GOTO Dirumorkan Batal Terbitkan Convertible Notes Senilai 7 Triliun Rupiah

Grup GOTO dirumorkan membatalkan kesepakatan untuk mengumpulkan dana segar melalui penerbitan obligasi konversi senilai $500 juta (lebih dari 7 triliun Rupiah). Menurut sumber Bloomberg, GOTO meninggalkan kesepakatan tersebut selama berbulan-bulan karena memfokuskan perhatiannya untuk mencapai target profitabilitas.

Sumber juga menyampaikan, sebelumnya target dana yang diincar GOTO adalah $1 miliar namun diturunkan hingga setengahnya, hingga akhirnya membatalkan pembicaraan tersebut dengan calon investor. Nama-nama investor yang telah aktif berdiskusi dengan GOTO, di antaranya BlackRock, PAG, dan IFC.

“Penyedia transportasi dan e-commerce Indonesia tersebut akhirnya memutuskan untuk tidak menjual utang karena khawatir akan mengirimkan pesan yang bertentangan kepada investor,” tulis Bloomberg.

Sebelumnya, manajemen GOTO telah memberi tahu investor bahwa kas dan setara kasnya — sebesar Rp29 triliun ($2 miliar) pada akhir 2022 — cukup untuk mencapai arus kas operasi positif tanpa tambahan dana eksternal.

Bila kabar ini benar, kesepakatan yang dibatalkan ini menandai perubahan yang tidak biasa bagi GOTO, yang sebelumnya sangat bergantung pada investasi eksternal untuk mendanai operasionalnya yang merugi.

Jalan menuju profitabilitas

Setelah menikmati dana murah selama bertahun-tahun, GOTO — dan perusahaan teknologi lainnya di Asia Tenggara, Grab Holdings Ltd. dan Sea Ltd. — menyeimbangkan efek pengambilan utang di era kenaikan suku bunga.

Pada Maret 2023, Grab mengatakan telah membayar utang $600 juta sebelum jatuh tempo pada tahun 2026, sementara Sea membeli kembali sekitar $800 juta convertible senior yang jatuh tempo pada tahun 2026.

Seperti rekan-rekan regionalnya, GOTO mencoba meyakinkan investor tentang potensi keuntungannya setelah sahamnya kehilangan lebih dari 70% sejak penawaran umum perdana di Indonesia pada 2022 lalu.

Dalam rangka mengurangi pengeluaran, perusahaan memangkas 600 karyawan pada Maret 2023, menambah 1.300 posisi yang dihentikan pada 2022. Pengurangan tersebut membantu menurunkan biaya tetap bulanan sekitar 20% pada bulan Januari dan Februari 2023, dan memangkas pengeluaran pemasaran. Pada Februari 2023, GOTO memajukan target profitabilitasnya setahun, jadi akhir 2023 ini.

Sebelumnya, Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo menyampaikan target ini akan membawa perseroan semakin mendekati arus kas operasional positif. Hal ini merupakan hasil dari rencana strategis GOTO, meliputi optimisasi pendapatan (revenue optimization), pengelolaan beban usaha (cost management), serta pengembangan produk dan layanan berbasis ekosistem terintegrasi (ecosystem product growth).

“Perseroan harus menempuh langkah baru yang memprioritaskan profitabilitas secara berkesinambungan di atas pertumbuhan pesat. Hal ini dicapai dengan terus melakukan inovasi produk yang memastikan terciptanya nilai jangka panjang bagi GoTo dan para pemangku kepentingan,” katanya dalam keterangan pers.

Kinerja keuangan GOTO di 2022

Mengutip dari laporan keuangan perusahaan secara full year 2022, rugi bersih GOTO tembus Rp40,4 triliun, naik hingga 56% secara tahunan dari sebelumnya Rp25,9 triliun. Dari sisi GTV tumbuh 33% menjadi Rp613 triliun, menghasilkan kenaikan pendapatan bruto sebesar 35% menjadi Rp22,93 triliun.

Dijabarkan lebih lanjut, ada tiga alasan mengapa pertumbuhan pendapatan malah menghasilkan kenaikan rugi bersih:

1. Kerugian akibat penurunan nilai goodwill

Dalam laporan keuangan disebutkan kerugian akibat penurunan nilai goodwill sebanyak Rp11 triliun. Beban ini tidak muncul dalam kinerja GOTO pada 2021 dan baru muncul pada kinerja 2022. Nilai goodwill ini merupakan hasil dari bergabungnya Gojek dan Tokopedia pada 2021. Hasil dari penggabungan tersebut menghasilkan selisih angka yang mencerminkan nilai wajar dan nilai pasar perusahaan pada saat itu.

