Indosat Ooredoo, Mountain Partners, dan Kejora Dirikan Modal Ventura “Ideabox Ventures”

Indosat Ooredoo, Mountain Partners, dan Kejora bersepakat untuk mendirikan perusahaan gabungan modal ventura Ideabox Ventures. Perusahaan ini adalah hasil tindak lanjut dari kerja sama yang sebelumnya sudah dilakukan oleh ketiga pihak saat menjalankan program akselerator Inkubator sejak 2013.

Dengan adanya perusahaan baru ini, artinya pelaku startup bisa bergabung ke dalam jaringan Indosat, Mountain Ventures, dan Kejora lewat dua jalur. Yakni lewat Ideabox Ventures atau program akselerator Ideabox Alpha. Hanya saja, ada perbedaan spesifikasi untuk startup yang ingin bergabung.

Untuk masuk lewat Ideabox Ventures, hanya bisa menerima startup yang sudah tergolong perusahaan jadi, bergerak di bidang digital, memiliki founder dengan tim yang komplit, belum pernah menerima pendanaan seri A, dan traksi yang telah terbukti berkembang diantaranya bidang e-commerce, layanan web, pembayaran digital & fintech, serta teknologi & security.

Adapun suntikan modal yang disiapkan untuk startup yang masuk lewat jalur ini maksimal $500 ribu melalui venture capital fund, ditambah dukungan lainnya, seperti konsultasi strategis, dan komersial yang akan membantu perusahaan untuk tumbuh dan memperluas jangkauan bisnisnya.

Andy Zain, Managing Director Kejora, menerangkan dari Ideabox Ventures pihaknya hanya akan mengambil enam hingga delapan startup yang dapat bergabung ke Ideabox Ventures. “Ini komitmen awal selama tiga tahun, setelah tiga tahun berakhir akan dievaluasi bagaimana tindakan berikutnya,” terang dia, Kamis (24/11).

Alexander Rusli, CEO dan Presiden Direktur Indosat Ooredoo, menambahkan, “Selain dapat investasi, bedanya di Ideabox Ventures para peserta juga diberi fasilitas kantor sebagai tempat bekerja dan dukungan dari kami untuk go-to-market. Kami gembira dapat bekerja sama dengan Mountain Partners, mengingat perusahaan ini telah beroperasi secara global.”

Sementara itu, bila masuk melalui program akselerator Ideabox Alpha nominal investasi yang diberikan tidak lebih dari $50 ribu. Pasalnya, kriteria startup yang bisa masuk juga berbeda. Salah satu kategorinya adalah sudah memiliki ide bisnis, namun produknya masih berbentuk prototipe.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Andy, program akselerator Ideabox Alpha merupakan keempat kalinya digelar. Sejauh ini sudah ada 15 lulusan dari program ini, di antaranya Dealoka, Pawoon, Wobe, Cupslice, dan lainnya yang berasal dari enam lokasi Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Singapura, dan Australia.

Tim yang nantinya terpilih masuk ke batch 4 diwajibkan untuk mempresentasikan model bisnis mereka selama selama 120 hari di Jakarta dengan dukungan dan mentoring dari Indosat Ooredoo, Mountain Partners, dan Kejora. Selanjutnya, mereka juga berpeluang dapat meningkatkan operasinya melalui kemitraan komersial dengan Indosat Ooredoo.

“Melalui kombinasi dari pengetahuan dan jaringan yang ada, kami percaya dapat membantu startup mengurangi risiko teknologi, market, model bisnis, dan eksekusi. Bila startup memiliki akses langsung kepada pengguna yang berjumlah 85 juta orang. Hal tersebut sangat mungkin terjadi melalui Ideabox,” ujar Andy.

Sekadar informasi, Indosat juga memiliki perusahaan JV modal ventura lainnya yakni dengan SoftBank dengan nama SB ISAT. Perusahaan ini memiliki preferensi startup yang lebih tinggi dari Ideabox Ventures, hanya dikhususkan untuk startup yang sudah mature dari segala hal dan mereka butuh uang investasi.

