Sony Luncurkan Pemutar Musik Digital Kelas Sultan Seharga Mobil LCGC

Jangankan orang awam, terkadang orang yang sudah akrab dengan perkembangan teknologi saja terheran melihat gelagat kaum audiophile. Mereka ini tidak segan mengucurkan dana yang begitu besar hanya demi memanjakan kedua telinganya, dan pabrikan pun merespon dengan baik pasar yang teramat niche ini.

Lihat saja Sony. Di event Hong Kong High End Audio Visual Show belum lama ini, mereka memamerkan dua perangkat audio kelas sultan dari lini Signature Series mereka: earphone IER-Z1R seharga HK$13.990 (± Rp 26,1 juta) dan pemutar musik digital DMP-Z1 seharga HK$61.880 (± 115,5 juta). Tak perlu digabung, banderol music player-nya saja sudah setara mobil baru kelas LCGC.

Sony IER-Z1R / Sony
Sony IER-Z1R / Sony

Pertanyaannya, apa yang konsumen dapat dari perangkat audio seharga mobil itu? Dukungan audio berformat hi-res sudah pasti, tapi tentu ini baru secuil dari cerita lengkapnya. Pada DMP-Z1, Anda bisa melihat bubuhan emas di sekujur tubuhnya; di kenop volume besarnya, dan bahkan solderan di jeroannya pun disebut mengandung emas demi menyempurnakan aliran sinyal.

Satu komponen yang unik adalah yang Sony juluki dengan istilah Vinyl Processor. Berkat ini, DMP-Z1 dapat menyajikan karakter khas vinyl pada musik digital yang diputarnya. Bukan cuma itu, prosesor lain berlabel DSEE HX yang ada di dalamnya juga diklaim sanggup menyempurnakan kualitas suara pada format audio lossy, termasuk yang sudah melewati tahap kompresi intensif – ibaratnya seperti TV 4K yang meng-upscale video 1080p.

Sony DMP-Z1

DMP-Z1 dapat digunakan langsung bersama headphone atau earphone berkat kapasitas penyimpanan internal sebesar 256 GB, plus sepasang slot microSD. Ia juga bisa difungsikan sebagai DAC (digital-to-analog converter) via USB-C, maupun menyambung ke ponsel via Bluetooth jika perlu. Baterainya sendiri diperkirakan bisa bertahan sampai 9 jam ketika dipakai memutar musik hi-res.

Jadi, anggap Anda seorang audiophile, Anda pilih ini atau LCGC?

Sumber: The Verge.

Roccat Khan Pro Ialah Gaming Headphone Berstandar Hi-Res Audio Pertama di Dunia

Kurang lebih dua tahun terakhir, high resolution audio tiba di segmen mainstream. HRA menyuguhkan output tidak terkompresi – biasa berfrekuensi 96kHz atau 192kHz di 24-bit – dan belakangan, teknologi ini mulai hadir di notebook-notebook gaming high-end. Saat hardware utamanya sudah siap, kini kita tinggal menunggu dukungan dari produsen-produsen gaming gear.

Standar hi-res memang melekat pada produk-produk premium. Menariknya, Roccat punya pendekatan berbeda dalam meramu perangkat baru mereka. Minggu lalu, perusahaan gaming gear asal Jerman itu memperkenalkan Khan Pro, headphone stereo kelas eSport bersertifikasi high resolution audio pertama di dunia (memperoleh pengakuan dari Consumer Technology Association) yang dijajakan di harga terjangkau.

Roccat Khan Pro adalah headphone over-ear, memiliki earcup oval, tersambung ke headband adjustable yang menyimpan slider stainless steel. Tubuh headset terbuat dari material plastik pilihan – kuat serta ringan – dan bobot totalnya hanya 230-gram. Roccat juga membubuhkan rangkaian engsel sehingga beberapa bagian Khan Pro dapat bergerak bebas (hingga 95 derajat). Hal ini dimaksudkan agar headphone mendukung berbagai macam bentuk kepala.

