Ruangguru Rilis Skill Academy, Layanan Belajar untuk Tingkatkan Keterampilan Profesional

Startup edtech Ruangguru merilis Skill Academy, yakni sebuah platform belajar online yang berisi materi-materi seputar peningkatan kemampuan profesional. Misalnya membahas strategi penjualan, kiat melakukan presentasi, hingga memahami investasi.

Disajikan berbayar, setiap konten dibuat oleh para pakar. “Kami mengajak pekerja profesional di industri untuk mengikuti proses penyaringan yang berlapis agar dapat memastikan kredibilitas pengajar. Materi pembelajaran dikembangkan bersama dengan tim content research & development yang kami miliki,” ujar Manager Skill Academy Pretty Kusumaningrum.

Sejak diluncurkan awal September 2019, sudah ada 40 mentor yang tergabung ke Skill Academy. Jumlah tersebut masih akan terus ditambah, seiring dengan antusias pengguna terhadap platform. Untuk memudahkan akses, dalam waktu dekat aplikasi juga diluncurkan – saat ini baru ada versi web.

Ingin jadi “top of mind” solusi belajar

Pretty menceritakan mengenai latar belakang pengembangan produk baru ini. Ruangguru telah sukses menjadi edtech nomor satu di Indonesia, menyediakan aplikasi belajar untuk K-12 (tingkat sekolah dasar hingga atas). Namun dirasa penting bagi lulusan SMA/SMK untuk tetap melanjutkan belajar meningkatkan keahlian, agar memiliki daya saing tinggi saat mencari atau berada di lingkungan pekerjaan – Skill Academy ingin berperan di sini.

“Di sisi lain, ada pasar yang cakupannya 3x lebih luas dari yang sudah dilayani oleh produk Ruangguru, yakni pendidikan tinggi dan pekerja profesional. Hal ini menjadi sesuatu yang menguntungkan juga bagi usaha kami, ditambah dengan aspirasi kami untuk memberikan solusi terkait permasalahan pelatihan. Pada akhirnya, tujuan utama kami adalah menjadi platform top of mind yang bisa menyediakan solusi untuk segala kebutuhan pendidikan,” lanjut Pretty.

Ia turut menyampaikan pertimbangan yang membuat produk baru ini terpisah dari ekosistem aplikasi yang sudah ada. Target pasar Skill Academy dan Ruangguru memiliki kebiasaan yang berbeda dan bentuk materi pembelajaran yang tidak bisa digabung. Sehingga UI dan UX produk perlu disesuaikan (berdasarkan hasil user testing) agar lebih menarik dan nyaman untuk belajar.

Fokus pada pengalaman belajar

Sertifikat Skill Academy
Contoh sertifikat belajar yang didapatkan setelah menyelesaikan kelas

Skill Academy dirilis untuk menghadirkan fleksibilitas belajar bagi kalangan dewasa yang cenderung sibuk. Mereka bisa belajar kapan pun, di mana pun. Kualitas materi menjadi salah satu yang dijanjikan.

Menanggapi pertanyaan dengan diferensiasi dengan platform lain, Pretty menyampaikan “Pengalaman pembelajaran yang luar biasa. Kami memformulasikan cara belajar digital yang efektif, dengan kombinasi video interaktif, infografis, dan metode assessment yang dapat mengukur kemajuan pengguna. Kami sudah melakukan testing sejumlah pengguna dan mendapatkan feedback yang memuaskan.”

Selain itu ia juga mengatakan tentang “best value of money”, setelah mendaftar dan berlangganan di suatu kelas, pengguna akan mendapatkan akses seumur hidup dan sertifikasi bagi yang berhasil menyelesaikan.

Selain Skill Academy, sebelumnya sudah ada startup yang menawarkan platform belajar untuk kalangan profesional. Termasuk RevoU yang fokus pada pendidikan teknologi, Bahaso yang mulai merambah materi di luar pembelajaran bahasa, hingga Udemy yang telah resmikan kehadiran di Indonesia.

Bensmart Ingin Bantu Siswa Temukan Guru Privat

Bensmart adalah startup yang berusaha memberikan layanan untuk menghubungkan siswa dengan guru les, baik les akademik maupun keterampilan nonakademik. Pengalaman para pendirikan dijadikan modal untuk menyadikan sebuah wadah yang bisa memudahkan para siswa, orang tua, sekaligus para pengajar.

