Cerita DapurGo, Startup Katering Online di Yogyakarta

Transformasi digital di era pandemi seperti sekarang ini adalah sebuah kewajiban. Teknologi, selain bisa memudahkan juga bisa mengangkat daya saing sebuah bisnis. DapurGo adalah salah satu yang membuktikannya.

Bermula sebagai bisnis katering “konvensional” pada tahun 2018, DapurGo mulai menerapkan teknologi digital untuk pemesanannya. Implementasi tersebut membuat DapurGo kini mampu mengirimkan 2500 kotak makan siang dan malam setiap harinya untuk melayani pelanggan di wilayah Yogyakarta.

DapurGo adalah startup yang digagas oleh Pirli Wahyu dan Eka Setyawati. Dengan pendanaan awal yang didapatkan dari beberapa investor mereka mulai melakukan peningkatan pengalaman pengguna dan penetrasi pasar agar bisa mendapatkan lebih banyak pengguna.

“Kami sadar saat ini sudah banyak kompetitor sehingga peta persaingan di Industri ini cukup ketat. Namun yang membedakan kami dengan yang lainnya adalah affordability dan quality. Karena kami mencoba memberikan makanan terbaik dengna harga yang tetap ekonomis kepada kalangan mahasiswa dan karyawan kantoran. Kami juga berupaya memberikan customer experience yang baik, dengan memilih membangun dapur dan memiliki kuasa penuh terhadap kualitas makanan yang disajikan,” terang Eka.

Sejak pertama berdiri hingga sekarang, DapurGo beroperasi di wilayah Provinsi Yogyakarta dengan pelanggan yang datang dari kalangan mahasiswa, pekerja kantoran, hingga penghuni indekos. Mereka juga memiliki dapur independen yang berada di daerah Godean, Sleman, dan Yogyakarta.

Digitalisasi untuk mudahkan pengguna

Implementasi teknologi di DapurGo paling terlihat dari sisi kehadiran situs web mereka. Di sana dipaparkan informasi seputar menu, customer service, hingga informasi mengenai promo-promo yang sedang berlaku.

Melayani lebih dari 2000 pengguna DapurGo mengandalkan pilihan menu yang berganti setiap minggunya. Sehingga pelanggan yang mengambil pilihan berlangganan tidak bosan dan tetap mendapatkan makanan yang berkualitas. Untuk saat ini, sebagai bisnis katering DapurGo akan berbagi “kue” dengan bisnis makanan lain yang mulai memanfaatkan teknologi dengan mengandalkan layanan pesan antar dari layanan seperti GoFood maupun GrabFood.

DapurGo sendiri memilih menggunakan pengantaran pribadi untuk lebih melakukan efisiensi. Sehingga makanan yang di antar bisa tepat waktu (untuk makan siang dan makan malam) dan kualitas makanan yang diantarkan tetap terjaga.

Sebelumnya, di Yogyakarta untuk pasar katering online atau layanan pesan antar juga ada makandiantar.com. Waktu itu (medio 2014-2015) karena pasar dianggap masih sepi, mereka memutuskan untuk “boyongan” ke Jakarta dengan nama Kulina, dan hingga sekarang masih eksis sebagai salah satu layanan katering online. Selain itu sempat ada nama-nama seperti owl-kitchen (layanan sudah tidak bisa diakses) dan PesanSaja (berubah menjadi layanan COD untuk oleh-oleh).

Pasar makanan dulu dan sekarang tentu berbeda. Budaya yang ditumbuhkan oleh GoFood dan GrabFood tidak bisa dimungkiri menjadi salah satu faktornya. Masyarakat sekarang jadi lebih percaya dan beberapa nyaman dengan membeli makanan via online. Belum lagi integrasi dengan berbagai macam pilihan pembayaran tentu menjadi salah keunggulan dalam bertransaksi.

“Tantangan yang kami hadapi saat ini ialah lokasi dapur kami yang berada di lokasi pemukiman serta agak sedikit jauh dari perkotaan, sehingga setiap harinya kami perlu menghitung dan memprediksi waktu tempuh kurir tiba di lokasi pengantaran tepat waktu agar makanan yang disajikan tetap fresh sehingga enak untuk disantap. Selebihnya masih relatif sama seperti halnya perusahaan rintisan lainnya dalam menjalankan bisnisnya,” lanjut Eka.

Kini dengan pengalamannya dan apa yang telah dicapai selama ini DapurGo berencana untuk melakukan penggalangan dana baru untuk bisa mendukung rencana mereka melakukan penambahan dapur baru di titik strategis di Yogyakarta dan ekspansi ke pasar baru seperti Jakarta, Banten, dan sekitarnya.

Wakuliner Perluas Cakupan, Raih Pertumbuhan Positif dari B2B dan B2G

Wakuliner, platform yang memungkinkan penggunanya mudah mendapatkan makanan atau kuliner mengklaim berkembang pesat dalam dua tahun terakhir. Mereka juga mengumumkan ekspansinya ke Surabaya dan menargetkan bisa menjadi profitabe company pada kuartal ketiga tahun ini.

CEO Anthony Gunawan kepada DailySocial menceritakan bahwa mereka saat ini fokus pada bisnis katering dan cloud kitchen. Sejumlah inovasi dan penyesuaian telah dilakukan untuk bisa mengambil potensi dari bisnis terkait yang tengah tumbuh di Indonesia.

“Teknologi dan platform kami sesuaikan agar bisa memberdayakan dapur-dapur katering dan cloud untuk melayani klien B2B dan B2G kami. Perkembangan bisnis sejak akhir tahun 2018 sangatlah pesat. Dari Desember 2018 ke Desember 2019 jumlah pesanan kami meningkat mencapai 40 kali lipat. GMV dan revenue kami meningkat 475% dari Januari 2019 ke Desember 2019. Tahun 2020 dan selama Covid-19 ini kami terus berkembang. Sejak awal tahun sampai sekarang revenue kami meningkat 310%,” kisah Anthony.

