GeForce Now Hadir di iOS via Browser, Stadia dan xCloud Bakal Menyusul

Premis di balik layanan cloud gaming sebenarnya cukup simpel: dengan hanya bermodalkan koneksi internet yang cepat dan stabil, pelanggan dapat memainkan berbagai game AAA yang dibuat untuk PC maupun console melalui bermacam perangkat, termasuk halnya smartphone dan tablet.

Namun kalau kita mampir ke situs milik tiga layanan cloud gaming terbesar yang ada sekarang – GeForce Now, Stadia, dan xCloud (Xbox Game Pass) – ternyata yang dimaksud smartphone dan tablet tidak mencakup platform iOS sama sekali. Bukan, ini bukan berarti ketiganya pro-Android, tapi justru karena kebijakan yang Apple tetapkan untuk App Store, yang pada dasarnya tidak mengizinkan eksistensi aplikasi cloud gaming.

Agar bisa merambah pengguna iOS, penyedia layanan cloud gaming sejatinya cuma punya dua opsi: 1) mencantumkan satu per satu game yang ditawarkan ke App Store, yang berarti masing-masing game harus melalui prosedur review standar App Store, atau 2) menawarkan layanannya dalam bentuk web app yang dapat diakses lewat browser (Safari).

xCloud / Microsoft
xCloud / Microsoft

Ketiga layanan tadi rupanya memutuskan untuk mengambil opsi yang kedua, terlepas dari perbedaan model bisnis yang diterapkan oleh masing-masing layanan. Nvidia jadi pertama yang memulai; per 19 November 2020 kemarin, pengguna iPhone dan iPad (di negara-negara yang didukung) dapat mengakses GeForce Now dengan mengunjungi situs play.geforcenow.com di Safari.

Ini sebenarnya bukan pertama kali GeForce Now tersedia sebagai web app, sebab sebelumnya layanan ini sudah tersedia buat Chromebook dengan memanfaatkan teknologi serupa.

Kalau memang bisa diakses dari browser, lalu kenapa harus ada aplikasi terpisah? Well, web app ini bukanlah tanpa kekurangan. Kelemahan terbesarnya sejauh ini adalah tidak adanya dukungan untuk menyambungkan mouse dan keyboard dikarenakan keterbatasan framework WebRTC yang digunakan. Alhasil, sejumlah game yang dirancang secara spesifik untuk dimainkan dengan mouse dan keyboard harus dihapus dari katalog GeForce Now untuk iOS.

Menariknya, kehadiran GeForce Now di Safari ini juga berarti Fornite akan kembali hadir di iOS melalui layanan tersebut setelah resmi didepak sejak Agustus lalu. Nvidia bahkan sedang menyiapkan versi khusus agar pengguna GeForce Now dapat memainkan Fortnite di perangkat iOS tanpa bantuan controller maupun gamepad.

Controller Stadia / Unsplash
Controller Stadia / Unsplash

Dari kubu Google, mereka mengonfirmasi bahwa mereka sedang sibuk menggodok Stadia versi web app untuk dinikmati oleh para pengguna perangkat iOS. Kalau semuanya berjalan sesuai rencana, Google berniat merilisnya beberapa minggu dari sekarang.

Beralih ke Microsoft, mereka sejauh ini belum punya pernyataan resmi terkait ketersediaan xCloud di iOS, akan tetapi di bulan Oktober lalu, Business Insider melaporkan bahwa Microsoft sudah punya niatan untuk menawarkan xCloud juga dalam wujud web app. Bahkan pendatang baru Amazon Luna pun dari jauh-jauh hari sudah memastikan bahwa layanannya bakal tersedia di iOS via browser.

Luna / Amazon
Luna / Amazon

Apakah ini berarti pengguna perangkat iOS bakal mendapat pengalaman cloud gaming yang berbeda dari pengguna Android? Sepertinya begitu, sebab secara kinerja aplikasi native sering kali lebih unggul daripada web app, belum lagi soal keterbatasan-keterbatasan seperti misalnya absennya kompatibilitas mouse dan keyboard itu tadi.