Demi memastikan gamer tetap merasa nyaman, Roccat memanfaatkan memory foam di bantalan telinga dan headband. Kelengkapan lainnya juga dihadirkan simpel dan mudah digunakan: lengan mic tersambung ke earcup kiri, akan mute secara otomatis begitu Anda angkat ke atas; lalu di area belakangnya, Anda bisa menemukan dial pengaturan volume. Khan Pro dapat tersambung ke PC, PS4, Xbox One dan perangkat mobile via kabel dengan colokan 3,5mm.

Roccat Khan Pro 2

Sertifikasi hi-res audio sendiri menjanjikan nada-nada ‘tinggi, menengah dan rendah yang kaya’ sehingga Anda bisa mudah mengetahui lokasi lawan secara akurat. Khan Pro juga didukung driverhigh speed‘ demi memastikan tak ada keterlambatan pada output, lalu dibantu pula oleh solusi noise cancelling pasif buat membungkam suara-suara di luar yang berpeluang mengganggu Anda.

Roccat Khan Pro 3

Khan Pro menyajikan frekuensi suara dari 20Hz ke 40kHz melalui driver berukuran 50-milimeter di dalam. Kabarnya, microphone di sana dapat menangkap frekuensi 100Hz sampai 10kHz, membuat percakapan jarak jauh terdengar jernih dan natural karena selangkah mendekati spektrum suara manusia.

Roccat Khan Pro 1

Roccat rencananya akan mulai memasarkan Khan Pro di bulan Oktober 2017 nanti. Produsen menyediakan tiga pilihan warna, yakni hitam, putih serta abu-abu; dan Anda bisa memilikinya tanpa harus mengeluarkan uang terlalu banyak, hanya US$ 100.

Sumber: Roccat.org.

Astell & Kern Kann Siap Jalankan File Audio Paling Hi-Res yang Anda Punyai

Astell & Kern tidak punya banyak pesaing di segmen portable music player (PMP) kelas high-end. Selama beberapa tahun mereka cukup rajin menelurkan produk-produk untuk memuaskan obsesi para audiophile, dan di tahun 2017 ini mereka belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

Sebagai buktinya, lahirlah Astell & Kern Kann, PMP terbaru yang secara spesifik dirancang sebagai perangkat all-rounder, namun di saat yang sama tidak melupakan standar audiophile yang selama ini diusung brand asal Korea Selatan tersebut.

Kriteria tersebut mereka penuhi lewat chip DAC tunggal AKM AK4490 yang sanggup mengolah file audio Hi-Res hingga resolusi 32-bit/382 kHz, jauh lebih tinggi ketimbang yang ditawarkan Astell & Kern AK70, yang sendirinya sudah berada di atas rata-rata. Sebuah amplifier terintegrasi dipercaya untuk menyuplai daya bahkan bagi headphone yang paling ‘rakus’ (berimpedansi tinggi) sekalipun.

Desain khas Astell & Kern masih bertahan: panel depan didominasi layar, ditemani kenop volume di sebelah kanan / Astell & Kern
Desain khas Astell & Kern masih bertahan: panel depan didominasi layar, ditemani kenop volume di sebelah kanan / Astell & Kern

Secara fisik Astell & Kern masih mempertahankan gaya desainnya yang cukup khas: panel depan didominasi layar, dengan kenop volume di sebelah kanan. Namun khusus untuk Kann ini, saya melihatnya sepintas seperti power bank buatan pabrikan mobil Lamborghini.

Bodinya memang cukup tebal, tepatnya setebal 25,6 mm. Namun di baliknya tertanam baterai berkapasitas 6.200 mAh, yang diperkirakan sanggup bertahan selama 14 jam nonstop. Bodi yang besar ini juga memungkinkan Astell & Kern untuk menjejalkan konektivitas yang melimpah pada Kann.

Kann mengemas sepasang output headphone; satu 3,5 mm dan satu lagi 2,5 mm bersifat balanced. Sebuah port micro USB bisa dimanfaatkan untuk mengirim output audio via USB, atau memperlakukan perangkat sebagai USB DAC. Untuk keperluan transfer data dan charging, Kann sudah mengandalkan standar terbaru yaitu USB Type-C.

