Tanpa Bantuan Kabel, Luna Display Sulap iPad Menjadi Layar Kedua Laptop

Bagi sebagian orang, bekerja akan terasa jauh lebih mudah ketika ada dua layar di hadapannya. Setup komputer dengan dua monitor memang sudah sangat umum di lingkungan perkantoran, tapi saat sebagian besar dari kita harus bekerja dari kediaman masing-masing seperti sekarang, semestinya ada solusi yang lebih praktis dari itu.

Di rumah, Anda mungkin tidak punya dua monitor, melainkan hanya sebuah laptop dan iPad. Kabar baiknya, kedua perangkat itu bisa disulap menjadi setup dual-monitor dengan mudah. Selain opsi berbasis software, ada juga yang berbasis hardware seperti perangkat bernama Luna Display berikut ini.

Namanya memang agak menipu, sebab Luna Display sebenarnya merupakan sebuah dongle USB-C. Cara menggunakannya sangatlah mudah: cukup tancapkan Luna ke laptop, lalu buka aplikasi pendampingnya di iPad. Asalkan laptop dan iPad terhubung ke jaringan Wi-Fi yang sama, seketika itu juga iPad langsung beralih fungsi menjadi layar kedua buat laptop-nya. Syarat lainnya: pastikan laptop Anda menjalankan sistem operasi Windows 10 64-bit, bukan lainnya.

Selama menjadi layar kedua, iPad masih bisa dioperasikan dengan sentuhan seperti biasa. Kalau perlu, pengguna bahkan tetap bisa memakai Apple Pencil, dan fitur pressure sensitivity-nya tetap bisa bekerja secara normal.

Pengguna juga tidak perlu khawatir koneksi nirkabel bakal berpengaruh terhadap performa atau kualitas visual yang disajikan iPad sebagai layar kedua, sebab Luna memakai teknologi kompresi video yang dikembangkan sendiri. Alhasil, latency-nya bisa ditekan sampai serendah 16 milidetik, memastikan kinerja keseluruhan yang lebih responsif.

Seandainya tidak ada Wi-Fi, Luna tetap bisa digunakan dengan bantuan kabel USB; pasangkan Luna ke laptop seperti biasa, tapi kemudian jangan lupa juga untuk menyambungkan iPad ke laptop via kabel. Alternatifnya, Luna Display juga tersedia dalam varian HDMI buat yang laptop-nya belum dilengkapi USB-C.

Saat ini Luna Display sedang dipasarkan melalui situs crowdfunding Kickstarter. Harga retail-nya dipatok $80, tapi selama masa early bird, konsumen bisa mendapatkannya seharga $49 saja (plus $9 sebagai ongkos kirim ke Indonesia).

Oh iya, Anda juga tak perlu khawatir produk ini bakal tidak ada juntrungannya seperti ‘penyakit’ produk crowdfunded pada umumnya, sebab rekam jejak pengembangnya cukup terjamin. Pada kenyataannya, tiga tahun lalu pengembangnya sempat meluncurkan kampanye crowdfunding untuk produk bernama sama tapi yang ditujukan untuk pengguna MacBook, dan yang masih mereka produksi sampai sekarang.

Charger GaN Terbaru HyperJuice Dapat Ditumpuk Hingga Memberikan Total Output 1.600 W

Juli lalu, OPPO membuktikan bahwa kemajuan di bidang teknologi pengisian daya cepat bukan berarti konsumen bakal berkutat dengan charger yang berukuran bongsor. Beragam inovasi, salah satunya pemanfaatan material semikonduktor Gallium nitride (GaN), turut memiliki andil dalam menjaga ukuran charger tetap ringkas meski output dayanya terus bertambah besar.

Di industri aksesori, saat ini semakin banyak pabrikan yang menciptakan charger GaN. Semua charger GaN pada dasarnya menawarkan satu kelebihan, yakni output yang besar dalam ukuran yang ringkas. Namun sebagian ada juga yang menawarkan fitur unik seperti kemampuan untuk ditumpuk (stackable), sehingga satu colokan listrik dapat dipakai untuk menyuplai daya ke puluhan perangkat.

Puluhan? Ya, saya tidak salah ketik. Charger GaN terbaru dari brand HyperJuice berikut ini sangat inovatif karena pengguna bisa menumpuknya hingga sebanyak 16 unit sekaligus. Kalau masing-masing unitnya memiliki output 100 W, berarti total output-nya bisa mencapai 1.600 W, dan itu dari satu colokan listrik saja.

Lalu kalau masing-masing unit charger-nya mengemas empat port (3x USB-C dan 1x USB-A), berarti total ada 48 port USB-C dan 16 port USB-A yang siap dipakai dari satu colokan listrik saja.

Oke, mungkin sebagian besar dari kita tidak perlu mengisi ulang perangkat sebanyak itu. Namun setidaknya charger ini tetap mampu menawarkan nilai ekstra: selagi menjalankan tugasnya mengisi ulang perangkat mobile, ia juga dapat merangkap peran sebagai adaptor untuk perabot elektronik lain, bahkan yang mebutuhkan asupan daya sebesar 1.500 W sekalipun. Dengan kata lain, satu colokan listrik yang dihuninya bisa dibagi bersama perangkat lain yang juga membutuhkan.

