eFishery India Telah Jangkau 1.000 Hektar Kolam dan 3.000 Metrik Ton Pakan

Startup aquatech eFishery memperkenalkan bisnisnya di India, eFishery Aqua Techworks Private Limited, setelah merampungkan uji coba komersial sejak Maret 2023. eFishery India mampu menjangkau lebih dari 1.000 hektar kolam milik pembudidaya dan mendistribusikan 3.000 metrik ton pakan.

Pencapaian positif ini membuat perusahaan terus berambisi memperluas jangkauan operasional ke lima negara bagian lain di India hingga akhir 2024. Selain India, eFishery juga melirik peluang di satu atau dua negara di wilayah Asia dan Amerika Latin dalam satu tahun mendatang, sembari terus menjalankan ekspor produk udang ke luar negeri.

Strategi ini juga berfokus untuk melihat variasi pasar yang menawarkan ekosistem komprehensif kepada pembudidaya, menciptakan model koperasi digital lengkap dengan akses untuk pakan ikan dan udang berkualitas tinggi, teknologi Internet of Things (IoT), SOP produksi, dan jaminan pembelian (off-take), guna memberdayakan serta mengembangkan potensi pembudidaya.

“Dimulai dengan India, kami bangga dengan kemampuan eFishery mengerahkan potensi kekuatan akuakultur secara global melalui teknologi buatan Indonesia, dengan rata-rata peningkatan pendapatan pembudidaya mencapai dua hingga tiga kali lipat,” kata Co-founder dan CEO eFishery Gibran Huzaifah dalam keterangan resmi, Kamis (14/12).

Pihaknya menyadari potensi dan nilai industri akuakultur India, baik secara ukuran dan struktur, memiliki kemiripan dengan Indonesia, yang didominasi oleh pembudidaya level kecil dan menengah. Memosisikan sebagai mitra, para kontributor utama ketahanan pangan lokal dan regional India dapat berkontribusi lebih baik untuk menghasilkan sumber protein berkelanjutan yang dapat diakses oleh masyarakat global.

India dengan populasi 1,4 miliar jiwa memiliki tingkat konsumsi seafood hingga 60-70%. Tingginya konsumsi ini berpengaruh pada industri akuakultur yang bernilai lebih dari $15 miliar, dan memiliki Compound Annual Growth Rate (CAGR) >8% selama tiga dekade terakhir.

Hal ini menggambarkan besarnya potensi industri akuakultur di India. Namun, di tengah besarnya potensi tersebut, pembudidaya kecil dan menengah di India masih menghadapi berbagai tantangan, seperti lemahnya akses ke pasar, skema harga yang tidak konsisten dan tidak menguntungkan, skema pembayaran yang selalu terlambat, serta kurangnya informasi dasar manajemen budidaya dari sisi tata cara, teknologi, maupun inovasi.

Menyadari hal tersebut, eFishery berupaya memberdayakan pembudidaya agar dapat mengambil keputusan secara cepat berdasarkan informasi dan data. Fokusnya adalah mengoptimalkan praktik budidaya dan meningkatkan hasil panen secara keseluruhan.

International Expansion Lead eFishery Neil Wendover menjelaskan komitmen perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas pembudidaya di setiap negara sasaran ekspansi. Menurutnya, tujuan bisnis eFishery tetap berfokus untuk menyelesaikan masalah para pembudidaya dan meningkatkan profitabilitas dengan mendorong produktivitas dan efisiensi operasional.

“Kami tidak mengurangi keuntungan mereka, tetapi justru menggandakan hasilnya,” imbuhnya.

eFishery India memulai operasinya di Andhra Pradesh, negara bagian India yang menyumbang 35% dari total produksi akuakultur nasional. Timnya terdiri dari 50 karyawan lokal, yang memiliki pemahaman mendalam tentang kultur setempat. Dukungan dari lembaga pemerintah dan pemasok bahan baku berperan penting dalam mengatasi tantangan unik sektor akuakultur India yang sangat berpotensi namun masih terfragmentasi.

“Kami senang bahwa upaya strategis kami telah membuahkan hasil. Di India, kami berada di jalur yang tepat untukmencapai pertumbuhan 10x lipat, selaras dengan target bisnis ekspansi internasional kami.”

“Kolaborasi dengan eFishery telah membawa perubahan besar bagi kolam budidaya kecil kami. Solusi dan dukungan inovatif mereka telah meningkatkan efisiensi dan mendorong keberlanjutan operasi budidaya kami secara keseluruhan. Bantuan berkelanjutan dari eFishery juga memastikan panen yang sukses, sehingga dapat mencegah perlunya panic harvest karena kendala finansial” kata Ch. Veera Nageswar Rao, pembudidaya ikan dari Distrik Kakinada di India, dan juga mitra eFishery.

Didirikan di Bandung pada 2013, eFishery telah mendisrupsi industri akuakultur Indonesia dengan menawarkan digital autofeeder berbasis IoT. Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas, efisiensi, dan kenyamanan dalam usaha budidaya ikan. Teknologi berbasis data yang dimiliki eFishery menggunakan sensor untuk memantau dan mengoptimalkan pemberian pakan, kesehatan ikan, dan kualitas air sekaligus meminimalkan limbah.

Sebagai startup unicorn pertama di industri akuakultur global, langkah strategis eFishery ke India sejalan dengan komitmen perusahaan untuk mengatasi masalah kelaparan di dunia.

