Adaptasi Cloud Bantu Startup Mengembangkan Inovasi Baru dengan Mudah

Pandemi COVID-19 turut mendorong transformasi digital untuk menjadi buzzword di kalangan pelaku bisnis. Meningkatnya kebutuhan sebuah entitas bisnis dalam beradaptasi secara digital, turut menjadi faktor pendorongnya. Salah satu infrastruktur teknologi yang cukup erat dikaitkan sebagai bagian dari langkah transformasi ini adalah komputasi awan atau cloud computing.

Pemanfaatan cloud dalam operasional perusahaan dapat menjadi langkah cermat bagi para pelaku bisnis. Salah satu keuntungan utamanya tentu saja efisiensi anggaran. Dengan memanfaatkan cloud, perusahaan dapat mengoptimalkan biaya infrastruktur dan pemeliharaan server on-premise dengan layanan cloud yang lebih terjangkau tanpa tambahan biaya lainnya.

Akan tetapi, keuntungan pemanfaatan cloud tidak hanya berhenti sampai situ saja. Ada beberapa keuntungan lainnya yang dapat dirasakan startup ketika mulai memanfaatkan cloud, diantaranya:

  • Kemudahan dalam pengimplementasian
  • Dapat memanfaatkan layanan cloud yang beragam
  • Produk dapat dikembangkan dengan lebih cepat
  • Kapasitas server yang tak terbatas.
  • Meningkatkan skalabilitas bisnis sesuai kebutuhan
  • Peningkatan efisiensi operasional perusahaan
  • Enkripsi dan keamanan data yang dapat diandalkan
  • Proses pengolahan data yang lebih cepat karena latency yang rendah
  • dan masih banyak keuntungan lainnya.

Berbagai keuntungan dari fleksibilitas, efisiensi, dan efektivitas penggunaan cloud ini juga berlaku untuk seluruh skala perusahaan. Baik itu perusahaan dengan skala kecil, menengah, hingga korporasi besar sekalipun. Keuntungan-keuntungan tersebut diyakini dapat membantu startup untuk menciptakan berbagai inovasi baru dengan lebih mudah.

Pengembangan Fitur Lebih Mudah, Go-To-Market Lebih Cepat

Salah satu keunggulan utama yang dapat dirasakan startup setelah melakukan adaptasi cloud adalah pengembangan fitur yang dapat dilakukan dengan lebih cepat. Mengapa? Karena salah satu bentuk kemudahan dari penggunaan cloud adalah penggunaan fiturnya yang cukup simpel, yaitu secara plug and play. Dengan begitu, tim IT tidak perlu lagi memikirkan teknis engineering internal yang kompleks dan non-essential, mereka cukup fokus dengan produk yang sedang dikembangkan.

Adroady, Startup lokal yang fokus dalam periklanan digital OOH, memanfaatkan kemudahan cloud dalam pengembangan produk-produk adtech mereka. “Kita semua server pakai kluster yang ada di AWS, menggunakan beberapa teknologi seperti virtual machine, database, bisa di deploy dalam satu sentuhan dan dapat fokus ke development produk untuk memberikan best experiences to our customer.” ujar Samuel Utama, CTO Adroady.

Selain Adroady, kemudahan dalam pengembangan fitur karena adaptasi cloud ini juga diamini oleh Jojonomic. Kepada DailySocial, CEO Jojonomic, Indrasto Budisantoso mengatakan bahwa adaptasi cloud di satu sisi juga dapat membantu Jojonomic dalam memberikan semacam concept yang meyakinkan customer bahwa mereka dapat menyelesaikan berbagai solusi, melalui inovasi yang dihadirkan lewat pemanfaatan cloud tersebut.

Salah satu contohnya, Jojonomic dapat menghadirkan produk konferensi video mereka, JojoMeet, tanpa memakan waktu lama. Hal ini dikarenakan pemanfaatan platform cloud yang membantu mereka untuk tidak perlu merancang sistem dan produk secara scratch dari nol. “Dengan adanya Amazon Chime SDK, Jojonomic tidak perlu merancang dan mengembangkan antarmuka untuk konferensi video dari awal dan memakan waktu berbulan-bulan.” tambah CTO Jojonomic, Abdul Qifli Sangadji, dalam acara media briefing bersama AWS beberapa waktu lalu.

Hal ini, dapat membuktikan bahwa selain memudahkan startup menelurkan inovasi-inovasi baru, adaptasi cloud juga dapat membantu inovasi tersebut lebih cepat dipasarkan kepada customer. Startup dapat berlari lebih cepat dengan inovasi-inovasi baru, tanpa perlu khawatir kekurangan sumber daya dan infrastruktur teknologi pendukung.

Jawab Tantangan Kebutuhan Server dan Skalabilitas Startup

Berbicara terkait infrastruktur teknologi, tantangan juga akan dihadapi oleh startup terkait kebutuhan server yang dapat mendukung skalabilitas bisnisnya. Dalam hal ini, startup akan dipertemukan pada dua pilihan, memiliki server sendiri atau menggunakan cloud sebagai pilihan servernya.

Di satu sisi, memiliki server sendiri juga dapat menjadi tantangan tersendiri bagi startup. Kepemilikan server on-premise ini tidak hanya menambah pengeluaran operasional, tetapi juga dapat mendatangkan biaya tak terduga dari pemeliharaan jaringan server tersebut. Untuk itu, adaptasi cloud dapat menjadi salah satu solusi bagi startup dalam menghadapi tantangan ini.

Di sisi lain, penggunaan cloud sebagai server juga dianggap penting dalam kebutuhan skalabilitas startup. Kebutuhan penambahan server yang fleksibel dan mudah, memungkinkan startup untuk terus fokus melakukan pengembangan traksi dan penggunaan platform-nya tanpa perlu takut terjadi crash maupun overload di waktu yang tak terduga.

Melalui pemanfaatan cloud, startup dapat memiliki kapasitas server sesuai dengan kebutuhan, sekaligus meningkatkan atau menurunkan kebutuhan server tersebut dengan mudah. Bagi Jojonomic, fleksibilitas ini juga membuat mereka tidak perlu mengkhawatirkan biaya tambahan lainnya. “Dengan adanya kapabilitas auto-scaling dari AWS, Jojonomic tidak harus pusing memikirkan biaya pemeliharaan jaringan untuk berbagai kegunaannya.” ujar Abdul, CTO Jojonomic.

