Krom Bank Angkat Bankir Anton Hermawan sebagai Presiden Direktur

PT Krom Bank Indonesia Tbk (BBSI), sebelumnya dikenal dengan Bank Bisnis Internasional, resmi menunjuk Anton Hermawan sebagai Presiden Direktur. Keputusan ini telah mendapat kesepakatan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 21 Februari 2024.

Dalam keterangan resmi, Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan menyampaikan, “Saya merasa terhormat atas kepercayaan yang diberikan para pemegang saham untuk memimpin Krom yang akan secara resmi meluncurkan layanan perbankan digital. Saya yakin Krom mampu bersaing di industri perbankan digital, berkat diferensiasi dan keunggulan layanannya, serta dukungan dari Kredivo Group yang telah memiliki ekosistem solid.”

Anton memiliki pengalaman lebih dari 27 tahun di industri perbankan. Sebelum bergabung di Krom, Anton menjabat sebagai Consumer Banking Director di Bank KEB Hana Indonesia. Kemudian pada 2018-2021, ia menjabat sebagai EVP Digital Business Development di CIMB Niaga dan menduduki posisi senior lainnya di Bank Sinarmas dan Bank Permata. Karier awalnya dimulai di BCA.

Sebelum Anton bergabung, posisi Presiden Direktur Krom Bank ditempati oleh Laniwati Tjandra. Laniwati sudah menjabat di posisi tersebut sebelum Krom diambilalih oleh Kredivo Group, melalui PT FinAccel Teknologi Indonesia pada Maret 2022.

FinAccel membeli saham Bank Bisnis secara bertahap, sebanyak 40% saham pada 2021, kemudian pada Maret-April 2022 menambah 35% kepemilikan sampai akhirnya menjadi pemegang saham pengendali.

Krom tidak langsung meresmikan ke publik semenjak rebranding diumumkan. Situs baru bisa diakses pada Oktober 2022, dengan catatan produk perbankan yang belum tersedia.

Seiring berjalannya waktu, dengan brand baru, Krom mulai membuka lewat kerja sama bisnis dengan Kredivo dan KrediFazz untuk skema loan channeling. Ketiga perusahaan ini merupakan bagian dari Kredivo Group. Fokus Krom sendiri adalah menggarap layanan perbankan digital untuk nasabah ritel, selaras dengan sister company-nya yang bermain di segmen ritel.

Saat ini aplikasi Krom sudah bisa diakses di Google Play dan App Store. Perusahaan menawarkan deposito berjangka dengan bunga hingga 8,75% per tahun, tabungan biasa dengan bunga 6% per tahun, gratis transfer dan top up hingga 30 kali sebulan, dan permudah nasabah buat alokasi hingga 40 tabungan yang disesuaikan dengan tujuan keuangan.

Tak hanya itu, di dalam aplikasi juga menawarkan kemudahan pembayaran tagihan dan top up pulsa. Peresmian Krom Bank secara publik bakal digelar pada pekan depan, hari Selasa (27/2).

Application Information Will Show Up Here

Sea Group Dilaporkan Berminat Ambil Saham Minoritas HiBank

Raksasa internet Sea Group dilaporkan berminat mengambil porsi saham minoritas di HiBank, bank digital milik PT Bank Negara Indonesia Tbk (IDX: BBNI), pada awal kuartal II 2024. Menurut laporan DealStreetAsia, kepemilikan saham yang ditawarkan BNI ke Sea Group berkisar 10%-15%.

Dalam pemberitaan DailySocial.id sebelumnya, Sea Group masih berstatus sebagai mitra strategis BNI yang terlibat dalam penyusunan model bisnis hingga pengembangan infrastruktur teknologi di HiBank. Adapun, kemitraan Sea Group dan BNI telah diumumkan dua tahun silam.

Sebelum di-rebranding, HiBank sebelumnya bernama Bank Mayora yang diakuisisi oleh BNI pada 2021. Saat ini, BNI menjadi pemegang saham pengendali HiBank dengan kepemilikan sebesar 63,92%.

Belum diketahui pasti mengenai arah kemitraan strategis keduanya, tetapi pengambilan saham minoritas ini memungkinkan Sea untuk memperluas segmen banking-nya setelah mendirikan bank digital SeaBank pada 2021.

Diketahui, HiBank bertransformasi menjadi bank digital yang mengutamakan segmen UMKM di Indonesia. Aplikasi banking ClickMayora terpantau memiliki 100K+ unduhan di Play Store.

Sementara, SeaBank, hasil akuisisi dari Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE), memiliki segmen nasabah ritel, yang mana tertempel dalam layanan e-commerce Shopee. Ini memungkinkan pengguna Shopee untuk membuka rekening SeaBank, bertransaksi, hingga mengelola keuangan dalam satu aplikasi.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Karim Siregar: Iringi Jalan Bank Jago, Sembari Bangun Talenta Engineering

“DKatalis punya peran penting karena kami fokus membangun teknologi keuangan yang melayani perbankan dan dapat diintegrasikan ke ekosistem mitra,” Karim Siregar

Mungkin tak banyak diketahui, DKatalis adalah perusahaan teknologi di balik eksistensi aplikasi Jago. Dengan posisinya sebagai mitra strategis, DKatalis memainkan elemen krusial pada bank digital empunya Jerry Ng ini.