“Kehadiran kami di India merupakan langkah penting dalam strategi ekspansi internasional kami. Dengan fokus pada teknologi dan solusi berbasis data, eFishery memimpin transformasi value-chain akuakultur dan berkontribusi terhadap kesejahteraan ekonomi para pembudidaya,” tutup Gibran.

Application Information Will Show Up Here

Efek Pandemi ke Perilaku Pasar Gaming di India dan Asia Tenggara

India merupakan negara dengan populasi terbesar kedua setelah Tiongkok. Dari 1,37 miliar orang di India, sebanyak 697 juta orang merupakan pengguna internet. Hal ini menjadikan India sebagai negara dengan jumlah netizen terbanyak kedua di dunia. Memang, dalam lima tahun terakhir, jumlah pengguna internet di India meningkat pesat. Pertumbuhan tersebut didorong oleh beberapa faktor, seperti biaya paket internet yang murah, harga smartphone yang semakin terjangkau, serta kualitas internet yang semakin baik.

Seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna internet di India, semakin banyak pula orang yang bisa bermain game, khususnya mobile game. Bahkan sebelum pandemi, industri mobile game di India tengah berkembang. Pandemi COVID-19 menjadi pemicu yang mendorong laju pertumbuhan industri mobile game di India.

Dampak Pandemi ke Industri Game India

Pada 2020-2021, konsumsi internet di India menunjukkan peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data dari Mobile Broadband India Traffic Index (MBiT) 2021, pada tahun llau, konsumsi internet bulanan per orang naik 20%, dari 11,2 GB menjadi 13,5GB. Tak hanya itu, pada awal tahun fiskal 2020, ketika pemerintah India menetapkan lockdown, jumlah download mobile game dan lama waktu yang dihabiskan untuk bermain game juga meningkat pesat.

Tidak aneh jika jumlah download mobile game di India selama pandemi meningkat pesat, mengingat gaming memang menjadi hiburan pilihan bagi banyak warga India. Pasalnya, bermain mobile game tidak memakan biaya besar. Sebagian besar mobile game bisa diunduh dengan gratis. Selain itu, bermain game adalah kegiatan yang bisa dilakukan di dalam rumah. Bagi warga India, bermain mobile game juga bisa menjadi pelipur lara; mengalihkan perhatian mereka dari buruknya keadaan selama pandemi COVID-19.

“Saya punya sekelompok teman di Steam. Secara rutin, kami mengobrol dan bermain bersama,” kata seorang penulis freelance berumur 21 tahun, kepada Niko Partners. “Saya rasa, pandemi mendorong pertumbuhan industri game di India. Walau dalam keadaan sulit, bermain game bisa mengalihkan perhatian saya dari berbagai berita buruk yang ada.”

Ludo jadi salah satu game yang dimainkan oleh gamers India. | Sumber: Android Headlines

Bukti lain yang menunjukkan bahwa pandemi mendorong pertumbuhan industri game di India adalah total download game pada 2020 di negara itu. Tahun lalu, India menjadi negara dengan jumlah download game terbanyak, mencapai 7,3 miliar downloads, atau sekitar 17% dari keseluruhan downloads di dunia.

Pandemi tidak hanya membuat para gamers di India menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain game, tapi juga membuat non-gamers tertarik untuk mencoba bermain game. Menurut data dari InMobi, 45% warga India mulai bermain mobile game di smartphone mereka selama pandemi. Kepada Niko Partners, seorang mahasiswa berumur 22 tahun mengungkap, dia mulai bermain mobile game pada tahun lalu. Sekarang, dia menghabiskan sekitar 6-8 jam setiap minggu untuk bermain mobile game.

Seorang pria asal Bhopal berumur 20 tahun mengungkap bahwa hal yang sama juga terjadi dengannya. Dia berkata, “Saya bermain dengan teman dekat saya selama pandemi. Dia adalah tetangga saya dan kami menghabiskan sekitar 3-4 jam setiap minggu untuk bermain game. Rutinitas kami tidak berubah sepanjang pandemi, khususnya sejak gelombang kedua dimulai karena kami tidak lagi bisa keluar dari rumah.”

Bermain game di smartphone adalah hobi yang tidak mahal.

Seiring dengan semakin pulihnya India dari pandemi COVID-19, maka kebiasaan para gamers pun akan kembali berubah. Waktu yang dihabiskan oleh para gamers — baik gamers lama maupun baru — akan menurun saat kehidupan mulai kembali normal. Hal ini dialami oleh seorang instruktur yoga berumur 30 tahun yang tinggal di Hyderabad. Tadinya, dia menghabiskan waktu selama 8 jam seminggu untuk bermain game. Sekarang, dia hanya bisa bermain game selama 30 menit sehari.

Seorang mahasiswa berumur 22 tahun yang tinggal di Bhopal mengungkapkan hal yang sama. “Sebalum ini, saya bermain Ludo King, Psyche, dan Head Ball 2 di smartphone saya selama 4-5 jam dalam seminggu pada minggu pertama lockdown,” ujarnya. “Tapi sekarang, saya jarang punya waktu untuk bermain di ponsel karena saya sekarang sibuk untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian masuk.”

Dampak Pandemi di Industri Game Asia Tenggara

Sama seperti gamers di India atau di dunia, gamers di Indonesia dan Asia Tenggara juga menunjukkan perubahan perilaku karena pandemi. Darang S. Candra, Director for Southeast Asia Research, Niko Partners mengatakan, survei yang dilakukan oleh Niko Partners menunjukkan, sekitar 50-75% gamers di Asia Tengggara menghabiskan waktu lebih banyak untuk bermain game di kala pandemi jika dibandingkan dengan sebelum pandemi.