Selain mengemas memory internal, Kann juga siap mengakomodasi micro SD dan SD card sekaligus / Astell & Kern
Selain mengemas memory internal, Kann juga siap mengakomodasi micro SD dan SD card sekaligus / Astell & Kern

Perangkat dibekali memory internal sebesar 64 GB, akan tetapi pengguna dapat memperluasnya lebih lagi dengan bantuan micro SD (sampai 256 GB) dan SD card (sampai 512 GB), sehingga jika ditotal Anda punya sekitar 832 GB untuk menyimpan file audio Hi-Res yang rata-rata memang berukuran sangat besar.

Astell & Kern tidak melupakan penikmati headphone Bluetooth, dimana Kann sudah mendukung codec aptX HD yang diyakini lebih superior ketimbang aptX standar. Pengoperasiannya sendiri mengandalkan layar sentuh beresolusi 800 x 480, dengan sistem operasi Android yang telah dimodifikasi.

Seperti halnya produk Astell & Kern lain, Kann tidak ditujukan untuk semua konsumen, apalagi mengingat harganya dipatok $999. Anda harus benar-benar termasuk sebagai penikmat musik yang serius seandainya Anda rela mengucurkan dana sebesar itu untuk sebuah portable music player.

Sumber: The Verge dan Astell & Kern.

Pensiun dari Bisnis Music Player, Pono Akan Disulap Menjadi Layanan Streaming Musik

Masih ingat dengan Pono, pemutar audio Hi-Res hasil pemikiran musisi legendaris Neil Young? Meski kampanye crowdfunding-nya di Kickstarter berhasil meraup jutaan dolar dua tahun silam, nyatanya penjualan produk yang berwujud seperti cokelat Toblerone tersebut tidak sesuai dengan harapan penggagasnya.

Neil Young bahkan berencana menyulap PonoMusic – nama resmi perusahaannya – menjadi sebuah layanan streaming musik Hi-Res ala Tidal, berdasarkan pernyataannya kepada Rolling Stone. Secara teknis, Pono bahkan berniat menawarkan konten yang beresolusi lebih tinggi ketimbang Tidal – 24-bit 192kHz tepatnya, jauh di atas Tidal yang sebenarnya sudah setara kualitas CD.

Yang menjadi pertanyaan, apakah semua orang membutuhkan musik dengan kualitas audio setinggi itu? Kedua, apakah mayoritas smartphone yang kita miliki sanggup memutarnya dengan lancar? Dan yang terakhir, apakah kita semua punya koneksi internet yang cukup cepat, mengingat ukuran file audio Hi-Res sangatlah besar jika dibandingkan dengan MP3?

Pono sepertinya telah mempertimbangkan aspek-aspek di atas. Solusi yang mereka tawarkan? Teknologi adaptive bitrate streaming. Sederhananya, kualitas audio dalam layanan streaming Pono nantinya akan disesuaikan dengan kecepatan koneksi atau spesifikasi perangkat milik pengguna.

Semuanya diklaim berjalan secara real-time dan tanpa jeda. Untuk memberikan ilustrasi yang lebih jelas, coba Anda lihat YouTube, dimana kualitas video bisa tiba-tiba turun atau naik, tergantung kecepatan koneksi Anda atau saat Anda mengubah ukuran jendela video. Pono nampaknya akan mengambil jalan serupa.

Namun video jelas sangat berbeda dari audio. Di YouTube, perubahan kualitas video akan tampak dengan jelas. Untuk audio, kecuali telinga Anda benar-benar jeli atau Anda menggunakan headphone, amplifier dan DAC kelas premium, mungkin perubahan kualitasnya tidak akan terasa.

Sejauh ini belum ada informasi terkait jadwal rilis maupun rincian tarif berlangganan yang akan ditetapkan untuk layanan streaming milik Pono ini. Young bersama timnya saat ini sedang bekerja bersama dengan sebuah perusahaan asal Singapura untuk mengimplementasikan teknologi adaptive bitrate streaming ini selagi menegosiasikan lisensi dengan label-label musik.

Sumber: The Verge dan Engadget.

Nativ Vita Ialah Pemutar Audio Hi-Res dengan Layar Sentuh Masif dan Desain Premium

Kalau sudah hobi, berapa pun biaya yang dibutuhkan pasti akan dipenuhi. Mungkin seperti itu jawaban yang dilontarkan komunitas audiophile ketika ditanya mengapa mereka rela mengucurkan dana yang besar hanya demi memanjakan kedua telinganya.