Dalam perbincangan DailySocial.id dua tahun lalu dengan Karim siregar yang saat itu menjabat Presiden Direktur Bank Jago, ia merujuk Bank Jago sebagai tech-based bank—mengutamakan pengalaman digital dan memanfaatkan API untuk terhubung dengan ekosistem mitranya.

Namun, sejak Mei 2023, Karim Siregar berpindah tugas ke DKatalis. Ia diminta untuk memimpin misi Bank Jago selanjutnya ke tahap ekspansi. Bagaimana upaya DKatalis membangun talent engineering di sektor keuangan?

Sekilas DKatalis

Tampilan situs DKatalis

“Ide awal Bank Jago adalah bank untuk layanan keuangan digital yang dapat dihubungkan ke dalam ekosistem. Bank berbasis teknologi dan tertanam dalam ekosistem. Saat itu, bank-nya sudah ada (Bank Artos), tetapi teknologinya belum,” ungkap Karim dalam wawancara terbarunya dengan DailySocial.id.

Menurutnya, teknologi di ekosistem digital Indonesia saat itu sudah jauh lebih maju dibandingkan teknologi yang dipunyai sektor perbankan. Hal ini dikarenakan perkembangan ekosistem digital sudah lebih dulu dimulai dibandingkan bank yang cenderung lebih fokus berinvestasi teknologi di internal, seperti risk management.

Alhasil, belum ada perusahaan teknologi yang dinilai dapat merealisasikan visi Bank Jago sebagai tech-based bank. DKatalis pun didirikan sebagai tangan kanan teknologi Bank Jago, berperan untuk membangun seluruh infrastruktur teknologinya agar dapat melayani segmen pengguna dan mitra ekosistem.

“Membangun bank itu tidak mudah, kita harus memahami industrinya karena sangat kompleks dan teregulasi. Tidak bisa sembarangan buat teknologi, diimplementasi, dan dijalankan bank. Ada compliance, risk, semua regulatory requirement bank tidak mudah,“ tambahnya.

Perlu diketahui, Bank Jago tidak memiliki kepemilikan langsung di DKatalis. Status keduanya adalah mitra strategis dalam naungan entitas yang berbeda.

Menyokong ekspansi Bank Jago

Menyinggung dapur pengembangannya, Karim mengungkap ada tiga hal inti yang dibangun DKatalis, yakni product design, engineering, dan data. Teknologi DKatalis dirancang khusus untuk melayani sektor keuangan. Ada empat mitranya saat ini, dua di antaranya adalah Bank Jago dan Amaan.

Sebagai mitra utama, ucap Karim, DKatalis harus siap secara teknologi untuk mendukung perkembangan Bank Jago selanjutnya. Selama memimpin Bank Jago tiga tahun terakhir, ia melihat pertumbuhan perusahaan dan tak lagi berada di fase “building“.

Hingga kuartal III 2023, Bank Jago tercatat punya 9 juta nasabah (termasuk 7,4 juta pengguna aplikasi Jago) dan meraup laba bersih sebesar Rp50 miliar. Jumlah mitra ekosistem Jago berkembang menjadi 38; tiga di antaranya adalah mitra ekosistem utama, yakni GoTo, Bibit, dan Amaan.

“Bank Jago tengah fokus bangun bisnis dan kemitraan dengan berbagai macam ekosistem. Maka itu, kami harus siap, dari fase building ke expanding, karena mitra kami makin banyak. Posisi Jago pun bergeser, jadinya aplikasi Jago adalah Bank Jago. Semua yang dibangun Jago, akan ada di dalamnya. The application is the bank. Semuanya [akan] ada di situ,” tuturnya.

Kantong/Pocket adalah salah satu produk utama aplikasi Jago yang dibangun DKatalisyang mana sudah terintegrasi dengan Gojek dan Bibit. DKatalis akan memasuki produk baru yang sejalan dengan rencana Jago selanjutnya, yakni digital lending.

DKatalis telah membangun 70% dari seluruh fitur dasar di aplikasi Jago / Jago

“Terkait isu kredit macet, kami memahami risk management system itu sangat krusial. Kami dan Jago memastikan punya sistem yang sangat kuat, terjaga dengan baik. Setiap mitra (channeling) Jago kan punya risk assessment sendiri, tetapi pada saat dipindahkan ke Jago (sebagai lender), ini akan diulas lagi dengan sistem DKatalis,” ujarnya.

Di samping, standar teknologi pembayaran baru juga tengah dinantikan perusahaan. Jika sebelumnya pemerintah baru menyamakan standar pembayaran QR (QRIS) dan berbasis API (SNAP), pihaknya tengah melihat potensi perkembangan NFC di Indonesia.

“Saya melihat standar pembayaran ini akan semakin banyak. Apakah akan mengarah ke open banking? We’ll see. Jago saat ini sudah kerja sama dengan banyak mitra. Apabila ada standar open banking, ini akan mudah membuka kunci untuk kami implementasi.”

