Hands-on Vivo X21 UD, Smartphone dengan Fingerprint Sensor di Dalam Layar

Selain Vivo V9, perusahaan asal China ini masih menyimpan smartphone mid-range desain notch atau layar berponi seperti iPhone X dengan spesifikasi lebih baik dibanding V9 yakni Vivo seri X21.

Sebagai pembanding, V9 di Indonesia hanya ditenagai chipset Snapdragon 450. Sedangkan X21 dibekali dapur pacu yang jauh lebih mumpuni yakni Snapdragon 660.

Ada dua varian yang tersedia yakni X21 reguler dan X21 Under Display (UD) dengan inovasi pemindai sidik jari di dalam layar bekerjasama dengan Synaptics.

Beruntung saya berkesempatan untuk mencoba Vivo X21 UD secara langsung, meski singkat inilah hands-on Vivo X21 UD dan kesan pertama yang saya dapatkan.

Menjajal In-Display Fingerprint Scanner
Hands-on-Vivo-X21-UD-8
Vivo pertama kali memperkenalkan konsep pemindai sidik jari di dalam layar atau In-Display Fingerprint Scanner pada MWC tahun 2017 lalu. Kemudian Vivo mewujudkannya dalam smartphone yang dijual di pasaran yakni seri X20 Plus Under Display dan X21 Under Display.

Berbeda yang diterapkan di Apex Concept yang mencapai setengah layar dan ekspektasi saya yang bahkan di seluruh layar.

Ternyata pemindai sidik jari yang digunakan dalam X21 Under Display hanya di lokasi tertentu yakni di layar bagian bawah. Sedangkan X21 reguler, fingerprint sensor terletak di bagian belakang.

Saat mencobanya, proses pendaftaran sidik jari sama seperti biasa, tekan sensor yang berupa ikon sidik jari pada bagian depan smartphone. Setelah merasa sedikit getaran, ikon tersebut akan bersinar lebih terang, lalu angkat dan kemudian tekan jari Anda ke ikon itu lagi.

Harus diakui memang terasa sangat keren dan memberi pengalaman pengguna yang lebih baik. Namun dari segi kenyamanan, sekali lagi Anda harus beradaptasi bagi yang sudah terbiasa dengan pemindai sidik jari di bagian belakang.

Hands-on Vivo X21 UD


Dari sisi desain, secara garis besar Vivo seri X21 UD berbagi desain yang identik dengan V9. Hanya saja lebih tipis dengan ketebalan 7,4mm, bingkai aluminum, dan bagian punggung punya build quality yang lebih baik – terasa lebih kaca tapi material dasar sebenarnya ialah plastik.

Beralih ke spesifikasinya, X21 UD jauh lebih baik dibanding V9, mengusung layar FullView berjenis Super AMOLED, ukuran 6,28 inci Full HD+, aspek rasio 19:9, dan notch yang menempel di dahi smartphone.

Di sektor fotografi, kamera X21 lebih bisa diandalkan dibanding V9. Dengan konfigurasi dual camera, lensa utama 12MP (f/1.8, 1/2.5″, 1.4µm, Dual Pixel PDAF) dan lensa sekunder 5MP (f/2.4), didukung teknologi phase detection autofocus dan LED flash. Sementara, kamera depannya 12 MP dengan aperture f/2.0.

Dapur pacunya juga lebih bertenaga, smartphone Android 8.0 Oreo dengan sentuhan Funtouch OS 4.0 menggunakan Snapdragon 660 ditopang RAM 6GB, memori internal 128GB, dan baterai 3.200 mAh.

Snapdragon 660 merupakan SoC yang menonjolkan kinerja CPU dan berada dalam posisi teratas di anggota high-tier Snapdragon 600 series. Seperti Snapdragon 636 yang ada pada hati Asus Zenfone Max Pro M1, Asus Zenfone 5, dan Xiaomi Redmi Note 5, Snapdragon 660 menggunakan arsitektur core Kyro 260, namun dengan clock lebih kencang hingga 2,2 GHz.

Estimasi Harga Vivo X21 UD di Indonesia


Pihak Vivo memang belum memastikan kehadiran seri X21 di Tanah Air, mereka mengatakan bahwa dibanding Apex, X21 punya peluang lebih besar masuk Indonesia. Namun tentu saja, harus melalui riset konsumen terlebih dahulu dan bila masuk pun akan menjadi ‘limited edition‘ dengan stok terbatas.

Melihat sengitnya persaingan pasar smartphone di Indonesia dan harga dari para kompetitornya, menurut saya harga yang pantas untuk Vivo X21 reguler tak lebih dari Rp5 juta. Sementara, Vivo X21 Under Display pantas berkisar Rp5-6 juta.

Sebagai smartphone dengan spesifikasi kelas menengah, batasan sampai 6,5 juta, karena di harga tersebut sudah ada Nokia 8 dengan chipset Snapdragon 835 bahkan Asus Zenfone 5Z dengan chipset Snapdragon 845 paling mutakhir saat ini dari Qualcomm.

[Hands-on] MSI GP63 Leopard, Mampu Tangani Gaming dan VR Secara Optimal Tanpa Terlalu Menuntut Biaya

Di antara deretan keluarga notebook gaming MSI, varian GP menempati posisi sebagai perangkat kelas performa. Komposisi hardware-nya cukup mumpuni untuk menangani tugas-tugas berat, ia dibekali fitur-fitur gaming esensial, penampilannya stylish, namun GP tidak menuntut Anda mengeluarkan biaya terlalu besar seperti model GT, GS atau bahkan si laris GE.

Salah satu tradisi MSI di bidang peracikan notebook gaming adalah ‘menurunkan’ sejumlah fitur dan teknologi yang sebelumnya cuma ada di produk kelas ‘atas’. Pendekatan ini juga diterapkan buat GP63 Leopard 8RE yang saya jajal hari Senin kemarin. Laptop penerus GP62MVR 7RFX Leopard Pro tersebut telah dilengkapi panel dengan refresh rate tinggi serta sentuhan desain ala GE.

GP63 Leopard tentu saja sudah dipersenjatai prosesor Intel generasi kedelapan serta beragam hardware papan atas, namun ada beberapa upgrade menarik lain yang produsen terapkan di sana. Satu contohnya ialah speaker. Speaker di GP63 berukuran lima kali lebih besar dibanding ‘laptop kompetitor’ sehingga Anda tetap bisa menikmati game secara optimal tanpa bantuan headphone gaming.

GP63 28

 

Desain

Beberapa tahun silam, MSI pernah mengungkapkan bahwa mereka menggunakan mobil sport sebagai kiblat desain laptop gaming-nya. Rancangan ala sportscar tersebut memang sudah berevolusi, dan sejumlah produk anyar tak lagi memanfaatkannya. GP63 sendiri ialah satu di antara sejumlah laptop MSI yang masih setia mengusungnya.

GP63 21

GP63 36

GP63 Leopard 8RE adalah laptop berlayar 15-inci dengan dimensi 383x260x29mm. Ia memang bukan notebook ultra-thin, tapi kelengkapan fitur serta kemampuan hardware di dalam membuatnya siap menjadi perangkat andalan para gamer nomaden. Bobot 2,2kg juga tidaklah terlalu berat jika dibandingkan dengan desktop replacement seperti GT83 atau GT75.

GP63 23

GP63 27

Tubuh laptop ini terbuat dari perpaduan antara konstruksi logam dan plastik yang didominasi oleh warna hitam. Silakan putar, dan Anda disuguhkan punggung brushed aluminium yang dipadu lekukan mirip kap mobil serta sepasang striping merah, dan logo baru MSI (tak ada lagi tulisan ‘Gaming G-Series). Arahan desain ini identik dengan penampilan GE sebelum GE63 Raider RGB Edition.

GP63 33

GP63 34

Tapi tidak seperti kakaknya itu, GP63 Leopard 8RE belum memanfaatkan papan ketik RGB per-key. Keyboard full-size SteelSeries di sana masih mengusung sistem pencahayaan LED tiga zona. Buat saya, hal ini bukanlah masalah. Sebaliknya, huruf di setiap tuts terlihat jelas berkat metode cetak silver lining. Berdasarkan pengalaman saya, keyboard GP63 juga lebih nyaman buat ber-gaming dibanding GS65 Stealth Thin karena lebih empuk dan memiliki jarak key travel lebih jauh.

GP63 25

GP63 20

GP63 26

 

Layar

MSI memilih layar TN agar GP63 Leopard karena jenis ini mempunyai waktu respons paling singkat dan mampu mengekspos detail di area gelap lebih baik. Panel tersebut menghidangkan resolusi 1920x1080p dengan refresh rate 120Hz dan waktu respons 3-milidetik. Beberapa laptop memang menyajikan resolusi lebih tinggi, tapi sebagai gamer yang cukup kompetitif, saya jelas memfavoritkan dukungan frame rate per detik di atas 100.

GP63 35

Dan tidak kalah dari IPS, panel GP63 Leopard memiliki viewing angle yang lapang. Konten tetap terlihat jelas walaupun Anda melihat display dari samping. Perubahan warna signifikan baru kentara jika panel dilihat dari atas. MSI juga sudah mengkalibrasi layar tersebut agar mampu menghasilkan warna akurat, dengan color gamut di 94 persen NTSC.

GP63 37

 

Hardware

Unit GP63 Leopard 8RE yang saya uji kemarin mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

  • Sistem operasi: Windows 10 Home
  • Prosesor: Intel Core i7-8750 @ 2,2GHz
  • RAM: DDR4 8GB (bisa di-upgrade hingga 32GB)
  • Motherboard: MSI MS-16P5
  • Kartu grafis: Nvidia GeForce GTX 1060
  • Penyimpanan: SSD Samsung 256GB, hard disk Hitachi 1TB

Di sisi kiri, Anda akan menemukan konektivitas fisik berupa port LAN, HDMI, mini DisplayPort, USB 3.1 dan USB type-C 3.1 GEN2; lalu di bagian kanan terdapat sepasang lagi USB 3.1 dan slot card reader SD. Untuk konektivitas nirkabel, laptop ditunjang oleh Killer Gb LAN Wi-Fi 802.11 ac serta Bluetooth 5.0.

