Layanan “Go-Car L” Sudah Bisa Dinikmati di Beberapa Kota

Go-Car salah satu layanan andalan Gojek saat ini memiliki variasi baru, yakni Go-Car L. Sebuah pilihan yang memungkinkan pengguna memesan layanan Go-Car dengan tempat yang lebih luas, yakni berkapasitas hingga 6 orang. Layanan ini bisa menjadi alternatif mereka yang bepergian ramai-ramai maupun mereka yang memiliki bawaan lebih. Sesuai dengan kode namanya “L” atau Large.

Saat ini Go-Car L sudah bisa dinikmati oleh pengguna Gojek yang berada di Surabaya (termasuk Gresik dan Sidoarjo), Manado, Solo, Bali (termasuk Gianyar dan Tabanan), Padang, Bandar Lampung, Pekanbaru, Malang, Bandung, Yogyakarta, Semarang (termasuk Salatiga dan Ungaran), Medan, Makassar, dan Jabodetabek.

Dalam aturan penggunaannya, Go-Car L sama seperti dengan layanan Go-Car. Untuk pembayaran bisa menggunakan Go-Pay atau tunai, begitu pula untuk jarak, sama-sama memiliki maksimal jarak 100 Km.

Layanan Go-Car L selain menghadirkan pilihan tumpangan bagi pengguna juga memberikan kesempatan bagi mitra driver yang memiliki mobil dengan jumlah kursi yang besar. Karena dengan mengaktifkan Go-Car L harga yang didapatkan tentu akan berbeda dengan layanan Go-Car biasa.

Layanan ini secara jelas dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan penumpang yang membutuhkan kursi lebih banyak untuk tumpangan ramai-ramai atau hanya sekedar untuk menaruh barang yang berlebih. Selain Gojek yang menawarkan Go-Car L, layanan “kursi yang lebih banyak” juga telah ditawarkan pesaing mereka Grab, melalui GrabCar 6 seater.

Application Information Will Show Up Here

Grab Mulai Uji Coba Denda Pembatalan di Lampung dan Palembang

Grab berencana menerapkan sistem denda untuk penumpang yang membatalkan perjalanan, dimulai dengan melakukan uji coba di Lampung dan Palembang sejak kemarin (17/6) hingga sebulan mendatang. Uji coba ini dimaksudkan untuk melihat parameter apa yang tepat diterapkan sebelum digulirkan ke seluruh Indonesia.

President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menjelaskan, salah satu parameter yang digunakan Grab untuk kedua kota ini adalah denda akan dikenakan apabila pengguna membatalkan pesanan lewat dari lima menit setelah order. Bila kurang dari itu, penumpang tidak akan dikenakan denda.

“Kita mau lihat dulu respons pengguna dari kedua kota tersebut, algoritma yang kita pakai buat melihat fairness-nya karena pengguna kita ada dua, penumpang dan mitra pengemudi. Saya yakin penumpang akan senang kalau pengemudinya senang,” terangnya, kemarin (17/6).

Namun, dia enggan menjelaskan perihal besaran denda yang diberlakukan. Lantaran menurutnya masih dalam tahap uji coba. Menurutnya, pertimbangan untuk menerapkan denda pembatalan ini karena laporan mitra pengemudi yang kerap dibatalkan oleh penumpang.

Pasalnya ada banyak ongkos yang harus mereka keluarkan ketika dibatalkan, belum lagi kemungkinan peluang yang hilang ketika harus menjemput penumpang.

“Sehingga fair sebetulnya untuk berikan semacam treatment ketika ada cancellation dari penumpang. Mitra pengemudi pun sebenarnya kami berikan denda, dalam bentuk lagi, bila mereka cancel order dari penumpang.”

Lampung dan Palembang, sambungnya, menjadi dua kota uji coba karena dinilai bukan kota besar. Grab pun berharap kompleksitas dan dampak dari uji coba di dua kota ini tidak signifikan. Meski, kedua kota ini ramai dikunjungi wisatawan.

Sebelum menerapkan denda pembatalan ini di Indonesia, Grab lebih dahulu membawanya di Singapura dan Malaysia. Di Singapura sudah diberlakukan sejak 11 Maret 2019. Penumpang yang membatalkan setelah lima menit dari waktu pemesanan dikenakan denda SGD4 atau sekitar Rp41 ribu.