Bangun talent engineering

DKatalis juga menyoroti pentingnya membangun talenta untuk mengakomodasi tren perkembangan teknologi di sektor keuangan. Salah satu output yang sudah dikembangkan DKatalis sepenuhnya adalah People Experience (PX), platform HR yang klaimnya dirancang oleh profesional dengan akumulasi 80 tahun pengalaman.

“Platform ini digarap untuk mengakomodasi perkembangan organisasi yang tak bisa lagi mengandalkan kultur konvensional. “Banyak organisasi yang bilang kerja agile, tetapi implementasi prosesnya tidak agile. I mean there’s a huge difference. They don’t do like this [DKatalis].”

Karim menuturkan bahwa platform ini dapat mengakomodasi kebutuhan talenta muda yang tak lagi dapat beradaptasi dengan praktik inovasi konvensional. Menurutnya, baik di Jago dan DKatalis, semua dikembangkan dari awal. Hierarki divisi juga dibagi dalam tim, squad, hingga kelompok terkecil.

“Contoh, pengembangan digital lending sebetulnya jauh lebih berat karena proses banking-nya sangat spesifik. Kalau transaksi lebih gampang. Kami bukan menanyakan kendalanya dulu, tapi menggambarkan ideal journey-nya seperti apa? Lalu, kami lakukan refinement. Oh, ternyata ada kendala dari bank atau teknologi, misalnya. Baru kami identifikasikan sehingga timbul bagian-bagian sistem yang harus dikembangkan. Tim tinggal menentukan sendiri bagian mana yang mau digarap. So, they fully collaborate among themselves untuk membuat itu semua.”

Saat ini, tim DKatalis tersebar di Indonesia, Singapura, dan India supaya mudah menyerap adopsi teknologi keuangan baru dari luar.

Application Information Will Show Up Here

Leo Koesmanto: Transformasi Bank Saqu dan Upayanya Gaet Solopreneur

Euforia bank digital mungkin mulai melandai, tetapi industrinya diyakini masih terus potensial. Tiga tahun terakhir dimanfaatkan untuk memperkenalkan bank digital dengan produk tabungan sebagai jalan masuknya.

Di awal, bank digital sempat diramaikan oleh pemain yang didukung grup teknologi atau bank besar, misalnya Bank Jago (GoTo), Bank Neo Commerce (Akulaku), atau blu (BCA). Rata-rata memanfaatkan skema akuisisi bank kecil agar mudah mengembangkan ekosistemnya ketimbang mendirikan dari awal.

Grup konglomerasi Astra menjadi partisipan akhir di tahun 2023 dengan memperkenalkan aplikasi Bank Saqu. Satu tahun digunakan untuk merampungkan transaksi akuisisi dengan WeLab, dan mentransformasikan Bank Jasa Jakarta (BJJ).

Akuisisi dan transisi Bank Jasa Jakarta

Selama hampir 40 tahun, BJJ beroperasi sebagai bank konvensional. Apabila ingin bertransisi ke digital, perusahaan membutuhkan investasi IT yang besar. “Kami meyakini going digital itu inevitable, tetapi investasinya besar. Dan ini bukan bicara investasi corporate banking, tetapi consumer. Perlu capex di depan. Sementara, kami adalah bank yang relatif kecil,” ucap Presiden Direktur Bank Jasa Jakarta Leo Koesmanto saat berbincang dengan DailySocial.id.

Sebagai informasi, Leo Koesmanto adalah bankir dengan jejak karier panjang di digitalisasi perbankan. Ia sempat menjabat sebagai Managing Director Head of Digital Banking di PT Bank DBS Indonesia.

Di saat yang sama, WeLab yang sudah lebih dulu mendirikan virtual bank di 2020, kala itu mempertimbangkan ekspansi ke Indonesia. Kemudian, Astra Financial dengan portofolio Astra Pay dan maucash, juga tengah gencar mengembangkan produk keuangan berbasis digital.

Ia menilai industri bank digital masih akan tumbuh positif tahun ini, terutama di Indonesia. Meski euforianya tidak sebesar beberapa tahun silam, tapi Leo menyebut bahwa perbankan adalah bisnis jangka panjang, dan tidak terpatuk pada aspek digital banking. 

“Pasar [digital] kita sedang menarik, tetapi transformasi ini tidak bisa lagi dengan cara lama. Akhirnya WeLab bersama Astra masuk ke Bank Jasa Jakarta. Dalam kesepakatan ini, WeLab membawa teknologinya, Astra membawa ekosistem untuk akses pasar. Prosesnya transisinya lumayan cepat. Dalam 7-8 bulan, kami sudah siap,” jelasnya.

Leo belum dapat membagikan rencana pengembangan Bank Saqu pada tahun ini dengan alasan fokus pada transisi teknologi dan membangun branding produknya. Demikian juga dengan integrasinya ke ekosistem milik Astra. Dalam masa transisi, BJJ menggunakan teknologi milik WeLab di Hong Kong, tetapi pihaknya tengah memproses untuk membangun teknologinya di Indonesia.

