ASUS Juga Merilis Laptop Gaming ROG Strix G Edition dan SCAR Edition

Selain meluncurkan beberapa laptop gaming ROG Zephyrus series, ASUS juga membarui ROG Strix series meliputi ROG Strix SCAR 15/17 dan ROG Strix G15/17 di Indonesia. Seluruh laptop gaming ROG Strix series ini juga ditenagai oleh prosesor Intel Core H-Series generasi ke-10.

ROG Strix terbaru datang dalam dua versi yaitu G Edition dan SCAR Edition. Serta, hadir dengan sejumlah fitur anyar seperti dukungan mode RAID 0 pada SSD, peningkatan kecepatan RAM hingga 3200MHz, hingga penggunaan liquid metal untuk performa pendinginan yang lebih baik.

ASUS ROG Strix SCAR 15/17

ASUS ROG Strix SCAR Edition hadir untuk para gamer eSport yang haus akan performa. Dibekali layar IPS-level dengan refresh rate hingga 300Hz, Strix SCAR 15/17 merupakan laptop terbaik para gamer eSport yang menginginkan tampilan game dengan frame rate tertinggi.

Laptop ini ditenagai prosesor hingga Intel Core i9-10980-HK generasi ke-10, dengan chip grafis hingga NVIDIA GeForce RTX 2080 Super, dan RAM DDR4 3200MHz. Berkat konfigurasi ini, ROG Strix SCAR 15/17 tidak hanya mampu melibas semua game PC yang ada saat ini tetapi juga dapat digunakan sebagai mesin multitasking.

Agar dapat bekerja secara optimal, ASUS menyempurnakan sistem pendingin di ROG Strix SCAR 15/17 melalui teknologi augmented cooling. Tidak ketinggalan, fitur RGB LED yang didukung ROG Aura Sync dan ROG Keystone II yang kini dapat mengaktifkan Stealth Mode saat dilepas.

ROG Keystone II merupakan sebuah kunci fisik yang dapat digunakan untuk berbagai hal mulai dari login ke dalam akun Windows dan menyimpan pengaturan di Armoury Crate.

ASUS ROG Strix G15/17

Menghadirkan laptop gaming yang powerful dengan bodi ringkas dan harga terjangkau merupakan tantangan besar bagi produsen laptop. ASUS menjawab tantangan tersebut dengan Strix G15/17, mereka merupakan laptop gaming ROG terjangkau yang hadir tanpa mengorbankan fitur terbaik yang ada di setiap laptop gaming ROG.

Strix G15/17 ditenagai oleh prosesor hingga Intel Core i7 generasi ke-10 dan chip grafis hingga NVIDIA GeForce RTX 2070 Super. Kombinasi keduanya memastikan laptop gaming ini dapat menjalankan semua game eSport terkini dengan frame rate yang sangat tinggi berkat dukungan layar hingga 240Hz.

ASUS juga menghadirkan tiga pilihan desain untuk Strix G15/17. Selain warna Original Black, terdapat warna khusus Glacier Blue untuk gamer atau content creator yang ingin tampil beda. Serta, Electro Punk yang hanya hadir untuk Strix G15.

Desain eksklusif tersebut menggabungkan tampilan metal dengan warna pink yang sejalur dengan tema electro punk. Khusus untuk Strix G15 Electro Punk, ASUS menyediakan paket penjualan yang terdiri dari unit Strix G15 Electro Punk bersama dengan mousepad esklusif berukuran 35×17 inci dan ROG Backpack Special Edition.

ASUS Umumkan Laptop Gaming ROG Zephyrus Duo 15, Harganya Mencapai Rp95.999.000

ASUS telah meluncurkan beberapa laptop gaming seri ROG Zephyrus terbaru dengan prosesor Intel Core H-Series generasi ke-10 di Indonesia. Meliputi ROG Zephyrus Duo 15, ROG Zephyrus S15, ROG Zephyrus S17, dan ROG Zephyrus M15.

Kali ini ASUS kembali hadir dengan inovasi terbaru. Tidak hanya ditenagai oleh prosesor 10th Gen Intel Core H-Series terbaru, jajaran laptop ROG tahun ini juga hadir dengan peningkatan di berbagai sisi. Semua itu kami hadirkan untuk gamer di Tanah Air,” ujar Jimmy Lin, ASUS Regional Director Southeast Asia.

