Kioson Bentuk Anak Usaha Patungan Khusus Pengadaan “GudangPintar”

Kioson, perusahaan yang fokus pada pengembangan UMKM dan toko kelontong, mengumumkan pendirian anak usaha patungan khusus pengadaan (fulfillment center) GudangPintar.id demi mengakselerasi bisnis UMKM di Indonesia. Keeppack.id adalah mitra yang diajak Kioson untuk mendirikan GudangPintar.

Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kioson menyetorkan modal sebesar Rp700 juta atau 700 lembar saham dengan kepemilikan 70% saham dari total modal disetor PT Gudang Pintar Indonesia (GPI).

GudangPintar diharapkan dapat meningkatkan efisiensi di bidang logistik, khususnya dalam penyediaan layanan fulfillment center. Ia akan melengkapi ekosistem ritel digital Kioson yang saat ini telah mencapai lebih dari 80 ribu outlet ritel yang terdaftar di jaringan Kioson.

“[..] Kami bersama dengan Keeppack.id meluncurkan layanan fulfillment center GudangPintar. Layanan ini nantinya diharapkan akan dapat memberikan efisiensi dari sisi logistik pengadaan stok barang dagangan para mitra ritel kami, yang sebagian besar adalah UMKM,” ucap Direktur Utama Kioson Reginald Trisna dalam keterangan resmi, Rabu (5/5).

Merujuk dari riset CLSA bertajuk “E-warung Indonesia’s New Digital Battleground,” menyampaikan 3 juta warung kelontong berkontribusi hampir 80% terhadap pasar ritel Indonesia. Namun, sekitar 80% atau 2,5 juta warung masuk kategori underserved. Dalam menjawab tantangan tersebut, setiap 1 fulfillment center GudangPintar bisa membantu percepatan distribusi dan efisiensi biaya logistik untuk sekitar 2 ribu warung dan toko kelontong di sekitar lokasi.

GudangPintar memiliki sistem WMS (Warehouse Management System) yang terintegrasi dengan prinsipal dan partner logistik. Proses fulfillment secara sederhana dimulai dari pemenuhan proses dalam ekosistem logistik, mulai dari pemilahan barang, pengemasan, sampai pengiriman via kurir ekspedisi. Dalam hal ini, GudangPintar akan memaksimalkan proses logistik untuk para mitra warung yang dikelola Kioson saat pengadaan stok barang dagangan.

Reginald menargetkan pada tahun ini GudangPintar memiliki target membangun lebih dari 1000 fulfillment center untuk melayani 2 juta warung UMKM. “Sinergi GudangPintar dengan ekosistem Kioson kami harapkan mampu memberikan efisiensi maksimal pada bisnis UMKM para mitra retail Kioson dalam hal logistik dan pengadaan stok barang dagangan,” tutupnya.

Kioson turut meramaikan perusahaan yang terjun ke layanan pengadaan untuk proses logistik yang lebih efisien. Solusi pergudangan ini juga dilakoni oleh perusahaan lainnya ada yang datang dari pemain logistik, e-commerce, dan e-commerce enabler.

Untuk pemain e-commerce enabler yang sudah perluas layanan mereka ke sistem fulfillment, ada TokoTalk, Sirclo, GudangAda, dan Jet Commerce. Shipper sebagai agregator logistik mengakuisisi Pakde dan Porter, serta membentuk Gudang Shipper untuk melengkapi ekosistem logistik. Dari pemain e-commerce ada TokoCabang dari Tokopedia, Dikelola Shopee, mengikuti jejak JD.id, dan Lazada yang sudah lebih dahulu.

Ekosistem bisnis logistik penyokong e-commerce

Shopee Offers Integrated Fulfillment Service for Shop Partners

Shopee e-commerce now offers a new feature to merchants. A similar concept with Tokopedia’s TokoCabang, Shopee launched its “Dikelola Shopee” service.

As an e-commerce service that is experiencing positive growth in Indonesia, Shopee is now organized its own warehouse to accelerate the packaging and delivery process of customer’s goods. Utilizing existing resources, these resources can now be utilized by merchants as business support services.

