CES 2019 Jadi Saksi Lahirnya Deretan Laptop Gaming Berteknologi Real-Time Ray Tracing dari MSI

Diumumkannya GeForce RTX 20 menandai fajar baru di ranah teknologi visual. Ketika hardware saat ini cukup canggih untuk menjalankan konten-konten hiburan berat, para perusahaan teknologi mulai mengekspolarsi cara lain untuk meningkatkan kualitas grafis, misalnya lewat dukungan real-time ray tracing. GPU-GPU anyar ini telah tersedia buat desktop, dan kita hanya tinggal menunggu waktu hingga ia tiba di platform lain.

Eksistensi varian ‘mobile‘ kartu grafis GeForce RTX sudah menjadi tema diskusi sejak berbulan-bulan silam. Meski saat itu sang perusahaan asal Santa Clara belum mengonfirmasi keberadaannya, banyak orang yakin ia akan mendarat dalam waktu dekat. Momen penyingkapan laptop ber-RTX ternyata dilakukan di CES 2019, dan MSI menjadi salah satu brand yang dengan cekatan mengusungnya.

Seperti pembahasan di artikel sebelumnya, upgrade ke GPU berteknologi real-time ray tracing Nvidia diterapkan pada tiga keluarga notebook andalan sang produsen hardware Taiwan, yakni seri GT, GS dan GE. Mereka tetap mengusung desain dan fitur serupa seperi varian sebelumnya, namun tentu saja MSI sudah menyiapkan satu model yang ditunjuk jadi bintang panggung di pameran teknologi terbesar di dunia ini: GS75 Stealth. Ia adalah versi 17-inci dari GS65 Stealth (dahulu punya nickname Stealth Thin).

MSI 2 11

 

Apa itu real time ray-tracing?

Sebelum mengulik lebih jauh, saya ingin menyegarkan ingatan kita soal real-time ray tracing. Di bidang grafis komputer, ray-tracing ialah metode render dengan mengikuti lintasan cahaya sebagai pixel, saat sebuah objek virtual berinteraksi dengan objek lain. Tekniknya tidak benar-benar baru, namun sangat membebani sistem. Di video game, ray tracing menuntut hardware berkecepatan tinggi.

MSI 2 4

Di dalam permainan, real-time ray tracing memengaruhi pencahayaan serta kualitas pantulan objek di benda-benda virtual. Misalnya, pantulan api di tubuh mobil atau bayangan orang pada genangan air di jalanan berbatu. Fitur grafis tersebut tentu saja berpeluang mendongrak level realisme sebuah game.

MSI 2 6

Ketersediaan ray tracing buat publik berpotensi mendorong kemajuan ranah visual game satu langkah lebih jauh. Buat saya, hal paling menarik dari laptop-laptop ber-GeForce RTX racikan MSI adalah, kehadiran GPU baru di sana tidak mengubah konsep form factor perangkat mereka. GS, khususnya, masih terlihat ramping seperti sebelumnya.

MSI 2 9

 

Tradisi baru

Seperti arahan baru yang telah dimulai oleh GS65 Stealth Thin, GS75 Stealth turut mengedepankan desain elegan dan minimalis. Konstruksi tubuhnya terbuat dari logam, dibentuk secara presisi, lalu MSI memberikan sentuhan sandblast di permukaannya dan membubuhkan lapisan rose gold di area potongan. Laptop memiliki dimensi 396,1×259,5×18,95mm dan bobot 2,29kg. Saya pribadi sangat menyukai bagian dalam grille heat sink berwarna emasnya.

MSI 2 2

Menurut MSI, ukuran tersebut membuatnya tampil lebih 60 persen lebih mungil dibanding rata-rata notebook gaming berlayar 17-inci. Laptop bertubuh tipis memang kadang menimbulkan kekhawatiran terkait daya tahannya. Untuk itu, produsen turut meng-upgrade bagian engsel. Komponen penyambung body dan layar di sana dibuat dari bahan aluminium berwarna emas, kini punya daya cengkeram yang lebih mantap.

MSI 2 2

Agar konsumen lebih mudah mengidentifikasi versi terkini, MSI mengganti bagian logo tameng naga laser engraved menjadi lapisan glossy emas-perunggu. Warna ini menggantikan merah yang digunakan oleh GS terdahulu dan seri gaming lain. Kombinasinya dengan hitam membuat GS75 (dan GS65) terlihat lebih serius serta netral, sehingga lebih besar peluang bagi kalangan non-gamer serta kaum Hawa untuk meliriknya.

MSI 2 7

Pembaruan juga MSI terapkan pada bagian input serta output. Dalam pemakaian sehari-hari, kadang kita memperlakukan touchpad sebagai pilihan terakhir – ketika kita lupa atau sedang malas membawa mouse. Di GS75, produsen memperlebar bagian touchpad, kemudian mempermulus permukaannya demi meningkatkan responsivitas dan akurasi.

