Moka Remains an Open Platform Post Gojek Acquisition

After widely rumored for the past few months, today (30/4) Gojek officially announced its acquisition of Moka. This corporate action is the company’s first step in combining services to provide integrated solutions for business partners (merchants), which include payment services, food delivery, and point-of-sale systems, therefore, to support the growth and digitalization of online and offline SMEs.

Moka will continue to operate as an independent entity post the acquisition, integrated with the Gojek merchant ecosystem. The ecosystem consists of GoBiz (the super app that houses GoFood), GoPay, and other services such as Midtrans and Spots. Spots is an mPOS product that is circulated for GoFood merchants, as a result of a combination of Nadipos and Kartuku which both were acquired by Gojek.

Moka told DailySocial that they will remain an open platform and are very open to continuing collaboration with all partners, either the current or in the future. Moka allows merchants to receive payments from digital wallets such as Gopay, Ovo, Dana, and others.

“We are very excited to be part of the Gojek ecosystem and accelerate our mission to help small businesses continue to grow. Gojek is the largest consumer application in Indonesia and this integration will create business networks to hundreds of millions Gojek users and get direct transactions from services like GoFood,” Moka’s Co-Founder & CEO, Haryanto Tanjo said.

Meanwhile, Gojek’s Co-CEO Andre Soelistyo said, “We are always working to help more offline businesses to online businesses to participate in developing the digital economy and working with Moka and its network of businesspeople will help us to accelerate the realization of this mission.”

Previously, the acquisition was reportedly agreed at US$ 130 million or equivalent to 2 trillion Rupiah. This corporate step is part of the planned expansion of Gojek products and services following the acquisition of Series F funding that has been raised since 2018.

To date, Moka has been used by 40 thousand businesses in 200 cities in Indonesia by providing POS equipment solutions, payment systems, bookkeeping, raw material procurement, and business capital lending. While Gojek, through the service of GoBiz, has embraced 500 thousand business partners, of which 96% are claimed by SMEs.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Pasca Diakuisisi Gojek, Moka Pastikan Tetap Jadi Platform Terbuka

Setelah santer dirumorkan selama beberapa bulan terakhir, hari ini (30/4) Gojek secara resmi mengumumkan akuisisinya terhadap Moka. Aksi korporasi ini menjadi langkah awal perusahaan menggabungkan layanan guna memberikan solusi terintegrasi bagi mitra usaha (merchant), yang meliputi layanan pembayaran, pengantaran makanan, dan sistem point-of-sale, sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan digitalisasi UKM online maupun offline.

Setelah akuisisi ini, Moka akan terus beroperasi sebagai entitas mandiri yang terintegrasi dengan ekosistem merchant Gojek. Ekosistem tersebut terdiri dari GoBiz (super app yang menaungi GoFood), GoPay, dan layanan-layanan lainnya seperti Midtrans dan Spots. Spots adalah produk mPOS yang diedarkan untuk merchant GoFood, sebagai hasil gabungan Nadipos dan Kartuku yang keduanya diakuisisi Gojek.

Kepada DailySocial, pihak Moka menyebutkan mereka akan tetap menjadi open platform dan sangat terbuka untuk terus berkolaborasi dengan dengan seluruh mitra, baik yang telah tergabung maupun yang akan datang. Moka memungkinkan merchant untuk menerima pembayaran dari digital wallet seperti Gopay, Ovo, Dana, dan lainnya.

“Kami sangat bersemangat menjadi bagian dari ekosistem Gojek dan mengakselerasi misi kami membantu usaha kecil untuk terus tumbuh. Gojek adalah aplikasi konsumen terbesar di Indonesia dan integrasi ini akan membuka akses jaringan para pelaku usaha kepada ratusan juta pengguna platform Gojek dan mendapatkan transaksi langsung dari layanan seperti GoFood,” ujar Co-Founder & CEO Moka Haryanto Tanjo.

Sementara itu Co-CEO Gojek Andre Soelistyo berujar, “Kami selalu berupaya untuk membantu lebih banyak bisnis offline menuju bisnis online untuk ikut mengembangkan ekonomi digital dan bekerja dengan Moka dan jaringan pelaku usahanya akan membantu kami untuk mempercepat terwujudnya misi ini.”

Sebelumnya diberitakan akuisisi ini disepakati di angka US$130 juta atau setara 2 triliun Rupiah. Langkah korporasi ini merupakan bagian rencana ekspansi layanan dan produk Gojek pasca perolehan pendanaan seri F yang sudah digalang sejak tahun 2018.

