Info Paten Ungkap Rencana Microsoft Mengembangkan Controller Xbox Dengan Huruf Braille

Satu fakta yang jarang sekali dibahas terkait permainan video adalah kegiatan ini baru bisa dinikmati secara maksimal oleh mereka yang sempurna secara fisik. Dan setiap kali tema tersebut dibahas, saya selalu teringat harapan Stevie Wonder di salah satu ajang Video Game Awards (sekarang dikenal sebagai The Game Awards) agar game juga dapat dimainkan oleh penyandang tunanetra.

Mencoba mengubah status quo ini, beberapa minggu sebelum E3 2018, Microsoft memperkenalkan Xbox Adaptive Controller untuk Xbox One. Adaptive Controller ialah sebuah unit kendali fleksibel yang memberikan kesempatan bagi penderita disabilitas buat bermain game. Penampilannya mirip turntable DJ, dilengkapi tombol-tombol programmable dan port-port untuk membubuhkan input custom eksternal. Kali ini, Microsoft diketahui punya rencana buat menggarap sesuatu yang lebih ambisius lagi.

Website Let’s Go Digital (berbahasa Belanda) baru-baru ini menemukan bahwa Microsoft sempat mengajukan sebuah paten berisi rancangan gamepad yang memanfaatkan rangkaian huruf Braille. Dari ilustrasinya, periferal tersebut mempunyai penampilan layaknya Xbox One Controller standar, tetapi desainer juga membubuhkan hardware tambahan di bagian bawah yang boleh jadi memungkinkan pengguna membaca dan memasukkan huruf Braille ke permainan.

Xbox One Controller 1

Salah satu gambar tersebut memperlihatkan sebuah panel di sisi bawah yang diisi oleh titik-titik dengan total sembilan matrik mirip formasi huruf Braille. Mereka diposisikan agar mudah dicapai oleh ujung jari pengguna. Selain itu, Microsoft juga membubuhkan enam buah pedal tambahan. Ada indikasi pedal-pedal ini memungkinkan user memasukkan karakter-karakter Braille sehingga dapat dibaca oleh sistem.

Let’s Go Digital juga menyampaikan bahwa paten tersebut turut membahas fitur unik yang bisa mengubah input suara menjadi tulisan buat mempermudah pengendalian. Lalu controller juga dibekali sejumlah sistem haptic feedback – kemungkinan tidak sesederhana vibrasi seperti pada Xbox Controller biasa atau DualShock 4. Selain hardware tambahan dengan rangkaian huruf Braille, saya tidak melihat adanya perbedaan signifikan pada wujud, penempatan tombol dan thumb stick.

Selain menampilkan beberapa ilustrasi controller, paten juga memperlihatkan gambar sederhana unit Xbox One dan monitor. Layar tersebut menampilkan tulisan ‘want to play?’. Melihat dari untuk siapa gamepad versi Braille ini ditujukan, saya menduga teks-teks yang muncul di sana turut diiringi oleh audio.

Dari keterangan Let’s Go Digital, pengajuan paten ini dilakukan oleh Microsoft Technology Licensing ke World Intellectual Property Office (WIPO) pada bulan Oktober 2018 dan dipublikasikan pada tanggal 2 Mei kemarin. Dan mengingat ini hanya sekadar paten, belum diketahui apakah Microsoft  betul-betul akan mengangkatnya jadi produk konsumen.

Via GamesIndustry.

 

Info Paten Singkap Wujud Controller Pelengkap Layanan Streaming Game Google?

Sejak dicetus oleh OnLive belasan tahun silam, dalam waktu dekat kita akan menjadi saksi lepas landasnya layanan cloud gaming berskala besar setelah para raksasa teknologi mulai mencurahkan perhatian mereka ke ranah itu. Saat ini, Microsoft tengah menggodok Project xCloud yang ditopang oleh teknologi Azure, sedangkan Google dan para mitranya (salah satunya Ubisoft) sedang fokus pada Project Stream.