Tidak hanya itu, keuntungan menggunakan cloud sebagai server juga membuat startup tidak perlu khawatir terhadap traffic penggunaan, pemeliharaan server, serta kapasitas infrastruktur yang digunakan. Menurut Samuel Utama, produk cloud yang digunakan Adroady ternyata dapat memudahkan mereka untuk mengembangkan fitur-fitur maupun inovasi baru di dalam platformnya.

“Awalnya, sampai bangun GPU server sendiri, jadi buat bisa bikin model sendiri buat pengukuran kita bikin server sendiri, sampe titik kita ketemu AWS, kita pensiunkan dulu server untuk melatih AI-nya, kita pakai service AWS SageMaker untuk kita training new model sehingga kita bisa fokus development produknya.” tambah Samuel.

AWS Turut Dukung Akselerasi Startup lewat DSLaunchpad 2.0

Selain mendorong inovasi startup lewat produk-produknya, AWS juga turut membantu startup menghadirkan inovasi-inovasi baru serta mengembangkan startupnya melalui berbagai cara, salah satunya dengan menyelenggarakan program akselerasi DSLaunchpad 2.0 bersama DailySocial.id

Memasuki minggu keduanya, program akselerasi yang diikuti oleh 118 peserta ini akan membantu peserta untuk mengembangkan startupnya pada empat kategori, yaitu idea validation, business model, prototyping, dan marketing. Melalui program akselerasi ini, peserta tidak hanya akan melihat bagaimana cloud dapat menjadi salah satu strategi yang memudahkan pengembangan inovasi dalam startupnya, tetapi juga bagaimana inovasi-inovasi yang dihadirkan tersebut dapat dengan baik diterima oleh konsumen melalui validasi ide, model bisnis, dan pendekatan marketing yang tepat.

Adaptasi Startup Lewati Pandemi: Tidak Hanya Bertahan, Tetapi Juga Berkembang

Masa pandemi ini merupakan masa-masa yang sulit bagi para startup, tanpa terkecuali. Hal-hal  yang terjadi sepanjang tahun ini mungkin sangat berbeda dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Mau tidak mau, startup harus menyusun ulang rencana bisnisnya dan segera beradaptasi dengan cepat. Agility kini menjadi kunci utama bagi startup untuk mempertahankan bisnisnya.

Adaptasi yang lebih cepat ini di satu sisi sebenarnya memang dibutuhkan oleh berbagai jenis perusahaan, terutama sektor-sektor bisnis yang secara langsung terdampak oleh pandemi seperti pariwisata, retail, entertainment, serta food and beverages. Para pelaku bisnis di sektor ini kini adu cepat untuk mengadopsi transformasi digital, agar dapat tetap terhubung dengan pelanggan karena bisnis mereka belum pulih seutuhnya. Selain itu, sektor pendidikan dan kesehatan juga kini telah menggunakan berbagai solusi digital yang belum pernah digunakan sebelumnya.

Lewat adaptasi ini, masa pandemi juga bisa dimanfaatkan oleh para startup di sektor manapun untuk mencari peluang dari mitra maupun konsumen baru. Produk ataupun fitur baru yang hadir dari proses adaptasi startup tersebut dapat menjadi senjata utama bagi startup untuk mempertahankan bisnisnya, terutama bila inovasi yang dihadirkan dapat menjawab tantangan baru yang hadir setelah pandemi. Fitur baru ini, dapat hadir dalam bentuk penambahan dan peningkatan layanan ataupun sebagai bentuk pivot untuk mencari peluang di area bisnis yang belum dijangkau sebelumnya. Kesempatan ini juga didukung oleh meningkatnya penggunaan layanan digital oleh para konsumen secara umum. Kebiasaan baru dalam berinteraksi dengan layanan digital ini juga dapat dimanfaatkan oleh para startup untuk menghadirkan pengalaman penggunaan produk dan layanannya secara digital.

Akan tetapi, bertindak agile dan bergerak cepat sebenarnya hanyalah langkah awal. Di tengah situasi sulit, startup juga harus bisa mencari cara untuk melakukan efisiensi anggaran, mencari peluang bisnis baru, dan memastikan sumber daya manusianya tetap terus mengembangkan keterampilan baru. Bila hal-hal tersebut dilakukan dengan baik, startup tersebut mungkin tidak hanya dapat bertahan, tetapi juga berkembang dalam kondisi new normal ini.

Cloud Sebagai Solusi Efektif dan Efisien Ciptakan Peluang Baru

Hal tersebut juga dilihat oleh Amazon Web Services (AWS) sebagai challenge yang dapat dijawab oleh para startup melalui produk-produknya. AWS memungkinkan penggunanya  untuk memiliki sumber daya teknologi yang dibutuhkan. Salah satunya membuat startup dapat menggunakan ratusan hingga ribuan server hanya dalam hitungan menit. Kemudahan cloud ini dapat membantu startup yang ingin bereksperimen dengan ide-ide baru selama pandemi ini. Selain hanya perlu membayar fitur cloud yang digunakan (pay-as-you-go), serta jika percobaan ide bisnis baru tersebut gagal, dapat dibatalkan dengan mudah, tanpa perlu khawatir risiko pengeluaran yang membengkak.

Salah satu startup Indonesia yang merespon perubahan kondisi bisnisnya menggunakan solusi cloud dari AWS adalah Halodoc. Contohnya Halodoc, startup healthtech yang merespon perubahan kondisi bisnisnya bersama AWS. Selama COVID-19, Halodoc bekerja sama dengan lebih dari 20 rumah sakit di Jabodetabek dan Karawang, Jawa Barat. Kolaborasi ini memungkinkan penggunanya untuk pemesanan tes COVID-19 lewat aplikasi.