GP63 31

GP63 30

Untuk pengujian kinerja hardware secara dasar, saya menggunakan tiga software benchmark, yaitu Cinebench R15, PCMark 10 dan 3DMark Time Spy. Di sesi tes ini, saya tidak mengutak-atik fitur Shift, dan menggunakan setting default. Hasil terbaiknya bisa Anda simak di bawah.

 

Cinebench R15

GP63 6

 

PCMark 10

GP63 3

GP63 5

 

3DMark Time Spy

GP63 1

GP63 2

 

 

Gaming

Tiga game saya gunakan buat mengevaluasi kapabilitas GP63 Leopard secara lebih ekstensif, yaitu Battlefield 1, Outlast 2 dan Final Fantasy XV Windows Edition. Tapi sebelum membahasnya lebih jauh, saya perlu menggarisbawahi sejumlah aspek yang sangat berpengaruh pada kenikmatan ber-gaming.

Pertama, saya ingin kembali mengapresiasi keyboard GP63 Leopard. Walaupun tidak mengusung switch mekanis, papan ketik ini cukup ideal baik untuk mengendalikan karakter pemainan ataupun saat mengetik. Faktor lain yang patut dipuji adalah audionya. Di sana, MSI membubuhkan sepasang speaker 3W. Performa bass-nya memang belum begitu menendang, tapi yang jelas, output-nya terdengar bertenaga.

 

Battlefield 1

Di preset high (maksimal very high) dan resolusi 1920x1080p, GP63 Leopard 8RE mampu menjaga mode War Stories berjalan stabil di atas 60 frame rate per detik. Laptop ini dapat mengekspos beragam detail esensial secara optimal, dari mulai bayangan, debu dan asap sehingga medan tempur virtual tersebut terasa betul-betul menyeramkan. Efek partikel yang bertumpuk juga mampu ditanganinya dengan baik tanpa berpengaruh pada FPS.

GP63 10

GP63 7

Perlu diingat bahwa yang saya jajal ini merupakan mode single-player. Kelancaran game di multiplayer bukan hanya dipengaruhi oleh hardware, tapi juga koneksi internet.

GP63 8

GP63 9

 

Outlast 2

Untuk sebuah game bertema horor dengan visual yang kelam, saya cukup terkejut GP63 Leopard mampu memperlihatkan detail tinggi di area gelap tanpa mengharuskan saya menggunakan night-vision di handy-cam (mekanisme game agar Anda bisa melihat keadaan sekitar lebih jelas). Hal ini jelas berefek pada permainan karena saya dapat lebih menghemat baterai.

GP63 15

GP63 16

Outlast 2 tetap berjalan mulus meski saya memilih opsi tekstur very high di resolusi 1080p dengan teksture filtering 8x, shadow high, effects high dan triple buffering aktif. Frame rate tidak pernah jatuh terlalu jauh dari 60FPS.

GP63 17

GP63 18

 

Final Fantasy XV

GP63 Leopard 8RE juga mampu menjalankan permainan yang cukup baru seperti edisi Windows FFXV dengan memuaskan. Di preset high dan resolusi FHD, laptop gaming ini sanggup menjaga frame rate per detik tetap konsisten di atas 52FPS dalam skenario pertempuran atau di atas 60-an saat sedang berjelajah. Syaratnya: jangan mengaktifkan fitur Nvidia Gameworks, terutama Hairworks dan Turfworks.

GP63 12

GP63 13

Jangan khawatir, dua fitur grafis ini tidak begitu memengaruhi gameplay. Rambut Noctis tetap terlihat stylish tanpa perlu menyalakan Hairworks, dan di tengah panasnya pertarungan, Anda mungkin akan segera melupakan eksistensi dari Turfworks.

GP63 11

GP63 14

 

Early verdict

GP63 Leopard 8RE merupakan salah satu pilihan ideal bagi gamer yang memprioritaskan performa. Buat saya, penggunaan i7-8750 dan GTX 1060 memastikan laptop mampu menangani konten hiburan berbeda, dari mulai game blockbuster sampai VR. Tapi mungkin untuk mengerahkan seluruh potensinya, Anda perlu mengeluarkan biaya ekstra buat menambah RAM.

GP63 22

Terlepas dari fokus pada aspek kinerja, MSI sama sekali tidak mengorbankan kelengkapan fitur serta penampilan. Dengan mengeluarkan uang di bawah Rp 20 juta, Anda memperoleh layar 120Hz, keyboard SteelSeries RGB yang nyaman, speaker bertenaga; dan semua itu dibungkus dalam sebuah perangkat berpenampilan stylish.

MSI GP63 Leopard dibanderol seharga mulai dari Rp 16 juta. Namun tebakan saya, unit hands-on ini dijajakan di harga yang lebih tinggi. Untuk sekarang, produk masih belum tersedia di Indonesia. Jika tidak salah dengar, GP63 Leopard baru akan resmi dipasarkan pada bulan Juni 2018.

GP63 32

Garmin Forerunner 645 Music Siap Menyemangati Aktivitas Olahraga Anda Dengan Alunan Lagu

Meskipun sama-sama meracik smartwatch, Garmin dan brand-brand semisal Apple dan Samsung punya target konsumen berbeda. Produk seperti Apple Watch dan Gear S dirancang sebagai ekspansi fungsi smartphone yang ditempatkan di pergelangan tangan Anda, sedangkan perangkat wearable pintar Garmin diprioritaskan sebagai activity tracker terlebih dahulu, dan smartwatch kemudian.

Tapi tentu perusahaan teknologi GPS asal Amerika itu punya keinginan agar produk-produk wearable-nya bisa se-trendi brand-brand yang lebih populer. Tanpa mengorbankan fitur serta ciri khas mereka, Garmin mulai menyajikan layar bundar di lineup activity tracker yang lebih terjangkau – seperti VivoActive 3. Dan minggu lalu, Garmin menghadirkan versi ‘music player‘ dari varian Forerunner 645 di Indonesia: Forerunner 645 Music.

645 14

Alasan Garmin membawa Forerunner 645 Music ke tanah air mungkin tak sulit ditebak. Mereka ingin menyediakan perangkat pendukung olahraga yang tak hanya pintar, tapi juga dapat menghibur. Biasanya, hal ini merupakan tugas dari smartphone, namun membawa-bawa handset dalam kegiatan olah fisik bisa jadi sangat merepotkan – Anda harus menenteng tas atau memasang armband. Dengan Forerunner 645 Music, smartphone tak lagi dibutuhkan.

 

Untuk siapa smartwatch ini dibuat?

Di presentasinya, marketing manager Rian Krisna menjelaskan bahwa jenis konsumen Garmin tergolong majemuk. Pengguna produk Garmin mempunyai rentang usia antara 25 sampai 55 tahun, 60 persen merupakan pria, dan 40 persen ialah kaum Hawa. Forerunner 645 Music sendiri disiapkan buat dua jenis segmen user, yaitu atlet profesional dan pecinta fitness (biasanya mereka ini sering berpartisipasi dalam lari maraton).

645 13

Dan inilah alasannya Garmin tetap mengusung sejumlah fitur dan teknologi andalannya, walaupun mungkin malah berpotensi menyebabkan konsumen awam jadi kurang tertarik.

 

Impresi

Forerunner 645 Music mempunyai penampilan serupa varian standar. Tubuhnya terbuat dari konstruksi plastik kuat yang dipadu bersama bezel baja anti-karat, memiliki diameter 42mm dan tebal 13,5mm. Meski terlihat cukup lebar jika dikenakan oleh orang berpergelangan tangan kecil, salah satu hal paling luar biasa dari smartwatch ini ialah bobotnya: hanya 42-gram. Garmin  menjanjikan daya tahan terhadap air sampai 5ATM. Itu artinya, ia bisa diajak berenang/snorkeling serta menemani Anda mandi.

645 5

645 7

Sebagai jendela penyampai informasi, Garmin kembali memanfaatkan layar transflective memory-in-pixel. Jenis display ini memang tidak seatraktif OLED di Apple Watch, tapi tampil atraktif bukanlah tugas utama Forerunner 645 Music. Panel transflective punya karakteristik berbeda: semakin intens sinar matahari, konten jadi kian jelas terlihat tanpa sama sekali membebani baterai karena harus meningkatkan kecerahan layar. Sifatnya mirip e-ink.

645 4

645 12

Faktor kenyamanan juga jadi perhatian utama Garmin dalam mendesain 645 Music. Agar sensor optik detak jantung bekerja optimal, smartwatch memang harus dikenakan secara erat di tangan. Dan demi memastikan penggunaannya tetap nyaman, produsen memanfaatkan strap silikon 20mm yang sangat lembut dan lentur. Bahkan jika Anda memasangnya dengan kencang, Forerunner 645 Music tidak akan menyakiti atau menghambat gerakan tangan.

645 10

645 16

Untuk berinteraksi dengan fitur-fiturnya, Anda bisa menggunakan layar sentuh atau kelima tombol fisik yang diposisikan di area samping smartwatch. Contohnya: Anda bisa mencatat putaran cukup dengan menekan tombol.

645 2

Meminimalkan bobot juga menjadi faktor penting dalam desain Forerunner 645 Music. Dalam pemakaian biasa, orang umumnya tidak akan mengeluhkan berat jam atau smartwatch di tangan. Namun bobot dari aksesori yang Anda pakai akan terasa setelah berlari jarak jauh, 5km misalnya. Mungkin ini salah satu alasan mengapa para atlet tidak membawa-bawa smartphone ketika berlatih.

 

Fitur

Seperti yang diindikasikan namanya, Forerunner 645 Music mampu memutar lagu secara mandiri tanpa dukungan smartphone. Smartwatch dibekali memori internal yang mampu menyimpan 500 file audio MP3 (boleh jadi berkapasitas 4GB). Lalu jika Anda adalah pelanggan layanan streaming third-party, perangkat juga bisa menyinkronkan musik-musik favorit sehingga Anda dapat mendengarkannya secara offline.

