan penumpang untuk mematok tarif di awal.

Application Information Will Show Up Here

Mengulik Lebih Dalam Ambisi “airasia SuperApp” di Indonesia

AirAsia bermula dari sebuah ide untuk menghadirkan moda perjalanan udara yang terjangkau untuk semua kalangan; dan menggerakkan industri perjalanan di Asia. Bisnis dimulai dengan 2 pesawat udara, melayani 6 rute di Malaysia pada Januari 2022.

20 tahun berselang, mimpi itu telah membuahkan jutaan ide baru yang berhasil menopang pertumbuhan bisnis perusahaan. AirAsia kini berkembang menjadi sebuah maskapai yang melayani lebih dari 128 destinasi di 21 negara. Tidak hanya itu, bisnisnya kini telah merambah dunia digital, menyediakan semua kebutuhan perjalanan dan pariwisata dalam satu aplikasi yang dinamakan “airasia SuperApp”.

Transformasi digital airasia sudah dimulai sejak awal beroperasi di tahun 2002 dengan memperkenalkan layanan online booking melalui situs resminya. Kemudian, melakukan ekspansi regional ke beberapa negara tetangga, termasuk Indonesia. AirAsia Indonesia diluncurkan pada tahun 2005, ketika itu pengguna internet di tanah air ada di angka 16 juta orang.

Satu dekade berlalu, perkembangan teknologi internet turut mengakselerasi demokratisasi di berbagai industri, termasuk perjalanan. Jika sebelumnya masyarakat masih bergantung pada travel agent untuk mengatur jadwal mereka, hadirnya OTA (Online Travel Agent) memungkinkan individu untuk bisa mengatur rencana perjalanan mereka sendiri. Beberapa pemain yang sudah dikenal termasuk Traveloka, Tiket.com, Pegipegi, dan sejumlah lainnya.

Pandemi Covid-19 berdampak terhadap semua industri di dunia, perjalanan dan pariwisata termasuk yang paling parah. Pembatasan interaksi mengharuskan masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan. Akibatnya, sejumlah penerbangan sempat ditiadakan, para penyedia akomodasi merasa kesulitan karena kamar tidak terisi, begitu pula fasilitas ride-hailing yang sepi penumpang.

Alih-alih duduk diam meratapi kerugian dan menyerah dengan situasi, maskapai ini mencoba bangkit dengan memaksimalkan potensi digitalnya. Tidak dapat dimungkiri bahwa pandemi menjadi katalis bagi konsumen untuk bermigrasi ke platform digital. Perusahaan melihat hal ini sebagai kesempatan besar untuk melanjutkan transformasi digital hingga akhir, dimulai dengan SuperApp.

airasia SuperApp Indonesia

Inisiatif aplikasi super ini dimulai di Malaysia, menawarkan lebih dari 15 jenis produk dan layanan di bawah tiga pilar utama, yaitu travel, e-commerce, dan fintech dengan airasia rewards, Unlimited, dan airasia pocket sebagai benang merah yang mengikat seluruh ekosistem menjadi satu kesatuan.

Sumber: Laporan tahunan AirAsia 2021

Dalam waktu satu tahun, aplikasi super ini telah berkembang secara fenomenal, tidak hanya meningkatkan produknya dan penawaran layanan untuk menjadi aplikasi perjalanan dan gaya hidup, tetapi juga basis pengguna dan daya tariknya dalam hal volume dan nilai transaksi. Satu per satu layanan ini mulai menggencarkan ekspansi.

Pada April 2022, perusahaan menunjuk Delly Nugraha, yang sebelumnya menjabat CEO Carsome Indonesia, untuk memimpin strategi eksekusi airasia SuperApp Indonesia. Belum lama ini, DailySocial.id diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan Delly terkait pengembangan aplikasi super ini di Indonesia.

Delly mengakui, pada dasarnya pengembangan aplikasi super ini dimungkinkan oleh teknologi yang dimiliki perusahaan. “Dulu karena belum banyak yang berani mencoba, selalu ada resistance. Kalau sekarang, penggeraknya juga sudah banyak. Perkembangan internet semakin canggih, jangkauan semakin luas. Kita juga punya sejarah sebagai perusahaan airlines yang sukses. It is only make sense to develop this superapp, and we are optimistic to grow bigger.”

Meskipun belum resmi meluncur, masyarakat Indonesia sudah bisa menggunakan layanan airasia SuperApp secara terbatas. Dalam aplikasinya, terdapat 4 kategori yang ditawarkan yaitu Travel, Delivery, Money, dan Play. Layaknya OTA pada umumnya, layanan ini menawarkan pengalaman berwisata yang terjangkau dan terencana. Mulai dari pemesanan tiket pesawat, hotel, hingga paket liburan yang ekonomis.

Di luar perjalanan, airasia SuperApp juga dilengkapi dengan layanan digital lainnya, termasuk fintech. Pada bulan Maret 2022, layanan marketplace produk finansial airasia Money meresmikan operasional mereka di tanah air, menawarkan solusi keuangan yang terjangkau, dari asuransi, investasi, pengiriman uang, dan penggalangan dana sosial, bersama para mitra.