Hingga saat ini Moka telah digunakan oleh 40 ribu pebisnis di 200 kota di Indonesia dengan memberikan solusi perangkat POS, sistem pembayaran, pembukuan, pengadaan bahan baku, dan peminjaman modal usaha. Sementara Gojek, lewat layanan GoBiz, telah merangkul 500 ribu mitra usaha, yang 96%-nya diklaim dari kalangan UKM.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Gojek Wraps Up Acquisition of Moka at 2 Trillion Rupiah Valuation

The acquisition news of Moka point-of-sales startup by Gojek finally comes to an agreement, after spreading rumors since Agustus 2019. First, the company has submitted corporate action to the regulator, in this case, through KPPU official page as of April 9th, 2020.

Keterangan akuisisi Moka oleh Gojek di laman KPPU
Moka’s acquisition by Gojek in KPPU official page

Second,  Bloomberg also reported from a reliable source that Moka has acquired by Gojek at US$130 million or around 2 trillion Rupiah. The number has increased from the reported ones at US$120 million. The transaction is ongoing since last year and met an agreement just few months ago.

Gojek has taken the strategic step to channel the Series F funding which has been going since October 2018. In mid-March 2020, the company reportedly received additional funds of US$ 1.2 billion or equivalent to 18 trillion Rupiah for the round, completing the acquisition target of US $ 3 billion or equivalent to 42.2 trillion Rupiah.

Moka’s role can be very significant. Based in Jakarta, the company currently established by Grady Laksmono and Haryanto Tanjo since 2014 has reached users in 100 cities in Indonesia. More than 35 thousand restaurants, cafes, and other retail outlets take advantage of its POS mobile application.

Catatan capaian Moka sepanjang tahun 2019 / Moka
Moka’s achievement lists during 2019 / Moka

Moka aware of the tight competition in this vertical and continues to innovate including to launch Moka Fresh platform (purchasing raw materials) and Moka Capital (merchant loan funds) – in his statement Tanjo said that Moka’s vision of becoming a “merchant supper app”, intends to accommodate various retailers’ needs in an integrated manner through a digital platform.

In addition to cash transactions, the Moka cashier system allows business owners to accept payments with digital platforms such as Gopay, Ovo, LinkAja, even Kredivo and Akulaku. While a deeper collaboration scenario between Gojek and Moka has not been delivered.

This is becoming one, out of many Gojek’s acquisitions for Indonesian startups. Previously, the local decacorn also took several startups including Loket, Kartuku, Midtrans, Mapan, and Promogo.

Some acquisitions has succeeded in expanding the Gojek service ecosystem, for example, the consolidation with Loket team that produced the GoTix service. Loket Founder Edy Sulistyo was lined up to lead the entertainment division owned by Gojek.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Gojek Resmi Akuisisi Moka, Dikabarkan Nilainya Capai 2 Triliun Rupiah

Kabar akuisisi startup point-of-sales Moka oleh Gojek akhirnya mencapai titik terang, setelah sebelumnya menjadi rumor sejak Agustus 2019 lalu. Pertama, perusahaan telah melaporkan aksi korporasi tersebut ke regulator, dalam hal ini Komisi Pengawas Persaingan Usaha – kini juga bisa dibaca melalui laman resmi KPPU tertanggal 9 April 2020.

Keterangan akuisisi Moka oleh Gojek di laman KPPU
Keterangan akuisisi Moka oleh Gojek di laman KPPU

Lalu kedua, hari ini (23/4) Bloomberg turut memberitakan, sumber yang dekat dengan kesepakatan itu mengatakan akuisisi Moka telah dirampungkan Gojek senilai US$130 juta atau setara 2 triliun Rupiah. Angka ini sedikit meningkat dari yang sebelumnya banyak beredar US$120 juta. Transaksi telah dirundingkan sejak tahun lalu dan baru mencapai sepakat beberapa bulan lalu.

Langkah strategis ini dilakukan Gojek memanfaatkan perolehan pendanaan seri F yang telah berlangsung sejak Oktober 2018 lalu. Pertengahan Maret 2020 diberitakan, perusahaan mendapatkan tambahan dana US$1,2 miliar atau setara 18 triliun Rupiah untuk putaran tersebut, melengkapi target perolehan US$3 miliar atau setara 42,2 triliun Rupiah.