Nama Bensmart dari perpaduan dua kata, “Ben”, dalam bahasa jawa artinya “supaya” atau “biar menjadi”, sedangkan “Smart” dari kata bahasa Inggris yang artinya pintar. Arti nama ini yang menjadi semangat untuk terus mengembangkan layanan yang bisa menjadikan penggunanya lebih pintar dan lebih terampil.

“Dari hasil testimoni para siswa, bahwa les privat mempunyai kelebihan dibandingkan belajar melalui video atau belajar secara online. Kelebihannya adalah siswa merasakan ada kedekatan dengan guru pengajar sehingga lebih terbuka dalam mengungkapkan bagian pelajaran mana yang belum bisa sehingga belajarnya lebih optimal, menyenangkan dan akhirnya prestasi siswa akan mudah diraih,” terang Co-Founder & CTO Bensmart Arif Dian M.

Arif memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun bekerja di bimbingan belajar. Dalam mendirikan sartupnya, pemuda lulusan Universitas Negeri Yogyakarta ini bekerja sama dengan Yuri Arvian yang merupakan lulusan The George Washington University. Keduanya bersama dengan tim memulai Bensmart sejak Oktober 2018. Hampir satu tahun berjalan Bensmart sudah berhasil memiliki 200 guru privat terdaftar dengan berbagai macam materi/keahlian yang ditawarkan.

Beberapa materi/keahlian yang ditawarkan antara lain materi ujian tengah semester, ujian akhir sekolah, ujian nasional. Ada juga spesialis untuk SBMPTN, ujian masuk PTN, materi kursus bahasa asing, alat musik, melukis, programming, hingga senam dan yoga.

Sebagai bisnis yang memposisikan diri sebagai “marketplace” untuk guru les, Bensmart mengemas aplikasi sedemikian rupa untuk memberikan kemudahan bagi para penggunanya, hal-hal seperti proses pemesanan dan pemilihan jadwal dibuat lebih praktis. Proses presensi dan penilaian juga dikembangkan untuk memberikan laporan proses belajar.

Konsep yang mempertemukan mereka yang ahli dengan para murid saat ini juga dijalankan beberapa startup lainnya. Seperti Ruangguru yang sudah lebih dulu punya Ruangles dan juga PrivatQ yang awal tahun ini merilis aplikasi mobile barunya. Untuk niche yang sedikit berbeda ada juga UstadQ yang secara spesifik memudahkan penggunanya mencari guru ngaji.

Startup yang memiliki kantor di Jakarta, Yogyakarta, dan Tangerang ini sedang mengupayakan beberapa hal untuk mendongkrak bisnis mereka. Tahun ini mereka sedang melakukan sejumlah pendekatan untuk bisa menjangkau lebih banyak pengguna, seperti menjajaki kerja sama dengan pihak sekolah, menyelenggarakan seminar pendidikan dan meningkatkan iklan di berbagai kanal.

Application Information Will Show Up Here

Hacktiv8 Kembangkan Kode.id, Platform Kursus Online dengan Beragam Materi Keterampilan

Hacktiv8 yang selama ini dikenal sebagai program pelatihan intensif menjadi developer mulai berinovasi menghadirkan platform pembelajaran online Kode.id (Kode). Ronald Ishak dan Riza Fahmi (co-founders) turut terlibat mengisi materi-materi video kursus.

Ketika dihubungi DailySocial Ronald menjelaskan, “visi Hacktiv8 menjadi jembatan antara supply dan demand atas developer di Indonesia. Selama menjalankan Coding Bootcamp, kami sadar bahwa tidak semua orang dapat menyiapkan 40 jam per minggu untuk mengikuti kelas secara penuh. Maka dibangunlah Kode.”

Kode awalnya lahir dengan tujuan untuk membantu masyarakat luas dalam belajar pemrograman. Namun seiring berjalannya waktu, kelas-kelas Kode juga diperkaya dengan konten-konten dari bidang ilmu lainnya seperti kepemimpinan, bisnis, pemasaran, hingga desain. Perjalanan Kode baru dimulai awal Juli 2019 ini, kendati demikian saat ini mereka tengah menghimpun pendanaan demi menjadikan Kode sebagai “online upskiling platform” terbesar di Indonesia.