Selanjutnya, di kategori delivery, layanan pesan-antar makanan airasia Food yang diluncurkan pada bulan yang sama semakin memperluas jangkauannya di beberapa area seperti, Tangerang, Jawa Barat, diikuti oleh Jakarta pada bulan Juni. Saat ini, untuk armada pengantaran makanan, perusahaan bermitra dengan lini bisnis pengantaran Gojek (sekarang GoTo), GoSend.

Keterlibatan airasia dengan Gojek tidak hanya sebatas itu. Sebelumnya, airasia telah mengakuisisi 100% operasional bisnis ride-hailing dan fintech Gojek di Thailand dengan nilai $50 juta atau sekitar 700 miliar Rupiah. Pada kesempatan itu, Tony dan Kevin menyinggung potensi kemitraan bersama selanjutnya tanpa merincikan detailnya.

Dalam menyediakan solusi tersebut, perusahaan bekerja sama dengan mitra. Misalnya, PasarPolis (insurtech), Bareksa (e-investing), Rumah Zakat (lembaga sosial), dan Wise (remitansi) untuk airasia Money. Kemudian, di kategori Play bersama TrueID untuk menyediakan konten streaming audio, video, dan artikel dengan tema travel, food, dan lifestyle yang dapat diakses secara gratis.

Terkait pengembangan superapp ini, Delly juga menegaskan bahwa DNA perusahaan ada pada bisnis perjalanan. Melalui transformasi digital, airasia mencoba menjangkau semua lini bisnis terkait, dan pada akhirnya akan melengkapi bisnis inti. Superapp hadir sebagai value added business untuk bisnis penerbangan airasia.

“Di samping itu, kita melihat ada potensi cross-selling yang sangat besar dalam industri ini. Satu rencana perjalanan bisa melibatkan berbagai aktivitas, mulai dari pemesanan tiket, akomodasi, rekreasi dan lainnya. Dengan menyediakan opsi-opsi tersebut dalam satu platform, kami yakin bisa menopang kinerja SuperApp seterusnya,” ungkapnya.

Tantangan dan peluang

Setidaknya empat layanan yang ditawarkan melalui airasia SuperApp sudah memiliki kompetitornya masing-masing di pasar Indonesia. Dari sisi pengantaran makanan, duopoli GoFood dan GrabFood akan menjadi tantangan tersendiri bagi pemain baru di industri ini.

Salah satu OTA unicorn, Traveloka, mencoba peruntungan dengan layanan TravelokaEats. Menjelang dua tahun eksistensinya, perusahaan harus rela menutup lini bisnis ini dengan alasan efisiensi per 31 Oktober 2022. Salah satu yang masih bertahan adalah ShopeeFood, juga beberapa layanan pesan-antar makanan restoran tertentu.

Delly tidak melihat keberadaan layanan-layanan tersebut sebagai kompetisi. SuperApp memosisikan diri sebagai pelengkap ekosistem yang sudah ada. “Dari sisi ride hailing, kita tidak bermimpi mengalahkan Gojek atau Grab. Namun, bagaimana caranya market yang belum teredukasi, belum jadi market aktif bisa kita jangkau. Kita mengutamakan kolaborasi.

Kolaborasi dalam hal ini tidak diartikan sebagai kompetisi di dalam. “Kita dukung pihak GoSend untuk mengembangkan bisnis lebih masif, otomatis jangkauan ekspansi juga bertambah. Objektif kita untuk mengantarkan makanan ke konsumen kita juga tercapai. Prinsip kolaborasi lebih dikedepankan daripada kompetisi,” tegas Delly.

Sebagai sebuah entitas yang berbasis di Malaysia, Delly juga mengakui adanya perbedaan kondisi pasar di pusat dan wilayah ekspansi. Di Malaysia sendiri tidak ada ride hailing sepeda motor seperti di tanah air. Menurutnya, selain karena alasan regulasi, karakteristik negara dan populasi juga tidak mendukung adanya layanan ojek online.

Di Indonesia, layanan ride hailing airasia dikabarkan segera mengaspal di pusat pariwisata tanah air, Bali. Terkait armada, Delly mengungkapkan bahwa perusahaan akan bekerja sama dengan rekanan yang sudah memiliki izin. Hal ini merujuk pada regulasi dari pemerintah yang mengharuskan perusahaan memiliki lisensi untuk bisa mengoperasikan bisnis ini.

Dengan lini bisnis yang cukup beragam, perusahaan mengaku bahwa strategi ekspansi juga akan berbeda-beda. “Ride-hailing datang setelah food delivery, karena strategi kita sangat berpatokan dengan kondisi market sekarang dan juga perilaku konsumen yang kita targetkan. Ekspansinya bergantung apa yang ingin kita capai,” pungkas Delly.

Delly juga mengungkapkan bahwa kompleksitas bisnis ini dipengaruhi oleh bermacam-macam aspek, seperti kecukupan sumber daya dan finansial. Airasia melihat hal ini dengan sangat baik dan mempersiapkan semua yang diperlukan agar bisa menggerakkan bisnis.

“Kita punya sumber dayanya, kita punya teknologinya, kita punya supply dan modal. Saya melihat bahwa faktor-faktor dasar untuk sebuah korporasi melakukan aksi membangun sebuah startup dan membuat ekosistem itu sudah diperhitungkan,” ujar Delly.

