Nvidia Luncurkan GPU Berarsitektur Turing Termurahnya, GTX 1650

Saya kira tidak ada yang berani meragukan kapabilitas GPU berarsitektur Turing keluaran Nvidia. Namun yang kerap diperdebatkan, Nvidia mengemasnya bersama fitur yang masih terkesan gimmicky, yakni ray tracing. Gimmicky karena game yang mendukung teknologi tersebut masih segelintir jumlahnya.

Di saat yang sama, harga GPU yang mendukung ray tracing kelewat mahal, padahal peningkatan performanya tidak terlalu signfikan jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Sebagai jalan tengahnya, Nvidia pun belum lama ini meluncurkan keluarga GPU Turing tanpa dukungan ray tracing (atau yang mendukung tapi terbatas), diawali dengan GTX 1660 dan GTX 1660 Ti.

Baru-baru ini, arsitektur Turing malah sudah merambah ranah mainstream dengan diungkapnya GTX 1650. Ya, ini merupakan penerus GTX 1050, dan Nvidia mengklaim GPU Turing dengan kode TU117 di dalamnya sudah dirancang dengan mempertimbangkan keseimbangan antara performa dan harga.

Berdasarkan pengujian Nvidia sendiri, GTX 1650 menjanjikan performa yang lebih cepat sampai 1,7x dibanding GTX 1050, atau 2x lipat jika dibandingkan dengan GTX 950. Kalau dibandingkan GTX 1660, performanya memang turun cukup banyak mengingat spesifikasinya memang kalah jauh.

Secara teknis, GTX 1650 mengemas 896 CUDA core, memory GDDR5 berkapasitas 4 GB dan bandwith 128-bit, serta clock 1.485 MHz dan boost clock 1.665 MHz. Spesifikasi sekelas itu jelas bukan untuk 4K gaming, akan tetapi 60 fps di resolusi 1080p bukanlah masalah sulit baginya, terutama jika kita pandai-pandai menyesuaikan pengaturan grafis di tiap game.

Namun pertanyaan yang terpenting: seberapa terjangkau akhirnya Turing dengan kehadiran GTX 1650? Nvidia mematok harga paling rendah mulai $149. Itu berarti harganya sekelas dengan AMD Radeon RX 570, padahal kartu grafis tersebut masih belum menggunakan arsitektur terbaru dari AMD.

Sumber: Nvidia.

Neuro Game Booster: GPU Booster Buatan Samsung

Istilah “gaming” yang ditempelkan pada setiap perangkat atau gadget yang dijual tentu saja akan menambah minat orang untuk memilikinya. Hal tersebut ternyata tidak hanya berlaku pada penjualan laptop dan peripheral komputer. Smartphone juga mulai menggunakan istilah tersebut untuk meningkatkan nilai penjualannya.

Exynos 9820 chip

Huawei mungkin yang pertama membuat sebuah fasilitas untuk para penggunanya yang ternyata senang bermain game. Mereka membuat fasilitas GPU Turbo untuk membuat GPU mereka lebih stabil saat bermain game. Ternyata, sepertinya Samsung juga akan membuat sebuah feature yang akan meningkatkan pengalaman dalam bermain.

Samsung saat ini sudah mematenkan nama Neuro Game Booster pada UIPO (Union Intellectual Property Office) di Eropa. Fungsi dari Neuro Game Booster juga sama, yaitu sebuah booster GPU berbasis AI. Hal ini tertera dalam detail hak paten tersebut yang berbunyi:  ‘Software for smartphones; … Computer application software featuring games and gaming; Artificial intelligence software” (Perangkat lunak untuk telepon pintar; … piranti lunak aplikasi komputer untuk mainan dan bermain; Piranti lunak AI).

Neuro Game Booster

Sayangnya, belum ada penjelasan mengenai bagaimana Neuro Booter akan bekerja. Akan tetapi, dengan diluncurkannya Exynos 9820 yang telah dilengkapi dengan NPU, tentu saja hal ini akan bisa langsung dirasakan pada saat sudah diluncurkan perangkatnya. Kabarnya, perangkat yang sudah mendukung fasilitas ini adalah Samsung Galaxy S10.