Peran Moka bisa jadi sangat signifikan. Berbasis di Jakarta, saat ini perusahaan yang didirikan Grady Laksmono dan Haryanto Tanjo sejak tahun 2014 ini telah menjangkau pengguna di 100 kota di Indonesia. Lebih dari 35 ribu restoran, cafe, dan gerai ritel lainnya manfaatkan aplikasi mobile POS yang dimilikinya.

Catatan capaian Moka sepanjang tahun 2019 / Moka
Catatan capaian Moka sepanjang tahun 2019 / Moka

Sadar persaingan di vertikal bisnis ini sangat banyak, Moka terus lakukan inovasi termasuk dengan menghadirkan platform Moka Fresh (pembelian bahan baku) dan Moka Capital (pinjaman dana merchant) – dalam keterangannya Tanjo mengatakan bahwa visi Moka menjadi “merchant supper app”, bermaksud mengakomodasi berbagai kebutuhan peritel secara terpadu melalui platform digital.

Selain mencatatkan transaksi tunai, sistem kasir Moka memungkinkan pemilik bisnis untuk menerima pembayaran dengan platform digital seperti Gopay, Ovo, LinkAja, bahkan Kredivo dan Akulaku. Sementara skenario kolaborasi yang lebih mendalam antara Gojek dan Moka belum disampaikan.

Ini jadi proses akuisisi kesekian yang dilakukan Gojek terhadap startup Indonesia. Sebelumnya decacorn lokal tersebut juga caplok beberapa startup termasuk Loket, Kartuku, Midtrans, Mapan, hingga Promogo.

Beberapa hasil akuisisi berhasil memperluas ekosistem layanan Gojek, misalnya konsolidasi dengan tim Loket yang menghasilkan layanan GoTix. Founder Loket Edy Sulistyo didapuk untuk memimpin divisi hiburan yang dimiliki Gojek.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

TADA, Gojek, dan Moka Inisiasi Platform “Supportlocalbrands”, Bantu Peritel Berjualan Kupon Belanja

Dampak pandemi yang luas ke segala sektor usaha, menyiksa pebisnis untuk putar otak untuk memastikan usahanya tetap berjalan. Tada, platform end-to-end customer retention, dibantu Gojek dan Moka membuat gerakan dukung merek lokal atau Supportlocalbrands, sudah mulai beroperasi sejak awal Apri 2020.

Kolaborasi tersebut berbentuk adanya akses buat masyarakat untuk membeli kupon dari merek lokal dengan harga spesial lewat aplikasi Gojek dan situs web Supportlocalbrands itu sendiri. Beragam kupon yang ditawarkan di antaranya untuk produk makanan dan minuman, fesyen, layanan kecantikan, kesehatan pribadi, gaya hidup, dan hotel.

“Melalui gerakan ini, baik konsumen dan pemilik bisnis sama-sama memperoleh manfaat. Konsumen dapat membeli lebih awal kupon dari ratusan merek lokal. Kupon ini nantinya bisa digunakan saat layanan tersedia atau bisnis buka kembali. Sementara itu, pemilik bisnis dapat mempertahankan usahanya dengan pemasukan dari hasil penjualan kupon ini,” terang Managing Director TADA Antonius Taufan kepada DailySocial, Senin (20/4).

Gojek turut berpartisipasi lantaran solusi yang diinisiasi oleh TADA menjawab permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari. Situs Supportlocalbrands kini tersedia melalui shuffle card di dalam aplikasi Gojek untuk memudahkan lebih banyak pelanggan untuk mengakses kesempatan tersebut.

“Inisiatif ini merupakan salah upaya nyata kami untuk memastikan pengguna Gojek mendapat manfaat potongan harga dari merek lokal favorit mereka, sekaligus membantu bisnis karya anak bangsa untuk tetap bertahan,” imbuh Chief of Corporate Affairs Gojek Nila Marita.

Hadirnya TADA dan inisiasinya dalam aplikasi Gojek, menandakan bertambahnya mitra pihak ketiga yang berpartisipasi untuk perkuat posisinya sebagai super app.

Sejak softlaunch pada awal bulan ini, disebutkan situs ini sudah menjaring lebih dari raturan merek lokal untuk berpartisipasi, termasuk mereka yang sudah menjadi merchant di Moka.

Co-Founder & CEO Moka Haryanto Tanjo mengatakan, mereka sudah mengimbau 40 ribu merchant-nya untuk turut berpartisipasi dan mendukung kemudahan dalam penukaran kupon. “Kolaborasi ini salah satu bentuk inisiatif kami untuk membantu pelaku usaha dalam menghadapi masa sulit,” katanya.

