Apple Catatkan Penjualan Smartphone Lebih Banyak dari Samsung Selama Q4 2016

Apple patut berbangga atas rekor pribadinya menjual iPhone sebanyak 78,3 juta unit dalam empat bulan terakhir di tahun kemarin. Namun ternyata mereka bisa lebih berbangga lagi karena jumlah tersebut melampaui angka yang dicatatkan Samsung, berdasarkan statistik yang dikumpulkan oleh Strategy Analytics.

Dalam kuartal ke-4 2016, Samsung menjual sebanyak 77,5 juta unit smartphone, turun cukup banyak dari kuartal ke-4 2015 dimana mereka berhasil menjual 81,3 juta unit. Salah satu penyebabnya, kalau menurut saya pribadi, adalah absennya lini Galaxy Note untuk tahun 2016; 2015 ada Note 5, sedangkan 2016 harus menjadi saksi atas insiden Note 7 yang berujung pada penarikan semua unit yang telah diproduksi.

Itu tadi dari segi penjualan, bagaimana dengan pangsa pasar? Well, rupanya Apple juga menang tipis dengan angka 17,8 persen dibanding 17,7 persen yang diperoleh Samsung. Kendati demikian, kedua perusahaan sama-sama mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2015.

Statistik penjualan dan pangsa pasar smartphone kuartal ke-4 2016 yang dikumpulkan oleh Strategy Analytics / Strategic Analytics
Statistik penjualan dan pangsa pasar smartphone kuartal ke-4 2016 yang dikumpulkan oleh Strategy Analytics / Strategy Analytics

Secara keseluruhan, Samsung masih mendominasi pasar smartphone tahun kemarin. Dalam kurun waktu setahun penuh, Samsung menjual 309,4 juta unit ponsel, dengan pangsa pasar sebesar 20,8 persen. Apple di posisi kedua berhasil menjual 215,4 juta unit dengan pangsa pasar 14,5 persen. Jika dibandingkan dengan data tahun 2015, lagi-lagi keduanya sama-sama mengalami penurunan.

Tahun ini, ceritanya mungkin akan sedikit berbeda. Samsung dirumorkan tengah menyiapkan Galaxy S8 dengan perombakan desain yang signifikan, dan mereka juga memastikan bahwa lini Galaxy Note masih akan diteruskan oleh Note 8, namun Samsung sangat berhati-hati untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Apple di sisi lain diprediksi bakal merilis iPhone 7S seperti pola yang ditunjukkan di tahun-tahun sebelumnya, dan varian “S” biasanya hanya mengemas peningkatan spesifikasi tanpa perubahan desain. Pun demikian, tahun 2017 ini iPhone resmi menginjak usianya yang ke-10, dan tentu ada banyak penggemar setianya yang berharap Apple bisa memperlakukan iPhone sedikit lebih istimewa – meski saya pribadi pesimis hal itu bakal terjadi.

Sumber: GizmoChina dan Strategy Analytics. Gambar header: Kārlis Dambrāns (Flickr).

Apple Catatkan Rekor Baru Penjualan iPhone, dengan Pendapatan Senilai $54,4 Miliar

Apple terus menempatkan dirinya sebagai salah satu perusahaan teknologi terkaya sejagat raya. Perusahaan yang bermarkas di Cupertino tersebut baru-baru ini mengumumkan laporan keuangannya untuk kuartal pertama 2017, dengan hitungan yang berakhir pada 31 Desember 2016.

Dari tahun ke tahun, sumber penghasilan terbesar Apple adalah iPhone. Dalam laporan ini, disebutkan bahwa pendapatan yang diperoleh dari iPhone meningkat dari $51,6 miliar menjadi $54,4 miliar. Total penjualannya pun naik sekitar lima persen menjadi 78,3 juta unit, mencatatkan rekor baru sekaligus melampaui prediksi dari sejumlah analis.

Selain iPhone, yang juga mengalami peningkatan adalah lini Mac, meski naiknya tidak begitu besar. Dibandingkan kuartal sebelumnya, penghasilan yang didapat dari penjualan Mac naik sekitar 1 persen menjadi $5,4 miliar, dan kita tahu bahwa penggerak utamanya adalah MacBook Pro generasi baru.

