Ambisi Zoomcar Pimpin Pasar “Car-Sharing” Marketplace di Indonesia

Industri rental mobil di Indonesia sempat terpuruk di kala pandemi. Pasalnya, kebanyakan bisnis rental mobil cukup bergantung pada kegiatan pariwisata. Meskipun belum sepenuhnya pulih, sektor pariwisata kembali ke fase pertumbuhannya dan menunjukkan permintaan yang kuat untuk layanan penyewaan mobil.

Didirikan pada 2013, Zoomcar merupakan pionir platform car-sharing marketplace di India. Di 2021, perusahaan mengumumkan rencana ekspansinya ke pasar Indonesia dan Vietnam. Pada April 2022, Zoomcar resmi memperkenalkan layanannya di Indonesia serta telah menyiapkan dana sebesar $25 juta atau sekitar Rp366 miliar untuk melancarkan ekspansi bisnisnya.

Di akhir 2022, perusahaan memperkuat komitmennya untuk menggarap pasar Indonesia dengan menunjuk Delly Nugraha sebagai Country Head Zoomcar Indonesia. Sebelum bergabung dengan Zoomcar, Delly memiliki ragam pengalaman dalam operasional perusahaan teknologi di Indonesia seperti Qraved, Gojek, Carsome, dan airasia Super App.

Delly mengungkapkan Zoomcar tengah berada di puncak transformasi dalam mobilitas pribadi. Ia juga sangat bersemangat untuk membantu perusahaan mencapai level baru bersama tim. Tim DailySocial.id diberi kesempatan untuk mewawancarai lebih lanjut Delly Nugraha terkait rencana bisnis Zoomcar di Indonesia serta melihat peluang di sektor ini ke depannya.

Target dan potensi pasar

Di India, Zoomcar disebut telah memimpin pasar car-sharing marketplace dengan memfasilitasi total 20.000 kendaraan roda empat, serta memberdayakan pemilik aset untuk berbagi mobil demi mendapat penghasilan pasif tambahan. Perusahaan yang berbasis di Bengaluru ini telah mempekerjakan lebih dari 300 orang dan beroperasi di 50 kota di seluruh India, Indonesia, Vietnam, dan Mesir.

Seperti yang telah dikatakan oleh Co-Founder dan CEO Zoomcar Greg Moran, Indonesia akan menjadi fokus utama selanjutnya secara khusus karena pasarnya sangat besar dan baru dengan ukuran serta jangkauan yang luas. Saat ini, 90 persen bisnis Zoomcar berasal dari India. Perusahaan telah memproses lebih dari tujuh juta transaksi di negara ini sejak awal. Ia mengaku perusahaan telah mengalami pertumbuhan 6,5 kali selama empat kuartal terakhir.

Disinggung mengenai target ekspansi, Delly mengungkapkan adanya kesamaan kultur dan pasar dengan Indonesia terkait layanan rental mobil. Kawasan ini memiliki tingkat kepemilikan kendaraan yang rendah, sementara populasi yang cukup besar dan semakin bertumbuh. Selain itu, kebutuhan untuk mobilitas yang lebih kolektif (dalam jumlah besar) semakin meningkat.

Dengan model bisnis C2C, perusahaan berharap dapat mengubah kapasitas kendaraan menganggur dengan menyewakan mobil pribadi agar bisa dimanfaatkan sebaik mungkin. Tidak hanya menawarkan penghasilan tambahan, Zoomcar juga dapat dijadikan sebagai alternatif mengurangi kemacetan jalan dan polusi di daerah perkotaan.

Di Indonesia, Zoomcar sendiri baru beroperasi di kawasan Jabodetabek. Saat ini, Delly mengungkapkan bahwa sudah ada lebih dari 1.000 mobil yang didaftarkan serta ratusan host aktif di area ini. Ia juga mengaku bahwa timnya tengah berusaha meng-crack pasar ini sebelum nantinya memperluas layanan ke kota-kota besar lainnya, bahkan tier dua dan tiga.

Dalam menjalankan bisnis ini, Zoomcar tidak sendiri, pemain lain yang juga menawarkan layanan serupa termasuk Trevo, yakni memberdayakan host untuk mendapatkan uang melalui kendaraan mereka dengan mencocokkan sesama orang yang membutuhkan tumpangan pribadi. Selain itu, beberapa platform yang juga sudah beroperasi di Indonesia seperti Hipcar dan Sharecar.

