SweetEscape Dapatkan Pendanaan Seri A Senilai 84,8 Miliar Rupiah

Platform digital yang mempertemukan konsumen dengan fotografer profesional, SweetEscape, hari ini (02/7) mengumumkan telah mendapatkan putaran pendanaan baru dalam seri A. Nilainya mencapai $6 juta atau setara 84,8 miliar Rupiah. Pendanaan dipimpin oleh Openspace Ventures dan Jungle Ventures dengan keterlibatan Burda Principal Investments dan investor sebelumnya.

Pertengahan tahun 2018 lalu, startup yang didirikan oleh David Soong dan Emile Etienne tersebut telah membukukan pendanaan awal senilai $1 juta yang dipimpin East Ventures dengan partisipasi Beenext, SkyStar Capital, dan GDP Venture.

Modal tambahan ini akan dialokasikan untuk pengembangan teknologi AI guna meningkatkan kapabilitas platform. Selain itu untuk kebutuhan ekspansi operasional ke seluruh wilayah Asia, SweetEscape berniat merekrut lebih banyak pegawai hingga dua kali lipat di tahun 2019. Saat ini perusahaan telah memiliki lebih dari 100 karyawan yang tersebar di Jakarta, Singapura dan Manila.

SweetEscape
Founder dan tim SweetEscape di kantor pusat di Jakarta / SweetEscape

Co-Founder & CEO SweetEscape David Soong mengatakan, optimasi teknologi AI sangat diperlukan untuk meningkatkan proses pasca produksi. Kapabilitas teknologi yang tengah menjadi tren di industri tersebut diyakini bisa membantu dalam pengolahan gambar hasil fotografi.

Berbasis pusat di Jakarta, SweetEscape didirikan pada tahun 2017. Sebelumnya salah satu pendirinya, Emile, adalah Co-Founder & COO Bridestory. Saat ini mereka telah menjangkau lebih dari 500 kota di lebih dari 100 negara.

Dari Indonesia, SweetEscape bersaing langsung dengan Frame a Trip, juga memiliki model bisnis dan cakupan pasar yang hampir serupa. Didirikan oleh beberapa pesohor dalam dunia bisnis dan hiburan, termasuk selebriti Dian Sastro Wardoyo, Frame A Trip juga targetkan bisa mencakup lebih dari 500 kota tahun ini.

Emile selaku Co-Founder & COO turut menambahkan, untuk meningkatkan bisnis SweetEscape akan terus memperluas menghadirkan layanan fotografi untuk berbagai kebutuhan. Tidak hanya perjalanan atau wisata, namun akan memfasilitasi acara ulang tahun, baby shower, wisuda dan lainnya.

Application Information Will Show Up Here

7.5 Degree Media Startup Expands to Indonesia, Focus on Bridging China-based Business Players

After receiving seed funding from East Ventures in May 2019, the Chinese-language media based on Singapore, 7.5 Degree, plans to expand to Indonesia. It started from opening a branch office and placing team for media coverage in Indonesia. They’re focused on the startup industry, such as e-commerce, fintech, SaaS, and gaming in Indonesia for their users in China.

7.5 Degree’s CEO, Li Yufu said to DailySocial that the expansion to Indonesia is expected to bring relevant information while bridging business owners and investors from China to expand their business in Indonesia.

“We create opportunities through media focused on presenting relevant information for China’s readers. It’s for them to gain information on the startup and related industries in Indonesia.”

Officially launched in 2017, the 7.5 Degree has distributed articles through various channels. Currently, they’ve produced 350 articles in Chinese, discussing all things related to the internet economy in Southeast Asia.

“In accordance with our mission of implementing ‘One Belt One Road’, we want to make Indonesia one of the countries to explore in terms of expanding relations and opening networks with China,” he added.

Focused on helping China-based business players and investors

7.5 Degree has another consulting service for business players from China who want to expand their business in Indonesia. Especially for Chinese speakers.

Through this service, 7.5 Degree intends to bring more Chinese investors to Indonesia. Currently, they claim to have had several clients from China to Thailand using their consulting services.

“In terms of media, we’re not using too much advertising for monetizing. The strategy is fully on consulting services,” Yufu said.

They have also launched Invmall, a new service that aims to encourage interaction between technology businesses in Southeast Asia and China. The platform presents a “bridging” service that allows startup founders to directly connect with investors from China (or vice versa) via email or WhatsApp.