Kalau kita menikmati musik menggunakan headphone yang tersambung ke smartphone, komunitas audiophile lebih percaya dengan pemutar audio Hi-Res portable besutan Astell & Kern, Onkyo, Fiio yang harganya bisa mencapai ratusan bahkan ribuan dolar.

Kalau di ranah portable pilihan pemutar audio Hi-Res cukup banyak, tidak demikian untuk kebutuhan rumahan. Celah inilah yang ingin diisi oleh startup asal Hong Kong bernama Nativ Sound. Lewat Indiegogo, mereka memperkenalkan sistem pemutar audio Hi-Res perdananya.

Nativ Vita
Nativ Vita juga akan menampilkan informasi merinci seputar dunia musik / Nativ Sound

Inovasi Nativ ini terpisah menjadi dua bagian. Yang pertama dan paling utama adalah Nativ Vita. Sebuah pemutar audio Hi-Res yang menyerupai sebuah tablet. Ia bahkan dilengkapi layar sentuh berukuran 11,6 inci yang bertindak sebagai pusat kontrol dari konten audio yang tengah dijalankan.

Vita dirancang secara spesifik untuk audio Hi-Res, dengan dukungan resolusi hingga 32-bit/384 kHz. Untuk itu, kapasitas penyimpanannya pun tidak tanggung-tanggung. Nativ menawarkan varian dengan kapasitas hingga 4 TB.

Namun kalau Anda lebih suka streaming, Nativ Vita pun siap meneruskan audio dari berbagai layanan macam Apple Music, Spotify dan masih banyak lagi. Buat penggemar video musik, Vita pun siap meneruskannya ke televisi via sambungan HDMI atau secara nirkabel.

Nativ Vita juga dapat digunakan untuk memutar video musik / Nativ Sound
Nativ Vita juga dapat digunakan untuk memutar video musik / Nativ Sound

Semua ini dikemas dalam wujud yang amat elegan. Strukturnya tersusun dari perpaduan material aluminium, kayu dan kaca, tidak kalah premium dari speakerspeaker kelas atas besutan Bang & Olufsen maupun Bowers & Wilkins. Vita sendiri siap meneruskan audio ke hampir semua jenis speaker dan headphone, baik melalui sambungan kabel atau nirkabel.

Yang tak kalah menarik adalah bagaimana Nativ merancang Vita dengan platform yang terbuka. Artinya, developer bebas menciptakan aplikasi untuknya. Hal ini berarti nantinya Vita juga bisa berperan sebagai pusat kontrol perangkat smart home selagi meneruskan audio Hi-Res ke sound system kepercayaan di kediaman Anda.

Nativ Wave
Nativ Wave ditenagai oleh sepasang DAC kelas high-end / Nativ Sound

Menemani Vita adalah Nativ Wave. Ia pada dasarnya merupakan perpaduan DAC (digital-to-analog converter) dan amplifier untuk digunakan bersama Vita maupun pemutar musik lainnya, seperti PC misalnya. Vita sendiri sebenarnya sudah mendukung audio Hi-Res, akan tetapi Wave akan membawanya ke tingkat yang lebih tinggi lagi buat mereka yang bertelinga istimewa.

Wave didesain dengan gaya yang senada seperti Vita, dan ia memang dimaksudkan sebagai pelengkap untuk Vita. Di dalamnya bernaung sepasang DAC 24-bit/192 kHz besutan Burr-Brown. Agar semuanya bisa berjalan maksimal, daya listrik akan disuplai oleh komponen opsional bernama Native Pulse.

Tentu saja Nativ Vita saja sudah lebih dari cukup untuk memanjakan telinga konsumen secara umum, tapi untuk audiophile kelas berat, Wave dan Pulse sepertinya juga akan masuk dalam pertimbangan.

Ketiganya saat ini sedang ditawarkan di Indiegogo. Selama masa early bird, Vita dibanderol $999, lalu Wave dan Pulse seharga $1.199.