Ada tiga proposisi nilai yang menjadi diferensiasi Zoomcar dengan pemain lainnya. Pertama, perusahaan menawarkan simplicity melalui teknologi keyless yang memungkinkan transaksi tanpa tatap muka antara host dan guest (penyewa mobil). Lalu, dari sisi security, dengan pemasangan alat monitor untuk menjamin keselamatan dan keamanan mobil saat dikendarai.

Zoomcar juga menawarkan harga yang lebih bersaing dan tanpa deposit untuk para penyewa. Di samping itu, para host akan mendapat keuntungan dari sisi pemeliharaan mobil dan kemudahan akses. Untuk saat ini, mobil yang bisa didaftarkan adalah kendaraan yang sudah mengadopsi sistem immobilizer atau dirancang menggunakan sistem enkripsi elektronik yang lebih aman.

Dalam menjalankan layanannya di Indonesia, Zoomcar juga tengah menggencarkan kolaborasi. Delly mengungkapkan bahwa perusahaan memiliki fokus di empat vertikal. Pertama, di bidang otomotif. Belum lama ini perusahaan juga telah mengumumkan kerja sama dengan OTO dalam rangka akuisisi pengguna.

Kedua, di bidang lifestyle, salah satunya dengan Blibli. Ketiga, kerja sama dengan institusi finansial atau banking untuk memfasilitasi pembayaran dalam platform. Terakhir, juga membuka peluang kolaborasi dengan media untuk awareness produk.

Rencana IPO

Dalam wawancara bersama DailySocial, Delly menegaskan rencana Zoomcar untuk segera melantai di bursa melalui jalur SPAC. Perusahaan akan melakukan aksi merger dengan Innovative International Acquisition Corp.

Aksi korporasi ini bertujuan untuk mengakselerasi pengembangan teknologi serta mendukung ekspansi di Zoomcar. Nilai transaksi perusahaan secara gabungan yang akan berganti nama menjadi Zoomcar Holdings ini diperkirakan mencapai $456 juta.

“Kita sudah memimpin di pasar India. Salah satu cara untuk melakukan ekspansi dan akselerasi bisnis adalah melalui IPO. Haparapannya, dari listing tersebut kami bisa dapat dana segar yang bisa digunakan untuk melanjutkan investasi pada pertumbuhan bisnis di existing dan extension market,” tambah Delly.

Sejak didirikan pada 2013, Zoomcar telah menggalang dana sebanyak dua kali. Di awal 2018, perusahaan berhasil menggalang dana sekitar $40 juta yang dipimpin oleh perusahaan manufaktur mobil India Mahindra & Mahindra. Tahun lalu, Zoomcar meraih $92 juta sebagai modal untuk pengembangan bisnisnya.

Application Information Will Show Up Here

Pengembangan Produk Akan Jadi Fokus Traveloka di Tahun 2019

Traveloka mengungkapkan bakal fokus ke pengembangan produk yang sudah diluncurkan pada tahun ini sebagai bagian dari rencana perusahaan tahun depan. Secara total ada tiga produk baru diperkenalkan yakni Bus, Kuliner, dan Sewa Mobil; ditambah fitur seperti PayLater, Status Penerbangan, dan Train Seat Alert.

VP of Marketing Traveloka Kurnia Rosyada menjelaskan, perusahaan belum memutuskan apakah akan mengeluarkan lini produk baru, melainkan lebih terfokus pada pengembangan fitur produk yang sudah diluncurkan. Langkah ini dilakukan demi meningkatkan penetrasi bisnis yang lebih mendalam di pasar.

“Tahun depan kami akan lebih meningkatkan fitur dari tiap produk yang sudah diluncurkan agar posisi di pasar semakin dalam. Masih ada banyak pekerjaan rumah kami di sini,” katanya, Selasa (18/12).

Kurnia mengklaim meski ada beberapa produk yang baru diluncurkan tahun ini, disebutkan mayoritas sudah memiliki top of mind yang cukup kuat di kalangan pengguna. Ia mencontohkan pada layanan PayLater, disebutkan memiliki ulasan positif karena mampu mengatasi keluhan pengguna yang tidak memiliki kartu kredit.

