Kuartal Keempat 2020 Apple Memimpin, Tetapi Tahun 2020 Masih Milik Samsung

Tahun 2020 merupakan tahun yang berat, namun persaingan di industri smartphone tetap sangat sengit dan sekaligus menarik. Dilansir dari GSMArena, saya telah merangkum laporan dari beberapa lembaga riset termasuk IDC, Counterpoint, dan Canalys. Bagaimana kondisi industri smartphone saat ini dan kini siapa yang memegang gelar raja smartphone?

Laporan IDC
Laporan IDC

Mulai dari laporan IDC, pada kuartal keempat 2020 pasar smartphone bangkit kembali dengan total pengiriman 385,9 juta unit. Pasar smartphone mengalami pertumbuhan sebesar 4,3% dibanding kuartal keempat tahun 2019. Hampir semua vendor teratas kecuali Huawei mengakhiri tahun 2020 dengan baik.

Pada kuartal keempat 2020, Apple memimpin diikuti Samsung, Xiaomi, OPPO, dan Huawei di lima besar. Kenaikan penjualan Apple dipicu oleh iPhone 12 series dengan pengiriman 90,1 juta unit dan Samsung berada diurutan kedua dengan pengiriman 73,9 juta unit.

Laporan IDC
Laporan IDC

Meski begitu, pengiriman smartphone untuk sepanjang tahun 2020 – Samsung masih memimpin dengan pengiriman 266,7 juta unit. Posisi kedua Apple 206,1 juta unit, diikuti Huawei 189 juta unit, Xiaomi 147,8 juta unit, dan vivo 111,7 juta unit. Total pengiriman smartphone di tahun 2020 mencapai 1,29 miliar unit atau turun 5,9% dibanding tahun 2019 dengan total pengiriman 1,37 miliar unit.

Laporan Counterpoint
Laporan Counterpoint

Beralih ke laporan Counterpoint, menegaskan bahwa Apple berada di paling depan pada kuartal keempat 2020 dengan pengiriman tercatat 81,9 juta unit. Disusul Samsung di tempat kedua dengan 62,5 juta unit, Xiaomi 43 juta unit, OPPO 34 juta unit, dan Vivo 33 juta unit. Huawei terlempar dari lima besar dan berada di posisi keenam dengan pengiriman 33 juta unit.

Laporan Counterpoint
Laporan Counterpoint

Sementara, untuk total pengiriman di tahun 2020 – Samsung masih berada di peringkat pertama dengan pengiriman 255,7 juta uni. Lima besar lainnya ialah Apple dengan 201,1 juta unit, Huawei 187,7 juta unit, Xiaomi 145,8 juta unit, dan vivo 108,5 juta unit. Jumlah pengiriman semuanya di tahun 2020 1,33 miliar unit.

Catatan yang menarik ialah Realme, di mana pada kuartal keempat 2020 menempati urutan ketujuh dengan pengiriman 14 juta unit. Namun Realme berhasil mengalami pertumbuhan 65% di tahun 2020 dari 2019. Sementara, Huawei mengalami penurunan -21% dari tahun 2019 ke 2020. Salah satu penyebabnya karena Amerika Serikat menjatuhkan sanksi pembatasan perdagangan terhadap Huawei.

Laporan Canalys
Laporan Canalys
Laporan Canalys
Laporan Canalys

Lanjut ke laporan Canalys, faktanya Apple memang memimpin pada kuartal keempat 2020 dengan pengiriman 81,8 juta unit. Diikuti oleh Samsung, Xiaomi, OPPO, dan Vivo, tercatat Huawei keluar dari limat besar.

Laporan Canalys
Laporan Canalys

Meski begitu, seluruh tahun 2020 masih milik Samsung dengan pengiriman 255,6 juta unit. Apple berada di posisi kedua dengan 207,1 juta unit, diikuti Huawei (Honor masih termasuk) 188,5 juta unit, Xiaomi 149,6 juta unit, dan OPPO 115,1 juta unit. Total semua pengiriman smartphone di tahun 2020 menurut Canalys 1,26 miliar unit atau turun -7% dibanding tahun lalu dengan 1,37 miliar unit.

Sumber: GSMArena 1, 2, 3

MacBook Air dan MacBook Pro 13 Inci dengan Chip Apple M1 Tersedia di Indonesia, Harganya?

Pada tanggal 10 November 2020, Apple memperkenalkan chip baru M1 dan tiga model Mac generasi terbaru yang ditenagai oleh chip tersebut. Adalah MacBook Air, MacBook Pro 13 inci, dan Mac Mini.