Dari sisi modal, airasia SuperApp Indonesia masih menerima induksi internal dari induk perusahaan yang di awal tahun ini mengumumkan rebranding menjadi Capital A. Selain itu, perusahaan juga dikabarkan tengah dalam proses penggalangan dana dan berencana untuk segera melantai di bursa New York tahun depan.

Pada tahun 2021, airasia SuperApp diakui oleh Credit Suisse sebagai salah satu dari tiga unicorn di Malaysia, dengan perkiraan nilai lebih dari $1 miliar. Hal ini berhasil dicapai melalui inovasi produk/layanan on-demand yang ditawarkan, termasuk empat produk baru yang telah ditambahkan ke dalam platform untuk memperluas lini bisnisnya.

Disinggung mengenai target, pihaknya masih belum mau membeberkan angka yang spesifik. Saat ini perusahaan masih fokus mengembangkan SuperApp dengan tujuan untuk memberi nilai tambah tidak hanya bagi pelaku industri tetapi juga konsumen di setiap lini bisnis yang ditawarkan.

“Nilai tambah ini kita berikan untuk melengkapi ekosistem perjalanan. Itu yang ingin kita capai. Kemudian, market Indonesia secara umum masih besar sekali dan belum sepenuhnya digarap dengan optimal. Masih ada peluang secara geografis, layanan, juga dari sisi perilaku konsumen,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

AirAsia Segera Luncurkan Layanan Ride-Hailing di Indonesia November 2022

Grup AirAsia secara aktif menghadirkan layanan-layanan baru sebagai upaya menumbuhkan pendapatan non-maskapainya. Salah satunya adalah layanan ride-hailing yang sudah resmi meluncur di Malaysia dan beberapa kawasan Asia Tenggara.

Kemarin (13/9) Capital A, nama perusahaan induk AirAsia, mengumumkan pencapaian satu tahunnya layanan airasia ride dengan menawarkan pekerjaan penuh waktu kepada semua pengemudi. Opsi pekerjaan penuh waktu ini merupakan wujud apresiasi dan penguatan komitmen dari program Pengemudi Mandiri yang saat ini sudah ada di airasia ride.

Dalam satu tahun beroperasi, layanan airasia ride berhasil menyelesaikan 2 juta perjalanan, hanya empat bulan setelah mencapai 1 juta perjalanan pada bulan April tahun ini. Pengemudi yang sudah mendaftar  di aplikasi sudah mencapai 53 ribu orang.

CEO Capital A Tony Fernandes mengungkapkan, “Ini adalah sesuatu yang wajar untuk dilakukan. Mendahulukan para armada. Bulan lalu, kami engawal inisiatif baru yang menawarkan pekerjaan penuh waktu kepada pengendara pengiriman, dan hari ini kami memperingati tahun pertama airasia ride dengan mengumumkan langkah baru lainnya — menawarkan pekerjaan penuh waktu kepada semua pengemudi airasia ride yang memenuhi syarat.”

Dalam acara konferensi pers yang juga ditayangkan secara online ini, Lim Chiew Shan selaku Regional CEO airasia ride, turut mengungkapkan rencana ekspansi layanan ini ke Indonesia. “Kita akan segera meluncurkan layanan (airasia ride) dalam dua bulan ke depan di Indonesia, paling lambat pada November 2022 mendatang,” ujarnya.

Disinggung mengenai model bisnis yang akan diterapkan, Shan mengungkapkan bahwa perusahaan akan tetap menjalankan model bisnis yang sudah ada, tentunya menyesuaikan dengan regulasi di setiap negara. Terkait benefit yang diterima pengemudi, Toni menegaskan bahwa perusahaan akan menerapkan strategi yang sama selama diizinkan oleh pemerintah di masing-masing negara.

Langkah ini sejalan dengan rencana AirAsia untuk meluncurkan inisiatif teranyar yang diberi nama “AirAsia Super App”. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk melakukan pemesanan hotel dan aktivitas di samping penawaran penerbangan, dengan kata lain menyediakan semua layanan dalam satu aplikasi.

Sebelumnya, AirAsia sudah lebih dulu meresmikan layanan airasia money, marketplace produk finansial yang menawarkan solusi keuangan yang terjangkau, dari asuransi, investasi, pengiriman uang, dan penggalangan dana sosial, bersama para mitra airasia food.

Layanan pesan-antar makanan airasia food sendiri diluncurkan pada bulan yang sama dan mulai beroperasi di beberapa area seperti, Tangerang, Jawa Barat, diikuti oleh Jakarta pada bulan Juni. Sejak itu, ribuan pedagang telah mendaftar ke platform.

Layanan ride-hailing di Indonesia

Berdasarkan data dari Measurable AI, Gojek dan Grab masih menjadi dua pemain mobilitas ride-hailing terbesar di Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, pangsa pasar ride-haling secara keseluruhan telah stabil dengan Grab memimpin dengan sedikit keuntungan.

Measurable AI melacak total pengeluaran untuk Mobilitas (termasuk Sepeda, Mobil) untuk kedua perusahaan menggunakan metrik “harga total” sebagai proksi pendapatan perusahaan. Terminologi “harga total” di sini adalah angka sebelum promosi atau diskon diterapkan ke pesanan, yang paling dekat dengan metrik GMV untuk kedua perusahaan.