Proses pengajuan PayLater dinilai juga mudah, verifikasi selesai dalam 60 menit, minimal pengajuan cicilan bisa dimulai dari Rp50 ribu saja.

“Banyak sentimen positif yang kami dapat dari PayLater karena mudah dan pengguna jadi terbantu. Masih ada ruang pertumbuhan yang besar untuk kontribusinya [terhadap bisnis], kita akan terus berinovasi supaya makin mudah.”

Dari peluncuran produk baru, sambungnya, secara kontribusi bisnis kini lebih tersebar tidak hanya di penjualan tiket pesawat saja. Produk akomodasi dan atraksi diklaim memiliki traksi yang cukup baik, meski Kurnia enggan menyebut angka detail.

“Padahal awalnya tiket pesawat paling mendominasi di seluruh transaksi kami. Jadi sekarang kami sudah lebih dikenal aplikasi untuk travel dan lifestyle.”

Menanggapi kabar akuisisi Traveloka terhadap tiga perusahaan OTA, termasuk Pegipegi, Kurnia enggan berkomentar lebih lanjut.

Inovasi Traveloka sepanjang 2018

Produk Bus dirilis pertama kali pada Maret 2018, saat ini telah bekerja sama dengan 85 mitra bus dan shuttle yang melayani lebih dari 4.500 rute antar kota di Indonesia. Kurnia targetkan dapat menambah hingga 150 mitra sampai tahun depan.

Kemudian Kuliner (Traveloka Eats) yang dirilis pada Mei 2018 menghadirkan rekomendasi tempat makan terkurasi, saat ini sudah tersedia di 7 kota dan merangkum lebih dari 700 brand restoran ternama. Terdapat voucher makan dengan penawaran khusus untuk para pengguna.

Pada bulan yang sama juga dirilis produk Sewa Mobil untuk melengkapi pilihan transportasi. Layanan ini telah tersedia di 11 kota besar dan bekerja sama dengan lebih dari 100 penyedia terpercaya.

Selain PayLater, fitur pelengkap yang dihadirkan Traveloka sepanjang 2018 di antaranya adalah Status Penerbangan untuk menginformasikan pengguna status penerbangan secara real time. Selain itu, ada juga fitur Train Seat Alert untuk menginformasikan apabila ada penumpang yang membatalkan kereta sehingga dapat segera dipesan langsung oleh pengguna.

Namun fitur ini baru bisa dimanfaatkan untuk perjalanan yang terencana dari jauh-jauh hari. Mengingat ketentuan di Kereta Api Indonesia yang baru membolehkan pembatalan dilakukan H-1 sebelum keberangkatan.

Pada tahun ini, Traveloka juga merombak tampilan UI dan UX dalam aplikasi untuk menyesuaikan dengan kebiasaan orang Indonesia. Aplikasi kini lebih mengedepankan unsur visual dan cerita karena dari hasil studi internal ternyata orang-orang mencari inspirasi untuk destinasi wisata dari platform online atau media sosial.

Hasil lainnya, selama liburan jenis kegiatan yang paling populer adalah mengunjungi wisata kuliner, taman hiburan, tempat bersejarah, wisata alam, dan shopping. Mayoritas pengguna memesan akomodasi 2-3 minggu sebelum waktu keberangkatan, dengan mempertimbangkan lokasi serta hotel yang instagrammable.

“Kami melihat bahwa tahun depan kegiatan berlibur masih akan terus menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. [..] Oleh karena itu, kami akan terus berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan relevan kepada pengguna kami untuk meningkatkan pengalaman liburan yang lebih baik,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Movic is Car Rental Marketplace from Astra Digital

Astra Digital continues making innovation based on application. Movic is one example. Movic is a service to connect car owner with car renter. The system works to make it easier for car renters to find a suitable car and for car owners to earn additional income by renting out their cars.

The service is available for public since September 2018 for Android platform.

“By developing a digital platform, Astra Digital presents more innovative, relevant, and customer oriented solution. In addition to the on-target solution, customer engagement is also important to reach and tighten relationship to customers, particularly millennials which also Astra’s future,” Dja Tet Fa, Chief of Astra Digital, explained.