Shopee Indonesia’s Director Handhika Jahja revealed to DailySocial, Dikelola Shopee offers fast and reliable services with a 24-hour security system in the warehouse for Shopee Xpress brand partners and sellers. It is claimed that the average order is sent 2 hours after the user completes the transaction.

“With the current operational team working 24/7, we rely on this service as a form of maximizing the order process at Shopee,” Handhika said.

It was not mentioned how many warehouses Shopee currently has. However, managing this process in Shopee’s own warehouse certainly eases the process. JD.ID, Blibli, and Lazada have also worked on this method. Meanwhile, Tokopedia, through TokoCabang, chose to form a partnership with PT Bintang Digital Internasional under the brand Haistar.

Supporting sellers and brands

In addition, Shopee’s newest service is also provide options for reliable logistics options, enabling users to make efficient shipments. In a form of logistics marketplace, some other players have also indulged e-commerce merchants with similar features. For example, what Bukalapak did through BukaPengadaan. There are also startups that specifically target this segment, one of which is Shipper.

In addition to offering products and daily needs, electronics to groceries, Dikelola Shopee which can be accessed on a special channel also provides Shop Voucher category that sells various products from shoes, health, and beauty products.

“Currently, we cannot mention the number of registered merchants and partners. However, we can ensure that the leading feature Dikelola Shopee service is to optimize the potential of our partners’ products in order to achieve maximum sales results through our commitment in the form of this logistics service,” Handhika concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Shopee Mulai Sediakan Layanan “Fulfillment” Terpadu untuk Mitra

Layanan e-commerce Shopee kembali menawarkan pilihan fitur baru kepada merchant. Serupa dengan yang disuguhkan oleh Tokopedia melalui TokoCabang, Shopee meluncurkan layanan “Dikelola Shopee”.

Sebagai layanan e-commerce yang mengalami pertumbuhan positif di Indonesia, Shopee saat ini telah memiliki dan mengelola gudang mereka sendiri untuk mempercepat proses pengemasan hingga pengiriman barang pelanggan. Memanfaatkan sumber daya yang ada, sumber daya tersebut kini dapat dimanfaatkan merchat sebagai layanan pendukung bisnis.

Kepada DailySocial, Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja mengungkapkan, Dikelola Shopee mengedepankan layanan cepat dan terpercaya dengan sistem keamanan 24 jam di gudang bagi mitra brand dan penjual Shopee Xpress. Diklaim rata-rata pesanan dikirim 2 jam setelah pengguna menyelesaikan transaksi.

“Dengan tim yang beroperasi selama 24 jam 7 hari, kami mengandalkan layanan ini sebagai bentuk memaksimalkan proses pemesanan yang ada di Shopee,” kata Handhika.

Tidak disebutkan lebih lanjut berapa jumlah gudang yang dimiliki Shopee saat ini. Namun dengan dikelolanya proses ini di gudang milik Shopee sendiri, tentunya memudahkan proses. Cara ini juga dilancarkan oleh JD.ID, Blibli, dan Lazada. Sementara Tokopedia melalui TokoCabang, memilih untuk menjalin kemitraan dengan PT Bintang Digital Internasional dengan nama brand Haistar.

Bantu penjual dan brand

Di samping itu, layanan terbaru Shopee tersebut juga dilengkapi oleh pilihan opsi logistik yang terpercaya, memungkinkan pengguna melakukan pengiriman secara lebih efisien. Berbentuk seperti marketplace logistik, beberapa pemain lain juga turut manjakan merchant e-commerce dengan fitur serupa. Misalnya yang dilakukan Bukalapak melalui BukaPengadaan. Ada juga startup yang khusus menyasar segmen ini, satu di antaranya Shipper.

Selain menawarkan produk dan barang kebutuhan sehari-hari, elektronik hingga groceries, Dikelola Shopee yang bisa diakses di kanal khusus juga menyediakan Voucher Toko yang menjual produk yang beragam. Mulai dari sepatu, produk kesehatan dan kecantikan.