Marketshare Ride-hailing 2021 -2022: Aplikasi Gojek versus Aplikasi Grab (Diperbarui pada Agustus 2022) / Measurable AI
Marketshare Ride-hailing 2021 -2022: Aplikasi Gojek versus Aplikasi Grab (Diperbarui pada Agustus 2022) / Measurable AI

Namun, belakangan, ada layanan baru seperti Maxim dan inDrive yang mencoba mengusik dominasi dari kedua layanan ini. Maxim mulai beroperasi di Indonesia sejak 2018, menyediakan layanan taksi online, ojek online, pesan-antar makanan, dan pengiriman barang.

Saat ini, perusahaan asal Rusia itu telah tersedia di 63 kota. Tidak hanya layanan transportasi online, perusahaan transportasi ini juga memiliki berbagai macam layanan yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk layanan pijat dan spa serta layanan bersih-bersih.

Sementara inDrive memiliki model bisnis yang relatif berbeda. Layanan ini tidak menentukan tarif di aplikasi, melainkan memungkinkan penumpang untuk mematok tarif di awal. Melalui aplikasi inDriver, tarif perjalanan yang adil ditentukan oleh pengemudi dan penumpang dengan bernegosiasi dan menyepakati tarif yang sesuai untuk kedua belah pihak.

Ride-hailing adalah salah satu sektor yang paling terpukul di awal wabah Covid-19. Meskipun demikian, sektor ini perlahan meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat vaksinasi dan pembukaan kembali ekonomi secara bertahap di seluruh dunia. Kami akan terus memantau persaingan raksasa ride-hailing di pasar yang berbeda.

Application Information Will Show Up Here

Layanan Pesan-Antar Makanan Milik Airasia Kini Rambah Jakarta

Layanan pesan-antar makanan milik besutan Capital A (sebelumnya bernama AirAsia Group), airasia food, kini melebarkan sayap ke area Jakarta, setelah mengawali perjalanannya di Tangerang pada Maret kemarin. Perluasan ini disebutkan dalam rangka perwujudan komitmen perusahaan untuk menjembatani kebutuhan masyarakat dengan kuliner lintas cita rasa secara praktis.

Country Head airasia Super App Indonesia Delly Nugraha menyampaikan, sebagai bagian dari keluarga Airasia, airasia food menghidupi komitmen untuk menghubungkan setiap orang melalui cara yang berbeda, yaitu dengan lezatnya kuliner lintas cita rasa.

“Lebih dari itu, kami juga ingin memberikan pengalaman eksplorasi kuliner yang super memuaskan dengan mempersembahkan sejumlah promo menarik kepada seluruh masyarakat kota Jakarta. Ke depannya, airasia food akan terus mengupayakan layanan yang terbaik bagi seluruh pengguna dan secara bertahap memperluas jangkauan kami di lebih banyak kota di Indonesia,” ucapnya dalam keterangan resmi, Rabu (20/7).

Delly sendiri didapuk di airasia untuk menangani superapp khusus Indonesia. Kiprahnya di industri digital terbukti mampu mengantarkannya ke posisi terkini yang sudah dijabat sejak Maret 2022. Sebelum di airasia, ia pernah menjadi Country Head Carsome Indonesia, Gojek dengan posisi VP National SMB Key Account, Hutchison 3 Indonesia, dan Indosat Ooredoo.

Sejumlah merchant F&B telah bergabung di airasia food, beberapa namanya adalah Burger Bangor, DCrepes, IKI Bento, Chib-Chib Taiwan Snacks, MangGang, dan lainnya. Pendaftaran merchant sebetulnya telah dibuka sejak Desember 2021 saat pertama kali mengumumkan inisiatif airasia food. Diklaim sejak saat itu, ada ribuan merchant telah mendaftarkan diri.

Untuk mengakses layanan ini, pengguna cukup melalui aplikasi super airasia, aplikasi yang sama dengan untuk membeli tiket pesawat. Sejauh ini, opsi pembayaran yang tersedia adalah kartu debit/kredit, OVO, dan DOKU. Sementara untuk pengantarannya, tersedia pilihan ambil sendiri (self-pick up) atau diantar (delivery now).

Konsumen airasia juga dapat mengonversi airasia points-nya untuk membayar transaksi di layanan pesan-antar ini. Saat ditelusuri lebih lanjut oleh DailySocial.id, perusahaan memanfaatkan kemitraan dengan Go-Send untuk pengantarannya. Selain dibebankan ongkos kirim, juga terdapat platform fee yang harus dibayarkan konsumen.

Selayak perusahaan lainnya yang meluncurkan layanan baru, airasia juga menyodorkan gimmick marketing dengan potongan diskon untuk dalam rangka akuisisi pengguna.

Sebagai catatan, airasia food merupakan inisiatif digital dari Capital A yang membawahi 16 produk dan layanan di aplikasi super airasia. Di dalamnya, tidak hanya menyediakan penerbangan dan perjalanan, tetapi juga kebutuhan gaya hidup sehari-hari, mulai dari makanan, ritel dan e-commerce, layanan pengiriman same-day, ride hailing, dan banyak lagi.

