Kegiatan IPTEK dan Inovasi Habibie Festival 2017 Kembali Digelar di Jakarta

Kegiatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan inovasi Habibie Festival kembali digelar tahun ini selama satu pekan penuh mulai dari tanggal 7-13 Agustus 2017 di JIExpo Kemayoran, Jakarta.

Habibie Festival adalah bentuk apresiasi atas kerja keras Presiden Republik Indonesia ke-3 B.J Habibie dalam membangun dan mengembangkan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.

Berbeda dari tahun sebelumnya, kegiatan kali ini akan digelar dengan skala yang lebih besar, baik dalam lingkup tema, program, aktivitas, dan pengunjung. Tempat yang dipilih pun lebih luas dari sebelumnya yakni Museum Nasional, Jakarta.

Habibie Festival 2017 akan mengangkat tema “Technology and Innovation for People” (Lihat, Sentuh, dan Rasakan Teknologi Terbaru untuk Masa Depan yang Lebih Baik). Adapun untuk tema acara harian bakal dikemas dengan unsur edutainment, diantaranya Connectivity, Mobile Life, Innovation Nation, Women in Tech, Makers Land, dan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematic).

Dari sisi pameran, akan dipamerkan pula kokpit pesawat CN-250 koleksi dari PT Dirgantara Indonesia, alat berat tempur koleksi PT Pindad, mobil ambulan teknologi tinggi milik RS Siloam, serta berbagai inovasi food truck.

“Antusiasme masyarakat, terutama anak-anak usia sekolah, guru, dan orang tua ternyata sangat tinggi. Tercatat ada lebih dari 56 ribu orang memadati festival tahun lalu. Tahun ini diharapannya bisa lebih dari 100 ribu orang,” ujar Pendiri dan Ketua Habibie Festival 2017 Ilham Habibie, Rabu (2/8).

Bekraf pun turut dilibatkan dalam kegiatan ini, lantaran bakal ada sejumlah pelaku ekonomi kreatif digital yang hadir sebagai eksibitor, pengisi kelas dan workshop. Tak hanya itu, bakal ada lebih dari 100 perusahaan dan komunitas dengan beragam aktivitas aktual sesuai perkembangan IPTEK, memamerkan produk dan inovasi mereka.

Mereka diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam perekonomian nasional. Sebab, mengacu dari survei Bekraf bersama Badan Pusat Statistik di 2016, industri ekonomi kreatif di Indonesia pada 2015 tercatat mampu menyumbangkan Rp852 triliun kepada pendapatan domestik bruto (PDB) nasional, dengan total 15,9 juta tenaga kerja yang terserap.

“Fakta bahwa para eksibitor di Habibie Festival merupakan pelaku ekraf di bidang IPTEK, menjadikan dukungan Bekraf terhadap Habibie Festival 2017 sebagai hal yang strategis. Kami berharap acara ini menjadi ajang pembelajaran, berbagi, dan apresiasi atas pencapaian industri IPTEK di Indonesia,” tutup Kepala Bekraf Triawan Munaf.

Ikuti Workshop Indonesia Next Apps 4.0 di Kota Anda

Indonesia Next Apps 4.0 adalah gelaran keempat Samsung yang mengajak para IT developer Tanah Air untuk ikuti serta mengembangkan inovasi aplikasi di platform terbaru. Pada puncaknya, 20 aplikasi terbaik akan berlaga pada acara final di Jakarta dan berlomba meraih total hadiah lebih dari 600 juta rupiah.

Sebelum mendapatkan 20 aplikasi tersebut, Samsung terlebih dahulu akan membuka kesempatan bagi para pengembang aplikasi di beberapa kota Indonesia untuk belajar, berbagi, dan berdiskusi secara langsung dengan para ahli, melalui rangkaian Workshop.