Secara fisik, dimensi charger ini rupanya lebih kecil lagi daripada charger 100 W HyperJuice sebelumnya. Buat yang tidak membutuhkan output sebesar itu, tersedia pula model lain dengan output 65 W yang ukurannya bahkan lebih mungil ketimbang kemasan permen Tic Tac, tapi di saat yang sama masih mendukung skenario tumpuk-menumpuk itu tadi.

Satu-satunya hal yang mengecewakan dari kedua charger HyperJuice ini adalah, barangnya cuma tersedia di Amerika Serikat dan Kanada, sebab jenis colokannya adalah yang berbentuk gepeng, dan pengembangnya tidak menyarankan penggunaan perangkat ini bersama adaptor colokan.

Harganya juga tidak murah. Model 65 W bakal dipasarkan seharga $80, sedangkan model 100 W-nya seharga $100. Untuk sekarang, perangkat sedang ditawarkan melalui situs crowdfunding Kickstarter, tapi seperti yang saya bilang, sayang sekali kita di Indonesia tidak bisa ikut menjadi backer.

Sumber: The Verge.

Canon PowerShot Zoom Adalah Kamera Unik dengan Bentuk Seperti Teropong

Menjadi salah satu produsen kamera terbesar di dunia tidak mencegah Canon untuk terus bereksperimen dengan kategori-kategori kamera baru. Salah satu yang terbaru dan cukup unik adalah PowerShot Zoom, yang sepintas kelihatan lebih mirip teropong monokular ketimbang sebuah kamera.

Cara penggunaannya memang mirip seperti teropong, dengan ujung belakang yang bertindak sebagai jendela bidik. Di dekat viewfinder tersebut, ada tombol untuk menjepret foto dan memulai perekaman video yang dapat dioperasikan dengan mudah menggunakan ibu jari selagi perangkat ditempelkan ke mata.

Di dekat ujung depannya juga ada beberapa tombol, yakni tombol power, tombol menu, dan tombol untuk zoom in atau zoom out. Seperti yang sudah bisa ditebak melalui namanya, kemampuan zoom kamera ini memang cukup istimewa berkat penggunaan lensa 100-400mm f/5.6-6.3. Andai masih kurang dekat, ada opsi digital zoom untuk melipatgandakan jangkauannya menjadi 800mm.

Di balik lensanya, bernaung sensor CMOS berukuran 1/3 inci dengan resolusi 12,1 megapixel dan ISO maksimum 3200. Ditandemkan dengan prosesor DIGIC 8, kamera ini sanggup merekam video dengan resolusi maksimum 1080p 30 fps, atau menjepret secara terus-menerus dengan kecepatan hingga 10 fps.

Sistem image stabilization (kemungkinan besar elektronik) maupun fitur Face AF juga tersedia pada kamera ini. Semua hasil tangkapannya disimpan ke kartu microSD, atau bisa juga dilihat melalui aplikasi pendampingnya di smartphone mengingat kamera ini menyimpan konektivitas Bluetooth 4.2.

Charging-nya mengandalkan konektor USB-C. Dalam sekali pengisian, baterainya diestimasikan bisa bertahan sampai 150 kali jepretan foto. Secara keseluruhan, bobot perangkat tidak lebih dari 145 gram. Dimensi persisnya sendiri tercatat 103,2 x 50,8 x 33,4 mm.

Satu hal yang paling mengecewakan dari Canon PowerShot Zoom adalah, sejauh ini ia cuma dipasarkan di Jepang melalui situs crowdfunding Makuake, dan semua kuotanya pun telah terjual habis. Di sana, harga paling murah yang tertera adalah 31.460 yen, atau setara dengan Rp4,4 juta.

Sumber: PetaPixel.

Menilik Investasi Properti lewat Platform Crowdfunding PropertiLord

Salah satu kemudahan yang dihadirkan oleh inovasi teknologi di industri keuangan adalah mudahnya masyarakat melakukan investasi di berbagai instrumen, tak terkecuali properti. Bila berbicara tentang investasi properti, mungkin yang pertama kali terlintas di pikiran adalah modal yang besar dan syarat yang berlapis untuk memiliki aset properti kita sendiri. Masalah-masalah tersebut saat ini coba diatasi oleh penyedia platform investasi crowdfunding properti.

Melalui platform investasi crowdfunding properti, saat ini masyarakat telah dapat berinvestasi di sektor properti dengan modal yang lebih sedikit dan lebih cepat tanpa syarat yang berlapis melalui bantuan teknologi. Bagi para pemilik properti, hadirnya platform investasi crowdfunding membuat mereka bisa mendapatkan dana tambahan tanpa perlu kehilangan seluruh kepemilikan properti seutuhnya. Bagi para investor, platform ini memperlihatkan bahwa properti dapat menjadi instrumen investasi yang dapat dimiliki oleh siapapun dengan berbagai keunggulannya. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut kami hadirkan keunggulan investasi crowdfunding properti sebagai salah satu pilihan instrumen investasi Anda.