As a platform that brings out a concept of connecting car renter with the car owner, Movic gives freedom for prospective car renters to choose car types and rental forms, with or without a driver.

Prospective car renters can select the type of cars, such as hatchbacks, sedan, MPV, SUV, bus, pickup, and luxury. In addition, they can choose the nearest vehicle available.

In terms of car owners, Movic offers additional income by renting a car. All transactions will be recorded and accessible through reports provided in the app. Movic also guarantees every transaction for all accounts has been verified in order to provide security for self-drive rental.

“Movic concept is simple. In Jakarta, for example, besides being able to drive and rent their car, car owners can also rent their unused car while working. The driver can be a trusted friend or the car renter,” Christianto, Movic‘s Product Owner, said.

Movic is well aware that to grow faster and be able to compete in the market, they have to provide additional value. Thus it provides Astra Life insurance for car renters. Those who rent a car in Movic will automatically be listed in Astra Life. It’ll provide a guarantee for all Movic customers in the form of cash for death compensation due to accidents worth of Rp10,000,000 and reimbursement of medical expense by accidents up to Rp1,000,000.

“In a year, Movic will be focused on becoming the top-of-mind online car rental app. In order to achieve the goal, Movic will keep improving the UI/UX for user satisfaction,” Christianto said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Grab Luncurkan GrabCar Plus dan Sewa GrabCar di Jabodetabek dan Surabaya

Sesuai dengan misinya untuk menjadi super app, Grab Indonesia kembali meluncurkan layanan baru untuk pengguna GrabCar di Jabodetabek dan Surabaya. Dua layanan ini menawarkan pilihan pengemudi dengan rating bintang lima.

Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menyebutkan, jika dulu Grab hanya menyediakan layanan ride hailing dan logistik, kini dengan tampilan aplikasi baru terdapat berbagai layanan yang bisa digunakan pengguna setiap harinya. Grab Indonesia saat ini sudah tersedia di 137 kota dengan jumlah mitra pengemudi (GrabCar dan GrabBike) 5 juta orang.

“Saat ini market share Grab sudah mencapai 65% di Indonesia, membuktikan aplikasi kami paling diminati oleh pengguna di Indonesia. Sesuai dengan komitmen kami untuk menjadi everyday super app,” kata Ridzky.

Layanan premium GrabCar Plus dan Sewa GrabCar

Untuk memenuhi kebutuhan mobilitas pengguna yang bekerja di kawasan bisnis dan pusat kota, layanan GrabCar Plus bisa dimanfaatkan. Dengan menggunakan layanan ini, pengguna bisa mendapatkan layanan lebih dari mitra pengemudi terkurasi yang telah memiliki rating 5 dan track record terbaik sebagai mitra Grab. Selain keamanan, layanan ini juga memastikan bahwa semua pesanan akan mendapatkan pilihan pengemudi terbaik dalam waktu yang cepat.

“Kami menyediakan jumlah mitra pengemudi yang disesuaikan dengan kebutuhan dengan menerapkan algoritma Grab. Dengan demikian kami bisa melihat kawasan yang high demand dan kawasan yang low demand memanfaatkan teknologi Grab,” kata Ridzki.

Dari sisi harga, layanan GrabCar Plus ini terbilang premium, sesuai dengan target Grab yaitu kalangan profesional yang membutuhkan kenyamanan dan transportasi saat bekerja.

Layanan lain yang juga bisa dinikmati pengguna adalah Sewa GrabCar. Konsepnya serupa dengan penyewaan mobil (rental car) yang bisa ditentukan jam penyewaan sesuai dengan kebutuhan serta pemilihan lokasi pengantaran yang bisa lebih dari satu titik. Grab menyediakan pilihan waktu 4-12 jam. Semua biaya termasuk bensin dan tips untuk mitra pengemudi.

“Jika ternyata waktu pemesanan lewat dari batas waktu, kalkulasi harga akan disesuaikan dalam aplikasi. Semua kami sediakan secara transparan dengan harga terjangkau,” kata Ridzki.

