Lewat Sony WF-1000XM3, Sony Bawa Kepiawaian Noise Cancelling-nya ke Ranah True Wireless Earphone

Bicara soal teknologi noise cancelling, banyak reviewer dan konsumen yang percaya Bose masih merupakan rajanya. Namun belakangan pabrikan lain mulai mengejar, salah satunya Sony, yang tahun lalu sempat menuai banyak pujian dari reviewer berkat headphone noise cancelling-nya, WH-1000XM3.

Sekarang, Sony mencoba menghadirkan teknologi yang sama ke segmen true wireless earphone. Perangkat terbarunya, Sony WF-1000XM3, datang membawa chip noise cancelling QN1e yang diklaim mampu memblokir lebih banyak suara di hampir semua frekuensi, tapi di saat yang sama tidak terlalu menguras banyak energi.

Sony WF-1000XM3

Chip ini juga mencakup sebuah DAC (digital-to-analog converter) dan amplifier dengan kapabilitas pengolahan audio beresolusi 24-bit. Juga sangat besar pengaruhnya adalah penggunaan chip Bluetooth 5.0, yang tak hanya menjanjikan koneksi yang lebih stabil, tapi juga memungkinkan transmisi suara ke earpiece kiri dan kanan secara simultan.

Ini sangat berbeda dari true wireless earphone generasi sebelumnya, di mana yang tersambung ke smartphone hanyalah earpiece kirinya, sebelum akhirnya sinyalnya diteruskan ke earpiece kanan. Cara kerja seperti ini sering kali berujung pada koneksi yang mudah putus.

Sony WF-1000XM3

WF-1000XM3 mengandalkan dynamic driver berdiameter 6,1 mm dengan respon frekuensi 20 – 20.000 Hz. Dalam satu kali pengisian, baterainya bisa tahan sampai 6 jam pemakaian (8 jam kalau tanpa noise cancelling), sedangkan charging case-nya sendiri siap menyuplai hingga 18 jam daya tahan ekstra.

Fitur fast charging turut tersedia; cukup selipkan perangkat ke dalam charging case-nya selama 10 menit, maka ia siap digunakan selama 90 menit ke depan. Fitur pendukung lainnya mencakup Quick Attention, di mana pengguna dapat menempelkan jarinya ke earpiece sebelah kiri untuk seketika itu juga menurunkan volume dan membiarkan suara dari luar masuk.

Ini berarti WF-1000XM3 mengemas sensor kapasitif pada permukaan earpiece-nya, sehingga pengguna bisa memanfaatkan gesture sentuh untuk mengoperasikannya, termasuk halnya memanggil Google Assistant di ponsel. Tidak ketinggalan juga adalah fitur Wearing Detection, yang akan menghentikan jalannya musik secara otomatis ketika pengguna melepas salah satu earpiece, kemudian memutarnya kembali saat earpiece sudah dipasang lagi.

Sony WF-1000XM3

Semua ini dikemas dalam desain yang cukup elegan, berbentuk seperti kapsul dengan pilihan warna hitam atau putih. Sony pun tidak lupa akan aspek kenyamanan; tepat di belakang eartip terdapat tonjolan berlapis karet yang akan membantu mencegah perangkat mudah terlepas dari telinga.

Sony berencana memasarkan WF-1000XM3 mulai bulan Agustus mendatang seharga $230. Cukup mahal untuk ukuran true wireless earphone, bahkan sedikit lebih mahal ketimbang AirPods generasi terbaru.

Sumber: Engadget dan Sony.

RHA Luncurkan Versi Bluetooth dari Earphone Terpopulernya, T20 Wireless

Hingga kini nama RHA Audio mungkin masih terdengar asing di telinga sebagian besar orang. Padahal, pabrikan asal dataran Inggris ini sudah termasuk cukup dipandang di kalangan audiophile.