ROG Zephyrus Duo 15

asus-umumkan-laptop-gaming-rog-zephyrus-duo-15-5

Ya, seperti ZenBook Duo dan ZenBook Pro Duo, ASUS kali ini membawa teknologi ScreenPad Plus ke lini ROG. Adalah Zephyrus Duo 15 yang menjadi laptop gaming pertama yang memiliki layar kedua berukuran 14,1 inci.

ROG ScreenPad Plus ini mengadopsi teknologi layar sentuh dengan resolusi 4K (3840×1100 piksel) yang ditempatkan di antara keyboard dan layar utamanya yang berukuran 15,6 inci. Layar kedua ini memiliki mekanisme khusus yang akan terangkat dan membentuk sudut 13 derajat sehingga lebih mudah untuk digunakan baik untuk gaming, streaming, content creating, dan multitasking.

Meski begitu, Zephyrus Duo 15 masih tetap tampil dengan bodi yang ringkas dan hadir dengan spesifikasi kelas atas. Zephyrus Duo 15 yang ditenagai oleh prosesor 10th Gen Intel Core i9-10980HK dengan chip grafis NVIDIA GeForce RTX 2080 Super, RAM DDR4 32GB, dan penyimpanan SSD PCIe 2TB dibanderol Rp95.999.000. Sementara, ROG Zephyrus Duo dengan prosesor Intel Core i7-10875H dan chip grafis NVIDIA GeForce RTX 2070 Super dibanderol Rp71.999.000.

Memaksimalkan performa prosesor dan chip grafisnya, Zephyrus Duo 15 dilengkapi layar beresolusi 4K UHD dengan reproduksi warna Adobe RGB 100%. Serta, telah mengantongi sertifikasi PANTONE Validated sehingga sangat memungkinkan untuk digunakan oleh para content creator.

Selain itu, laptop ini juga mendukung fitur G-Sync sehingga efek tearing dan stuttering dipastikan tidak akan muncul ketika bermain game. Fitur G-Sync ini dapat dimatikan untuk menghemat baterai, berkat hadirnya teknologi ROG GPU Switch.

ROG Zephyrus S17

ROG Zephyrus S17 juga tak kalah unik, layarnya berukuran 17,3 inci tapi dengan form factor laptop 15 inci. Seperti ROG Zephyrus Duo 15, letak keyboard Zephyrus S17 juga berada di bawah dan bagian atas keyboard digunakan untuk sistem pendingin Active Aerodynamic System (AAS).

Laptop ini ditenagai oleh prosesor 10th Gen Intel Core i7-10875H. Didukung chip grafis NVIDIA GeForce RTX 2080 Super, RAM DDR4 32GB, serta penyimpanan SSD PCIe 1TB dan dibanderol Rp71.999.000.

ROG Zephyrus S17 1

ROG Zephyrus S17 dirancang tidak hanya untuk bermain game tetapi juga untuk menunjang produktivitas dan layarnya telah mengantongi sertifikasi PANTONE Validated. Selain itu terdapat pula fitur NVIDIA G-Sync yang didukung ROG GPU Switch, serta NumberPad untuk memudahkan pengguna yang sering memanfaatkan numpad. Lewat ROG Zephyrus S17, ASUS ingin membuktikan bahwa laptop gaming berlayar besar tidak selalu harus besar tetapi juga dapat tampil tipis serta portabel.

ROG Zephyrus S15 dan Zephyrus M15

Berbeda dengan ROG Zephyrus Duo 15 dan ROG Zephyrus S17, ROG Zephyrus S15 dan M15 mengadopsi desain konvensional dengan posisi keyboard bukan menepi ke bawah tetapi tetap seperti laptop pada umumnya. Khusus ROG Zephyrus S15 struktur honeycomb dan bodi berbahan magnesium alloy digunakan agar bodinya lebih kokoh.

Secara spesifikasi, ROG Zephyrus S15 mirip dengan Zephyrus S17. Laptop gaming ROG terbaru ini tetap hadir dengan prosesor 10th Generation Intel Core i7 yang didukung chip grafis hingga NVIDIA GeForce RTX 2080 SUPER, RAM DDR4 32GB, serta penyimpanan SSD PCIe 1TB dan dibanderol Rp51.999.000.

Layarnya telah mendukung fitur G-Sync dengan refresh rate hingga 300Hz dan response time 3ms, serta memiliki slot ekstra untuk M.2 SSD yang mendukung konfigurasi RAID-0. ROG Zephyrus S15 juga mengandalkan teknologi AAS untuk pendinginannya.