Saat ini pihaknya memiliki 13 kategori katering. Total menu di sistem Wakuliner pun menyentuh angka 15 ribu menu.

Menghadapi pandemi, tim Wakuliner juga aktif menyesuaikan diri dengan permintaan. Mereka mengembangkan beberapa produk baru seperti jamu, frozen food, rantangan, ready to heat, dan lainnya.

“Dengan banyaknya pembatasan di tengah pandemi Covid-19 ini kami melakukan banyak penyesuaian dan adaptasi di semua departemen, seperti proses operasional dan supply chain dapur kami, sistem kerja work from home untuk tim, dan seterusnya,” imbuh Anthony.

Layanan katering dan cloud kitchen di Indonesia saat ini diramaikan eberapa nama seperti Kulina, Mealbox, dan juga Gorry Gourmet. Beberapa layanan lainnya juga meluncurkan inovasi layanan katering online dengan spesifik menyajikan katering makanan sehat, seperti hanya Doogether Food, Lemonilo (marketplace katering sehat), hingga FIT Gourmet dari The FIT Company.

Sementara cloud kitchen, adalah konsep yang mulai diterapkan oleh Grab dan Gojek. Di kuartal ke empat tahun lalu keduanya seakan berlomba-lomba membawa konsep cloud kitchen untuk hadir di kota-kota Indonesia.

Ekspasi ke Surabaya

Sejak awal Mei 2020 layanan katering Wakuliner sudah mulai masuk ke wilayah kota Surabaya. Sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia pihak Wakuliner mencoba untuk memenuhi kebutuhan makan karyawan perusahaan-perusahaan di Surabaya.

“Surabaya merupakan kota terbesar ke-2 di Indonesia, jadi itu merupakan pilihan mutlak bagi kami. Ada rencana ekspansi ke kota-kota lainnya di tahun 2020 dan 2021, dan juga ke negara-negara ASEAN di akhir tahun 2021 dan 2022,” ujar Anthony menceritakan rencana ekspansi Wakuliner selanjutnya.

Anthony juga menambahkan pada akhir tahun ini mereka akan sepenuhnya berekspansi ke Surabaya (saat ini hanya layanan katering). Karena selain katering Wakuliner juga memiliki layanan marketplace khusus oleh-oleh dan platform pembelian bisnis franchise.

Application Information Will Show Up Here

Dalam Bisnis Kuliner, Perubahan adalah Keniscayaan

Bisnis kuliner merupakan jenis bisnis yang benar-benar mewakili semangat “beradaptasi atau mati”. Beruntung bagi Kulina, Andy Fajar Handika merupakan sosok yang cepat beradaptasi. Founder & CEO Kulina itu sudah beberapa kali melakukan perubahan dalam bisnis kuliner.

Dalam reality show Kitchen Nightmare, masalah yang dihadapi oleh chef kondang Gordon Ramsay paling sering berpangkal pada pemilik restoran yang sama sekali enggan menyesuaikan diri dengan tren dan perilaku konsumen terbaru. Cara mereka mengasingkan diri dengan kenyataan baru menempatkan mereka di ambang kebangkrutan.

#SelasaStartup edisi kali ini menyoroti bisnis Kulina dan upaya Andy yang mengakrabkan diri dengan segala bentuk perubahan yang diperlukan untuk bertahan di industri kuliner.

Akrab dengan perubahan

Andy yang sudah berbisnis kuliner sejak 2007 punya sejarah panjang dalam beradaptasi di bisnis kuliner. Bisnis kuliner bukan hanya soal cita rasa, tapi juga soal lokasi, harga, hingga cara berjualan. Andy bercerita pertama kalinya ia menggeser bisnisnya ke arah online karena kenaikan harga sewa tanah tempatnya berdagang lebih cepat ketimbang pertumbuhan bisnis mereka sendiri.

Growth bisnis restoran paling hanya 10% per tahun, sedangkan growth tanah bisa 50-80% setahun. Tempat yang strategis harganya jadi sangat-sangat mahal. Akhirnya yang bisa jualan di tempat strategis memang orang yang sangat kaya dengan modal sangat kuat,” kenang Andy.

Kulina berdiri pada 2015 dengan motivasi semua orang bisa yang bisa memasak, bisa menjual masakannya. Namun ide itu terbukti gagal. Andy menyebut di bulan pertama hanya ada satu-dua pelanggan yang notabene kawannya sendiri.

Paham ada banyak yang salah di bisnisnya, Andy langsung berbenah. Hanya dalam hitungan beberapa bulan Kulina melakukan pivot. Mereka akhirnya memilih pekerja kantoran yang minim opsi makan siang di Jakarta sebagai target produk Kulina. Pivot ini berhasil dan mengantarkan Kulina seperti yang kita kenal sekarang.

Situasi khusus

Wabah Covid-19 memukul industri kuliner. Kewajiban swakarantina dan beraktivitas dari rumah menyebabkan restoran terancam gulung tikar karena minim pemasukan. Keadaan ini tentu turut memengaruhi bisnis startup kuliner termasuk Kulina.

Andy mengatakan, saat ini ada perubahan komposisi produk yang dipesan oleh pelanggan mereka. Sebelumnya paket makan per orang mendominasi, tapi saat ini paket makan porsi keluarga justru lebih banyak dipesan. Ia mengklaim secara Kulina mengalami penurunan jumlah pemesanan, namun sebaliknya volume makanan yang dipesan justru meningkat.