“Melalui Kode kami berharap dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi setiap orang dalam mempelajari ilmu baru yang berguna bagi karier mereka ke depannya. Kami percaya, pendidikan yang berkualitas adalah hak semua orang dan kami yakin Kode dapat mewujudkan hal tersebut dan memaksimalkan perwujudan industri 4.0,” terang Ronald.

Mengenal lebih jauh tentang Kode

Jika Anda sudah familiar dengan platform pembelajaran online berbasis video on demand semacam Udemy, mungkin Anda tidak akan kesulitan mengikuti alur dan menu-menu yang disajikan oleh Kode. Kursus akan ditampilkan berdasarkan kategori dan di dalamnya video sudah disusun ke dalam sebuah playlist.

Ronald memperkenalkan Kode sebagai “subscription based online upskilling video platform“. Mereka menawarkan pendaftaran gratis lengkap dengan sejumlah course gratis yang tersedia. Selain itu juga tersedia akun premium dengan sistem berlangganan dengan biaya berlangganan Rp269.000 per bulan.

Meski video pembelajaran versi gratis cukup banyak, dengan berlangganan akun premium akan mendapatkan sejumlah fitur-fitur pelengkap pembelajaran, seperti akses ke kelas premium, akses video online, dan “learning path” yang memudahkan pengguna menentukan urutan-urutan pembelajaran.

Di Kode, juga disediakan fitur “Skill Assessment” di setiap tahapan pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana pemahaman terhadap sebuah materi. Selain itu Kode juga memiliki fitur analitik yang hanya diperuntukkan untuk B2B, yang memungkinkan perusahaan memantau perkembangan proses belajar karyawan mereka.

“Skill Assessment atau bisa dibilang tes kompetensi, akan membantu pembelajar untuk mengetahui tingkat pemahaman atas keahlian tertentu. Learner (sebutan untuk pengguna Kode) akan diberikan sebuah kuis yang akan tersedia di awal penggunaan platform. Berdasarkan jawaban yang diberikan, kami akan menyarankan kelas yang cocok untuk Learner berdasarkan hasil dari kuis tersebut,” jelas Ronald.

Memperkaya perpustakaan kelas

Selain memungkinkan masyarakat mengakses video pembelajaran online, Kode juga membuka kesempatan bagi siapa pun yang memiliki keterampilan untuk menjadi pengajar melalui fitur “Subject Matter Expert (SME)”. Di tahun pertamanya ini pihak Kode ingin memperkaya perpustakaan kelas sehingga untuk memberikan pilihan pelajaran yang beragam.

“Fokus kami adalah terus memperbesar perpustakaan kelas kami. Kami berkomitmen untuk dapat memberikan beragam kelas yang menarik, interaktif, dan relevan terhadap perkembangan industri sekarang. Melalui beragam kelas tersebut, kami berharap dapat meningkatkan taraf hidup para profesional di Indonesia,” terang Ronald.

Selain Kode.id, di Indonesia sudah ada beberapa layanan kursus online serupa misalnya DicodingIndonesiaX, Studilmu, dan lainnya.

Pasca Pergantian Nama, Startup Edutech “Cakap” Akan Adakan Acara Peluncuran

Sejak diluncurkan pada tahun 2014, Squline mencoba menjadi layanan edtech yang mempertemukan pengajar profesional dengan peserta didik secara real time dengan mekanisme live tutoring. Harapannya proses belajar-mengajar tidak melulu bergantung pada waktu dan tempat.

Masih menggenggam semangat yang sama, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan dampak sosial bagi masyarakat Indonesia, Squline memutuskan untuk melakukan rebranding dengan nama baru “Cakap”.

Untuk memperkenalkan brand Cakap kepada publik pada hari Sabtu, 6 April 2019 mendatang startup karya anak bangsa tersebut akan mengadakan acara “Grand Launching Cakap” di Summarecon Mall Serpong. Acara akan dimulai pada pukul 11.00 WIB. Selain peluncuran brand baru, acara ini akan dimeriahkan dengan pameran, talkshow dan panggung musik oleh Rendy Pandugo.