Di setiap kota, Workshop INA 4.0 akan berisi insightinsight yang berkaitan dengan pengenalan INA 4.0, pemaparan terkait permasalahan di industri, cerita dari local heroes di tiap kota yang telah sukses membangun startup/aplikasi, serta kelas-kelas yang membahas teknologi yang dikembangkan Samsung.

Terdapat lima sesi utama yang membahas seputar teknologi Samsung; Tizen Apps Development, Tizen Wearable Development, Gear VR, Samsung Galaxy SDK, dan Samsung DeX. Menariknya, di setiap sesi tersebut, kamu bisa memilih di antara dua sesi, yakni sesi pengenalan (fokus pada pemamparan fundamental) dan sesi teknis (lebih menguak sisi teknis dari sebuah teknologi).

Lebih detail mengenai rangkaian Workshop INA 4.0, berikut adalah daftar kota-kotanya.

  • Semarang – 25 Juli 2017
  • Yogyakarta – 27 Juli 2017
  • Malang – 29 Juli 2017
  • Surabaya – 31 Juli 2017
  • Jakarta – 3 Agustus 2017
  • Bandung – 5 Agustus 2017
  • Medan – 7 Agustus 2017
  • Makassar – 9 Agustus 2017

Nah, apakah ada kotamu disebutkan di atas? Jangan sampai kamu melewatkan kesempatan emas ini! Melalui Workshop INA 4.0, peluangmu terbuka besar untuk berkenalan dengan ahli industri serta mendapatkan bekal ‘bergizi’ untuk ajang Codenight dan gelaran puncak INA 4.0.

Daftarkan dirimu ke Workshop INA 4.0 sekarang juga di www.indonesianextapps.com!

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama Samsung dan DailySocial sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia Next Apps 4.0.

Social Media Week Jakarta 2017 Siap Digelar September Mendatang

Ajang tahunan Social Media Week Jakarta 2017 kembali digelar untuk ketiga kalinya, berlokasi di The Hall Senayan, Jakarta. Tahun ini acara akan mengusung tema “Language and The Machine: The Future of Communication” dengan empat topik utama yakni content creation, big data, social media, dan aplikasi messaging.

Social Media Week (SMW) sendiri adalah platform berita terkemuka dan konferensi internasional yang mengumpulkan dan berbagi ide, inovasi, dan wawasan terbaik seputar bagaimana sosial media dan teknologi merubah bisnis, masyarakat, dan budaya di seluruh dunia.

Ajang berskala global yang sudah memasuki tahun ke delapan ini, telah rutin diselenggarakan di lebih dari 20 kota di seluruh dunia setiap tahunnya. Nantinya, SMW Jakarta dihari yang sama juga diselenggarakan bersamaan dengan SMW di Sao Paolo, Miami dan London.

Diharapkan SMW Jakarta 2017 dapat menjadi platform bagi praktisi industri media sosial, agensi, brand, dan media dapat saling berbagi dan memperdalam wawasan terhadap tren terbaru dan yang akan mendatang di dunia teknologi. Serta, bagaimana mereka dapat memanfaatkan dan membentuk era media sosial berikutnya.

“Kami ingin mengajak para peserta untuk melihat lebih jauh bagaimana tren di media sosial dapat memicu pergeseran komunikasi manusia dari pakarnya. Perubahan tren konsumen yang dinamis harus senantiasa diikuti oleh brand dan media,” terang Chairman Social Media Week Jakarta sekaligus CEO Merah Cipta Media Group Antonny Liem, Selasa (6/6).

SMW kali ini membagi beberapa sesi yang bisa diikuti peserta. Sesi konferensi akan berlangsung selama tiga hari, tanggal 13-15 September 2017, akan diisi oleh lebih dari 50 pembicara, tokoh, dan pemimpin industri baik dari dalam maupun luar negeri.

Ada juga 12 sesi workshop yang digelar mulai dari tanggal 11-15 September 2017. Lalu, ada sesi meet up & sharing bersama lebih dari 30 komunitas pada tanggal 13-15 September 2017. Sejumlah komunitas yang bakal dihadirkan antara lain Young on Top, Gushcloud, Sociabuzz, Girls in Tech, Makedonia, UXID, dan lainnya.