Adapun, beberapa produk Bank Saqu yang sudah meluncur antara lain Tabungmatic (Tabungan), Busposito (deposito), dan Saqu Booster yang memungkinkan pengguna mendapat booster dengan bunga hingga 10% dari kembalian transaksi.

“Ekosistem adalah salah satu aspek penting di bank digital karena biaya akuisisi itu mahal. Tentu kami akan embed function ke dalam ekosistem Astra sehingga pengguna tidak sekadar pakai tabungan saja. Namun, kami belum melakukan banyak riset mendalam karena ini masih awal, dan masih fokus di produk tabungan. Ke depannya, kami akan kembangkan ke produk pinjaman,” kata Leo.

Klaimnya, aplikasi Bank Saqu mendapat traksi positif di pasar dengan 300.000 nasabah dalam dua bulan. Pihaknya juga tidak akan menambah kantor cabang dan mengandalkan cabang existing Bank Jasa Jakarta di 13 lokasi.

Produk dalam mindset solopreneur

Bank Jasa Jakarta dikatakan ingin membawa nilai tambah berbeda dengan masuk ke segmen yang lebih spesifik, yaitu solopreneur. Menurut definisinya, solopreneur adalah pemilik usaha individu, bisa juga pekerja kantoran yang punya proyek sampingan. Jumlah solopreneur di Indonesia diperkirakan menyentuh 117 juta pada 2030.

“Dari dulu memang sudah banyak orang yang punya pekerjaan sampingan, tetapi ini solopreneur ya. Artinya, individu, berbeda dengan UKM yang punya pegawai. Solopreneur punya mindset produktif,” tutur Leo.

Dalam menerjemahkan kebutuhan solopreneur, pihaknya melihat bahwa solopreneur cenderung memiliki mindset bekerja keras, tetapi tetap dapat bersenang-senang menikmati hasilnya. Tabungan menjadi produk utamanya saat ini, di mana produk pinjaman mungkin akan menyusul.

“Bank digital identik dengan personal banking. Namun, DNA Bank Jasa Jakarta adalah UKM. Memang sektornya retail, tapi konsumen kami bukan di segmen mass market, melainkan mereka yang punya usaha dan butuh modal kerja. Memang personal banking memudahkan pembukaan rekening, tetapi ada hal-hal di sektor bisnis yang tidak bisa secepat itu,” ungkapnya.

Perkiraan pertumbuhan solopreneur / Sumber: BPS (2023)

Bank digital cenderung mengincar segmen milenial dan gen Z yang dicap sudah fasih dengan aktivitas digital. Bank Jago adalah salah satunya. Sementara, bank-bank digital lain masuk dengan membawa posisi berbeda di pasar, seperti Bank Raya yang membidik pekerja informal atau Bank Aladin menggaet jaringan ritel Alfamart agar lekat dengan aspek keseharian pengguna.

Menurut laporan Kementerian Koperasi dan UKM, pandemi memantik kebiasaan baru masyarakat Indonesia dalam bertransaksi digital. Kebiasaan baru ini ikut mendorong adopsi layanan e-commerce dan pembayaran digital, yang mana ikut melahirkan kemunculan pelaku usaha baru.

Application Information Will Show Up Here

GoPay dan Bank Jago Rilis Produk Simpanan Jangka Pendek

Produk tabungan masih akan menjadi fokus PT Dompet Anak Bangsa (GoPay) selanjutnya usai menjadi aplikasi independen pada tahun lalu. Lewat produk utamanya GoPay Tabungan by Jago, GoPay kembali memperkenalkan rekening simpanan bersama mitra ekosistemnya PT Bank Jago Tbk.

Rekening simpanan GoPay Tabungan by Jago adalah produk tabungan jangka pendek yang disebut memiliki sejumlah keunggulan, antara lain menabung mulai dari Rp1, fleksibilitas pencairan, tidak ada biaya administrasi dan biaya penalti, dan bunga sebesar 3,75% p.a.

“Inovasi GoPay masih akan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, misalnya transaksi pembayaran dan produk tabungan. Kami ingin bangun fondasi masyarakat untuk menabung, sebelum loncat ke produk lain, seperti investasi,” ujar Head of Banking & Financial Management GoPay Andreas Santopen ditemui usai peluncuran produk GoPay Tabungan by Jago, Rabu (31/1).

Saat ini, GoPay Tabungan by Jago memiliki tiga jenis rekening. Pertama, rekening utama yang telah lebih dulu diperkenalkan pada Oktober 2023. Kedua, rekening utama Syariah, dan terakhir rekening simpanan. Seluruh produk dan layanannya telah dijamin LPS serta diawasi BI dan OJK.

Pihaknya mengklaim sejak pertama kali rilis hingga sekarang, GoPay Tabungan by Jago meraup 700 ribu pengguna dengan kenaikan transaksi hingga 5 kali lipat. Adapun, transaksi di aplikasi GoPay didominasi oleh layanan pembayaran tagihan, e-commerce, pulsa hingga QRIS.