Bulan-bulan berikutnya ulasan MacBook Air dan MacBook Pro 13 inci baru mendapati banyak pujian dari berbagai media teknologi global, sebab chip Apple M1 berbasis ARM alias atau Apple Silicon ini menawarkan upgrade performa yang sangat signifikan tapi irit daya. Para perusahaan pembuat software juga merilis pembaruan agar aplikasinya dapat berjalan secara native.

Bagi yang sangat penasaran dan menantikannya, kabar bagusnya MacBook Air dan MacBook Pro 13 inci dengan chip Apple M1 kini telah tersedia di Indonesia. Keduanya dapat ditemukan di iBox, iBox.co.id, dan iBox Official Shop di Shopee, berapa harganya?

Harga MacBook Air M1

Apple_new-macbookair-wallpaper-screen_11102020_big1

Dari pantuan saya di iBox Official Shop di Shopee, MacBook Air M1 dengan storage 256GB SSD dan GPU 7-core dibanderol mulai dengan harga Rp16.999.000 dalam warna Space Grey dan Silver. Sementara, model dengan storage 512GB SSD dan GPU 8-core dijual Rp21.799.000 dalam warna Space Grey dan Gold.

Kedua model datang dengan besaran RAM 8GB yang dapat dikonfigurasi menjadi 16GB. Berkat penggunaan chip Apple M1, performa CPU MacBook Air diklaim 3,5x lebih cepat, GPU-nya hingga 5x, dan Neural Engine 16-core untuk pembelajaran mesin hingga 9x lebih cepat.

Pada praktiknya, MacBook Air M1 ini sanggup mengedit dan memutar video 4K dalam format ProRes di aplikasi Final Cut Pro tanpa kesulitan. Semua itu tanpa mengorbankan efisiensi energinya, yang mana menurut Apple, baterai MacBook Air M1 sanggup dipakai menonton video selama 18 jam atau 6 jam lebih lama dari generasi sebelumnya.

Harga MacBook Pro 13 inci M1

Apple_new-macbookpro-wallpaper-screen_11102020_big1

Untuk MacBook Pro 13 inci dengan chip Apple M1, di iBox Official Shop di Shopee baru tersedia satu model saja. Dengan konfigurasi 8GB, storage SSD 512GB, CPU 8-core, GPU 8-core, dan Neural Engine 16-core, MacBook Pro 13 inci M1 dibanderol Rp25.099.000 dalam warna Space Gray.

Lalu, apa yang membedakan antara MacBook Air M1 dan MacBook Pro 13 inci M1? Selama ini lini MacBook Pro selalu menawarkan performa yang lebih tinggi daripada MacBook Air, sebab MacBook Pro 13 inci memiliki kipas pendingin, sedangkan MacBook Air sama sekali tidak dilengkapi kipas. Dengan begitu, performa MacBook Pro 13 inci semestinya bisa lebih konsisten ketimbang MacBook Air meski mengemas chip yang sama.

Dibanding generasi sebelumnya, MacBook Pro 13 inci M1 membawa peningkatan performa CPU hingga 2,8x, GPU sampai 5x, dan Neural Engine untuk pembelajaran mesin hingga 11x lebih cepat. Pada praktiknya, MacBook Pro 13 inci M1 mampu memutar video 8K dalam format ProRes di aplikasi DaVinci Resolve secara lancar. Daya tahan baterainya juga lebih lama yakni sampai 20 jam pemutaran video nonstop atau dua kali lebih awet daripada generasi sebelumnya.

Spesifikasi Chip Apple M1

Apple_m1-chip-8-core-cpu-chart_11102020_big1

Chip Apple M1 menggunakan arsitektur ARM atau Apple Silicon, yang tertanam di dalam Apple M1 bukan hanya prosesor, melainkan termasuk GPU dan RAM sekaligus. Chip ini sudah dibuat menggunakan proses pabrikasi 5nm, dengan total jumlah transistor yang mencapai 16 miliar.

Apple M1 sendiri terdiri dari prosesor 8-core dengan 4 core performa dan 4 core efisiensi, GPU 8-core, dan Neural Engine 16-core. Lewat kombinasi tersebut, chip ini menawarkan pemrosesan video hingga 3,9x dan pemrosesan gambar hingga 7,1x lebih cepat.

Tak hanya memiliki performa lebih kencang dan efisiensi daya yang tinggi. Fakta yang juga sangat menarik ialah semua aplikasi iPhone dan iPad kini kompatibel dengan MacBook Air M1 dan MacBook Pro 13 inci M1.

5 Fitur Kamera yang Diharapkan Tersedia di Smartphone 2021

Bagi yang menekuni hobi fotografi dan kerap memotret maupun merekam video pakai kamera smartphone, fitur kamera dan peningkatan apa saja yang diharapkan hadir di smartphone yang dirilis tahun 2021 ini? Harus diakui, kualitas bidikan kamera smartphone semakin mumpuni dan memiliki rangkaian fitur yang membuatnya dapat diandalkan di berbagai kondisi.