Perubahan jenis pesanan itu menurut Andi disebabkan oleh banyaknya besarnya waktu masyarakat untuk mengakses peralatan masak atau kebutuhan pokok. Alhasil pelanggan mereka saat ini lebih melirik produk yang berisi lauk-pauk saja.

“Kita juga besok akan ada launch produk-produk frozen food yang siap dimasak atau dihangatkan.”

Andy mengaku, hingga saat ini Kulina selalu mengalami perubahan rutin dalam skala mikro. Ia bahkan tak bisa menjawab berapa lama waktu yang ia butuhkan sampai menemukan model bisnis yang paling tepat untuk Kulina. “Kalau ditanya apakah sudah ketemu model bisnis yang paling tepat, selalu ada penyesuaian di sana-sini,” pungkas Andy.

Digital Strategy to Optimizing Culinary Business

The public appeal to stay at home and reduce the spread of Corona virus resulting impact on some sectors, including culinary business. From the top-tier to the small stalls are struggling to have visitors due to the lockdown season. For some business players, for example, with the cloud-kitchen concept, they actually gain benefit by accommodating food ordering through digital applications.

Meanwhile, the digitization concept is quite easy to duplicate by other business players. Here are some recommended apps for business players to digitize their business followed by simple guidance.

Food delivery service

Currently, GoFood and GrabFood are the two most popular platforms with broad coverage in Indonesia. Business players can register their restaurants here for free as the following steps:

 

GoFood

1. Download the GoBiz app in App Store or Play Store

2. Next, there are two kinds of businesses, individual with homemade scale and company with legal entity.

3. Fill up the business detail and owner profile. User is required to upload the ID or Tax ID (company).

4. Moreover, you have to complete the payment data. It is recommended to use a bank account with the same name as the business owner. If it’s not, there must be power of attorney.

5. Last, read and agree on the terms and conditions. The verification process will be held within 7-14 working days.

GrabFood

1. Complete your profile through this page. Then, confirm your email – Grab recommends to use Gmail based one.

2. Complete your detail information of the business place, including to upload outside figure according to the registered name.

3. Enter the owner’s identity attached to the photo. Make a selfie with your ID in the app for verification. NPWP should be attached also (if there is any).

4. Next, the user will be requested to upload the bank account photo. It is recommended to use a bank account with the same name as a business owner. If it’s not, there must be power of attorney.

5. Last, complete the menu information.

6. Wait for the verification process within 72 hours.

7. Moreover, the next process can be managed through the GrabFood Merchant app available on App Store or Play Store.

By becoming part of the messaging service ecosystem between Gojek and Grab, business owners are automatically asked to activate a digital wallet for transaction management. For GoFood merchants, transactions will be made using GoPay, while for GrabFood using Ovo. Therefore, it is also recommended to have downloaded and registered for both services before registration. Worry not, because the digital wallet balance can easily be transferred to a bank account.

There are some tips to follow:

  • In terms of food photos, make sure it’s in good resolution. Give a good and clean impression on the menu.
  • Because it’s a delivery service, a business should come with good packaging. Don’t make it too simple that the customer feel like it’s not enough.
  • Routinely updating information on availability and schedule.
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Online business profile

Business information should also be easy to find, one way is by setting up an online profile. Includes business identity, address, menu, opening hours, and channels for consumers to provide reviews. One application that is highly recommended to help businesses make an online presence is Google My Business. This application can be downloaded for free, allowing people to find comprehensive information about the business they work at.

Example of culinary business information displayed on Google search engine
Example of culinary business information displayed on Google search engine

Here are few tips to manage culinary business information on Google My Business:

  1. Download the Google My Business app on App Store or Google Play.
  2. Register with your Gmail account.
  3. Submit the business name – it can be already registered, just select. It can happen when someone has been checked-in at the location via Google Maps.
  4. Enter the business category, in this case, you can choose as a restaurant or cafe. Next, add further information related to the location.
  5. Also, don’t forget to display the contact number and website if there’s any: it’s optional.

Furthermore, the business will be displayed on Google pages if there are users entering keywords related to the registered business mark. Users can also provide comments in the form of comments or upload photos from their visit. Ideally, there will always be users who will provide reviews, because for users there are points that can also be obtained from Google.

Application Information Will Show Up Here

Need a further promotion?

Already registered with the online delivery service and directory does not mean that businesses will immediately get a lot of visits. It should be noted, that online there are millions of businesses that are also competing to maximize their presence. So the promotion process must still be carried out by the business owner. Promotional approach can be done for free or paid.

A free example, a business owner can use social media or send messages to surrounding colleagues related to the business. Online presence makes it easy for potential customers to follow up on business information, for example when they want to find out the location or menu available – or want to try but with a delivery service.

How to pay, users can promote business with digital advertising, both through social media or Google Ads. Delivery services also usually promote potential businesses in their applications. The aim is to open up opportunities to reach new consumers.

Supporting business process

In addition, there are also tools that can help entrepreneurs to manage their business. For example online cashier services or financial records. It is important for businesses to keep books, in addition to records, the data obtained can also be studied and analyzed to accelerate business. A full list of applications can be seen in the following article: List of Supporting Services for SME Business Development.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Strategi Digital yang Bisa Dipakai Pengusaha Kuliner Optimalkan Bisnis

Anjuran bagi masyarakat untuk tetap tinggal di rumah demi mengurangi dampak virus Corona memberikan banyak pelajaran, termasuk bagi pebisnis kuliner. Dari restoran besar sampai kedai kecil merasakan betul dampaknya dalam penurunan kunjungan, karena orang-orang urung untuk bepergian. Bagi beberapa pelaku usaha, misalnya kedai kuliner berkonsep cloud kitchen, justru mendulang untung karena mengakomodasi pemesanan makanan via aplikasi digital.