Sejauh ini solusi yang sudah hadir di Indonesia, baru airasia money, food, e-commerce, dan explore. Dalam menyediakan solusi tersebut, perusahaan bekerja sama dengan mitra. Misalnya, PasarPolis (insurtech), Bareksa (e-investing), Rumah Zakat (lembaga sosial), dan Wise (remitansi) untuk airasia money. Kemudian, bersama TrueID untuk menyediakan konten streaming audio, video, dan artikel dengan tema travel, food, dan lifestyle yang dapat diakses secara gratis.

Potensi layanan pesan-antar

Indonesia merupakan pasar terbesar bisnis pesan-antar makanan di Asia Tenggara. Data yang dirilis Momentum Works menyebutkan, total gross merchandise value (GMV) layanan ini mencapai $4,6 miliar atau sekitar Rp65,3 triliun. Di bawah Indonesia, pasar terbesar selanjutnya adalah Thailand dan Singapura yang mencapai $4 miliar dan $2,9 miliar. Dari segi penggunaan aplikasi, pangsa pasar GrabFood adalah yang terbesar dengan GMV mencapai US$7,6 miliar. Angka ini melampaui FoodPanda $3,4 miliar dan Gojek $2 miliar.

Secara umum, Momentum Works menjelaskan terdapat lonjakan signifikan pada layanan pesan-antar makanan terlihat dari total GMV di Asia Tenggara sebesar $15,5 miliar pada 2021. Angka itu naik 30% dari tahun sebelumnya. Sementara, pada 2020 terjadi kenaikan yang lebih rendah, yakni sebesar 18,3%.

“2020 melihat pertumbuhan yang signifikan dalam permintaan layanan pengiriman makanan. Lonjakan volume berlanjut hingga tahun 2021,” jelas Momentum Works dalam laporan yang berjudul Food Delivery Platforms in Southeast Asia (SEA) Januari 2022.

Application Information Will Show Up Here

AirAsia Money Resmikan Kehadiran di Indonesia, Hadirkan Konsep Agregator Produk Keuangan

Lengan bisnis AirAsia di bidang finansial “AirAsia Money” meresmikan kehadirannya di Indonesia sebagai bagian dari aplikasi super. Semangat yang ingin diberikan lewat layanan ini adalah kemudahan mengakses produk-produk keuangan secara satu pintu, khususnya basis konsumen AirAsia yang sebagian besar adalah generasi muda.

Ketertarikan AirAsia menggarap industri finansial ini tak lain karena di regional ini menyimpan potensi bisnis yang raksasa, menurut laporan e-Conomy 2021. Baik bisnis pembayaran, pinjaman, hingga pengiriman uang menyimpan potensi yang besar. Ambil contoh, diprediksi GTV yang dihasilkan bisnis pembayaran sebesar $707 miliar dan aliran total dari bisnis pinjaman sebesar $39 miliar sepanjang tahun lalu.

Marketplace produk finansial

AirAsia Money merupakan marketplace produk finansial yang menawarkan solusi keuangan yang terjangkau, dari asuransi, investasi, pengiriman uang, dan penggalangan dana sosial, bersama para mitra. Secara keseluruhan konsep, AirAsia Money seperti situs agregator produk keuangan yang diusung oleh Cermati, CekAja, dan lain-lain.

“AirAsia Money merupakan komitmen Capital A dalam mengembangkan bisnis yang berkelanjutan dan relevan untuk pasar ASEAN, khususnya di Indonesia. Kami bangun platform keuangan yang kokoh dan inovatif, sehingga bisa beri manfaat yang maksimal bagi seluruh konsumer,” ucap Direktur Utama AirAsia Indonesia Veranita Yosephine saat konferensi pers virtual, Selasa (1/3).

Head of AirAsia Money Nadia Ikrana Hasanuddin menambahkan, platform ini dirancang untuk memudahkan para pelanggannya, baik yang telah maupun yang kurang memiliki akses terhadap layanan keuangan, untuk dapat membandingkan berbagai penawaran produk finansial yang disajikan dengan nilai yang sangat terjangkau. “Ke depannya, kami berencana untuk menyediakan lebih banyak pilihan produk dan layanan keuangan yang terjangkau di Tanah Air,” kata dia.

Khusus di Indonesia, perusahaan bekerja sama dengan platform keuangan yang sudah memiliki lisensi resmi, seperti PasarPolis (insurtech), Bareksa (e-investing), Rumah Zakat (lembaga sosial), dan Wise (remitansi).

Saat ditelusuri lebih lanjut oleh DailySocial.id, alur konsumen saat mengunjungi AirAsia Money, pengguna akan diarahkan ke laman situs masing-masing mitra. Misalnya, memilih produk investasi konsumen diarahkan ke aplikasi Bareksa, atau memilih produksi asuransi ke laman PasarPolis dan mengikuti alur pembayaran yang disediakan oleh mereka.

Pengguna juga dapat mengakses portal edukasi yang berisi, berita, panduan keuangan pribadi agar mereka dapat membuat pilihan terbaik saat muncul kebutuhan mendesak. Dari produk keuangan yang tersedia saat ini, kategorinya akan terus ditambah, mulai dari top up kredit game, bayar tagihan, kartu kredit & pendanaan. Masing-masing produk akan digulirkan secara bertahap mulai dari kuartal kedua mendatang. Selain itu, tampilan aplikasi super AirAsia akan terus disempurnakan agar memberikan pengalaman yang lebih maksimal.