“Untuk venture capital dengan SoftBank masih tetap berjalan, hanya saja ada preferensi yang berbeda. Yakni untuk startup mature yang sedang need money,” pungkas Alex.

Targetkan Kalangan UMKM dan Startup, DBS BusinessClass Diluncurkan di Indonesia

Setelah sempat diinformasikan saat acara Ideafest 2016 lalu, Aplikasi BusinessClass milik Bank DBS hari ini secara resmi diluncurkan. Aplikasi ini disebutkan dikembangkan khusus oleh Bank DBS sebagai  platform untuk mempertemukan entrepreneur, pelaku UMKM, dan investor. Penggunanya memiliki kesempatan untuk mendapatkan pinjaman dari bank DBS.

Turut hadir dalam acara tersebut Direktur SME Banking Bank DBS Indonesia Steffano Ridwan, Managing Director Kejora Ventures sekaligus adviser BusinessClass Bank DBS Andy Zain, dan VP Research DBS Vickers Indonesia Maynard Arif.

“Aplikasi DBS BusinessClass yang sebelumnya telah diluncurkan di Singapura dan menyasar kalangan penggiat startup di negara tersebut, kini hadir di Indonesia dan dengan fokus utama kami membantu kalangan pelaku UMKM di Indonesia,” kata Steffano kepada media hari ini di jakarta.

Aplikasi ini diperuntukkan bukan hanya untuk nasabah bank DBS, melainkan juga semua pelaku UMKM di seluruh Indonesia. DBS BusinessClass sudah dapat diunduh di platform Android dan iOS. Saat ini pilihan bahasa yang ditawarkan masih sepenuhnya menggunakan bahasa inggris, namun secara bertahap akan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, baik untuk fitur maupun konten.

“Saat ini di topik dan artikel sudah ada beberapa konten yang berbahasa Indonesia, namun untuk ke depannya kami juga akan melakukan lokalisasi bahasa, agar memudahkan pelaku UMKM mengadopsi informasi dan layanan yang ada di aplikasi BusinessClass DBS,” kata Steffano.

Saat ini aplikasi DBS BusinessClass masih berfungsi untuk berbagi konten, networking dan konsultasi saja. Ke depannya di aplikasi tersebut juga akan disematkan fitur Apply Loan kepada pelaku UMKM yang ingin mendapatkan pinjaman dana dari bank DBS, seperti yang telah dilakukan di BusinessClass Singapura.

“Saat ini pelaku UMKM dan startup di Indonesia masih belum memiliki laporan keuangan yang lengkap, hal tersebut yang menjadikan alasan masih sulitnya pihak perbankan memberikan pinjaman kepada startup dan UMKM. Namun diharapkan tahun 2017 atau semester pertama 2017, DBS BusinessClass Indonesia bisa memberikan kesempatan untuk memberikan pinjaman dalam aplikasi,” kata Steffano.

Menambah jumlah anggota dan adviser BusinessClass

Saat ini DBS BusinessClass telah memiliki 15 ribu anggota di enam negara di Asia yaitu Tiongkok, Hong Kong, India, Singapura Taiwan dan Indonesia. Untuk Indonesia sendiri saat ini DBS BusinessClass telah memiliki 900 anggota dan diharapkan hingga akhir tahun 2017 bisa bertambah menjadi seribu anggota di Indonesia. Untuk topik yang secara aktif diperbincangkan DBS BusinessClass telah memiliki sekitar 400 topik secara global dan 45 adviser dari beragam industri. Di Indonesia, DBS BusinessClass telah memiliki Andy Zain dan Co-Founder GDILab Billy Boen sebagai adviser aktif.

“Fungsi saya sebagai adviser adalah memberikan masukan, konsultasi dan berbagi pengalaman kepada pelaku startup dan UMKM di Indonesia. Semua bisa diakses langsung di aplikasi DBS BusinessClass,” kata Andi.

