Keyboard Mekanis Anti-Tumpahan Air Corsair Mendapatkan Upgrade RGB

Seringkali kegiatan gaming membuat kondisi area atau meja tempat Anda bermain jadi berantakan: remah-remahan makanan dan kaleng minuman ada di sana-sini. Dengan sedikit kemauan, semuanya bisa dibersihkan, tapi kondisi ini membuka peluang terhadap satu skenario fatal, misalnya saat keyboard mekanis kesayangan Anda kena tumpahan air.

Corsair Components melihat keadaan ini sebagai sebuah tantangan, dan di pertengahan tahun lalu, produsen hardware PC dari Fremont itu meluncurkan papan ketik anti-tumpahan air bernama K68. Tak lama, perusahaan-perusahaan lain seperti Razer dan SteelSeries juga menyediakan keyboard berkemampuan serupa. K68 sendiri unggul karena merupakan satu dari sedikit pilihan yang menyimpan switch mekanis.

Dan di awal tahun ini, Corsair memutuskan buat meng-upgrade aspek penampilan K68 dengan menambahkan pencahanyaan LED red-green-blue. Lewat langkah ini, terlahirlah K68 RGB, papan ketik anti-percikan air yang bisa suguhkan tarian 16 juta warna. RGB di K68 ialah jenis Per-Key yang memungkinkan tiap tombol menyajikan warna secara mandiri. Dan lewat Corsair Utility Engine, Anda bisa mengatur efek dan tingkat kecerahan masing-masing zona warna.

K68 RGB 1

Corsair tetap memanfaatkan switch mekanis Cherry sebagai jantung dari keyboard. Namun kali ini, mereka menawarkan dua dua pilihan tipe switch: MX Red dengan profil linier yang enteng, serta MX Blue yang menyuguhkan sensasi clicky. Tidak ada perbedaan desain pada dua varian ini. Wujudnya serupa K68 versi standar, termasuk pada penempatan tombol aktivasi LED dan lock Windows, serta tombol pengaturan fungsi multimedia.

K68 RGB 3

K68 RGB menjanjikan kemampuan anti-ghosting 100 persen dengan ‘full key rollover‘, memungkinkannya membaca input secara akurat seberapa pun cepat Anda mengetik ataupun ketika beberapa tombol ditekan bersama-sama. Kabar baiknya lagi, bundel penjualan K68 RGB turut dibekali oleh palm rest removable. Kemudian melalui CUE, Anda dipersilakan mengutak-atik fungsi macro-nya.

K68 RGB 4

K68 RGB juga mendapatkan sertifikasi IP32. Itu berarti ia dapat memblokir objek padat dengat ukuran lebih dari 2,5mm (seperti remahan makanan) dan tumpahan air yang jatuh di atas secara vertikal.

Kompensasi dari kehadiran RGB adalah harga yang lebih mahal. Corsair K68 RGB ditawarkan seharga US$ 120. Sebagai perbandingan, K68 biasa dibanderol US$ 100.

Berdasarkan info dari Corsair Indonesia, K68 akan segera tersedia melalui jaringan retail dan distribusi resmi. Saya ialah gamer yang tergolong sangat ceroboh. Seandainya Corsair menyediakan program trade-in atau tukar tambah, saya tidak akan berpikir dua kali buat mengganti K63 dengan produk baru ini…

 

Corsair Gelar Kompetisi Modifikasi Case Komputer Terbesar di Indonesia

Untuk menikmati gaming, tersedia banyak pilihan laptop dan komputer built-up penunjang hobi ini. Namun ada alasan kuat mengapa banyak orang lebih suka merakit sistem gaming-nya sendiri: rasa puas dan aspek personalisasi yang tidak bisa ditukarkan dengan uang. Dan sejak dulu, proses kustomisasi dan modifikasi PC menjadi salah satu daya tarik utama di ranah PC DIY.

Kompetisi modifikasi case PC sudah sering dilakukan di pameran-pameran teknologi ternama, Computex misalnya. Kali ini, perusahaan hardware dan perferal komputer asal Fremont, Corsair Components menggumumkan agenda untuk menggelar ajang serupa dengan skala terbesar di Indonesia. Mereka tentu tidak melakukannya sendirian. Corsair turut menggandeng para partner ternama seperti Asus, Nvidia, Seagate, serta Dremel; dan juga didukung oleh komunitas case modder Unimod.

“Kecenderungan memamerkan komponen PC telah jadi tren sejak beberapa tahun terakhir,” tutur Corsair. “Tidak cukup menikmati performa hardware yang dimiliki, ada kebanggaan tersendiri jika dapat menunjukkan isi dari PC kita. Para vendor pun menjawab tren ini dengan membuat komponen yang tidak cuma hebat dari sisi kinerja, tapi juga memiliki nilai estetika lebih – contohnya penggunaan RGB atau side panel dengan tempered glass.”

Corsair Casemod Competition Indonesia

Dinamai Corsair Casemod Competition Indonesia, sang produsen menyiapkannya sebagai wadah para modder lokal buat mengekspresikan kreativitas mereka dan memberikan ruang bagi ‘bibit-bibit’ berpotensi untuk tumbuh. Penyelanggara berharap di sana akan bermunculan inovasi serta ide-ide baru, baik dari aspek tema maupun teknis.

Saat ini tidak sulit lagi untuk menemukan komponen-komponen internal seperti motherboard, kartu grafis hingga RAM yang telah dibekali RGB. Uniknya lagi, sistem pencahayaan juga bisa disinkronkan sehingga menghasilkan pola warna secara seirama. Tetapi di turnamen seperti ini, mengandalkan kecantikan hardware saja tidaklah cukup. Modifikasi umumnya turut diterapkan pada bagian eksternal sehingga PC mereka jadi tidak ada duanya.