Kemudahan Investasi dengan Bantuan Teknologi

Melalui platform investasi crowdfunding properti, Anda dapat segera memiliki properti sebagai instrumen investasi dengan proses yang sangat mudah. Mulai dari keabsahan dokumen hingga detail bentuk dan lokasi properti sudah tersedia dalam platorm tersebut. Hal ini membuat Anda cukup mengakses aplikasi ataupun website yang tersedia. Dengan begitu, Anda tidak perlu keluar rumah, mengurus berbagai kebutuhan dokumen, atau repot-repot mengecek properti yang ingin dimiliki kepemilikan propertinya secara langsung. Kemudahan ini juga dapat menambah kepercayaan diri Anda yang mungkin sebelumnya belum pernah atau ragu untuk terjun ke dalam investasi properti.

Selain diberikan kemudahan dalam melakukan investasi, platform investasi crowdfunding properti juga membuat kita tidak harus menghabiskan banyak waktu, tenaga, dan biaya untuk melakukan pemeliharaan aset properti yang dimiliki. Investor tidak perlu terlibat bila terjadi kerusakan terhadap aset karena telah diurus oleh pemilik properti utama. Hal ini membuat keuntungan dari investasi tetap terjaga tanpa perlu terganggu biaya tambahan yang harus dikeluarkan untuk melakukan perawatan aset yang diinvestasi. Sebagai investor, Anda cukup memantau perkembangan nilai investasi melalui aplikasi untuk menjadi pertimbangan dalam mengelola instrumen investasi.

Instrumen Investasi yang Tidak Rentan Fluktuasi

Salah satu keunggulan lain dalam menggunakan platform investasi crowdfunding properti adalah kita dapat melakukan investasi properti dengan modal yang lebih kecil tapi tetap mendapatkan keuntungan dari harga properti yang terus naik dan tidak rentan fluktuasi. Investor juga bisa mendapatkan keuntungan melalui penjualan token properti di pasar sekunder seperti yang tersedia di platform PropertiLord. Selain itu, karena adanya kenaikan capital gain saat pembelian dan penjualan token, hal ini juga membuat investasi properti melalui platform tersebut menjadi lebih likuid. Lalu, bila aset properti tersebut disewakan untuk kepentingan komersial Anda juga bisa mendapatkan keuntungan dari pembagian hasil sewa terhadap investor sesuai dengan jumlah kepemilikan token aset properti. Tentunya hal ini menjadi keunggulan yang dimiliki oleh platform investasi crowdfunding properti, dibandingkan dengan berinvestasi di properti yang masih dalam tahap pembangunan.

Dari segi pasarnya sendiri, Anda juga tidak perlu khawatir karena nilai properti memiliki kecenderungan untuk naik dari waktu ke waktu. Berdasarkan laporan Property Market Index dari Rumah.com, indeks harga properti hunian diperkirakan akan mengalami kenaikan pada kisaran 6-9% (y-o-y) di akhir tahun 2020 ini. Sektor properti juga dikenal dengan sektor investasi yang aman, minim risiko, dan tidak rentan pada fluktuasi jangka pendek. Hal ini juga didukung oleh kebutuhan akan properti untuk tempat tinggal ataupun kebutuhan bisnis yang terus meningkat, sementara ketersediaan lahan semakin langka tiap tahunnya. Selain itu, menurut CEO PropertiLord, Leon Hidajat, sektor properti juga tidak akan terlalu terpengaruh oleh pandemi Covid-19, meskipun sangat berpengaruh ke sektor investasi yang lain.

Grafik perbandingan beberapa instrumen investasi (sumber: propertilord.com)
Grafik perbandingan beberapa instrumen investasi (sumber: propertilord.com)

Bila dibandingkan dengan instrumen lain, investasi properti memiliki cukup banyak keunggulan. Seperti terlihat pada grafik di atas, instrumen properti memiliki volatilitas yang lebih rendah dan keuntungan yang lebih tinggi dan stabil dibandingkan beberapa instrumen investasi lain seperti emas, reksadana, dan deposito. Selain itu, Anda juga dapat terhindar dari fluktuasi jangka pendek seperti pada instrumen saham, atau adanya kemungkinan gagal bayar (non-performing loan) seperti saat berinvestasi melalui platform peer-to-peer lending.

Siapapun Kini Bisa Investasi Properti

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, keunggulan utama dari berinvestasi menggunakan platform investasi crowdfunding properti ini memberikan siapapun kesempatan untuk memiliki instrumen investasi berupa properti dengan modal yang minim. Secara tradisional, mungkin dalam melakukan investasi properti, Anda perlu melakukan pembelian secara penuh. Hal tersebut tentu memakan waktu dan biaya yang besar. Akan tetapi, sistem crowdfunding ini membuat Anda dapat memiliki keuntungan dari hasil sewa properti dengan memiliki token properti tanpa perlu mengeluarkan modal yang besar.