Kesannya memang seperti memaksakan, akan tetapi kenyataannya memang pangsa pasar perangkat iOS cukup besar, terutama di negara-negara tempat layanan-layanan ini tersedia. Apakah seterusnya bakal seperti ini? Akankah ke depannya Apple berubah pikiran dan mengizinkan aplikasi cloud gaming di App Store? Kita lihat saja perkembangannya nanti.

Sumber: Engadget dan Nvidia.

Versi Terbaru Microsoft Edge Dilengkapi Fitur Screenshot Bawaan dan Video Conference Gratis Selama 24 Jam

Browser Microsoft Edge versi Chromium terus mendapatkan sederet pembaruan yang signifikan. Kali ini, update terbarunya mendatangkan akses cepat ke fitur Meet Now milik Skype. Jadi cukup dengan mengklik tombol Meet Now pada versi terbaru Edge, pengguna bisa langsung memulai sesi video conference, dan tautannya bisa dibagikan ke 49 orang lain.

Yang cukup istimewa dari Skype Meet Now adalah, 49 orang itu sama sekali tidak diwajibkan untuk mendaftarkan akun atau mengunduh aplikasi, dan sesi video conference-nya dapat berlangsung tanpa jeda sampai 24 jam. Bandingkan dengan versi gratis Zoom dan Google Meet yang membatasi penggunaan selama 40 dan 60 menit.

Mungkin dengan adanya tombol khusus untuk mengakses Meet Now di Edge, Microsoft berharap akan ada lebih banyak pengguna yang memanfaatkan fitur milik Skype tersebut dalam menjalani rutinitasnya selama masa pandemi. Langkah ini cukup rasional mengingat Microsoft Edge sekarang merupakan browser terpopuler kedua setelah Chrome. Selain di Edge, Microsoft juga sudah punya rencana untuk menghadirkan tombol Meet Now pada Outlook versi web maupun taskbar Windows 10.

Pembaruan selanjutnya yang tidak kalah menarik adalah, Edge sekarang punya fitur screenshot bawaan. Cara menggunakannya sangat mudah, dan pengguna juga dapat mengambil screenshot panjang sampai halaman yang paling bawah. Ke depannya, Microsoft berjanji akan menambahkan toolbar untuk mencorat-coret langsung di atas hasil screenshot, serta satu tombol untuk langsung mengambil screenshot satu halaman penuh.

Menavigasikan file PDF pada Edge versi terbaru kini juga lebih mudah karena pengguna dapat mengklik tautan-tautan pada daftar isi (jika ada). Fitur ini sebenarnya sudah tersedia pada Edge versi lama, dan akhirnya Microsoft berhasil menyediakannya pada Edge yang berbasis Chromium.

Juga unik adalah fitur bernama Teleparty, yang memungkinkan beberapa pengguna untuk menonton film yang sama dari suatu layanan streaming meski masing-masing menggunakan laptop atau PC yang berbeda. Tayangannya akan tersinkronisasi secara otomatis di setiap perangkat, dan pengguna juga bisa chatting selama tayangan berlangsung.

Kalau fitur ini kedengaran familier, itu karena Anda pernah menggunakan atau sekadar mendengar kabar tentang extension Chrome bernama Netflix Party. Extension yang sama itu kini sudah diintegrasikan ke Edge, dan namanya diganti menjadi Teleparty karena sudah mendukung banyak layanan streaming lain macam HBO GO maupun Disney+. Bicara soal Chrome, Edge sekarang juga kompatibel dengan segudang theme yang tersedia di Chrome Web Store.

Khusus untuk pengguna di Amerika Serikat, Edge sekarang dibekali fitur untuk membandingkan harga produk dari berbagai situs belanja online. Timing-nya jelas sengaja disesuaikan dengan musim liburan yang bakal segera tiba. Terakhir, buat para pengguna Pinterest, layanan tersebut sekarang sudah terintegrasi ke Edge melalui fitur Collections.