AAS merupakan teknologi pendingin yang memiliki mekanisme khusus sehingga bagian bawah Zephyrus S15 dapat terbuka ketika digunakan. Hasilnya adalah sistem pendingin dapat bekerja lebih optimal berkat ruang sirkulasi udara yang lebih besar.

Sementara ROG Zephyrus M15 merupakan laptop gaming ultraportable berperforma tinggi namun dengan harga yang lebih terjangkau. Disebut sebagai “sweet spot” untuk price vs performance, ROG Zephyrus M15 hadir dengan beragam varian konfigurasi mulai dari penggunaan panel hingga 240Hz serta adopsi chip grafis NVIDIA GeForce mulai dari GTX 1660Ti hingga RTX 2070. Sementara untuk prosesornya, Zephyrus M15 mengandalkan 10th Gen Intel Core i7. Didukung RAM DDR4 16GB, serta penyimpanan SSD PCIe 1TB dan dibanderol Rp28.999.000.

ROG Zephyrus M15 berbeda dengan ROG Zephyrus S15, dimana laptop ini tidak mengadopsi teknologi AAS untuk sistem pendinginnya namun tetap hadir dengan sistem pendingin khusus yang memanfaatkan dua kipas. ROG Zephyrus M15 juga hadir dengan slot M.2 tambahan serta dukungan port Thunderbolt 3 yang dapat dihubungkan dengan berbagai perangkat eksternal modern.

Asus ROG Falchion Adalah Keyboard Wireless Mungil dengan Panel Sentuh Interaktif

Razer baru-baru ini mencuri perhatian kalangan pencinta keyboard berukuran ringkas lewat Huntsman Mini, keyboard 60% pertamanya yang dilengkapi seabrek fitur. Tentu saja produsen gaming peripheral lain tidak mau ketinggalan. Adalah Asus yang tengah bersiap untuk meluncurkan keyboard mininya.

Sejauh ini belum banyak yang bisa kita ketahui dari keyboard bernama ROG Falchion ini. Asus bahkan belum merincikan switch mekanik Cherry MX warna apa saja yang akan tersedia untuk Falchion – prediksi saya Blue atau Brown, sebab ada kata “tactile feedback” yang disebut dalam laman produknya. Satu hal yang pasti, layout tombolnya agak sedikit berbeda dari Razer Huntsman Mini.

Di sisi paling kanan Falchion, kita masih bisa menemukan deretan tombol Insert, Delete, Page Up beserta Page Down. Juga absen pada Huntsman Mini adalah tombol arah panah, dan keempatnya ikut tersedia di sini. Total tombol yang dimiliki Falchion berjumlah 68, dan secara teknis dimensinya memang sedikit lebih besar ketimbang Huntsman Mini, sebab ia masuk kategori keyboard 65% ketimbang 60%.

Asus ROG Falchion

65% ukuran keyboard standar tentu masih sangat kecil dan bisa menyisakan ruang yang melimpah di sebelah mouse, cocok untuk penggemar game FPS kompetitif yang terbiasa menggunakan setting DPI rendah pada mouse-nya demi meningkatkan akurasi bidikannya. Berhubung Falchion merupakan keyboard wireless, tentu saja ia bisa ditempatkan secara lebih bebas lagi di atas meja.

Asus bilang Falchion merupakan keyboard wireless pertamanya dengan pencahayaan RGB di tiap-tiap tombol. Ia juga menyimpan panel sentuh interaktif di ujung kirinya, persis di sebelah tombol Esc, Tab, Caps Lock, dan Shift. Fungsinya sudah pasti bisa dikustomisasi via software, dan panel seperti ini semestinya sangat cocok difungsikan sebagai slider untuk mengatur volume.

Dalam kondisi baterainya terisi penuh, ROG Falchion diklaim bisa tahan sampai 400 jam pemakaian, tapi ini dengan lampu RGB dalam posisi mati. Terakhir, paket penjualannya turut menyertakan sebuah cover case, menjadikannya semakin cocok untuk dibawa bepergian.

Sayangnya hingga kini Asus belum menyingkap banderol harga maupun jadwal pemasaran ROG Falchion. Meski demikian, saya cukup yakin harganya lebih mahal daripada Razer Huntsman Mini mengingat ia masuk kategori wireless dan mengusung label “ROG”.

Sumber: Tom’s Hardware.