2. Adjusted EBITDA tumbuh positif

GOTO mencatatkan adjusted EBITDA minus Rp3,21 triliun pada, lebih baik hingga 52% dari sebelumnya minus Rp6,5 triliun. Bila dirunut tiap kuartal, adjusted EBITDA GOTO terus membaik. Beberapa riset sekuritas meyakini bahwa GOTO bisa mencapai adjusted EBITDA positif sesuai dengan target dari manajemen.

3. Pendapatan tumbuh signifikan

GOTO mencatatkan nilai transaksi bruto (GTV) sebesar Rp613 triliun, atau tumbuh 33% secara tahunan. Dari GTV tersebut, pendapatan bruto yang diraih sebesar Rp22,9 triliun, tumbuh 35%. Setelah dikurangi beban promosi kepada pelanggan, pendapatan bersih mencapai Rp11,3 triliun, naik 120%.

Berikutnya, pendapatan bersih tersebut dikurangi beban pokok pendapatan serta beban penjualan dan pemasaran menghasilkan margin kontribusi sebesar minus Rp6,33 triliun, 28% lebih baik dibandingkan setahun sebelumnya yang tercatat minus Rp8,879 triliun.

Minus dari margin kontribusi terendah terjadi pada kuartal IV-2022 dengan nilai hanya minus Rp600 miliar atau Rp0,6 triliun. Dengan demikian GOTO semakin mendekati margin kontribusi positif yang ditargetkan tercapai pada kuartal IV 2023.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Kargo Technologies Terima Investasi dari Anak Usaha AirAsia, Sediakan Solusi Logistik Terintegrasi

Startup marketplace logistik Kargo Technologies mendapatkan pendanaan dalam bentuk obligasi konversi (convertible notes) dalam nominal dirahasiakan dari Teleport, anak usaha logistik dari AirAsia Group (kini bernama Capital A). Pendanaan akan dimanfaatkan Kargo untuk memperkuat penyediaan solusi logistik terintegrasi.

Kemitraan kedua perusahaan ini akan menggabungkan kemampuan jarak menengah Kargo dengan keahlian jarak jauh Teleport. Serta, bakal membuka peluang untuk menggabungkan konektivitas udara dengan kemampuan truk Kargo di darat, yang memanfaatkan teknologi dan jaringan yang kuat.

Kargo pun mengklaim bahwa mereka dapat mengirimkan barang semua ukuran ke lebih banyak lokasi di Indonesia dan Asia Tenggara dalam waktu kurang dari 24 jam. “Dengan kemitraan ini, kami akan memanfaatkan basis pelanggan Teleport dan menangani mereka berdasarkan keahlian kami,” terang Wakil President Operasional Kargo Marselinus Erick dalam keterangan resmi.

Lebih lanjut diterangkan, melalui kemitraan ini bahwa Kargo dapat memenuhi layanan mid-mile di darat. Sedangkan Teleport akan mengurus kebutuhan kargo udara dan last-mile. “Ini akan meningkatkan penawaran kami dan meningkatkan efisiensi pemenuhan kepada pelanggan kami,” lanjutnya.

CEO Teleport Pete Chareonwongsak mengatakan, kerja sama ini dilakukan untuk memberikan solusi dalam memfasilitasi ekosistem logistik yang terintegrasi. Ia meyakini kedua perusahaan dapat memberikan hasil positif bagi perkembangan kota-kota berkembang di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara pada umumnya.

“Kami memahami bahwa kota dengan pertumbuhan tercepat di masa depan adalah kota kelas menengah. Kita perlu melampaui jaringan untuk menghubungkan kota-kota berkembang ini. Kemitraan dengan Kargo membuat kami siap untuk melintasi Asia Tenggara,” ucapnya.

Co-founder dan CEO Kargo Tiger Fang menambahkan, bahwa kemitraan strategis dengan Teleport akan membantu Kargo menjadi perusahaan multi-modal dan memperluas rantai nilai secara horizonal. “Kami berharap kemitraan ini dapat saling menguntungkan kedua belah pihak dengan menumbuhkan kehadiran satu sama lain di Asia Tenggara pada tahun 2022 seiring dengan upaya kami untuk memecahkan masalah logistik yang selalu hijau di kawasan ini,” kata Fang.

