Google Cast Kini Terintegrasi Secara Penuh pada Browser Chrome

Perangkat seperti Chromecast hadir dengan tujuan untuk mempermudah proses meneruskan konten dari perangkat mobile ke televisi. Tidak cuma itu, konten web dari laptop atau PC pun juga mudah sekali dipindah ke televisi dengan bantuan extension Google Cast pada Chrome.

Akan tetapi per 29 Agustus kemarin, Google berniat untuk semakin mempermudah prosesnya dengan mengintegrasikan Cast secara penuh pada Chrome. Dengan kata lain, pengguna kini bisa meneruskan konten web menuju ke TV yang ditancapi Chromecast tanpa perlu mengutak-atik setting tertentu atau meng-install software tambahan.

Jadi saat Anda browsing menggunakan Chrome versi 52, akan muncul icon Cast di sebelah kanan address bar pada sejumlah situs. Klik icon tersebut, maka Anda bisa meneruskannya ke Chromecast yang tersambung ke jaringan yang sama.

Pada dasarnya semua jenis konten web bisa diteruskan, mengingat Anda juga dapat mengakses Cast lewat menu klik kanan. Hal ini juga berlaku untuk perangkat lain seperti TV atau speaker yang membawa dukungan teknologi Google Cast secara langsung, bukan cuma Chromecast dan Chromecast Audio saja.

Lebih lanjut, pengguna juga bisa meneruskan konten web ke aplikasi lain seperti misalnya Google Hangouts. Jadi saat sedang membuka file presentasi di Google Slides, pengguna tinggal memilih opsi Cast untuk menampilkannya di hadapan semua rekan kerja yang sedang berkumpul di Hangouts.

Integrasi Google Cast secara penuh pada Chrome versi 52 ini merupakan kabar baik bagi pengguna Chromecast. Pasalnya, secara teori mereka sekarang bisa meneruskan konten apapun yang mereka jumpai di web menuju ke TV dengan sejumlah klik saja.

Sumber: VentureBeat dan Chrome Blog.

Peringati Ulang Tahun ke-4 Curiosity Rover, NASA Luncurkan Game Mars Rover

Sejak tiba di Gale Crater tanggal 6 Agustus 2012, robot rover Curiosity berhasil menemukan banyak hal penting terkait Mars: ia mendeteksi metana di atmosfer dan zat karbon organik di bebatuan, mengetahui bahwa level radiasi di sana masih cukup tinggi, dan berkatnya, September lalu NASA mengonfirmasi adanya air mengalir. Info-info ini sangat berguna buat misi selanjutnya.

Tepat pada tanggal 6 Agustus besok, rover Curiosity merayakan ulang tahun keempat kehadirannya di Mars (atau 1460 hari di Bumi per tanggal 5 Agustus 2016). Sebagai penciptanya, National Aeronautics and Space Administration telah menyiapkan satu persembahan yang bisa dinikmati semua orang: game berjudul Mars Rover, disajikan gratis untuk handset Android, iDevice serta PC lewat browser.

Permainan ini cukup sederhana. Sebagai operator, tugas Anda adalah memandu rover menjelajahi Mars, disajikan dalam tampilan side-scrolling 2D. Tantangan utamanya ialah menjaga robot agar tetap utuh dan tidak terbalik, serta memastikannya tetap berada di jangkauan kamera. Rover akan mengaktifkan radar saat melewati air di bawah permukaan tanah, memberikan Anda skor tambahan. Fitur ini rencanya akan dibubuhkan pada robot versi baru NASA di misi ke Mars yang akan dilangsungkan tahun 2020.

Tentu praktek tidak semudah teorinya; ketidakseimbangan sedikit saja membuat rover terbalik, lalu jatuh dari ketinggan menyebabkan rodanya rusak. Hal-hal tersebut segera mengakhiri permainan.

Tingkat kesulitan yang tinggi mungkin diusung untuk mewakilkan susahnya mengendalikan Curiosity dari jarak ratusan juta kilometer. Berbeda dari game, pengendali rover tidak bisa mengontrol Curiosity secara langsung. Mereka mengirimkan daftar perintah sekali sehari, dan robot dapat mengisi ulang baterai saat sudah mengerjakan semuanya. Curiosity bergerak di kecepatan lambat, maksimal 2-inci per detik, kira-kira membutuhkan waktu setengah jam buat melintasi lapangan sepak bola.

