Headphone Klipsch Heritage HP-3 Siap Manjakan Telinga dan Sempurnakan Gaya Klasik Anda

Didirikan oleh seorang pionir bernama Paul Wilbur Klipsch di tahun 1946, Klipsch Audio Technologies merupakan brand bereputasi tinggi di kalangan audiophile. Mereka punya parameter ‘wajib’ dalam menciptakan produk: harus efisien, rendah distorsi, lalu output-nya harus dinamis dan seimbang. Dan semua aspek ini bisa Anda temukan dalam keluarga Heritage.

Heritage ialah salah satu line-up tertua Klipsch, dan hanya bisa didapatkan dengan memesannya secara langsung atau di dealer-dealer tertentu. Produk audio di kelas ini umumnya menyajikan penampilan klasik, kemudian komponen-komponen di sana terbuat dari bahan-bahan berkualitas tinggi. Namun meski mengusung arahan desain tradisional, headphone Heritage HP-3 dibekali teknologi suara yang sulit ditandingi perangkat high-end kompetitor.

Heritage HP-3 4

Kualitas dan perhatian Klipsch pada detail bisa Anda rasakan begitu melihat wujudnya. Heritage HP-3 adalah headset berdesain semi-terbuka dengan ear cup bundar. Housing-nya dibuat dari kayu, dipadu ventilasi di area tengah. Anda dapat memilih jenisnya: oak, ebony atau walnut. Headphone ini menggunakan struktur baja die-cast dan bagian-bagian di sana disambung oleh baut tembaga.

Heritage HP-3 2

Heritage HP-3 dirakit sepenuhnya dengan tangan, termasuk jahitan di lapisan kulit sapi pada padding headband. Kulit tersebut dipilih secara cermat demi memastikannya semakin lentur seiring pemakaian. Dan selanjutnya, material serupa turut dimanfaatkan pada ear pad. Bantalannya dijanjikan sangat empuk, dan meskipun headphone mampu mencengkeram kepala secara konsisten terlepas dari perbedaan bentuk dan ukuran, padding tersebut mampu mengurangi tekanannya.

Heritage HP-3 5

Headphone tersambung ke sumber musik via kabel nilon braided yang bisa dilepas. Klipsch menyediakan dua ukuran panjang, yakni 1,37mm dan 2,5mm. Produsen juga membundel Heritage HP-3 bersama adaptor custom 1/4-inci dan stand eksklusif dari baja anti-karat. Klipsch mengungkapkan alasannya menyediakan stand, “Dengan desain yang begitu indah, saat tidak dipakai mendengarkan musik, headphone ini juga layak dipamerkan – bukan sekedar disimpan dalam tas di laci.”

Heritage HP-3 6

Sebagai jantung dari Heritage HP-3, Klipsch membenamkan driver biodynamic KG-520 52-milimeter. Driver ini kabarnya mempunyai karakteristik mirip speaker, bukan seperti headphone konvensional, dengan efektif meminimalkan distorsi dan menghidangkan jangkauan nada yang tinggi. Biodynamic mengacu pada penggunaan bahan campuran serat non-organik dan biocellulose, dipercaya andal dan seimbang dalam menangani berbagai macam spektrum suara.

Heritage HP-3 3

Headphone Klipsch Heritage HP-3 sudah bisa Anda pesan sekarang. Untuk memilikinya, siapkan saja uang sebesar US$ 1.200.

[Review] Headphone MSI Immerse GH70, Bukti Keseriusan MSI di Ranah Audio Gaming

Kesuksesan MSI sebagai brand gaming tak lepas dari dukungan SteelSeries. Perusahaan Denmark itu terus membantu penggarapan keyboard di notebook gaming mereka, dan dahulu, produk MSI sering dibundel bersama headset SteelSeries. Bahkan ketika sang produsen Taiwan mengenalkan headphone-nya sendiri (seperti DS502/DS502), MSI tetap mengadopsi rancangan gaming gear SteelSeries.

Keseriusan MSI dalam meracik headset baru betul-betul terlihat di awal tahun ini, ketika sejumlah periferal gaming menjadi bagian dari presentasinya di CES 2017. Di sana, saya berkenalan dengan Immerse GH70, headphone gaming premium pertama buatan Micro-Star International. Produsen menyadari bahwa para kompetitornya telah lebih berpengalaman dan sudah memupuk prestasi di segmen ini. Agar bisa bersaing, MSI mencoba memampatkan segala macam teknologi serta fitur canggih di Immerse GH70.

Kira-kira tujuh bulan semenjak perkenalan itu, MSI menawarkan saya kesempatan untuk bertemu lagi dengan Immerse GH70 dan menjajalnya lebih personal. Dan selama beberapa minggu ini, saya merasakan hasil dari kerja keras produsen demi memastikan performa audio headphone ini setara penampilan menawannya. MSI juga berusaha menjaga penyajiannya tetap simpel, agar Immerse GH70 bisa mudah dioperasikan oleh pengguna awam sekalipun.