Sumber: VentureBeat dan Microsoft.

[Tips] Menggunakan DNS over HTTPS pada Chrome: Lebih Aman Menjelajah Internet

Keamanan dalam mengakses internet memang menjadi sebuah masalah bagi mereka yang sering bekerja di luar kantor. Masalahnya dengan mengakses WiFi gratis pada kafe atau mal, justru akan mudah dijahili oleh para hacker. Para tangan jahil tersebut bisa mengetahui situs apa yang sedang kita kunjungi dan bahkan tidak jarang mengambil nama pengguna dan sandi milik orang lain.

Menggunakan sebuah VPN memang bisa membuat koneksi internet menjadi aman. Namun, banyak pula VPN yang justru mengambil data kita. Selain itu, menggunakan VPN juga mengharuskan kita untuk membayar sejumlah uang untuk berlangganan tiap bulannya. Sayangnya, VPN juga kerap membuat internet menjadi lebih pelan karena penggunaannya sangat tergantung dengan akses server mereka.

Penggunaan VPN juga membuat kita tidak lagi terkekang dengan pemblokiran beberapa situs oleh pemerintah. Ada banyak situs-situs yang memiliki banyak informasi juga ikut diblokir oleh pemerintah. Sisi positifnya, hal tersebut akan menghindarkan anak-anak kita dari situs-situs pornografi yang saat ini banyak tersedia gratis.

DOH - Chrome

Lalu bagaimana jika kita ingin melakukan browsing internet dengan aman dan gratis? Ada banyak cara yang bisa kita lakukan. Salah satu caranya adalah dengan mengaktifkan DNS Over HTTPS yang saat ini dimiliki oleh browser berbasis Chromium, seperti Chrome dan Edge terbaru.

DNS Over HTTPS atau DoH merupakan sebuah protokol yang masih muda. DNS sendiri memiliki fungsi untuk mengubah nama domain seperti DailySocial.id dan menerjemahkannya ke dalam alamat IP (internet protocol) dari situs tersebut. Jadi DNS sendiri berfungsi seperti sebuah buku telepon untuk alamat-alamat website yang ada saat ini.

How IT System Hacker Works / Shutterstock

Semakin kencang DNS server yang digunakan tentu saja membuat penerjemahan alamat IP menjadi lebih cepat, sehingga membuat browsing menjadi lebih lancar. Beberapa perusahaan besar seperti Google dan CloudFlare memiliki server DNS sendiri yang memang membuat internet menjadi lebih kencang. Hal tersebut dikarenakan keduanya memiliki infrasturktur tersendiri yang di seluruh dunia.

Saat seseorang mengetik sebuah alamat situs pada address bar di sebuah browser, alamat tersebut dikirim tanpa adanya sebuah enkripsi. Jadi, saat ada hacker yang mampu mengambil alamat tersebut, dia tahu Anda akan menjelajah situs yang mana. Di sinilah DOH bisa membuat kita lebih aman.

DOH akan membuat permintaan DNS pada sebuah server menjadi terenkripsi dengan protokol HTTPS. Hal ini akan menyembunyikan penerjemahan alamat situs yang dilakukan saat Anda melakukan browsing internet. Tentunya, tangan-tangan jahil tidak bisa melihat DNS request sehingga harus menebak kemana akses yang sedang dilakukan oleh para pengguna.

DOH - DNS

Ada beberapa perusahaan yang menyediakan layanan untuk DOH secara gratis. Dua di antaranya yang paling terkenal adalah Google dengan Google DNS dan CloudFlare dengan 1.1.1.1. CloudFlare sendiri memiliki beberapa layanan gratis seperti DNS untuk keluarga yang bisa memblokir situs-situs pornografi dan juga tanpa blokir.