Selain topik, artikel dan kesempatan untuk memperluas jaringan, DBS BusinessClass juga dilengkapi dengan agenda acara atau event yang bisa dihadiri oleh pelaku UMKM. Hal ini adalah kesempatan memperluas jaringan yang lebih lebar.

“Kami selalu menyarankan untuk semua anggota DBS BusinessClass melakukan networking dan nantinya memiliki kesempatan untuk bertemu dengan investor lokal hingga asing,” kata Steffano.

Application Information Will Show Up Here

GDILab Umumkan Perolehan Investasi dari Angel Investor

Salah satu startup lokal yang bergerak di bidang analisis media sosial, GDILab akhir pekan ini mengumumkan perolehan investasi dari angel investor Andy Zain yang merupakan Direktur Founders Institute dan Managing Director Kejora Ventures. Salah satu alasan yang membuat Andy berinvestasi di GDILab karena visi GDILab yang berusaha membantu UKM atau startup di Indonesia.

I believe in GDILab’s vision, the shareholders, the team, dan apa yang akan GDILab lakukan untuk membantu jutaan UKM/startups di Indonesia,” terang Andy.

Andy Zain secara resmi menjadi angel investor GDILab pada tanggal 21 September 2016. Sayangnya tidak ada keterangan berapa jumlah dana yang disuntikan Andy untuk GDILab.

Untuk informasi GDILab didirikan oleh Billy Boen, Jefri Dinomo, Masas Dani, dan Yopie Suryadi pada bulan Desember 2013. Pada awal kemunculannya GDILab sudah menghasilkan beberapa deretan produk analitik, yakni Polaris (Facebook-Twitter Analytics), Iris (Instagram Analytics), dan juga GNEWS. Pada periode tahun 2015 silam GDILab melakukan spin off pada GNEWS untuk berdiri sendiri sebagai perusahaan. Selepas spin off tersebut pada Mei 2016 seluruh co-founder yakni Yopie dan Masas full exit dan fokus pada GNEWS dengan Yopie sebagai CEO.

Produk lain yang dikembangkan GDILab antara lain GDI Analytics, sebuah tools analisis media sosial yang merupakan penggabungan dari Polaris dan Iris. Dengan produk-produk yang dikembagnkannya GDILab memiliki misi untuk membantu UKM, brand, startup, dan perusahaan mendapatkan wawasan pasar digital dari media sosial untuk bisa memudahkan merancang strategi pemasaran yang akurat.

Menanggapi Andy yang menjadi angel investor, Billy Boen mengungkapkan bahwa pemegang saham dan tim merasa bangga karena dipercaya menjadi salah satu startup yang dipercaya Andy untuk berinvestasi. Setelah mendapat pendanaan ini GDILab akan berupaya untuk terus bisa membantu UKM dan startup agar lebih siap untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan berbekal riset dan data.

“Ini merupakan pengakuan dari seorang investor handal bahwa apa yang telah kami bangun selama hampir 3 tahun dengan kerja keras tidak pernah sia-sia,” ungkap Billy.

Empat Karakter Pendiri Startup yang Wajib Dimiliki

Nampaknya memang sulit untuk melihat sejak awal seperti apa karakter pendiri startup (founder) yang berkualitas dan profesional. Ketika semua pengetahuan, pengalaman dan latar belakang pendidikan telah dimiliki apakah sudah cukup untuk menjadi seorang Founder yang berkualitas?

Faktanya adalah menjadi seorang founder yang berkualitas harus didukung dengan sikap positif dan kecerdikan serta passion yang sangat besar terhadap ide yang dimiliki. Semua aspek tersebut bisa menjadikan Anda calon founder yang sempurna dengan catatan tidak memiliki sifat atau kebiasaan yang buruk.

Artikel berikut ini akan membahas empat karakter founder yang baik, berdasarkan informasi yang diberikan oleh Founding Partner Kejora Group dan Direktur Jakarta Founder Institute Andy Zain.

