Shopee Mulai Sediakan Layanan “Fulfillment” Terpadu untuk Mitra

Layanan e-commerce Shopee kembali menawarkan pilihan fitur baru kepada merchant. Serupa dengan yang disuguhkan oleh Tokopedia melalui TokoCabang, Shopee meluncurkan layanan “Dikelola Shopee”.

Sebagai layanan e-commerce yang mengalami pertumbuhan positif di Indonesia, Shopee saat ini telah memiliki dan mengelola gudang mereka sendiri untuk mempercepat proses pengemasan hingga pengiriman barang pelanggan. Memanfaatkan sumber daya yang ada, sumber daya tersebut kini dapat dimanfaatkan merchat sebagai layanan pendukung bisnis.

Kepada DailySocial, Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja mengungkapkan, Dikelola Shopee mengedepankan layanan cepat dan terpercaya dengan sistem keamanan 24 jam di gudang bagi mitra brand dan penjual Shopee Xpress. Diklaim rata-rata pesanan dikirim 2 jam setelah pengguna menyelesaikan transaksi.

“Dengan tim yang beroperasi selama 24 jam 7 hari, kami mengandalkan layanan ini sebagai bentuk memaksimalkan proses pemesanan yang ada di Shopee,” kata Handhika.

Tidak disebutkan lebih lanjut berapa jumlah gudang yang dimiliki Shopee saat ini. Namun dengan dikelolanya proses ini di gudang milik Shopee sendiri, tentunya memudahkan proses. Cara ini juga dilancarkan oleh JD.ID, Blibli, dan Lazada. Sementara Tokopedia melalui TokoCabang, memilih untuk menjalin kemitraan dengan PT Bintang Digital Internasional dengan nama brand Haistar.

Bantu penjual dan brand

Di samping itu, layanan terbaru Shopee tersebut juga dilengkapi oleh pilihan opsi logistik yang terpercaya, memungkinkan pengguna melakukan pengiriman secara lebih efisien. Berbentuk seperti marketplace logistik, beberapa pemain lain juga turut manjakan merchant e-commerce dengan fitur serupa. Misalnya yang dilakukan Bukalapak melalui BukaPengadaan. Ada juga startup yang khusus menyasar segmen ini, satu di antaranya Shipper.

Selain menawarkan produk dan barang kebutuhan sehari-hari, elektronik hingga groceries, Dikelola Shopee yang bisa diakses di kanal khusus juga menyediakan Voucher Toko yang menjual produk yang beragam. Mulai dari sepatu, produk kesehatan dan kecantikan.

“Untuk saat ini kami belum bisa memberikan jumlah merchant dan mitra yang bergabung. Namun dapat kami pastikan bahwa keunggulan dari layanan Dikelola Shopee merupakan layanan yang berfungsi untuk memaksimalkan potensi produk-produk yang dimiliki mitra kami untuk bisa mencapai hasil penjualan yang lebih maksimal lewat komitmen kami dalam bentuk layanan logistik ini,” tutup Handhika.

Application Information Will Show Up Here

Fitur “Fulfillment” Jadi Inovasi Selanjutnya dari TokoTalk

TokoTalk, startup dengan layanan e-commerce website builder meresmikan fitur terbarunya yakni fulfillment. Kehadiran fitur ini diharapkan mampu memudahkan pengguna dalam hal manajemen logistik. Yang menjadi unggulan dari fitur ini adalah jasa pengiriman barang dari multilokasi dan penjemputan barang dari lokasi penjual.

Head of Business Development Kemas Antonius Tokotalk menjelaskan, fitur ternyar ini juga akan mencakup penyediaan gudang penyimpanan dan pengemasan barang melalui kerja sama dengan beberapa mitra. Ada tiga pemain lama yang bergerak di bidang layanan fulfillment dan warehouse yang akan diajak bekerja sama.

“Harapannya, pelaku bisnis yang menggunakan TokoTalk tidak perlu lagi mempertimbangkan isu operasional logistik. Mulai dari proses pemesanan, pengaturan stok, pengemasan, hingga pengantaran ke kurir, terutama ketika menghadapi lonjakan permintaan. Mereka tinggal duduk manis saja fokus memikirkan strategi penjualan,” terang Kemas.

Bagian dari serangkaian inovasi

Hingga Agustus 2020 TokoTalk mengklaim berhasil mendapatkan 320 ribu pebisnis yang membuat toko online lewat platformnya. Pertumbuhannya mencapai 30% setiap bulannya. Turut dikatakan GMV mereka akan mencapai $10 juta atau setara 148 miliar Rupiah pada akhir tahun ini.