Halodoc sendiri telah menggunakan beberapa layanan AWS, seperti Amazon EC2 Reserved Instances, Amazon RDS, Amazon S3, Amazon CloudFront, Amazon Route 53, dan AWS Lambda. Hasilnya, sejauh ini Halodoc berhasil melakukan penghematan anggaran IT sebesar 20-30%. Penghematan ini didapat dari sistem pembayaran pay-as-you-go yang dimiliki AWS sehingga mereka dapat mengatur anggaran dalam menggunakan produk cloud dengan lebih efektif. Selain itu, Halodoc juga berhasil meluncurkan fitur aplikasi baru yang 30% lebih cepat dari versi sebelumnya, sehingga dapat meningkatkan waktu respons pasien-dokter di dalam aplikasinya.

Ikut Bantu Startup Berkembang lewat Berbagai Kegiatan

Selain melalui produk dan layanannya, AWS juga turut aktif untuk membantu para startup dalam mengembangkan bisnisnya selama pandemi ini. Contohnya kursus online AWS Training and Certification, AWS Innovate conferences, AWS Builders Online Series, serta program akselerasi baru yang bekerja sama dengan DailySocial.id, yaitu DSLaunchpad 2.0. Program DSLaunchpad 2.0 ini juga menjadi salah satu upaya AWS dan DailySocial.id untuk membantu startup dalam mengakselerasi idenya melalui mentoring bersama para expert secara intensif selama empat minggu penuh.

dslaunchpad
Para expert yang akan menjadi mentor pada DSLaunchpad 2.0

Dengan memiliki mindset agile, startup dapat beradaptasi dengan lebih cepat bila terjadi perubahan yang memberikan dampak pada bisnisnya. Namun, selain dengan menggunakan produk yang mendukung agility-nya, para founders juga harus dapat memanfaatkan peluang dalam meningkatkan kapabilitas tim dan startupnya. Sehingga startup tidak hanya dapat bertahan, tetapi juga terus berkembang meski harus melewati banyak tantangan di masa pandemi ini.

—-

Artikel asli ditulis oleh Gaurav Arora, Head of Startup Ecosystem, Asia Pacific-Japan, Amazon Web Services. Ditulis dalam bahasa Inggris, serta diterjemahkan dan diolah kembali oleh Ilham Sanjaya.

Last Call! Segera Ambil Kesempatan Akselerasi Startupmu di DSLaunchpad 2.0

Periode registrasi dari program akselerasi DSLaunchpad 2.0 telah dibuka sejak 5 Oktober lalu hingga 18 Oktober 2020. Artinya, tinggal tersisa dua hari lagi untuk kamu bisa mendaftarkan diri pada program akselerasi ini. Jangan lewatkan berbagai keuntungan dan hadiah yang bisa kamu dapatkan dengan mengikuti program akselerasi yang diselenggarakan secara intensif mulai dari 2 November hingga 29 November 2020 ini. Kira-kira, apa saja yang akan kamu dapatkan?

Pada DSLaunchpad 2.0 ini, peserta nantinya akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan mentoring dengan para expert dengan topik yang beragam. Mulai dari idea validation, business model, prototyping, hingga marketing. Kegiatan mentoring ini nantinya akan diselenggarakan sebanyak delapan sesi webinar kepada seluruh peserta dan sesi one-on-one bagi startup terpilih. Kehadiran para mentor terbaik di bidangnya ini diharapkan bisa membantu peserta untuk terus mengembangkan produk dan layanannya dengan lebih baik selama program akselerasi.

dslaunchpad
Mentor-mentor yang akan membantu peserta untuk mengembangkan inovasi para peserta di DSLaunchpad 2.0

Dapatkan Total Hadiah Senilai Rp100 Juta!

Selain mentoring, 100 peserta terpilih juga akan mendapatkan kredit dari AWS yang dapat digunakan untuk membantu mereka dalam mengembangkan produk dan layanan lewat program akselerasi ini.

Tidak berhenti sampai situ. Setelah mengikuti berbagai rangkaian acara, para peserta akselerasi akan memiliki kesempatan untuk memperebutkan hadiah utama. Akan ada 10 startup terpilih yang memiliki performa dan perkembangan paling baik selama program akselerasi untuk melakukan pitching secara virtual di hari Demo Day. Tiga startup terbaik menurut para juri akan mendapatkan hadiah uang tunai senilai total 100 juta rupiah.

Tunggu apa lagi? Kamu tidak perlu ragu dan bimbang karena kesempatan untuk mewujudkan impian dalam mengembangkan startup melalui program akselerasi ini sudah di depan mata. Segera daftarkan startupmu sebelum periode registrasi ditutup dalam waktu dua hari lagi.

Kamu dapat melakukan registrasi dengan mudah melalui form pada link berikut. Jangan sampai ketinggalan, karena waktu pendaftaran hanya tersisa dua hari lagi!

DSLaunchpad 2.0: Akselerasi Startupmu dengan Mentorship!

Setelah sebelumnya sukses menyelenggarakan program inkubasi online terbesar di Indonesia, DSLaunchpad, kini DailySocial.id bersama Amazon Web Services (AWS) menghadirkan kembali rangkaian keduanya dalam bentuk program akselerasi yang bertajuk DSLaunchpad 2.0.

Pada penyelenggaraan sebelumya, program DSLaunchpad berhasil mendatangkan hampir 600 pendaftar dan 73% diantaranya berasal dari luar Jakarta. Selain itu, setelah rangkaian berlangsung, 107 startup berhasil meraih kesempatan untuk mengikuti program inkubasi dan tiga diantaranya berhasil mendapatkan seed-funding dua pekan setelah program berakhir.

Salah satu keuntungan utama dari mengikuti program akselerasi seperti DSLaunchpad ini adalah mentorship bersama para expert. Ada empat hal yang akan menjadi fokus mentorship dalam program akselerasi ini, yaitu idea validation, business model, prototyping, dan juga marketing. Lewat kegiatan mentoring ini, para peserta dapat dibantu untuk mengakselerasi ide dan inovasi yang dihadirkan startupnya.