Asus Gunakan Logam Cair ‘Eksotis’ Untuk Mendinginkan Laptop Gaming ROG Baru

Bagi perangkat berperforma tinggi dengan desain padat seperti laptop gaming, solusi pendingin merupakan salah satu aspek krusial. Saat beroperasi, komponen PC selalu menghasilkan panas. Dan di notebook, produsen harus menempatkan hardware-hardware tersebut secara rapat. Sejak bertahun-tahun silam, nama-nama seperti Asus, MSI dan Acer terus berupaya meramu sistem termal terbaik untuk produknya.

Dalam menjinakkan suhu tinggi, kebanyakan laptop biasa menggunakan kombinasi kipas dan heat pipe. Dalam meningkatkan kinerjanya, tim desainer kerap melakukan eksperimen terhadap desain bilah demi memastikan udara mengalir lebih banyak serta lancar. Namun kali ini Asus berniat untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Perusahaan teknologi asal Taiwan itu mengabarkan bahwa mulai tahun ini, lini notebook Republic of Gamers akan memanfaatkan solusi termal berbasis ‘logam cair eksotis’.

Material ini nantinya digunakan buat memindahkan panas dari CPU ke modul pendingin. Metode tersebut dipercaya lebih efektif dalam menangani panas, membuka ruang untuk mendongkrak performa hardware, sembari mengurangi polusi suara. Pemakaian logam cair di PC sendiri bukanlah hal baru – para overclocker kawakan mungkin sudah cukup sering memanfaatkannya. Tapi biasanya, penerapannya dilakukan secara manual dan tidak siap diproduksi massal.

Kabarnya, proses pengembangan sistem termal logam cair telah dilakukan Asus selama lebih dari setahun. Bahan ini memiliki titik lebur yang rendah, berwujud cair di suhu ruang, dan bersifat sangat konduktif sehingga efektif untuk menyalurkan panas. Dalam uji coba internal terhadap laptop ROG, teknisi Asus melihat bagaimana logam cair sanggup menurunkan suhu prosesor sebesar 10- sampai 20-derajat, bergantung dari variannya. Tentu dengan temperatur lebih rendah, chip dapat mencapai kecepatan lebih tinggi dan kerja kipas pun tak terlalu berat.

Ada beberapa jenis logam cair yang saat ini tersedia di pasar dan efektivitasnya berbeda. Khusus buat laptop ROG-nya, Asus menggunakan Conductonaut buatan Thermal Grizzly. Mereka memilih jenis ini karena punya kadar timah lebih rendah. Kemampuan timah dalam menghantarkan panas lebih rendah dari gallium dan indium yang ada di material tersebut. Menariknya, demi menjaga kerahasiaan pengembangan solusi pendingin logam cair, Asus tidak bermitra dengan Thermal Grizzly: mereka membeli Conductonaut seperti konsumen biasa.

Teknologi pendingin logam cair Asus rencananya akan diimplementasikan pada lini ROG berprosesor Intel Core generasi ke-10 yang meluncur di tahun 2020. Asus menyampaikan, prosesor Intel akan memperoleh manfaat maksimal dari pemakaian solusi termal jenis ini karena ukuran die-nya kecil dan panas terkonsentrasi pada delapan zona terpisah di chip. Sebelum diungkap ke publik, pihak Intel sendiri bahkan tidak tahu Asus tengah meramu sistem termal baru untuk CPU-nya…

Sumber: Asus.

Google Stadia Akan Tersedia di Smartphone Samsung, Asus ROG dan Razer

Pelepasan status beta GeForce Now ialah sebuah isyarat jelas bagi Google untuk meningkatkan kualitas penyajian Stadia. Walaupun kedua layanan cloud gaming ini disuguhkan secara berbeda, khalayak tampak lebih menyukai GeForce Now karena integrasinya ke sejumlah platform distribusi – seperti Steam dan Epic Games Store. Dengan begini, pengguna tidak perlu membeli game lebih dari sekali agar bisa mengaksesnya via cloud.

Sementara itu, belum lama pelanggan Stadia mengeluhkan minimnya pilihan game dan belum adanya dukungan fitur-fitur esensial. Merespons hal tersebut (dan demi menepati janji ketersediaan 120 permainan di tahun 2020), Google mengumumkan agenda peluncuran lima game baru, dan tiga dari mereka merupakan judul eksklusif. Dan setelah hanya ditunjang smartphone Pixel, minggu ini Stadia akhirnya dapat dinikmati dari lebih banyak perangkat.