“Targetnya untuk memperkuat sistem kami agar menjangkau lebih banyak pelaku usaha atau brand untuk bergabung dengan TokoTalk. Kami ingin menjadi platform solusi all-in-one andalan para pelaku bisnis online. Kami ingin menciptakan suatu ekosistem yang dapat saling bersinergi dengan kerja sama yang mutual,” imbuh Kemas.

Fitur fulfillment ini tak hanya menjadi perhatian dari TokoTalk. Performa logistik sudah lama menjadi sorotan sejumlah pemain yang terjun di Industri e-commerce. Pemain besar seperti Tokopedia dan Bukalapak sama-sama memiliki inisiatif untuk meningkatkan kualitas logistik mereka. Karena biar bagaimana pun sebagai penjual ketepatan waktu sampai ke pengguna adalah salah satu hal penting.

TokoTalk sendiri merupakan startup yang beroperasi sejak 2018. Di April 2019 mereka berhasil mengamankan pendanaan sebesar Rp45 miliar. Waktu itu fokus mereka ada pada peningkatan layanan dan pertumbuhan bisnis.

Kini tahun 2020 sudah mulai masuk kuartal ke empat. Mereka mulai menghadirkan sederet inovasi sebagai bentuk komitmen dalam meningkatkan kualitas layanan. Layanan fulfillment ini tampaknya bukan yang terakhir. Kemas menceritakan, mereka tengah mengembangkan sistem lain dan siap menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Beberapa yang mereka rencanakan adalah fitur omnichannel, POS, dan advanced digital marketing solution.

Application Information Will Show Up Here

Crewdible Umumkan Pendanaan Pra-Seri A Senilai 21 Miliar Rupiah

Startup pengembang platform micro-warehousing untuk pedagang online Crewdible hari ini (29/10) mengumumkan telah menutup pendanaan pra-seri A senilai $1,5 juta atau setara dengan 21 miliar Rupiah. Putaran investasi ini dipimpin oleh Global Founders Capital.

Perolehan ini melanjutkan pendanaan awal yang didapat dari sejumlah angel investor pada September 2018 lalu. Dana modal tambahan ini akan dimanfaatkan untuk memperluas kehadiran layanan di berbagai kota di Indonesia. Selain itu juga meningkatkan kapabilitas sistem untuk memenuhi kebutuhan pasar.

“Kami percaya bahwa Crewdible dapat mempermudah pedagang online dalam melakukan manajemen persediaan, pengemasan, dan logistik; sehingga dapat membantu mereka mengembangkan bisnis tanpa harus berurusan dengan hal-hal ribet yang menghambat laju bisnis,” jelas Partner dari Global Founders Capital Indonesia Melvin Hade.

Crewdible dimulai dari solusi logistik untuk membantu pedagang online dalam mengirimkan barang. Seiring meningkatnya pengguna, platform berevolusi menjadi jaringan pergudangan mikro memanfaatkan ruang kosong seperti rumah, ruko, perkantoran, dan lainnya untuk fulfillment untuk pesanan di e-commerce.

“Dengan sistem yang mumpuni, kami berharap dapat membantu pedagang online dalam perjalanan bisnisnya mulai dari 20 transaksi sampai 100 ribu transaksi per bulannya,” tutur Co-Founder & CTO Crewdible Sony Gultom.

Application Information Will Show Up Here

East Ventures, Derianto Kusuma, and Some Investors Pour 27,7 Billion Rupiah for AllSome Fulfillment

A Malaysian-based startup in packaging and delivery order (fulfillment) “AllSome Fulfillment” just secured funding through venture round worth of $1.94 million or around 27.7 billion Rupiah. It was led by East Ventures involving some investors as Derianto Kusuma (Traveloka’s Ex Co-Founder and CTO) with other twos from previous round, Y Combinator and SOSV.

The fresh funds will be used to accelerate the company’s mission in cross-country fulfillmente-commerce. It includes expanding to Southeast Asia countries. The startup was founded by Ng Yi Ying (Malaysia) and Liu Yi Shu (China) in 2018.

AllSome is to cut some cost for cross-country fulfillment and logistics up to 40% through the services. They are now building network consists of 250 virtual warehouse in China and Malaysia and serving 50 clients in Southeast Asia. Up to 120 thousand packages proceed daily.