Pengalaman bekerja dan wawasan yang luas

Saat ini sudah banyak kalangan mahasiswa yang muncul dengan ide-ide brilian dan menarik yang berhasil menjadi founder startup. Namun, dari data yang ada jumlah tersebut, yang berhasil lepas landas, masih tergolong kecil jumlahnya. Hal ini membuktikan untuk menjadi founder yang baik Anda wajib memiliki latar belakang pendidikan yang cukup serta pengalaman kerja. Dengan demikian Anda sudah terbiasa mengerjakan sebuah proyek, mengikuti struktur perusahaan serta menerapkan manajemen bekerja.

Nantinya pengalaman tersebutlah yang bisa membantu Anda mengembangkan ide menjadi sebuah produk dan pada akhirnya menjalankan bisnis yang ada. Seperti yang ditegaskan Andy Zain.

“Usia 28 tahun ke atas terbilang usia yang pas untuk menjadi seorang Founder, di usia ini biasanya mereka yang telah terjun ke dunia pekerjaan telah terbiasa mengasah kemampuan dalam mengerjakan proyek secara profesional.”

Mengadopsi perubahan

Jika saat ini Anda memiliki rasa keingintahuan yang luas terhadap berbagai hal, menyukai untuk mengikuti perkembangan yang ada, mudah menyerap beragam berita serta pengetahuan terkini, bisa jadi Anda merupakan calon founder yang baik.

Yang perlu diperhatikan adalah kebanyakan founder yang baik adalah mereka yang selalu siap mengadopsi perubahan dan informasi terbaru. Tentu ini didukung dengan kreatifitas dan pemikiran yang positif yang dimilikinya.

Cerdik dan street smart

Satu hal lagi yang membedakan Anda sebagai founder yang baik dengan founder lainnya adalah ketika Anda bisa melihat peluang yang ada dan mengolahnya menjadi potensi atau ide yang kemudian dapat Anda terapkan di produk yang dimiliki. Dalam hal ini adalah kemampuan Anda untuk bisa mengimplementasikan berbagai kemungkinan dengan cepat dan tepat. Seperti yang ditegaskan oleh Andy Zain.

“Founder yang ingin sukses harus memiliki kecerdikan dan street smart yang dengan cepat bisa mengendalikan keadaan dan memberikan solusi terbaik ketika dihadapkan dengan masalah.”

Fleksibel dan mudah bergaul

Sikap ini wajib dimiliki oleh Anda yang ingin menjadi founder yang baik. Permudah pergaulan Anda dengan rekan tim dan Co-Founder Anda dengan fleksibilitas, mudah untuk bekerja sama dan toleransi. Dengan demikian ketika Anda dihadapkan pada kondisi dan situasi yang sulit dan tekanan yang tinggi, Anda mampu untuk bersikap tenang, adil, dan bijaksana menghadapi tantangan yang ada. Seperti yang ditegaskan oleh Andy Zain.

“Jangan paksakan kehendak atau keinginan Anda kepada semua orang, terimalah dengan rendah hati ketika pada akhirnya pendapat Anda sebagai founder bukan yang terbaik dan terapkan pilihan yang pada akhirnya bisa membantu bisnis Anda.”

Pendaftaran Jakarta Summer 2016 dari Jakarta Founder Institute Resmi Dibuka

Jakarta Founder Institute kembali membuka pendaftaran program mentoring untuk calon founder startup Indonesia di tahun 2016. Founder Institute sendiri adalah idea-stage inkubator global yang berbasis di Silicon Valley dan telah tersebar di 135 kota dan 40 negara di Eropa, Rusia dan Asia.

Untuk tahun ini Jakarta Founder Institute akan membuka kelas yang sarat dengan program mentoring hingga sesi pitching untuk calon founder startup di Indonesia yang saat ini masih berstatus mahasiswa hingga pekerja kantoran. Dengan biaya registrasi sebesar $ 50 (Pendaftaran sebelum tanggal 15 Agustus) nantinya calon pendaftar akan diberikan tes terlebih dahulu yang akan menentukan karakter dan sikap dari calon entrepreneur yang ideal bagi Founder Institute.