Menyediakan platform gaming – tradisional maupun on demand – bukanlah hal baru bagi kedua perusahaan. Namun ketika brand Xbox sudah lama mencengkeram ranah gaming dengan begitu eratnya, ada banyak pernak-pernik yang mesti dipersiapkan oleh Google demi mendukung layanan baru mereka, salah satunya ialah dari aspek periferal kendali. Dan berdasarkan informasi dari paten, tersingkaplah wujud unit gamepad wireless yang boleh jadi akan melengkapi Project Stream.

 

Paten tersebut sendiri sebetulnya membahas sistem notifikasi, ditujukan untuk memberitahu pemain sewaktu game baru sudah tersedia, ketika mendapatkan undangan bermain dari teman, ada pesan masuk, atau berubahnya status Anda di leaderboard. Hal yang menarik perhatian dari paten ini adalah ilustrasi sebuah controller, ditampilkan dari dua sudut pandang berbeda: bagian wajah dan area bawah.

Gamepad Google 1

Tanpa warna (setidaknya pada gambar), penampilan controller terlihat sangat polos. Rancangannya sederhana, tanpa ada lengkungan-lengkungan stylish, dengan layout yang mengingatkan saya pada DualShock 4. Selain directional pad dan empat action button, terdapat sepasang thumb stick yang diposisikan sejejer.

Gamepad Google 2

Namun berbeda dari DualShock 4 dengan touchpad-nya, gamepad Google ini menyajikan sejumlah tombol-tombol utility di sisi depan, dan salah satu yang menonjol adalah tombol berlogo microphone tak jauh dari joystick. Kehadirannya mengindikasikan dukungan fitur perintah suara, bisa jadi mengusung teknologi Google Assistant.

Selanjutnya, Anda akan menemukan empat buah trigger button di area depan, sebuah port micro-USB, dan (boleh jadi) panel pintu baterai seperti yang dimiliki controller Xbox One. Saya pribadi penasaran apakah Google turut membekalinya bersama opsi sambungan lain misalnya via kabel atau dongle Wi-Fi agar periferal bisa mendukung lebih banyak perangkat.

Gamepad Google, di-render oleh YankoDesign.

Menggunakan ilustrasi di paten sebagai petunjuk, YankoDesign telah menciptakan beberapa gambar versi render dari controller Google tersebut. Namun tentu saja ada peluang bagi sang produsen untuk mengubah wujud di versi retail-nya nanti. Saya menduga, Google akan mengungkap segala detail mengenainya, termasuk layanan Project Stream, di Game Developers Conference 2019 minggu depan.

Via The Verge.  Header: YankoDesign.

Gamepad SteelSeries Stratus Duo Siap Temani Anda Nikmati Game PC, Android dan VR

Terkenal akan headset, keyboard dan mouse-nya, debut SteelSeries di segmen gamepad boleh dikatakan kurang mulus. Varian Stratus dianggap terlalu mungil dan terlampau mahal, lalu meski Stratus XL disajikan buat menjawab keluhan tersebut, saat itu produk belum didukung aspek software yang memadai. Namun tentu saja, sang perusahaan gaming gear asal Denmark itu sudah belajar banyak.

Minggu ini, SteelSeries kembali memperkenalkan controller game baru, kali ini disediakan untuk menunjang tiga platform hiburan yang punya karakteristik serta khalayak berbeda: PC berbasis Windows, perangkat Android, dan virtual reality. SteelSeries menamainya Stratus Duo. Fleksibilitas menjadi keunggulan utama yang produsen tawarkan, tapi dalam proses peracikannya, SteelSeries masih berkiblat pada arahan desain produk terdahulu.

Seperti Stratus XL, desain Stratus Duo merupakan perpaduan antara controller Xbox dengan DualShock. Tubuhnya ‘berisi’ layaknya gamepad buatan Microsoft itu plus penempatan tombol XYAB yang identik. Namun SteelSeries memposisikan dua thumb stick-nya secara sejajar ala DualShock. Selain D-Pad dan kumpulan action button, saya melihat ada tiga tombol navigasi di sisi muka, rangkaian tombol untuk mengakses fitur-gitur berbeda di atas, serta dua pasang trigger.

