DOKU Secures 458 Billion Rupiah Funding from Apis Growth Fund II

DOKU announces $32 million (over 458 billion Rupiah) funding round from Apis Growth Fund II, a private equity fund managed by Apis Partners LLP, a UK-based asset manager that supports growing financial services and fintech businesses. DOKU is Apis Partners’ first portfolio in Indonesia.

DOKU is a subsidiary of PT Elang Andalan Nusantara (EAN), a joint venture owned by Emtek and Alibaba. Based on Emtek’s financial report, PT Kreatif Media Karya (KMK) holds a 55% stake in EAN’s second-tier subsidiary. Furthermore, it is sold to a third party.

The transaction resulted in KMK to lose control in EAN and subsequently stopped consolidating EAN’s financial statements to the Group’s consolidated financial statements.

DOKU will use the fresh funds to accelerate the development of some new offerings for businesses and consumers, as well as to expand the company’s geographical reach in providing access to digital payments for the Indonesian people.

“[..] We believe by supporting such company as DOKU, we will benefit from its proven experience. This collaboration with Apis Partners is a new chapter for DOKU and we are very excited to continue this partnership,” DOKU’s Co-Founder and COO, Nabilah Alsagoff said during a virtual press conference, Thursday (5/8).

In an official statement, Apis Partners Managing Partner and Co-Founder Matteo Stefanel said, “We are delighted to partner with DOKU in Apis Partners’ first investment in Indonesia, which reflects our trust in this country as an investment field. We are delighted to be working with a team that has built a market-leading organization [..],” he said.

In global realm, Apis Partners has several payment gateway startup portfolios, such as EPS (India), DPO (Africa), GHL (Malaysia), Adumo (South Africa), and Codapay (Singapore).

DOKU’s growth

DOKU was founded in 2007 as the sole digital payment player in Indonesia with the most complete payment license from fund transfer, e-wallet, and e-money to customers. The company also has a remittance license, collaborated with partners in neighboring countries to facilitate transfers between countries.

Last year alone, DOKU processed 47 million transactions with a total processed value of $2.9 billion. One of the reasons of the increase transactions was the game vouchers purchase as many people had to stay at home. Furthermore, it also comes from online transportation payments, the result of DOKU’s collaboration with Maxim.

“Game purchasing recorded an increasing number, one of which was due to stay at home policy. Moreover, we are intensifying partnerships with game publishers, such as Unipin, also Google Play, soon to live with TikTok, and Facebook for advertising purchase,” DOKU’s CMO, Himelda Renuat said.

One fascinating data is the surge in newly registered QRIS merchants with 1583% YOY and an increase of more than 30% for the retail, game, and digital content merchant categories.

DOKU’s core business is payment gateway, which contributes as much as 70% to the total service. Apart from that, DOKU’s other businesses are Collaborative Commerce (DOKU Wallet) and Transfer Service (remittance and disbursement).

Last April, the company announced a rebrand for its payment gateway business to “Jokul” with objective to create more familiar approach to users from all business circles, corporations, startups, MSMEs, to individual sellers. Jokul is a slang word in the 90s that means “to sell”. It is said that more than 5 thousand businesses have registered as organic merchants.

The large market of payment gateway

According to research by Mordor Intelligence, the global payment gateway service market has reached $17.2 billion in 2020. It is projected to grow at $42.9 billion by 2026.

In Indonesia, there are several players who provide related services, helping digital businesses to accommodate payments. Among those are Midtrans, Faspay, Xendit, and others.

The potential is there and wide, considering that consumers in Indonesia have varied options for their online payment system. According to a survey by iPrice and Jakpat last year, bank transfer still dominates, followed by e-wallet and other payments.

The role of payment gateway service is to provide simplification for developers. Instead of having to do manual integration for each payment system, they can use a ready-made service by plugging the payment gateway API into the application backend.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

DOKU Tutup Pendanaan 458 Miliar Rupiah dari Apis Growth Fund II

DOKU mengumumkan perolehan pendanaan sebesar $32 juta (lebih dari 458 miliar Rupiah) dari Apis Growth Fund II, dana ekuitas swasta yang dikelola oleh Apis Partners LLP, manajer aset berbasis Inggris yang mendukung bisnis layanan finansial dan fintech dalam tahap pertumbuhan. DOKU menjadi portofolio pertama Apis Partners di Indonesia.