Di Indonesia, sektor logistik menjadi salah satu sektor yang memiliki pangsa pasar cukup besar karena mendukung sebagian besar keberlangsungan aktivitas masyarakat sehari-hari. Dibuktikan dari riset yang dilakukan oleh Mordor Intelligence menyatakan bahwa pangsa pasar kargo dan juga logistik di Indonesia bernilai  $81,30 miliar pada tahun 2020, dan diperkirakan akan mencapai $138,04 miliar pada 2026.

Meski sempat dihantam situasi pandemi beberapa waktu terakhir, nyatanya sektor logistik mampu bangkit dan tetap menunjukkan eksistensinya. Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mencatat arus pengiriman barang mengalami pertumbuhan hingga 40% selama pandemi Covid-19. Kenaikan ini banyak disumbangkan oleh industri farmasi, alat kesehatan dan barang-barang konsumsi (consumer goods).

KargoNexus

Saat ini, Kargo memiliki lebih dari 75 ribu armada. Beberapa bulan lalu, Kargo meluncurkan KargoNexus, solusi SaaS untuk perusahaan dalam menerapkan pemantauan dan pelacakan secara tepat untuk evaluasi kinerja dan analisis operasi logistik mereka.

Solusi KargoNexus berupa Sistem Manajemen Transportasi (Transport Management System/TMS), yang difungsikan untuk memudahkan proses merencanakan pergerakan barang, memilih rute, operator, serta penagihan dan pembayaran. Dengan fungsinya tersebut, maka kebutuhan akan logistik yang cepat, otomatis, dan efisien bisa terpenuhi dengan pasti.

KargoNexus memiliki model bisnis dan strategi monetisasi hybrid subscription dan cross-selling. Sebagai salah satu platform dalam ekosistem Kargo Technologies, KargoNexus dinilai menjadi ideal bagi bisnis untuk mendapatkan nilai lebih, baik itu dari pemenuhan kebutuhan trucking marketplace, maupun seluruh fitur logistik dan transportasi pintar di KargoNexus.

Hingga saat ini Kargo Tech sudah melayani lebih dari 13 ribu shipper di seluruh Indonesia. Secara umum layanan mereka dibuat untuk mempertemukan shipper dan vendor secara mudah dan cepat. Pada tahun lalu, komposisi utama klien dari Kargo Tech ada di bidang industri FMCG, CPG, Manufaktur, Agri dan Aquatech, Alat Berat, dan Bahan Baku.

“Di tahun 2022 mendatang, Kargo Tech akan terus fokus untuk mengembangkan basis pengguna di industri utama yang telah berhasil di capai di 2021, dan juga memiliki target untuk menyasar market segment B2B di industri vertikal utama lainnya, seperti Pharmaceutical, Automotive, dan juga General Goods,” kata Head of Product & Enterprise Solutions Kargo Brian Aditya Tedjasaputra.

Target lainnya yang ingin dicapai oleh Kargo pada 2022 adalah ekspansi intensif ke pulau Sumatera, Bali, dan Sulawesi, dan juga mengejar pertumbuhan transaksi dan pengguna aktif di dalam platformnya sebesar double digit per kuartalnya.

Silent Move of Angel Investor in the Indonesian Startup Ecosystem

Based on DSResearch data, there are 113 startup funding in 2019 announced to the public. As further analyzed, only 10 of the total funding involved angel investors. As we dig deeper, there might be more yet not published.

Startup Stage (2019)
Sampingan Pre-Series A
Clodeo Seed Funding
Feedloop Seed Funding
Stockbit Series A
Titipku Seed Funding
Talkabot Seed Funding
Infradigital Seed Funding
Ngampooz Pre-Series A
Fore Coffee Series A
TemanBisnis Seed Funding

In fact, angel investor is an individual that pours money to startup from his/her own pocket. As the current trends, most of them involved in pre-seed, seed funding, or pre-series A. Although, there also angel (a group to be exact) involved in the series A with venture capital.

Helping startup to validate

As it’s first established and launched its debut product, not much could be harvested from the startup business. In order to gain traction, profit is often ruled out. They come to investors to ask for capital assistance, in order to accelerate the plans.

Not all business plans can run smoothly, especially under the weak-judgment founders. The technology products might be very sophisticated, but sometimes the market says otherwise, they don’t need that as a solution – it’s reluctant to use, even less paying for it. It’s risks like this that investors thought before actually channeling funds.

“Angel investors are entrepreneurs who dare to take risks by investing in new startups. Angel investors usually provide capital, but can also be non-capital,” Ideosource’s Managing Partner Andi Boediman said once.