As the former online seller, we can say that fulfillment service is expensive. AllSome Fulfillment was built to make it affordable for all sellers in need. We are working hard to build broader coverage to serve those who want to deliver their packages,” AllSome Fulfillment’s Co-Founder and CTO, Ng Yi Ying said.

AllSomeFulfillment was first created to bridge overseas sellers and buyers, especially from China to Southeast Asia. The service omits complicated procedures for online sellers, including supplier search, quality control, storage safety, packaging, delivery to customers, and location tracking.

In terms of buyers, AllSome Fulfillment reduces the time waste for opening some sites to track their package because the service comes with a tracking system using the phone number.

East Venture Partner Melisa Irene said, “AllSome Fulfillment team has built the right term to accelerating and optimizing expedition in Southeast Asia’s online retail market. By allowing online sellers to access product availability and logistics service from China, and building decentralized local fulfillment, this is going to open a real door to the business transaction in the region.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

East Ventures, Derianto Kusuma dan Sejumlah Investor Berikan Pendanaan 27,7 Miliar Rupiah untuk AllSome Fulfillment

Startup di bidang pengemasan dan pengiriman barang (fulfillment) berbasis di Malaysia “AllSome Fulfillment” baru saja mendapatkan pendanaan dalam venture round senilai $1,94 juta atau setara 27,7 miliar Rupiah. Putaran pendanaan ini dipimpin oleh East Ventures dengan keterlibatan sejumlah investor lain, meliputi Derianto Kusuma (ex Co-Founder & CTO Traveloka) serta dua investor di putaran sebelumnya Y Combinator dan SOSV.

Investasi ini akan difokuskan untuk mempercepat misi perusahaan memenuhi kebutuhan fulfillment e-commerce lintas negara. Termasuk dengan mengembangkan jaringan bisnis ke negara-negara di Asia Tenggara. Startup ini didirikan oleh Ng Yi Ying(berasal dari Malaysia) dan Liu Yi Shu (Tiongkok) pada 2018.

Melalui layanan yang  dikembangkan, AllSome ingin mengurangi biaya fulfillment dan logistik lintas negara hingga 40%. Saat ini mereka telah membangun jaringan yang terdiri atas 250 gudang virtual di Tiongkok dan Malaysia, serta melayani 50 klien di Asia Tenggara. Setiap harinya, bisa memproses pengiriman hingga 120 ribu paket.

“Sebagai mantan pedagang online, kami mengerti bahwa layanan fulfillment selalu mahal. AllSome Fulfillment pada dasarnya dibuat untuk membuat layanan tersebut menjadi terjangkau oleh semua pedagang yang akan menggunakan layanan fulfillment di mana pun mereka membutuhkan. AllSome Fulfillment telah berusaha keras membangun jaringan fulfillment yang luas untuk melayani para pedagang online yang ingin mengirimkan produk mereka,” sambut Co-Founder dan CTO dari AllSome Fulfillment Ng Yi Ying.

AllSome Fulfillment dibuat sebagai perantara antara pedagang dan pembeli yang masing-masing menjual dan membeli barang dari luar negeri, khususnya Tiongkok. Layanan mereka menghilangkan seluruh hal-hal yang menyulitkan bagi pedagang online, mulai dari pencarian pemasok barang, pemeriksaan kualitas, tempat penyimpanan yang aman, pengemasan, pengantaran ke konsumen, hingga fitur pelacakan paket.

Bagi pembeli, AllSome Fulfillment menghilangkan keharusan untuk membuka beberapa situs hanya untuk melacak barang yang mereka beli, karena layanan tersebut memungkinkan mereka untuk memantau pengiriman-pengiriman menggunakan nomor telepon mereka.

Partner East Ventures Melisa Irene mengatakan, “Tim AllSome Fulfillment membangun pedoman yang tepat untuk mempercepat dan mengoptimasi jalur pengiriman barang di pasar ritel online Asia Tenggara. Dengan memungkinkan para pedagang online di Asia Tenggara untuk bisa mengakses ketersediaan produk dan keahlian logistik dari Cina, dan dengan membangun kemampuan fulfillment lokal yang terdesentralisasi, hal ini akan membuka potensi yang sebenarnya dari transaksi perdagangan di wilayah ini.”