“Kami sangat bersemangat memberikan cara baru bagi khalayak untuk terlibat dalam petualangan Curiosity saat ini dan juga terhadap rencana eksplorasi planet Mars di tahun 2020,” ujar Michelle Viotti selaku manager PR Jet Propulsion Laboratory NASA. “Dengan menggunakan jejaring sosial, pemain dapat saling berbagi kesenangan bersama kawan-kawan. Beberapa aspek di game juga dibuat agar kita lebih memahami ilmu pengetahuan, teknologi, ilmu teknik dan matematika.”

Buat menghidangkan  Mars Rover, Jet Propulsion Laboratory bekerja sama dengan Gamee. Penasaran? Segera jajal Mars Rover, bisa diperoleh di Apple app store dan Google Play, atau mainkan langsung di browser tanpa proses instalasi.

Sumber: NASA.

Update Baru Firefox untuk iOS Tingkatkan Performa Sekaligus Fleksibilitasnya

Harus kita akui, dunia sangat mencintai Firefox. Browser buatan Mozilla ini sudah sejak lama menjadi salah satu yang terpopuler, dan kehadirannya di iOS menjelang akhir tahun kemarin juga mendapat sambutan hangat dari para penggemarnya.

Belum lama ini, Mozilla merilis Firefox untuk iOS versi 5.0 yang membawa sejumlah pembaruan yang menarik, utamanya perihal performa dan fleksibilitas. Menurut tim pengembangnya, versi anyar ini mengonsumsi daya prosesor 40 persen lebih rendah sekaligus 30 persen lebih sedikit RAM.

Pada prakteknya penurunan konsumsi resource ini bisa berpengaruh terhadap kecepatan membuka sebuah situs. Di saat yang sama, daya tahan baterai juga bisa sedikit ditingkatkan, meski tentunya tiap perangkat berbeda-beda tergantung pemakaiannya.

Perihal fleksibilitas, Firefox untuk iOS kini membebaskan pengguna untuk mencantumkan bermacam situs sebagai search engine, Wikipedia atau eBay misalnya, bukan cuma yang disediakan secara default saja. Dengan demikian, pengguna dapat melakukan pencarian di situs-situs tersebut langsung dari address bar.

Pengguna juga dibebaskan untuk menetapkan situs favoritnya sebagai homepage yang bisa diakses kapan saja dengan menyentuh tombol “Home” pada toolbar. Toolbar-nya sendiri telah didesain ulang untuk memudahkan navigasi pengguna, seperti misalnya ketika hendak mengakses situs versi desktop.

Terakhir yang menurut saya tidak kalah krusial adalah fitur untuk mengembalikan tab yang terlanjur ditutup. Yup, sengaja ataupun tidak sengaja, Anda bisa membuka tabtab tersebut kembali dengan satu sentuhan saja. Segera update Firefox untuk iOS ke versi 5.0 bagi yang sudah menggunakannya.

Sumber: Mozilla Blog.

Streaming Netflix dalam Resolusi 1080p Hanya Bisa di Browser Microsoft Edge

Melihat rekam jejak Internet Explorer, Microsoft bisa dibilang punya reputasi buruk di bidang browser. Dengan Microsoft Edge, mereka tentunya tak ingin kejadian tersebut terulang. Berbagai macam pengujian mereka lakukan untuk menyorot keunggulan Edge, salah satunya adalah uji konsumsi baterai yang dimenangkan Edge – meski tak lama kemudian Opera tidak terima dan merilis hasil tesnya sendiri.

Kini tim Microsoft Edge beralih ke sisi yang lebih teknis, yakni sebagus apa kinerja browser dalam memutar video dari layanan streaming? Hasilnya cukup mengejutkan: selama ini ternyata Netflix hanya akan menyajikan kontennya dalam resolusi 1080p jika pengguna memakai browser Microsoft Edge saja – atau Safari di Mac. Selebihnya, video tersaji dalam resolusi 720p saja.

Klaim ini dibenarkan oleh laman support Netflix sendiri. Di situ tertera bahwa Chrome, Firefox dan Opera semuanya hanya bisa memutar video dari Netflix dalam resolusi 720p saja, namun tidak untuk Microsoft Edge. Bukan cuma resolusinya yang lebih tinggi, bitrate-nya pun juga.

Situs PCWorld juga membenarkan klaim Microsoft dengan memanfaatkan menu ‘tersembunyi’ Netflix yang bisa diaktifkan dengan menekan kombinasi tombol Ctrl+Alt+Shift+D. Singkat cerita, kalau Anda mau menikmati film di Netflix dalam resolusi full-HD, sebaiknya Anda menggunakan browser Microsoft Edge.