“Untuk saat ini kami belum bisa memberikan jumlah merchant dan mitra yang bergabung. Namun dapat kami pastikan bahwa keunggulan dari layanan Dikelola Shopee merupakan layanan yang berfungsi untuk memaksimalkan potensi produk-produk yang dimiliki mitra kami untuk bisa mencapai hasil penjualan yang lebih maksimal lewat komitmen kami dalam bentuk layanan logistik ini,” tutup Handhika.

Application Information Will Show Up Here

Lodi Adopts Cainiao’s Concept to Increase Warehouse Utility through Technology

Logistic startup industry is having a newcomer of fulfillment and last-mile delivery service named Lodi. Actually, Lodi has been established in late 2018 and began operating the next year.

Lodi offers a concept similar to Cainiao, Alibaba’s giant logistic in China, of course, with more localized services.

Lodi’s Managing Director, Zico Gosal explained, logistics players have been relied on heavy assets, having warehouses in several areas with its own fleet on running the business.

Meanwhile, not all their assets, warehouse, for example, possessed high utility. When it’s empty, there’s an overhead cost. This concept is not applicable in the digital technology era.

Therefore, the Cainiao concept with light asset and collaborative spirit with other logistics players in the fulfillment center, also the last-mile delivery, is more suitable for adoption.

“We’re currently focused on expanding our warehouse location by looking for partners due to our goal to reduce logistics costs,” he told DailySocial.

Lodi has been connected with fulfillment partners such as DB Schenker to provide a 10,500 square meters warehouse located in Marunda, North Jakarta using the shared user concept. Another warehouse is a 4 thousand square meters area located in Cawang.

DB Schenker is a global logistics player with more than 40 years of experience. Its entrance to the North Jakarta warehouse location brought high optimism for Lodi to attract more partners.

In that capacity, Zico claimed Lodi could accommodate 50 thousand orders every day. However, it’s still on progress in order to be achieved.

Lodi’s business model and user target

In addition to acquiring warehouse owners to rent their property to Lodi, the company also partners with logistics companies for last-mile delivery to consumers. The big names, such as JNE, SiCepat, Lion Parcel, and First Logistic.

Lodi is targeting users from brand owners, resellers, and sellers in the marketplace or social commerce platforms with over 100 daily order capacity. It’s different with capacity under 100 orders. It’s a condition where sellers still capable to handle using in-house.

Chief Commercial Officer, Dina Effendy added, from the current upper limit, they usually solve the problem by recruiting more people. Whereas, they should prioritize business development.

Lodi is here to offer a solution, for all their products to be entrusted and the entire shipping process will be handled directly by Lodi.

“Users can use the dashboard we provided to monitor the entire movement of incoming orders. All systems are integrated. When goods are stored in warehouses, they can immediately be restocked,” Effendy added.

They did not mention how many sellers have used Lodi as an option for fulfillment. When the user find interest in Lodi’s solution there is a contract system for a year.

Throughout this year, Lodi is to focus on adding the next warehouse location in Java. They targeting to have an additional 2 thousand square meter warehouse. Next year, they’re going to expand to Sumatra and Sulawesi.

They’re also to enhance warehouse functions, in order to store more complex products such as frozen food, chemicals, and medicines, for more users can use Lodi.

Lodi has secured seed funding from local investors with undisclosed value. These fresh funds were obtained in its initial stage. Zico admitted that the company is currently looking for series A funding worth of US$3 million to US$ 5 million (around Rp41 billion to Rp68 billion).

Lodi team now consists of 40 people, almost half of which were commercial teams.

“We have started a roadshow looking for investors, it is estimated for two to three more months to be announced,” he explained.

Logistics players from startups to conventional business / DailySocial
Logistics players from startups to conventional business / DailySocial


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Adopsi Konsep Cainiao, Lodi Tingkatkan Utilitas Gudang dengan Teknologi

Industri startup logistik kini kehadiran pemain baru yang bermain di ranah fulfillment dan pengiriman last mile bernama Lodi. Sejatinya, Lodi sudah mulai dirintis pada akhir 2018 dan operasional dimulai pada tahun berikutnya.