Lalu bagaimana cara menggunakan DOH pada browser Chromium? Syarat utamanya adalah Anda memiliki browser Chromium seperti Chrome, Edge, Brave, UR, dan sebagainya dengan versi terbaru. Hal tersebut dikarenakan DOH sudah diimplementasikan pada versi Chromium terbaru. Ikuti langkah berikut ini

  1. Buka Browser Anda, lalu ketik: chrome://flags/#dns-over-https lalu tekan enter. (Edit: pada browser Chrome terbaru, alamatnya adalah chrome://flags/#dns-httpssvc)
  2. Nanti browser akan membuka pilihan Secure DNS Lookups. Ubah menjadi Enable lalu restart browser Anda.
  3. Bagian selanjutnya adalah mengubah DNS Server Anda pada setting jaringan Windows.
  4. Klik Windows+R lalu masukkan perintah NCPA.CPL dan tekan enter untuk masuk ke setting jaringan Windows.
  5. Lalu pilih koneksi mana yang ingin diubah
  6. Double click pada koneksi tersebut dan klik Properties. Lalu pilih Internet Protocol Version 4 dan klik Properties.
  7. Setelah itu, pilih Use the following DNS server addresses
  8. Isikan 1.1.1.1 pada Preferred DNS dan 1.0.0.1 pada Alternate DNS (Anda juga bisa mengisikan 8.8.8.8 dan 8.8.4.4 atau server DNS lainnya yang menyediakan layanan ini). Lalu klik OK.
  9. Selesai

DOH - HELP

Untuk mengetahui apakah browser sudah menggunakan layanan DOH atau belum, Anda bisa langsung mendatangi halaman 1.1.1.1 di https://1.1.1.1/help. Jika sudah terlihat seperti gambar di bawah ini, berarti tingkat keamanan browser Anda dalam melakukan browsing sudah menjadi lebih aman.

Selamat mencoba….

Ilustrasi: Shutterstock

Sedang Diuji, Fitur Baru Chrome Dapat Tingkatkan Daya Tahan Baterai Laptop Sampai Hampir 2 Jam

Google Chrome adalah browser yang sangat ajaib. Ia rakus akan kapasitas RAM dan dikenal sebagai salah satu penyebab utama baterai laptop sering bocor. Kendati demikian, ia tetap merupakan browser paling laris sejagat raya. Kalau melihat persentase pangsa pasarnya di Net Market Share, perbandingannya memang sangat jauh antara Chrome dan browserbrowser lainnya.

Andai sekarang masih tahun 2010, saya akan maklum melihat popularitas Chrome yang luar biasa, sebab kala itu kinerjanya memang terbukti paling cepat di antara browserbrowser yang ada. Di tahun 2020 ini, saya kira gap performanya sudah sangat menyempit, dan Chrome bukan lagi satu-satunya browser tercepat di luar sana.

Sebaliknya, image Chrome justru perlahan terus bertambah negatif. Tidak jarang browser lain yang mencoba ‘menyerangnya’ dengan membandingkan konsumsi RAM atau konsumsi dayanya. Chrome itu boros baterai, titik. Namun Google sepertinya tak mau tinggal diam melihat reputasi browser-nya dijelek-jelekkan.

Berdasarkan sebuah dokumen internal, The Windows Club melaporkan bahwa Google sedang menguji fitur baru pada Chrome dengan tujuan murni untuk mengurangi konsumsi energinya. Sejauh ini fiturnya masih bersifat eksperimental, dan baru tersedia pada Chrome versi 86 yang masih berstatus beta.