Investasi Grab

Disinggung berapa investasi yang digelontorkan Grab Indonesia untuk dua layanan ini, Ridzki enggan menyebutkan jumlah pastinya. Grab sendiri baru saja menerima investasi dari Microsoft. Grab dan Microsoft akan mengeksplorasi teknologi pengenalan gambar dengan computer vision untuk meningkatkan pengalaman penggunaan aplikasi. Bentuk implementasinya adalah pengguna dapat mengambil foto lokasi di mana dia berada dan aplikasi secara otomatis akan menerjemahkannya menjadi alamat penjemputan.

Grab memang dikabarkan tengah mengumpulkan dana segar baru hingga $3 miliar tahun ini. Selain Microsoft, Softbank dikabarkan sepakat memberikan dana tambahan senilai sekitar $500 juta.

Application Information Will Show Up Here

Automo Secures Seed Funding, Strengthen the Luxury Vehicle Rent Business in Indonesia

After starting its service in Jakarta, luxury vehicle rent platform Automo has announced it receives seed funding worth of Rp1 billion from Startup SG. The Singapore-based startup founded by Charles Lin has also achieved a grant from Enterprise Singapore worth of Rp300 million.

In addition, Automo announces the expansion in three cities, including Yogyakarta, Bandung, and Bali.

“Currently, besides Jakarta, Automo is available in three popular destinations in Indonesia. Starting from Jakarta, we’ve been focusing on team development, and planning expansion to other cities,” he said.

Automo also plans to add more variant for middle to high-class tourism transport option, such as private jet, helicopter, and the yacht.

“We have partnered up with Transwisata and CeoJetset to add premium transportation rental options for tourists. However, for the vehicles, we have added international brand options, including Mercedes S Class, Rolls Royce, and limousine,” he added.

Particularly for the most favorite destination in Indonesia, Bali, Automo provides two-wheeler transportation rentals, adjusting the habits and needs of foreign and local tourists to Bali.

Plans and targets

In terms of payment, Automo only provides a credit card option. However, to add payment options for customers, Automo is currently building a local legal entity to be integrated with local payment providers in Indonesia. The plan is to be finalized by the end of 2018.

“After bank transfer, we also plan to provide installment options for the customers,” Lin said.

In addition to the new locations in popular destinations, Automo continues the technology development in Singapore. They keep making negotiation and discussion with hotels and travel agents to connect Automo services with foreign and local tourists.

“We keep adding partnership with Singapore and Indonesian vendors. One example is when CeoJetset customers rent a jet from Jakarta to Bali. They can also rent Mercedes S Class in Bali through Automo with CeoJetset as a vendor partner. Partners will receive a referral fee later,” Lin explained.

Automo would like to invite more partners to provide rental options that can be directly monetized by related partners. It applies to all travel agents in Bali.

“Currently, we have 50 total vendor partners approximately in Indonesia, the same goes in Singapore,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Automo Kantongi Pendanaan Tahap Awal, Kuatkan Bisnis Sewa Kendaraan Mewah di Indonesia

Setelah meluncurkan layanan di Jakarta, platform penyewaan kendaraan mewah Automo baru saja mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal (seed funding) senilai 1 miliar Rupiah dari Startup SG. Startup berbasis di Singapura yang didirikan Charles Lin tersebut juga berhasil mendapatkan grant dari Enterprise Singapore senilai 300 juta Rupiah.

Selain pendanaan, Automo juga mengumumkan ekspansi di tiga kota baru meliputi Yogyakarta, Bandung, dan Bali.

“Saat ini selain Jakarta, Automo telah hadir di tiga kota wisata populer di Indonesia. Berawal dari Jakarta, kami masih fokus mengembangkan tim, dan berencana untuk menambah kota-kota baru lainnya,” kata Charles.

Automo juga berencana menambah varian layanan transportasi wisata untuk kelas menengah ke atas, di antaranya adalah jet pribadi, helikopter, dan yacht.

“Kami juga telah menjalin kemitraan dengan Transwisata dan CeoJetset untuk menambah pilihan penyewaan transportasi premium wisatawan. Sementara itu untuk mobil kami juga menambah pilihan merek internasional seperti Mercedes S Class, Rolls Royce, hingga Limousine,” kata Charles.