Silakan simak ulasan lengkapnya di bawah.

 

Bundel pembelian

Immerse GH70 dibungkus dalam boks hitam. Headphone ditaruh di atas dudukan pastik, dan saat bagian ini diangkat, Anda bisa menemukan pouch hitam dari kulit sintetis dan lembar panduan. Kantong tersebut sangat lembut, cocok untuk jadi tempat penyimpanan headphone ketika Anda bepergian.

Immerse GH70 19

Immerse GH70 20

 

Desain

MSI Immerse GH70 adalah headphone dengan ear cup over-the-ear bundar. Bagian tersebut disambung oleh dua batang headband baja yang kuat dan lentur. Sebuah headband lagi melintas di bawahnya, kali ini empuk serta fleksibel. Ia berperan sebagai bantalan sehingga headset dapat pas di segala jenis kepala. Pendekatan itu mengindikasikan bagaimana MSI masih mengakui keunggulan desain salah satu produk audio gaming terlaris SteelSeries, Siberia V2.

Immerse GH70 21

Immerse GH70 39

Headphone mempunyai engsel putar sehingga housing speaker bisa diarahkan ke depan. Selanjutnya, elemen logam turut dibubuhkan pada sisi luar housing, memberikan kesan asimetris saat dilihat dari samping. Bagian tersebut memanfaatkan struktur plastik yang dipadu tekstur matte, memperkuat tema metaliknya. Buat saya, Immerse GH70 sangat pas ketika dipasangkan dengan perangkat-perangkat gaming MSI, dari mulai notebook GS dan GT, hingga desktop Aegis ataupun Trident.

Immerse GH70 37

Immerse GH70 40

Hampir segala elemen di headset ini berkesan tebal, industrial dan ‘berani’: MSI tak ragu-ragu memanfaatkan desain dengan banyak sudut, menonjolkan kabel antara housiing dan headband, juga mengimplementasikan arahan serupa pada unit kendali. Di sana, tersedia kenop pengaturan volume, tombol buat mengaktifkan surround sound 7.1 serta tombol mute microphone. Immerse GH70 terhubung ke PC melalui kabel braided sepanjang 2-meter dengan ujung USB 2.0 berlapis emas.

Immerse GH70 31

Immerse GH70 23

Seperti Siberia V2, microphone retractable -nya bersembunyi dalam ear cup kiri, bisa ditarik keluar saat Anda ingin menggunakannya. Struktur lengan mic tersebut dapat mudah diubah – bisa diarahkan mendekati atau menjauhi mulut.

Immerse GH70 35

Immerse GH70 26

Pertunjukan pencahayaan RGB juga menjadi aspek esensial pada desain Immerse GH70. Saat headphone dicolokkan ke PC, LED merah di logo naga Gaming G Series segera menyala, disempurnakan oleh latar belakang RGB (jika diperhatikan lebih teliti, memiliki pola sisik naga). Warna dan pola pencahayaan bisa utak-atik lebih jauh lewat dua software: MSI Gaming Center dan Mystic Light.

Immerse GH70 32

Immerse GH70 34

 

Daya tahan dan kenyamanan

Arahan desain berkonsep tebal memengaruhi konstruksi Immerse GH70. Headphone ini terasa sangat kokoh dan kekar, dan sejauh ini saya belum menemukan bagian-bagian yang mencemaskan. Walaupun engselnya sempat saya putar dengan kasar, ia sama sekali tidak menunjukkan kelemahan. Kabel braided-nya pun tak perlu dikhawatirkan, komponen ini sangat kuat (bahkan sedikit kaku).

Immerse GH70 25

Immerse GH70 22

Untuk padding, MSI memanfaatkan busa empuk (hampir sekelas memory foam) yang dilapisi bahan kulit sintetis super-lembut. Bahkan saat dikenakan di ruang tanpa pendingin udara, suhu di area telinga tak pernah melewati batasan tidak nyaman. MSI juga kabarnya menyediakan bantalan berlapis kain opsional (tidak dibundel dalam packaging). Selain itu, material kulit sintetis serupa turut digunakan pada headband sekunder.

Immerse GH70 30

Immerse GH70 36

Saat dikenakan, Immerse GH70 segera mencengkeram kepala Anda dengan erat. Ia tidak akan terlepas kecuali jika kepala diguncangkan sangat kencang. Buat saya, tekanan ear cup ke kepala sedikit terlalu tinggi (terutama di area depan telinga dan rahang atas). Namun uniknya, headphone tidak menyebabkan pemakaian kacamata jadi tak nyaman, saya malah tidak berasakan tekanan di bagian tangkai kacamata yang ditindih padding berkat busa empuknya.