Tema besar yang diusung dalam rangkaian acara ini adalah “Cakap Bahasa, Cerdaskan Bangsa”. Beberapa narasumber yang akan dihadirkan untuk memberikan pengetahuan dalam talkshow meliputi Tomy Yunus (Founder & CEO Cakap), Ivan Lanin (Pakar Bahasa Indonesia dan Wikipediawan), Tjhen Wandra (YouTuber dan Pengajar Bahasa Mandarin), Hiroki Kato (Presenter dan Musisi).

Acara ini sekaligus akan menjadi ajang penyerahan rekor muri untuk Cakap sebagai aplikasi online pertama belajar bahasa dengan interaksi dua arah secara langsung di Indonesia. Selain itu peserta bekesempatan memenangkan beasiswa belajar Bahasa Mandarin senilai 38 juta Rupiah dan berbagai promo paket belajar menarik lainnya.

Saat ini aplikasi Cakap menyediakan layanan kursus bahasa asing online, meliputi Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia. Adapun pengguna Cakap sudah meliputi beberapa negara, baik dari Indonesia, Brunei Darussalam, Korea, Filipina, Jepang, Australia dan Amerika Serikat.

Grand Launching Cakap

Disclosure: DailySocial merupakan media partner acara Grand Lunching Cakap

Academic Fintech Lending Startup Dana Cita Plans to Expand to the Philippines

Dana Cita as a fintech lending focuses to facilitate academic finance reportedly to finalize its expansion to Philippines. From the flying rumor, Dana Cita will introduce new brand called “Bukas” (In Filipino means “open” or “tomorrow”). Bukas is now accessible through https://bukas.ph/.

Regarding expansion, Dana Cita’s Co-Founder Susli Lie has confirmed to DailySocial with no further detail.

This expansion run after the startup founded by Susli Lie and Naga Tan recorded great traction in Indonesia. Per March 2018, they’ve distributed funding loan up to two billion Rupiah. In terms of the current business, Dana Cita is sponsored by follow-on funding from Patamar Capital investor.

Previously, they’ve received license from OJK. Since then, the Jakarta based startup keep making talent acquisition in various ways, one is through regular socialization to the academic institutions. The loan has quite long tenor up to 72 months with 1-1.75% interest per month.

Previously, Dana Cita has formed strategic partnership with Gojek. It allows Gojek’s ecosystem to access the academic financial services of Dana Cita. Both are targeting Philippines market – although Gojek also facing obstacle post online transportation service licensing moratorium.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Startup Fintech Lending Pendidikan Dana Cita Bersiap Ekspansi ke Filipina

Dana Cita sebagai fintech lending yang fokus memfasilitasi pembiayaan pendidikan dikabarkan tengah mematangkan rencana ekspansinya ke Filipina. Dari kabar yang beredar sebelumnya, Dana Cita akan mengusung brand baru dengan nama “Bukas” (dalam bahasa Filipina berarti “terbuka” atau “besok”). Situs Bukas saat ini sudah bisa diakses melalui https://bukas.ph.

Mengenai ekspansi ini, Co-Founder Dana Cita Susli Lie telah mengonfirmasi kepada DailySocial, kendati masih enggan menceritakan detailnya.

Ekspansi ini dilakukan pasca startup yang didirikan Susli Lie dan Naga Tan ini mendapatkan traksi yang mengesankan di Indonesia. Per Maret 2018, mereka telah menyalurkan dana pinjaman pendidikan senilai dua miliar Rupiah. Secara bisnis saat ini Dana Cita sudah disokong oleh pendanaan lanjutan dengan investor Patamar Capital. Sebelumnya mereka menerima seed round dari Y Combinator.

Sejak tahun 2018, Dana Cita telah mendapatkan izin pengawasan dari OJK. Sejak saat itu juga startup yang bermarkas di Jakarta ini terus melakukan akuisisi pengguna dengan berbagai cara, salah satunya melalui acara sosialisasi rutin ke institusi akademik. Pinjaman yang diberikan memiliki tenor yang relatif panjang sampai 72 bulan, dengan bunga berkisar 1 sampai 1,75% per bulan.