Sony Luncurkan Walkman NW-A25/LM Edisi Eir Aoi

Penggemar anime maupun game JRPG pastinya tidak asing dengan nama Eir Aoi. Sejak memulai karir di tahun 2011, karya penyanyi Jepang berparas cantik tersebut sudah banyak dijadikan lagu tema anime maupun video game, termasuk halnya game Digimon World: Next Order yang bakal dirilis untuk PlayStation Vita pada bulan Maret tahun ini.

Bagi para penggemar Eir Aoi di tanah Air, Sony rupanya telah menyiapkan persembahan istimewa dalam wujud perangkat Walkman NW-A25/LM edisi Eir Aoi. Pemutar musik digital edisi terbatas ini hadir dengan desain yang lebih menawan dari varian standarnya, terlebih berkat warna biru viridian yang begitu mencolok sekaligus grafir desain orisinil di panel belakang yang menyerupai tanda tangan sang vokalis.

Dari segi spesifikasi, tidak ada yang berbeda dari NW-A25/LM edisi khusus ini. Perangkat masih mengemas amplifier digital S-Master HX garapan Sony yang sanggup memutar musik secara lebih halus dan dinamis. Tanpa kabel dan menggunakan Bluetooth, kualitas suara yang didapat juga tetap terjamin berkat penerapan teknologi LDAC, yang merupakan codec dengan latensi rendah yang dapat mentransfer data tiga kali lebih banyak daripada codec standar.

Sony Walkman NW-A25/LM Edisi Eir Aoi

Sebagai bonus, NW-A25/LM edisi Eir Aoi ini juga akan diisi dengan dua wallpaper orisinil serta file lagu “Memoria” versi Hi-Res yang direkam saat konser di Toyosu. Anda merasa tidak punya headphone yang cukup wah untuk memutar file audio Hi-Res? Jangan khawatir, karena Sony telah membundel Walkman edisi khusus ini dengan in-ear headphone MDR-NW750N yang dibekali fitur noise cancelling pasif.

Untuk mendapatkannya, mulai tanggal 29 Januari ini Anda sudah bisa mengunjungi semua Sony Center di Jakarta maupun Surabaya – stoknya terbatas. Harganya Rp 3.999.000, sudah mencakup perangkat Walkman dengan kapasitas penyimpanan 16 GB dan in-ear headphone berteknologi Hi-Res Audio tadi.

Pioneer Luncurkan Perangkat Pemutar Audio Hi-Res Portable, XDP-100R

Di telinga seorang audiophile, smartphone saja biasanya tidak cukup guna menenteramkan hati bersama alunan musik klasik. Mereka yang bertelinga sangat analitis ini butuh perangkat yang benar-benar diciptakan untuk mengolah sinyal audio digital hingga menjadi sinyal analog yang pada akhirnya akan disemburkan menuju telinga oleh headphone/earphone. Continue reading Pioneer Luncurkan Perangkat Pemutar Audio Hi-Res Portable, XDP-100R

Sony Perkaya Lini Portable Audio-nya dengan Dua Headphone dan Dua Walkman Baru

Setelah mengungkap trio smartphone terbarunya, Sony kini lanjut memamerkan deretan perangkat audio Hi-Res terbarunya. Lineup-nya mencakup dua headphone baru sekaligus dua pemutar musik baru (Walkman). Continue reading Sony Perkaya Lini Portable Audio-nya dengan Dua Headphone dan Dua Walkman Baru

Z:ero Adalah Earphone dan Amplifier + DAC dalam Satu Paket

Tren streaming musik merupakan sebuah fenomena. Dalam perkembangannya, semakin banyak orang yang rela berlangganan di berbagai penyedia layanan streaming musik demi memuaskan telinganya dalam berbagai kegiatan sehari-hari. Continue reading Z:ero Adalah Earphone dan Amplifier + DAC dalam Satu Paket

JBL dan Philips Memperkenalkan Headphone Berkonektor Lightning untuk Perangkat iOS

Pada pertengahan tahun 2013, Apple membuat pabrikan-pabrikan aksesori geram dengan memperkenalkan konektor baru bernama Lightning untuk iPhone 5. Mengapa mereka harus marah? Karena hari itu merupakan awal dari kematian aksesori perangkat iOS yang masih mengadopsi konektor 30-pin. Continue reading JBL dan Philips Memperkenalkan Headphone Berkonektor Lightning untuk Perangkat iOS