Immerse GH70 38

Immerse GH70 17

Immerse GH70 lebih berbobot dibanding sejumlah headset gaming kompetitor. Saya belum mengetahui pasti berapa beratnya, tetapi dengan mendengakkan atau menundukkan kepala, saya bisa merasakan sedikit pergeseran posisi headphone akibat gravitasi.

 

Software dan kustomisasi

App Mystic Light dapat digunakan jika Anda ingin menyinkronkan seluruh pencahayaan di sistem gaming, namun bagi saya, Gaming Center lebih esensial. Selain memperkenankan kita mengakses lighting RGB, software tersebut menyuguhkan keleluasaan konfigurasi audio. Komentar saya terhadap penyajiannya sama seperti di review mouse Clutch GM70: sebaiknya MSI membundel semuanya dalam satu aplikasi all-in-one agar tidak membingungkan.

Immerse GH70 1

Gaming Center sendiri memang tidak seelok software companion punya kompetitor, tetapi fungsi-fungsi di sana disuguhkan secara efisien. App bisa segera mengetahui saat Immerse GH70 tersambung ke komputer, dan dengan mengklik gambar headset, Anda dipersilakan mengakses setting output suara, microphone, dan LED.

Immerse GH70 3

Immerse GH702

Immerse GH70 4

Immerse GH70 5

Di menu suara, kita bisa mengaktifkan fitur Xear Surround, memilih mode (film atau musik) serta sample rate, menentukan ukuran ruangan, hingga mengoprek equalizer. Pemilihan sample rate juga ada di menu mic, beserta opsi Xear Effects buat mengaktifkan Magic Voice. Dengannya, saya dapat mengubah suara normal menjadi suara monster, kartun, atau suara wanita. Fitur ini saya pakai di Titanfall 2, dan sempat menyebabkan kehebohan…

Immerse GH70 6

Immerse GH70 8

Immerse GH70 7

Di menu ketiga, Anda bisa mengutak-atik pola pencahayaan LED serta memilih warna dari palet red-green-blue – jumlahnya ada 16,7 juta warna lebih. Saya punya dua efek favorit, pertama adalah Cycling agar LED menampilkan warna berbeda-beda, dan kedua ialah Beats Mode. Di mode ini, LED akan mengikuti dentuman audio dan suara musik – memberi kesan cyberpunk pada Immerse GH70.

Immerse GH70 9

Immerse GH70 10

 

Performa suara dan pengalaman penggunaan

Saya bukanlah pakar audio seperti beberapa rekan di DailySocial, tapi sebagai gamer, saya tahu apa yang betul-betul dibutuhkan. Dan dengan gembira, saya tak ragu merekomendasikan MSI Immerse GH70 bagi gamer yang berkesempatan membelinya. Dengan sedikit penyesuaian pada Gaming Center, saya menemukan setting paling manis buat menonjolkan detail – aspek krusial dalam game-game shooter bertempo cepat – tanpa mengorbankan performa bass.

Immerse GH70 18

Immerse GH70 15

Immerse GH70 merupakan headphone yang tersertifikasi audio Hi-Res, sanggup menghidangkan output berkualitas 24-bit/96KHz. Performanya akan sempurna jika dikombinasikan dengan perangkat-perangkat yang siap mendukungnya – misalnya GT83VR, GT73VR, GS73VR, GS63VR, serta GS43VR.

Dengan memadukan audio Hi-Res dan surround sound 7.1, saya bisa mudah mendeteksi posisi lawan di Titanfall 2 dari derap langkah serta suara dorongan jet pack mereka. Sembari mengenakan headphone ini, saya tak pernah merasa bosan mendengarkan suara hantaman peluru meriam 50mm di robot lawan, bunyi gemuruh senapan mesin 20mm saat memuntahkan timah panas, hingga suara senapan serbu yang semakin nyaring ketika amunisi dalam magasin mulai menipis.

Immerse GH70 11

Immerse GH70 12

Performa suara Immerse GH70 tak kalah menonjol sewaktu dipakai menikmati game ‘santai’ seperti Divinity: Original Sin II. Suara derakan sihir listrik terdengar tajam dan mengerikan, lalu proyektil batu raksasa skill Fossil Strike juga terasa begitu berat serta berbahaya. Headphone ini memperkenankan saya mendengar detail yang sebelumnya terlewati, misalnya tetesan air di batu dan langkah kaki yang bergema dalam gua.

Immerse GH70 13

Immerse GH70 14

Kinerja musiknya juga tak kalah istimewa, dan supaya optimal, jangan lupa pilih mode musik di Game Center. Immerse GH70 saya uji dengan file FLAC lagu While My Guitar Gently Weeps (Beatles), Closer to the Edge (30 Seconds to Mars), Asleep in the Deep (Mastodon), dan tak lupa Bohemian Rhapsody (Queen). Semuanya terdengar memuaskan bagi sepasang ‘telinga non-emas’ yang saya miliki ini.