Logistics Service Pakde Receives Seed Funding Worth of 6 Billion Rupiah from TNKapital

A logistics startup, Paket Delivery (Pakde) announced it has obtained seed funding from TNKapital worth of $400,000 (around 6 billion rupiah) this October. Previously, in July 2018, TNKapital became an angel investor for the same company.

TNKapital is a venture capital founded at the end of 2017. It’s focused on making a financial investment, mentorship, networking, publication, and resource allocation. TNKapital’s targets are startups in logistics, application, and system for HR management, administration, convection products, and supply chain.

Founded in 2016, Pakde claims to have significant growth. The peak was marked with the increase of warehouse transaction in May 2018 up to 2015% following the increase of online shopping transaction during Ramadhan. The similar achievement was made in September 2018 through the aggressive client acquisition and warehouse extension in Bandung.

Pakde provides operational service includes inbound, such as stock report and stock management. It also provides warehousing in private owned warehouse and outbound service such as packaging and delivery from client to partners.

“Since January 2018, Pakde has been recorded up to 194% transaction, and it was a positive response for all our partners,” Nicko Batubara, Pakde’s CEO, said.

Currently, Pakde has approximately 15 partners using its service. Aside from SMEs players, the online warehouse solution has been considered by corporates, particularly in health and electronic industries.

The company is said to make an expansion to six cities in Indonesia and two in Southeast Asia. The expansion plan is its main focus for the next funding round.

“Pakde targets to grow 5 times by December 2018 from July 2018,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Layanan Logistik Pakde Kantongi Pendanaan Awal 6 Miliar Rupiah dari TNKapital

Startup yang bergerak di industri logistik, Paket Delivery (Pakde), mengumumkan perolehan pendanaan awal dari TNKapital senilai $400 ribu (sekitar 6 miliar Rupiah) bulan Oktober ini. Sebelumnya, pada bulan Juli 2018, TNKapital telah menjadi angel investor untuk perusahaan yang sama.

TNKapital merupakan venture capital yang berdiri pada akhir 2017. Fokusnya adalah memberikan investasi finansial, mentorship, networking, publication, dan resource allocation. TNKapital fokus ke startup di sektor logistik, aplikasi dan sistem untuk pengelolaan SDM, pengelolaan administrasi, jasa pembuatan produk konveksi, dan supply chain.

Sejak didirikan tahun 2016 lalu, Pakde mengklaim mengalami pertumbuhan yang signifikan. Puncak pertumbuhannya ditandai dengan kenaikan transaksi gudang di bulan Mei 2018 sebesar 215% terdorong kenaikan transaksi belanja online selama bulan Ramadhan. Prestasi yang sama kembali dicetak pada bulan September 2018 melalui akuisisi klien secara agresif dan penambahan gudang di Bandung.

Pakde menyediakan jasa operasional, mencakup layanan inbound seperti stock report dan stock management. Pakde juga menyediakan layanan warehousing di gudang milik sendiri dan layanan outbound berupa pengemasan dan pengiriman barang ke partner dari klien.

“Sejak Januari 2018, transaksi Pakde sudah mencatat hingga 194%, dan ini merupakan respon yang positif untuk seluruh partner kami,” kata CEO Pakde Nicko Batubara.

Saat ini Pakde telah memiliki sekitar 15 mitra yang memanfaatkan layanan Pakde. Selain pelaku UKM, solusi gudang online yang dihadirkannya juga mulai dilirik korporasi, secara khusus di industri kesehatan dan elektronik.

Perusahaan disebut akan melakukan ekspansi ke enam kota lain di Indonesia dan merambah ke dua kota di Asia Tenggara. Rencana ekspansi tersebut merupakan fokus utama pendanaan di tahapan selanjutnya.

“Pakde menargetkan pertumbuhan mencapai 5 kali liat di bulan Desember 2018 dari bulan Juli 2018,” kata Nicko.

Sirclo Pacu Kontribusi Bisnis Lewat Dua Produk Andalan

Perusahaan teknologi penyedia solusi e-commerce Sirclo mengandalkan dua produk andalannya untuk memacu kinerja bisnis, yakni Sirclo Store dan Sirclo Commerce. Kedua produk ini tercatat telah memfasilitasi transaksi senilai lebih dari Rp120 miliar pada paruh pertama di 2018, rinciannya sekitar Rp100 miliar (US$7 juta) dari Sirclo Store dan sisanya dari Sirclo Commerce.

“Rata-rata transaksi per hari yang direkam dari seluruh pengguna berbayar Sirclo Store mencapai Rp550 juta selama Januari hingga Juni 2018. Angka tersebut naik dua kali jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya,” terang Founder dan CEO Sirclo Brian Marshal, Senin (9/7).