Tahun lalu saja, terdapat beberapa smartphone yang dibekali dengan sensor kamera beresolusi mencapai 108MP dan dapat merekam video hingga 8K. Serta, dilengkapi lebih banyak kamera dengan lensa berbeda terutama telephoto untuk menghadirkan kemampuan memperbesar gambar atau zoom. Langsung saja, berikut beberapa fitur kamera yang diharapkan tersedia di smartphone 2021.

1. Ukuran Sensor Lebih Besar

Ukuran-Sensor-Lebih-Besar

Untuk smartphone terkini, Huawei P40 series dan Mate 40 series ialah smartphone dengan sensor kamera paling besar yakni 1/1.28 inci. Dengan resolusi 50MP dan teknologi 4-in-1 pixel binning atau quad bayer, perangkat tersebut menghasilkan bidikan beresolusi 12,5MP dengan ukuran per piksel besar 2,44um.

Diikuti oleh vivo X50 Pro+ dengan sensor kamera 1/1.31 inci beresolusi 50MP, serta Samsung Galaxy S20 Ultra dan Galaxy Note20 Ultra dengan sensor 1/1.33 inci beresolusi 108MP. Secara teori, semakin besar ukuran sensor maka lebih banyak cahaya yang bisa diserap sehingga turut meningkatkan kualitas gambar akhir yang dihasilkan.

Semoga tahun ini akan ada smartphone dengan sensor gambar yang mendekati 1 inci. Bagaimana pun penggunaan sensor yang lebih besar berarti membutuhkan ruang lebih, di sisi lain pabrikan smartphone harus tetap mempertahankan ketebalan smartphone, lagi pula keterbatasan sensor kecil dapat diatasi dengan kecanggihan pemrosesan gambar yang kini lebih cerdas berkat adopsi AI.

2. Format ProRAW di Android

Pengguna iPhone 12 Pro dan Pro Max sangat beruntung, karena dua smartphone terbaru Apple tersebut memiliki fitur kamera baru eksklusif yang bahkan tidak tersedia pada iPhone 12 original dan versi mininya. Fitur ini bernama ProRAW, format Raw baru yang menggabungkan kecanggihan pemrosesan gambar dengan fleksibilitas post-processing file RAW.

Bidikan foto dalam format ProRAW hasilnya seperti memotret dengan format JPEG atau HEIC, namun kita bisa leluasa mengedit pengaturan seperti pencahayaan, warna, dan detail lainnya lebih jauh lagi. Harapan saya, tim Google pengembang Android dan juga pabrikan smartphone Android bisa menciptakan fitur serupa format ProRAW di iOS di perangkat Android tahun ini.

3. Peningkatan Kualitas Kamera Sekunder

Peningkatan-Kualitas-Kamera-Sekunder
Photo by Thai Nguyen on Unsplash

Tahun 2020 lalu, ada banyak sekali smartphone Android dengan ‘quad camera‘ abal-abal alis cuma sekedar ‘gimmick‘. Sebagai contoh di segmen menengah, kebanyakan kamera utama yang digunakan memang cukup berkualitas dengan resolusi 48MP atau 64MP.

Kemudian kamera sekunder dengan lensa ultrawide bisa dibilang kualitasnya standar saja. Sisanya biasanya hanya sebatas 2MP menggunakan lensa macro, mono, atau depth sensor hanya untuk meningkatkan jumlah kameranya. Bahkan di segmen entry-level, banyak yang membanggakan pakai triple camera sebatas 2MP tanpa lensa ultrawide.

Alih-alih memperbanyak jumlah kamera, saya berharap produsen bisa lebih fokus meningkatkan kualitas kamera utama dan ultrawide di segmen menengah ke bawah. Sementara untuk segmen atas, kehadiran kamera dengan lensa telephoto bisa dibilang menjadi wajib, bahkan dua bila perlu agar menghasilkan foto yang lebih tahan di seluruh rentang zoom.

4. Bukan Video 8K, Tapi Peningkatkan Video 4K

Tahun ini, fitur perekaman video 8K mungkin akan tersedia lebih banyak di smartphone flagship. Saya percaya kebutuhan video 8K akan semakin meningkat seiring waktu, tetapi tidak untuk tahun 2021.

Untuk apa kita merekam video 8K? Yang pasti mengolah data sebesar itu akan membuat smartphone bekerja ekstra keras dan berujung overheat. Untuk mengedit video 8K juga membutuhkan komputer dengan spesifikasi yang tinggi dan belum lagi masalah penyimpanan yang dibutuhkan.

Lupakan kemampuan video 8K, kenapa tidak fokus pada fitur lain yang saat ini dibutuhkan oleh banyak pengguna terutama para content creator yang mengandalkan smartphone untuk bikin konten. Ya, peningkatakan kualitas perekaman video 4K.