Tahun 2019 ini, RHA memutuskan untuk memperbarui salah satu earphone terpopulernya, yaitu RHA T20. Suksesornya yang bernama RHA T20 Wireless berikut ini masih mempertahankan segala keunggulan pendahulunya, selagi di saat yang sama menawarkan kepraktisan konektivitas wireless.

Keunggulan yang dimaksud mencakup driver DualCoil yang lebih superior ketimbang driver konvensional berkat kemampuannya menghasilkan frekuensi tinggi dan rendah secara terpisah. Juga sangat unik dan masih dipertahankan adalah trio filter yang bisa dilepas-pasang, sehingga pengguna dapat menyesuaikan karakteristik suara yang dihasilkan antara balanced, condong ke bass, atau condong ke treble.

RHA T20 Wireless

Semua ini masih dikemas dalam housing berbahan stainless steel yang kokoh nan elegan. Kabel yang menyambung ke masing-masing earpiece-nya dapat dilepas sehingga pengguna dapat menyambungkan neckband fleksibel yang mengemas konektivitas Bluetooth 4.1 (aptX) beserta baterai dengan klaim daya tahan hingga 12 jam pemakaian.

10 pasang eartip dengan beragam bentuk dan ukuran tetap dibundel seperti sebelumnya, dan ini juga salah satu faktor yang menjadikan produk-produk RHA memiliki daya tarik tersendiri. Andai pengguna kurang cocok dengan eartip berbahan silikon, mereka dapat memakai eartip yang terbuat dari memory foam.

Di Amerika Serikat, RHA T20 Wireless saat ini telah dipasarkan seharga $250, hanya $40 lebih mahal dari varian non-wireless yang dirilis empat tahun silam.

Sumber: TechRadar.

Earphone Nirkabel OnePlus Bullets Wireless 2 Bawa Sederet Pembaruan yang Signifikan

Bersamaan dengan OnePlus 7 dan OnePlus 7 Pro, OnePlus turut memperkenalkan generasi kedua dari earphone nirkabelnya. Mengusung nama Bullets Wireless 2, ia membawa sejumlah perubahan yang cukup signifikan jika dibandingkan generasi pertamanya yang dirilis baru setahun lalu.

Yang paling utama adalah desainnya. Dilihat dari sudut manapun, masing-masing earpiece Bullets Wireless 2 kelihatan jauh lebih membulat ketimbang pendahulunya. Bukan sebatas kelihatan lebih manis di mata, desain baru ini semestinya juga berpengaruh terhadap ergonomi sehingga perangkat bisa lebih nyaman dipakai dalam waktu yang lama.

Meski begitu, Bullets Wireless 2 masih mengadopsi model neckbud, dengan ‘tangkai’ fleksibel berisikan baterai yang menggantung di leher. Sisi belakang kedua earpiece-nya juga masih rata seperti sebelumnya, sengaja agar keduanya dapat ditempelkan secara magnetis ketika sedang tidak digunakan. Dalam posisi ini, musik akan otomatis di-pause, dan perangkat siap beralih fungsi menjadi kalung pemanis tampilan.

OnePlus Bullets Wireless 2

Secara teknis, Bullets Wireless 2 menjanjikan performa audio yang mumpuni berkat kombinasi sepasang driver balanced armature dan dynamic driver berdiameter 10 mm di tiap earpiece-nya. Dua balanced armature-nya bertugas mengolah frekuensi mid dan high, sedangkan dynamic driver-nya secara khusus menangani frekuensi low alias bass.

Performanya turut didukung pula oleh konektivitas Bluetooth 5 serta kompatibilitas aptX HD. Juga menarik adalah fitur fast pairing ala Google Pixel Buds, akan tetapi ini hanya berlaku jika perangkat hendak disambungkan dengan ponsel-ponsel bikinan OnePlus saja (minimal OnePlus 5).

OnePlus Bullets Wireless 2

Soal baterai, Bullets Wireless 2 diklaim dapat digunakan sampai 14 jam pemakaian dalam satu kali charge. Menariknya, bukan cuma ponsel OnePlus yang mendukung fast charging, earphone ini pun juga; pengisian selama 10 menit saja sudah cukup untuk menyuplai daya pemakaian sampai 10 jam.