Sebelumnya Dana Cita juga telah menjalin kerja sama strategis dengan Gojek. Kerja sama tersebut memungkinkan anggota ekosistem Gojek mengakses layanan pembiayaan pendidikan dari Dana Cita. Keduanya kini sama-sama tengah berjuang menjajaki pasar Filipina — kendati Gojek mendapatkan ganjalan pasca moratorium perizinan layanan transportasi online.

Udemy Resmikan Kehadiran di Indonesia

Marketplace edutech asal Amerika Serikat Udemy meresmikan kehadirannya di Indonesia. Telah dibangun tim lokal agar Udemy lebih fokus melayani pasar, membantu para instruktur lokal dan siswa dalam memperbaiki kehidupan lewat belajar online.

Vice President Udemy Richard Qiu menjelaskan, pihaknya menghubungkan masyarakat di manapun dengan instruktur terbaik di seluruh dunia untuk mengembangkan keahlian dan pengetahuan dalam topik apapun.

“Kami percaya bahwa siapapun bisa membangun kehidupan yang mereka impikan melalui pembelajaran online. Terdapat lebih dari 30 juta siswa di seluruh dunia dan 35 ribu kursus baru di 2018 secara global,” terangnya, Selasa (5/3).

Keputusan Udemy untuk hadir secara resmi di Indonesia, lantaran negara ini menyumbang di atas 200 ribu pengguna. Padahal, pihaknya mengaku masih menjalankan pemasaran secara organik saja.

Secara diferensiasi dengan pemain sejenis, Udemy lebih mengarahkan pada konten edukasi yang sifatnya lebih ke arah pengembangan karier profesional maupun pengayaan pribadi.

Secara total ada 15 kategori edukasi yang bisa dipilih, seperti development, bisnis, IT & software, personal development, desain, marketing, sampai fotografi. Konten yang sifatnya untuk akademis sebenarnya juga tersedia, namun bukan jadi konten yang paling ditonjolkan di Udemy.

“Jadi target pengguna kami adalah masyarakat luas, non akademik, bisnis, dan lainnya. Bisa siapapun yang ingin mengembangkan keahlian dirinya masing-masing karena konten yang kami sediakan itu lebih ke arah pengembangan skill,” tambah Market Manager Udemy Indonesia Giri Suhardi.

Udemy melokalisasi sejumlah unsur agar dapat memudahkan para penggunanya di Indonesia. Pertama, dimulai dari menyediakan terjemahan ke Bahasa Indonesia untuk setiap konten yang dihasilkan di luar Indonesia. Lalu, lokalisasi bahasa untuk situs dan aplikasi.

Metode pembayaran pun kini bertambah, pengguna dapat transfer bank, gerai Alfamart, dan Doku Wallet. Udemy juga membuat studio pertamanya di Asia, berlokasi di kantor Udemy di Jakarta untuk memberdayakan para instruktur lokal dalam membagi pengetahuan mereka dan membuat kursus.

“Dalam studio ini sudah tersedia lengkap semua perlengkapannya. Ini terbuka untuk semua instruktur, kalau ada yang sekadar ingin tanya-tanya kami bisa beri saran di sana.”

Ke depan pihaknya akan membuka studio di lokasi lainnya lewat kemitraan bersama pihak penyedia rekaman studio. Giri menyebut di luar Jakarta, sudah ada studio Udemy di Bandung, rencananya akan diperluas ke Surabaya, Yogyakarta, dan Semarang.

Model bisnis Udemy

Dalam menyediakan kontennya, Udemy menggaet para instruktur dari berbagai kalangan dan perguruan tinggi untuk membuka akses pendidikan yang lebih luas ke publik. Tidak ada persyaratan yang diberlakukan Udemy buat para instruktur yang ingin bergabung, sekalipun menunjukkan sertifikat yang membuktikan kapabilitas mereka.

Giri menjelaskan pihaknya melakukan kurasi dari setiap kursus yang diproduksi oleh instruktur sebelum dipublikasi. Kualitas video juga ikut diperhatikan. Minimal durasi kursus yang bisa diunggah oleh instruktur adalah 30 menit, tapi tidak ada batasan maksimalnya.