645 17

Walaupun demikian, kapabilitas tracking Forerunner 645 Music dijanjikan tetap nomor satu. Ia siap melacak detak jantung Anda secara non-stop, ditunjang oleh GPS dan GLONASS. Dipadu bersama algoritma pintar dan sensor, smartwatch mampu menghitung aspek-aspek penting saat Anda berolahraga: performa, interval, cadence, keseimbangan kaki kiri dan kanan, VO2 Max, hingga melacak data-data ‘standar’ seperti jumlah langkah dan banyaknya tangga yang dilewati setiap hari.

645 9

645 3

Selain itu, Anda bisa memanfaatkan fitur Virtual Partner untuk memberikan elemen kompetitif di sesi latihan serta menciptakan rute berlari via software Garmin Connect sebagai panduan. Aplikasi Garmin Connect tersedia buat Android serta iOS, dan dengannya, Anda bisa mendapatkan informasi detail mengenai aktivitas olah fisik. Di sana, Anda juga dipersilakan mengutak-atik watch face hingga men-share hasil latihan ke sosial media.

645 12

645 15

Ada beberapa hal yang Garmin upgrade di Forerunner 645 Music, terutama pada fitur konektivitas seperti Wi-Fi, notifikasi pintar, sampai kemampuan upload otomatisnya. Lalu produsen turut memperluas dukungan terhadap jenis olahraga, misalnya trail run, paddling dan elliptical. Kemudian jika Anda ingin memperoleh data olah fisik lebih lengkap lagi, Forerunner 645 Music bisa disambungkan ke aksesori Garmin Dynamics Pod.

645 19

645 18

 

 

Ketersediaan dan harga di Indonesia

Garmin Forerunner 645 Music sudah tersedia di Indonesia, dijajakan di harga yang cukup premium, yaitu mulai Rp 7,8 juta. Produk bisa dipesan di situs Erafone.com, Dinomarket, WearinAsia serta Blibli.com, dan akan segera hadir secara offline di Erafone Mega Store dan jaringan retail resmi lain. Produk tak lupa dilindungi oleh garansi resmi selama dua tahun.

Garmin menyediakan dua pilihan warna strap Forerunner 645 Music, yaitu hitam dan pink. Dan seperti smartwatch Garmin lain, bagian ini mudah digonta-ganti, lalu produsen juga menyiapkan beragam pilihan strap pengganti – termasuk strap berbahan kulit.

645 8

645 1

[Hands-On] MSI GE63 Raider RGB Edition, Laptop Gaming Berperforma Tinggi Dengan Kegemerlapan RGB

Untuk memenuhi kebutuhan gamer nomaden berbeda, MSI memisahkan laptop gaming mereka dengan kode huruf. GT artinya kelas top-end, GS merupakan perangkat ultra-thin, dan GE ialah seri notebook terlaris karena menawarkan keseimbangan terbaik antara harga dan performa. Tapi di era Nvidia Pascal, sebuah transformasi terjadi pada cara mereka menyajikan produk-produknya.

Di Computex 2017, MSI memperkenalkan laptop GE generasi baru, kali ini mempunyai codename Raider. Beragam upgrade yang dibubuhkan sang produsen Taiwan di notebook tersebut tak hanya membuatnya tampil mewah, namun juga mampu menyamai performa saudarinya di ‘kelas’ yang lebih tinggi. Dan minggu lalu, MSI membawa versi refresh GE63 bersenjata prosesor Intel Core generasi kedelapan ke Indonesia, bersama dengan GS65 Stealth Thin dan versi anyar GT75 Titan.

Dan tak lama, tim MSI Indonesia memberikan saya waktu untuk menjajal GE63 Raider RGB Edition secara lebih menyeluruh. Artikel ini bukanlah ulasan biasa, tapi saya sangat gembira berkesempatan menguji kemampuan laptop menangani tiga permainan blockbuster dan bermain-main langsung dengan fitur-fiturnya. Silakan disimak:

 

Desain, RGB, layar & konektivitas

Melihat namanya, Anda mungkin bisa mudah menerka apa yang berbeda dari GE63 Raider RGB Edition. Laptop tetap mengusung tema desain sportscar, dapat Anda lihat dari bagian lid yang menyerupai kap serta lubang pembuangan panas ala grille mobil. Namun dalam merancang versi ini, MSI tampak begitu bersenang-senang dalam penerapan RGB Mystic Light-nya.

GE63 18

GE63 9

GE63 Raider RGB Edition menyajikan papan ketik RGB per-key dan slot USB yang menyala merah. Namun di versi ini, MSI mengganti decal merah di punggung dengan sepasang striping RGB. Pola pencahayaan dan warna dapat dikustomisasi via SteelSeries Engine 3 – Anda bisa membuat backlight di keyboard dan striping serasi atau malah memasang efek berbeda.

GE63 13

GE63 1

Laptop mempunyai dimensi 383x260x29,5mm. Ukuran ini memang tidak memasukkannya ke kategori ultra-thin, tetapi saya melihat bagaimana GE63 Raider RGB memiliki kaki yang cukup tinggi. Efeknya adalah notebook tetap tampak ramping. Dan berkat ‘volume’ yang lebih besar, MSI bisa menyematkan GPU high-end dan rangkaian speaker bertenaga di dalam tubuhnya (dibahas lebih jauh di bawah).

GE63 5

GE63 4

GE63 Raider RGB Edition yang tersedia di Indonesia menyuguhkan layar full-HD 15,6-inci dengan refresh rate 120Hz dan waktu respons 3-milidetik. Tingkat refresh rate ini memungkinkan kita bisa melihat detail objek permainan walaupun ia bergerak di kecepatan tinggi. Kapabilitas tersebut sangat ideal bagi penggemar game-game bertempo cepat seperti shooter atau racing.

GE63 19

GE63 10

Sebagai sarana input, GE63 Raider RGB memanfaatkan keyboard SteelSeries full-sized. Warna-warni LED RGB disuguhkan melalui bagian samping dan huruf – tipe font-nya tebal dan mudah terliat. Meski jarak key travel-nya tergolong pendek, buat saya keyboard ini tetap nyaman baik untuk mengetik maupun ber-gaming, ditunjang pula oleh luas permukaan dan jarak antar-tuts yang pas. Touchpad-nya sendiri berada menjorok ke area kiri wrist rest karena efek dari kehadiran numpad.

GE63 11

GE63 14

Selain tiga port USB 3.1 yang menyala, GE63 Raider RGB Edition juga dilengkapi koneksi fisik berupa USB type-C, HDMI, mini-DIsplayPort, port LAN, card reader SD, serta sepasang port audio mic dan headphone ‘Hi-Fi’.

GE63 7

GE63 6

 

Hardware dan pengalaman gaming

Karena tidak berambisi mengejar faktor ‘ketipisan tubuh’, MSI bisa lebih leluasa dalam menyusun hardware laptop. GE63 Raider RGB yang saya jajal kemarin merupakan unit berotak Intel Core i7-8750H, dengan RAM DDR4 16GB, penyimpanan berbasis SSD dan HDD, serta dipersenjatai kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1070 non-Max-Q. Komposisi ini tak hanya memungkinkannya menangani game-game blockbuster baru di setting tertinggi, tapi juga menjalankan konten VR.

GE63 12

Saya hanya menguji GE63 Raider RGB dengan satu software benchmark, yaitu Unigine Superposition, sisanya saya langsung gunakan laptop buat menjalankan game. Di Superposition, saya memilih opsi ‘1080p ultra‘ dengan shaders di level ‘extreme‘, detail tekstur ‘high‘, kemudian efek depth of field dan motion blur menyala. Dari beberapa kali benchmark, GE63 Raider RGB mendapatkan skor tertinggi 3442.

GE63 22

 

Untuk uji coba gaming, saya menginstal tiga permainan: Far Cry 5, Final Fantasy XV Windows Edition, dan Project CARS 2.

Saat mendeteksi komposisi hardware GE63 Raider RGB Edition, Far Cry 5 secara otomatis akan memilihkan preset grafis high dan resolusi full-HD. Dengan setting ini, permainan berjalan mulus dan stabil di 80- sampai 90-frame rate per detik. Hanya ketika game menyodorkan banyak objek, efek pencahayaan, bayangan serta efek partikel saja frame rate jadi menurun – tapi tidak terlalu jauh – ke 73FPS.

GE63 37

GE63 38

Far Cry 5 merupakan game bervisual cantik, dibangun dengan memanfaatkan Dunia Engine yang merupakan modifikasi dari CryEngine. Menitikberatkan petualangan di alam terbuka, tiap screenshot yang Anda ambil via GE63 Raider bisa segera dijadikan wallpaper desktop. Hal ini cukup menarik mengingat Far Cry 5 sebetulnya dioptimalkan buat kartu grafis AMD Radeon. Beberapa sampel screenshot-nya dapat Anda nikmati di bawah.

GE63 25

GE63 24

GE63 32

GE63 28

GE63 29

 

Final Fantasy XV berjalan lebih lancar lagi. Frame rate per detik tersaji di kisaran 80 sampai di atas 100FPS dengan memilih preset high 1080p; tanpa mengaktifkan Nvidia HairWorks, VXAO, TurfEffects dan ShadowLibs. Di atas GE63 Raider RGB, Anda bisa menikmati boy band road trip simulator bersama Noctis dan kawan-kawan ini secara optimal. Bahkan tanpa controller, keyboard SteelSeries-nya tetap dapat jadi input kendali yang nyaman dan responsif.

GE63 39

Seperti game Final Fantasy sebelum-sebelumnya, Square Enix memang sangat memerhatikan aspek desain karakter. Dan berkat GE63, visi sang developer bisa tersuguh maksimal: pakaian Gladiolus terlihat betul-betul terbuat dari kulit, detail dan efek bayangan di mobil Regalia membuatnya tampak mewah, lalu detail rambut Noctis mungkin membuat Anda bertanya-tanya gel merek apa yang ia pakai.