MSI 2 3

Di aspek output, MSI memanfaatkan radiator pasif untuk meningkatkan kualitas suara. Metode ini merupakan jawaban atas keluhan pengguna terhadap kurang memuaskannya mutu audio laptop, terutama model-model berukuran tipis. Eksistensi radiator pasif berguna buat meningkatkan dentuman bass.

MSI 2 3

 

Hardware garang di tubuh tipis

Baik GS75 Stealth ataupun adik 15-incinya dipersenjatai oleh prosesor Intel Core generasi kedelapan (ada pilihan hingga i7) serta kartu grafis GeForce RTX dengan opsi paling high-end 2080 8GB Max-Q. Kedua model dibekali memori RAM DDR4-2666 berkapasitas maksimal di 32GB. GS75 Stealth sendiri punya kejutan buat kita: ia siap menunjang tiga buah SSD berkat volume tubuhnya yang lebih besar.

MSI 2 4

Satu hal perlu kita sadari adalah, hardware berperforma tinggi pasti akan menghasilkal panas tinggi pula. Nvidia memang sudah lama mengajukan rancangan Max-Q, tetapi penanggulangan panas secara optimal sangat bergantung pada solusi thermal buatan produsen sendiri. Kabar baiknya, MSI bukanlah pemula di bidang ini. GS75 Stealth dilengkapi bersama Cooler Boost Trinity+ yang mempunyai jumlah pipa pembuangan panas lebih banyak.

MSI 2 5

Perpaduan antara GeForce RTX dan Cooler Boost Trinity+ memperkenankan GS75 dan GS65 Stealth menjalankan game-game berfitur ray tracing dengan memuaskan. Saya merasakan sendiri bagaimana laptop ultra-thin ini sanggup menangani Battlefield V di opsi grafis ultra plus RTX aktif. Untuk bagian layarnya, MSI kembali mengandalkan panel IPS-level beresolusi 1920×1080 plus dukungan refresh rate 144Hz.

MSI 2 10

 

Ketersediaan

MSI berani mengklaim bahwa GS75 Stealth akan menjadi laptop berlayar 17-inci dengan GeForce RTX pertama yang tersedia di pasar, namun belum mengungkap waktunya secara spesifik. Penjelasan dari representasi MSI di CES 2019 mengindikasikan bahwa kita hanya perlu menunggu beberapa minggu hingga produk-produk baru ini bisa mulai dipinang.

MSI 2 1

Catatan: DailySocial adalah salah satu media yang mendapatkan undangan MSI Indonesia untuk mengikuti konferensi pers CES 2019 di The Venetian Las Vegas. 

 

Tool Baru Nvidia Mempersilakan Kita Dongkrak Performa GPU via Sekali Klik

Berbeda dari proses overclocking beberapa tahun silam, produsen terus mengusahakan agar fitur ini tersaji sederhana dan dapat diakses oleh pengguna awam sekalipun. Kapabilitas ini mulai sering ditemukan di sejumlah desktop built-up dan laptop gaming, tapi masih belum merata. Tak semua brand menyajikannya, dan jika ada, overclocking ‘instan’ umumnya baru dapat dilakukan pada CPU dan memori.

Namun ada langkah menarik yang diambil oleh Nvidia. Untuk mengiringi peluncuran keluarga kartu grafis GeForce RTX seri 20, Nvidia turut menyiapkan tool yang memungkinkan pengguna – gamer dan kalangan antusias khususnya – mendorong lebih jauh kapabilitas GPU di sistem mereka secara lebih simpel. Perusahaan teknologi grafis asal Santa Clara itu menamainya Nvidia Scanner.

Pada dasarnya, prosedur overclocking tradisional memang bukan untuk semua orang. Kegiatan ini menuntut kita buat mempunyai pengetahuan mendalam soal hardware, lalu prosesnya membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Salah sedikit, ada resiko Anda akan merusak komponen PC (yang tidak murah) secara permanen. Scanner membuat overclocking lebih sederhana dan tak memakan banyak waktu.

Berbeda dari AMD Overdrive atau MSI Afterburner, Nvidia Scanner bukanlah tool yang bisa pengguna unduh. Scanner sejatinya adalah API untuk developer, penyajiannya mirip seperti software development kit Nvidia NVAPI. Di waktu ke depan, seluruh program overclocking akan menggunakannya. Saat ini, perusahaan tengah menggodok Scanner bersama dengan nama-nama seperti MSI, Gigabyte, Asus, dan EVGA.

Scanner bekerja dengan mengandalkan sistem Nvidia buat mengetahui seberapa jauh performa GPU di PC kita dapat didongkrak. Dengannya, produsen mencoba menghilangkan prosedur ‘coba-coba’. Nantinya, pengguna hanya tinggal menekan tombol ‘tes’, kemudian software Scanner segera memindai voltase kartu grafis dan melakukan sejumlah pengujian.