Sayang sekali semua pembaruan ini juga harus berarti harganya semakin mahal dibanding pendahulunya. OnePlus mematok harga $99 untuk Bullets Wireless 2, lebih mahal $30 dari generasi sebelumnya.

Sumber: The Verge.

[Review] Plantronics BackBeat Fit 2100: Musik Saat Olahraga Tanpa Kendur

Dengan meningkatnya tren kegiatan berolah raga, tentu saja perlengkapan pendukung juga bakal diperlukan. Salah satu yang diperlukan biasanya adalah earphone untuk mendengarkan musik. Tentunya, mendengarkan musik saat berolah raga akan mengusir kebosanan.

Akan tetapi, kabel earphone sering kali mengganggu. Misalkan saja saat sedang berlari, kadang kabel dapat terkait dengan telapak tangan dan tertarik dari kuping. Solusi untuk hal tersebut adalah dengan menggunakan bluetooth head set atau earphone. Sayangnya, model seperti ini seringkali jatuh saat terguncang.

Plantronics BackBeat FIT 2100 - Inbox

Oleh karena itu, Plantronics datang dengan membawa solusi. Salah satunya adalah BackBeat FIT 2100 Wireless Sport Headphone. Sesuai dengan namanya, konektivitas dari headphone ini menggunakan nirkabel melalui Bluetooth. Yang membuatnya unik adalah desain dari BackBeat FIT 2100.

BackBeat FIT 2100 sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut

Berat 28 gram
Jangkauan Maksimal 10 meter
Versi Bluetooth 5.0, HFP 1.7, HSP 1.2, A2DP 1.3, AVRCP 1.5, SPP 1.2
Ukuran Driver 13.5 mm
Frequency response 20 – 20,000 Hz
Sensitivitas 94 dBSPL @ max volume
Microphone MEMS microphone dengan DSP
Rating IP57
Kapasitas Baterai 115 mAh

Unboxing

Plantronics BackBeat FIT 2100 - Paket

Seperti inilah isi dari paket penjualan Plantronics BackBeat FIT 2100.

Plantronics BackBeat FIT 2100 - Unboxing

Desain

BackBeat FIT 2100 menggunakan bahan berjenis karet. Karet yang digunakan juga memiliki finishing yang cukup lembut sehingga membuatnya cukup nyaman saat tersentuh dengan kulit bagian belakang leher yang biasanya sensitif. Karet penyangganya sendiri juga sangat lentur sehingga membuat para penggunanya tidak perlu takut mematahkannya secara tidak sengaja.

Plantronics BackBeat FIT 2100 - In ear

Bobot dari BackBeat FIT 2100 pun sangat ringan, yaitu hanya 28 gram saja. Selain itu, headphone ini juga memiliki rating IP57 yang tahan terhadap debu dan air. Hal ini tentu membuatnya menjadi tahan terhadap keringat saat melakukan olah raga yang cukup ekstrim.

Plantronics juga mendesain headphone ini supaya tidak mudah lepas. Oleh karena itu, pengait yang berada pada sisi kanan dan kirinya harus disangkutkan ke dalam daun telinga penggunanya. Nantinya, earbud yang juga terbuat dari karet akan masuk ke lubang telinga penggunanya.

Plantronics BackBeat FIT 2100 - Running

Bulatan pada bagian kanan merupakan tombol. Tombol tersebut dapat berfungsi untuk menyalakan, mematikan, melakukan pairing, dan lain sebagainya. Namun untuk menaikkan dan menurunkan volume, bulatan pada sisi telinga kiri dapat disentuh untuk mengaturnya.