GE63 45

GE63 42

GE63 48

GE63 41

GE63 49

 

Beralih ke Project CARS 2, game akan segera memilihkan resolusi 1920x1080p dengan 120Hz sebagai setting default. Rincianya bisa Anda simak di bawah, namun yang jelas, Project CARS 2 memasang car detail dan track detail di opsi ultra, serta anisotropic filtering 16 kali. Meski demikian, selama saya memainkannya, frame rate hampir tidak pernah berukurang dari 120 per detik.

GE63 53

GE63 52

Apapun mode kamera yang dipilih, buat saya Project CARS 2 di GE63 menghidangkan pengalaman balapan virtual terbaik. Saya mengapresiasi segala detail dan efek cahaya di bagian kokpit dan dashboard berserat karbon McLaren P1 GTR. Pindahkan kamera ke dalam helm, maka area lain tampak blur kecuali jalanan dan lawan Anda di depan. Geser kamera ke bagian belakang mobil, dan kilauan serta pantulan di body terlihat mengagumkan.

GE63 60

GE63 57

GE63 56

GE63 55

GE63 61

 

Audio

Performa audio GE63 Raider RGB Edition merupakan kejutan menyenangkan. Tidak disangka, output laptop ini terdengar membahana dengan bass menendang – cukup istimewa di kelas laptop. Setelah menyelidikinya, ternyata MSI mencantumkan sepasang woofer 3W dan dua speaker 3W. Agar maksimal, pastikan notebook duduk di permukaan keras seperti meja.

GE63 21

 

Konklusi sementara

Di antara lima laptop gaming baru MSI, banyak orang mungkin akan memfavoritkan GS65 Stealth Thin karena keanggunan desainnya, atau GT75 Titan berkat pemanfaatan Intel Core i9 ter-overclock. Namun setelah mencobanya langsung, secara pribadi saya akan memilih GE63 Raider RGB Edition karena eksistensi dari GPU GTX 1070 ‘standar’ serta kelangkapan fitur dan input.

GE63 17

Jika berkesempatan memiliki GE63 Raider RGB, saya juga tidak akan terlalu sering membawa-bawanya keluar rumah, dan dengan begitu, saya tidak keberatan dengan ukuran yang lebih besar dari GS. Sejujurnya, saya bukan penggemar berat RGB. Sistem ini memang membuat notebook tampil menarik, tapi tidak begitu esensial dalam gaming. Namun keleluasan kustomisasi memperkenankan kita memilih tema dan warna yang sesuai dengan mood. Lalu seandainya Anda sedang tidak ingin menarik perhatian, RGB bisa dinonaktifkan.

GE63 Raider RGB Edition dibanderol seharga Rp 31 juta.

GE63 19

Menjelajahi Sumatra Barat Bersama Kamera Mirrorless Flagship Fujifilm X-H1

Berbekal pengalaman lebih dari 80 tahun di ranah fotografi, kemampuan kamera Fujifilm dalam menangkap warna adalah salah satu aspek yang membuatnya begitu dicintai para fotografer. Namun dengan bertambah canggihnya platform sharing video dan sosial media, belakangan Fujifilm juga melihat munculnya kebutuhan baru para konsumen: membuat video berkualitas tinggi.

Sejauh ini, kemampuan kamera Fujifilm dalam menciptakan video baru bisa dibilang ‘mencukupi’. Masih belum puas dengan pencapaian ini, perusahaan spesialis produk imaging asal Jepang itu mulai menyeriusi ranah pengambilan video. Setelah melepas X-A5 untuk konsumen generasi sosial media, kali ini Fujifilm memperkenankan para fotografer kelas kakap dan sejumlah media mencicipi langsung X-H1 sembari menjelajahi keindahan Sumatra Barat.

Pendaratan XH-1 di Indonesia yang dilakukan cukup gesit setelah pengenalannya di bulan Februari kemarin ialah indikasi bahwa Fuji tak mau membuat konsumen setianya di nusantara menunggu terlalu lama. Fujiflm XH-1 adalah kamera mirrorless digital paling high-end di kelas X. Produk ini mengombinasikan tubuh tangguh, mutu gambar superior, dengan kemudahan pengoperasian. Ia juga merupakan kamera X pertama yang dibekali sistem in-body image stabilization (IBIS) 5-poros 5,5-stop dan simulasi film Eterna.

 

Desain dan daya tahan tubuh

Sebagai orang yang jarang sekali menggunakan kamera mirrorless Fujifilm, sejumlah keunggulan X-H1 segera saya rasakan begitu menggenggamnya di tangan. Pengaturan ISO, mode jepretan (single, continuous shoot plus opsi tiga tingkat kecepatan, dan video), shutter speed (ada mode auto juga), dan metering bisa dilakukan langsung dengan memutar kenop atau switch fisik yang ada di body – tanpa harus menggunakan kombinasi dua tombol atau masuk ke menu terlebih dulu.

XH1 3

XH1 6

Tubuh berdimensi 139,8×97,3×85,5mm Fujifilm X-H1 juga lebih ringan dari yang saya bayangkan, memiliki berat 673-gram, sudah termasuk baterai dan kartu memori. Tentu saja, bobot totalnya bergantung dari jenis lensa yang Anda gunakan.

XH1 2

XH1 4

Faktor andalan lain dari X-H1 adalah ia didesain agar tangguh serta tahan terhadap cuaca, sehingga selalu siap menemani para fotografer berburu momen-momen berharga yang begitu cepat berlalu. Dan dalam pemakaiannya, X-H1 terbukti perkasa menangani kondisi alam berbeda. Saya merasakan sendiri ketahanannya terhadap kondisi cuaca seperti gerimis hingga percikan air terjun, juga sanggup diajak ‘bermain lumpur’ ketika kami mencoba memotret momen pacu jawi.

XH1 5

XH1 12

Menilik ketahanannya lebih jauh, X-H1 diracik agar tahan debu, percikan air, serta dapat beroperasi hingga suhu -10° Celcius. Dan dibandingkan X-T2, struktur magnesium X-H1 lebih tebal 25 persen, dirancang agar bisa meredam benturan secara lebih efektif. Selanjutnya, Fujifilm melapisi permukaan kamera dengan coating granular yang resistan terhadap baretan. Selain itu, sejumlah lensa Fujinon (contohnya XF Zoom 18-135mm yang saya gunakan selama perjalanan di Sumatra Barat) turut mempunyai karakteristik weather-resistant serupa.

XH1 13

XH1 14

 

Pengalaman penggunaan

Sejujurnya, X-H1 merupakan kamera Fujifilm high-end pertama yang saya jajal, dan saya sangat menghargai kesabaran tim Fujifilm dalam mengajarkan segala fungsi dan fiturnya – dari mulai sesederhana mengubah posisi layar sentuhnya hingga setup continuous shot buat mengabadikan adegan-adegan berkecepatan tinggi dengan karakteristik gerakan objek berbeda. Misalnya memotret joki dan sapi saat berpacu di atas sawah, balapan bebek, hingga atraksi silat macan Minangkabau.

XH1 21

XH1 18

XH1 20
Tiga foto di atas diambil dengan X-H1, menggunakan lensa 18-135mm tanpa filter tambahan.

Seperti yang saya ungkap sebelumnya, pengaturan kamera dapat dilakukan secara super-simpel, dipermudah lagi dengan pemanfaatan layar sentuh buat mengutak-atik fungsi serta mengubah zona fokus. Di sesi hands-on selama empat hari kemarin, kendala terbesar dalam menghasilkan foto-foto menawan berada di diri saya sendiri: jam terbang saya sangatlah rendah, dan saya belum paham sepenuhnya seluk beluk kapabilitas kamera ini.

XH1 8

XH1 7

Dalam salah satu sesi hunting foto landscape di Pantai Nirwana, fotografer profesional dan anggota X Team Fujifilm Ari ‘Amphibia’ Riyanto menjelaskan bahwa selama menggunakan kamera mirrorless Fujifilm, hasil jepretan Anda ‘tidak akan pernah keliru’. Bahkan jika foto terlalu terang atau gelap, kita dapat mengubah lagi tingkat cahayanya setelah gambar diambil lewat fitur Exposure Compensation.

XH1 16

Kamera Fujifilm terkenal dengan fitur eksklusif bernama film simulation, yaitu mode reproduksi warna khas produk Fuji dalam kiprahnya berbisnis selama delapan dekade – sedikit contohnya ialah Provia (warna standar), Velvia (vivid, cocok buat landscape) dan Classic Chrome (biasanya untuk jepretan-jepretan dokumenter). Di X-H1, Fujifilm membubuhkan profil warna Eterna yang dirancang untuk mensimulasikan efek sinematik ala film dengan mengurangi kecerahan warna serta memperkaya area bayangan.

XH1 10

Elemen tersebut selaras dengan fokus baru Fujifilm di X-H1: pembuatan video. Kualitas video kameranya sudah ditingkatkan, kini sanggup merekam di bit rate 200Mbps. Kamera memperoleh tak kurang dari 20 fitur baru dan penyempurnaan; yang paling menonjol ialah kemampuan shooting 4K DCI, mode high-speed (untuk menghasilkan video slow motion dengan kecepatan 1/2, 1/4 dan 1/5), serta penggunaan microphone internal 24-bit/48kHz.

XH1 15

XH1 9

Spesifikasi lengkap dari Fujifilm X-H1 dapat Anda lihat via tautan ini.

 

Harga, ketersediaan dan kompatibilitas

Fujifilm X-H1 akan mulai dipasarkan di Indonesia dalam waktu dekat. Gerbang pre-order rencananya akan dibuka pada tanggal 24 sampai 25 Maret 2018 di Blibli.com. Produk dibanderol seharga Rp 28 juta (belum termasuk lensa), atau Rp 32,5 juta dengan aksesori grip baterai VPB-XH1.

X-H1 kabarnya siap mendukung lensa sinema profesional MKX18-55mm T2.9 dan MKX50-135mm T2.9, akan dirilis pada bulan Juni 2018.

XH1 19

XH1 17

Hands-On Samsung Galaxy S9 dan S9+

Sebagai penerus dari seri flagship Samsung, Galaxy S9 dan S9+ punya satu persamaan dengan generasi S7: mereka sama-sama diungkap di Mobile World Congress. Sejumlah orang berpendapat bahwa lompatan tenologi kedua device tidak terlampau jauh dari varian S8, namun tampaknya, kali ini sang produsen lebih memfokuskan perhatian pada pengalaman penggunaan.