Setelah Malaysia dan Indonesia, AirAsia Money akan dirilis di Thailand pada kuartal II 2022 dan Filipina pada kuartal berikutnya di 2023. Nadia tidak menutup kemungkinan mitra-mitra lokal yang sudah punya kehadiran di luar negeri, seperti PasarPolis di Thailand, dapat melanjutkan kemitraan saat hadir di negara tersebut.

“Bukan tidak mungkin bisa kerja sama lagi karena lebih mudah proses integrasinya. Selain itu, Wise juga sudah hadir di global, mereka hadir untuk AirAsia Malaysia dan Indonesia, kalau nantinya masuk ke Thailand juga mudah,” tutupnya.

Gojek to Focus on Vietnam and Singapore Expansion, Selling Its Thailand Branch to AirAsia

Low-cost carrier AirAsia officially acquired Gojek’s Thai business as a solid step into the digital business. As part of this agreement, Gojek will receive 4.76% of AirAsia’s super app service stake.

As reported by Nikkei Asia, the deal was taken as AirAsia exploring delivery growth in Thailand. Gojek alone wants to shift its regional business focus to Vietnam and Singapore.

According to AirAsia’s disclosure quoted by Nikkei, AirAsia’s super app business is worth $1 billion (around 14 trillion Rupiah), while Thailand’s Gojek is worth $50 million (around 700 billion Rupiah).

AirAsia’s CEO, Tony Fernandes assessed that Gojek’s business in Thailand is well established and can accelerate the company’s efforts to become a super app challenger in the Southeast Asian region.

“Gojek’s services in Thailand will operate until the end of July, while our platform will start operating in August. We ensure that there will be no redundancy from the transition of these two businesses,” Tony said.

Meanwhile, Gojek’s CEO, Kevin Aluwi said that his action to discharge the ride-hailing business in Thailand was a strategic step to reshape its regional business after the merger with Tokopedia to GoTo. He said, Gojek is unable to fully commit to the resources there.

Kevin thought that the business divestment in Thailand would allow Gojek to lead the market in Vietnam and Singapore by increasing its investment portion. He said that his team had been exploring this agreement since two months ago.

“After considering the product development and our team, we decided to prioritize investment in Vietnam and Singapore considering the scale of Gojek’s business in these two countries. We believe we can find the right partner with the resources we have. We remain fully committed to growing Gojek’s market outside Indonesia,” he said.

In this virtually announced deal, both Tony and Kevin mentioned the possibility of a potential joint partnership outside of Thailand, but provide no further details.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Gojek Thailand (@gojekthailand)

A new chapter for super app competition in Southeast Asia

Previously, Tony had stated his intention to compete with Gojek and Grab in the Southeast Asia region through AirAsia Digital or this super app.

AirAsia’s digital services are currently available in Malaysia, consisting of food delivery, grocery, farm goods, and beauty. As a form of expansion, rather than building from scratch, AirAsia acquired Gojek’s existing business which was considered to be well established in Thailand.

In the context of international business, GoTo is quite behind compared to its competitors. Tokopedia is only available in Indonesia, while Gojek’s operation stays in three regional countries, Vietnam, Thailand and Singapore.

In comparison, Grab is available in eight countries and Sea Group (Shopee’s parent) has operations in six Southeast Asian countries. Sea Group even operates in Taiwan and four other countries in South America.

Quoting Momentum Works‘ research, Gojek’s market share in Thailand is far behind Grab in 2020. GrabFood controls 50% of food delivery share in Thailand or worth $2.8 billion, followed by FoodPanda (23%), and LINE MAN (20%). GoFood only earned a 7% share of food delivery there.

The super app market in Thailand is also entering a very competitive phase with the involvement of local conglomerates in this business. Retail giant Central Group injected a $200 million investment into its Thai subsidiary Grab in 2019. While Thailand’s largest conglomerate Charoen Pokphand Group entered the business through its telecommunications subsidiary, TrueID.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Ingin Fokus Ekspansi Regional di Vietnam dan Singapura, Gojek Jual Bisnis di Thailand ke AirAsia

Perusahaan maskapai low-cost carrier AirAsia resmi mencaplok bisnis Gojek di Thailand sebagai langkah solid masuk ke bisnis digital. Sebagai bagian dari kesepakatan ini, Gojek akan memperoleh 4,76% saham layanan super app AirAsia.

Sebagaimana dilaporkan Nikkei Asia, kesepakatan tersebut diambil karena AirAsia mengincar pertumbuhan delivery di Thailand. Gojek sendiri ingin mengalihkan fokus bisnis regionalnya ke Vietnam dan Singapura.

Menurut keterbukaan AirAsia yang dikutip Nikkei, bisnis super app AirAsia bernilai $1 miliar (sekitar 14 triliun Rupiah), sementara Gojek Thailand bernilai $50 juta (sekitar 700 miliar Rupiah).

CEO AirAsia Tony Fernandes menilai bisnis Gojek di Thailand sudah mapan dan dapat mempercepat upaya perusahaan untuk menjadi super app penantang di kawasan Asia Tenggara.