Corsair Casemod Competition Indonesia sudah dimulai dan akan berlangsung hingga akhir Maret nanti. Panitia telah menyiapkan hadiah senilai puluhan juta rupiah untuk tiga pemenang utama plus satu juara favorit. Dewan juri sendiri merupakan perwakilan dari tim Corsair Components Indonesia dan modder profesional dari Unimod. Proses penilaian dan voting rencananya akan dilakukan pada tanggal 1 sampai 7 April 2018.

Menurut saya, tak cuma mereka yang antusias terhadap hardware PC, event seperti ini sudah pasti mudah dinikmati oleh kalangan umum karena case-case custom unik para peserta yang nanti dipajang berpeluang mengubah lokasi turnamen jadi galeri seni.

Catatan: DailySocial adalah media partner dari Corsair Casemod Competition Indonesia.

Mengintip Sejumlah Gaming Gear Wireless Mutakhir yang Corsair Pajang di CES 2018

Ekspansi Corsair ke segmen penyediaan memori DRAM high-end untuk memaksimalkan kinerja CPU memuluskan langkah mereka ke ranah gaming. Kini, tema ‘kualitas tinggi’ menempel erat pada brand komponen dan aksesori komputer asal Amerika itu. Dan memasuki tahun baru ini, kiprah Corsair sebagai pemasok gaming gear premium terlihat kian mantap.

Tentu saja Corsair Components tidak menyia-nyiakan momentum yang diberikan oleh CES 2018. Di pameran teknologi terbesar di dunia itu, sang produsen mengumumkan beragam periferal gaming wireless anyar berteknologi Corsair Unplug and Play, yakni sebuah prakarsa yang menitikberatkan aspek kebebasan bermain tanpa mengorbankan performa dan daya tahan.

 

Keyboard gaming wireless K63

Penerima penghargaan CES 2018 Innovation Award ini merupakan keyboard ber-switch mekanis Cherry MX Red yang menjanjikan konektivitas 2,4GHz dan waktu respons 1-milidetik via Bluetooh. Alternatifnya, ia juga dapat tersambung ke PC lewat kabel. Keyboard wireless K63 menyimpan baterai built-in dengan daya tahan hingga 75 jam, lalu Anda bisa mengustomisasi pencahayaan backlight RGB Per-Key di sana melalui software Corsair Utility Engine.

Uniknya lagi, papan ketik wireless ini juga dapat disambungkan ke unit ‘gaming lapboard‘, memungkinkan Anda menikmati permainan PC di televisi ruang keluarga. Lapboard tersebut merupakan docking untuk keyboard dipadu mouse mat dengan bantalan memory foam yang lapang. Jadi meskipun Anda bisa bermain sambil bersender santai di sofa, tidak ada kompromi pada kecepatan dan ketepatan membidik dalam game.

 

Mouse gaming Corsair Dark Core RGB & mousepad MM1000

Dark Core RGB menawarkan mode kenektivitas berbeda seperti pada keyboard K63 wireless, dengan sensor optik 16.000DPI sebagai jantungnya. Tubuh mouse ini didesain melengkung mengikuti kontur tangan agar selalu nyaman dalam genggaman. Jika bentuknya kurang pas, Anda bisa melepas dan menganti bagian side grip-nya. Dan layaknya produk Corsair, warna dan pola pencahayaan RGB serta fungsi tombol dapat dikustomisasi melalui CUE.

Uniknya lagi, Corsair Dark Core RGB juga bisa digunakan ‘selamanya’ sebagai mouse wireless tanpa melalui isi ulang baterai secara standar. Caranya adalah dengan memanfaatkan mousepad Corsair MM1000 yang menyimpan kapabilitas Qi wireless charging. Begitu Dark Core RGB ditaruh di atasnya, MM1000 secara otomatis memasok baterai internal mouse. Mousepad tersebut mempunyai luas 260x350mm.

 

Ketersediaan

Corsair mengabarkan bahwa keyboard gaming wireless K63 dan gaming lapboard sudah mulai dipasarkan via retailer resminya di seluruh dunia. Dark Core RGB dan MM1000 sendiri akan menyusul, hadir di bulan Januari ini.

Sumber: Corsair.

[Review] Corsair HS50, Headphone Gaming Stereo Terjangkau Berkualitas Premium

Corsair sudah mengamankan namanya sebagai penyedia aksesori gaming premium dan di bidang penyajian suara, lineup  Void Pro merupakan kebanggaan mereka. Namun perusahaan Amerika itu mengerti tak semua gamer diberkahi modal yang besar untuk berbelanja perangkat-perangkat mumpuni. Mungkin inilah salah satu alasan Corsair memperkenalkan headset gaming HS50.

HS50 merupakan headphone stereo wired. Sang produsen menjelaskan bahwa perangkat ini didesain untuk memberikan penggunanya kenyamanan tinggi, dibangun agar tahan lama, dan siap menemani Anda ber-gaming selama berjam-jam tanpa membuat telinga jadi tak nyaman. Dan dalam waktu kurang lebih dua minggu ini, Corsair memberikan saya kesempatan untuk mencoba secara personal dan menguji langsung kinerja HS50.

Satu hal yang saya sukai dari HS50 ialah kesederhanaannya. Ia merupakan headset multi-platform, siap mendukung sistem gaming berbeda – PC, console hingga mobile. Beberapa elemen di sana disajikan secara modular, dan saya mengapresiasi kemudahan akses ke sejumlah fungsi krusial. Dan dengan harga yang ‘masuk akal’, sulit untuk tidak merekomendasikan Corsair HS50. Ayo simak ulasan lengkapnya di bawah.

 

Bundel

HS50 diramu agar dapat segera dipakai begitu dikeluarkan dari bungkusnya. Di dalam, Anda akan menemukan unit headphone, Y-adapter ke sepasang port audio in/out 3,5-milimeter, microphone detachable, dan dua lembar petunjuk garansi. Untuk mulai menggunakanya, tak ada software yang perlu diinstal. Namun agar bisa tersambung ke Xbox One, Anda membutuhkan adapter dari Microsoft.