Regarding the value, it is quite varied and depends on startup needs. However, we’ve been informed that the average value is between tens of millions to 1 billion Rupiah – mostly hundreds of millions Rupiah. In Indonesia, the angel consists of entrepreneurs who are indeed an expert in the business. Therefore, it is true what Andi said, sometimes angel can provide non-capital assistance as a mentor for the founder.

Profit after growth

The business growth will also benefit angel investor, they sometimes took part as a mentor / Freepik
The business growth will also benefit angel investor, they sometimes took part as a mentor / Freepik

The existence of startups that turns into the big players in Indonesia can’t be separated with angel investor as it’s entering the seed phase, including Gojek and Tokopedia.

“… I then learned the concept to build a business with capital from angel investor to venture capital. I know no venture capital anywhere, then I turn to the only conglomerate I know, my current boss,” Tokopedia’s Co-Founder & CEO, William Tanuwijaya told us the early phase of its company.

There are several aspects that can affect angel’s consideration when investing in a startup. Michael Tampi told DailySocial that trusting the founder has been his main thesis. In addition, other things such as market opportunities, business plans, to the intellectual property also remain a consideration.

Some things that angel investors saw in evaluating the founding team included (1) whether they have passion and experience in related fields, (2) whether they had the right composition in forming a team, and (3) how they build the vision towards the business.

Even though investing in high-risk businesses, angel investors can also gain profits once the related startups succeed in achieving growth. The realization comes when the startup succeeded in raising larger funding round – then, ownership (shares) became more valuable.

“The advantage of being an angel investor is that if a startup succeeds in funding series A, B or later, we can see a significant increase in value seed investment. However, the success of one startup is uncertain and mostly shut down before the next funding,” GDP Venture’s Chief Marketing Officer Danny Oei Wirianto said, who is also an angel investor for more than 30 startups.

As the catalyst to the startup ecosystem

DailySocial monitored, there are various new startups launch every month. They intend to offer a solution to specific problems – of all sectors. Sometimes, the innovation offered is quite advanced, such as developing artificial intelligence for specific purpose.

It’s another challenge to the founder to convince venture capitalist. It’s another story when they finally meet people of one mind. As it’s said in a writing, angel investor also invests to fulfill their desire. It’s when they really into the business sector, captivated by the developed technology, or they see the future of the service.

Clearly, angel investor turns into a very crucial role to develop the startup ecosystem, accompany those growing founders into the sustainable business. Particularly, the Indonesian market that is projected to be the hub in this region. Lots of young souls have dreams to build a successful startup – as seen from the tight business competition with new and unique digital creations.

Angel investor mechanism

Some angel investors invest money in terms of loans, some are gain ownerships / Freepik (dooder)
Some angel investors invest money in terms of loans, some are gain ownerships / Freepik (dooder)

Unfortunately, unlike venture capital with clear identity as an investor, angel investors sometimes just seem like ordinary people or entrepreneurs who are running their business. In order to discover, the founder must improve his business network, both directly through meetings and online through channels such as LinkedIn, AngelList and so on. Though, believe me, some of our informants revealed that finding, negotiating, equating vision, to closing funding with angel investors is not easy peasy. Once you succeed, it could be a way of your startup growth.

Regarding investment mechanisms, there are two of the most popular models, through equity stake or convertible note. In terms of shares, investors will exchange the cash they provide for ownership in the company. The amount will depend on mutual agreement. The calculation can also be as simple as if the current startup is worth US$1,000,000 (founders and investors agree), angel will invest at US$200,000, then they will get 20%.

However, calculations about company value or valuation sometimes get complicated. Founders are usually ambitious, wanting companies to have the highest value possible. Therefore, the second mechanism is often the choice. A convertible note allows both parties to determine the value of the company ahead, usually until the next round of investment. The note is made as a loan to the company, and it has a deadline

The process goes, for example, angel investors agree on a note by including a capital fund of US $ 200,000, it is at the company’s debt. However, when due, investors can choose whether to get their money back with the agreed interest or convert the money into company stock.

Once approved, the next process is to make the term sheet (either by investors or startups). The point of this document is as a sign of ties, including outlining every detail related to the agreement made. Usually, it requires a legal team to take care of this matter, which can take a while.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Gerak Sunyi “Angel Investor” di Ekosistem Startup Indonesia

Berdasarkan data yang dikumpulkan DSResearch, tahun 2019 ada 113 pendanaan startup yang diumumkan ke publik. Menelisik lebih dalam, dari jumlah tersebut hanya pendanaan 10 startup yang melibatkan angel investor. Menurut analisis kami, jumlahnya bisa saja lebih banyak, hanya saja transaksi pendanaan tersebut tidak dipublikasikan.