Akan tetapi tentu saja Microsoft Edge bukan satu-satunya opsi. Pengguna Windows 10 juga bisa menggunakan aplikasi Netflix dari Windows Store untuk memutar video dalam resolusi 1080p. Yup, ini masih belum berupa alasan kuat bagi saya untuk hijrah ke Edge.

Sumber: PCWorld dan Windows Blog.

Tidak Terima, Opera Tunjukkan Bahwa Browser Buatannya Lebih Hemat Baterai Daripada Microsoft Edge

Belum lama ini, Microsoft mencoba membuktikan bahwa browser buatannya, Edge, jauh lebih efisien soal konsumsi daya dibanding browser lain. Baru beberapa hari berselang, rupanya sudah ada pihak yang ‘tidak terima’ dengan klaim tersebut. Pihak tersebut adalah Opera.

Dalam pengujian yang dilakukan Microsoft, Opera memang diikutkan sebagai salah satu subjek tes. Tim Opera sendiri agak terkejut mengingat browser besutannya sedang dalam posisi mode power saving menyala dalam pengujian yang dilakukan Microsoft. Merasa tidak percaya, Opera memutuskan untuk melakukan pengujian ulang, kali ini dibandingkan secara langsung dengan Microsoft Edge.

Dari hasil pengujiannya, Opera versi Developer terbaru dengan fitur adblocker dan power saving aktif mampu beroperasi 22 persen lebih lama ketimbang Microsoft Edge dan 35 persen lebih lama daripada Chrome. Opera tak lupa menjelaskan bahwa metode pengujiannya kemungkinan berbeda dari yang dilakukan Microsoft, mengingat Microsoft tidak memaparkan metodenya secara merinci.

Hasil pengujian terbaru Opera dengan mode power saving dibandingkan Microsoft Edge / Opera
Hasil pengujian terbaru Opera dengan mode power saving dibandingkan Microsoft Edge / Opera

Pun demikian, Opera memastikan bahwa metode yang mereka gunakan sama persis seperti ketika mereka menguji fitur power saving-nya, dimana algoritma khusus telah disiapkan supaya berbagai macam situs dapat dibuka dan di-scroll secara otomatis, meniru pemakaian pengguna sehari-hari.

Lalu siapa yang lebih bisa kita percaya, Microsoft atau Opera? Well, saya pribadi lebih condong ke Opera. Bukan karena saya dibayar, tetapi karena secara teori apa yang dilakukan Opera dengan mode power saving-nya terkesan lebih masuk akal untuk bisa meningkatkan daya tahan baterai. Saya pun juga merupakan pengguna Chrome sampai sekarang – boros daya atau tidak, saya tidak terpengaruh karena menggunakan PC desktop, bukan laptop.

Terlepas dari itu, kita sebagai konsumen tetap diuntungkan dengan ‘konflik’ semacam ini. Dilihat dari sudut manapun, kegigihan developer untuk saling berlomba menciptakan browser yang paling irit daya tetap akan membawa keuntungan buat konsumen.

Sumber: Opera.

Microsoft Buktikan Bahwa Edge Adalah Browser Paling Irit Daya untuk Laptop

Menyandang gelar sebagai browser terpopuler bukan berarti Chrome tidak punya reputasi jelek. Browser bikinan Google tersebut terkenal boros daya, dan hasil pengujian Microsoft baru-baru ini kian membuktikan anggapan tersebut – sekaligus menunjukkan bahwa Microsoft Edge jauh lebih irit daya.

Dalam pengujian tersebut, Microsoft menggunakan empat laptop identik yang masing-masing menjalankan browser berbeda-beda: Microsoft Edge, Google Chrome, Mozilla Firefox dan Opera. Ada tiga tahap pengujian yang dilakukan, yang pertama adalah mengukur rata-rata konsumsi daya masing-masing dalam skenario lab yang terkontrol.

Hasil pengujian tahap pertama / Microsoft
Hasil pengujian tahap pertama / Microsoft

Microsoft Edge unggul dalam tahap pertama tersebut, sanggup memberikan sekitar 36 sampai 53 persen daya baterai ekstra ketimbang browser lain. Tahap ini mencakup rangkaian aktivitas yang biasa kita lakukan ketika browsing, mulai dari membuka situs, membaca-baca artikel sampai menonton video.