Namun Apple sejatinya tidak boleh terus-menerus besar kepala, sebab sejumlah lini produknya malah mengalami penurunan. Lini iPad adalah salah satu yang paling parah, dimana total perangkat yang terjual menurun sekitar 19 persen menjadi 13,1 juta unit ‘saja’. Angka pendapatannya ‘cuma’ $5,5 miliar, turun 22 persen dari kuartal sebelumnya.

Lini produk yang lain, seperti Apple Watch, Apple TV, iPod, serta berbagai macam aksesori dan produk-produk Beats Audio, juga mengalami penurunan dengan angka penjualan $4 miliar untuk kuartal terakhir ini.

Secara keseluruhan, Apple mencatatkan rekor baru dalam penghasilan yang didapat per kuartal, dengan total $78,4 miliar untuk kuartal terakhir. Dari semua ini, ternyata sekitar 64 persennya berasal dari pemasaran internasional di luar AS.

Sumber: TechCrunch.

Untuk Pertama Kalinya Dalam 5 Tahun Terakhir, Oppo Berhasil Lengserkan Apple

Apple gagal mempertahankan iPhone sebagai pemegang titel smartphone  paling laris di Tiongkok untuk pertama kalinya sejak tahun 2012. Ini menjadi salah satu pertanda bahwa perusahaan berbasis di Amerika Serikat itu mulai kewalahan bersaing dengan para rival di pasar lokal Tiongkok.

Data ini dilansir oleh sebuah lembaga riset asal Hong Kong, Counterpoint Research yang mengatakan bahwa iPhone 6s terjual sebanyak 12 juta unit di tahun 2016 atau 2% dari total penjualan smartphone di sana. Angka ini masih di belakang Oppo R9, smartphone unggulan dari Oppo yang merupakan brand lokal Tiongkok yang berhasil terjual sebanyak 17 juta unit atau 4% dari total penjualan smartphone. Statistik ini sekaligus menobatkan Oppo sebagai merk smartphone yang tumbuh paling subur di Tiongkok.

Ini merupakan yang pertama bagi Apple yang selalu menempati posisi puncak selama 5 tahun terakhir. Counterpoint mengatakan tahun 2016 sebagai tahun yang berat untuk Apple khususnya di pasar Tiongkok. Anehnya, posisi “rentang” ini dihadapi oleh Apple justru di saat pasar smartphone di Tiongkok tumbuh 6% dari tahun ke tahun mencapai 465 juta unit. Sedangkan pengapalan iPhone mengalami penurunan sebesar 21%.

Statistik berbeda ditorehkan oleh brand-brand lokal, di mana Oppo, Vivo dan Huawei mencatatkan kenaikan pengapalan smartphone sebesar masing-masing 109%, 78% dan 21%.

Dalam laporan yang sama, direktur riset Counterpoint Neil Shah menjelaskan situasi yang dihadapi oleh Apple.

“Faktor kunci yang mempengaruhi pasar smartphone antara lain pengisian baterai cepat, layar OLED, baterai yang lebih besar dan kamera ganda sudah tersedia di beberapa model smartphone. Tapi, sebagian besar dari fitur-fitur tersebut tak dijumpai di iPhone 6s. Apple memang punya iPhone 7 Plus yang dibekali baterai lebih besar dan punya kamera ganda, tapi banderol yang disematkan oleh Apple terbilang terlalu mahal untuk sebagian besar konsumen di Tiongkok. Layar OLED yang dikabarkan bakal hadir di iPhone 8 akan jadi sebuah tambahan positif, model ini akan jadi kunci bagi Apple.”

Sumber berita Gizmochina dan gambar header iPhone 6s.

Amazon, Apple, Google, Facebook, IBM dan Microsoft Bekerja Sama dalam Penelitian Pengembangan AI

Alexa, Siri, Google Assistant dan Cortana terus bersaing memperebutkan gelar asisten virtual terbaik buat konsumen. Namun terlepas dari persaingan tersebut, ternyata perusahaan-perusahaan pengembangnya malah bekerja sama untuk melakukan penelitian mendalam di bidang yang menjadi kunci dari ini semua, yaitu kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).