Corsair HS50 2

 

Desain

Penampilan Corsair HS50 cukup berbeda dari Void Pro dan housing ala diamond-nya. Di HS50, speaker mempunyai wujud oval berjenis over ear dengan struktur terbuka. Ear cup merangkul seluruh permukaan telinga dan kedua housing disambung oleh satu headband berstruktur logam. Dan seperti biasa, Anda dapat menyesuaikan ukurannya dengan menarik housing speaker dari headband.

Corsair HS50 23

Corsair HS50 22

Unit HS50 yang Corsair pinjamkan merupakan varian bertema Xbox. Seperti versi karbon standar, tubuhnya didominasi warna hitam, namun beberapa zona di sana dibumbui warna hijau khas Xbox – berupa garis oval di sisi luar speaker dan pada jahitan padding headband. Penerapan warna hijaunya itu halus dan tak berlebihan, membuat HS50 bukan hanya cocok dipasangkan bersama console Xbox One, tapi juga unit PC ber-case hitam plus LED hijau atau laptop Razer Blade.

Corsair HS50 9

Corsair HS50 4

HS50 sendiri sama sekali tidak dibekali pencahayaan RGB – mungkin sedikit mengecewakan bagi Anda yang ingin memeriahkan setup gaming kesayangan. Namun buat saya, kesederhanaan ini membuatnya terlihat lebih serasi saat disandingkan dengan console/PC apapun. Lalu ketiadaan LED juga menjaga temperatur headphone tetap rendah.

Corsair HS50 1

Tubuh HS50 terbuat dari kombinasi bahan plastik dan logam. Plastik digunakan sebagai case housing dan area-area pembatas, sedangkan material baja ‘rugged‘ diterapkan pada bagian-bagian penting seperti tulang dari headband, engsel, dan grille di luar ear cup. Engsel di headphone sendiri hanya bisa bergerak satu arah. Namun meski sudut geraknya terbatas, ia dapat beradaptasi cukup baik dengan ukuran dan bentuk kepala berbeda.

Corsair HS50 21

Corsair HS50 12

Bagi saya, penyuguhan akses kendali terasa sedikit timpang ke area kiri, namun boleh jadi hal ini dilakukan agar simpel dan dapat dilakukan satu tangan Anda. Kenop volume, tombol mute, sambungan kabel, serta port microphone berada di unit housing kiri. Kabar baiknya, ukuran kenop dan tombol dibuat cukup besar serta menonjol sehingga mudah untuk menemukannya tanpa perlu melepas headset.

Corsair HS50 19

Corsair HS50 14

Microphone-nya mudah disambung serta dilepas, dan Corsair juga telah menyiapkan lubang khusus agar posisinya tidak terbalik. Mic unidirectional tersebut mempunyai struktur yang gampang diarahkan, jadi bahkan tanpa melepasnya, Anda bisa menjauhkan mic dari mulut seandainya merasa terganggu oleh kehadirannya.

Corsair HS50 8

Corsair HS50 7

Corsair HS50 terkoneksi ke perangkat utama lewat kabel sepanjang kira-kira 1,8-meter dengan colokan berlapis emas. Kabel tersebut menggunakan bahan karet biasa, cukup tebal serta lentur – tapi Anda tetap perlu berhati-hati agar ia tidak sampai terlindas atau terlilit di roda kursi saat sedang seru bermain game.

Corsair HS50 5

Corsair HS50 6

 

Kenyamanan

HS50 bukanlah headset berkonsep portable, tapi ia tidak pernah terasa membebani kepala walaupun saya mengenakannya berjam-jam setiap hari. Corsair mencantumkan bantalan empuk berlapis kulit sintetis di bagian dalam housing dan headband. Awalnya saya mengira, bahan ini akan membuat telinga cepat panas seandainya HS50 digunakan di ruang tanpa penyejuk udara, namun ternyata saya keliru. Material tersebut sepertinya mempunyai pori-pori besar sehingga sirkulasi udaranya cukup baik.

Corsair HS50 17

Konstruksi baja yang kokoh di HS50 sangat krusial dalam memastikan headset sanggup menahan perlakuan kasar gamer serta membuatnya mencengkeram kepala pengguna dengan mantap. Sudut gerak engselnya tidak begitu luas, tetapi ia tetap nyaman dikenakan – bahkan buat saya yang sehari-hari harus memakai kacamata. HS50 terpasang sempurna di kepala, tanpa menekan telalu kencang.

Corsair HS50 18

Terlepas dari tubuh HS50 yang terlihat bulky, bobotnya ternyata cukup ringan (Corsair tidak menginformasikan beratnya secara spesifik). Hal ini boleh jadi tercapai berkat headband dan padding-nya yang secara efektif mendistribusikan beban secara merata, ditambah cengkeraman ear cup ke kepala yang pas. Bahkan ketika saya gelengkan kepala dengan cepat, headphone tidak gampang tergeser atau terlepas dari kepala.

Corsair HS50 13

 

Performa suara dan pengalaman penggunaan

Untuk produk yang dijajakan di harga di bawah Rp 1 juta, perfoma Corsair HS50 cukup mengagetkan. Jantung dari headphone ini adalah sepasang driver neodymium berukuran 50-milimeter, mampu menyajikan suara di frekuensi 20Hz sampai 20KHz.

Corsair HS50 3

Dalam menangani sejumlah lagu berbeda (Highway Tune-nya Greta Van Fleet, Hotel California dari Eagles, High Road oleh Mastodon, hingga Seemann-nya Nina Hagen), bass HS50 terasa menendang tanpa kehilangan kekuatan dentuman di frekuensi rendah. Selanjutnya, suara vokal terasa natural, dengan mid-range yang kaya serta detail. Buat nada-nada tinggi, output-nya jernih dan ‘renyah’. Saya hampir tidak mendengar suara mendesis ataupun noise.