Keuntungan dari mentorship ini juga dirasakan oleh Co-Founder DIGIDES, Sidik Permana saat mengikuti rangkaian DSLaunchpad pada bulan April lalu. Kepada DailySocial, Ia mengatakan rangkaian konsultasi dan pendampingan yang diikuti selama program DSLaunchpad sebelumnya merupakan kesempatan yang sangat penting baginya. Rangkaian mentorship ini dianggap dapat membantu DIGIDES dalam melakukan pembentukan model bisnis dan proses pengembangan produk, sehingga kini membantu mereka memiliki product market fit.

dslaunchpad
Testimoni Sidik Permana, Co-Founder DIGIDES, terkait mentoring pada DSLaunchpad pertama.

Senada dengan DIGIDES, keuntungan dari kegiatan mentorship ini juga sangat dirasakan oleh Kopral (Koperasi All in One), startup yang fokus menyediakan solusi digital bagi operasional koperasi dan UMKM di Indonesia. Bagi founder Kopral, Muhammad Rizal, kegiatan DSLaunchpad sebelumnya merupakan loncatan besar bagi startupnya, terutama dari segi operasional bisnis.

Testimoni Muhammad Rizal, Founder Kopral, terkait mentoring pada DSLaunchpad pertama.
Testimoni Muhammad Rizal, Founder Kopral, terkait mentoring pada DSLaunchpad pertama.

Kepada DailySocial, Rizal juga mengatakan bahwa arahan mentornya saat itu, Hadi Wenas (COO Amartha), juga membantu mereka meningkatkan pengalaman mereka dalam melakukan pitching, hingga akhirnya berhasil mendapatkan pendanaan perdana mereka.

“Kesempatan belajar itu sedikit banyak merubah kami dalam menerapkan strategi bisnis platform Kopral terutama dari sisi komersial dan pitching experience di depan VC. Kami menyesuaikan deck kami sesuai arahan mentor kami mas Wenas dan 2 minggu setelah inkubasi kami mendapatkan pendanaan Seed Funding dari Angel Investor.” tambah Rizal.

Tidak hanya pengembangan operasional dan produk startup, kegiatan mentorship yang diikuti melalui program akselerasi DSLaunchpad 2.0 ini juga dapat menjadi momen untuk membangun networking yang tepat. Selain untuk membangun jaringan yang lebih luas, program akselerasi ini juga dapat membuka kesempatan untuk bertukar wawasan dengan mentor dan sesama peserta. Mentor-mentor yang dihadirkan tentunya merupakan expert di bidangnya masing-masing, sehingga peserta dapat belajar langsung kepada ahlinya terkait problem yang mereka miliki dalam mengembangkan startupnya.

Mentor-mentor yang akan membantu para peserta mengakselerasi ide startupnya pada DSLaunchpad 2.0
Mentor-mentor yang akan membantu para peserta mengakselerasi ide startupnya pada DSLaunchpad 2.0

Selain itu, menurut Co-Founder & CEO Warung Pintar yang juga akan menjadi mentor prototyping pada DSLaunchpad 2.0, Agung Bezharie, rangkaian mentoring pada program akselerasi DSLaunchpad ini juga dapat membantu peserta dalam mengembangkan pola pikir sebagai pebisnis.

“Berbagi pengalaman dan berinteraksi dengan banyak pihak adalah cara paling tepat untuk mengembangkan pola pikir sebagai pebisnis supaya mampu melihat berbagai hal dari perspektif yang lebih luas. Melalui DSLaunchpad, kegiatan ini mengakomodasi kalian agar dapat memperoleh keuntungan-keuntungan tersebut.” ujar Agung.

Tidak hanya akan mendapatkan mentorship bersama para expert, tetapi para peserta DSLaunchpad 2.0 juga memiliki kesempatan untuk memperebutkan hadiah total Rp100 Juta dan kredit dari AWS yang dapat digunakan mereka untuk mengembangkan startupnya.

Pendaftaran DSLaunchpad 2.0 ini hanya dibuka sampai dengan tanggal 18 Oktober 2020. Jangan sia-siakan kesempatan emas untuk mengeksplorasi ide startupmu sekaligus memperebutkan hadiah lewat program akselerasi ini.

Tunggu apalagi, akselerasi startupmu bersama DSLaunchpad 2.0 dengan mendaftarkan diri melalui form pada link berikut ini.

Ini Mentor-Mentor Luar Biasa di Program DSLaunchpad 2.0

Pertumbuhan skala bisnis merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan startup dalam perjalanan bisnisnya. Dengan memiliki pertumbuhan bisnis yang baik, startup tidak hanya dapat terus mempertahankan operasional bisnisnya, tetapi juga terus mengembangkan inovasi bisnis di berbagai aspek. Mulai dari produk dan layanan yang dimiliki hingga model bisnis dan upaya pemasaran kepada konsumennya.

Untuk membantu startup menyiapkan strategi yang tepat dalam mengembangkan bisnisnya, DailySocial.id bersama Amazon Web Services (AWS) kini mengadakan program akselerasi DSLaunchpad 2.0. Melalui program akselerasi ini, peserta akan dibantu oleh para mentor untuk melakukan pengembangan bisnis serta produk dan layanan startupnya. Selain itu, para peserta juga akan mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan kredit dari AWS dan memperebutkan hadiah total Rp100 Juta!.

Rangkaian DSLaunchpad 2.0 ini akan diselenggarakan mulai dari 5 Oktober hingga 9 Desember 2020. Dalam perjalanannya, akan ada 100 peserta terpilih yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program akselerasinya secara intensif selama kurang lebih empat pekan.

DSLaunchpad
Linimasa rangkaian acara DSLaunchpad 2.0 supported by AWS.

Raih Kesempatan Berkembang Bersama para Expert

Para peserta program akselerasi akan mendapatkan kesempatan untuk melakukan mentoring bersama para expert. Sesi mentoring ini akan diselenggarakan selama delapan kali dalam bentuk webinar. Pada setiap sesi, akan ada tujuh startup terpilih yang memiliki kesempatan untuk melakukan sesi one-on-one dengan mentor. Mentor-mentor yang akan membantu para peserta untuk mengakselerasi inovasi startupnya dalam DSLaunchpad 2.0 ini adalah Pandu Sjahrir (Managing Partner of Indies Capital Partners), Willson Cuaca (Co-Founder of East Ventures), Edy Sulistyo (CEO of Go-Play), Markus Liman Rahardja (VP of Investor Relation & Strategy BRI Ventures), Shinta Nurfauzia (Co-CEO dan Co-Founder of Lemonilo), Johnny Widodo (CEO OLX Autos Indonesia), Ivan Arie (Co-Founder & CEO, TaniHub), dan Agung Bezharie (Co-Founder & CEO, Warung Pintar).