Plantronics BackBeat FIT 2100 - BackBeat Apps

Plantronics juga membekali BackBeat FIT 2100 dengan teknologi Always Aware. Teknologi ini membuat suara di sekitar akan terdengar saat sedang menggunakan headphone tersebut. Teknologi ini ditonjolkan oleh Plantronics karena mereka ingin penggunanya untuk terhindar dari bahaya karena tidak dapat mendengar apa-apa. Hal ini membuat lubang telinga tidak tertutup secara penuh.

Pengalaman menggunakan

Memasang headphone (bukan earphone) Plantronics BackBeat FIT 2100 pada kuping untuk pertama kali memang cukup merepotkan bagi saya. Hal tersebut dikarenakan daun kuping saya cukup besar dan tebal, sehingga cukup memakan waktu untuk memasangnya. Semakin lama, memasang headphone ini tentu akan menjadi lebih terbiasa.

Plantronics BackBeat FIT 2100 - Earbuds

Pertama kali menggunakan, saya cukup terganggu karena lubang telinga tidak tertutup rapat. Tentu saja, hal tersebut saat belum mengetahui bahwa desain Always Aware membuat suara dari luar dapat masuk. Tentu saja, suara yang bisa terdengar dari luar merupakan suara ekstra keras seperti bel, klakson, tepukan tangan, dan lain sebagainya. Hal ini berujung kepada volume yang lebih kecil dari beberapa headphone sekelas.

Untuk kualitas suaranya sendiri, saya melakukan burn-in selama sekitar 200 jam. Saat mendengarkan lagu, suara pada treble dan mid dirasa cukup baik dan detil. Akan tetapi, bass yang dihasilkan dirasa kurang “nendang” karena suara dentuman terasa biasa saja.

Saat menggunakan untuk berlari dan melompat, headphone yang satu ini tidak lepas dari kuping saya. Bahkan, mencoba melakukan headbang pun tidak melonggarkan kaitan pada kuping saya. Hal ini membuktikan bahwa desain yang dimiliki oleh Plantronics sangat cocok untuk digunakan saat berolah raga.

Plantronics BackBeat FIT 2100 - Charger

Kami menggunakan perangkat ini dari jam delapan pagi hingga sekitar jam tiga sore. Perangkat ini dapat digunakan secara terus menerus hingga tujuh jam. Jika tidak terlalu sering digunakan, kemungkinan BackBeat FIT 2100 bisa digunakan seharian.

Verdict

Mendengarkan musik pada saat berolah raga memang sudah menjadi sebuah kebutuhan. Hal tersebut tentu akan mengusir kebosanan serta menambah kenyamanan saat badan mulai letih. Dengan koneksi nirkabel serta desain yang tidak akan membuatnya terlepas, Plantronics pun menghadirkan BackBeat FIT 2100.

Desain yang ditawarkan pada perangkat ini memang cukup baik. Selain seperti merekat pada kuping, teknologinya yang membuat headphone ini menjadi open juga patut diapresiasi. Hal tersebut berkaitan dengan keselamatan penggunanya agar menyadari keadaan saat terjadi sesuatu di sekitarnya.

Suara juga merupakan satu hal yang diperhatikan oleh Plantronics. Tidak sedikit perangkat bluetooth yang menawarkan suara yang cukup buruk. BackBeat FIT 2100 memang cocok untuk mereka yang suka akan suara flat. Untuk mereka yang menyukai suara bass, ada baiknya untuk mencoba meningkatkannya melalui equalizer terlebih dahulu.

Harga dari perangkat ini ada pada tingkat Rp. 1.799.000. Memang, harga tersebut dirasa cukup mahal. Akan tetapi, fitur yang dibawa membuatnya cocok untuk digunakan saat berolah raga. Dari pada membeli perangkat yang sedikit lebih murah namun sering jatuh, lebih baik yang cukup mahal namun tahan lama.