Proses tersebut memakan waktu kurang lebih 20 menit, dan setelahnya, muncul-lah profil overclocking maksimal yang bisa diakses via satu atau dua kali klik tanpa membuat PC Anda crash atau menyebabkan kerusakan hardware.

Menariknya, Scanner tak cuma bisa dimanfaatkan oleh pemilik GPU GeForce RTX seri 20 saja. Nvidia juga punya rencana agar kemampuan ini dapat diakses oleh varian kartu grafis generasi sebelumnya, meski belum diketahui kapan produsen akan menyediakannya. Scanner sendiri dijadwalkan untuk meluncur bersama GeForce RTX seri 20 pada tanggal 20 September 2018 nanti.

Scanner merupakan sebuah pernyataan bahwa dalam menggarap GeForce RTX seri 20, Nvidia tidak hanya memfokuskan perhatiannya ke teknologi AI dan penerapan ray tracing di game, namun juga pada performa grafis ‘mentah’ GPU.

Via The Verge. Tambahan: PC World.

Teknologi Ray Tracing Belum Bisa Dinikmati Saat GeForce RTX Meluncur

Bisa kita lihat dari namanya, teknologi real-time ray tracing merupakan nilai jual utama Nvidia dalam menawarkan GeForce RTX seri 20. Ray tracing merupakan teknik render untuk mensimulasikan efek bayangan senyata aslinya dengan menggunakan resolusi penuh. Kendalanya adalah, teknik tersebut menuntut performa harware yang sangat tinggi.

Ketika mayoritas sistem gaming PC kini tak lagi kesulitan menyajikan permainan dengan detail tinggi, memang tak mengherankan jika aspek bayangan/pantulan jadi perhatian Nvidia berikutnya. Kurangnya pemahaman publik mengenai ray-tracing mungkin membuatnya kurang diapresiasi, namun dengan kemampuannya mereplika efek pantulan sesungguhnya, kualitas visual game meningkat jauh: Anda tak hanya bisa melihat bayangan musuh di mobil, tapi juga melihat jelas tekstur permukaan mobil.

Sudah ada 11 permainan siap mendukung real-time ray tracing, beberapa yang paling terkenal di antaranya ialah Shadow of the Tomb Raider, Battlefield V, Metro Exodus, serta Control – game terbaru garapan tim di belakang Max Payne. Namun ada kabar kurang menyenangkan bagi Anda yang tak sabar ingin menikmati fitur ini: ray tracing belum bisa diaktifkan ketika GeForce RTX meluncur nanti.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh vice president of content and technology Nvidia Tony Tamasi dalam acara presentasi RTX Editor’s Day pada PCWorld. Menariknya, penundaan tersebut ternyata bukan diakibatkan oleh belum siapnya pihak Nvidia ataupun developer game, melainkan belum adanya dukungan API DirectX Raytracing. Microsoft DirectX Raytracing diumumkan beberapa bulan silam, namun baru bisa diakses via versi preview Windows Insider.

Tamasi menyampaikan bahwa fitur real-time ray tracing baru dapat dinikmati kurang lebih satu bulan setelah lini GeForce RTX 2080 dan RTX 2080 Ti tersedia, tepatnya sesudah Microsoft melepas Windows 10 October 2018 Update. Ia merupakan update besar kedua untuk OS Windows 10 yang dirilis tahun ini – setelah pembaruan di bulan April kemarin.

Selain ray tracing, fitur bertajuk Deep Learning Super-Sampling juga menjadi andalan Nvidia di GeForce RTX. Perusahaan belum menjelaskan cara kerjanya secara rinci, hanya menyampaikan bahwa DLSS memanfaatkan kecerdasan buatan dan deep learning untuk ‘mengajarkan’ kartu grafis cara me-render visual permainan secara lebih tajam sembari mempersingkat waktu prosesnya hingga dua kali lipat dibanding metode anti-aliasing yang ada sekarang.

Saat ini, jumlah game yang mendukung DLSS lebih banyak dari ray tracing. Beberapa dari mereka adalah permainan online populer, sebagian sudah tersedia, dan tidak menutup kemungkinan game berfitur ray tracing juga memanfaatkan DLSS: PUBG, SCUM, Darksiders III, Hitman 2, Ark: Survival Evolved, Shadow of the Tomb Raider serta Final Fantasy XV.

Daftar Game yang Mendapatkan Dukungan Teknologi Baru Nvidia GeForce RTX

Salah satu kejutan besar di Gamescom 2018 adalah pengumuman versi konsumen dari kartu grafis Nvidia yang mengusung arsitektur Turing. Harganya memang tidak murah, namun GPU-GPU GeForce RTX tersebut menjanjikan lompatan performa berkali-kali lipat serta menghidangkan sejumlah teknologi canggih seperti dukungan AI dan ray tracing real-time.