There are very few service providers capable to support the local startups in early-stage to get funding. If we can help entrepreneurs to get seed funding from investors, both from China and Southeast Asia, this will be huge opportunities for them to grow and develop.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Traveloka Leads Series B Funding for PouchNATION , a Singapore-Based Digitization Platform

PouchNATION today (6/26) announced the series B funding led by Traveloka with undisclosed value. SPH Ventures also involved in this round. The Singapore-based startup is developing digitization platform for various event, the leading product is NFC-based innovation for access.

“We’re very impressed with PouchNATION achievement in disrupting the entertainment industry. And we are proud to support the team to develop their products, especially to have synergy with Traveloka’s main business, as to provide end-to-end solutions related to travel and lifestyle,” Traveloka Xperience’s VP of Revenue & Growth, Sylvia Gunawan.

She also said that this investment is a part of company’s strategy to tighten its position as the discovery platform. Recently, Traveloka has been strongly introducing Xperience, a new channel allowing users to discover various events in the cities and countries. Including to sell the tickets online.

“The company demand business growth, from just providing events and venues to an entertainment platform that connects dozens of people in Asia with e-commerce, brands, and other players searching for visibility and exposure to their target market,” PouchNATION’s CEO, Ilya Kravtsov said.

In its debut in 2014, PouchNATION was developing an NFC-based bracelet that allows visitors to make cashless transactions. Along the route, they evolve into an all-in-one platform for event organizing through some products, such as PunchEvent, PunchVenue, and to be introduced PouchDigital; consist of a registration system, ticketing, security control, brand activation, data collecting and management, etc.

“We are very excited to launch a new vertical for new client segments which currently using the traditional system to manage places and events. By digitizing and collecting more consumer data, our mission is to create a very new user acquisition channel in the region,” PouchNATION’s COO, David Rapaport said.

Currently, PouchNATION system has been handling various events worth $5 million monthly transactions on average. The product distribution has reached Singapore, the Philippines, Indonesia, Malaysia, Vietnam, and Thailand market. In Indonesia, they’re operating under PT Easy Touch Group based in Jakarta.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Startup Media 7.5 Degree Siap Ekspansi ke Indonesia, Fokus Jembatani Pebisnis Tiongkok

Setelah mendapatkan pendanaan tahap awal dari East Ventures bulan Mei 2019 lalu, 7.5 Degree media teknologi berbahasa Mandarin yang berbasis di Singapura berencana untuk melakukan ekspansi ke Indonesia. Inisiatif tersebut akan diawali dengan membuka kantor dan menempatkan tim mereka untuk melakukan peliputan. Fokusnya pada berita industri startup, e-commerce, fintech, SaaS hingga gaming di Indonesia untuk pembaca mereka di Tiongkok.

Kepada DailySocial CEO 7.5 Degree Li Yufu menegaskan, kehadiran bisnisnya di Indonesia diharapkan bisa menghadirkan informasi yang relevan sekaligus menjembatani pemilik bisnis dan investor asal Tiongkok untuk melebarkan bisnis mereka di Indonesia.

“Kami membuka peluang tersebut melalui media yang fokus menghadirkan informasi yang relevan untuk pembaca di Tiongkok. Harapannya mereka bisa mengenal lebih jauh industri startup dan terkait di Indonesia.”

Resmi meluncur tahun 2017 lalu, 7.5 Degree telah mendistribusikan artikel mereka melalui berbagai kanal, seperti. Sejauh ini telah memproduksi 350 artikel berbahasa Mandarin, membahas segala hal terkait ekonomi internet di Asia Tenggara.

“Sesuai dengan misi kami yaitu menerapkan ‘One Belt One Road’, kami ingin menjadikan Indonesia salah satu negara yang bisa kami jajaki dalam hal memperluas relasi dan membuka jaringan dengan Tiongkok,” kata Yufu.

Fokus bantu pemilik bisnis dan investor asal Tiongkok

7.5 Degree juga memiliki layanan lainnya berupa konsultasi untuk pemilik bisnis asal Tiongkok yang ingin melebarkan bisnis di Indonesia. Khususnya bagi mereka yang selama ini menggunakan bahasa Mandarin.

Melalui layanan konsultasi ini, 7.5 Degree berharap bisa membawa lebih banyak lagi investor asal Tiongkok ke Indonesia. Saat ini mereka mengklaim telah memiliki beberapa klien dari Tiongkok hingga Thailand yang telah memanfaatkan jasa konsultasinya.

“Untuk media sendiri kami tidak terlalu berat memanfaatkan iklan untuk monetisasi. Namun sepenuhnya strategi monetisasi kami adalah dari layanan konsultasi,” kata Yufu.