DSLaucnhpad
Para expert yang akan menjadi mentor pada DSLaunchpad 2.0

Akan ada empat topik yang dibahas dalam kegiatan mentoring yaitu idea validation, business model, prototyping, dan marketing. Pada topik idea validation, peserta akan dibantu untuk mengidentifikasi masalah dan pain points serta solusi apa yang bisa dihadirkan untuk menjawab tantangan tersebut. Peserta juga akan dibantu membuat perencanaan model bisnis serta implementasinya dalam kegiatan bisnis mulai dari desirability, feasibility, hingga viability.

Pada topik prototyping, peserta akan belajar step by step dalam membuat produk termasuk fitur dan aspek produk lainnya. Selain itu, dalam topik marketing peserta juga akan belajar bagaimana merencanakan strategi pemasaran secara end-to-end, mulai dari objektif, menentukan KPI, hingga target market yang tepat untuk startupnya. Sesi mentoring ini nantinya juga dilengkapi modul artikel dan video untuk membantu pemahaman peserta akselerasi dalam melakukan pengembangan produk dan layanannya.

Setelah melalui berbagai rangkaian mentoring, para peserta akan dikurasi kembali menjadi sepuluh startup terpilih yang akan mendapatkan kesempatan untuk melakukan pitching pada sesi online demo day. Dari sepuluh startup tersebut, akan ada 3 startup terbaik yang berhak mendapatkan total hadiah senilai Rp100 Juta.

Tunggu apalagi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengembangkan startupmu melalui berbagai kegiatan mentoring, serta kesempatan mendapatkan total hadiah Rp100 Juta dengan mengikuti program akselerasi DSLaunchpad 2.0. Registrasi hanya dibuka sampai tanggal 18 Oktober 2020, segera daftarkan startupmu melalui form pada link berikut.

Kolaborasi dan Kontribusi Perusahaan Teknologi Global dalam Memajukan Ekosistem Startup Lokal

Peningkatan adaptasi teknologi digital menjadi salah satu faktor berkembangnya ekosistem startup di Indonesia. Mulai dari hadirnya produk dan layanan yang semakin bervariasi hingga adanya peningkatan penggunaan teknologi pada konsumen di kehidupan sehari-hari.

Peningkatan ini juga tidak lepas dari peran para penyedia produk dan teknologi yang memudahkan startup untuk mengembangkan produknya, salah satunya adalah Amazon Web Services (AWS). Dengan menyediakan produk dan layanan komputasi awan (cloud computing) bagi startup, AWS dianggap memiliki peran penting dalam membantu perkembangan ekosistem startup di Indonesia.

Ambil Bagian dalam Pengembangan Infrastruktur Teknologi

Dari segi produk, beberapa startup Indonesia kini telah mulai menggunakan beberapa produk dan layanan cloud dari AWS untuk berbagai tujuan. Warung Pintar contohnya, startup ini menggunakan AWS sebagai infrastruktur backend yang digunakan untuk mengumpulkan dan memproses data point-of-sale (POS) para pemilik warung. Dikutip dari laman AWS, CTO Warung Pintar, Sofian Hadiwijaya mengatakan “Dengan menggunakan AWS, pemilik warung tidak lagi menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencatat data penjualan karena mereka memiliki akses 24 jam ke data yang sangat akurat.”

Startup fintech peer-to-peer lending, Amartha, juga telah menggunakan produk dan layanan AWS dalam platformnya. Startup yang berfokus pada penyaluran akses permodalan untuk UMKM ini menggunakan layanan cloud milik AWS sebagai infrastruktur teknologi untuk analisis data kredit pinjaman penggunanya.

“Kami mampu melihat dengan cepat di mana meningkatnya kesalahan terjadi dan mengirimkan staf Amartha untuk mencari solusinya. Dengan infrastruktur analisis kami yang menggunakan AWS, kami menemukan jumlah kredit macet bisa dipertahankan di bawah 3 persen – lebih rendah dari rata-rata.” ujar Azby Luthfan, Head of Technology Amartha yang dikutip dari laman AWS.

Selain kedua startup tersebut, masih banyak lagi startup lainnya yang menggunakan produk dan layanan komputasi awan dari AWS seperti Traveloka, Halodoc, Kitabisa, Kumparan, dan beberapa startup lainnya.

Tidak hanya sekedar menyediakan produk, AWS juga turut berperan dalam pengembangan infrastruktur teknologi di Indonesia. Salah satu upaya utama dalam pengembangan tersebut adalah pembangunan data center di Indonesia yang ditargetkan dapat mulai beroperasi pada akhir tahun 2021 atau awal 2022. Data center ini dibangun sebagai bentuk perhatian utama AWS terhadap tingkat keamanan data dalam penggunaan layanan public cloud bagi pelaku bisnis di Indonesia. Selain itu, data center yang berada di dalam negeri juga dapat lebih terjamin karena adanya perlindungan regulasi pemerintah.

Di sisi lain, hadirnya AWS Region di Indonesia dalam bentuk data center seperti ini juga dianggap dapat mendukung pertumbuhan ekosistem startup. Kehadiran ini dapat mempermudah penggunaan produk cloud bagi pelaku startup yang dapat mendorong peningkatan kualitas produk dan pelayanan terhadap konsumen. Hal tersebut juga didukung dengan latensi jaringan yang lebih rendah dan ketersediaan produk cloud yang lebih tinggi. Sehingga, para pelaku startup dapat lebih fokus dalam meningkatkan pengembangan bisnisnya.

Buka Berbagai Pelatihan untuk Mengembangkan Talenta Digital

Selain penggunaan produk dan infrastruktur pendukungnya, salah satu faktor yang juga berperan dalam adaptasi teknologi komputasi awan di Indonesia adalah sumber daya manusianya. Transformasi digital yang dilakukan oleh para pelaku bisnis juga mendorong kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) yang dapat menggunakan dan memaksimalkan teknologi komputasi awan tersebut. Hal ini didasari banyak hal, mulai dari rendahnya pemahaman publik hingga kurang tersedianya pelatihan dalam memaksimalkan produk dan layanan cloud.