Khusus untuk kota wisata paling favorit di Indonesia yaitu Bali, Automo juga menyediakan penyewaan transportasi sepeda motor. Menyesuaikan kebiasaan dan kebutuhan dari wisatawan asing hingga lokal yang berkunjung ke pulau Bali.

Rencana dan target Automo

Untuk pembayaran Automo masih menyediakan pilihan kartu kredit saja. Namun demikian untuk menambah pilihan pembayaran kepada pengguna, Automo saat ini tengah membangun perusahaan lokal (PT), agar nantinya bisa terintegrasi dengan penyedia pembayaran lokal di Indonesia. Rencananya akan final akhir tahun 2018.

“Selain bank transfer kami juga berencana untuk menyediakan pilihan pembayaran cicilan kepada pelanggan,” kata Charles.

Selain menambah lokasi baru di kota-kota wisata populer, Automo juga masih terus mengembangkan teknologi di Singapura. Automo juga masih terus melakukan negosiasi dan perbincangan dengan hotel dan agen travel untuk bisa menghubungkan layanan Automo kepada wisatawan asing dan lokal.

“Kita masih terus menambah kemitraan dengan vendor di Singapura dan Indonesia. Salah satu contoh adalah pelanggan CeoJetset yang menyewa pesawat dari Jakarta ke Bali, mereka juga bisa menyewa mobil Mercedes S Class di Bali melalui Automo dengan CeoJetset sebagai vendor mitra. Nantinya mitra akan menerima referral fee,” kata Charles.

Dengan demikian secara langsung Automo ingin mengajak lebih banyak mitra untuk menyediakan pilihan penyewaan dan bisa dimonetisasi langsung oleh mitra terkait. Hal tersebut juga berlaku untuk semua agen travel di Bali.

“Saat ini secara keseluruhan kami telah memiliki sekitar 50 mitra vendor di Indonesia demikian juga di Singapura,” tutup Charles.

Automo Ingin Fasilitasi Penyewaan Mobil untuk Wisatawan Asing

Masih sulitnya penyewaan mobil pribadi di kawasan wisata menjadi salah satu alasan mengapa Automo diluncurkan. Kepada DailySocial, Country Head Automo Singapore & Indonesia Charles Lin mengungkapkan, berawal dari pengalaman pribadinya saat melakukan wisata ke Bali dan kerap mengalami kesulitan untuk menyewa mobil secara langsung, akhirnya muncul ide untuk meluncurkan Automo.

“Saya melihat pilihan untuk penyewaan mobil masih terbatas di Indonesia, terutama bagi wisatawan asing. Hanya beberapa layanan taksi saja yang tersedia, bahkan [layanan] transportasi online pun masih kesulitan untuk masuk bandara dan tempat-tempat wisata.”

Dengan platform yang dimiliki, Automo bisa menghadirkan mitra supir dengan mobil pilihan, mulai dari yang standar hingga mobil mewah untuk para wisatawan asing dan lokal.

“Harapan kami ke depannya, Automo bukan sekedar transportasi yang mengantarkan dari poin A ke poin B, tapi bisa disewa untuk waktu tertentu oleh semua orang,” kata Charles.

Automo yang baru dua bulan menjalankan bisnis, menyasar pasar Singapura dan Indonesia. Di Indonesia Automo awalnya masih fokus kepada wilayah Jakarta. Selain mengumpulkan tim, Automo juga masih berupaya untuk merekrut mitra/vendor untuk bergabung. Sebagai startup baru, Automo ingin memastikan bahwa pengalaman pengguna nantinya bisa diterima dengan baik.

“Kami juga masih terus menerima masukan dari para vendor dan memahami dengan baik kebiasaan dan peraturan yang berlaku di Indonesia terkait dengan penyewaan mobil,” kata Charles.

Strategi monetisasi

Terkait strategi monetisasi yang dilancarkan, Automo nantinya akan mengambil 10% komisi dari setiap pemesanan yang dilakukan pengguna kepada vendor. Automo juga ingin memastikan, semua proses pemesanan hingga pembayaran bisa dilakukan di dalam aplikasi, sehingga tidak perlu keluar dari platform yang ada.

“Nantinya aplikasi akan menjadi media utama yang dilengkapi dengan berbagai fitur pendukung. Jika sudah berjalan, persentase komisi untuk Automo juga akan kita naikan,” kata Charles.