Seperti momen peluncuran Galaxy S sebelum-sebelumnya, raksasa elektronik asal Korea Selatan itu tidak membuang-buang waktu dalam memasarkan produk high-end mereka. Indonesia sudah lama menjadi pasar penting buat Samsung. Dan kurang dari 24 jam setelah penyingkapan resmi Galaxy S9 dan S9+, produsen segera memperkenankan para jurnalis lokal untuk mencoba langsung kedua perangkat anyar ini.

S9 1

Visi di belakang perancangan Galaxy S9 dan S9+ dapat kita lihat dari komentar dari DJ Koh selaku presiden IT & Mobile Communication Division Samsung: untuk mengikuti evolusi pemakaian perangkat bergerak. Menurutnya, saat ini smartphone tak cuma berperan sebagai alat komunikasi, tapi juga perangkat untuk mengekspresikan diri. Kedua varian S9 dijanjikan siap membantu Anda mengabadikan momen secara maksimal serta menunjang gaya hidup yang ‘serba terhubung’.

S9 9

 

Smartphone buat ‘generasi sosial’

Di sesi sambutannya, product marketing senior manager Samsung Selvi Gofar menjelaskan bahwa Galaxy S9 dan S9+ ialah handset yang diramu untuk memenuhi kebutuhan konsumen ‘generasi sosial media’. Meski segmen ini terasa lekat dengan user berusia muda, menurut Selvi, penggunaan jejaring sosial sendiri sama sekali tidak dibatasi umur. Boleh jadi inilah alasan mengapa Samsung berupaya memudahkan akses ke fitur-fitur andalan di sana.

S9 26

S9 6

 

Desain

Dari sisi desain, perbedaan Galaxy S9 dan S9+ cuma terletak pada ukuran tubuh dan layar. S9 berdimensi 147,7×68,7×8,5mm; S9+ berukuran 158,1×73,8×8,5mm; dengan layar AMOLED 5,8-inci versus 6,2-inci. Panel tersebut sama-sama menghidangkan resolusi 1440x2960p dan rasio 18,5:9. Kedua device masih mengusung displayinfinity‘ yang melebar ke samping, sehingga meski tubuhnya kecil di genggaman, bagian layar smartphone lebih lapang.

S9 11

Penampilan Galaxy S9 dan S9+ tidak terlalu berbeda jauh dari S8. Selain di bagian depan, material kaca melengkung juga dapat ditemui di sisi belakang. Arahan desain yang dicetus oleh Galaxy S7 Edge ini membuat perangkat terlihat manis, sekaligus menonjolkan ciri khas rancangan Samsung Galaxy S generasi baru. Namun saya menemui masalah kecil akibat pemanfaatan lapisan kaca: baru digenggam sebentar, Galaxy S9 dan S9+ sudah dipenuhi sidik jari.

S9 10

Panel tersebut diproteksi oleh Corning Gorilla Glass 5 dan siap menunjang fitur HDR10. Walaupun tidak memperoleh pembaruan signifikan, konten yang disuguhkan olehnya terlihat kaya warna dengan rasio kontras menawan. Saat terkunci, lock screen tetap menyala untuk menampilkan sejumlah informasi semisal jam atau tanggal. S9 dan S9+ juga kembali dilengkapi fitur 3D touch di tombol home.

S9 15

S9 23

Mirip Galaxy S8, sensor sidik jari ditempatkan di bagian punggung untuk menyederhanakan proses unlock, namun posisinya sedikit digeser. Kini sensor tersebut berada di bawah modul lensa. Satu aspek krusial, yang tidak lagi dibahas di acara media hands-on karena sudah jadi tradisi Galaxy S, adalah kapabilitas anti-air IP68. S9 dan S9+ akan tetap bekerja normal walau tercemplung ke dalam air berkedalaman maksimal 1,5m selama setengah jam.

S9 4

S9 22

 

Kamera

Perbedaan terbesar antara Galaxy S9 dan S9+ terletak pada komposisi kameranya. Versi standar menyuguhkan sensor Dual Pixel 12Mp 1,4µm 1/2,5-inci dengan lensa 26mm Dual Aperture f/1.5 dan f/2.4. Untuk Galaxy S9+, Samsung membubuhkan dua sensor 12Mp, masing-masing 1,4µm 1/2.55-inci f/1.5-2.4 26mm; dan 1µm 1/3.6-inci f/2.4 52mm dengan fitur zoom optik 2 kali.

S9 2

S9 18

Keunikan dari lensa Dual Aperture f/1.5-2.4 ialah kemampuannya melebar dan menyempit layaknya iris mata manusia – bisa Anda lihat langsung perubahannya. Lensa tersebut secara otomatis bisa menyesuaikan ‘penyerapan’ cahaya bergantung dari kondisi di sekitarnya, sehingga hasil jepretan terlihat selalu optimal. Untuk kebutuhan video, baik S9 dan S9+ dapat merekam di resolusi 4K 60fps. Tapi yang membuatnya istimewa adalah kemampuan membuat video slow motion berkat dukungan perekaman 960fps di 720p.

S9 16

Lalu untuk kebutuhan video chat dan swafoto, Galaxy S9 dan S9+ mengandalkan kamera sekunder 8Mp 1/3,6-inci f/1.7. Kamera depannya bisa merekam video 1440p di 30fps dan ditopang fitur dual call serta auto HDR.

S9 7

S9 21

 

Augmented reality dan deep learning ‘ready’

Galaxy S9 dan S9+ turut dibekali asisten virtual Samsung Bixby, memberikan smartphone kemampuan deep learning, mengenal objek secara real-time, serta lebih baik dalam menangani augmented reality. Berkat Bixby, pengguna dapat segera menerjemahkan tulisan dalam bahasa asing atau mengonversi mata uang cukup dengan mengarahkan kamera smartphone ke teks atau objek.

S9 24

Berkatnya pula, kedua smartphone dapat menyajikan AR Emoji. Fitur ini memungkinkan S9 menganalisis foto 2D wajah pengguna, lalu memetakan 100 fitur distingtif di sana, untuk membuat ‘avatar‘ tiga dimensi yang mampu meniru ekspresi Anda. Avatar tersebut bisa Anda simpan dalam format GIF dan kirimkan/bagikan via aplikasi chat populer.

S9 11

 

Spesifikasi

Galaxy S9 dan S9+ mempunyai susunan hardware yang sama dan berjalan di OS Android 8.0 Oreo. Varian yang dipasarkan di Indonesia dipersenjatai chip Exynos 9810, berisi CPU octa-core 4×2,8GHz Mongoose M3 plus 4×1,7GHz Cortex-A55 dengan GPU Mali-G72 MP18. Selanjutnya, ada RAM sebesar 4GB dan ROM hingga 256GB, kemudian smartphone ditenagai oleh baterai 3.000mAh (S9) atau 3.500mAh (S9+). Buat menyempurnakan penyajian konten hiburan, kedua smartphone juga menyimpan amplifier AKG.

S9 13

S9 12

Perangkat-perangkat baru Samsung ini kabarnya siap tersambung ke sistem docking DeX – mempersilakan Anda menambahkan keyboard, mouse dan monitor agar Anda bisa bekerja lebih nyaman. Selain itu, S9 serta S9+ dapat dijadikan pusat pengelolaan perabotan elektronik di rumah melalui SmartThings – bisa terkoneksi baik ke device Samsung ataupun non-Samsung.

S9 14

S9 17

 

Harga dan ketersediaan

Gerbang pre-order Galaxy S9 dan S9+ telah dibuka sejak tengah malam tadi, dan akan berlangsung sampai tanggal 5 Maret 2018. Di sini, Samsung menyediakan tiga pilihan warna, yaitu hitam, ungu dan biru. Produk rencananya akan mulai dipasarkan secara luas di tanggal 16 Maret.

Untuk sekarang, Anda baru dapat memilih tiga model dengan spesifikasi (dan harga) berbeda:

  • Galaxy S9 64GB: Rp 11,5 juta
  • Galaxy S9+ 64GB: Rp 13 juta
  • Galaxy S9+ 256GB: Rp 14,5 juta

S9 5

Hands-On Lenovo Legion Y520, Laptop Gaming Entry-Level yang Tak Boleh Diremehkan

Lenovo tiba di arena kompetisi gaming sedikit lebih terlambat dari para kompetitornya lewat peresmian Legion di CES 2017, dan sebagai kompensasinya, mereka harus bermanuver lebih agresif . Untuk memenuhi gamer dengan kebutuhan berbeda, produsen PC asal Tiongkok itu menawarkan beragam tipe perangkat: dari mulai model high-end sampai versi paling terjangkau.

Di antara beberapa notebook gaming yang dijajakan Lenovo, Y520 ialah versi yang paling menarik perhatian. Harganya kompetitif, menyajikan ukuran layar favorit pengguna laptop, mengusung desain gaming namun tidak berlebihan, kemudian performa hardware-nya juga mumpuni buat menangani game-game populer.

Di sesi hands-on kali ini, saya diberikan kesempatan oleh editor-in-chief kami sendiri untuk menjajal langsung Legion Y520 miliknya. Unit ini merupakan model bersenjata Nvidia GeForce GTX 1050, dan secara teori, sanggup menjalankan judul-judul eSport tanpa kesulitan. Pertanyaannya kini adalah, seberapa siap Legion Y520 menghadapi permainan-permainan kelas blockbuster?

 

Desain dan layar

Dibanding laptop gaming Omen by HP dan Asus ROG, Legion Y520 mempunyai penampilan yang lebih ‘rendah hati’. Memang ada banyak elemen desain gaming di tubuhnya, tapi baru akan terlihat jika Anda memperhatikannya secara lebih cermat. Seperti Dell Inspiron 15 7000 Gaming, Legion Y520 tidak akan menarik perhatian yang tak diinginkan saat Anda menggunakannya di tempat umum.