Pada bulan September tahun kemarin, dibentuk sebuah tim peneliti gabungan bernama Partnership on AI. Anggotanya tidak main-main, mencakup para ahli dari Amazon, Apple, Google, Facebook, IBM dan Microsoft. Tujuannya tidak lain dari memformulasikan praktek-praktek terbaik di bidang pengembangan AI sekaligus menjadi platform diskusi dan keterlibatan yang terbuka.

Sepintas terdengar aneh kalau Apple mau menjadi bagian dari platform terbuka seperti ini, sebab perusahaan pimpinan Tim Cook tersebut dikenal sangat tertutup. Namun mengingat AI tergolong masih baru dan Apple tidak bisa merekrut semua ahli di bidang ini, mau tidak mau mereka harus membuka pintunya dan terlibat dalam kolaborasi besar semacam ini.

Siri sendiri bisa dibilang sedikit tertinggal jika dibandingkan dengan Google Assistant misalnya. Itulah mengapa Apple telah melakukan upaya-upaya khusus untuk meningkatkan kualitas Siri, salah satu yang paling menonjol adalah ketika mereka merekrut ahli AI asal Carnegie Mellon University, Professor Russ Salakhutdinov.

Apple perlahan juga membuka dirinya di bidang pengembangan AI ini dengan mempersilakan sang profesor untuk memublikasikan hasil studinya. Apple sendiri ternyata juga merupakan salah satu anggota pendiri Partnership on AI, dan telah terlibat sejak sebelum tim gabungan tersebut dibentuk – hanya saja statusnya sebagai anggota baru diumumkan secara resmi belum lama ini.

Sumber: Bloomberg dan Partnership on AI.

Apple Watch Series 2 Resmi Sapa Indonesia, Ini Harga Jualnya

Setelah memulai debut pada bulan September tahun lalu, smartwatch Apple Watch Series 2 dipastikan menyapa penggemar di tanah air, menyusul adanya pengumuman dari iBox Indonesia – salah satu Apple Premium Reseller akan kehadiran perangkat di Indonesia.

Kepastian itu diumumkan langsung iBox Indonesia melalui akun Twitter-nya pada hari jumat, pekan lalu (20/1/2017).

Berdasarkan pantauan Dailysocial, saat ini Apple Watch Series 2 dijajakan dengan harga antara Rp 7,2 juta-an untuk varian 38mm Aluminium Case with White Sport Band, Rp 7,7 juta-an untuk varian 42mm dengan Woven Nylon, dan Rp 9,9 juta-an untuk yang paling mahal 38mm Space Black Stainless Steel Case with Space Black Sport Band.

Sebagai seri terbaru, Apple Watch Series 2 menawarkan sejumlah peningkatan terutama di bagian jeroan. Apple telah menyematkan chipset baru yang ditenagai prosesor dual-core, menyajikan kinerja 50 persen lebih cepat serta performa grafis dua kali lebih baik.

apple watch series 2 tahan air

Dibandingkan pendahulunya yang hanya mampu menahan cipratan air, Apple Watch Series 2 kini tahan air sepenuhnya, sanggup diajak berenang ataupun menyelam hingga kedalaman 50 meter. Selain itu, meski ukuran dan resolusi layarnya tidak berubah, tetapi tingkat kecerahannya meningkat drastis menjadi 1.000 nit, menjadikannya sebagai layar paling terang yang pernah Apple produksi.

Fitur lain yang membedakan Series 2 adalah integrasi chip GPS, memungkinkan pengguna untuk beraktivitas fisik tanpa perlu membawa iPhone-nya. Tentu saja, Series 2 menjalankan watchOS 3 yang punya kinerja lebih baik dan lebih mudah dinavigasikan.

Sumber berita dan gambar iBox.

PhotoFast iType-C Permudah Ekspansi Penyimpanan dan Transfer Data Perangkat Apple Anda

Pengguna iDevice tahu, besarnya kapasitas penyimpanan berbanding lurus dengan harga. Alhasil, banyak orang terpaksa memilih varian ber-storage kecil, dan efeknya adalah mereka segera kehabisan ruang penyimpanan dalam waktu singkat. Cloud memang bisa jadi solusi, tapi belakangan banyak bermunculan alternatif berupa flash storage, salah satunya ialah kreasi unik dari PhotoFast ini.