Chipset yang kencang kenapa tidak digunakan untuk memberi opsi bitrate dan frame rate lebih tinggi seperti 120Hz di mode video dan bukan hanya di mode slow motion. Serta, memberikan dukungan penuh seperti stabilisasi, sistem autofocus lebih baik, efek video, dan lainnya.

5. Autofokus Kamera Depan 

Autofokus Kamera Depan 
Photo by Lukman Azis on TrikInet

Setelah selfie terbitlah tren vlogging, kamera depan smartphone saat ini banyak digunakan untuk membuat konten video. Fitur macam autofocus yang cepan nan akurat dan stabilisasi yang mulus diharapkan lebih banyak tersedia di smartphone 2021.

Selain itu, diharapkan kualitas mikrofon juga turut ditingkatkan dan disediakan opsi untuk fokus mengambil suara dari depan atau dari belakang ketika menggunakan kamera utama. Serta, mode video Pro di kamera depan dan kemampuan untuk menggunakan perangkat TWS sebagai mikrofon eksternal.

Gambar header: Photo by TheRegisti on Unsplash

5 Pertimbangan Sebelum Membeli iPad untuk Bekerja di Rumah

Saat ini semua tablet baru Apple sudah tersedia di Indonesia secara lengkap, termasuk yang paling fresh yakni iPad Air 4 dan iPad 8. Buat yang berencana membeli iPad untuk meningkatkan produktivitas selama bekerja dari rumah, apa saja pertimbangan yang perlu diperhatikan?

1. Jenis iPad

apple_ipad-8th-gen-1
Foto: Apple

Total ada empat keluarga utama di iPad, model paling dasar dan terjangkau ialah iPad original yang telah sampai pada generasi ke-8. Di iBox, iPad 8 dengan penyimpanan 32GB WiFi dibanderol Rp6.299.000, harganya tidak murah-murah amat tetapi sangat pantas.

Foto: Apple

Kemudian ada keluarga iPad mini yang ada di generasi ke-5, terus terang ini tablet incaran saya karena ukurannya ringkas. Namun saya masih mempertimbangkan desain lamanya, terlihat lawas dengan bezel atas dan bawah sangat tebal. Di iBox, iPad mini 5 64GB WiFi dijual Rp7.699.000 dan saya memilih untuk menantikan penerusnya, rumornya generasi berikutnya bakal hadir dengan desain baru.

Foto: Apple

Selanjutnya iPad Air yang kini berada di generasi ke-4, tablet semi profesional yang mendekati kemampuan iPad Pro. Dibanderol mulai dari Rp11.099.000 untuk versi 64GB WiFi, tablet ini sangat ideal untuk bekerja karena sudah didukung Magic Keyboard dan Apple Pencil generasi ke-2.

Foto: Apple

Posisi puncak, tablet paling canggih dari Apple ialah iPad Pro dan yang terbaru generasi ke-4 dibanderol mulai dari Rp14.999.000 untuk versi 11 inci 128GB WiFi. Menurut saya tablet ini adalah laptop replapcement, chipset Apple A12Z Bionic di dalamnya sangat powerful bahkan untuk tugas-tugas kreatif seperti mengedit foto dan video beresolusi 4K.

2. Port & Aksesori

Foto: Apple

Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah jenis port dan dukungan aksesorinya. Untuk iPad 8 dan iPad mini 5 masih menggunakan port lightning serta mendukung Apple Pencil generasi ke-1. Khusus iPad 8 memiliki magnetic connector dan mendukung Smart Keyboard.

Sementara, port yang digunakan oleh iPad Air 4 dan iPad Pro 4 sudah berjenis USB Type-C dan memiliki magnetic connector. Keduanya juga sudah mendukung Apple Pencil generasi ke-2 dengan pengisian daya nirkabel dan menempel secara magnetis, serta mendukung Smart Keyboard Folio dan Magic Keyboard yang turut dilengkapi touchpad.

3. Desain & Layar

Foto: Apple

iPad 8 dan iPad mini 5 masih terjebak pada desain lama, dengan dagu dan dahi terbilang tebal. Keduanya juga masih punya tombol home di depan yang terintegrasi dengan Touch ID.

Sementara iPad Air 4 dan iPad Pro 4 sudah mengemas desain baru yang lebih kekinian dengan bezel tipis. Untuk sistem keamanan biometriknya, iPad Air masih mengandalkan Touch ID tetapi letaknya di atas. Sedangkan, iPad Pro 4 menggunakan Face ID.