Sementara itu, konsep digitalisasi tersebut sebenarnya bisa dengan mudah ditiru oleh pengusaha kuliner lainnya. Berikut ini beberapa jenis aplikasi yang bisa dicoba pebisnis dan cara singkat penggunaannya.

Layanan pesan antar

Saat ini ada dua platform yang paling populer dan cakupannya luas, yakni GoFood dan GrabFood. Pemilik usaha bisa mendaftarkan bisnisnya gratis dengan cara berikut ini:

GoFood

1. Unduh aplikasi GoBiz di App Store atau Play Store.

2. Selanjutnya ada dua tipe usaha yang dimiliki, yakni perorangan untuk bisnis skala rumahan dan perusahaan untuk bisnis yang sudah memiliki entitas legal.

3. Isikan detail usaha dan data diri pengelolanya. Pengguna juga akan diminta mengunggah identitas seperti KTP atau NPWP (jika berbentuk perusahaan).

4. Kemudian juga akan diminta untuk mengisikan data pembayaran. Disarankan menggunakan rekening bank dengan nama yang sama dengan pemilik usaha. Jika tidak, harus pakai surat kuasa.

5. Terakhir, tinggal membaca dan menyetujui syarat dan ketentuan yang berlaku. Selanjutnya proses verifikasi akan dilakukan 7-14 hari kerja.

GrabFood

1. Isikan data diri awal melalui laman ini. Lalu konfirmasi email yang digunakan – Grab menyarankan menggunakan email berbasis Gmail.

2. Isikan informasi detail tempat usaha, termasuk mengunggah foto tampak luar yang ada tulisan sesuai nama kedai yang didaftarkan.

3. Masukkan identitas pemilik dengan menyertakan foto KTP. Juga melakukan foto selfie di aplikasi untuk verifikasi. Jika punya, pengusaha juga diminta mengunggah NPWP.

4. Kemudian pengguna diminta untuk mengunggah foto rekening bank. Disarankan menggunakan rekening bank dengan nama yang sama dengan pemilik usaha. Jika tidak, harus pakai surat kuasa.

5. Terakhir masukkan informasi mengenai menu.

6. Tinggal tunggu proses verifikasi dalam 72 jam.

7. Setelah diterima, proses selanjutnya dapat dikelola melalui aplikasi GrabFood Merchant yang dapat diunduh di App Store atau Play Store.

Dengan menjadi bagian ke ekosistem layanan pesan antar Gojek maupun Grab, pemilik usaha secara otomatis diminta untuk mengaktifkan dompet digital untuk pengelolaan transaksi. Untuk merchant GoFood transaksi akan dilakukan menggunakan GoPay, sementara untuk GrabFood menggunakan Ovo. Sehingga sebelum pendaftaran juga disarankan telah mengunduh dan mendaftar ke kedua layanan tersebut. Jangan khawatir, kini saldo dompet digital tersebut bisa dengan mudah dan kapan saja ditransfer ke rekening bank.

Beberapa tips yang bisa diikuti:

  • Untuk foto makanan, gunakan versi sebaik mungkin. Berikan kesan nikmat dan bersih pada sajian yang ditawarkan.
  • Karena untuk pesan antar, ada baiknya bisnis juga menyiapkan kemasan yang sesuai. Jangan sampai karena pengemasan ala kadarnya membuat makanan kurang maksimal ketika diterima konsumen.
  • Rutin memperbarui informasi ketersediaan dan buka/tutupnya kedai.
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Profil bisnis online

Informasi bisnis juga harus mudah ditemukan, salah satu caranya dengan menyiapkan profil secara online. Meliputi identitas bisnis, alamat, menu, jam buka, hingga kanal bagi konsumen untuk memberikan ulasan. Salah satu aplikasi yang sangat disarankan untuk membantu bisnis membuat kehadiran online adalah Google Bisnisku. Aplikasi ini dapat diunduh gratis, memungkinkan orang dapat menemukan informasi yang komprehensif mengenai usaha yang digeluti.

Contoh informasi bisnis kunliner yang tertera dalam laman pencarian Google
Contoh informasi bisnis kunliner yang tertera dalam laman pencarian Google

Berikut ini cara mengelola informasi usaha kuliner melalui aplikasi Google Bisnisku:

  1. Unduh aplikasi Google Bisnisku atau Google My Business di App Store atau Google Play.
  2. Masuk menggunakan akun Gmail yang dimiliki.
  3. Masukan nama usaha yang dimiliki – bisa jadi nama usaha tersebut sudah terdaftar, jika iya tinggal pilih. Biasanya terdaftar lantaran pernah ada orang yang melakukan check-in di lokasi tempat usaha berada melalui Google Maps.
  4. Masukan kategori bisnis, dalam hal ini bisa memilih restoran atau cafe. Kemudian tambahkan informasi mengenai lokasi bisnis.
  5. Masukkan mengenai informasi nomor ponsel dan situs web jika punya; tapi ini langkah opsional.

Selanjutnya bisnis akan terpampang di laman Google jika ada pengguna memasukkan kata kunci berkaitan dengan merek usaha yang didaftarkan. Pengguna juga bisa memberikan ulasan berupa komentar atau mengunggah foto hasil kunjungannya. Idealnya akan selalu ada pengguna yang akan memberikan ulasan, karena bagi pengguna ada poin yang juga bisa didapat dari Google.

Application Information Will Show Up Here

Masihkah perlu promosi?