Sumber: GizChina.

Nvidia Luncurkan Titan RTX, Lebih Cocok untuk Pengembangan AI daripada Gaming

Nvidia resmi memperkenalkan keluarga GPU GeForce RTX pada bulan Agustus lalu, dengan RTX 2080 Ti yang menduduki kasta teratasnya. Posisinya sekarang sudah digusur oleh Titan RTX, akan tetapi tidak seperti Titan X Pascal sebelumnya, Titan RTX lebih ditujukan untuk pengembangan AI ketimbang gaming.

Alhasil, Titan RTX lebih mirip Titan V yang dirilis menjelang penghujung tahun lalu. Meski demikian, kinerja real-time ray tracing yang superior membuat Titan RTX masih punya tempat di kalangan gamer sultan.

Sultan? Ya, sebab banderolnya mencapai angka $2.500. Harga itu dua kali lipat lebih mahal ketimbang RTX 2080 Ti, padahal performa gaming-nya cuma sekitar 10 – 20% lebih kencang. Ini dikarenakan Titan RTX mengemas 72 Turing RT core dan 4.608 CUDA core, sedikit lebih banyak daripada RTX 2080 Ti yang ‘cuma’ dibekali 68 Turing RT core dan 4.352 CUDA core.

Yang meningkat drastis adalah kapasitas memory-nya: 24 GB GDDR6, atau lebih dari dua kali kapasitas memory RTX 2080 Ti. Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa ia lebih ditujukan buat pengembangan AI, sebab memory yang lebih besar memang lebih kapabel untuk menjalankan simulasi-simulasi yang lebih intensif.

Andai semua itu masih kurang, dua unit RTX juga bisa dipasangkan demi mewujudkan kapasitas memory dua kali lebih besar dan bandwith hingga 100 GB/s. Sekali lagi, skenario ini luar biasa berlebihan untuk gaming, tapi lebih masuk akal untuk para peneliti dan developer yang membutuhkan performa deep learning tanpa kompromi.

Sumber: Nvidia.

Tool Baru Nvidia Mempersilakan Kita Dongkrak Performa GPU via Sekali Klik

Berbeda dari proses overclocking beberapa tahun silam, produsen terus mengusahakan agar fitur ini tersaji sederhana dan dapat diakses oleh pengguna awam sekalipun. Kapabilitas ini mulai sering ditemukan di sejumlah desktop built-up dan laptop gaming, tapi masih belum merata. Tak semua brand menyajikannya, dan jika ada, overclocking ‘instan’ umumnya baru dapat dilakukan pada CPU dan memori.

Namun ada langkah menarik yang diambil oleh Nvidia. Untuk mengiringi peluncuran keluarga kartu grafis GeForce RTX seri 20, Nvidia turut menyiapkan tool yang memungkinkan pengguna – gamer dan kalangan antusias khususnya – mendorong lebih jauh kapabilitas GPU di sistem mereka secara lebih simpel. Perusahaan teknologi grafis asal Santa Clara itu menamainya Nvidia Scanner.

Pada dasarnya, prosedur overclocking tradisional memang bukan untuk semua orang. Kegiatan ini menuntut kita buat mempunyai pengetahuan mendalam soal hardware, lalu prosesnya membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Salah sedikit, ada resiko Anda akan merusak komponen PC (yang tidak murah) secara permanen. Scanner membuat overclocking lebih sederhana dan tak memakan banyak waktu.

Berbeda dari AMD Overdrive atau MSI Afterburner, Nvidia Scanner bukanlah tool yang bisa pengguna unduh. Scanner sejatinya adalah API untuk developer, penyajiannya mirip seperti software development kit Nvidia NVAPI. Di waktu ke depan, seluruh program overclocking akan menggunakannya. Saat ini, perusahaan tengah menggodok Scanner bersama dengan nama-nama seperti MSI, Gigabyte, Asus, dan EVGA.

