Fiio Luncurkan Headphone dan Portable Amplifier Wireless Kelas Hi-Fi

Fiio meluncurkan dua perangkat audio wireless baru yang menarik. Yang pertama adalah headphone Bluetooth bernama Fiio EH3 NC, dan seperti yang sudah bisa ditebak dari namanya, perangkat ini mengemas active noise cancelling (ANC) sebagai salah satu fitur unggulannya.

Fiio bilang sistem ANC yang diusung sekelas dengan yang terdapat pada headphone kelas atas. Kemampuannya mengeliminasi suara luar ini diwujudkan oleh empat buah mikrofon yang bertugas menangkap suara ambient, sebelum akhirnya suara tersebut dibuat sirna oleh chip DSP (digital signal processing) terpisah.

Fiio EH3 NC

Kualitas suaranya sendiri dijamin oleh sepasang driver yang berukuran sedikit lebih besar daripada biasanya (45 mm). Desain driver yang mengandalkan diaphragm dua sisi berlapis titanium ini diyakini mampu menyajikan bass yang menendang. Hal ini turut didukung oleh fakta bahwa EH3 NC telah mengantongi sertifikasi Hi-Res Audio dan Hi-Res Audio Wireless.

Wireless? Ya, Fiio dengan bangga menyebut bahwa headphone noise cancelling pertamanya ini mengemas chip Bluetooth 5.0 unggulan Qualcomm, CSR8675. Codec yang didukung pun beragam, mulai dari aptX, aptX Low Latency, aptX-HD, sampai SBC dan LDAC. Juga mengesankan adalah daya tahan baterainya: hingga 50 jam pemakaian, atau hingga 30 jam kalau ANC-nya terus diaktifkan.

Fiio BTR5

Perangkat yang kedua adalah Fiio BTR5, portable amplifier sekaligus DAC (digital-to-analog converter) yang juga dibekali konektivitas Bluetooth 5.0 dari chip Qualcomm CSR8675 yang sama. Codec yang didukung pun identik, dan perangkat ini mampu memproses file audio dengan resolusi maksimum 24-bit/96kHz meski sedang tersambung via Bluetooth.

Sambungkan sebagai DAC biasa via USB-C, maka resolusi yang didukung bisa mencapai angka 384kHz sekaligus format native DSD. Untuk memantau formatnya, BTR5 mengemas layar OLED kecil yang dapat menampilkan beragam indikator, termasuk indikator baterainya, yang diklaim tahan sampai 9 jam penggunaan.

Di Singapura, kedua perangkat ini sekarang sudah dipasarkan seharga S$329 (Fiio EH3 NC) dan S$179 (Fiio BTR5).

Sennheiser GSX 1000 Adalah Amplifier Khusus untuk Gaming

Bukan rahasia apabila Sennheiser dicintai kalangan audiophile, tapi di saat yang sama mereka juga menawarkan sejumlah gaming headset berkualitas. Selain headset, pabrikan asal Jerman itu rupanya juga memiliki amplifier yang diciptakan khusus untuk gaming.

Dinamai Sennheiser GSX 1000, ia merupakan sebuah amplifier USB eksternal yang menjanjikan pengalaman audio virtual surround 7.1. Kehadiran berbagai preset, mulai dari Cinematic Gaming sampai Esport, memastikan ia dapat memenuhi beragam kebutuhan konsumen.

Sennheiser GSX 1000

Audio dalam game tidak harus yang kedengaran paling nyata, terutama ketika berhadapan dengan game kompetitif. Menggunakan preset Esport di game bertipe shooter misalnya, pengguna dapat mengetahui dari mana sumber suara tembakan berasal, sehingga pada akhirnya bisa bereaksi dengan lebih sigap.

Meski fokusnya pada gaming, GSX 1000 masih cukup ideal untuk sesi menikmati musik berkat DAC (digital to analog converter) terintegrasinya. Yang unik dari GSX 1000 adalah premis desain binaural, yang berarti suara untuk setiap channel stereo akan diolah secara terpisah.

Sennheiser GSX 1000

Secara desain, GSX 1000 tampak cukup atraktif sekaligus fungsional. Tepat di tengahnya merupakan layar LED berbekal panel sentuh kapasitif yang akan menyala ketika tangan pengguna mendekat, dan cincin aluminium yang mengitarinya merupakan kenop volume.

GSX 1000 memiliki tiga macam input: speaker, headphone dan mikrofon, lalu di sisi kanannya ada sebuah kenop kecil untuk mengatur volume mikrofon tersebut. Ia menyambung ke PC atau Mac via USB.

Secara keseluruhan, Sennheiser GSX 1000 terkesan sebagai solusi yang lebih praktis ketimbang sebuah sound card. Namun kepraktisan itu pastinya harus ditebus dengan harga yang lebih mahal, tepatnya $230.

Sumber: VentureBeat.