Keberadaan dukungan ini, lanjutnya, begitu dibutuhkan pebisnis. Meski tidak memberi data rinci, Taufan menyebut beberapa klien ritelnya memang melaporkan bahwa mereka sudah melakukan pemotongan gaji atau merumahkan karyawan dalam kurun waktu tertentu demi mempertahankan cashflow.

“Untuk angka pastinya, mohon maaf kami tidak bisa sebut, namun yang pasti bagi sektor ritel, hal ini sangat berdampak besar,” ujar Taufan.

Dia juga menyebut dalam membuat gerakan ini ketiga perusahaan tidak memungut biaya atas transaksi yang terjadi hingga 30 Juni 2020. Keseluruhan nilai yang dibayarkan konsumen akan diberikan sepenuhnya kepada para pelaku usaha yang bergabung.

Rencananya, situs ini akan aktif sampai tanggal tersebut dan pembeli bisa membeli hingga waktu tersebut. Seluruh kupon yang dibeli akan memiliki masa berlaku satu tahun, sehingga pembeli punya cukup waktu hingga gerai-gerai kembali di buka untuk menukarnya.

“Untuk ke depannya, jika pelaku usaha masih ingin memakai platform yang sama untuk program yang berbeda, maka dikembalikan sesuai kebijakan pemilik platform masing-masing. Yang pasti, tidak ada keterikatan apapun selama gerakan ini berlangsung.” pungkas Taufan.

Demi memastikan transaksi dapat berjalan lancar, TADA terus mengupayakan agar traffic ke situs semakin optimal.

Moka’s Five Year Journey and Its Ambition to be A Super-App Merchant

The increasing number of point-of-sale (POS) players might not be an issue, because the real enemy is the inefficient cash payment. There’s still a lot of homework for every stakeholder to solve many issues regarding business support, particularly SMEs, providing convenience transactions to all customers.

Moka is one of the players in this sector. It is known, not only as POS service but has claimed to be a super-app merchant, followed by its expansion to other verticals in order to support the ‘merchant’ business.

The super-app merchant is a new term the company aims to promote, as the public familiar with the super app term yet focuses only on the products for end consumers.

“In the first three years, we build up our POS service due to its complexity to handle small to big merchants; from POS, management, CRM, inventory. Afterward, in 2019, we scale up with new products, such as Moka Capital, Moka Pay, Moka Connect, and Moka Fresh,” Moka’s Co-Founder and CEO, Haryanto Tanjo said in an exclusive interview with certain media in the office last time (2/20).

Becoming the super app means the company is to highlight collaboration with partners to create an ecosystem. Almost every product vertical in Moka is a partnership result. Haryanto said, to acquire partners, the business has adopted an open ecosystem for seamless API integration.

Moka Capital is a collaboration with a p2p lending company to facilitate merchants for access to capital for business development. The partners include KoinWorks, Taralite, and Modalku. Since established in late 2018, it is said to distribute more than Rp40 billion for 300 merchants. They offer loans from Rp5 million to Rp2 billion with three months to 18 months tenor.

Furthermore, Moka Fresh as a marketplace to provide supply chains for culinary merchants online. The company partners with players such as Sayurbox, Blibli, Greenfields, Diamond, Unilever, Bogasari and ABC. In total, the product has owned more than 3 thousand SKUs.

“Culinary merchant spent 30%-40% on supply chain. However, as a single outlet, how you suppose to bargain with distributors. We want to support this through Moka Fresh, we aggregate order from our merchants to have the best price from the distributor.”

Next, there is Moka Pay to manage payment options in one simple cashier app. Every popular e-wallet is integrated into Moka Pay, including Akulaku and Kredivo.

MRT Jakarta partners up with Moka Connect

mokapos

The latest announcement for Moka’s product vertical is the partnership with MRT as Moka Connect‘s new merchant. This is a marketplace containing various applications provided by third parties to support merchant businesses of all business scales, including the corporate level.

Examples of applications that already joined are Jurnal and Accurate Online to help bookkeeping, Eatsy to help consumers order food and beverages before arriving at the restaurants. The order will automatically listed in the Moka system, therefore, employees don’t have to re-record orders through the Eatsy application.

Furthermore, Storelogy is a platform that helps merchants create online sites, and GrabJobs is a recruitment platform to find high-risk blue-collar workers due to the high turn-over rate.

“Inside Moka Connect, we invite developers to involve and build applications on the Moka platform. The model is more or less the same as Google Play or App Store consists of many applications available for download. Thus, Moka’s will be seen as highly-recommended by merchants.”