“Di luar sesi konferensi, kami ingin memberikan ilmu yang bisa diserap peserta sehingga bisa di bawa pulang untuk segera diaplikasikan. Ini bisa diikuti dalam sesi workshop, berbagai topik dengan bahasan yang menarik kami siapkan,” pungkas Antonny.

Fenox VC Kembali Adakan Startup World Cup 2018

Fenox VC kembali akan menyelenggarakan kompetisi pitching global keduanya dalam rangkaian Startup World Cup 2018 (SWC 2018). Ajang kompetisi ini membawa misi untuk mencari startup terbaik dari seluruh dunia dan menawarkan hadiah senilai 1 juta dolar dalam bentuk investasi.

Acara ini melanjutkan dari presentasi yang ditoreh dari sesi pertama Startup World Cup 2017. Ribuan startup dari seluruh penjuru dunia berpartisipasi hingga terpilih 15 finalis mewakili masing-masing regional. Tahun 2017 startup dari Jepang bernama UniFa berhasil menjadi pemenang.

Dari sisi cakupan startup, menurut Retno Dewati selaku SEA Regional Manager Fenox VC, SWC 2018 masih sama dengan tahun sebelumnya, tidak ada batasan khusus terkait bidang startup. Semua tech-startup dapat mengikuti kompetisi dan untuk regional Indonesia, kompetisi ini dibuka untuk startup dari seluruh Asia Tenggara.

“Di tahun 2017 kami menerima ribuan aplikasi dari seluruh regional. Untuk bidangnya tidak ada yang mendominasi. Semuanya rata, mulai dari On-Demand, SaaS, Internet of Things, Robotics, dll. Indonesia sendiri merupakan regional event dengan jumlah peserta yang hadir terbanyak yaitu sekitar 1500 peserta,” ujar Retno menjelaskan highlight SWC 2017.

Bagi SWC, Indonesia menjadi regional yang sangat penting. Hal ini senada dengan torehan hasil yang luar biasa dalam edisi pertama SWC 2017. Ahlijasa yang menjadi pemenang dari regional Indonesia berhasil meraih posisi ketiga di ajang final di San Francisco pada bulan Maret lalu.

“Startup Indonesia juga sangat bergairah dalam mengikuti kompetisi ini. Terbukti dari sekitar 700 aplikasi yang masuk dari seluruh Asia Tenggara, 85% berasal dari Indonesia,” lanjut Retno.

Bagi startup yang tertarik untuk  mengikuti ajang kompetisi SWC 2018, saat ini pendaftaran sudah dibuka. Startup dapat mendaftarkan diri melalui laman resmi SWC 2018 di http://www.startupworldcup.io.

“Tidak hanya terkait hadiah satu juta dolar investasi saja, tetapi dengan SWC startup mampu menunjukkan produk mereka secara global di hadapan para dewan juri yang merupakan top-tier investor dan founder, serta media exposure yang tentunya akan membawa banyak manfaat untuk startup tersebut,” pungkas Retno.

Sebagai informasi tambahan, bahwa debut Fenox VC di Indonesia akhir-akhir ini cukup signifikan. Salah satu kerja sama strategis dilakukan bersama Bekraf, termasuk sebagai rekanan dan sponsor untuk kegiatan SWC tahun ini dan tahun sebelumnya.

Selain SWC, di Indonesia juga digelar rangkaian acara GnB Accelerator oleh Fenox VC, yakni sebuah proses inkubasi startup untuk mematangkan produknya hingga siap dipresentasikan kepada investor.

Peranan Perempuan di Dunia Pemasaran Digital

Hari ini, Jumat (28/4), HangOut with FreakOut menggelar acara diskusi yang kedua, berkolaborasi dengan DBS Bank mengangkat tema “Feminism in Digital Marketing Ecosystem”. Acara ini dihadiri puluhan perempuan yang rata-rata berasal dari terkait, mulai dari agensi, pelaku startup, hingga media.