Mereka juga telah meluncurkan Invmall, sebuah layanan baru yang bertujuan untuk mendorong interaksi antara pelaku bisnis teknologi di Asia Tenggara dan Tiongkok. Platform tersebut menghadirkan layanan “penghubung” yang memungkinkan para founder startup untuk langsung berhubungan dengan investor dari Tiongkok (atau sebaliknya) lewat email atau WhatsApp.

“Hanya ada sedikit sekali penyedia layanan yang bisa memenuhi kebutuhan startup tahap awal lokal untuk mendapatkan pendanaan. Jika kami bisa membantu para entrepreneur untuk mendapatkan pendanaan tahap awal dari investor, baik dari Tiongkok maupun Asia Tenggara, hal ini akan membuka kesempatan yang besar bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang,” kata Yufu.

Otomo Receives Another Seed Funding and Rebranding

Automo luxury vehicle rental platform just had rebranding into Otomo and received seed funding, starting from last year, worth $145,000 (over 2 billion Rupiah) from Prestige Corp Indonesia, a Singapore-based vehicle and travel company, and an angel investor who stays undisclosed.

Previously, Otomo has secured 1 billion Rupiah from Startup SG and grant from Enterprise Singapore worth of 300 million Rupiah. The startup intends to raise follow on round for additional funding to the end of this year.

To DailySocial, Otomo’s founder, Charles Lin said, the company plans to launch a mobile app which currently on development. After rebranding, the focus is to accelerate marketing, improving brand awareness, and to acquire more users.

“We have done the registration process for PT Automo Teknologi Indonesia. The rebranding is part of our preparation to make Otomo as the company’s global identity,” he said.

Extend the coverage

Otomo is now available in some first-tier cities in Indonesia, including Jakarta, Surabaya, and Medan. Using the fresh fund, the company is to extend the service coverage and adds up talents to accelerate business.

In order to provide better services, Otomo begins to introduce long-term rental. They also set new vehicle options, not only cars but also minibus and other big buses for corporate consumers.

“The other services we’ve offered including activity service and tour package related to the automotive industry, such as Pulau Komodo experience using a yacht or boat, or the guide in Bali using cars,” Lin added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Traveloka Pimpin Pendanaan Seri B PouchNATION, Platform Digitalisasi Acara Asal Singapura

PouchNATION hari ini (26/6) mengumumkan perolehan pendanaan seri B yang dipimpin oleh Traveloka dengan nilai yang tidak disebutkan. SPH Ventures turut terlibat dalam pendanaan ini. Produk yang dikembangkan oleh startup berbasis di Singapura tersebut adalah platform digitalisasi untuk berbagai keperluan event, yang paling menonjol ialah inovasi berbasis NFC untuk akses ke sebuah acara.

“Kami terkesan dengan kemajuan yang telah PouchNATION capai dalam mendisrupsi industri hiburan. Dan kami bangga mendukung tim mengembangkan produk mereka, terlebih untuk memanfaatkan sinergi dengan bisnis utama Traveloka, yakni memberikan solusi end-to-end terkait kebutuhan perjalanan dan gaya hidup,” ujar VP of Revenue & Growth Traveloka Xperience, Sylvia Gunawan.

Sylvia juga memaparkan, bahwa investasi ini menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat posisinya sebagai platform discovery. Beberapa waktu lalu Traveloka giat memperkenalkan Xperience, sebuah kanal baru yang memungkinkan pengguna menemukan berbagai acara dan hiburan di berbagai kota dan negara. Termasuk menjual tiket aksesnya secara online.

“Perusahaan berencana meningkatkan bisnis, dari hanya sebagai penyedia layanan untuk acara dan tempat, menjadi platform hiburan yang menghubungkan ratusan ribu pengunjung di seluruh Asia dengan e-commerce, brand, dan pemain lain yang ingin mendapatkan visibilitas dan eksposur ke target pelanggan mereka,” ujar CEO PouchNATION Ilya Kravtsov.

Pada awal berdiri di tahun 2014, PouchNATION mengembangkan gelang dengan sensor NFC yang memungkinkan pengunjung acara melakukan pembayaran tanpa uang tunai. Seiring perkembangannya, mereka berevolusi menjadi platform menyeluruh untuk penyelenggaraan acara melalui lini produk PunchEvent, PunchVenue dan segera hadir PouchDigital; meliputi penyedia sistem pendaftaran, tiket, kontrol akses keamanan, brand activation, pengumpulan dan pengelolaan data dll.

“Kami sangat bersemangat meluncurkan vertikal baru untuk membuka segmen klien baru yang saat ini masih menggunakan metode tradisional dalam mengelola tempat dan acara. Dengan digitalisasi dan mengumpulkan lebih banyak data konsumen, kami memiliki misi untuk menciptakan saluran akuisisi pengguna yang sangat baru di kawasan ini,” sambung COO PouchNATION David Rapaport.