Stratus Duo 5

Bagian tombol pelatuk di sana dibekali oleh sensor magnet Hall Effect yang diklaim lebih tahan lama dibanding varian biasa. Sensor ini dipilih demi memastikan input berupa tarikan jari tetap konsisten serta akurat. Lalu tombol analog pada thumb stick juga dibuat agar mampu merespons tekanan secara sigap di mana pun posisi tangkai berada – entah apakah Anda sedang membidik dengan hati-hati ataupun sekadar ‘button mashing‘.

Stratus Duo 1

Nama Duo sendiri diambil dari dukungan konektivitas nirkabel ganda, yaitu lewat Bluetooth dan Wi-Fi 2,4Ghz. Bluetooth 4.1 mempersilakan gamepad tersambung ke perangkat Android dan VR, sedangkan koneksi Wi-Fi di frekuensi 2,4GHz plus bantuan dongle USB memungkinkan controller kompatibel ke PC di jarak maksimal 12-meter. Stratus Duo sendiri akan dibaca oleh sistem sebagai gamepad Xbox (memakai X-input). Itu artinya ia mendukung lebih dari 5.000 permainan di Steam. Tentu saja, Anda dipersilakan menyambungkannya ke PC via kabel.

Stratus Duo 4

Di dalam, SteelSeries Stratus Duo dilengkapi baterai lithium-ion yang menjanjikan sesi gaming hingga 20 jam sekali isi ulang. Kapabilitasnya mirip DualShock 4: gamepad bisa tetap bisa digunakan bermain ketika sedang di-charge.

Stratus Duo 3

Stratus Duo sudah mulai dipasarkan, dijual seharga US$ 60, tapi saat ini produk masih belum tersedia di Indonesia. SteelSeries juga berencana untuk menyediakan SmartGrip, yaitu aksesori tambahan buat mencantumkan smartphone di controller – kabarnya akan ‘segera tersedia’.

Via PC Gamer.

Astro Racik Controller PlayStation 4 Modular Premium Untuk Gamer Pro

Perkembangan esports di console bukan hanya memberikan kesempatan bagi gamer untuk menunjukkan kemampuannya, tapi juga membuka peluang lebih lebar bagi produsen periferal third-party buat menawarkan alternatif dari input kendali yang ada. Penjelmaan kreasi mereka mungkin sudah sering Anda lihat. Contohnya: Razer punya Raiju, dan Scuf menawarkan Vantage.

Biasanya, kendala terbesar dari produk-produk pihak ketiga ini adalah harganya yang mahal sebagai kompensasi dari fitur-fitur canggih di sana. Setelah diakuisisi oleh Logitech di bulan Juli silam, minggu ini Astro Gaming resmi memperkenalkan gamepad tercanggih buatannya, diberi nama C40 TR. Astro C40 TR adalah controller berlisensi resmi PlayStation dengan rancangan modular yang memungkinkan kita menerapkan layout ala gamepad Xbox.

Astro C40 TR 1

Pada dasarnya, Astro C40 TR mempunyai kelengkapan layaknya DualShock 4. Di sana, Anda akan menemukan touchpad, sepasang tombol trigger dan lain-lain. Namun silakan lihat sisi bawahnya. Di sana ada sepasang lagi rear button yang dapat dikustomisasi, serta switch trigger stop berwarna merah yang berfungsi untuk mengatur jarak tarikan tombol pelatuk, sehingga Anda bisa membuatnya lebih pendek dan sensitif, ideal ketika sedang menikmati game-game shooter.

Beberapa produk controller third-party memang meyajikan kemudahan konfigurasi tombol dan stik analog. Namun yang menarik dari Astro C40 TR adalah, selain keleluasaan bongkar pasang stik analog, penggguna bisa mengubah penempatan stik dan directional pad, cukup dengan melepas cover  depannya terlebih dulu. Itu artinya, susunan thumb stick khas DualShock 4-nya dapat Anda ubah jadi layout asimetris ala controller Xbox.

Astro C40 TR 2

Astro C40 TR memiliki dimensi 168x108x53mm dengan bobot 310-gram. Controller ini telah dibekali baterai built-in, dapat diisi ulang via port microUSB, lalu  turut dibekali port audio 3,5mm di area bawah. Dalam pemakaiannya, ada bisa menggunakan mode wired ataupun nirkabel – memanfaatkan frekuensi 2,4Gz dan berjarak maksimal 10-meter.