Sparks

  • Suara cukup baik
  • Bahan karet lembut
  • Always Aware membuat suara dari luar bisa terdengar
  • Tombol kanan kiri yang mudah digunakan
  • Tahan air dan debu
  • Daya tahan baterai cukup baik

Slacks

  • Harga cukup tinggi
  • Cukup rumit saat memasangnya
  • Dentuman bass kurang

 

Powerbeats Pro dari Beats by Dre Ibarat AirPods Versi Sporty

Apple merilis AirPods generasi kedua baru-baru ini. Namun ternyata itu bukan satu-satunya true wireless earphone anyar yang mereka siapkan, sebab mereka baru saja memperkenalkan anggota terbaru dari brand Beats by Dre, yakni Powerbeats Pro.

Powerbeats Pro adalah suksesor langsung dari Powerbeats 3 Wireless, yang kala itu juga dirilis tak lama setelah Apple menyingkap AirPods generasi pertama. Bedanya, tentu saja, Powerbeats Pro tak lagi mengemas seuntai kabel pun. Dari bentuknya, kita boleh menganggapnya sebagai versi sporty dari AirPods.

Powerbeats Pro

Sporty karena ia masih mengusung earhook seperti pendahulunya, sehingga perangkat semestinya bisa jauh lebih stabil di telinga pengguna ketimbang AirPods. Pada bagian luar earpiece kiri sekaligus kanannya, terdapat kontrol atas volume dan playback. Secara keseluruhan, desain Powerbeats Pro tampak jauh lebih modern ketimbang Powerbeats 3 Wireless.

Lebih lanjut, Powerbeats Pro rupanya juga lebih ringkas; dimensinya diklaim 23 persen lebih kecil, sedangkan bobotnya 17 persen lebih ringan ketimbang Powerbeats 3. Terlepas dari wujudnya yang ringkas, Powerbeats Pro cukup mengesankan soal daya tahan baterai; dalam satu kali pengisian, ia mampu dipakai memutar musik selama 9 jam nonstop.

Powerbeats Pro

Setelahnya, charging case yang mendampinginya masih bisa menyuplai hingga 15 jam daya ekstra. Ini semua berkat penggunaan chip Apple H1 seperti yang tertanam pada AirPods generasi kedua. Dibandingkan chip Apple W1 milik Powerbeats 3, chip H1 memang lebih irit daya, serta memungkinkan perwujudan fitur seperti “Hey Siri”.

Lebih sporty dan lebih awet baterainya daripada AirPods, semestinya Powerbeats Pro ini juga dibanderol lebih mahal. Betul sekali, Beats mematok harga $250 saat produknya dipasarkan mulai bulan Mei nanti.

Sumber: The Next Web.

AirPods Generasi Kedua Datang Bersama Wireless Charging Case dan Dukungan Fitur Hey Siri

Tidak terasa sudah hampir tiga tahun sejak Apple mengeliminasi headphone jack dari iPhone sekaligus memperkenalkan true wireless earphone bernama AirPods. Timing-nya cukup tepat untuk sebuah upgrade, dan Apple baru-baru ini menyingkap AirPods generasi kedua.

Desainnya sama persis seperti generasi pertamanya, masih seperti earphone bawaan iPhone yang dipotong kabelnya. Charging case yang mendampinginya pun juga tampak identik, akan tetapi bedanya, kali ini Apple menawarkan dua macam charging case: satu standar, satu lagi yang mendukung wireless charging, ditandai oleh indikator LED kecil berwarna hijau.

AirPods 2nd gen

Perubahan selanjutnya tersembunyi di bagian dalam AirPods. Generasi keduanya kini mengemas chip baru berlabel H1, yang diklaim lebih irit daya. Alhasil, AirPods anyar ini diyakini mampu menyuguhkan waktu bicara 50 persen lebih lama, atau sekitar satu jam ekstra. Di luar waktu bicara, daya tahan baterainya masih sama, hingga 5 jam dalam satu kali pengisian, dan charging case-nya juga masih mampu menyuplai lebih dari 24 jam daya ekstra.