Salah satu cara untuk melakukan pembagian hasil sewa properti adalah kepemilikan properti dipecah menjadi lebih kecil dan dikonversikan dengan menggunakan sistem tokenisasi digital yang ke depannya akan didukung dengan teknologi blockchain. Tokenisasi adalah sebuah proses mengubah dan membagi keseluruhan nilai aset menjadi potongan nilai yang lebih kecil dalam bentuk token. Contohnya, bila keseluruhan aset bernilai satu miliar rupiah, saat dibagi menjadi potongan lebih kecil dapat menjadi hanya sepuluh ribu rupiah per token dengan total seratus ribu token yang bisa diperjualbelikan.

Tokenisasi ini membuat seorang investor dapat berinvestasi properti dengan modal yang sangat minim. Selain itu, para investor juga dapat melakukan diversifikasi portofolio investasi properti yang lebih beragam karena hanya membutuhkan modal yang sedikit pada satu portofolio sehingga keuntungan yang didapat bisa lebih tinggi serta menghindari risiko jatuhnya nilai pada instrumen tertentu.

Semua kemudahan yang diberikan oleh platform investasi crowdfunding properti untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat supaya kini dapat berinvestasi di properti tanpa membutuhkan modal yang besar ini tersedia melalui platform PropertiLord. Melalui platform ini, Anda dapat melakukan investasi properti mulai dari sepuluh ribu rupiah per tokennya. Selain itu Anda juga dapat melakukan jual beli token yang dimiliki melalui pasar sekunder sehingga kemungkinan untuk mendapat keuntungan semakin beragam.

propertilord

Untuk memberi Anda kemudahan dalam menggunakan platformnya, PropertiLord kini juga telah tersedia dalam bentuk aplikasi yang dapat diunduh melalui Play Store maupun App Store. Dengan menggunakan platform investasi crowdfunding properti seperti ini, Anda sekarang sudah dapat melakukan investasi properti sendiri dengan mudah, aman, dan menguntungkan.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh PropertiLord

Application Information Will Show Up Here

Bukan Cuma Bolong-Bolong, Mouse Gaming Ini Juga Dilengkapi Kipas Pendingin Terintegrasi

Belakangan ini mouse gaming bolong-bolong tampaknya sedang ngetren. Premisnya sederhana: berkat desain yang unik itu, bobot mouse bisa berkurang secara signifikan selagi masih menjaga ketahanan fisiknya. Banyaknya lubang juga berarti udara dapat bersikulasi dengan lebih maksimal, yang pada akhirnya berujung pada berkurangnya keringat di telapak tangan.

Terkait sirkulasi udara, sebenarnya cara paling mudah sekaligus murah untuk mengatasi problem ini adalah dengan mengganti cara kita menggenggam mouse menjadi claw grip, meski harus saya akui tidak semua orang nyaman dengan grip style seperti itu. Cara lainnya bisa dengan memanfaatkan perpaduan ventilasi udara dan kipas pendingin, seperti yang ditawarkan mouse unik bernama Zephyr berikut ini.

Penampilannya sepintas tidak berbeda jauh dari Cooler Master MM710 maupun mouse gaming berdesain honeycomb lain yang ada di pasaran. Namun senjata rahasia Zephyr terletak pada sebuah kipas pendingin di balik rangka luarnya. Fungsi kipas tersebut tidak lain dari menyemburkan angin segar langsung ke arah telapak tangan penggunanya, dengan sudut kemiringan 45°.

Zephyr gaming mouse

Kecepatan putaran kipasnya pun dapat diatur antara 4.000 – 10.000 RPM. Kipasnya ini juga bisa dimatikan sepenuhnya, meski jujur saya heran kenapa Anda harus membeli mouse ini kalau memang tidak akan memanfaatkan fitur unggulannya tersebut.

Pengembang Zephyr tak lupa menekankan bahwa kipas pendinginnya itu menerima suplai daya melalui kabel USB yang sama seperti mouse-nya sendiri, dan kemungkinan besar ini menyinggung mouse keluaran Thermaltake di tahun 2012 yang kipas eksternalnya perlu dicolokkan ke port micro USB di sebelah kabelnya.

Meski dilengkapi sebuah kipas pendingin, bobot Zephyr secara keseluruhan rupanya tetap cukup ringan di angka 68 gram. Performanya ditunjang oleh sensor optik PixArt PMW 3389, sensor yang sama persis seperti yang terdapat pada Cooler Master MM710 dan sejumlah mouse gaming lain, dengan sensitivitas maksimum 16.000 DPI. Tentu saja Zephyr juga dilengkapi tombol untuk mengganti DPI secara cepat.

Zephyr gaming mouse

Lebih lanjut soal desainnya, Zephyr menganut bentuk ambidextrous yang simetris, akan tetapi tombol ekstranya cuma ada dua di sisi kiri saja, sehingga ia akan lebih cocok untuk pengguna tangan kanan. Tombol utamanya sendiri memakai switch bikinan Omron dengan klaim ketahanan hingga 50 juta klik.

Saya tidak menemukan kata-kata “programmable buttons” pada situs Zephyr, yang ada malah cuma “programmable RGB tech“. Meski begitu, kecil kemungkinan ada sebuah mouse gaming di tahun 2020 yang hadir tanpa software pendamping untuk mengatur berbagai aspek kustomisasi, termasuk untuk memprogram tombol-tombolnya.