Astro C40 TR 4

Menariknya lagi, meskipun Astro C40 TR memperoleh sertifikasi PlayStation (kesan resmi ditunjukkan pula oleh penggunaan simbol kotak, ssilang, lingkaran dan segitiga di action button), bukan cuma console current-gen Sony yang didukungnya. Gamepad juga dapat terhubung dengan Windows PC, bahkan ditunjang oleh software yang mempersilakan kita mengonfigurasi fungsi tombol.

Jika tertarik memilikinya, Astro sudah membuka gerbang pre-order C40 TR. Perangkat rencananya akan mulai dipasarkan pada bulan Maret 2019. Harganya memang tidak murah. Gamepad dibanderol US$ 200, lebih mahal US$ 50 dari Xbox Elite Wireless Controller. Belum diketahui apakah Astro akan turut menyediakan versi Xbox-nya.

Via The Verge.

Info Pada Paten Ungkap Controller PlayStation Berlayar Sentuh

Memulai kiprahnya sebagai unit controller alternatif untuk PlayStation pertama, DualShock akhirnya dipilih Sony buat jadi pendamping setia home console-nya. Namun dalam perjalanannya selama lebih dari dua dekade, rancangan DualShock tidak banyak berubah. Di penjelmaan keempatnya, Sony menambahkan touch pad, accelerometer, gyroscope dan light bar.

Dan berdasarkan informasi terkini, ada indikasi Sony Interactive Entertainment berencana untuk membubuhkan layar sentuh di unit kendali baru mereka. Laporan tersebut diungkapkan oleh situs DualShockers berdasarkan paten yang diajukan oleh sang console maker Jepang di United States Patent Office di bulan Oktober silam. Paten ini berisi data teknis, namun seorang user  Reddit menemukan eksistensi dari bagian touchscreen di sana.

Menurut deskripsi di paten, konsep desain perangkat ini tidak terlalu berbeda dari controller yang sudah ada: housing membentuk tubuh utama, ada dua buah bagian memanjang sebagai ekstensinya agar pengguna mudah menggenggam unit pengendali, lalu terdapat sebuah layar sentuh di permukaan teratas tubuhnya, berlokasi di antara kedua grip. Selanjutnya, tersedia dua set tombol diposisikan di dua area, lagi-lagi berada di samping touchscreen.

Dari penjelasan deskriptif tersebut, kita dapat mengintip cara departemen riset dan pengembangan Sony merancang produk. Tapi yang terpenting, kita juga bisa tahu kemiripan unit kendali baru itu dengan DualShock 4 – kecuali pada kehadiran layar sentuh. Tersedianya touchpad dan gyroscope di DualShock 4 memperluas cara pengguna berinteraksi dengan konten, bayangkan fitur baru apa yang dapat disajikan oleh touchscreen.

Setidaknya ada dua probabilitas yang mungkin terjadi berdasarkan info tersebut. Boleh jadi, controller ini diracik sebagai alternatif dari DualShock 4; atau kemungkinan keduanya ialah, perangkat itu merupakan penjelmaan teranyar dari DualShock buat menemani peluncuran console PlayStation next-gen. Tentu saja masih ada peluang ketiga: ia cuma sekadar eksperimen dan tidak dihadirkan jadi produk konsumen.

Membubuhkan layar sentuh di unit kendali untuk console sebetulnya bukanlah gagasan baru. Nintendo sempat menerapkannya di Wii U, lalu dahulu kala Sega juga pernah mencantumkan touchscreen di Dreamcast. Meski berbeda generasi, kedua perangkat ini punya satu kesamaan: mereka bukanlah produk yang sukses secara komersial.

Layar sentuh di controller memang membuat perangkat jadi unik, apalagi produk mengusung jenis panel berwarna. Tapi hal yang terpenting adalah, produsen harus menemukan fungsi esensial dari touchscreen yang bisa menambah kualitas pengalaman gaming, sehingga ia tak hanya jadi sekadar gimmick atau pengalih perhatian.