Scanner bekerja dengan mengandalkan sistem Nvidia buat mengetahui seberapa jauh performa GPU di PC kita dapat didongkrak. Dengannya, produsen mencoba menghilangkan prosedur ‘coba-coba’. Nantinya, pengguna hanya tinggal menekan tombol ‘tes’, kemudian software Scanner segera memindai voltase kartu grafis dan melakukan sejumlah pengujian.

Proses tersebut memakan waktu kurang lebih 20 menit, dan setelahnya, muncul-lah profil overclocking maksimal yang bisa diakses via satu atau dua kali klik tanpa membuat PC Anda crash atau menyebabkan kerusakan hardware.

Menariknya, Scanner tak cuma bisa dimanfaatkan oleh pemilik GPU GeForce RTX seri 20 saja. Nvidia juga punya rencana agar kemampuan ini dapat diakses oleh varian kartu grafis generasi sebelumnya, meski belum diketahui kapan produsen akan menyediakannya. Scanner sendiri dijadwalkan untuk meluncur bersama GeForce RTX seri 20 pada tanggal 20 September 2018 nanti.

Scanner merupakan sebuah pernyataan bahwa dalam menggarap GeForce RTX seri 20, Nvidia tidak hanya memfokuskan perhatiannya ke teknologi AI dan penerapan ray tracing di game, namun juga pada performa grafis ‘mentah’ GPU.

Via The Verge. Tambahan: PC World.

Nvidia Resmi Umumkan Keluarga GPU GeForce RTX

Sejak sebelum Computex 2018 berlangsung, desas-desus mengenai rencana Nvidia untuk memperkenalkan kartu grafis berarsitektur Turing telah terdengar. Banyak orang (termasuk saya) berharap perusahaan teknologi grafis asal Santa Clara itu mengumumkannya di pameran IT terbesar di Asia tersebut. Namun pengungkapannya ternyata baru dilakukan di bulan Agustus ini.

Kurang lebih seminggu sesudah penyingkapan GPU Quadro RTX, Nvidia akhirnya resmi meluncurkan kartu grafis RTX versi konsumenn di momen pembukaan Gamescom 2018. Buat sekarang, GeForce RTX terdiri dari tiga model, yakni GeForce RTX 2070, GeForce RTX 2080, dan GeForce RTX 2080 Ti. Hal paling menarik di sini adalah, ini merupakan pertama kalinya Nvidia memperkenalkan versi Ti berbarengan dengan varian standar.

Nvidia GeForce RTX 2080 Ti 1

Ada tiga aspek yang menjadi fokus Nvidia melalui GeForce RTX-nya: lompatan performa besar-besaran, dongkrakan kapabilitas kecerdasan buatan, serta menghadirkan teknologi ray tracing real-time dalam permainan video. Selain itu, kartu grafis baru ini turut ditunjang oleh teknologi shading mutahkhir. Saat dikombinasikan bersama memori GDDR6 di sana, kita bisa menikmati game ‘di setting grafis maksimal dengan frame rate tinggi’.

Nvidia GeForce RTX 2080 Ti 2

Di atas kertas, GeForce RTX (2080 Ti) menjanjikan lompatan grafis hingga enam kali lipat dibanding GPU berarsitektur Pascal di level yang setara. Namun aspek yang paling membuatnya istimewa adalah dukungan teknologi ray tracing. Sederhananya, ray tracing ialah teknik rendering untuk menghasilkan gambar dengan cara menelusuri jalur cahaya sebagai pixel di permukaan objek virtual. Kualitas visual memang jadi lebih baik, tetapi cara ini sangat membebani hardware.

Dukungan real-time ray tracing di RTX membuat pencahayaan dan bayangan jadi lebih realistis, lalu pantulan efek visual di permukaan objek jadi terlihat mengagumkan – misalnya pantulan api atau ledakan pada tubuh mobil. Nvidia menjelaskan bahwa kemampuan ray tracing di kartu grafis Turing 10 kali lebih baik dibanding di GTX seri 1000.