Di tanggal 20 Februari besok, layanan gaming on demand Google tersebut dapat diakses dari 18 varian smartphone, terutama yang bermerek Samsung, Asus ROG dan Razer. Mayoritas dari mereka adalah model flagship, dengan usia paling tua tiga tahun. Dan karena sejauh ini baru tersedia dua tipe Asus ROG dan Razer, Samsung memang terlihat mendominasi. Daftar lengkapnya bisa dilihat di bawah.

  • ASUS ROG Phone
  • ASUS ROG Phone II
  • Razer Phone
  • Razer Phone 2
  • Samsung Galaxy S8
  • Samsung Galaxy S8+
  • Samsung Galaxy S8 Active
  • Samsung Galaxy Note8
  • Samsung Galaxy S9
  • Samsung Galaxy S9+
  • Samsung Galaxy Note9
  • Samsung Galaxy S10
  • Samsung Galaxy S10+
  • Samsung Galaxy Note10
  • Samsung Galaxy Note10+
  • Samsung Galaxy S20
  • Samsung Galaxy S20+
  • Samsung Galaxy S20 Ultra

Itu berarti, Galaxy S8 merupakan smartphone non-Google tertua yang siap menghidangkan Stadia. Di momen peluncurannya, hanya Pixel 2, Pixel 3, Pixel 3a, dan Pixel 4 yang kompatibel dengan platform cloud gaming tersebut. Di luar smartphone, Stadia disediakan pula untuk PC serta TV dengan Chromecast Ultra. Sayangnya, hingga kini Google belum mengabarkan kapan pengguna iPhone dan iPad dapat menggunakannya.

Terkait janji 120 game di tahun ini, Google menargetkan buat melepas lebih dari 10 judul di paruh pertama 2020. Buat sekarang, Stadia sudah menyuguhkan sekitar 20 permainan. Rencananya, game-game besar seperti Cyberpunk 2077, Baldur’s Gate III, Doom Eternal, Marvel’s Avengers, Watch Dogs: Legion, Gods & Monsters, hingga Orcs Must Die! 3 akan hadir di sana. Namun saya berasumsi penundaan perilisan beberapa judul tersebut memengaruhi pendaratan mereka di Stadia.

Google Stadia meluncur di bulan November 2019, tetapi layanan ini baru dapat diakses dari 14 negara saja. Belum diketahui pasti kapan Stadia akan tiba di tanah air, namun laman store berbahasa Indonesia mengindikasikan agenda Google untuk turut merilisnya di sini. Anda bisa mendaftarkan email buat mendapatkan notifikasi langsung dari Google.

Via Eurogamer.

Gaming Mouse Asus ROG Chakram Dilengkapi Stik Analog Layaknya Sebuah Gamepad

Asus merilis sederet perangkat gaming di CES 2020, namun satu yang menurut saya paling mencuri perhatian adalah ROG Chakram, sebuah mouse serba bisa yang dilengkapi satu inovasi langka, yakni sebuah stik analog kecil di sisi kirinya.

Fungsinya tidak lain dari menggantikan joystick yang biasa terdapat pada gamepad. Kendati demikian, pengguna juga dapat memanfaatkannya sebagai tombol input empat arah yang semua fungsinya dapat diprogram sesuai kebutuhan.

Andai benar-benar tidak dibutuhkan, stik analog itu juga dapat dilepas dan diganti dengan cover penutup. Asus benar-benar memperhatikan aspek kustomisasinya; stik analognya hadir dalam dua ukuran yang berbeda demi menyesuaikan dengan ukuran ibu jari konsumen yang bervariasi.

Asus ROG Chakram

Juga menarik dari ROG Chakram adalah aspek modularnya. Tidak seperti mouse konvensional, kedua tombol utama ROG Chakram terpasang secara magnetis, sehingga pengguna dapat melepasnya dengan mudah. Usai dilepas, mereka juga bisa mengganti switch Omron yang terpasang dengan switch lain yang sejenis.

Lanjut ke bagian telapak tangan, cover penutupnya rupanya juga turut mengandalkan magnet. Lepas cover-nya, maka konsumen akan mendapati dongle USB yang tersimpan dengan rapi di baliknya. Andai latency bukan masalah, pengguna juga bisa menyambungkan ROG Chakram via Bluetooth.

Asus ROG Chakram

Dalam satu kali pengisian, baterai ROG Chakram bisa bertahan selama 48 jam pemakaian (79 jam kalau lampu RGB-nya dimatikan). Dalam mode Bluetooth, daya tahan baterainya mencapai angka 53 jam (100 jam tanpa lampu RGB). Selain menggunakan kabel USB, ROG Chakram juga dapat di-charge di atas Qi wireless charging pad.