Razer Luncurkan 2 Aksesori Untuk Menyempurnakan Pengalaman Ber-gaming di Razer Phone 2

Suka atau tidak, PC dan console merupakan platform terbaik untuk menikmati video game, namun tren belakangan ini membuktikan bahwa ada banyak konsumen rela bercengkerama dengan mungilnya layar smartphone demi bermain secara ringkas di mana pun mereka berbeda. Sebagai pemain besar di ranah itu, Razer meresponsnya melalui penyediaan ponsel pintar khusus gaming.

Tepat di hari Kamis kemarin, perusahaan gaming gear Singapura-Amerika tersebut resmi meluncurkan Razer Phone generasi kedua. Perangkat ini mewariskan banyak fitur sang pendahulu, juga membawa sejumlah kekurangan serta kelebihannya. Bermaksud buat mengoptimalkan pengalaman bermain game mobile via Razer Phone 2, Razer turut meluncurkan dua asesori baru.

 

Raiju Mobile

Disiapkan sebagai alternatif lebih canggih dari DualShock 4 untu sistem PlayStation 4, Raiju menawarkan keleluasaan kustomisasi serta mengedepankan desain ergonomis. Segala aspek tersebut diadopsi oleh versi mobile-nya. Raizu Mobile mempersilakan kita mencantumkan smartphone secara horisontal via mount, menawarkan tombol-tombol empuk dan responsif, serta menyajikan keleluasaan konfigurasi fungsi tombol.

Razer 2

Berbeda dari varian Raiju standar, Raizu Mobile mempunyai layout menyerupai controller Xbox, di mana dua set tombol D-Pad dan action button, serta kedua stik analognya diposisikan secara asimetris. Gamepad juga dilengkapi dua pasang trigger button serta sepasang sensitivity clutch di bawah – sangat berguna ketika Anda sedang bermain game shooter. Raizu Mobile menunjang dua tipe koneksi, yaitu wireless dan wired.

Razer 3

Tentu saja kompatibilitas menjadi perhatian utama Razer, dan judul-judul mobile populer kabarnya siap ditangani oleh Raiju Mobile, di antaranya Vainglory, Lineage 2, Dead Trigger 2 dan Gear-Club.

 

Hammerhead USB-C ANC

Hammerhead USB-C diperkenalkan tak lama setelah Razer Phone meluncur sebagai jawaban produsen terhadap absennya port audio 3,5mm. Dan di versi anyar ini, Razer menyempurnakan desain Hammerhead serta membubuhkan satu fitur andalan berupa active noise cancellation (kepanjangan dari ANC di namanya), sehingga sesi gaming Anda tak lagi terganggu meskipun keadaan di sekitar sedang ramai dan berisik.

Razer 4

Hammerhead USB-C ANC mengusung teknologi Dual Driver, menjanjikan output dengan treble yang detail serta bass bertenaga. Earphone turut dibekali oleh unit digital-to-analog converter built-in untuk menghidangkan audio beresolusi tinggi 24-bit/96kHz. Selanjutnya, bagian eartip dibuat lebih nyaman, lentur dan tidak mudah terlepas. Bahan Comply t-500 yang digunakan di sana berperan pula sebagai sistem noise cancelling pasif.

Razer 5

Baik Raiju Mobile maupun Hammerhead USB-C ANC rencananya akan mulai dipasarkan secara global di kuartal keempat tahun ini juga. Masing-masing produk dibanderol seharga US$ 150 (Raiju Mobile) dan US$ 100 (Hammerhead USB-C ANC).

Sumber: Razer.

Ini Dia Controller Xbox One Anti-Minyak Edisi Terbatas PUBG

Bermain game sembari makan dan minum memang kurang dianjurkan, tapi ‘kebiasaan buruk’ para gamer ini dimanfaatkan oleh perusahaan periferal dalam menawarkan terobosan. Beberapa keyboard gaming kini sudah didukung oleh kemampuan anti-tumpahan air sehingga perangkat tetap bekerja setelah melewati insiden minuman soda yang tak sengaja Anda tumpahkan di atasnya.