Immerse GH70 28

Immerse GH70 41

Berbicara lebih teknis, Immerse GH70 menyimpan unit driver neodymium 50mm sebagai jantungnya, memiliki impedansi 32ohm dan dapat menyajikan frekuensi dari 20Hz hingga 40KHz. Microphone-nya sendiri bisa merespons suara di frekuensi 100Hz sampai 10KHz.

 

Konklusi

Terlepas dari sejumlah kekurangan kecil seperti penyajian app dan tekanan ear cup yang sedikit berlebihan, tak butuh waktu lama bagi MSI Immerse GH70 untuk menjadi bagian esensial dari kegiatan gaming saya sehari-hari. Detail serta kinerja suara berbasis surround sound 7.1 adalah kekuatan utama produk ini, namun saya juga sangat mengapresiasi serunya proses kustomisasi fitur serta pencahayaan LED via Gaming Center. Selain itu, buat saya Magic Voice merupakan kejutan tak terduga, memberikan kesempatan ‘bereksperimen’ dalam game-game multiplayer online.

Immerse GH70 24

Immerse GH70 ialah satu dari sedikit perangkat yang berhasil mendorong saya untuk mengulang beberapa permainan dari awal. Headphone ini menyadarkan saya bahwa boleh jadi ada banyak hal di game yang tak sengaja terlewatkan. Setelah Divinity: Original Sin II beres, saya berniat buat menamatkan Doom lagi sambil ditemani Immerse GH70, dan sesudah itu, Project CARS 2.

Untuk sementara, tim MSI Indonesia belum menginformasikan harga resmi dari Immerse GH70 di tanah air. Di Amazon, headphone ini dibanderol di harga US$ 130.

Bowers & Wilkins PX Andalkan Noise-Cancelling dan Pengoperasian Serba Otomatis

Semakin ke sini, noise cancelling semakin menjadi fitur standar yang wajib ada pada suatu headphone di samping konektivitas wireless. Hampir semua pabrikan audio kini menawarkan headphone Bluetooth dengan teknologi pemblokir suara tersebut. Namun rupanya masih ada nama besar yang belum menempuh jalur tersebut.

Brand yang saya maksud adalah dedengkot audio asal Inggris, Bowers & Wilkins. Setelah lama dinantikan oleh penggemar setianya, B&W akhirnya memperkenalkan headphone noise-cancelling pertamanya, yaitu Bowers & Wilkins PX.

Bowers & Wilkins PX

Desainnya sangat menunjukkan ciri khas B&W seri P yang sudah ada selama ini, dengan tambahan permukaan nilon bertekstur di masing-masing earcup berwujud elipsnya untuk menambah kesan elegan. Bantalan memory foam berukuran besar (over-ear) beserta headband-nya dibalut lapisan kulit yang kian memantapkan posisinya di segmen premium.

Yang unik dari PX adalah pengoperasiannya yang serba otomatis berkat integrasi sejumlah sensor. Begitu tersambung ke ponsel via Bluetooth dan dipasangkan di telinga, ia akan menyala dan lagu terakhir yang dimainkan akan diputar dengan sendirinya. Lepas dan gantungkan di leher, maka musik akan di-pause secara otomatis.

Lebih lanjut, saat pengguna mengangkat salah satu earcup-nya, musik juga akan berhenti dengan sendirinya. Ini jelas sangat efektif ketika pengguna sedang berada di kantor dan hendak berbicara dengan seseorang misalnya.

Bowers & Wilkins PX

Fitur noise cancelling-nya terdiri dari tiga mode: Flight, City dan Office, yang dapat dipilih melalui aplikasi pendampingnya di smartphone. Masing-masing mode menawarkan karakteristik tersendiri, disesuaikan dengan di mana pengguna berada.

PX mendukung codec aptX HD guna mengakomodasi audio berformat lossless. Baterainya dapat bertahan selama 22 jam meski noise cancelling terus aktif, dan charging dapat dilakukan via USB-C. Saat sedang tidak digunakan, kedua earcup PX dapat diputar sehingga perangkat dapat diletakkan mendatar.

Bowers & Wilkins PX saat ini sudah dipasarkan seharga $399. Pilihan warna yang tersedia ada dua: serba hitam atau biru gelap dengan aksen emas.

Sumber: The Verge.

Penggemar Assassin’s Creed? Ayo Miliki Headphone Edisi Spesial Berbahan Emas Seharga $ 60 Ribu

Dalam mempromosikan game blockbuster baru, sering kali para publisher raksasa dan perusahaan hardware berkolaborasi untuk menyediakan produk edisi terbatas. Implementasi umumnya dilakukan di unit console (PS4 Gran Turismo Sport contohnya) serta gaming gear. Tapi jarang sekali publisher melakukan apa yang dilakukan oleh Ubisoft demi memublikasikan Asassin’s Creed Origins.