Konsep yang ditawarkan Lodi mirip dengan Cainiao, logistik raksasa milik Alibaba di Tiongkok, namun dengan penyesuaian lokal.

Managing Director Lodi Zico Gosal menjelaskan, selama ini pemain logistik selalu mengandalkan pada heavy asset, memiliki gudang di berbagai lokasi dan punya armada sendiri dalam menjalankan bisnisnya.

Padahal, belum tentu aset yang mereka miliki, misalnya gudang, punya utilisas yang tinggi. Ketika gudang itu kosong, ada overhead cost yang selalu dibebankan. Konsep ini kurang tepat apabila diterapkan di era teknologi digital.

Makanya konsep Cainiao dengan light asset dan mengusung semangat kolaboratif dengan pemain logistik lain di fulfillment center dan pengiriman last mile lebih tepat untuk diadopsi.

“Saat ini kita fokus perluas lokasi gudang dengan mencari banyak partner karena tujuan kami adalah menurunkan ongkos logistik,” katanya kepada DailySocial.

Lodi telah terhubung dengan mitra fulfillment seperti DB Schenker untuk menyediakan gudang berlokasi di Marunda, Jakarta Utara dengan konsep shared user seluas 10.500 meter persegi. Lokasi lainnya berada di Cawang sekitar 4 ribu meter persegi.

DB Schenker merupakan salah satu pemain logistik global dengan pengalaman lebih dari 40 tahun. Masuknya gudang DB Schenker untuk lokasi Jakarta Utara, membawa optimisme tinggi bagi Lodi untuk menggaet lebih banyak mitra.

Dengan kapasitas itu, Zico mengaku Lodi bisa mengakomodir 50 ribu pesanan setiap hari. Hanya saja, kondisi tersebut masih diupayakan agar tercapai.

Model bisnis dan target pengguna Lodi

Selain menghubungkan pemilik gudang untuk menyewakan ruangannya kepada Lodi, perusahaan telah menggaet perusahaan logistik last mile untuk pengiriman ke konsumen. Nama-namanya seperti JNE, SiCepat, Lion Parcel, dan First Logistic.

Target pengguna Lodi itu sendiri adalah pemilik brand, reseller dan penjual di platform marketplace atau social commerce dengan kapasitas pemesanan sudah di atas 100 per hari. Beda halnya ketika pesanan ada di bawah 100 per hari. Kondisi tersebut masih bisa ditangani secara in-house oleh penjual.

Chief Commercial Officer Dina Effendy menambahkan, dari batas atas tersebut solusi yang dulu biasa diambil adalah merekrut orang tambahan. Padahal seharusnya, mereka harus memprioritaskan pengembangan bisnis.

Kehadiran Lodi bisa menjadi solusi, seluruh barang mereka dapat dititipkan dan seluruh proses pengiriman akan ditangani langsung oleh Lodi.

“Pengguna dapat memantau dalam dashboard yang kami sediakan untuk memantau seluruh pergerakan pesanannya yang masuk. Semua sistemnya sudah terintegrasi. Ketika barang di gudang, bisa langsung di-restock,” tambah Dina.

Tidak disebutkan ada berapa banyak penjual yang telah memanfaatkan Lodi sebagai opsi pilihan untuk fulfillment-nya. Apabila pengguna tertarik dengan solusi Lodi ada sistem kontrak selama setahun.

Sepanjang tahun ini, Lodi akan fokus pada penambahan lokasi gudang berikutnya di dalam Pulau Jawa. Ditargetkan ada tambahan gudang seluas 2 ribu meter persegi. Selanjutnya pada tahun depan memperluas kehadiran di Sumatera dan Sulawesi.

Pihaknya juga mengembangkan fungsi gudang agar dapat menyimpan produk yang lebih kompleks seperti makanan beku, kimia, dan obat-obatan agar semakin banyak pengguna yang bisa memanfaatkan Lodi.