Dalam diskusi kali ini menghadirkan tiga pembicara, Ernita Ariestanty (CEO ZenithOptimedia), Mireille Makmur (Head of Business Analytics and Customer Experience DBS Bank), dan Nendra Rengganis (Ex-Editor in Chief Hipwee, CEO Boombastis).

Acara dibuka oleh dengan pemaparan gambaran umum mengenai posisi perempuan untuk menempati posisi senior dalam skala global. Dari data yang dikutip DBS Bank, posisi level senior yang dipegang oleh perempuan untuk cakupan skala global hanya 11%. Sedangkan, untuk level top senior hanya 28%. Khusus untuk level senior di industri perbankan, perempuan hanya mendapat porsi 11%.

Data ini menunjukkan minimnya level top senior dipimpin perempuan seharusnya dapat memacu menjadi acuan untuk terus memacu kemampuan diri. Tujuannya agar perempuan dapat sama-sama memposisikan diri secara sejajar oleh laki-laki dalam dunia kerja.

Para pembicara dalam diskusi WorkOut with FreakOut / DailySocial
Para pembicara dalam diskusi WorkOut with FreakOut / DailySocial

Pembicara pertama, Mireille Makmur, memaparkan asal muasal kariernya menjadi seorang analis data di perbankan. Dirinya sudah sedari awal menggeluti dunia analitis. Namun ketika bergabung dengan DBS Bank, ternyata dia menemukan dengan mengombinasikan antara analitik, pengalaman konsumen, dan budaya perusahaan hasilnya untuk produk yang ingin diciptakan dapat lebih tepat sasaran.

Kesempatan karier yang diberikan perusahaan juga berpengaruh terhadap kinerjanya, karena memberinya kesempatan untuk memimpin tim dan menciptakan produk baru yang inovatif, seperti Digibank, yang menggabungkan unsur analitik dan pengalaman konsumen.

Pembicara kedua adalah Ernita Ariestanty. Ernita lebih menyampaikan bagaimana menyeimbangkan waktu antara keluarga dengan pekerjaan. Dalam bekerja, Ernita juga tergolong orang yang sangat mengacu pada data. Di dunia agensi, tempat dia bernaung, penggunaan data yang tepat akan menentukan bagaimana positioning konsumen yang ingin disasar klien.

Hal ini terlihat dari ditunjuknya Ernita untuk terlibat langsung menjadi tim agensi untuk acara World Cup 2014. Berbekal riset dan data analitik, ia dapat memboyong perusahaan meraih total keuntungan mencapai Rp800 miliar. Angka tersebut adalah tertinggi yang pernah dicapai untuk acara serupa.

Sementara untuk menyeimbangkan waktunya dengan keluarga, dia berkomitmen untuk memberi waktu libur setiap akhir pekan. Dia menyatakan apabila perempuan berkomitmen untuk membagi waktu antara keluarga dengan pekerjaan, maka dapat dijamin hidup jadi lebih seimbang dan tetap nyaman menjalani kehidupan sehari-hari.

Pembicara terakhir adalah Nendra Rengganis. Nendra lebih menitik beratkan pada rasa sensitif perempuan yang dapat berguna dalam menciptakan konten berkualitas dan lebih relatable. Dalam menulis suatu artikel, dia menilai perempuan harus menurunkan egonya untuk mau menulis sesuai dengan kebutuhan pembaca, bukan sesuai yang mereka inginkan.

Saat membangun mental dari penulis Hipwee, pada masa awal tiga bulan perusahaan menerapkan masa orientasi. Tujuannya untuk melatih rasa sensitif penulis jadi lebih peka terhadap topik yang terjadi dan lebih mendapatkan taste yang diinginkan target pembaca generasi muda, jadi tidak hanya sekadar melatih mereka dalam hal tulis menulis saja.