Ray tracing ialah teknik rendering untuk menghasilkan gambar dengan cara menelusuri jalur cahaya sebagai pixel di permukaan objek virtual. Metode ini memungkinkan developer game menghidangkan visual lebih baik, tapi ia menuntut performa hardware yang lebih tinggi pula. Singkatnya, ray tracing membuat pencahayaan dan bayangan jadi terlihat lebih realistis, lalu pantulan efek visual di permukaan objek jadi tampak begitu nyata.

Nvidia 2

Namun segala teknologi canggih di sana tentu saja tidak berarti tanpa adanya dukungan konten. Kabar baiknya, Nvidia RTX telah menyediakan berbagai ‘peralatan’ yang dapat dimanfaatkan oleh developer untuk mengimplementasikan teknik shader programmable baru, kapabilitas deep learning serta ray tracing. Selain itu, keluarga GeForce RTX seri 20 telah ditunjang pula oleh API anyar Microsoft, DirectX Raytracing (DXR).

Nvidia 4

Melalui website-nya, Nvidia mengumumkan 11 permainan yang akan memanfaatkan fitur ray tracing real-time di GeForce RTX seri 20. Ini dia daftarnya:

  • Assetto Corsa Competizione (Kunos Simulazioni/505 Games)
  • Atomic  Heart (Mundfish)
  • Battlefield  V (EA/DICE)
  • Control (Remedy Entertainment/505 Games)
  • Enlisted (Gaijin Entertainment/Darkflow Software)
  • Justice (NetEase)
  • JX3 (Kingsoft)
  • MechWarrior  5: Mercenaries (Piranha Games)
  • Metro  Exodus (4A Games)
  • ProjectDH (Nexon devCAT Studio)
  • Shadow  of the Tomb Raider (Square Enix/Eidos-Montréal/Crystal Dynamics/Nixxes)

Nvidia 5

Nvidia juga mengungkap 16 game yang nantinya akan memperoleh dukungan Deep Learning Super-Sampling, yaitu teknologi yang memungkinkan penerapan deep learning dan AI dalam proses rendering.

  • Ark: Survival Evolved (Studio Wildcard)
  • Atomic Heart (Mundfish)
  • Dauntless (Phoenix Labs)
  • Final Fantasy XV (Square Enix)
  • Fractured Lands (Unbroken Studios)
  • Hitman 2 (IO Interactive/Warner Bros.)
  • Islands of Nyne (Define Human Studios)
  • Justice (NetEase)
  • JX3 (Kingsoft)
  • Mechwarrior 5: Mercenaries (Piranha Games)
  • PlayerUnknown’s  Battlegrounds (PUBG Corp.)
  • Remnant: From the Ashes (Arc Games)
  • Serious Sam 4: Planet Badass (Croteam/Devolver Digital)
  • Shadow of the Tomb Raider (Square Enix/Eidos-Montréal/Crystal Dynamics/Nixxes)
  • The Forge Arena (Freezing Raccoon Studios)
  • We Happy Few (Compulsion Games/Gearbox)

Nvidia 3

Nvidia tentu saja punya rencana untuk memperluas dukungan ray tracing real-time serta DLSS ke lebih banyak permainan. Melihat begitu menjanjikannya teknologi-teknologi tersebut, besar kemungkinan fitur seperti ray tracing dan Microsoft DXR akan diadopsi oleh judul-judul blockbuster dalam waktu dekat.

Sumber: Nvidia.

Nvidia Resmi Umumkan Keluarga GPU GeForce RTX

Sejak sebelum Computex 2018 berlangsung, desas-desus mengenai rencana Nvidia untuk memperkenalkan kartu grafis berarsitektur Turing telah terdengar. Banyak orang (termasuk saya) berharap perusahaan teknologi grafis asal Santa Clara itu mengumumkannya di pameran IT terbesar di Asia tersebut. Namun pengungkapannya ternyata baru dilakukan di bulan Agustus ini.

Kurang lebih seminggu sesudah penyingkapan GPU Quadro RTX, Nvidia akhirnya resmi meluncurkan kartu grafis RTX versi konsumenn di momen pembukaan Gamescom 2018. Buat sekarang, GeForce RTX terdiri dari tiga model, yakni GeForce RTX 2070, GeForce RTX 2080, dan GeForce RTX 2080 Ti. Hal paling menarik di sini adalah, ini merupakan pertama kalinya Nvidia memperkenalkan versi Ti berbarengan dengan varian standar.

Nvidia GeForce RTX 2080 Ti 1

Ada tiga aspek yang menjadi fokus Nvidia melalui GeForce RTX-nya: lompatan performa besar-besaran, dongkrakan kapabilitas kecerdasan buatan, serta menghadirkan teknologi ray tracing real-time dalam permainan video. Selain itu, kartu grafis baru ini turut ditunjang oleh teknologi shading mutahkhir. Saat dikombinasikan bersama memori GDDR6 di sana, kita bisa menikmati game ‘di setting grafis maksimal dengan frame rate tinggi’.