Selain menarik vendor baru, Automo juga memiliki rencana untuk menawarkan penghasilan tambahan kepada pengemudi transportasi online saat ini di Indonesia, yaitu Go-Jek dan GRAB, untuk bergabung menjadi mitra.

“Harapannya dengan konsep yang kami tawarkan, pengemudi transportasi online yang sudah terdaftar, bisa memanfaatkan mobil pribadi mereka selama satu hari penuh untuk pengguna Automo,” kata Charles.

Target Automo dan rencana penggalangan dana

Saat ini Automo mengklaim telah memiliki investor. Meskipun enggan untuk menyebutkan siapa investor tersebut, namun Charles menegaskan investor berasal dari dunia otomotif dan merupakan konglomerat perusahaan properti, bukan dari venture capital.

“Ke depannya mungkin kami lebih tertarik untuk melakukan penggalangan dana kepada angel investor untuk tahapan selanjutnya, belum ke VC. Rencananya kami ingin mendapatkan modal tambahan sekitar Rp1-2 miliar,” kata Charles.

Di tahun 2018 ini, Automo masih menambah tim dan mencoba untuk membuat teknologi yang relevan untuk mitra juga pengguna. Selain itu, Automo juga memiliki harapan untuk memperluas area layanan di kota-kota besar di Indonesia seperti, Medan, Jogjakarta, Surabaya, Bandung, Bali. Automo juga ingin menambah pilihan layanan, bukan hanya penyewaan mobil saja, tapi juga sepeda motor, kapal yacht, jet, mobil mewah juga kendaraan komersial.

“Yang paling penting adalah, Automo ingin meningkatkan volume bisnis dengan mitra kami, dengan menghadirkan layanan yang mudah terutama bagi wisatawan asing yang datang ke Indonesia,” tutup Charles.

Traveloka Makes an Entrance to Car Rental Business

Lately, Traveloka is actively launched all-new variant services following Lebaran moment and the long holiday. The latest service is car rental. Some services that were previously introduced are bus ticketing, Traveloka Eats, and PayLater lending service.

Christian Suwarna, Senior Vice President of Business Development Traveloka explained, the car rental service completes the effort to meet all demand integrated with one app. Car rental becomes as easy as booking a flight or train tickets.

“After introducing Bus & Travel ticketing service, Traveloka is now fulfilling user’s transportation demand through innovation and technology. Car Rental presents as Traveloka’s commitment in providing the best travel experience for all users,” Suwarna said in the official release to DailySocial, Fri (5/25).

The car rental partners with more than 100 rental providers, accommodating standardized car rental with fare includes a car and a driver for 12 hours. Also, options for all-inclusive additional package includes fuel, parking, toll, and driver’s meal or stay during traveling outside of town. It is available in 11 cities, including Jakarta, Bali, Medan, Yogyakarta, Makassar, Palembang, Malang, Balikpapan, Surabaya, Semarang, and Bandung.

In terms of car rental, customers can book 12 hours before the pick-up time. Next, the customer needs to fill in some booking details of the city, rental date, duration, and pick-up time. Then the customer can choose the car types and providers.

After making the payment, Traveloka will verify and send the booking voucher to customer’s email.

This service is still in beta version and available only for Android. Not all the customers can use the latest service due to the gradual distribution. It will be available for iOS soon. Prior to Traveloka, Tiket.com has provided similar service.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Traveloka Rambah Bisnis Penyewaan Mobil

Traveloka belakangan ini aktif meluncurkan berbagai layanan baru menyusul tibanya momen Lebaran dan liburan panjang. Yang terbaru adalah Rental Mobil. Layanan sebelumnya yang sudah lebih dahulu hadir seperti pemesanan tiket bus, Traveloka Eats, dan layanan pinjaman PayLater.

Senior Vice President of Business Development Traveloka Christian Suwarna menerangkan Rental Mobil menjadi pelengkap dalam upaya perusahaan dalam menghadirkan berbagai kebutuhan perjalanan yang terintegrasi lewat satu aplikasi. Menyewa mobil jadi lebih mudah seperti saat memesan tiket pesawat dan kereta.