Ketika ditanya tentang faktor yang mendorong para gamers untuk bermain game selama pandemi, Darang menjawab, “Larangan untuk beraktivitas di luar rumah serta kebutuhan untuk bersosialisasi yang tinggi merupakan pendorong utama bagi gamers Indonesia dan Asia Tenggara untuk bermain game.” Lebih lanjut dia mengatakan, “Gamers di kawasan ini memiliki kecenderungan yang tinggi untuk menjadikan game sebagai bagian dari kebutuhan akan komunitas dan menjalin pertemanan.”

Di Indonesia, kebanyakan game yang dimainkan oleh para gamers adalah game-game esports, khususnya game dengan genre MOBA dan battle royale. Selain itu, gamers di Indonesia juga senang bermain RPG dan game kasual.

Game-game esports jadi game favorit gamers di Indonesia. | Sumber: OkeZone

Di Asia Tenggara, orang-orang yang sebelumnya tidak bermain game pun menjadi tertarik untuk mencoba bermain game. Hal ini terlihat dari meningkatnya angka pertumbuhan gamers di kawasan tersebut. “Dari segi pertumbuhan jumlah pemain game, Niko Partners mengestimasi bahwa ada 10-15% gamers baru pada tahun 2020, lebih tinggi pertumbuhan sebelum pandemi, yang hanya berkisar 6-12%,” ujar Darang.

Darang menjelaskan, bahkan setelah pandemi usai, kemungkinan, jumlah gamers akan tetap naik. Pasalnya, selama pandemi, ada perubahan persepsi masyarakat akan game. Berkat pandemi, bermain game mulai menjadi kegiatan yang lebih diterima oleh masyarakat luas. Selain itu, esports juga menjadi semakin dikenal oleh masyarakat banyak. Meskipun begitu, dia menambahkan, pertumbuhan jumlah gamers setelah pandemi tidak akan setinggi tingkat pertumbuhan jumlah gamers selama pandemi.

Sumber header: Pandaily

EVOS Esports Bakal Ikut di MPL PH S8, Ubisoft Adakan Turnamen Brawlhall di Asia Tenggara

Minggu lalu, ada beberapa kabar menarik seputar dunia esports, baik di tingkat regional maupun global. Salah satunya, EVOS Esports menggandeng Nexplay untuk kembali bertanding di MPL PH. Selain itu, Ubisoft juga mengumumkan bahwa mereka akan menggelar turnamen Brawlhalla di tingkat Asia Tenggara. Di India, ESPL mengumumkan bahwa mereka menjadikan aktor Bollywood, Tiger Shroff, sebagai brand ambassador.

Gandeng Nexplay, EVOS Bakal Kembali Berlaga di MPL PH

EVOS Esports menggandeng Nexplay Esports untuk kembali aktif di skena esports Mobile Legends di Filipina. Pada 2019, EVOS menjadi salah satu organisasi esports dari luar Filipina yang ikut serta di Mobile Legends: Bang Bang Professional League Philippines (MPL PH). Tim EVOS PH mulai berlaga di MPL PH pada Season 3. Hanya saja,  pada akhir Season 4, EVOS memutuskan untuk keluar dari skena Mobile Legends Filipina. Sejak saat itu, mereka telah melewatkan tiga musim dari MPL PH.

Sekarang, tim EVOS-Nexplay akan ikut bertanding di MPL PH Season 8. Sayangnya, roster lengkap dari tim itu belum diumumkan, seperti yang disebutkan oleh Yahoo. Saat ini, empat pemain yang sudah dipastikan akan menjadi bagian dari tim EVOS-Nexplay adalah John Paul “H2wo” Salonga, Renejay “RENEJAY” Barcarse, Tristan “Yawi” Cabrera, dan Setsuna “Dogie” Ignacio.

Ubisoft Umumkan Turnamen Brawlhall untuk Asia Tenggara

Ubisoft umumkan crossover antara Brawlhalla dengan Teenage Mutant Ninja Turtles (TMNT) pada minggu lalu. Keempat kura-kura ninja tersebut akan menjadi Epic Crossover skin untuk empat karakter di Brawlhalla. Leonardo menjadi skin untuk Jiro, Donatello untuk Mirage, Raphael untuk Ragnir, dan Michaelangelo untuk Val. Setiap kura-kura ninja juga akan menggunakan senjata andalan mereka. Crossover dengan TMNT ini menandai munculnya mode baru yang disebut Crew Battles. Dalam Signature Attacks baru, Master Spliter dan Casey Jones akan muncul untuk mendukung pemain, lapor IGN.

Selain crossover dengan TMNT, Ubisoft juga mengumumkan bahwa mereka akan bekerja sama dengan Meta untuk mengadakan empat turnamen Brawlhalla di Asia Tenggara. Seri turnamen yang dinamai SEA Challenger Series itu akan  diadakan setiap minggu, mulai pada 9 Juli 2021 hingga 30 Juli 2021. Menawarkan total hadiah US$5 ribu (sekitar Rp72,4 juta), SEA Challenger Series bisa diikuti oleh semua pemain Brawlhalla di kawasan Asia Tenggara. Selain hadiah uang, 16 pemain terbaik di setiap minggu juga akan mendapatkan item khusus dalam game. SEA Challenger Series juga akan disiarkan di Twitch dan YouTube secara global.