Startup Tahapan (2019)
Sampingan Pre-Series A
Clodeo Seed Funding
Feedloop Seed Funding
Stockbit Series A
Titipku Seed Funding
Talkabot Seed Funding
Infradigital Seed Funding
Ngampooz Pre-Series A
Fore Coffee Series A
TemanBisnis Seed Funding

Seperti diketahui, angel investor adalah orang yang menyuntikkan dana ke startup dari kantongnya sendiri. Dari tren yang ada sejauh ini, kebanyakan mereka terlibat dalam pendanaan pre-seed, seed funding atau pre-series A. Kendati jarang, juga ditemukan angel (persisnya sekumpulan) yang terlibat dalam putaran pendanaan series A bersama venture capital.

Membantu startup memvalidasi

Ketika baru didirikan dan meluncurkan produk perdananya, belum banyak yang bisa dituai dari bisnis startup. Untuk mendapatkan traksi, potensi untung pun tak jarang dikorbankan terlebih dulu. Mereka datang ke investor untuk meminta bantuan modal, guna melakukan percepatan dari rencana yang sudah disusun.

Tidak semua rencana bisnis bisa berjalan mulus, terlebih di tangan founder yang kurang perhitungan. Bisa saja produk teknologi yang dihasilkan sangat canggih, namun kadang pasar berkata lain, mereka tidak membutuhkan itu sebagai solusi – alih-alih membayar, menggunakan pun enggan. Risiko seperti ini yang selalu dipikirkan investor sebelum benar-benar memberikan dana.

Angel investor adalah entrepreneur yang berani mengambil risiko dengan berinvestasi di startup yang baru beroperasi. Angel investor biasanya memberikan modal, tapi bisa juga non-modal,” ujar Managing Partner Ideosource Andi Boediman dalam sebuah kesempatan.

Terkait nilainya, cukup variatif dan bergantung kebutuhan startup. Namun dari informasi yang kami dapat, rata-rata nilainya antara puluhan juta sampai 1 miliar Rupiah – kebanyakan di angka ratusan juta Rupiah. Di Indonesia, kalangan angel diisi oleh pengusaha yang memang sudah malang-melintang dalam bisnis. Sehingga benar yang dikatakan Andi, kadang angel juga memberikan bantuan non-modal sebagai mentor bagi si founder.

Baru untung jika startup capai growth

Pertumbuhan bisnis juga akan menguntungkan angel investor, kadang mereka juga bertindak sebagai mentor / Freepik (dooder)
Pertumbuhan bisnis juga akan menguntungkan angel investor, kadang mereka juga bertindak sebagai mentor / Freepik (dooder)

Kehadiran startup yang kini sudah menjadi pemain besar di Indonesia juga tidak terlepas dari keterlibatan angel investor di fase awalnya, termasuk Gojek dan Tokopedia.

“…saya kemudian belajar konsep memulai bisnis dengan mencari permodalan dari angel investor hingga venture capital. Saya tidak kenal venture capital manapun, lantas saya datang ke orang kaya satu-satunya yang saya kenal, atasan tempat saya bekerja saat itu,” ujar Co-Founder & CEO Tokopedia William Tanuwijaya menceritakan fase awal perusahaannya berdiri.

Ada beberapa aspek yang mempengaruhi pertimbangan angel saat berinvestasi di startup. Kepada DailySocial, Michael Tampi mengatakan kepercayaan kepada founder menjadi tesis utamanya. Selain itu, hal lain seperti peluang pasar, rencana bisnis, hingga intelektual properti juga tetap menjadi pertimbangan.

Beberapa hal yang dilihat angel investor dalam menilai tim pendiri meliputi (1) apakah memiliki passion dan pengalaman di bidang terkait, (2) apakah memiliki komposisi yang tepat dalam membentuk tim, dan (3) bagaimana visi mereka terhadap bisnis yang dibuat.

Kendati berinvestasi pada bisnis yang berisiko tinggi, angel investor juga bisa mendulang untung jika startup terkait berhasil mencapai growth. Realisasinya ketika startup berhasil menggalang putaran pendanaan yang lebih besar – sehingga kepemilikan (saham) menjadi lebih bernilai.