Dalam merayakan momen perilisan game action open-world terbaru di seri Assassin’s Creed itu, Ubisoft melangsungkan kerja sama dengan para seniman dari berbagai bidang demi menciptakan sebuah produk yang tidak biasa. Perusahaan game asal Perancis itu belum lama menyingkap headphone Philippe Tournaire Assassin’s Creed Origins Utopia berbahan emas. Pemakaian logam mulia tersebut bukan sekedar buat melapisi, namun juga berperan jadi konstruksinya.

Tournaire Assassin's Creed Origins Utopia 3

Tournaire Assassin’s Creed Origins Utopia merupakan headphone dengan desain tradisional. Earcup-nya oval, mengusung tipe overear, tersambung oleh sebuah headband. Aspek yang tidak ‘standar’ di sana terletak pada beberapa zona dengan warna kuning berkilat – pada sisi luar earcup, lalu di ujung headband. Di sana Anda bisa melihat logo khas persaudaraan Assassin yang dikombinasi bersama tema Mesir kuno, dipadu hieroglif dan pola Eye of Horus sebagai background-nya.

Tournaire Assassin's Creed Origins Utopia 2

Bagian tersebut terbuat dari emas 18-karat dan bukan sepuhan. Tiap produk headphone menyimpan emas seberat kurang lebih 150 gram. Selain itu, Tournaire Assassin’s Creed Origins Utopia turut dilengkapi bantalan empuk berlubang yang dilapisi kulit (kemungkinan besar kulit asli kelas premium). Dan dengan memeriksa gambar-gambarnya lebih seksama, saya dapat melihat pola serat karbon di bagian engsel headband.

Tournaire Assassin's Creed Origins Utopia 1

Selain menyebutkan kadar dan berat emas, Tournaire belum mengungkap detail headphone ini lebih rinci, termasuk info terkait spesifikasi, perperforma suara dan fitur-fitur audionya. Produsen hanya menjelaskan bagaimana device dikerjakan bersama-sama oleh seniman 3D, ahli perhiasan, serta pengrajin emas; dan mengklaim bahwa produk tersebut 100 persen buatan Perancis.

Tournaire Assassin's Creed Origins Utopia 4

Kabarnya, Philippe Tournaire dan tim hanya menciptakan sepuluh unit headset Assassin’s Creed Origins Utopia. Dan tentu saja, seluruh kemewahan ini menuntut harga yang sangat tinggi. Headphone dibanderol € 50.000 atau kurang lebih US$ 60.000 (atau hampir Rp 800 juta). Tournaire menerima pembayaran secara kredit, transfer atau dalam bentuk cek.

Untuk melengkapinya, Tournaire juga menjual stand eksklusif berbahan perunggu secara terpisah, dirancang sedemikian rupa agar menyerupai kepala karakter Bayek. Aksesori tambahan ini bisa Anda miliki dengan mengeluarkan uang sebesar € 12.000 atau kisaran $ 14.100.

Selamat berbelanja. 🙂

Sumber: Tournaire.

iFrogz Luncurkan Lima Earphone dan Headphone Bluetooth Tahan Banting yang Amat Terjangkau

Merawat earphone atau headphone, terutama yang harganya terjangkau, adalah hal yang seringkali kita lupakan. Prinsip “kalau rusak tinggal beli lagi, kan murah” adalah salah satu alasannya. Namun bukankah lebih baik lagi seandainya earphone atau headphone murah itu bisa bertahan lebih lama?

Pendapat ini diamini oleh iFrogz. Produsen perangkat audio dan aksesori yang diakuisisi oleh Zagg pada tahun 2011 itu baru saja memperkenalkan lima earphone dan headphone Bluetooth tahan banting yang semuanya dibanderol tidak lebih dari $35.

Resound Wireless / iFrogz
Resound Wireless / iFrogz

Dua model yang diunggulkan adalah Resound Wireless dan Resound Wireless Headphones, yang sama-sama dibanderol $35. Terlepas dari harganya yang terjangkau, Resound Wireless mengemas konstruksi aluminium yang kokoh sekaligus premium, dengan dukungan driver 5,5 mm dan daya tahan baterai 10 jam.

Flex Force Wireless / iFrogz
Flex Force Wireless / iFrogz

Resound Wireless Headphones di sisi lain mengusung material fleksibel berpermukaan halus pada sekujur tubuhnya. Headphone berjenis on-ear ini memang tidak bisa dilipat, tapi iFrogz sengaja merancangnya untuk dilempar begitu saja ke dalam tas, sedangkan baterainya diperkirakan mampu bertahan hingga 20 jam nonstop.