Karakteristik ini membuat Corsair HS50 cocok buat menemani gamer menikmati permainan first-person shooter serta game-game balap. Beberapa judul yang saya gunakan untuk mengujinya meliputi Titanfall 2, Wolfenstein II: The New Colossus, Grand Theft Auto V (Online), dan Project CARS 2.

 

corsair hs50 1

Walaupun tidak memanfaatkan sistem surround 7.1, Corsair HS50 sangat ampuh dalam mendeteksi lawan di Titanfall 2. Posisi mereka terekspos dari derap langkah, suara grappling hook atau cloaking yang diaktifkan, serta bunyi jump kit sewaktu mereka melakukan lompatan ganda. Titanfall 2 juga merupakan satu dari sejumlah game yang menggunakan audio sebagai isyarat status perlengkapan Anda – misalnya suara rentetan senapan serbu jadi kian nyaring karena peluru di magazine menipis. HS50 sangat membantu menonjolkannya.

 

corsair hs50 2

Di game single-player murni seperti Wolfenstein II, audio detail yang dihidangkan HS50 tentu menyempurnakan aspek visual permainan. Semua senjata, apapun pilihan Anda, terasa memuaskan ketika ditembakkan. Bunyi favorit saya adalah suara dentuman Schockhammer serta suara kapak yang saya lempar dan menghantam baju pelindung baja lawan. Efeknya terdengar begitu meyakinkan.

 

corsair hs50 4

Pengalaman audio terasa lebih menyeluruh di Grand Theft Auto Online karena adanya musik-musik dan DJ di radio. Kinerja bass dan fleksibilitas HS50 menangani beragam lagu di sana sangat kentara. Lalu ketika keluar dari kendaraan, segala bunyi-bunyian di permainan – percakapan NPC di telepon, suara selipan ban saat motor mengerem mendadak, hingga bunyi ledakan dikejauhan – segera mengepung Anda dengan segala detailnya.

 

corsair hs50 3

Project CARS 2 sendiri memang dirancang untuk menyajikan suara kendaraan serealistis mungkin, terutama dari raungan mesin (Pagani Zonda Cinque Roadster 2010 dengan atap terbukanya betul-betul mengagumkan) dan suara pergantian gigi. Corsair HS50 sangat ideal untuk menunjang Project CARS 2, dan ketiadaan surround 7.1 lebih dapat ditolerir di genre permainan ini.

 

Corsair HS50 11

Corsair HS50 10

Dari uji coba microphone, HS50 sanggup menangkap input dan menyuguhkannya ke lawan bicara secara jernih. Level dengungannya minimal, dan hampir tidak ada efek gema berkat dukungan teknologi noise cancellation. Rekan satu tim saya di Titanfall 2 dan Ghost Recon Wildlands tidak pernah mengeluh karena suara saya sulit didengar. Perlu diingat juga bahwa HS50 telah tersertifikasi dan dioptimalkan untuk app VoIP Discord.

 

Konklusi

Memang ada banyak headphone gaming dengan performa lebih baik serta desain yang ‘lebih gaming‘, namun tidak mudah bagi kita untuk menemukannya di harga yang terjangkau. Lewat celah inilah Corsair HS50 menyalip para kompetitor sekelasnya: kinerja audionya mumpuni, desainnya nyaman, build quality-nya memuaskan, dan Anda dapat miliki semua itu cukup dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 750 ribu saja. Corsair juga menjamin produk ini bebas dari cacat produksi (jika ada masalah, Anda dapat segera menukarnya) dan melengkapinya bersama garansi selama dua tahun.

Selera audio tiap orang memang berbeda-beda, meski begitu, saya akan menyarankan HS50 bagi Anda yang menginginkan headset gaming sekaligus perangkat buat menikmati musik sehari-hari. Kesederhanaan desain juga menjadi nilai tambah, tapi mungkin beberapa dari Anda menyadari, rancangan Corsair HS50 – apalagi dengan housing oval dan engselnya – menyerupai Kingston HyperX Cloud. Lalu apakah ini merupakan hal buruk? Tidak juga. Anggap saja HS50 merupakan alternatif yang lebih ekonomis.

Corsair HS50 16

Corsair HS50 15

Corsair Luncurkan HS50 di Indonesia, Headset Gaming Stereo Bersertifikasi Discord

Void Pro merupakan tulang pungggung Corsair Components di bidang penyajian audio gaming. Tak hanya satu, keluarga headphone ini terdiri dari beragam versi serta turut dilengkapi beragam fitur canggih: ada varian wireless dengan pencahayaan RGB hingga headset USB hybrid. Satu hal yang mungkin jadi kendala ialah harganya. Produk-produk tersebut bukanlah barang murah.

Boleh jadi, itulah alasan sang produsen hardware PC dan gaming gear asal Amerika itu memperkenalkan HS50. Perangkat ini adalah headset stereo yang menjanjikan kenyamanan pemakaian, output suara berkualitas, serta daya tahan tinggi ketika Anda menggunakannya ber-gaming dalam waktu lama. Penyajian HS50 cukup simpel serta ditunjang kompatibilitas ke platform game berbeda.

Corsair HS50 1

Corsair HS50 memiliki arahan desain yang cukup berbeda dari Void Pro. Housing speakernya oval, dengan rancangan cup over ear, dan secara keseluruhan penampilannya terlihat minimalis. Engsel yang menyambung dua bagian speaker ke headband memungkinkannya bergerak bebas, sehingga siap mendukung berbagai tipe dan ukuran kepala. Pengendalian bisa dilakukan langsung di unit headphone, mempersilakan Anda mengatur volume hingga mengaktifkan fungsi mute.

Corsair HS50 2

Produsen memanfaatkan struktur logam demi memastikan HS50 mampu bertahan dari perlakuan kasar para gamer. Lalu untuk membuat pengalaman penggunaan yang nyaman (termasuk para gamer berkacamata), Corsair membubuhkan bantalan berbahan memory foam di ear cup dan bagian bawah headband. Dan uniknya lagi, Anda dapat melepas microphone jika tidak digunakan.