Sementara di Malaysia, penumpang dibebankan 3 Ringgit sampai 5 Ringgit (sekitar Rp10 ribu sampai Rp17 ribu) setelah lima menit pemesanan. Aturan ini sudah berlaku sejak 27 Maret 2019.

Sebelum Uber menjual bisnisnya ke Grab untuk operasionalnya di Asia Tenggara, juga ada ketentuan denda pembayaran. Di Indonesia saja, penumpang dibebankan biaya sebesar Rp30 ribu untuk UberX (roda empat) dan Rp10 ribu untuk Uber Motor (roda dua). Biaya tersebut harus dibayarkan pada order berikutnya.

Application Information Will Show Up Here

10 Startup Peserta “Grab Ventures Velocity” Angkatan Kedua

Grab mengumumkan 10 startup terpilih sebagai peserta Grab Ventures Velocity (GVV) angkatan kedua. Program flagship ini memilih dua fokus tema, yakni pemberdayaan petani dan usaha kecil.

Dari 10 startup tersebut, 7 datang dari Indonesia, 2 di antaranya dari Singapura, dan sisanya dari Malaysia. Secara berurutan, mereka adalah Eragano, PergiUmroh, Porter, Sayurbox, Tanihub, Tamasia, Qoala, Treedots, GLife, dan MyCash Online. Diklaim ada 150 startup yang mengajukan, mayoritas datang dari Asia Tenggara tapi ada juga datang dari luar Asia Tenggara.

“Menjadi decacorn pertama di Asia Tenggara merupakan perjalanan yang sangat kami syukuri dan kali ini kami ingin berkontribusi kembali dan membagikan apa yang telah kami pelajari untuk juga berkontribusi pada kemajuan negara,” terang President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, kemarin (17/6).

Pada pengumuman ini, turut dihadiri Menteri Kominfo Rudiantara, Staf Ahli Kemenkeu, serta mitra eksklusif Grab (Ovo, Kudo, Microsoft, dll). Dalam sambutannya, Rudiantara memberikan dukungannya terhadap program ini. Menurutnya, secara bersama-sama dapat membangun Asia Tenggara yang lebih kuat sebagai rumah dan ekosistem bagi banyak startup.

“Melalui program GVV ini saya berharap agar startup Indonesia juga mampu berkompetisi secara global dan mengharumkan nama bangsa,” tambahnya.

Ridzki melanjutkan pemilihan tema ini dilatarbelakangi oleh komitmen keberlanjutan kepada pemerintah Indonesia untuk mengambil peran utama dalam mengembangkan ekosistem agritech, tidak hanya di Indonesia tapi juga di Asia Tenggara. Dua fokus ini secara tidak langsung juga berkaitan dengan fokus perusahaan yang ingin memberdayakan usaha kecil dan menengah.

Mengenai update dari batch pertama, Grab dalam waktu dekat akan segera menghadirkan layanan Sejasa dalam aplikasinya. Sebelumnya, layanan pesenan film dari BookMyShow berbentuk tile dinamai “Tiket” sudah resmi dihadirkan.

“Sejasa tahun ini akan datang ke aplikasi Grab dan bisa segera digunakan untuk jutaan pengguna Grab.”

Pada batch pertama yang digelar akhir tahun lalu, memilih tiga startup dari Indonesia dari lima peserta untuk dibantu scale up. Mereka adalah BookMyShow, Sejasa, dan Minutes. Pihak BookMyShow menyebut pada bulan pertama uji coba berlangsung, bisnisnya tumbuh hingga 70%.

Program GVV batch kedua

Head of Grab Ventures Chris Yeo menjelaskan, batch ini memiliki dua jalur, pemberdayaan petani dan usaha kecil. Keduanya direpresentasikan oleh ada lima startup. Jalur pertama ada GLife, Tanihub, Treedots, Sayurbox, dan Eragano. Jalur kedua ada PergiUmroh, Porter, Tamasia, Qoala, dan MyCash Online.