“Keuntungan menjadi angel investor adalah apabila sebuah startup berhasil ke pendanaan seri A, B atau selanjutnya, kita bisa melihat kenaikan yang signifikan dari value seed investment. Namun, keberhasilan dari satu startup belum pasti dan kebanyakan mati sebelum pendanaan berikutnya,” ujar Danny Oei Wirianto, Chief Marketing Officer GDP Venture yang juga jadi angel investor untuk lebih dari 30 startup.

Sebagai katalisator ekosistem startup

DailySocial memantau, setiap bulan ada berbagai startup baru yang memperkenalkan diri. Mereka mencoba menghadirkan solusi dari permasalahan spesifik yang ditemui – untuk berbagai bidang. Kadang inovasi yang dihadirkan pun cukup baru, misalnya mengembangkan teknologi kecerdasan buatan untuk tujuan tertentu.

Menjadi tantangan tersendiri bagi founder untuk bisa meyakinkan kepada pemodal ventura. Namun beda cerita saat mereka menemukan orang yang memiliki padangan selaras. Dalam sebuah tulisan bahkan dikatakan, angel investor berinvestasi juga untuk memenuhi hasrat kesenangan. Mereka gemar di bidang bisnis tersebut, mereka tertarik dengan teknologi yang dikembangkan, atau mereka melihat masa depan dari layanan tersebut.

Jadi jelas, peran angel investor sangat krusial untuk menghidupkan ekosistem startup, untuk menemani inovator-inovator merangkak maju menuju bisnis berkelanjutan. Apalagi di Indonesia, yang kini terus digadang-gadang sebagai pusat pertumbuhan startup di regional. Tak sedikit anak muda yang bermimpi mendirikan startup sukses – lihat saja di setiap kompetisi bisnis yang penuh dengan kreasi-kreasi digital baru dan unik.

Mekanisme angel investor

Sebagian angel investor memberikan dana dalam bentuk pinjaman, sebagian lagi ditukar dengan saham / Freepik
Sebagian angel investor memberikan dana dalam bentuk pinjaman, sebagian lagi ditukar dengan saham / Freepik (dooder)

Sayangnya tidak seperti venture capital yang memiliki identitas jelas sebagai investor, angel investor kadang hanya tampak seperti orang biasa atau pengusaha yang sedang menjalankan bisnisnya. Sehingga untuk menemukannya, founder memang harus meningkatkan jaringan bisnisnya, baik secara langsung melalui pertemuan maupun secara online melalui kanal seperti LinkedIn, AngelList dan sebagainya. Tapi percayalah, beberapa narasumber kami mengungkapkan bahwa menemukan, bernegosiasi, menyamakan visi, hingga menutup pendanaan dengan angel investor bukan perkara yang mudah. Namun ketika dapat, bisa jadi itu menjadi jalan pertumbuhan startup yang tengah diinisiasi.

Terkait mekanisme investasi, ada dua model yang paling populer, yakni melalui kepemilikan saham (equity stake) atau convertible note. Untuk saham, investor akan menukar uang tunai yang mereka berikan dengan kepemilikan di perusahaan. Jumlahnya akan tergantung pada kesepakatan bersama. Hitungannya juga bisa jadi sesederhana: jika startup saat ini bernilai US$1.000.000 (founder dan investor setuju), lalu angel memasukkan dana US$200.000, maka mereka akan mendapatkan 20%.

Namun perhitungan tentang nilai perusahaan alias valuasi kadang jadi rumit. Founder biasanya ambisius, menginginkan perusahaan memiliki nilai setinggi mungkin. Maka mekanisme kedua sering menjadi pilihan. Convertible note memungkinkan kedua belah pihak menetapkan nilai perusahaan di kemudian haru, biasanya sampai putaran investasi selanjutnya. Note tersebut dibuat sebagai pinjaman kepada perusahaan, sehingga punya tenggat waktu

Prosesnya seperti ini, misalnya angel investor menyepakati note dengan menyertakan dana modal US$200.000, posisinya adalah utang perusahaan. Namun di saat jatuh tempo, investor dapat memilih apakah mendapatkan uangnya kembali disertai bunga yang disepakati atau mengubah uang tersebut menjadi saham perusahaan.

Setelah disetujui, proses selanjutnya adalah membuat term sheet (bisa dibuat investor atau startup). Intinya dokumen ini sebagai tanda ikatan, termasuk menguraikan tiap detail terkait kesepakatan yang dilakukan. Biasanya membutuhkan jasa tim legal untuk mengurus tahap ini, bisa memakan waktu cukup lama juga.