Dari hasil risetnya, pihaknya menemukan sejumlah pengguna GoPay kesulitan memulai menabung karena anggapan produk tabungan di bank perlu dana dalam jumlah besar dengan biaya administrasi tinggi. Selain itu, aksesnya juga sulit karena lokasi kantor cabang jauh.

Berdasarkan data LPS pada 2022, rasio simpanan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia masih rendah dengan tingkat 38,8% dibandingkan negara-negara di Asia Tenggara, seperti Singapura (141%), Thailand (135,69%), dan Malaysia (122,59%).

“Kami akan terus menambah fitur-fitur baru GoPay Tabungan untuk menumbuhkan kebiasaan menabung bagi masyarakat,” tambah Head of Customer Value Management Bank Jago Irene Santoso.

Sinergi Bank Jago dan Grup GoTo telah terjalin pada berbagai ekosistem bisnisnya. Diawali dengan sinergi pembukaan rekening, Bank Jago kini telah terintegrasi sebagai salah satu metode pembayaran di aplikasi Gojek secara otomatis, baik layanan GoRide, GoFood, dan GoSend.

Application Information Will Show Up Here

Bank Jago: Potensi Bisnis dari Kemitraan GoTo-TikTok Baru Terlihat di Kuartal Awal 2024

Sebagai salah satu mitra ekosistem Grup GoTo, PT Bank Jago Tbk (IDX: ARTOS) mengaku belum melakukan penilaian secara utuh bagaimana kolaborasi GoTo dengan TikTok dapat menguntungkan bisnis perbankan mereka.

Pada sesi media gathering kemarin (12/12), Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengaku belum mengetahui detail kesepakatan antara GoTo dan TikTok, terutama dampaknya bagi seluruh mitra strategisnya. Namun, ia meyakini kolaborasi ini dapat memberikan manfaat bagi bisnis Bank Jago.

“TikTok dan Tokopedia adalah dua ekosistem e-commerce terbesar di Indonesia. Jika keduanya digabungkan, [bisa mendorong] GMV lebih besar. Ada potensi yang dapat dioptimalkan, apalagi kemitraan kami dengan GoTo luas. Mungkin di Q1 atau Q2 2024 kita bisa assess potensi kerja sama keduanya bagi Bank Jago,” tutur Arief.

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO) dan ByteDance baru saja meresmikan kemitraan strategis dengan menggabungkan bisnis e-commerce Tokopedia dan TikTok Shop. Demi mendukung kegiatan operasionalnya, TikTok mengucurkan investasi sebesar $1,5 miliar (sekitar Rp23,4 triliun) ke Tokopedia.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, saat kick off kemitraan awal Tokopedia-TikTok kemarin (13/12), mengatakan akan memberikan waktu uji coba hingga empat bulan kepada Tokopedia dan TikTok untuk menjalankan kemitraan e-commerce ini, sembari melihat dampaknya terhadap pedagang kecil di negara Asia Tenggara. “Teknologi bukan hal yang mudah, mungkin diperlukan upaya untuk menyempurnakannya,” ujarnya menurut laporan Reuters,

Kemitraan Bank Jago dan Gojek (saat itu belum bergabung dengan GoTo) terjalin lewat akuisisi kepemilikan saham pada akhir 2020. Hingga saat ini, Bank Jago telah bersinergi dengan sejumlah layanan Grup GoTo, antara lain pembukaan rekening Jago di aplikasi Gojek, pembiayaan (financing), pengelolaan mitra merchant (GoBiz), dan terbaru produk GoPay Tabungan by Jago.

Arief mengungkap total nasabahnya kini telah mencapai 9 juta pengguna. “Kami targetkan pengguna layanan GoPay Tabungan by Jago dapat mencapai 500 ribu di akhir 2023. Tren ini sejalan dengan indikasi kenaikan transaksi harian hingga 50%,” tambahnya.

Berdasarkan laporan keuangan di Q3 2023, Bank Jago mengantongi laba bersih sebesar Rp50,29 miliar atau tumbuh 24% dibandingkan periode sama tahun lalu. Bank Jago telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp10,3 triliun atau meningkat 41% (YoY).

Pada kesempatan sama, Direktur Bank Jago Sonny Christian Joseph juga mengungkap tengah menyiapkan produk pinjaman digital melalui aplikasi Jago. Produk ini ditargetkan komersial di tahun depan. ”

“Kami mendukung pinjaman GoTo Financial karena basically menggunakan engine Jago. Kami juga tengah proses development pinjaman dari aplikasi Jago. Kedua produk pinjaman ini membidik segmen berbeda. Kami harap pertumbuhan [penyaluran pinjaman] kami lebih baik di tahun 2024. Mitra kami semakin solid, kini jumlahnya ada 17 institusi keuangan.”

Application Information Will Show Up Here

Honest Dilaporkan Kembali Terima Investasi dari Orico

Honest Financial Technologies International (Honest Bank) dilaporkan kembali menerima investasi dari Orient Corporation (Orico). Mengutip Alternatives.pe, dari data yang telah disetor ke regulator investasi baru ini bernilai $18 juta (sekitar Rp278 miliar).