Berdasarkan hasil pengujiannya, fitur baru Chrome ini terbukti mampu meningkatkan daya tahan baterai laptop hingga hampir dua jam (28% peningkatan), membuat efisiensi dayanya hampir selevel dengan Safari di platform macOS. Tanpa fitur barunya, laptop mati dalam waktu 6,4 jam, sedangkan saat fitur barunya diaktifkan, baterai laptop baru habis setelah 8,2 jam. Safari sendiri masih juara dengan mencatatkan daya selama 9,3 jam.Sec

Secara teknis, fitur baru ini dirancang agar Chrome bisa membatasi fungsi-fungsi Javascript yang terjadwalkan pada deretan tab yang sedang dibuka di background. Fungsi-fungsi Javascript yang dimaksud mencakup memeriksa perubahan posisi scroll, atau menganalisis interaksi pengguna terhadap iklan yang sedang ditampilkan. Semua fungsi ini tentu tidak relevan apabila tab-nya sedang tidak dibuka, bukan?

Jadi ketika fiturnya diaktifkan, fungsi-fungsi Javascript yang berjalan di background hanya akan ‘membangunkan’ browser sebanyak satu kali saja per menit. Tidak dijelaskan sebelumnya seberapa banyak, tapi yang pasti Safari juga menerapkan fitur serupa sehingga konsumsi dayanya terbukti amat efisien.

Perlu dicatat juga bahwa penghematan sebesar hampir 2 jam itu hanya berlaku untuk skenario di mana tab yang sedang dibuka adalah tab kosong alias about:blank. Andai tab yang dibuka adalah video YouTube dalam tampilan full-screen, konsumsi daya yang berhasil dihemat hanya sekitar 36 menit. Terlepas dari itu, fitur barunya terbukti efektif menurunkan konsumsi daya Chrome.

Laporan The Windows Club sama sekali tidak menyebut apakah fitur ini pasti akan tersedia ketika Chrome 86 resmi dirilis untuk publik nantinya. Namun seandainya benar, fitur ini juga akan tersedia di Chrome versi Android, yang sendirinya sudah diperbarui menggunakan arsitektur 64-bit. Lebih lanjut, berhubung Microsoft Edge kini juga memakai basis yang sama seperti Chrome, ada kemungkinan fitur ini juga bakal diterapkan di Edge.

Sumber: The Windows Club.

Microsoft Mulai Luncurkan Edge Versi Chromium via Windows Update

Pengguna perangkat Windows 10, bersiaplah mengucapkan selamat tinggal kepada browser Microsoft Edge, lalu menyambut versi barunya yang mengadopsi source code Chromium. Lewat update terbaru Windows 10 yang tengah diluncurkan, pengguna bakal menerima Edge versi Chromium ini secara otomatis.

Sebelum ini, Edge versi Chromium hanya bisa didapat dengan mengunduhnya secara manual lewat situs Microsoft. Pasca update, Edge versi lama akan dihapus dengan sendirinya. Kendati demikian, Microsoft memastikan semua pengaturan, kata sandi maupun daftar bookmark yang tersimpan di Edge versi lama bakal otomatis dimigrasikan ke Edge versi Chromium.

Buat yang kesulitan membedakan, Edge versi Chromium punya icon mirip ombak, dan tidak lagi berupa huruf “e” seperti versi lamanya. Aplikasinya sendiri juga jauh lebih kapabel daripada versi lamanya, dan penggunaan Chromium berarti ia setara dengan Google Chrome perihal kompatibilitas, sebab source code yang digunakan memang sama.

Microsoft juga tidak lupa mengikuti siklus update yang diterapkan tim pengembang Chromium. Ini berarti kita bakal menerima update Edge versi baru yang sudah matang setiap enam minggu.

Microsoft Edge

Saya pribadi sudah mulai menggunakan Edge versi Chromium sejak beberapa minggu terakhir, dan cukup puas dengan fitur maupun performa yang ditawarkan. Hampir semua situs, termasuk situs-situs eksperimental yang umumnya memiliki banyak animasi kompleks, bisa dibuka di Edge versi Chromium tanpa masalah. Beda kasusnya dari Edge versi lama yang kerap dilanda problem seputar kompatibilitas.