“Perempuan itu lebih dapat membangun konten yang maknanya lebih deep dan relatable karena secara naluriah perempuan sudah dikaruniai itu. Dua hal tersebut sangatlah mahal dan tidak bisa dimiliki oleh laki-laki,” pungkasnya.


Disclosure: DailySocial adalah media partner event HangOut with FreakOut

G-Fest 2017 Akan Menyajikan Ragam Acara tentang Kewirausahaan

Ganesha Entrepreneur Festival (G-Fest) merupakan rangkaian acara yang dikhususkan bagi pengusaha dan kalangan umum yang tertarik dengan dunia kewirausahaan. Acara yang diadakan School of Business and Management ITB ini memiliki tiga agenda utama, yakni Entreprenur Discussion Meetup, Startup Talk dan E-Hackathon. Rangkaian acara ini akan berlangsung selama 3 hari, mulai 28-30 April 2017 bertempat di Main Atrium Lotte Shopping Avenue Jakarta Selatan.

Terdapat empat hal yang ditargetkan dalam acara ini. Pertama, mempertemukan antara pengusaha dengan peminat bisnis atau kewirausahaan, agar dapat belajar bersama. Kedua, memberikan insight tentang UMKM dan startup, termasuk perbedaannya dari sisi konsep dan eksekusi.

Kemudian target yang ketiga memicu kalangan muda khususnya mahasiswa untuk berani merealisasikan ide bisnis yang dimilikinya. Terakhir sebagai ajang validasi ide dengan mendiskusikan dengan para pakar yang dihadirkan.

Dalam acara talkshow yang digelar, disajikan beberapa topik seru tentang kewirausahaan. Menyangkut bagaimana calon wirausahawan memvalidasi ide mereka, menjalankan operasional bisnis, manajemen keuangan, hingga strategi pemasaran. Sebanyak delapan pemateri akan dihadirkan untuk dalam rangkaian sesi tersebut, di antaranya Pinpin Bhaktiar (Founder, Entrepreneur Club Indonesia), Jandi Mukianto (President, JCI) Fadhli Sahab (CEO Zap Indonesia), Jeff Budiman (CEO & Co-Founder at 20FIT Group) dan lainnya.

Untuk informasi lanjut dan pendaftaran acara ini, kunjungi laman resmi G-Fest 2017 http://gfest.id.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Ganesha Entrepreneur Festival 2017

HangOut with FreakOut Kedua Akan Bahas Feminisme di Ekosistem Pemasaran Digital

Setelah sebelumnya hadir Januari lalu mengangkat tema pemasaran digital modern, HangOut with FreakOut kini melanjutkan debutnya di acara diskusi kedua. Berkolaborasi dengan DBS Bank, tema yang akan diangkat pada event kali ini mengenai “Feminism in Digital Marketing Ecosystem”. Tema ini diangkat untuk membuktikan bahwa di dalam ekosistem digital marketing ada sosok-sosok Kartini yang menginspirasi banyak orang.

Acara kedua ini akan diadakan di DBS Tower pada Jumat, 28 April 2017 mulai pukul 13.00. FreakOut mengajak semua perempuan yang tertarik dengan dunia digital dan ingin mendengarkan langsung cerita dan insight menarik dari para pemateri.

Beberapa pemateri yang akan dihadirkan dalam event HangOut with FreakOut ini di antaranya Ernita Ariestanty (CEO ZenithOptimedia), Mireille Makmur (Head of Business Analytics and Customer Experience DBS Bank) dan Nendra Rengganis (Ex Editor in Chief Hipwee, CEO Boombastis). Ketiga pembicara tersebut akan membagikan berbagai cerita dan pengalaman mereka sebagai perempuan karier di lingkup profesional digital marketing.