Nvidia GeForce RTX 2080 Ti 3

Arsitektur Turing juga dipersenjatai ‘Tensor core‘ yang mendukung fungsi deep learning secara optimal. GPU baru tersebut kabarnya mampu menjalankan algoritma kecerdasan buatan – lagi-lagi secara real-time – untuk menciptakan ‘gambar-gambar serta efek visual yang tajam, jernih serta seperti aslinya’. Algoritma DLSS baru di sana dapat membantu memproduksi upscale berkualitas lebih tinggi. Dengan begini, game yang dijalankan di 1080p plus DLSS berpeluang menghidangkan kualitas grafis hampir setara 4K.

Tapi seperti biasa, jumlah uang yang Anda perlu keluarkan demi mencicipi teknologi grafis baru Nvidia tidak sedikit. GPU-GPU ini rencananya akan mulai didistribusikan pada tanggal 20 September, namun buat sekarang, Nvidia belum membuka gerbang pre-order. Harga masing-masing model bisa Anda lihat di bawah:

  • GeForce RTX 2080 Ti Founders Edition: US$ 1.200
  • GeForce RTX 2080 Ti Reference: US$ 1.000
  • GeForce RTX 2080 Founders Edition: US$ 800
  • GeForce RTX 2080 Reference: US$ 700
  • GeForce RTX 2070 Founders Edition: $ 600
  • GeForce RTX 2070 Reference: US$ 500

Sumber: Nvidia.

Bermain PUBG Mobile di Android dengan Setting Tertinggi

Dewasa ini, bermain game tidak lagi harus menunggu memiliki sebuah PC yang kencang atau pun membeli konsol yang mahal. Smartphone saat ini sudah menjadi pilihan dalam bermain game. Hal tersebut dikarenakan kemampuan grafis dari smartphone saat ini sudah meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Selain itu, harga smartphone tentu saja jauh lebih murah dibandingkan konsol game. Selain bermain game, smartphone juga dapat digunakan untuk bekerja, melakukan komunikasi, dan mengambil foto. Walaupun begitu, tentu saja sebuah smartphone saat ini belum dapat disandingkan dengan kualitas dari konsol dan PC.

PUBG Pilihan Grafis Dailysocial

Para developer sendiri sudah menyadari bahwa mereka bisa meraup lebih banyak pengguna dan juga pemasukan dengan masuk ke pasar smartphone. Oleh karena itu, banyak developer yang melakukan porting game mereka ke platform Android. Contoh saja game Player Unknown BattleGround Mobile atau PUBG Mobile.

Berbicara mengenai PUBG, tentu saja kita semua setuju bahwa versi mobile-nya ini memiliki grafis yang bagus, untuk ukuran perangkat kecil. Dengan grafis yang ada, tentu saja dihasilkan oleh file-file yang berukuran besar. Sehingga membutuhkan ruang penyimpanan yang lebih besar.

Dan berbicara mengenai grafis, ada satu hal yang cukup membuat banyak orang kesal. Smartphone yang dibeli dengan harga cukup tinggi hanya mampu berjalan pada setting rendah. Padahal GPU yang ada mampu menjalankan setting gambar yang lebih tinggi.

Dengan cara biasa, sistem PUBG akan menolak saat kita memilih dua setting yang lebih tinggi. Namun, hal tersebut saat ini sudah bisa ditanggulangi dengan beberapa aplikasi. Dua di antaranya adalah GFX Tools dan Battleground Advanced Graphic Tool (BAGT).

PUBG Pilihan Grafis Setting Dailysocial

Dengan dua tool ini, pemain bisa melakukan setting grafis yang lebih tinggi. Selain itu, resolusi yang diinginkan juga dapat ditetapkan (kecuali UltraHD pada sebagian besar smartphone). Hal unik lainnya adalah kita (pada akhirnya) dapat memilih menggunakan Vulkan dibandingkan OpenGL ES 3.

Vulkan sendiri disinyalir dapat meningkatkan kinerja game. Hal tersebut dikarenakan Vulkan langsung memberikan perintah pada GPU. Selain itu, latensi pada API Vulkan juga lebih kecil sehingga lebih cepat diakses.

Untuk dapat bermain dengan grafis yang lebih baik, download saja satu dari dua aplikasi tersebut. Sebagai ilustrasi, kami akan menggunakan GFX Tools untuk bermain dengan PUBG Mobile versi 0.6.