Corsair HS50 3

Aspek komunikasi menjadi perhatian utama Corsair dalam merancang HS50.  Mic removable di sana adalah varian unidirectional, dan telah dibekali fitur noise cancelling sehingga lawan bicara bisa mendengar suara Anda secara jelas dan jernih. Bagian tersebut juga sudah memperoleh sertifikasi Discord, salah satu aplikasi voice chat favorit gamer – tersedia di Windows, Linux, iOS, Android serta MacOS.

Jantung dari Corsair HS50 ialah driver neodymium 50mm yang kabarnya sanggup ‘menghidangkan kualitas suara superior dengan keakuratan tinggi serta jangkauan audio yang luas’. Headset tersambung ke perangkat gaming melalui kabel berkepala 3,5mm, siap jadi teman setia gamer PC, Xbox One, PlayStation 4, sampai Nintendo Switch. Agar tampil serasi dengan console Anda, Corsair turut menyediakan model bergaris oval warna ‘biru PlayStation’ atau ‘hijau Xbox’.

Di Amazon, Corsair HS50 dijajakan seharga mulai dari US$ 50. Saat artikel ini ditulis, saya belum menemukannya di channel penjualan lokal.

Sumber: Corsair.

Corsair ST100 Ialah Stand Headset Premium yang Bisa Suguhkan Surround Sound 7.1

Bagi sejumlah orang, mengustomisasi PC serta mengoleksi gaming gear  tampaknya menjadi kegiatan yaang tak kalah seru dari bermain video game. Mungkin ini alasannya mengapa tren RGB begitu populer sekarang. Dan jika kebetulan Anda sedang bingung mencari tempat sempurna buat menaruh headphone kesayangan, Corsair Components punya solusinya.

Mengawali bisnisnya di ranah teknologi melalui penyediaan memori komputer, brand dari Fremot itu kini dikenal sebagai pemasok aksesori gaming terpercaya. Corsair juga tak tanggung-tanggung dalam menawarkan produk. Selain keyboard dan mouse, mereka turut mendesain kursi gaming hingga unit pengendali hardware. Dan baru saja mereka memperkenalkan ST100, yaitu ‘stand headphone premium dengan pencahayaan RGB’.

Anda tidak salah baca, ST100 didesain untuk jadi singgasana headset kebanggaan Anda. Stand premium tersebut menyajikan desain simpel, tersusun dari bahan aluminium kelas dirgantara, demi memastikan konstruksinya kokoh dan ringan. Ukuran kait di atasnya mendukung semua varian headphone Corsair Void Pro, baik wired maupun wireless. Tentu saja, ST100 juga kompatibel ke headset brand lain asalkan ukurannya tak terlalu besar.

ST100 1

ST100 turut dibekali LED RGB dan Anda dipersilakan untuk mengutak-atik pola pencahayaan dan menentukan warna melalui software Corsair Utility Engine. Berkat palet red-green-blue, kita disajikan pilihan 16,7 juta warna lebih. Dan menariknya lagi, tarian warna di ST100 dapat disinkronkan dengan perangkat Corsair lain: headset, papan ketik, sampai mouse mat MM800.

ST100 2

LED RGB diposisikan pada area bawah pelat kaki, terbagi dalam sembilan zona yang dapat dikonfigurasi. Lalu agar ST100 bisa berdiri dengan stabil, tim desainer membubuhkan lapisan karet di bawahnya. Aksesori ini terhubung ke PC lewat kabel USB sepanjang 1,8-meter, membutuhkan sistem ber-OS Windows 10, 8 atau 7.

ST100 3

Stand headphone ini dilengkapi sepasang port USB 3.1, memungkinkan Anda mengisi ulang wireless receiver dan headset Void Pro RGB sembari mengenakannya, atau men-charge smartphone saat bermain. Satu fitur yang membuat ST100 sangat unik adalah kemampuannya menyuguhkan surround sound 7.1 atau output stereo full-range dengan mencolokkan headphone analog merek apapun ke port 3,5-milimeter di sana.

ST100 4

Dari keterangan Corsair Indonesia di Facebook, ST100 RGB Premium Headset Stand baru saja diumumkan di Amerika Serikat, dan berjanji akan ‘segera menginformasikan waktu rilisnya di Indonesia jika sudah tersedia’. Harganya sendiri malah baru muncul di situs Corsair Eropa, dibanderol € 70 atau sekitar US$ 82 – sangat mahal untuk sebuah stand headset.

Sumber: Corsair.

Rangkuman Talk Show Corsair Bersama NXA Ladies Mengenai Gaming Gear dan Cara Mengelola Gaming Team

Ada banyak gamer profesional muda berbakat di Indonesia. Para pemerhati ranah ini sudah pasti tidak akan kesulitan menyebutkan pemain serta tim-tim populer di tiap-tiap ‘cabang’ permainan. Namun Monica ‘Nixia’ Carolina dan tim NXA Ladies merupakan satu dari sedikit gamer yang berhasil ‘merakyatkan’ hobi ini lewat kemunculan mereka di media-media mainstream.

NXA 4

Berbeda dari gamer pro yang umumnya harus berkonsentrasi pada judul tertentu saja, tuntutan untuk selalu mencoba permainan-permainan baru membangun karakter Nixia jadi seorang gamer hardcore. Anda mungkin akan berargumen, terbaginya perhatian akan membuat gamer sulit fokus. Namun bagi Nixia, hal tersebut malah memperkaya referensinya, dan alasan mengapa ia sangat tepat diajak berdiskusi mengenai gaming gear hingga cara mengelola gaming team.