Hal ini juga yang dilihat AWS sebagai bagian dari tantangan dalam meningkatkan penggunaan produk dan layanan mereka di Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut, AWS telah beberapa kali mengadakan program pelatihan terkait komputasi awan. Contoh yang paling terbaru adalah hadirnya AWS Academy yang memberikan pelatihan terkait cloud computing yang juga bekerja sama dengan Institut Teknologi Sains Bandung (ITSB) pada bulan Agustus lalu. Selain itu, AWS juga mengadakan beberapa bentuk pelatihan lainnya seperti AWS Training Certification, pelatihan digital gratis tentang machine learning, artificial intelligence, dan big data.

Tidak hanya di Indonesia, AWS juga secara aktif menggerakkan ekosistem startup di negara lain, contohnya tahun ini AWS resmi membuka region baru di Afrika Selatan untuk membantu pembangunan infrastruktur teknologi sekaligus mengembangkan ekosistem startup di wilayah Afrika dan sekitarnya.

AWS juga beberapa kali mengadakan program pengembangan untuk pelaku teknologi dan startup di negara lain. Beberapa diantaranya adalah AWS Hackdays yang ditujukan bagi developer dan program Project Alpha yang dapat diikuti oleh startup tahap early-stage Asia Tenggara, serta kompetisi AWS Summit London Startup Challenge yang ditujukan untuk startup early-stage di wilayah UK dan Irlandia.

Selain beberapa program di atas, saat ini AWS bersama dengan DailySocial.id juga berkolaborasi dalam menghadirkan program akselerasi baru, DSLaunchpad 2.0. Program akselerasi ini ditujukan kepada para startup yang ingin mengembangkan produk dan layanannya, sekaligus mendapatkan kesempatan untuk mentoring dan menggunakan produk-produk komputasi awan milik AWS. Selain itu, 100 startup yang terpilih juga mendapatkan kesempatan untuk memperebutkan hadiah dengan total Rp100 Juta!

DSLaunchpad
Ayo ikuti DSLaunchpad 2.0 dan menangkan hadiah total Rp100 Juta!

Pendaftaran DSLaunchpad 2.0 ini telah dibuka sejak 5 Oktober sampai dengan 18 Oktober 2020. Segera daftarkan startupmu dan rebut hadiahnya sekarang juga dengan mendaftarkan diri melalui link berikut ini

Akselerasi Ide Startupmu lewat DSLaunchpad 2.0

Setelah berhasil mengadakan program inkubator DSLaunchpad pada bulan April lalu, kini DailySocial.id menghadirkan DSLaunchpad 2.0, program akselerasi yang akan berkolaborasi dengan Amazon Web Services (AWS). Program akselerasi ini membuka kesempatan secara luas bagi seluruh startup lokal untuk mengembangkan startup tanpa terkecuali. Akan ada 100 startup terpilih yang memiliki kesempatan untuk mengikuti seluruh rangkaiannya. Para peserta terpilih ini nantinya akan mendapatkan mentoring eksklusif sekaligus memperebutkan total hadiah sebesar Rp100 Juta!

Kegiatan akselerasi pada DSLaunchpad 2.0 ini akan diselenggarakan secara intensif selama empat minggu penuh. Pendaftarannya dibuka sejak 5 Oktober sampai dengan 18 Oktober 2020. Rangkaian program akselerasinya sendiri akan dimulai pada 2 November hingga 29 November 2020. Berikut linimasa lengkapnya:

Timeline*

5 – 18 Oktober 2020 – Pendaftaran peserta

30 Oktober 2020 – Pengumuman 100 startup terpilih

2 November – 29 November 2020 – Program akselerasi dimulai

30 November – 4 Desember 2020 – Proses kurasi 10 startup terbaik

9 Desember  – Demo day dan pengumuman tiga startup terbaik

*Timeline berikut masih dapat berubah sewaktu-waktu.

Mentorship lewat Webinar Eksklusif dan Sesi One-on-One

Rangkaian program akselerasi DSLaunchpad 2.0 ini akan diadakan secara intensif selama empat minggu. Kamu akan mendapatkan kesempatan mentoring dengan para expert lewat webinar eksklusif dan sesi one-on-one bila mengikuti program akselerasi ini. Topik yang akan dibahas dalam mentoring ini adalah idea validation, business model, development & prototyping, dan marketing.

Untuk membantu para peserta mengembangkan produk dan layanan startupnya, DSLaunchpad 2.0 juga menghadirkan mentor-mentor terbaik di bidangnya. Berikut mentor-mentor yang akan mendampingimu dalam program akselerasi ini:

  • Pandu Sjahrir – Managing Partner of Indies Capital Partners (Idea Validation)
  • Willson Cuaca – Co-Founder of East Ventures (Idea Validation)
  • Edy Sulistyo – CEO of Go-Play (Business Model)
  • Markus Liman Rahardja – VP of Investor Relation & Strategy BRI Ventures (Business Model)
  • Shinta Nurfauzia – Co-CEO and Co-Founder of Lemonilo (Marketing)
  • Johnny Widodo – CEO OLX Autos Indonesia (Marketing)
  • Ivan Arie – Co-Founder & CEO of Tanihub (Prototyping)
  • Agung Bezharie – Co-Founder & CEO of Warung Pintar (Prototyping)

Tentu impian untuk membangun dan mengembangkan startup dimiliki banyak orang, tapi tidak banyak yang akhirnya benar-benar merealisasikannya. Lewat DSLaunchpad 2.0, kamu dapat memiliki kesempatan untuk mewujudkan rencana mengembangkan produk dan layanan startup yang dimiliki. Hal ini juga diakui oleh Markus Liman Rahardja, VP of Investor Relation & Strategy BRI Ventures, yang akan menjadi mentor business model pada DSLaunchpad 2.0 nanti. Ia menganggap program akselerasi seperti ini penting untuk diikuti karena dapat membantu founder untuk belajar prinsip-prinsip yang dibutuhkan dalam membangun startup.