Haryanto continued, “Enterprises have known Moka for the small merchant, it doesn’t seem so nowadays. Enterprises with their own ERP (enterprise resource planning) system, can also use Moka Connect to integrate their POS with Moka.”

Recently, MRT Jakarta announced a collaboration with Moka for this product. Moka Connect will be integrated into the merchant’s POS machine at the MRT station, even though the merchant is using another brand.” MRT can manage transactions from its SMEs, especially MRT and its merchants with its own revenue-sharing system.”

Focusing on growth

Product innovation and service expansion have become crucial things for POS players, in fact, many players in the local arena are also trying to present similar solutions. Besides Moka, there are other startups like Qasir, Cashlez POS, Pawoon, Nuta and the latest Youtap.

Haryanto said the online cashier business is still in its early stage, or yet to mature, that there are many merchants, especially micro, are yet to educate well with the benefits to their business. Business people who have been reached by the digital world are still far behind those offline businesses.

Quoting from the Ministry of Cooperatives and Small and Medium Enterprises (Kemenkop UKM), in 2017 as many as 3.79 million micro, small and medium enterprises (MSMEs) have utilized the online platform in marketing their products. This number is around 8 percent of the total SMEs in Indonesia, which is 59.2 million.

mokaplan

In terms of consumer, Moka noted that the percentage of transactions using cash still dominated the non-cash around 60%. “How to change the mindset of micro-merchants to get online is the hardest question. This requires collaborative efforts with all stakeholders, instead just Moka.”

Because the market is broad and yet to mature, Moka currently installing a mindset to focus on increasing growth. Although, in a business model, SaaS with b2b target consumers, naturally has a clearer unit of economics as to what the roadmap is to lead to profitability.

Another advantage in SaaS business is its higher gross margin, therefore, the income will stay without subsidies. Even if it does, the gross margin will remain large. The main income from SaaS is generally a subscription either monthly or annually, depending on each strategy.

“The question is whether you want profit now or later, whether you still have a mindset for growth. Revenue and profits we earn will be invested in more growth. However, we believe profitability is important. Because in the end, we have to take that way.”

On the same occasion, Haryanto avoids commenting further on the acquisition rumor of Moka by Gojek. He said the same statement as he responded to the public some time ago. “We do not comment on market speculation,” he said at the time, quoting from KrAsia.

He said the company is targeting 100 thousand merchants to join Moka this year, currently, there are more than 30 thousand merchants. Two-thirds of those are engaged in the culinary business, while the rest are from retail and service businesses.

With diverse business verticals, companies are confident to attract new merchants. Although, the POS business is currently Moka’s core business for it is the connecting bridge to other Moka verticals.

Since established in 2014, Moka currently has more than 800 employees and is entirely local talent.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Perjalanan Lima Tahun Moka dan Ambisinya Menjadi “Merchant Super App”

Gempuran pemain point-of-sales (POS) yang semakin ramai sebenarnya bukan menjadi soal, karena musuh terbesarnya adalah pembayaran tunai yang inefisien. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan semua stakeholder untuk menyelesaikan berbagai isu dalam mendukung bisnis, khususnya UKM, memberikan kenyamanan bagi pelanggannya bertransaksi.

Moka jadi salah satu pemain di sektor tersebut. Kini mereka tidak hanya ingin dikenal penyedia POS saja, namun telah mengukuhkan diri sebagai “merchant super app”, dibarengi ekspansi perusahaan ke vertikal produk lain yang berfungsi mendukung bisnis merchant itu sendiri.

Merchant super app adalah istilah baru yang ingin digencarkan perusahaan, lantaran selama ini publik lebih familiar dengan super app, namun lebih mengarah pada produk yang digunakan oleh konsumen akhir.

“Pada tiga tahun pertama kita perkuat POS karena itu kompleks untuk bisa melayani merchant kecil sampai besar; mulai dari POS, manajemen, CRM, inventory. Lalu di 2019 kita mulai scale up produk baru, seperti Moka Capital, Moka Pay, Moka Connect dan Moka Fresh,” ujar Co-Founder dan CEO Moka Haryanto Tanjo, dalam wawancara terbatas bersama beberapa media di kantornya, kemarin (20/2).

Menjadi super app, artinya perusahaan menekankan pada unsur kolaborasi dengan para mitra untuk membangun ekosistem. Hampir seluruh vertikal produk di Moka adalah hasil kolaborasi. Menurut Haryanto, untuk menarik banyak mitra, makanya bisnisnya mengadopsi konsep ekosistem terbuka agar integrasi API lebih jauh mudah.