Namanya mungkin belum sering kita dengar, namun PhotoFast adalah perusahaan OEM di belakang banyak produk USB on-the-go. Dan bukan cuma hardware, sang produsen asal Taiwan itu juga telah membangun platform andal buat Android dan iOS. Dan di antara portfolio produk mereka, PhotoFast iType-C merupakan produk yang paling fleksibel, dengan fitur terlengkap.

PhotoFast iType-C 5

Pada dasarnya, iType-C adalah medium backup untuk file-file pribadi, sebuah drive eksternal yang dapat mudah Anda sambungkan ke banyak perangkat. iType-C sangat istimewa karena ia merupakan aksesori PhotoFast pertama dengan empat tipe connector: ada USB type-C, USB 3.0 standar, Lighting, serta microUSB. Segala kelengkapan ini dikemas dalam tubuh berwarna putih super-mungil, dimensinya hanya 7,8×2,6×0,9-milimeter dan mempunyai bobot 17-gram saja.

PhotoFast iType-C 1

PhotoFast iType-C disajikan secara modular. Port Lightning berada di ujung, bertolak belakang dari posisi USB type-C, yang dapat tersambung ke adaptor microUSB sekaligus USB (type-A). Strukturnya sangat unik: connector USB bisa Anda tarik ke bawah buat mengekspos micro USB. Bagian port Lightning-nya sendiri sudah memperoleh sertifikasi Apple MFi, artinya aksesori ini dijamin kompatibel ke segala iDevice dan versi iOS. Lalu PhotoFast juga menyediakan tutup transparan berstruktur tangguh demi menjaga ujung connector dari kerusakan.

PhotoFast iType-C 2

Skenario penggunaannya seperti ini: colokkan iType-C ke port USB type-C Macbook, dan Anda dipersilakan memindahkan data-data seperti foto, koleksi musik, video, serta detail kontak ke penyimpanan internal di sana. Selanjutnya, pengguna bisa mengakses file-file tersebut baik dari iPad, iPhone bahkan perangkat Android. File dapat dikelola melalui aplikasi – di sana Anda bisa mengganti nama, memunculkan data-data yang di-locked, dan ada pula integrasi ke Dropbox, OneDrive, Google Drive dan iCloud.

PhotoFast iType-C 3

iType-C memungkinkan Anda menikmati film dan musik tanpa perlu membuka iTunes. Aksesori ini menunjang format audio-visual populer, bahkan sanggup menghidangkan video UHD tanpa masalah. Via app companion PhotoFast One di iDevice, Anda hanya perlu menekan satu tombol untuk mem-backup seluruh konten, termasuk jadwal di kalender dan info-info di contact. Lalu untuk menyempurnakan keamanannya, pengguna juga dapat membubuhkan password.

PhotoFast iType-C 4

Lalu apakah pemilik perangkat Apple saja yang bisa memperoleh manfaat maksimal dari iType-C? Inilah yang membuatnya sangat menarik: iType-C juga mendukung PC berbasis Windows, Linux, device Android sampai smart TV (dengan penyajian yang disederhanakan).

Tersedia tiga pilihan kapasitas penyimpanan PhotoFast iType-C, masing-masing ditawarkan di harga yang berbeda: 64GB (US$ 145), 128GB (US$ 225) dan 200GB (US$ 300); bisa Anda pesan di situs PhotoFast.

Rencana Pengembangan Apple Innovation Center dan Urgensi Pemenuhan TKDN

Setelah proses negosiasi panjang antara pemerintah dengan pihak Apple Inc. terkait pemenuhan TKDN pemasaran produk iPhone di Indonesia, pihak Apple mengumumkan komitmennya untuk investasi dalam bentuk pendirian pusat pengembangan. Dengan nilai investasi mencapai $44 juta dan digunakan dalam tiga tahun mendatang. Kepastian tentang hal tersebut disampaikan langsung oleh I Gusti Putu Suryawirawan, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika.

Langkah Apple ini juga menjadi tindak lanjut setelah sebelumnya berhasil mengantongi sertifikasi konten lokal untuk perangkat iPhone teranyar. TKDN yang akan ditegakkan mulai 2017 ini memaksa pengembang perangkat ponsel 4G/LTE untuk memberikan porsi SDM lokal untuk berkontribusi, baik dalam bentuk pengembangan perangkat lunak ataupun perakitan keras. Visinya pemerintah ingin memastikan bahwa Indonesia tidak hanya dimanfaatkan sebagai ladang konsumen saja, melainkan ada timbal balik yang memberikan insight seputar pengembangan produk tersebut.