Sedangkan mengenai tema spesifik yang akan dibawakan, Ernita Ariestanty dari ZenithOptimedia akan membagikan ceritanya memimpin sebuah agensi dari konvensional hingga bertransformasi digital, namun tetap menjaga komitmennya sebagai ibu rumah tangga. Mireille Makmur, dengan segudang pengalamannya di bidang analisis, akan bercerita mengapa dia memilih analisis sebagai jenjang kariernya dan apa insight konsumen menarik yang dia temukan terutama di bidang perbankan.

Tak ketinggalan Nendra Rengganis akan banyak bercerita tentang pengalamannya membangun dan memimpin media milennials Hipwee, dan apa yang akan dilakukannya untuk media millennials yang sekarang sedang dikerjakannya, yaitu Boombastis.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi laman resmi HangOut with FreakOut di sini http://id.foutap.com/hangout-with-freakout.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner acara HangOut with FreakOut

Konferensi CHIuXID Ke-4 Kembali Digelar, Pertemukan Akademisi & Praktisi Global Bidang HCI

Kemajuan pesat teknologi komputer menjadi suatu keniscayaan. Teknologi telah menjadi bagian dari kebutuhan primer yang dapat merangkul semua aspek kehidupan manusia. Rasa ketergantungan manusia terhadap teknologi pun akhirnya jadi tidak bisa dipisahkan.

Atas latar belakang tersebut, para akademisi dan praktisi di bidang Human Computer Interaction (HCI) yang bernaung ke dalam CHI UX Indonesia kembali menggelar konferensi skala global, CHIuXID 2017. Acara ini menjadi wadah bagi para peserta untuk saling belajar, mendalami permasalahan, dan mencari solusinya.

Tema konferensi yang dipilih untuk tahun ini adalah “Experience Design for All”. Alasannya, pihak penyelenggara ingin memperluas penggunaan HCI dan UX demi membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat, bagaimana cara menghasilkan user experience yang baik dalam hubungan interaksi antara manusia dengan komputer.

Rangkaian acara CHIuXID 2017 diisi dengan workshop, business stories, design challenges, dan presentasi. Pihak penyelenggara menghadirkan berbagai pembicara dari lokal maupun internasional untuk berbagi mengenai HCI dan UX, di antaranya Henky Prihatna (Google Indonesia), Vishnu K Mahmud (Ogilvy Public Relations Indonesia), Allison Druin (US National Park Service), Sophian Jones (Google), Youn Kyoung Lim (KAIST), dan lainnya.

“Tema kami sesuaikan dengan perkembangan, saat ini banyak yang mengira hubungan UX itu hanya UI saja. Padahal tidak demikian, UX itu ada hubungannya dengan HCI. Dengan UX yang tepat, maka produk yang dibuat industri kreatif bisa tepat sasaran sesuai target konsumen mereka. Penggunaan UX juga tidak eksklusif, semua orang bisa mengembangkannya. Makanya kami usung tema Experience Designs for All,” terang CEO dan Founder UX Indonesia Eunice Sari, Kamis (13/4).

Vishnu K Mahmud dari Ogilvy Public Relations Indonesia menambahkan, “Saya bersemangat menjadi mentor dalam acara ini karena menampilkan specialist UX dan UI untuk Indonesia di masa mendatang. Lewat upaya dari multi industri akan mendorong munculnya generasi UX berikutnya yang lebih spesialis menguasai bisnis, mengembangkan, dan menciptakan solusi kelas dunia.”

Youn Kyoung Lim dari KAIST, Korea Selatan juga sependapat. Menurut Lim, dirinya akan belajar dengan para peserta lokal untuk mendalami permasalahan yang mereka hadapi. Dia berharap informasi mengenai teknologi pemanfaatan UX yang sudah diterapkan di Korea Selatan dapat memicu timbulnya ide baru untuk masyarakat Indonesia.

Talenta Indonesia kreatif namun takut gagal

Direktur dan Co-Founder UX Indonesia Adi Tedjasaputra menambahkan bila membandingkan kualitas UX yang dibuat talenta lokal dengan luar negeri rupanya tidak memiliki perbedaan jauh. Keduanya sama-sama memiliki keahlian yang mumpuni dan cukup kreatif untuk dipekerjakan.