GFX Tools

GFX Tools DailySocial

Untuk lebih mudah berikut adalah penjelasan dari pilihan yang ada di GFX Tools

Select Version: Pilihlah versi PUBG yang ada pada smartphone Android Anda.

Resolution: Resolusi yang diinginkan. Semakin kecil, tentu saja membuat kinerja GPU lebih baik. Jika smartphone Anda memiliki spesifikasi yang kurang mumpuni, pilihlah yang paling bawah.

Graphics: Bagus tidaknya gambar yang ada pada game PUBG ditentukan pada pilihan yang satu ini. Pilihlah So Smooth jika Anda menggunakan smartphone dengan spesifikasi rendah, dan pilihlah HDR jika smartphone Anda memiliki spesifikasi tinggi. Ingatlah bahwa semakin tinggi pilihannya akan menurunkan frame rate.

FPS: Tentukan frame rate tertinggi. Walaupun begitu, memilih 60 FPS belum tentu membuat Anda bisa bermain pada angka frame rate tersebut.

Anti-Aliasing: Pilihan ini akan membuat semua lekukan yang ada pada grafis PUBG Mobile menjadi lebih halus. Tentunya, hal ini akan berpengaruh pada frame rate.

Style: Pilihan ini akan mengatur warna dan saturasi pada saat bermain game. Pilihan ini tidak berpengaruh pada kinerja GPU.

Shadows: Bayangan pada game PUBG kerap memberikan keuntungan. Walaupun begitu, menghilangkan bayangan berarti mengurangi beban GPU yang berujung pada frame rate yang lebih tinggi.

Graphics API: Pilihlah API yang diinginkan. Pada smartphone baru yang sudah menggunakan Android Nougat, tidak ada salahnya mencoba untuk menggunakan Vulkan. Untuk smartphone keluaran dua tahun lalu, pilih sama OpenGL ES 3.1. Sisanya, silahkan pilih OpenGL ES 2.0.

PUBG Setting teraplikasi DailySocial

Setelah selesai memilih, klik saja pada Apply, dan jalankan game Anda. Jika nanti dilihat pada menu setting, seharusnya setting yang digunakan pada aplikasi tadi sudah terpilih. Selamat bermain!

Teknologi GPU Turbo Melengkapi Tablet Premium Huawei MediaPad M5

Mobile gaming tidak lagi dipandang sebelah mata, sudah banyak game-game berkualitas hadir di platform mobile.

Smartphone spesialis gaming juga terus bermunculan, diantaranya datang dari Huawei dan Honor dengan teknologi GPU Turbo. Bagaimana dengan tablet untuk gaming?

Huawei-MediaPad-M5-GPU-Turbo-1

Ya, setelah mendongkrak kemampuan gaming pada ponsel pintar Honor Play dan Honor 10 GT, Huawei telah memastikan GPU Turbo akan melengkapi tablet MediaPad M5 series. Rencananya, akan diluncurkan pada bulan Juli ini.

Huawei-MediaPad-M5-GPU-Turbo-2

Jajaran MediaPad M5 sendiri merupakan tablet premium dari Huawei dengan dukungan aksesori seperti stylus dan juga keyboard. Tersedia dalam dua ukuran layar yakni 8,4 inci dan 10,8 inci.

Tablet ini ditenagai oleh chipset Kirin 960, RAM 4GB, dan penyimpanan internal hingga 128GB. Dukungan teknologi GPU Turbo pun dipastikan MediaPad M5 semakin menyenangkan untuk bermain game.

Huawei-MediaPad-M5-GPU-Turbo-3

Teknologi GPU Turbo ini akan mengoptimalkan hardware dan software sehingga mampu meningkatkan kinerja grafis secara drastis hingga 60 persen. Selain itu, di saat bersamaan teknologi tersebut mampu memangkas 30 persen konsumsi daya.

Selain tablet MediaPad M5, Huawei juga sudah mengkonfirmasi dan bersiap untuk meluncurkan teknologi ini ke sejumlah smartphone flagship Huawei dan Honor lainnya.