Perihal performa, Asus ROG Chakram mengandalkan sensor optik dengan sensitivitas maksimum 16.000 DPI dan akurasi 400 IPS. Bobotnya yang berada di kisaran 122 gram juga dinilai optimal; tidak terlalu berat, tapi juga tidak kelewat ringan. Perangkat ini rencananya akan segera dijual seharga $150.

Sumber: Asus.

ASUS ROG Sponsori Tim PUBG Mobile India, Entity Gaming

ASUS Republic of Gamers (ROG) menjadi sponsor dari tim mobile gaming Entity Gaming yang berasal dari India. Pada awalnya, Entity Gaming memiliki tiga divisi PUBG Mobile, yaitu Entity Gaming, ETG.Brawlers, dan divisi khusus perempuan bernama Entity Athena. Namun, sekarang, mereka fokus pada satu tim. Tim PUBG Mobile utama dari Entity Gaming baru saja memenangkan PUBG Mobile Club Open Fall Split untuk kawasan Asia Selatan dan membawa pulang total hadiah sebesar US$60 ribu. Dengan kemenangan ini, mereka berhak untuk maju ke PMCO Fall Championship 2019 yang akan diadakan di Malaysia. Entity Gaming juga memiliki pemain Clash Royale, Jin Kazama dan PUBG Mobile caster Ketan “K18” Patel.

“Kami menyadari bahwa mobile esports akan menjadi tren pada awal tahun lalu,” kata Varun Bhavnani, Director of Entity Gaming, menurut laporan Talk Esports. “Kami mulai mencari pemain berbakat, melatih mereka, dan menanamkan modal di bidang ini. Kami telah mendapatkan berbagai pencapaian sejak itu.” Dia memuji merek ASUS ROG, mengatakan bahwa merek tersebut adalah merek yang dikenali oleh banyak gamer. Dia mengatakan, kerja sama antara ASUS ROG dan Entity Gaming merupakan simbiosis mutualisme yang akan menguntungkan kedua belah pihak.

Sumber: Digital Terminal India
ASUS ROG jadi sponsor dari Entity Gaming| Sumber: Digital Terminal India

Memang, industri esports di India tengah berkembang dengan pesat, khususnya mobile esports. Salah satu hal yang menunjukkan betapa pesatnya pertumbuhan esports di India adalah total hadiah turnamen esports. Tahun ini, jika dibandingkan dengan tahun lalu, total hadiah turnamen esports di India naik lebih dari 100 persen. Selain itu, jumlah penonton dan peserta turnamen esports di India juga semakin banyak, terutama dalam PUBG Mobile. Memang, India adalah salah satu negara dengan jumlah pemain PUBG Mobile terbanyak di dunia. Menurut perkiraan The Esports Observer, ada 11 ribu tim yang mendaftarkan diri dalam PUBG Mobile Summer Split Indian Qualifiers.

Sementara itu, Dinesh Sharma, Head of Mobile Business, ASUS India, berkata, “Bekerja sama dengan Entity Gaming, kami akan menyediakan smartphone gaming paling powerful ke tim mobile esports India terbaik agar mereka bisa bermain dengan lebih baik pada tingkat nasional dan internasional. Melalui kerja sama ini, kami ingin menemukan dan mendukung talenta esports di India dengan smartphone terbaik, memunculkan bintang esports India.” Dia berharap, ASUS juga akan mendapatkan masukan langsung dari para pemain mobile esports tentang desain dan fitur untuk ROG Phones yang berikutnya.

Asus ROG Strix Go 2.4 Gunakan AI untuk Memaksimalkan Kinerja Mic Noise Cancelling-nya

Tren terkini menunjukkan bahwa kecerdasan buatan alias AI dapat dimanfaatkan untuk menyempurnakan hampir semua hal. Tidak terkecuali performa mikrofon pada gaming headset, seperti yang ingin dibuktikan Asus lewat produk terbarunya, ROG Strix Go 2.4.

Buat Asus, mikrofon dengan teknologi noise cancelling saja rupanya masih belum cukup. Dua mikrofon milik Strix Go – satu eksternal dan satu tertanam di dalam – sama-sama dibekali algoritma AI yang diklaim telah mempelajari suara-suara yang perlu dieliminasi dari sekitar 50 juta jam rekaman audio dalam sesi gaming.