“Dalam tes tersebut nantinya calon peserta diminta untuk mengisi ragam pertanyaan yang menentukan seperti apa karakter dan pembawaan dari peserta, apakah cocok untuk menjadi seorang entrepreneur atau bukan, materi ini sudah diterapkan di seluruh Founder Institute dan terbukti berhasil merekrut entrepreneur yang berkualitas,” kata Direktur Jakarta Founder Institute Andy Zain.

Setelah registrasi dilakukan, peserta yang dinyatakan lulus akan mendapatkan informasi mengenai pembayaran kegiatan mentoring selama empat bulan. Biaya yang dikenakan kepada peserta adalah $ 599.

“Jika peserta dinyatakan tidak lulus dalam minggu pertama oleh mentor dari Jakarta Founder Institute, uang tersebut bisa dikembalikan. Uang tersebut kami minta untuk membayar license kepada Founder Institute HQ,” kata Andy.

Jakarta Founder Institute sengaja menargetkan kalangan pekerja kantoran yang dinilai sudah cukup memiliki kemampuan dan pengalaman. Jakarta Founder Institute mengklaim menjamin kesuksesan dari para Founder lulusan Jakarta Founder Institute sebanyak 80%. Hal ini dilihat dari kemajuan dan peningkatan kemampuan, hingga ide dan kreatifitas dari para founder yang mengikuti program ini.

“Pada dasarnya kami menerima kalangan pelajar dan mahasiswa yang ingin mengikuti program Jakarta Founder Institute. Namun, dari pengalaman yang ada kebanyakan founder startup yang sukses berasal dari kalangan pekerja kantoran usia sekitar 28 tahun ke atas yang sudah memiliki pengalaman dan wawasan yang luas,” kata Andy.

Gencar mencari sponsor

Direktur dan mentor Jakarta Founder Institute / DailySocial

Dalam jangka waktu empat bulan penuh, semua peserta yang dibatasi hanya berjumlah 40 orang saja akan diberikan mentoring dari 60 mentor asing hingga lokal. Setelah melakukan penyaringan, para lulusan terbaik Jakarta Founder Institute akan mendapatkan uang sebesar Rp 100 juta tanpa ekuitas serta kesempatan untuk mengikuti program lanjutan langsung ke Silicon Valley.

“Program ke Silicon Valley merupakan satu-satunya yang disediakan oleh Jakarta Founder Institute. Di negara lainnya, Founder Institute tidak menyediakan program berkunjung ke Silicon Valley,” kata salah satu Direktur Jakarta Founder Institute Izak Jenie.

Selama ini baik Andy Zain, Izak jeni dan Boye Hartmann selaku Direktur dari Jakarta Founder Institute masih terus mencari sponsor, mentor, dan pihak-pihak terkait lainnya yang diharapkan bisa membantu memberikan tambahan dana dan kontribusi mentoring untuk membantu program Jakarta Founder Institute.

“Sejak awal kami memang berkomitmen untuk tidak mengambil keuntungan dari kegiatan ini. Niat kami adalah ingin menghasilkan Founder dan startup terbaik yang mampu bertahan lama,” kata Andy.

Nantinya para lulusan Jakarta Founder Institute yang telah meluncurkan startup masing-masing akan diminta untuk memberikan saham sebesar 3,5% kepada mentor dan pihak terkait lainnya yang terlibat di program Jakarta Founder Institute.

“Jumlah tersebut kami nilai cukup fair dilihat dari kontribusi mentor, materi yang didapatkan serta kesempatan untuk bertemu jaringan angel investor dan VC kami di Jakarta Founder Institute,” kata Izak.

Memberikan beasiswa kepada Female dan Technical Founder

Untuk memberikan apresiasi kepada para founder wanita yang mengikuti program, Jakarta Founder Institute akan memberikan beasiswa Female Founder Fellowship. Begitu juga para founder yang memiliki latar belakang teknis dan kemampuan lebih dalam hal coding lewat beasiswa Technical Founder Fellowship. Ini berlaku untuk yang melakukan pendaftaran sebelum tanggal 14 Agustus 2016 dan dinyatakan sesuai dengan ketentuan.