Dia memprediksi, nilai transaksi dari Sirclo Store saja akan meningkat minimal dua kali lipat pada tahun ini jadi $14 juta, lantaran semakin pesatnya pertumbuhan e-commerce dan melihat perkembangan dari berbagai brand yang telah mempercayai layanan Sirclo. Bila dihitung dari lima tahun lalu hingga kini, transaksi yang telah difasilitasi secara akumulatif sebanyak US$25 juta.

“Proporsinya [Sirclo Store] tahun ini bakal [memfasilitasi transaksi] US$14 juta. Artinya dari tahun ke tahun pertumbuhan e-commerce makin cepat. Dari sisi brand lokal, mereka benar-benar merasakan hasilnya dari apa yang kami lakukan.”

Sirclo Store adalah layanan SaaS Sirclo untuk pembuatan situs toko online yang menyasar bisnis lokal skala kecil dan menengah. Produk ini didukung teknologi untuk membangun toko online secara instan berbasis template siap pakai dengan sistem berlangganan. Harga yang ditawarkan mulai dari gratis hingga yang termahal memakan biaya hampir Rp2 juta per bulannya.

Produk ini sekaligus produk perdana yang dirintis Sirclo sejak pertama kali berdiri di 2013 lalu. Awalnya produk ini bernama Sirclo Subscription, lalu berganti jadi Sirclo Premium.

Hingga kini, Sirclo memperoleh hampir 1.000 pengguna berbayar dan lebih dari 50 ribu pengguna starter (gratis). Lokasinya masih terpusat di Jabodetabek (67,8%), Jawa Barat (14,1%), Jawa Timur (5,7%), Yogyakarta (4,3%), dan lainnya (5,3%).

Beberapa brand lokal yang menggunakan solusi Sirclo Store di antaranya Luna Habit milik selebrita Luna Maya dan This Is April yang telah memiliki 40 toko fisik di Indonesia. Ada juga brand lokal seperti Ittaheri dan Wearing Klamby yang berjualan dengan metode webhunt, atau hunting produk secara online untuk periode tertentu.

Produk lainnya yang makin diseriusi Sirclo adalah Sirclo Commerce, solusi channel management solution bagi brand besar yang ingin mengembangkan jangkauannya ke ranah online. Produk ini menggunakan teknologi yang dapat mensinkronisasi penjualan di berbagai marketplace, seperti Lazada, Tokopedia, Blibli, Bukalapak, dan Shopee.

Sirclo Commerce sebenarnya sudah dirintis perusahaan sejak dua tahun lalu, saat itu namanya masih Connexi. Akhirnya fitur ini diseriusi perusahaan sejak setahun terakhir dengan mengoperasikan gudang di Taman Tekno, BSD City seluas 5 ribu meter persegi. Perusahaan telah dipercaya lebih dari 20 klien, yang mencakup 80 brand ternama seperti KAO, Kellogg’s, Minimal, Quaker Oats, Reckitt Benckiser, Stanley Black & Decker.

Rencana berikutnya

Brian menuturkan saat ini status pendanaan perusahaan telah menerima pendanaan Seri B. Tiap tahun perusahaan rutin menerima pendanaan segar dari para investornya, namun memilih untuk tidak mempublikasikannya. Pertama kali Sirclo menerima investasi tahap awal dari East Ventures dengan nilai yang tidak disebutkan pada 2014.

“Tiap tahunnya kami selalu mendapat investasi segar. Sekarang kami sudah di Seri B. East Ventures selalu berpartisipasi setiap pendanaan yang kami gelar.”

Menurutnya tiap tahun perusahaan memiliki fokus tersendiri setiap saat menerima pendanaan. Misalnya tahun lalu pendanaan difokuskan untuk menambah kapasitas gudang jadi lebih besar.

Untuk setahun ke depan, pihaknya sedang mempertimbangkan ekspansi gudang ke lokasi baru atau membesarkan yang sudah ada. Kemudian eksplorasi beberapa inisiasi baru yang bertujuan untuk mendorong brand lokal yang masih berskala kecil menjadi brand yang bisa dikenal di seluruh Indonesia.

“Dua produk kami masih akan kami genjot kinerjanya pada tahun ini. Namun yang pasti tahun ini kami tidak ada produk baru,” pungkasnya.