Moka Capital adalah hasil kolaborasi dengan perusahaan p2p lending yang memudahkan merchant mendapat akses permodalan untuk pengembangan usaha. Mitranya ada KoinWorks, Taralite dan Modalku. Disebutkan, sejak dirilis pada akhir 2018, telah menyalurkan lebih dari Rp40 miliar untuk 300 merchant. Pinjaman yang ditawarkan mulai dari Rp5 juta sampai Rp2 miliar dan tenor tiga bulan sampai 18 bulan.

Berikutnya, Moka Fresh berupa marketplace untuk bantu merchant kuliner menyuplai pasokan bahan baku secara online. Perusahaan bermitra dengan pemain seperti Sayurbox, Blibli, Greenfields, Diamond, Unilever, Bogasari dan ABC. Secara total, dalam produk ini telah memiliki lebih dari 3 ribu SKU.

Merchant kuliner sekitar 30%-40% cost terbesarnya adalah belanja bahan baku. Kalau mau increase gross margin atau profit, pasti harus reduce cost bahan baku. Tapi kalau merchant yang hanya ada single outlet, bagaimana mau nego harga ke distributor. Itu yang mau kita bantu lewat Moka Fresh, kita aggregate order dari merchant kami untuk dapat harga terbaik dari distributor.”

Selanjutnya, ada Moka Pay untuk mengelola berbagai metode pembayaran dalam satu aplikasi kasir versi sederhana. Seluruh aplikasi e-wallet ternama sudah masuk dalam Moka Pay, ditambah Akulaku dan Kredivo.

MRT Jakarta bergabung sebagai mitra Moka Connect

Pengumuman terbaru untuk vertikal produk Moka adalah bergabungnya MRT sebagai merchant  Moka Connect. Ini adalah marketplace berisi berbagai aplikasi yang disediakan pihak ketiga untuk dukung bisnis merchant dari semua skala bisnis, termasuk level korporasi.

Contoh aplikasi yang sudah bergabung ada Jurnal dan Accurate Online untuk bantu pembukuan, Eatsy untuk bantu konsumen memesan makanan dan minuman sebelum datang ke restoran. Pesanan tersebut akan masuk secara otomatis ke sistem kasir Moka, sehingga karyawan tidak perlu mencatat ulang untuk pesanan yang masuk melalui aplikasi Eatsy.

Lalu, Storelogy adalah platform yang membantu merchant membuat situs online, dan GrabJobs adalah platform perekrutan untuk mencari tenaga kerja blue collar yang riskan karena punya turn-over yang tinggi.

“Di dalam Moka Connect, kita invite para developer untuk masuk ke sana dan bangun aplikasi di atas platform Moka. Modelnya kurang lebih sama dengan Google Play atau App Store yang punya banyak aplikasi yang bisa diunduh. Dengan demikian, usage Moka semakin kuat di mata para merchant.”

Haryanto melanjutkan, “Selama ini enterprise mengenal Moka untuk merchant kecil, tapi sekarang sudah tidak begitu. Enterprise yang sudah punya sistem ERP (enterprise resource planning) sendiri, bisa pakai Moka Connect untuk integrasikan POS mereka dengan Moka.”

Kabar teranyarnya, MRT Jakarta mengumumkan kerja sama dengan Moka untuk produk ini sebagai mitra. Moka Connect akan tersambung ke mesin POS merchant UKM yang berjualan di stasiun MRT, meski merchant tersebut memakai mesin POS merek lain. “MRT bisa manage transaksi dari UKM-nya, terlebih di MRT dan merchant-nya ada sistem revenue sharing sendiri.”

Masih fokus pada pertumbuhan

Inovasi produk dan perluasan layanan memang jadi hal krusial yang harus dilakukan para pemain POS, pasalnya di kancah lokal pun sudah banyak pemain yang coba hadirkan solusi serupa. Selain Moka ada startup lain seperti Qasir, Cashlez POS, Pawoon, Nuta sampai yang terbaru Youtap.

Haryanto memandang, bisnis aplikasi kasir online masih dalam tahap awal alias belum dewasa (mature) karena masih ada banyak merchant, terutama mikro, yang belum teredukasi baik dengan manfaatnya terhadap pengembangan bisnisnya. Persentase pebisnis yang sudah tersentuh dengan dunia digital masih kalah jauh dengan mereka yang masih offline.