Y520 28

Y520 35

Bagi saya, hal paling menarik di sisi desain ialah kesamaannya dengan tema yang pernah jadi inspirasi laptop MSI. Lekukan tipis di punggung membuatnya terlihat seperti kap mobil, ditambah lagi ujung yang sedikit menajam ke depan. Selain itu, lid memiliki tekstur ala serat karbon. Elemen paling distingtif di sana adalah modul speakernya. Posisinya mengapit engsel, ditaruh di dalam grille berjeruji.

Y520 41

Y520 42

Legion Y520 menyajikan warna body favorit gamer, yakni hitam dengan bumbu merah. Warna merah digunakan buat membatasi area touchpad serta diimplementasikan sebagai warna backlight papan ketik – menyala seperti bara saat laptop diaktifkan

Y520 43

Y520 44

Body Legion Y520 terbuat dari kombinasi logam dan plastik, mempunyai dimensi 380x265x25,8-milimeter dan berat 2,4-kilogram. Notebook memang belum masuk ke kategori ultra-thin, namun rasio ukuran dan bobotnya cukup ideal untuk jadi perangkat penunjang kerja serta gaming para ‘gamer nomaden’ karena mudah diselipkan di tas.

Y520 36

Y520 39

Notebook gaming Legion ini menyuguhkan layar seluas 15,6-inci dengan resolusi 1920×1080. Lenovo memilih panel in-plane switching sehingga gambar bisa tetap terlihat walaupun posisi Anda tidak berada tepat di depan display. Lalu buat menyingkirkan bayangan, produsen memanfaatkan lapisan anti-glare.

 

 

Y520 29

Y520 45

 

Keyboard dan touchpad

Legion Y520 menghidangkan keyboard ber-numpad. Di sana, Lenovo membubuhkan tombol chiclet, dengan twist kecil: tuts-nya mempunyai lengkungan di bagian bawah, sehingga luas permukannya lebih lebar. Hal ini sangat berguna buat meminimalisir peluang salah ketik. Pemangkasan ukuran tombol hanya diterapkan pada numpad.

Y520 31

Tombol-tombol ini mempunyai key travel berjarak 1,7-milimeter, cukup fleksibel untuk dipakai mengetik maupun bermain. Satu fungsi yang belum berhasil saya temukan ialah cara menonaktifkan tombol Windows.

Y520 37

Y520 32

Bagian touchpad-nya ditempatkan sejajar dengan tombol spasi, menyebabkannya jadi terlihat timpang ke sebelah kiri palm rest. Namun karena touchpad ditempakan di area yang lebih rendah, saya belum pernah mengalami insiden akibat gerakan pangkal jari yang  tak sengaja terbaca sebagai input. Kekurangannya, tombol mouse di Legion Y520 terasa kaku dan keras.

Y520 34

 

Hardware dan bechmark

Komposisi hardware Legion Y520 dapat Anda lihat di bawah:

  • Prosesor Intel Core i7 7700HQ 2,8GHz
  • Kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1050 4GB
  • Mainboard Lenovo Provence 5R1
  • RAM Samsung DDR4-2400 8GB
  • Penyimpanan hard drive 1TB

Y520 40

Saya memanfaatkan lima software benchmark untuk menguji performa hardware Legion Y520. Mereka meliputi Cinebench R15, PCMark 10, 3DMark Time Spy 1.0, Unigine Heaven 4.0 dan Valley 1.0. Hasilnya sebagai berikut:

Cinebench R15
 Y520 19

 

PCMark 10
 Y520 23Y520 24Y520 26

 

3DMark Time Spy 1.0
Y520 20Y520 21Y520 22

 

Unigine Heaven 4.0
Y520 27

Y520 1

 

Unigine Valley 1.0

Y520 25

Y520 2

 

Gaming

Di laptop  lain yang memiliki spesifikasi serupa Legion Y520, sistem seperti ini mampu menjalankan Wolfenstein II: The New Colossus di 35- hingga 40-frame rate per detik di resolusi full-HD dengan sedikit penyesuaian pada setting grafis. Di sesi hands-on Legion Y520, saya hanya mengujinya dengan Titanfall 2. Walaupun bukan game baru, Titanfall 2 menuntut frame rate yang tinggi supaya pengalaman bermain terhidang maksimal.

Sebelum mulai bermain, saya terlebih dulu memodifikasi setting visual. V-Sync saya matikan, texture filtering diturunkan, lalu pilihan-pilihan efek grafis lain juga diubah. Rinciannya bisa Anda lihat di bawah.

Y520 3

Dari pengamatan saya, setting tersebut tampaknya masih terlalu tinggi untuk laptop ini. Hal yang paling menyelamatkan sesi gaming ini adalah fitur adaptive resolusition FPS target. Ia berfungsi untuk memastikan PC Anda mencapai sasaran frame rate per detik yang sudah ditentukan sebelumnya dengan cara mengorbankan detail dan resolusi objek.

Setelah saya pilih adaptive resolusition FPS target di 90, lalu diturunkan ke 70, frame rate selalu turun ke batasan terendah. Di sisi positifnya, fitur ini membuat permainan jadi tetap nyaman untuk dinikmati. Dan karena Titanfall 2 menitikberatkan gameplay bertempo cepat, maka ketajaman objek bukan jadi prioritas di sana.

Meski begitu, tidak berarti Legion Y520 tak sanggup menyuguhkan permainan blockbuster baru secara optimal. Sebaliknya, laptop mampu memberikan kepuasan ber-gaming tanpa menuntut konsumen mengeluarkan banyak uang. Syaratnya, Anda hanya perlu pintar mengutak-atik opsi grafis di game apapun yang diinstal di sana.

Silakan nikmati galeri screenshot Titanfall 2 yang diambil dari Legion Y520 dengan GTX 1050 di bawah.

Y520 4

Y520 5

Y520 6

Y520 7

Y520 8

Y520 9

Y520 10

Y520 11

Y520 12

Y520 13

Y520 14

Y520 15

Y520 16

Y520 17

Y520 18

 

Early verdict

Di antara banyaknya penawaran dari produsen berbeda, Lenovo Legion Y520 GTX 1050 merupakan salah satu laptop gaming entry-level yang paling direkomendasikan. Produk ini cocok buat para gamer pemula serta para penikmat judul-judul eSport populer, memperkenankan konsumen menikmati hobi tersebut secara lebih fleksibel tanpa menghanguskan seluruh isi dompet mereka.

Lenovo juga menjaga bundelnya tetap sederhana serta menyodorkan Anda hal-hal esensial buat gaming: keyboard yang nyaman dan lapang, kelengkapan konektivitas, serta rancangan yang selaras dengan aspek portabilitas.

Di Bhinneka.com, Legion Y520 tanpa Windows 10 bisa Anda miliki cukup dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 13 juta saja.

Hands-On Dell New Inspiron 15 7000 Gaming, Laptop Gaming-nya Para Profesional

Belum ada kabar mengenai apakah Dell punya rencana buat kembali mendatangkan Alienware ke Indonesia. Namun di CES 2017 kemarin, mereka sudah menyiapkan perangkat gaming baru yang diracik untuk kelas entry-level. Produk bernama Inspiron 15 Gaming itu melakukan pendaratan di Indonesia tiga bulan setelahnya, menawarkan konsumen laptop simpel nan stylish bersenjata GTX 1050/1050 Ti.

Kiprah Dell di ranah gamingmainstream‘ tampaknya terus berlanjut. Belum lama, perusahaan PC asal Amerika itu meng-upgrade seri Inspiron Gaming mereka. Pembaruan diimplementasikan pada layar, hardware, penampilan, serta ada pula penambahan fitur pengamanan. Dari pengamatan saya, produsen sepertinya memutuskan untuk mengusung arahan desain yang lebih ‘low profile‘ dibanding pendahulunya.

Ada kemungkinan, rancangan ini dimaksudkan untuk mengurangi kesan gaming demi lebih menonjolkan citra profesional, sedikit mengingatkan saya pada Gigabyte Aero 15X. Dan minggu lalu, tim PR Dell menghubungi saya untuk mencoba perangkat anyar ini secara lebih personal. Produk ini diperkenalkan sebagai New Inspiron 15 7000 Gaming oleh Dell, memiliki nama spesifik Inspiron 7577.

Dell Inspiron Gaming 13

 

 

Desain, konektivitas & fitur

Seperti yang saya sedikit bahas sebelumnya, New Inspiron 15 7000 Gaming terlihat lebih simpel dan serius. Wujud Inspiron 7577 hampir menyerupai varian hitam dari unit 7567, tapi grille merah di sisi depan dan belakang telah diganti garis-garis horisontal berwarna hitam. Di unit ini, warna merah hanya saya lihat pada garis pembatas area touchpad dan logo Dell. Dengan begitu, ia tak akan menarik perhatian yang tidak diinginkan.

Dell Inspiron Gaming 11

Dell Inspiron Gaming 16

Inspiron 7577 kembali menyuguhkan layar dengan ukuran paling favorit pengguna laptop, 15-inci. Tubuhnya berdimensi 24,95x389x274,7-milimeter, berdesain sedikit menajam. Konstruksi tubuh laptop terdiri dari kombinasi plastik dan logam – pada bagian wrist rest dan belakang layar. Ukuran body-nya yang lebar dimanfaatkan produsen buat menempatkan keyboard berukuran penuh serta konektivitas fisik yang sangat lengkap.

Dell Inspiron Gaming 4

Dell Inspiron Gaming 3

Di sisi kiri New Inspiron 15 7000, Anda akan menemukan port Gigabit Ethernet, sebuah USB 3.1 PowerShare yang memungkinkan Anda mengisi ulang baterai smartphone dalam waktu singkat, dan slot card reader 2-in-1; lalu di bagian kanan terdapat sepasang port USB 3.1, USB type-C Thunderbolt 3, port audio 3,5mm combo, serta HDMI 2.0. Area belakang didedikasikan sepenuhnya buat pembuangan panas, lalu saya melihat dua buah speaker tersembunyi di grille depan.