Bila dihitung keseluruhan, ada 30 ribu petani dan 5500 pengusaha kecil yang sudah terbantu dengan total GMV lebih dari US$110 juta. Prospek ke depannya, masih ada 35 juta petani di Indonesia saja yang bisa berpeluang terbantu oleh teknologi, potensi GMV-nya sekitar US$136 miliar. Lalu ada 46 juta pengusaha kecil di Indonesia yang siap terhubung dengan teknologi.

Pengangkatan tema untuk batch kali ini, juga dilatarbelakangi oleh beberapa pembelajaran yang diambil dari batch pertama. Chris menjelaskan dari pilot project, pihaknya mendapat proof of concept dari para peserta.

Ada data nyata yang berhasil diperlihatkan, semisal dari pencapaian BookMyShow pasca bergabung. Data tersebut dimanfaatkan untuk menggali lebih dalam sinergi yang bisa dilakukan kedua perusahaan agar tetap selaras dengan kebutuhan pengguna Grab.

“Tapi di sisi lain, pada batch pertama tidak ada tema spesifik yang diangkat. Makanya startup yang mendaftar itu dari berbagai sektor. Kali ini mau kita fokuskan agar lebih spesifik dan targeted,” terangnya.

Peserta batch kedua ini akan menguji proyek awal mereka dalam ekosistem Grab, menyesuaikan dengan layanan yang ditawarkan. Ada beberapa channel yang disediakan, melalui aplikasi Grab itu sendiri, basis merchant GrabFood, atau jaringan agen Kudo. Dibandingkan batch sebelumnya, hanya ada integrasi ke aplikasi Grab.

Akan tetapi, Chris mengaku pihaknya belum menetapkan ada berapa banyak startup yang bakal dipilih dan nominal investasi yang disiapkan. Dia hanya memastikan besaran nominal investasi yang disiapkan adalah post-seed stage. Berbeda dengan fokus Grab Ventures yang mengincar pendanaan ke startup mulai dari tahap seri B ke atas.

Seluruh peserta ini akan mengikuti pelatihan selama 16 minggu, diisi berbagai kegiatan dari mentoring hingga kelas bertema khusus. Pada akhir sesi, startup akan pitching di hadapan Grab. Mereka yang berhasil, akan mendapat kesempatan untuk berkolaborasi dengan Grab dalam bentuk pendanaan atau kemitraan strategis.

Seluruh kegiatan program akan berlangsung di kawasan Digital Hub BSD City, sehubungan dengan kemitraan strategis antara perusahaan dengan Sinar Mas Land.

“Program ini banyak membahas soal isu dasar untuk bantu founder saat scale up. Dari situ, kami harapkan mereka bisa memberikan solusi yang lebih berani dan inovatif meski berangkat dari layanan marketplace.”

Chris juga menyebut pihaknya mulai mempersiapkan GVV batch ketiga, namun belum ditentukan tema apa yang akan dipilih. Kemungkinan besar akan digelar menjelang akhir tahun ini.

Grab for Business Present as Company’s Accommodation

The high demand from business class has encourage Grab to launch Grab for Business. In addition to GrabBike and GrabCar, it also includes GrabGifts, GrabExpress, Concierge, and Business Profile to help corporate monitoring and managing financial plan.

Grab Indonesia’s Executive Director, Ongki Kurniawan stated Grab for Business as innovative solution to answer business class demand for efficient financial management through technology.

It is said that startups to companies have been using Grab for Business and results said it has improved efficiency for 30% and productivity for 50%. Starts from trip, bills, and claim process are getting easier for either company or individual through Grab for Business.

“Millions of professionals using Grab with safety and affordable ride for business. The corporate solution is expected to multiple user’s business growth.”

Grab for Business have also integrated with some financial management platform. Among those are SAP Concur, River Chrome, and Expensify. For SAP Concur user that is using Grab can have faster claim process, electronic bill in sync with SAP Concur, River Chrome, and Expensify, therefore, the consumer no longer need to scan and upload the bill.

Contribution for Indonesia

As a platform for not only ride-hailing, Grab still with their mission to be a Super App. In Indonesia, Grab is claimed to dominate the market, after the strategic partnership with OVO to the acquisition process over local players like Kudo.

Mentioned in its presentation, Grab has given contribution to Indonesian economy growth for Rp48.9 trillion. It also increases the average of driver’s income for GrabCar up to 114% at Rp7 million/month. For GrabBike, it increases up to 113% at Rp4 million/month.