Lodi saat ini telah mengantongi pendanaan tahap awal dari investor lokal dengan nominal dirahasiakan. Dana segar ini didapat saat Lodi baru berdiri. Zico mengaku saat ini perusahaan sedang mencari pendanaan seri A dengan kebutuhan dari $3 juta sampai $5 juta (sekitar Rp41 miliar sampai Rp68 miliar).

Tim Lodi berjumlah 40 orang, hampir separuhnya adalah tim komersial.

“Kami sudah mulai roadshow mencari investor, perkiraannya dua sampai tiga bulan lagi sudah bisa diumumkan,” tutupnya.

Para pemain logistik baik dari startup maupun konvensional / DailySocial
Para pemain logistik baik dari startup maupun konvensional / DailySocial

Rencana-Rencana PopBox Pasca Perolehan Investasi dari Salim Group

Pasca perolehan investasi dari Salim Group akhir tahun 2017 lalu dengan nilai yang tidak disebutkan, layanan loker pintar PopBox menggandeng elevenia, yang baru diakuisisi Salim Group, menghadirkan fitur baru PopStore.

Fitur ini memudahkan pembeli E-MART, layanan supermarket elevenia dengan harga grosir, mendapatkan barang di hari yang sama (same day delivery). Proses fulfilment ditangani PopStore.

Kepada DailySocial, Co-founder PopBox Greta Bunawan mengungkapkan, kerja sama ini merupakan yang pertama dilancarkan oPopStore dengan layanan e-commerce elevenia.

“PopStore adalah bentuk kerja sama dengan elevenia untuk menjalankan fulfilment dari produk-produk FMCG dengan harga grosir yang dikemas dalam fitur E-MART. Intinya adalah kami membantu mengelola E-MART dengan menyediakan barangnya, pick & pack dan mengirimkan barangnya para pembeli.”

Masih tersedia di Jadetabek, layanan ini diklaim mampu mengatasi masalah pengiriman sekaligus pengemasan agar lebih mudah dan lebih cepat untuk seluruh merchant di elevenia. Disinggung apakah elevenia bakal melancarkan kerja sama dengan layanan e-commerce atau perusahaan lainnya, disebutkan oleh Greta, peluang tersebut masih terbuka.

“Layanan PopStore saat ini masih terbatas di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi, namun ke depannya kami memiliki rencana untuk memperluas area jangkauan,” kata Greta.

Rencana PopBox di tahun 2018

Saat ini PopBox telah tersebar di 350 titik di dua negara, yaitu Malaysia dan Indonesia. Selain di Jakarta, loker pintar PopBox juga telah tersedia di Bandung, Surabaya, Semarang, Jogjakarta, Bali, Medan dan Palembang.

Selain berfungsi sebagai tempat penitipan dan penjemputan barang, loker pintar PopBox saat ini juga sudah bisa digunakan sebagai pembelian pulsa, pembelian berbagai produk memanfaatkan metode pembayaran e-wallet dan NFC (near field communication).

Rencana lain yang bakal diluncurkan PopBox adalah PopExpress, sebuah layanan logistik berbasis kurir yang bisa mengantarkan barang ke alamat atau loket pintar.

“Target kita di tahun 2018 ini adalah terus mengembangkan titik network smart locker PopBox sebagai opsi pengiriman dan pengambilan barang, sekaligus memperluas mitra-mitra PopBox lainnya,” kata Greta.

Application Information Will Show Up Here

aCommerce Indonesia Bangun Fulfillment Center Baru di Cawang

Rencana e-commerce enabler asal Thailand aCommerce untuk pasar Indonesia di tahun 2016 ini satu demi satu mulai direalisasikan. Setelah ekspansi ke Surabaya dan Bandung dengan membangun hub pada bulan Februari lalu, Jum’at (3/6) kemarin fulfillment center aCommerce Indonesia terbaru di Cawang, Jakarta Timur resmi selesai dibangun. Gudang seluas 7.000 meter persegi ini rencananya akan didedikasikan untuk produk mode dari e-commerce Indonesia.