Mengutip dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM), pada 2017 sebanyak 3,79 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sudah memanfaatkan platform online dalam memasarkan produknya. Jumlah ini berkisar 8 persen dari total pelaku UMKM yang ada di Indonesia, yakni 59,2 juta.

Dari sisi konsumen pun juga demikian, Moka mencatat persentase transaksi yang memakai tunai masih mendominasi sekitar 60% terhadap non tunai. “Bagaimana mengubah pola pikir merchant mikro untuk masuk ke online adalah pertanyaan tersulit. Ini butuh upaya kolaboratif dengan semua stakeholder, tidak hanya Moka saja.”

Lantaran pasar yang masih luas dan belum sampai pada tahap dewasa, Moka masih memasang mindset untuk fokus pada meningkatkan pertumbuhan. Kendati, secara model bisnis, SaaS dengan target konsumen b2b, secara alamiah punya unit economics yang lebih jelas seperti apa roadmap-nya untuk mengarah pada profitabilitas.

Kelebihan lainnya di SaaS adalah punya gross margin yang lebih tinggi, sehingga tanpa memberi subsidi pun tetap memperoleh pendapatan. Sekalipun iya, gross margin yang didapat masih tetap besar. Pemasukan utama dari SaaS umumnya adalah berlangganan entah bulanan atau tahunan, tergantung strategi masing-masing.

“Pertanyaannya mau profit sekarang atau nanti, kalau kita mindset-nya masih growth. Revenue dan profit yang kita dapat di-invest untuk more growth. Tapi kita percaya profitability itu penting karena ujung-ujungnya harus ke arah sana.”

Dalam kesempatan yang sama, Haryanto menolak untuk berkomentar terkait rumor atas akuisisi Moka oleh Gojek. Dia menuturkan, pernyataan yang ia sampaikan ke publik beberapa waktu lalu atas tanggapan tersebut masih sama. “Kami tidak mengomentari spekulasi pasar,” katanya pada saat itu, mengutip dari KrAsia.

Dia menuturkan pada tahun ini perusahaan menargetkan 100 ribu merchant bergabung ke Moka, dari saat ini ada lebih dari 30 ribu merchant. Dua pertiga yang bergabung bergerak di bisnis kuliner, sementara sisanya berasal dari bisnis ritel dan jasa.

Dengan vertikal bisnis yang beragam, perusahaan percaya diri untuk bisa menarik merchant baru. Kendati, bisnis POS masih menjadi backbone dari Moka karena menjadi jembatan penghubung menuju vertikal Moka lainnya.

Sejak beroperasi pada 2014, kini Moka memiliki lebih dari 800 karyawan dan sepenuhnya adalah talenta lokal.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Kredivo dan Moka Hadirkan Platform Kredit Instan Offline

Kredivo, startup kartu kredit digital besutan FinAccel, berkolaborasi dengan Moka, penyedia aplikasi Point of Sales (PoS), memudahkan konsumen menggunakan platform kredit instan secara offline. Sebelumnya, produk serupa telah diterapkan Akulaku melalui Akulaku Pay Offline.

Co-Founder dan CEO FinAccel Akshay Garg mengungkapkan, “Kredivo membangun infrastruktur kredit ritel sedangkan Moka membangun infrastruktur penerimaan pembayaran digital. Kami memiliki visi yang sama untuk meningkatkan transaksi digital, baik diri sisi pedagang maupun pembeli.”

Program ini diharapkan bisa membantu perusahaan mencapai target pencapaian dua kali lipat tahun ini dibandingkan pencapaian selama tiga tahun terakhir.

Payment adalah salah satu pain point yang dihadapi para merchant di mana mereka hanya menerima cash. Dengan kerja sama ini, kita membantu merchant untuk bisa menambah opsi pembayaran, ujar Haryanto Tanjo, Co-Founder dan CEO Moka.

Haryanto memastikan, dari segi bisnis, Moka dan Kredivo memiliki visi yang sama, yaitu mendorong financial inclusion.

Di tahun 2018 Moka dan Kredivo sama-sama memperoleh pendanaan besar untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaannya. Kredivo memperoleh pendanaan 435 miliar Rupiah untuk aksi ekspansi regional, sementara Moka mendapatkan pendanaan 355 miliar Rupiah untuk masuk ke pasar korporasi.

Ini bukan kali pertama Kredivo meluncurkan program transaksi offline. Sebelumnya, bersama Okeshop, Kredivo sudah tersedia di 47 gerai di wilayah Jabodetabek. Kredivo menyebutkan layanannya telah hadir di 11 kota di Indonesia.