V-MODA Luncurkan Speaker Bluetooth Perdananya

V-MODA, brand yang dikenal akan deretan headphone-nya yang stylish sekaligus tahan banting, kini melebarkan sayapnya ke ranah speaker Bluetooth. Produk perdananya untuk segmen ini adalah Remix, yang sekali lagi juga mengedepankan keseimbangan antara desain dan performa.

Di balik bodi berbalut aluminium atau kulitnya, tertanam sepasang driver serta sebuah passive bass reflector. Kombinasi ini diklaim tak hanya sanggup menyajikan kualitas suara yang jernih, mendetail dan akurat, tetapi turut dibarengi oleh dentuman bass yang mantap – berdasarkan pengalaman pribadi, headphone V-MODA tergolong juara dalam hal reproduksi bass.

Fitur lain yang membuatnya unik dibanding speaker Bluetooth lain adalah integrasi headphone amplifier. Jadi untuk pengguna yang memiliki headphone kelas high-end, Remix bisa dimanfaatkan untuk menghantarkan daya yang cukup guna memaksimalkan headphone tersebut – menurut V-MODA sendiri, kinerjanya tak kalah dari headphone amplifier terpisah seharga $200 atau lebih.

Panel kontrol V-MODA Remix terdapat di bagian atas dan mencakup sebuah tombol multifungsi / V-MODA
Panel kontrol V-MODA Remix terdapat di bagian atas dan mencakup sebuah tombol multifungsi / V-MODA

Panel kontrolnya terdapat di bagian atas. Remix juga dibekali mikrofon built-in, dan ia bisa disambungkan dengan speaker Amazon Echo Dot sehingga Anda bisa berinteraksi dengan asisten virtual Amazon Alexa di ruangan yang lain. Tidak kalah menarik adalah kemampuan Remix untuk disambungkan dengan unit Remix lain dalam jumlah tak terbatas.

V-MODA menyematkan baterai berkapasitas 3.400 mAh ke dalam Remix, dengan estimasi daya tahan sekitar 10 jam. Sebagai produk yang dirilis di tahun 2017, sudah sewajarnya apabila charging-nya mengandalkan port USB-C.

V-MODA Remix saat ini telah dipasarkan seharga $300. V-MODA turut menawarkan deretan aksesori opsional yang dibuat menggunakan teknik 3D printing dengan rentang harga $40 – $370.000 – Anda tidak salah baca, karena aksesori dengan harga selangit ini terbuat dari bahan platinum asli.

Sumber: The Verge dan V-MODA.

Oppo HA-2SE Ubah Smartphone Jadi Pemutar Musik Berkualitas, Bahkan yang Tak Punya Jack Headphone Sekalipun

Mungkin tidak banyak orang yang tahu, tapi Oppo sebenarnya merupakan produsen perangkat audio yang cukup dipandang di kalangan audiophile lewat produk seperti headphone berjenis planar magnetic maupun headphone amplifier berwujud ringkas nan sangat andal. Dan reputasi ini terus dipertahankan dengan perangkat terbarunya yang bernama Oppo HA-2SE.

HA-2SE merupakan kelanjutan dari HA-2, sebuah kombinasi headphone amplifier dan DAC (digital-to-analog converter) berwujud ringkas yang menuai pujian dari banyak reviewer perangkat audio. Desain HA-2SE tidak banyak berubah, masih solid dan elegan seperti sebelumnya.

Sepintas HA-2SE kelihatan seperti versi bongsor iPhone 4 yang dibalut oleh material kulit premium. Pada kenyataannya, bodi aluminiumnya tergolong tipis di angka 12 mm, dan bobotnya hanya berkisar 175 gram saja.

Oppo HA-2SE menerima input dari smartphone lewat USB, menjadikannya ideal untuk yang tidak dilengkapi jack headphone / Oppo
Oppo HA-2SE menerima input dari smartphone lewat USB, menjadikannya ideal untuk yang tidak dilengkapi jack headphone / Oppo

Perubahan signifikan ada di dalamnya, dimana Oppo telah menyematkan chip DAC terbaru buatan ESS Technology, sanggup mengolah format audio lossless beresolusi tinggi, baik PCM 384 kHz/32-bit maupun DSD256. Tidak ketinggalan juga sebuah amplifier Class AB yang memiliki rasio signal-to-noise lebih baik ketimbang milik pendahulunya.

Pada dasarnya, Oppo HA2-SE punya misi untuk menyulap smartphone atau laptop menjadi pemutar musik dengan kualitas suara terbaik, terutama untuk pengguna yang memiliki headphone kelas atas. HA2-SE siap mengakomodasi variasi impedansi dari 16 ohm sampai 300 ohm, jadi sederhananya earphone murah maupun headphone berharga selangit pun bisa merasakan pengaruh positif HA2-SE.