Sudah terdaftar di layanan pesan antar dan direktori online bukan berarti serta-merta bisnis akan langsung mendapatkan banyak kunjungan. Perlu jadi catatan, bahwa di online ada jutaan bisnis yang juga berlomba memaksimalkan kehadirannya. Sehingga proses promosi tetap harus dilakukan oleh pemilik usaha. Pendekatan promosi bisa saja dilakukan secara gratis ataupun berbayar.

Contoh yang gratis, pemilik usaha dapat menggunakan media sosial atau mengirimkan pesan ke rekan-rekan di sekitarnya terkait bisnis tersebut. Kehadiran online memudahkan calon konsumen untuk melakukan follow up mengenai informasi usaha, misalnya saat mereka ingin mengetahui lokasi atau menu yang tersedia – atau ingin mencoba tapi dengan layanan pesan antar.

Cara berbayar, pengguna bisa mempromosikan bisnis dengan iklan digital, baik melalui media sosial ataupun Google Ads. Layanan pesan antar juga biasanya mempromosikan bisnis-bisnis potensial di aplikasinya. Tujuannya untuk membuka peluang menjangkau kalangan konsumen baru.

Penunjang proses bisnis

Selain di atas, ada juga alat-alat yang bisa membantu pengusaha untuk mengelola bisnis mereka. Misalnya layanan kasir online atau pencatatan keuangan. Penting bagi bisnis untuk melakukan pembukuan, selain untuk arsip, data-data yang didapat juga bisa dipelajari dan dianalisis untuk mengakselerasi bisnis. Daftar selengkapnya mengenai aplikasinya dapat dilihat melalui artikel berikut ini: Daftar Layanan-Layanan Pendukung Pengembangan Bisnis UKM.

Hangry Kembangkan Restoran “Multi-Brand” dengan Pendekatan Digital

Di tengah bisnis kuliner yang menggeliat kencang, ditambah dengan tren layanan on-demand seperti aplikasi pesan antar yang makin diminati, melahirkan ragam inovasi baru di bisnis terkait. Salah satunya ditawarkan oleh Hangry, sebuah bisnis multi-brand restaurant yang fokus melayani konsumen melalui kanal pesan antar (delivery).

Brand kami saat ini adalah San Gyu (japanese beef bowl), Ayam Koplo (ayam geprek), Bude Sari (nasi ayam, kulit dan paru tradisional) dan Kopi Dari Pada (aneka ragam minuman). Semua brand ini kami mulai dari nol dan semuanya tersedia di food delivery seperti Gofood, Grabfood dan Traveloka Eats,” terang Co-Founder & CEO Hangry Abraham Viktor, yang sebelumnya juga dikenal sebagai Co-Founder Taralite.

Disampaikan juga, saat ini tim Hangry tengah merampungkan pengembangan aplikasi mobile guna menunjang bisnis – termasuk nantinya untuk sistem pemesanan dan program loyalitas. Rencananya akhir bulan Maret 2020 aplikasi tersebut akan diluncurkan ke publik.

Selain Viktor, ada dua co-founder lainnya yakni Andreas Resha dan Robin Tan. Kendati tidak menyebutkan detailnya, ia juga mengatakan bisnis yang dimulai sejak September 2019 ini telah mendapatkan pendanaan awal. Hangry juga mengikuti program akselerasi Surge yang diinisiasi Sequoia India.

Hangry sudah tersedia di seluruh Jakarta, Bintaro, Bekasi, Karawaci dan BSD. Perluasan kawasan pun terus dilakukan demi memaksimalkan bisnis.

Perekrutan talenta di bidang teknologi juga sedang jadi fokus perusahaan. Selain mengembangkan aplikasi, mereka akan berfokus mengembangkan sistem yang terintegrasi dengan aplikasi point-of-sales dan membangun supply chain internal perusahaan.

Ayam Koplo juga merupakan produk makanan yang dikelola Hangry / Hangry
Ayam Koplo juga merupakan produk makanan yang dikelola Hangry / Hangry

Unsur teknologi dalam bisnis kuliner

Hadirnya super app memberikan babak baru bagi banyak industri. Jika sebelumnya transportasi jadi yang paling merasakan dampaknya, kini bisnis ritel dan kuliner menyusul di belakangnya. Dengan puluhan juta pengguna aplikasi super app banyak model bisnis baru yang dapat diaplikasikan. Misalnya dalam kuliner ada konsep “cloud kitchen”, memungkinkan pebisnis kuliner meminimalkan investasi di awal untuk infrastruktur berlebih untuk pembuatan gerai, pembelian furnitur dll; karena hanya melayani pemesanan secara online.

Di sisi platform, beberapa startup mengembangkan aplikasi khusus untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut. Sebut saja nama-nama seperti Yummy Corp, Kulina, bahkan decacorn ala Grab juga tengah menyiapkan platform cloud kitchen. Sebagian menjembatani pebisnis makanan dengan pelanggan; sebagian lagi seperti Hangry, memproduksi dan mengantarkan makanan untuk para konsumennya.

Laporan ING Economics Department tentang “Technology in the Food Industry” mengemukakan data-data penting terkait bagaimana demokratisasi teknologi dalam menunjang bisnis kuliner. Salah satu yang menjadi sorotan adalah soal digitalisasi. Pemanfaatan data hingga kecerdasan buatan dinilai akan memberikan banyak manfaat untuk bisnis. Terlebih di tahun 2030 diproyeksikan peran serta sistem berbasis robotika akan mulai kentara di industri kuliner.

Salah satu manfaat penggunaan aplikasi memungkinkan pebisnis mendapatkan data yang lebih komprehensif yang dapat membantu meningkatkan proses analisis bisnis. Contohnya, pebisnis bisa mengetahui tren peningkatan produk sehingga dapat melakukan proyeksi pembelian bahan baku. Atau bisa juga mempelajari kebiasaan konsumen untuk meningkatkan keterikatan brand secara lebih personal.