“Dengan kerja sama ini, kami juga ikut mendukung langkah pemerintah dalam gerakan nasional nontunai, membantu Kredivo menjangkau 14 ribu merchant dengan lebih cepat, membantu merchant untuk menerima opsi pembayaran yang berbeda, dan menyediakan banyak sekali promosi yang bisa dinikmati para penggunanya,” ujar VP Brand & Marketing Moka Bayu Ramadhan.

Moka Announces Acquisition of “GetFocus”, India-based Startup

Moka, one of the biggest SaaS (Software as a Services) startup for PoS (Point of Sales) in Indonesia just make a first big step by making an acquisition over an India-based startup, GetFocus. It’s said to be a strategic step for Moka to create a strong engineering line.

Since 2016, Moka’s development is quite significant. On the journey, they’ve managed to acquire support from some investors, including Mandiri Capital, Convergence Ventures, East Venture, Fenox, Northstar Group, and the latest are from Sequoia Capital India, Softbank Korea, EDBI, and EV Growth.

Weeks after the latest funding announcement, Moka returns with the new strategic plan by acquiring GetFocus. Haryanto Tanjo, Moka’s CEO said that this acquisition is a form of awareness to develop products using the research team and technology in India.

Currently, Moka claims to have more than 12,000 active merchants using the service daily. GetFocus acquisition will be a part of Moka’s efforts to improve its service quality by making use of GetFocus’ expertise.

“With GetFocus acquisition, Moka will make efforts to keep our technology and leadership on top in providing the best service to all customers,” he explained.

Last September, Moka has secured IDR 355 million of funding. Haryanto said in the release that this funding is for product development along with Moka to be the one-stop service to partners.

To date, Moka has partnered with some e-money providers to add more payment methods in Moka platform. Moka has run Moka Capital service. A p2p lending platform to add more options for merchants.

The acquisition becomes Moka’s strategic step, it’s possible with the new India-based technology and research team, Moka is to launch new services in achieving its goal to be the all-in-one service for partners.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Moka Akuisisi Startup Asal India GetFocus

Moka, salah startup SaaS (Software as a Services) untuk PoS (Point of Sales) terbesar di Indonesia, baru saja mengawali langkah besar mereka dengan mengakuisi startup asal India, GetFocus. Akuisisi ini disebut sebagai langkah strategis Moka memperkuat lini engineering mereka.

Pertumbuhan Moka dari tahun 2016 memang cukup signifikan. Moka dalam perjalanannya berhasil mendapatkan dukungan dari sejumlah investor, mulai dari Mandiri Capital, Convergence Ventures, East Venture, Fenox, Northstar Group, hingga yang paling baru dari Sequoia Capital India, Softbank Korea, EDBI dan EV Growth.

Berapa minggu setelah pengumuman pendanaan terbaru, Moka kembali membuat langkah strategis dengan mengakuisisi GetFocus. Akuisisi ini, menurut CEO Moka Haryanto Tanjo, adalah bentuk kesadaran untuk terus mengembangkan produk dengan memanfaatkan tim riset dan teknologi yang ada di India.

Moka saat ini mengklaim sudah memiliki lebih dari 12.000 merchant aktif dan menggunakan layanan Moka setiap hari. Akuisisi GetFocus akan menjadi salah satu bagian dari upaya Moka untuk meningkatkan kualitas layanan mereka dengan memanfaatkan keahlian yang dimiliki GetFocus selama ini.

“Dengan mengakuisisi GetFocus, Moka akan terus memperkuat keunggulan teknologi dan kepemimpinan kami dalam menghadirkan layanan terbaik bagi seluruh pelanggan,” terang Haryanto.

September lalu Moka baru saja mengamankan pendanaan senilai Rp355 miliar. Menurut Haryanto dalam keterangannya pendanaan tersebut direncanakan untuk pengembangan produk seiring dengan Moka yang mencoba menjadi one stop service untuk mitranya.

Moka saat ini sudah bekerja sama dengan sejumlah penyedia layanan e-money untuk memperkaya metode pembayaran di platform Moka. Moka juga telah menjalankan layanan Moka Capital. Sebuah platform pinjaman p2p lending untuk menambah opsi pinjaman kepada merchant.

Akuisisi ini akan menjadi langkah strategis Moka, dan bukan tidak mungkin dengan memiliki tim riset dan pengembang baru yang berbasis di India Moka akan mengeluarkan sejumlah layanan baru untuk terus menuju cita-cita mereka menjadi layanan yang lengkap bagi mitra.

Application Information Will Show Up Here