Pengembangan Apple Innovation Center di beberapa kota Indonesia

Secara bertahap pusat inovasi akan dikembangkan mulai tahun 2017 dalam bentuk Apple Innovation Center (AIC), ditempatkan di 4 kota yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surakarta. Disampaikan langsung Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bahwa AIC akan turut memberikan pelatihan dan pengembangan SDM, khususnya untuk bisa mengembangkan startup baru. Setiap tahun ditargetkan 1800 orang bisa dilatih melalui pusat inovasi tersebut.

Lalu apakah pengembangan pusat inovasi tersebut sudah tepat, baik untuk kebutuhan Apple atau khususnya untuk masyarakat Indonesia?

Untuk menjawabnya kami mencoba berbincang dengan pakar dan pengamat TIK di Indonesia, dalam hal ini bersama Executive Director di Indonesia ICT Institute Heru Sutadi. Menurutnya jika melihat aturan yang dikeluarkan kehadiran AIC masih kurang signifikan dampak yang dihadirkan. Aturan pemerintah membuat TKDN untuk keterlibatan inovator lokal dalam pengembangan hardware dan software.

Tujuannya jelas, salah satunya akan bermuara pada penyerapan tenaga kerja. Terlebih lapangan kerja saat ini juga menjadi permasalahan bagi Indonesia. Tiap tahun banyak lulusan teknik dari berbagai perguruan tinggi tidak mendapatkan pekerjaan, atau kalaupun bekerja bukan di bidangnya. Padahal kalau vendor ponsel membuka pabrik, engineer dari lulusan dalam negeri dapat terserap, kemudian ada bagian marketing, bahkan security, sehingga akan membuka banyak lowongan kerja.

“Pembentukan Innovation Center bagus secara nama, namun tidak bermanfaat apa-apa. Beberapa bukti, konsep ini sudah dikembangkan beberapa vendor sebelumnya, yang kerja sama dengan beberapa kampus. Yang terjadi cuma penempatan perangkat dan perangkat itu dipakai untuk semacam lab saja. Jadi hampir tidak ada pembukaan lapangan kerja baru. Ini yang tidak dimengerti oleh teman-teman yang membuat regulasi,” tegas Heru kepada DailySocial.

Heru melanjutkan sembari menuturkan pengalamannya bersama pusat R&D di Jerman, “Kalau saya melihat Research and Development (R&D) beda dengan hanya Innovation Center, sebab R&D akan melibatkan banyak orang untuk melakukan riset, pengembangan perangkat serta mengintegrasikan perangkat, dari hardware, software, hingga aplikasi. Kalau nanti yang dibangun atau yang dimaksud dengan Apple Innovation Center itu pusat R&D, maka itu sudah tepat. Sebaliknya kalau cuma sekadar Innovation Center dan tidak melakukan riset, pengembangan serta integrasi, saya merada manfaatkan akan tidak begitu besar.”

Urgensi Apple mengejar lulus aturan TKDN di Indonesia

Berbicara soal urgensi, tech blogger dan pengamat digital Aulia Masna kepada kami memberikan pemaparan menarik. Menurutnya apa yang dilakukan Apple sebenarnya akan dihitung berbanding lurus dengan apa yang sudah/akan didapat dari konsumen Indonesia. Produk Apple saat ini segmentasinya sangat gamblang, diminati oleh kalangan terbatas (menengah ke atas). Daya belinya masih sedikit jika dipatok dengan jumlah konsumen perangkat mobile di Indonesia, dan jumlah penjualannya belum pun berarti besar. Terlebih secara kasat mata bisa dinilai, penikmat produk Apple yang masih minim tersebut umumnya orang-orang yang punya akses beli ke luar negeri.