Jogja’s Sate Ratu Uses Online Channels to Acquire Tourists

Was established in 2015, the name “Sate Ratu” is now associated with other ‘legend’ culinary destinations in Yogyakarta, targeting foreign tourists. It’s not an instant growth; with various perfectly-mixed satay seasonings, the business strategy is also well planned. We’ve come to the conclusion after talking with the culinary business owner, Fabian Budi Seputro.

He told DailySocial that he first started the business by optimizing online channels for promotion. Social media such as Instagram, Facebook, Twitter until recently launched a website; managed to introduce its products to potential buyers. In addition, a good relationship with consumers also helps Sate Ratu to get more impressions on the internet.

Online presence

Online presence (online presence) is a must for business, as Seputro said. It’s not without reason, quite basic, because society trends are shifting. Search engines and social media have become a space where people ask questions. We might do so when planning a vacation to a city, the first thing is to googling about unique places, delicious culinary, and other things in there.

The digital strategy is not only about displaying product photos or videos online. There is a direct interaction with customers, in order to encourage them to make a review of their visit.

“When tourists come to Sate Ratu, I usually talk to them, sometimes they also document their presence and said their impressions of our cuisine. I sometimes ask them to give testimonials, through TripAdvisor,” Seputro explained.

TripAdvisor is a travel directory site that covers global markets, becoming a reference for tourists from home and abroad in search of information about recommended objects by users.

Sate Ratu review on TripAdvisor
Sate Ratu review on TripAdvisor

“Our location may not be so near to a crowd of foreign tourists like the Prawirotaman area in Yogyakarta, however, we are located on the main road where tourists will pass when going to the most popular attractions. Therefore, our detailed information is quite important on the internet – there is a chance for our place to be visited,” he added.

Require research and data

Sate Ratu have no specific social media or digital marketing team, the existing accounts are simply managed by Budi. He also admitted to investing several times in promotions through Google Ads, though not in a large sum.

“I use Google Ads sometimes, usually for a specific target of international tourists. When there is a crowd of Singaporean tourists attending certain events, I’ll target the advertising there. The results were effective in helping Sate Ratu to be seen,” Seputro said.

In order for the investment wasted and misdirected, Budi must actively find the appropriate data. He must do some research to find moments in Yogyakarta which brings more tourists from abroad.

He also archived photos from tourists who stopped by his shop in its Instagram account. Currently, if you look at @sateratu, there are story-highlights illustrating a particular country’s flag that contains photos and videos of the Sate Ratu reviewer from such countries. There are the United States, Venezuela, the Philippines, Germany, the Netherlands, and many others.

“Digital media is very effective in helping businesses expand – in the sense of reaching potential customers from a wider area,” he added.

Strategy for business diversification

One of the products in Sate Ratu's menu
One of the products in Sate Ratu’s menu

In fact, there are many satay sellers around Yogyakarta, moreover, especially the signature dish like Sate Klathak. Seputro also tried to present a product with a unique blend. He thought unique selling points like this are important for a business, especially the newcomers.

If the culinary products with a long time history can rely on mouth marketing for its popularity, the new players will have to struggle to introduce their products. Sometimes, unique and delicious dishes might not sell in the market without good marketing and business traction.

The use of digital channels is Sate Ratu’s way to popularize its business products. Especially, since they’re targeting a niche tourist,  although it’s not limited for domestic tourists.

“Initially, the online promotion brought tourists to Sate Ratu, since then, we build interactions that made visitors increase our online presence. They post and give a review. Currently, reviews or posts from visitors are used for promotion, to be posted in other media,” Budi said.

Although without any exact figures, Sate Ratu is regularly visited by hundreds of foreign tourists every month.


This article is a part of the New Economy initiative. DailySocial is currently reporting on success stories of SMEs or non-technology businesses that capable to leverage growth through digital channels. Do you have some stories on the New Economy initiative? Feel free to share it with [email protected].

Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Sate Ratu di Yogyakarta, Manfaatkan Kanal Online untuk Pikat Tamu Mancanegara

Kendati baru berdiri sejak tahun 2015, nama “Sate Ratu” kini bersanding dengan destinasi kuliner legendaris lain di Yogyakarta, khususnya yang targetkan wisatawan mancenagara. Capaian itu tidak didapat begitu saja; sama seperti aneka bumbu sate yang diracik sempurna, strategi bisnisnya juga matang terencana. Demikian kesimpulan kami setelah bebincang dengan pemilik bisnis kuliner tersebut, Fabian Budi Seputro.

Kepada DailySocial ia bercerita, sejak awal memulai bisnis sudah mengoptimalkan kanal-kanal online untuk promosi. Media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter hingga sekarang turut luncurkan website; dikelola untuk mengenalkan produk-produknya kepada calon pembeli. Tidak hanya itu, interaksi baik yang dijalin dengan konsumennya juga membantu Sate Ratu untuk mendapatkan impresi lebih di internet.

Kehadiran online

Kehadiran online (online presence) menurut Budi wajib dimiliki sebuah bisnis. Bukan tanpa alasan, justru sangat mendasar, karena tren di kalangan masyarakat sudah berubah. Sekarang mesin pencari dan media sosial jadi tempat orang untuk bertanya. Mungkin kita juga melakukan, ketika akan berlibur ke suatu kota, yang dilakukan googling tentang tempat unik apa yang ada di sana, kuliner yang enak apa saja dan lain sebagainya.