“Secara natur, startup adalah bisnis yang dapat bertumbuh dengan sangat cepat, karena mereka menciptakan produk sesuai dengan permasalah yang dihadapi customer, ditambah terus melakukan iterasi serta tidak berhenti mencari scallable dan repeatable bisnis model. Kegiatan seperti DSLaunchpad 2.0 ini menjadi penting, dalam membantu founder tahap awal untuk test ide bisnis nya dan belajar prinsip-prinsip dalam membangun startup, guna mencapai pertumbuhan yang signifikan kedepan” ujar Markus.

Selain mentoring, kamu juga punya kesempatan untuk mendapatkan hadiah uang tunai total Rp100 juta. Selain itu, program akselerasi yang diadakan secara online ini juga membuat kesempatanmu lebih terbuka karena dapat diikuti oleh siapa pun dan di mana pun.

Jangan sia-siakan kesempatan emas ini untuk membangun dan mengembangkan startupmu melalui DSLaunchpad 2.0. Pendaftaran hanya akan dibuka sampai tanggal 18 Oktober 2020. Jadi tunggu apalagi, segera daftarkan dirimu melalui link berikut ini.

Introducing Sertiva, a Digital Certificate Issuance Service

Based in Yogyakarta, Sertiva is to offer a digital certificate (e-certificate) issuance solutions. It is considered quite relevant to the current conditions, when people are started to organize many online events.

Sertiva’s Co-Founder Saga Iqranegara said, since 2015 he has been quite active in ADITIF, an association for creative industry players. He found the fact that there was an imbalance of talent with competence. From there Sertiva is to connect job seekers and talents through a digital certificate publishing platform.

“I see that the link-and-match issue in the employment industry is quite vital because there is no single data linking the workforce with the industrial world. Then, the idea emerged to create Sertiva, a platform for issuing digital certificates or diplomas, therefore, we can asses someone’s competence which eventually will help the link-and-match process within th the industry,” Saga explained.

Sertiva is designed for three types of users. The first is for the Issuer or certificate issuer, the second is for the certificate holder or recipient, and the third is the Validator or party that verifies the authenticity of the electronic certificate.

“We implement an annual subscription system for Sertiva services. Sertiva’s clients come from various types of organizations, from communities, vocational schools, startups, even state-owned enterprises,” said Saga.

Momentum amid pandemic

Sertifikat Digital Sertiva
Sertiva is accessible through the website platform

The operational has been running for over a year. It has been trusted by 50 issuers consisting of companies and institutions with more than 2500 digital certificate holders.

At first, Saga said that they were pessimistic about the feedback. This is due to its relatively new technology and solutions. However, since the pandemic, where many activities were carried out virtually, Sertiva seemed to have gained momentum and proved that the solution they brought is in demand.

“It is proven by some clients using our service because they had to completely shift the offline to online events. Since mid-2020, we are increasingly convinced that this is the momentum for Sertiva , and our marketing targets are eventually influenced by the current circumstances shifting to e-certificate technology,” Saga added.

Currently, Saga with two other co-founders, Aji Kisworo Mukti and Donni Prabowo are trying to the product. This includes education about digital certificates.

“Our future plan is to expand the adoption of e-certificate technology from Sertiva. There are many people who are mistaken for digital certificates. The certificates in the JPEG or PDF file format that they have issued are not actual e-certificates. What we’ve been doing at Sertiva, it is necessary to provide the widest possible education to the community,” Saga said.

Sertiva is also part of the Telkom Group’s incubator program, Indigo Creative Nation, and has received initial funding through the program. Previously, they were also participants in the DSLaunchpad virtual incubator program held by DailySocial.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Mengenal Sertiva, Layanan Penerbitan Sertifikat Digital

Berkantor di Yogyakarta, Sertiva hadir menawarkan solusi penerbitan sertifikat digital (e-sertifikat). Solusinya dinilai cukup relevan dengan kondisi saat ini, di saat banyak pihak menyelenggarakan kegiatan secara online.

Co-founder Sertiva Saga Iqranegara menjelaskan, sejak 2015 ia cukup aktif di ADITIF, sebuah asosiasi wadah pelaku industri kreatif. Di sana ia menemukan fakta bahwa ada ketimpangan talenta berkompeten dengan kebutuhan. Dari sanalah Sertiva lahir untuk menghubungkan pencari kerja dan talenta melalui platform penerbitan sertiikat digital.

“Saya melihat bahwa isu link and match di dunia ketenagakerjaan lebih dikarenakan tidak ada satu data yang menghubungkan antara tenaga kerja dengan dunia industri. Kemudian muncul ide untuk membuat Sertiva ini, sebuah platform untuk menerbitkan sertifikat atau ijazah digital, sehingga kita bisa melihat kompetensi seseorang yang pada akhirnya nanti bisa membantu link and match dengan dunia kerja,” terang Saga.

Platform Sertiva didesain untuk tiga jenis pengguna. Pertama untuk Issuer atau penerbit sertifikat, kedua untuk Holder atau penerima sertifikat, dan ketiga Verifier atau pihak yang melakukan verifikasi terhadap keaslian sertifikat elektronik.

“Kami menerapkan sistem berlangganan tahunan untuk menggunakan layanan Sertiva. Klien Sertiva datang dari berbagai jenis organisasi, mulai dari komunitas, sekolah vokasi, startup, bahkan BUMN,” terang Saga.

Momentum di tengah pandemi

Sertifikat Digital Sertiva
Layanan Sertiva dapat diakses melalui platform situs webnya

Telah memulai operasional selama satu tahun lebih, saat ini mereka sudah dipercaya 50 penerbit yang terdiri dari perusahaan dan institusi dengan 2500 lebih pemegang sertifikat digital.

Saga bercerita, di awal mereka sempat pesimis solusi mereka bisa diterima. Hal ini tak terlepas dari teknologi dan solusinya tergolong baru. Namun semenjak pandemi, di mana banyak kegiatan dilakukan secara virtual, Sertiva seperti mendapat momentum dan membuktikan bahwa solusi yang mereka tawarkan ternyata banyak yang membutuhkan.