Saat ini sistem PouchNATION menangani rata-rata $5 juta nilai transaksi bulanan dari beragam jenis acara. Persebaran produknya sudah meliputi pasar Singapura, Filipina, Indonesia, Malaysia, Vietnam dan Thailand. Di Indonesia, mereka bernaung di bawah PT Easy Touch Group yang berbasis di Jakarta.

KoinWorks Secures Series B Funding of Rp 170 Billion

After receiving Series A funding worth of Rp230 billion led by Mandiri Capital Indonesia (MCI) and follow-on funding for Series A+ from Quona Capital with undisclosed value, peer-to-peer lending platform Koinworks has received Series B funding worth of $16.5 million (around Rp170 billion) led by EV Growth and Quona Capital and other investors.

The funding is to build up team and partnership, also the technology and development system to provide financial services throughout Indonesia in one platform.

KoinWorks claims to have more than 60% lenders in their platform are millennials, and 70% of those said that KoinWorks as their first investment instrument, has distributed loan of Rp150 billion per month. This is the biggest number to distribute for business players in fashion, electronics, accessories, and cosmetics.

“During the last three years, we’ve been distributed productive loan to hundred of thousands SMEs in Indonesia. The significant growth is also supported by the increasing public awareness on how important to have an investment as soon as possible,” KoinWorks’ Co-Founder and CEO, Benedicto Haryono said.

Focus to support SME

Was founded in 2016 by Benedicto Haryono and Willy Arifin, KoinWorks has been connecting borrowers and lenders online through one platform by providing financial services for SME with limited access to banking (unbanked or underbanked)

Using machine learning, KoinWorks allows borrowers to access a loan with low interest, and in the meantime, lenders can receive the payment with profitable interest. Products offered including business development loan through KoinBisnis and education through KoinPintar.

“The gap between access and convenience of the investment and loan products has made KoinWorks as a unique fintech [service] in Indonesia,” Willson Cuaca, Partner EV Growth, a partnership of East Ventures, Sinar Mas Digital Ventures (SMDV), and Yahoo Japan (YJ) Capital Inc.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Kopi Kenangan Receives Funding Worth of 282 Billion Rupiah from Sequoia India

Kopi Kenangan today (7/25) announced funding in the closing of “growth round” from Sequoia India. It’s worth $20 million or around 282 billion Rupiah. This is the follow-on funding of the previous $8 million from Alpha JWC Venture in October 2018.

Post funding, the startup founded by Edward Tirtanata and James Prananto is to focus on making the more personalized experience and efficient production process. The realization is on the app development and IoT implementation in outlets.

This app will be developed further to be “private barista” for consumers. They can have information on the coffee recipe or taste – as if they asking the real barista at the cafe.

Founded in 2017, Kopi Kenangan has opened 80 outlets in 8 cities. Based on the data, the average order has reached 1 million per month. Aside from perfecting the app, the fresh fund will also be used for expansion to more cities, opening 150 new outlets by the end of this year.

We’ve been informed that the startup is at a “profitable” stage. It boosts their confidence to the level of Southeast Asia expansion in the next few years.

Since the debut, Kopi Kenangan has been offering “new retail” concept, by elaborating online technology but keep the offline shop experience. Consumers can order coffee through the app and pick it up from the selected outlet – or using a delivery service like Grab or Gojek.

There is a competitor, with a similar business model and concept, named Fore Coffee. The new retail concept is there with business support and funding from East Ventures. In addition, Anomali Coffee has offered a similar online-offline model for coffee orders.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Kembali Peroleh Pendanaan Tahap Awal, Otomo “Rebranding”

Platform penyewaan kendaraan mewah Automo baru saja melakukan rebranding menjadi Otomo dan telah mendapatkan tambahan dana tahap awal, yang dimulai sejak tahun lalu, senilai $145,000 (lebih dari 2 miliar Rupiah) dari Prestige Corp Indonesia, sebuah perusahaan kendaraan dan perjalan yang berbasis di Singapura, dan seorang angel investor yang enggan disebutkan namanya.

Sebelumnya Otomo telah memperoleh dana senilai 1 miliar Rupiah dari Startup SG dan grant dari Enterprise Singapore senilai 300 juta Rupiah. Startup ini berharap bisa melakukan penggalangan dana lanjutan demi tambahan kapital hingga akhir tahun.