Hanya saja, dari sisi pola pikirnya, talenta lokal cenderung lebih senang cari aman dan bergerak secara linear. Sedangkan, talenta luar negeri senang eksperimen tanpa takut mengalami kegagalan.

“Pola kerja seperti ini harus diubah, manusia itu boleh gagal dan belajar dari kesalahannya tersebut. Kejadian seperti ini tidak hanya terjadi di tingkat pelajar saja, tapi juga di profesional. Banyak dari mereka yang takut gagal karena tingkat persaingan yang ketat,” ucap Adi.

Adi berharap, dengan turut bergabungnya peserta dari berbagai kalangan dalam acara konferensi ini dapat menjadi bahan latihan agar mereka dapat lebih menerima kegagalan dan belajar dari kesalahan. Kegiatan ini dihadirkan dalam salah satu acara dalam CHIuXID, yakni design challenge.

Design challenge memberi kesempatan bagi peserta untuk unjuk gigi dalam keterampilan desain HCI dan UX, dengan menciptakan prototipe dan memberi simulasi untuk setiap masalah yang telah ditetapkan.

“Dari kegiatan tersebut, kami berharap peserta bisa mempelajari bahwa setiap hal itu ada proses belajarnya, tidak selalu harus benar, ada kesalahan yang bisa dipelajari. Dengan demikian, talenta lokal dapat lebih berkualitas dalam setiap pekerjaan yang dilakukan,” pungkas Adi.


Disclosure: DailySocial adalah media partner Konferensi CHIuXID ke-4

Innovfest Unbound 2017 Ingin Pertemukan Inovator Digital dengan Korporasi dan Investor Dunia

Innovfest Unbound 2017 merupakan sebuah pagelaran yang mencoba menghubungkan antara brand/korporasi dengan inovator teknologi yang bersifat “disruptive“, dalam hal ini startup digital. Adanya festival yang akan dilaksanakan selama dua hari di Marina Bay Sands Singapura pada 3-4 Mei 2017 ini diharapkan mampu menjembatani antara inovator dan korporasi sehingga terbentuk sinergi yang saling membangun.

Setidaknya ada 4 elemen yang akan dipertemukan dalam acara ini, selain pelaku startup digital dan korporasi, elemen dari pemerintahan dan investor global pun juga akan hadir. Ajang ini turut digadang-gadang sebagai kesempatan bagi invoasi di Asia bertemu dengan rekanan potensial dari seluruh dunia, karena sebanyak 8000 peserta di berbagai kalangan ditargetkan hadir di acara ini.

Korporasi yang dipastikan hadir termasuk Google, Microsoft, Facebook, intel, Samsung, Audi, Unversal, P&G, Amazon, dan lain sebagainya. Sedangkan di jajaran investor akan hadir Sequoia, Vertex, Rocket Internet, CGV Capital, Intel Capital dan Unilever Ventures.

demografi peserta

Terdapat beberapa agenda yang akan dihadirkan dalam festival dua hari ini, pertama adalah forum diskusi dengan beragam materi. Beberapa penelis yang akan menyampaikan materi termasuk Co-Founder Eventbrite, Managing Director Spotify, Chief Creative Officer Samsung, VP Media Unilever dan lain sebagainya. Selain itu akan ada forum ekslusif bagi para founder startup dan investor, termasuk di dalamnya acara speed dating dan pitching.

Turut dihadirkan juga startup bazaar bagi para pelaku startup yang ingin memamerkan karyanya. Dan ada pula hackathon dan innovation challenge sebagai perlombaan yang dihelat. Acara ini dihelat oleh NUS Enterprise, sebagai bagian dari National University of Singapore bekerja sama dengan Unbound.

Informasi lebih lanjut dan pendaftaran acara ini dapat melalui situs resminya di https://unbound.live.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Innovfest Unbound 2017 Singapura.