Nvidia GeForce RTX 2080 Ti 2

Di atas kertas, GeForce RTX (2080 Ti) menjanjikan lompatan grafis hingga enam kali lipat dibanding GPU berarsitektur Pascal di level yang setara. Namun aspek yang paling membuatnya istimewa adalah dukungan teknologi ray tracing. Sederhananya, ray tracing ialah teknik rendering untuk menghasilkan gambar dengan cara menelusuri jalur cahaya sebagai pixel di permukaan objek virtual. Kualitas visual memang jadi lebih baik, tetapi cara ini sangat membebani hardware.

Dukungan real-time ray tracing di RTX membuat pencahayaan dan bayangan jadi lebih realistis, lalu pantulan efek visual di permukaan objek jadi terlihat mengagumkan – misalnya pantulan api atau ledakan pada tubuh mobil. Nvidia menjelaskan bahwa kemampuan ray tracing di kartu grafis Turing 10 kali lebih baik dibanding di GTX seri 1000.

Nvidia GeForce RTX 2080 Ti 3

Arsitektur Turing juga dipersenjatai ‘Tensor core‘ yang mendukung fungsi deep learning secara optimal. GPU baru tersebut kabarnya mampu menjalankan algoritma kecerdasan buatan – lagi-lagi secara real-time – untuk menciptakan ‘gambar-gambar serta efek visual yang tajam, jernih serta seperti aslinya’. Algoritma DLSS baru di sana dapat membantu memproduksi upscale berkualitas lebih tinggi. Dengan begini, game yang dijalankan di 1080p plus DLSS berpeluang menghidangkan kualitas grafis hampir setara 4K.

Tapi seperti biasa, jumlah uang yang Anda perlu keluarkan demi mencicipi teknologi grafis baru Nvidia tidak sedikit. GPU-GPU ini rencananya akan mulai didistribusikan pada tanggal 20 September, namun buat sekarang, Nvidia belum membuka gerbang pre-order. Harga masing-masing model bisa Anda lihat di bawah:

  • GeForce RTX 2080 Ti Founders Edition: US$ 1.200
  • GeForce RTX 2080 Ti Reference: US$ 1.000
  • GeForce RTX 2080 Founders Edition: US$ 800
  • GeForce RTX 2080 Reference: US$ 700
  • GeForce RTX 2070 Founders Edition: $ 600
  • GeForce RTX 2070 Reference: US$ 500

Sumber: Nvidia.

MSI Ajak Anda Persenjatai PC Dengan Kartu Grafis dan Gaming Gear Mutakhir

Pengunjung Computex 2018 kembali menjadi saksi persaingan panas dua produsen chip ternama. Di hari Selasa, Intel mengungkap prosesor 28-core 8086K yang sanggup berlari di 5GHz; lalu sehari sesudahnya, AMD mengumumkan Threadripper 2, prosesor dengan 32-core dan 64-thread. Namun di segmen grafis, Nvidia malah belum menyingkap GPU ‘Turing’ yang begitu dinanti-nanti.

Sebagai salah satu pemain utama di bidang penyediaan GPU, produk-produk ‘current-gen‘ MSI masih menjadi andalan mereka di Computex Taipei 2018. Di sana, produsen memamerkan GeForce GTX 1080 Ti Gaming X Trio serta deretan GTX 1070 Ti custom yang diungkap perdana di bulan Oktober silam. Kemudian buat memperkuat lineup ‘kubu merah’, MSI menjagokan seri baru berbasis chipset AMD Polaris: Radeon RX Mech.

MSI2 14

 

Kartu grafis

GeForce GTX 1080 Ti Gaming X Trio merupakan kartu grafis Nvidia top-end ciptaan MSI. Kata ‘trio’ merepresentasikan penggunaan desain kipas Tri-Frozr yang sudah disempurnakan serta sistem pencahayaan RGB Mystic Light di tiga zona berbeda. Tri-Frozr memiliki sepasang dua kipas berdiameter 10cm dan sebuah kipas Torx 2.0 9cm buat menghasilkan aliran udara lebih kencang. Produsen juga mengimplementasikan dua SuperPipes 8mm agar proses transfer panas ke bagian sirip berjalan lebih cepat.

MSI2 15

MSI GeForce GTX 1070 Ti Titanium 8G dan GTX 1070 Ti GAMING 8G sendiri dipersenjatai pendingin Twin Frozer VI sehingga core bisa berlari di kecepatan lebih tinggi secara stabil. Tersedia pula GeForce GTX 1070 Ti ‘Duke’ yang dilengkapi tiga fan raksasa, GeForce GTX 1070 Ti Armor 8G dengan warna hitam-putihnya dan sistem pendingin Twin Frozr V, serta GeForce GTX 1070 Ti AERO 8G yang mengandalkan kipas radial.