DOKU merupakan salah satu anak usaha dari PT Elang Andalan Nusantara (EAN). EAN adalah perusahaan patungan yang sahamnya dimiliki Emtek dan Alibaba. Berdasarkan laporan keuangan Emtek, PT Kreatif Media Karya (KMK) memegang 55% saham atas cucu usaha EAN. Kemudian dijual ke pihak ketiga.

Transaksi tersebut menyebabkan KMK kehilangan pengendalian di EAN dan selanjutnya KMK berhenti mengkonsolidasikan laporan keuangan EAN ke laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha.

Dana segar akan dimanfaatkan DOKU untuk mempercepat pengembangan sejumlah penawaran baru untuk bisnis dan konsumen, serta memperluas jangkauan geografis perusahaan dalam menyediakan akses pembayaran digital bagi masyarakat Indonesia.

“[..] Kami percaya dengan mendukung perusahaan seperti DOKU, kami akan mendapatkan manfaat dari pengalaman mereka yang telah terbukti. Kami melihat kolaborasi dengan Apis Partners sebagai babak baru bagi DOKU dan kami sangat antusias untuk melanjutkan kemitraan ini,” ucap Co-Founder dan COO DOKU Nabilah Alsagoff saat konferensi pers virtual, Kamis (5/8).

Secara terpisah dalam keterangan resmi, Managing Partner dan Co-Founder Apis Partners Matteo Stefanel mengatakan, “Kami senang dapat bermitra dengan DOKU dalam investasi pertama Apis Partners di Indonesia, yang mencerminkan kepercayaan kami terhadap negara ini sebagai lokasi investasi. Kami senang dapat bekerja sama dengan tim yang telah membangun organisasi terdepan di pasar [..],” ucapnya.

Secara global, Apis Partners memiliki sejumlah portofolio startup payment gateway, seperti EPS (India), DPO (Afrika), GHL (Malaysia), adumo (Afrika Selatan), dan Codapay (Singapura).

Kinerja DOKU

DOKU didirikan pada 2007 sebagai satu-satunya pemain pembayaran digital di Indonesia dengan lisensi pembayaran terlengkap, mulai dari transfer dana, e-wallet, dan e-money kepada pelanggan. Perusahaan juga memiliki izin remitansi, telah bekerja sama dengan mitra di negara tetangga untuk memfasilitas transfer antar negara.

Pada tahun lalu saja, DOKU telah memroses 47 juta transaksi dengan total nilai yang diproses sebesar $2,9 miliar. Kenaikan transaksi ini salah satunya disumbangkan dari pembelian voucher game karena banyak orang harus berada di rumah saja. Selanjutnya juga datang dari pembayaran transportasi online, hasil kerja sama DOKU dengan Maxim.

“Belanja game mencatatkan kenaikan yang menarik, salah satunya karena harus di rumah saja. Untuk itu kami gencarkan kemitraan dengan game publisher, seperti Unipin, ada Google Play, TikTok akan segera live, dan Facebook untuk belanja iklan,” tambah CMO DOKU Himelda Renuat.

Data menarik lainnya adalah lonjakan pada pedagang QRIS yang baru terdaftar sebesar 1583% secara YOY dan kenaikan lebih dari 30% untuk kategori pedagang ritel, game, dan konten digital.

Bisnis utama DOKU adalah payment gateway yang berkontribusi sebanyak 70% terhadap total keseluruhan layanan. Di luar itu, bisnis lainnya dari DOKU adalah Collaborative Commerce (DOKU Wallet) dan Transfer Service (remitansi dan disbursement).

Pada April kemarin, perusahaan mengumumkan rebrand untuk bisnis payment gateway-nya menjadi “Jokul” agar makin dikenal pengguna dari semua kalangan bisnis, baik itu korporasi, startup, UMKM, hingga penjual individu. Jokul adalah kata slang pada tahun 90-an yang memiliki arti “jualan”. Disebutkan ada lebih dari 5 ribu bisnis telah terdaftar sebagai merchant secara organik.

Pasar besar layanan payment gateway

Menurut riset yang dilakukan Mordor Intelligence, ukuran pasar layanan payment gateway secara global telah menyentuh angka $17,2 miliar pada tahun 2020. Diproyeksikan akan bertumbuh menjadi $42,9 miliar pada tahun 2026 mendatang.

Di Indonesia sendiri, ada beberapa pemain yang menyajikan layanan terkait, membantu bisnis digital untuk mengakomodasi pembayaran. Di antaranya Midtrans, Faspay, Xendit, dan lain-lain.