#SelasaStartup Episode 1, Menyelami Lingkup Pendanaan Seri A

Berbicara soal membangun bisnis startup jelas tidak bisa lepas dari urusan pendanaan. Lingkup perusahaan teknologi sangat akrab dengan beberapa fase bisnis perihal urusan pendanaan; fase seed, Seri A, Seri B, Seri C, dan seri-seri berikutnya hingga saham perusahaan siap dijual di pasar saham, atau tahap IPO (Initial Public Offering).

Sebelum terlalu jauh mengenal ronde-ronde dalam pendanaan tersebut, mereka yang berencana mendirikan startup, maupun yang telah mengenyam aliran dana di fase seed, umumnya punya satu pertanyaan sama: bagaimana kita mendapatkan pendanaan untuk tahap Seri A?

“Saat product dan market sudah fit, barulah waktunya pendanaan seri A,” terang Co-Founder dan CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra dalam event #SelasaStartup.

#SelasaStartup adalah acara bulanan yang membahas seputar industri teknologi dari perspektif, yang mencakup di antaranya seperti startup, investasi, pendanaan, inovasi teknologi, dan sejenisnya, dan diselenggarakan oleh DailySocial.

Pada Selasa (21/03) malam kemarin, #SelasaStartup memulai edisi perdananya menyoal satu topik yang menjadi buah bibir bagi tengah mencari sumber dana untuk bisnis teknologi rintisannya. Andi mengisi sharing session ditemani Wiku Baskoro, Co-Founder dan Editor-in-Chief DailySocial.

Andi, yang baru saja menerima dana segar tahap Seri A dari sebuah venture capital milik Bank BUMN bersama Amartha, menceritakan pengalamannya mengembangkan produk sampai teknis menyusun proposal ke investor.

“Ungkapan ‘we are here to change the world’ itu bukan hal yang ambisius,” ujar Andi, menyentil sedikit tentang dorongan dalam berinovasi.

Inovasi inilah yang kemudian berkaitan erat dengan bagaimana perspektif pemodal kala memutuskan untuk berinvestasi di sebuah startup. Berdasarkan apa yang dirasakannya, Andi menjelaskan bagaimana harapan investor yang ingin startup yang didanainya menjadi the next big things di Indonesia.

“Enggak perlu jadi the next Facebook di dunia deh, paling enggak jadi the next Facebook di regional.”

Memulai dengan bootstrapping maupun pendanaan dari angel investor menjadi keuntungan tersendiri bagi Andi. “Waktu seed itu masih leluasa untuk trial-error ke produk,” ujarnya.

Semakin besar skala perusahaan, semakin tinggi pula tanggung jawab yang mesti diemban. Menginjak tahapan Seri A, ruang untuk “coba-coba”sedikit menyempit dan valuasi bisnis pun kemudian menjadi satu pekerjaan rumah sendiri.

Pertanyaan yang muncul mengenai valuasi adalah tentang memulainya. “Bagaimana menghitung valuasi? Ceritakan saja dengan jujur apa yang menjadi strength dan weakness,” terang Andi.

“Di Indonesia itu lebih generik penentuan valuasinya. Bukan jumlah user berapa banyak, tapi produknya fit ke market enggak?”

Dibutuhkan nilai tambah produk untuk memenangkan hati investor dan mendapat valuasi yang tepat. Andi merasa Amartha telah melakukan hal itu dan ia sepenuhnya sadar bahwa investor berupaya mengeruk untung sebesar-besarnya di tengah peer-to-peer lending platform-nya yang dekat dengan kegiatan sosial.

“Bisnis dan sosial bukan hal yang harus dipisahkan dan harusnya bisa paralel. Amartha melihat bahwa para UKM ini bukan memposisikan tangan di bawah, tapi mereka mencari mitra kerja. Makin ke sini orang mulai berpikir bukan how much product you can make, tapi how much value you can bring to community,” jelas Andi.