Satu hal yang saya suka dari Edge versi Chromium ini adalah – di samping fitur-fitur baru macam vertical tab – konsumsi RAM-nya lebih rendah daripada Chrome. Pengguna loyal Chrome pastinya tahu bahwa browser tersebut paling rakus kapasitas RAM. Kalau cuma membuka 5 – 6 tab mungkin bedanya tidak terlalu terasa, tapi lain ceritanya kalau sudah mulai membuka lebih dari 30 tab atau malah lebih.

Dengan meluncurnya Edge versi Chromium via Windows Update, ia semestinya bisa merambah lebih banyak lagi pengguna. April lalu, Edge sudah berhasil menggusur Firefox sebagai browser terpopuler kedua setelah Chrome. Belum lama ini, Edge juga kedatangan mini game ala Chrome Dino.

Sumber: ZDNet.

Makin Mirip Chrome, Microsoft Edge Kini Juga Dilengkapi Mini Game Endless Runner

Salah satu game PC pertama yang saya mainkan adalah SkiFree. Game tersebut dirilis di tahun 1991. Versi Windows terbaru kala itu adalah Windows 3.0, dan Internet Explorer pun juga belum eksis.

Sekarang, Internet Explorer pada dasarnya bisa dibilang sudah punah, digantikan oleh Microsoft Edge yang jauh lebih modern sekaligus lebih mirip dengan browser nomor satu di dunia, yakni Google Chrome. Saking miripnya, Edge sekarang juga dibekali mini game ala Chrome Dino.

Bagi yang tidak tahu, Chrome Dino adalah mini game tersembunyi yang bisa diakses ketika perangkat sedang tidak tersambung ke internet, atau dengan mengetikkan “chrome://dino” di kotak URL. Sekarang, game endless runner serupa juga hadir di Edge.

Untuk memainkannya, cukup ketikkan “edge://surf” di kotak URL versi terbaru Microsoft Edge, atau dengan mengklik tombol “Launch game” saat offline. Meski terinspirasi Chrome Dino, mini game di Edge ini ternyata jauh lebih advanced, dan bisa dibilang merupakan penerus spiritual dari SkiFree itu tadi.

Tipe permainannya tetap endless runner, akan tetapi Microsoft juga menyediakan dua mode lain supaya kita tidak mudah bosan. Seperti SkiFree, game ini dapat dimainkan menggunakan keyboard atau mouse, tapi di saat yang sama juga mendukung beragam input lain mulai dari controller Xbox, PlayStation, Switch Pro, sampai Xbox Adaptive Controller.

Permainan ini awalnya bermula dari easter egg yang Microsoft siapkan untuk para beta tester Edge di bulan November 2019. Setelahnya, banyak dari mereka berharap Microsoft bisa mengubahnya menjadi game permanen yang dapat dimainkan secara offline di Microsoft Edge. Beberapa bulan berselang, permintaan mereka pun akhirnya terkabulkan.

Sumber: Microsoft.

Versi Baru Opera Hadirkan Integrasi Instagram

Secara popularitas, Opera memang masih kalah jauh dibanding browserbrowser macam Google Chrome, Mozilla Firefox, atau bahkan Microsoft Edge. Namun secara fitur, Opera bisa dibilang paling getol bereksperimen.

Buktinya bisa kita lihat pada versi terbarunya, Opera 68, yang datang membawa integrasi Instagram. Bersamaan dengan Facebook Messenger, WhatsApp, dan Telegram, Instagram kini menduduki sidebar sebelah kiri Opera. Jadi dengan mengklik icon Instagram di sidebar, pengguna bisa mengaksesnya tanpa mengganggu deretan tab yang sedang dibuka.

Timing dari peluncuran integrasi Instagram pada Opera ini bukanlah suatu kebetulan. Baru-baru ini, Instagram meluncurkan fitur DM (Direct Message) pada versi web-nya. Perlahan tapi pasti, Instagram di desktop jadi semakin mirip di mobile, jadi tidak terlalu mengherankan melihat Opera menyulapnya menjadi salah satu aplikasi terintegrasi.