“Untuk kualitas kontennya, jadi ada user rating yang menilai bagaimana instruktur menyampaikan materinya. Semakin tinggi rating-nya, maka bisa dikatakan dia cukup baik dan ilmunya benar-benar berguna.”

Instruktur akan mendapatkan tambahan penghasilan dari setiap kursus yang dibeli pengguna. Apabila pengguna membeli langsung dari tautan yang disebar instruktur, maka instruktur akan mengantongi komisi 97% dari total pembelian. Namun, apabila secara organik maka pembagian hasilnya 50:50 untuk instruktur maupun Udemy.

Perguruan tinggi dapat memproduksi kursus lewat Udemy. Salah satunya yang sudah melakukan adalah Universitas Bina Nusantara (Binus). Knowledge Management & Innovation Director Binus Elidjen mengatakan pihaknya sudah bekerja sama dengan Udemy sejak tiga tahun lalu.

Bila ditotal ada 480 kursus yang terdiri dari 10 topik sudah dipublikasi Binus lewat platform tersebut. Keseluruhan konten ini bisa diakses secara gratis. Binus sudah memiliki 53 ribu pengguna dan sudah disaksikan di 15 negara.

“Kami sedang mencoba untuk membuat kursus berbayar di Udemy, masih dipikirkan akan seperti apa bentuknya,” kata Elidjen.

Hingga saat ini, lebih dari 30 juta orang dari berbagai negara telah mengakses 100 ribu kursus yang diajarkan oleh instruktur dalam 50 bahasa berbeda, termasuk Indonesia. Kursus yang paling banyak diminati adalah IT, development, data analytics. Kemudian disusul tentang keuangan, self development, dan leadership.

Disebutkan sebanyak 100 ribu kursus telah terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Instruktur lokalnya baru mencapai 30 orang dan konten lokal yang sudah diproduksi sebanyak 100 konten. Giri enggan menyebut target spesifik yang ingin dibidik Udemy pada tahun ini.

Application Information Will Show Up Here

Sambut UN dan SBMPTN, Ruangguru Lakukan Peremajaan Tampilan dan Pembaruan Fitur

Dalam rangka menyambut hajat tahunan pendidikan seperti UN dan SBMPTN, startup edutech Ruangguru melakukan beberapa pembaruan. Selain konten pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum, pihaknya juga merilis peremajaan tampilan dan menambahkan beberapa fitur baru.

SBMPTN dan UN tahun ini akan menggunakan jenis soal HOTS (Higher Order Thinking Skill). Untuk membantu siswa mempersiapkannya, materi belajar pada RuangBelajar telah disesuaikan, termasuk dengan prediksi soal-soal melalui fitur TryOut Online.

Untuk tampilan, Ruangguru hadir lebih fresh dengan berapa perubahan. Salah satunya difokuskan untuk layanan RuangBelajar. Fitur yang berisi materi pembelajaran itu akan dihadirkan di halaman utama setelah pengguna melengkapi informasi mengenai jenjang, kurikulum, dan mata pelajaran yang dikehendaki.

Ruangguru juga menghadirkan aplikasi RuangBelajar for Desktop. Dengan pilihan akses melalui desktop atau web, pengguna bisa belajar dengan menggunakan layar yang lebih besar.

RuangBelajar for Desktop

Dari segi konten, pihak Ruangguru juga menghadirkan analisis terkait topik dan pola soal yang muncul dalam SBMPTN terakhir. Inovasi ini diharapkan bisa memberikan prediksi bentuk soal seperti apa yang akan muncul di SBMPTN.

“Tim Ruangguru juga sudah menyiapkan berbgai analisa mengenai topik-topik serta pola soal-soal yang sering muncul di SBMPTN selama 10 tahun terakhir, contohnya di dalam Matematika Dasar topik barisan dan deret selalu keluar setiap tahun dan muncul 3 kali lipat lebih sering dari topik eksponen. Analisis seperti ini dapat dibaca di platform RuangBaca yang terdapat di dalam aplikasi Ruangguru,” tulis pihak Ruangguru dalam rilisnya.