Rewards tersebut kami berikan untuk memancing lebih banyak lagi calon entrepreneur muda yang saat ini memiliki ide cemerlang namun belum mendapatkan kesempatan untuk meluncurkan produknya secara maksimal,” kata Andy.

Saat ini pendaftaran untuk program 4 bulan dari Jakarta Founder Institute sudah resmi dibuka dan sejauh ini telah terkumpul sebanyak 30 orang pendaftar. Bagi Anda yang tertarik bergabung dengan komunitas Jakarta Founder Institute bisa mendaftarkan diri dalam tautan ini.

Arena One Demo Day 2016 Kejora Ventures Kembali Digelar

Kejora Ventures kembali menggelar kegiatan Arena One Demo Day 2016 di Jakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk mempertemukan investor serta startup milik Kejora. Acara yang diisi dengan eksibisi serta pitching day ini menghadirkan sekitar 300 investor dan 38 startup dari Indonesia dan Malaysia. Kegiatan yang dibuka langsung oleh Founding Partner Kejora Group Andy Zain, diawali dengan sesi pitching dengan 12 startup.

Di antara startup tersebut terdapat 3 startup yang merupakan lulusan batch 3 Ideabox. Masing-masing startup diberikan waktu sekitar 10 menit untuk memaparkan visi dan misi serta kelebihan produk yang ditawarkan. Selain lulusan Ideabox, terdapat juga 6 startup baru yang diinvestasi Kejora Ventures dan 3 startup lain yang berasal dari Malaysia.

  • Sociabuzz, platform yang mencoba memfasilitasi para pemilik merek untuk mencapai target mereka melalui marketing influencer. Sociabuzz merupakan salah satu lulusan Ideabox Batch ke-3.
  • Karental, platform penyewaan mobil online dan manajemen armada. Merupakan startup yang berhasil lulus dari program akselerator Ideabox.
  • Kidipalonline marketplace yang berfokus untuk menjual mainan anak-anak.
  • Cognitix, platform pembelian tiket secara online untuk ragam acara (Ticketing Management System).
  • Zetta Media, digital media network yang secara khusus menciptakan cerita-cerita penuh inspirasi dari kalangan milenial di Indonesia.
  • Etobeemarketplace yang menghubungkan perusahaan logistik dengan permintaan untuk pengiriman barang dari pelanggan yang membutuhkan jasa pengiriman instan.
  • Investree, penyedia layanan P2P (Peer-to-Peer) lending marketplace di Indonesia.
  • ProSehat, startup asal Indonesia dengan fokus sebagai layanan marketplace untuk membantu konsumen dalam menemukan dan membeli obat asli lewat e-Resep dan auto refill subs.
  • bDigital, Solusi lengkap mencakup pembuatan situs, marketing online, pengelolaan media sosial, akuntansi dan tenaga kerja.

Sementara 3 startup Malaysia yaitu INNO8TIF, Tapway, Primekeeper. Kehadiran 3 startup ini turut meramaikan kegiatan Arena One Demo Day 2016.

Jalin kemitraan dengan Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC)

Dalam kesempatan tersebut Kejora juga meresmikan kemitraan dengan Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC), kemitraan strategis ini bertujuan untuk memfasilitasi peluang ekspansi bisnis kedua belah pihak berdasarkan portfolio masing-masing

Nantinya MDEC akan memfasilitasi Kejora berupa akses kepada klien potensial dari Malaysia, begitu juga dengan jaringan venture capital. Hal tersebut yang juga nantinya akan diberikan Kejora kepada MDEC.

“Dengan kemitraan ini diharapkan masing-masing pihak bisa saling belajar dan memungkinkan Kejora untuk berinvestasi kepada startup dan menciptakan ekosistem VC, investor, incubator hingga co-working space. Kami menantikan kontribusi lebih untuk pembangunan roadmap digital nasional,” kata Andy.