“Layanan Gojek di Thailand akan beroperasi hingga akhir Juli, sedangkan platform kami mulai beroperasi di Agustus. Kami pastikan tidak akan ada redundancy dari transisi kedua bisnis ini,” ujar Tony.

Sementara CEO Gojek Kevin Aluwi mengatakan, aksinya melepas bisnis ride-hailing di Thailand merupakan langkah strategis untuk membentuk kembali bisnis regionalnya pasca merger dengan Tokopedia menjadi GoTo. Menurutnya, Gojek tidak mampu berkomitmen penuh dengan resource yang dimiliki di sana.

Kevin menilai divestasi bisnis di Thailand akan memungkinkan Gojek untuk memimpin pasar di Vietnam dan Singapura dengan meningkatkan porsi investasinya. Ia mengungkap pihaknya telah melakukan penjajakan kesepakatan ini sejak dua bulan lalu.

“Setelah menimbang dari pengembangan produk dan team yang kami miliki, kami memutuskan untuk memprioritaskan investasi di Vietnam dan Singapura jika melihat skala bisnis Gojek di kedua negara ini. Kami yakin bisa menemukan mitra yang tepat dengan resource yang kami miliki. Kami tetap berkomitmen penuh untuk menumbuhkan pasar Gojek di luar Indonesia,” jelasnya.

Pada kesepakatan yang diumumkan secara virtual ini, baik Tony dan Kevin menyinggung kemungkinan potensi kemitraan bersama selanjutnya di luar Thailand, tapi tidak merincikan detail.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Gojek Thailand (@gojekthailand)

Babak baru pertarungan “super app” di Asia Tenggara

Sebelumnya Tony sempat menyatakan niatnya bersaing dengan Gojek dan Grab di kawasan Asia Tenggara melalui AirAsia Digital atau super app ini.

Layanan digital AirAsia ini secar umum tersedia di Malaysia, terdiri dari pengantaran makanan, grocery, barang-barang dari petani (farm), dan beauty. Sebagai bentuk ekspansi, ketimbang membangun dari nol, AirAsia mencaplok bisnis existing Gojek yang dinilai sudah mapan di Thailand.

Di konteks bisnis internasional, GoTo terbilang cukup tertinggal ketimbang para pesaingnya. Tokopedia hanya beroperasi di Indonesia, sedangkan Gojek baru beroperasi di tiga negara regional, yakni Vietnam, Thailand, dan Singapura.

Sebagai perbandingan, Grab sudah hadir di delapan negara dan Sea Group (induk Shopee) sudah beroperasi di enam negara Asia Tenggara. Sea Group bahkan beroperasi di Taiwan dan empat negara lain di Amerika Selatan.

Mengutip hasil riset Momentum Works, pangsa pasar Gojek di Thailand jauh tertinggal dari Grab di tahun 2020. GrabFood menguasai 50% pangsa food delivery di Thailand atau senilai $2,8 miliar, diikuti FoodPanda (23%), dan LINE MAN (20%). GoFood hanya meraup 7% pangsa pengiriman makanan di sana.

Pasar super app di Thailand juga tengah memasuki babak persaingan yang kuat dengan keterlibatan konglomerat lokal di bisnis ini. Raksasa retail Central Group menyuntik investasi $200 juta ke anak usaha Grab di Thailand pada 2019. Sementara konglomerat terbesar Thailand Charoen Pokphand Group masuk ke bisnis ini melalui anak usahanya di bidang telekomunikasi, TrueID.

Application Information Will Show Up Here

AirAsia Gelar Hackathon Pertama dan Ambisi Menuju Maskapai Digital

Sebagai bagian dari rencana mengubah model bisnis maskapai LCC AirAsia menjadi “maskapai digital,” perusahaan mengadakan hackathon untuk pertama kalinya pada 18 Maret-19 Maret 2017 di RedQ, kantor pusat barunya di Sepang, Malaysia.

CEO AirAsia Grup Tony Fernandes mengatakan akar maskapai digital dimulai dari pemanfaatan internet dan media sosial untuk lebih mendekatkan diri ke konsumen. Saat ini, dia menilai baru 30% proses bisnis AirAsia sudah bertransformasi ke digital. Perusahaan lainnya bahkan dia sebut masih kurang dari angka tersebut.

Fernandes menargetkan sampai akhir 2018 mendatang transformasi bisnis perusahaan menuju arah digital dapat naik ke angka 70%. Ketika target tercapai, dia menargetkan adanya pemanfaatan berbagai teknologi mutakhir dalam tubuh AirAsia, mulai dari Internet of Things (IoT), big data analytics, dan operasional yang paperless, dan lainnya.

“Dengan transformasi digital, akan berdampak pada efisiensi. Tingkat pelayanan untuk konsumen pun akan semakin terpuaskan. Hasil akhirnya adalah menciptakan pendapatan baru di masa mendatang,” terangnya.

CEO AirAsia Grup Tony Fernandes saat pembukaan Airvolution 2017 / DailySocial
CEO AirAsia Grup Tony Fernandes saat pembukaan Airvolution 2017 / DailySocial

Untuk mendorong pendapatan, AirAsia tidak hanya bakal rajin belanja armada pesawat baru tiap tahunnya. Strategi lainnya adalah mengembangkan fitur baru dalam situsnya. Nantinya ketika pengguna masuk ke situs dengan akun pribadinya, akan muncul histori perjalanan mereka.