Menarapkan AI untuk membantu belajar

Satu fitur baru yang diperkenalkan oleh Ruangguru adalah RoboGuru. Fitur ini diklaim sebagai inovasi Ruangguru yang memanfaatkan teknologi AI. Menggantikan peran buku kumpulan soal, RoboGuru dikembangkan untuk membantu siswa memecahkan permasalahan soal, lengkap dengan memberikan pemahaman ke siswa.

RoboGuru bekerja dengan membaca masukan dari pengguna berupa gambar soal. Selanjutnya sistem akan membaca soal dan membantu siswa memecahkan soal tersebut. Selanjutnya RoboGuru juga akan mencari soal yang relevan di database soal yang dimiliki Ruangguru untuk ditampilkan. Lengkap dengan jawaban dan langkah-langkah pengerjaan sehingga siswa bisa lebih memahami cara memecahkan soal-soal yang sejenis.

Langkah kerja RoboGuru

“[Dengan RoboGuru] Siswa tinggal foto saja soal-soal latihan UN & SBMPTN-nya, nanti RoboGuru secara otomatis akan memunculkan jawaban serta tahap menjawabnya hanya dalam waktu beberapa detik. Selain itu, juga akan ditampilkan soal-soal lain yang serupa dengan tipe soal yang difoto oleh siswa. Dengan sistem ini kita berharap belajarnya siswa bisa jadi lebih praktis Layanan ini juga bisa dicoba gratis sekarang,” terang Co-Founder Ruangguru Iman Usman.

Pertumbuhan di tahun 2018

Di tahun 2018 Ruangguru mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Data internal Ruangguru mencatat bahwa dalam kurun waktu 6 bulan terakhir mereka berhasil mendapatkan pertumbuhan hingga 20 kali lipat dengan total pengguna mencapai 10 juta peserta didik.

Selain itu aplikasi Ruangguru juga berhasil menjadi aplikasi paling populer untuk kategori pendidikan di Google Play. Ruangguru juga berhasil menjadi 3 posisi teratas untuk Google Play User’s Choice Award 2018.

“Kami di Ruangguru akan selalu berinovasi agar konten pendidikan bisa diakses dengan mudah dari seluruh penjuru negeri. Para pengguna bisa mengunduh dan update aplikasi Ruangguru versi terbaru di Google Play untuk merasakan sendiri pengalaman belajar yang berbeda dari Ruangguru,” terang CEO Ruangguru Belva Devara.

Application Information Will Show Up Here

Mengenal Ngampooz, Platform Manajemen Acara Pendidikan

Menggunakan teknologi, dunia pendidikan diharapkan terus berevolusi ke arah yang lebih baik. Salah satu layanan yang mencoba mengambil peran tersebut adalah Ngampooz, sebuah platform yang memudahkan pelajar dan mahasiswa mencari informasi dan mendaftar berbagai macam acara pendidikan, termasuk info beasiswa.

Ngampooz resmi diluncurkan pada Agustus 2018 silam. Ditenagai teknologi web, Ngampooz berusaha menjadi direktori acara mengenai pendidikan sekaligus menjadi tempat mendaftar yang mudah. Dari data internal, Ngampooz saat ini mereka telah berhasil mendapatkan lebih dari 100 ribu pengguna dan memiliki lebih dari 70 rekanan dengan 250 acara.

Dikembangkan oleh Muhammad Ainur Rony dan Gatot Wicaksono, Ngampooz saat ini tengah berusaha mengembangkan layanannya hingga menjangkau pengguna di daerah-daerah di Indonesia. Saat ini Ngampooz beroperasi di wilayah Jabodetabek, Banten, dan Karawang.

“Delapan puluh persen dari event yang ada memang seputaran pendidikan, hal ini dikarenakan Ngampooz ingin menjadi niche player. Tujuan Ngampooz dibuat adalah membantu pelajar dan mahasiswa yang mengadakan event dapat merasakan proses digitalisasi, terutama di daerah-daerah agar informasi bisa tersebar merata,” ujar Business Development Ngampooz Rizka Tia.

Tidak hanya terbatas di acara pendidikan

Dijelaskan Rizka, Ngampooz menerapkan model bisnis dengan mengambil keuntungan dari setiap tiket acara berbayar sebesar 3 persen.