Kepada DailySocial, Founder Otomo Charles Lin menyebutkan, perusahaan berencana meluncurkan aplikasi mobile yang saat ini masih dalam tahap pengembangan. Fokus usai rebranding adalah melancarkan kegiatan pemasaran, meningkatkan brand awareness, sekaligus merangkul lebih banyak mitra.

“Kami juga telah menyelesaikan proses pendaftaran PT Automo Teknologi Indonesia. Proses rebranding kami adalah merupakan persiapan yang nantinya akan menjadikan Otomo sebagai identitas perusahaan secara global,” kata Charles.

Memperluas wilayah layanan

Saat ini Otomo sudah hadir di sejumlah kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta, Surabaya, dan Medan. Dengan perolehan pendanaan baru ini, perusahaan berniat memperluas wilayah layanan dan menambah anggota tim untuk mempercepat bisnis.

Untuk memberikan layanan lebih yang baik, Otomo mulai memperkenalkan penyewaan kendaraan dengan jangka waktu lebih lama. Perusahaan juga mulai menambah pilihan kendaraan, tidak hanya mobil, tapi juga minibus dan bus besar yang bisa dimanfaatkan konsumen korporasi.

“Layanan lainnya yang kami coba hadirkan adalah kegiatan aktivitas dan pilihan tur yang berhubungan dengan otomotif, seperti paket Pulau Komodo dengan memanfaatkan yacht atau kapal, atau pemandu wisata ke Bali menggunakan mobil,” kata Charles.

KoinWorks Kantongi Pendanaan Seri B Senilai Rp170 Miliar

Setelah sebelumnya mendapatkan pendanaan seri A senilai Rp230 miliar yang dipimpin Mandiri Capital Indonesia (MCI) dan pendanaan lanjutan untuk tahap seri A+ dari Quona Capital dengan nominal yang tidak disebutkan, platform peer-to-peer lending Koinworks tahun ini mendapatkan pendanaan Seri B senilai S$16,5 juta (sekitar Rp 170 miliar) yang dipimpin EV Growth dan Quona Capital bersama investor lainnya.

Pendanaan ini akan digunakan KoinWorks untuk memperkuat tim dan kemitraan dan pengembangan sistem dan teknologi untuk menyediakan layanan finansial di seluruh Indonesia di satu platform.

KoinWorks yang mengklaim memiliki lebih dari 60% pendana di platform merupakan generasi milenial, dan 70% di antaranya mengatakan bahwa KoinWorks adalah instrumen investasi pertama mereka, telah menyalurkan pinjaman Rp150 miliar setiap bulannya. Pinjaman ini paling banyak disalurkan ke pelaku usaha fesyen, elektronik, aksesoris, dan komestik.

“Selama tiga tahun terakhir, kami telah menyalurkan pinjaman produktif kepada ratusan ribu UKM di Indonesia. Pertumbuhan yang sangat signifikan ini juga didukung oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memiliki investasi sejak dini,” kata Co-founder dan CEO KoinWorks Benedicto Haryono.

Fokus bantu UKM

Didirikan pada tahun 2016 oleh Benedicto Haryono dan Willy Arifin, Koinworks mempertemukan peminjam dan pendana secara daring melalui satu platform dengan menyediakan akses layanan keuangan ke UKM yang memiliki keterbatasan akses perbankan (unbanked atau underbanked).

Memanfaatkan machine learning, KoinWorks memungkinkan peminjam mengakses pinjaman dengan bunga rendah, dengan di saat yang bersamaan pendana juga menerima nilai pengembalian dengan bunga yang menguntungkan. Produk yang ditawarkan termasuk pinjaman pengembangan usaha melalui KoinBisnis dan pendidikan melalui KoinPintar.

“Adanya kesenjangan antara akses dan kenyamanan dalam produk investasi dan pinjaman membuat KoinWorks menjadi [layanan] fintech yang sangat unik di Indonesia,” kata Willson Cuaca, Partner EV Growth, yang merupakan hasil kerja sama East Ventures, Sinar Mas Digital Ventures (SMDV), dan Yahoo Japan (YJ) Capital Inc.

Saat ini KoinWorks masih menyasar segmen pasar UKM, termasuk di dalamnya penjual online yang memanfaatkan media sosial sebagai media promosi mereka.

“KoinWorks bersama dengan Quona mewujudkan misi inklusi finansial yang menghasilkan dampak positif bagi perkembangan bisnis UKM di Indonesia sebagai hasil dari komitmen perusahaan pembiayaan yang bertangggung jawab,” kata Ganesh Rengaswamy, Co-Founder dan Partner Quona Capital.

Application Information Will Show Up Here