Malaysia Esports League 2021 (MEL21) Siap Digelar, Tawarkan Hadiah Rp698 Juta

Esukan.gg, platform manajemen esports nasional terpusat asal Malaysia, akan menyelenggarakan liga esports tingkat nasional pertama mereka, yang dinamai Malaysia Esports League 2021 (MEL21). Menawarkan total hadiah sebesar MYR200 ribu (sekitar Rp698 juta), MEL21 terbuka untuk semua pemain esports amatir dan semi-profesional dari 13 negara bagian dan 3 kawasan federal di Malaysia.

Malaysia Esports League bakal mengadakan turnamen untuk beberapa game. | Sumber: Issue Wire

MEL21 akan terbagi menjadi dua bagian, yaitu State League dan National League. Sementara game yang diadu dalam liga itu antara lain PUBG Mobile, Mobile Legends: Bang Bang, Dota 2, dan FIFA 21. Dari setiap game, para peserta harus melalui babak kualifikasi di State League. Hanya pemain terbaik di State League yang akan bisa maju ke National League, mewakili negara bagian mereka, menurut laporan Issue Wire.

Aktor Bollywood Tiger Shroff Jadi Brand Ambassador ESPL

Aktor dan penyanyi Bollywood, Tiger Shroff, kini menjadi brand ambassador dari Esports Premier League (ESPL), liga franchise pertama di India. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai kontrak Shroff. Satu hal yang pasti, Shroff merupakan salah satu aktor Bollywood dengan bayaran termahal. Menurut laporan The Esports Observer, Shroff pernah membintangi sejumlah film India populer, seperti Student of the Year 2, War, Munna Michael, dan lain sebagainya. Di kalangan generasi muda India, Shroff juga sangat populer. Tampaknya, hal inilah yang menjadi alasan mengapa ESPL tertarik untuk menggandeng Shroff sebagai brand ambassador.

Tiger Shroff jadi brand ambassador untuk ESPL. | Sumber: The Esports Observer

Ubisoft Kerja Sama dengan Aim Lab

Ubisoft mengumumkan kerja sama mereka dengan platform latihan game shooter, Aim Lab. Kerja sama ini akan berlangsung selama lebih dari satu tahun. Dengan ini, Aim Lab akan menjadi platform resmi untuk mengembangkan skill para pemain Rainbow Six Siege. Di tahun pertama, Aim Lab akan menjadi rekan global dari R6 Pro Circuit dan ditampilkan dalam siaran dari turnamen tersebut. Sementara di tahun kedua, fitur dari Aim Lab akan terintegrasi lebih dalam di Pro Circuit. Mereka akan menampilkan statistik dari para pemain. Selain itu, Aim Lab juga mendapatkan weapon skin eksklusif di R6. Skin tersebut akan menjadi hadiah dari R6 Alm Lab Combine, event yang bertujuan untuk menilai kemampuan para pemain di berbagai skill mekanik, lapor The Esports Observer.

Aplikasi Lionsgate Play Resmi Meluncur di Indonesia, Tawarkan Konten Premium Hollywood dan Bollywood

Setelah sebelumnya mengumumkan kemitraan strategis, aplikasi video streaming Lionsgate Play hari ini (21/4) meresmikan kehadirannya di Indonesia. Mereka menawarkan beragam konten khas Hollywood yang dimiliki oleh Lionsgate Studio dan Starz, juga konten Bollywood ternama dan sajian orisinal mereka. Sebelum di Indonesia, akhir tahun 2020 lalu Lionsngate Play telah resmi meluncur di India.

Dalam acara temu media, President & Chief Executive Officer STARZ Jeffrey A. Hirsch menyebutkan, besarnya jumlah populasi di Indonesia, koneksi teknologi, dan penetrasi internet yang sudah cukup baik, menjadi alasan ideal bagi mereka sehingga memutuskan untuk menjajakan produknya di sini. Ia juga menegaskan, di Indonesia saat ini hanya ada sekitar 2-4 platform yang juga menawarkan layanan serupa [ditinjau dari konten salah satunya], sehingga masih banyak ruang untuk tumbuh di Indonesia.

Di fase awalnya, mereka masih fokus pada konten Hollywood dan Bollywood saja. Namun ke depannya Lionsgate Play juga berencana untuk menambah konten asal Indonesia. Menurut Managing Director SEA & Networks Rohit Jain, saat pandemi menjadi waktu yang tepat bagi Lionsgate Play untuk berinvestasi kepada konten dan fokus kepada pengalaman pengguna. Untuk itu ke depannya akan ditambah lagi konten menarik untuk pengguna premium Lionsgate Play.

“Sebelumnya kami telah meluncurkan layanan ini di India dan mendapatkan respons yang baik dari pasar. Kami juga telah menemukan blue print atau model bisnis yang tepat saat muncul pertama kali di India. Terutama untuk emerging market di Asia, dengan demikian model tersebut bisa direplikasi di pasar lainnya,” kata Rohit.

Untuk mendukung teknologi yang diterapkan di platform, Lionsgate saat ini telah memiliki Tech Developement Center di dua negara yaitu di Denver Amerika Serikat dan di Timur Tengah. Dengan demikian diharapkan mereka bisa memberikan pengalaman pengguna yang terbaik, didukung dengan tampilan UI/UX yang seasmless dan kemudahan mengakses aplikasi.

Menjalin kemitraan strategis

Dalam acara peluncuran Lionsgate Play Indonesia, turut dihadirkan juga tim lokal yang nantinya bertanggung jawab untuk mengelola Lionsgate Play di Indonesia. Mereka di antaranya adalah Guntur Siboro (Country Manager Indonesia), Karina Mahadi (Content Manager), dan Gene Tamesis Jr (SVP Bizdev & Partnerships).