Lebih lanjut, chip H1 ini juga memungkinkan AirPods untuk terhubung ke perangkat dua kali lebih cepat daripada sebelumnya, sehingga sangat ideal bagi konsumen yang kerap berganti antara iPhone dan Apple Watch, atau iPad sekalipun. Terakhir, kehadiran chip H1 juga mewujudkan fitur “Hey Siri” pada AirPods, sehingga pengguna dapat memanggil sang asisten secara hands-free.

AirPods 2nd gen

Di Amerika Serikat, AirPods generasi kedua ini sudah dipasarkan seharga $159 (sama seperti generasi pertamanya), tapi itu untuk varian yang dibekali charging case standar. Untuk yang dilengkapi wireless charging case, harganya dipatok $199.

Kabar baiknya, wireless charging case ini dapat dibeli secara terpisah seharga $79, yang berarti pengguna AirPods generasi pertama tidak harus membeli earphone baru hanya demi menikmati kepraktisan wireless charging.

Sumber: Apple.

Focal Luncurkan Earphone Nirkabel dengan Harga Cukup Terjangkau

Sebagai pemain lama di dunia audio, kiprah Focal di segmen headphone sebenarnya belum terlalu panjang. Selain portofolio produknya terbatas, kebanyakan juga disasarkan ke kategori premium. Untungnya, seiring waktu Focal terus menambahkan produk baru, termasuk yang harganya lebih bersahabat.

Salah satunya adalah earphone bernama Focal Sphear, dan baru-baru ini, Focal telah meluncurkan versi nirkabelnya. Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas, Focal Sphear Wireless merupakan earphone nirkabel konvensional; kedua earpiece-nya masih tersambung dengan kabel, bukan model true wireless seperti yang sedang ngetren belakangan ini.

Focal Sphear Wireless

Ini menunjukkan bahwa sang pabrikan asal Perancis tidak asal ikut-ikutan tren yang ada. Toh model wireless konvensional seperti ini masih menawarkan sejumlah kelebihan, utamanya koneksi yang lebih stabil, dan perangkat juga dapat dengan mudah dikalungkan ke leher ketika sedang tidak digunakan.

Rekam jejak Focal sejatinya sudah bisa menggambarkan kualitas suara yang ditawarkan Sphear Wireless. Namun setidaknya masih ada fitur-fitur pemanis seperti bass-reflex system, serta equalizer dua mode (standar dan Loudness). Konektivitasnya memang masih mengandalkan Bluetooth 4.1, tapi paling tidak ada dukungan terhadap codec aptX.

Focal Sphear Wireless

Remote tiga tombol menghiasi bagian tengah kabel penyambung earpiece, diikuti pula oleh unit baterai yang diklaim tahan hingga 8 jam pemakaian. Kalau melihat foto produknya, sangat disayangkan kabel yang digunakan bukan tipe braided, dan kelihatannya terlalu tipis untuk bisa bertahan lama (terlebih di tangan pengguna yang asal-asalan).

Terlepas dari itu, banderol $129 merupakan harga yang sangat menarik untuk sebuah produk yang mengusung label brand Focal. Selain hitam, Sphear Wireless juga tersedia dalam warna ungu, biru dan hijau.

Sumber: Engadget.

Earphone Wireless Skullcandy Vert Diciptakan Khusus untuk Penggemar Olahraga Ekstrem

Menjelang pergantian tahun kemarin, Skullcandy merilis true wireless earphone perdananya, Push. Tanpa harus menunggu lama, pabrikan asal Amerika Serikat itu sudah meluncurkan produk baru yang tak kalah menarik. Namanya Vert, dan ia merupakan earphone Bluetooth yang didedikasikan bagi para penggemar olahraga ekstrem.

Desain merupakan nilai jual utama Vert. Kalau melihat gambar di atas, earphone-nya sama sekali tidak kelihatan, sebab Skullcandy sengaja merancangnya agar bisa tetap nyaman digunakan di balik sebuah helm. Pun begitu, yang paling menarik untuk disoroti adalah bundaran kecil berwarna hitam yang ada di bagian telinga sang model.