Potensinya masih sangat besar, mengingat konsumen di Indonesia memiliki pilihan yang bervariasi untuk sistem pembayaran online-nya. Menurut servei yang dilakukan iPrice dan Jakpat tahun lalu, metode transfer bank masih mendominasi, dilanjutkan e-wallet, dan pembayaran lainnya.

Peran layanan payment gateway adalah memberikan simplifikasi bagi pengembang. Alih-alih harus melakukan integrasi manual satu per satu untuk setiap sistem pembayaran, mereka bisa menggunakan layanan siap pakai dengan menyambungkan API payment gateway ke dalam backend aplikasi.

Application Information Will Show Up Here

Doku Agresif Akuisisi Pengguna E-Wallet Lewat Payment Gateway

Doku mengumumkan langkah agresif dalam mengakuisisi pengguna baru untuk Doku E-Wallet lewat memperbanyak mitra payment gateway dan beriklan di transportasi publik. Ditargetkan setidaknya tahun ini dapat memiliki sekitar 3 juta pengguna. Adapun posisi per Agustus 2018 sudah mencapai 2,2 juta.

Bisnis payment gateway merupakan bisnis utama Doku sejak pertama kali berdiri 11 tahun lalu. Disebutkan terdapat lebih dari 50 ribu merchant yang dapat menerima sistem pembayaran dari Doku.

Sekitar 1.000 di antaranya adalah merchant besar bergerak di bisnis airlines, biller, asuransi, transportasi, dan sebagainya. Yang terbaru adalah hadirnya payment gateway untuk pembayaran kereta bandara di dalam aplikasi Railink.

Secara persentase, kontribusi bisnis payment gateway di Doku mencapai 95%. Sisanya dikontribusikan produk lainnya seperti e-money, e-wallet, dan remitansi.

Payment gateway di Doku karena sudah mature jadi termasuk bisnis yang sudah “hijau”, sedangkan untuk e-money masih “merah” karena butuh sosialisasi, edukasi, ditambah gimmick lainnya,” ucap CMO Doku Himelda Renuat, Senin (15/10).

Pendekatan yang berbeda diambil Doku ini, menurut Himelda, menandai babak baru kehadirannya sebagai perusahaan fintech. Produk payment gateway dianggap sebagai pintu awal yang dimasuki pengguna, sebelum akhirnya merambah ke produk e-money, e-wallet, dan remitansi.

Terlebih keseluruhan produk tersebut dibundling Doku untuk para merchant. Mereka dapat leluasa menghubungkan produk Doku sesuai kebutuhan masing-masing.

Sebelumnya saat lima tahun pertama beroperasi, Doku lebih dominan dengan nuansa korporat. Ketika mengantongi lisensi untuk e-money, e-wallet, dan remitansi sejak tiga tahun lalu, secara perlahan kini Doku berangsur jadi segar, interaktif, semakin luwes, dan lebih dekat dengan keseharian masyarakat.

Tagline perusahaan pun ikut diubah menjadi ‘Think Beyond Payment’ untuk mencerminkan keberadaan Doku yang bisa disebut matang di dunia e-commerce Indonesia.

“Doku ini termasuk konservatif. Kami ingin konsumen datang bukan dari promo gimmick tapi karena ada nilai tambah yang mereka terima saat menggunakan produk kami.”

Rencana bisnis

Himelda melanjutkan, ke depannya Doku akan terus memberikan berbagai inovasi untuk para merchant dan penggunanya. Salah satu yang sedang dipersiapkan adalah solusi untuk menghubungkan bank skala kecil agar kartu debit mereka bisa diterima sebagai pembayaran di situs e-commerce. Rencananya solusi tersebut akan hadir pada tahun depan.

“Ada satu solusi yang mudah-mudahan bisa kita gapai untuk menghubungkan bank kecil karena mereka itu kartunya belum bisa diterima secara online. Semoga nanti bisa kita sambungkan dengan sistem Doku.”

Saat ini Doku menerima 23 metode pembayaran, 18 di antaranya dari perbankan, sisanya non perbankan. Per Agustus 2018, Doku telah memproses sekitar 20 juta transaksi dengan pertumbuhan hampir tiga kali lipat dibandingkan tahun 2017 sebesar 7 juta transaksi.

Pengguna Doku E-Wallet di kurun waktu yang sama juga tembus di angka 2,2 juta dari sebelumnya 1,9 juta. Angka tersebut belum termasuk hitungan dari co-branding Doku dengan mitra seperti Bank Danamon, dan lainnya. Ditargetkan sampai akhir tahun ini bisa tembus diangka 3 juta.