Untuk ukuran layar, iPad mini 5 yang paling kecil yakni 7,9 inci. Kemudian iPad 8 berukuran 10,2 inci dan 10,9 inci untuk iPad Air 4. Sedangkan, iPad Pro 4 tersedia dalam dua ukuran yaitu 11 inci dan 12,9 inci.

4. Kapasitas Penyimpanan

Apple masih membekali iPad 8 dengan penyimpanan dasar 32GB, idealnya lebih baik pilih kapasitas 128GB, meskipun selisih harganya lumayan. Kalau terpaksa harus pilih model 32GB, apakah cukup untuk tahun 2021 nanti? Yang pasti dapat membatasi kemampuannya dan skenario penggunaan, meski sangat pas-pasan tetapi mungkin juga akan baik-baik saja.

Asalkan kita harus rajin bersih-bersih file dan bijak dalam menginstal aplikasi. Simpan semua file di cloud storage, menikmati musik dan video dengan streaming, alokasikan semua penyimpanan untuk aplikasi.

Lalu untuk konektivitas, dengan mengandalkan fitur mobile hotspot di smartphone harusnya model WiFi sudah cukup. Kecuali bila Anda berniat menggantikan smartphone dengan iPad saja.

5. iPad vs Laptop

Foto: Apple

iPad semakin nyaman digunakan untuk bekerja, ukurannya lebih portabel, dan sangat menyenangkan saat digunakan. Namun untuk bekerja, menurut saya iPad masih merupakan perangkat sekunder dan belum dapat menggantikan laptop.

Jadi, bila Anda mempertimbangkan iPad untuk menunjang pekerjaan – maka pastikan Anda sudah memiliki laptop yang sudah memenuhi kebutuhan. Karena harga iPad 8 yang merupakan model paling terjangkau pun harganya tidak bisa dikatakan murah, dengan kisaran harga yang sama Anda bisa mendapatkan laptop entry-level dengan prosesor AMD Ryzen 3 atau Intel i3.

 

Inilah Keunggulan Format ProRAW di iPhone 12 Pro dan Pro Max

Saat memperkenalkan iPhone 12 series pada bulan Oktober lalu, Apple menjanjikan fitur kamera baru khusus untuk pengguna iPhone 12 Pro dan iPhone 12 Pro Max yaitu format ProRAW. Fitur tersebut kini telah hadir lewat update iOS 14.3, lantas apa keunggulan yang ditawarkan ProRAW dibanding format Raw standar?

Memotret dalam format Raw sudah dapat dilakukan oleh iPhone sejak lama, di mana kita bisa mendapatkan semua informasi yang ditangkap oleh sensor iPhone mentah-mentah tanpa tersentuh pengolahan digital. Namun itu juga berarti kita kehilangan semua manfaat dari canggihnya pemrosesan gambar Apple dan hasil akhirnya tergantung pada kemampuan editing Anda.

ProRAW dirancang untuk mengatasi hal itu, format ini menggabungkan manfaat komputasi pemrosesan gambar Apple seperti Smart HDR dan Deep Fusion dengan fleksibilitas post-processing file RAW. Karena bagaimana pun, pemrosesan gambar di smartphone yang sudah berbasis AI bahkan lebih canggih ketimbang di kamera mirrorless dengan kelebihan sensor besarnya.

Conton ProRAW
Contoh foto ProRAW diedit di Darkroom | Foto TheVerge

Memotret dengan format ProRAW hasilnya tidak lagi mentah, sudah matang seperti layaknya menggunakan format JPEG atau HEIC. Bedanya karena ProRAW ini juga jenis file Raw, kita bisa leluasa mengedit pengaturan seperti pencahayaan termasuk highlight, shadow, dan contrast, warna seperti white balance, efek, dan detail lainnya lebih jauh lagi.

Untuk menggunakan ProRAW, pertama harus diaktifkan di menu pengaturan kamera. Setelah itu, akan muncul tombol “RAW” di kanan atas pada aplikasi kamera. ProRAW dapat digunakan oleh semua kamera belakang pada iPhone 12 Pro dan iPhone 12 Pro Max, dan juga berfungsi dalam mode malam. Ukuran file ProRAW tentunya lebih besar daripada format JPEG dan bila ingin upload foto ke Instagram atau media sosial lainnya juga harus diekspor dulu ke JPEG atau HEIC.

Sumber: TheVerge

Apple Singkap AirPods Max, Headphone Wireless ANC Seharga $549

Saat pertama kali diumumkan di bulan September 2016, AirPods tidak lebih dari sebatas earphone wireless berwujud aneh yang merupakan justifikasi Apple atas keputusannya mengeliminasi headphone jack dari iPhone 7. Tiga tahun berselang, Apple menyingkap AirPods Pro yang dibekali active noise cancellation (ANC), dan sekarang, Apple sudah punya model baru lagi yang paling berbeda, yakni AirPods Max.