Strategi digital yang dilancarkan tidak hanya sekadar memajang foto atau video produk secara online. Ada proses interaksi langsung dengan pelanggan yang dilakukan, untuk mendorong mereka secara sukarela memberikan kesan terhadap kunjungannya.

“Ketika ada turis yang mampir ke Sate Ratu, biasanya saya ajak ngobrol, kadang juga mendokumentasikan kehadiran mereka dan menangkap kesan mereka terhadap masakan kami. Saya kadang meminta mereka untuk memberikan testimoni, melalui TripAdvisor,” terang Budi.

TripAdvisor sendiri merupakan situs direktori wisata yang mencakup pasar global, menjadi rujukan turis dari dalam dan luar negeri dalam mencari informasi mengenai objek-objek yang direkomendasikan oleh pengguna.

Ulasan Sate Ratu di kanal TripAdvisor
Ulasan Sate Ratu di kanal TripAdvisor

“Lokasi kami mungkin tidak begitu dekat dengan kerumunan turis asing, seperti area Prawirotaman kalau di Yogyakarta, kendati demikian kami ada di seputaran jalan utama yang dilewati turis ketika akan berkunjung ke tempat wisata unggulan. Sehingga informasi detail mengenai kami sangat penting untuk ada di internet – ada potensi tempat kami disinggahi,” lanjut Budi.

Butuh riset dan data

Sate Ratu tidak memiliki tim media sosial atau pemasaran digital khusus, akun-akun yang ada dikelola langsung oleh Budi. Ia pun mengaku, beberapa kali berinvestasi dengan melakukan promosi lewat Google Ads, kendati tidak dalam nominal yang besar.

“Beberapa kali saya pakai Google Ads, biasanya punya target spesifik ke wisatawan mancanegara tertentu. Misalnya ada potensi banyak turis Singapura dari acara wisata tertentu, ya saya iklankan dengan targeting ke sana. Hasilnya efektif membantu Sate Ratu dilihat mereka,” ujar Budi.

Agar investasinya tidak sia-sia dan salah sasaran, Budi juga harus aktif menemukan data-data yang sesuai. Ia harus riset untuk menemukan momen liburan di Yogyakarta yang berpotensi mendatangkan turis dari luar negeri.

Dokumentasi foto dari turis-turis yang mampir ke kedainya juga ia arsipkan dengan baik di akun Instagram yang dikelolanya. Saat ini jika melihat @sateratu, ada story-highlight bergambar bendera negara tertentu yang berisi foto dan video testiomi penikmat Sate Ratu dari negara tersebut. Ada dari Amerika Serikat, Venezuela, Filipina, Jerman, Belanda dan lain-lain.

“Media digital sangat efektif untuk membantu bisnis lakukan ekspansi – dalam artian menjangkau calon pelanggan potensial dari area yang lebih luas,” imbuh Budi.

Cara berbisnis bisa jadi pembeda

Sate Ratu
Salah satu produk yang disajikan di Sate Ratu / Sate Ratu

Diketahui di seputaran Yogyakarta memang banyak sekali penjual sate, apalagi juga punya kuliner khas seperti Sate Klathak. Budi pun berusaha menghadirkan produk dengan racikan unik. Karena menurutnya unique selling point seperti ini penting bagi sebuah bisnis, apalagi yang masih baru.

Jika produk-produk kuliner yang sudah ada sejak lama tadi bisa mengandalkan promosi mulut ke mulut dari popularitasnya, para pemain baru harus berjuang keras memperkenalkan produknya. Kadang masakan yang unik dan enak sekalipun jika tidak dipasarkan dengan baik maka tidak akan menghasilkan traksi bisnis yang baik.

Pemilihan kanal digital dijadikan cara Sate Ratu untuk mempopulerkan produk bisnisnya. Apalagi sejak awal memang menargetkan ceruk wisatawan yang lebih spesifik, kendati tidak menutup pintu untuk potensi wisatawan domestik.

“Awalnya promosi online menghadirkan turis datang ke Sate Ratu, dari sana kami jalin interaksi yang menjadikan para pengunjung turut meningkatkan kehadiran online kami. Mereka posting dan memberikan review. Untuk sekarang kadang review-review atau postingan dari pengunjung itu yang dimanfaatkan untuk promosi, seperti di-post di media lain,” ujar Budi.

Kendati tidak ada angka pasti, saat ini Sate Ratu rutin dikunjungi ratusan wisatawan macanegara setiap bulannya.

Tulisan ini merupakan bagian dari inisiatif rubrik New Economy. Saat ini DailySocial turut meliput kisah sukses UKM atau bisnis non-teknologi yang berhasil mengakselerasi pertumbuhannya lewat kanal digital. Punya cerita tentang inisiatif New Economy? Kirimkan ke [email protected].

Mengenal Pesendulu.com, Katering Online dari CRP Group Berkonsep Cloud Kitchen

CRP Group merilis unit usaha baru bergerak di bidang katering online Pesendulu.com dengan konsep cloud kitchen. Saat ini Pesendulu.com masih berbentuk situs dapat digunakan untuk pemesanan makanan dan reservasi tempat secara online.

Cloud kitchen merupakan konsep baru di Indonesia, namun sudah cukup populer di India, Tiongkok, dan beberapa negara lainnya di Amerika dan Eropa. Konsep ini menghadirkan lebih dari satu brand dalam satu dapur, memudahkan orang memilih jasa delivery makanan untuk memenuhi kebutuhannya.

“Tantangan utama dari bisnis kuliner tidak hanya soal kualitas makanan dan tempat kekinian yang nyaman, melainkan pelaku usaha kuliner juga perlu menemukan cara untuk mencari orang-orang yang akan mengonsumsi makanan tersebut. Untuk menangkap kesempatan itu, kami membuat Pesendulu.com,” terang Direktur Marketing CRP Group Rex Marindo kepada DailySocial.