Grupara Pimpin Pendanaan Pre-Seed Konsaato, Layanan Crowdfunding Konser Musik

Hari ini (30/5) startup asal Indonesia Konsaato mengumumkan telah mendapatkan pendanaan pre-seed. Putaran pendanaan pre-seed Konsaato ini dipimpin oleh Grupara Inc yang didukung oleh Andy Zain dari Kejora dan pasangan selebriti Asraf Sinclair dengan Bunga Citra Lestari. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk pengembangan platform Konsaato ke tingkat selanjutnya.

Konsaato mendefinisikan diri sebagai platform on-demand forecast online dengan metode patungan atau crowdfunding pertama di Indonesia. Layanan ini bertujuan untuk membawakan musisi favorit para penggemar musik ke kota mereka dan menggelar konser.

Konsaato didirikan oleh lima orang anak muda dalam acara Startup Weekend yang digelar di co-working space Freeware, Jakarta pada Desember 2015 silam. Mereka adalah Danny Widodo, Wilson Nugraha Citra, Afi Integritya, Vicky Hardiman dan Handoko Tjung. Sebagian besar dari mereka baru bertemu pada saat acara Startup Weekend.

Berangkat dari kompetisi tersebut, lima orang co-founder Konsaato ini memutuskan untuk tetap melanjutkan proyek selama tiga bulan ke depan. Hasilnya, dari prototipe situs yang dibangun dan kampanye yang dijalankan, mereka sukses membawa penyanyi dan penulis lagu Jepang d-Ize. Ini berujung pada perolehan pendanaan pre-seed Konsaato dari empat investor yang dipimpin oleh Grupara.

Founder Grupara Inc Aryo Ariotedjo mengatakan, “Konsaato akan menjadi generasi baru di segmen event organizing dan akan menjadi pendukung utama bagi semua event organizer di seluruh Asia Tenggara.”

[Baca juga: Menerapkan Konsep Lean Startup ala Agensi Turisme Musik Konserama]

“Memberikan artis sebuah kesempatan untuk mendengar suara penggemar mereka, mendengar permintaan mereka, dan kesempatan solid untuk mempromosikan tindakan dan artis secara langsung pada telinga dan hati yang berdedikasi adalah hal yang masuk akal bagi saya untuk berinvestasi di Konsaato,” ujar Asraf menambahkan.

Kemitraan strategis dengan empat investor lewat pendanaan pre-seed Konsaato ini diharapkan bisa membantu platform Konsaato ke tingkat lebih tinggi. Langkah awalnya bisa dilihat dari wajah baru Konsaato yang direncanakan meluncur awal Juni 2016 nanti.

Bersamaan dengan itu sistem kampanye Tangan Tampilkan baru yang akan memilah data yang diperlukan untuk membuat konser terjadi juga akan diperkenalkan.

Saat ini Konstantoo mengklaim sudah ada lebih dari 20.000 permintaan yang dibuat pada prototipe situsnya. Mayoritas permintaan konser tersebut berasal dari Jakarta.

Konsaato juga akan fokus membangun komunitas. Dalam jangka panjang, tujuannya adalah membangun hubungan bagi para penggemar musik lokal dalam rangka membawa seniman internasional lebih banyak ke Indonesia dan kota-kota lain di Asia Tenggara.

Totalitas Pendiri Startup Menentukan Keberhasilan Startup

Pendiri startup harus bisa sepenuhnya memberikan totalitas yang besar terhadap startup yang dimiliki, jika dijalankan tidak sempurna akan menyulitkan untuk startup bergerak maju hingga berakhir dengan kegagalan. Poin penting tersebut diungkapkan oleh Managing Partner Ideosource Andi S. Boediman di acara konferensi Tech in Asia Jakarta 2015, Rabu, 11 November.