Seperti yang bisa Anda lihat, perangkat ini punya wujud seperti headphone wireless standar ketimbang true wireless earphone. Desainnya minimalis khas Apple, dengan rangka headband yang terbuat dari stainless steel, serta kain bermotif jaring-jaring yang breathable yang membalut bantalan telinga sekaligus kepalanya. Pilihan warnanya ada lima: putih, hitam, biru, pink, dan hijau.

Pada earcup sebelah kanannya, Anda akan menjumpai dua buah tombol. Satu untuk berganti antara mode ANC atau mode transparan (untuk membiarkan suara dari sekitar masuk), satu lagi berupa digital crown yang dipinjam langsung dari Apple Watch. Sesuai dugaan, digital crown ini berfungsi untuk menyesuaikan volume, mengatur playback, menerima panggilan telepon, sekaligus memanggil Siri.

Di balik masing-masing earcup-nya, bernaung unit driver bertipe dynamic dengan diameter 40 mm yang dirancang oleh Apple sendiri. Ditandemkan dengan chip Apple H1, kualitas suara yang dihasilkan akan selalu konsisten di mana pun pengguna berada. Apple juga tidak lupa menanamkan gyroscope dan accelerometer pada AirPods Max sehingga perangkat dapat mendeteksi pergerakan kepala pengguna, lalu menerapkan efek spatial audio secara dinamis.

Sebagai bagian dari keluarga AirPods, tentu saja perangkat ini masih menjanjikan proses pairing yang seamless bagi para pengguna iPhone, iPad maupun Mac. Saat perangkat dilepas, audio akan otomatis di-pause, dan sebaliknya saat perangkat kembali dikenakan, audio pun juga akan kembali diputar.

Berhubung ini bukan TWS, tentunya tidak ada charging case yang menemani. Dalam sekali pengisian, AirPods Max diklaim bisa beroperasi sampai 20 jam nonstop, dan ini dengan fitur ANC sekaligus spatial audio aktif. Tanpa harus terkejut, charging-nya mengandalkan konektor Lightning, dan 5 menit charging diyakini cukup untuk menenagai perangkat selama 1,5 jam pemakaian.

Yang mungkin bakal membuat terkejut adalah harganya: $549, alias jauh lebih mahal daripada headphone wireless terbaik besutan Bose maupun Sony yang berada di kisaran harga $349, yang sejauh ini kerap menjadi pilihan terbaik bagi konsumen yang mencari headphone premium. Kendati demikian, AirPods Max tetap bukan headphone wireless ANC yang paling mahal, sebab predikat tersebut sejauh ini masih dipegang oleh Bang & Olufsen Beoplay H95 dengan banderol $800.

Sumber: Apple.

Label Nutrisi Privasi Apple Berlaku untuk Semua Aplikasi

Pada ajang WWDC 2020, saat mengumumkan iOS 14, Apple juga menerapkan aturan baru terkait privasi yaitu membuat label privasi pada tiap aplikasi di App Store dan termasuk App Store untuk Mac. Ibaratnya seperti ‘label nutrisi’ pada sebuah makanan kemasan, hal ini untuk membantu pengguna memahami praktik privasinya sebelum menginstal aplikasi yang mereka inginkan.

Mulai tanggal 8 Desember, para pengembang diwajibkan untuk mengisi label privasi tersebut. Selain untuk aplikasi pihak ketiga, Apple juga mengkonfirmasi bahwa kebijakan ini juga berlaku untuk aplikasi pihak pertama atau buatan Apple sendiri.

Ini juga termasuk aplikasi milik Apple yang tidak ada di toko App Store seperti layanan perpesanan iMessage yang langsung tersedia di perangkat iDevice. Informasi label privasi yang sama akan tersedia dan dapat ditemukan oleh pengguna di website resmi Apple.

Sebelumnya WhatsApp sempat mengkritik kebijakan tersebut dan menilai sistem Apple ini tidak adil karena hanya akan berdampak pada layanan pihak ketiga dan bukan aplikasi yang telah diinstal langsung oleh Apple. Menurutnya, penting untuk membandingkan label ‘kandungan nutrisi’ dari aplikasi yang akan diunduh dengan aplikasi yang sudah terpasang.

Perusahaan asal Cupertino itu sebelumnya tidak mengungkap apakah kebijakan tersebut berlaku untuk aplikasi miliknya. Dengan label privasi ini, diharapkan pengguna dapat mengetahui jenis data apa yang dikumpulkan oleh aplikasi. Jenis data tersebut antara lain meliputi info kontak pengguna, kesehatan dan kebugaran, info keuangan, lokasi, info sensitif, konten pengguna, riwayat browsing, pembelian, data penggunaan, diagnostik, dan tipe data yang lainnya.