Namun apa yang dilakukan oleh tim Xbox Australia jauh lebih ekstrem. Dalam rangka memperingati peluncuran versi retail PlayerUnknown’s Battlegrounds di Xbox One minggu ini, mereka memperkenalkan controller Xbox edisi spesial anti-minyak – yang memperkenankan Anda bermain sambil menikmati makan malam dengan ayam goreng. Dalam video demo, Xbox Australia bahkan menyiram gamepad dengan minyak.

Controller Xbox One edisi khusus anti-minyak ini memiliki rupa yang identik dengan varian standar, baik dari bentuk hingga layout tombol dan thumb stick. Namun tubuhnya terlihat sangat glossy. Itu karena produsen melapis permukaannya dengan coating urethane. Berkat lapisan tersebut, minyak yang ditumpahkan di gamepad akan segera mengalir tanpa menempel. Hal yang belum dijelaskan lebih jauh adalah apakah kemampuan grease-proof tersebut juga diterapkan pada celah di tombol dan stik analog.

Tubuh controller edisi terbatas ini didominasi warna abu-abu dengan warna kuning mengisi bagian atas, kedua trigger button-nya, serta area thumb stick. Desainer membubuhkan tulisan ‘#GREASEPROOF 1.0’ di bagian grip kiri, lalu Anda akan menemukan branding PlayerUnknown’s Battleground serta nomor edisi di bagian bawah. Xbox Australia kabarnya hanya memproduksi 200 unit saja.

Kabar kurang menggembirakannya ialah, ‘Xbox One Controller Greaseproof Limited Edition’ tidak dijual secara bebas, dan bisa dibilang merupakan langkah promosi perilisan PUBG. Lima unit pertama rencananya akan dibagikan secara acak buat mereka yang meninggalkan komentar di page Facebook Xbox Australia.

Gamepad Xbox anti-minyak tersebut bukanlah satu-satunya produk unik yang pernah Xbox Australia tawarkan. Dua tahun silam, mereka sempat menyingkap piyama Xbox yang dirancang khusus untuk ber-gaming: ada kantong besar untuk menaruh controller, bagian hood lebar sehingga Anda tetap bisa mengenakan headset, bahkan Anda dapat mencantumkan bordiran gamertag di sisi depan.

Beberapa minggu lalu, Microsoft juga memamerkan controller Xbox One edisi PUBG. Desainnya cukup stylish, dan mungkin bisa menjadi opsi alternatif bagi para fans game battle royale itu. Versi ini rencananya akan tersedia mulai bulan Oktober dan dijajakan di harga US$ 70.

Via GameSpot.

Hyperkin Luncurkan Controller X91 Edisi Spesial Untuk Merayakan Perilisan Mega Man 11

Nostalgia sering dimanfaatkan produsen hardware dan publisher game sebagai pondasi pengembangan produk mereka. Saat ini kita bisa menemukan beragam game remake/remaster, home console retro, hingga aksesori kendali untuk sistem game modern berdesain lawas – misalnya Hyperkin Duke Wired Controller yang terinspirasi dari controller Xbox generasi pertama.

Namun sebuah langkah berbeda diambil oleh Hyperkin dalam memeriahkan pelepasan Mega Man 11 dalam merancang produk barunya. Perusahaan periferal game berbasis Los Angeles itu mencoba memadukan tema 90-an, desain orisinal serta teknologi modern. Hasil dari upaya tersebut adalah perangkat bernama X91 Wired Controller Mega Man 11 Edition yang disiapkan untuk console Xbox One dan Windows 10.

Hyperkin X91 Wired Controller Mega Man 11 Edition 1

Produk ini mengusung basis tubuh X91 yang Hyperkin miliki. Di sana, sang produsen mengimplementasikan desain ala controller SNES dengan bagian grip yang sedikit memanjang ke bawah agar lebih ergonomis, juga membekalinya bersama D-pad berwujud plus dan empat buah tombol action. Mengingat periferal ini telah mendapatkan lisensi resmi Xbox, action button XYAB-nya memanfaatkan layout serupa controller Xbox One.