Business model yang baik adalah jika diterapkan dengan fokus dan totalitas, jangan jadikan startup Anda menjadi kerja sambilan atau side job saja. Pendiri startup yang baik harus secara total memperhatikan perkembangan startup.”

Berbicara di hadapan para pendiri startup, developer, investor, media dan pengunjung lainnya, Managing Director of Mountain SEA Ventures Andy Zain juga mengingatkan pendiri startup harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi saat mulai melakukan penggalangan dana. Sebagai pendiri startup Anda bertanggung jawab untuk menjadi ambasador perusahaan yang bertugas untuk melakukan networking dengan investor dan VC.

“Tumbuhkan rasa percaya diri yang besar saat mulai melakukan penggalangan dana, dengan begitu investor yang Anda temui bisa melihat seberapa besar passion Anda untuk mengembangkan startup,” kata Andy Zain.

Jika diperlukan apakah bijak seorang pendiri startup atau investor menyebutkan jumlah dana yang didapatkan? Menurut Andy Zain, hal tersebut sepenuhnya diserahkan kepada pihak investor atau VC terkait. Anda sebagai pendiri startup wajib untuk merahasiakan jumlah pendanaan tersebut.

“Biasanya pihak investor atau VC yang akan menyebutkan kepada media berapa jumlah uang yang sudah diinvestasikan, jika jumlah kecil akan disebutkan namun tidak demikian jika jumlah yang dinvestasikan besar angkanya,” kata Andy Zain.

Lakukan sendiri proses perekrutan

Poin selanjutnya yang juga ditekankan, baik oleh Andi Boediman maupun Andy Zain, adalah proses perekrutan merupakan hal yang penting dan wajib diperhatikan oleh pendiri startup. Bagi Andi Boediman, adalah penting bagi pendiri startup untuk mencari secara langsung anggota tim yang yang dibutuhkan.

“Upayakan semua proses perekrutan dilakukan sendiri sejak awal hingga proses akhir tanpa bantuan dari HR. Hal ini penting untuk bisa menyelaraskan visi dan misi pemimpin perusahaan dan secara langsung  bisa melihat seperti apa karakter pegawai yang direkrut.”

Salah satu cara yang bisa dilakukan startup untuk merekrut orang-orang yang tepat dan memiliki ketertarikan yang besar untuk bergabung adalah menciptakan pasar atau peluang yang menjanjikan di perusahaan, sehingga sulit untuk dihiraukan, seperti yang ditegaskan Andy Zain.

“Mulailah cari calon-calon pegawai baru di tempat yang tidak biasa, misalnya ke STMIK, sekolah tinggi ilmu komputer di Purwakarta atau Bogor, penting juga untuk startup melakukan give back kepada masyarakat dengan menggelar ragam seminar, pelatihan, workshop di luar Jakarta,” kata Andy Zain.

Jika diperlukan, mencampur tenaga kerja asing dengan lokal juga bisa dilakukan untuk menciptakan kompetisi yang positif serta lebih banyak kreativitas untuk startup.

Laku6 Secured Seed Funding from Golden Gate Ventures

One of pre-owned phones marketplaces Laku6 recently closed a funding from Golden Gate Ventures. The funding will  be allocated to develop the team, build inventory, and improve its promotion and marketing activities. Continue reading Laku6 Secured Seed Funding from Golden Gate Ventures

Peluang dan Tantangan yang Harus Dihadapi Pemain Industri Game di Indonesia

/ DailySocial

Dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa, tersimpan potensi pasar besar bagi industri manapun di Indonesia, termasuk industri mobile game. Namun ada tantangan-tantangannya juga jika ingin bermain di industri mobile game ini, khususnya untuk pasar Indonesia yang punya keunikannya sendiri. Dalam ajang China-Indonesia Mobile Game Conference (CIMGC) kemarin, Executive Director Mimopay Andy Zain menjabarkan tantangan-tantangan apa saja yang harus dihadapi para pelaku industri mobile game di Indonesia.

Continue reading Peluang dan Tantangan yang Harus Dihadapi Pemain Industri Game di Indonesia