In terms of GrabFood, partnered merchants also get increased revenue for 60%. Food sales using GrabFood has increased 25% in average around 5 cities.

In a separate interview, Tan Hooi Ling as Grab’s Co-Founder said, GrabFood has improved since the strategic partnership with Lippo Group’s digital wallet, OVO.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

GrabBajay Resmi Beroperasi, Coba Gaet Wisatawan Asing dengan Moda Transportasi Ikonik

Grab meresmikan layanan terbaru mereka, GrabBajay. Bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, perusahaan on-demand yang berpusat di Singapura ingin memberikan pengalaman berkendara dengan kearifan lokal menggunakan bajaj, kendaraan roda tiga yang menjadi ikon di ibukota. Hal ini juga bertujuan untuk menggaet para wisatawan asing yang kerap berlalu-lalang di area Jakarta Pusat.

Dalam menjalankan GrabBajay, Grab bekerja sama dengan 12 operator penyelenggara angkutan lingkungan untuk perekrutan dan perizinan. Sekitar 60 armada sudah terdaftar dan siap melayani di 5 titik utama yang tersebar di Jakarta Pusat, yaitu Stasiun Jakarta Kota, ITC Mangga Dua, Stasiun Mangga Besar, Stasiun Sawah Besar, dan Pasar Baru. Kelima daerah yang disebut merupakan kawasan ramai turis dan kendaraan.

Untuk menikmati layanan ini, pengguna hanya perlu memasukkan titik penjemputan yang masih berada dalam lima kawasan yang telah disebut. GrabBajay akan muncul di pilihannya. Tarif dasar yang dikenakan untuk sekali perjalanan adalah sekitar 9 ribu rupiah untuk jarak 4-5 kilometer, selanjutnya akan dikenakan Rp3,000 per km. GrabNow juga berlaku untuk GrabBajay dengan ketentuan yang sama ketika memesan GrabBike dan GrabCar.

Populasi bajaj yang dikenal sebagai angkutan lingkungan atau angli kini semakin berkurang, seiring kehadiran transportasi online yang semakin marak. Saat ini, terdapat sekitar sepuluh ribu armada yang masih beroperasi. Data terkini BPS menunjukkan dari jumlah tersebut, terdapat kurang dari 7 ribu bajaj yang terdaftar.

Dalam acara ini, Kepala Bidang Angkutan Jalan Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Massdes Aroufy menghimbau para pengemudi, melalui operator yang bekerja sama dengan Grab, untuk meningkatkan pembinaan serta kesadaran perizinan.

“Kami mengapresiasi inovasi Grab yang mau merangkul para pengemudi bajaj dan mengenalkan teknologi dalam transportasi. Kami harap ini bisa jadi momentum untuk kita bisa menata lebih baik registrasi dan pendataannya,” tambahnya.

Saat ini, bajaj yang terdaftar merupakan bajaj dengan bahan bakar gas yang ramah lingkungan, sehingga diklaim mendukung program Langit Biru dari pemerintah untuk mengurangi pencemaran udara dari kendaraan bermotor.

Selain GrabBajay, aplikasi Tron juga berupaya mendigitalkan angkutan umum seputar Jakarta, termasuk bajaj.

Application Information Will Show Up Here

Grab for Business Hadir untuk Akomodasi Kebutuhan Transportasi Perusahaan

Besarnya permintaan dari kalangan bisnis, menjadi alasan Grab for Business diluncurkan. Bukan hanya layanan GrabBike dan GrabCar saja, Grab for Business juga menyediakan fitur-fitur lainnya seperti GrabGifts, GrabExpress, Concierge dan Profil Bisnis membantu pelanggan korporasi dalam memantau dan mengendalikan anggaran mereka.

Menurut Executive Director Grab Indonesia Ongki Kurniawan, Grab for Business merupakan solusi inovatif yang menjawab kebutuhan kalangan pebisnis dalam mengelola pengeluaran perusahaan dengan lebih efisien melalui platform teknologi.

Grab mengklaim saat ini mulai dari startup hingga perusahaan telah memanfaatkan Grab for Business dan berhasil meningkatkan efisiensi sebesar 30% dan produktivitas karyawannya 50%. Mulai dari perjalanan, bukti pembayaran, hingga proses klaim dapat dengan mudah dilakukan baik oleh perusahaan maupun pekerja profesional melalui Grab for Business.