Gudang aCommerce yang resmi beroperasi sejak Jum’at kemarin ini memiliki luas 7.000 meter persegi, memiliki storage mezzanine 4-level yang luasnya setara dengan 17.000 meter persegi pada level ground space, dan secara keseluruhan diklaim dapat meningkatkan total kapasitas storage aCommerce Indonesia hingga empat juta unit produk. Di samping itu, fulfillment center aCommerce ini juga dilengkapi dengan  conveyor belt yang diklaim dapat mengefisiensi waktu pick-packing per order.

[Baca juga: Mengintip Rencana aCommerce Indonesia Tahun Depan]

Tujuan utama proyek fulfillment center aCommerce ini adalah untuk membangun gudang yang berorientasi pada teknologi (tech-oriented warehouse) yang secara spesifik dipilih untuk memenuhi kebutuhan industri retail dan fashion. aCommerce menyelesaikan pembangunan fulfillment center di Cawang dalam waktu tiga bulan untuk mengantisipasi tingginya permintaan dan pesanan di bulan suci Ramadhan yang terhitung sebagai peak season.

“Membangun gudang dari nol sampai kemudian menjadi FC yang memiliki kapasitas dan teknologi operasional hanya dalam waktu tiga bulan merupakan suatu tantangan. […] Tapi pada akhirnya kami sangat senang berhasil mengatasinya dan menyelesaikan pembangunan FC ini tepat waktu. Pembangunan FC ini menjadi milestone baru bagi aCommerce sebagai leading end-to-end solutions provider untuk para pemain industri e-commerce di Asia Tenggara,” ujar CEO aCommerce Indonesia Hadi Kuncoro.

Fulfillment center baru aCommerce di Cawang memiliki kapasitas untuk menampung empat juta unit produk / DailySocial
Fulfillment center baru aCommerce di Cawang memiliki kapasitas untuk menampung empat juta unit produk / DailySocial

Untuk menjalankan kegiatan operasional di fulfillment center baru mereka, aCommerce juga telah merekrut 400 orang yang dibagi dalam tiga shift. Dengan penambahan tenaga kerja tersebut, artinya jumlah anggota tim aCommerce Indonesia sudah mencapai lebih dari 800 orang dan diproyeksikan akan mencapai 1.000 karyawan pada akhir tahun 2016 ini.

Hingga kini, aCommerce Indonesia mengklaim memiliki kapasitas total di level ground (total ground capacity) seluas 30.000 meter persegi dan menangani 10-12 ribu pengiriman outbound setiap harinya. Dengan penambahan fulfillment center Cawang, tim Operasional memproyeksikan outbound bisa meningkat tiga kali lipat hingga 35-36 ribu pengiriman dalam waktu operasional 24 jam/7 hari.

[Baca juga: aCommerce Melakukan Ekspansi ke Bandung dan Surabaya]

Fulfillment center aCommerce di Cawang ini akan didedikasikan untuk produk fashion sedangkan fulfillment center aCommerce di Halim akan digunakan untuk kategori serba guna (multi user).  aCommerce Indonesia juga kini tengah bersiap meresmikan ekspansi ke 15 kota lainnya pada bulan Juli 2016, terutama setelah sukses meluncurkan dua hub baruya di Bandung dan Surabaya pada Februari lalu.

Mitra Adiperkasa dan Groupon Pilih aCommerce Indonesia untuk Pusat Logistik dan Pengiriman Layanan E-Commerce

Perusahaan e-commerce aCommerce Indonesia mengumumkan dukungannya untuk sistem e-commerce layanan daily deals Groupon Indonesia dan rakasasa ritel Mitra Adiperkasa (MAP) untuk brand Planet Sports. Terkesan dengan fulfillment center (pusat logistik) bebas banjir yang dimiliki oleh aCommerce Indonesia, dua perusahaan tersebut mempercayakan pengurusan logistik dan pengiriman barang kepada perusahaan yang berpusat di Thailand ini.

Continue reading Mitra Adiperkasa dan Groupon Pilih aCommerce Indonesia untuk Pusat Logistik dan Pengiriman Layanan E-Commerce