Toxix Wireless Headphones / iFrogz
Toxix Wireless Headphones / iFrogz

$35 masih terlalu mahal? Ada Flex Force Wireless yang mengadopsi gaya neckband. Dihargai $30, model ini mengemas driver 8 mm dan daya tahan baterai 8 jam. Di bawahnya, ada Toxix Wireless Headphones seharga $25. Seperti Resound Wireless Headphones, ia juga mengemas headband yang fleksibel, namun dengan driver lebih kecil dan daya tahan baterai 10 jam saja.

Free Rein Wireless / iFrogz
Free Rein Wireless / iFrogz

Terakhir ada Free Rein Wireless. Earphone seharga $20 ini datang bersama sepasang wing tip agar ia tak mudah terlepas selagi pengguna beraktivitas, plus dukungan driver 10 mm dan baterai berkapasitas 5 jam.

Sumber: The Verge dan GlobeNewswire.

Bose Luncurkan True Wireless Earbud Perdananya, SoundSport Free

Satu per satu ahli audio mulai mengikuti tren true wireless earbud yang dipelopori oleh Bragi dan dipopulerkan oleh Apple. Yang terbaru adalah Bose dengan SoundSport Free, yang sesuai namanya, ditakdirkan untuk menjadi pendamping sesi olahraga tanpa sekali pun mengganggu pengguna dengan adanya kabel.

Bose bilang kalau mereka telah mendesain SoundSport Free agar tidak mudah terlepas meski penggunanya sedang beraktivitas cukup intensif. Kombinasi kontur earbud yang ideal dan sebuah sirip memastikan ia tetap menancap di telinga dalam kondisi apapun.

Bose SoundSport Free

Masing-masing earpiece-nya berbobot hanya 10 gram, dan Bose juga telah merancangnya agar tahan keringat dan cipratan air dengan sertifikasi IPX4. Salah satu earpiece-nya mengemas tombol untuk mengaktifkan Siri atau Google Assistant, sedangkan satunya membawa tombol multifungsi untuk mengatur playback atau menerima dan menghentikan panggilan telepon.

Baterainya diperkirakan dapat bertahan selama lima jam nonstop, sedangkan charging case-nya bisa menyuplai daya ekstra sebesar 10 jam. Tidak kalah menarik adalah integrasi fitur “Find My Buds” sehingga pengguna dapat melihat lokasi terakhir SoundSport Free via Bose Connect App di ponsel.

Bose QuietComfort 35 Wireless II / Bose
Bose QuietComfort 35 Wireless II / Bose

Bersamaan dengan itu, Bose juga memperkenalkan iterasi baru headphone noise cancelling andalannya. Bose QuietComfort 35 Wireless II masih mempertahankan desain, performa dan daya tahan baterai pendahulunya, tapi di saat yang sama menambahkan sebuah tombol baru untuk mengakses Google Assistant.

Pembaruan lain yang dibawa QC35 II adalah opsi untuk mengatur intensitas kinerja noise cancelling-nya atau malah mematikan fitur tersebut secara menyeluruh lewat Bose Connect App. Lewat aplikasi yang sama, pengguna juga dapat mengganti fungsi tombol Google Assistant itu tadi menjadi tombol untuk menyesuaikan pengaturan kinerja noise cancelling ini.

Terkait ketersediaannya, Bose SoundSport Free bakal dipasarkan mulai awal Oktober mendatang seharga $250, dengan dua pilihan warna. QC35 II di sisi lain sudah tersedia di pasaran mulai sekarang juga seharga $350 dalam pilihan warna hitam atau silver.

Sumber: Bose.

Asus ROG Strix Fusion 300 Sajikan Audio 7.1 Berkelas Tanpa Menyebabkan Telinga Berkeringat

Sebelum diadopsi jadi bagian dari keluarga notebook Asus Republic of Gamers, konsumen mengenal Strix sebagai salah satu brand komponen dan aksesori gaming milik Asus – terdiri dari keyboard, mouse sampai kartu grafis dan sound card. Dan dalam meramu headphone high-end barunya, perusahaan hardware asal Taiwan itu mencoba merangkul lebih banyak segmen gamer.

Di akhir minggu lalu, Asus resmi mengumumkan ROG Strix Fusion 300, headphone spesialis gaming pertama dalam seri ROG Strix Fusion. Produsen membekalinya dengan bermacam-macam teknologi eksklusif, sistem surround 7.1, serta desain super-nyaman. Satu hal yang membuat ROG Strix Fusion 300 istimewa ialah kesiapannya menunjang platform game berbeda – dari mulai PC, console, Mac, hingga tablet dan smartphone.

ROG Strix Fusion 300 1

Dan berbicara desain, faktor kenyamanan menjadi perhatian utama di ROG Strix Fusion 300. Meski Anda mengenakannya di waktu lama, Asus berjanji headphone ini tidak akan menyebabkan telinga jadi berkeringat. Rahasianya terdapat pada pemanfaatkan kombinasi bahan ‘kulit-protein’ serta kain berongga untuk melapisi padding demi memaksimalkan sirkulasi udara. Bantalan tersebut dibubuhkan pada earcup over-ear oval, agar kompatibel dengan berbagai bentuk telinga.