Sebagai komitmen Hyperkin menjaga responsivitas kendali tetap tinggi, mereka memastikan dua pasang trigger button di atas mampu menanggapi tarikan jari Anda dengan presisi. Selanjutnya, produsen menggunakan material premium baik di bagian dalam maupun luar gamepad. X91 Wired Controller Mega Man 11 belum didukung oleh konektivitas wireless. Periferal ini tersambung ke console Xbox One dan PC melalui kabel USB.

Hyperkin X91 Wired Controller Mega Man 11 Edition 2

Layaknya gamepad resmi console Microsoft, X91 Wired Controller Mega Man 11 Edition menyuguhkan dua stik analog yang diposisikan secara asimetris serta tombol view dan menu. Lalu di sana juga ada port audio 3,5mm. Saya belum pernah mencoba X91, namun saya menduga, gamepad ini belum memiliki sistem vibrasi.

Di sisi estetika, Hyperkin mengganti warna hitam/putih di X91 standar dengan biru – dan biru muda di bagian atas serta trigger button. Tema Mega Man diterapkan secara tak berlebihan, berupa gambar sang Blue Bomber dengan berpose menyerang. Thumb stick kanannya diberi warna merah – seolah-olah menjadi moncong meriam laser yang siap menembak.

Hyperkin X91 Wired Controller Mega Man 11 Edition 3

Penawaran Hyperkin ini bisa menjadi alternatif lebih terjangkau dari controller Xbox One S standar. Walaupun boleh dikatakan sebagai produk edisi terbatas, X91 Wired Controller Mega Man 11 dijajakan di harga US$ 30. Kabarnya, ia sudah mulai dipasarkan di GameStop, tapi belum diketahui tepatnya kapan X91 Wired Controller Mega Man 11 akan tersedia di Indonesia…

Via Destructoid.

Google Tambahkan Dukungan Controller Xbox One di Android Pie

Sebagai update besar kesembilan untuk sistem operasi perangkat bergerak Google, Android Pie diracik buat mengoptimalkan kapabilitas kecerdasan buatan. Pie kabarnya mampu beradaptasi sesuai preferensi pengguna, sanggup memprediksi hal-hal yang akan Anda lakukan, serta mem-buat pemakaian daya lebih efisien. Sistem akan menjadi bertambah pintar seiring pemakaian.

Namun menariknya, update Pie juga tidak terbatas pada aspek AI saja. Ada kabar gembira buat para gamer: XDA-Developers mengabarkan bahwa melalui rilis terbaru Pie, Google kini secara resmi mendukung controllernew‘ Xbox One di smartphone Android. Dengan begini, gamepad buatan Microsoft untuk console current-gen mereka bisa kompatibel penuh ke handset via sambungan Bluetooth.

Kompatibilitas controller Xbox One ‘S’ ke perangkat Android memang sudah lama diharapkan oleh gamer, bermula dari fakta bahwa Microsoft memilih buat mengusung teknologi Bluetooth standar di periferal itu. Beberapa game telah dapat dikendalikan menggunakan aksesori ini, tapi pengalaman penggunaan gamepad masih jauh dari kata sempurna karena waktu itu terdapat cukup banyak kendala terkait mapping tombol.

Controller Xbox One S 1

Bug tersebut dilaporkan oleh para pengguna dan tepat dua tahun setelah terdeteksi, Google akhirnya memberikan solusi tepat di tanggal 22 Agustus minggu lalu melalui pengumuman seorang teknisi: “Bug sudah berhasil diberantas di [Android] P.”

Yang menarik lagi, penambahan dukungan controller Xbox One S tiba setelah pemberitahuan Epic Games terkait rencana developer membubuhkan support periferal kendali Bluetooth buat Fortnite. Belum diketahui pasti kapan tepatnya fitur ini akan hadir, namun gamepad Microsoft itu hampir bisa dipastikan dapat menjadi alat gamer menikmati permainan battle royale populer tersebut.