“Jutaan profesional mengandalkan layanan Grab yang aman dan terjangkau untuk melakukan perjalanan bisnis. Kami harap terobosan solusi korporasi ini dapat mendorong kemajuan bisnis para pengguna.”

Grab for Business juga telah terintegrasi dengan berbagai platform pengelolaan pengeluaran. Di antaranya adalah SAP Concur, River Chrome, dan Expensify. Pengguna SAP Concur yang melakukan perjalanan dengan Grab dapat menikmati proses klaim pengeluaran yang lebih cepat, struk elektronik Grab secara otomatis akan disinkronisasi dengan SAP Concur, River Chrome, dan Expensify sehingga pengguna tidak perlu lagi memindai dan mengunggah struk.

Kontribusi untuk Indonesia

Sebagai platform yang ingin dikenal bukan sekedar layanan ride-hailing saja, Grab konsisten dengan misi mereka menjadi Super App. Di Indonesia sendiri posisi Grab diklaim paling dominan, terutama setelah kerja sama strategis dengan OVO hingga proses akuisisi dengan pemain lokal seperti Kudo.

Dalam presentasinya disebutkan, saat ini Grab telah memberikan kontribusi kepada perekonomian di Indonesia sebesar Rp 48,9 triliun. Secara umum Grab juga telah meningkatkan rata-rata penghasilan mitra pengemudi untuk GrabCar hingga 114% yaitu sekitar Rp7 juta/bulan. Sementara untuk GrabBike meningkat hingga 113% yaitu Rp4 juta/bulan.

Untuk GrabFood sendiri saat ini merchant yang bergabung disebutkan turut merasakan peningkatan pendapatan tersebut sebesar 60%. Penjualan produk makanan milik merchant yang memanfaatkan GrabFood juga mengalami peningkatan yang positif secara rata-rata di 5 kota hingga 25%.

Dalam wawancara terpisah, Co-founder Grab Tan Hooi Ling menyebutkan, peningkatan GrabFood mulai dirasakan sejak Grab menjalin kolaborasi strategis dengan layanan digital wallet Lippo Group OVO.

Application Information Will Show Up Here

Grab Perluas Pengembangan Startup Binaan dengan Program Akselerator UI Works

Beberapa waktu lalu Grab melalui Grab Ventures Velocity (GVV) baru membuka program tahapan keduanya yang fokus pada inovasi dan penyelesaian masalah di bidang agrikultur dan pemberdayaan usaha mikro.

Kali ini, GVV melebarkan program pengembangan startup binaannya ke komunitas akademik. Grab resmi berkolaborasi dengan Universitas Indonesia (UI) sebagai mitra strategis Grab untuk program akselerator “UI Works”.

Program ini diperuntukkan bagi sivitas akademika UI serta anak muda di luar kampus UI. Kriteria yang dicari adalah startup berstatus tahap awal (early stage), khususnya di bidang teknologi, medis, dan sosial. Selain itu, startup wajib memiliki prototype atau versi beta pada produknya.

Ditemui di acara peluncurannya, Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengatakan pengembangan teknologi tidak harus menjadi yang terdepan, tetapi mampu memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Program ini menyasar akademisi dengan tujuan untuk mempersiapkan para talenta terbaik dan ke depannya mereka mampu menciptakan inovasi dan produk yang sesuai dengan kebutuhan industri.

“Sayang sekali kalau mereka bikin startup atau solusi canggih tapi tidak sesuai dengan masalah yang ada di lapangan dan industri. Nanti malah [startup-nya] bakal underfunded,” tutur Ridzki di acara yang digelar di Perpustakaan Pusat UI., Depok.

Sementara Rektor UI Muhammad Anis mengakui bahwa perguruan tinggi menjadi tempat lahirya banyak startup dan inovator. Maka itu, ia menilai perlunya permutakhiran kurikulum agar ekosistem dapat adaptif dengan perkembangan teknologi.

“Kolaborasi ini menjadi salah satu langkah persiapan penting menuju era teknologi Industri 4.0. Kami gencar mendukung para mahasiswa untuk menciptakan startup sehingga setelah lulus dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri,” tambahnya.