Selain itu, perusahaan juga akan membuka kemungkinan untuk mengembangkan kembali pembelian tiket lewat akun media sosial perusahaan. Sejauh ini 3% pembelian tiket dibeli dari Facebook, sisanya masih dikuasai situs resmi perusahaan. AirAsia juga membuka penjualan tiket lewat Line dan WeChat.

Dalam waktu dekat, perusahaan akan menyediakan pembayaran non tunai untuk setiap transaksi dalam pesawat. Rencananya sekitar April atau Mei, seluruh penerbangan di AirAsia akan cashless. Nantinya seluruh awak kabin akan dibekali smartphone untuk mengakomodir seluruh transaksi dalam pesawat, mulai dari makanan, minuman, merchandise, dan lainnya.

Airvolution 2017

Gelaran hackathon pertama yang diadakan AirAsia bertajuk “Airvolution 2017: Spearheading Innovation in ASEAN”. Hackathon ini secara khusus dibentuk untuk menghadirkan solusi terbaik untuk menjawab salah satu dari tiga tantangan yang diberikan seputar dunia penerbangan.

Tiga tantangan tersebut adalah (1) bagaimana cara mendapatkan profil fans AirAsia berdasarkan aktivitas sosial digital yang mereka lakukan guna meningkatkan pengalaman yang berkesan, (2) bagaimana cara mengurangi waktu menunggu para penumpang di bandara, mulai dari check-in hingga boarding, dan (3) bagaimana cara menawarkan penerbangan dan tur terbaik dengan biaya termurah, beserta dengan rencana perjalanannya.

Ada 20 tim yang berpartisipasi dalam kompetisi ini mewakili sembilan negara. Australia, Korea Selatan, Thailand, Indonesia dan Hong Kong masing-masing mengirimkan 1 perwakilan, sementara India (4), Malaysia (5), Filipina (2), Singapura (2), dan Sri Lanka (2).

Perwakilan dari Indonesia, Neutron star collision / DailySocial
Perwakilan Indonesia di ajang Airvolution 2017, Neutron star collision / DailySocial

Fernandes mengatakan setelah kompetisi ini sukses digelar tidak menutup kemungkinan untuk kembali mengadakan acara yang sama berikutnya di negara lainnya. AirAsia juga berencana mendirikan inkubator dan program akselerator khusus untuk menangani dunia penerbangan.

Tidak tanggung-tanggung, mereka berencana terlibat langsung melalui modal ventura. Seluruh rencana tersebut ditargetkan akan terselenggara tahun ini.

“Kami ingin mendapatkan banyak ide untuk merealisasikan maskapai digital. Ini [hackathon] adalah tahap pertama. Tahap berikutnya kami ingin mendirikan inkubator dan akselerator khusus untuk menangani dunia penerbangan. Di luar itu, kami ingin menghimpun para entrepreneur dari berbagai belahan Asia untuk terlibat merealisasikan impian mereka,” ucapnya.

Aviato dari Singapura terpilih jadi pemenang

Tim Aviato dari Singapura terpilih jadi pemenang / AirAsia
Tim Aviato dari Singapura terpilih jadi pemenang / AirAsia

Setelah melalui hackathon selama 18 jam, tim Aviato terpilih jadi pemenang karena dinilai berhasil menghadirkan solusi terbaik untuk menjawab tantangan nomor 1. Usulan yang diberikan tim Aviato adalah menyusun sebuah profil pengguna secara real time berdasarkan gambar yang ditampilkan dan jumlah penyuka di Instagram lewat layanan pihak ketiga.

Dari situ memungkinkan AirAsia untuk membuat beragam penawaran destinasi yang lebih tepat sasaran sesuai minat pengguna, maupun pilihan makanan yang lebih mencerminkan minat pengguna.

Chief Data and Digital Officer AirAsia Nikunj Shanti mengatakan pihaknya sangat terkesan dengan pemecahan masalah yang kreatif ditawarkan oleh para hacker. Pihaknya tidak hanya akan mengambil solusi dari pemenang saja, tapi terbuka untuk segala ide selama acara yang dinilai berpotensi dapat membantu bisnis perusahaan dan mudah untuk diaplikasikan.

“Kami memilih Aviato karena solusi yang mereka tawarkan cukup simpel dan mudah diaplikasikan, meski tantangan yang kami berikan cukup sulit dan waktunya sebentar,” kata Shanti.

Tim Aviato berhak membawa uang tunai senilai RM25 ribu atau sekitar Rp75 juta, 100.000 AirAsia BIG Points, dan lima buah tiket penerbangan pulang pergi ke destinasi AirAsia manapun.

Application Information Will Show Up Here

To Call AirAsia’s New iOS App Disappointing Is An Understatement

Back in July Air Asia announced that its mobile apps on all platforms as well as the mobile website had been pulled until further notice. It also suspended pretty much all of its mobile services. The popular low cost airline at that time did not provide a reason as to the cancelation of its mobile services but it did say that it was working on a replacement service. As it happened, that day begins today as Air Asia has just launched its brand new iOS app on the App Store with an announcement on its Facebook page.

Continue reading To Call AirAsia’s New iOS App Disappointing Is An Understatement