Sumber: Gizmochina

MSI Ajak Anda Persenjatai PC Dengan Kartu Grafis dan Gaming Gear Mutakhir

Pengunjung Computex 2018 kembali menjadi saksi persaingan panas dua produsen chip ternama. Di hari Selasa, Intel mengungkap prosesor 28-core 8086K yang sanggup berlari di 5GHz; lalu sehari sesudahnya, AMD mengumumkan Threadripper 2, prosesor dengan 32-core dan 64-thread. Namun di segmen grafis, Nvidia malah belum menyingkap GPU ‘Turing’ yang begitu dinanti-nanti.

Sebagai salah satu pemain utama di bidang penyediaan GPU, produk-produk ‘current-gen‘ MSI masih menjadi andalan mereka di Computex Taipei 2018. Di sana, produsen memamerkan GeForce GTX 1080 Ti Gaming X Trio serta deretan GTX 1070 Ti custom yang diungkap perdana di bulan Oktober silam. Kemudian buat memperkuat lineup ‘kubu merah’, MSI menjagokan seri baru berbasis chipset AMD Polaris: Radeon RX Mech.

MSI2 14

 

Kartu grafis

GeForce GTX 1080 Ti Gaming X Trio merupakan kartu grafis Nvidia top-end ciptaan MSI. Kata ‘trio’ merepresentasikan penggunaan desain kipas Tri-Frozr yang sudah disempurnakan serta sistem pencahayaan RGB Mystic Light di tiga zona berbeda. Tri-Frozr memiliki sepasang dua kipas berdiameter 10cm dan sebuah kipas Torx 2.0 9cm buat menghasilkan aliran udara lebih kencang. Produsen juga mengimplementasikan dua SuperPipes 8mm agar proses transfer panas ke bagian sirip berjalan lebih cepat.

MSI2 15

MSI GeForce GTX 1070 Ti Titanium 8G dan GTX 1070 Ti GAMING 8G sendiri dipersenjatai pendingin Twin Frozer VI sehingga core bisa berlari di kecepatan lebih tinggi secara stabil. Tersedia pula GeForce GTX 1070 Ti ‘Duke’ yang dilengkapi tiga fan raksasa, GeForce GTX 1070 Ti Armor 8G dengan warna hitam-putihnya dan sistem pendingin Twin Frozr V, serta GeForce GTX 1070 Ti AERO 8G yang mengandalkan kipas radial.

MSI2 16

MSI2 17

Seri Radeon RX Mech, salah satunya Radeon RX580 MECH 2 8G OC, ialah alternatif jika Anda lebih memfavoritkan chip grafis racikan AMD. Agar tidak kalah saing dari GPU ‘si hijau’, MSI memanfaatkan rancangan PCB custom yang dipadu komponen-komponen Military Class 4 serta teknologi pengendali aliran udara dan pipa thermal SuperSU. Semua ini dikemas dalam desain merah-hitam garang yang turut dihias LED RGB.

MSI2 18

 

Gaming gear

Computex 2018 juga menjadi panggung bagi MSI dalam memperluas pengaruhnya di ranah gaming gear. Di pameran IT tahunan terbesar di Asia itu, produsen memamerkan keyboard Vigor GK80 dan varian tenkeyless-nya, Vigor GK70; headset Immerse GH70 serta GH60 (varian wired); serta mouse Clutch GM70 dan GM60 (merupakan model berkonektivitas kabel).

MSI2 6

MSI2 8

Vigor GK80 dan GK70 mempunyai karakteristik serta fitur hampir serupa. Perbedaan mereka hanya terletak di layout tombol dan pada penerapan LED RGB Mystic Light. Anda ditawarkan opsi switch mekanis Cherry MX Red atau Silver Speed, tubuh berkonstruksi aluminium, kemampuan anti-ghosting N-Key Rollover, empat keycap logam premium serta tambahan 12 keycap karet dengan permukaan anti-slip.

MSI2 9

MSI2 7

Model Vigor GK80 dilengkapi oleh wrist rest berpermukaan karet terpisah. Di bagian bawahnya terdapat celah untuk menempatkan keycap-keycap tambahan sehingga tidak gampang tercecer dan memudahkan kita buat menggantinya.