CRP Group sendiri adalah perusahaan yang mewadahi brand tempat makan seperti Warunk Upnormal, Upnormal Coffee Roasters, Bakso Boedjangan, Sambal Khas Karmila, Fish Wow Cheese, dan lainnya. Konsumen dapat memesan seluruh makanan dari kedai tersebut melalui Pesendulu.com dalam jumlah besar atau reservasi tempat.

Kendati menghadirkan lebih dari satu brand dalam satu dapur, Rex memastikan di dalam dapur sentral ini tetap mempertahankan kualitasnya sesuai standar.

Baru ada dua dapur sentral yang beroperasi saat ini, yakni di Tanjung Duren, Jakarta dan Kebon Pisang, Bandung. Sedangkan untuk konsumen yang di luar wilayah tersebut, pemesanan nasi kotak diolah di gerai yang mereka pilih dengan standar food safety sesuai SOP.

Fitur Pesendulu.com

Apabila konsumen ingin memesan lewat Pesendulu.com, dapat memilih menu yang tersedia dari semua brand. Akan tetapi masih bersifat pre-order, artinya minimal pesanan dilakukan tiga hari sebelum jadwal pengiriman.

Metode pengirimannya ada dua pilihan. Konsumen dapat memilih mengambil pesanan sendiri langsung dari outlet atau mengirimnya ke lokasi yang dipilih dengan ongkos kirim disesuaikan dengan jarak pengiriman.

Sementara untuk fitur reservasi tempat, konsumen dapat memanfaatkannya apabila ada keperluan untuk meeting, acara ulang tahun atau kegiatan spesial lainnya. Reservasi dapat dilakukan H-1 sebelum jadwal yang diinginkan.

Pesendulu.com telah tersedia di 39 kota untuk pemesanan makanan dalam jumlah besar dan 37 kota untuk reservasi tempat. Rex mengungkapkan pihaknya akan terus menyempurnakan situs Pesendulu.com sebelum memutuskan untuk memasukkannya ke dalam aplikasi.

“Untuk sementara masih web based dulu, sembari kami melihat feedback dari konsumen untuk meningkatkan pelayanan dari situs Pesendulu.com,” pungkas Rex.

Sebelumnya, CRP Group merilis fitur “Pay at Table” dalam aplikasi Upnormal. Fitur ini memungkinkan konsumen tidak perlu mengantre di kasir saat memesan menu, cukup scan barcode meja mereka untuk memilih makanan. Pembayaran sudah terintegrasi dengan Go-Pay.

Startup Kuliner “Madhang” Mulai Fokus pada Kegiatan Pengembangan Mitra

Startup kuliner on-demand asal Semarang Madhang sudah mulai melebarkan jangkauannya ke beberapa kota baru termasuk Jakarta. Capaian positif mereka dalam tahun 2018 membuatnya optimis bisa membantu lebih banyak mitra di tahun ini.

Kepada DailySocial, CEO Madhang Maulana Bayu Samudro menjelaskan bahwa di tahun 2018 mereka telah menorehkan capaian yang positif, baik dari segi inovasi, bisnis hingga teknologi. Salah satunya seperti menjalin kerja sama dengan OVO untuk mengintegrasikan sistem pembayaran. Di 2018 Madhang juga mulai meluncurkan aplikasi khusus bagi mitra yang berfungsi untuk memberikan sistem kasir dan laporan yang lebih mendetail.

Dari segi bisnis dan kerja sama, di akhir 2018 Madhang telah berhasil menjalin kemitraan dengan Sampoerna Untuk Indonesia dan BEDO (Business & Export Development Organization) untuk memberikan pelatihan kepada mitra-mitra Madhang. Sesuai dengan visinya, memberikan dampak sosial dengan memberikan kehidupan yang lebih baik untuk ibu rumah tangga.

“Total user sekarang sudah sekitar 60 ribu, [dan] total merchant sudah di angka 4 ribu,” jelas Bayu.

Bayu lebih jauh menjelaskan di usia Madhang masih di angka satu tahun ini apa yang mereka hasilkan di tahun kemarin merupakan sesuatu hal yang positif. Namun untuk membawa Madhang ke level selanjutnya masih ada beberapa pekerjaan rumah yang harus dibenahi.

“Pencapaian tersebut kalau dilihat dari umur Madhang yang masih di angka satu tahun itu merupakan track yang bagus. Tapi kita masih merasa kurang dengan angka tersebut. Masih banyak PR yang harus kita selesaikan di tahun ini, karena kita perlu melakukan develop mitra-mitra kita,” terang Bayu

Menatap tahun 2019 dengan optimis

Di awal tahun 2019 mereka memulai dengan masuk ke dalam Program Plug and Play Indonesia Batch 4, bersama dengan Emvazo, BFarm, Redkendi, dan beberapa startup lainnya dari beberapa negara.

Bayu juga menjelaskan bahwa di tahun 2019 ini Madhang akan fokus untuk pengembangan mitra dengan memberikan pelatihan-pelatihan khususnya dalam hal branding product mitra-mitra Madhang.

“Rencana di tahun 2019 ini kita lebih fokus untuk pengembangan mitra kita, memberikan pelatihan-pelatihan lebih bagi mitra. Khususnya dalam branding product mereka. Memberikan wadah-wadah jualan bagi mitra-mitra yang berpotensi. Contohnya kita baru melakukan kerja sama dengan pujasera di Semarang guna memberikan wadah mitra untuk berjualan. Dan tentunya melakukan fundraising,” terang Bayu.

Application Information Will Show Up Here