Komponen tersebut merupakan remote control untuk Vert, dirancang agar dapat dipasangkan ke ke helm maupun perlengkapan lainnya dengan mudah demi memberikan akses pengoperasian yang instan setiap saat. Tombol yang terdapat pada remote ini cukup besar sehingga tetap mudah diklik meski pengguna sedang mengenakan sarung tangan yang tebal.

Skullcandy Vert

Kenop putar untuk menyesuaikan volume maupun mengatur playback juga tersedia pada remote cerdas ini. Lebih lanjut, pengguna juga dapat memanggil Siri maupun Google Assistant di ponselnya menggunakan remote ini.

Selebihnya, Vert tidak terlalu jauh berbeda dari earphone kategori sport yang ada di pasaran. Sebagai pendamping penggemar olahraga ekstrem, fisiknya sudah pasti tahan air maupun keringat dengan sertifikasi IPX4.

Dalam satu kali pengisian, baterainya diklaim dapat tahan hingga 12 jam nonstop. Skullcandy rencananya baru akan memasarkan Vert mulai September mendatang seharga $79. Di rentang harga itu, penawaran menarik dari pabrikan lain sebenarnya ada banyak, akan tetapi sulit mencari yang dilengkapi metode pengoperasian seintuitif Vert.

Sumber: Digital Trends.

Louis Vuitton Horizon Earphones Ialah Versi Super-Premium dari Master & Dynamic MW07

Tahun 2017 menandai dimulainya kiprah Louis Vuitton di ranah wearable lewat smartwatch Tambour Horizon. Langkah ini menambah jumlah anggota keluarga arloji Tambour yang telah lama dipasarkan oleh perusahaan fashion house asal Perancis itu. Kali ini, Louis Vuitton memanfaatkan branding Horizon dalam memperkenalkan perangkat audio portable mewah baru.

Menariknya, LV tidak melakukan pengembangan produk secara tradisional. Perangkat bernama Louis Vuitton Horizon Earphones itu merupakan hasil kolaborasi mereka dengan Master & Dynamic. Uniknya lagi, produk ini sebetulnya sudah pernah dilepas buat konsumen, mulai tersedia beberapa bulan lalu di bawah nama Master & Dynamic MW07 True Wireless. Penambahan huruf ‘LV’ di tubuhnya membuat harga wireless in-ear headphone ini bertambah nyaris US$ 700.

Seperti MW07, Louis Vuitton Horizon Earphones terdiri dari dua bagian terpisah untuk dipasangkan ke masing-masing telinga. Ukurannya terbilang besar ketika dibandingkan dengan earbud nirkabel sekelas, tapi berdasarkan ulasan yang saya baca, ia nyaman saat dikenakan. Di in-earphone LV itu, desainer membubuhkan pola yang jadi ciri khas sang fashion house di permukaan tubuhnya.

Louis Vuitton Horizon Earphones 3

Agar Anda tidak sungkan buat mengenakan earphone premium tersebut, Master & Dynamic dan Louis Vuitton turut membubuhkan sertifikasi tahan air IPX4 yang berarti Anda tidak perlu cemas rintikan air hujan atau basah keringat akan merusaknya. Namun tentu saja, Louis Vuitton Horizon Earphones tidak bisa diajak berenang.

Louis Vuitton Horizon Earphones 2

Terlepas dari kesamaan spesifikasi, perbedaan utama antara Horizon Earphones dan Master & Dynamic MW07 terletak pada bagian case sekaligus charging dock-nya. Ketika MW07 dibundel bersama case kotak, earbud nirkabel LV memiliki bentuk silinder bundar, yang dilengkapi tutup transparan, simbol-simbol khas serta branding Louis Vuitton. Case ini dibekali baterai yang memungkinkan kita menikmati musik hingga 20 jam (earphone sendiri mempunyai daya tahan baterai 3,5 jam).