MSI2 12

MSI2 13

Dan untuk pertama kalinya, MSI memperkenalkan mouse gaming Clutch GM50 di computex 2018. Clutch GM50 mengisi celah antara varian GM40 dengan Clutch GM70/60 yang menjadi model high-end sang produsen. Berbeda dari para pendahulunya yang memanfaatkan rancangan ambidextrous, Clutch GM50 mengusung arahan desain ergonomis, ideal digenggam oleh tangan kanan.

MSI2 10

MSI2 11

Sang produsen hardware gaming Taiwan itu belum mengungkap secara rinci kapabilitasnya, namun saya menerka spesifikasi Clutch GM50 berada di atas GM40. Selain itu, mouse juga telah dihias oleh sistem pencahayaan RGB Mystic Light yang bisa disinkronkan dengan periferal gaming lain; lalu tersambung ke PC melalui kabel braided.

Mayoritas produk yang MSI pamerkan tersebut sudah dipasarkan, kecuali sejumlah perangkat yang melangsungkan debutnya di Computex 2018 seperti Clutch GM50. Biasanya, perilisan resmi produk MSI ditandai dengan dipublikasikannya rilis pers. Tebakan saya, semua komponen dan periferal tersebut akan segera tersedia sebelum tahun 2018 berakhir.

Aksesori Portable Ini Sulap Laptop Biasa Jadi Gaming PC Mumpuni

Salah satu keunggulan PC dibanding console adalah kemudahan akses dan gonta-ganti hardware, dengan laptop sebagai perkecualian. Meski mungkin mengusung platform yang sama, laptop tidak mempunyai keleluasaan upgrade seperti sepupu desktop-nya. Jika memang ada, upgrade paling jauh hanya dapat diterapkan pada memori RAM dan penyimpanan.

Sebagai solusi atas keterbatasan ini, sejumlah produsen hardware mulai memperkenalkan docking GPU. Entah siapa yang pertama menggagas ide tersebut, namun Asus telah mengajukannya sejak lebih dari satu dekade silam. Pendekatan ini juga diusung oleh Razer, MSI, hingga HP Omen. Sayang semua penawaran itu punya satu kelemahan serupa: docking membuat notebook tak lagi portable. Tapi semua itu bisa berubah dengan kehadiran ex Core.

Perangkat unik buatan tim Exklim ini merupakan hasil perpaduan dari gagasan yang sudah ada dengan standar portabilitas era mobile. Wujud eX Core mengingatkan saya pada versi lawas storage eksternal, tersambung ke laptop melalui satu kabel USB. Namun ia bukanlah aksesori penyimpanan tambahan, melainkan kartu grafis eksternal plug and play terkecil di dunia saat ini.

eX Core 5

Wujud eX Core jauh lebih mungil dari perangkt docking GPU yang sekarang tersedia di pasar. Begitu portable-nya perangkat ini, Anda bisa mudah menyimpannya dalam tas bersama dengan laptop kerja. Lalu saat ingin menikmati game, Anda tinggal mencolokkan kabel eX Core ke port USB type-C berteknologi Thunderbolt 3.0 di notebook. GPU add-on ini akan segera beraksi tanpa perlu memperoleh suplai tenaga eksternal.

eX Core 3

Jantung dari eX Core ialah kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1050 yang di-overclock ke 1.680MHz. Exklim memilih varian laptop agar GPU bisa disematkan dalam tubuh berukuran mungil, tanpa mengurangi ruang yang dibutuhkan untuk membubuhkan sistem pendingin demi menjaga temperaturnya tetap berada di bawah 62 derajat Celcius serta sejumlah konektivitas krusial.

eX Core 4

Selain connector Thunderbolt 3.0 ke PC, eX Core dilengkapi HDMI dan sambungan berkecepatan tinggi ke monitor 4K. Berdasarkan video demonya, Anda tidak perlu menginstal software companion apapun agar aksesori ini bisa terbaca oleh PC. Tapi layaknya GPU GeForce, ia membutuhkan dukungan driver Nvidia. Dengan menyambungkan eX Core ke PC, sistem Anda akan siap menangani game-game blockbuster seperti Grand Theft Auto V hingga Far Cry 5, serta mampu menjalankan konten virtual reality.

eX Core 2

eX Core sudah bisa Anda pesan sekarang di situs crowdfunding  Kickstarter seharga mulai dari CA$ 500 (kisaran US$ 400). Produk rencananya akan didistribusikan pada bulan Juli 2018.