Tahap pengujian yang kedua adalah mengagregasi telemetri dari jutaan perangkat yang menjalankan Windows 10, lalu mengukur rata-rata konsumsi dayanya. Lagi-lagi Microsoft Edge unggul jauh dibanding Chrome; 465,24 mW dibanding 719,72 mW.

Hasil pengujian tahap kedua / Microsoft
Hasil pengujian tahap kedua / Microsoft

Tahap yang terakhir adalah membiarkan keempat laptop melakukan streaming video HD sampai baterainya habis. Sekali lagi Microsoft Edge menunjukkan prestasinya dalam hal efisiensi daya, dimana Edge bisa bertahan 17 persen lebih lama dari Opera – dengan posisi mode power saving menyala – 43 persen lebih lama dari Firefox dan 70 persen lebih lama dari Chrome.

Sejauh ini mungkin Anda berpikiran bahwa ini merupakan salah satu cara Microsoft dalam mempromosikan browser bawaan Windows 10 tersebut, akan tetapi Wall Street Journal belum lama ini juga mengadakan tes serupa dan menyimpulkan Edge sebagai browser yang paling irit daya untuk keperluan browsing maupun streaming.

Jadi bagaimana? Apakah setelah ini Anda bakal beralih dari Chrome ketika menggunakan laptop? Atau mungkin Google malah semakin tertantang untuk membuat browser-nya jadi lebih efisien?

Sumber: Windows Blog.

Extension LastPass Kini Tersedia untuk Browser Microsoft Edge

Kabar gembira bagi Anda pengguna browser Microsoft Edge di Windows 10. Setelah extension AdBlock dan AdBlock Plus tersedia untuk pengguna yang tergabung dalam program Windows Insider bulan kemarin, kini giliran extension pengolah kata sandi LastPass yang muncul di Windows Store.

Extension LastPass ini memungkinkan pengguna untuk mengakses ‘brankas’ password miliknya dengan cepat saat browsing menggunakan Microsoft Edge. Jadi ketika hendak login ke suatu situs yang kata sandinya tersimpan dalam vault LastPass, extension akan otomatis mengisi kata sandi tersebut demi kenyamanan pengguna.

Sama halnya ketika pengguna sedang mendaftar akun baru di suatu situs atau layanan, extension LastPass akan mencoba membantu dengan memberikan rekomendasi kata sandi yang kompleks dan sulit dibobol. Setelahnya, data username dan password baru tersebut akan langsung disimpan ke dalam vault untuk digunakan kembali di lain kesempatan.

Fitur lain dari extension LastPass adalah notifikasi ketika terdeteksi ada password yang sama di dalam vault, lalu menyediakan opsi untuk membuat kata sandi baru secara acak. Anda tak perlu khawatir kelupaan kata sandi tersebut, sebab Anda hanya perlu mengingat satu password saja untuk membuka vault LastPass.

Sama seperti AdBlock, extension LastPass sejauh ini baru bisa dinikmati oleh pengguna yang tergabung dalam program Windows Insider dengan mengunduhnya di Windows Store. LastPass sendiri berjanji akan menyediakan extension Microsoft Edge ini buat semua pengguna ke depannya – pastinya tidak lewat dari tahun 2016.

Sumber: LastPass Blog.

Mulai Kuartal Ke-4 2016, Google Chrome Gunakan HTML5 Secara Default Ketimbang Flash

Baru beberapa tahun yang lalu, mayoritas situs mengandalkan Adobe Flash Player untuk menyajikan konten interaktif. Namun seperti yang kita jumpai sekarang, penggunaan Flash sudah menurun drastis, digantikan oleh HTML5 yang lebih fleksibel, efisien sekaligus aman.

‘Penggusuran’ Flash ini dimotori oleh banyak pihak, salah satunya Google. Raksasa internet tersebut secara perlahan menghapuskan penggunaan Flash dari sejumlah produknya. Di awal 2015, YouTube memutuskan untuk ‘menendang’ Flash dan memakai HTML5 secara penuh. Lompat ke September 2015, browser Chrome mulai memblokir konten Flash yang kurang penting.

Kini Google semakin percaya diri bahwa HTML5 adalah pengganti yang tepat buat Flash. Mereka mengumumkan bahwa mulai kuartal ke–4 tahun ini, Chrome akan menggunakan HTML5 secara default ketimbang Flash. Plugin Flash sendiri masih ada dan tidak akan ke mana-mana, tapi penggunaannya hanya terbatas pada 10 domain populer seperti Facebook, Yahoo, Twitch dan sebagainya.