Opera 68 dengan integrasi Instagram

Namun lagi-lagi yang menjadi pertanyaan adalah, siapa kira-kira yang bakal memanfaatkan fitur ini? Pastinya banyak. Satu contoh yang paling gampang adalah mereka yang ingin menonton live stream tanpa diganggu deretan komentar dari penonton lain; di versi web-nya, komentar ditampilkan di sisi kanan live stream, bukan menutupi porsi bawahnya.

Contoh lain yang saya bayangkan adalah para pelaku bisnis online. Berkat integrasi ini, DM di Instagram dapat mereka akses kapan saja tanpa harus meninggalkan tab Tokopedia, Bukalapak, Shopee, maupun platform lain yang sedang dibuka. Andai diperlukan, jendela Instagram ini bahkan bisa di-pin di samping jendela browser.

Buat yang tertarik, Opera 68 saat ini sudah bisa diunduh di Windows, macOS maupun Linux.

Sumber: Opera.

Firefox 75 Hadirkan Tampilan Baru untuk Memudahkan Proses Pencarian

Ada yang baru dari browser Firefox, persisnya pada versi terbarunya, yakni versi 75.0. Mozilla telah menyempurnakan desain tampilan address bar-nya. Sepintas perubahannya memang tidak kelihatan, tapi yang sudah lama memakai Firefox pasti langsung menyadarinya.

Saat mulai mengetikkan alamat situs atau kata kunci pencarian, tampak bahwa ukuran search field-nya kini lebih besar, demikian pula ukuran font-nya. Mozilla bilang tampilannya sengaja mereka optimalkan untuk laptop berlayar kecil.

Selain di Google, Firefox mempersilakan pengguna melakukan pencarian langsung di situs lain, seperti Amazon misalnya. Versi barunya juga akan menyoroti sejumlah kata kunci pencarian ekstra yang mungkin tidak terpikirkan oleh pengguna demi semakin mengerucutkan hasil pencariannya.

Satu klik pada address bar kini akan memunculkan deretan situs yang paling sering diakses, persis seperti ketika pengguna membuka tab baru. Satu pembaruan yang terkesan sepele namun sangat berguna adalah shortcut untuk lompat ke situs yang sebenarnya sudah dibuka di tab lain, yang mungkin tak disadari oleh pengguna.

Pembaruannya memang tergolong minor, dan ini mungkin tidak akan cukup untuk merebut kembali posisi kedua browser terpopuler dari Microsoft Edge, apalagi mengingat Edge juga baru di-update dengan seabrek pembaruan.

Sumber: Mozilla.

Microsoft Edge Kini Merupakan Browser Terpopuler Kedua Setelah Chrome

Keputusan Microsoft untuk mengadopsi Chromium pada browser bikinannya, Edge, terbukti merupakan langkah yang tepat. Selama bulan Maret kemarin, pangsa pasar Microsoft Edge berhasil melampaui Mozilla Firefox sekaligus merebut posisi kedua di ranah browser komputer.

Data yang diolah NetMarketShare mencatatkan pangsa pasar 7,59% untuk Edge, sedikit di atas Firefox dengan 7,19%. Angka ini memang masih jauh dari Google Chrome, yang mendominasi dengan pangsa pasar sebesar 68,5%, namun tetap cukup membanggakan mengingat Edge kerap dicap sebagai browser yang fungsinya cuma untuk mengunduh Chrome.

Berhubung Edge sekarang menggunakan basis yang sama seperti Google Chrome, problem seputar kompatibilitas pun sudah nyaris tak ada lagi. Situs-situs yang dirancang supaya bisa berjalan mulus di Chrome hampir bisa dipastikan juga bakal berjalan lancar di Edge.

Edge bahkan turut dilengkapi galeri plugin atau extension yang sangat mirip seperti Chrome Web Store. Juga menarik adalah sederet fitur baru yang ditawarkan versi anyarnya, yang sebagian di antaranya bahkan tidak tersedia di Chrome, macam vertical tab dan Smart Copy.