Untuk mendukung pertumbuhan pengguna Lionsgate Play di Indonesia, telah dijalin kemitraan strategis. Mulai dari dengan operator telekomunikasi seperti Telkomsel hingga Indihome. Untuk memudahkan pilihan pembayaran, Lionsgate Play Indonesia juga telah bermitra dengan Gopay, ShopeePay, hingga Doku.

“Tentunya kami juga menawarkan pilihan pembayaran umum lainnya seperti kartu kredit, kartu debit hingga pembayaran melalui billing carrier (potong pulsa). Sesuai dengan esensi perusahaan, kami akan terus menambah kemitraan dengan pihak yang relevan,” kata Guntur.

Meskipun saat ini paket bundling hingga promosi masih tersedia untuk pengguna Telkomsel, namun ke depannya Lionsgate Play juga akan menambah kemitraan dengan operator telekomunikasi lainnya di Indonesia.

Layanan Lionsgate Play menyediakan dua model berlangganan untuk mengakses aplikasi yaitu Rp35.000 per bulan dan Rp179.000 selama setahun. Pilihan harga ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada konsumen Indonesia untuk menikmati hiburan global terbaik dengan harga terjangkau dan kenyamanan mereka.

“Tujuan dari kemitraan ini tentunya adalah berguna bagi kedua belah pihak. Bagi mitra mereka bisa mendapatkan konten beragam dari kami dan tentunya pilihan yang ideal bagi pelanggan mereka,” imbuh Guntur.

Peluang Lionsgate Play di Indonesia

Berbeda dengan pemain lainnya yang lebih dulu telah hadir di Indonesia seperti Disney+Hotstar, pendekatan yang dilakukan oleh mereka adalah secara langsung menawarkan konten orisinal yang beragam asal sineas Indonesia. Netflix sendiri makin agresif menjalin kemitraan strategis dengan sineas lokal, yang tujuannya untuk menambah konten orisinal asal Indonesia.

Namun bagi Lionsgate Play yang selama ini sudah dikenal memiliki konten film asal Hollywood berkualitas yang telah berhasil mendapatkan berbagai penghargaan piala Oscar hingga Golden Globes, diyakini bisa menjadi pemancing bagi pengguna di Indonesia untuk menjadi pelanggan Lionsgate Play.

Selain konten dari perpustakaan milik Lionsgate Studio dan Starz, Lionsgate Play juga telah mengakuisisi konten dari beberapa perusahaan entertainment di mancanegara, seperti dari BBC, Studio Canal dan Summit. Lionsgate Play di Indonesia menargetkan bisa menjangkau jutaan pengguna baru yang mendaftarkan diri menjadi pengguna Lionsgate Play.

“Saat ini Lionsgate telah memiliki sekitar 28 juta pengguna di lebih dari 56 negara. Dengan konten terkurasi tersebut kami berharap bisa memberikan pilihan baru kepada pengguna yang ingin menikmati konten premium,” kata Jeffrey.

Application Information Will Show Up Here

India-Based Ecommercee Enabler Perpule Arrived in Indonesia

Perpule, an Indian e-commerce startup, took its ECommerce + service into Southeast Asia. Indonesia has become one of the main market share targets. Perpule specifically aims for offline retailers in fashion, groceries, electronics, and food.

Perpule Ecommerce+ on the other hand is a service that allows the business customer to create its own website and application. As developed with PWA technology, this service is claimed to be able to improve user experience up to 70%. Perpule also has Perpule UltraPOS which offers cash flow management in the application.

Perpule is quite optimistic targeting to capture 20% market share of e-commerce in Southeast Asia with services that help transform offline retailers into online. Perpule’s internal data states that the Southeast Asian retail market has a value of more than US$700 billion and people are starting to adopt the technology, especially in e-commerce.

“We are delighted to be able to enter the Southeast Asian market and will try to serve customers in the best possible way through technology-based platforms. We are very pleased to be able to officially launched in Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand, Singapore, and the Philippines and will do anything to help retail succeed in their online travel,” Perpule‘s CEO and Co-founder, Abhinav Pathak said.

Perpule team in Bengaluru
Perpule team in Bengaluru

Indonesia to Perpule

Perpule team told DailySocial that they see Indonesia as a country with digital transformation evolved for the past 5-10 years. Also, they believe that Indonesia is the right market for their global investment.

Perpule, with its technology, strives to help Indonesia’s offline retailers. The increasingly mature e-commerce and logistics industry is the right time for Perpule to offer its technology to retail businesses in Indonesia.

“Honestly, because Indonesia has quite a geography and everyone aims to a significant market share. There are some local players and international giants who are trying to penetrate the market, but we are very confident with our strong-offering product and help us navigate the competition,” Pathak explained.

As one of the e-commerce enabler players, Perpule is in competition with some other like Sirclo, Jubelio, EgogoHub Indonesia, 8Commerce, and others. Not to mention there are some other more specific services such as Qasir, Cashlez, Moka, Doku, and iPaymu for POS and Payment Gateway; Pakde and Waresix for warehousing solutions; to large marketplaces such as Tokopedia and Bukalapak which currently held many programs for the digital transformation of business owners.