ROG Strix Fusion 300 5

Dua unit earcup tersambung oleh sebuah headband. Bagian tersebut turut dilapisi bantalan empuk, lalu panjang-pendeknya bisa disesuaikan. Berdasarkan gambar yang Asus berikan, headphone turut dibekali engselputar  di antara headband dan earcup, sehingga ROG Strix Fusion 300 dapat mengikuti kontur kepala Anda. Bobot headphone ini juga diklaim cukup ringan untuk produk kelas gaming, hanya 360g. Ia tersambung ke perangkat gaming Anda via USB 2.0 atau jack audio 3,5mm.

ROG Strix Fusion 300 3

Produsen menyematkan driver Asus Essense 50mm sebagai jantung dari ROG Strix Fusion 300, mengombinasinya dengan sistem audio surround 7.1 – dapat diaktifkan dengan menekan satu tombol. Perbedaan antara driver Essense dan varian 50mm biasa terletak pada penggunaan cover logam. Kata Asus, bahan ini dipilih untuk meminimalkan distorsi agar output lebih presisi.

ROG Strix Fusion 300 2

Fitur unik lain di ROG Strix Fusion 300 ada pada ruang akustiknya. Headphone memanfaatkan desain audio chamber kedap udara, demi memastikan detail suara tidak hilang dan output terdengar lebih ‘penuh dan kaya’. Dengan begini, ROG Strix Fusion 300 tak hanya cocok dipakai buat menemani Anda ber-gaming, tapi juga untuk menikmati konten hiburan lain seperti film dan musik.

Asus rencananya akan mulai memasarkan ROG Strix Fusion 300 di akhir bulan September ini, dijajakan di harga £ 100 atau kisaran US$ 136.

Via Tech Powerup, Sumber: Asus.

Beats Studio3 Wireless Andalkan Chip Apple W1 dan Noise Cancelling Adaptif

Saat Apple mengungkap iPhone 7 tahun lalu, Beats yang merupakan anak perusahaannya ikut memperkenalkan trio headphone wireless yang datang membawa chip Apple W1 seperti milik AirPods. Namun dari ketiga model itu, rupanya model flagship Beats Studio tidak termasuk.

Setahun berselang, Beats akhirnya mengungkap generasi terbaru headphone andalan mereka, Studio3 Wireless. Penampilannya secara garis besar masih sama seperti versi sebelumnya, namun kini dengan variasi warna yang lebih beragam dan kelihatan lebih terpoles.

Beats Studio3 Wireless

Yang banyak berubah adalah kinerjanya. Menyusul Solo3 Wireless, Studio3 Wireless mengemas chip Apple W1 yang tidak hanya bertugas menyederhanakan proses pairing saja, tetapi juga mengoptimalkan konsumsi baterainya. Alhasil, Studio3 Wireless diklaim bisa beroperasi selama 22 jam nonstop, bahkan selagi fitur noise cancelling-nya terus dinyalakan.

Teknologi noise cancelling yang dipakai juga bukan sembarangan, melainkan yang dapat beradaptasi dengan kondisi sekitar secara otomatis. Tak cuma itu, fitur bertajuk Pure ANC ini juga mampu mendeteksi ‘kebocoran’ suara akibat rambut, kacamata ataupun pergerakan kepala pengguna, lalu menyesuaikan intensitas pemblokiran suaranya supaya suara yang dihasilkan tetap optimal.

Beats Studio3 Wireless

Apple bilang kalau Pure ANC melakukan proses kalibrasi seperti itu sebanyak 50.000 kali setiap detiknya. Fitur Fast Fuel tidak lupa disematkan agar perangkat bisa mendapat daya baterai selama 3 jam meski hanya di-charge selama 10 menit. Soal kualitas suara sendiri, bersiaplah mendengarkan bass yang melimpah jika mengamati riwayat Beats selama ini.

Beats Studio3 Wireless saat ini sudah dipasarkan seharga $350. Di angka itu, harganya sama persis seperti Sony WH-1000XM2 yang juga diluncurkan belum lama ini.

Sumber: Business Wire.

Berfisik Elegan, Beyerdynamic Aventho Wireless Janjikan Karakter Suara Sesuai Preferensi Pengguna

Dedengkot headphone asal Jerman, Beyerdynamic, kembali memperkenalkan produk terbarunya yang ditujukan buat kalangan audiophile. Perangkat bernama Aventho Wireless ini bisa dikatakan merupakan suksesor versi wireless dari salah satu headphone on-ear terpopuler Beyerdynamic, T51i.