Dihubungi terkait hal ini, Direktur Utama PT Honest Financial Technologies Dharu Estiningrum tidak memberikan konfirmasi apapun. “Saya harus koordinasikan dulu dengan Orico ya,” tuturnya lewat pesan singkat kepada DailySocial.id.

Sebelumnya, Honest Bank mendapatkan investasi strategis dari Orico pada Juni 2023 dengan nominal $2 juta (sekitar Rp30 miliar). Investasi ini disebut menandai debut Orico ke Indonesia dengan target peluncuran kartu kredit virtual Orico bersama Honest pada akhir 2023. Orico adalah perusahaan pembiayaan asal Jepang yang berdiri pada 1954.

Adapun, Honest Bank resmi beroperasi di Indonesia lewat anak usahanya PT Honest Financial Technologies dengan meluncurkan Honest Card, diklaim sebagai kartu kredit tanpa nomor (numberless) pertama di Indonesia. Aplikasi Honest telah diunduh lebih dari 500 ribu di Google Play Store.

Saat ini, Honest memiliki lisensi penyelenggara jasa pembayaran dari Bank Indonesia (BI). Selain itu, Honest juga terdaftar sebagai perusahaan pembiayaan yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kartu kredit virtual merupakan salah satu alat pembayaran yang dapat digunakan untuk berbelanja tanpa memerlukan instrumen fisik. Sejumlah lembaga keuangan kini mulai menghadirkan kartu kredit virtual sebagai pendekatan untuk mendorong penetrasinya.

Bank Mandiri menjadi salah satu bank yang memungkinkan pengguna untuk mengajukan kartu kredit virtual melalui aplikasi banking Livin’ Mandiri. Karena itu, potensi bisnis kartu kredit disebut masih sangat besar mengingat penetrasinya masih rendah.

Berdasarkan laporan Bank Indonesia, bisnis kartu kredit perbankan di sepanjang semester I 2023 tumbuh 26,53% (YoY) menjadi Rp33,6 triliun. Adapun, jumlah kartu yang beredar mencapai 17,59 juta unit.

Application Information Will Show Up Here

Astra dan WeLab Resmikan Bank Saqu, Layanan Perbankan Digital untuk Solopreneur

Bank Jasa Jakarta (BJJ), bank milik Grup Astra dan WeLab, resmi meluncurkan aplikasi Bank Saqu pada Senin (20/11). Bank Saqu siap bersaing dengan sejumlah aplikasi perbankan digital lainnya di Indonesia.

Presiden Direktur Bank Jasa Jakarta Leo Koesmanto mengungkap, Bank Saqu punya posisi berbeda dengan perbankan digital yang sudah ada. Bank Saqu  membidik segmen anak muda, terutama para solopreneur di Indonesia.

“Kami harus memiliki positioning yang berbeda dari perbankan digital yang sudah ada. Banyak generasi muda aktif yang memiliki usaha atau side gig. Segmen ini memiliki cara berpikir yang produktif, bukan konsumtif,” ucap Leo saat acara peluncuran Bank Saqu di Jakarta.

Mengutip salah satu studi, Bank Saqu menyebut terdapat perkiraan 117 juta solopreneur di Indonesia pada 2030. Studi tersebut juga mengestimasi kontribusi solopreneur ke PDB akan mencapai 36% pada 2030.

“Dengan wawasan pasar lokal dan cakupan ekosistem Astra baik offline maupun online, serta kecakapan teknologi dari WeLab, kami percaya Bank Saqu mampu menempatkan diri untuk memasuki pasar yang menjanjikan ini,” tambahnya.

Bank Saqu kini sudah dapat diunduh di Google Play Store dan Apple Store. Berikut adalah sejumlah layanan/fiturnya:

  1. Saku: fitur kantong yang dapat dipersonalisasi nasabah hingga 20 kantong
  2. Busposito: produk deposito, diklaim pertama di Indonesia, yang memanfaatkan kekuatan komunitas. Artinya, semakin banyak yang bergabung ke Busposita, semakin besar bunga yang diperoleh nasabah.
  3. Tabungmatic: nasabah dapat menabung secara otomatis dari setiap pembulatan transaksi melalui QRIS.
  4. Saku Booster: saku khusus untuk menyimpan semua cashback yang diperoleh nasabah dari transaksi, termasuk Tabungmatic.
Produk Bank Saqu / Sumber: Bank Saqu

Sebagai informasi, Bank Saqu adalah hasil transformasi Bank Jasa Jakarta (BJJ) usai diakuisisi oleh PT Astra International Tbk melalui anak usahanya PT Sedaya Multi Investama (Astra Financial) bersama WeLab melalui WeLab Sky.

Astra Financial dan WeLab Sky menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan saham masing-masing sebesar 49,56%. Penyelesaian transaksi akuisisi telah dirampungkan pada tahun lalu.

Masih berlanjut

Tren transformasi bank konvensional menjadi bank digital masih terus berlanjut hingga sekarang. Superbank (sebelumnya Bank Fama) adalah hasil akuisisi oleh Grup EMTEK, Grab, dan Singtel. Baru-baru ini, bank digital asal Korea Selatan, Kakaobank juga akan ikut mengakuisisi 10% saham Superbank.