PinjamDoku Hubungkan Merchant dengan Layanan P2P Lending

Selama ini Doku dikenal sebagai layanan e-wallet yang berfungsi memudahkan para pengguna berbelanja online tanpa perlu memiliki kartu kredit atau rekening bank. Para pengguna akan dibuatkan semacam akun virtual untuk mengakomodir proses transaksi. Seiring dengan perkembangan cashless society dan industri teknologi finansial, Doku mulai mengenalkan PinjamDoku. Sebuah layanan teknologi finansial yang memfasilitasi masyarakat untuk terhubung dengan layanan peer-to-peer lending. Untuk saat ini, layanan ini terbatas dinikmati oleh merchant yang bekerja sama dengan Doku.

Di bulan Juni ini, Doku melakukan soft launching untuk layanan PinjamDoku ini. Tercatat saat ini sudah ada beberapa penyedia layanan p2p lending yang bekerja sama dengan Doku, mereka adalah Koinworks, Investree, dan Taralite. Kehadiran PinjamDoku di tahap awal ini disiapkan untuk membantu pemilik merchant mendapatkan suntikan dana atau modal melalui layanan peer to peer lending yang tersedia.

“Selain memperluas penciptaan pasar, yang terbaru DOKU juga memberikan fasilitas peer to peer lending kepada para merchant, konsumen pengguna e-Wallet DOKU dan bahkan staff DOKU, melalui program #PinjamDOKU. Program hasil kerja sama dengan Koinworks (dll) ini bertujuan memudahkan merchant, konsumen dan staff DOKU dalam mendapatkan pinjaman modal untuk pendanaan bisnis maupun untuk kebutuhan pribadi,” ujar Chief Marketing Officer DOKU Himelda Renuat.

Lebih lanjut Himelda menjelaskan layanan PinjamDoku ini sudah disiapkan sebelumnya. Sudah ada beberapa kontrak yang disepakati dengan mitra layanan peer to peer landing. Saat ini menu Pinjam Doku dapat ditemukan di Back Office Doku di masing-masing merchant. Para merchant tinggal memilih menu terbut dan memilih mitra peer to peer lending yang dikehendaki kemudian melakukan request. Mitra peer to peer lending Doku selanjutnya akan melakukan verifikasi, jika valid maka pinjaman akan segera dikeluarkan.

Layanan PinjamDoku ini akan menandai perjalanan selanjutnya Doku dalam industri pembayaran digital di Indonesia. Di saat pasar semakin matang, masyarakat semakin berpengalaman inovasi dan terobosan seperti ini yang diperlukan untuk terus berada dalam jalur persaingan.

“Fitur ini baru saja kami luncurkan awal Juni (soft launch). Ke depannya bukan hanya merchant, tapi pengguna e-wallet dan bahkan staf DOKU dapat menikmati fasilitas ini, tentunya sejalan dengan semakin banyak partner peer to peer lending yang bergabung. Kami berharap fasilitas ini dapat meningkatkan manfaat dan kualitas layanan DOKU bagi setiap merchant,” pungkas Himelda.

HotelQuickly Gandeng Doku Memperluas Pilihan Metode Pembayaran

Aplikasi pemesanan hotel last minute secara online HotelQuickly menambah pilihan pembayarannya. Kali ini HotelQuickly bekerja sama dengan salah satu payment enabler Indonesia, Doku. Dengan terjalinya kerja sama ini, HotelQuickly ingin menyajikan kemudahan dalam pembayaran untuk para penggunanya. Doku sendiri menjadi mitra pembayaran lokal pertama yang bekerja sama dengan HotelQuickly di kawasan Asia Pasifik.

Langkah kolaborasi antara HotelQuickly dan Doku ini diambil dengan tujuan untuk menyajikan pilihan cara pembayaran bagi pengguna HotelQuickly, baik melalui jalur offline maupun online. Melalui kerja sama ini, HotelQuickly juga menyebutkan bahwa Doku menjadi mitra pembayaran lokal pertama yang bekerja sama dengan mereka di Asia Pasifik.

Co-Founder dan Managing Director HotelQuickly untuk Indonesia Faustine Tan mengatakan, “Kami mengambil langkah ini karena kami melihat potensi pasar pariwisata Indonesia yang sangat besar. […] Kami memilih Doku sebagai mitra payment gateway karena reputasi mereka yang sangat baik dalam hal keandalan, keamanan solusi, serta portofolio merchant. Bersama, kami dapat menciptakan peluang yang menyenangkan bagi masyarakat Indonesia yang menyukai travel.”