HA2-SE menerima input dari smartphone lewat sambungan USB. Hal ini menjadikannya sangat ideal untuk iPhone 7 yang tak dilengkapi jack headphone. Lebih menarik lagi, HA2-SE juga akan berperan sebagai power bank selagi digunakan; baterai 3.000 mAh-nya bisa diisi ulang dalam waktu 30 menit saja.

Oppo HA2-SE dibanderol seharga $299. Perangkat ini memang bukan untuk semua orang, melainkan mereka yang punya koleksi file audio lossless dan hendak memaksimalkan potensi headphone kesayangannya.

Sumber: The Verge.

Astell & Kern XB10 Ubah Headphone Apapun Menjadi Wireless

Salah satu kalangan pengguna yang paling terpukul dengan hilangnya jack headphone pada iPhone 7 mungkin adalah para audiophile. Bagaimana tidak, headphone kesayangan mereka yang umumnya berharga mahal tak lagi bisa digunakan dengan smartphone terbaru Apple tersebut.

Tentunya mereka akan merasa keberatan kalau diminta untuk membeli headphone baru yang berkonektor Lightning. Mungkin bukan masalah dana, tetapi mereka sudah terlanjur jatuh cinta dengan kualitas suara dan kenyamanan yang ditawarkan headphone andalannya. Lalu apa solusinya?

Salah satunya datang dari Astell & Kern, nama yang sudah tidak asing lagi di telinga para audiophile. Produsen perangkat pemutar musik kelas atas tersebut belum lama ini mengumumkan perangkat unik bernama XB10 yang merupakan perpaduan dari DAC, headphone amp dan Bluetooth transmitter.

Tancapkan headphone pada XB10, seketika juga headphone menjadi wireless / Astell & Kern
Tancapkan headphone pada XB10, seketika juga headphone menjadi wireless / Astell & Kern

Premis yang ditawarkan cukup sederhana, dimana Anda nantinya bisa mengubah headphone apa saja menjadi headphone Bluetooth. Cukup sambungkan kabel headphone ke XB10, lalu perangkat tersebut akan menyambung ke smartphone lewat Bluetooth 4.2. XB10 memanfaatkan codec aptX HD dan DAC berkualitas yang akan memastikan kualitas suara terbaik dari konektivitas nirkabel serta sanggup mengolah file audio beresolusi 24-bit/128kHz.

Kehadiran sebuah amplifier dalam XB10 menjadikannya sebagai perantara headphone dan smartphone yang bisa diandalkan. Sederhananya, pengguna tetap bisa menggunakan headphone yang mempunyai impedansi tinggi dan membutuhkan amplifier terpisah untuk bisa mereproduksi suara dalam volume yang optimal.

XB10 mengemas dua macam jack headphone: 3,5 mm dan 2,5 mm. Kontrol volume dan playback bisa diakses lewat tombol-tombol fisik di sekujur permukaan atas XB10. Menariknya, XB10 akan menghentikan musik secara otomatis ketika ada panggilan telepon masuk, dan pengguna bisa berbicara melalui mikrofon terintegrasinya.

Kontrol volume dan playback bisa diakses lewat XB10 / Astell & Kern
Kontrol volume dan playback bisa diakses lewat XB10 / Astell & Kern

XB10 datang bersama sebuah klip yang bisa dijepitkan di celana atau di mana pun pengguna mau demi memudahkan akses. Soal kompatibilitas, XB10 sejatinya bisa digunakan bersama perangkat apapun yang mendukung codec aptX. Masalahnya, banyak orang tidak tahu kalau iPhone tak pernah mendukung codec ini, dan Apple juga tidak mengungkap detail untuk iPhone 7 terkait hal ini.

Mungkin saja iPhone 7 akhirnya membawa dukungan aptX, mengingat Apple juga baru saja mengumumkan AirPods. Terlepas dari itu, Astell & Kern sendiri mencantumkan label iPhone pada artikel blog mengenai XB10, dan smartphone lain seperti Moto Z yang juga tidak memiliki jack headphone masih kompatibel.

Astell & Kern XB10 saat ini sudah mulai dipasarkan dengan banderol $189 – seharga sebuah headphone kelas menengah ke atas, tapi masih jauh lebih murah dibanding produk-produk super-premium besutan Astell & Kern lainnya.

Sumber: Digital Trends dan Astell & Kern.

Aqua Headphone Amp Adalah Aksesori Wajib Penikmat Musik Modern

Hampir semua smartphone yang ada di pasaran tidak dirancang secara khusus untuk memutar musik. Buat sebagian besar orang, hal itu tak jadi masalah sama sekali karena mereka masih tetap bisa menikmati musik lewat smartphone. Namun buat sebagian lainnya, mereka merasa perpaduan smartphone dan headphone saja belum cukup guna menyajikan kualitas suara yang rupawan. Continue reading Aqua Headphone Amp Adalah Aksesori Wajib Penikmat Musik Modern