Kemudian, Hibank (sebelumnya Bank Mayora) juga diakuisisi oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) pada tahun lalu. BNI menggandeng Sea Group sebagai mitra teknologi Bank Mayora. Baik Superbank dan Hibank juga tengah menyiapkan layanan perbankan digital mereka yang sama-sama menyasar segmen UMKM.

Bank digital lain yang memiliki pendekatan serupa ada Bank Raya, yang membidik segmen pekerja gig economy atau pekerja informal. Sementara, Bank Aladin lebih memilih pendekatan yang menyentuh aspek keseharian pengguna dengan menggandeng jaringan ritel Alfamart.

Application Information Will Show Up Here

Merangkum Upaya Bank Digital Tetap Relevan Dorong Inklusi Keuangan

PT Bank Jago Tbk (IDX: ARTO) kembali memperluas sinerginya ke dalam ekosistem Grup GoTo. Setelah Gojek, Bank Jago kini berkolaborasi dengan lini bisnis keuangan untuk menyediakan layanan GoPay Tabungan di aplikasi Jago.

Model kolaborasi ini bisa jadi belum ada di Indonesia mengingat GoPay dikenal sebagai platform pembayaran. Sebelumnya, sinergi awalnya adalah menghadirkan Bank Jago sebagai opsi pembayaran di aplikasi Gojek. Transaksi GoRide, GoFood, atau GoSend akan otomatis memotong saldo di Bank Jago.

“GoPay Tabungan by Jago menjawab tantangan masyarakat unbanked. GoPay Tabungan by Jago adalah rekening transaksi sehari-hari pertama di Indonesia yang menggabungkan layanan uang elektronik (e-money) yang simpel dengan keunggulan bank,” ujar Presiden Unit Bisnis Financial Technology GoTo Hans Patuwo dalam keterangan resminya.

GoPay Tabungan dapat digunakan untuk transfer, menyimpan uang untuk transaksi sehari-hari hingga mengajukan pinjaman di dalam satu aplikasi. Lewat aplikasi GoPay atau Gojek, pengguna dapat mengubah saldo GoPay menjadi GoPay Tabungan by Jago dengan klaim dalam dua menit.

Kolaborasi ini juga memungkinkan mengingat GoPay selama ini terikat dengan aplikasi Gojek. Pasca-spin off beberapa bulan lalu, GoPay dapat memperluas layanan mereka dan dapat menjangkau lebih banyak kebutuhan masyarakat.

Kolaborasi dorong inklusi

Sejak ramai kehadiran bank digital beberapa tahun lalu, kolaborasi terus digencarkan untuk mendorong inklusi keuangan. Misi awalnya adalah menyentuh kalangan unbanked dan underbanked yang punya keterbatasan terhadap akses keuangan. Kalangan ini rata-rata tidak memiliki rekening, terhambat lokasi ATM yang jauh, atau tidak punya akses internet.

Bank digital mengambil berbagai pendekatan berbeda, salah satunya lewat kolaborasi dengan platform digital, baik itu e-commerce, ride hailing, atau e-wallet. Kolaborasi ini juga seiring bertumbuhnya perilaku dan transaksi digital. Menurut data Bank Indonesia (BI), jumlah populasi unbanked di Indonesia mencapai 97,7 juta orang atau 48% dari total penduduk. Adapun, nilai transaksi digital banking di Indonesia menembus hampir Rp4,3 kuadriliun per April 2023.

Berbeda dengan model perbankan konvensional yang masih mengandalkan kantor cabang untuk interaksi fisik dengan teller ketika ingin membuat rekening baru, bank digital menggandeng platform digital untuk memudahkan pembukaan rekening, transaksi pembayaran, atau pinjaman. Beberapa kerja sama yang telah terjalin di antaranya adalah:

  1. Bank Jago dan Gojek
    Proses onboarding Bank Jago hadir di dalam aplikasi Gojek. Sinergi lainnya adalah menghubungkan Kantong (Pocket) sebagai opsi pembayaran di aplikasi Gojek. Pengguna bisa bertransaksi layanan apa pun, mulai dari makanan, transportasi, hingga tagihan.
  2. Standard Chartered dan Bukalapak
    Kerja sama strategis ini menghasilkan produk tabungan BukaTabungan, yang mana memungkinkan pengguna untuk melakukan penarikan dana via jaringan Mitra Bukalapak.
  3. Bank Aladin dan Alfamart
    Berbeda dengan bank digital lain, Bank Aladin meyakini bahwa ekosistem offline menjadi kunci untuk merangkul segmen unbanked dan underbanked di Indonesia, terutama yang menyentuh kegiatan keseharian. Tesis ini menjelaskan kemitraan strategisnya dengan pemilik jaringan ritel nasional Alfamart.

Setelah strategi untuk memudahkan proses onboarding, pemain bank digital terus menggulirkan fitur/layanan agar memudahkan pengguna mengakses keuangannya, seperti pembayaran via QRIS dan setor-tarik tunai tanpa kartu ATM. Apalagi, masyarakat masih terbiasa denga layanan perbankan yang  karena punya presensi fisik.