“Setelah menghadirkan layanan pemesanan Tiket Bus & Travel, kini Traveloka juga menjawab kebutuhan transportasi perjalanan para pelanggan melalui inovasi dan teknologi. Layanan Rental Mobil hadir sebagai salah satu komitmen Traveloka dalam menghadirkan pengalaman perjalanan yang menyenangkan bagi para pelanggan,” terang Christian dalam keterangan resmi yang diterima DailySocial, Jumat (25/5).

Rental Mobil menggandeng lebih dari 100 mitra penyedia rental, menghadirkan layanan sewa mobil yang standar dengan tarif yang sudah mencakup jasa sewa mobil dan pengemudi selama 12 jam. Telah tersedia di 11 kota diantaranya, Jakarta, Bali, Medan, Yogyakarta, Makassar, Palembang, Malang, Balikpapan, Surabaya, Semarang, dan Bandung.

Rental Mobil Traveloka menghadirkan layanan sewa mobil yang terstandar dengan tarif yang sudah mencakup jasa sewa mobil dan pengemudi selama 12 jam. Juga, pilihan untuk membeli paket tambahan seperti paket all-inclusive yang mencakup biaya bensin, parkir, tol, serta konsumsi sopir ataupun paket penginapan supir untuk pemakaian ke luar kota.

Untuk pemesanan Rental Mobil, pengguna dapat memesannya 12 jam sebelum waktu penjemputan. Setelah itu, pengguna perlu mengisi detil pemesanan mulai dari kota, tanggal rental, durasi rental, waktu jemput. Kemudian memilih tipe mobil dan penyedia rental yang diinginkan.

Setelah melakukan pembayaran, Traveloka akan memverifikasinya dan mengirimkan voucher pemesanan ke email pengguna.

Layanan ini masih bersifat beta dan baru hadir untuk versi Android. Belum semua pengguna bisa menikmati layanan terbaru tersebut karena masih digulirkan secara bertahap. Versi iOS akan hadir beberapa waktu mendatang. Sebelum Traveloka, Tiket.com sudah lebih dahulu menghadirkan layanan rental mobil.

Application Information Will Show Up Here

Ototanesia, Situs Penyewaan Mobil di Makassar

Berangkat dari permasalahan sulitnya menemukan rental mobil di Makassar, sebuah startup bernama Ototanesia hadir. Startup ini diinisiasi Fajri Irvan sejak tahun 2016 lalu. Kebetulan penelitian tugas akhirnya kala itu juga berkaitan dengan bisnis rental mobil. Konsep yang ditawarkan Ototanesia mencoba menghilangkan kesulitan yang sering ditemui calon perental mobil, seperti menyesuaikan kebutuhan dan penyedia layanan.

Untuk model bisnis, Ototanesia menggunakan mekanisme B2B, yakni dengan memberikan layanan kepada pemilik jasa penyewaan kendaraan. Layanan tersebut berupa tempat khusus (special placement) informasi mobil di situs dan membantu vendor mobil memasarkan jasanya melalui pemasaran internet (SEO, Facebook Ads, dan lain-lain).

Di tahap pengembangan selanjutnya, Ototanesia menargetkan untuk melahirkan sebuah mobile apps untuk layanan, karena saat ini baru tersedia dalam website saja. Selain itu, rencana ekspansi juga sudah mulai dipersiapkan, saat ini baru merangkul wilayah Makassar dan Gowa, ke depannya ingin beroperasi di seluruh wilayah Sulawesi Selatan.

Saat ini sudah ada 15 vendor penyedia jasa penyewaan mobil yang sudah bermitra. Layanan bus pariwisata juga mulai ditambahkan untuk melengkapi daftar produk. Sembari mematangkan rencana ekspansi, Ototanesia terus berusaha memperluas kemitraan dengan pemilik jasa mobil sewa.

Kepada DailySocial, Founder Ototanesia Fajri Irvan mengungkapkan permasalahan startup di sana. Permasalahan berkutat pada isu legalitas. Fajri mengaku saat ini startupnya sudah memiliki akta perusahaan, namun belum terealisasi dalam bentu CV maupun PT. Prosesnya masih dirasa sulit. Harapannya ada pihak (inkubator atau akselerator) di wilayah setempat yang dapat membantu kelancaran proses ini.