Dell Inspiron Gaming 14

Dell Inspiron Gaming 15

Perbedaan lain antara Inspiron 7577 dan 7567 terletak pada engselnya. Ketika Inspiron 15 Gaming lawas menggunakan sepasang engsel, hanya ada satu buah engsel menyambungkan layar dengan tubuh bagian bawah Inspiron 7577, sehingga memperkuat kesan simpelnya. Meski demikian, produsen tetap mempertahankan penerapan zona abu-abu keperakan di area heat sink belakang, boleh jadi dimaksudkan buat mempertahankan kesamaan dengan pendahulunya.

Dell Inspiron Gaming 18

Dell Inspiron Gaming 17

Dell Inspiron Gaming 2

Salah satu fitur unik lain di laptop ini adalah eksistensi dari sensor sidik jari, berfungsi untuk mengamankan sekaligus metode log-in cepat.

Dell Inspiron Gaming 7

Dell Inspiron Gaming 8

 

Layar

Panel 15,6-inci di New Inspiron 15 7000 Gaming yang saya uji ini menyimpan sebuah kejutan kecil. Layar IPS tersebut menyajikan resolusi 4K 3840×2160 dengan permukaan anti-glare, menjanjikan output gambar yang tajam saat ber-gaming, juga berguna ketika Anda menggunakan laptop ini buat mendesain atau mengedit foto. Berdasarkan informasi di website-nya, Dell turut menyediakan opsi full-HD standar.

Dell Inspiron Gaming 23

Dell Inspiron Gaming 6

 

Keyboard

Sebagai sistem kendali utama, Dell mencantumkan keyboard full-size dengan backlight putih di sana. Ukuran tombol chiclet-nya lapang, lalu jarak antar tuts-nya lebar sehingga peluang salah ketik jadi lebih kecil. Melihat penyajiannya secara keseluruhan, keyboard tersebut memang diprioritaskan buat mengetik, bukan gaming. Kesan ini diperkuat oleh pengurangan ukuran pada tombol cursor arah.

Dell Inspiron Gaming 22

Dell Inspiron Gaming 1

Komponen touchpad-nya diposisikan sejajar dengan tombol spasi. Karena memiliki numpad, itu artinya touchpad berada menjorok ke area kiri palm rest. Walaupun penempatan asimetris tersebut tidak mengganggu saya sewaktu mengetik, beberapa orang mungkin tak menyukainya karena alasan estetika.

Dell Inspiron Gaming 12

Dell Inspiron Gaming 20

 

Hardware dan performa

Kejutan kedua yang saya dapatkan adalah, Inspiron 7577 ternyata telah dilengkapi kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1060 dengan Max-Q. Teknologi ini memperkenankan produsen menerapkan desain ultra-thin, memastikan temperatur GPU tetap rendah, serta menjaga laptop agar tidak mengeluarkan suara berlebihan. Meski GTX 1060 sendiri bukanlah kartu grafis penunjang 4K gaming, panel UHD bisa memberi banyak manfaat bagi para desainer.

Dell Inspiron Gaming 19

New Inspiron 15 7000 Gaming mempunyai komposisi hardware sebagai berikut:

  • Prosesor Intel Core i7-7700HQ ‘Kaby Lake’
  • Mainboard Dell 0J8HMF
  • Kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1060 6GB GDDR5 Max-Q
  • Memori RAM DDR4-2400 16GB
  • Penyimpanan SSD PCIe NVMe M.2 256GB plus HDD 1TB
  • Sistem operasi Windows 10 Home 64-bit English

Beberapa software benchmark yang saya gunakan buat menguji kemampuan Inspiron 7577 meliputi PCMark 10, Cinebench R15, 3DMark 11 Performance 1.0, dan 3DMark Time Spy; kemudian Unigine Heaven 4.0 dan Valley 1.0, Final Fantasy XIV Heavensward Benchmark, dan Monster Hunter Online Benchmark saya pilih sebagai perwakilan dari video game. Hasil tesnya bisa Anda lihat di bawah.

 

PCMark 10

Dell Inspiron Gaming 27

Dell Inspiron Gaming 24

Dell Inspiron Gaming 25

 

Cinebench R15

Dell Inspiron Gaming 28

 

3DMark 11 Performance 1.0

Dell Inspiron Gaming 29

Dell Inspiron Gaming 30

 

3DMark Time Spy

Dell Inspiron Gaming 31

Dell Inspiron Gaming 32

 

Unigine Heaven 4.0 & VALLEY 1.0
Dell Inspiron Gaming 36

Dell Inspiron Gaming 40

 

Final Fantasy XIV Heavensward

Dell Inspiron Gaming 33

Dell Inspiron Gaming 34

Dell Inspiron Gaming 35

 

Monster Hunter Online

Dell Inspiron Gaming 37

Dell Inspiron Gaming 38

Dell Inspiron Gaming 39

 

Early verdict

New Inspiron 15 7000 adalah salah satu kandidat kuat bagi Anda yang sedang mencari laptop kerja sekaligus perangkat pendukung gaming berperforma tinggi. Desainnya serius dan profesional, turut ditunjang fitur-fitur fungsional, lalu kinerja hardware-nya sama sekali tidak mengecewakan (GeForce GTX 1060 ialah kartu grafis VR ready).

Berdasarkan informasi dari Dell, Inspiron 7577 sudah mulai dipasarkan di Indonesia, dijajakan mulai dari Rp 21 juta. Namun kemungkinan besar, unit hands-on ini dibanderol di harga yang lebih tinggi lagi.

Dell Inspiron Gaming 10

 

Dua Smartphone ZenFone Baru Ini Tawarkan Solusi ‘Lebih Profesional’ Dalam Ber-selfie

Selfie ialah salah satu tema terpanas di kalangan produsen smartphone, bahkan menjadi senjata andalan beberapa brand terkenal. Anda mungkin berpikir bahwa saat ini, pasar handset spesialis selfie sudah sangat sesak. Tapi Asus masih melihat adanya peluang besar menanti di sana. Dari data mereka, sebanyak 71 persen orang Indonesia setidaknya mengambil selfie atau wefie setiap minggu.

ZenFone Selfie 25

Setelah mulai menyelami ranah swafoto dua tahun silam lewat ZanFone Selfie, sang produsen hardware asal Taiwan itu akhirnya membawa sepasang pewarisnya ke tanah air. Handset-handset ini merupakan anggota keluarga ZenFone generasi keempat dan keduanya sama-sama dibekali setup kamera ganda di depan. Mereka adalah Asus ZenFone 4 Selfie Pro ZD552KL dan ZenFone 4 Selfie ZD553KL.

ZenFone Selfie 26

CEO Asus Jerry Shen menjelaskan bahwa sudah waktunya bagi Asus untuk memberikan penawaran baru buat penggemar self-portrait demi menunjukkan keseriusan mereka di segmen itu. Walaupun telah tersedia banyak pilihan, Asus berpendapat bahwa konsumen di Indonesia membutuhkan solusi yang ‘lebih profesional’. Dua ZenFone Selfie anyar ini kabarnya diracik sedemikian rupa sebagai jawaban atas kekurangan yang ada di perangkat-perangkat kompetitor, khususnya pada aspek jangkauan lensa dan performa di kondisi low-light.

ZenFone Selfie 27

 

ZenFone 4 Selfie Pro ZD552KL

ZenFone 4 Selfie Pro merupakan produk swafoto pamungkas Asus. Tubuh berbahan aluminiumnya dibuat melalui teknik nano molding dan tiap lekukannya dibentuk secara presisi. Dipadu layar berlapis Corning Gorilla Glass 5 2.5D, saya akui penampilan handset ini sangat menawan, terutama untuk varian berwarna merahnya. Sebagai jendela akses konten, smartphone  menghidangkan layar AMOLED 1080p berkepadatan 401ppi seluas 5,5-inci.

ZenFone Selfie 50

ZenFone Selfie 11

Atraksi utama dari ZenFone 4 Selfie Pro tentu saja adalah kamera depannya. Di sana, Asus mencantumkan sistem DuoPixel 24Mp, berisi kombinasi sepasang sensor Sony Exmor RS IMX362 1,4µm 12-megapixel dengan aperture f/1.8, ditambah sensor Omnivision 5670 1,12µm f/2.2 yang memiliki lensa wide-angle 120 derajat, sehingga kamera bisa merangkul objek dua kali lebih banyak – memungkinkan Anda ber-selfie bersama kawan ataupun keluarga tanpa bantuan monopod.

ZenFone Selfie 4

ZenFone Selfie 1

Selain itu, Asus melengkapi ZenFone 4 Selfie Pro dengan bundel perkakas khusus swafoto bernama SelfieMaster. Tool ini berisi fitur-fitur krusial semisal beautify (buat foto maupun video), serta kolase dan BeautyLive. Produsen juga tak lupa menyiapkan flash LED softlight untuk membantu pengambilan foto di kondisi temaram.

ZenFone Selfie 13

ZenFone Selfie 10

Kamera belakangnya sendiri mengandalkan sensor Sony Exmor IMX351 1µm 16-megapixel berlensa 26mm f/2.2. Ia dibantu sistem electronic image stabilization, phase detection autofocus, serta LED dual-tone flash.

ZenFone Selfie 9

Di dalam, Asus mempersenjatai ZD552KL dengan chip Qualcomm Snapdragon 625 (ada prosesor octa-core Cortex-A53 2GHz dan GPU Adreno 506), RAM sebesar 4GB, ROM 64GB, dan baterai 3.000mAh. Smartphone berjalan di sistem operasi Android 7.1.1 Nougat plus interface ZenUI 4.0.

ZenFone Selfie 28

 

ZenFone 4 Selfie ZD553KL

ZD553KL ialah alternatif lebih terjangkau dari saudarinya di atas. Handset mengusung arahan desain serupa ZenFone 4 Selfie Pro, namun konstruksi tubuhnya terbuat dari plastik, dan layar IPS 5,5-incinya menyajikan resolusi 720p. Tapi jangan cemas soal penampilannya, smartphone tetap memanfaatkan kaca 2.5D sehingga memberi kesan menyambung pada lekukan di sisi samping.