NXA 5

Dua tema inilah yang diangkat dalam acara talk show Corsair di Yogyakomtek 2017 hari Minggu lalu. Di sana, Nixia diminta untuk jadi narasumber sekaligus perwakilan dari perusahaan hardware PC Amerika itu; ditemani rekannya Aimeii, Fram selaku co-founder NXA Ladies, serta Polo Kartono sebagai perwakilan dari Gomer Gaming – toko retail gaming gear terbesar di Yogyakarta.

NXA 8

NXA 2

Diskusi ini dibuka oleh pertanyaan saya mengenai mengapa NXA Ladies memilih untuk berkolaborasi dengan Corsair di tengah ramainya kompetisi gaming gear. Menurut Nixia, produk-produk Corsair Components bukan cuma menawarkan kualitas, namun menyediakan banyak pilihan di tiap tier harga serta spesialisasi berbeda.

NXA 7

Sebagai contohnya, Nixia menjelaskan alasannya mengapa ia menyukai headset Void Pro RGB. Saat berlatih, tentu sang gamer perlu rehat sejenak, misalnya untuk pergi ke toilet atau mengambil makanan. Jika menggunakan headset wired, Nixia harus melepasnya terlebih dulu sebelum beranjak dari meja gaming. Namun berkat Void Pro, ia bisa mengerjakan aktivitas lain tanpa ‘terputus’ dari permainan, memungkinkannya tetap bercakap-cakap dengan rekan satu tim di kondisi AFK.

NXA 3

Saat ini Corsair memiliki portfolio produk sangat luas. Selain headset, mouse dan keyboard, memory, pendingin dan case komputer, perusahaan itu baru saja menghadirkan gaming chair T1 ke Indonesia. Corsair juga telah resmi memasarkan keyboard gaming mekanik anti-tumpahan air K68.

NXA 15

NXA 3

Menjawab pertanyaan saya, Aimeii menuturkan bahwa dalam penggunaan gaming gear, selalu ada proses adaptasi yang dilalui. Nixia menambahkan bahwa pemilihan periferal umumnya bersifat personal. Boleh jadi, mouse yang misalnya didesain khusus untuk game FPS malah tidak cocok di tangan gamer. Nixia sendiri mengakui lebih menyukai Scimitar Pro – mouse spesialis MOBA – buat bermain game shooter.

NXA 13

Cara terbaik buat mengetahui perlengkapan yang pas untuk kita adalah mencobanya langsung. Itu mengapa sangat penting bagi Corsair buat membuka booth experience di acara-acara pameran. Produsen telah lama menyediakan Corsair Experience Zone di Jakarta, namun di kota-kota lain, Corsair sangat mengandalkan store seperti Gomer Gaming dalam memberikan kesempatan bagi calon pembeli untuk menjajal produk mereka.

NXA 12

Beralih ke tema mengelola gaming team, co-founder Fram menjelaskan kembali visi dari NXA Ladies. Tim yang sepenuhnya diperkuat oleh gamer-gamer wanita itu didirikan untuk memberikan kesempatan bagi kaum Hawa dalam membuktikan bahwa kemampuan mereka tidak kalah dari gamer pria yang mendominasi hobi ini. Bagi NXA Ladies, komitmen dan kerja keras – bukan sekedar mengumpulkan trofi – merupakan fokus utama mereka.

NXA 10

Mengoordinasi tim gamingall-female‘ memang tidak mudah. Fram bilang, gamer-gamer wanita lebih peka dari pria, dan karena anggotanya terdiri dari latar belakang berbeda, mereka harus beradaptasi dan saling memahami perbedaan karakter. Selanjutnya, tim perlu menyediakan waktu buat berlatih secara teratur dan konsisten. Mereka harus menyisihkan waktu setidaknya tiga kali selama seminggu. Namun bagi NXA Ladies, hal tersebut bukanlah hambatan, melainkan jalan yang mesti dilalui.

NXA 6

Fram dan Nixia juga mengakui bahwa pergantian pemain merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Dan dalam menyaring anggota baru, NXA Ladies jauh lebih mengutamakan kepribadian dibanding skill. Ketika seorang kandidat terpilih, ia akan menjalani masa orientasi selama beberapa bulan hingga akhirnya bisa memperoleh kontrak buat memperkuat formasi NXA Ladies.

NXA 11

Sebagai konklusi talk show Corsair itu, Nixia kembali mengingatkan ada banyak kesempatan berkarier menanti di ranah gaming. eSport memang menjadi tema panas saat ini, namun gaming juga menawarkan peluang untuk jadi broadcaster, YouTuber, reviewer, mentor hingga influencer. Itulah alasan mengapa sangat penting bagi gamer muda untuk memupuk prestasi dan menjaga hubungan baik dengan produsen-produsen hardware.

NXA 14

NXA 16

Hal ini perlu diketahui oleh mereka yang tertarik buat berkecimpung di bidang ini karena seperti olahraga, refleks, kecepatan dan ketajaman mata seorang gamer profesional akan berkurang seiring bertambahnya usia.

NXA 9

Terima kasih pada Corsair Indonesia dan NXA Ladies atas kepercayaannya memilih DailySocial sebagai partner dalam event ini.

Foto-foto disediakan oleh tim NXA Ladies.

Sasar Gamer Kompetitif, Headset Corsair Void Pro Andalkan Mikrofon Noise Cancelling

Ajang Gamescom 2017 dimeriahkan oleh sejumlah gaming headset yang cukup menarik. Yang pertama datang dari HyperX alias Kingston, lalu menyusul adalah Corsair dengan lini baru bernama Void Pro. Bagi yang mengikuti perkembangan gaming headset, ya, ini merupakan kelanjutan dari seri Void orisinil.

Secara visual, Void Pro masih mempertahankan banyak elemen desain dari pendahulunya. Corsair memastikan kalau estetika ini berbanding lurus dengan ergonomi dan durabilitas; Void Pro mengemas earcup over-ear dengan bantalan memory foam yang dilapisi kain microfiber bermotif mesh, sedangkan rangka dan headband-nya diperkuat oleh material logam.