Lebih lanjut, program UI Works ini terbagi dalam tiga tahapan antara lain (1) Pra-Akselerator, (2) Akselerator, dan (3) Demo Day. Grab turut menggaet Code Margonda sebagai mitra penyelenggara program ini.

Program “jemput bola”

Executive Director Grab Indonesia Ongki Kurniawan yang turut hadir di acara ini, menambahkan bahwa kolaborasi dengan perguruan tinggi ini sebetulnya merupakan refleksi dari pengalaman program pendahulunya, yakni GVV angkatan pertama.

Menurutnya, saat program tersebut dibuka, ada banyak sekali peserta yang tidak memenuhi kriteria. Berkaca dari pengalaman tersebut, perusahaan berinisiasi untuk “jemput bola” dengan ke anak-anak muda.

“Jadi setelah mereka selesai dengan program UI Works, mereka bisa lebih siap [untuk mengembangkan produk],” ucap Ongki.

Rangkaian program UI Works berlangsung selama dua bulan. Setelah program ini usai, para mahasiswa dapat tetap terhubung Grab dengan bekerja off site/remote tanpa meninggalkan bangku kuliah selama enam bulan.

Menurut Ridzki, pihaknya juga tengah mempertimbangkan agar para mahasiswa yang melaksanakan program off site selama enam bulan bisa mendapatan kredit yang dikonversi ke Satuan Kredit Semester (SKS).

Application Information Will Show Up Here

Grab Releases Hotel Reservation Feature with Agoda

Grab has released hotel reservation feature with Agoda. It is currently limited to platinum and gold users. This is a tile version, with some of Grab’s top feature, such as Ride, Car, Food, and Videos.

Currently, Grab only provides booking from Agoda. Reservation through Booking.com, Agoda’s sister company, is said to be available soon.

The UI/UX display is similar to the Agoda website interface. Payment system can be through debit/credit from local and international networks, PayPal, or merchants like Indomaret or Alfamart. There is no mention of Ovo to be integrated with this feature.

Previously, Grab has mentioned this feature since last year along with the health feature post strategic funding. Grab has received strategic investment of US$200 million from Booking Holdings, Agoda’s parent company in October 2018.

The next step, Grab is to release some additional value through GrabRewards, such as discount for reservation through Agoda and Booking.com for platinum and gold accounts.

Another Grab’s new feature is bus ticket and cinema reservation. The latest one is with BookMyShow. Yesterday (5/9), Grab has just released a trial for electric scooter GrabWheels with Sinar Mas Land in BSD City.

Grab’s competitor, Gojek, also released hotel booking feature called Go-Travel with Tiket.com and Reddorz.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Grab Tambah Fitur Pemesanan Kamar Hotel dari Agoda

Grab akhirnya merilis fitur pemesanan kamar hotel dari Agoda. Fitur ini baru digulirkan untuk sebagian penggunanya yang telah menjadi platinum dan gold. Fitur ini tersedia dalam bentuk tile, bersama dengan fitur unggulan Grab lainnya seperti Ride, Car, Food, dan Videos.

Untuk sementara, Grab baru menyediakan pemesanan dari Agoda. Pemesanan melalui Booking.com, sister company Agoda, disebutkan akan segera hadir dalam waktu dekat.

Tampilan UI/UX fitur ini persis seperti saat pengguna berkunjung ke situs Agoda. Sistem pembayaran bisa melalui kartu debit/kredit di berbagai jaringan lokal dan internasional, PayPal, atau melalui gerai Indomaret dan Alfamart. Belum disebutkan apakah Ovo akan segera terintegrasi dengan fitur ini.

Sebelumnya, pihak Grab memang sudah mewacanakan perilisan fitur ini sejak akhir tahun lalu berbarengan dengan fitur kesehatan pasca pendanaan strategis yang diterima perusahaan. Grab mendapat investasi strategis US$200 juta dari Booking Holdings, induk dari Agoda pada Oktober 2018.

Tindak lanjut dari kesepakatan tersebut, Grab merilis sejumlah keuntungan melalui GrabRewards, salah satunya potongan harga untuk pemesanan dari Agoda dan Booking.com buat pengguna platinum dan gold.