MSI2 16

MSI2 17

Seri Radeon RX Mech, salah satunya Radeon RX580 MECH 2 8G OC, ialah alternatif jika Anda lebih memfavoritkan chip grafis racikan AMD. Agar tidak kalah saing dari GPU ‘si hijau’, MSI memanfaatkan rancangan PCB custom yang dipadu komponen-komponen Military Class 4 serta teknologi pengendali aliran udara dan pipa thermal SuperSU. Semua ini dikemas dalam desain merah-hitam garang yang turut dihias LED RGB.

MSI2 18

 

Gaming gear

Computex 2018 juga menjadi panggung bagi MSI dalam memperluas pengaruhnya di ranah gaming gear. Di pameran IT tahunan terbesar di Asia itu, produsen memamerkan keyboard Vigor GK80 dan varian tenkeyless-nya, Vigor GK70; headset Immerse GH70 serta GH60 (varian wired); serta mouse Clutch GM70 dan GM60 (merupakan model berkonektivitas kabel).

MSI2 6

MSI2 8

Vigor GK80 dan GK70 mempunyai karakteristik serta fitur hampir serupa. Perbedaan mereka hanya terletak di layout tombol dan pada penerapan LED RGB Mystic Light. Anda ditawarkan opsi switch mekanis Cherry MX Red atau Silver Speed, tubuh berkonstruksi aluminium, kemampuan anti-ghosting N-Key Rollover, empat keycap logam premium serta tambahan 12 keycap karet dengan permukaan anti-slip.

MSI2 9

MSI2 7

Model Vigor GK80 dilengkapi oleh wrist rest berpermukaan karet terpisah. Di bagian bawahnya terdapat celah untuk menempatkan keycap-keycap tambahan sehingga tidak gampang tercecer dan memudahkan kita buat menggantinya.

MSI2 12

MSI2 13

Dan untuk pertama kalinya, MSI memperkenalkan mouse gaming Clutch GM50 di computex 2018. Clutch GM50 mengisi celah antara varian GM40 dengan Clutch GM70/60 yang menjadi model high-end sang produsen. Berbeda dari para pendahulunya yang memanfaatkan rancangan ambidextrous, Clutch GM50 mengusung arahan desain ergonomis, ideal digenggam oleh tangan kanan.

MSI2 10

MSI2 11

Sang produsen hardware gaming Taiwan itu belum mengungkap secara rinci kapabilitasnya, namun saya menerka spesifikasi Clutch GM50 berada di atas GM40. Selain itu, mouse juga telah dihias oleh sistem pencahayaan RGB Mystic Light yang bisa disinkronkan dengan periferal gaming lain; lalu tersambung ke PC melalui kabel braided.

Mayoritas produk yang MSI pamerkan tersebut sudah dipasarkan, kecuali sejumlah perangkat yang melangsungkan debutnya di Computex 2018 seperti Clutch GM50. Biasanya, perilisan resmi produk MSI ditandai dengan dipublikasikannya rilis pers. Tebakan saya, semua komponen dan periferal tersebut akan segera tersedia sebelum tahun 2018 berakhir.

Nvidia Siapkan GeForce GTX 1050 (Ti) Max-Q Untuk Laptop Ultra-thin?

Diumumkan di Computex 2017, Max-Q adalah arahan desain GPU yang memperkenankan produsen hardware membenamkan kartu grafis high-end ke laptop berukuran ramping. Pemanfaatan Max-Q kabarnya juga memungkinkan notebook bekerja lebih hening berkat penyesuaian pada sistem pendingin, tanpa mengorbankan performa terlalu jauh.

Setelah Asus ROG Zephyrus dengan GTX 1080-nya diperkenalkan, Max-Q juga mulai diusung oleh laptop-laptop berkartu grafis GTX 1070 dan 1060. Namun menurut laporan dari NotebookCheck, ada cukup besar kemungkinan sang perusahaan teknologi grafis asal Santa Clara itu punya agenda untuk menerapkan rancangan ini ke GPU kelas mainstream, yakni GTX 1050 Ti dan adiknya 1050.

Ada dua sumber informasi ini: pertama adalah pengakuan langsung dari Nvidia di ajang CES 2018, dan kedua ialah rincian di laman update display driver versi Linux (v384.111) yang menyebutkan dukungan buat GTX 1050 Ti Max-Q. Biasanya, Nvidia tidak melakukan pengungkapan besar atau menyebar rilis pers  dalam meresmikan produk kelas menengah, tapi kita bisa menerka beberapa hal.