“Terbukti dengan beberapa klien yang datang karena mereka harus mengubah total bentuk kegiatannya ke online. Sejak pertengahan tahun 2020 ini kami semakin yakin momentum buat Sertiva telah datang, dan target marketing kami dengan sendirinya teredukasi oleh keadaan yang membuat mereka shifting ke teknologi e-sertifikat,” lanjut Saga.

Kini Saga, bersama dua co-founder lainnya, Aji Kisworo Mukti dan Donni Prabowo tengah berusaha untuk menyempurnakan produk. Termasuk di dalamnya edukasi mengenai sertifikat digital.

“Rencana kami ke depan adalah meluaskan adopsi teknologi e-sertifikat dari Sertiva. Karena masih banyak yang salah kaprah dengan sertifikat digital. Sertifikat dalam format berkas JPEG atau PDF yang selama ini mereka terbitkan bukanlah e-sertifikat yang sebenarnya. Untuk itu kami di Sertiva merasa perlu melakukan edukasi seluas-luasnya kepada masyarakat,” tutup Saga.

Sertiva juga tergabung pada program inkubator milik Telkom Group, yakni Indigo Creative Nation, dan telah mendapatkan pendanaan awal melalui program tersebut. Sebelumnya mereka juga menjadi peserta program inkubator virtual DSLaunchpad yang diadakan DailySocial.

Pelajaran Berharga Selama 4 Minggu Menjalankan Inkubator Teknologi Full-Online Pertama di Indonesia

Batch pertama dari inkubator startup teknologi online 4-minggu penuh kami, #DSLaunchpad, secara resmi selesai! Hasilnya sangat memuaskan, dan kami merasa bangga bisa ikut serta menebarkan pola pikir startup di seluruh Indonesia. Di akhir program ini, ada 93 startup yang berhasil diluncurkan serta melakukan pitching ke VC.

Inilah pembelajaran kami dari program intensif selama 4 minggu penuh:

Bias antar Pendiri dari Jakarta vs Non-Jakarta

Para pendiri dari luar Jakarta tidak kalah mengagumkan dengan mereka yang ada di Jakarta. Sejujurnya ini adalah masalah yang kami coba selesaikan dari awal. Salah satu alasan dibalik inisiatif kami melakukan program ini. Ternyata, hipotesis kami terbukti benar.

Selama program, kami mengetahui bahwa para pendiri dari luar Jakarta tidak kalah aktif dengan para pendiri di Jakarta. Energi yang mereka salurkan setara. Kesenjangan mungkin terlihat pada tingkat pengetahuan dunia startup, namun masalah itu segera teratasi begitu program dan pendampingan dimulai.

Kami merasa sangat senang dengan kualitas produk yang diluncurkan oleh para pendiri dari program ini, termasuk dari mereka di luar Jakarta yang selalu dianggap inferior di mata investor. Salah satu pendiri dari luar Jakarta bahkan sudah mendapatkan seed funding dari investor hanya dalam beberapa minggu setelah program diluncurkan, menggunakan teknik pitch yang dikembangkan oleh mentornya selama program. Luar biasa bukan!

Tidak semua orang bisa menjadi Founder

Jangan salah paham: semua orang bisa mendirikan startup/perusahaan. Namun, menjadi seorang pendiri/founder adalah isu tersendiri. Perbedaannya? Mereka yang mencari alasan vs mereka yang memberi hasil.

Hal ini bukan sesuatu yang bisa dipaksakan, dan saya menentang persepsi di masyarakat bahwa pengusaha lebih baik daripada karyawan/profesional. Itu tidak benar. Kita semua memiliki tujuan, dan menjadi pendiri/karyawan/profesional adalah cara untuk meraih tujuan itu. Satu hal tidak lebih baik dari yang lain.

Namun, JIKA Anda memutuskan untuk menjadi seorang pendiri, apa yang Anda capai/selesaikan menjadi hal yang paling penting. Terutama di fase awal ketika Anda tidak memiliki selusin tim melakukan segala sesuatunya untuk Anda. Lalu, selama program, kami sebisa mungkin menyampaikan pada para pendiri bahwa menyalurkan energi untuk memberikan hasil adalah usaha terbaik, daripada mencari alasan. Pelanggan menyukai produk Anda, atau tidak. Mereka tidak mau mendengar alasan.

Riset pasar menentukan hidup dan mati

Pembunuh startup nomor 1: tidak ada product market fit. Tidak ada kejutan di sana. Mengapa? Khususnya dalam kasus kami, hal ini disebabkan oleh kurangnya penelitian. Bisa jadi pendiri tahu bagaimana melakukannya namun memilih untuk tidak, atau mereka memang tidak tahu bagaimana caranya. Beruntungnya, hal ini menjadi topik utama untuk minggu pertama program. Lebih dari setengahnya melakukan penyesuaian yang signifikan, beberapa pivot, bahkan ada yang memulai dari awal setelah melakukan riset pasar yang tepat.

Sekali lagi, ada banyak ide bagus yang dikembangkan di awal program, tetapi setelah melakukan penelitian lebih lanjut, mereka menemukan bahwa pasar tidak sebesar itu, tidak tumbuh, tidak ada uang, beberapa pendiri bahkan menemukan bahwa tidak ada pasar sama sekali . Jadi mereka beradaptasi.

Inovasi dapat ditingkatkan

Berhasil dengan tingkat penyelesaian program di 98%, skor Net-promoter di 68%, 93 startup diluncurkan setelah program berakhir (angka ini bertambah dari 42 startup di awal program). Ada banyak sekali ide dan inovasi yang dihasilkan oleh program ini, dalam waktu yang sangat singkat (4 minggu). Juga, dengan biaya yang sangat minim, membuktikan bahwa dengan pengetahuan dan alat yang tepat, Anda dapat menghasilkan produk inovatif dalam skala besar.

Hal ini akan sangat berguna untuk Modal Ventura dan korporasi/enterprise. Daripada menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mencari startup yang ideal untuk berinvestasi/bermitra, mengapa tidak berpartisipasi dan berkolaborasi sejak awal?

Sebagai buah pemikiran.