Mulai dari suara klik keyboard sampai percakapan orang, Asus mengklaim semuanya bakal diblokir oleh teknologi rancangan mereka. Untuk membuktikannya, mereka mencoba merekam audio selagi berada di tengah-tengah event gaming yang begitu ramai. Anda bisa melihat sendiri sesignifikan apa kinerja noise cancelling Strix Go melalui video di bawah ini.

Memang belum bisa dikatakan sempurna, sebab masih ada sejumlah suara yang masuk, terutama suara nafas dari host-nya sendiri. Namun menjelang akhir video, sang host juga sempat melepas headset untuk menunjukkan seberapa ramai suasana di lokasi, dan perbedaannya sangatlah signifikan.

Strix Go 2.4 sendiri mendapat namanya dari dongle USB-C 2.4 GHz RF yang hadir menemaninya, sehingga ia dapat digunakan dengan perangkat seperti Nintendo Switch. Di luar itu, konsumen tetap bisa menggunakannya dengan perangkat lain berkat adaptor USB-C ke USB 2.0 yang tersedia dalam paket penjualan, tidak ketinggalan juga kabel dengan jack 3,5 mm.

Asus ROG Strix Go 2.4

Fisik Strix Go pun cukup ringkas, dengan bobot cuma 290 gram dan earcup yang dapat ditekuk ke dalam. Dalam sekali pengisian, baterainya diyakini dapat bertahan sampai 25 jam nonstop. Dukungan fast charging pun turut tersedia; charging selama 15 menit disebut cukup untuk menenagai perangkat selama 3 jam ke depan.

Satu lagi yang saya suka, desainnya tergolong minimalis untuk standar perangkat gaming dan tidak norak seperti gaming headset pada umumnya. Di Inggris, Asus ROG Strix Go 2.4 rencananya bakal dipasarkan mulai bulan Desember seharga £160.

Sumber: PC Gamer.

Esports Jadi Populer, Asus Tertarik Perbanyak Lini PC Gaming Prebuilt

Tahun lalu, Asus meluncurkan ROG Strix GL 12 yang ditujukan untuk para pemain esports. Tahun ini, Asus kembali meluncurkan penerus dari PC desktop gaming tersebut. Pada Juli lalu, selain meluncurkan ROG Mothership Asus memperkenalkan tiga PC desktop gaming terbaru, yaitu ROG Strix GL10CS, ROG Strix GL12CX, dan ROG Huracan G21CX. Saat ditemui dalam acara media gathering Asus, Astrindo, dan Lexar, Head of Public Relations and e-Marketing, Asus, Muhammad Firman mengatakan bahwa lini GL tahun ini masih ditujukan untuk pemain esports, sama seperti tahun lalu. Hanya saja, PC terbaru dari Asus itu memiliki spesifikasi yang lebih baru, mengikuti perkembangan teknologi.

Di bawah merek Republic of Gamers (ROG), Asus memang menawarkan perangkat khusus gaming, mulai dari ponsel, laptop, sampai PC desktop. Lalu, apa yang membedakan perangkat gaming dengan perangkat untuk pemain esports? “Sama sebenarnya, perangkat untuk gamer dan pemain esports. Hanya, gamer lebih luas. Karena, gamers belum tentu pemain esports, walau pemain esports sudah pasti gamers. Untuk segmen esports, perangkatnya memang khusus mereka yang profesional,” kata Firman saat ditemui pada Rabu, 25/9/2019. “Kalau gaming, lebih umum, tidak spesifik untuk game FPS (First Person Shooter) atau MOBA (Multiplayer Online Battle Arena).” Dia memberikan contoh dalam soal layar. Jika gamer biasa, mungkin mereka sudah puas dengan layar 144Hz, tapi pemain esports akan ingin monitor 240Hz.

ASUS ROG Strix 12 CX | Sumber: dokumentasi Hybrid / Ellavie I.A.
ASUS ROG Strix GL12CX | Sumber: dokumentasi Hybrid / Ellavie I.A.

Asus Indonesia baru mulai gencar untuk menyediakan PC gaming prebuilt tahun ini. Firman menyebutkan, alasannya adalah karena sebelum ini, gamer biasanya lebih tertarik untuk membeli laptop. Kini, dengan semakin populernya esports, Asus merasa, permintaan akan desktop gaming juga mulai naik. “Karena para pemain esports butuh tempat untuk latihan. Biasanya, tempat seperti ini, butuh desktop dan bukannya laptop,” katanya. Dia menyebutkan, pemain mungkin menggunakan laptop atau merakit PC sendiri di rumah. Namun, cyber cafe biasanya lebih memilih untuk membeli PC prebuilt karena mereka tak mau direpotkan dengan proses perakitan. “Untuk pemain yang suka main di desktop, memang bisa rakit sendiri. Tapi, untuk tempat rental, agak repot kalau mereka harus merakit satu-satu. Lebih baik beli yang sudah jadi.”