ZenFone Selfie 24

ZenFone Selfie 21

Kapabilitas swafoto ZenFone 4 Selfie bersandar pada sensor Omnivision 20880 1µm 20-megapixel f/2.0 dan sensor Omnivision 8856 1,12µm f/2.4 dengan lensa wide-angle 120 derajat. Sudut jangkauan jepretan dan sejumlah kelengkapannya tak berbeda dari Selfie 4 Pro. Anda kembali dihindangkan SelfieMaster, flash LED softlight, mode panorama, serta HDR.

ZenFone Selfie 17

ZenFone Selfie 23

Ukuran megapixel kamera belakangnya setara ZenFone 4 Selfie Pro, namun jenis sensornya berbeda. Smartphone tersebut menggunakan Omnivision 16880 1µm 16Mp dengan aperture lensa f/2.2. Meski demikian, fitur-fitur penunjang fotografi seperti PDAF, EIS, dan flash LED juga tetap ada di sana.

ZenFone Selfie 20

ZenFone Selfie 15

ZenFone 4 Selfie diotaki system-on-chip Qualcomm Snapdragon 430, berisi CPU octa-core Cortex-A53 1,4GHz dan GPU Adreno 505. Handset menyimpan RAM 4GB, memori internal 64GB, lalu tenaganya dipasok oleh baterai 3.000mAh non-removable di dalam. Satu keunikan yang membuat ZD553KL lebih ‘unggul’ dari ZenFone 4 Selfie Pro adalah dukungan tiga slot kartu: dua untuk SIM, dan satu lagi buat microSD (storage dapat diekspansi sampai 2TB). Smartphone juga beroperasi di platform Android 7.1.1 Nougat dengan ZenUI 4.0.

ZenFone Selfie 19

 

Harga

ZenFone 4 Selfie Pro ZD552KL dibanderol seharga Rp 5 juta, sedangkan ZenFone 4 Selfie ZD553KL dipatok di harga Rp 3,5 juta. Kedua perangkat sudah mulai dipasarkan mulai tanggal 25 November, dan sampai tanggal 10 November nanti, paket penjualan turut dibundel bersama ‘Gong Yoo Special Gift Box’ serta speaker Bluetooth khusus ZenFone 4 Selfie Pro – selama persediaan masih ada.

ZenFone Selfie 5

ZenFone Selfie 6

ZenFone Selfie 2

Hands-On Asus X550IU, Laptop Multimedia ‘Gaming Ready’ Bersenjata AMD FX-9830P

Laptop gaming ialah komoditas panas, tapi jujur saja, harganya kurang bersahabat bagi mayoritas orang. Itu sebabnya kehadiran Asus X550IU di Indonesia menjadi berita gembira untuk mereka yang menginginkan laptop terjangkau berperforma tinggi. X550IU merupakan notebook pertama berteknologi AMD Polaris, memungkinkannya menangani game-game AAA seperti The Witcher 3 dan Shadow of Mordor.

Kurang lebih sembilan bulan setelah momen itu, saya akhirnya diberikan kesempatan oleh AMD Indonesia untuk mencoba Asus X550IU secara langsung. Terlepas dari kemampuan notebook ini, X550IU belum menjadi anggota keluarga Asus Republic of Gamers, dan lebih ditargetkan pada para profesional serta pelajar. Hal tersebut ditunjukkan oleh faktor spesifikasi serta konektivitasnya.

 

Desain

Asus X550IU merupakan laptop berlayar 15-inci dengan rancangan clamshell  tradisional. Perangkat memiliki tubuh berwarna hitam, dipadu garis-garis merah ala pola kuil suku Aztec yang Asus biasanya bubuhkan di ROG. Struktur plastik mendominasi tubuhnya, dan di sana Anda bisa melihat penggunaan jenis material berbeda: glossy pada lid dan matte bertekstur halus pada area keyboard serta bingkai display.

Asus X550IU 37

Asus X550IU 42

Arahan desain ini secara tidak langsung meminta Anda untuk memperlakukan Asus X550IU dengan kasih sayang. Lid glossy-nya akan baret jika terbentur, lalu dalam waktu singkat, bagian tersebut bisa jadi sarang sidik jari. Anda perlu membersihkannya secara reguler agar X550IU selalu tampil prima. Meski begitu, kualitas build-nya secara keseluruhan terasa meyakinkan dan Asus telah memastikan layar terpasang mantap ke body via sepasang engsel.

Asus X550IU 30

Asus X550IU 26

X550IU memang bukan laptop super-ringan berdesain ultra-thin. Perangkat mempunyai dimensi 38×25,1×2,92-3,17cm dengan bobot 2,45-kilogram (sudah termasuk baterai). Dan ukuran ini Asus manfaatkan sebaik-baiknya untuk membubuhkan sejumlah kelengkapan esensial. Di sisi kiri, Anda akan menemukan port audio 3,5mm, sepasang port USB, LAN, HDMI dan VGA 15-pin. Lalu di bagian kanan terdapat satu lagi port USB dan pintu optical disc drive.

Asus X550IU 25

Asus X550IU 34

Asus X550IU 33

 

Keyboard dan touchpad

Laptop menyuguhkan keyboard full-size dengan tombol chiclet enam baris. Agar muat, Asus memperkecil ukuran tuts di beberapa zona, misalnya di area Function dan numpad. Layout-nya terbilang nyaman untuk mengetik, memungkinkan jari saya menjangkau hampir seluruh tombol tanpa perlu mengangkat telapak tangan; bahkan cukup baik buat menikmati Rise of the Tomb Raider – dibahas lebih jauh di bawah.

Asus X550IU 35

Asus X550IU 27

Touchpad-nya sendiri diletakkan sejajar dengan tombol spasi. Posisi tersebut memang membuatnya terlihat timpang ke area kiri wrist rest, namun karena touchpad sedikit menjorok ke dalam, insiden akibat mouse yang tak sengaja tersentuh jarang terjadi.

Asus X550IU 28

 

Layar

X550IU menyuguhkan display IPS beresolusi 1920×1080p seluas 15,6-inci dengan permukaan anti-glare. Asus dan AMD juga tak lupa membekalinya bersama teknologi FreeSync, yaitu sistem sinkronisasi adaptif di layar LCD yang memungkinkan tercapainya keselarasan antara frame rate konten (game misalnya) dan refresh rate layar, sehingga efek screen tearing dapat diminimalkan tanpa memengaruhi performa hardware.

Asus X550IU 36

Asus X550IU 41

 

Hardware dan pengalaman penggunaan

Asus X550IU menyimpan APU mobile generasi ketujuh AMD FX-9830P quad-core berkecepatan 3GHz, dengan chip grafis Radeon RX 460. Laptop turut dilengkapi RAM DDR4 dual channel 8GB, penyimpanan berbasis hard drive 1TB, dan baterai 4-cell 44Whrs. Unit hands-on ini sendiri mempunyai komposisi hardware sedikit berbeda. HDD 1TB-nya digantikan oleh SSD 128GB. Kapasitas storage memang jadi lebih kecil, tapi SSD membuat waktu load lebih singkat.

Asus X550IU 29

Optical disc drive yang digunakan Asus ialah varian DVD-RW 8x. Dalam diskusi bersama country product manager Veronica Erwin di acara peluncuran Asus X550IU bulan Januari silam, ODD dimanfaatkan karena sang produsen ingin laptop ini memberikan manfaat semaksimal mungkin bagi konsumen targetnya: pelajar dan pekerja. Menurut Asus, kalangan ini masih sangat memerlukan disc drive dan tak sepenuhnya mengandalkan internet buat mengakses konten hiburan.

Asus X550IU 32

Saya pribadi lebih mengidamkan kombinasi SSD dan HDD dengan mengorbankan eksistensi dari optical disc drive (Asus bilang hal ini dapat dilakukan), apalagi hampir semua orang kini telah merangkul metode distribusi digital. Namun Asus menyampaikan bahwa kehadiran SSD akan menyebabkan harganya melampaui batasan Rp 10 juta.

Asus X550IU 31

Selain menguji performa X550IU dengan software-software benchmark, tim AMD juga mendemonstrasikan kesanggupan laptop ini menangani Rise of the Tomb Raider. Di setting default, permainan memilihkan preset grafis ‘high‘ – dengan resolusi full-HD, anti-aliasing FXAA dan double-buffered Vsync. Di setting itu, permainan berjalan stabil di 25- sampai 30-frame rate per detik. Jika Anda menginginkan FPS lebih tinggi, cara terbaiknya ialah mengurangi beberapa efek visual di sana.

Asus X550IU 10

Asus X550IU 8

 

Silakan nikmati sejumlah screenshot Rise of the Tomb Raider yang saya ambil dari X550IU:

Asus X550IU 11

Asus X550IU 12

Asus X550IU 13

Asus X550IU 15

Asus X550IU 16

Asus X550IU 17

Asus X550IU 18

Asus X550IU 20

Asus X550IU 22

 

Dan di bawah ini adalah hasil benchmark-nya.

 

Cinebench

Asus X550IU 5

 

3D Mark

Asus X550IU 1

Asus X550IU 2

Asus X550IU 4

Asus X550IU 3

 

Unigine Heaven & Valley

Asus X550IU 6

Asus X550IU 7

 

Konklusi

Asus X550IU adalah pilihan paling logis jika Anda memiliki modal tak lebih dari Rp 10 juta dan Anda tidak keberatan dengan desainnya yang tradisional. Sejumlah konsumen mungkin mengharapkan SSD, tapi kehadiran optical disc drive beserta port VGA dan HDMI menunjukkan besarnya perhatian Asus terhadap aspek konektivitas serta fleksibilitas pemakaian.

Lalu dari segi performa, APU AMD FX-9830P yang dibantu Radeon RX 460 menjaganya tetap sanggup menangani game-game blockbuster anyar – tentu saja dengan sedikit penyesuaian pada setting grafis. Judul-judul yang sudah diuji dan berjalan memuaskan meliputi Rise of the Tomb Raider, The Witcher 3: Wild Hunt, Doom, Middle-earth: Shadow of Mordor dan Overwatch.

Asus X550IU dijajakan seharga Rp 9,5 juta.