Buat saya, kemudahan penggunaan dan kompatibilitas ke hampir seluruh laptop (dengan Thunderbolt 3.0 tentu saja) membuat harga US$ 400 yang diminta oleh Exklim terlihat sangat masuk akal.

Dibanderol $3.000, Nvidia Titan V Ialah Kartu Grafis Monster Untuk Pengembangan AI

Meski namanya tak bisa dilepaskan dari teknologi grafis, 2017 merupakan momen penting bagi Nvidia dalam memperluas bisnisnya ke ranah kecerdasan buatan. Di bulan Mei, perusahaan Santa Clara itu bekerja sama dengan Toyota dalam implementasi PX-series demi menunjang sistem driverless. Kemudian di bulan Agustus kemarin, mereka membuka pusat pengembangan AI di Universitas Binus.

Dan di konferensi Neural Information Processing Systems 2017 beberapa jam yang lalu, Nvidia resmi memperkenalkan Titan V. Titan V diklaim sebagai kartu grafis paling paling bertenaga di dunia, mengusung arsitektur Volta. Namun target pasarnya bukanlah gamer atau bahkan pengguna PC kelas antusias. Sesuai tema acara NIPS, Titan V dispesialisasikan ke segmen artificial intelligence serta untuk membantu proses simulasi ilmiah.

Data-data berupa angka terkati Titan V yang Nvidia pamerkan akan membuat Anda menganga: GPU menyimpan memori HBM2 sebesar 12GB dan 640 Tensor Core, mampu menghidangkan performa sebesar 110-teraFLOP (berdasarkan perhitungan mentah, kinerjanya 31 persen lebih tinggi dari Titan Xp). Selanjutnya, Titan V memiliki 21 miliar transistor dan CUDA core sebanyak 5.120-nya dioptimalkan untuk arsitektur Volta.

Nvidia Titan V 1

Base clock, boost clock dan kecepatan VRAM Titan V berada di bawah GTX 1080 Ti – masing-masing 1.200MHz, 1.455MHz dan 1.700MT/s. Clockspeed memori 1,7Gbps dan interface memori 3.072-bit di sana cukup baik untuk bandwidth 653-gigabyte per detik.

Nvidia Titan V 2

“Visi kami untuk Volta adalah mendorong batasan-batasan performa tinggi di ranah komputasi dan kecerdasan buatan,” kata CEO Nvidia Jensen Huang. “Kami berhasil memperoleh pencapaian baru ini berkat arsitektur anyar di prosesor, instruksi, format numerik, memori dan link prosesor. Dengan Titan V, kami memberikan kecanggihan Volta ke tangan para peneliti di seluruh dunia. Saya tidak sabar menyaksikan terobosan-terobosan yang akan mereka buat.”

Nvidia Titan V 3

Bersamaan dengan pengungkapan Titan V, perusahaan juga mempersilakan developer buat memanfaatkan software AI di Nvidia GPU Cloud, semua tersuguh gratis. Mereka bisa menggunakannya untuk pengembangkan kecerdasan buatan, mendalami deep learning serta high performance computing.

Wujud Titan V sendiri hampir menyerupai Titan Xp, termasuk pada posisi kipas, dengan case berdesain ala poligon. Bedanya, warna emas dipadu hitam mendominasi permukaan GPU Volta itu dan Anda bisa segera melihat branding ‘Titan V’ di sana.

Kabarnya, Nvidia Titan V sudah mulai dipasarkan pada hari ini. Kartu grafis monster tersebut dibanderol seharga US$ 3.000 atau sekitar Rp 40,6 juta.

Sumber: Nvidia.