Sumber: TheVerge

Apple Umumkan 15 Aplikasi Terbaik 2020 di App Store

Apple telah mengumumkan 15 aplikasi dan game terbaik yang terbukti penting untuk membuat hidup lebih mudah, lebih sehat, dan lebih terhubung untuk tahun 2020. Penghargaan ‘iPhone App of the Year‘ tahun ini diberikan kepada Wakeout yang dikembangkan oleh Andres Canella, aplikasi ini membawa olahraga ringan guna membantu mereka yang di rumah saja agar tetap aktif.

Best-of-2020-iphone12-wakeout_12022020_inline

Sementara, aplikasi untuk memfasilitasi meeting virtual dan bekerja serta belajar dari rumah didapat oleh Zoom sebagai ‘iPad App of the Year‘ dan untuk kategori aplikasi terbaik Mac diraih oleh Fantastical besutan Flexibits.

Best-of-2020-ipadair-zoom_12012020_inline

Aplikasi lain yang mendapatkan penghargaan ialah Disney+, platform streaming khusus yang menayangkan produk dari Disney, Pixar, Marvel, dan Star Wars ini mendapatkan hadiah ‘Apple TV App of the Year‘. Sementara, pada kategori Apple Watch diraih oleh aplikasi Endel.

Best-of-2020-iphone12-genshin-impact_12022020_big

Selanjutnya untuk permainan, Genshin Impact dari miHoYo menjadi ‘iPhone Game of the Year‘. Game RPG Open World ini memang menawarkan grafis yang sangat memukau dan mengajak kita berpetualang di dunia fantasi Teyvat. Sementara, untuk kategori iPad didapat oleh Legends of Runeterra besutan Riot Games, game terbaik Mac didapat Disco Elysium, Dandara Trials of Fear sebagai game terbaik Apple TV , dan game arkade terbaik diraih Sneaky Sasquatch.

Apple juga menyoroti beberapa tren aplikasi selama setahun terakhir, yang diberikan kepada Shine untuk membantu pengguna melatih perawatan diri, Caribu untuk menghubungkan keluarga dengan orang yang dicintai, Pokemon GO, dan ShareTheMeal yang merupakan program pangan dunia dari PBB.

Untuk mengapresiasi pencapaian 15 aplikasi dan game terbaik tahun ini, untuk pertama kalinya Apple menghadirkan penghargaan fisik yang terinspirasi dari ikon App Store. Ada logo di bagian depan, ukiran nama pemenang di bagian belakang, dan Apple mengatakan itu terbuat dari 100% aluminium daur ulang.

Sumber: GSMArena

GeForce Now Hadir di iOS via Browser, Stadia dan xCloud Bakal Menyusul

Premis di balik layanan cloud gaming sebenarnya cukup simpel: dengan hanya bermodalkan koneksi internet yang cepat dan stabil, pelanggan dapat memainkan berbagai game AAA yang dibuat untuk PC maupun console melalui bermacam perangkat, termasuk halnya smartphone dan tablet.

Namun kalau kita mampir ke situs milik tiga layanan cloud gaming terbesar yang ada sekarang – GeForce Now, Stadia, dan xCloud (Xbox Game Pass) – ternyata yang dimaksud smartphone dan tablet tidak mencakup platform iOS sama sekali. Bukan, ini bukan berarti ketiganya pro-Android, tapi justru karena kebijakan yang Apple tetapkan untuk App Store, yang pada dasarnya tidak mengizinkan eksistensi aplikasi cloud gaming.

Agar bisa merambah pengguna iOS, penyedia layanan cloud gaming sejatinya cuma punya dua opsi: 1) mencantumkan satu per satu game yang ditawarkan ke App Store, yang berarti masing-masing game harus melalui prosedur review standar App Store, atau 2) menawarkan layanannya dalam bentuk web app yang dapat diakses lewat browser (Safari).

xCloud / Microsoft
xCloud / Microsoft

Ketiga layanan tadi rupanya memutuskan untuk mengambil opsi yang kedua, terlepas dari perbedaan model bisnis yang diterapkan oleh masing-masing layanan. Nvidia jadi pertama yang memulai; per 19 November 2020 kemarin, pengguna iPhone dan iPad (di negara-negara yang didukung) dapat mengakses GeForce Now dengan mengunjungi situs play.geforcenow.com di Safari.

Ini sebenarnya bukan pertama kali GeForce Now tersedia sebagai web app, sebab sebelumnya layanan ini sudah tersedia buat Chromebook dengan memanfaatkan teknologi serupa.