Rencananya, Zephyr akan ditawarkan melalui situs crowdfunding Kickstarter mulai 22 Juli mendatang. Untuk sekarang, konsumen yang tertarik bisa mendaftarkan email di situsnya guna mendapatkan harga spesial sebesar $79, atau 50% lebih murah daripada estimasi harga retailnya.

Sumber: PC Gamer.

Amazfit ZenBuds Adalah TWS Khusus untuk Menemani Tidur

True wireless earphone atau TWS biasanya akan kita pakai untuk banyak kegiatan kecuali tidur. Namun sekitar tiga tahun lalu, Bose meluncurkan perangkat bernama Sleepbuds, yang pada dasarnya merupakan TWS khusus untuk mendampingi aktivitas tidur.

Sekarang giliran Huami yang merilis produk serupa. Dijuluki Amazfit ZenBuds, perangkat ini secara spesifik dirancang untuk membantu penggunanya tidur lebih nyenyak, memblokir suara dari luar selagi memutar suara-suara yang menenangkan. Dua fungsi itu sama persis seperti Bose Sleepbuds, namun di sini Huami turut menambahkan fitur sleep tracking dan heart-rate monitoring.

Fitur sleep tracking ini menarik karena dapat mewujudkan sejumlah kapabilitas baru, seperti misalnya mode Smart Playback. Jadi saat mode ini diaktifkan, suara-suara penenang itu tadi hanya akan diputar sampai perangkat mendeteksi penggunanya sudah tertidur lelap, lalu mati sendiri sehingga konsumsi baterainya pun bisa lebih dihemat.

Amazfit ZenBuds

Suara penenang yang saya maksud ada bermacam-macam, mulai dari suara ombak di pantai, suara jangkrik di malam hari, suara rintikan hujan, maupun yang lebih umum seperti white noise atau pink noise. Isolasi suaranya sendiri berlangsung secara pasif, mengandalkan wujud perangkat yang fleksibel dan mampu menutupi hampir seluruh kanal telinga.

Namun pertanyaan yang terpenting adalah, seberapa nyaman menggunakan perangkat ini selagi tidur, apalagi buat yang terbiasa tidur miring? Huami mengklaim ZenBuds tak akan terasa mengganggu berkat teksturnya yang elastis dan lembut. Ia juga sangat ringan dengan bobot hanya 1,78 gram per earpiece.

Bobot itu bahkan masih bisa dikurangi lagi, sebab angka 1,78 gram itu adalah untuk ukuran eartip M, dan paket penjualannya masih menyertakan dua ukuran yang lebih kecil (SS dan S) serta satu yang lebih besar (L). Semacam sirip yang terdapat di tiap-tiap eartip memastikan ZenBuds tidak akan terlepas dari telinga meskipun penggunanya miring ke sana-sini selama tidur.

Amazfit ZenBuds

Meski memanfaatkan konektivitas Bluetooth 5.0, ZenBuds tak bisa dipakai untuk memutar musik dari smartphone seperti TWS pada umumnya. Dalam sekali pengisian, baterainya diklaim bisa tahan sampai 8 jam saat dipakai untuk memutar suara secara nonstop, atau sampai 12 jam kalau hanya dipakai untuk memutar suara selama 3 jam.

8 jam tentunya sudah sangat cukup untuk sebagian besar konsumen, dan daya sepanjang itu memungkinkan perangkat untuk membunyikan alarm di pagi hari (atau di waktu yang pengguna tetapkan sendiri pada aplikasi pendampingnya) sebelum akhirnya baterainya perlu diisi ulang. Charging case-nya sendiri siap menyuplai hingga 56 jam daya ekstra, dan case ini sudah memakai sambungan USB-C untuk charging-nya.

Entah kebetulan atau tidak, Amazfit ZenBuds juga dipasarkan melalui situs crowdfunding Indiegogo, sama seperti Bose Sleepbuds tiga tahun silam. Harga paling murah yang bisa didapat saat ini adalah $69, sedangkan harga retailnya diestimasikan berkisar $149.

Gamer Republic Mencari Pendanaan melalui Crowdfunding untuk Bergabung ke Franchise LCK 2021

Sebuah perusahaan startup yang bermarkas di negara bagian California, Amerika Serikat, Gamer Republic, membuka campaign di crowdfunding platform Kickstarter. Inisiatif yang dilakukan perusahaan yang ingin berlaga di gelaran LCK musim 2021 terbilang baru, tidak biasa, dan mengejutkan.

Jika ditelisik dari sisi bisnis, penggunaan crowdfunding platform untuk mencari pendanaan proyek ataupun merintis usaha bukanlah hal yang baru. Campaign yang baru-baru ini dimulai menuai juga berbagai respon dari komunitas gamers League of Legends.

via: leagueoflegends.com
via: leagueoflegends.com

Beberapa waktu yang lalu diumumkan bahwa LCK akan beralih ke sistem franchise. Korea Selatan adalah salah satu region liga League of Legends profesional terakhir yang akan beralih ke sistem franchise. Tidak seperti pada sistem sebelumnya, sistem franchise akan membuat tim yang berpartisipasi tidak lagi harus menghadapi tekanan yang tinggi akan kemungkinan turun kasta. Dengan demikian tim-tim akan lebih tenang dan berfokus lebih pada pengembangan roster dan bisnis secara jangka panjang.