Nvidia Max-Q 1

Seperti efek desain Max-Q di laptop-laptop dengan GPU GTX seri 1000 lainnya, boleh jadi kecepatan GTX 1050 dan GTX 1050 Ti akan dikurangi sekitar 10 hingga 15 persen demi memastikan temperatur dan suara sistem pendingin yang lebih rendah. NotebookCheck juga berasumsi bahwa GPU-GPU tersebut mempunyai TDP sebesar 34W sampai 46W, dengan maksud untuk dibenamkan ke unit-unit  ultra-thin.

Berdasarkan kabar dari Nvidia, Lenovo Yoga 720S merupakan salah satu varian yang mengusung 1050 Ti Max-Q, akan hadir ‘sebentar lagi’. Laptop ini tersedia dalam dua pilihan ukuran layar, yakni 14- dan 15-inci, lalu Lenovo juga menyiapkan opsi GPU GTX 1050 dan MX150. Khusus buat GTX 1050 Max-Q sendiri, kita boleh berasumsi kinerjanya berada di antara kedua model kartu grafis tersebut.

Lalu apa tujuan Nvidia memperkenalkan GeForce GTX 1050 dan GTX 1050 Ti dengan desain Max-Q? Ada kemungkinan, hal ini merupakan respons mereka atas disingkapnya Intel Kaby Lake G yang dipersenjatai chip grafis on-board AMD Radeon RX Vega M.

Sulit menebak seberapa efektif strategi yang diambil Nvidia ini demi mengimbangi kolaborasi Intel dan AMD. Kita juga belum tahu kemampuan Kaby Lake G dalam prakteknya. Meski chip intel itu mempunyai TDP lebih besar (65W), ada peluang ia tidak selalu unggul dari 1050 Ti Max-Q.

Sejauh ini Nvidia belum mengumumkan GeForce GTX 1050 dan 1050 Ti Max-Q secara resmi, dan belum diketahui kapan tepatnya mereka akan dirilis.

Nvidia Singkap BFGD, Layar Gaming 4K Raksasa 120Hz

Gamer PC diberikan keleluasaan untuk menikmati hobinya itu di berbagai tempat: permainan bisa diakses secara tradisional di atas meja, dalam perjalanan, atau dari ruang kelarga. Tapi begitu Anda mencicipi lezatnya bermain di refresh rate tinggi, kembali ke 60Hz mungkin membuat kepala jadi pusing. Sayangnya belum ada HDTV yang didesain khusus buat gaming.

Nvidia sudah lama berupaya memperluas pengalaman gaming PC ke seluruh penjuru rumah dan secara portable lewat Grid serta Shield. Dan di ajang CES kali ini, perusahaan teknologi grafis asal Santa Clara itu menyingkap perangkat yang tidak kalah unik: Big Format Gaming Display, disingkat BFGD, yaitu layar berukuran raksasa yang dispesialisasikan buat menangani permainan video, menjanjikan kualitas 4K mutakhir.

Bagi gamer veteran, penamaan produk ini sangat menarik karena segera mengingatkan kita pada BFG9000, senjata pamungkas di permainan Doom. Seperti senjata legendaris itu, Big Format Gaming Display mempunyai ukuran sangat besar, mencapai 65-inci. Nvidia juga tak lupa membubuhkan berbagai teknologi yang memastikannya layak jadi perangkat gaming, dari mulai HDR, refresh rate 120Hz, G-Sync, hingga menanamkan fungsi Nvidia Shield.

BFGD 2

BFGD kabarnya dikerjakan secara kolaboratif oleh Nvidia dan AU Optronics selama lebih dari dua tahun. Layar ini menyuguhkan resolusi 4K ‘sempurna’ 3440x1440p dengan tingkat kecerahan maksimal di 1000-nit, ditunjang teknologi Quantum Dot Enhancement Films, color gamut berkualitas sinema DCI-P3, dan HDR yang dioptimalkan untuk PC. Semua ini dimanfaatkan agar BFGD dapat merespons input dengan sigap, menyajikan gambar yang tajam dan jernih, bebas dari blur, tearing dan stuttering.

Lalu saat fitur HDR-nya diaktifkan, teknologi grafis Nvidia di dalam diklaim sanggup menghidangkan kualitas visual high-dynamic range yang super-cerah senyata aslinya. Dan seperti monitor gaming high-end, BFGD juga ditopang teknologi rendah latency sehingga gerakan di permainan tersuguh mulus.

BFGD 1

Ketika tidak sedang bermain game PC, Anda bisa menggunakan fitur Shield built-in di sana untuk menonton video 4K HDR. Shield siap mendukung konten dari Amazon, HBO, Hulu, Netflix, serta YouTube, serta mengakses game-game Android dan kompatibel ke sistem rumah pintar. Tak cuma itu, BFGD turut menyimpan teknologi GeForce Now, GameStream, dan memungkinkan kita melakukan input via Google Assistant.