Saat ini tim Sirclo telah mencapai lebih 100 orang. Kantor pun sudah resmi pindah dari Cideng, Jakarta Pusat ke BSD Green Office Park 6, BSD City.

DScussion #86: aCommerce dan Strategi Perusahaan Logistik di Indonesia

Kehadiran aCommerce membantu brand memanfaatkan omni-channel sebagai cara untuk memiliki kehadiran di ranah online. Di bagian pertama, Co-Founder dan Group CEO aCommerce Paul Srivorakul sudah menceritakan soal tren e-commerce di kawasan Asia Tenggara.

Dalam sesi DScussion bagian kedua ini, ia mengungkapkan strategi yang dilancarkan untuk memberikan layanan menyeluruh di Indonesia.

Layanan “Fulfillment” PAKDE Tawarkan Kemudahan dan Dukungan Menyeluruh untuk Pemilik Bisnis Online

Satu lagi startup lokal hadir di Indonesia, kali ini mencoba untuk menjadi enabler menyeluruh penjual online shop di tanah air. PAKDE, yang merupakan akronim Paket Delivery, berawal dari ide sang pemilik belajar dari kesuksesan layanan logistik pihak ketiga asal India, Delhivery.

Kepada DailySocial, CEO PAKDE Nicko Batubara mengungkapkan kehadiran PAKDE diharapkan bisa mengurangi kegiatan rutin dari penjual online shop yang cukup melelahkan, yaitu mengemas barang hingga pengantaran barang. PAKDE didirikan pada November 2016 lalu.

“Saya menyadari bahwa pada setiap bisnis akan selalu ada bagian non-business yang kurang menyenangkan namun tidak terelakkan. Saya teringat saat pertama kali menjual kemeja pria secara online. Kegiatan menghitung stok, mengemas barang, dan mengantar barang ke JNE merupakan hal yang menyita waktu dan pikiran,” kata Nicko.

Untuk memudahkan klien memanfaatkan layanan di PAKDE, tersedia sedikitnya 4 layanan yang paling sering dilakukan oleh penjual barang secara online. Di antaranya adalah warehousing (mulai dari 50 perak/ hari/ item), stock management, packing & delivery, inventory financing  yang merupakan bisnis unit terbaru. PAKDE memberikan tambahan dana kepada klien untuk meningkatkan kuantitas produksi.

“Mulai tahun 2017 kami juga membantu klien dalam sisi permodalan melalui program inventory financing. Tujuan kami agar pemilik bisnis bisa fokus pada core business, yakni product creation, marketing dan sales. Pemilik bisnis bisa memantau stock dan penjualan secara online melalui website PAKDE,” kata Nicko.

Tahap inbound dan outbond

Terdapat dua tahap dalam layanan PAKDE, yaitu Inbound dan Outbond. Masing-masing tahap diawasi dan dimonitor oleh tim PAKDE. Untuk tahap Inbound, barang yang diproduksi oleh vendor dikirim ke gudang PAKDE. Selanjutnya tim PAKDE akan melakukan quality control dan penghitungan inventory yang datanya dapat diakses secara online oleh pemilik bisnis.

Sementara untuk tahap Outbond, dari setiap order yang sudah terkonfirmasi pembayarannya, PAKDE akan melakukan pengecekan akhir terhadap barang tersebut, lalu mengemas barang, mencantumkan data pengiriman dan menyerahkan pada logistik pihak ketiga.

“Untuk pengiriman barang ke konsumen kami menggunakan 3rd party logistics. Sedangkan untuk pengiriman ke bazaar dan pameran memakai armada internal,” kata Nicko.

Target dan rencana penggalangan dana PAKDE

Di tahun 2017 ini diharapkan PAKDE bisa memperoleh sekitar 3 ribu pengiriman setiap bulannya. PAKDE juga berencana untuk melakukan penggalangan dana untuk tahap seed.

Saat ini PAKDE telah memiliki klien dari kalangan penjual online di Indonesia, di antaranya adalah Hijabdept, All Basic, Barber Bross, Spoil Organics, Manakala Living, Alsjeblief, Goek Golf, Nam Watch, Noob Kids. PAKDE terus berupaya untuk mengakuisisi lebih banyak klien.

“Para pemilik bisnis online yang ingin lebih efisien dalam menjalankan bisnisnya tanpa harus repot dengan pekerjaan operasional, dapat langsung mendaftar melalui situs atau melalui akun media sosial kami,” tutup Nicko.