Fitur lainnya yang baru dirilis Grab adalah pembelian tiket bus dan bioskop. Yang terakhir ini bersama BookMyShow. Kemarin (9/5), Grab baru merilis proyek uji coba skuter listrik GrabWheels bersama Sinar Mas Land di BSD City.

Kompetitor Grab, Gojek, juga merilis fitur pemesanan kamar hotel bernama Go-Travel bersama Tiket.com dan Reddoorz.

Application Information Will Show Up Here

Grab dan Sinar Mas Land Uji Coba Skuter Listrik GrabWheels di BSD City

Grab dan Sinar Mas Land merilis proyek uji coba skuter listrik GrabWheels di beberapa lokasi di BSD City. Ini adalah proyek perdana tindak lanjut kerja sama strategis antara kedua perusahaan sejak MoU di Maret 2019.

Executive Director Grab Indonesia Ongki Kurniawan menjelaskan, ada lima titik parkir dengan 50 unit skuter tersedia di lokasi ini. Pengguna dapat mencoba GrabWheels secara gratis selama masa uji coba hingga pertengahan tahun ini selama 30 menit.

Pada periode ini, perusahaan akan mengumpulkan data-data kebiasaan pengguna yang nantinya digunakan untuk perencanaan yang lebih baik. Misalnya, peletakan lokasi parkir yang diperbanyak atau diperluas, menentukan tarif, dan mencari lokasi baru untuk implementasi berikutnya.

“Senin kemarin (6/5) sebenarnya kita sudah soft launch dan animo cukup baik. Kita dapat pengguna hingga ratusan setiap harinya,” terang Ongki, Kamis (9/5).

Lokasi yang diperkirakan akan cocok untuk penerapan GrabWheels ini, sambungnya, seperti stasiun dengan tingkat kepadatan yang tinggi dan dekat dengan perkantoran, obyek wisata yang cukup luas, tempat tinggal, kampus, atau township juga dianggap menarik.

“Sinar Mas Land juga ada beberapa township lainnya, selain BSD City. Kita akan pantau pengembangan ke sana. Di obyek wisata itu sebenarnya ada kebutuhan mobilitas, dengan GrabWheels sifatnya menjadi entertaining. Sudah ada yang minta ke kita.”

Setelah GrabWheels, kedua perusahaan akan melanjutkan implementasi berikutnya untuk peluncuran Innovation Lab, pengembangan solusi lainnya di bidang konektivitas dan mobilitas.

Cara menggunakan GrabWheels

Untuk menggunakan skuter listrik ini, pengguna perlu mengunduh aplikasi GrabWheels versi beta melalui perangkat iOS dan Android. Setelah itu mengunjungi area parkir GrabWheels yang telah tersedia di lokasi terpilih di BSD City.

Pengguna dapat membuka kunci skuter listrik hanya dengan memindai barcode yang tersedia menggunakan aplikasi sebelum memulai perjalanan. Setelah pengguna sampai di lokasi yang dituju, aplikasi akan mengarahkan pengguna untuk mengembalikan skuter listrik ke tempat parkir terdekat.

Ongki membuka kemungkinan memperluas titik parkir dengan pihak ketiga, seperti minimarket. Nanti perusahaan akan membuat struktur model bisnis yang tepat untuk mereka.

“Untuk tempat parkir sebenarnya terbuka untuk pihak ketiga. Seperti di Singapura, kita bekerja sama dengan minimarket sebagai titik parkir GrabWheels.”

Pada kuartal ketiga tahun ini, GrabWheels segera tersedia di aplikasi Grab dalam bentuk tile sehingga pengguna tidak perlu mengunduh aplikasi tambahan.

Demi menjaga keselamatan pengguna, perusahaan memberikan edukasi perilaku berkendara yang aman melalui pesan langsung di aplikasi GrabWheels. Pengguna diwajibkan memakai helm sebagai kelengkapan berkendara.

Skuter diklaim didesain cukup aman dengan kecepatan maksimal 15 km per jam dan waktu charge yang singkat untuk menjangkau jarak hingga 40 km. GrabWheels sudah dilengkapi lampu apabila berkendara di malam hari.

“Setelah scan barcode, nanti di tiap skuter akan diberitahu waktu tempuh yang tersisa sehingga pengguna bisa tahu kapan harus di-charge,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here