Pada Maret, Asus membuat ROG Esports Arena bersama penyedia kafe internet Orion. Menurut Firman, ke depan, akan ada semakin banyak esports arena serupa. Seiring dengan pertumbuhan esports, akan ada semakin banyak cyber cafe yang memerlukan PC desktop dengan spesifikasi mumpuni. Dia merasa, cyber cafe akan jadi tempat piliihan bagi para pemain esports yang hendak berlatih atau melakukan latihan tanding karena pemain tidak perlu repot-repot untuk membawa perangkat mereka sendiri. Dan ini, pada akhirnya akan membuat permintaan PC desktop gaming naik. “Mungkin pertumbuhannya tidak semelesat laptop, tapi akan naik,” ungkap Firman. Mengingat Asus juga akan diuntungkan dengan keberadaan esports, Firman mengatakan, salah satu hal yang akan mereka lakukan untuk mengembangkan ekosistem adalah membuat lebih banyak internet cafe seperti Orion. “Kita juga akan melakukan roadshow terkait game atau esports,” katanya. Tidak tertutup kemungkinan, Asus akan bekerja sama dengan penyelenggara turnamen untuk membuat turnamen atau acara gaming lain di masa depan.

Asus ROG Zephyrus S GX701 Bakal Jadi Gaming Laptop Pertama dengan Layar 300 Hz

Baru beberapa bulan yang lalu, Asus meluncurkan deretan gaming laptop dengan layar 240 Hz. Sekarang, Asus sudah mengumumkan rencananya untuk merilis gaming laptop dengan layar 300 Hz dalam waktu dekat.

Gaming laptop dengan refresh rate layar yang ekstrem sejatinya sudah menjadi senjata andalan Asus sejak lama. Mereka adalah yang pertama merilis laptop dengan layar IPS 120 Hz di tahun 2016, demikian pula untuk laptop berlayar 144 Hz, hingga akhirnya mereka mencatatkan rekor terbaru lewat laptop berlayar 240 Hz di event Computex kemarin.

Seakan tidak pernah puas, ajang IFA 2019 di Jerman mereka pakai untuk mendemonstrasikan sejumlah prototipe gaming laptop dengan layar 300 Hz. Asus bukan sekadar ingin menyombongkan diri, tapi mereka juga bilang bahwa dengan refresh rate 300 Hz, layar siap menampilkan frame baru setiap 3,3 milidetik, dan ini nyaris sama cepatnya dengan waktu respon pixel di angka 3 milidetik.

Deretan prototipe laptop ROG dengan layar 300 Hz yang dipamerkan di IFA 2019 / Asus
Deretan prototipe laptop ROG dengan layar 300 Hz yang dipamerkan di IFA 2019 / Asus

Singkat cerita, layar 300 Hz ini siap menyajikan sesi gaming yang lebih mulus lagi ketika disandingkan dengan kartu grafis yang superior, dan kombinasi ini diyakini bakal sangat bermanfaat bagi para atlet esport profesional. Kabar baiknya, kombinasi ini juga sudah bisa dinikmati oleh konsumen mulai Oktober mendatang dalam wujud Asus ROG Zephyrus S GX701.

Laptop tersebut bakal menjadi versi produksi pertama yang mengusung layar 300 Hz, sebelum akhirnya disusul oleh model-model lainnya tahun depan. Bukan cuma cepat, layar ini rupanya juga diklaim telah lulus sertifikasi dari Pantone, yang berarti ia juga bakal menarik perhatian para desainer yang sangat sensitif terhadap akurasi warna, dan yang kebetulan juga merupakan seorang hardcore gamer sejati.

Sebagai pasangan yang ideal, GPU Nvidia GeForce RTX 2080 yang siap menghasilkan fps (frame per second) amat tinggi pun tak lupa Asus sematkan. Spesifikasi lengkapnya baru akan diungkap saat peluncuran resminya nanti, tapi setidaknya kita sudah punya gambaran bahwa Asus tak segan membekalinya dengan komponen-komponen premium.

Sumber: Asus.