“Untuk event yang tidak berbayar, kami tidak mengenakan biaya apa pun kepada partner atau event organizer kami, namun jika event yang berbayar, kami hanya meminta 3% dari setiap tiket terjual,” imbuh Rizka

Ngampooz tidak hanya dibekali fitur untuk acara pendidikan. Mereka juga memiliki fitur Open Class, sebuah fitur yang memungkinkan pengguna berbagi pengetahuan mereka. Open Class juga  memungkinkan pengguna Ngampooz membuka kursus hingga menentukan lokasi hingga harga dari “kursus” yang dibuat.

Fitur selanjutnya yang juga diperuntukan untuk insan pendidikan adalah Scholarship. Sebuah fitur yang ditujukan bagi pelajar SMA/SMK tingkat akhir yang ingin mencari beasiswa. Dalam kasus ini Ngampooz memposisikan diri sebagai marketplace beasiswa. Ngampooz sudah menjadi official partner Asosiasi Dosen Indonesia dan beberapa universitas.

“Target Ngampooz tahun ini adalah melakukan ekspansi ke beberapa daerah Indonesia, agar semua pelajar dan mahasiswa mendapatkan informasi untuk menunjang pendidikan mereka, dengan target user yang ingin dicapai adalah 750.000 users,” tutup Rizka.

Application Information Will Show Up Here

Startup Pendidikan PrivatQ Rilis Versi Baru Aplikasi

Menyambut tahun 2019, startup pendidikan PrivatQ merilis versi baru dari aplikasinya. Di PrivatQ 2.0, terdapat beberapa fitur tambahan yang memudahkan siswa dalam berinteraksi dalam aplikasi.

Di sisi siswa, PrivatQ membubuhkan menu pembaruan status, integrasi blog, dan dukungan fitur belajar kelompok yang dapat dilakukan hingga 5 siswa. Sementara di sisi tentor, ada fitur reward yang diberikan untuk mengapresiasi guru terbaik.

Selain itu ditambah pula dukungan bank soal dan materi. Untuk memudahkan pengguna baru, kini proses pendaftaran bisa dilakukan melalui web ataupun aplikasi.

Menurut penuturan CEO PrivatQ Ikhwan Catur Rahmawan, pembaruan didasarkan pada umpan balik yang didapat dari pengguna dan riset yang dilakukan oleh tim internal. Bertambahnya kompleksitas aplikasi turut menjadi faktor penting dirilisnya PrivatQ 2.0.

“PrivatQ 2.0 hadir sebagai jawaban dalam menanggapi kompleksitas aplikasi yang terus meningkat seiring dengan perkembangan pengguna. Kami mengupayakan aplikasi yang lebih praktis dan inovatif,” ujar Ikhwan.

Ikhwan turut menceritakan, dari sisi bisnis PrivatQ turut berkembang baik. Sejauh ini pihaknya sudah dapat mengakomodasi kebutuhan pencarian guru les privat di 100 kota di Indonesia. Berbagai kerja sama strategis turut dijalin dengan para mitra.

“PrivatQ menitikberatkan inklusivitas dalam layanan, sehingga kami mengakomodasi kedua skema layanan online maupun offline. Menurut kami, ada urgensi untuk dapat melakukan penyelarasan media pembelajaran sesuai dengan kondisi setiap wilayah, khususnya dilihat dari kondisi geografis, sosio-ekonomi, serta keadaan infrastruktur dan teknologi penunjang,” terang Ikhwan.

Lebih jauh COO PrivatQ Asep Suryana menuturkan, saat ini pihaknya tengah mengembangkan dua model bisnis baru. Pertama ditujukan untuk recurring revenue, realisasinya berupa layanan paket belajar dan grup belajar privat. Kemudian yang kedua adalah pengembangan kelas online dengan fitur chatting dan multimedia, diharapkan bisa mendukung terciptanya pembelajaran jarak jauh yang interaktif.

“Kondisi dan tuntutan di tiap wilayah akan berbeda. Dengan penyelarasan, kami mampu tap-in dan menjangkau lebih banyak potensi pasar,” ujar Asep

Tahun ini PrivatQ akan fokus pada pemberdayaan masyarakat, secara spesifik merangkul guru honorer dan kelompok masyarakat tertentu untuk bergabung ke dalam platformnya.

Application Information Will Show Up Here