Corsair Void Pro RGB Wireless / Corsair
Corsair Void Pro RGB Wireless / Corsair

Di dalamnya bernaung sepasang driver neodymium berdiameter 50 mm yang mendukung teknologi surround 7.1 racikan Dolby. Pastinya ada peningkatan kualitas suara dibanding seri lawas Void, dimana Corsair mengklaim reproduksi treble yang presisi dan bass yang mantap, kalau tidak sia-sia saja embel-embel “Pro” yang tersematkan.

Corsair Void Pro RGB USB / Corsair
Corsair Void Pro RGB USB / Corsair

Perubahan terbesarnya terletak di sektor output audio. Di sini Corsair telah menambatkan mikrofon unidirectional berteknologi noise cancelling guna menyuguhkan suara yang lebih jernih dalam sesi gaming. Terdapat sebuah indikator LED yang menyala ketika mic dalam keadaan mute, dan Corsair tidak lupa membubuhkan label “Discord Certified” pada Void Pro.

Corsair Void Pro Surround / Corsair
Corsair Void Pro Surround / Corsair

Headset ini hadir dalam tiga varian: Void Pro RGB Wireless, Void Pro RGB USB dan Void Pro Surround. Versi wireless-nya bisa beroperasi dalam radius 12 meter, dan baterainya diklaim bisa bertahan sampai 16 jam pemakaian. Khusus varian Surround, ia memang tak dilengkapi pencahayaan RGB, tapi konsumen bisa memakainya bersama console lewat jack 3,5 mm standar.

Corsair Void Pro saat ini sudah dipasarkan, masing-masing seharga $100 (Wireless) dan $80 (USB dan Surround). Corsair juga menawarkan varian RGB Wireless Special Edition berwarna kuning seharga $130.

Sumber: Corsair.

Corsair One Pro Ialah Versi Lebih Canggih Dari PC Pertama Buatan Corsair

Mengawali kiprahnya sebagai penyedia memori PC, Corsair Components pelan-pelan memperluas bisnis mereka dengan memproduksi solusi pendingin, casing dan power supply. Beberapa tahun lalu, perusahaan dari Kalifornia itu akhirnya turut bermain di segmen gaming gear yang sangat populer. Sudah cukup lama konsumen bertanya-tanya, kapan Corsair akan menciptakan PC mereka sendiri?

Jawabannya muncul di awal tahun ini. Di bulan Februari silam, Corsair menyingkap Corsair One, sebuah gaming PC VR ready bertubuh mungil. Penampilannya sangat unik karena profile case-nya tidak memanjang seperti komputer small form biasa, namun berdiri ‘vertikal’. Saat itu, produsen mempersenjatainya dengan kartu grafis GeForce GTX 1070 – sudah lebih dari cukup untuk menangani permainan-permainan di setting grafis tertinggi.

Corsair One Pro 1

Tapi tampaknya mereka belum puas. Corsair memperkenalkan varian baru dari One yang menyimpan spesifikasi satu tingkat lebih tinggi. Produsen menamainya Corsair One Pro. Dari sisi desain, One Pro terlihat identik dengan One standar, mengusung tubuh mini tower berdimensi 200x176x380-milimeter, juga sama-sama berbobot 7,2-kilogram. Chassis-nya terbuat dari aluminium kelas pesawat terbang, ringan tapi kuat untuk memproteksi hardware penting di dalam.

Corsair One Pro 2

Anda kembali disuguhkan case ala monolith. Sepasang lampu LED biru mempercantik sisi depannya, mengapit tombol power, port USB dan HDMI. Di sisi samping, tim desain Corsair membubuhkan lubang-lubang ventilasi berpola segitiga. Kemudian di sisi atas, Anda bisa melihat kipas yang Corsair One Pro gunakan untuk mengusir panas. Konektivitas lebih lengkap dapat ditemui di bagian belakang – tersedia rangkaian USB (termasuk type-C), DisplayPort hingga port PS/2.

Corsair One Pro 3

Perbedaan terbesar antara One Pro dengan Corsair One ada pada komposisi hardware. Corsair One Pro telah dibekali kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1080, yang didinginkan oleh sistem liquid cooling. Produsen juga mengganti prosesor Intel Core i7-7700 dengan i7-7700K, dibarengi upgrade pada storage (dari SSD 240GB dan HDD 1TB ke SSD 960GB) dan unit power supply (dari 400W jadi 500W SFX 80 Plus Gold).

Corsair One Pro 4

Walaupun tubuh One Pro terbilang mungil, Corsair memastikan pengguna tidak kesulitan buat menggonta-ganti hardware dan melakukan upgrade, menjaganya tetap ‘future-proof‘. Selain itu, PC small form anyar ini kembali memanfaatkan motherboard tipe mini-ITX Z270.

Kabarnya, Corsair One Pro akan dibanderol mulai dari harga US$ 2.300 (sudah menyimpan GTX 1080). Untuk varian paling high-end dengan RAM 32GB, Anda perlu mengeluarkan modal US$ 2.900.

Sumber: Corsair.

Diskusi Mengenai Cara Tepat Memilih Gaming Gear Bersama Corsair, Nixia dan Inigame

Dalam beberapa tahun ke belakang, ranah penyediaan gaming gear tumbuh sangat pesat. Selain nama-nama terkenal di industri, banyak perusahaan hardware memutuskan untuk ikut berpartisipasi. Salah satu faktor pendorongnya adalah naik daunnya eSport. Dan saat ini, permintaan terhadap periferal yang andal, akurat, serta nyaman sangat tinggi.

Tentu bukan hanya gamer profesional saja yang membutuhkan gaming gear. Gamer di semua platform berhak mendapatkan aksesori berkualitas, dan prangkat-perangkat itu akan sangat membantu saat mereka menikmati permainan multiplayer. Tak cuma memberikan superioritas, aksesori seperti headset gaming juga sangat membantu proses komunikasi. Hal inilah yang mendorong DailySocial mengadakan bincang-bincang bersama para pakar buat membahas gaming gear lebih jauh.