Baru-baru ini, Direktur Strategy, Corp. Communication, dan Investor Relation Bukalapak Carl Reading mengatakan bahwa kondisi masyarakat saat ini mungkin belum siap untuk menikmati pengalaman digital sepenuhnya. Hal ini juga yang membuat integrasi Bukalapak dengan mitra strategis keuangannya berjalan lambat.

“Kami berencana menggunakan Mitra sebagai penghubung perbankan digital antara dunia digital dan komunitas di pedalaman untuk dapat melakukan setoran dan penarikan uang tunai,” tutur Carl dalam paparan publik Bukalapak beberapa waktu lalu.

Terlepas dengan kolaborasi yang sudah berjalan, nyatanya populasi unbanked tercatat masih besar. Namun, kondisi ini membuka ruang pertumbuhan bagi industri perbankan, keuangan, dan ekosistem digital untuk mengeksplorasi model kemitraan yang beneficial bagi masyarakat, khususnya di daerah.

KakaoBank akan Caplok 10% Saham Superbank

Bank digital asal Korea Selatan, KakaoBank akan mengakuisisi 10% saham PT Super Bank Indonesia (Superbank) melalui penerbitan saham baru. Aksi strategis ini juga akan melengkapi kemitraan Superbank usai “diinvestasi” oleh Grab, Singtel, dan Grup Emtek pada awal 2023.

Dalam keterangan resminya, aksi korporasi ini mencakup kolaborasi aktif pada pengembangan produk dan layanan Superbank. Adapun, aplikasi Superbank ditargetkan dapat meluncur pada tahun ini.

Superbank akan memanfaatkan kemampuan dan pengalaman milik KakaoBank yang telah terbukti dan menduduki peringkat pertama pada jumlah pengguna aktif bulanan di antara aplikasi perbankan terkemuka di Korea Selatan. Sementara, KakaoBank akan memperdalam pemahamannya kepada pelanggan dan mendorong kemajuan industri keuangan digital di pasar Asia Tenggara.

“Investasi strategis dan kolaborasi bersama Superbank menjadi langkah awal dari bisnis global KakaoBank. Kami akan menciptakan masa depan keuangan bersama mitra terkemuka di Asia Tenggara untuk membangun platform teknologi finansial digital yang dimulai di Indonesia dengan Superbank,” tutur CEO KakaoBank Corp Ho Young Yun.

Kemitraan strategis ini juga menjadi upaya KakaoBank memperkuat posisinya di global. Yun menambahkan akan berkomitmen jangka panjang melalui sinerginya dengan ekosistem bisnis Grab di Asia Tenggara.

Lebih lanjut Direktur Utama Superbank Tigor M. Siahaan mengatakan, “kemitraan ini memadukan keahlian internasional dengan potensi besar di Indonesia. Dengan komitmen yang sama terhadap inklusi keuangan dan kemajuan berbasis teknologi, kemitraan ini tidak hanya memperkuat kemampuan Superbank, tetapi juga membawa kami lebih dekat dengan misi kami melayani masyarakat underbanked, khususnya UMKM dan ritel.”

Sekadar informasi, Superbank (sebelumnya bernama Bank Fama) diakuisisi oleh konsorsium Grab, Singtel, dan Grup Emtek. Superbank telah bermitra dengan Amartha dan Genesis Alternative Ventures (Genesis) untuk kerja sama penyaluran pembiayaan, yakni UMKM dan industri startup.

Baik Grab, Singtel, dan Emtek memiliki penetrasi pasar yang luas di
berbagai sektor, termasuk penonton media multi-platform dan penjual all-commerce online serta jutaan pengguna platform Grab. Sementara, Singtel melayani jutaan pelanggan seluler dan perusahaan. Dengan ekosistem ini, Superbank diyakini berada dalam posisi terbaik untuk terhubung dengan nasabah UMKM dan ritel di Indonesia.

Sementara, KakaoBank merupakan salah satu bank digital yang sukses di dunia. Pada awal peluncurannya, jumlah pengguna KakaoBank tembus 300 ribu dalam kurun waktu 24 jam. Dalam dua minggu, KakaoBank mencapai 2 juta pengguna, total tabungan sebesar ₩1 trillion ($930 million) dan pinjaman ₩770 billion ($701 million).

Kesuksesan ini terjadi berkat upaya Kakao memanfaatkan karakteristik aplikasi Kakao Talk–yang juga populer di masyarakat Korea Selatan–didukung dengan layanan/produk bersifat mobile dan on-demand, memungkinkan Kakao untuk mentransformasikan layanan perbankan yang berpusat pada pelanggan.

Di Indonesia, akuisisi bank digital oleh perusahaan teknologi telah terjadi selama beberapa tahun terakhir. Salah satu akuisisi strategis dilakukan oleh Gojek (sebelum IPO) terhadap Bank Jago. Kini Bank Jago dapat memanfaatkan ekosistem layanan GoTo. Selain itu, Bank Jago juga berkolaborasi dengan Bibit yang memudahkan investasi melalui aplikasi.