Menurut informasi yang tersedia di laman Kickstarter, untuk mendukung operasinya di waktu mendatang Gamer Republic menargetkan diri untk dapat mengumpulkan dana  sebasar 20 juta Dolar Amerika. Secara garis besar pendanaan yang berhasil terkumpul akan dialokasikan masing-masing sebesar 10 juta guna membiayai pengajuan franchise slot di League of legends Championship Korea 2021 dan biaya operasional tim selama dua tahun ke depan.

via: kickstarter.com
via: kickstarter.com

Adapun sebuah konsep baru yang ditawarkan oleh Gamer Republic adalah partipasi pendana dalam pengambilan kebijakan. Dengan sejumlah tingkatan dari partisipasi pendanaan, Anda akan memiliki akses untuk berkontribusi pada jalannya operasional tim.

Lebih jauh lagi, sistem membership yang ditawarkan Gamer Republic memberikan Anda, pertama-tama, peluang menentukan siapa saja yang pantas duduk sebagai coach dan manager. Setelahnya akan dilanjutkan dengan memberikan pencarian dan penentuan roster.Semua hal di atas akan menajadi sebuah disrupsi di skena esport secara global.

via: twitter FPX_Esports
via: twitter FPX_Esports

Di waktu bersamaan, sebuah team management paltform akan dipersiapkan untuk mewujdukan partisipasi yang nyata dari member. Sebelum sebuah keputusan dapat diambil, member akan disuguhkan bermacam data yang komprehensif untuk dapat menimbang dan menentukan kebijakan yang mempengaruhi tim.

Nantinya di akhir musim, akan ada sistem skoring internal dan pemberian reward bagi member terbaik. Terlebih, jika tim finis dengan prestasi yang baik dan memenangkan hadiah uang, member juga akan mendapatkan bagian dari hadiah uang yang dimenangkan oleh tim sesuai dengan tingkat partisipasi pendanaan.

Chuwi LarkBox Adalah PC Mini Seukuran Kubus Rubik

Stick PC ala Intel Compute Stick bisa dibilang merupakan puncak dari upaya miniaturisasi komputer dalam satu dekade terakhir. Namun meski berukuran sangat kecil, stick PC terkadang bisa sedikit menyulitkan dalam hal penempatan, terutama jika sambungan HDMI monitor terletak di sisi belakang, dan monitornya sendiri diposisikan hampir dempet dengan tembok.

Bentuk yang memanjang dan konektor HDMI itulah sumber masalahnya. Alternatifnya mungkin adalah PC berwujud balok super-kecil seperti perangkat besutan Chuwi berikut ini. Meski tidak terlalu terkenal, Chuwi bukanlah nama asing di industri komputer, sebab perusahaan asal Tiongkok ini dari dulu memang hobi menciptakan beragam PC mini.

Dinamai Chuwi LarkBox, dimensinya (61 x 61 x 43 mm) kurang lebih sama seperti Kubus Rubik meski berbentuk balok, dengan bobot hanya 127 gram. Dengan ukuran sekecil itu, LarkBox sebenarnya mudah saja kita bawa-bawa selagi disimpan di dalam kantong jaket. Namun yang menjadi problem adalah, LarkBox datang bersama power adapter yang ukurannya bahkan lebih besar ketimbang unit komputernya itu sendiri.

Hal menarik lain dari fisiknya adalah, LarkBox dapat digantungkan ke dudukan VESA milik monitor jika mau, memunculkan kesan seakan-akan penggunanya sedang memakai PC all-in-one. Spesifikasinya pun cukup mumpuni berkat pemakaian prosesor quad-core Intel Celeron J4115, GPU terintegrasi Intel UHD Graphics 600 yang mendukung resolusi 4K, RAM LPDDR4 6 GB, dan storage eMMC 128 GB.

Chuwi LarkBox

Satu-satunya kelemahan LarkBox dari segi performa kalau menurut TechRadar yang berkesempatan mencobanya langsung adalah storage eMMC yang lambat. Meski begitu, dengan sedikit upaya ekstra, pengguna sebenarnya bisa membuka casing-nya dan menyematkan M.2 SSD. Terkait panas, LarkBox punya cukup banyak ventilasi sekaligus kipas pendingin, namun sayang kipasnya ini terkadang bisa agak berisik.

Kalau melihat ukurannya, konektivitas LarkBox terbilang cukup lengkap. Selain port USB-C sebagai colokan daya, terdapat sepasang port USB 3.0 biasa, port HDMI 2.0, slot microSD, dan headphone jack 3,5 mm. Wi-Fi AC dan Bluetooth 5.0 turut menjadi penawaran standar.

Chuwi LarkBox saat ini telah dipasarkan melalui situs crowdfunding Indiegogo dengan harga paling murah 1.201 dolar Hong Kong (± Rp 2,2 juta) selama masa kampanye. Pengiriman produknya sendiri diestimasikan berlangsung mulai Agustus 2020.