Setahun setelahnya, 10 domain tadi tak lagi menjadi pengecualian. Jadi apabila ada konten yang membutuhkan plugin Flash, Chrome akan lebih dulu meminta izin pada pengguna. Apabila pengguna menyetujui, Chrome akan mengaktifkan plugin dan me-refresh halaman tersebut guna menampilkan kontennya.

Bagi pengguna yang gemar bermain mini game berbasis Flash, jangan khawatir, ini bukan pertanda Anda harus beralih browser dari Chrome. Plugin Flash akan tetap ada di Chrome, hanya saja penggunaannya tak lagi aktif secara default seperti sebelum-sebelumnya.

Sumber: VentureBeat.

Opera VPN untuk iOS Beri Anda Kebebasan Menjelajah Internet Tanpa Batasan

Baru-baru ini, Opera memperkenalkan layanan VPN gratis untuk browser versi desktop-nya. Rupanya tidak butuh waktu lama bagi Opera untuk menyuguhkan layanan serupa kepada para pengguna perangkat iOS lewat aplikasi anyar bernama Opera VPN.

Sama seperti di desktop, layanan VPN ini dapat dinikmati oleh pengguna secara cuma-cuma dan tanpa batasan waktu. Dengan Opera VPN, pada dasarnya pengguna dapat mengakses berbagai layanan maupun situs yang sebelumnya diblokir atas alasan tertentu.

Caranya adalah dengan mengubah IP address pengguna menjadi salah satu dari yang tersedia untuk lima kawasan yang berbeda, yakni AS, Kanada, Jerman, Belanda dan Singapura. Layanan VPN seperti ini sejatinya sangat berguna ketika Anda hendak mengakses sebuah layanan yang belum tersedia untuk Indonesia, seperti misalnya layanan streaming musik lossless Tidal.

Contoh lain penggunaan Opera VPN adalah ketika Anda tersambung ke jaringan Wi-Fi di kampus atau kantor, dan sejumlah situs media sosial tak bisa diakses karena diblokir. Intinya, misi yang dituju Opera adalah memberikan kebebasan bagi pengguna untuk menikmati konten di internet sebagaimana mestinya.

Tidak cuma itu, Opera VPN juga dibekali kemampuan untuk menghilangkan cookies pelacak iklan yang biasanya akan terus ‘membuntuti’ pengguna selama menjelajah internet, yang berujung pada lebih terjaganya privasi pengguna.

Opera VPN saat ini sudah bisa diunduh langsung melalui App Store. Aplikasi ini telah mendukung sejumlah bahasa, termasuk halnya Bahasa Indonesia.

Microsoft Edge Kini Bisa Blokir Iklan Berkat Extension AdBlock dan AdBlock Plus

Sudah ditunggu-tunggu sejak lama, Microsoft akhirnya mulai menguji fitur extension pada browser Edge sejak bulan Maret kemarin. Kini salah satu extension yang paling populer di Chrome dan Firefox, yaitu AdBlock dan AdBlock Plus, akhirnya tersedia untuk Microsoft Edge.

Sebagian besar pembaca mungkin sudah paham betul apa fungsi dari kedua extension tersebut, yaitu untuk memblokir iklan. Berdasarkan pengamatan saya terhadap sejumlah teman pengguna Windows 10, absennya kedua extension tersebut menjadi alasan mengapa mereka enggan menjadikan Microsoft Edge sebagai browser utama di laptop atau PC-nya.

Kini keduanya sudah resmi muncul di Windows Store, dan fitur-fitur yang ditawarkan sepertinya tidak berbeda dari versi Chrome maupun Firefox, termasuk halnya fitur whitelist sehingga pengguna bisa mencantumkan situs-situs tertentu sebagai pengecualian.

AdBlock untuk Microsoft Edge mengemas fitur yang sama seperti versi Chrome atau Firefox-nya / Windows Store
AdBlock untuk Microsoft Edge mengemas fitur yang sama seperti versi Chrome atau Firefox-nya / Windows Store

Kendati demikian, sebelum fitur Extension untuk Edge sendiri tersedia buat publik, baik AdBlock dan AdBlock Plus pun sejauh ini baru bisa dinikmati oleh pengguna yang tergabung dalam program Windows Insider.

Kalau Anda termasuk salah satunya, silakan unduh AdBlock dan AdBlock Plus untuk Microsoft Edge dari Windows Store. Langkah-langkah instalasinya sendiri bisa disimak di video resmi dari Microsoft di bawah ini.

Sumber: Engadget. Gambar header: Microsoft.