Louis Vuitton Horizon Earphones 1

Berdasarkan informasi dari Hypebeast, Louis Vuitton Horizon Earphones kabarnya turut ditopang oleh integrasi penuh ke smartwatch Tambour Horizon via Bluetooth. Selanjutnya, produsen menawarkan sejumlah pilihan pola warna berbeda, di antaranya hitam, opsi monogram merah dan putih, atau versi kuning serta biru plus striping Louis Vuitton.

Louis Vuitton Horizon Earphones 4

Dan sesuai dugaan Anda sebelumnya, branding Louis Vuitton pada MW07 membuat harganya melambung tinggi. Dibanderol di US$ 300, Master & Dynamic MW07 saja sudah tergolong mahal. Plus logo LV, Anda harus mengeluarkan total uang US$ 995 untuk memilikinya.

Via The Verge.

Audio-Technica Luncurkan Dua Headphone dan Satu Earphone Noise Cancelling

Sejauh ini setidaknya sudah ada dua brand yang menjadi pihak dominan di segmen headphone noise cancelling, yaitu Sony dan Bose. Sekarang, giliran Audio-Technica yang mencoba mengusik dominasi keduanya lewat dua headphone dan satu earphone noise cancelling yang mereka perkenalkan di ajang CES 2019.

Headphone yang pertama adalah model flagship ATH-ANC900BT. Desainnya minimalis dan mengarah ke elegan, cocok buat para pebisnis yang rutin bepergian via jalur udara. Di balik wujud simpelnya, bernaung driver 40 mm yang mendukung codec aptX maupun AAC, sedangkan konektivitasnya sudah mengandalkan Bluetooth 5.0.

Audio-Technica ATH-ANC900BT

Penggunaan Bluetooth 5.0 memungkinkan daya tahan baterainya untuk mencapai angka 35 jam dalam satu kali pengisian, dan ini dalam posisi wireless beserta noise cancelling aktif. Noise cancelling-nya sendiri tersedia dalam tiga mode yang berbeda, namun pengguna juga bisa mengatur intensitasnya secara manual melalui aplikasi pendamping di ponsel.

Pengoperasiannya mengandalkan kontrol sentuh pada sisi luar earcup. Pengguna juga dapat menutup earcup sebelah kiri dengan telapak tangannya selama dua detik untuk mengaktifkan mode ambient, sehingga mereka dapat mendengar suara dari sekitarnya tanpa perlu melepas headphone.

Audio-Technica ATH-ANC500BT

Headphone yang kedua adalah ATH-ANC500BT. Penampilannya sepintas mirip, akan tetapi ini disiapkan sebagai model entry level. Perbedaan paling utamanya adalah absennya dukungan codec aptX maupun AAC, serta konektivitas Bluetooth 4.2. Otomatis baterainya tidak seawet kakaknya, cuma bisa bertahan selama 20 jam dalam satu kali charge.

Audio-Technica tidak banyak bicara mengenai kinerja noise cancelling-nya, tapi saya menduga pasti lebih inferior ketimbang ANC900BT tadi. Terlepas dari itu, headphone ini masih cocok dibawa bepergian berkat kemampuannya untuk dilipat rata, lagi-lagi sama seperti kakaknya.

Audio-Technica ATH-ANC100BT

Terakhir, ada earphone ATH-ANC100BT bagi yang kurang suka dengan model over-ear. Tubuh ringkasnya mengemas driver 12 mm, sedangkan daya tahan baterainya diklaim mencapai angka 12 jam.

Sayangnya, berhubung ia juga dikategorikan sebagai entry level, tidak ada dukungan codec aptX maupun AAC, dan lagi-lagi konektivitas yang digunakan masih Bluetooth 4.2.

Ketiga perangkat ini bakal dipasarkan mulai musim semi mendatang. Harganya adalah sebagai berikut:

  • Audio-Technica ATH-ANC900BT $300
  • Audio-Technica ATH-ANC500BT $100
  • Audio-Technica ATH-ANC100BT $100

Sumber: Audio-Technica.