Hal itu tampak sekali dari penampilannya yang sangat mirip, yang memadukan elemen klasik dan modern secara apik. Kualitas suaranya pun juga bisa dipastikan sekelas, mengingat Aventho mengemas sepasang driver berteknologi Tesla yang sudah menjadi senjata andalan Beyerdynamic dalam beberapa tahun terakhir.

Beyerdynamic Aventho Wireless

Yang membedakan adalah bagaimana Aventho mencoba untuk mereproduksi suara sesuai dengan preferensi pengguna yang beragam. Ia datang bersama sebuah aplikasi pendamping bernama MIY yang dikembangkan bersama ahli audio asal Jerman pula, Mimi Hearing Technologies.

Aplikasi ini bertugas untuk melakukan kalibrasi dan menetapkan profil suara yang tepat berdasarkan hasil analisanya terhadap pendengaran masing-masing pengguna. Prosesnya cuma memakan waktu enam menit, dan setelahnya profil suara tersebut akan disimpan langsung ke headphone, sehingga karakter suaranya akan terus sama meski digunakan bersama perangkat lain yang tak dilengkapi aplikasi MIY tadi.

Aspek personalisasi suara ini merupakan bagian dari visi baru Beyerdynamic yang mengusung tagline “Make It Yours”, yang ternyata juga merupakan kepanjangan dari nama aplikasi pendamping Aventho itu tadi. Lebih lanjut, app yang sama rupanya juga dapat memonitor aktivitas mendengarkan musik pengguna, memberikan peringatan ketika volume dan durasi sudah melewati batas wajar.

Beyerdynamic Aventho Wireless

Selebihnya, Aventho Wireless menawarkan dukungan codec aptX HD maupun AAC, dan baterainya diperkirakan bisa bertahan sampai 20 jam penggunaan. Soal pengoperasian, pengguna dapat mengontrol jalannya musik menggunakan gesture pada earcup sebelah kanannya yang dilengkapi panel sentuh.

Saat ini sedang dipamerkan di ajang IFA 2017 di Berlin, Beyerdynamic Aventho Wireless dijadwalkan masuk ke pasaran mulai bulan Oktober, dengan harga €449. Pilihan warna yang tersedia ada dua, yakni hitam atau coklat.

Sumber: The Verge dan Beyerdynamic.

Audio-Technica Perkenalkan Headphone Andalan Terbarunya Seharga $2.000

Meski portofolio headphone bikinannya tergolong masif, Audio-Technica selama ini lebih populer di segmen mainstream ketimbang high-end lewat produk seperti ATH-M50x. Ini bukan berarti pabrikan asal Jepang itu tidak punya headphone yang ditujukan buat kalangan audiophile berkantong super-tebal, akan tetapi produk terbarunya menjawab segala keraguan kita mengenai hal ini.

Adalah ATH-ADX5000 yang siap meninggalkan lubang besar pada tabungan Anda. Ia merupakan kelanjutan dari lini headphone Air Dynamic yang sebelumnya dihuni oleh ATH-AD2000X, yang sebenarnya sudah banyak dipuji akan kualitas suaranya. ADX5000 bermaksud mempertahankan warisan tersebut sekaligus membawanya ke tingkat yang lebih tinggi lagi.

Audio-Technica ATH-ADX5000

Penampilannya sangat menunjukkan harganya. Kain mewah Alcantara membalut bagian headband sampai ke bantalan berukuran besarnya. Secara keseluruhan desainnya tergolong simpel dan minimalis, tapi benar-benar segar dan unik jika dibandingkan dengan headphone Audio-Technica lainnya.

Lebih istimewa lagi, headphone ini datang dalam sebuah koper kecil yang tidak kalah mewah, bukan sembarang carrying case yang biasa Anda lihat di toko-toko headphone. Audio-Technica bilang kalau semua unit ADX5000 dirakit dengan tangan di markas mereka di Tokyo, dan masing-masing nomor serialnya diukir menggunakan laser.

Audio-Technica ATH-ADX5000

Kinerjanya sendiri ditopang oleh sepasang driver berlapis material tungsten dengan diameter 58 mm. Seperti yang bisa Anda lihat pada earcup-nya, ADX5000 merupakan headphone bertipe open-backed, yang dijamin mampu menyuguhkan soundstage yang jauh lebih superior ketimbang tipe closed-back.

Oh iya, jangan bayangkan headphone ini bisa Anda pakai selagi streaming Spotify di smartphone, sebab impedansinya mencapai angka 420 ohm. Amplifier bawaan smartphone tak akan sanggup untuk menyuplai daya yang cukup; Anda butuh amplifier terpisah agar headphone bisa menghasilkan volume yang audibel.

Audio-Technica ATH-ADX5000

Audio-Technica ATH-ADX5000 rencananya bakal dipamerkan di hadapan pengunjung event IFA yang akan dihelat pada awal September mendatang di kota Berlin. Pemasarannya akan dimulai pada bulan November, dengan banderol harga $1.999.

Sumber: The Verge.