Proses produksi sepertinya tidak dilakukan oleh Nvidia sendirian. Produk gelombang pertama kabarnya akan dipasok oleh sejumlah perusahaan teknologi terkenal semisal Acer, Asus dan HP.

Nvidia belum mengungkap kapan BFGD akan dirilis dan berapa harga harganya, tapi kita boleh berasumsi angkanya berada di atas HDTV 65-inci standar.

Sumber: GeForce.

Nvidia Luncurkan GeForce GTX 1070 Ti

Seperti yang kita tahu, kartu grafis adalah komponen terpenting dari sebuah gaming PC. Mereka yang merakit PC-nya sendiri umumnya menyisakan budget terbesar hanya untuk kartu grafis, dan mereka sekarang punya alternatif tambahan jika memilih untuk bergabung dengan kubu hijau, alias Nvidia.

Adalah GeForce GTX 1070 Ti yang menjadi anggota terbaru lini kartu grafis besutan Nvidia yang menggunakan arsitektur Pascal. Dari penamaannya saja bisa kita lihat kalau model ini diposisikan tepat di tengah-tengah GTX 1080 dan GTX 1070.

Sama seperti GTX 1080 Ti yang merupakan versi lebih bertenaga dari GTX 1080, GTX 1070 Ti adalah versi lebih perkasa dari GTX 1070. Secara keseluruhan spesifikasinya (core clock, memory, bandwith) sama seperti GTX 1070, terkecuali jumlah CUDA core yang meningkat cukup drastis menjadi 2.432 core.

Nvidia GeForce GTX 1070 Ti

Penambahan jumlah core ini memungkinkan GTX 1070 Ti untuk menyuguhkan performa dua kali lipat lebih kencang ketimbang GTX 970. Dibandingkan GTX 1080, selisihnya juga semakin tipis: 2.432 lawan 2.560 core. Kendati demikian, GTX 1080 masih lebih unggul berkat memory GDDR5X yang lebih kencang, sedangkan GTX 1070 Ti masih menggunakan GDDR5 seperti adiknya.

Sama seperti GTX 1080 dan GTX 1070, kinerjanya dapat didongkrak lebih lagi dengan overclocking – atau dengan membeli garapan vendor yang factory-overclocked. VR gaming juga bukan masalah mengingat standar minimum yang ditetapkan Oculus Rift maupun HTC Vive adalah GTX 1060.

Nvidia bakal memasarkan GeForce GTX 1070 Ti mulai 2 November mendatang seharga $449, cuma $50 lebih mahal dari GTX 1070, tapi $100 lebih murah dari GTX 1080.

Sumber: Nvidia.

Gigabyte Ciptakan GPU GeForce GTX 1080 dengan Panjang Cuma Separuh Versi Standarnya

Kartu grafis high-end identik dengan komponen besar yang memakan banyak ruang dalam sebuah casing PC. Semakin tinggi performa sebuah kartu grafis, biasanya semakin bongsor pula dimensinya dan semakin banyak pula jumlah kipas pendingin yang menemaninya. Namun tidak demikian di tahun 2017 ini.

Gigabyte mencoba mematahkan anggapan tersebut melalui GeForce GTX 1080 Mini ITX 8G. Dari namanya saja kita bisa tahu kalau ia dimaksudkan untuk dipasangkan ke motherboard ukuran mini-ITX yang biasanya menjadi pilihan untuk home theater PC.

Di saat GTX 1080 standar memiliki panjang bodi 26,7 cm, GTX 1080 Mini ini hampir separuh lebih pendek di angka 16,9 cm. Kendati demikian, performanya dijamin tidak berbeda, sanggup menjalankan game terbaru dalam kualitas grafik tertinggi secara mulus maupun memotori VR headset. Kalau perlu, pengguna bahkan masih bisa meng-overclock GPU mungil ini melalui software pendampingnya.

Gigabyte GeForce GTX 1080 Mini ITX 8G

Dengan bodi sependek ini, Gigabyte sejatinya harus memutar otak perihal sistem pendinginnya. Tiga buah heat pipe komposit berbahan tembaga dipercaya mendampingi sebuah kipas custom berdiameter 90 mm. Kipas ini sendiri cukup istimewa karena menganut desain semi-pasif.

Jadi ketika PC tidak sedang menjalankan proses yang berat, GPU ini sejatinya tidak akan menghasilkan suara sama sekali mengingat kipasnya tidak berputar. Barulah saat pengguna menjalankan game yang lebih berat, kipas itu akan aktif dengan sendirinya.

Sayangnya sejauh ini masih belum ada informasi terkait harga dan ketersediaannya. Dimensi yang lebih kecil belum tentu berarti harganya juga lebih rendah dari GTX 1080 standar, sebab proses pembuatannya bisa dipastikan lebih kompleks.

Sumber: Engadget dan Gigabyte.