“We always come with new markets and a very aggressive strategy to accelerate the growth of our global growth ambitions. Indonesia is very close geography and dear to our hearts and we want to help retailers as much as possible in this market to accelerate their e-commerce journey and make them successful,” Pathak added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Startup “E-commerce Enabler” Asal India Perpule Mulai Hadir di Indonesia

Perpule, startup e-commerce enabler asal India membawa layanan mereka ECommerce+ masuk ke Asia Tenggara. Indonesia menjadi salah satu pangsa pasar utama yang menjadi tujuan. Perpule secara spesifik menargetkan peritel offline di bidang fesyen, kebutuhan sehari-hari, elektronik, dan makanan.

Perpule ECommerce+ sendiri merupakan sebuah layanan yang memungkinkan pelanggan bisnis membuat website e-commerce dan aplikasi sendiri. Dibangun dengan teknologi PWA, layanan ini diklaim mampu meningkatkan pengalaman pengguna hingga 70%. Perpule juga memiliki Perpule UltraPOS yang menawarkan pengelolaan arus kas di aplikasi.

Perpule juga cukup optimis dengan menargetkan bisa meraup 20% pangsa pasar e-commerce di Asia Tenggara dengan layanan yang membantu mentransformasikan peritel offline ke online. Data internal Perpule menyebutkan bahwa pasar ritel Asia Tenggara memiliki nilai lebih dari US$700 miliar dan perlahan mulai banyak yang mengadopsi teknologi, khususnya di e-commerce.

“Kami senang bisa terjun ke pasar Asia Tenggara dan akan berusaha melayani pelanggan dengan cara sebaik mungkin melalui platform berbasis teknologi. Kami sangat senang bisa secara resmi mengumumkan kehadiran di Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand, Singapura dan Filipina dan akan melakukan apa pun untuk membantu ritel sukses di perjalanan online mereka.” ungkap CEO dan Co-founder Perpule, Abhinav Pathak.

Tim Perpule di kantor Bengaluru
Tim Perpule di kantor Bengaluru

Perpule melihat Indonesia

Pihak Perpule kepada DailySocial menceritakan bahwa mereka melihat Indonesia sebagai negara dengan transformasi digital yang berkembang dalam 5-10 tahun belakangan. Untuk itu mereka meyakini bahwa Indonesia adalah pasar yang tepat dalam investasi global mereka.

Perpule, dengan teknologi yang dimiliki, juga berusaha untuk membantu peritel offline yang masih cukup banyak di Indonesia. Industri e-commerce dan logistik yang semakin matang menjadi waktu yang tepat bagi Perpule untuk menawarkan teknologi mereka bagi para pebisnis ritel di Indonesia.

“Jujur, karena Indonesia adalah geografi yang sangat istimewa dan semua orang ingin mendapatkan pangsa pasar yang signifikan. Ada sejumlah besar pemain lokal dan raksasa internasional yang mencoba menembus pasar, tetapi kami sangat yakin dengan penawaran produk kami yang berdiri kuat dan dapat membantu kami menavigasi kompetisi,” terang Pathak.

Berada di segmen e-commerce enabler Perpule memang dihadapkan dengan nama-nama seperti Sirclo, Jubelio, EgogoHub Indonesia, 8Commerce, dan lainnya. Belum lagi ada beberapa layanan lain yang lebih spesifik seperti Qasir, Cashlez, Moka, Doku, dan iPaymu untuk POS dan Payment Gateway; Pakde dan Waresix untuk solusi pergudangan; hingga marketplace besar seperti Tokopedia dan Bukalapak yang saat ini juga memiliki banyak program untuk transformasi digital para pemilik bisnis.

“Kami selalu meluncurkan pasar baru dengan strategi yang sangat agresif untuk mempercepat pertumbuhan ambisi pertumbuhan global kami. Indonesia adalah geografi yang sangat dekat dengan hati kami dan kami ingin membantu peritel sebanyak mungkin di pasar ini untuk mempercepat perjalanan e-commerce mereka dan membuat mereka sukses,” imbuh Pathak.

Esports Organizer NODWIN Gaming, Lancarkan Ekspansi ke Region Afrika

Organisasi esports asal India, NODWIN Gaming baru saja membuka daerah operasi terbarunya di Afrika Selatan. Ekspansi internasional NODWIN Gaming dilancarkan setelah membuka kantor NODWIN Gaming internasional di Johannesburg awal tahun 2020.

Sebelumnya NODWIN Gaming sudah menggelar turnamen khusus bagi komunitas gamers dan esports di Afrika Selatan. Turnamen bertajuk Inkosi Super Cup digulirkan secara online sebagai respon atas tertundanya gelaran offline turnamen Umzansi Esports League 2020. Menyusul kesuksesan turnamen di tingkat lokal Afrika Selatan sebelumnya, NODWIN Gaming mengarahkan pandangannya untuk menggelar turnamen yang akan terbuka bagi peserta dari seluruh region Afrika.

Akshat Rathee, Managing Director sekaligus Founder dari NODWIN Gaming, dalam sebuah rilisnya menyatakan, “gelaran turnamen pertama kami di Afrika Selatan memberikan kami gambaran akan komunitas gamers yang antusias di seluruh region Afrika.”

via: Instagram nodwingaming
via: Instagram nodwingaming

Adapun NODWIN Gaming tidak menduga akan datangnya antusiasme yang tinggi dari komunitas di skena esports Afrika Selatan. Di saat yang bersamaan datang juga berbagai respon agar NODWIN gaming menjalankan turnamen di banyak tempat lainnya di region Afrika.