ShiftCam ProGrip Siap Hadirkan Kenyamanan ala Kamera Tradisional pada Smartphone

Apa kelebihan kamera tradisional yang sampai saat ini masih sulit kita dapatkan dari smartphone? Kualitas gambar tentu sudah terbilang sangat mendekati, sedangkan yang masih berbeda jauh adalah aspek ergonomi alias kenyamanan. Saya yakin sebagian besar dari kita bakal merasa lebih mantap menggenggam grip besar pada kamera mirrorless ketimbang memegang rangka smartphone.

Berhubung fungsi smartphone bukan untuk memotret atau merekam video semata, mustahil pabrikan merilis model yang dilengkapi hand grip layaknya sebuah kamera tradisional. Yang dapat memberikan solusi terkait hal ini adalah produsen aksesori, dan itulah yang ingin ditawarkan oleh startup asal Hong Kong bernama ShiftCam.

ShiftCam ProGrip

Produk terbaru mereka, ShiftCam ProGrip, dirancang untuk mengemulasikan keunggulan kamera mirrorless maupun DSLR dari sisi ergonomi pada smartphone. Seperti yang bisa kita lihat dari gambarnya, produk ini dibekali grip yang cukup gemuk baik di sisi luar maupun dalam, dan ia turut dilengkapi tombol shutter Bluetooth yang mudah dijangkau menggunakan jari telunjuk.

Selain untuk meningkatkan kenyamanan selama memotret maupun merekam video, ProGrip juga bermaksud untuk meningkatkan daya tahan baterai smartphone. Ya, ProGrip pada dasarnya merupakan sebuah battery case berkapasitas 5.200 mAh yang kompatibel dengan banyak smartphone yang mendukung wireless charging.

ShiftCam ProGrip

Juga istimewa dari ProGrip adalah bagaimana ponsel yang terpasang bisa diubah-ubah orientasinya (landscape atau portrait), namun cara pengguna menggenggamnya sama sekali tidak berubah. Selagi ponsel terpasang, bagian kameranya juga sama sekali tidak terganggu, yang berarti pengguna masih bisa memasangkan lensa tambahan jika perlu. Hal ini tidak mengejutkan mengingat ShiftCam sendiri juga menjual beberapa lensa smartphone.

Fitur-fitur pemanis lainnya mencakup dudukan cold shoe yang dapat dipasangi flash maupun mikrofon eksternal, serta dudukan tripod 1/4 inci. Bicara soal tripod, ProGrip sendiri sebenarnya juga bisa merangkap peran sebagai mini tripod, dan mengingat bahannya terbuat dari sejenis karet, ia juga tidak akan mudah tergeser selagi diletakkan di atas meja ataupun permukaan datar lainnya.

ShiftCam ProGrip

Tepat di sebelah dudukan tripod-nya adalah port USB-C yang mendukung input sekaligus output. Itu berarti ia juga bisa dimanfaatkan sebagai power bank darurat buat perangkat seperti true wireless earphone.

ShiftCam ProGrip saat ini sudah ditawarkan lewat Kickstarter dengan harga paling murah $99, atau $50 lebih murah daripada harga retailnya nanti. ProGrip merupakan produk keenam ShiftCam yang dipasarkan melalui platform crowdfunding, jadi calon backer semestinya tidak perlu terlalu meragukan reputasinya.

Sumber: DPReview.

Skema “Project Financing” untuk Pengembang Game di Indonesia

Belum lama ini startup fintech yang fokus pada pembiayaan proyek (project financing) mengumumkan dukungannya untuk Touchten dalam pengembangan game bernama “Capsa Susun”. Game tersebut rencananya dirilis pada 31 Mei 2020 secara serentak untuk di Indonesia dan Vietnam melalui platform Hago; dan akan dipasarkan di seluruh Asia Tenggara.

Founder & CEO Likuid Projects Kenneth Tali mengatakan, mekanisme project financing untuk proyek game seperti ini menjadi pertama kalinya di Indonesia (dengan platform lokal). Menurutnya, pengembang game tanah air saat ini sebagian besar masih mengandalkan modal dari bootstrapping atau institusi saja.

Seperti diketahui sebelumnya, platform Likuid Projects memungkinkan masyarakat dapat turut berkontribusi pada pembiayaan sebuah proyek – atau dikenal dengan istilah crowdfunding. Model serupa sebenarnya sudah berjalan dengan cukup mulus di platform internasional seperti Kickstarter.

Dana total yang ditargetkan untuk proyek Touchten senilai 780 juta Rupiah. Hingga tulisan ini diterbitkan, sudah terkumpul sekitar 309 juta Rupiah dari 32 pemberi dana, atau yang disebut dengan “kolaborator”.

Co-Founder & CEO Touchten Rokimas Soeharyo mengungkapkan, “Permainan kartu Capsa Susun ini sudah tidak asing lagi bagi orang Indonesia dan juga masyarakat Vietnam, Malaysia, serta  Singapura. Oleh karena itu kami yakin untuk mengajak publik berkolaborasi di proyek ini dan mewujudkan mobile game asli buatan anak Indonesia ini.”