Satu hal yang cukup mengejutkan dari statistik ini adalah, jumlah pengguna Internet Explorer ternyata masih banyak, bahkan lebih banyak dari jumlah pengguna Mac yang memakai Safari sebagai browser-nya. Internet Explorer duduk di peringkat keempat dengan pangsa pasar 5,87%, sedangkan Safari di posisi kelima dengan 3,62%.

Kemungkinan besar belum banyak yang tahu kalau semenjak ditenagai Chromium, Microsoft Edge sudah bisa diunduh dan digunakan di perangkat yang masih menjalankan OS Windows 7, Windows 8, ataupun Windows 8.1.

Sumber: TechRadar.

Versi Baru Microsoft Edge Tawarkan Sederet Fitur yang Menarik

Microsoft Edge yang kita kenal bukanlah browser yang dulu lagi. Sejak mengadopsi Chromium sebagai basisnya tahun lalu, Edge sudah bukan lagi jelmaan modern Internet Explorer, melainkan sepupu Google Chrome yang tak kalah memikat.

Versi terbarunya yang dirilis belum lama ini bahkan menawarkan fitur yang lebih lengkap lagi. Microsoft sendiri menjabarkan 10 alasan untuk berpaling ke Edge, dan di sini saya ingin merangkumnya lebih jauh lagi.

Yang pertama, fitur Collections dalam waktu dekat dapat tersinkronisasi antar perangkat. Fitur ini pada dasarnya bisa dianggap sebagai evolusi dari fitur Bookmark, di mana pengguna bisa mengelompokkan beragam konten dari internet, entah itu teks, gambar, atau tautan.

Menariknya, Collections bisa dioper ke Word atau Excel dengan satu klik, sehingga kumpulan teks, gambar, dan tautan itu tadi dapat disulap menjadi dokumen yang rapi dan siap dicetak kapan saja. Ideal untuk masa-masa seperti sekarang di mana sebagian besar orang tua harus membantu anak-anaknya menyiapkan materi pembelajaran di rumah.

Fitur menarik yang kedua adalah vertical tab. Seperti yang kita tahu, tab pada browser umumnya diposisikan di atas, berjejer secara horizontal. Fitur ini akan memindah deretan tab tersebut ke bagian samping, dengan tujuan memudahkan pengguna melihat semua tab yang sedang dibuka.

Fitur ini tentunya bakal sangat bermanfaat ketika jumlah tab yang dibuka sudah mencapai lusinan. Vertical tab juga sangat ideal untuk monitor dengan rasio yang melebar; jumlah konten yang ditampilkan pada dasarnya sama persis, akan tetapi sisi kiri dan kanan yang umumnya kosong kini jadi diisi oleh daftar tab yang dibuka itu tadi.

Selanjutnya, ada fitur Smart Copy bagi yang kerap menyalin informasi dari internet. Fitur ini sejatinya memastikan konten yang disalin tetap mempertahankan formatnya, bukannya jadi berantakan ketika di-paste ke jendela email ataupun Microsoft Word.

Buat yang mempersilakan Edge menyimpan data berbagai akunnya, versi baru Edge kini menawarkan fitur Password Monitor. Usai diaktifkan, fitur ini akan memeriksa apakah akun pengguna ada yang pernah dibobol oleh hacker, lalu mengingatkan pengguna untuk mengganti kata sandinya jika tercatat demikian.

Terakhir, Edge mengemas fitur Immersive Reader yang akan menyulap layout artikel menjadi jauh lebih bersih dan rapi untuk dibaca. Kustomisasi tampilan yang ditawarkan cukup lengkap, dan ke depannya bakal ada mode khusus untuk memudahkan kaum dyslexia membaca dengan menyoroti beberapa baris teks saja.

Versi terbaru Edge sekarang sudah bisa diunduh dari situs Microsoft.

Sumber: CNET dan Microsoft.