Sementara itu Chief Marketing Officer Doku Himelda Renuat mengatakan, “Kami sangay senang dapat bermitra dengan […] HotelQuickly. […] Dengan solusi kami, sekarang HotelQuickly dapat menikmati metode pembayaran yang aman dan mudah digunakan oleh penggunanya.”

Ditambahkan Himelda, “Sebagai payment enabler kami senantiasa berupaya untuk membantu penjual-penjual kami untuk mengatasi keterbatasan dalam pembayaran online dengan solusi-solusi […] yang disesuaikan dengan pasar e-commerce Indonesia.”

Melalui kerja sama yang terjalin, mulai minggu ini pengguna HotelQuickly di Indonesia dapat membayar reservasi kamar hotel mereka melalui transfer ATM atau melalui Doku, yang secara perbankan lebih dikenal dengan istilah virtual account.

HotelQuickly sendiri berencana untuk menambah lebih banyak pilhan pembayarannya dalam waktu dekat ini. Contohnya seperti pembayaran melalui Doku Wallet dan metode pembayaran in-store-payment di minimarket terdekat.

Doku yang saat ini telah memasuki usia ketujuh mengklaim telah melayani lebih dari 17.000 merchant dan memiliki sekitar 850.000 pengguna layanan e-wallet. Di usianya yang ketujuh ini, Doku juga akan lebih fokus untuk memperkuat portofolio korporasi miliknya.

DOKU Launched Popazop and Booked Rp 6,5 Trillion Total Transaction in 2014

It is most likely that DOKU payment gateway is currently enjoying the positive tide of Indonesian e-commerce industry. Just take a look at the platform’s latest milestone, in which the team claimed that they have flawlessly managed a big sum of transaction, up to Rp 6,5 trillion, during this year. In regard to the e-wallet service, DOKU Wallet has been 700% bigger in term of total number of transaction compared to last year’s figure. Continue reading DOKU Launched Popazop and Booked Rp 6,5 Trillion Total Transaction in 2014

DOKU Bukukan Total Transaksi 6,5 Triliun Rupiah Tahun Ini dan Luncurkan Situs Interaktif Popazop

POPAZOP

Tren positif e-commerce Indonesia berdampak baik bagi layanan payment gateway DOKU. Pihaknya mengungkapkan telah mengurusi total nilai transaksi sebesar Rp 6,5 Triliun sepanjang tahun ini. Memanfaatkan momentum tersebut, layanan e-money DOKU Wallet kini merilis showcase marketplace partner mereka dalam sebuah situs interaktif Popazop. Melalui situs tersebut, seluruh pengguna DOKU Wallet yang memiliki 100.000 pengguna aktif dapat berbelanja di semua merchant yang telah terdaftar sebagai mitra DOKU.

Continue reading DOKU Bukukan Total Transaksi 6,5 Triliun Rupiah Tahun Ini dan Luncurkan Situs Interaktif Popazop

Rambah Industri Properti, Doku Jadi Alat Bayar Online Untuk Pemesanan Unit Apartemen

Sebagai penyelenggara jasa pembayaran online, berada hanya di satu titik jenis layanan tentu tak sesuai dengan semangat less cash yang semestinya keberadaan jasa pembayaran ini dibangun untuk bisa dinikmati di mana saja. Solusi yang ditawarkan mesti mengakar dan masuk ke segala aspek kebutuhan hidup. Hal inilah yang mungkin kemudian mendasari Doku untuk kembali mencanangkan kerja sama terbarunya yang kali ini, Doku mulai merambah ke industri properti. Continue reading Rambah Industri Properti, Doku Jadi Alat Bayar Online Untuk Pemesanan Unit Apartemen

Doku Canangkan Kerjasama Dengan Alfamart Group, Hadirkan Layanan Pembayaran Dengan Doku Wallet

Setelah berhasil melakukan kerjasama dengan klub sepakbola tanah air Persija dengan meluncurkan Persija Card, Doku kembali berhasil menggandeng mitra lain. Kali ini Doku secara resmi telah bekerjasama dengan salah satu jaringan ritel minimarket terbesar di Indonesia, Alfamart, dengan membuka layanan pembayaran di seluruh jaringan Alfamart untuk menggunakan fasilitas Doku Wallet.

Continue reading Doku Canangkan Kerjasama Dengan Alfamart Group, Hadirkan Layanan Pembayaran Dengan Doku Wallet