DSGarage Corsair 7

Di acara DSGarage pertama, DailySocial mengundang Bambang Tirtawijaya dari Corsair Indonesia, Monica ‘Nixia’ Carolina dari tim NXA Ladies, dan Alvin Joseph Muliaba dari Inigame untuk berdiskusi mengenai ‘cara tepat memilih gaming gear buat permainan online.

Screen Shot 2017-06-05 at 12.44.52 PM

 

Diskusi dimulai oleh penjelasan Alvin mengenai apa yang dimaksud dengan gaming gear. Perbedaan dasar antara aksesori gaming dan varian multimedia biasa adalah, device dari awal dirancang buat menunjang kegiatan gaming – meliputi komposisi hardware di dalam, fitur, penampilan tubuh, hingga proses riset dan pengembangan yang dilakukan produsen.

DSGarage Corsair 4

Semua hal tersebut repot-repot dilakukan untuk memberikan pemain keunggulan dari lawan – baik komputer ataupun sesama gamer. Melihat dari fungsi dasarnya, mouse gaming jauh lebih presisi dibanding mouse standar, headphone mampu menyajikan detail dan nyaman dikenakan di waktu lama, lalu keyboard gaming ber-switch mekanik tak hanya responsif, tapi juga lebih tahan terhadap perlakuan agresif para gamer.

Screen Shot 2017-06-05 at 12.31.30 PM

 

Untuk menentukan periferal yang tepat, kita tinggal menanyakan pada diri sendiri: game seperti apa yang kita sukai? Dari sana, proses penentuannya jadi lebih mudah, apalagi para produsen hardware sudah menyiapkan banyak pilihan.

Screen Shot 2017-06-05 at 12.42.47 PM

Perlu diketahui bahwa karakteristik device tiap device berbeda-beda. Misalnya untuk MOBA, mouse gaming biasanya dilengkapi fitur macro dan banyak tombol; sedangkan buat shooter, keakuratan sensor dan respons dari tombol dan scroll wheel sangatlah krusial. Kemudian, gamer FPS juga akan memperoleh keuntungan dari penggunaan keyboard dengan switch mekanik yang ringan ber-profile linear – misalnya MX Red, MX Speed dan MX Brown.

DSGarage Corsair 3

Kita mungkin juga sering mendengar istilah ‘ada harga ada kualitas’. Hal ini memang tidak bisa dibantahkan, tapi tak berarti hanya produk-produk mahal saja yang patut dibeli. Menurut para narasumber, takaran utama saat membeli aksesori gaming adalah modal Anda sendiri. Tiap brand punya produk terbaik di masing-masing tingkatan harga, dan untuk menemukan varian yang tepat, beberapa hal bisa Anda lakukan:

  • Membaca review dari media besar dan juga ulasan pengguna.
  • Berpartisipasi dalam diskusi di forum, dan meminta saran dari mereka yang lebih berpengalaman.
  • Lebih sederhana lagi: tanya pendapat teman Anda.
  • Setelah semua hal itu dilakukan, Anda tetap dianjurkan untuk datang ke toko dan mencoba produk-produk tersebut secara langsung. Alasannya, karakteristik pemakaian tiap orang berbeda-beda.

Misalnya pada mouse, gaya grip user tidak sama. Ada yang menggunakan gaya palm (hampir semua bagian telapak tangan memegang mouse), claw (seperti postur mencakar) dan tip (cuma ujung jari yang menyentuh mouse). Lalu buat headphone, umumnya gamer menyukai tipe over-ear. Tapi pikirkan juga faktor-faktor ini: bagaimana dengan sistem sirkulasi udaranya? Apakah lapisan padding-nya membuat suhu telinga jadi cepat naik? Lalu, nyamankah jika dipakai bersama kacamata?

DSGarage Corsair 6

Tiap periferal juga mempunyai hubungan tidak langsung. Contoh kecilnya: keyboard tenkeyless memberikan ruang gerak mouse lebih luas, artinya Anda bisa memilih mouse mat berdimensi lebar.

DSGarage Corsair 8

Pada narasumber, saya juga sempat bertanya apakah tingkat DPI tinggi membuat mouse jadi lebih baik? Angka DPI tinggi tentu saja tidaklah buruk, namun agar bekerja optimal, mouse membutuhkan sistem sensor yang tak kalah canggih – misalnya memastikan ia bisa membaca titik satu per delapan pixel. Masalahnya, mayoritas mouse gaming (terutama tipe laser) masih memanfaatkan tipe sensor yang terbilang lawas. Jika teknologi sensor dan ukuran DPI timpang, kinerja perangkat malah jadi buruk.

Screen Shot 2017-06-05 at 12.33.43 PM

 

Angka besar untuk menunjukkan kecanggihan tak cuma digunakan di gaming gear. Hal serupa umumnya kita temui pada ukuran megapixel kamera ponsel atau DSLR. Mendekati penghujung acara diskusi, para narasumber menekankan agar kita sebaiknya lebih bijak dan jangan mudah tergoda dengan jumlah angka besar atau istilah-istilah marketing lain.

Screen Shot 2017-06-05 at 12.31.00 PM

Contoh: sebutan switch ‘semi-mechanical‘ di keyboard garapan merek terkenal. Alvin menjelaskan, buat sekarang hanya ada dua tipe keyboard: dengan membran silikon dan switch mekanik di dalam. Meski keyboard memberikan resistensi atau sensasi clicky ala switch mekanik, jika perangkat masih memanfaatkan membran, maka ia tetaplah keyboard membran.

Screen Shot 2017-06-05 at 12.41.44 PM

Terima kasih pada tim Corsair Indonesia, Nixia dan Alvin Joseph Muliaba dari Inigame.