Dengan kompatibilitas penuh ke perangkat Android, controller Xbox One S boleh dikatakan sebagai alat kendali spesialis game paling fleksibel yang tersedia di pasar saat ini. Selain platform game current-gen Microsoft, periferal ini bisa langsung tersambung ke PC berbasis Windows 10 tanpa memerlukan proses instalasi. Di PC, controller Xbox One siap menyuguhkan mode wireless dan wired via kabel USB.

Kehadiran dukungan controller Xbox One tentu saja merupakan kabar gembira bagi mereka yang sudah mempunyai periferal tersebut. Di Indonesia, gamepad Xbox One S dibanderol hampir setara harga DualShock 4 buat PS4 (produk Microsoft itu cenderung sedikit lebih mahal). Dengan sedikit utak-utik dan pemakaian app third-party, DualShock 4 sebetulnya juga dapat digunakan di PC serta Android.

Via CNET & The Verge.

Microsoft Siapkan Controller Xbox One Edisi Terbatas PUBG

Dengan varian seperti Sport White Special Edition, Phantom Black Special Edition serta Grey/Blue, gamer Xbox tidak akan kehabisan pilihan controller ‘versi terbatas’ untuk menikmati permainan di console kesayangan mereka. Keunggulan lain dari gamepad Xbox One adalah, tak seperti DualShock 4 untuk PlayStation 4, aksesori ini siap mendukung penuh PC berbasis Windows.

Dan di tengah-tengah ajang Gamescom Cologne 2018, Microsoft menyingkap agenda spesial yang mereka siapkan untuk merayakan hari peluncuran versi 1.0 dari permainan battle royale populer PlayerUnknown’s Battlegrounds. Kreasi PUBG Corp. untuk Xbox One yang pengembangannya diarahkan oleh desainer Brendan Greene itu rencananya akan dirilis pada tanggal 4 September 2018.

PUBG Xbox 2

Untuk memeriahkan momen itu, Microsoft punya agenda untuk melepas Xbox Wireless Controller PlayerUnknown’s Battlegrounds Limited Edition. Gamepad ini mengombinasikan layout khas controller Xbox One dengan sejumlah modifikasi pada aspek kosmetik serta dukungan kustomisasi fungsi tombol. PUBG memang sudah tersedia di console current-gen Microsoft sejak bulan Desember 2017, namun saat ini status versi Xbox One-nya masih belum rampung.

Controller versi PUBG menyuguhkan permukaan berpola digital-camo dengan latar belakang hitam. Berdasarkan gambar-gambar yang dipublikasikan, pola kamuflase tersebut turut diberi efek warna berbeda – saya melihat adanya warna abu-abu dan coklat kelabu. Selanjutnya, desainer mencantumkan directional pad berwarna perunggu yang dibumbui efek baretan.

PUBG Xbox 3

Di sana Anda juga bisa melihat cincin biru yang mengelilingi stik analog kiri (merepresentasikan zona lingkaran dalam PUBG yang terus mengecil hingga keluar pemenangnya), empat garis crosshair di area thumb stick kanan, coretan X berwarna merah di bawah tombol trigger sebelah kanan, serta logo ‘PUBG’ di sisi bawah.

Microsoft turut memodifikasi permukaan dari trigger button pada controller. Ketika di versi biasa Anda mendapatkan tombol pelatuk glossy, Xbox Wireless Controller PUBG Limited Edition memiliki trigger rubberized bertekstur anti-slip – sehingga gamepad selalu sigap merespons tarikan jari walaupun tangan mulai berkeringat. Ini merupakan pertama kalinya Microsoft mengimplementasikan tombol rubberized di produk resmi.

PUBG Xbox 4

Xbox Wireless Controller edisi PUBG akan mulai dipasarkan pada tanggal 30 Oktober 2018. Gerbang pre-order telah dibuka, dan produk ditawarkan seharga US$ 70.

Selain itu, Microsoft juga menyingkap perluasan opsi personalisasi bagi konsumen yang ingin menciptakan controller Xbox One custom mereka sendiri melalui Xbox Design Lab. Di sana, Anda bisa mengutak-atik segala macam aspek dari gamepad; misalnya menambahkan grip bertekstur, mengganti trigger dengan bahan metalik, hingga memilih warna dan pola di tubuhnya.

Via Gamespot.