Kalau memang bisa diakses dari browser, lalu kenapa harus ada aplikasi terpisah? Well, web app ini bukanlah tanpa kekurangan. Kelemahan terbesarnya sejauh ini adalah tidak adanya dukungan untuk menyambungkan mouse dan keyboard dikarenakan keterbatasan framework WebRTC yang digunakan. Alhasil, sejumlah game yang dirancang secara spesifik untuk dimainkan dengan mouse dan keyboard harus dihapus dari katalog GeForce Now untuk iOS.

Menariknya, kehadiran GeForce Now di Safari ini juga berarti Fornite akan kembali hadir di iOS melalui layanan tersebut setelah resmi didepak sejak Agustus lalu. Nvidia bahkan sedang menyiapkan versi khusus agar pengguna GeForce Now dapat memainkan Fortnite di perangkat iOS tanpa bantuan controller maupun gamepad.

Controller Stadia / Unsplash
Controller Stadia / Unsplash

Dari kubu Google, mereka mengonfirmasi bahwa mereka sedang sibuk menggodok Stadia versi web app untuk dinikmati oleh para pengguna perangkat iOS. Kalau semuanya berjalan sesuai rencana, Google berniat merilisnya beberapa minggu dari sekarang.

Beralih ke Microsoft, mereka sejauh ini belum punya pernyataan resmi terkait ketersediaan xCloud di iOS, akan tetapi di bulan Oktober lalu, Business Insider melaporkan bahwa Microsoft sudah punya niatan untuk menawarkan xCloud juga dalam wujud web app. Bahkan pendatang baru Amazon Luna pun dari jauh-jauh hari sudah memastikan bahwa layanannya bakal tersedia di iOS via browser.

Luna / Amazon
Luna / Amazon

Apakah ini berarti pengguna perangkat iOS bakal mendapat pengalaman cloud gaming yang berbeda dari pengguna Android? Sepertinya begitu, sebab secara kinerja aplikasi native sering kali lebih unggul daripada web app, belum lagi soal keterbatasan-keterbatasan seperti misalnya absennya kompatibilitas mouse dan keyboard itu tadi.

Kesannya memang seperti memaksakan, akan tetapi kenyataannya memang pangsa pasar perangkat iOS cukup besar, terutama di negara-negara tempat layanan-layanan ini tersedia. Apakah seterusnya bakal seperti ini? Akankah ke depannya Apple berubah pikiran dan mengizinkan aplikasi cloud gaming di App Store? Kita lihat saja perkembangannya nanti.

Sumber: Engadget dan Nvidia.

Teardown iFixit, Perlihatkan Betapa Besar Sensor Kamera Utama iPhone 12 Pro Max

Pada bulan Oktober lalu, Apple merilis empat model iPhone. Meliputi iPhone 12 mini dengan layar 5,4 inci, iPhone 12 dan iPhone 12 Pro berlayar 6,1 inci, hingga paling besar 6,7 inci pada iPhone 12 Pro Max.

Namun iPhone 12 Pro Max tidak sekedar menawarkan ukuran layar jumbo, tetapi juga memiliki kemampuan kamera terbaik. Dalam teardown terbaru iFixit, menunjukkan ukuran sensor kamera wide-angle utamanya yang lebih besar sekitar 47% dibanding iPhone 12 series lain meski sama-sama beresolusi 12MP f/1.6.

Semakin besar sensor yang digunakan, artinya sanggup menangkap cahaya lebih banyak. Apple sempat menjelaskan bahwa sensor baru di iPhone 12 Pro Max bisa menangkap cahaya hingga 87% lebih banyak dibandingkan iPhone 11 Pro.

Selain itu berkat ukuran bodi iPhone 12 Pro Max yang besar, ada cukup ruang bagi Apple untuk menyematkan teknologi sensor-shift optical image stabilization. Cara kerjanya mirip seperti sistem IBIS di kamera mirrorless, di mana akan sensor bergerak untuk mengkompensasi getaran. Pada iPhone 12 series lainnya, Apple masih menggunakan optical image stabilization.

Menemani kamera utama, ada kamera 12MP f/2.2 dengan lensa telephoto 65mm yang menawarkan 2,5x optical zoom dan dilengkapi OIS. Serta, kamera 12MP f/2.4 dengan lensa ultrawide 13mm yang memberikan bidang pandang 120 derajat. Tak lupa ada LiDAR yang tak hanya bermanfaat untuk aplikasi augmented reality saja, tapi juga untuk meningkatkan kualitas kameranya.

Kamera iPhone 12 Pro Max ini memang istimewa, bahkan untuk video sanggup merekam video 4K 60 fps dalam format HDR Dolby Vision dan nantinya lewat software bakal dapat menjepret foto dalam format Apple ProRAW. Harga iPhone 12 Pro Max ini dijual mulai dari US$1.099 atau sekitar Rp15,5 jutaan, dengan pilihan kapasitas 128GB, 256GB, dan 512GB.

Sumber: The Verge