Mekanisme bagi hasil

Kampanye pembiayaan akan dibuka dalam waktu 60 hari atau dua bulan. Apabila dana yang ditargetkan tidak terkumpul, Likuid Projects akan mengembalikan 100% dana yang sudah masuk kepada kolaborator.  Adapun sumber revenue bagi kolaborator adalah 30% pendapatan Touchten dari in-app purchase dan pemasangan iklan.

Porsi ini kemudian setara dengan 15% imbal hasil pembiayaan per tahun. Kolaborator berhak mendapatkan revenue hingga satu tahun ke depan setelah kampanye pembiayaan ditutup, dengan periode pembagian revenue setiap tiga bulan sekali. Selain kesempatan ROI, para kolaborator juga akan mendapatkan konten eksklusif dan berbagai promo – menyesuaikan besaran investasi yang diberikan.

Dana yang terkumpul nantinya juga akan dialokasikan untuk 3 hal, yakni pengembangan game (10%), pemasaran (20%), dan iterasi pemeliharaan selama satu tahun (70%).

Pengembang game indie cukup akrab dengan konsep tersebut

Dari data yang dikumpulkan Imanitas Game, setidaknya dari tahun 2013 hingga awal tahun 2020 ini sudah ada sekitar 21 proyek game pengembang lokal yang didanai melalui crowdfunding, khususnya di Kickstarter (17) dan Indiegogo (4). Total dana yang dikumpulkan mencapai 7,1 miliar Rupiah dengan pendanaan tertinggi mencapai 860 juta Rupiah ditorehkan Semisoft melalui “Legrand Legacy” pada tahun 2017 lalu.

Jumlah proyek crowdfuniding yang dilakukan studio game lokal di Kickstarter dan Indiegogo / Imanitasgame
Jumlah proyek crowdfuniding yang dilakukan studio game lokal di Kickstarter dan Indiegogo / Imanitasgame

Model seperti ini memang menjadi angin segar, khususnya bagi para pengembang game indie, alih-alih model pendanaan melalui angel investor atau venture capital yang melibatkan entitas perusahaan secara penuh. Apalagi jika ada platform lokal, tentu akan jauh lebih memudahkan.

Namun pertanyaannya mungkin bakalan soal: “apakah penikmat game di Indonesia bisa mengapresiasi karya dengan cara itu?”, “apakah model investasi seperti ini bisa diterima di sini?”.

Kami menghubungi Everidea Interactive sebagai salah satu pengembang game lokal lulusan “Google Indie Games Accelerator 2018“. CEO Hendra Araji menyampaikan opininya, model project financing ini sangat cocok untuk validasi produk. Ketika pengembang memasang sebuah kampanye dengan “pitching” yang dibuat, pengguna akan mendapatkan akses awal dari game tersebut.

“Jadi memang yang utama tujuan utamanya, selain mendapatkan uang, adalah mendapatkan validasi pasar. Nah hasilnya udah di-build nih, pasar udah ada; mereka akan melakukan crowdfunding, nyumbang buat publisher buat mengembangkan game itu. Namun sejujurnya banyak pengembang yang emang punya problem mengenai dana yang dibutuhkan (ternyata lebih besar) ataupun bagaimana mengelola dana yang sudah didapat dari crowdfunding,” ujarnya.

Hendra mengungkapkan, di Indonesia sebenarnya sudah ada beberapa contoh sukses menggalang melalui platform crowdfunding. Namun satu tahun terakhir sudah lebih jarang studio yang melakukannya, menurutnya mereka mulai tertarik untuk galang investasi dari perusahaan (venture capital). Terkait adanya platform penggalangan dana lokal ia juga mengapresiasi, karena akan lebih mempermudah dari sisi pembayaran, pemberlakuan aturan (misal pajak), dan lain-lain.

“Sekarang kan industri game lagi naik banget karena pandemi ini, jadi seharusnya para platform crowdfunding lokal bisa melihat peluang ini. Menjadikan ini jadi kesempatan untuk bisa menjalin kerja sama dengan indie game developer. Terutama mungkin memang yang sudah terbukti itu kebanyakan indie game yang memang merilis gamenya untuk pasar luar negeri ya, dibandingkan pasar market Indonesia,” imbuh Hendra.

Juga dilakukan institusi ventura

Sebelumnya mekanisme project financing di Indonesia juga sudah berjalan untuk industri kreatif lain, salah satunya perfilman. Ideosource Entertainment menjadi salah satu pemodal ventura yang sudah mempraktikkan skema tersebut. Kebetulan Ideosource juga merupakan salah satu investor di balik Touchten.

Kepada DailySocial, Managing Partner Ideosource Andi Boediman berpendapat, model tersebut sangat mungkin direplikasi untuk pembiayaan proyek game di Indonesia. Karena model bisnisnya hampir serupa dengan konten kreatif lain seperti film. Pihaknya pun mengaku, punya ketertarikan untuk berinvestasi ke berbagai proyek-proyek game. Rencana ini paling cepat direalisasikan tahun depan, menanti pandemi Covid-19 berlalu.