Kendati demikian Aulia juga menyampaikan tentang sebuah strategi yang memang harus Apple bangun sejak dini. Jika Apple tidak menggarap pasar Indonesia secara serius dari sekarang, maka ketika nantinya sudah banyak konsumen yang mampu menjangkau produk-produknya, brand-image dan brand-loyality akan sangat minim. Ini bisa menjadi apa yang dipikirkan Apple saat ini, membaca dan mempertimbangkan tren yang akan datang dengan bertumbuhnya ekosistem produk Apple di Indonesia.

“Lagian brand Apple kan dilihat sebagai panutan. Orang pengen punya iPhone tapi bakal beli yang lebih murah kalau nggak mampu. Saat sudah mampu mereka bakal beli iPhone,” pungkas Aulia.

1,5 Tahun Berjalan, Apple Music Sudah Punya 20 Juta Pelanggan

Apple Music memang masih belum mempunyai pelanggan sebanyak Spotify, akan tetapi pertumbuhannya selama 1,5 tahun ini tergolong sangat cepat. Bagaimana tidak, sejak diluncurkan pertama kali di bulan Juni 2015, jumlah pelanggannya sekarang sudah menembus angka 20 juta, dan lebih dari separuh di antaranya tidak berasal dari Amerika Serikat, berdasarkan pengakuan langsung salah satu petinggi Apple Eddy Cue kepada Billboard.

Terakhir dilaporkan pada bulan September kemarin, jumlah pelanggan Apple Music baru mencapai 17 juta orang. Ini berarti ada tambahan 3 juta pelanggan baru dalam kurun waktu 3 bulan, dan semuanya merupakan pelanggan berbayar mengingat Apple Music tidak menawarkan paket gratisan seperti Spotify.

Pertumbuhan yang cepat ini banyak dipengaruhi oleh konten-konten eksklusif yang Apple Music suguhkan. Meski menimbulkan kontroversi, strategi ini cukup efektif untuk membuat konsumen jadi terikat. Contoh yang paling gampang, penggemar berat Drake mau tidak mau harus berlangganan Apple Music karena album terbarunya cuma tersedia di sana.

Menarik juga untuk disorot dari wawancara Billboard adalah bagaimana genre hip-hop bisa mendominasi Apple Music. Anda mungkin mengira ini efek dari bergabungnya rapper ternama Dr. Dre beserta perusahaannya Beats Audio dengan Apple, namun Eddy Cue menjelaskan bahwa Apple sebenarnya sudah cukup lama mencari cara untuk mengangkat popularitas musik hip-hop.

Kehadiran layanan streaming telah mengubah cara kita mengonsumsi musik. Angka pembajakan terus menurun, dan kebiasaan membeli musik secara legal juga jadi berkurang. Dalam kasus Apple Music, sebanyak 60 persen dari total pelanggannya sudah tidak pernah lagi membeli musik dari iTunes Store selama 12 bulan terakhir.

Sumber: Billboard.

Tips mengatur aplikasi pada Dock di Apple Watch

WatchOS 3 kini menjadi versi terbaru sistem operasi jam tangan pintar milik Apple. Selain optimasi kecepatan mengeksekusi aplikasi, watchOS 3 juga menawarkan perubahan antar muka, yaitu penambahan fitur Dock untuk menaruh aplikasi yang sering digunakan. Dock di Apple Watch 3 dapat diakses dengan menekan tombol samping di sebelah Digital Crown.

Untuk mengatur aplikasi apa saja yang akan ditambahkan di Dock bisa dilakukan dari aplikasi Watch di iPhone. Caranya sebagai berikut:

Menambahkan aplikasi di Dock Apple Watch

  1. Buka aplikasi Watch di iPhone
  2. Pilih Dock
  3. Tekan tombol Edit di pojok kanan atas
  4. tekan tombol + berwarna hijau untuk menambahkan aplikasi pada Dock di Apple Watch
  5. Tekan Done apabila sudah selesai
Tips mengatur aplikasi pada Dock di Apple Watch
Tips mengatur aplikasi pada Dock di Apple Watch
Tips mengatur aplikasi pada Dock di Apple Watch
Tips mengatur aplikasi pada Dock di Apple Watch

Menghapus aplikasi dari Dock Apple Watch

Untuk menghapus aplikasi dari Dock Apple Watch, caranya seperti berikut:

  1. Buka aplikasi Watch
  2. Pilih Dock
  3. Tekan tombol Edit pada pojok kanan atas
  4. Tekan tombol – untuk menghapus aplikasi dari Dock Apple Watch, tekan Remove untuk konfirmasi
  5. Tekan Done
Tips mengatur aplikasi pada Dock di Apple Watch
Menghapus aplikasi dari Dock Apple Watch
Tips mengatur aplikasi pada Dock di Apple Watch
Menghapus aplikasi dari Dock Apple Watch

Mengatur susunan aplikasi di Dock Apple Watch

Urutan aplikasi di Apple Watch juga bisa disusun misal dari yang sering digunakan. Langkah-langkahnya:

  1. Buka aplikasi Watch
  2. Pilih Dock
  3. Tekan tombol Edit pada sebelah pojok kanan atas
  4. Geser aplikasi dengan menggunakan tombol garis tiga pada sebelah kanan untuk mengurutkan aplikasi di Dock
  5. Setelah selesai, tap Done.
Tips mengatur aplikasi pada Dock di Apple Watch
Mengatur susunan aplikasi di Dock Apple Watch

Dock di watchOS 3 menjadikan Apple Watch semakin mempermudah akses ke aplikasi yang dibutuhkan. Misalnya ke aplikasi daftar pekerjaan atau Music untuk mengontrol lagu yang sedang dimainkan.

watchOS 3 dan iOS 10 semakin mempermudah pengelolaan jam tangan pintar oleh Apple. Tak hanya mengatur Dock, Anda juga bisa mengatur watch face beserta complications-nya langsung dari iPhone tanpa harus berkutat dengan layar Apple Watch yang kecil.

Selain update watchOS, Apple juga mengeluarkan Apple Watch Series 2 yang lebih cepat dan memiliki GPS tersendiri sehingga tidak perlu bergantung pada iPhone. Meski tidak membawa perubahan yang banyak dari segi desain, Apple Watch Series 2 lebih tahan air dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Menggunakan Apple Watch? Sudah coba Dock pada watchOS 3?

Aplikasi-Aplikasi Ini Siap Maksimalkan Touch Bar Milik MacBook Pro Sebelum Akhir Tahun

Selama bertahun-tahun, Apple selalu membanggakan bahwa produk-produknya merupakan hasil perkawinan yang pas antara hardware dan software. Karena itu, setiap kali mereka mengumumkan iPhone generasi baru yang dibekali fitur anyar, mereka tidak akan lupa meng-update aplikasi-aplikasi buatannya agar bisa memaksimalkan fitur tersebut.

Contoh yang paling gampang adalah iPhone 6S dengan fitur 3D Touch. Pun demikian, peran Apple saja tidak cukup, mereka juga perlu dukungan developer aplikasi pihak ketiga supaya fitur tersebut benar-benar bisa menjadi nilai jual utama. Kasus yang sama juga berlaku untuk MacBook Pro generasi baru. Fitur utamanya, Touch Bar, tidak berarti tanpa dukungan third-party app.

Dalam presentasinya, Apple sempat mendemonstrasikan sejumlah app pihak ketiga yang akan menghadirkan dukungan terhadap fitur Touch Bar, Adobe Photoshop dan djay Pro di antaranya. Microsoft beberapa waktu lalu juga sempat mengumumkan dukungan Touch Bar pada Office for Mac.

Yang menjadi pertanyaan, kapan dukungan ini bakal tersedia, apalagi mengingat Apple sudah mulai memasarkan MacBook Pro dengan Touch Bar? Berikut ini adalah daftar sekitar 20 aplikasi populer yang siap memaksimalkan kapabilitas Touch Bar paling lambat sebelum pergantian tahun.

  • Photoshop, akhir tahun
  • djay Pro, akhir November
  • Microsoft Office, Outlook, Skype
  • Pixelmator, bersamaan dengan perilisan
  • Affinity Designer, akhir November; Affinity Photo, Desember
  • Da Vinci Resolve
  • Sketch, akhir November
  • Day One, bersamaan dengan perilisan
  • Coda, bersamaan dengan perilisan
  • 1Password
  • OmniGraffle, November
  • OmniPlan, awal Desember
  • OmniFocus, awal Desember
  • OmniOutliner, kuartal pertama tahun depan
  • Blogo, akhir tahun
  • Live Home 3D versi 3.1

Sumber: TechCrunch.