Bila ditilik dari sisi bisnis, NODWIN sudah memiliki pengalaman yang cukup sebagai sebuah organisasi esports. Di skena lokal India NODWIN sudah berulang kali dipercaya untuk bekerja sama dengan esports organizer berskala global seperti, ESL, Dream Hack, dan juga tidak lupa menyebutkan raksasa asal Tiongkok, Tencent.

Terlepas dari industri esports di India yang juga berkembang dengan pesat, NODWIN memutuskan untuk melakukan ekspansi internasional, dimulai dari region Afrika. Hingga saat ini memang Afrika Selatan memiliki potensi yang kurang lebih sama dengan negara berkembang lain di Asia Tenggara atau Asia Selatan.

via: Instaggram nodwingaming
via: Instaggram nodwingaming

Melalui ekspansi internasional di Afrika Selatan, NODWIN Gaming berencana untuk terlebih dahulu membangun ekosistem esports yang teratur di dalamnya. Region Afrika sejauh ini belum banyak dilirik dan diperhatikan oleh komunitas esports global.

Berkembangnya ekosistem esports akan menempatkan region Afrika di peta kompetisi esports internasional. Potensi yang sama dimiliki juga oleh Afrika Selatan dan banyak negara lainnya di region Afrika jika sekilas memperhatikan angka penduduk usia muda, antusiasme akan esports, dan serta perkembangan pengguna internet di Afrika.

 

Logitech Gaming Jalin Kerja Sama dengan Streamer India Shagufta “Xyaa” Iqbal

Perusahaan manufaktur gaming peripheral Logitech menjalin kerja sama dengan streamer dan gamer asal India, Shagufta “Xyaa” Iqbal. Sesuai dengan informasi yang ada di laman media sosial miliknya, Xyaa akan didukung dengan gaming peripheral dari Logitech Gaming.

Sudah sejak lama Logitech eksis dan famliar ekosisotem esports. Berawal dari peripheral yang menunjang kegiatan bekerja, Logitech kemudian beradaptasi dengan mengembangkan lini produk Logitech Gaming. Tercatat di beberapa waktu berbeda, Logitech Gaming menjadi sponsor bagi tim-tim esports besar seperti Astralis, Team Solo Mid, bahkan juga BOOM Esports di Indonesia.

Xyaa | via: Instagram xyaalive
Xyaa | via: Instagram xyaalive

Sedikit lebih jauh tentang kerja sama antara Xyaa dan Logitech, saat ini YouTube channel yang dimulai dan dikembangkan oleh Xyaa sudah menembus angka 200 ribu subscriber. Tidak main-main Xyaa mengembangkan secara mandiri channelnya dari awal tahun 2018, yang pada saat itu konten streaming di India masih menjadi hal yang relatif baru.

Di tahun 2019, Xyaa akhirnya yakin untuk meninggalkan pekerjaan tetapnya dan menjadi streamer profesional. Sebelum memetuskan untuk mundur, sebagai seorang streamer Xyaa juga menghabiskan waktu yang tidak sedikit untuk dapat membangun dan mengembangkan channelnya.

Ketika Xyaa memutuskan memulai streaming, ia berharap bisa mengembangkan dirinya agar tidak menjadi seseorang yang kaku dan pemalu. Sedari kecil Xyaa cukup akrab dengan komputer karena ayahnya juga seorang software developer. Dahulu, ayahnya berlangganan majalah PC yang membuatnya mendapatkan beberapa CD demo game dan kemudian memainkannya di komputer. Kebiasaan itulah yang membentuk Xyaa perlahan berminat dan tertarik pada dunia gaming.

via: Instagram xyaalive
via: Instagram xyaalive

Lebih jauh lagi mengenal Xyaa, kesempatan untuk berinteraksi sesama gamers adalah hal yang mendorongnya untuk melakukan streaming. Meskipun demikian manjadi streamer dan gamer perempuan masih terlalu sering mendapatkan banyak stigma dan perlakuan yang negatif.

Adapun salah satu tantangan menjadi seorang streamer adalah melakukan multitaksing. Seorang streamer sebaiknya bisa menemukan cara paling nyaman untuk bisa tetap berinteraksi dengan viewer, menghibur dan memenangkan game di waktu bersamaan.

Menjadi seorang streamer yang berhasil bisa memberikan ganjaran uang dalam jumlah yang menjanjikan. Namun di sisi lain yang ada juga hal yang tidak terlihat dari kehidupan seorang streamer, yaitu resiko kesehatan fisik, mental, dan kehidupan sosial sehari-hari bisa jadi terganggu. Seorang streamer bisa saja harus menghabiskan waktu 4 bahkan sampai 10 jam sehari untuk streaming, belum lagi jika hal itu dilakukan 6 hari selama sepekan.

Tim Megastars akan Produksi Konten Esports Eksklusif bersama Nimo TV

Organisasi esports asal India baru saja menjalin kerja sama dengan platform layanan streaming Nimo TV. Bersamaan dengan kerja sama tersebut, Nimo TV akan mempersiapkan pembuatan konten ekslusif bersama talenta dari tim Megastars.

Platform layanan streaming Nimo TV yang bermarkas di Tiongkok memang secara agresif melakukan ekspansi ke negara-negara Asia lainnya. Dengan masuknya Nimo TV ke ekosistem esports India di awal Mei 2020, Nimo TV menjalin banyak kerja sama degan streamer dan influencer untuk mempromosilkan platform dan kontennya di skena esports lokal India.

Owais | via: Instagram megastarsesports
Owais | via: Instagram megastarsesports

Pada mulanya tim Megastars dibentuk dari roster divisi PUBG Mobile dan kemudian melebarkan sayapnya ke divisi game lainnya. Meskipun Megastars adalah organisasi esports yang terbilang baru dibentuk, tetapi mereka bisa menunjukkan performa yang baik dalam beberapa turnamen PUBG Mobile di India. Catatan raihan tertinggi tim Megastars adalah lolosnya mereka ke ajang PUBG Mobile World League yang akan bergulir di tanggal 10 Juli 2020 mendatang.

Dengan dijalinnya kerja sama antara tim Megastars dan Nimo TV, maka Nimo TV adalah brand yang menjadi sposnsor pertama bagi tim Megastars. Baru-baru ini tim Megastars juga memperkenalkan roster COD Mobile dan Clash Royal.

Ada hal menarik yang dapat dicermati dari sepak terjang tim Megastars. Menurut info yang beredar, tim Megastart dikabarkan mendapatkan bantuan pemain stand in dari tim Fnatic India yaitu Mohammed “Owais” Lakhani untuk meningkatkan performa mereka di perhelatan PUBG Mobile World League mendatang. Hal ini dapat menunjukkan bahwa tim Megastars memilik potensi yang cukup besar untuk bersinar di skena kompetitif PUBG Mobile di lingkup India dan global.

via: Twitter megagamingcr
via: Twitter megagamingcr

Apabila ditelisik dari sisi bisnis, pasar esports di India adalah pasar yang potensial dan masih bisa berkembang. Dengan keadaan ekonomi yang kurang lebih mirip dengan region Asia Tenggara, angka penetrasi internet dan jumlah pengguna smart phone di India menunjukan tren yang konsisten meningkat. Itulah salah satu alasan mobile esports laku keras di India. Selain Nimo TV, layanan streaming lokal India bernama Loco juga sudah menjalin kerja sama dengan tim Fnatic India dan memproduksi konten ekslusif.

Berkembangnya esports di India ditandai dan didukung juga oleh masuknya beberapa organisasi esports besar seperti Fnatic, TSM, dan bisnis lainnya.

Fnatic dan OnePlus Gelar Kompetisi PUBG Mobile di India

OnePlus telah menjadi sponsor Fnatic sejak Januari 2019. Sementara dalam satu tahun belakangan, salah satu fokus Fnatic adalah memasuki pasar esports India, yang memang tengah berkembang pesat. Setelah mengakuisisi tim PUBG Mobile XSpark, Fnatic juga mempekerjakan Nimish Raut, mantan Senior Manager for Esports untuk Riot Games.

Minggu lalu, Fantic mengumumkan rencana mereka untuk mengadakan kompetisi PUBG Mobile bersama dengan OnePlus. Dalam kompetisi yang dinamai Domin8 ini, para gamer India akan memiliki kesempatan untuk melawan pemain Fnatic, influencer gaming India, serta atlet kriket lokal. Pertandingan akan diadakan dalam tiga babak. Tim yang menang akan mendapatkan smartphone flagship OnePlus.

Fnatic oneplus
Tim PUBG Mobile Fnatic cukup populer di media sosial. | Sumber: The Esports Observer

“Fnatic turun tangan dalam pembuatan konsep dan siaran kompetisi ini. Mengadakan Domin8 ini adalah sesuatu yang ingin kami lakukan bersama dengan OnePlus,” kata Nimish “Nemo” Raut yang kini menjadi Country Lead Fnatic pada The Esports Observer. Tim PUBG Mobile adalah salah satu tim Fnatic yang memiliki fans paling banyak di media sosial, walau roster tersebut juga akan dibubarkan setelah PUBG Mobile Pro League South Asia. Tanmay “ScoutOP” Singh, pemain bintang Fnatic memiliki lebih dari 1 juta pengikut di YouTube dan Instagram. Singh akan turut serta dalam acara Domin8.

Selain Singh, Domin8 juga akan diikuti oleh Luv “Godnixon Gaming” Sharma, kreator konten yang telah menjadi bagian dari Fnatic, Aaditya “Dyanamo Gaming” Sawant, streamer PUBG Mobile terbesar di India dengan 7 juta pengikut di YouTube, serta aktor/influencer Ahsaas Channa, yang tampil dalam web series yang dibuat oleh PUBG Mobile India. Kompetisi Domin8 juga akan diikuti oleh empat atlet kriket India ternama, yaitu Yuzvendra Chahal, KL Rahul, Shreyas Iyer, dan Smriti Mandhana. Para atlet tersebut memiliki jutaan pengikut di media sosial.

“OnePlus adalah rekan global Fnatic dan PUBG Mobile. Mereka punya peran penting dalam memajukan kerja sama dengan kami. Kegiatan ini tidak termasuk dalam rencana awal kami, tapi kami berdua setuju bahwa kompetisi tersebut akan bisa mendorong pertumbuhan industri esports di India,” kata Raut. “Ada beberapa hal yang kami negoisasikan ulang, seperti bagaimana kami akan memperkenalkan merek OnePlus ke masyarakat India. Ke depan, Fnatic dan OnePlus akan melakukan banyak hal bersama.”

PUBG Mobile memang sangat populer di India. Hal ini memungkinkan OnePlus untuk mengakses pasar gamer yang mungkin tak terjangkau oleh Fnatic. “Gaming akan memegang peran penting, tidak hanya untuk perusahaan smartphone, tapi juga untuk banyak perusahaan lain. Promosi melalui esports memungkinkan para merek untuk membuat marketing dan iklan yang menarik.”